Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 DAFTAR ISI Faktor Faktor

advertisement
Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
DAFTAR ISI
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor
Tike Kartika.........................................................................
1
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tjhai Fung Jin dan Dicky Supriatna ..........................................
25
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan NonKeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Rutji Satwiko .........................................................................
37
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Yang
Tercatat Di Bursa Efek Indonesia
Williem Chahya Wijaya ...........................................................
51
Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Widyawati Lekok ................................................................
65
Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Organisasi
Rr. Niken Purbasari ...........................................................
79
Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Return Saham Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Santoso Chandra ...................................................................
91
Pengaruh Profit After Tax, Cash Flow, Debt Equity Ratio, Past Dividend
Per Share, Float, Sales Growth, Dan Firm Size Terhadap Dividend Per
Share
Satriyo Wibowo ....................................................................... 109
Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan
Setia Tjahyanti ....................................................................... 121
Pengaruh Corporate Social Responsibility, Leverage, Rating,
Maturity,Dan Issue Size Terhadap Yield Spread Pada Obligasi Perusahaan
Yang Terdaftar Dalam Pemeringkat Efek Indonesia
Stella .................................................................................. 135
Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
Kebijakan Editorial
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI
secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan
penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis
ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis
dan akuntansi.
JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah
dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA
dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan
mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku
untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan
profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi.
Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif
terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan
hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada
JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh
Editor.
Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan
(hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA :
Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti
Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440
Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480
E-mail : [email protected]
Pedoman Penulisan Artikel
Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika
penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang
digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan
dimuat pada JBA.
A. BENTUK TULISAN
Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab
(heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang
disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal ( bold)
dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai
berikut:
PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah)
Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri)
Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri)
B. SISTIMATIKA PENULISAN
Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri
empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan e mail penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian,
motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan
pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai
landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda
Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data,
definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang
menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang
berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian
selanjutnya, serta 7) Referensi.
C. ABSTRAK
Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan
yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia).
Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda
atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi
(apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca
sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti
dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks
artikel.
D. FORMAT
1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata.
2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x
11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga
setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented
style).
3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time
new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan
gambar.
4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks.
5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas
penulis.
6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor
urut halaman.
7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan
menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau
kuisioner.
8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika
digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas
matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan
ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya
disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun.
9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis
gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol
%.
10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan
rata marjin kanan.
E. TABEL DAN GAMBAR
1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari
hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel.
2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas
kiri tabel.
3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di
bawah gambar.
4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di
akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan
teks untuk mencantumkan tabel dan gambar.
5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal
hanya pada judul kolom dan akhir tabel.
6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi
tabel, gambar dan sumber kutipan.
F. KUTIPAN DAN REFERENSI
1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup
yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor
halaman jika dipandang perlu.
Contoh:
a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan
nomor halaman (Jones 1987: 115)
b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973)
c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985)
d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman
1986)
e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika
tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b)
f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya
menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994).
2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber
kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut:
a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi
b. Susunan setiap referensi:
1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama
jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman,
(alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari
internet).
2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit:
nama penerbit.
3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel.
nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan,
halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari
internet).
4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul,
skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web
dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet).
5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama
surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan
tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet).
Contoh:
Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of
Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision
Process, Vol.53 (November).
Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for
Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1,
(http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997).
Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara
Daftar
Belanja.
Detikcom,
(http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/,
24
Juni 2008).
Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York:
Irwin, Mc Graw Hill Companies.
Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job
Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and
Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation.
Lexington: University of Kentucky.
Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The
Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636.
. 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate
investment intentions, The Journal of the American Taxation
Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19.
Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian
Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi
Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial.
Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics
Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17.
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 1-24
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR
TIKE KARTIKA
STIE Trisakti
[email protected]
Abstarct: The objective of this research is to examine and obtain empirical
evidence of the factors that influence auditor performance. There are 6
variable used in this study, the variables of audit structure, role conflict,
organizational commitment, organizational behavior, good corporate
governance, auditor’s independency as the independent variables and auditor
performance as the dependent variable. This research is done at DKI Jakarta
in 2011. The criteria of sample is the auditor must have graduated at least
from bachelor degree and has experience as an auditor at least for two years.
The population in this research is all auditors working at Public Accounting
Firm in DKI Jakarta based on Directory List 2011 which is published by Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Data collected using
questionnaires
submitted directly to auditor are listed in Public Accounting Firm. Number of
questionnaires distributed are 180 copies, and 147 copies have been
returned, there are 110 copies of questionnaires can be used as the research
sample. Purposive sampling method is used to obtain the samples. This
research is uses multiple regression analysis as the data analysis method in
this research. Based on hypothesis testing, it shows that there are three
variables of independent in this research audit structure, role conflict, and
organizational commitment affect auditor performance. On the other hand
the organizational behavior, good corporate governance, and auditor’s
independency do not affect to auditor performance.
Keywords: Audit Structure, Role Conflict, Organizational Commitment,
Organizational
Behavior,
Good
Corporate
Governance,
Auditor’s Independency, and Auditor Performance.
Kedua belah pihak bekerja sama
dalam
memanipulasi
laporan
keuangan
sehingga
merugikan
berbagai pihak baik itu pihak
eksternal dan internal perusahaan.
Semakin banyaknya kasus
manipulasi
akuntansi
seperti
pengungkapan opini
kewajaran
suatu perusahaan dan memanipulasi
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi banyak
terjadinya kasus akuntansi pada
perusahaan besar yang terjadi
beberapa tahun silam seperti Enron
dengan KAP Arthur Endersen yang
sudah melanggar kode etik akuntan
publik dalam melakukan tugasnya.
1
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
laporan keuangan yang dilakukan
oleh KAP membuat masyarakat
menjadi kurang percaya dengan
kinerja auditor. Kejadian tersebut
membuat kredibilitas dan kinerja
auditor semakin dipertanyakan di
mata
masyarakat.
Sehingga
masyarakat mengambil kesimpulan
bahwa kinerja auditor semakin
lama semakin
buruk.
Kinerja
auditor menjadi sorotan tajam di
mata masyarakat berkaitan dengan
hal-hal tersebut.
Pandangan
negatif
masyarakat terhadap KAP mulai
sirna semenjak Federal Amerika
Serikat mengesahkan
Sarbanes
Oxley Act. Senator Paul Sarbanes
dan anggota dewan Michael Oxley
memprakasai Sarbanes Oxley Act
untuk memperkuat standar audit
yang telah ada bagi perusahaan dan
kantor akuntan publik. Kinerja
auditor memiliki peranan yang
sangat penting dalam menentukan
kualitas KAP dan sebagai patokan
bagi klien maupun
masyarakat
dalam menilai hasil audit.
Dari
tahun
ke
tahun
pertumbuhan jumlah KAP semakin
meningkat, maka jasa audit atas
laporan keuangan oleh KAP sangat
dibutuhkan
bagi
seluruh
perusahaan, terutama perusahaan
go public untuk menarik perhartian
para investor dalam berinvestasi di
perusahaan mereka dan profesi
auditor sangat dibutuhkan bagi
perusahaan untuk menilai apakah
laporan keuangan yang dibuat oleh
manajemen sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku. Situasi ini
menuntut auditor untuk bekerja
dengan baik agar dapat menilai
laporan keuangan
perusahaan
secara akurat, menjunjung tinggi
kode
etika
profesinya
dalam
memberikan opini audit yang dapat
2
November 2012
dipertanggungjawabkan
pada
masyarakat.
Menanggapi
beberapa
masalah-masalah
yang
terjadi
mengenai kinerja auditor maka
peneliti
termotivasi
untuk
melakukan
penelitian
yang
berkaitan dengan kinerja auditor.
Hal pertama yaitu untuk menguji
sejauh mana struktur audit, konflik
peran,
pemahaman
good
governance,
budaya
organisasi,
komitmen
organisasi,
dan
independensi
auditor
mempengaruhi kinerja auditor pada
KAP di DKI Jakarta.
Hal kedua yaitu topik ini
menarik untuk diteliti karena dalam
menilai kinerja auditor dapat
dilihat dari berbagai faktor baik itu
faktor internal dan faktor eksternal
yang terdapat pada auditor. Hal
ketiga yaitu adanya penelitian–
penelitian terdahulu
meneliti
kinerja auditor dan memberikan
hasil yang kurang konsisten antara
penelitian satu dengan penelitian
yang lain. Hal ini memicu peneliti
ingin melakukan penelitian ini
dengan menggunakan para auditor
di Kantor Akuntan Publik yang ada
di DKI Jakarta tahun 2011 sebagai
objek penelitian.
Penelitian ini merupakan
pengembangan
dari
penelitian
Fanani et al. (2008). Penelitian ini
memiliki perbedaan dari penelitian
sebelumnya
sebagai
berikut:
Pertama,
mengembangkan
penelitian
terdahulu
dengan
menambahkan variabel independen
yaitu
komitmen
organisasi,
independensi
auditor,
budaya
organisasi, dan pemahaman good
governance
yang
merupakan
replikasi dari Yuskar dan Devisia
(2011)
untuk
mengetahui
pengaruhnya
terhadap
kinerja
ISSN: 1410 -9875
auditor. Kedua, dari segi lokasi
sampel
penelitian.
Penelitian
terdahulu melakukan
penelitian
terhadap kinerja auditor di Jawa
Timur, dan pada penelitian ini
menggunakan auditor di
DKI
Jakarta. Ketiga, penelitian ini
menggunakan metoda purposive
sampling. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendapatkan bukti
empiris
mengenai
pengaruh
struktur audit, konflik peran,
independen komitmen organisasi,
independensi
auditor,
budaya
organisasi, dan pemahaman good
governance yang terhadap kinerja
auditor.
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulisan sebagai berikut,
pertama pendahuluan menjelaskan
mengenai
latar
belakang
penelitian,
masalah
penelitian,
tujuan dan manfaat penelitian,
serta sistematika penulisan. Kedua,
menjelaskan mengenai landasan
teoritis, hasil penelitian terdahulu
dan hipotesis penelitian. Ketiga,
metoda penelitian terdiri atas
pemilihan
sampel,
definisi
operasional
variabel
dan
pengukuran
variabel.
Keempat,
analisis dan pembahasan mengenai
hasil yang diperoleh. Terakhir,
penutup yang berisi kesimpulan,
keterbatasan penelitian dan saran
untuk penelitian selanjutnya.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kinerja Auditor
Kinerja
(prestasi
kerja)
auditor adalah suatu hasil karya
yang dicapai oleh seorang auditor
dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan
atas
kecakapan,
Tike Kartika
pengalaman, dan kesunguhan waktu
yang
diukur
dengan
mempertimbangkan
kuantitas,
kualitas, dan ketetapan waktu
(Lawalata et al. 2011). Pengertian
kinerja auditor menurut Mulyadi
(1998, 11) dalam Trisnaningsih 2007
adalah
akuntan
publik
yang
melaksanakan
penugasan
pemeriksaan (examination) secara
obyektif atas laporan keuangan
suatu perusahaan atau organisasi
lain
dengan
tujuan
untuk
menentukan
apakah
laporan
keuangan
tersebut
menyajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku
umum,
dalam semua hal yang material,
posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan.
Struktur Audit
Struktur audit adalah sebuah
pendekatan sistematis terhadap
auditing yang
dikarakteristikkan
oleh langkah–langkah penentuan
audit, prosedur rangkaian logis,
keputusan,
dokumentasi,
dan
menggunakan sekumpulan alat dan
kebijakan audit yang komprehensif
dan terintegrasi untuk membantu
auditor melakukan audit (Bowrin
1998).
Penggunaan
pendekatan
struktur audit memiliki keuntungan
yaitu dapat mendorong efektifitas
dan efisiensi, mengurangi litigasi
yang dihadapi KAP, mempunyai
dampak
positif
terhadap
konsekuensi sumber daya manusia,
dan dapat memfasilitasi diferensiasi
pelayanan atau kualitas (Ramadhan
2011). Berdasarkan hasil uraian
tersebut, hipotesis yang dapat
diajukan adalah sebagai berikut:
Ha1: Struktur audit berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
3
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Konflik Peran
Konflik
peran
ini
timbul
karena mekanisme pengendalian
birokrasi organisasi tidak sesuai
dengan norma, aturan, etika, dan
kemandirian
professional
(Ramadhan 2011). Konflik peran
dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman dalam bekerja dan dapat
menurunkan motivasi kerja auditor
karena
mempunyai
dampak
terhadap perilaku individu, seperti
timbulnya
ketegangan
kerja,
banyak
terjadi
perpindahan
pekerja,
penurunan
kepuasan
kerja, sehingga dapat menurunkan
kinerja auditor secara keseluruhan
(Ramadhan 2011).Berdasarkan hasil
uraian tersebut, hipotesis yang
dapat diajukan adalah sebagai
berikut:
Ha2: Konflik peran berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Budaya Organisasi
Menurut Yuskar dan Devisia
(2011)
budaya
organisasi
merupakan
pola
pemikiran,
perasaan, dan tindakan dari suatu
kelompok sosial yang membedakan
dengan kelompok sosial lainnya.
Budaya organisasi juga merupakan
salah satu variabel penting bagi
pemimpin,
karena
budaya
organisasi mencerminkan nilai-nilai
yang diakui dan menjadi pedoman
bagi pelaku anggota organisasi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ha3: Budaya organisasi berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Komitmen Organisasi
Menurut Yuskar dan Devisia
(2011)
komitmen
organisasi
merupakan kondisi dimana pegawai
sangat tertarik terhadap tujuan,
4
November 2012
nilai-nilai,
dan
sasaran
organisasinya. Komitmen organisasi
didefinisikan sebagai: (1) Sebuah
kepercayaan pada dan penerimaan
terhadap tujuan-tujuan dan nilainilai
organisasi,
(2)
Sebuah
kemauan untuk menggunakan usaha
yang
sungguh-sungguh
guna
kepentingan organisasi, (3) Sebuah
keinginan
untuk
memelihara
keanggotaan
dalam
organisasi
(Aranya
et
al.
1981
dalam
Trisnaningsih 2004). Berdasarkan
uraian tersebut, maka hipotesis
yang diajukan adalah sebagai
berikut:
Ha4:
Komitmen
organisasi
berpengaruh
terhadap
kinerja
auditor.
Pemahaman Good Governance
Good governance merupakan
prinsip pengelolaan
perusahaan
yang bertujuan untuk mendorong
kinerja
perusahaan
serta
memberikan nilai ekonomis bagi
pemegang
saham
maupun
masyarakat secara umum. Prinsip
ini diperlukan sebagai upaya untuk
meraih kembali
kepercayaan
investor dan kreditur, memenuhi
tuntutan
global,
meminimalkan
kerugian dan biaya
pencegahan
atas penyalahgunaan
wewenang
oleh pengelola, meminimalkan cost
of capital, meningkatkan
nilai
saham
perusahaan
serta
mengangkat
citra
perusahaan
(Trisnaningsih 2007). Berdasarkan
uraian tersebut, maka hipotesis
yang diajukan adalah sebagai
berikut:
Ha5: Pemahaman good governance
berpengaruh
terhadap
kinerja
auditor.
ISSN: 1410 -9875
Independensi Auditor
Independensi
merupakan
standar umum nomor dua dari tiga
standar auditing yang ditetapkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
yang menyatakan bahwa dalam
semua hal yang berhubungan
dengan penugasan, independensi
dalam
sikap
mental
harus
dipertahankan
oleh
auditor
(Lawalata et al. 2011). Menurut
Trisnaningsih (2007) independensi
akuntan publik merupakan salah
satu karakter sangat penting untuk
profesi akuntan publik di dalam
melaksanakan
pemeriksaan
akuntansi (auditing) terhadap
kliennya.
Berdasarkan
uraian
tersebut, maka hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
Ha6:
Independensi
auditor
berpengaruh
terhadap
kinerja
auditor.
METODA PENELITIAN
Pemilihan
Sampel
dan
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan
para akuntan publik yang bekerja di
KAP di wilayah DKI Jakarta sebagai
responden
penelitian.
Teknik
pemilihan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu metode
purposive sampling.
Sampel
yang
memenuhi
kriteria
dalam
penelitian
ini
sebanyak 110 orang responden yang
melakukan pekerjaan
auditing,
telah memiliki pengalaman kerja
selama 2 tahun atau lebih, dan
memiliki pendidikan minimal S1.
Data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh melalui penyebaran
kuesioner yang dilakukan secara
langsung dengan mengunjungi KAP
Tike Kartika
dimana
para
akuntan
publik
tersebut bekerja. Adapun prosedur
pemilihan sampel dijelaskan dalam
tabel terlampir.
Definisi
Operasional
dan
Pengukuran Variabel
Struktur Audit
Struktur audit merupakan
sebuah
pendekatan
sistematis
terhadap
auditing
yang
dikarakteristikkan oleh langkahlangkah penentuan audit, prosedur
rangkaian
logis,
keputusan,
dokumentasi, dan menggunakan
sekumpulan alat-alat dan kebijakan
audit
yang
komprehensif dan
terintegrasi
untuk
membantu
auditor melakukan audit (Bowrin
1998). Instrumen ini terdiri dari dua
bagian, bagian pertama terdiri dari
2
butir
pertanyaan
dengan
menggunakan skala likert 5 poin
yaitu poin 1 (sangat tidak rinci),
poin 2 (tidak rinci), poin 3 (cukup),
poin 4 (rinci), dan poin 5 (sangat
rinci). Sedangkan bagian kedua
terdiri dari 3 butir pertanyaan
dengan menggunakan skala likert 5
poin yaitu untuk poin 1 (tidak
pernah), poin 2 (pernah), poin 3
(kadang-kadang), poin 4 (sering),
dan poin 5 (sangat sering).
Konflik Peran
Konflik peran timbul karena
adanya dua perintah berbeda yang
diterima secara bersamaan dan
pelaksanaan
atas
salah
satu
perintah saja akan mengakibatkan
diabaikan
perintah
yang
lain
(Agustina 2009). Instrumen
ini
terdiri dari 8 butir pertanyaan.
Masing-masing
butir
pertanyaan
diukur dengan menggunakan skala
likert 5 poin. Poin 1 (tidak pernah),
poin 2 (hampir tidak pernah), poin
5
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
3 (kadang-kadang), poin 4 (sering),
dan poin 5 (selalu).
Budaya Organisasi
Budaya
Organisasi
(organization culture) merupakan
nilai-nilai
dominan
yang
disebarluaskan dalam perusahaan
dan diacu sebagai filosofi kinerja
karyawan.
Variabel
budaya
organisasi dalam penelitian
ini
diukur
dengan
menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh
Hofstede
(1990)
dalam
Trisnaningsih
(2007).
Instrumen
terdiri dari 4 elemen budaya
organisasi yang berorientasi pada
orang dan 4 elemen budaya
organisasi yang berorientasi pada
pekerjaan. Instrumen ini
terdiri
dari 8 butir pertanyaan. Masingmasing butir pertanyaan diukur
dengan menggunakan skala likert 5
poin. Poin 1 (tidak sangat setuju),
poin 2 (tidak seuju), poin 3 (raguragu), poin 4 (setuju), poin 5
(sangat setuju).
Komitmen organisasi
Komitmen
Organisasi
didefisinikan sebagai kekuatan yang
bersifat relatif dari individu dalam
mengidentifikasi
keterlibatan
dirinya ke dalam organisasi. Hal ini
merefleksikan sikap individu akan
tetap sebagai anggota organisasi
yang ditunjukkan dengan kerja
kerasnya.
Variabel
komitmen
organisasi
diukur
dengan
menggunakan
instrumen
yang
dikembangkan oleh Meyer dan Allen
(1984),
telah direplikasi oleh
Trisnaningsih
(2007).
Instrumen
terdiri dari 7 item komitmen
organisasi affective dan 5 item
komitmen continuance.
Instrumen ini terdiri dari 12
butir pertanyaan. Masing-masing
6
November 2012
butir pertanyaan diukur dengan
menggunakan skala likert 5 poin
yaitu untuk poin 1 (sangat tidak
setuju), poin 2 (tidak setuju), poin
3 (netral), poin 4 (setuju), poin 5
(sangat setuju).
Pemahaman Good Governance
Pemahaman
good
governance didefinisikan seberapa
jauh pemahaman atas konsep tata
kelola perusahaan yang baik oleh
para
auditor.
Instrumen
pemahaman atas good governance
diukur
dengan
menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh
Indonesian Institute of Corporate
Governance diukur dengan empat
indikator variabel yaitu: prinsip
keadilan,
transparansi,
akuntabilitas,
dan
pertanggungjawaban (Trisnaningsih
2007).
Instrumen ini terdiri dari 8
butir pertanyaan. Masing-masing
butir pertanyaan diukur dengan
menggunakan skala likert 5 poin
yaitu untuk poin 1 (sangat tidak
setuju), poin 2 (tidak setuju), poin
3 (netral), poin 4 (setuju), poin 5
(sangat setuju).
Independensi Auditor
Independensi
auditor
merupakan
dasar
utama
kepercayaan masyarakat
pada
profesi
akuntan
publik
dan
merupakan salah satu faktor yang
sangat penting untuk menilai mutu
jasa audit. Variabel independensi
auditor dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan instrumen
yang dikembangkan Mautz
dan
Sharaf
(1961,
206)
dalam
Trisnaningsih
(2007)
yaitu:
independensi penyusunan program,
independensi
investigatif,
dan
independensi pelaporan. Instrumen
ISSN: 1410 -9875
ini terdiri dari 11 butir pertanyaan.
Masing-masing
butir pertanyaan
diukur dengan menggunakan skala
likert 5 poin yaitu untuk poin 1
(sangat tidak setuju), poin 2 (tidak
setuju), poin 3 (netral), poin 4
(setuju), poin 5 (sangat setuju).
Kinerja Auditor
Kinerja auditor adalah hasil
kerja yang dicapai oleh seseorang
dalam
melaksanakan
tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan padanya, dan menjadi
salah satu tolok
ukur
yang
digunakan
untuk
menentukan
apakah suatu
pekerjaan
yang
dilakukan akan baik atau sebaliknya
(Kalbers dan Fogarty 1995 dalam
Fanani et al. 2008). Instrumen ini
terdiri dari 7 butir pertanyaan.
Masing-masing
butir
pertanyaan
diukur dengan menggunakan skala
likert 5 poin. Poin 1 (sangat tidak
setuju), poin 2 (tidak setuju), poin
3 (ragu-ragu), poin 4 (setuju), poin
5 (sangat setuju).
Penelitian ini menggunakan
model
regresi
untuk
menguji
hipotesis yang dirumuskan sebagai
berikut:
Y=b0+b1SA+b2KP+b3BO+b4KO+b5GG+
b6IA+℮
Dengan
keterangan:
Y=
besarnya nilai variabel kinerja
auditor,
bo:besarnya
nilai
konstanta tetap, SA= besarnya nilai
variabel
struktur
audit,
KP=
besarnya nilai variabel konflik
peran, BO= besarnya nilai variabel
budaya organisasi, KO= besarnya
nilai variabel komitmen organisasi,
GG=
besarnya
nilai
variabel
pemahaman good governance, IA=
besarnya
nilai
variabel
independensi auditor, ℮= error
(variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam model).
Tike Kartika
HASIL PENELITIAN
Berikut ini merupakan hasil
dari setiap uji yang dilakukan atas
sampel
yang
dipakai
dalam
penelitian ini adalah
sebagai
berikut:
Uji Statistik deskriptif
Hasil uji statistik deskriptif dapat
dilihat pada lampiran.
Uji Validitas
Hasil
uji
validitas
menunjukkan bahwa setiap butir
pertanyaan atas variabel-variabel
yang diuji, mempunyai nilai sig
lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti
setiap pertanyaan tersebut adalah
valid.
Uji Reliabilitas
Hasil
uji
reliabilitas
menunjukkan
bahwa
nilai
Cronbach's Alpha atas
setiap
variabel
adalah
diatas
0,7.
Kesimpulannya
adalah
bahwa
seluruh pertanyaan dari variabelvariabel
tersebut
merupakan
reliabel.
Uji Normalitas Residual
Hasil uji normalitas adalah
dalam Asymp.
Sig.
(2-tailed)
bernilai sebesar 0,660 lebih besar
dari 0,05. Hal ini menunjukkan
variabel-variabel dalam penelitian
ini berdistribusi secara normal.
Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas
telah menunjukkan bahwa masingmasing variabel mempunyai nilai
tolerance di atas 0,1 dan nilai
untuk VIF dibawah angka 10, maka
model regresi dalam penelitian ini
dapat di simpulkan bahwa tidak
terjadi multikolinearitas.
7
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas
menggunakan uji glejser, dapat
disimpulkan bahwa model regresi
dalam penelitian ini terindikasi
masalah
heteroskedastisitas,
karena terdapat variabel komitmen
organisasi dan independensi auditor
yaitu yang
memiliki
nilai
signifikansi lebih kecil dari alpha
(0,05).
Uji F
Tabel 7 Hasil Uji
Heteroskedastisitas
Uji t
Uji Autokorelasi
Hasil
uji
autokorelasi
menggunakan uji Bruesch-Godfrey.
Nilai signifikansi residual pada
penelitian ini adalah 0,016 lebih
kecil dari 0,05. Hal ini
berarti
terjadi autokorelasi atau terdapat
korelasi
antara
kesalahan
pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (sebelumnya).
Uji R dan Uji Adjusted R2
Hasil Uji R yang ditunjukkan
pada tabel adalah sebesar 0.509
yang
dapat
diartikan
bahwa
hubungan
antara
variabel
independen
dengan
variabel
dependen adalah kuat dan positif.
Nilai adjusted R2 yang terdapat
dalam tabel adalah sebesar 0.216
yang artinya besarnya variasi dari
variabel dependen (Kinerja Auditor)
yang dapat dijelaskan oleh variabel
independen (Struktur Audit, Konflik
Peran,
Budaya
Organisasi,
Komitmen Organisasi, Pemahaman
Good
Governance,
dan
Independensi
Auditor)
adalah
sebesar 21,60% dan sisanya 78,40%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak dijelaskan dalam model
regresi ini.
8
November 2012
Nilai Sig F yaitu sebesar
0.000 lebih kecil dari nilai Alpha
(0,05). Kesimpulan yang dapat
diambil dari model regresi dalam
penelitian ini adalah
seluruh
variabel
independen
secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap variabel dependen dan
model ini fit dengan data penelitian
serta layak untuk digunakan.
Variabel
struktur
audit
memiliki nilai Sig. 0,007 yang
berarti lebih kecil dibandingkan
dengan tingkat signifikansi sebesar
0,05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa Ha1 diterima,
yang menunjukkan bahwa struktur
audit berpengaruh terhadap kinerja
auditor. Penggunaan struktur audit
dapat membantu auditor dalam
melaksanakan tugasnya menjadi
lebih
baik,
sehingga
dapat
meningkatkan kinerja auditor.
Variabel
konfik
peran
memiliki nilai Sig. 0,00 yang berarti
lebih kecil dibandingkan signifikansi
sebesar 0,05. Oleh karena
itu,
dapat disimpulkan bahwa Ha2
diterima, yang menunjukan bahwa
konflik peran berpengaruh terhadap
kinerja auditor. Konflik peran yang
merupakan suatu gejala psikologis
yang dialami oleh auditor yang
timbul
karena
adanya
dua
rangkaian
tuntutan
yang
bertentangan
sehingga
menyebabkan rasa tidak nyaman
dalam bekerja secara potensial bisa
menurunkan
motivasi
kerja,
sehingga bisa menurunkan kinerja
secara keseluruhan.
Variabel budaya organisasi
memiliki nilai Sig. sebesar 0,236
yang
berarti
lebih
besar
dibandingkan
dengan
tingkat
ISSN: 1410 -9875
signifikansi sebesar 0,05. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan
bahwa Ha3 tidak dapat diterima,
yang menunjukkan bahwa budaya
organisasi tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja auditor. Hal ini
disebabkan auditor yang tidak
memiliki komitmen
terhadap
tempat dia bekerja maka auditor
tersebut sulit untuk menerapkan
budaya organisasi di tempat dia
bekerja.
Variabel komitmen organisasi
memiliki nilai Sig. sebesar 0,012
yang
berarti
lebih
kecil
dibandingkan
dengan
tingkat
signifikansi sebesar 0,05. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan
bahwa Ha4 dapat diterima, yang
menunjukkan
bahwa
komitmen
organisasi
memiliki
pengaruh
terhadap kinerja auditor. Hal ini
menunjukkan
bahwa
seorang
auditor yang memiliki komitmen
yang tinggi terhadap organisasi
dimana dia bekerja, maka akan
timbul rasa memiliki terhadap
organisasi sehingga dia akan merasa
senang dalam bekerja dan dia akan
bekerja sebaik mungkin untuk
organisasinya
tersebut
sehingga
kinerjanya akan meningkat.
Variabel pemahaman good
governance memiliki nilai Sig. 0,324
yang
berarti
lebih
besar
dibandingkan
dengan
tingkat
signifikansi sebesar 0,05. Oleh
karena itu Ha5 tidak diterima, yang
menunjukkan bahwa pemahaman
good governance tidak berpengaruh
terhadap kinerja auditor. Hal ini
menunjukkan bahwa baik atau
kurangnya
pemahaman
auditor
tentang
pemahaman
good
governance
tidak
akan
mempengaruhi
secara
langsung
kinerja auditor pada KAP tersebut.
Tike Kartika
Variabel
independensi
auditor memiliki nilai Sig. 0,158
yang
berarti
lebih
besar
dibandingkan
dengan
tingkat
signifikansi sebesar 0,05. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan
bahwa Ha6 tidak diterima, yang
menunjukkan bahwa independensi
auditor tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja seorang auditor.
Hal ini menunjukkan independensi
auditor tidak mampu menjelaskan
secara kuat keragaman yang ada
pada kinerja auditor.
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis, maka peneliti mengambil
kesimpulan bahwa struktur audit,
konflik
peran,
dan komitmen
organisasi berpengaruh terhadap
kinerja auditor, sedangkan budaya
organisasi,
pemahaman
good
governance,
dan
independensi
auditor tidak berpengaruh terhadap
kinerja auditor.
Keterbatasan penelitian ini
adalah (1) Pengisian
kuesioner
hanya pada responden
pada
jabatan junior auditor dan senior
auditor. (2) Terdapat dua variabel
yang tidak memenuhi uji asumsi
klasik untuk uji heteroskedastisitas,
yaitu komitmen organisasi dan
independensi auditor serta terjadi
autokorelasi. (3) variabel-variabel
independen
yang
digunakan
merupakan faktor eksternal saja
Rekomendasi
yang
dapat
penulis berikan adalah (1) Pengisian
kuesioner
diperluas
dengan
responden yang memiliki jabatan
seperti manajer dan partner. (2)
Dalam
penelitian
selanjutnya
diharapkan
menambah
jumlah
sampel
untuk
menghindari
9
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
terjadinya heteroskedastisitas dan
autokorelasi.
(3)
Penelitian
selanjutnya sebaiknya menambah
November 2012
jumlah variabel independen yang
mencakup faktor internal yang
mempengaruhi kinerja auditor.
REFERENSI:
Agustina, Lidya. 2009. Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan
Kelebihan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor
(Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik yang Bemitra dengan Kantor
Akuntan Publik Big Four di Wilayah DKI Jakarta). Jurnal Akuntansi, Vol.
1, No.1, halaman 40-69.
Amilin dan Ulfah Apriani. 2009. Analisis Pengaruh Orientasi Profesional
terhadap Kinerja Auditor Konflik Peran sebagai Variabel Interverning.
Jurnal Ilmiah ESAI Vol. 3, No. 2, halaman 420-427.
Asih, Rike D. 2006. Pengaruh Interaksi Locus of Control Auditor dan Struktur
Audit terhadap Kinerja Auditor (Studi pada KAP di Kota Surabaya dan
Malang). Jurnal Ilmiah Bidang Manajemen & Akuntansi, Vol. 3, No. 2,
Hlm. 121-143.
Assegaf, Yasmin U,. 2005. Pengaruh Konflik Peran dan Stress Kerja terhadap
Komitmen Organisasi (Studi pada Akuntan Publik dan Akuntan
Pemerintah di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005).
Jurnal
Akuntansi dan Bisnis, Vol. 5, No. 2, Hlm. 91-106.
Bowrin, Anthony R. 1998. Review and Synthesis of Audit Structure Literature.
Journal of Accounting Literature, Vol. 17: 40-71.
Cahyono, Dwi dan Ghozali, Imam, 2002. Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasi
dan Konflik Peran terhadap Hubungan Kepuasan Kerja dengan
Komitmen Organisasi: Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 3, Hlm. 341-364.
Castellani, Justinia. 2008. Pengaruh Kompetensi dan Indepedensi Auditor
pada Kualitas Audit. Trikomonika Vol.7, No. 2, halaman 123-132
Dewi, Amilin R,. 2008. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan
Kerja Akuntan Publik dengan Role Stress Variabel Moderating. JAAI,
Vol. 12, No. 1, Hlm. 13-24.
Fanani, Zaenal, Hanif Rheny A, dan Subroto. 2008. Pengaruh Struktur Audit,
Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 5, No 2, Hlm. 139-155.
Fisher, Richard T,. 2001. Role Stress a Type of Behavior Pattern and External
Auditor Job Satisfaction and Performance. Behavioral Research in
Accounting, Vol. 13: 134-170.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisa Multivariate dengan Program IBM SPSS
19, edisi 5. Semarang: Universitas Diponegoro.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis.
Cetakan Pertama, Edisi Pertama. Yogyakarta:BPFE.
Jogiyanto. 2011. Survei Pedoman Kuesioner: Pengembangan Kuesioner
Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon, edisi 2. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
10
ISSN: 1410 -9875
Tike Kartika
Karsono. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja dengan
Motivasi dan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Pemediasi.
Jurnal
Akuntansi dan Bisnis Vol. 8, No.2, halaman 151-164.
Kawet, Lotje. 2005. Analisis tentang Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja,
dan
Prestasi Kerja. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 3, No. 3, halaman 197203.
Khikmah, Siti Noor dan Sinung, Didik. 2008. Pengaruh Gaya kepemimpinan,
Kultur Organisasi, dan Struktur Audit terhadap Komunikasi dalam Tim
Audit. Jurnal bisnis dan ekonomi, Vol. 6, No. 2, Hlm. 189-196.
Lawalata, Josina., Darwis Said, dan Mediaty. 2011. Pengaruh Independensi
Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kpemimpinan, dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. (Studi Empiris pada KAP di
Makassar). Jurnal Ekonomi November, halaman 1-9.
Meutia, Inten. 2004. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen
Laba
Untuk KAP big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset akuntansi Indonesia Vol.7
No. 3, halaman 333-350.
Muhamad, Rifqi. 2005. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Komunikasi
dalam
Tim Audit. JAAI Vol. 9 No. 2, halaman 167-187.
Murtanto dan Melva Djasmin. 2005. Analisa Hubungan Tindakan Supervisi dan
Budaya Organisasi terhadap Kinerja Individual Akuntan Yunior di KAP
dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Vol. 7 No. 1, halaman 84- 109.
Ramadhan, Syaril. 2011. Analisa Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran,
Ketidakjelasan Peran dan Pemahaman Good Governance terhadap
Kinerja Auditor pada KAP di Jakarta. Jurnal Ilmiah AKTIVA, Vol. 4, No.
7, Hlm. 1-26.
Rozikin, Zainur. 2008. Analisa Pengaruh Karakteristik Budaya Organisasi
terhadap kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 6,
No.1, halaman 155-163.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo
Setyabudi, Muriman Chairul., M.S Idrus, Armanu Thoyib, dan Margono. 2008.
Pengaruh Budaya Organisasi dan Stres terhadap Komitmen
Organisasi
dan kepuasan Kerja (Studi di Kepolisian Negara RI Sektor,
Kepolisian
Negara RI Daerah Jawa Timur). Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 6,
No.1, halaman 257-27.
Trisnaningsih, Sri, 2003. Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja
Auditor: Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur). Jurnal
Riset
Akuntansi
Indonesia, Vol. 6, No. 2, Hlm. 199-216.
Trisnaningsih, Sri, 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi
sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya
11
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor.
Simposium Nasional Akuntansi X, Hlm. 1-56.
Yuskar dan Devisia, Selly. 2011. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen
Organisasi, Pemahaman Good Governance, Integritas Auditor, Budaya
Organisasi, dan Etos Kerja terhadap Kinerja Auditor. Symposium
Nasional Akuntansi XIV Aceh, Hlm. 1-21.
12
ISSN: 1410 -9875
Tike Kartika
Struktur Audit
Konflik Peran
Budaya Organisasi
Kinerja Auditor
Komitmen Organisasi
Pemahaman Good
Governance
Independensi Auditor
Gambar 1
Model Penelitian
Tabel 1
Gambaran Pengumpulan Kuisioner
Keterangan
Kuisioner yang disebarkan
Kuisioner yang kembali
Kusioner yang memenuhi criteria
Jumlah
180
147
110
Persentase
100%
87%
64%
Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel
N
Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Minimum
Maximum
SA
KP
GG
110
110
110
0
0
0
20,21 18,79 35,25
20,00 18,00 35,00
20
16
32(a)
2,366 5,935 3,362
14
8
28
25
32
40
BO
110
0
26,90
28,00
31
4,798
8
36
KO
110
0
39,56
40,00
36
7,767
16
56
IA
KA
110
110
0
0
39,34 24,03
40,00 24,00
41
24(a)
5,509 3,352
19
11
51
31
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5
Tabel 3
Hasil Uji Validitas Variabel Independen- Bivariate Pearson
Nilai Pearson
Valid / Tidak
Butir Pertanyaan
Nilai Asyp. Sig
Correlation
Valid
SA1
0,710
0,00
VALID
SA2
0,668
0,00
VALID
SA3
0,731
0,00
VALID
SA4
0,751
0,00
VALID
13
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Butir Pertanyaan
SA5
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
BO1
BO2
BO3
BO4
BO5
BO6
BO7
BO8
KO1
KO2
KO3
KO4
KO5
KO6
KO7
KO8
KO9
KO10
KO11
KO12
GG1
GG2
GG3
GG4
GG5
GG6
GG7
GG8
IA1
IA2
IA3
IA4
IA5
IA6
IA7
14
Nilai Pearson
Correlation
0,740
0,569
0,714
0,742
0,717
0,734
0,563
0,652
0,719
0,806
0,893
0,768
0,682
0,814
0,484
0,696
0,778
0,697
0,692
0,721
0,720
0,775
0,429
0,568
0,742
0,807
0,792
0,727
0,716
0,726
0,737
0,710
0,801
0,783
0,787
0,788
0,382
0,709
0,685
0,758
0,541
-0,426
0,720
0,789
Nilai Asyp. Sig
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
November 2012
Valid / Tidak
Valid
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
ISSN: 1410 -9875
Butir Pertanyaan
IA8
IA9
IA10
IA11
KA1
KA2
KA3
KA4
KA5
KA6
KA7
Tike Kartika
Nilai Pearson
Correlation
0,687
0,754
0,721
0,726
0,703
0,721
0,628
0,739
0,583
0,716
0,368
Nilai Asyp. Sig
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Valid / Tidak
Valid
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5
Tabel 4
Hasil Uji Reliabilitas-Variabel Independen dan Dependen
Variabel
Struktur Audit
Konflik peran
Pemahaman
Governance
Budaya Organisasi
Komitmen Organisasi
Independensi Auditor
Kinerja Auditor
Good
Cronbach’s
Alpha
0,7683
0,8281
0,8661
Keterangan
0,8836
0,9052
0,8100
0,7421
RELIABEL
RELIABEL
RELIABEL
RELIABEL
RELIABEL
RELIABEL
RELIABEL
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas
N
Normal Parameters
(a,b)
Most
Extreme
Difference
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviasi
Absolute
Positive
Negative
Unstandardized Residual
110
0,00000000
2,88576479
0,070
0,050
-0,70
0,731
0,660
Nilai Asymp. Sig = 0,660> 0,05 maka data berdistribusi normal
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5
15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Model
Struktur Audit
Konflik Peran
Pemahaman Good
Governance
Budaya Organisasi
Komitmen
Organisasi
Independensi
Auditor
November 2012
Tabel 6
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity
Kesimpulan
Statistic
Tollerance
VIF
0,657
1,521
Tidak terjadi
multikolinearitas
0,715
1.398
Tidak terjadi
multikolinearitas
0,578
1,731
Tidak terjadi
multikolinearitas
0,986
1,015
Tidak terjadi
multikolinearitas
0,874
1,114
Tidak terjadi
multikolinearitas
0,892
1,121
Tidak terjadi
multikolinearitas
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5
Tabel 7
Hasil Uji Heteroskedastisitas – Uji Glejser
Model
(Constant)
T
1,002
Sig.
0,319
Struktur Audit
0,548
0,585
Konflik Peran
-1,791
0,076
Pemahaman
Good
Governance
Budaya
Organisasi
Komitmen
Organisasi
Independensi
Auditor
0,454
0,651
-0,345
0,731
2,020
0,046
Tidak
terjadi
heteroskedastisitas
Terjadi heteroskedastisitas
-2,642
0,010
Terjadi heteroskedastisitas
Variabel Dependen: Kinerja Auditor
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5
16
Kesimpulan
Tidak
heteroskedastisitas
Tidak
heteroskedastisitas
Tidak
heteroskedastisitas
Tidak
heteroskedastisitas
terjadi
terjadi
terjadi
terjadi
ISSN: 1410 -9875
Tike Kartika
Tabel 8
Hasil Uji Autokorelasi- Uji BrueschGodfrey
Coefficients(a)
Model
1
Sig.
(Constant)
SA_TOTAL
KP_TOTAL
GG_TOTAL
BO_TOTAL
KO_TOTAL
IA_TOTAL
RES_2
0,909
0,808
0,977
0,939
0,804
0,898
0,645
0,016
Variabel Dependen: Unstandardized Residual
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5
Tabel 9
Hasil Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model
R
Adjusted R Square
1
0,509(a)
0,216
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5
Tabel 10
Hasil Uji Signifikansi(Uji F)
ANOVA(b)
Model
1
Regresi
F
5,999
Sig.
0,000(a)
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5
Tabel 11
Hasil Uji Parameter Individual (Uji t)
Coefficients(a)
1
Model
(Constant)
SA_TOTAL
KP_TOTAL
GG_TOTAL
BO_TOTAL
KO_TOTAL
IA_TOTAL
B
6,796
,409
,208
-,110
,071
,101
,078
T
1,310
2,760
3,681
-,992
1,192
2,570
1,423
Sig.
0,193
0,007
0,000
0,324
0,236
0,012
0,158
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5
17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
KUISIONER PENELITIAN
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR”
IDENTITAS RESPONDEN
Mohon tandai jawaban yang paling tepat untuk tiap pertanyaan berikut ini dengan
memberikan tanda silang (X) pada kotak yang tersedia
Nama KAP
Jenis Kelamin
Pendidikan Terakhir
Lama Bekerja
Jabatan sekarang
:
:
:
:
:
1) Pria
1) S1
1) < 2 tahun
1)
4)Junior Auditor
2)Wanita
2) S2
2) 2 tahun
2)Manajer
3) S3
3) > 2 tahun
3)SeniorAuditor
Cara Pengisian Kuisioner
Dimohon bagi auditor, Bapak/Ibu yang telah lulus S1 dan sudah bekerja minimal 2 tahun
di KAP memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia (rentang nilai 1
sampai dengan 5) sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu. Setiap pertanyaan mengharapkan
hanya satu jawaban. Bila tidak ada jawaban yang tepat menurut Bapak/Ibu maka pilihlah
jawaban yang paling mendekati keadaan Bapak/Ibu yang sebenarnya pada pekerjaan saat
ini.
1. Struktur Audit
Petunjuk:
1 = sangat tidak rinci
2 = Tidak rinci
No.
1.
2.
3 = Cukup
4 = Rinci
Daftar Pertanyaan
Seberapa rinci prosedur atau pelaksanaan
audit yang dimiliki
Seberapa rinci petunjuk atau instruksi
mengenai apa yang harus dilakukan dalam
melaksanakan tugas audit
5 = Sangat rinci
STR
1
TR
2
C
3
R
4
SR
5
1
2
3
4
5
Untuk pertanyaan berikut, Anda diminta untuk memilih:
1 = Tidak Pernah
3 = Kadang-kadang 5 = Sangat sering
2 = Pernah
4 = Sering
No.
3.
4.
18
Daftar Pertanyaan
Dalam melaksanakan tugas audit, seberapa
sering anda harus mengikuti koordinasi
kerja yang telah ditetapkan kantor akuntan
publik tempat anda bekerja
Dalam melaksanakan tugas audit seberapa
TP
1
P
2
KK
3
S
4
SS
5
1
2
3
4
5
ISSN: 1410 -9875
5.
Tike Kartika
sering anda harus mengikuti keputusan
yang telah ditetapkan kantor akuntan
publik tempat anda bekerja
Dalam melaksanakan tugas 2, seberapa
sering anda menggunkan sekumpulan alatalat (media transformasi seperti komputer)
dan kebijakan audit yang komprehensif dan
terintegrasi
1
2
3
4
5
2. Konflik Peran
Petunjuk:
1 = Tidak Pernah
2 = Hampir Tidak Pernah
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3 = Kadang-kadang 5 = Selalu
4 = Sering
Daftar Pertanyaan
Saya melakukan tugas-tugas yang harus
dilakukan
diluar
kebiasaan
dalam
penugasan
Saya perlu melanggar peraturan atau
kebijakan KAP untuk bisa melaksanakan
suatu penugasan
Saya menerima penugasan dari dua atau
lebih senior saling bertentangan secara
prinsip
Saya melakukan penugasan yang mungkin
ditolak orang lain
Saya
melakukan
perkejaan
dalam
penugasan yang sebenarnya menurut saya
tidak perlu
Dalam
menjalankan
aktifitas,
saya
bekerja dengan dua tim kerja atau lebih
dengan cara kerja yang berbeda-beda
Saya
menerima
penugasan
tanpa
didukung SDM yang memadai
Saya menerima penugasan tanpa sumber
daya yang cukup
TP
1
HTP
2
KK
3
S
4
SL
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
3. Pemahaman Good Governance
Petunjuk:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
No.
1.
Akuntan
pendapat
3 = Netral
4 = Setuju
Daftar Pertanyaan
publik
dalam
memberikan
mengenai kewajaran laporan
5 = Sangat setuju
STS
1
TS
2
N
3
S
4
SS
5
19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
2.
3.
4.
5.
6.
7
8
keuangan yang diperiksa, harus bersikap
independen dan menegakkan keadilan
terhadap kepentingan klien, pemakai
laporan keuangan,
maupun
terhadap
kepentingan akuntan publik itu sendiri.
Akuntan publik yang berprofesi sebagai
auditor,
selama
melaksanakan
pemeriksaan hendaknya bersikap
adil
dalam hal pembagian tugas antar sesama
rekan kerja seprofesi
Akuntan publik hendaknya berusaha untuk
selalu transparansi terhadap informani
laporan keuangan klien yang diaudit
Akuntan publik senantiasa menjelaskan
peran
dan
tanggungjawabnya
dalam
pelaksanaan pemeriksaan dan kedisiplinan
dalam
melengkapi
pekerjaan,
juga
pelaporan
Akuntan publik senantiasa menjelaskan
peran dan tanggung jawabnya dalam
pelaksanaan pemeriksaan dan kedisiplinan
dalam
melengkapi
pekerjaan,
juga
pelaporan
Akuntan
publik
dalam
menjalankan
tugasnya
harus
mempertahankan
integritas, objektivitas dan independensi
Akuntan
publik
selama
menjalankan
profesinya memastikan dipatuhinya prinsip
akuntansi yang berlaku umum dan
berpedoman pada Standar Profesi Akuntan
Publik (SPAP)
Akuntan
publik
dalam
menjalankan
profesinya sebagai auditor, harus mentaati
aturan etika profesi
November 2012
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
S
4
SS
5
4. Budaya organisasi
Petunjuk:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
No.
1.
20
3 = Netral
4 = Setuju
Daftar Pertanyaan
Organisasi di tempat saya bekerja,
keputusan penting lebih sering dibuat oleh
individu daripada secara kelompok
5 = Sangat setuju
STS
1
TS
2
N
3
ISSN: 1410 -9875
No.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
Tike Kartika
Daftar Pertanyaan
Di tempat saya bekerja, saya lebih tertarik
pada hasil pekerjaandibandingkan dengan
orang yang mengerjakannya
Organisasi di tempat saya bekerja,
keputusan lebih sering
dibuat oleh
bawahan
Para pimpinan di tempat saya bekerja,
cenderung mempertahankan pegawai yang
berprestasi
Organisasi di tempat saya bekerja,
perubahan-perubahan
ditentukan
berdasarkan surat keputusan pimpinan
STS
1
TS
2
N
3
S
4
SS
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Organisasi di tempat saya bekerja,
pimpinan memberikan petunjuk kerja yang
jelas kepada pegawai baru
Organisasi di tempat saya bekerja,
mempunyai
ikatan
tertentu
dengan
masyarakat di sekitar perusahaan
Organisasi di tempat saya bekerja, peduli
terhadap masalah pribadi pegawai
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
5. Komitmen Organisasi
Petunjuk:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3 = Netral
4 = Setuju
Daftar Pertanyaan
Saya merasa ikut memiliki organisasi di
tempat saya bekerja
Saya merasa terikat secara emosional
dengan organisasi di tempat saya bekerja
Organisasi di tempat saya bekerja sangat
berarti bagi saya.
Saya merasa menjadi bagian dari organisasi
di tempat saya bekerja.
Saya merasa masalah organisasi di tempat
saya bekerja juga seperti masalah saya.
Saya sulit terikat dengan organisasi lain
seperti organisasi di tempat saya bekerja.
Saya mau berusaha di atas batas normal
untuk mensukseskan perusahaan di tempat
saya bekerja
Saat ini saya tetap tinggal di perusahaan
karena komitmen terhadap organisasi.
5 = Sangat setuju
STS
1
TS
2
N
3
S
4
SS
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
No.
9.
10.
11.
12.
Daftar Pertanyaan
Alasan utama saya tetap bekerja di
perusahaan ini adalah karena loyalitas
terhadap perusahaan
Saya
merasa
tidak
komitmen
jika
meninggalkan organisasi di tempat saya
bekerja
Saya merasa tidak profesional
jika
meninggalkan pekerjaan di tempat saya
bekerja
Saya merasa tidak loyalitas terhadap
organisasi jika saya memutuskan untuk
keluar dari pekerjaan saya
November 2012
STS
1
TS
2
N
3
S
4
SS
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6. Independensi Auditor
Petunjuk:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6
22
3 = Netral
4 = Setuju
Daftar Pertanyaan
Penyusunan program audit bebas dari
campur tangan
pimpinan
untuk
menentukan,
mengeliminasi
atau
memodifikasi bagian-bagian tertentu yang
diperiksa
Penyusunan program audit bebas dari
campur tangan atau suatu sikap tidak mau
bekerjasama mengenai penerapan prosedur
yang dipilih
Penyusunan program audit bebas dari
usaha-usaha pihak lain terhadap subyek
pekerjaan pemeriksaan selain untuk proses
pemeriksaan yang disediakan
Pemeriksaan langsung dan bebas mengakses
semua buku-buku, catatan-catatan, pejabat
dan karyawan perusahaan, serta sumber
informasi lain yang berhubungan dengan
kegiatan,
kewajiban-kewajiban,
dan
sumber-sumber bisnis
Pelaksanaan pemeriksaan aktif bekerjasama
dengan pribadi manajerial selama proses
pemeriksaan akuntan
Pemeriksaan
bebas
dari
usaha-usaha
manajerial
untuk
menentukan
atau
menunjuk kegiatan yang akan diperiksa
5 = Sangat setuju
STS
1
TS
2
N
3
S
4
SS
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
ISSN: 1410 -9875
Tike Kartika
atau untuk menentukan dapat diterimanya
masalah pembuktian
Pemeriksaan bebas dari kepentingan pribadi
atau
hubungan
yang
membatasi
pemeriksaan pada kegiatan catatan, orangorang tertentu yang seharusnya tercakup
dalam pemeriksaan
Pelaporan bebas dari perasaan kewajiban
untuk memodifikasi pengaruh fakta-fakta
yang dilaporkan pada pihak tertentu
Pelaporan menghindari praktek untuk
meniadakan persoalan penting dari laporan
formal ke laporan informal bentuk tertentu
yang disenangi
Pelaporan menghindari bahasa atau istilahistilah yang mendua arti secara sengaja
atau tidak dalam pelaporan fakta-fakta,
pendapat,
rekomendasi,
serta
dalam
penafsirannya
Pelaporan bebas dari usaha tertentu untuk
mengesampingkan pertimbangan akuntan
pemeriksa terhadap
isi
laporan
pemeriksaan,
baik
fakta
maupun
pendapatnya
7
8
9
10
11
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
7. Kinerja Auditor
Petunjuk:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
No.
1.
2.
3.
4.
5.
3 = Netral
4 = Setuju
Daftar Pertanyaan
Saya mampu menyelesaikan lebih
banyak pekerjaan dalam suatu periode
waktu tertentu dibandingkan dengan
rekan saya yang lain
Saya
selalu
memberikan
usulan
konstruktif
kepada
supervisor
mengenai
bagaimana
seharusnya
pekerjaan audit dilakukan
Hasil pekerjaan saya selalu dinilai
sangat bagus
Saya
menemukan
cara
untuk
meningkatkan prosedur audit
Saya menilai kinerja saya paling tinggi
5 = Sangat setuju
STS
1
TS
2
N
3
S
4
SS
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
No.
6.
7.
Daftar Pertanyaan
dibandingkan dengan auditor yang lain
yang setingkat dengan saya
Hasil pekerjaan saya menyebabkan
saya dihargai oleh teman-teman saya
Mempertahankan dan memperbaiki
hubungan dengan klien merupakan
bagian penting dari pekerjaan saya
November 2012
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Terima kasih atas waktu dan kesediaan Anda mengisi kuisioner ini.
24
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 25-36
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TJHAI FUNG JIN dan DICKY SUPRIATNA
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to find the influence of tangibility,
firm size, return on assets, profit margin on sales, depreciation to total
assets, depreciation over operatimg profit, business risk, and liquidity on
capital structure. The measurement of capital structure in this research is
leverage. Leverage divided total liabilities to total assets. Data population of
this research were all companies listed in Indonesia Stock Exchange. The data
were taken from manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange
for three years period. The period of this research is 2008 until 2010. The
sample selection was based on purposive sampling with 76 companies with
228 data taken as sample. The research used regression for examining
variables that influence firm performance. The result of this research
indicate that tangibility, firm size, return on assetsand liquidity have any
influence on capital structure, whileprofit margin on sales, depreciation to
total assets, depreciation over operatimg profit and business riskhave no
influence on capital structure.
Keywords: Tangibility, Firm Size, Return on Assets, Profit Margin on Sales,
Depreciation to Total Assets, Depreciation over Operatimg
Profit, Business Risk, Liquidity, Capital Structure
PENDAHULUAN
dalam
menjaga
kelangsungan
hidupnnya. Perusahaan berskala
kecil, menengah, bahkan besar
sekalipun memerlukan modal dalam
menjalankan aktivitas perusahaan.
Perusahaan
melakukan
berbagai upaya dalam mencapai
struktur modal yang
ideal.
Penarikan dana dari luar dapat
menjadi
alternatif
untuk
menambah modal yang diperlukan
perusahaan Struktur modal yang
optimal mencerminkan komposisi
seimbang
dalam
pendanaan
Persaingan
bisnis
antar
perusahaan, dalam industri yang
sama atau berbeda, menuntut
perusahaan untuk memaksimalkan
aktivitas
internalnya
dibidang
pemasaran, produksi, sumber daya
manusia dan keuangan. Hal ini
dilakukan, agar perusahaan dapat
bertahan dalam persaingan yang
dihadapi.
Struktur
modal
merupakan
salah
satu
bahan
pertimbangan utama perusahaan
25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
kegiatan operasional perusahaan,
yang mengatur antara penggunaan
hutang dan ekuitas. Keputusan
pendanaan yang efisien memiliki
kemampuan meminimalkan biaya
modal
yang
harus
ditanggung
perusahaan
dalam
kegiatan
operasionalnya.
Dalam penelitian ini, peneliti
akan meneliti perihal variabelvariabel yang
mempengaruhi
struktur
modal
perusahaan.
Variabel-variabel tersebut yaitu
tangibility,
ukuran
perusahaan,
return on assets, profit margin on
sales, depreciation to total assets,
depreciation over operating profit,
risiko
bisnis,
dan
likuiditas.
Penelitian ini menggunakan objek
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode penelitian 2008
sampai dengan tahun 2010.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Modigliani–Miller (MM)
Inti dari teori ini
adalah
tidak ada rasio hutang yang optimal
dan rasio hutang tidak dapat
menjelaskan
nilai
perusahaan.
Pernyataan Joni dan Lina (2010)
bahwa teori ini dianggap kurang
relevan karena pada kenyataanya
terdapat
pengurangan
pajak
penghasilan atas
penggunaan
hutang
berupa
beban
bunga,
kondisi pasar dengan asimetri
informasi, serta adanya biaya
kebangkrutan dalam pasar modal.
Teori Trade Off
Teori
ini
merupakan
penjabaran dari Dalil MM I yang
menjelaskan
adanya
hubungan
antara pajak, risiko kebangkrutan
26
November 2012
dan
penggunaan hutang
yang
disebabkan
keputusan
struktur
modal yang diambil perusahaan.
Teori trade-off menyatakan bahwa
struktur modal optimal
akan
tercapai bila manfaat nilai tambah
dari penggunaan hutang yang
berupa penghematan pajak dapat
menutupi biaya financial distress
sehubungan dengan penggunaan
hutang (Bradley et al., 1984) dalam
Murhadi (2011).
Teori Pecking Order
Teori ini menyatakan bahwa
perusahaan
lebih
menyukai
penggunaan dana internal daripada
eksternal dalam rangka membiayai
pengembangan usahanya (Murhadi,
2011). Urutan penggunaan sumber
pendanaan dengan mengacu pada
pecking order theory
adalah
internal fund (dana internal), debt
(hutang), dan equity
(modal
sendiri).
Laba ditahan adalah
bagian dari keuntungan perusahaan
setelah dipotong pajak penghasilan,
yang
tidak
dibagikan
kepada
pemegang saham sebagai dividen.
Kelemahan dari laba ditahan yaitu
tergantung
dari
jumlah
laba
perusahaan yang berfluktuasi dan
tidak dapat diprediksikan dengan
pasti.
Teori Agency
Teori ini dikemukakan oleh
Michael C. Jensen dan William H.
Meckling pada tahun 1976, yang
berpendapat bahwa
hubungan
agency yang timbul, dimana karena
adanya kontrak antara pihak satu
(the principal) dengan pihak lain
(the agent) untuk bertindak sesuai
kepentingan prinsipal (Godfrey et
al. 2010, 362).
ISSN: 1410 -9875
Teori Signalling
Isyarat atau signal menurut
(Brigham dan Houston, 1999) dalam
Prabansari dan Hadri (2005) adalah
suatu
tindakan
yang
diambil
manajemen
perusahaan
yang
memberi petunjuk bagi investor
tentang bagaimana
manajemen
memandang prospek perusahaan.
Perusahaan dengan prospek yang
menguntungkan
akan
mencoba
menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru
yang diperlukan dengan cara-cara
lain, termasuk penggunaan hutang
yang melebihi target struktur modal
yang normal.
Tjhai Fung Jin dan Dicky Supriatna
leverage sebagai proksi struktur
modal
perusahaan.
Beberapa
penelitian
yang
mendukung
pendapat tersebut antara lain
dilakukan oleh Utami (2009), Joni
dan Lina (2010), Murhadi (2011),
Yeniatie dan Destriana (2010).
Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Seftianne (2011),
yang menunjukan adanya pengaruh
negatif antara tangibility dengan
leverage sebagai proksi struktur
modal perusahaan. Pendapat lain
menunjukan
hasil
sebaliknya,
dimana
tangibility
tidak
berpengaruh
terhadap
struktur
modal, hal ini dibuktikan oleh
penelitian Furi dan Saifudin (2012).
Struktur Modal
Menurut
Ikatan
Akuntan
Indonesia (1997) dalam Utami
(2009), struktur modal adalah
penentuan kebijaksanaan struktur
keuangan mengenai pembelanjaan
perusahaan.
Struktur
atau
komposisi modal harus diatur
sedemikian rupa sehingga terjamin
stabilitas finansial
perusahaan.
Tidak ada ukuran yang pasti
mengenai jumlah dan komposisi
modal dari tiap-tiap perusahaan,
tetapi pada dasarnya pengaturan
terhadap struktur modal dalam
perusahaan harus didasarkan pada
tercapainya stabilitas finansial dan
terjaminnya kelangsungan hidup
perusahaan. Rasio leverage, yaitu
total hutang terhadap total aset
(Teker et al., 2009) menjadi salah
satu proksi struktur modal yang
digunakan dalam penelitian ini.
Ukuran Perusahaan
terhadap
Struktur Modal
Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Teker et al. (2009)
menyatakan
bahwa
ukuran
perusahaan
tidak
memiliki
pengaruh terhadap leverage yang
merupakan proksi struktur modal.
Hasil
tersebut
sama
dengan
penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan oleh Ramlall (2009), Joni
dan Lina (2010) dan Utami (2009)
yang menggunakan rasio total
hutang jangka panjang terhadap
total aset sebagai proksi struktur
modal. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Furi
dan
Saifudin (2012), Murhadi (2011) dan
Seftianne
(2011),
ukuran
perusahaan dinyatakan memiliki
pengaruh positif terhadap struktur
modal.
Tangibility
terhadap
Struktur
Modal
Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Teker et al. (2009)
menunjukan
adanya
pengaruh
positif antara tangibility dengan
Return
on
Assets
terhadap
Struktur Modal
Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Teker et al. (2009)
menyatakan
adanya
hubungan
positif antara ROA dan leverage
27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
sebagai proksi struktur
modal.
Sesuai dengan penelitian Seftianne
(2011)
bahwa
semakin
besar
profitabilitas
perusahaan,
maka
semakin besar struktur modal. Hasil
berbeda terdapat dalam penelitian
Ruslim (2009), Joni dan Lina (2010),
Murhadi (2011) yang menyatakan
bahwa
profitabilitas
memiliki
pengaruh negatif terhadap struktur
modal.
Profit Margin on Sales terhadap
Struktur Modal
Penelitian yang
dilakukan
oleh
Teker
et
al.
(2009)
menyatakan adanya
hubungan
negatif antara profit margin on
sales dan leverage sebagai proksi
struktur modal. Hal ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh
Firnanti (2011). Sebaliknya menurut
Utami (2009), Margaretha dan
Ramadhan
(2010),
faktor
profitabilitas sebagai tolak
ukur
atas profit on margin sales
memiliki
pengaruh
terhadap
struktur
modal
perusahaan.
Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Furi dan Saifudin
(2012) yang menyatakan bahwa
tidak terdapat pengaruh antara net
profit
margin
sebagai
proksi
profitabilitas
terhadap
struktur
modal.
Depreciation to Total Assets
terhadap Struktur Modal
Penelitian yang
dilakukan
oleh
Teker
et
al.
(2009)
menyatakan
adanya
hubungan
negatif antara depreciation to total
assets dan leverage sebagai proksi
struktur modal, hal ini didukung
oleh penelitian Huang dan Song
(2002). Hubungan positif ditemukan
dalam penelitian Murhadi (2011)
dengan debt to equity ratio sebagai
28
November 2012
proksi struktur modal dan Datta dan
Argawal (2009). Berbeda pendapat
dengan penelitian Bauer (2004) dan
Margaretha dan Ramadhan (2010)
yang menyatakan bahwa tidak
terdapat
hubungan
antara
depreciation to total assets dan
struktur modal.
Depreciation
Over
Operating
Profit terhadap Struktur Modal
Penelitian Teker et
al.
(2009) menyatakan tidak adanya
hubungan antara depreciation over
operating profit dan leverage
sebagai proksi struktur modal.
Pendapat
tersebut
didukung
penelitian yang dilakukan oleh
Ramlall (2009) dan Margaretha dan
Ramadhan (2010).
Risiko Bisnis terhadap Struktur
Modal
Penelitian ini mengacu pada
penelitian yang dilakukan Firnanti
(2011), yang menyatakan bahwa
risiko bisnis
tidak
memiliki
pengaruh terhadap struktur modal.
Beberapa penelitian oleh Joni dan
Lina (2010) dan Utami (2009),
Seftianne (2011), serta Furi dan
Saifudin (2012) menyatakan hal
yang
sama.
Berbeda
dengan
penelitian Rachmawardani (2007),
yang menyimpulkan bahwa risiko
bisnis berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
Likuiditas
terhadap
Struktur
Modal
Mengacu
pada
penelitian
Hestuningrum
(2012),
terdapat
pengaruh negatif antara likuiditas
dan struktur modal. Sementara itu,
penelitian yang dilakukan oleh
Margaretha dan Ramadhan (2010)
dan Ramlall (2009) menyatakan
bahwa likuiditas memiliki pengaruh
terhadap struktur modal. Berbeda
ISSN: 1410 -9875
Tjhai Fung Jin dan Dicky Supriatna
pendapat dengan Furi dan Saifudin
(2012) yang menyatakan bahwa
likuiditas tidak memiliki pengaruh
terhadap struktur modal.
METODA PENELITIAN
Metoda Pemilihan Sampel dan
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan
objek
perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2007
sampai
dengan
tahun
2010.
Pengambilan
sampel
ini
menggunakan metode purposive
sampling.
Definisi
Operasional
dan
Pengukuran Variabel
Struktur Modal
Variabel
dependen
dalam
penelitian ini
adalah struktur
modal, dimana diproksikan dengan
pengukuran leverage. Leverage (L)
merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur penggunaan total
liabilitas terhadap pendanaan total
aset mengacu pada
penelitian
Teker et al. (2009).
Total Liabilitas
L=
Total Assets
Tangibility
Tangibility
menunjukan
adanya efek kolateral suatu aset
yang dapat dijadikan jaminan atas
pinjaman perusahaan. Pengukuran
pada variabel ini menggunakan
skala rasio dengan membagi aset
tetap dengan total aset (Teker et
al. 2009) sebagai berikut:
Tangibility =
Fixed Assets
Total Assets
Ukuran Perusahaan
Ukuran
perusahaan
menggambarkan besar
kecilnya
suatu perusahaan.. Variabel ukuran
perusahaan merupakan data yang
berskala. Mengacu pada penelitian
Teker et al. (2009), ukuran
perusahaan diukur menggunakan
logaritma natural dari penjualan
bersih sebagai berikut:
Ukuran Perusahaan= ln (net sales)
Return on Assets
Return
on
assets
mencerminkan
seberapa
besar
kontribusi aset perusahaan dalam
menghasilkan
laba.
Pengukuran
return on assets menggunakan
skala rasio dengan membandingkan
variabel EAT (earning after tax)
dengan total assets (Teker et al.
2009). EAT (earning after tax)
adalah total laba yang didapatkan
perusahaan
setelah
dikurangi
dengan pajak, sedangkan total aset
terdiri dari aset lancar dan aset
tetap
yang
dimiliki
oleh
perusahaan.
Return on Assets =
Earning After Tax
Total Assets
Profit Margin on Sales
Profit
margin
on
sales
merupakan ukuran persentase dari
setiap hasil sisa penjualan setelah
dikurangi dengan biaya operasi
yang dihasilkan dari setiap rupiah
penjualan . Teker et al. (2009)
mengukur profit margin on sales
dengan membagi operating income
dengan total sales. Perhitungan ini
menggunakan skala rasio, sebagai
berikut:
Profit margin on sales =
Operating Income
Total Sales
29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Depreciation to Total Assets
Depreciation to total assets
merupakan proksi dari non-debt tax
shields
yang
diukur
dengan
membandingkan
antara
biaya
depresiasi dengan total aset (Teker
et
al.
2009).
Pengukuran
menggunakan skala rasio sebagai
berikut:
Depreciation to
total assets =
Depreciation
Expense
Total Assets
Depreciation
over
Operating
Profit
Depreciation over operating
profit adalah proksi lain atas nondebt tax shields. Pengukuran proksi
ini menggunakan skala rasio dengan
membandingkan
antara
biaya
depresiasi terhadap laba operasi
(Teker et al. 2009) sebagai berikut:
November 2012
perubahan
berikut:
penjualan
sebagai
%∆EBIT
Risiko Bisnis=
%∆Sales
Likuiditas
Likuiditas merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur
kemampuan dalam
membayar
hutang jangka pendek yang telah
jatuh tempo dengan aset lancar
yang
dimiliki
perusahaan
(Hestuningrum, 2012), likuiditas
diukur menggunakan hasil bagi
antara
aset
lancar
terhadap
kewajiban
jangka
pendek.
Pengukuran ini menggunakan skala
rasio, sebagai berikut:
%∆EBIT
Risiko Bisnis=
Depreciation over
operating
=
profit
%∆Sales
Depreciation Expense
Operating Profit
HASIL PENELITIAN
Risiko Bisnis
Risiko
bisnis
merupakan
variabel
yang
berskala
rasio.
Mengacu pada penelitian Firnanti
(2011) proksi risiko bisnis diukur
dengan
membagi
persentase
perubahan laba sebelum bunga dan
pajak
terhadap
persentase
Gambaran Umum Sampel
Sampel dalam penelitian ini
diambil
berdasarkan
kriteriakriteria
tertentu.
Prosedur
pemilihan sampel dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel
Kriteria
Total perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008
sampai dengan 2010
Perusahaan manufaktur yang tidak
memperoleh laba
Perusahaan manufaktur yang tidak
30
Jumlah
Perusahaan
125
Jumlah
Data
375
(26)
(78)
(18)
(54)
ISSN: 1410 -9875
Tjhai Fung Jin dan Dicky Supriatna
Kriteria
Jumlah
Perusahaan
Jumlah
Data
(5)
(15)
76
228
menerbitkan laporan keuangan per 31
Desember
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan dalam mata uang Rupiah
Jumlah sampel
Hasil Penelitian
Hasil pengujian statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik
sampel yang digunakan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Tabel 2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N
DAR
TANG
SIZE
ROA
PMOS
DTA
DOP
228
228
228
228
228
228
228
Minimum
.094303295
.0110423780
24.809568
.0006630017
-.0314449330
.0000310707
16.0854930000
RISK
228 -73.746970000
CR
228 .52494020
Sumber: Pengolahan Data SPSS
Maximum
Mean
Std. Deviation
3.209999300
.7879993300
32.867744
.4161996000
.4741686300
.0791359000
122.228060000
0
109.555010000
11.74281700
.45589522007
.333109868857
28.01456729
.099744725427
.110879864784
.029693321606
1.474901321191
.346994630823
.1782580508240
1.622094706
.0868610528222
.0807897273575
.0154239872679
11.289356737204
1
13.659850433008
1.90997330202
Hasil Uji Normalitas Residual
Uji normalitas data residual
dalam
penelitian
menggunakan
metode uji statistik One-Sample
Kolmogorov-Smirnov dengan 228
data. Hasil uji normalitas residual
menyatakan
bahwa
variabel
tangibility,
ukuran
perusahaan,
return on assets, profit margin on
sales, depreciation to total assets,
depreciation over operating profit,
risiko bisnis, dan likuiditas memiliki
asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu
sebesar
0,000
maka
dapat
disimpulkan bahwa data tidak
berdistribusi normal.
1.54978355264
2.4534453357
Hasil Uji Outlier
Data yang digunakan dalam
uji outlier ini memiliki kriteria zscore antara 3 dan -3, apabila data
memiliki nilai di atas atau di bawah
batas kriteria, maka data ekstrim
tersebut
dihilangkan
dalam
penelitian. Hasil uji outlier pada
variabel
struktur
modal,
tangibility,
ukuran
perusahaan,
return on assets, profit margin on
sales, depreciation to total assets,
depreciation over operating profit,
risiko bisnis, dan likuiditas memiliki
asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu
sebesar
0,000
maka
dapat
disimpulkan bahwa data tidak
31
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
berdistribusi
normal
meskipun
sudah melakukan uji outlier.
Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas
menunjukkan
bahwa
variabel
independen
tangibility
(TANG),
ukuran perusahaan (SIZE), return
on assets (ROA), profit margin on
sales (PMOS), depreciation to total
assets (DTA), depreciation over
operating profit (DOP), risiko bisnis
(RISK), dan likuiditas (CR) memiliki
nilai tolerance lebih besar dari 0.1
dan nilai VIF kurang dari 10,
sehingga tidak terjadi masalah
multikolinearitas dalam penelitian.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas
menunjukkan
bahwa
variabel
independen dalam
penelitian
seperti tangibility (TANG), ukuran
perusahaan (SIZE), return on assets
(ROA), profit margin on sales
(PMOS), depreciation to
total
assets (DTA), risiko bisnis (RISK),
dan likuiditas (CR) memiliki nilai sig
lebih besar dari 0.05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada
variabel-variabel tersebut. Variabel
depreciation over operating profit
(DOP) menunjukkan nilai sig lebih
kecil dari 0.05 maka dapat
disimpulkan
bahwa
terjadi
heteroskedastisitas pada variabel
tersebut.
Hasil Uji Autokorelasi
Hasil
uji
autokorelasi
menunjukkan bahwa nilai sig Res_2
sebesar 0.814 lebih besar dari 0.05,
sehingga dapat disimpulkan tidak
terjadi
autokorelasi
dalam
penelitian.
32
November 2012
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Analisis Koefisien Korelasi
(R)
Hasil uji koefisien korelasi
(R) menunjukkan bahwa nilai R
lebih besar dari 0.5 yaitu sebesar
0.751. Nilai R menunjukkan bahwa
secara statistik hubungan antara
variabel dependen leverage (DAR)
dengan
variabel
independennya
yaitu tangibility (TANG), ukuran
perusahaan (SIZE), return on assets
(ROA), profit margin on sales
(PMOS), depreciation to
total
assets (DTA), depreciation over
operating profit (DOP), risiko bisnis
(RISK), dan likuiditas (CR) memiliki
hubungan yang kuat dan positif.
Hasil
Analisis
Koefisien
Determinasi (Adjusted R-square)
Hasil
uji
koefisien
determinasi (Adjusted R-square)
dengan nilai adjusted R-square
sebesar
0.546
atau
54.6%.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa secara statistik
besarnya variasi variabel dependen
struktur modal dengan leverage
(DAR) sebagai proksi yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen
dalam
penelitian
seperti,
tangibility
(TANG),
ukuran
perusahaan (SIZE), return on assets
(ROA), profit margin on sales
(PMOS), depreciation to
total
assets (DTA), depreciation over
operating profit (DOP), risiko bisnis
(RISK), dan likuiditas (CR) adalah
sebesar 54.6%,
sisanya
sebesar
45.4% dijelaskan oleh
variasi
variabel lain yang tidak terdapat
dalam model regresi penelitian ini.
Hasil Uji F
Hasil uji F menunjukkan nilai
sig sebesar 0.000 < 0,05, maka
ISSN: 1410 -9875
model fit atau layak digunakan
dalam penelitian.
Hasil Uji t
Hasil uji t menunjukkan
bahwa
tangibility,
ukuran
perusahaan, return on assets dan
likuiditas
memiliki
pengaruh
terhadap struktur modal (DAR),
sedangkan profit margin on sales,
depreciation
to
total
assets,
depreciation over operating profit,
dan risiko bisnis tidak memiliki
pengaruh terhadap struktur modal
(DAR).
PENUTUP
Setelah
melakukan
penelitian
mengenai
pengaruh
variabel
tangibility,
ukuran
perusahaan, return on
assets,
profit
margin
on
sales,
depreciation
to
total
assets,
depreciation over operating profit,
risiko bisnis, dan likuiditas terhadap
struktur modal, dapat disimpulkan
bahwa ukuran perusahaan, return
on assets dan likuiditas memiliki
pengaruh terhadap struktur modal
(DAR), sedangkan profit margin on
sales, depreciation to total assets,
depreciation over operating profit,
dan risiko bisnis tidak memiliki
Tjhai Fung Jin dan Dicky Supriatna
pengaruh terhadap struktur modal
(DAR).
Penelitian
ini
hanya
menggunakan 3 tahun periode
penelitian yaitu dari tahun 2008
hingga tahun 2010,
sehingga
hasilnya kurang mewakili setiap
peristiwa yang terjadi sepanjang
tahunnya. Penelitian ini hanya
menggunakan
objek
penelitian
dalam satu jenis industri saja yaitu
perusahaan manufaktur, sehingga
hasilnya kurang mewakili seluruh
perusahaan yang terdapat di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian ini hanya
menggunakan
8
variabel
independen yang mempengaruhi
kinerja perusahaan, faktanya masih
lebih banyak variabel independen
lain yang dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Pada penelitian
ini
terdapat
variabel
yang
mengandung heteroskedastisitas.
Penelitian
selanjutnya
dianjurkan untuk dapat menambah
periode pengamatan seperti
4
tahun pengamatan atau 5 tahun
pengamatan. Penelitian selanjutnya
dianjurkan
untuk
memasukan
variabel-variabel
lain
yang
mempengaruhi
struktur
modal.
Penelitian selanjutnya lebih baik
menambah sampel dari perusahaan
nonmanufaktur, karena mungkin
akan
memberikan
hasil
yang
berbeda.
REFERENSI
Bauer, Patrik. 2004. Determinants of Capital Structure Empirical Evidence
from the Czech Republic. Czech Journal of Economics and Finance.
Datta, Debabrata dan Babita Agarwal. 2009. Determinants of Capital Structure
of Indian Corporate Sector inthe Period of Bull Run 2003-2007 – An
Econometric Study. ICBF.
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
Firnanti, Friska. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Volume 13, No 2 (Agustus).
Furi, Vina Ratna dan Saifudin. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang
Terdaftar di BEI Tahun 2009-2010). JURAKSI Volume 1, No 2 (Februari).
Ghozali, Imam. 2011. AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program SPSS 19.
Semarang: BadanPenerbitUniversitasDiponegoro.
Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutter. 2011. Principles of Managerial
Finance. Edisi ke 13. Boston: Pearson Education Limited.
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton dan Scott Holmes.
2010. Accounting Theory 7th Edition. John Willey and Sons.
Hestuningrum, Ratri Dian dan Darsono. 2012. Pengaruh Karateristik
Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan Pemanufakturan yang
Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia. Diponegoro Journal of Accounting
Volume 1, No 1.
Huang, Samuel G. H. dan Frank M. Song. 2002. The Determinants of Capital
Structure: Evidence from China. School of Economics and Finance and
Centre for China Financial Research (CCFR.)The University of Hong
Kong.
Joni dan Lina. 2010. Faktor faktor yang mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi Volume 12, No. 2 (Agustus).
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2011. Intermediate
Accounting Volume 1. IFRS Edition. United States of America: John
Wiley and Sons.
Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 12, No 2 (Agustus).
Mowen, Maryanne M., Don R. Hansen, dan Dan L. Heitger.2011. Managerial
Accounting The Cornerstone of Business Decision.Edisi ke 4. Cengage
South-Western.
Murhadi, Werner Ria. 2011. Determinan Struktur Modal: Studi di Asia
Tenggara. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Volume 13, No 2
(September).
Prabansari, Yuke dan Hadri Kusuma. 2005. Faktor faktor yang mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta.
SINERGI Kajian Bisnis dan Manajemen.
Ramlall, Indranarain. 2009. Determinants of Capital Structure Among NonQuoted Mauritian Firms Under Specificity of Leverage: Looking for A
Modified Pecking Order Theory. International Research Journal of
Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 31.
Ruslim, Herman. 2009. Pengujian Struktur Modal (Teori Pecking Order):
Analisis Empiris Terhadap Saham di LQ-45. Jurnal Bisnis dan Akuntansi
Volume 11, No 3 (Desember).
Seftianne. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi
Volume 13, No 1 (April).
34
ISSN: 1410 -9875
Tjhai Fung Jin dan Dicky Supriatna
Sukmantiyas, Jantu dan Salamatun Asakdiyah. 2009. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Telekomunikasi di
Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan.
Teker, Dilek, Ozlem Tasseven, Ayca Tukel. 2009. Determinants of Capital
Structure for Turkish Firms: A Panel Data
Analysis.International
Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 29.
Utami, Endang Sri. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur. FENOMENA Volume 7, No 1(Maret).
Yeniatie dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 12, No 1
(April).
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Halaman ini sengaja dikosongkan
36
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 37-50
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG
PERUSAHAAN NON-KEUANGAN YANG TERDAFTAR
DIBURSA EFEK INDONESIA
RUTJI SATWIKO
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to provide empirical evidence
whether dividend policy, asset structure, firm growth, firm size, managerial
ownership, institutional ownership, and profitability have significant
influence to debt policy. Samples in this research are non-financial
companies, which are listed in Indonesia Stock Exchange over the three years
period from 2008 until 2010. This research uses purposive sampling method.
The sample of this research consists of 87 companies that meet the criteria.
This research uses multiple regresion analysis to find out the influence of all
independent variables above toward debt policy. The result of the research
shows that asset structure, firm size, and profitability had a significant
influence on debt policy, while dividend policy, firm growth, managerial
ownership, and institutional ownership had no influence.
Keywords: Debt Policy, Dividend Policy, Asset Structure, Firm Growth, Firm
Size, Managerial Ownership, Institutional Ownership, and
Profitability.
bagi perkembangan perusahaan di
masa depan. Sumber dana dapat
berasal dari dalam perusahaan
(internal) atau luar perusahaan
(eksternal).
Pecking Order Hypothesis
menjelaskan
bahwa
perusahaan
lebih mengutamakan penggunaan
dana internal dibandingkan dana
eksternal. Akan tetapi, terdapat
perbedaan
pendapat
antara
manajer perusahaan dengan para
pemegang
saham
dalam
menentukan kebijakan pendanaan
yang
tepat
bagi
perusahaan.
Perbedaan pendapat inilah yang
PENDAHULUAN
Perusahaan
dalam
menjalankan usahanya mempunyai
tujuan
utama,
yaitu
mensejahterakan para pemegang
saham. Tetapi, peningkatan kinerja
perusahaan
membutuhkan
dana
yang besar. Dalam memutuskan
masalah pendanaan ini, perusahaan
harus berhati-hati dan
cermat
dalam memutuskan kebijakan dana
mana yang baik untuk perusahaan
karena,
setiap
kebijakan
pendanaan
mempunyai
risiko
masing-masing yang berdampak
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
sering memicu
konflik
antara
manajer perusahaan dengan para
pemegang saham, yang disebut
sebagai masalah keagenan (agency
problem).
Masalah
keagenan
terjadi karena manajer perusahaan
dan
para
pemegang
saham
mempunyai
kepentingan
yang
berbeda.
Dimana,
manajer
cenderung untuk memenuhi dan
melindungi kepentingan mereka
terlebih
dahulu
dibandingkan
kepentingan
yang
lainnya.
Sedangkan, para pemegang saham
menginginkan
perusahaan
mendapatkan laba yang besar
sehingga dividen yang mereka
terima juga besar.
Penelitian ini merupakan
pengembangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Soesetio (2008) yang
melakukan penelitian
mengenai
pengaruh kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, kebijakan
dividen,
ukuran
perusahaan,
struktur aset, dan profitabilitas
terhadap kebijakan hutang serta
beberapa penelitian lainnya sebagai
bahan pendukung.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pecking Order Theory
Pecking
order
theory
dikemukakan
oleh
Donaldson
(1961). Teori ini menjelaskan
mengenai struktur pendanaan suatu
perusahaan mengikuti suatu hirarki
dimulai
dari
sumber
dana
termurah, dana internal hingga
saham sebagai sumber terakhir
(Indahningrum
dan
Handayani
2009). Teori ini memprediksi bahwa
perusahaan lebih mengutamakan
dana
internal
daripada
dana
eksternal
dalam
aktivitas
pendanaan.
38
November 2012
Trade-off Theory
Trade-off
theory
menunjukkan adanya keseimbangan
antara manfaat penghematan pajak
melalui pendanaan dengan hutang
dan biaya kebangkrutan yang lebih
tinggi akibat penggunaan hutang.
Trade-off theory juga menyatakan
bahwa tingkat struktur modal yang
optimal, yaitu tingkat penggunaan
hutang
yang
dapat
menyeimbangkan antara manfaat
penghematan pajak dan biaya
kebangkrutan
sehingga
akan
dihasilkan
harga
saham
yang
maksimum
yang
dapat
meningkatkan
nilai
perusahaan
(Wiliandri 2011).
Asymmetric
Information
dan
Signalling Theory
Asymmetric
information
theory merupakan suatu kondisi
dimana
manajer
perusahaan
memiliki lebih banyak informasi
tentang
operasi
dan
prospek
kedepannya
dari
perusahaan
dibandingkan dengan pihak lainnya
(Gitman 2009). Adanya asimetri ini
membuat manajer perusahaan lebih
leluasa
bertindak
dalam
menentukan
strategi
capital
structure karena lebih menguasai
informasi di dalam perusahaan.
Signalling theory merupakan
langkah-langkah manajemen dari
perusahaan
yang
sebenarnya
memberikan
petunjuk
secara
implisit kepada investor tentang
bagaimana manajemen memandang
prospek
perusahaan.
Pada
umumnya
perusahaan
yang
menguntungkan akan menghindari
emisi
saham
baru
dan
mengusahakan modal baru dengan
cara-cara lain termasuk dengan
penggunaan hutang yang melebihi
target struktur modal yang normal.
ISSN: 1410 -9875
Hal ini disebabkan karena dengan
menerbitkan saham baru maka akan
memberikan sinyal bahwa prospek
perusahaan
sedang
menurun.
Dampaknya akan terlihat dengan
rendahnya harga saham pada waktu
pertama kali dilakukan penawaran
saham baru (Wiliandri 2011).
Agency Theory (Teori Keagenan)
Menurut
teori
keagenan
Jensen
dan
Meckling
(1976)
menyatakan
bahwa
perusahaan
yang
memisahkan
fungsi
pengolahan
dengan
fungsi
kepemilikan akan rentan terhadap
konflik
kepentingan
karena
merupakan
konsekuensi
dari
pemisahan fungsi tersebut. Jensen
dan
Meckling
(1976)
juga
menyatakan bahwa agency problem
akan
terjadi
bila
proporsi
kepemilikan manajerial atas saham
perusahaan kurang dari 100%.
Kondisi
tersebut
membuat
keputusan-keputusan yang diambil
manajer
cenderung
bertindak
melindungi
dan
memenuhi
kepentingan
mereka
terlebih
dahulu
daripada
memenuhi
kepentingan
pemilik
seperti
melakukan
ekspansi
untuk
meningkatkan status dan gaji
sehingga
sudah
tidak
lagi
berdasarkan
pada
tujuan
perusahaan
(memaksimumkan
kesejahteraan pemegang saham).
Keadaan tersebut menyebabkan
perlunya suatu sistem mekanisme
pengawasan yang pada akhirnya
menimbulkan biaya yang disebut
sebagai agency cost.
Kebijakan Hutang
Murni dan Andriana (2007)
menyatakan
bahwa
untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan,
pemegang
saham
lebih
Rutji Satwiko
menginginkan
pendanaan
perusahaan dibiayai dengan hutang
karena dengan penggunaan hutang,
hak mereka terhadap perusahaan
tidak
akan
berkurang.
Tetapi
manajer tidak menyukai pendanaan
tersebut dengan alasan bahwa
hutang mengandung risiko yang
tinggi.
Manajemen
perusahaan
mempunyai kecenderungan untuk
memperoleh keuntungan sebesarbesarnya dengan pihak lain. Jensen
dan Meckling (1976) berpendapat
bahwa
dengan
hutang
maka
perusahaan
harus
melakukan
pembayaran periodik atas bunga
dan
principal.
Hal
ini
bisa
mengurangi keinginan
manajer
untuk menggunakan free cash flow
guna membiayai kegiatan-kegiatan
yang tidak optimal.
Kebijakan Dividen dan Kebijakan
Hutang
Kebijakan
dividen
merupakan keputusan yang diambil
perusahaan
untuk
menentukan
berapa besar bagian dari laba
bersih
yang
diperoleh
untuk
dibagikan sebagai dividen atau
menahannya sebagai laba yang
ditahan
guna
diinvestasikan
kembali
untuk
kepentingan
perusahaan. Kebijakan dividen yang
stabil
menyebabkan
adanya
keharusan bagi perusahaan untuk
menyediakan sejumlah dana guna
membayar jumlah dividen yang
tetap tersebut sehingga, kebutuhan
dana
perusahaan
meningkat
(Yeniatie dan Destriana 2010).
Perusahaan yang memiliki dividend
payout ratio yang tinggi lebih
menyukai pendanaan dengan modal
sendiri karena pembayaran dividen
akan
meningkatkan
kewajiban
perusahaan
dan
pembayaran
dividen umumnya dilakukan setelah
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
perusahaan melakukan pembayaran
terhadap bunga dan cicilan hutang
perusahaan. Oleh
karena itu,
manajer akan berhati-hati dan
efisien dalam menggunakan hutang.
Penelitian Masdupi (2005), Murni
dan Andriana (2007), Larasati
(2011), Steven dan Lina
(2011)
serta
Susanto
(2011)
yang
menemukan hubungan signifikan
antara kebijakan dividen terhadap
hutang
keuangan
perusahaan.
Sedangkan,
Yuniningsih
(2002),
Djabid (2007), Soesetio (2008),
Indahningrum
dan
Handayani
(2009), serta
Yeniatie
dan
Destriana (2010)
menemukan
bahwa kebijakan dividen tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan hutang perusahaan.
Ha1
:
Kebijakan
dividen
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Struktur Aset dan Kebijakan
Hutang
Salah
satu
persyaratan
mengajukan
pinjaman
adalah
adanya aset tetap berwujud yang
dapat dijaminkan sehingga semakin
besar nilai aset tetap berwujud
yang dimiliki, ada kecenderungan
semakin besar pinjaman yang dapat
diperoleh (Soesetio 2008). Studi
terdahulu yang dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu, seperti
Wahidahwati
(2002),
Masdupi
(2005), Yeniatie dan Destriana
(2010), Steven dan Lina (2011),
serta Susanto (2011) menemukan
bahwa aset tetap berpengaruh
signifikan
terhadap
hutang
perusahaan. Sedangkan menurut
Junaidi (2006), struktur aset tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Ha2 : Struktur aset berpengaruh
terhadap kebijakan hutang.
40
November 2012
Pertumbuhan
Perusahaan
dan
Kebijakan Hutang
Tingkat pertumbuhan yang
semakin
cepat
mengindikasikan
bahwa
perusahaan
sedang
mengadakan ekspansi. Pengadaan
ekspansi ini akan membutuhkan
dana yang besar. Untuk itu,
perusahaan menggunakan berbagai
cara,
antara
lain
dengan
menggunakan laba ditahan, hutang,
maupun saham. Penelitiang yang
dilakukan
oleh
Yeniatie
dan
Destriana (2010) serta Murni dan
Andriana (2007) menemukan bahwa
pertumbuhan
perusahaan
mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan.
Sementara Susanto (2011) serta
Steven dan Lina (2011) menemukan
bahwa pertumbuhan perusahaan
tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan.
Ha3 : Pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Ukuran Perusahaan dan Kebijakan
Hutang
Besar kecilnya perusahaan
sangat
berpengaruh
terhadap
struktur modal, terutama berkaitan
dengan kemampuan memperoleh
pinjaman. Perusahaan besar yang
telah terdiversifikasi, lebih mudah
untuk memasuki pasar modal,
menerima penilaian kredit yang
lebih tinggi dari bank komersial
untuk
hutang-hutang
yang
diterbitkan dan membayar tingkat
bunga yang lebih rendah pada
hutangnya.
Hasil
penelitian
Wahidahwati
(2002)
yang
menemukan
bahwa
ukuran
perusahaan mempunyai pengaruh
signifikan
terhadap
kebijakan
hutang, dimana hal ini konsisten
ISSN: 1410 -9875
dengan
teori
dan
penelitian
sebelumnya.
Berbeda
dengan
penelitian yang dilakukan Soesetio
(2008) serta Steven
dan
Lina
(2011), yang mengatakan bahwa
ukuran
perusahaan
tidak
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap kebijakan hutang.
Ha4
:
Ukuran
perusahaan
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Kepemilikan
Manajerial
dan
Kebijakan Hutang
Pihak manajerial
dalam
suatu perusahaan adalah pihak yang
secara
aktif
berperan
dalam
mengambil
keputusan
untuk
menjalankan perusahaan. Pihakpihak tersebut adalah mereka yang
duduk di dewan komisaris dan
dewan
direksi
perusahaan
(Wahidahwati
2002).
Adanya
kepemilikan saham oleh pihak
manajemen akan
menimbulkan
suatu
pengawasan
terhadap
kebijakan
yang
diambil
oleh
manajemen perusahaan, termasuk
kebijakan menggunakan hutang.
Wahidahwati
(2002),
Masdupi
(2005), Junaidi (2006), Soesetio
(2008), Diana dan Irianto (2008),
Ahmed (2009) serta Susanto (2011)
menemukan
adanya
pengaruh
signifikan
antara
kepemilikan
manajerial
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan.
Sedangkan,
menurut
Wuryaningsih
(2004),
Murni dan Andriana (2007), Yeniatie
dan Destriana (2010), Larasati
(2011), serta Steven dan Lina
(2011)
menyatakan
bahwa
kepemilikan
manajerial
tidak
berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan hutang perusahaan.
Ha5 :
Kepemilikan
manajerial
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Rutji Satwiko
Kepemilikan
Institusional
dan
Kebijakan Hutang
Kepemilikan
institusional
adalah kepemilikan saham oleh
pihak-pihak
yang
berbentuk
institusi seperti bank, perusahaan
asuransi, dana pensiun dan institusi
lainnya
(Wahidahwati
2002).
Semakin
tinggi
kepemilikan
institusional
maka
diharapkan
semakin kuat kontrol internal
terhadap perusahaan dimana akan
dapat mengurangi biaya keagenan
pada perusahaan, serta penggunaan
hutang oleh manajer. Adanya
kontrol internal ini, akan membuat
manajer menggunakan hutang pada
tingkat
yang
rendah
untuk
mengantisipasi
kemungkinan
terjadinya financial distress atau
risiko kebangkrutan (Djabid 2007).
Penelitian
Wahidahwati
(2002),
Masdupi (2005), Junaidi (2006),
Murni dan Andriana (2007), Diana
dan Irianto (2008) serta Larasati
(2011)
menemukan
bahwa
kepemilikan
institusional
berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan
hutang.
Sedangkan
menurut
Wuryaningsih
(2004),
Djabid (2007) serta Susanto (2011)
menyatakan bahwa kepemilikan
institusional
tidak
mempunyai
pengaruh terhadap
kebijakan
hutang perusahaan.
Ha6 : Kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Profitabilitas
dan
Kebijakan
Hutang
Menurut
Gitman
(2009),
profitabilitas
adalah
hubungan
antara pendapatan dan biaya yang
dihasilkan dengan
menggunakan
aset perusahaan, baik
lancar
maupun tetap, dalam aktivitas
produksi. Perusahaan yang memiliki
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
tingkat profitabilitas yang tinggi
akan menggunakan hutang yang
relatif kecil, karena perusahaan
dapat menggunakan modal internal
yang berupa laba ditahan terlebih
dahulu.
Apabila
perusahaan
memiliki tingkat profitabilitas yang
rendah maka perusahaan dapat
menggunakan hutang, karena dana
yang dibutuhkan perusahaan belum
tercukupi
atau
masih
kurang
(Yeniatie dan Destriana 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh
Soesetio (2008), Indahningrum dan
Handayani (2009), Yeniatie dan
Destriana (2010), Steven dan Lina
(2011),
serta
Susanto
(2011)
menemukan bahwa profitabilitas
mempunyai
pengaruh
signifikan
negatif terhadap kebijakan hutang.
Akan
tetapi,
Sugiarto
dan
Budhijono
(2007)
dalam
penelitiannya menemukan bahwa,
profitabilitas berpengaruh dengan
cara yang berbeda terhadap hutang
perusahaan.
Ha7 : Profitabilitas perusahaan
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
METODA PENELITIAN
Obyek Penelitian
Populasi
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan
non-keuangan
yang
terdaftar
dalam
Bursa
Efek
Indonesia (BEI). Kriteria-kriteria
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai (1) perusahaan nonkeuangan yang terdaftar dalam
Bursa
Efek
Indonesia
(BEI),
perusahaan yang secara konsisten
mempublikasikan laporan keuangan
setiap tanggal 31 Desember dari
tahun 2008 sampai dengan tahun
2010, perusahaan yang menyajikan
laporan keuangan dalam mata uang
42
November 2012
rupiah selama periode penelitian
berlangsung,
perusahaan
yang
membagikan dividen kas selama
periode
penelitian,
perusahaan
yang mendapatkan laba bersih
selama
periode
penelitian,
perusahaan
yang
mempunyai
hutang jangka panjang selama
periode penelitian, dan perusahaan
yang
mempunyai
kepemilikan
institusional
selama
periode
penelitian.
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Variabel Dependen (Kebijakan
Hutang)
Kebijakan
hutang
menggambarkan total
hutang
jangka panjang yang dimiliki oleh
perusahaan
untuk
membiayai
kegiatan operasionalnya. Kebijakan
hutang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
DEBT =
Hutang Jangka Panjang
Hutang Jangka Panjang + Ekuitas
Kebijakan Dividen
Kebijakan
dividen
menggambarkan jumlah dividen per
lembar saham yang dibagikan
kepada para pemegang saham
terhadap laba per lembar saham.
Kebijakan
dividen
dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Dividend per Share
DIV =
Earning per Share
Struktur Aset
Struktur
aset
merupakan
komposisi jumlah aset tetap yang
dimiliki oleh perusahaan. Struktur
aset dapat dirumuskan
sebagai
berikut :
ISSN: 1410 -9875
Rutji Satwiko
Net Fixed Assets
STRUK =
Total Assets
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan
perusahaan
adalah tingkat perubahan total aset
dari tahun ke tahun. Pertumbuhan
perusahaan
dapat
dirumuskan
sebagai berikut :
Total Aset Akhir Tahun
GROWTH =
Total Aset Awal Tahun
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan
adalah
kekayaan
perusahaan
(besar
kecilnya perusahaan) yang diukur
dari total aset yang dimiliki
perusahaan. Ukuran perusahaan
dapat dirumuskan sebagai berikut :
SIZE = LN (Total Assets)
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan
manajerial
merupakan
banyaknya
jumlah
saham beredar perusahaan yang
dimiliki oleh manajer yang secara
aktif ikut dalam pengambilan
keputusan
perusahaan
sebagai
direktur dan komisaris. Variabel ini
diukur
menggunakan
variabel
dummy yang diwakili dengan angka
0 dan angka 1. Nilai 0 menunjukkan
perusahaan
tidak
memiliki
kepemilikan manajerial dan nilai 1
menunjukkan
perusahaan
yang
memiliki kepemilikan manajerial.
Profitabilitas
Profitabilitas
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
memanfaatkan aset yang ada untuk
menghasilkan
pendapatan.
Profitabilitas
dapat
dirumuskan
sebagai berikut :
Laba Bersih
PROF =
Total Aset
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Obyek
Penelitian
Prosedur pemilihan sampel
penelitian yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Tabel 1
Proses Pemilihan Sampel
Kriteria
Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI selama
periode penelitian.
Perusahaan yang tidak secara konsisten mempublikasikan
laporan keuangan setiap tanggal 31 Desember.
Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah
dalam pelaporannya.
Perusahaan yang tidak membagikan dividen kas selama
periode penelitian.
Perusahaan yang tidak mendapatkan laba bersih selama
periode penelitian.
Perusahaan yang tidak mempunyai hutang jangka panjang
selama periode penelitian.
Perusahaan
yang
tidak
mempunyai
kepemilikan
institusional selama periode penelitian.
Jumlah Sampel
Perusahaan Sampel
327
981
(1)
(3)
(11)
(33)
(220)
(660)
(7)
(21)
(1)
(3)
(0)
(0)
87
261
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
Statistik Deskriptif
Hasil pengujian statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik dari
sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
VARIABEL
DEBT
DIV
STRUK
GROWTH
SIZE
MAN
INST
PROF
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Standard
Mean
Minimum
Deviation
0,198644
0,165753
0,011314
0,391499
0,386657
0,000189
0,324130
0,210717
0,020724
1,167205
0,253712
0,494147
28,557299 1,492452 25,011406
0,459770
0,499336
0,000000
0,712202
0,181011
0,123205
0,111069
0,083497
0,003292
Maximum
N
0,744045
2,914927
0,921009
3,648067
32,664858
1,000000
1,000000
0,416250
261
261
261
261
261
261
261
261
Hasil uji t dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Uji T
Unstandardized
Coefficients
Model
t
Sig.
B
1
(Constant)
-0,398 -2,336
0,020
DIV
0,007
0,323
0,747
STRUK
0,240
5,737
0,000
GROWTH
0,043
1,235
0,218
SIZE
0,021
3,592
0,000
MAN
0,016
0,869
0,386
INST
-0,095 -1,921
0,056
PROF
-0,750 -6,926
0,000
Berdasarkan
hasil
pengujian
statistik pada tabel 3, sehingga
dapat dirumuskan model penelitian
dengan persamaan regresi adalah
sebagai berikut :
DEBT = -0,398 + 0,007 DIV + 0,240
STRUK + 0,043 GROWTH +
0,021 SIZE + 0,016 MAN –
0,095 INST - 0,750 PROF +
ε
Hasil uji t untuk masingmasing variabel independen adalah
44
variabel kebijakan dividen (DIV)
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,747 lebih besar daripada alpha
(0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat pengaruh variabel
kebijakan dividen (DIV) secara
signifikan
terhadap
variabel
kebijakan hutang (DEBT) sehingga
hipotesis alternatif pertama (Ha1)
tidak dapat diterima.
Variabel
struktur
aset
(STRUK) memiliki nilai signifikansi
ISSN: 1410 -9875
sebesar 0,000 lebih kecil daripada
alpha (0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh variabel
struktur
aset
(STRUK)
secara
signifikan
terhadap
variabel
kebijakan hutang (DEBT) sehingga,
hipotesis alternatif kedua (Ha2)
diterima.
Variabel
pertumbuhan
perusahaan (GROWTH)
memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,218 lebih
besar daripada alpha (0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh variabel pertumbuhan
perusahaan
(GROWTH)
secara
signifikan
terhadap
variabel
kebijakan hutang (DEBT) sehingga,
hipotesis alternatif ketiga (Ha3)
tidak dapat diterima.
Variabel ukuran perusahaan
(SIZE) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil daripada
alpha (0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh variabel
ukuran perusahaan (SIZE) secara
signifikan
terhadap
variabel
kebijakan hutang (DEBT) sehingga,
hipotesis alternatif keempat (Ha4)
diterima. Variabel
kepemilikan
manajerial (MAN) memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,386 lebih
besar daripada alpha (0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh
terdapat
pengaruh
variabel kepemilikan manajerial
(MAN) secara signifikan terhadap
variabel kebijakan hutang (DEBT)
sehingga, hipotesis
alternatif
kelima (Ha5) tidak dapat diterima.
Variabel
kepemilikan
institusional (INST) memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,056 lebih
besar daripada alpha (0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh
terdapat
pengaruh
variabel kepemilikan institusional
(INST) secara signifikan terhadap
variabel kebijakan hutang (DEBT)
Rutji Satwiko
sehingga,
hipotesis
alternatif
keenam (Ha6) tidak dapat diterima.
Variabel profitabilitas (PROF)
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,000 lebih kecil daripada alpha
(0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat
pengaruh
variabel
profitabilitas
(PROF)
secara
signifikan
terhadap
variabel
kebijakan hutang (DEBT) sehingga,
hipotesis alternatif ketujuh (Ha7)
diterima.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisa dan
pembahasan yang dilakukan, maka
diperoleh
kesimpulan
adalah
kebijakan
dividen
(DIV)
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang (DEBT). Dalam konteks
masalah
agensi,
mekanisme
pembayaran
dividen
dapat
digunakan
untuk
menggantikan
peranan hutang dalam pengawasan
masalah agensi, namun hubungan
tersebut tidak berjalan secara
efektif (Yeniatie
dan Destriana
2010).
Struktur
aset
(STRUK)
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang (DEBT). Hal ini disebabkan
semakin tinggi jumlah aset tetap
dalam total aset perusahaan akan
mempermudah perusahaan untuk
mendapatkan hutang karena aset
tetap tersebut dapat digunakan
sebagai jaminan untuk memperoleh
hutang dari kreditur (Steven dan
Lina 2011).
Pertumbuhan
perusahaan
(GROWTH)
tidak
berpengaruh
terhadap kebijakan hutang (DEBT).
Tingkat pertumbuhan perusahaan
yang tinggi tidak cenderung banyak
menggunakan
hutang
untuk
memenuhi
kebutuhan
dana.
Pertumbuhan perusahaan dengan
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
bertambahnya aset tidak semuanya
berasal
dari
hutang,
karena
perusahaan lebih cenderung untuk
menghindari risiko apabila tidak
mampu
melunasinya
(Susanto
2011).
Ukuran perusahaan (SIZE)
berpengaruh terhadap kebijakan
hutang (DEBT). Ukuran perusahaan
digunakan untuk mengukur besar
kecilnya suatu perusahaan dari
jumlah aset yang dimiliki oleh
perusahaan dari waktu ke waktu.
Jumlah
aset
yang
dimiliki
perusahaan ini merupakan
salah
satu faktor dalam memberikan
pinjaman, hal ini sebagai jaminan
bagi debt holder atas pinjaman
yang diberikan kepada perusahaan
(Soesetio 2008).
Kepemilikan
manajerial
(MAN) tidak berpengaruh terhadap
kebijakan hutang (DEBT). Hal ini
disebabkan karena masih rendahnya
kepemilikan saham oleh manajer
dibandingkan
dengan
kelompok
lainnya dalam perusahaan, sehingga
manajer tidak bisa mengambil
keputusan
berdasarkan
atas
keinginannya sendiri (Yeniatie dan
Destriana 2010).
Kepemilikan
institusional
(INST) tidak berpengaruh terhadap
kebijakan hutang (DEBT). Besarnya
presentase saham yang dimiliki oleh
pihak institusional tidak akan
menyebabkan usaha pengawasan
menjadi lebih efektif. Sebagian
investor tidak terlalu peduli dengan
penggunaan hutang sebagai sumber
dana perusahaan. Investor lebih
memperhatikan hasil akhir, yaitu
perusahaan memiliki kinerja yang
bagus yang dilihat dari laba, aliran
kas masuk operasi, dan kemampuan
membayar hutang (Susanto 2011).
Profitabilitas
(PROF)
berpengaruh terhadap kebijakan
46
November 2012
hutang (DEBT). Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
berkaitan
dengan pecking order theory,
semakin
tinggi
profitabilitas
perusahaan, maka akan semakin
banyak dana yang tersedia untuk
digunakan
bagi
perusahaan,
sehingga
perusahaan
akan
cenderung
memanfaatkan
dana
internalnya yang bersumber dari
laba
dibandingkan
hutang.
Perusahaan dengan profitabilitas
tinggi
akan
cenderung
menggunakan dana internal
dari
laba ditahan sehingga perusahaan
tidak akan terlalu membutuhkan
dana yang bersumber dari hutang
(Steven dan Lina 2011).
Dalam
penelitian
ini,
terdapat beberapa keterbatasan
yang mungkin bisa mempengaruhi
hasil penelitian adalah periode
penelitian
yang
diuji
dalam
penelitian ini hanya 3 tahun, yaitu
dari tahun 2008 sampai
dengan
tahun 2010, penelitian ini hanya
menggunakan 7 (tujuh) variabel
independen saja, yaitu kebijakan
dividen
(DIV),
struktur
aset
(STRUK), pertumbuhan perusahaan
(GROWTH),
ukuran
perusahaan
(SIZE),
kepemilikan
manajerial
(MAN), kepemilikan institusional
(INST), dan profitabilitas (PROF).
Sedangkan, masih banyak variabelvariabel independen lain yang
mungkin
dapat
mempengaruhi
kebijakan hutang perusahaan, dan
dalam penelitian ini, terdapat
variabel-variabel independen yang
tidak memenuhi uji asumsi klasik
untuk uji heteroskedastisitas, yaitu
kepemilikan institusional (INST) dan
profitabilitas (PROF).
Adapun rekomendasi yang
diberikan peneliti untuk penelitian
selanjutnya
adalah
penelitian
selanjutnya diharapkan menambah
ISSN: 1410 -9875
rentang waktu penelitian agar hasil
penelitian lebih akurat, penelitian
selanjutnya
diharapkan
dapat
menambah
variabel-variabel
independen
lain
yang
belum
dimasukkan
di
penelitian
ini,
seperti free cash flow, risiko bisnis,
Rutji Satwiko
dan tax rate, dan penelitian
selanjutnya
diharapkan
bisa
mengatasi
masalah
heteroskedastisitas yang terjadi
dengan cara menambah jumlah
sampel yang digunakan dalam
penelitian.
REFERENSI
Ahmed, Huson Joher Ali. 2009. Managerial Ownership Concentration and
Agency Conflict Using Logistic Regression Approach : Evidence from
BursaMalaysia. Journal of Management Research, Volume 1, Number 1
: 1 - 10.
Budiyanti, Maria Susilowati. 2010. Pengaruh Investasi, Kepemilikan Manajerial,
dan Leverage Operasi Terhadap Hubungan Interdepensi Antara
Kebijakan Dividen Dengan Kebijakan Leverage Keuangan. Jurnal
Akuntansi dan Manajemen, April 2010, Volume 21, Nomor 1 : 17 –
29.
Diana, Devi Nurvida Avri, dan Gugus Irianto. 2008. Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Sebaran Kepemilikan
Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Ditinjau dari Teori Keagenan.
Emisi, April 2008, Volume 1, Nomor 1 : 1 – 18.
Djabid, Abdullah W. 2009. Kebijakan Dividen dan Struktur Kepemilikan
Terhadap Kebijakan Hutang : Sebuah Pespektif Agency Theory. Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Mei 2009, Volume 13, Nomor 2 : 249 – 259.
Fosberg, Richard H. 2008. Debt Capacity and Debt Financing. Journal of
Business and Economics Research, August 2008, Volume 6, Number 8 :
21 - 26.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitman, Lawrence J. 2009. Principal of Managerial Finance 12th Edition.
England : Addison-Wesley Publishing.
Indahningrum, Rizka Putri, dan Ratih Handayani. 2009. Pengaruh Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Dividen,
Pertumbuhan
Perusahaan, Free
Cash
Flow,
dan
Profitabilitas
Terhadap
Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Desember
2009, Volume 11, Nomor 3 : 189 – 207.
Jensen, Michael C. dan Willian H. Meckling. 1976. Theory of the Firm :
Managerial Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure. Journal
of Financial Economics, October 1976, Volume 3, Number 4 : 305 –
360.
Junaidi. 2006. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional
Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan : Sebuah Perspektif Agency
Theory dengan Variabel Kontrol Dividend Payout Ratio, Ukuran
Perusahaan, Assets Structure, dan Risiko Bisnis (Studi Pada Perusahaan
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta). Jurnal
Ilmiah
Bidang
Manajemen dan Akuntansi, September 2006, Volume 3, Nomor 2 : 214
– 228.
Larasati, Eva. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang
Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis Tahun 16, Juli 2011, Nomor 2 : 103
– 107.
Masdupi, Erni. 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan
Hutang Dalam Mengontrol Konflik Keagenan. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia, Volume 20, Nomor 1 : 57 – 69.
Myers, Stewart C. dan Nicholas S. Majluf. 1984. Corporate Financing and
Investment Decisions When Firms Have Information the Investors Do
Not Have. Journal of Finance Economics 13 : 187 – 221.
Murni, Sri, dan Andriana. 2007. Pengaruh Insider Ownership, Institutional
Investor, Dividend Payments, dan Firm Growth terhadap Kebijakan
Hutang Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Februari 2007,
Volume 7, Nomor 1 : 15 – 24.
Sekaran, Uma, dan Roger Bougie, trans. 2010. Research Methods for Bussiness
: A Skill Building Approach 5th Edition, John Wiley and Son. Jakarta :
Salemba Empat.
Singgih, Santoso. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta : PT
Gramedia.
Soesetio, Yuli. 2008. Kepemilikan Manajerial dan Institusional, Kebijakan
Dividen, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Profitabiltas
terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Keuangan dan Perbankan,
September 2008, Volume 12, Nomor 3 : 384 – 398.
Steven, dan Lina. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang
Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Desember 2011,
Volume 13, Nomor 3 : 163-181.
Susanto, Yulius Kurnia. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Dividen,
Karakteristik Perusahaan, Risiko Sistimatik, Set Peluang Investasi dan
Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Desember 2011,
Volume 13, Nomor 3 : 195 – 210.
Tarjo. 2005. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Kebijakan Utang pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Januari 2005, Volume 8, Nomor 1 : 82 – 104.
Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan : Sebuah Perspektif
Theory Agency. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Januari 2002,
Volume 5, Nomor 1 : 1 – 16.
Wiliandri, Ruly. 2011. Pengaruh Blackholder Ownership dan Firm Size
terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, Juli
2011, Nomor 2 : 95 – 102.
Yeniatie, dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Hutang pada Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, April 2010, Volume
12, Nomor 1 : 1 – 16.
48
ISSN: 1410 -9875
Rutji Satwiko
Yuniningsih. 2002. Interdepensi Antara Kebijakan Dividend Payout Ratio,
Financial Leverage, dan Investasi pada Perusahaan Manufaktur yang
Listed di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September
2002, Volume 9, Nomor 2 : 164 – 182.
49
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Halaman ini sengaja dikosongkan
50
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 51-64
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
WILLIEM CHAHYA WIJAYA
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The objectives of this study are to obtain empirical evidence and
test the factors that affect share return of a company. The factors are
earnings per share, price earnings ratio, dividends per share, dividends
payout ratio, dividends yield, profitability, price per book value of share and
leverage. Population in this study are manufacturing and property firms
which listed in Indonesia Stock Exchange during year 2007 until 2010. There
are 34 per year companies selected as final sample. Hypothesis tested by
using multiple regression analysis. The result of this study indicates that
earnings per share, price earnings ratio, dividends per share, dividends
payout ratio, dividends yield affected share return. But, other factors,
profitability, price per book value of share and leverage did not affect share
return.
Keywords: Share return, earnings per share, price earnings ratio, dividends
per share, dividends payout ratio, dividends yield.
banyak
yang
berubah
dari
perseroan
terbatas
tertutup
menjadi perseroan terbatas yang
terbuka. Hal ini tentu
saja
berdampak pada jumlah surat
berharga yang beredar di pasar
modal.
Banyaknya surat berharga
yang beredar di pasar modal baik
dalam bentuk saham maupun
obligasi membuat investor semakin
leluasa dalam menentukan di mana
mereka akan berinvestasi. Investor
tentu saja berharap jika investasi
yang telah
mereka
lakukan
mendatangkan return berupa bunga
PENDAHULUAN
Investasi merupakan usaha
investor untuk mendapatkan return
yang
diharapkan
dengan
menanamkan modalnya ke dalam
bentuk aktiva
tertentu.
Di
Indonesia
sendiri
seiring
perkembangan zaman, investasi
mengalami
pergeseran
dari
investasi dalam bentuk emas,
tanah, atau aktiva yang bersifat riil
menjadi investasi dalam bentuk
efek-efek yang diperdagangkan di
pasar modal maupun di pasar uang.
Perusahaaan di Indonesia mulai
51
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
obligasi, deviden kas,
ataupun
selisih harga jual dan beli surat
berharga.
Tingkat return yang tinggi
sering kali diimbangi oleh tingkat
risiko yang tinggi juga. Risiko
tersebut dibagi menjadi dua jenis
yaitu risiko sistematis dan risiko
tidak
sistematis.
Risiko
tidak
sistematis menurut Sharpe (1999)
dalam Pasaribu (2008) adalah risiko
yang dapat dikurangi dengan cara
membagi
investasi
ke
dalam
beberapa efek atau sering disebut
portfolio investment sedangkan
risiko sistematis adalah resiko yang
unik bagi perusahaan, seperti
bencana alam, pemogokan, dan hal
sejenis
(Fabozzi
1999
dalam
Pasaribu 2008).
Dalam menentukan saham
perusahaan yang akan dibeli,
investor terbantu dengan adanya
laporan keuangan
yang
telah
diaudit karena laporan tersebut
akan memberi tingkat kepercayaan
yang tinggi bagi penggunanya. Isi
dalam laporan keuangan khususnya
pada bagian
laporan
posisi
keuangan perusahaan membantu
investor
untuk
memutuskan
berinvestasi atau tidak pada saham
perusahaan
tersebut
dengan
mengacuh pada rasio
pasar.
Menurut Saiedi (2007), rasio pasar
terdiri dari earnings per share
(EPS), price/earnings ratio (P/E),
dividend per share (DPS), dividend
payout (D/P), dan dividend yield
(DY).
Motivasi penulis melakukan
penelitian ini
adalah untuk
mengetahui pengaruh faktor-faktor
yang mempengaruhi return saham
pada saham
perusahaan yang
terdaftar pada BEI serta adanya
52
November 2012
hasil penelitian yang
berbeda
dengan hasil penelitian terdahulu
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
return saham
seperti return on assets (ROA),
debt to equity ratio (DER), dan
price to book value (PBV).
Penelitian
ini
merupakan
pengembangan dari penelitian yang
Saeidi (2011) lakukan di mana
penelitian
tersebut
meneliti
pengaruh dari rasio pasar terhadap
return saham. Rasio-rasio tersebut
meliputi earning per share (EPS),
price/earning ratio (P/E), dividend
per share (DPS), dividend payout
(D/P), dan dividend yield (DY).
Penelitian
tersebut
mengambil
sampel berupa saham perusahaan
manufaktur di bursa efek Tehran,
Iran pada periode tahun 2003
sampai dengan tahun 2009.
EPS merupakan variabel yang
paling
signifkan
berpengaruh
terhadap return saham sedangkan
variabel lain berpengaruh secara
berurutan dari DPS, P/E, D/P serta
DP. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan Saeidi
(2011) adalah sebagai berikut:
1. Penelitian terdahulu mengambil
sampel
saham
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di bursa
efek
Tehran,
Iran,
sedangkan
penelitian
penulis
mengambil
sampel dari saham perusahaan yang
terdaftar di bursa efek Indonesia.
2. Penulis menambahkan return on
assets (ROA), debt to equity ratio
(DER) (Pasaribu 2008), dan price to
book value (PBV) (Arista 2012)
sebagai variabel independen yang
belum ada pada
penelitian
terdahulu
oleh
Saeidi
(2011).
Penulis
menambah
variabel
tersebut agar penulis mengetahui
ISSN: 1410 -9875
Williem Chahya Wijaya
seberapa besar pengaruh variabel
independen
tersebut
terhadap
return saham.
Organisasi
penulisan
penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut. Bagian pertama
adalah pendahuluan, bagian kedua
membahas rerangka teoritis dan
pengembangan hipotesis, bagian
ketiga
membahas
metoda
penelitian,
bagian
keempat
membahas
analisis
dan
pembahasan, dan bagian terakhir
membahas penutup yang berisi
kesimpulan,
keterbatasan
dan
rekomendasi.
RERANGKA
TEORITIS
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
DAN
Return Saham
Menurut
Jogiyanto
(2003)
dalam Suharli (2005) return dapat
diklasifikasikan dalam dua jenis
yaitu return realisasi atau
yang
telah terjadi dan expected return
atau return yang diharapkan oleh
investor pada masa yang akan
datang
dari
investasi
yang
dilakukan.
Menurut Suharli (2005) return
saham dibagi menjadi dua jenis
yang meliputi dividen dan capital
gain. Di mana dividen merupakan
pembagian sebagian keuntungan
yang
dihasilkan
perusahaan
sedangkan capital gain
adalah
selisih antara harga beli dengan
harga jual yang terbentuk akibat
mekanisme
permintaan
dan
penawaran di pasar sekunder.
Berdasarkan definisi di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa
return
saham
adalah
tingkat
pengembalian berupa laba atau rugi
dari kegiatan investasi yang dapat
menunjukan perubahan harga suatu
jenis saham.
Return on Assets
Dalam penentuan nilai suatu
perusahaan,
investor
masih
mengandalkan
rasio
keuangan
sebagai indikator untuk melihat
seberapa
besar
tingkat
pengembalian yang dapat diberikan
perusahaan kepada para investor.
Rasio profitabilitas digunakan para
investor untuk mengukur besarnya
pengembalian. Rasio profitabilitas
adalah
pendapatan
atau
keberhasilan
operasi
suatu
perusahaan pada periode tertentu
(Kieso et. al. 2011). Salah satu
rasio profitabilitas yang lazim
digunakan sebagai indikator tingkat
pengembalian
investasi
adalah
Return on Assets (ROA).
ROA mengukur seberapa besar
efektivitas
manajemen
dalam
menghasilkan
laba dengan aset yang tersedia di
perusahaan (Gitman 2009). Menurut
Ang (1997) dalam Arista (2012),
ROA adalah salah satu rasio
profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aset yang
dimilikinnya.
Perusahaan selalu berupaya
meningkatkan
ROA
yang
dikarenakan semakin tinggi ROA
maka semakin efektif pemanfaatan
aset
oleh
perusahaan
dalam
menghasilkan laba bersih setelah
pajak, oleh karena itu semakin
meningkatnya
ROA
maka
profitabilitas perusahaan semakin
baik (Arista 2012).
Pendekatan
ROA
dalam
penelitian berguna sebagai variabel
53
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
independen yang
fundamental
untuk
mengukur
efektivitas
perusahaan dalam
menghasilkan
laba dengan memanfaatkan aset
yang dimilikinya (Hardiningsih et.
al. 2002 dalam Arista 2012)
Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio (DER)
adalah rasio utang yang berdasar
pada perbandingan utang dengan
ekuitas. Tingkat DER yang aman
biasanya kurang dari 50 persen.
Semakin kecil DER, semakin baik
bagi perusahaan
atau
semakin
aman utang yang harus diantisipasi
dengan modal sendiri (Fakhruddin
dan Hardianto 2001 dalam Arista
2012).
Rasio
ini
menggambarkan
struktur modal dari perbandingan
total utang dengan total ekuitas
perusahaan
yang
keduanya
merupakan
sumber
dana
perusahaan.
Rasio
ini
juga
menunjukan risiko utang yang tidak
dapat dibayarkan perusahaan.
Semakin besar DER maka
semakin
besar
pula
risiko
perusahaan tidak dapat membayar
utangnya (Natarsyah 2000 dalam
Arista 2012). Menurut Ang (1997)
dalam
Arista
(2012),
DER
menunjukan
risiko
perusahaan
dalam menggunakan
modalnya
untuk membayar utang.
Penelitian ini menggunakan
DER sebagai variabel independen
karena DER mempengaruhi investor
dalam melakukan investasi dalam
bentuk
saham
yang
nantinya
berperan dalam return saham.
Earnings Per Share
Earnings per share adalah
perbandingan antara laba bersih
54
November 2012
setelah pajak dengan jumlah saham
yang beredar (Kieso, et. al. 2005).
Peningkatan
EPS
mencerminkan
peningkatan laba atau penjualan
perusahaan
atau
dapat
juga
diartikan EPS sebagai indikator
perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bersih untuk tiap
lembar saham perusahaan yang
beredar.
Menurut Ang (1997) dalam
Arista (2012), EPS adalah
rasio
pasar
yang
pada
dasarnya
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
manajemen
dalam
menciptakan
nilai
pasar yang
melampaui pengeluaran investasi.
Rasio ini merupakan pengukuran
paling lengkap mengenai prestasi
perusahaan dan berkaitan langsung
dengan tujuan memaksimalkan nilai
perusahaan
dan
kekayaan
pemegang saham.
Penggunaan rasio EPS dalam
penelitian ini adalah
sebagai
variabel
independen
yang
mempengaruhi return saham.
Price to Book Value
Menurut Subramanyam dan
Wild (2010) Price to book value
adalah rasio pasar yang digunakan
untuk mengukur kinerja harga pasar
saham terhadap nilai bukunya.
Menurut Arista (2012) perhitungan
rasio
ini
dilakukan
dengan
membandingkan
harga
saham
dengan nilai buku per lembar
saham di mana nilai buku per
lembar saham ini sering digunakan
untuk mengukur shareholder equity
atas setiap lembar saham. Nilai
pasar adalah harga saham yang
terjadi di pasar bursa pada saat
tertentu yang ditentukan oleh
ISSN: 1410 -9875
permintaan dan penawaran saham
yang bersangkutan di pasar bursa.
Price to
book
value
merupakan rasio yang penting
sebagai
salah
satu
indikasi
perusahaan terkait upaya komitmen
yang tinggi terhadap pasar. Semakin
besar rasio price to book value
menunjukan semakin baiknya nilai
perusahaan. Perusahaan yang dapat
beroperasi dengan baik, umumnya
memiliki rasio price to book value
di atas satu, di mana hal tersebut
mencerminkan nilai pasar saham
lebih tinggi dibandingkan nilai
bukunya. Dengan demikian, jika
harga pasar lebih tinggi dari nilai
buku saham, maka investor akan
tertarik membeli saham tersebut
dan harga saham tersebut di pasar
juga akan meningkat. Peningkatan
harga saham ini akan meningkatkan
return saham tersebut.
Dividend Yield
Menurut Hirt (2006) dalam
Margaretha dan Damayanti (2008),
dividend yield mengukur tingkat
pada
saat
pemegang
saham
menerima
dividend
dengan
membandingkan dividend tersebut
dengan harga sahamnya.
Dividend yield dipengaruhi
oleh
kebijakan
perusahaan
mengenai dividend dan
harga
saham perusahaan tersebut. Karena
pergerakan harga yang cenderung
berubah-ubah
maka
beberapa
analis menggunakan rata-rata harga
dari saham sebagai dasar untuk
menentukan
dividend
yield
(Subramanyam dan Wild 2010)
Dividend Payout
Menurut Subramanyam dan
Wild (2010) rasio dividend payout
Williem Chahya Wijaya
digunakan
untuk
mengetahui
besarnya presentase pendapatan
yang dibayarkan perusahaan dalam
bentuk dividend. Senada dengan
itu,
Gitman
(2009)
juga
berpendapat bahwa rasio dividend
payout adalah besarnya proporsi
dari pendapatan perusahaan yang
segera dibayarkan ke pemegang
saham dalam bentuk dividend.
Besarnya rasio
dividend
payout setiap perusahaan berbeda
meskipun dalam industri
yang
sama. Sebagian besar perusahaan
yang menggunakan proporsi yang
tetap untuk pembayaran dividend
kecuali terjadi hal-hal tertentu
yang memaksa perubahan proporsi
tersebut. Peningkatan dalam rasio
ini biasanya menandakan bahwa
manajemen berharap pendapatan
masa depan akan lebih besar.
Dividend Per Share
Menurut Khan dan Jain (2009)
DPS merupakan dividend yang
dibayarkan
kepada
pemegang
saham dengan dasar lembar saham
dengan kata lain, DPS adalah laba
bersih yang terdistribusi pada
pemegang saham biasa sesuai
dengan jumlah saham yang beredar.
Sebagai indikator, DPS lebih
baik dibandingkan dengan EPS
karena DPS menunjukan jumlah
pasti
yang
dapat
diterima
pemegang saham. Menurut Khan
dan Jain (2009)
sama
halnya
dengan EPS,
penggunaan DPS
sebaiknya tidak berdasar pada nilai
muka sebagaimana
peningkatan
DPS tidak dapat diandalkan untuk
mengukur
profitabilitas
dikarenakan peningkatan terjadi
tanpa perubahan dalam jumlah
saham yang beredar.
55
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Pengaruh Earnings Per Share
Terhadap Return Saham
Berdasarkan
penelitian
terdahulu
oleh
Saeidi
dan
Khandoozi (2011), EPS berpengaruh
terhadap return saham. Senada
dengan
penelitan
tersebut,
penelitian yang dilakukan
oleh
Faridl
(2007),
Siyami
(2007),
Enggraini (2006) dalam Pasaribu
(2008), menunjukan hasil yang
serupa bahwa EPS berpengaruh
terhadap return saham. Hasil
penelitian Sasongko dan Wulandari
(2006) juga menunjukan bahwa EPS
berpengaruh
terhadap
return
saham.
Hal
tersebut
mengindikasikan semakin besar EPS
semakin baik return saham yang
dapat diterima investor.
Hasil
penelitian
tersebut
berbeda dengan penelitian Arista
(2012) yang mengatakan bahwa EPS
tidak berpengaruh terhadap return
saham. Hal ini mengindikasikan
bahwa
besarnya
EPS
tidak
berpengaruh
terhadap
return
saham.
Pengaruh Price Per Earnings Ratio
Terhadap Return Saham
Berdasarkan
penelitian
terdahulu
oleh
Saeidi
dan
Khandoozi
(2011),
PER
berpengaruh
terhadap
return
saham. Hal yang sama juga
ditunjukan penelitian Wijaya (2008)
dan penelitian oleh Meythi dan
Mathilda (2012) yang menyatakan
bahwa PER berpengaruh terhadap
return saham. Hal yang serupa
ditunjukan
oleh
penelitian
Margaretha dan Damayanti (2008)
yang
mengatakan
bahwa
PER
berpengaruh
terhadap
return
saham. Hasil penelitian tersebut
56
November 2012
memberi indikasi bahwa semakin
tinggi tingkat PER makan semakin
besar return saham yang dapat
diterima oleh investor.
Kontras dengan penelitian di
atas, penelitian oleh Kurniasih dan
Adriana (2011) menyebutkan bahwa
PER tidak berpengaruh terhadap
return
saham.
Hal
tersebut
menunjukan bahwa tingkat PER
tidak menjamin besarnya return
yang diterima investor.
Pengaruh Dividend Per Share
Terhadap Return Saham
Berdasarkan
penelitian
terdahulu
oleh
Saeidi
dan
Khandoozi
(2011),
DPS
berpengaruh
terhadap
return
saham, hal serupa juga terjadi pada
penelitian Hutami (2012) yang
menyebutkan
bahwa
DPS
mempengaruhi return saham. Hal
tersebut memberikan
indikasi
bahwa
besarnya
DPS
tidak
mempengaruhi return saham.
Pengaruh
Dividend
Payout
Terhadap Return Saham
Berdasarkan
penelitian
terdahulu
oleh
Saeidi
dan
Khandoozi (2011), DP berpengaruh
terhadap return saham. Hal yang
sama juga ditunjukan
oleh
penelitian yang dilakukan Gwylim
et al. (2004) di mana dividend
payout berpengaruh
terhadap
return
saham.
Hal
tersebut
mengindikasikan bahwa semakin
besar dividend dibayar perusahaan,
semakin besar return yang diterima
investor.
ISSN: 1410 -9875
Pengaruh Dividend Yield Terhadap
Return Saham
Berdasarkan
penelitian
terdahulu
oleh
Saeidi
dan
Khandoozi (2011), dividend yield
berpengaruh
terhadap
return
saham. Hal yang serupa ditunjukan
oleh penelitian Margaretha dan
Damayanti (2008) yang mengatakan
bahwa dividend yield berpengaruh
terhadap return saham.
Pengaruh
Return
on
Assets
Terhadap Return Saham
Berdasarkan
penelitian
terdahulu oleh Arista (2012), ROA
tidak berpengaruh terhadap return
saham.
Besarnya
tingkat
pengembalian yang diterima dari
aset tidak memiliki pengaruh pada
besarnya return saham. Hal serupa
juga tercermin pada penelitian
Sasongko dan Wulandari (2006).
Pengaruh Debt to Equity Ratio
Terhadap Return Saham
Berdasarkan
penelitian
terdahulu oleh Suharli (2005), DER
tidak berpengaruh terhadap return
saham. Komposisi struktur modal
tidak
memberikan
pengaruh
terhadap return saham.
Hal
ini
menarik
karena
menurut penelitian Arista (2012),
DER berpengaruh negatif terhadap
return
saham.
Arista
(2012)
berpendapat bahwa semakin besar
kewajiban maka return saham
semakin kecil karena perusahaan
harus melunasi pokok pinjaman
serta bunga.
Williem Chahya Wijaya
berpengaruh
terhadap
return
saham. Menurut Arista (2012)
besarnya PBV mempengaruhi return
saham terutama dari sisi capital
gain.
Menurut
Meythi
dan
Mathilda
(2012),
PBV
tidak
berpengaruh pada return saham.
Hal ini berlawanan
dengan
penelitian oleh Arista (2012).
Penilitian oleh Meythi dan Mathilda
(2012) tidak menemukan pengaruh
PBV
terhadap
return
saham.
Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat dirumuskan hipotesis dari
penelitian ini, adalah sebagai
berikut:
Ha1
Terdapat pengaruh earnings
per share terhadap return
saham.
Ha2 Terdapat
pengaruh
price
per earnings Ratio terhadap
return saham.
Ha3
Terdapat pengaruh dividend
per share terhadap return
saham.
Ha4 Terdapat pengaruh dividend
payout
terhadap
return
saham.
Ha5
Terdapat pengaruh return
on asset terhadap return
saham.
Ha6 Terdapat pengaruh dividend
yield
terhadap
return
saham.
Ha7 Terdapat pengaruh debt to
equity ratio
terhadap
return saham.
Ha8 Terdapat
pengaruh
price
per book value terhadap
return saham.
Pengaruh Price to Book Value
Terhadap Return Saham
Berdasarkan
penelitian
terdahulu oleh Arista (2012), PBV
57
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
METODE PENELITIAN
Metode Pemilihan Sampel dan
Pengumpulan Data
opulasi
yang
dijadikan
obyek dari penelitian ini adalah
seluruh perusahaan yang bergerak
di bidang manufaktur dan properti
yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia,
kecuali
bank
dan
lembaga keuangan.
Pemilihan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling dengan tipe
judgement
sampling.
Dengan
metode purposive sampling, sampel
dipilih
berdasarkan
kesesuaian
karakteristik
sampel
dengan
kriteria
sampel
yaitu
sebagai
berikut:
1. Perusahaan manufaktur dan
properti di Indonesia yang
terdaftar di
Bursa
Efek
Indonesia konsisten dari tahun
2007 sampai
dengan
tahun
2010.
2. Laporan keuangan disajikan
dalam mata uang Rupiah.
3. Perusahaan memiliki laporan
keuangan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember.
4. Perusahaan yang mempunyai
laba
setelah
pajak
dan
membagikan dividen selama
empat tahun dari tahun 2007
sampai dengan tahun 2010.
Pengukuran Variabel
Return Saham
Return Saham adalah total dari
dividend ditambah dengan capital
gain
Earnings Per Share
Earnings per share adalah
perbandingan antara laba bersih
58
November 2012
setelah pajak dengan jumlah saham
yang beredar (Kieso et al 2012).
Peningkatan
EPS
mencerminkan
peningkatan laba atau penjualan
perusahaan
atau
dapat
juga
diartikan EPS sebagai indikator
perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bersih untuk tiap
lembar saham perusahaan yang
beredar.
Price Per Earning Ratio
Rasio ini digunakan untuk
membandingkan suatu perusahaan
dengan P/E Ratio rata-rata dari
perusahaan
dalam
kelompok
industri sejenis.
Return on Asset
Return
on Asset
(ROA)
merupakan rasio yang menunjukkan
keefektifan operasional perusahaan
dalam menghasilkan laba (profit)
dengan asset yang tersedia. ROA
diukur
dengan
membandingkan
antara net income after tax dengan
total assetnya.
Dividend Per Share
Menurut Khan dan Jain
(2006) DPS merupakan dividend
yang dibayarkan kepada pemegang
saham dengan dasar lembar saham
dengan kata lain, DPS adalah laba
bersih yang terdistribusi pada
pemegang saham biasa sesuai
dengan jumlah saham yang beredar.
Dividend Payout Ratio
Menurut Subramanyam dan
Wild (2010) rasio dividend payout
digunakan
untuk
mengetahui
besarnya presentase pendapatan
yang dibayarkan perusahaan dalam
bentuk dividend.
ISSN: 1410 -9875
Dividend Yield
Menurut Subramanyam dan
Wild (2010) dividend
yield
mengukur
tingkat
pada
saat
pemegang
saham
menerima
dividend dengan membandingkan
dividend tersebut dengan harga
sahamnya.
Persentase Kepemilikan Pemegang
Saham Lama
Persentase saham yang masih
ditahan pemegang saham lama
yaitu besarnya saham yang masih
ditahan oleh founder. Besarnya
saham diukur dengan mengurangi
total
saham
yang
dimiliki
perusahaan dengan besar saham
yang
ditawarkan
kepada
masyarakat dibagi dengan total
saham yang dimiliki perusahaan.
Price to Book Value
Price to book value adalah
rasio pasar yang digunakan untuk
mengukur kinerja harga
pasar
saham terhadap nilai bukunya.
Menurut Arista (2012) perhitungan
rasio
ini
dilakukan
dengan
membandingkan
harga
saham
dengan nilai buku per lembar
saham di mana nilai buku per
lembar saham ini sering digunakan
untuk mengukur shareholder equity
atas setiap lembar saham.
Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio (DER)
adalah rasio utang yang berdasar
pada perbandingan utang dengan
ekuitas. Tingkat DER yang aman
biasanya kurang dari 50 persen.
Semakin kecil DER, semakin baik
bagi perusahaan
atau
semakin
aman utang yang harus diantisipasi
dengan modal sendiri (Fakhruddin
Williem Chahya Wijaya
dan Hardianto 2001 dalam Arista
2012).
HASIL PENELITIAN
Hasil Uji Normalitas Residual
Hasil uji normalitas data
diperoleh hasil Asymp. Sig (2tailed) sebesar 0. Nilai ini lebih
kecil dari tingkat kesalahannya
yaitu sebesar 0,05. Dalam uji
normalitas apabila nilai Asymp. Sig
(2-tailed) lebih kecil dari tingkat
kesalahannya
maka
data
berdistribusi tidak normal. Oleh
sebab itu, dapat disimpulkan data
dalam penelitian ini berdistribusi
tidak
normal,
sehingga
perlu
dilakukan
uji
outlier
yang
menunjukkan
nilai
asymp.sig
sebesar
0,538,
dimana
nilai
tersebut lebih besar dari 0,05
artinya distribusi nilai residual
adalah normal.
Uji Multikolinearitas
Suatu data
dikategorikan
terjadi multikolinearitas
apabila
nilai tolerance lebih kecil dari 0,1
dan nilai Variance Inflation Factor
(VIF)
lebih
besar
dari
10.
Berdasarkan
tabel
4.4,
nilai
tolerance dari EPS dan DPS lebih
kecil dari 0,1 dan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) lebih besar
dari 10. Dapat disimpulkan bahwa
terjadi
multikolinearitas
dalam
model regresi. Ada korelasi antar
variabel independen yaitu earnings
per share dan dividends per share
dalam model regresi.
Uji Autokkorelasi
Hasil
uji
autokorelas
menunjukan nilai signifikansi lebih
59
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
besar dari 0,05, yaitu sebesar
0,061. Hal ini berarti hipotesis nol
tidak dapat
ditolak,
sehingga
autokorelasi tidak terjadi dalam
model
regresi
linear.
Dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
korelasi
antara
kesalahan
pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (sebelumnya).
Uji Heteroskedastisitas
Nilai signifikansi atas masingmasing variabel independen lebih
besar dari 0,05, sehingga hipotesis
nol tidak dapat ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada variabel
independen model penelitian. Pada
semua variabel terdapat kesamaan
variance
dari
residual
satu
pengamatan ke pengamatan yang
lain.
Analisis Koefisien Korelasi
Hasil
uji
korelasi
menunjukkan
korelasi
antara
variabel
independen
dengan
variabel dependen dalam model
regresi
sebesar
0,909.
Dapat
disimpulkan terdapat korelasi yang
sangat
kuat
antara
variabel
independen, yaitu earnings per
share,
price
earnings
ratio,
dividends per share, dividends
payout ratio, return on assets,
dividend yield, price per book
value, dan debt to equity dengan
variabel dependen, yaitu return
saham.
Analisis Koefisien Determinasi
Nilai Adjusted R Square atau
koefisisen
determinasi
adalah
sebesar
0,803,
yang
berarti
kemampuan
variabel-variabel
60
November 2012
independen, yaitu earnings per
share,
price
earnings
ratio,
dividends per share, dividends
payout ratio, return on assets,
dividend yield, price per book
value, dan debt to equity untuk
menjelaskan variabel dependen,
yaitu return saham adalah sebesar
80,3%.
Sisanya
sebesar
19,7%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak terdapat dalam model
regresi.
Uji F (Anova)
Hasil
uji
statistik
F,
menunjukkan nilai F sebesar 37,267
dan signifikansi sebesar 0,000. Nilai
siginifikansi ini lebih kecil dari α
0,05. Dapat disimpulkan bahwa
model fit untuk digunakan dalam
model penelitian.
Uji t
Dari hasil uji t yang terlihat
pada tabel 4.10, diketahui bahwa
persamaan regresi dalam model
penelitian ini adalah:
RS = 1,258 + 0,001 (EPS) – 0,58
(PER) + 0 (DPS) – 0,658 (DPR) +
0,44 (ROA) + 1,448 (DY) –
2,621E-6 (PBV) – 0,127 (DER) +
e
Variabel
pertumbuhan
penjualan (EPS) memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,001. Nilai
signifikansi ini lebih kecil dari nilai
alpha (α = 0,05). Hal ini
menunjukkan
bahwa
terdapat
pengaruh
earnings
per
share
terhadap return saham, maka Ha1
terdukung.
Adanya
pengaruh
earnings per share terhadap return
saham karena pendapatan per
lembar
saham
cenderung
mempengaruhi jumlah dividen yang
dibagikan perusahaan. Hal ini
ISSN: 1410 -9875
mendukung signalling theory di
mana pendapatan per
lembar
saham memberi sinyal kepada
investor untuk melakukan investasi.
Hal
ini
dapat
mempengaruhi
perubahan harga saham di masa
yang akan datang.
Price earnings ratio (PER)
memiliki nilai koefisien beta 0,058, ini berarti price earnings
ratio memiliki pengaruh negatif
dengan return saham.
Variabel
price earning ratio memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,015. Nilai ini
lebih kecil dari nilai alpha (α =
0,05),
hal
ini
menunjukkan
terdapat pengaruh negatif price
earnings
ratio
dengan
return
saham.
Maka,
Ha2 terdukung.
Pengaruh negatif ini dikarenakan
semakin besar price earnings ratio
semakin besar pula harga saham.
Dengan semakin mahalnya saham,
investor cenderung lebih berhatihati dalam melakukan investasi.
Hal ini sesuai dengan signalling
theory yang menyatakan bahwa
pengambilan keputusan investor
sangat dipengaruhi informasi dalam
hal ini berupa perbandingan harga
saham dengan laba per lembar
sahamnya.
Variabel dividends per share
(DPS) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil
dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan
terdapat pengaruh antara dividends
per share dengan return saham.
Maka Ha3 terdukung. Hal ini sejalan
dengan signalling theory yang
menyatakan
bahwa
informasi
perusahaan memberi sinyal baik
positif maupun negatif terhadap
keputusan investor. Jumlah dividen
per
lembar
saham
mampu
mempengaruhi keputusan investor
Williem Chahya Wijaya
khususnya yang ingin berinvestasi
jangka panjang dengan harapan
memperoleh dividen yang tinggi.
Variabel dividend payout ratio
(DPR) memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,007. Nilai ini lebih kecil
dari alpha α = 0,05. Hal ini berarti
terdapat pengaruh antara dividend
payout ratio dengan return saham.
Maka,
Ha4 terdukung.
Adanya
pengaruh antara dividend payout
ratio dengan return saham karena
pembagian dividen mengindikasikan
besaran
dividen
yang
dapat
diperoleh
investor.
Hal
ini
mendukung signalling theory.
Variabel return on assets
(ROA) memiliki nilai beta 0,044 dan
tingkat signifikansi sebesar 0,247.
Nilai ini lebih besar dari alpha (α =
0,05). Hal ini berarti tidak terdapat
pengaruh
antara
profitabilitas
dengan return saham. Maka, Ha5
tidak terdukung. Trade-off theory
yang mengatakan bahwa semakin
besar profitabilitas akan berusaha
mengurangi
pajak
dengan
menambah hutang yang bertujuan
melindungi
pendapatan.
Hal
tersebut tidak terdukung.
Variabel dividend yield (DY)
memiliki nilai beta 1,448 dan
signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini
lebih kecil dari alpha (α = 0,05).
Hal ini menunjukkan terdapat
pengaruh antara dividend yield
dengan return saham. Maka Ha6
terdukung.
Dapat
disimpulkan
semakin
besar
dividend
yield
semakin besar pula return saham.
Hal ini mendukung signalling theory
yang menyatakan bahwa keputusan
investasi dipengaruhi informasi.
Variabel price per book value
(PBV) memiliki nilai beta -2,621E-6
dan nilai signifikansi 0,125. Nilai ini
61
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
lebih besar dari alpha (α = 0,05).
Hal ini menunjukkan tidak terdapat
pengaruh antara price per book
value dengan return saham . Maka
Ha7 tidak terdukung. Equity Market
Timing yang mengatakan volume
transaksi
penawaran
meningkat
ketika harga pasar saham
lebih
tinggi dari nilai buku dan sebaliknya
akan menurun jika harga pasar
lebih rendah dibanding nilai buku
saham.
Variabel
leverage
(DER)
memiliki nilai beta sebesar -0,127
tingkat signifikansi sebesar 0,006.
Nilai ini lebih kecil dari α = 0,05.
Hal
ini
menunjukkan
adanya
pengaruh negatif antara leverage
dengan return saham. Maka, Ha8
terdukung. Hal ini membuktikan
trade-off
theory,
di
mana
perusahaan meningkatkan hutang
untuk melindungi pendapatan dari
pajak. Di lain pihak, rasio hutang
yang tinggi menimbulkan informasi
buruk terhadap saham perusahaan
sesuai signalling theory.
dividends
payout
ratio,
dan
dividend yield berpengaruh pada
return saham sedangkan variabel
price per book value, return on
assets dan debt to equity tidak
berpengaruh.
Dalam melakukan penelitian
ini, penulis menyadari adanya
keterbatasan
yang
mengkin
berpengaruh
terhadap
hasil
penelitian, diantaranya adalah:
1. Tahun penelitian yang dilakukan
terlalu singkat yaitu selama
empat tahun dari tahun 2007
sampai dengan 2010.
2. Penelitian
ini
hanya
menggunakan variable earnings
per share, price earnings ratio,
dividends per share, dividends
payout ratio, return on assets,
dividend yield, price per book
value, dan debt to equity
sedangkan masih ada variabel
independen
lainnya
yang
mempengaruhi
variabel
dependen yang tidak digunakan
dalam penelitian ini.
PENUTUP
Berdasarkan keterbatasan di atas
yang
mungkin
memberikan
pengaruh terhadap hasil penelitian
ini maka penulis
memberikan
beberapa
rekomendasi
untuk
penelitian selanjutnya, antara lain
penelitian selanjutnya diharapkan
dapat
memperpanjang
tahun
penelitian, dapat menambahkan
variabel lain yang berpengaruh
sehingga
hasil
penelitian
diharapkan bisa menjadi lebih baik.
Setelah melakukan analisis
dan pembahasan tentang earnings
per share, price earnings ratio,
dividends per share, dividends
payout ratio, return on assets,
dividend yield, price per book
value, dan
debt
to
equity
terhadap return saham maka,
diambil kesimpulan bahwa variabel
earnings per share, price earnings
ratio,
dividends
per
share,
62
ISSN: 1410 -9875
Williem Chahya Wijaya
REFERENSI
Arista, D. 2012. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Return Saham.
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 3 No. 1.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitman, L.J. 2009. Managerial Finance. 13th edition. Pearson Education.
Kieso, D. E., Paul D. K., Jerry J. W. 2011. Financial Accounting IFRS Edition.
Kurniasih N. dan Susan A. 2011. Pengaruh Dividen Yield dan Price Earnings
Ratio Terhadap Return Saham pada Level Investment Oppurtunity Set
yang Berbeda. Jurnal Eksos, Vol. 7, No. 1, hlm. 38-45.
Margaretha, F. dan Irma D. 2008. Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend
Yield dan Market to Book Ratio Terhadap Stock Return di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 3.
Meythi dan Mariana M. 2012. Pengaruh Price Earnings Ratio dan Price to Book
Value Terhadap Return Saham Indeks LQ 45. Jurnal Akuntansi, Vol. 4,
No. 1, hlm 1-21.
Pasaribu, R. B. F. 2008. Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham
Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2003-2006.
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 2, No. 2, hlm. 101-113
Saedi, P. dan Bozorgmehr K. 2011. The Investigation of Relation between
Market Ratios and Market Price per Share of Accepted Companies in
Tehran Stock Exchange. Global Business and Management Research: An
International Journal, Vol. 3, No. 2.
Sasongko, N. dan Nila W. 2006. Pengaruh EVA dan Rasio- Rasio Terhadap Harga
Saham. Empirika, Vol. 19, No. 1, hlm. 64-80.
Subramanyam K. R. dan John J. W. 2010. Analisis Laporan Keuangan Edisi 10.
Suharli, M. 2005. Studi Empiris Terhadap Dua Faktor yang Mempengaruhi
Return Saham pada Industri Food & Beverages di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 7, No. 2, hlm. 99-116.
Wijaya, D. 2008. Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 10, No. 2, hlm. 136-152.
63
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Halaman ini sengaja dikosongkan
64
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 65-78
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
WIDYAWATI LEKOK
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The research examines influencing of profitability, growth, asset
structure, size, age, liquidity, and managerial ownership to capital structure.
The independent variable is developed from theories of capital structure;
pecking order theory and agency theory. The object of this research are
manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange from period 2007
until 2010. There are seventy two companies meet the criteria and were used
as samples. The samples of this research collected using purposive sampling.
The resource data are taken from Indonesia Stock Exchange website. Data
were analyzed using multiple regression analysis. The results of the analysis
indicated that profitability, asset structure, size, liquidity, and managerial
ownership have influence to capital structure. However, the growth and age
have no influence to capital structure.
Keywords:
Profitability, Growth, Asset Stucture, Size, Age, Liquidity,
Managerial Ownership, and Capital Structure.
keputusan
sumber
pendanaan
perusahaan.
Keputusan
ini
berhubungan
dengan
komposisi
hutang, saham preferen dan saham
biasa yang digunakan perusahaan
dalam
membiayai
kegiatan
operasionalnya.
Penelitian ini menggunakan
tingkat hutang perusahaan untuk
menggambarkan
struktur
modal
perusahaan
untuk
mengetahui
seberapa
besar
investasi
perusahaan berupa
aset yang
dibiayai oleh hutang. Penelitian
mengenai struktur modal telah
dilakukan oleh beberapa peneliti
untuk menciptakan struktur modal
PENDAHULUAN
Masalah
pendanaan
merupakan bagian yang sangat
penting bagi perusahaan dalam
menghadapi
persaingan
global.
Sumber
pendanaan
perusahaan
berasal dari sumber internal dan
eksternal.
Pendanaan
internal
dapat berasal dari modal sendiri
dan keuntungan perusahaan yang
tidak
dibagikan,
sedangkan
pendanaan eksternal
didapatkan
dari hutang dan penerbitan saham.
Dalam menghadapi masalah
pendanaan,
manajer
berperan
penting
dalam
menentukan
65
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
yang baik bagi perusahaan dengan
biaya
modal
yang
seminimal
mungkin
sehingga
kemakmuran
pemegang saham tetap terjamin.
Setiap keputusan yang dipilih dari
alternatif-alternatif yang ada akan
menghasilkan
struktur
modal
perusahaan yang bervariasi. Banyak
studi teoritis dan empiris yang
dilakukan oleh para ahli tentang
variabel-variabel
yang
mempengaruhi
struktur
modal.
Perumusan
masalah
dalam
penelitian ini mencakup apakah
profitabilitas,
pertumbuhan,
struktur aset, ukuran perusahaan,
umur perusahaan, likuiditas dan
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap
struktur
modal?
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Pecking Order
Teori ini dikenalkan pertama
kali oleh Donaldson pada tahun
1961 dilakukan penyesuaian oleh
Myers dan Majluf pada tahun 1984.
Menurut Myres (1984) perusahaan
lebih
menyukai
penggunaan
pendanaan dari modal internal,
yakni dana yang berasal dari aliran
kas, laba ditahan, dan depresiasi
daripada
penggunaan
dana
eksternal.
Urutan
pengunaan
sumber
pendanaan
dengan
mengacu pada pecking order theory
adalah:
internal
fund
(dana
internal), debt (hutang), dan equity
(modal sendiri).
Teori Keagenan
Teori yang dikemukakan oleh
Jensen dan Meckling (1976) dalam
Godfrey
et
al.
(2010,
362)
menyebutkan bahwa manajemen
merupakan agen dari pemegang
66
November 2012
saham sebagai pemilik perusahaan.
Para pemegang saham berharap
agen
akan
bertindak
untuk
kepentingan
pemegang
saham
sehingga mereka mendelegasikan
wewenang kepada agen. Untuk
dapat
melaksanakan
fungsinya
dengan baik, manajemen harus
diberikan insentif dan pengawasan
yang memadai.
Struktur Modal
Menurut Gitman (2009, 561)
struktur modal merupakan
salah
satu area yang paling kompleks
dalam
pengambilan
keputusan
keuangan
dikarenakan
keterkaitannya
dengan variabel
keputusan
keuangan
lainnya.
Struktur
modal
merupakan
pembiayaan permanen yang terdiri
dari hutang jangka panjang, saham
preferen, dan modal pemegang
saham (Wijaya dan Hadianto 2008).
Menurut Prabansari dan Kusuma
(2005) modal terdiri dari hutang
lancar, hutang jangka panjang, dan
modal sendiri.
Profitabilitas
Profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
laba
dalam
hubungannya dengan penjualan,
total aset, maupun modal sendiri.
Semakin tinggi profit
berarti
semakin banyak pendapatan untuk
dilindungi dari pajak. Perusahaan
dengan
profit
yang
tinggi
mendapatkan
insentif
untuk
penggunaan hutang
yang
lebih
besar
sehubungan
dengan
keuntungan tax deductability dari
penggunaan hutang.
Tingkat pertumbuhan
Suatu
perusahaan
berada
dalam
industri
yang
yang
ISSN: 1410 -9875
mempunyai laju pertumbuhan yang
tinggi harus menyediakan modal
yang
cukup
untuk
mendanai
perusahaan.
Perusahaan
yang
bertumbuh pesat cenderung lebih
banyak
menggunakan
hutang
daripada
perusahaan
yang
bertumbuh secara lambat..
Struktur Aset
Struktur
aset
adalah
penentuan besarnya jumlah alokasi
untuk setiap komponen aset baik
untuk aset lancar maupun
aset
tetap
perusahaan.
Menurut
Seftianne dan Handayani (2011)
struktur aset menggambarkan dua
komponen aset secara garis besar
dalam komposisinya yaitu
aset
lancar dan aset tetap. Aset lancar
adalah uang kas dan aset-aset lain
yang dapat direalisasikan menjadi
uang atau dikonsumsi dalam suatu
periode akuntansi yang normal,
sedangkan aset tetap adalah aset
berwujud
yang
diperoleh
perusahaan dalam
bentuk
siap
pakai atau dibangun lebih dulu yang
digunakan
dalam
kegiatan
operasional
perusahaan,
tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan
dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun.
Ukuran Perusahaan
Ukuran
perusahaan
menggambarkan besar
kecilnya
suatu perusahaan. Besar kecilnya
perusahaan dapat ditinjau dari
lapangan usaha yang dijalankan.
Penentuan besar kecilnya skala
perusahaan
dapat
ditentukan
berdasarkan total penjualan, total
aset, rata-rata tigkat penjualan,
dan rata-rata total aset (Seftianne
dan Handayani 2011).
Widyawati Lekok
Umur Perusahaan
Umur
Perusahaan
menggambarkan
berapa
lama
perusahaan
tersebut
sudah
didirikan. Perusahaan yang telah
lama didirikan cenderung lebih
dipercaya oleh pihak
eksternal
ketika
meminjam
dana,
dan
sebaliknya perusahaan kecil yang
relatif berumur muda akan lebih
sulit
meminjam
dana
karena
dianggap kurang mampu dalam
memenuhi
kewajibannya
serta
memberikan tingkat pengembalian
yang kurang memadai bagi investor.
Likuiditas
Likuiditas
adalah
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya. Menurut pecking order
theory, sebuah perusahaan yang
mempunyai tingkat likuiditas tinggi
cenderung
untuk
tidak
menggunakan pembiayaan melalui
hutang. Hal ini karena perusahaan
yang memiliki tingkat likuiditas
yang tinggi mempunyai
dana
internal
yang besar.
Menurut
Setiawan (2006) perusahaan akan
lebih memilih menggunakan dana
internal-nya terlebih dahulu untuk
membiayai investasinya sebelum
memutuskan untuk menggunakan
pembiayaan
eksternal
melalui
hutang.
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan
manajerial
adalah persentase saham yang
dimiliki oleh pihak manajemen yang
secara aktif dalam pengambilan
keputusan perusahaan (direktur dan
komisaris) atau
yang
disebut
dengan
struktur
kepemilikan
manajerial.
Beberapa alternatif
untuk mengurangi agency
cost,
salah satunya dengan meningkatkan
67
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
jumlah saham perusahaan yang
diberikan
kepada
pihak
manajemen.
Pengembangan Hipotesis
Ha1
Profitabilitas
mempunyai
pengaruh terhadap struktur
modal.
Ha2
Tingkat
pertumbuhan
mempunyai
pengaruh
terhadap struktur modal.
Ha3 Struktur
aset
mempunyai
pengaruh terhadap struktur
modal.
Ha4
Ukuran
perusahaan
mempunyai
pengaruh
terhadap struktur modal.
Ha5 Umur perusahaan mempunyai
pengaruh terhadap struktur
modal.
Ha6
Likuiditas
mempunyai
pengaruh terhadap struktur
modal.
manajerial
Ha7 Kepemilikan
mempunyai
pengaruh
terhadap struktur modal.
METODA PENELITIAN
Bentuk
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah
penelitian
kausalitas.
Sampel yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
seluruh
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2007 sampai dengan
tahun 2010. Kriteria yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2007-2010.
2 Perusahaan menggunakan mata
uang Rupiah dalam penyajian
laporan
keuangan
selama
periode penelitian.
68
November 2012
3. Perusahaan
menyampaikan
laporan keuangan yang berakhir
pada tanggal 31 Desember.
4. Perusahaan memiliki
earnings
before tax yang positif selama
periode penelitian.
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Struktur Modal
Rumus yang
digunakan untuk
menghitung struktur modal adalah
sebagai berikut:
Total Hutang
Struktur modal =
Total Aset
Profitabilitas
Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala rasio dengan rumus:
Profit before Taxation
Profitabilitas =
Sales
Tingkat Pertumbuhan
Mengacu
pada
penelitian
sebelumnya, Skala pengukuran yang
digunakan adalah
skala
rasio
dengan rumus:
Sales t – Sales t-1
Tingkat Pertumbuhan =
Sales t-1
Keterangan:
Sales t: total sales tahun berjalan.
Sales t-1: total sales tahun
sebelumnya.
Struktur Aset
Cara mengukurnya adalah dengan
perbandingan antara aset tetap
dengan total
aset.
Skala
pengukuran yang digunakan adalah
skala rasio dengan rumus:
ISSN: 1410 -9875
Widyawati Lekok
Aset Tetap
Aset Lancar
Struktur Aset =
Likuiditas =
Total Aset
Lancar
Ukuran Perusahaan
Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala rasio dengan rumus:
Ukuran Perusahaan = Log Natural
dari Total Aset.
Umur Perusahaan
Rumus
yang digunakan
untuk
menghitung
umur
perusahaan
menurut Margaretha dan Ramadhan
(2010) adalah sebagai berikut:
AGE = Log (Tahun Penelitian –
Tahun Pendirian Perusahaan)
Kepemilikan Manajerial
Menurut
Seftianne
dan
Handayani (2011) karena terdapat
kecenderungan data di Indonesia
bersifat binomial (ada atau tidak
ada) maka dalam pengukuran
digunakannya dummy variabel. D1
untuk perusahaan yang terdapat
kepemilikan manajerial dan
D0
untuk perusahaan yang tidak ada
kepemilikan
manajerialnya
(Seftianne dan Handayani 2011).
Skala yang digunakan adalah skala
nominal.
Likuiditas
Menurut Seftianne dan Handayani
(2011) likuiditas diukur dengan
skala rasio yaitu dengan rumus:
HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel
N
Minimum
DTA
267
0,114438
PROFIT
267
0,000113
GROWTH
267
-0,525226
ST_AS
267
0,005157
UK_PER
267
24,934050
AGE
267
1,079181
LIKD
267
0,583801
KEP_MANJ
267
0
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19
Uji Normalitas Data Residual
Hasil yang diperoleh dari
pengujian normalitas data residual
Maximum
0,872213
0,360869
0,723977
0,787999
32,357143
2,029383
7,726538
1
Mean
0,436798
0,100795
0,122766
0,344062
27,902181
1,509515
2,221382
0,45
Std. Deviation
0,172472
0,077490
0,195742
0,182214
1,495813
0,174687
1,471766
0,498
dari 267 data yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat
dari
tabel berikut ini:
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
Keterangan
Unstandardized Residual
N
267
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,155 Data berdistribusi normal.
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19
69
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Berdasarkan
tabel
nilai
asymp. sig sebesar 0,155 dimana
lebih besar dari 0,05 maka data
berdistribusi normal. Ini artinya
Variabel
PROFIT
GROWTH
ST_AS
UK_PER
AGE
LIKD
KEP_MANJ
Tolerance
0,687
0,971
0,843
0,773
0,859
0,682
0,925
Hasil Uji
VIF
1,456
1,030
1,187
1,294
1,164
1,466
1,081
November 2012
bahwa model regresi yang didapat
adalah berdistribusi secara normal.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinieritas
Tabel 3
Multikolonieritas
Keterangan
Tidak terjadi multikolonieritas
Tidak terjadi multikolonieritas
Tidak terjadi multikolonieritas
Tidak terjadi multikolonieritas
Tidak terjadi multikolonieritas
Tidak terjadi multikolonieritas
Tidak terjadi multikolonieritas
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19
Berdasarkan tabel, hasil pengujian
multikolonieritas
menunjukkan
bahwa semua variabel independen
memiliki nilai VIF dibawah 10 dan
nilai tolerance yang di atas 0,1.
Hasil di atas menunjukkan bahwa
tidak terjadi multikolonieritas antar
variabel independen dalam model
regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Model
1
Variabel
(Constant)
PROFIT
GROWTH
ST_AS
UK_PER
AGE
LIKD
KEP_MANJ
Tabel 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sig
Keterangan
0,367
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,282
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,902
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,336
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,394
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,132
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,757
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
0,970
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19
Berdasarkan tabel, hasil pengujian
heteroskedastisitas
menunjukkan
70
bahwa semua variabel independen
memiliki nilai signifikansi diatas
ISSN: 1410 -9875
Widyawati Lekok
0,05. Hasil di atas menunjukkan
bahwa
tidak
terjadi
heteroskedastisitas antar variabel
independen dalam model regresi.
Uji Autokorelasi
Variabel
RES_2
Sig
0,109
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Keterangan
Tidak terjadi autokorelasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19
Model regresi dikatakan bebas
autokorelasi
apabila
nilai
signifikansi res_2 lebih besar dari
0,05. Tabel menunjukkan nilai
signifikansi res_2 sebesar 0,109
lebih besar dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi
yang
digunakan
bebas
dari
autokorelasi.
Uji Hipotesis
Analisis Koefisien Korelasi (R)
Model
1
Tabel 6
Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Adjusted R2
R
R Square
Adjusted R
Std. Error of the Estimate
Square
0,754
0,569
0,557
0,114798
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19
Tabel menunjukkan nilai R
sebesar 0,754 dimana nilai R
tersebut terletak diantara 0,5-1
artinya hubungan antar struktur
modal dengan profitabilitas, tingkat
pertumbuhan, struktur aset, ukuran
perusahaan,
umur
perusahaan,
likuiditas
dan
kepemilikan
manajerial adalah kuat dan positif.
Analisis
Koefisien
Determinasi
(Adjusted R2)
Tabel menunjukkan
nilai
Adjusted R2 sebesar 0,557 artinya
Model
1.
Regression
Residual
Total
variasi dari variabel struktur modal
perusahaan yang dapat dijelaskan
oleh
profitabilitas,
tingkat
pertumbuhan, struktur aset, ukuran
perusahaan,
umur
perusahaan,
likuiditas
dan
kepemilikan
manajerial
sebesar
55,7%,
sedangkan sisanya sebesar 44,3%
dijelaskan oleh variasi dari variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam
model regresi.
Uji Statistik Anova (F)
Tabel 7
Hasil Uji F
Sum of
Squares
Df
4,499
7
3,413
259
7,913
266
Mean
Square
0,643
0,013
F
48,773
Sig.
,000(a)
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19
71
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Tabel menunjukkan nilai F
sebesar
48,773
dengan
nilai
signifikansi sebesar 0,000 lebih
November 2012
kecil
dari
0,05.
Hal
membuktikan bahwa
model
untuk dilakukan penelitian.
ini
fit
Uji Statistik t
Variabel
(Constant)
PROFIT
GROWTH
B
0,283
-0,601
-0,032
Tabel 8
Hasil Uji t
T
1,968
-5,487
-0,875
ST_AS
UK_PER
AGE
-0,159
0,016
0,017
-3,778
2,919
0,398
0,000
0,004
0,691
LIKD
KEP_MANJ
-0,076
-0,047
-13,087
-3,195
0,000
0,002
Sig
0,050
0,000
0,382
Keterangan
Ha diterima
Ha
tidak
diterima
Ha diterima
Ha diterima
Ha
tidak
diterima
Ha diterima
Ha diterima
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19
Berdasarkan tabel di atas maka
persamaan regresi berganda adalah
sebagai berikut:
DTA = 0,283 – 0,601 PROFIT –
0,032 GROWTH – 0,159 ST_AS +
0,016 UK_PER + 0,017 AGE –
0,076 LIKD – 0,047 KEP_MANJ + ε
Hasil
signifikansi
dari
variabel
profitabilitas
(PROFIT)
sebesar
0,000, nilai signifikansi tersebut
lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan
Ha1 diterima
yang
berarti bahwa terdapat pengaruh
variabel
profitabilitas
terhadap
struktur
modal.
Variabel
profitabilitas memiliki
nilai
B
sebesar -0,601 yang berarti variabel
profitabilitas
memiliki
pengaruh
negatif terhadap struktur modal .
Hasil signifikansi dari tingkat
pertumbuhan (GROWTH) sebesar
0,382, nilai signifikansi tersebut
lebih besar atau sama dengan 0,05
maka dapat disimpulkan Ha2 tidak
diterima yang berarti bahwa tidak
terdapat pengaruh variabel tingkat
pertumbuhan
terhadap
struktur
modal. Hal ini menunjukkan bahwa
72
perusahaan
dengan
tingkat
pertumbuhan yang tinggi ataupun
rendah,
tidak
mendahulukan
penggunaan
hutang
dalam
pendanaan perusahaan.
Hasil signifikansi dari struktur
aset (ST_AS) sebesar 0,000, nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari
0,05 maka dapat disimpulkan Ha3
diterima
yang
berarti
bahwa
terdapat pengaruh variabel struktur
aktiva terhadap struktur modal.
Variabel struktur aset memiliki nilai
B sebesar -0,159 yang
berarti
variabel struktur aset memiliki
pengaruh negatif terhadap struktur
modal. Hasil ini diduga karena
adanya pasar modal yang tidak
sempurna di Indonesia. Adanya
ketidaksempurnaan
pasar
modal
menyebabkan pemilik perusahaan
atau pemegang saham mungkin
keberatan
menggunakan
hutang
karena akan menurunkan nilai
perusahaan.
Hasil signifikansi dari ukuran
perusahaan (UK_PER) sebesar 0,004,
nilai signifikansi tersebut lebih kecil
ISSN: 1410 -9875
dari 0,05 maka dapat disimpulkan
Ha4 diterima yang berarti bahwa
terdapat pengaruh variabel ukuran
perusahaan
terhadap
struktur
modal. Variabel ukuran perusahaan
memiliki nilai B sebesar 0,016 yang
berarti variabel ukuran perusahaan
memiliki pengaruh positif terhadap
struktur modal. Hal ini menunjukkan
perusahaan besar memiliki akses
mudah
untuk
mendapatkan
pinjaman dan
dapat mendorong
perusahaan
besar
untuk
menggunakan hutang lebih besar
dalam membiayai operasional dan
investasi perusahaan.
Hasil nilai signifikansi dari umur
perusahaan (AGE) sebesar
0,691,
nilai signifikansi tersebut lebih besar
atau sama dengan 0,05 maka dapat
disimpulkan Ha5 tidak diterima yang
berarti
bahwa
tidak
terdapat
pengaruh variabel umur perusahaan
terhadap struktur modal. Hal ini
menunjukkan umur perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan.
Karena
perusahaan menggunakan hutang
untuk keperluan perusahaan dan
tidak diukur oleh umur perusahaan.
Hasil signifikansi dari likuiditas
(LKD)
sebesar
0,000,
nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari
0,05 maka dapat disimpulkan Ha6
diterima
yang
berarti
bahwa
terdapat
pengaruh
variabel
likuiditas terhadap struktur modal.
Variabel likuiditas memiliki nilai B
sebesar -0,076 yang berarti variabel
likuiditas memiliki pengaruh negatif
terhadap struktur modal. Hal ini
sejalan dengan pecking order theory
yang menyebutkan bahwa sebuah
perusahaan yang mempunyai tingkat
likuiditas tinggi cenderung untuk
tidak
menggunakan
pembiayaan
melalui hutang. Hal ini karena
perusahaan yang memiliki tingkat
Widyawati Lekok
likuiditas yang tinggi mempunyai
dana internal yang besar.
Hasil
signifikansi
dari
kepemilikan manajerial (KEP_MANJ)
sebesar 0,002, nilai signifikansi
tersebut lebih kecil dari 0,05 maka
dapat disimpulkan Ha7 diterima yang
artinya bahwa terdapat pengaruh
variabel
kepemilikan
manajerial
terhadap struktur modal. Variabel
kepemilikan manajerial
memiliki
nilai B sebesar -0,047 yang berarti
variabel
kepemilikan
manajerial
memiliki pengaruh negatif terhadap
struktur modal. Hal ini menunjukkan
semakin
tinggi
kepemilikan
manajerial yang dimiliki perusahaan
maka semakin rendah struktur
modal.
Hasil
penelitian
ini
mengindikasikan bahwa perusahaan
yang sebagian sahamnya
dimiliki
oleh
manajemen
memiliki
kecenderungan
menerapkan
kebijakan hutang yang kecil, hal
tersebut dikarenakan
manajemen
ikut menanggung biaya modal yang
ditanggung
perusahaan
sehingga
manajemen
dalam
menjalankan
aktivitas
operasionalnya
lebih
menerapkan minimize cost dan
maximize value.
PENUTUP
Berdasarkan hasil
analisis
dan
pembahasan
yang
telah
dilakukan, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Profitabilitas
mempunyai
pengaruh
negatif
terhadap
struktur modal. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Setiawan (2006), namun tidak
konsisten dengan penelitian
Zhang (2010) dan Wijaya dan
Hadianto (2008) Serta dengan
penelitian Khan (2010), Joni
73
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
2.
3.
4.
74
dan Lina (2010), Seftianne dan
Handayani (2011), dan Furi dan
Saifudin (2012).
Tingkat
pertumbuhan
tidak
mempunyai pengaruh terhadap
struktur modal. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Rahayu dan Faisal (2005),
namun tidak konsisten dengan
penelitian
Zhang (2010),
Prabansari
dan
Kusuma
(2005), Musyafikin
(2005),
Hasan
(2006), Joni dan Lina (2010)
dan Hestuningrum dan Darsono
(2012) yang menyatakan bahwa
tingkat
pertumbuhan
mempunyai pengaruh terhadap
struktur modal.
Struktur
aset
mempunyai
pengaruh
negatif
terhadap
struktur modal. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Musyafikin (2005) dan Hasan
(2006), namun tidak konsisten
dengan penelitian Zhang (2010)
dan Joni dan Lina (2010) Serta
tidak
konsisten dengan
penelitian Wijaya dan Hadianto
(2008),
Seftianne
dan
Handayani (2011), dan Furi dan
Saifudin (2012).
Ukuran perusahaan mempunyai
pengaruh
positif
terhadap
struktur modal. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Zhang (2010), Furi dan Saifudin
(2012),
Hestuningrum
dan
Darsono (2012), dan Seftianne
dan Handayani (2011). Namun
tidak
konsisten dengan
penelitian
Margaretha
dan
Ramadhan (2010),
Joni dan
Lina (2010), dan Khan (2010)
yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan tidak
mempunyai
pengaruh terhadap
struktur
modal.
November 2012
5. Umur
perusahaan
tidak
mempunyai pengaruh terhadap
struktur modal. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian
Zhang (2010) dan Margaretha
dan Ramadhan (2010). Namun
tidak
konsisten
dengan
penelitian Ramlall (2009) yang
menyatakan
bahwa
umur
perusahaan
mempunyai
pengaruh terhadap
struktur
modal.
6. Likuiditas mempunyai pengaruh
negatif
terhadap
struktur
modal. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian
Wijaya dan Hadianto (2008),
Margaretha dan
Ramadhan
(2010), dan Hestuningrum dan
Darsono (2012). Namun tidak
konsisten
dengan
penelitian Furi dan Saifudin
(2012)
dan Seftianne dan
Handayani
(2011)
yang
menyatakan
bahwa likuiditas
tidak
mempunyai pengaruh
terhadap struktur modal.
7. Kepemilikan
manajerial
mempunyai pengaruh negatif
terhadap struktur modal. Hasil
penelitian
tidak
konsisten
dengan penelitian Rahayu dan
Faisal (2005) dan Bangun dan
Surianty (2008) serta tidak
konsisten dengan penelitian
Seftianne
dan
Handayani
(2011).
Beberapa hal yang menjadi
keterbatasan dalam penelitian ini
adalah:
1. Penelitian ini hanya mengambil
sampel selama empat tahun
yaitu dari tahun 2007 sampai
dengan tahun 2010.
2. Variabel bebas yang diteliti
hanya
terbatas
pada
profitabilitas,
tingkat
pertumbuhan, struktur aset,
ISSN: 1410 -9875
3.
1.
ukuran
perusahaan,
umur
perusahaan,
likuiditas,
dan
kepemilikan manajerial.
Penelitian hanya menggunakan
sampel perusahaan manufaktur
sebagai obyek
penelitiannya
sehingga
belum
mencakup
keseluruhan jenis perusahaan
yang ada.
Beberapa
rekomendasi
peneliti
bagi
penelitian
selanjutnya:
Periode penelitian ditambah
agar sampel menjadi lebih
banyak sehingga memberikan
Widyawati Lekok
2.
3.
hasil penelitian yang lebih
memadai.
Melakukan
penambahan
variabel-variabel lain yang ikut
mempengaruhi
struktur
modal tapi belum dimasukkan
dalam penelitian ini seperti
risiko bisnis, investasi dan
dividen.
Memperluas populasi penelitian
tidak
hanya
perusahaan
manufaktur
tapi
juga
perusahaan
dagang,
jasa
keuangan,
properti,
transportasi,
dan
pertambangan.
REFERENSI
Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, Thomas A. Wiliams, Jeffrey D. Camm,
James J. Cochran.. 2012. Statistics for Business and Economics. South
Western: Cengage Learning.
Bangun, Nurainun dan Vivi Surianty. 2008. Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal (studi empiris terhadap perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi.
Tahun. XII. No. 01. Januari. Hlm. 35-47.
Furi, Vina Ratna dan Saifudin. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal(Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang
Terdaftar di BEI Tahun 2009 – 2010). Juraksi. Vol. 1. No. 2. Februari.
Hlm. 49-62.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitman, Lawrence J., dan Chad J. Zutter. 2009. Principles of Managerial
Finance 12th Edition. New York: Pierson Prentice Hall.
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes.
2010. Accounting Theory (7th ed.). Australia: John Wiley & Sons, Inc.
Hasan, H. Mudrika Alamsyah. 2006. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal (studi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta). Jurnal Tepak Manajerial Magister Manajemen UNRI. Vol. 6.
No. 6. November. hlm. 1-21.
Hestuningrum, Ratri Dian dan Darsono. 2012. Pengaruh karakteristik
perusahaan terhadap struktur modal perusahaan pemanufakturan yang
terdaftar pada bursa efek Indonesia. Diponegoro Journal of Accounting
Vol. 1. No. 1. Hlm. 1-12.
Joni dan Lina. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12. No. 2. Agustus. Hlm. 81-96.
75
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
Kesuma, Ali. 2009. Analisis factor yang mempengaruhi struktur modal serta
pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan real estate yang go
public di Bursa Efek Indonesia
Khan, Zeba Shariff. 2010. Determinants of Capital Structure: Case of Listed
Paint Manufacturing Companies. Interdisciplinary Journal
of
Contemporary Research in Business. Vol. 2 No. 6 Hlm. 253-271
Mardiana. 2005. Analisis variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal
pada perusahaan metal yang go publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Ilmiah Bidang Manajemen & Akuntansi. Vol. 2. No. 2. September. Hlm.
149-169.
Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal pada industri manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12. No. 2. Agustus. Hlm.
119-130.
Mgudlwa, Nosipho. 2009. Size and Other Determinants of Capital Structure in
South African Manufacturing Listed Companies. PhD diss., Nelson
Mandela Metropolitan University.
Musyafikin. 2005. Analisis pengaruh profitabilitas, leverage operasi, tingkat
pertumbuhan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan
industri properti yang go publik di Bursa Efek Surabaya. Jurnal
Ekonomi, Bisnis dan Sosial. Vol. 6. No. 1. Hlm. 92-111.
Prabansari, Yuke dan Hadri Kusuma. 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek Jakarta.
Kajian Bisnis dan Manajemen. Hlm. 1-15.
Rahayu, Dyah Sih dan Faisal. 2005. Pengaruh kepemilikan saham manajerial
dan insitusional pada struktur modal perusahaan. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Vol. 7. No. 2. Agustus. hlm. 190-203.
Ramlall, Indranarain. 2009. Determinants of Capital Structure Among NonQuoted Mauritian Firms Under Specificity of Leverage: Looking For A
Modified Pecking Order Theory. International Research Journal of
Finance and Economics.
Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta:
Gramedia.
Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal pada perusahaan publik sektor manufaktur. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi. Vol. 13. No. 1. April. Hlm. 39-56.
Sekaran U dan R Bougie. 2010. Research Methods For Business A Skill Building
Approach Fifth Edition.
Setiawan, Rahmat. 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
dalam perspektif pecking order theory studi pada industri makanan dan
minuman di Bursa Efek Jakarta. Majalah Ekonomi. Tahun. XVI. No. 3.
Desember.
Wijaya, M. Sienly Veronica dan Bram Hadianto. 2008. Pengaruh struktur
aktiva, ukuran, likuiditas, dan profitabilitas terhadap struktur modal
emiten sektor ritel di Bursa Efek Indonesia: sebuah pengujian hipotesis
pecking order. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol. 7. No. 1. Hlm. 71-84.
76
ISSN: 1410 -9875
Widyawati Lekok
Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, dan Donald E. Kieso. 2010. Accounting
Principles, IFRS Edition. Wiley International Edition.
Zhang, Ye. 2010. The Product Category Effects on Capital Structure: Evidence
from the SMEs of British Manufacturing Industry. International Journal
of Business and Management. Vol. 5 No. 8 Hlm. 86-112
77
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Halaman ini sengaja dikosongkan
78
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 79-90
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI,
DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA ORGANISASI
Rr. Niken Purbasari
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research was to explore the effect of
organizational commitment, organizational culture, and job satisfaction on
organizational performance at Gramedia Printing unit Bandung. The sample
used in this study amounted to 105 people who work at Gramedia Printing
unit Bandung. The method used in this research is descriptive and causal
research in which variables are measured with a Likert scale. This study uses
primary data and secondary data. The research methods for the data analysis
is regression which are simple regression and multiple regression. The results
of this study show the positive influence either partially or simultaneously
variable organizational commitment, organizational culture and job
satisfaction to organizational performance. based on this research it can be
concluded that organizational commitment , organizational culture , and job
satisfaction affect the performance of the organization .
Keyword:
Organizational
Commitment,
Organizational
Satisfaction, Organizational Perfomance
Culture,
Job
Internet Indonesia (APJII) pengguna
internet
di
Indonesia
selalu
mengalami
peningkatan
tiap
tahunnya.
Pada
tahun
2012
pengguna internet di Indonesia
sekitar 63 juta jiwa, 2013 sekitar
82 juta jiwa dan sampai pada akhir
2014 diperkirakan sebanyak
107
juta jiwa, dan diperkirakan akan
terus
meningkat
ditahun-tahun
berikutnya.
Pengguna
internet
di
Indonesia mengakses internet untuk
berbagai
kepentingan.
Mencari
informasi berita merupakan salah
satu tujuan para pengguna internet
PENDAHULUAN
Perkembangan
teknologi
yang terjadi di Indonesia sangatlah
pesat. Salah satu yang paling
dirasakan
dari
perkembangan
teknologi tersebut adalah internet.
Saat ini Internet sangat mudah
diakses baik melalui PC atau laptop
ataupun dengan
menggunakan
smart phone.
Meningkatnya
internet
di
Indonesia
karena
kemudahan dan fasilitas biaya yang
murah
yang
ditawarkan
para
penyedia layanan internet. Menurut
Asosiasi
Penyelenggara
Jasa
79
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
di
Indonesia.
Menurut
survei
Penggunaan dan Penyerapan Sarana
Komunikasi dan Teknologi Informasi
(P2SKTI) yang dilakukan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) bekerja sama
dengan APJII diketahui bahwa dari
sisi
pemanfaatan
internet
di
Indonesia, fungsi internet untuk
mencari informasi berita ada di
posisi kedua dengan presentase
78,49%. Hasil ini menunjukan
adanya peningkatan dari penelitian
sebelumnya yaitu untuk mencari
informasi berita di Indonesia yang
juga berada diposisi kedua tetapi
dengan presentase yang lebih
rendah yaitu 68%.
Meningkatnya
pengguna
internet untuk mencari informasi
berita memberikan dampak bagi
industri cetak di Indonesia. Menurut
Didik Supriyanto, pemimpin redaksi
merdeka.com dalam sebuah diskusi
yang dilakukan oleh Aliansi Jurnalis
Indipenden pada Oktober 2013
mengatakan
“Penurunan
oplah
media cetak dan berkurangnya
pemirsa televisi serta penggemar
radio membuktikan bahwa media
konvensional
sudah
mulai
ditinggalkan”.
Menurut
survei
Nielsen Media Research di sembilan
kota di Indonesia konsumsi Koran
dan majalah mengalami penurunan
sejak tahun 2005.
Gramedia Printing sebagai
salah satu perusahaan
penyedia
jasa cetak terkemuka di Indonesia
juga
mengalami
dampak
dari
adanya internet. Seperti survei
yang dilakukan APJII internet di
Indonesia banyak digunakan untuk
mencari informasi berita sehingga
saat ini banyak orang Indonesia
yang mencari informasi berita dari
internet daripada media cetak.
Dampak ini dapat terlihat dari
penurunan jumlah buku yang dijual
80
November 2012
di toko buku Gramedia. Menurut Y.
Priyo Utomo selaku direktur utama
PT Gramedia Asri Medika dalam
wawancara dengan KONTAN tidak
menampik bila terjadi penurunan
dalam
bisnis
ini
(website
kompas.com). Penurunan ini dapat
dilihat dari pertumbuhan penjualan
yang hanya mencapai 13% padahal
sebelumnya mencapai 29%.
Weston dan Copeland dalam
artikel Eko dan Falikhatun (2008)
menyebutkan
bahwa
tingkat
penjualan
akan
mempengaruhi
struktur
keuangan
perusahaan,
sehingga
apabila
dihubungkan
dengan kondisi penjualan di toko
buku Gramedia dapat disimpulkan
apabila penjualan di toko buku
Gramedia mengalami penurunan
akan memberikan dampak kepada
Gramedia Printing,
dikarenakan
sebagian besar produk yang dijual
di toko buku Gramedia merupakan
produk dari Gramedia Printing.
Gramedia Printing didirikan
pada tahun 1972 dan pada tahun
1997 dengan teknologi cetak jarak
jauh yang digunakan, Gramedia
Printing
menjadi
perusahaan
percetakan pertama yang mampu
mencetak koran dan
tabloid
nasional serta koran terbitan luar
negeri seperti Wall Street Journal
Asia di beberapa kota secara
serentak di seluruh Indonesia. Pada
tahun 2005 Gramedia Printing unit
Cikarang didirikan sebagai bagian
dari komitmen perusahaan untuk
memasuki
pasar
"commercial
Printing", dan pada tahun 2006
dengan semakin banyaknya jumlah
buku yang dicetak oleh Gramedia
Printing,
maka
didirikanlah
Gramedia Printing unit Bandung.PT.
Kompas
Gramedia
telah
membuktikan dirinya sebagai salah
satu perusahaan penyedia jasa
ISSN: 1410 -9875
cetak terkemuka di Indonesia. PT.
Kompas Gramedia yang kini lebih
dikenal dengan nama Gramedia
Printing
terus
mengembangkan
bisnisnya, baik di Indonesia maupun
di pasar Internasional.
Untuk menghadapi tantangan
media internet di Indonesia para
pelaku industri cetak harus mampu
meningkatkan
kreatifitas
akan
produknya
sehingga
kinerja
organisasi tersebut memberikan
hasil
yang
berguna
dalam
menghadapi tantangan tersebut.
Kinerja
organisasi
menurut
Bernardin dan Russel (2008,14)
adalah sebagai catatan tentang
hasil akhir atas suatu kegiatan atau
tugas yang diselenggarakan pada
kurun waktu tertentu. Oleh karena
itu kinerja organisasi menjadi alat
ukur
dan
evaluasi
untuk
menentukan
sejauh
mana
keberhasilan
perusahaan
dalam
mencapai tujuan tertentu.
Gramedia
Printing
mempunyai kekuatan dalam hal
komitmen organisasi, hal ini dapat
dilihat dari lama kerja pegawai
Gramedia
Printing.
Karyawan
Gramedia Printing saat ini ada
sebanyak 280 karyawan dimana 195
karyawan merupakan
karyawan
tetap dan 85 karyawan merupakan
karyawan tidak tetap, dan terdapat
97 karyawan tetap yang telah
bekerja lebih dari 5 tahun atau
49,74% dari total karyawan tetap.
Masa jabatan menurut
Luthans
(2006) merupakan salah satu faktor
penentu komitmen pada. Dalam
suatu
perusahaan,
komitmen
organisasi merupakan salah satu
faktor
yang
penting,
karena
komitmen organisasi merupakan
suatu keadaan dimana seorang
karyawan bersedia melaksanakan
tujuan-tujuan organisasi dan ingin
Rr. Niken Purbasari
mempertahankan kedudukannya di
dalam organisasi tersebut (Robbins
dan Judge 2008,100). Keterlibatan
pekerjaan
yang
tinggi berarti
memihak pada pekerjaan tertentu
seorang
individu,
sementara
komitmen
organisasional
yang
tinggi berarti memihak organisasi
yang merekrut individu tersebut.
Gramedia Printing memiliki
budaya organisasi yaitu sistem
kekeluargaan,
dimana
dalam
sebuah
keluarga
selalu
saling
membantu dan saling menghormati
antar anggota. Gramedia Printing
selalu melakukan kegiatan rutin
untuk menjaga sistem kekeluargaan
itu bekerja dengan baik, misalnya
dengan
mengadakan
rekreasi
bersama. Gramedia printing rutin
mengadakan
rekreasi
bersama
dimana dalam rekreasi ini tidak
hanya diikuti oleh karyawan tetapi
juga
diikuti
oleh
keluarga
karyawan. Budaya seperti ini rutin
dilakukan
untuk
mempererat
hubungan
kekeluargaan
dari
karyawan.
Banyaknya
karyawan
Gramedia Printing yang bekerja
dengan lama kerja lebih dari 5
tahun menunjukan bahwa karyawan
Gramedia
Printing
memiliki
perasaan
positif
terhadap
pekerjaannya sehingga mendorong
karyawan untuk bekerja
dan
menjadi motivasi bagi karyawan
tersebut, dengan kata lain terdapat
kepuasan
kerja
yang
positif.
Kepuasan
kerja
mencerminkan
perasaan
seseorang
terhadap
pekerjaannya dan ini nampak pada
perilaku dan sikap pegawai dalam
kehidupan sehari-hari,
biasanya
ditunjukan dalam hal tanggapan
yang positif dalam bekerja. Perlu
disadari bahwa kepuasan kerja
merupakan faktor yang mendorong
81
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
pegawai/karyawan
lebih
giat
bekerja dan sekaligus sebagai
motivasi dalam bekerja. Menurut
Robbins dan Judge (2008,107)
kepuasan kerja sebagai suatu
perasaan positif tentang pekerjaan
seseorang yang merupakan
hasil
dari
sebuah
evaluasi
karakteristiknya,
Sedangkan
menurut
Mathis
dan
Jackson
(2006,121) kepuasan kerja adalah
keadaan emosional yang positif
yang merupakan hasil dari evaluasi
pengalaman kerja seseorang.
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulisan sebagai berikut
pertama, pendahuluan menjelaskan
latar belakang masalah. Kedua,
kerangka
teoritis
dan
pengembangan hipotesis memuat.
Komitmen
Organisasi,
Budaya
Organisasi, Kepuasan Kerja, dan
Kinerja Organisasi. Ketiga, metode
penelitian yang memuat metode
pemilihan sampel dan pengumpulan
data, definisi operasional dan
pengukuran
variabel.
Keempat,
hasil penelitian yang menguraikan
analisis dan pembahasan temuan
penelitian. Kelima, penutup yang
berisi kesimpulan, keterbatasan
dan rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya.
KERANGKA
TEORITIS
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
DAN
Komitmen Organisasi
Menurut Robbins dan Judge
(2008,100)
komitmen
organisasi
dapat diartikan sebagai suatu
keadaan dimana seorang karyawan
bersedia
melaksanakan
tujuantujuan
organisasi
dan
ingin
mempertahankan kedudukannya di
dalam
organisasi
tersebut.
Selanjutnya Luthans (2006 : 249)
82
November 2012
menyatakan komitmen organisasi
merupakan
sikap
yang
merefleksikan loyalitas karyawan
pada
organisasi
dan
proses
berkelanjutan
dimana
anggota
organisasi
mengekspresikan
perhatiannya terhadap organisasi
dan keberhasilan serta kemajuan
yang
berkelanjutan.
Sedangkan
menurut Mathis dan Jackson dalam
Sopiah (2008,155) mengemukakan
bahwa komitmen organisasi adalah
derajat di mana karyawan percaya
dan akan tetap tinggal atau tidak
akan meninggalkan organisasi.
Ha1: Terdapat pengaruh antara
Komitmen
Organisasi
terhadap
Kinerja Organisasi.
Budaya Organisasi
Menurut Schein (2010,18)
budaya
organisasi
dikatakan
sebagai pola dasar yang diterima
oleh organisasi untuk bertindak dan
memecahkan
masalah,
melalui
adaptasi eksternal dan intgrasi
internal yang telah bekerja dengan
baik sehingga diajarkan kepada
anggota baru sebagai cara yang
benar untuk melihat, berpikir, dan
merasakan
kaitannya
dengan
masalah-masalah
yang
ada.
Sedangkan
menurut
Umar
(2010,207), Budaya
organisasi
adalah suatu sistem nilai dan
keyakinan bersama yang diambil
dari pola kebiasaan dan falsafah
dasar pendirinya yang kemudian
berinteraksi menjadi norma-norma,
dimana norma tersebut dipakai
sebagai pedoman cara berpikir dan
bertindak dalam upaya mencapai
tujuan bersama. Sedangkan budaya
organisasi
menurut
Dessler
(2010,186) adalah
karakteristik
nilai,
tradisi,
dan
perilaku
perusahaan yang dimiliki oleh
perusahaan.
ISSN: 1410 -9875
Rr. Niken Purbasari
Ha2: Terdapat pengaruh antara
Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Organisasi.
Kepuasan Kerja
Robbins
dan
Judge
(2008,107)
mendefinisikan
kepuasan kerja sebagai suatu
perasaan positif tentang pekerjaan
seseorang yang merupakan
hasil
dari
sebuah
evaluasi
karakteristiknya.
Sedangkan
menurut
Mathis
dan
Jackson
(2006,121), kepuasan kerja adalah
keadaan emosional yang positif
yang merupakan hasil dari evaluasi
pengalaman
kerja
seseorang.
Menurut
Luthans
(2006,243),
kepuasan kerja adalah hasil dari
persepsi
karyawan
mengenai
seberapa baik pekerjaan yang
mereka berikan dinilai penting.
Sedangkan
menurut
Menurut
Wesson et al. (2009,105), kepuasan
kerja adalah suatu
pernyataan
emosi yang menyenangkan yang
dihasilkan
dari
penghargaan
terhadap pekerjaan seseorang dan
apa yang anda pikirkan tentang
pekerjaan anda.
Ha3: Terdapat pengaruh antara
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Organisasi.
Kinerja Organisasi
Menurut Robbins dan Mary
Coulter
(2005,226)
Kinerja
organisasi adalah akumulasi hasil
akhir semua proses dan kegiatan
kerja organisasi. Itu merupakan
konsep yang rumit tetapi penting,
dan manajer perlu
memahami
faktor yang menyumbang ke kinerja
organisasi yang tinggi. Mereka tidak
ingin berhasil hanya dengan kinerja
yang biasa-biasa saja. Mereka ingin
organisasi , unit kerja atau
kelompok kerja mereka mencapai
tingkat kinerja yang tinggi, tidak
peduli apa misi, strategi, atau
sasaran yang sedang
dikejar.
Menurut Stooner dan Freeman
(Imran Ali et al. 2010) kinerja
organisasi adalah ukuran seberapa
efisien dan efektif seorang manajer
yang menunjukan seberapa baik ia
menentukan dan mencapai tujuan
yang tepat, serta menunjukan
seberapa baik organisasi melakukan
pekerjaan mereka. Berdasarkan
pernyataan
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa kinerja tersebut
memerlukan
pengukuran
dan
pengevaluasian untuk menentukan
sejauh
mana
keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuan
tertentu. Bernardin dan Russel
(2008,14)
memberikan
definisi
kinerja organisasi sebagai catatan
tentang hasil akhir atas suatu
kegiatan
atau
tugas
yang
diselenggarakan pada kurun waktu
tertentu.
Ha4: Terdapat pengaruh antara
Komitmen
Organisasi,
Budaya
Organisasi, dan Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Organisasi.
Model Penelitian
Komitmen Organisasi X1
Kepuasan Kerja X2
Budaya Organisasi X3
Kinerja Oganisasi Y
Gambar 1 Model Penelitian
83
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
METODE PENELITIAN
Pemilihan Sampel dan Pengolahan
Data
Sampel
yang
digunakan
dalam penelitian ini diambil secara
acak dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel secara acak
(Simple Random sampling). Simple
random sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada pada populasi
tersebut
(Sugiyono
2010,118).
Penentuan jumlah sampel dalam
penelitian
ini,
maka
peneliti
menentukan
jumlahnya
dengan
menggunakan asumsi Joseph Hair
(2010, 102) yaitu, bahwa jumlah
sampel yang baik menurut
MLE
(Maxi Likelihood
Estimation)
berkisar antara 100-150 orang,
artinya sampel
antara
100-150
orang sudah dapat mewakili suatu
populasi. Pada penelitian
ini
peneliti
menggunakan
105
responden.
Data primer adalah informasi
yang diperoleh dari tangan pertama
oleh peneliti dari variabel spesifik
yang
bertujuan
penelitian.
(Sugiyono, 2010) dimana peneliti
menyebarkan sejumlah pertanyaan
secara tertulis yang diberikan
kepada responden yaitu karyawan
Gramedia Printing unit Bandung.
Definisi
Operasional
dan
Pengukuran Variabel
Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah
suatu keadaan dimana seorang
karyawan yakin dan menerima nilainilai dan tujuan-tujuan organisasi
dan
bersedia
melaksanakannya
serta berusaha atau
bekerja
untuk kepentingan
84
November 2012
organisasi untuk mempertahankan
kedudukannya di organisasi.
Budaya Organisasi
Budaya organisasi nilai dan
keyakinan
organisasi
untuk
bertindak
dan
memecahkan
masalah, melalui adaptasi eksternal
dan intgrasi internal yang telah
bekerja dengan baik sehingga
menjadi norma yang diajarkan
kepada anggota baru sebagai cara
yang benar untuk melihat, berpikir,
dan merasakan kaitannya dengan
masalah-masalah yang ada dalam
upaya untuk mencapai tujuan
bersama.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan
suatu perasaan positif tentang
pekerjaan
seseorang
yang
merupakan hasil dari
sebuah
evaluasi
karakteristiknya
dinilai
penting oleh perusahaan.
Kinerja Organisasi
Kinerja
Organisasi
merupakan evaluasi
akhir
dari
suatu tugas yang dilakukan dan
dibandingkan dengan kriteria yang
telah
ditetapkan
bersama
sebelumnya.
Skala yang digunakan dalam
penelitian adalah skala Likert
(Likert Scale). Skala
Likert
digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam penelitian,
fenomena sosial ini telah diciptakan
secara spesifik oleh peneliti yang
selanjutnya
disebut
sebagai
variabel
penelitian
(Sugiyono,
2010:132).
ISSN: 1410 -9875
Rr. Niken Purbasari
HASIL PENELITAN
Karakteristik responden yang
digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan usia, jenis kelamin,
jabatan, jenjang
pendidikan,
bidang keahlian, dan lama kerja.
Uji Normalitas
Metode Grafik
Uji
normalitas
dilakukan
dengan menggunkan metode grafik
dengan cara melihat pola titik-titik
penyebaran
data
pada
garis
diagonal yang
terdapat
pada
Normal P-Plot.
Gambar 2 Hasil uji Normalitas P- Plot
Dari gambar menjelaskan
bahwa
titik-titik
menyebar
disekitar garis diagonal. Oleh
karena itu
dapat
disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal.
4.2.3.2. Metode Non Grafik
Metode kedua untuk uji
normalitas yaitu metode non-grafik
yang dilakukan dengan cara
menganalisa Skewness dan Kurtosis.
Tabel 1 Perhitungan Z skewness dan Z Kurtosis
Komitmen
Budaya
Kepuasan Kerja
Organisasi
Organisasi
Z skewness
Z kurtosis
-0.992
-0.837
-0.649
-1.303
Dilihat dari hasil tabel
tersebut
nilai
Z
hitung
dibandingkan dengan nilai kritisnya
yaitu untuk significant level 0,05
atau 5% adalah sebesar ±1,96 di
dapat dari Ztabel yaitu diantara -
0.669
-0.759
Kinerja
Organisasi
-0.498
-1.209
1,96 sampai +1,96. Berdasarkan
data di atas nilai z hitung berada
diantara nilai -1.96 dan +1.96 maka
dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
85
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilihat
dari nilai Tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor apabila
nilai Tolerance > 0.1 dan VIF <10,
November 2012
maka
data
disimpulkan
tidak
terjadi multikolinearitas dan data
baik digunakan
dalam
model
regresi.
Tabel 2 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1
TTL_X1
Tolerance
.586
VIF
1.707
TTL_X2
TTL_X3
.428
.533
2.335
1.877
ependent Variable: TTL_Y
Uji Heteroskedastisitas
Metode Grafik
Uji
heteroskedastisitas
dengan
menggunakan
metode
grafik dilakukan dengan mengamati
grafik Scatter Plot. Jika data
menyebar di atas dan dibawah
angka 0 pada sumbu y maka data
tidak terjadi heteroskedastisitas
dan data baik digunakan dalam
model regresi. Sebaliknya data
tidak menyebar diatas dan dibawah
nagka 0 pada sumbu y maka data
terjadi heteroskedastisitas dan data
tidak baik digunakan dalam model
regresi.
Berikut hasil uji heteroskedastisitas dengan metode grafik.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Gambar 3
86
ISSN: 1410 -9875
Rr. Niken Purbasari
3.4.2.2. Metode Non Grafik
Tabel 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Non Grafik
Coefficientsa
Standardized
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model
nstant)
_X1
_X2
_X3
ependent Variable: ares_1
B
4.461
Std. Error
1.838
Beta
.023
.009
-.105
.054
.032
.059
.054
.042
-.237
Berdasarkan
pada
tabel
dapat diketahui bahwa nilai sig dari
variabel Komitmen Organisasi 0.674
> 0.05, nilai sig dari Budaya
Organisasi 0.778 > 0.05, dan nilai
sig dari Kepuasan Kerja 0.080 >
0.05, maka data disimpulkan tidak
terjadi heteroskedastisitas sehingga
data baik digunakan dalam model
regresi.
t
Sig.
2.427
.017
.422
.283
-1.771
.674
.778
.080
4.3.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan
untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear terdapat
korelasi
antara
kesalahan
pengganggu pada periode yang satu
(periode
t)
dengan
periode
sebelumnya (periode t-1).
Tabel 4
Hasil uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1
.726a
.528
.514
3.56534
1.745
redictors: (Constant), TTL_X3, TTL_X1, TTL_X2
ependent Variable: TTL_Y
Uji t
Hipotesis 1
Tabel 5 Coefficientsa
Model
1
(Constant)
TTL_X1
ependent Variable: TTL_Y
Unstandardized Coefficients
B
14.545
Std. Error
2.577
.517
.080
Standardized
Coefficient
s
Beta
.537
t
Sig.
5.644
.000
6.465
.000
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
Hipotesis 2
Tabel 6 Coefficientsa
1
Standardized
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model
(Constant)
TTL_X2
ependent Variable: TTL_Y
B
.844
Std. Error
2.964
Beta
.350
.034
.710
t
Sig.
.285
.776
10.241
.000
Hipotesis 3
Tabel 7 Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant)
TTL_X3
ependent Variable: TTL_Y
B
Std. Error
17.860
2.861
.421
.091
Standardized
Coefficients
t
Sig.
6.242
.000
4.645
.000
Beta
.416
Uji F
Model
Regression
1
Residual
Total
Tabel 8 ANOVAa
um of Squares
df
Mean Square
1434.086
3
478.029
1283.876
101
12.712
2717.962
F
37.606
Sig.
.000b
104
ependent Variable: TTL_Y
redictors: (Constant), TTL_X3, TTL_X1, TTL_X2
PENUTUP
Pada pengujian hipotesis 1
mendapatkan
suatu
kesimpulan
dimana Ho1 ditolak dan Ha1
diterima,
artinya
terdapat
pengaruh
antara
Komitmen
Organisasi
terhadap
Kinerja
Organisasi pada Gramedia Printing
unit Bandung. Pada pengujian
hipotesis 2 mendapatkan suatu
kesimpulan dimana Ho2 ditolak dan
Ha2 diterima, artinya terdapat
pengaruh antara Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Organisasi pada
Gramedia Printing unit Bandung.
Pada
pengujian
hipotesis
3
mendapatkan
suatu
kesimpulan
88
dimana Ho3 ditolak dan Ha3
diterima,
artinya
terdapat
pengaruh antara Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Organisasi pada
Gramedia Printing unit Bandung.
Pada
pengujian
hipotesis
4
mendapatkan
suatu
kesimpulan
dimana Ho4 ditolak dan Ha4
diterima,
artinya
terdapat
pengaruh
antara
Komitmen
Organisasi, Budaya Organisasi, dan
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Organisasi pada Gramedia Printing
unit Bandung.
Keterbatasan
penelitian
dalam
penelitian ini, data yang dianalisis
menggunakan data yang diperoleh
dari
responden
sehingga
ISSN: 1410 -9875
menimbulkan
masalah
ketika
banyak responden
yang tidak
mengisi kuisioner sesuai dengan
kriteria yang diinginkan peneliti.
Pendistribusian kuisioner dilakukan
oleh pihak perusahaan
sehingga
penulis tidak
bertemu secara
langsung dengan responden untuk
menjelaskan maksud dari masingmasing pertanyaan.
Terbatasnya variabel independen
pada penelitian, dimana penelitian
ini hanya menggunakan variabel
komitmen
organisasi,
budaya
organisasi, dan kepuasan kerja.
Memperluas
objek
penelitian
sehingga jumlah sampel penelitian
menjadi lebih besar.
Perusahaan
sebaiknya
meningkatkan komitmen organisasi
Rr. Niken Purbasari
seperti mendukung perkembangan
karyawan
ataupun
menjamin
keadilan organisasi.
Penulis menyarankan halhal
sebgai berikut; Perusahaan juga
harus meningkatkan kepuasan kerja
karyawan dengan cara seperti
membuat pekerjaan menyenangkan
ataupun menghindari kebosanan
dan pekerjaan yang berulang-ulang.
Penelitian selanjutnya sebaiknya
memasukkan variabel-variabel lain
yang dapat berpengaruh terhadap
kinerja organisasi, seperti gaya
kepemimpinan,
intrapreneurial
behavior, proses inovasi, struktur
organisasi, manajemen karir, dan
lingkungan kerja.
REFERENSI
Ali, Imran., et al. 2010. Corporate Social Responsibility Influences, Employee
Commitment and Organizational Performance. African Journal
of
Business Management. 4 (12). 2796-2801. October.
Bernardin, H. John, & Russel, Joyce. E. A. 2008. Human Redources
Management : an Experimental Approach. Singapore: MecGraw-Hill
Book co.
Dessler, Gary. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Indeks. Jakarta
Supriyanto Eko dan Falikhatun. 2008. Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan
Penjualan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Keuangan.
Hair, Joseph F., et al. 2010. Multivariate Data Analysis: Global Perspective.
7th Edition. New Jersey: Pearson Education.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi.Edisi Sepuluh. ANDI, Jogjakarta.
Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia edisi 10.Thomson South-Western.
Robbins & Coulter. 2005. Manajemen. Edisi ke-7. Jilid 2. Edisi Bahasa
Indonesia. PT.Indeks, Jakarta .
Robinns, Stephen. P., and Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Buku1
dan 2 Edisi 12. Salemba Empat, Jakarta.
Schein, Edgar H., 2010, Organizational Culture and Leadership, fourth
edition, Jossey-Bass Publisher, San Fransisco.
Sopiah. 2008., Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
Umar, H. 2010. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
www.apjii.or.id
www.gramediaprinting.com
www.kompas.com
km.kompasgramedia.com
90
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 91-108
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
SANTOSO CHANDRA
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to examine whether systematic
risk, debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio, size,
profitability, and current ratio have influence to stock return. Samples
selected using purposive sampling method. From 123 manufacturing
companies listed in Indonesia Stock Exchange only 69 are used as samples for
this study. This research uses multiple regression method to see effect of
systematic risk, debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio,
size, profitability, and current ratio toward stock return.The result of this
research shows that systematic risk, debt to equity ratio, earnings yield,
book to market ratio, size, profitability, and current ratio have no influence
to stock return.
Keywords: Stock Return, Systematic Risk, Debt to Equity Ratio, Earnings
Yield, Book to Market Ratio, Size, Profitability, and Current
Ratio.
Salah satu cara perusahaan
untuk mendapatkan sumber dana
yang
mudah
adalah
dengan
mendaftarkan
dan
menjual
sahamnya
di
BEI
sehingga
perusahaan mendapatkan dana dari
investor. BEI (Bursa Efek Indonesia)
adalah tempat menjual saham
secara bebas dan perantara untuk
investor.
BEI
memberikan
kesempatan kepada perusahaan
untuk bersaing secara sehat untuk
menarik investor baik domestik
maupun internasional.
Pada umunya perusahaan
yang terdaftar di BEI adalah
perusahaan yang go public dan
PENDAHULUAN
Pada
zaman
globalisasi
seperti saat ini perusahaan harus
dapat beradaptasi dengan baik di
lingkungan usaha yang semakin
berkembang dengan pesat dan
dengan masih tingginya suku bunga
kredit perbankan yang berjangka
waktu
panjang,
perusahaanperusahaan yang memiliki reputasi
baik berusaha untuk mendapatkan
dana dipasar modal. Bagi suatu
perusahaan
dana
sangat
mempengaruhi kelangsungan hidup
serta
kesempatan
berkembang
perusahaan.
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
investor
sebelum
melakukan
pengamatan dan penilaian terhadap
laporan keuangan perusahaan yang
dipilih investor. Menurut Rasmin
(2007)
dalam
Arista
(2012)
menyatakan bahwa berdasarkan
laporan keuangan tersebut dapat
diketahui kinerja perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usaha dan
kemampuan
perusahaan
dalam
mendayagunakan
aktivitas
usahanya secara efisien serta faktor
di luar
perusahaan
ekonomi,
politik, hasil finansial, dan lain-lain
Menurut Sukirno (2000, 366)
dalam Murti (2011, 2) menyatakan
bahwa
investasi
didefinisikan
sebagai
kegiatan
pembelanjaan
untuk
meningkatkan
kapasitas
memproduksi suatu perekonomian.
Harapan dari kegiatan investor
adalah return yang akan diterima di
masa yang akan datang. Menurut
teori Keynes investasi bisnis hanya
tergantung
pada
dua
faktor
perkiraan pengembalian investasi
dan tingkat suku bunga (Murti 2011,
3).
Return saham merupakan
kelebihan harga jual saham di atas
harga belinya. Semakin tinggi harga
jual saham di atas harga belinya,
maka semakin tinggi pula return
yang diperoleh investor. Apabila
seorang
investor
menginginkan
return yang tinggi maka ia harus
bersedia menanggung risiko lebih
tinggi, demikian pula sebaliknya
bila menginginkan return rendah
maka risiko yang akan ditanggung
juga rendah (Arista 2012).
Penelitian ini merupakan
pengembangan penelitian Adrianto
(2008).
Adapun
perbedaan
penelitian ini dengan sebelumnya
adalah: (1) penelitian sebelumnya
menggunakan
lima
variabel
independen, yaitu systematic risk,
92
November 2012
debt to equity ratio, earnings
yield, book to market ratio dan
size. Sedangkan penelitian ini
peneliti menambahkan dua variabel
independen, yaitu profitabilitas dan
current
ratio.
Penambahan
profitabilitas
sebagai
variabel
independen berdasarkan penelitian
Anik dan Trilestari (2010) yang
menyatakan bahwa profitabilitas
digunakan
untuk
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
keuntungan,
sedangkan berdasarkan penelitian
Ulupui (2007) penambahan current
ratio sebagai variabel independen,
karena
current
ratio
memperlihatkan kemampuan suatu
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya
dengan
menggunakan
aktiva
lancarnya.;
(2)
Periode
pengambilan data dalam penelitian
sebelumnya adalah tahun 1995
sampai 1999, sedangkan dalam
penelitian ini menggunakan data
dengan cakupan periode yang
terbaru, yaitu dari tahun 2008
sampai
tahun
2010.
Tujuan
penelitian untuk memperoleh bukti
empiris
mengenai
pengaruh
systematic risk, debt to
equity
ratio, earnings yield, book to
market ratio, size, profitabilitas
dan current ratio terhadap return
saham.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Normative Theory
Menurut Scott (1997) dalam
Andrianto (2008) teori normatif
memiliki hubungan dengan return
saham menyatakan bahwa individu
ingin membuat keputusan dalam
menghadapi
ketidakpastian
sehingga memaksimalkan utilitas
yang diharapkan mereka. Dalam
ISSN: 1410 -9875
memahami
proses
pengambilan
keputusan rasional dalam kondisi
tidak pasti dibuat oleh investor,
teori keputusan kemudian akan
digunakan. Teori ini menekankan
investor
untuk
menempatkan
keprihatinan
informasi
yang
mempertajam keyakinan subjektif
mereka
tentang
keuntungan
mereka akan mendapatkan dimasa
depan merupakan konsekuensi dari
keputusan yang telah mereka buat
dalam teori masa lalu (Andrianto
2008).
Andrianto
(2008)
menyatakan
bahwa
teori
ini
mengakui
semua
kemungkinan
terjadinya tidak akan lagi menjadi
objektif karena adalah kondisi
normal. Prosedur ini memungkinkan
investor untuk memiliki informasi
tambahan untuk merevisi penilaian
subjektif mereka tentang dampak
dari keputusan mereka. Menurut
Scott (1997) dalam
Andrianto
(2008) menyatakan bahwa teori
keputusan sangat relevan dalam
akuntansi
karena
informasi
mendasar diperoleh dari laporan
keuangan memberikan informasi
tambahan
berguna
untuk
pengambilan keputusan.
Signaling Theory
Signaling theory merupakan
teori yang beresensikan bagaimana
signal-signal yang mempengaruhi
naik turunnya harga saham pada
pasar modal. Asumsi dasar dari
signaling theory adalah rasional,
dalam artian bahwa pelaku pasar
modal
memiliki
kemampuan
melakukan penyesuaian keyakinan
yang tepat sehingga tidak salah
menanggapi setiap informasi atau
sinyal
membuat
keputusan
transaksi (Susilowati 2010).
Santoso Chandra
Menurut Morris (1987) dalam
Susilowati (2010)
menyatakan
bahwa
signaling
theory
menjelaskan bagaimana informasi
asimetri dapat dikurangi dengan
cara, salah satu pihak memberikan
signal informasi kepada pihak lain.
Manajer memiliki informasi lebih
baik mengenai kondisi perusahaan
dibandingkan
pihak
eksternal.
Akibatnya
pihak
eksternal
perusahaan yang tidak memiliki
informasi lengkap akan memiliki
persepsi yang sama tentang nilai
perusahaan pandangan seperti ini
akan merugikan (menguntungkan)
perusahaan yang memiliki proyek
investasi yang lebih baik (buruk)
karena pihak
eksternal
akan
menilai perusahaan lebih rendah
(tinggi)
dari
yang
seharusnya
sehingga menimbulkan opportunity
loss (opportunity gain).
Return Saham
Menurut Helfert (1996: 67)
dalam Murti (2011, 73) menyatakan
bahwa return saham yang tinggi
merupakan harapan dari investor.
Return saham terdiri dari dua
komponen
yaitu
deviden
dan
capital gain atau loss. Deviden
merupakan
pendapatan
yang
diperoleh secara periodik dari
investasi yang ditanamkan.
Return yang diterima oleh
investor di pasar modal dibedakan
menjadi 2 yaitu pendapatan lancar
adalah keuntungan yang didapat
melalui pembayaran yang bersifat
periodik seperti dividen. Capital
gain (loss) merupakan selisih laba
(rugi) yang dialami oleh pemegang
saham
karena
harga
saham
sekarang
relatif
lebih
tinggi
(rendah) dibandingkan harga saham
periode sebelumnya (Animah 2010).
Menurut definisi diatas, maka dapat
93
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
ditarik kesimpulan return saham
adalah hasil yang diperoleh dari
suatu investasi atau laba yang
diperoleh
oleh
investor
pada
sahamnya
berdasarkan
selisih
perubahan harga saham periode
sekarang
dengan
periode
sebelumnya. .
Systematic Risk
Risiko sistematis
adalah
risiko yang tidak dapat dihilangkan
melalui diversifikasi karena faktor
ini terjadi pada seluruh ekonomi
atau pasar. Risiko sistematis ini
merupakan profitabilitas
bahwa
keuntungan
perusahaan
berada
dibawah
keuntungan
yang
diharapkan karena adanya faktor
yang berdampak bagi seluruh
perusahaan yang berada dalam
suatu perekonomian (Murti 2011,
88).Menurut
Jogiyanto
(2000)
dalam Solechan (2009) mengatakan
bahwa
risiko
(beta)
sering
dihubungkan
dengan
penyimpangan/deviasi
dari
outcome yang
diterima dengan
diekspektasi. Risiko ada dua yaitu
risiko sistematis dan risiko non
sistematik.
Ha1 : Systematic risk berpengaruh
terhadap return saham.
Debt to Equity Ratio
Debt
to
equity
ratio
digunakan untuk mengukur proporsi
dana dari utang. Semakin rendah
debt to equity ratio dikarenakan
rasio yang tinggi menunjukkan
perusahaan menggunakan financial
leverage yang tinggi. Penggunaan
financial leverage yang tinggi akan
meningkatkan return on equity
dengan cepat dan sebaliknya jika
penjualan menurun, return
on
equity akan cepat menurun juga
(Andrianto 2008).
94
Ha2 : Debt
berpengaruh
saham.
November 2012
to equity ratio
terhadap
return
Earnings Yield
Earnings yield itu diperoleh
dengan pembagian laba per saham
dari harga penutupan saham,
sedangkan earnings per share
diperoleh dengan pembagian laba
bersih setelah pajak dan saham
yang beredar (Andrianto 2008).
Hasanah mengatakan (2010) bahwa
earnings
yield
menunjukkan
kemampuan perusahaan. Earnings
yield menunjukkan bahwa setiap
unit uang yang disediakan oleh
investor dapat memperoleh return
saham.
Ha3 : Earningas yield berpengaruh
terhadap return saham.
Book Market Ratio
Menurut Bodie et al. (2006,
373)
dalam
Hasanah
(2010)
menyatakan bahwa book to market
ratio merupakan rasio nilai buku
terhadap nilai pasar. Rasio tersebut
menerima return yang abnormal
dalam jangka panjang, meskipun
rasio tersebut telah disesuaikan
dengan risiko sistematis.
Menurut Jiang dan Lee
(2009) dalam Prasetiono (2012)
mengatakan bahwa rasio keuangan
dan pendapatan dapat digunakan
untuk memprediksi return saham
baik jangka panjang mauppun
jangka pendek. Investor aktif perlu
memperhatikan
rasio
keuangan
karena risiko yang terjadi setiap
waktu.
Rasio
keuangan
yang
berkaitan untuk
mengantisipasi
risiko pasar antara lain book to
market ratio. Book to market ratio
merupakan
rasio
yang
mencerminkan nilai pasar suatu
saham. Book to market ratio yang
ISSN: 1410 -9875
tinggi berarti adanya kewajiban
perusahaan yang masih belum
dibayarkan. Hal ini membuat risiko
memiliki
saham
perusahaan
tersebut
tinggi
sehingga
nilai
perusahaan dianggap rendah oleh
investor dan sebaliknya.
Ha4 : Book to market ratio
berpengaruh
terhadap
return
saham.
Size
Menurut Daniati dan Suhairi
(2006) dalam Animah (2010)
mengatakan bahwa size merupakan
pencerminan besar kecilnya
perusahaan yang tampak dalam
nilai total aktiva, penjualan atau
modal perusahaan pada neraca dan
laporan rugi laba akhir tahun.
Secara umum size perusahaan
menunjukkan jumlah dan
kemampuan tumbuhnya suatu
perusahaan yang
mengidentifikasikan kemampuan
dan tingkat risiko dalam mengelola
invetasi milik stockholder untuk
memberikan keuntungan kepada
mereka.
Ha5 : Size berpengaruh terhadap
return saham.
Profitabilitas
Investor di pasar modal
sangat memperhatikan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan,
menunjang,
dan
meningkatkan
profit. Profitabilitas dapat diukur
beberapa hal yang berbeda, namun
dalam dimensi yang saling terkait.
Pertama, terdapat hubungan antara
profit dengan sales sehingga terjadi
residual return bagi perusahaan per
Rupiah penjualan. Pengukuran yang
lain adalah return on investment
atau disebut juga return on asset,
yang berkaitan dengan profit dan
investasi atau aset yang digunakan
Santoso Chandra
untuk menghasilkannya. Return on
sales dapat berupa rasio gross
margin dan profit margin. Return
on investment dapat berupa rasio
return on asset dan return
on
equity (Ulupui 2007).
Profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
memperoleh laba dalam dalam
hubungan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Penggunaan
profitabilitas
dapat
dilakukan
dengan menggunakan perbandingan
antara berbagai komponen yang
ada di dalam laporan keuangan,
terutama laporan keuangan neraca
dan laporan laba rugi.
Ha6 : Profitabilitas berpengaruh
terhadap return saham.
Current Ratio
Menurut Ang (1997) dalam
Anik
dan
Trilestari
(2010)
menyatakan bahwa current ratio
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
suatu
perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan aktiva lancar.
Ratio ini paling sering digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
membayar hutang jangka pendek,
karena menunjukkan
seberapa
besar tuntutan kreditur jangka
pendek yang dapat dipenuhi oleh
aktiva yang diharapkan dapat
menjadi kas dalam periode yang
hampir sama dengan masa jatuh
tempo tuntutan tersebut (Murti
2011, 55).
Current ratio yang rendah
biasanya dianggap menunjukkan
terjadinya
masalah
dalam
likuiditas.
Sebaliknya
suatu
perusahaan yang current ratio nya
terlalu tinggi juga kurang bagus,
karena menunjukkan banyaknya
dana
yang
menganggur
pada
95
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
akhirnya
dapat
mengurangi
kemampuan laba perusahaan.
Ha7 : Current ratio berpengaruh
terhadap return saham.
METODA PENELITIAN
Obyek Penelitian
Obyek
penelitian
pada
penelitian ini
diambil dengan
metoda pengambilan sampel, yang
disebut
metoda
purposive
sampling.
Metoda
purposive
sampling
adalah
teknik
pengambilan sampel sumber data
dengan
pertimbangan
tertentu
(Sugiyono 2012, 218-219). Dengan
menggunakan metoda purposive
sampling,
maka
akan
muncul
kriteria-kriteria dalam pemilihan
sampel:
1. Perusahaan manufaktur secara
konsisten terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2008 sampai
2010.
2.
Perusahaan
yang
laporan
keuangannya menggunakan mata
uang Rupiah.
3. Perusahaan manufaktur yang
laporan keuangannya berakhir pada
per 31 Desember.
4. Perusahaan yang mempunyai
laba selama periode 2008 sampai
2010.
Data yang akan digunakan
dalam penelitian ini
adalah
jenisnya data sekunder yang berupa
laporan keuangan tahunan yang
dipublikasikan
dimana
berupa
laporan
keuangan
tahunan
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di BEI periode tahun 2009
sampai 2011. Sumber resmi data
adalah
website
www.idx.co.id
sehingga
data
dapat
dipertanggungjawabkan.
96
November 2012
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Return Saham
Menurut Jogiyanto (2009)
dalam Hasanah (2010) menyatakan
bahwa return saham adalah hasil
yang diperoleh dari suatu investasi
atau laba yang diperoleh oleh
investor
pada
sahamnya
berdasarkan selisih
perubahan
harga saham periode sekarang
dengan
periode
sebelumnya.
Pengukuran yang digunakan oleh
return saham adalah skala rasio,
karena
return
saham
membandingkan
harga
saham
periode berjalan dengan
harga
saham periode yang lalu.
Menurut Ang (1997) dalam
Andrianto (2008) return saham
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return saham (Ri.t) =
Keterangan:
Ri : Return saham
Pt : Harga saham pada akhir tahun
(t)
Pt-1: Harga saham pada akhir tahun
ditahun sebelumnya (t-1)
Systematic Risk
Beta disebut juga risiko
sistematik
yaitu
variasi
pengembangan saham/ portofolio
berhubungan dengan perubahan
pengembangan dalam pasar secara
keseluruhan yang terjadi karena
kejadian-kejadian di luar kegiatan
perusahaan (Solechan
2009).
Variabel ini menggunakan skala
rasio.
Secara sistematis menurut
Elton dan Gruber (1995) dalam
Jogiyanto (2000) systematic risk
dapat
dihitung
dengan rumus
sebagai berikut:
Rit = αi + βiRmt + ei
Keterangan:
ISSN: 1410 -9875
Rit
αi
βi
Rmt
e
: return saham dalam bulan t
: konstanta
: koefisien beta
: return pasar dalam bulan t
: kesalahan residu
Menurut Kartikasari (2007)
return
saham
bulanan
dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Return saham (Ri.t) =
Keterangan:
Rit : Return saham perusahaan i
pada bulan t
Pt
: Harga saham perusahaan i
pada bulan t
Pt-1 : Harga saham perusahaan i
pada bulan t-1
Sedangkan
return
pasar
perbulan dapat dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Rmt=
Keterangan:
Rmt
: Return pasar dalam bulan
t
IHSGt
: Indeks harga saham
gabungan pada bulan t
IHSGt-1 : Indeks harga saham
gabungan pada bulan t-1
Debt Equity to Ratio
Menurut Horne (1977) dalam
Murti (2011, 59) menyakan bahwa
debt to equity ratio merupakan
rasio hutang yang digambarkan
dengan perbandingan antara
seluruh hutang, baik hutang jangka
panjang maupun jangka pendek,
dengan modal sendiri perusahaan.
Variabel ini menggunakan skala
rasio.
Menurut Andrianto (2008)
debt to equity ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut:
DER=
Santoso Chandra
Earnings Yield
Earnings
yield
berfungsi
menunjukkan
kemampuan
perusahaan menghasilkan earnings
(Hasanah 2010). Earnings yield itu
diperoleh dengan pembagian laba
per saham dari harga penutupan
saham , sedangkan earnings per
share diperoleh dengan pembagian
laba bersih setelah pajak dibagi
dengan
saham
yang
beredar
(Andrianto 2008). Rumus yang
digunakan adalah:
EY =
Earnings yield menunjukkan
bahwa setiap satu unit uang yang
disediakan oleh investor dapat
memperoleh
return
saham
(Hasanah
2010).
Variabel
ini
menggunakan
pengukuran
skala
rasio.
Book to Market Ratio
Menurut Bodie et al. (2006)
dalam Hasanah (2010) menyatakan
bahwa book to Market Ratio
merupakan
rasio
nilai
buku
terhadap nilai pasar. Variabel ini
menggunakan skala rasio. Menurut
Prasetiono (2012) book to market
ratio dapat dirumuskan sebagai
berikut:
BMR=
Keterangan:
Book value of equity = total aktiva
– total hutang
Market value of equity = jumlah
saham beredar x harga penutupan
saham tahunan
Size
Size sebagai proksi
karakteristik perusahaan
merupakan variabel independen.
Menurut Imronudin (2005, 133)
dalam Hasanah (2010) mengatakan
97
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
bahwa ukuran perusahaan
didapatkan dari jumlah saham yang
beredar dikalikan dengan harga
saham per lembar. Variabel ini
menggunakan skala rasio.
Menurut Daniati dan Suhairi
(2006) dalam Animah (2010) size
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Size = Logaritma Natural
(total aktiva)
Profitabilitas
Profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
memperoleh laba dalam hubungan
penjualan, total aktiva maupun
modal
sendiri.
Kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan
laba dalam kegiatan operasinya
merupakan fokus utama dalam
penilaian prestasi
perusahaan
karena laba perusahaan selain
merupakan indikator kemampuan
perusahaan
juga
merupakan
elemen dalam dalam penciptaan
nilai perusahaan yang menunjukkan
prospek perusahaan dimasa yang
akan datang (Harjito dan Aryayoga
2009), sehingga pengukuran yang
digunakan adalah skala rasio.
Kita dapat menghitung rasio
profitabilitas dan rumus adalah:
(Anik dan Trilestari 2010)
Return on Asset=
Current Ratio
Current ratio merupakan
ukuran
yang
paling
umum
digunakan
untuk
mengetahui
kesanggupan memenuhi kewajiban
jangka pendek karena rasio ini
menunjukkan
seberapa
jauh
tuntutan dari kreditor jangka
pendek dipenuhi oleh aktiva yang
diperkirakan menjadi uang tunai
dalam periode yang sama dengan
jatuh tempo utang (Murti 2011, 55).
98
November 2012
Variabel ini menggunakan skala
rasio.
Menurut
Weston
dan
Copeland (1992: 267) dalam Murti
(2011: 55) current ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Uji Hipotesis
Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi
linier berganda yang terdiri dari uji
koefisien korelasi, uji koefisien
determinasi,
uji
signifikansi
simultan,
dan
uji
signifikan
parameter
individual
dengan
tingkat signifikan
5%
(α=5%).
Metode regresi berganda digunakan
oleh peneliti, karena peneliti ingin
mengetahui
pengaruh
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen yaitu return saham
dengan persamaan sebagai berikut:
RS = b0+ b1 R + b2 DER + b3 EY + b4
BMR + b5 SZ + b6 P + b7 CR + ε
Keterangan:
RS : Return Saham
R
: Risiko Sistematis
DER : Debt to Equity Ratio
EY : Earnings Yield
BMR : Book to Market Ratio
SZ
: Size
P
: Profitabilitas
CR : Current Ratio
b0
: Konstanta
b1- b7: Koefisien Regresi
ε
: Error
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Sampel (Objek
Penelitian)
Populasi
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ISSN: 1410 -9875
Santoso Chandra
Dalam
menentukan
sampel
penelitian, peneliti menggunakan
metode purposive sampling dimana
sampel
diseleksi
berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu. Prosedur
pemilihan sampel dapat dilihat
padal tabel di bawah ini:
Tabel 1
Hasil Seleksi Sampel
Keterangan
Perusahaan manufaktur yang secara konsisten
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2008 sampai 2010.
Perusahaan yang laporan keuangannya tidak
menggunakan mata uang Rupiah
Perusahaan manufaktur yang laporan
keuangannya tidak berakhir pada per 31
Desember
Perusahaan manufaktur yang mempunyai rugi
selama periode 2008-2010
Total perusahaan dan data
Data outlier
Data penelitian
Jumlah
Perusahaan
123
Jumlah
Data
369
(6)
(18)
(11)
(33)
(37)
(111)
69
207
(57)
150
Sumber: Data yang dikumpulkan
Tabel 1 menunjukkan jumlah
seluruh
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar secara konsisten dari
tahun 2008 sampai 2010 berjumlah
123
perusahaan.
Terdapat
6
perusahaan
yang
tidak
menggunakan mata uang Rupiah
dalam pelaporan keuangan, 11
perusahaan yang tidak menerbitkan
laporan keuangan per 31 Desember,
37 perusahaan yang memiliki rugi
selama periode penelitian, dengan
N
150
150
Return Saham
Systematic
Risk
Debt To Equity 150
Ratio
demikian total perusahaan yang
memenuhi
kriteria
ada
69
perusahaan.
Dengan
periode
penelitian 3 tahun maka terdapat
207 data sebelum diuji outlier dan
150 data setelah uji outlier.
Analisis Statistik Deskriptif
Hasil statistik deskriptif yang
telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel
2
dibawah
ini:
Tabel 2
Hasil Statistik Deskriptif
Minimum Maximum
Mean
-,45946
2,81720
,50026
-,19800
,91000
,40884
Std. Deviation
,62640
,27720
,09588
,62026
2,88108
,82574
99
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
N
Earnings Yield 150
BookTo Market 150
Ratio
Size
Profitabilitas
Current Ratio
150
150
150
Minimum
,00001
150,8183
1
19,71268
,00293
,18933
Variabel
return
saham
dengan jumlah data 150 memiliki
nilai minimum -0,45946 dan nilai
maksimum 2,81720. Nilai rata-rata
dari variabel return saham sebesar
0,50026 dan deviasi standar sebesar
0,62640.
Variabel
systematic
risk
dengan jumlah data 150 memiliki
nilai minimum -0,19800 dan nilai
maksimum 0,91000. Nilai rata-rata
dari variabel
systematic
risk
sebesar 0,40884 dan deviasi standar
sebesar 0,27720.
Variabel debt to equity ratio
dengan jumlah data 150 memiliki
nilai minimum 0,09588 dan nilai
maksimum 2,88108. Nilai rata-rata
dari variabel debt to equity ratio
sebesar 0,82574 dan deviasi standar
sebesar 0,62026.
Variabel
earnings
yield
dengan jumlah data 150 memiliki
nilai minimum 0,00001 dan nilai
maksimum 0,88060. Nilai rata-rata
dari variabel earnings yield sebesar
0,129099
dan
deviasi
standar
sebesar 0,14298.
Variabel book to market
ratio dengan jumlah data 150
November 2012
Maximum
,88060
3,81431
Mean
,129099
-,46880
Std. Deviation
,14298
13,82889
32,66486
,42744
11,74282
27,77279
,11647
2,57262
2,00788
,09918
2,00874
memiliki nilai minimum -150,81831
dan nilai maksimum 3,81431. Nilai
rata-rata dari variabel book to
market ratio sebesar -0,46880 dan
deviasi standar sebesar 13,82889.
Variabel size dengan jumlah
data 150 memiliki nilai minimum
19,71268 dan nilai maksimum
32,66486. Nilai rata-rata dari
variabel size sebesar 27,77279 dan
deviasi standar sebesar 2,00788.
Variabel
profitabilitas
dengan jumlah data 150 memiliki
nilai minimum 0,00293 dan nilai
maksimum 0,42744. Nilai rata-rata
dari variabel profitabilitas sebesar
0,11647 dan deviasi standar sebesar
0,09918.
Variabel
current
ratio
dengan jumlah data 150 memiliki
nilai minimum 0,18933 dan nilai
maksimum 11,74282. Nilai rata-rata
dari variabel current ratio sebesar
2,57262 dan deviasi standar sebesar
2,00874.
Hasil Uji Normalitas Residual
Hasil dari uji normalitas sebelum
uji outlier dapat dilihat pada tabel
3 dibawah ini:
Tabel 3
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov sebelum Uji Outlier
Unstandardized
Residual
N
207
Asymp. Sig. (2 tailed)
0,000
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
100
ISSN: 1410 -9875
Santoso Chandra
Hasil
uji
normalitas
digunakan dalam penelitian adalah
menunjukkan bahwa asymp.sig (2-3,0 sampai dengan +3,0. Data yang
tailed) dari model regresi berada
tidak terletak diantara -3,0 sampai
dibawah 0,05 yang berarti bahwa
+3,0 dihilangkan untuk mengurangi
model regresi secara residual
data yang mengandung nilai ekstrim
terdistribusi tidak normal. Data
dalam penelitian. Setelah dilakukan
tidak terdistribusi normal terjadi
uji outlier, terdapat 57 data yang
karena adanya nilai ekstrim.
harus dihilangkan sehingga data
Sebagai langkah selanjutnya,
yang diobservasi hanya sebanyak
peneliti melakukan
uji
outlier
150 sampel. Hasil dari
uji
untuk mencoba mengatasi masalah
normalitas setelah uji outlier dapat
tersebut.
Nilai
z-score
yang
dilihat dalam tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov sesudah Uji Outlier
Unstandardized Residual
N
Asymp. Sig. (2-tailed)
150
0,148
a Test distribution is Normal
Dari hasil uji normalitas
setelah uji outlier menunjukkan
bahwa asymp.sig (2-tailed) model
regresi secara residual
memiliki
nilai lebih besar dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa data telah
terdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Hasil
dari
uji
multikolinearitas dapat dilihat pada
tabel 5 dibawah ini:
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Tolerance
VIF
,937
1Systematic
Risk
1,068
Debt To Equity Ratio ,609
1,643
Earnings Yield
,851
1,175
Book To Market
,862
1,160
Ratio
Size
,859
1,164
Profitabilitas
,837
1,195
Current Ratio
,606
1,651
a Dependent Variable: Rs
Sumber: Output Data SPSS 11.5
Pada tabel 5 menunjukkan
bahwa systematic risk, debt to
equity ratio, earnings yield, book
to
market
ratio,
size,
profitabilitas, dan current ratio
memiliki nilai tolerance lebih besar
dari 0,1 dan nilai variance inflation
factor (VIF) kurang dari 10. Hal ini
berarti tidak terdapat korelasi
antara variabel independen yang
satu dengan yang lainnya atau tidak
terjadi multikolinearitas.
101
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Uji Heteroskedastisitas
Di dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan uji Glejser
November 2012
untuk
melihat
gejala
heteroskedastisitas. Hasil dari uji
heteroskedastisitas dapat dilihat
pada tabel 6 dibawah ini:
Tabel 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel
Sig.
Systematic Risk
,719
Debt To Equity Ratio
,776
Earnings Yield
,571
Book To Market Ratio
,208
Size
,394
Profitabilitas
,506
Current Ratio
,728
a Dependent Variable: ARES_1
Sumber: Output Data SPSS 11.5
Pada tabel 6 menunjukkan
bahwa variabel systematic risk,
debt to equity ratio, earnings
yield, book to market ratio, size,
profitabilitas dan current ratio
memiliki angka sig yang lebih besar
dari 0,05 yang berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Model
1
Uji Autokorelasi
Di dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan uji BrueschGodfrey
untuk
mendeteksi
autokorelasi. Hasil uji autokorelasi
dapat dilihat pada tabel 7 dibawah
ini:
Tabel 7
Hasil Uji Autokorelasi
Variabel
RES_2
Sig.
,320
Sumber: Output Data SPSS 11.5
Hasil pengujian dapat dilihat
pada tabel 7 yang menunjukkan
nilai residualnya 0,320 lebih besar
dari 0,05 maka tidak terjadi
autokorelasi yang artinya tidak ada
korelasi
antara
kesalahan
penganggu pada periode t dengan
kesalahan t-1 (sebelumnya).
Uji Hipotesis
Analisa Koefisien Korelasi (R)
Hasil dari uji koefisien
korelasi dapat dilihat pada tabel 8
dibawah ini:
102
Tabel 8
Hasil Analisa Koefisien Korelasi
Model
R
1
,200
Sumber: Output Data SPSS 11.5
Hasil uji koefisien korelasi
(uji R) yang dapat dilihat pada
tabel 8 adalah sebesar 0,200. Jika
nilai R lebih kecil dari 0,5, maka
hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen adalah
lemah, sehingga dari hasil uji
koefisien
pada
table
8
menunjukkan
bahwa
terdapat
ISSN: 1410 -9875
Santoso Chandra
hubungan
yang
kuat
antara
systematic risk, debt to
equity
ratio, earnings yield, book to
market ratio, size, profitabilitas,
dan current ratio dengan return
saham.
Analisa
Koefisien
Determinasi
(Adjusted R Square)
Hasil dari uji koefisien
determinasi (adjusted R square)
dapat dilihat pada tabel 9 dibawah
ini:
Tabel 9
Hasil Analisa Koefisien Determinasi
Model
R Square Adjusted
R Square
1
,040
-,007
Sumber: Output Data SPSS 11.5
Pada tabel 9 dapat dilihat
adjusted R-square sebesar -0,007,
sehingga menggunakan nilai R
square dikarenakan nilai adjusted
R-square negatif. Nilai R square
menunjukkan variabel dependen
return saham dapat dijelaskan oleh
variabel systematic risk, debt to
equity ratio, earnings yield, book
to market ratio, size, size,
profitabilitas, dan current ratio
sebesar 4% sedangkan sisanya 96%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak terdapat di dalam model
ini. profitabilitas, dan current ratio
sebesar 4% sedangkan sisanya 96%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak terdapat di dalam model
ini.
Uji F
Hasil uji F dapat dilihat pada
tabel 10 dibawah ini:
Model
1
Tabel 10
Hasil Uji F
F
,843
Sig.
,554
Sumber: Output Data SPSS 11.5
Pada tabel 10 terdapat nilai
sig sebesar 0,554. Nilai tersebut
berada
diatas
0,05
sehingga
menunjukkan bahwa model regresi
yang digunakan dalam penelitian ini
tidak fit.
Uji t
Hasil dari uji t dapat dilihat pada tabel 11 dibawah ini:
Tabel 11
Hasil Uji t
Variabel
(Constant)
Systematic Risk
Debt To Equity Ratio
Earnings Yield
Book To Market Ratio
Size
Profitabilitas
Current Ratio
B
,145
,056
-,057
,485
-,002
,009
,772
-,005
T
,190
,291
-,531
1,243
-,435
,311
1,360
-,162
Sig.
,850
,772
,596
,216
,664
,756
,176
,871
a Dependent Variable: RETURN SAHAM
Sumber: Output Data SPSS 11.5
103
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Berdasarkan uji t pada tabel
11 dapat disimpulkan bahwa hasil
signifikansi
variabel
systematic
risk, debt to equity ratio, earnings
yield, book to market ratio,size,
profitabilitas dan current ratio
memiliki nilai lebih besar dari 0,05
sehingga
tidak
berpengaruh
terhadap return saham.
PENUTUP
Penelitian
ini
dilakukan
untuk mendapatkan bukti empiris
pengaruh systematic risk, debt to
equity ratio, earnings yield, book
to
market
ratio,
size,
profitabilitas, dan current ratio
terhadap
return
saham
pada
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil
dari
penelitian
dapat
disimpulkan:
1. Variabel systematic risk tidak
berpengaruh terhadap return
saham. Hasil penelitian ini
konsisten
dengan
Andrianto
(2008) dan Solechan (2009),
tetapi tidak konsisten dengan
hasil penelitian Nazwar (2008).
2. Variabel debt to equity ratio
tidak berpengaruh terhadap
return saham. Hasil penelitian
ini
konsisten dengan Ulupui
(2007), tetapi tidak konsisten
dengan
hasil
penelitian
Andrianto (2008).
3. Variabel earnings yield tidak
berpengaruh terhadap return
saham. Hasil penelitian ini
konsisten
dengan
Hasanah
(2010), tetapi tidak konsisten
dengan Andrianto (2008).
4. Variabel book to market ratio
tidak berpengaruh terhadap
return saham. Hasil penelitian
ini konsisten dengan Krugers
104
November 2012
dan
Lantemans
dalam
Prasetiono (2012), tetapi tidak
konsisten
dengan
hasil
penelitian Andrianto (2008).
5. Variabel size tidak berpengaruh
terhadap return saham. Hasil
penelitian ini konsisten dengan
hasil
penelitian
Andrianto
(2008), Animah (2010), serta
Jensen dan Mercer
(2002)
dalam Imronudin (2005), tetapi
tidak konsisten dengan hasil
penelitian Daniati dan Suhairi
(2006) dalam Animah (2010).
6. Variabel
profitabilitas
tidak
berpengaruh terhadap return
saham. Hasil
penelitian
ini
konsisten dengan Sakti (2010),
Arista (2012),
tetapi
tidak
konsisten
dengan
hasil
penelitian Anik dan Trilestari
(2010) dan Aryayoga (2009).
7. Variabel current ratio tidak
berpengaruh terhadap return
saham. Hasil penelitian ini
konsisten dengan Anik dan
Trilestari (2010), tetapi tidak
konsisten
dengan
hasil
penelitian Ulupui (2007) dan
Prasetio (2012).
Keterbatasan
dalam
penelitian antara lain:
1.
Penelitian
ini
hanya
menggunakan
perusahaan
manufaktur
sebagai
objek
penelitian sehingga sampel
yang dihasilkan sedikit.
2.
Penelitian
ini
hanya
menggunakan tujuh variabel
independen,
antara
lain
systematic risk, book to
market ratio, size, earnings
yield, debt to equity ratio,
profitabilitas,
dan
current
ratio.
3.
Penelitian ini menggunakan
periode yang relatif pendek.
ISSN: 1410 -9875
4.
Hasil uji F dari penelitian ini
tidak fit.
Rekomendasi
yang
dapat
digunakan
untuk
penelitianpenelitian
selanjutnya
adalah
sebagai berikut:
1. Memperluas objek penelitian
mencakup seluruh perusahaan
non keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Santoso Chandra
2. Menambahkan
variabel
independen lain yang memiliki
pengaruh
terhadap
return
saham seperti Growth.
3. Menambah tahun
penelitian
menjadi 4 dan memperbanyak
sampel sehingga data yang
dihasilkan dapat lebih akurat.
REFERENSI
Andrianto, Wahyu. 2008. Stock Return in Pre and Post 1997 Financial Crisis
Year Integrity, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2, No. 1, Hlm. 275292.
Anik, Widyani dan Dian Indriana Trilestari. 2010. Pengaruh ROA, EPS, Current
Ratio, DER, dan Inflasi Terhadap Return Saham. Solusi.
Animah. 2010. Pengaruh Price Earning Ratio, Price to Book Value Ratio, Debt
to Equity Ratio, Return on Equity, dan Size terhadap Return Saham
Pada Periode Bullish, Jurnal Akuntansi, Universitas Jember, Vol. 8, No.
1, Hlm. 50-75.
Arilaha, Muhammad Asril. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas,
Likuiditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen, Jurnal Keuangan
dan Perbankan, Vol. 13, No. 1, Hlm. 78-87.
Arista, Desy. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
(Kasus pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public di BEI Periode
Tahun 2005-2009), Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol.
3, No. 1.
Berizon dan Mukhlasin. 2011. Analisisn Pengaruh Profitabilitas, Economic
Value Added dan Financial Value Added Terhadap Return Saham,
Telaah Manajemen, Vol. 6, No. 1.
Darminto. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal dan
Struktur kepemilikan Saham, Terhadap Kebijakan Dividen, Jurnal IlmuIlmu Sosial, Vol. 20, No. 2.
Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Dividen, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No.
1. Hlm. 47-58.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19,
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE,
Yogyakarta.
Harjito, D. Agus dan Rangga Aryayoga. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja
Keuangan dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia, Fenomena, Vol. 7,
No. 1, Hlm. 13-21.
105
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
Hasanah, Mufidatul. 2010. Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Hubungan
Beta, Size, Book to Market Ratio dan Earning Yield Dengan Return
Saham Syariah, Eksbisi, Vol. 4, No. 2, Hlm. 164-182.
Imronudin. 2005. Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Hubungan Model Tiga
Faktor Dengan Return saham, Benefit, Vol.9, No. 2, Hlm. 129-140.
Junaedi, Dedi. 2005. Dampak Tingkat Pengungkapan Informasi Perusahaan
Terhadap Volume Perdagangan dan Return Saham, Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Indonesia, Vol. 2, No.2, Hlm. 1-28.
Kartikasari, Lisa. 2007. Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Risiko
Sistematik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ, Jurnal
Akuntansi dan Manajemen, Vol. 18, No. 1.
Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi
Pendekatan Teknikal dan Fundamental Untuk Analisis Saham, Penerbit
Graha Ilmu, Jakarta.
Lestari, Murti. 2005. Pengaruh Variabel Makro Terhadap Return Saham Di
Bursa Efek Jakarta: Pendekatan beberapa model, SNA, Vol. 8.
Margaretha, Farah dan Irma Damayanti. 2008. Pengaruh Price Earnings Ratio,
Dividend Yield dan Market to Book Ratio Terhadap Stock Return Di
Bursa Efek Indonesia, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 3, Hlm.
149-160.
Murti, Wahyu. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham,
Penerbit Cintya Press, Jakarta.
Nazwar, Chairul. 2008. Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap
Return Saham Syariah Indonesia,
Jurnal
Perencanaan
dan
Pengembangan wilayah, Wahana Hijau, Vol. 4, No. 1.
Nilawati. 2004. Analisis ROI dan EVA Terhadap Return On Shares LQ-45 di
Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 6, No. 2, Hlm.
151-166.
Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Utang, ROA, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen: Studi
1995-1996, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indoenesia, Vol. 2, No. 2,
Hlm. 103-123.
Prasetio, Wahyu Agung. 2012. Analisis Pengaruh Variabel Makro-Ekonomi dan
Rasio Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham. Repository
Universitas Gunadarma.
Prasetiono, Dery Darusman. 2012. Analisis Pengaruh Firm Size, Book to Market
Ratio, Price Earning Ratio, dan Momentum Terhadap Return Portofolio
Saham. Diponegoro Journal Of Management, Vol. 1, No. 1.
Saerang, David dan Winston Pontoh. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat
Pengembalian Aktiva Terhadap Harga Saham Perusahaan Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing, Vol. 2, No. 2.
Sakti, Tutus Alun Asoka. 2010. Pengaruh Return on Asset dan Debt to Equity
Ratio Terhadap Return Saham Yang Terdaftar Pada
Bursa
Efek
Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol.3.
Solechan, Ahmad. 2009. Pengaruh Earning, Manajemen Laba, IOS, Beta, Size
dan Rasio Hutang Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Go
Public Di BEI. Jurnal AKuntansi dan Auditing, Vol.6.
106
ISSN: 1410 -9875
Santoso Chandra
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Suharli, Michell. 2005. Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi
Return Saham Pada Industri Food and Beverage di BEI. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan, Vol.7.
Susilowati, Yeye. 2010. Konsekuensi Signal Prospektus Perusahaan Terhadap
Initial Return Saham Pada Pasar Perdana Di Bursa Efek Indonesia.
Dinamika Perbankan dan Ilmiah, Vol. 2, No. 1, Hlm. 23-27.
Sutjipto, Edi. 2007. Pengaruh Beta, DER, dan EPS Terhadap Return Saham
Pada Sektor Properti. Sistem Informasi Jurnah Ilmiah, Vol.6.
Ulupui, I.G.K.A. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
dan Profitabilitas Terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Vol.3.
Wijanarko, Hendro. 2011. Determinasi Faktor Fundamental Terhadap Return
Saham. Value, 7.5.
107
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Halaman ini sengaja dikosongkan
108
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 109-120
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH PROFIT AFTER TAX, CASH FLOW,
DEBT EQUITY RATIO, PAST DIVIDEND PER
SHARE, FLOAT, SALES GROWTH, DAN
FIRM SIZE TERHADAP DIVIDEND PER
SHARE
SATRIYO WIBOWO
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: This research analyzes the influence of profit after taxes, cash
flow, debt to equity ratio, past dividend per share, float, sales growth, and
firm size to dividend per share. This research developed based on the
previous research by Lee Wei Sim and Santhi Appanan (2011). Sample in this
research is LQ-45 index between year 2008 – 2012. Only 10 companies met the
criteria and were analyzed using descriptive statistics and
multiple
regressions with fixed effect model for panel data to performed the
hypotheses. The result of this research shows that profit after taxes, and
firm size influence dividend per share while cash flow, debt to equity ratio,
past dividend per share, float, and sales growth do not influence dividend
per share. Simultaneously the independent variables influence dividend per
share.
Keywords:
Dividend policy, Debt policy, Profit After Taxes, Cash Flow,
Float, Sales Growth, Firm Size
tahun sekali, namun ada juga
perusahaan yang tidak membagikan
dividennya setiap tahun.
Pembagian
dividen suatu
perusahaan diputuskan dalam suatu
rapat yang biasa disebut dengan
rapat umum pemegang saham.
Pembagian dividen ini dilihat dari
besarnya
pendapatan
dan
bagaimana
laporan
keuangan
perusahaan pada tahun tersebut.
PENDAHULUAN
Sebuah perusahaan
yang
telah go public berusaha untuk
mendapatkan modal dengan salah
satu caranya adalah menerbitkan
saham. Para pemegang saham
mendapatkan
keuntungan
dari
dibagikannya
dividen
dari
perusahaan tersebut. Pembagian
dividen ini biasanya dilakukan satu
109
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Oleh karena itu perusahaan yang
membagikan dividennya tiap tahun
tentunya
memiliki
daya
tarik
tersendiri bagi para investor untuk
menginvestasikan
modalnya
dibandingkan dengan perusahaan
yang tidak
rutin
membagikan
dividennya,
karena
perusahaan
tersebut dinilai memiliki prospek
yang baik.
Besarnya dividend per share
yang dibagikan oleh perusahaan
pada
tahun
tertentu
dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya profit after tax, cash
flow, debt equity ratio, past
dividend per share, float, sales
growth, dan size of the firm.
Adapun rumusan masalah penelitian
adalah apakah terdapat pengaruh
profit after tax, cash flow, debt
equity ratio, past dividend per
share, float, sales growth, dan size
of the firm terhadap dividend per
share pada perusahaan
listed
indeks LQ-45 pada periode 20082012.
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulisan sebagai berikut
pertama, pendahuluan menjelaskan
latar belakang masalah. Kedua,
kerangka
teoritis
dan
pengembangan hipotesis memuat.
profit after tax, cash flow, debt
equity ratio, past dividend per
share, float, sales growth, dan size
of the firm. Ketiga, metode
penelitian yang memuat metode
pemilihan sampel dan pengumpulan
data, definisi operasional dan
pengukuran
variabel.
Keempat,
hasil penelitian yang menguraikan
analisis dan pembahasan temuan
penelitian. Kelima, penutup yang
berisi kesimpulan, keterbatasan
110
November 2012
dan rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dividend Per Share
Menurut Gittman dan Zutter
(2012, 61) dividend per share
adalah, “the dollar amount of cash
distributed during the period on
behalf of each outstanding share of
common stock.” Menurut Ross et
al. (2008) dalam Appanan dan Sim
(2011, 948), “dividend can defined
as cash paid out from current or
accumulated
retained
earnings
rather than other sources.” Jadi
dapat disimpulkan bahwa dividend
per share adalah total dividen yang
dibayarkan selama satu
tahun
penuh dibagi jumlah saham biasa
yang beredar.
Profit After Tax
Menurut Karam dan Goyal
(2007) dalam Appanan dan Sim
(2011, 948) current earning adalah,
“the current earning which is also
known as profit after tax is
representing
the
capacity
of
corporation to pay dividends and
thus it has a positive relationship
with dividends.” Sehingga dalam
menentukan pembayaran dividen,
perusahaan akan melihat besarnya
profit after tax yang diperoleh pada
periode bersangkutan.
Ha1: Terdapat pengaruh profit
after tax terhadap dividend per
share.
Cash Flow
Pengertian operating cash
flows Menurut Gitman (2012, 121),
“Operating cash flow is the cash
ISSN: 1410 -9875
flow a firm generates from its
normal operations; producing and
selling its output of goods or
service. Perusahaan dengan cash
flow yang rendah, menandakan
akan kurangnya kemampuan untuk
membayar
dividen
karena
kurangnya jumlah uang tunai yang
dimiliki.
Ha2: Terdapat pengaruh Cash flow
terhadap dividend per share.
Debt Equity Ratio
Menurut
Darmadji
dan
Fakhruddin (2006, 200) rasio hutang
terhadap ekuitas atau debt to
equity ratio merupakan rasio yang
mengukur sejauh mana besarnya
hutang dapat ditutupi oleh modal
sendiri.
Ha3: Terdapat pengaruh debt
equity ratio terhadap dividend per
share.
Past Dividend Per Share
Past dividend per share
(PastDPS) adalah total dividen yang
dibayarkan selama satu
tahun
penuh dibagi dengan jumlah saham
biasa yang beredar pada tahun
sebelumnya.
Ha4 : Terdapat pengaruh past
dividend
per
share
terhadap
dividend per share.
Float
Menurut LaPorta et
al.
(2000) dalam Appannan dan Sim
(2011,
950),
float
dapat
didefinisikan sebagai jumlah saham
perusahaan
yang
beredar
(outstanding
shares)
dan
diperdagangkan
kepada
umum.
Menurut Gitman dan Zutter (2012,
269) outstanding shares adalah,
Satriyo Wibowo
“issued shares of common stock
held by the firm, including both
private and public investors.”
Ha5: Terdapat pengaruh float
terhadap dividend per share.
Sales Growth
Perusahaan yang mempunyai
pertumbuhan
penjualan
(sales
growth) yang tinggi lebih mampu
membayarkan dividen per lembar
yang tinggi. Hal ini tergantung
bagaimana
penjualan
yang
dilakukan
tersebut
dapat
menghasilkan kas yang tinggi atau
tidak untuk membayarkan dividen
bagi para investor.
Menurut
Harahap (2011, 310) kenaikan
penjualan menunjukkan persentasi
kenaikan
penjualan
tahun
ini
dibanding dengan tahun lalu.
Ha6: Terdapat pengaruh sales
growth
terhadap dividend per
share.
Market to Book Value
Menunjukkan
bagaimana
penilaian investor terhadap kinerja
saham. Jika Market to Book Value
tinggi, maka prospek perusahaan
dianggap akan baik dimasa depan.
Menurut Harahap
(2011,
311)
“Rasio
ini
menunjukkan
perbandingan harga saham di pasar
dengan nilai buku tersebut yang
digambarkan di neraca”.
Ha5: Terdapat pengaruh market to
book value
terhadap dividend
payout ratio.
Model Penelitian
Berdasarkan
pada
pembahasan teori
sebelumnya,
maka
model
penelitian
yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
111
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
Cash flow
Profit after tax
Dividend per share
Debt equity ratio
Past dividend per share
Float
Sales growth
Size of the firm
Gambar 1 Model Penelitian
METODA PENELITIAN
Pemilihan
Sampel
dan
Pengumpulan Data
Objek
penelitian
adalah
perusahaan-perusahaan listed di
LQ-45 dari tahun 2008–2012 yang
dimuat dalam IDX (Indonesian Stock
Tabel 1 Proses pemilihan sampel
No
1.
2.
Keterangan
Perusahaan
yang
konsisten
tercatat
dalam indeks LQ-45
dari tahun 2008 –
2012
Perusahaan
indeks
LQ-45
yang
membagikan dividend
setiap
tahun
dari
tahun 2008 - 2012
Perusahaan
18
10
Exchange).
Pemilihan
sampel
dilakukan menggunakan metode
purposive sampling. Jadi menurut
Sugiyono (2012, 85) purposive
sampling adalah teknik penentuan
sampel
dengan
pertimbangan
tertentu.
Total
perusahaan
dalam penelitian
Sumber: Indonesian Stock
Exchange
Definisi Operasional dan
pengukuran Variabel
Dividend Per Share
Dividend per share (DPS)
adalah
total
dividen
yang
dibayarkan selama satu
tahun
penuh dibagi dengan jumlah saham
biasa yang beredar. Dividend per
share
dapat
dihitung
dengan
menggunakan
rumus
sebagai
berikut (Reeve et al. 2009, 783)
DPS =
112
10
ISSN: 1410 -9875
Profit After Tax
Profit after tax (PAT)
adalah laba bersih yang diperoleh
perusahaan setelah
dikurangi
semua
biaya
seperti
bunga,
penyusutan dan pajak. Profit after
taxes
dapat
diukur
dengan
menggunakan rumus berikut ini
(Gittman dan Zutter 2012, 121)
PAT = EBIT
(1 – Tax rate)
Cash Flow
Cash
flow
(CF)
adalah
sejumlah uang kas yang keluar dan
yang masuk sebagai akibat dari
aktifitas perusahaan. Rumus untuk
menghitung cash
flow
adalah
sebagai berikut (Gittman
dan
Zutter 2012, 121)
CF = Cash flow from operating
activities + Cash flow from
investment activities + Cash
flow from financing activities
Debt Equity Ratio
Debt equity ratio (DER)
adalah
mengukur
kemampuan
perusahaan
meminjam
dan
mengembalikan
pinjaman,
jadi
dalam
memberikan
pinjaman
kepada
sebuah
perusahaan
biasanya
bank
juga
akan
memperhatikan besarnya debt to
equity ratio. Adapun rumus untuk
menghitung debt equity ratio
adalah sebagai berikut (Ross et al.
2010, 51)
DER =
Past Dividend Per Share
Satriyo Wibowo
dibayarkan selama satu
tahun
penuh dibagi dengan jumlah saham
biasa yang beredar pada tahun
sebelumnya. Adapun rumus untuk
menghitung besarnya past dividend
per share adalah sebagai berikut
(Pandey 2001 dalam Appanan dan
Sim 2011, 950)
PastDPS =
Float
Float dapat didefinisikan
sebagai jumlah saham yang beredar
dan diperdagangkan kepada umum
untuk perusahaan, sehingga dapat
diketahui
bahwa
float
dapat
dirumuskan
sebagai
berikut
(Appanan dan Sim 2011, 953)
Float = Number of outstanding shares
Sales Growth
Sales
growth
adalah
kenaikan penjualan selama periode
waktu
tertentu
yang
menggambarkan
kondisi
pertumbuhan perusahaan tersebut.
Variabel independen ini dihitung
menggunakan
rumus
sebagai
berikut (Harahap 2001, 309)
Sales growth =
Firm Size
Firm size adalah suatu
tolak ukur
yang
mencerminkan
besar kecilnya suatu perusahaan
yang dilihat dari total asset atau
kapitalisasi pasar yang dimiliki.
Ukuran perusahaan dapat dihitung
dengan
rumus
(Sujoko
dan
Soebiantoro 2007, 242)
Past dividend per share
(PastDPS) adalah total dividen yang
113
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Size = Logarithm natural (Ln) of
total asset
Keterangan:
Y
= Dividend Per Share
a
= Konstanta
b1 – b7
= Koefisien regresi untuk
setiap
variabel
independen
X1
= Profit After Tax
X2
= Cash Flow
X3
= Debt Equity Ratio
X4
= Past
Dividend
Per
Share
X5
= Float
= Sales Growth
X6
X7
= Firm Size
e
= error
Metode Analisa Data
Berdasarkam
model
penelitian, metode analisa data
dalam penelitian ini menggunakan
regresi panel data. Data akan
dianalisis
dengan
menggunakan
program Eviews 7.
Model regresi berganda dalam
penelitian ini yaitu:
Y=
November 2012
a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 +
b5x5 + b6x6 + b7x7 + e
HASIL PENELITIAN
Tabel 2 Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PAT
50
604307
22460000
6449944,44
5494239,49
CF
50
227769
15286190
6807453,14
3763023,83
DER
50
0,18
12,07
3,19
3,85
PASDPS
50
17,44
1300
279,39
283,46
FLOAT
50
1574,75
24456,23
11279,77
8384,29
Sales_gr
50
-31,05
74,98
13,84
20,20
SIZE
50
15,62
20,27
17,93
1,43
DPS
50
17,44
1446
334,13
348,31
Sumber: pengolahan data
Analisis Pemilihan Model Data Panel
Tabel 3 Chi Square
Test Summary
Chi-Sq Statistic
Cross-section random
27.383988
Chi-Sq. d.f.
Prob
7
0,0003
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Dari hasil uji
hausman
didapat bahwa nilai statistik uji
hausman
adalah
27.383988,
114
sedangkan nilai kritis yang ada pada
tabel dengan α sebesar 0,05 dan
degree of freedom (d.f.) 7 adalah
ISSN: 1410 -9875
Satriyo Wibowo
14,067. Dengan demikian nilai
statistik > dari nilai kritis, sehinga
Ho ditolak. Ini berarti bahwa model
penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model fixed.
Uji Normalitas
Tabel 4 Normalitas
Skewness
-0,2382
Kurtosis
3,4490
Jarque-Bera
0,8926
Probability
0,3414
Sumber: Hasil pengolahan EViews
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai
Skewness -0.2382 mendekati 0 dan
nilai Kurtosis 3.4490 mendekati 3.
Nilai koefisien Jarque-Bera 0.8926
lebih kecil dari 2. Selain itu dapat
dilihat dari nilai p-value:
Ho : residual berdistribusi normal
Ha : residual tidak berdistribusi
normal
Nilai p-value 0.3414 lebih besar
dari Alpha 0.05. Kesimpulan
Ho
tidak dapat ditolak, maka nilai
residual berdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinieritas
Tabel 5 Multikolinieritas
PAT
CF
DER
PASDPS
FLOAT
SALES_GR
SIZE
PAT
CF
DER
1,0000
0,7011
0,0916
0,2806
0,3437
-0,0051
0,5974
0,7011
1,0000
0,3260
-0,1650
0,5548
-0,1065
0,6996
0,0916
1,0000
-0,4513
0,7581
-0,0281
0,7861
PASDPS
0,2806
-0,4513
1,0000
-0,4986
0,0992
-0,2809
FLOAT
0,3437
0,0051
0,5974
0,3260
0,1650
0,5548
0,1065
0,6996
0,7581
-0,4986
1,0000
-0,2350
0,8080
-0,0281
0,0992
-0,2350
1,0000
-0,1207
0,7861
-0,2809
0,8080
-0,1207
1,0000
SALES_GR
SIZE
Pada Tabel menunjukkan
semua korelasi antara variabel
independen dibawah 0,85. Hal ini
menunjukkan
tidak
terjadi
multikolinieritas
pada
model
regresi, sehingga data baik untuk
digunakan.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan uji
White.
Tabel 6 Uji White
Variable
C
PAT^2
CF^2
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
65403.64
2.15E-10
-4.90E-11
76251.15
8.23E-11
1.51E-10
0.857740
2.608343
-0.325140
0.3959
0.0125
0.7467
115
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
DER^2
PASDPS^2
FLOAT^2
GROWTH^2
SIZE^2
406.3019
0.097721
-8.93E-05
5.513339
-159.9030
251.0354
0.022143
4.69E-05
5.418168
271.3957
November 2012
1.618504
4.413222
-1.902172
1.017565
-0.589188
0.1130
0.0001
0.0640
0.3147
0.5589
Sumber : Eviews
Hasil
dari
pengujian
Heteroskedastisitas
menggunakan
uji White dilihat dari p-value
masing-masing
variabel
menunjukkan bahwa profit after
tax (PAT) memiliki p-value sebesar
0,0125 lebih kecil dari α 0,05,
sehingga Ha tidak dapat ditolak,
artinya
terdapat
heteroskedastisitas, cash flow (CF)
memiliki p-value sebesar 0,7467
lebih besar dari α 0,05, sehingga Ho
tidak dapat ditolak, artinya tidak
terdapat heteroskedastisitas, debt
to equity ratio (DER) memiliki pvalue sebesar 0,1130 lebih besar
dari α 0,05, sehingga Ho tidak
dapat
ditolak,
artinya
tidak
terdapat heteroskedastisitas, past
dividend
per
share
(PASDPS)
memiliki p-value sebesar 0,0001
lebih kecil dari α 0,05, sehingga Ha
tidak
dapat
ditolak,
artinya
terdapat heteroskedastisitas, float
(FLOAT) memiliki p-value sebesar
0,0640 lebih besar dari α 0,05,
sehingga Ho tidak dapat ditolak,
artinya
tidak
terdapat
heteroskedastisitas, sales growth
(GROWTH) memiliki p-value sebesar
116
0,3147 lebih besar dari α 0,05,
sehingga Ho tidak dapat ditolak,
artinya
tidak
terdapat
heteroskedastisitas, firm size (SIZE)
memiliki p-value sebesar 0,5589
lebih besar dari α 0,05, sehingga Ho
tidak dapat ditolak, artinya tidak
terdapat heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Uji Durbin-Watson dilakukan
untuk mendeteksi apakah terdapat
autokorelasi
dalam
model
penelitian.
Tabel 7 Nilai Durbin Watson
Durbin-Watson
2,0045
stat
Lampiran:
Hasil
Pengolahan
EViews
Dari tabel dapat dilihat
bahwa nilai Durbin Watson adalah
2,0045. Dengan jumlah observasi 50
sampel dan 7 variabel independen,
maka diperoleh nilai dL= 1,2461 dan
dU= 1,8750. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi
dalam model penelitian.
ISSN: 1410 -9875
Satriyo Wibowo
Uji t
Tabel 8 Uji t
tCoefficien
Variable
t Std. Error Statistic Prob.
PAT
CF
2.7837 1.12E-05 2.486207 0.0173
1.1025 1.54E-05 0.713970 0.4795
DER
-13,14163 32,60332 0,403076 0,6891
PASDPS
0,169981 0,182049 0,933707 0,3562
FLOAT -0,003026 0,049451 0,061199 0,9515
GROWTH -1,283132 1,726069 0,743384 0,4617
SIZE
469,8086 115,3613 4,072498 0,0002
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
Nilai probabilitas dari profit
after tax dan firm size kurang dari
nilai alpha 0,05 sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
pengaruh profit after tax dan firm
size terhadap dividend per share.
Sementara nilai probabilitas dari
cash flow, debt equity ratio, past
dividend per share, float, dan sales
growth lebih dari alpha 0,05.
Sehingga
dapat
disimpulkan
variabel cash flow, debt equity
ratio, past dividend per
share,
float, dan sales growth tidak
berpengaruh terhadap dividend per
share.
Uji F
Tabel 9 Uji F
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
C
PAT
CF
DER
PASDPS
FLOAT
GROWTH
SIZE
-11811,74
1,7026
-4,2507
-9,603295
-0,245514
-0,083237
1,597590
744,1332
3474,141
1,5693
1,9120
72,46609
0,173705
0,094807
1,657501
186,5234
-3,399903
1,084954
-2,223185
-0,132521
-1,413396
-0,877962
0,963855
3,989491
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
Berdasarkan Tabel, model regresinya adalah :
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 +b7x7 + e
117
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
DPS = -11811,74 + 1,7026 PAT – 4,2507 CF – 9,603296 DER – 0,245514 PASDPS –
0,083237 FLOAT + 1,597590 GROWTH + 744,1332 SIZE + e
Tabel 10 Nilai Statistik F
F - Statistic
10,03883
Prob (F-statistic)
0,00000
Sumber : Eviews
Dari tabel 4.26 diketahui
bahwa nilai F statistic lebih besar
dari nilai F α (10,03883 > 2,237),
sehingga nilai F statistic berada di
region of rejection dan dapat
dikatakan bahwa Ha tidak dapat
ditolak. Hal ini sejalan dengan nilai
dari probabilitas yang lebih kecil
dari nilai α. Sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
pengaruh antara variabel profit
after tax, cash flow, debt to equity
ratio, past dividend per
share,
float, sales growth, dan firm size
secara
bersama-sama
terhadap
dividend per share.
PENUTUP
Dari hasil penelitian, terlihat
bahwa variabel profit after tax dan
firm size berpengaruh terhadap
dividend per share, sementara
sisanya cash flow, debt equity
ratio, past dividend per
share,
float, dan sales growth tidak
berpengaruh terhadap dividend per
share. Keterbatasan penelitian ini
adalah hanya menggunakan tujuh
variabel independen yaitu profit
after tax, cash flow, debt to equity
ratio, past dividend per share,
118
float, sales growth, dan firm size.
Sehingga
masih
ada
variabel
independen lain yang dimungkinkan
berpengaruh terhadap dividend per
share, namun tidak diteliti dalam
penelitian
ini.
Waktu
dalam
penelitian ini hanya lima tahun dari
tahun 2008 sampai dengan tahun
2012, hasilnya mungkin akan lebih
akurat jika penelitian selanjutnya
menggunakan periode waktu yang
lebih panjang. Sampel penelitian
ini hanya terbatas pada kelompok
perusahaan yang terdaftar dalam
indeks LQ-45 selama 2008 – 2012,
sehingga hasil penelitian ini belum
tentu dapat diaplikasikan pada
sektor yang lain.
Rekomendasi
yang dapat
diberikan untuk peneliti berikutnya
adalah
Memasukkan
variabelvariabel
lain
yang
mungkin
berpengaruh terhadap dividend per
share seperti current ratio, earning
per share, total asset turn over,
dan lain-lain. Menambah periode
penelitian sehingga hasil penelitian
selanjutnya mungkin akan lebih
akurat.
Menggunakan
obyek
penelitian lain yang lebih luas
sehingga jumlah sampel penelitian
menjadi lebih besar.
ISSN: 1410 -9875
Satriyo Wibowo
REFERENSI
Adaoglu, Cahit. 2000. Instability in the Dividend Policy of the Istanbul Stock
Exchange (ISE) Corporations : Evidence from an Emerging Market,
Emerging Market Review, 1 (3), 252-270.
Amidu, Mohammed and Abor, Joshua. 2006. Determinants of Dividend Payout
Ratio: Evidence From The Kuala Lumpur Stock Exchange. Journal of
Risk Finance.
Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011.
Statistics for Business and Economics 11th Edition. South – Western:
CENGANGE Learning.
Arifin, Ali. 2007. Membaca Saham : Panduan Dasar Seni Berinvestasi & Teori
Permainan Saham, Kapan Sebaiknya Membeli, Kapan Sebaiknya
Menjual. Edisi ketiga. Yogyakarta : ANDI CV
Baker, H. K., E. T. Veit & G. E. Powell. 2001. Factors Influencing Dividend
Policy Decisions of Nasdaq Firms. The Financial Review, Eastern
Finance Association.
Baker, H. K. and Smith, D. M. 2006. In Search of a Residual Dividend Policy.
Review of Financial Economics, 15 (1), 1-18.
Brigham, Eugene F., and Michael C. Enhardt. 2008. Financial Management :
Theory and Practice. 12th Edition. Thomson South-Western, Ohio,
United States of America.
Darmadji, Tjiptono, dan Fakhruddin, Hendy M. 2006. Pasar Modal
di
Indonesia. Edisi kedua, Jakarta : Salemba Empat.
Gibson, Charles H. 2009. Financial Reporting and Analysis. Eleventh edition.
United States : South Western Cengange Learning.
Gitman, L. J. and Zutter C. J. 2012. Principles of Managerial Finance. 13th
Edition. New York: Pierson Prentice Hall.
Gujarati, D. N., and Dawn C. P. 2009. Basic Econometrics. 5th Edition. New
York: McGraw – Hill Companies, Inc.
Hair, Joseph F, and William C. Black. 2010. Multivariate Data Analysis: A
Global Perspective. 7th Edition. New Jersey: Pearson Education.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
J. B. Chay and Jungwon Suh. 2005. Cross-Sectional Determinants of Dividend
Payments: International Evidence. Sungkyungkwan University and Ewha
Womans University.
Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, and David F.Scott. 2005.
Financial Management. New Jersey : Pearson Education, Inc.
LaPorta, R., F. Lopez-de-Silanes, A. Schliefer & R. Vishny. 2000. Agency
Problems and Dividend Policies Around the World. Journal of Finance,
55(1), February, 1-34.
Madura, Jeff. 2006. Financial Institution and Market. Seventh Edition.
Orlando, Florida : South Western.
119
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
Martati, Indah. 2010. Faktor Penentu Dividend Per Share Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia. Jurnal Eksis
Vol.6 No.2
Michaelly, R., Roberts, M. 2006. Dividend Smoothing, Agency Cost and
Information Asymmetry: Lessons from Dividend Policies of Private
Firms. Cornell University Working paper.
Newbold, Paul., Carlson, W. L., and Throne, Betty. 2007. Statistics for
Business and Economics. 6th Edition. New Jersey: Pearson Prentice
Hall.
Pal, K., & Goyal, P. (2007). Leading Determinants of Dividend Policy: A Case
Study of the Indian Banking Industry. Decision (0304-0941), 34(2), 87112.
Reeve, James M., Carl S. Warren, Jonathan E. Duchac dan Wanncherng Wang.
2011. Principles of Financial Accounting. Canada:IFRS.
Riyanto, Bambang. 2002. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Empat.
Yogyakarta: BPFE.
Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, Jeffrey Jaffe, and Bradford D.
Jordan. 2009. Modern Financial Management. 8th Edition. USA: Mc Graw
Hill.
Sarwono, Jonathan. 2005. Riset Pemasaran Dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta CV.
Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan Konseptual, Problem &
Studi Kasus. Edisi pertama. Bogor: Ghalia Indonesia Anggota IKAPI.
Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, and Donald E. Kieso. 2011. Financial
Accounting IFRS Edition. United States of America: Wiley.
White, Gerald I., CFA., Ashwinpaul C. Sondhi., and Dov Fried, Ph.D. 2003. The
Analysis and Use of Financial Statements. Third Edition. United States
of America: Wiley.
Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Edisi 3.
Yogyakarta: Ekonisia.
Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews. Edisi 3. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
Sumber lainnya :
\\Http:www.idx.co.id
120
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 121-134
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
SETIA TJAHYANTI
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The research aims to examine and analyze the influence of
organization culture, leadership, and motivation toward performance of
employee in PT Samudera Indonesia Ship Management. Data collected
through distribution of questionnaires and respondents involved in this study
as many 63 people. Analysis of data in this research using the help of SPSS 19.
Data test technique is used within the research includes validity test by
factor analysis, reliability test with cronbach. Classic assumption test and
double linier regression analysis, to verify and to prove the research
hypothesis. Analysis result demonstrates that organization culture have a
positive influence toward employee performance, leadership have a positive
influence toward employee performance and motivation have a positive
influence toward employee performance.
Keywords: Organizational Culture, Leadership, Motivation and Employee
Performance.
kreativitas
kemampuan
dalam
menjalankan
bisnis
secara
profesional untuk memenangkan
kompetisi dari produk yang berasal
dari Negara ASEAN diantaranya
Malaysia,
Filipina,
Singapura,
Thailand, Laos, Myanmar, Kamboja,
Brunei Darussalam dan Vietanam.
Kompetisi pedagangan yang
semakin ketat ini akan memberikan
dampak bagi perkembangan jasa
transportasi laut baik perdagangan
international
maupun
domestik
dimana banyak pemilik barang
(shipper)
menggunakan
jasa
transportasi laut, hal ini disebabkan
karena jumlah barang yang akan
diangkut relatif dalam jumlah besar
PENDAHULUAN
Perdagangan bebas Asean
Free Trade Area ( AFTA ) akan
diberlakukan pada tahun
2015,
yang
merupakan
wujud
kesepakatan dari Negara-negara
ASEAN untuk membentuk suatu
kawasan bebas perdagangan dalam
rangka meningkatkan daya saing
ekonomi kawasan regional ASEAN,
salah satu manfaat dari AFTA
adalah semakin terbukanya peluang
bisnis bagi para pelaku bisnis di
negara ASEAN lainnya, sedangkan
tantangan yang dihadapinya adalah
pengusaha dituntut semakin terus
menerus meningkatkan inovasi dan
121
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
serta ongkos pengangkutannya lebih
murah jika dibandingkan dengan
moda transportasi lainnya, dengan
demikian akan semakin banyak
kebutuhan akan kru kapal dalam
mengelola transportasi laut, salah
satu perusahaan yang menyediakan
jasa pengelola transportasi laut
yaitu, PT Samudera Indonesia Ship
Management
(PT
SISM)
yang
merupakan unit bisnis dari PT
Samudera
Indonesia
Group.
Didirikan pada tanggal 16 Juni 1992
yang
tujuan
utamanya
untuk
menyatukan
pelayanan
jasa
pengelolaan kapal dan pelatihan
awak kapal untuk armada milik PT
Samudera
Indonesia
sendiri,
sedangkan tujuan lainnya adalah
mengembangkan organisasi yang
profesional dengan didukung oleh
sumber
daya
manusia
yang
kompeten, bertanggung jawab dan
mampu
bekerjasama
untuk
memberikan layanan yang terkait
kepada pelanggan.
Menghadapi
AFTA
tahun
2015
menurut
informasi
yang
didapat dari salah
seorang
pemimpin bahwa PT SISM mulai
merencanakan
untuk
meningkatkan
pelayanan
kepada pelanggan lain di luar
PT Samudera Indonesia Group
dengan
membatasi
terlebih
dahulu
hanya
dua
pelanggan
karena keterbatasan jumlah kru
dan armada yang dikelolanya,
dengan
demikian
perusahaan
mulai
melakukan
peningkatkan
dan
pelatihan
sumber
daya
manusia.
Pelatihan
yang
diberikan untuk karyawan
di
laut maupun
didarat
sesuai
dengan
kebutuhan
masingmasing bagian, bagi karyawan
yang didarat diberikan training
motivasi
dan
lainnya,
122
November 2012
pelaksanaan
training
mengikuti
ketentuan
yang
dilaksanakan
oleh korporat, sedangkan untuk
karyawan yang dilaut diberikan
pelatihan-pelatihan
terlebih
dahulu
sebelum
kapal
diberangkatkan, terutama untuk
master dan KKM (kepala kamar
mesin),
dengan
pemberian
pelatihan ini diharapkan dapat
meningkatkan
kinerja
karyawan, sehingga roda usaha
perusahaan
dapat
meningkat.
Kinerja merupakan hasil kerja
secara
kualitas
dan
kuantitas
yang
dicapai
oleh
seorang
pegawai
dalam
melaksanakan
tugasnya
sesuai
dengan
tanggung jawab yang diberikan
kepadanya (Mangkunegara 2011,
67).
PT SISM dari tahun 2004 –
2008 mengalami kenaikan jumlah
kapal yang dikelola dari 24-29 kapal
yang dikelolanya. Namun dari
annual report tahun 2011 yang
dijelaskan oleh
Alfida Fawazi
bahwa PT Samudera Indonesia
mengalami turnover dari tahun
2009 hingga 2010 dimana jumlah
karyawan yang mengundurkan diri
sebanyak 59 orang, masing-masing
pertahunnya adalah 20 dan 39
karyawan. Dan
meningkat
lagi
tahun 2012 sebanyak 45 karyawan
yang mengundurkan diri. Hal ini
berpengaruh pada kinerja karyawan
di PT SISM sebagai penyedia jasa
kru kapal dan pengelola
kapal
untuk PT Samudera Indonesia.
Dari hasil wawancara dengan
pihak
perusahaan,
hal
ini
disebabkan karena para karyawan
merasa kurangnya perhatian dari
perusahaan mengenai hasil kerja
mereka
dan
merasa
tidak
diberikannya penghargaan apapun
dari perusahaan. Ekspektasi yang
ISSN: 1410 -9875
begitu tinggi dibuat oleh karyawan
tersebut
membuatnya
memilih
pindah mencari pekerajaan lain.
Meskipun
PT
SISM
sudah
mengadakan
proses
perekrutan
yang selektif, memberikan fasilitas
keamanan
dan
perlengkapan
keselamatan kerja yang memadai,
pelatihan yang menyeluruh dan
berkesinambungan
untuk
meningkatkan
kinerja karyawan
yang
berkualitas
tinggi,
berdasarkan Alfida Fawazi hal ini
masih belum cukup jika dilihat dari
naiknya tingkat turnover dari tiga
tahun belakangan ini yang jika
ditotal meningkat sebesar 34%.
Ternyata berbagai harapan-harapan
karyawan pada perusahaan menjadi
permasalahan yang harus menjadi
perhatian utama perusahaan. Untuk
mendapat kinerja bagus bukan hal
yang mudah. Sesuai penuturan dari
salah satu manager PT SISM,
perusahaan tidak ingin mengulangi
kejadian-kejadian sebelumnya yang
merupakan hasil rekrutmen tanpa
mempertimbangkan terlebih dahulu
harapan dan tuntutan pekerja yang
diinginkan oleh karyawan.
Kinerja tidaklah mungkin
mencapai hasil yang maksimal
apabila tidak ada motivasi, karena
motivasi
merupakan
suatu
kebutuhan di dalam usaha untuk
mencapai tujuan organisasi. Ayim
(2012) Kinerja karyawan sangat di
pengaruhi oleh bagaimana cara
memotivasi
karyawan,
motivasi
yang ada
pada
seseorang
merupakan kekuatan pendorong
yang akan membuat suatu perilaku
guna mancapai tujuan kepauasan
dirinya jadi, apabila organisasi
menginginkan
kinerja
karyawan
terus meningkat, motivasi mutlak
diperlukan
karena
motivasi
merupakan alat yang paling tepat
Setia Tjahyanti
untuk membuat karyawan semangat
dalam bekerja.
Setiap organisasi memiliki
ciri khas yang membedakannya
dengan organisasi lain, ciri khas ini
menjadi identitas bagi organisasi.
Budaya organisasi mengacu pada
hubungan yang unik dari normanorma, nilai-nilai, kepercayaan dan
cara berprilaku yang menjadi ciri
bagaiman kelompok dan individu
dalam
menyelesaikan
sesuatu.
Menurut Abdullah dan
Arisanti
(2010) bahwa budaya organisasi
adalah suatu tatanan keyakinan
yang
dianut
oleh
anggota
organisasi, yang berdampak kepada
cara bekerja dan perilaku para
anggota
organisasi.
yang
mengartikan
bahwa
budaya
organisasi merupakan patokan atau
aturan tertulis/tidak tertulis yang
diyakini
oleh
karyawan
yang
membentuk cara kerja karyawan
sehingga akan berdampak kepada
kinerja.
Budaya organisasi di dalam
lingkup PT. SISM diterapkan melalui
cara
kebersamaan
dan
menciptakan kenyamanan didalam
bekerja, cara ini dapat membentuk
hubungan kerja harmonis
yang
selalu diterapkan oleh PT. SISM
misalnya,
dengan
mengadakan
rekreasi bersama dengan diikut
sertakan
anggota
keluarga
karyawan,
Kepemimpinan
sangat
berpengaruh dalam meningkatkan
kinerja
karyawan
dengan
membangun kebersamaan, serta
membantu menangani kondisi dan
masalah yang sedang dihadapi oleh
karyawan.
Teori
kepemimpinan
membahas bahwa dengan adanya
peran yang berlebihan anggota tim,
komflik peran,
ambiguitas
dan
stress
kerja
maka
pemimpin
123
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
didalam kelompok ini akan menjadi
berdampak negatif yang artinya
pemimpin disini bertujuan untuk
mengatur anggota kelompok agar
tidak terjadi masalah dan membuat
karyawan bekerja pada jalan telah
menjadi tujuan organisasi (Wood &
Dail
Fields,
2007).
Jadi
kepemimpinan yang baik akan
menghasilkan
kinerja
karyawan
yang baik, begitu juga dengan
sebaliknya.
Pemimpin yang tegas dan
jelas
dalam
bertindak
telah
menghasilkan keputusan yang jelas
sehingga
tidak
menimbulkan
kesimpangsiuran
dalam
pelaksanaannya, hal ini ditentukan
dari gaya kepemimpinan
yang
dipilih oleh seorang
pemimpin
dalam memimpin suatu organisasi.
Moeljono (2008, 33) menyatakan
gaya
kepemimpinan
adalah
kemampuan seorang
pemimpin
untuk mengerti dan mendalami
kemampuan
dan
kedewasaan
bawahannya, sangat berpengaruh
pada gaya yang dipilihnya dalam
memimpin dan pada gilirannya akan
mempengaruhi tercapainya tujuan
yang dikehendaki.
Berkaitan dengan uraian di
atas
bahwa,
penelitian
ini
merupakan replikasi dari penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh AA
Ngr Bgs Aristayudha dan I Gst Salit
Ketut Netra dengan objek PT. BPD
Bali Cabang Renon (2013) tujuan
dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui
apakah
mempunyai
pengaruh antara budaya organisasi,
kepemimpinan,
dan
motivasi
terhadap kinerja karyawan dengan
menggunakan objek yang berbeda
yaitu PT. Samudera Indonesia Ship
Management.
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulis sebagai berikut
124
November 2012
pertama, pendahuluan menjelaskan
latar belakang masalah, kedua,
kerangka
teoritis
dan
pengembangan hipotesis memuat.
Budaya Organisasi, Kepemimpinan,
Motivasi dan Kinerja Karyawan.
Ketiga, metode penelitian yang
memuat metode pemilihan sampel
dan pengumpulan data, defini
operasional
dan
pengukuran
variabel. Keempat, hasil penelitian
yang menguraikan analisis dan
pembahasan temuan penelitian.
Kelima,
penutup
yang
berisi
kesimpulan,
keterbatasan
dan
rekomendasi
untuk
penelitian
selanjutnya.
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Budaya Organisasi
Robbins and Judge (2013,
546) budaya organisasi adalah “A
system of shared meaning held by
members that distinguishes the
organization
fromother
organizations”.
Selanjutnya
Abdullah dan Arisanti (2010) bahwa
budaya organisasi adalah suatu
tatanan keyakinan yang dianut oleh
anggota
organisasi,
yang
berdampak kepada cara bekerja
dan
perilaku
para
anggota
organisasi. yang mengartikan bahwa
budaya
organisasi
merupakan
patokan atau aturan tertulis/tidak
tertulis yang diyakini oleh karyawan
yang
membentuk
cara
kerja
karyawan sehingga akan berdampak
kepada kinerja. Sedangkan menurut
Schein (2010, 18) mendefinisikan
budaya organisasi
sebagai:
A
pattern
of
shared
basic
assumptions that the group learned
as it solved its problems of
external adaptation and internal
integration, that has worked well
ISSN: 1410 -9875
enough to be considered valid and,
therefore, to be taught to new
members as the correct way you
perceive, think, and feel
in
relation to those problems.
Ha1 : Terdapat pengaruh variabel
budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan.
Kepemimpinan
Menurut Hasibuan (2012, 9)
kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahan, agar mau bekerja sama
secara produktif untuk mencapai
tujuan
organisasi.
Sedangkan
menurut Wood & Dail Fields (2007)
dengan adanya pemimpin di dalam
kelompok akan berdampak negatif
terhadap peran yang berlebihan
anggota
tim,
komflik
peran,
ambiguitas
dan
stress
kerja.
Pemimpin disini bertujuan untuk
mengatur anggota kelompok agar
tidak terjadi masalah dan membuat
karyawan bekerja pada jalan yang
telah menjadi tujuan organisasi.
Sedangkan kepemimpinan menurut
Moeljono (2008, 32) Kepemimpinan
akhirnya adalah sebuah style atau
gaya dari pada sebuah paradigma,
karena
kepemimpinan
adalah
sesuatu yang bermakna apabila
dipraktikkan
dari
pada
diwacanakan. Moeljono (2008, 33)
Gaya
Kepemimpinan
adalah
kemampuan seorang
pemimpin
untuk mengerti dan mendalami
kemampuan
dan
kedewasaan
bawahannya, sangat berpengaruh
pada gaya yang dipilihnya dalam
memimpin dan pada gilirannya akan
mempengaruhi tercapainya tujuan
yang dikehendaki.
Ha2 : Terdapat pengaruh variabel
Kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan.
Setia Tjahyanti
Motivasi
Menurut Hasibuan (2012:
141),
Motivasi
mempersoalkan
bagaimana caranya mengarahkan
daya dan potensi bawahan, agar
mau bekerja sama secara produktif
berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan Richard L. Daft ( 2011,
200)
menyatakan
bahwa
“Motivation is the power from
within or outside of a person who
stimulates
enthusiasm
and
perseverance to continue
to
perform a particular action”.
Sedangkan motivasi menurut Anyim
(2012) Motivasi yang ada pada
seseorang
merupakan
kekuatan
pendorong yang akan membuat
suatu perilaku guna mencapai
tujuan kepuasan dirinya. Apabila
organisasi menginginkan kinerja
karyawan terus meningkat, motivasi
mutlak diperlukan karena motivasi
merupakan alat yang paling tepat
untuk membuat karyawan semangat
dalam bekerja.
Ha3 : Terdapat pengaruh variabel
motivasi
terhadap
kinerja
karyawan.
Kinerja Karyawan
Menurut
Wirawan
(2012,
5) menyatakan bahwa kinerja
karyawan adalah keluaran yang
dihasilkan
oleh
fungsi-fungsi
atau
indikator-indikator
suatu
pekerjaan atau suatu
profesi
dalam
waktu
tertentu.
Sedangkan
Simanjuntak
(2011,
1) menyatakan bahwa kinerja
karyawan
adalah
tingkat
pencapaian
hasil
atas
pelaksanaan
tugas
tertentu.
Begitu
juga
dengan
Mangkunegara
(2011,
67)
menyatakan
kinerja
karyawan
merupakan hasil kerja secara
125
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
kualitas dan
kuantitas
yang
dicapai oleh seorang
pegawai
dalam
melaksanakan
tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
Model Penelitian
November 2012
Ha4 : Terdapat
pengaruh
variabel
budaya
organisasi,
kepemimpinan,
dan
motivasi
terhadap kinerja karyawan.
Budaya Organisasi
(X1)
H1
H2
H2
Kepemimpinan
Kinerja Karyawan
(X2)
(Y)
H3
Motivasi
(X3)
Gambar 1 Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Pemilihan Sampel dan
Pengolahan Data
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini diambil secara acak
dengan
menggunakan
teknik
pengambilan sempel secara acak
(Simple Random Sampling). Simple
rendon sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada pada populasi
tersebut
(Sugiyono
2009,118).
Penentuan jumlah sampel dalam
penelitian ini, maka penelitian
menentukan
jumlah
dengan
menggunakan
asumsi
Roscoe
(Sugiyono 2009, 129) yaitu bahwa
ukuran sampel yang layak dalam
126
penelitian ini adalah antara 30
sampai dengan 500 orang artinya,
sampel antara 30 sampai dengan
500 orang sudah dapat mewakili
suatu populasi. Pada penelitian ini
peneliti
menggunakan
63
responden.
Data primer adalah informasi
yang diperoleh dari tangan pertama
oleh penelitian
dari
variabel
spesifik yang bertujuan penelitian.
(Sugiyono, 2009) dimana penelitian
menyebarkan sejumlah pertanyaan
secara tertulis yang diberikan
kepada
responden
yaitu
PT
Samudera
Indonesia
Ship
Management.
ISSN: 1410 -9875
Definisi
Operasional
dan
Pengukuran Variabel
Budaya Organisasi
Budaya Organisasi adalah
suatu keyakinan, nilai-nilai, norma
dan sikap yang dimiliki oleh setiap
anggota organisasi guna untuk
mewujudkan visi organisasi, dan
mampu membantu menyelesaikan
masalah-masalah integrasi internal
dan adaptasi eksternal.
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
mempengaruhi
orang
lain,
kemampuannya dalam mengambil
keputusan yang cepat dan tepat,
selain itu kemampuannya dalam
mengarahkan
bawahannya
guna
untuk mencapai tujuan visi dan misi
perusahaan.
Motivasi
Motivasi merupakan kegiatan
yang menyebabkan, memberi daya
dan mendorong perilaku manusia
agar mereka mau melaksakan
tugas-tugas dengan optimal, untuk
itu pemimpin perlu memahami
orang-orang berperilaku tertentu
agar
dapat
mempengaruhinya
dalam
bekerja
sesuai
dengan
keinginan organisasi.
Setia Tjahyanti
Kinerja Karyawan
Kinerja
karyawan
adalah
prestasi kerja atau hasil kerja
yang
dicapai
oleh
karyawan
yang sesuai dengan
tanggung
jawab
yang
diberikan
kepadanya untuk mencapai visi
dan misi perusahaan.
Skala yang digunakan dalam
penelitian adalah skala Likert
(Likert Scale). Skala
Likert
digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam penelitian,
fenomena sosial ini telah diciptakan
secara spesifik oleh peneliti yang
selanjutnya
disebut
sebagai
variabel penelitian (Sugiyono 2009,
132)
HASIL PENELITIAN
Karakteristik responden yang
digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir dan lama
bekerja.
Uji Normalitas
Metode Grafik
Uji
normalitas
dilakukan
dengan menggunakan metode grafik
dengan cara melihat pola titik-titik
penyebaran
data
pada
garis
diagonal yang
terdapat
pada
Normal P-Plot.
127
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
Gambar 2 Hasil uji Normalitas P-Plot
Dari
gambar
menjelaskan
bahwa titik-titik menyebar disekitar
garis diagonal. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
Metode
kedua
untuk
uji
normalitas yaitu metode non-grafik
yang
dilakukan
dengan
cara
menganalisi Skewness dan Kurtosis.
Metode Non Grafik
Variabel
Budaya Organisasi
Kepemimpinan
Motivasi
Kinerja Karyawan
z skewness
-1.22
-1.11
0.37
0.22
Z kurtosis
1.75
0.44
-1.45
-1.26
Tabel 1 Perhitungan Z skewness dan Z kurtosis
Dilihat
dari
hasil
tabel
tersebut nilai Z hitung dibandingkan
dengan nilai kritisnya yaitu untuk
significant level 0,05
atau
5%
adalah sebesar ±1,96 di dapat dari
Z tabel yaitu diantara -1,96 sampai
128
+1,96. Berdasarkan data di atas
nilai Z hitung berada diantara nilai
-1,96 dan +1,96 maka dapat
disimpulkan
bahwa
data
berdistribusi normal.
ISSN: 1410 -9875
Setia Tjahyanti
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilihat
dari nilai Tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor) apabila
nilai Tolerance > 0.1 dan VIF <10,
maka
data
disimpulkan
tidak
terjadi multikolinieritas dan data
baik digunakan
dalam
model
regresi.
Hasil Uji Multikolinieritas
Tabel 2 Coefficientsa
1
Model
Ttl_BO
Ttl_KP
Ttl_MT
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
0.423
0.314
0.331
2.364
3.188
3.019
a. Dependent Variable: Ttl_KK
Uji Heteroskedatisitas
Metode Grafik
Uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan
metode
grafik
dilakukan dengan mengamati grafik
Scatter Plot. Jika data menyebar di
atas dan dibawah angka 0 pada
sumbu y maka data tidak terjadi
heteroskedastisitas dan data baik
digunakan dalam model regresi.
Sebaliknya data tidak menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu y maka data terjadi
heteroskedastisitas dan data tidak
baik digunakan
dalam
model
regresi.
Berikut
ini
uji
Heteroskedastisitas dengan metode
grafik.
Gambar 3
Hasil uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
129
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
November 2012
Metode Non Grafik
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Non Grafik Glejser
Tabel 3 Metode Non Grafik
Model
1
(Constant)
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
-.310
1.008
Ttl_BO
Ttl_KP
Ttl_MT
.097
-.014
-.052
.102
.112
.095
.190
-.030
-.124
t
-.308
Sig.
.759
.944
-.127
-.545
.349
.899
.588
a. Dependent Variable: Ares_1
Berdasarkan pada tabel dapat
Uji Autokorelasi
diketahui bahwa nilai sig dari
Uji autokorelasi
dilakukan
variabel budaya organisasi 0.349 >
untuk menguji apakah dalam suatu
0.05, nilai sig dari kepemimpinan
model regresi linear terdapat
0.899 > 0.05, dan nilai sig dari
korelasi
antara
kesalahan
motivasi 0.588 > 0.05, maka data
pengganggu pada periode yang satu
disimpulkan
tidak
terjadi
(periode
t)
dengan
periode
heteroskedastisitas sehingga data
sebelumnya (periode t-1).
baik digunakan
dalam
model
regresi.
Hasil uji Autokorelasi dengan Metode Durbin- Watson.
Tabel 4 DW
Model Summaryb
Model
1
R
.865a
R Square
.748
Adjusted R
Square
.735
Std. Error of
the Estimate
1.48843
Durbin-Watson
1.879
a. Predictors: (Constant), Ttl_MT, Ttl_BO, Ttl_KP
b. Dependent Variable: Ttl_KK
Uji t
Hipotesis 1
Tabel 5 Uji t
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
130
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
7.452
1.368
Ttl_BO
.692
a. Dependent Variable: Ttl_KK
.097
Standardized
Coefficients
Beta
.676
t
5.448
Sig.
.000
7.157
.000
ISSN: 1410 -9875
Setia Tjahyanti
Hipotesis 2
Tabel 6 Uji t
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
Model
1
(Constant)
Standardized
Coefficients
Beta
6.990
1.056
Ttl_KP
.758
a. Dependent Variable: Ttl_KK
.078
.781
t
6.618
Sig.
.000
9.756
.000
Hipotesis 3
Tabel 7 Uji t
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
5.212
.979
Ttl_MT
.707
a. Dependent Variable: Ttl_KK
.057
.845
t
5.326
Sig.
.000
12.347
.000
Uji F
Tabel 8 Uji F
ANOVAb
Mode l
1
Regression
Sum of
Squares
388.148
Df
3
Mean Square
129.383
2.215
Residual
130.709
59
Total
518.857
62
F
58.401
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), Ttl_MT, Ttl_BO, Ttl_KP
b. Dependent Variable: Ttl_KK
PENUTUP
pada pengujian hipotesis1
mendapatkan
suatu
kesimpulan
dimana Ho1 ditolak dan Ha1
diterima,
artinya
terdapat
pengaruh
budaya
organisasi
terhadap kinerja karyawan pada PT
Samudera
Indonesia
Ship
Management.
Pada
pengujian
hipotesis2
mendapatkan
suatu
kesimpulan dimana Ho2 ditolak dan
Ha2 diterima,
artinya terdapat
pengaruh kepemimpinan terhadap
kinerja
karyawan
pada
PT
Samudera
Indonesia
Ship
Management.
Pada
pengujian
Hipotesis3
mendapatkan
suatu
kesimpulan dimana Ho3 ditolak dan
Ha3 diterima,
artinya terdapat
pengaruh motivasi terhadap kinerja
karyawan
pada
PT
Samudera
131
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Indonesia Ship Mangament. Pada
pengujian hipotesis4 mendapatkan
suatu kesimpulan dimana Ho4
ditolak dan Ha4 diterima, artinya
terdapat
pengaruh
budaya
organisasi,
kepemimpina,
dan
motivasi terhadap kinerja karyawan
pada PT Samudera Indonesia Ship
Management.
Penelitian ini mempunyai
responden penelitian yang bersifat
terbatas, yaitu hanya menggunakan
63 responden, penelitian yang akan
datang tentang
topik
ini
diharapkan menggunakan sampel
yang lebih banyak dan tidak hanya
menggunakan satu objek saja tetapi
bisa
menambahkan
dan
membandingkan
dua
objek
organisasi
atau
lebih
untuk
mendapatkan
suatu
pola
pengembangan
sumber
daya
manusia yang berkaitan dengan
kinerja karyawan.
Keterbatasannya
variabel
independen dalam penelitian ini
yaitu
Budaya
organisasi,
Kepemimpinan dan Motivasi untuk
mempengaruhi variabel dependen
yaitu Kinerja Karyawan.
November 2012
Pada penelitian berikutnya
disarankan menambahkan variabelvariabel
lain
yang
dapat
berpengaruh
terhadap
kinerja
karyawan seperti variabel disiplin
kerja, atau Komitmen kerja
Menggunakan obyek penelitian lain
yang lebih luas sehingga jumlah
sampel penelitian menjadi lebih
besar.
Perusahaan
sebaiknya
meningkatkan motivasi
karyawan
dengan memberikan pengahargaan
bagi
setiap
karyawan
yang
berprestasi, supaya karyawan lebih
terpacu meningkatkan kualitas dan
kuantitasnya dalam bekerja.
Sebaikanya juga pihak perusahaan
dapat lebih meningkatkan budaya
organisasi
dan
kepemimpinan
dengan menetapkan aturan-aturan
yang jelas, disiplin dalam bekerja,
dan memberikan tugas yang jelas
kepada karyawan agar karyawan
dapat memahami dan menjalankan
pekerjaan dengan baik dan sesuai
dengan
yang
diharapkan
perusahaan.
REFERENSI
A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Fawazi Alfida. Analisa Pengaruh Ekspektasi kerja generasi X dan Generasi Y
terhadap Efektivitas Strategi Rekrutmen di PT. Samudera Indonesia.
2013.
Anderson, David R., Denmis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011.
Statistics for Business and Economics 11th Edition. South Western:
Cengage Learning.
Daft, R. L., & Lane, P. G. 2011. The leadership experience (5th ed). Mason,
OH: South-Western Cengage Learning.
Gujarati, Damodar N. and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics 5th
Edition. New York: McGraw-Hill.
132
ISSN: 1410 -9875
Setia Tjahyanti
Hair, Joseph F., William C. Black Barry J. Babin, and Rolph E Anderson. 2010.
Multivariate Data Analysis: A Global Perspective 7th Edition. New
Jersey: Pearson Education.
Jurnal AA Ngr Bgs Aristayudha dan I Gst Salit Ketut Netra. Pengaruh Budaya
organisasi, Kepemimpinan, dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan
pada PT. BPD Bali Cabang Renon, 2013.
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis
dan Ekonomi (Cetakan I). Yogyakarta: AMP YKPN.
Lako, Andreas. 2004. Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi Isu Teori dan
Sosial. Yogyakarta : Amara Books.
Malayu SP. Hasibuan. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
keenam belas, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Moeljono, Djokosantoso. 2008. Why HR Practices, hal.52.
Manajemen
Usahawan Indonesia, Kohesivitas Korporasi. Lembaga Manajemen FEUI,
Jakarta.
Robbin, Stephen and Timothy A. Judge, 2013. Organization Behavior, New
Jersey. Prentice Hall.
Schein, H Edgar. 2010. Organizational Culture and Leadership, Fourth Edition,
San Francisco: Jossey Bass Publishers.
Sekaran, Uma and Ronger Bougie. 2010. Research Methods for Business: A
Skill Building Approach 5th Edition. UK: John Wiley & Sons Ltd.
Simanjuntak, Payaman. J. 2011. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta:
Salemba Empat.
Sopiah. 2008 Perilaku Organisasi, edisi pertama. Yogyakarta: andi
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Wirawan. 2012. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Empat.
www.Samudera.com
133
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7
Halaman ini sengaja dikosongkan
134
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 135-146
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, LEVERAGE, RATING,
MATURITY,DAN ISSUE SIZE TERHADAP
YIELD SPREAD PADA OBLIGASI PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DALAM PEMERINGKAT
EFEK INDONESIA
STELLA
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract; This research have a purpose to test and analyze the effect of
Rating of Bonds, Maturity of Bonds, Leverage, Issue Size of Bond, and
Corporate Social Responsibility toward Yield Spread of Bonds. Using a sample
of corporate bond in PEFINDO for period 2008-2012 we compare this research
with result of the previous research. The sampling technique used is the non
probability purposive sampling, where require to the criteria are 10
companies which have 11 bonds were analyze using descriptive statistic and
using panel data regression. The hypothesis evaluated by use F test and t
test. The result of this research partially found that Rating of bond,
Leverage, and Issue Size of bond does influence the Yield Spread, than
Maturity of bond and Corporate Social Responsibility do not influence the
Yield Spread. Furthermore, all the independent variables simultaneously
influence the dependent variable, Yield Spread.
Keywords: Yield Spread, Maturity, Issue Size, Rating, Leverage, Corporate
Social Responsibility, Bonds.
instrumen yang diperjualbelikan di
pasar modal adalah obligasi.
Suatu kelebihan utama dari
pembiyaan dengam
pinjaman
adalah dampak terhadap pajak
perusahaan, dimana dengan adanya
kewajiban pengembalian hutang
maka akan berpengaruh terhadap
laporan keuangan dimana hutang
akan mengurangi pajak perusahaan,
sehingga perusahaan akan memiliki
pajak
yang
lebih
rendah
PENDAHULUAN
Perusahaan
dalam
menjalankan
kegiatannya
membutuhkan dana atau modal
yang biasa diperoleh melalui pasar
uang maupun pasar modal. Pasar
modal merupakan pasar untuk
berbagai instrumen keuangan atau
sekuritas jangka panjang yang bisa
diperjual-belikan, baik
dalam
bentuk utang maupun modal sendiri
(Husnan,
2003).
Salah
satu
135
dibandingkan dengan menggunakan
modal sendiri.
Suatu obligasi yang baik bagi
suatu perusahaan dapat dikatakan
jika obligasi tersebut memilik
tingkat suku bunga yang mendekati
harga pasar, dimana tidak terdapat
perbedaan yang terlalu jauh antara
suku bunga obligasi perusahaan
dengan
suku
bunga
pasar.
Perbedaan suku bunga pasar dan
suku bunga obligasi disebut dengan
Yield Spread. Suatu perusahaan
yang baik tercermin dari Yield
Spread yang relatif rendah karena
semakin mendekati suku bunga
pasar, maka obligasi tersebut
memiliki biaya terhadap risiko yang
lebih rendah.
Ada banyak faktor yang
mempengaruhi Yield Spread suatu
obligasi,
yaitu
faktorfaktor
keuangan dan
non-keuangan.
Semua faktor tersebut yang akan
kemudian peneliti jadikan variabel
dalam pengujian ini. Faktor nonkeuangan dalam hal ini yang akan
dijadikan variabel adalah Corporate
Social
Responsibility,
yang
merupakan
program
bagi
perusahaan dalam meningkatkan
kualitas
perusahaan
dengan
memberikan tanggungjawab kepada
lingkungan sosialnya.
Selain CSR, terdapat faktorfaktor keuangan dari perusahaan
yang dapat mempengaruhi Yield
Spread.
Faktor-faktor
keuangan
yang dijadikan sebagai variabel
independen
adalah
Leverage,
Rating, Maturity, dan Issue Size.
Setiap faktor keuangan maupun non
keuangan memiliki pengaruh yang
berbeda- beda bagi Yield Spread
Objek
penelitian
yang
digunakan penelitian ini adalah
perusahaanperusahaan
yang
tercatat dalam Pemeringkat Efek
Indonesia
(PEFINDO).
Pemilihan
objek ini dilatar belakangi oleh
investasi dalam obligasi sedang
berkembang.
Investasi
obligasi
memberikan
keuntungan
bagi
investor
sehingga
dewasa
ini
investasi obligasi semakin diminati.
Bagi perusahaan sangatlah
penting untuk mengetahui risiko
yang dihadapi dan akan dihadapi
oleh perusahaan dan bagaimana
untuk
perusahaan
berhasil
menyelesaikan masalah perusahaan
dan meningkatkan nilai perusahaan.
Masalah dalam penelitian adalah:
(1) Apakah terdapat pengaruh
Corporate
Social
Responsibility
terhadapYield Spread?, (2) Apakah
terdapat
pengaruh
Leverage
terhadap Yield Spread?, (3) Apakah
terdapat pengaruh Rating terhadap
Yield Spread?, (4) Apakah terdapat
pengaruh Maturity terhadap Yield
Spread ?, (5) Apakah terdapat
pengaruh Issue Size terhadap Yield
Spread?, (6) Apakah terdapat
pengaruh
Corporate
Social
Responsibility, Leverage, Rating,
Maturity, dan Issue Size terhadap
Yield Spread?
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui:
(1)
Untuk
mengetahui pengaruh Corporate
Social Responsibility terhadap Yield
Spread pada Obligasi Perusahaan di
Indonesia periode 2009-2012. (2)
Untuk
mengetahui
pengaruh
Leverage terhadap Yield Spread
pada
Obligasi
Perusahaan
di
Indonesia periode 2009-2012. (3)
Untuk mengetahui pengaruh Rating
terhadap Yield Spread
pada
Obligasi Perusahaan di Indonesia
periode 2009-2012. (4) Untuk
mengetahui
pengaruh
Maturity
terhadap Yield Spread
pada
Obligasi Perusahaan di Indonesia
periode 2009-2012. (5) Untuk
mengetahui pengaruh Issue Size
terhadap Yield Spread
pada
Obligasi Perusahaan di Indonesia
periode 2009-2012. (6) Pengaruh
Corporate Social Responsibility,
Leverage, Rating, Maturity, dan
Issue Size terhadap Yield Spread
pada
Obligasi
Perusahaan
di
Indonesia periode 2008-2012.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori
yang
mendasari
penelitian ini adalah Teori trade
off,
dimana
perusahan
menyeimbangkan
manfaat
dari
pembiayaan utang (perlakuan pajak
perusahaan yang menguntungkan)
terhadap suku bunga yang lebih
tinggi dan biaya kebangkrutan .
pada intinya, teori ini mengatakan
bahwa nilai dari perusahaan yang
menggunakan
leverage
sama
dengan nilai dari perusahaan yang
tidak
menggunakan
leverage
ditambah nilai efek samping, yang
meliputi tax shield dan biaya yang
diharapkan
karena
kesulitan
keuangan (Brigham. 2011).
Selain itu, dalam pernyataan
Modigliani dan Miller menjelaskan
bahwa
investor
dan
manajer
memiliki informasi yang sama
tentang prospek suatu perusahaan,
yang kemudian disebut dengan
informasi
simetris
(symmetric
information).
Namun,
dalam
kenyataannya manajer memiliki
informasi
yang
lebih
baik
dibandingkan dengan investor luar.
Hal ini disebut sebagai informasi
asimetris (asymmetric information)
dan hal ini memiliki efek yang
penting pada struktur modal yang
optimal. Untuk melihat kenapa,
ada dua situasi, yang pertama
manajer perusahaan mengetahui
bahwa prospektus
perusahaan
adalah positif dan disisi
lain
manajer
mengetahui
bahwa
dikedepan waktu terlihat negative.
(Brigham. 2011).
Teori
Pecking
Order
menyatakan
bahwa
perusahaan
akan menerbitkan hutang jika
pasokan
dana
telah
habis.
Perusahaan
yang
sedang
berkembang memerlukan dana yang
cukup besar untuk dapat memasok
kegiatan
operasionalnya.
Jika
sumber internal telah habis maka
perusahaan
akan
mencari
pendanaan
eksternal
berupa
penerbitan hutang.
Yield Spred: the difference
between the promised yields of
alternative bond issues of market
segments at a given time relative
to yields on Treasury issues of
equal. (Brown dan Reilly. 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Yield Spread adalah
Corporate
Social
Responsibilit,
Leverage,
Rating, Maturity, dan Issue Size.
Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility
digunakan untuk melihat apakah
sebuah
perusahaan
melakukan
tanggung jawab
sosialnya atau
tidak. Perusahaan yang melakukan
tanggung jawab
sosial memiliki
risiko hutang yang lebih rendah
dibandingkan perusahaan yang
tidak melakukan. Semakin tinggi
nilai CSR maka semakin kecil risiko
hutang yang dilihat lewat nilai
Yield Spread. (Ge dan Liu, 2012.
H1: Corporate Social Responsibility
berpengaruh negatif terhadap Yield
Spread.
Leverage
Leverage
mengukur
hutang
perusahaan dilihat dari asset yang
ada. Perusahaan yang memiliki
hutang yang banyak memiliki risiko
yang lebih besar karena ada banyak
ketidak-pastian
yang
dapat
mengakibatkan perusahaan gagal
bayar.
Semakin
tinggi
nilai
Leverage maka risiko akan semakin
tinggi juga. (Ge dan Liu, 2012.
H2: Leverage berpengaruh positif
terhadap Yield Spread
Rating
Rating
digunakan
untuk
mengukur peringkat perusahaan
dalam Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO).
Perusahaan
yang
memiliki rating 1 (nilai kecil) akan
lebih baik dibandingkan perusahaan
yang memiliki rating 10 (nilai
besar) karena pemberian rating
melihat kemampuan perusahaan
dalam banyak hal berkaitan dengan
kemampuan
membayar
hutang.
Dengan demikian, semakin tinggi
rating maka semakin tinggi risiko
gagal bayar perusahaan. (Ge dan
Liu, 2012)
H3: Rating berpengaruh positif
terhadap Yield Spread.
Maturity
Maturity mengukur
jatuh
tempo
perusahaan
dalam
membayar hutang. Semakin tinggi
waktu jatuh tempo maka semakin
besar risiko perusahaan karena
banyak kemungkinan yang dapat
terjadi di masa mendatang. (Ge
dan Liu, 2012)
H4: Maturity berpengaruh positif
terhada Yield Spread.
Issue Size
Issue Size mengukur jumlah
hutang yang perusahaan pinjam.
Semakin besar hutang,
maka
semakin besar juga risiko yang akan
dialami.
H5: Issue Size berpengaruh positif
terhadap Yield Spread.
Model penelitian dari faktor-faktor yang mempengaruhi
dideskripsikan pada model berikut;
Model Penelitian
bond
rating
Corporate Social Responsibility
Leverage
Rating
Maturity
Issue Size
Gambar 1 ModelPenelitian
Yield Spread
METODA PENELITIAN
Penelitian ini akan mengambil data
dari sampel yang diperoleh dari
publikasi PT. PEFINDO (Pemeringkat
Efek Indonesia) dan Bursa Efek
Indonesia Indonesia yaitu data
seluruh perusahaan di Indonesia
yang menerbitkan obligasi dengan
menggunakan minimal 30 data yang
akan dijadikan sebagai sampel.
Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah NonProbability
Sampling,
dimana
menurut Sugiyono (2009) teknik
pengambilan sampel ini tidak
memberikan peluang/ kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik sampel
Nonprobability
Sampling
yang
No
1
2
3
4
5
6
7
8
digunakan
adalah
Sampling
Purposive,
dimana
menurut
Sugiyono (2009) merupakan teknik
penentuan
pengambilan
sampel
dengan pertimbangan tertentu.
Perusahaan yang di jadikan
sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan
yang
menerbitkan
obligasi
yang
tercatat
dalan
Pemeringkat Efek
Indonesi
dan
Bursa Efek Indonesia pada periode
2009 – 2012. Sampel perusahaan
tersebut
di
pilih
berdasarkan
kriteria pemilihan sampel yang
telah di tentukan . Prosedur
pemilihan perusahaan dapat di lihat
pada tabel di bawah.
Kriteria dan pertimbangan
pengambilan
sampel
pada
penelitiann ini adalah sebagai
berikut;
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel
Kriteria Pemilihan Sampel
Jumlah Tahun yang memiliki ketersediaan data
variabel independen dan dependen
Perusahaan yang konsisten mendapatkan peringkat
dari PEFINDO setiap tahunnya (2008-2012)
Jumlah
Obligasi
perusahaan
dari
61
perusahaan yang
konsisten
mendapatkan
peringkat
dari PEFINDO setiap tahunnya (20082012)
Pengelompokkan jumlah tahun obligasi dengan
jumlah terbanyak (dalam lampiran)
Jumlah obligasi yang diterbitkan pada tahun 2009
dengan jatuh tempo yang berbeda
Pengelompokan jumlah obligasi terbanyak yang
diterbitkan pada tahun 2009 dan memiliki tanggal
jatuh tempo yang sama (jatuh tempo 2014)
Laporan keuangan yang di rilis dalam satuan
mata uang Rupiah (2009-2012)
Jumlah data yang dijadikan sampel
Sumber : www.idx.com dan laporan PEFINDO
Jumlah
Perusahaan
5
(2008-2012)
61
125
4
(2009-2012)
22
15
11
44
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Yield Spread
Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Yield Spread.
Yield Spread merupakan perbedaan
antara yield obligasi perusahaan
yang di terbitkan dengan yield
obligasi pemerintah Indonesia yang
memiliki jatuh tempo yang sama.
Yield spread, akan dihitung
melalui
pengurangan
secara
sederhana antara satu yield obligasi
perusahaan terhadap yield obligasi
pemerintah yang memiliki masa
jatuh tempo yang sama, dalam
bentuk persentase. (Ge dan Liu,
2012)
Corporate Social Responsibility
Corporate
Social
Responsibility merupakan bentuk
pertanggungjawaban
yang
seharusnya perusahaan lakukan,
akibat dampat positif dan dampak
negatif yang perusahaan timbulkan
dari aktivitas operasionalnya, bagi
anggota
perusahaan
maupun
masyarakat yang beradi disekitar
perusahaan atau yang terkena
dampak dari aktivitas perusahaan.
Skala
pengukuran
yang
digunakan adalah dengan memberi
skor 1 untuk perusahaan yang
memiliki program CSR dan skor 0
bila tidak memiliki program CSR.
(Anderson, 2011)
Leverage
Leverage
merupakan
kebijakan penggunaan dana asset
(aktiva) atau dana perusahaan
dengan menggunakan instrument
eksternal berupa pinjaman atau
hutang
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan keuntungan potensial
bagi pemegang saham.
Leverage
menunjukkan
proporsi utang yang
digunakan
untuk membiayai kegiatan investasi
perusahaan.
Leverage = Total Hutang
Total Aset
Sumber:Gitman (2012)
Rating
Rating
adalah
urutan
perusahaan yang memiliki kualitas
terbaik sampai kualitas terburuk,
dan sebaliknya yang di hitung oleh
lembaga pemeringkat yang resmi
sebagai informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
Pengukuran
variabel
ini
menggunakan
skala
ordinal
berdasarkan peringkat obligasi yang
dikeluarkan oleh PT PEFINDO.
Pengukuran Rating akan diukur dengan:
Memberikan skala 1 untuk peringkat idAAA dan seterusnya sesuai tabel
dibawah ini.
Sumber: PEFINDO
Tabel 2
Kategori Peringkat Obligasi
SKALA
SIMBOL
1
IdAAA
2
IdAA+
3
IdAA
4
IdAA5
IdA+
SKALA
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Sumber: PEFINDO
Maturity
Umur Obligasi adalah tanggal
dari pertama kali sebuah obligasi
diterbitkan hingga obligasi tersebut
jatuh tempo, dimana tanggal
SIMBOL
IdA
IdAidBBB+
IdBBB
IdBBBidBB+
IdBB
IdBBidB+
IdB
IdBIdCCC
idD
tersebut tergantung dari tiap pihak
yang mengeluarkan. Umur obligasi
dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Umur Obigasi = jangka waktu jatuh tempo (term
toMaturity)
Sumber: Ge dan Liu (2012)
Issue Size
Par value (Issue Size) adalah
nilai yang harus penerbit bayar
bunganya dan harus dilunasi pada
saat akhir masa jatuh tempo atau
jumlah dana yang akan penerbit
obligasi bayar kepada pemegang
obligasi pada suatu saat tertentu
yang telah disepakati bersama di
masa yang akan datang (saat suatu
obligasi jatuh tempo).
Issue Size = Log Natural of Par Value Bond initially issued
Sumber: Ge dan Liu (2012)
Metode Analisis Data
Berdasarkan
tujuan
penelitian yang ingin dicapai, maka
metode analisis
data
yang
digunakan adalah analisis regresi
berganda yang dilakukan untuk
masing- masing penelitian. Alat
analisis statistik yang digunakan
adalah program penelitian EViews 7
karena penelitian ini menggunakan
data panel. Selain itu juga dengan
menggunakan program penelitian
EViews
7
karakteristik
setiap
perusahaan dapat terlihat.
Model yang dikembangkan
dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
YSPD = 0 + 1 RTNG + 2 MTRY +
3 LEV + 4 ISSZ + 5 CSR +e
Dimana:
YSPD
=
Yield Spread
0 = Konstanta
1, 2, 3, 4, 5 =
Slop e
koefisien variabel 1-5
RTNG = Rating
MTRY = Maturity
LEV = Leverage
ISSZ
CSR
e
= Issue Size
= Corporate Social
Responsibility
= Error
HASIL PENELITIAN
Tabel 3
Hasil Analisis Koefisien Regresi Corporate Social Responsibility
Variable
C
CSR
Coefficie
nt Std. Error t-Statistic
0.017500
-0.002619
Berdasarkan tabel diatas diperoleh
hasil t statistik lebih kecil dari t
tabel 2.018, dimana titik jatuh
pada daerah Ho tidak dapat ditolak
. Hasil tersebut didukung oleh nilai
p-value sebesar 0.8310 lebih besar
0.011913 1.469035
0.012193 -0.214801
Prob.
0.1493
0.8310
dari nilai Alpha sebesar 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat pengaruh Corporate
Social Responsibility terhadap Yield
Spread.
Tabel 4 Hasil Analisis Koefisien Regresi dari Leverage
Variable
C
LEV
Coefficie
nt Std. Error t-Statistic
0.044320
-0.041986
Berdasarkan tabel diatas diperoleh
hasil t statistik lebih kecil dari t
tabel 2.018, dimana titik jatuh
pada daerah Ho tidak dapat ditolak
. Hasil tersebut didukung oleh nilai
p-value sebesar 0.8310 lebih besar
0.009647 4.594245
0.013420 -3.128635
Prob.
0.0000
0.0032
dari nilai Alpha sebesar 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat pengaruh Corporate
Social Responsibility terhadap Yield
Spread.
Tabel 5 Hasil Analisis Koefisien Regresi Rating
Variable
C
RTNG
Coefficie
nt Std. Error t-Statistic
-0.004729
0.006245
0.006705 -0.705242
0.001995 3.130389
Prob.
0.4846
0.0032
Berdasarkan
tabel
diatas
diperoleh hasil t statistik
lebih
besar dari t tabel 2.018, dimana
titik jatuh pada daerah Ho ditolak .
Hasil tersebut didukung oleh nilai
p-value sebesar 0.0032 lebih kecil
dari nilai Alpha sebesar 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh Rating terhadap
Yield Spread.
Tabel 6 Hasil Analisis Koefisien Regresi Maturity
Coefficie
Variable
nt Std. Error t-Statistic Prob.
C
MTRY
0.015000
-2.15E-17
Berdasarkan
tabel
diatas
diperoleh hasil t statistik
lebih
besar dari t tabel 2.018, dimana
titik jatuh pada daerah Ho tidak
dapat ditolak . Hasil tersebut
didukung oleh nilai p-value sebesar
0.009234 1.624392
0.007417 -2.90E-15
0.1118
1.0000
1.0000 lebih besar dari nilai Alpha
sebesar
0.05
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh Maturity terhadap Yield
Spread.
Tabel 7 Hasil Analisis Koefisien Regresi Issue Size
Coefficie
Variable
nt Std. Error t-Statistic Prob.
C
ISSZ
0.136790
-0.004584
Berdasarkan tabel diatas diperoleh
hasil t statistik lebih besar dari t
tabel 2.018, dimana titik jatuh
pada daerah Ho ditolak . Hasil
tersebut didukung oleh nilai p-
0.051279 2.667580
0.001928 -2.377635
0.0108
0.0221
value sebesar 0.0221 lebih kecil
dari nilai Alpha sebesar 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat
pengaruh Issue Size
terhadap Yield Spread.
Tabel 8 Hasil Koefisien Regresi H6
F-statistic
4.689708
Prob (F-statistic)
Dari tabel diatas diperoleh
hasil F-statistik lebih besar dari Ftabel 2.45, dimana titik jatuh pada
daerah Ho ditolak. Hasil ini
didukung oleh niali p-value sebesar
0.001968 yang memiliki nilai lebih
kecil bila dibandingkan nilai Alpha
sebesar
0.05
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
0.001968
Corporate Social Responsibility,
Leverage ,Rating, Maturity, dan
Issue
Size
memiliki
pengaruh
terhadap variabel Yield Spread.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut : (1)
Corporate
Social
Responsibility
tidak memiliki pengaruh terhadap
Yield Spread dari hasil analisis
hipotesa kelima, Ho tidak dapat
ditolak. Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ge et al.
(2012). (2) Leverage memiliki
pengaruh terhadap Yield
Spread
dari hasil analisis hipotesa ketiga,
Ho ditolak. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ge et al.
(2012).
(3)
Rating
memiliki
pengaruh terhadap Yield
Spread
dari hasil
analisis
hipotesa
pertama, Ho ditolak.
Hasil
penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ge et al. (2012). (4) Maturity tidak
memiliki pengaruh terhadap Yield
Spread dari hasil analisis hipotesa
kedua, Ho tidak dapat ditolak. Hasil
penelitian
ini
tidak
konsisten
dengan
hasil
penelitian
yang
dilakukan oleh Ge et al. (2012). (5)
Issue
Size
memiliki
pengaruh
terhadap Yield Spread dari hasil
analisis hipotesa keempat, Ho
ditolak.
Hasil
penelitian
ini
konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ge et al.
(2012).
(6)
Corporate
Social
Responsibility, Leverage, Rating,
Maturity, dan Issue Size secara
bersama- sama terhadap Yield
Spread. Ho ditolak.
Kesimpulan dari penelitian ini
adalah variabel Rating, Leverage,
dan Issue Size memiliki pengaruh
terhadap Yield Spread, dan secara
bersama- sama kelima variabel
independen berpengaruh terhadap
Yield Spread
Penulis
menyadari
bahwa
penelitian
ini
memiliki
keterbatasan yang mengakibatkan
adanya kelemahan, dan faktorfaktor penyebabnya adalah : (1)
Terbatasnya variabel independen
pada
penelitian
ini,
dimana
penelitian ini menggunakan lima
variabel independen yaitu : Rating,
Maturity, Leverage, Issue Size, dan
Corporate Social Responsibility. (2)
Terbatasnya
periode
dalam
penelitian yang hanya dilakukan
selama empat tahun antara periode
2009
–
2012,
yang
kurang
mencerminkan
keadaan
yang
jangka panjang. (3) Terbatasnya
jumlah obligasi perusahaan yang
dijadikan objek penelitian, dimana
penelitian ini hanya difokuskan
pada obligasi perusahaan yang
memiliki karakteristik tertentu, dan
jumlah sample yang terlalu sedikit.
Rekomendasi yang
dapat
diberikan
untuk
penelitian
selanjutnya
agar
penelitian
selanjutnya
mendapatkan
hasil
yang
lebih
baik
jika
ingin
mengangkat tema serupa mengenai
Yield Spread, antara lain : (1)
Mengembangkan penelitian dengan
cara
menambahkan
variabelvariabel
lain
yang
dapat
berpengaruh
terhadap
Yield
Spread. (2) Menambahkan periode
penelitian yang dapat memberikan
cerminan yang kuat akan gambaran
kondisi
sampel
pada
periode
tertentu . (3) Memperbanyak objek
penelitian
sehingga
dapat
menambah jumlah sampel untuk
hasil yang lebih baik.
REFERENSI
Anderson. David R, Dennis J. Sweeney, Thomas A. Williams. 2011. Statistic
For Business and Economics. China : CENGAGE Learning.
Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Pasar Modal 2010. Jakarta: Badan Pusat
Statistik Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Pasar Modal 2011. Jakarta: Badan Pusat
Statistik Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2012. Statistik Pasar Modal 2012. Jakarta: Badan Pusat
Statistik Indonesia.
Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi
Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan, Edisi Sepuluh, Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto. Jakarta:
Salemba Empat, Jilid I.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2011. Dasar - Dasar Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Bringham. Eugene F, Michael C. Ehrhardt. 2011. Financial Management :
Theory and Practice Thirteenth Edition. USA : CENGAGE Learning.
Brown, Keith C., and Frank K. Reilly. 2009. Analisys of Investments and
Management of
Portofolio. 9th Edition. Canada : South-Western
Cengange Learning.
Gabbi, Giampaolo, and Andrea Sironi. 2002. Which Factors Affect Corporate
Bonds Pricing? Empirical Evidence From Eurobonds Primary Market
Spreads. Newfin Research Center. Bocconi University.
Ge, Wenxia and Mingzhi Liu. 2012. The Impact of Corporate Social
Responsibility Disclosure and Performance on the Cost of Corporate
Bonds. University of Manitoba, Canada: Social Science Research
Network (SSRN).
Gitman, Lawrence J., and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial
Finance. 13th Edition. United States of America: Pearson Education
Limited.
Grandes, Martin, and Marcel Peter. 2003. The Determinants of Corporate
Bond Yield Spreads in South Africa: Firm-Specific or Driven by
Sovereign Risk? OECD Development Centre Working Paper No230 (Paris
OECD Development Centre).
Gujarati. Damodar N, Dawn C Porter. 2009. Dasar- dasar Ekonometrika edisi 5.
Jakarta : Salemba Empat.
Hair. Joseph F, William C Black, Barry J Babin, Rolph E Anderson. 2010.
Multivariate Data Analysis. United State of America: Pearson
Education.
Hull, J.C. 2011. Options, Futures, and Other Derivatives Eighth Edition. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
Husnan, Suad. 2004. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
IDX Fact Book 2008. 2008. Jakarta: Indonesia Stock Exchange.
IDX Fact Book 2009. 2009. Jakarta: Indonesia Stock Exchange.
IDX Fact Book 2010. 2010. Jakarta: Indonesia Stock Exchange.
IDX Fact Book 2011. 2011. Jakarta: Indonesia Stock Exchange.
IDX Fact Book 2012. 2012. Jakarta: Indonesia Stock Exchange.
Kusumadewati, Adita. 2008. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Likuiditas
Obligasi, Maturity, dan Peringkat Obligasi terhadap Perubahan Ilarga
Obligasi perusahaan (Studi Kasus pada Obligasi perusahaan yang Listed
di BEJ, dengan Altman Rating Modet yang diterapkan Bloomberg)
Periode 2A04-2006. Semarang: Universitas Diponegoro.
Kasmir. 2009. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: Rajawali Pers.
Kaur, Kuljeet dan Rajinder Kaur. 2011. “Credit Rating in India: A Study of
Rating Methodology of Rating
Agencies”.
Global
Journal
of
Management and Business Research, Vol. 11, Issue 12.
Kidwell, Blackwell, Whidbee, Sias. 2013. Financial Institutions, Markets, and
Money. Asia: John Wiley & Sons Singapore Pte. Ltd .
Kotler, Philip and Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility: Doing The
Most Good for Your Company and Your Cause. New Jersey: John Wiley
& Sons, Inc.
PT. Pefindo. 2012. Rating Released: Obligasi Perusahaan Selama Tahun 20082012.
Sekaran, Uma & Bougie Roger. 2010. Research Methods for Business, A Skill
Building Approach. USA : John Wiley & Sons.
Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfa Beta.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi teori dan aplikasi, Edisi
Pertama. Yogyakarta: KANISIUS.
Van Horne, James C dan Wachowicz, John M. 2007. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan, Buku 2 Edisi 12, dialih bahasakan oleh Deni Fitriasari dan
Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.Velasquez Manuel G. 2012.
Business Ethics (concepts and cases). United States of America: Pearson
Education, Inc.
Visser Wayne, Dirk Matten, Manfred Pohl, and Nick Tolhurst. 2010. The A-Z Of
Corporate Social Responsibility. Great Britain: Antony Rowe Ltd,
Chippenham, Wiltshire.
Widarjono. Agus. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai
Panduan Eviews edisi 4. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Wrjayanti. 2008.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Yield Spread Obligasi yang
Tercatat Di Bursa Efek Surabaya Periodem2001-2005. ADLN Digital
Collections. Universitas Airlangga.
Download