Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 DAFTAR ISI Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Tike Kartika......................................................................... 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tjhai Fung Jin dan Dicky Supriatna .......................................... 25 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan NonKeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Rutji Satwiko ......................................................................... 37 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Williem Chahya Wijaya ........................................................... 51 Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Widyawati Lekok ................................................................ 65 Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Rr. Niken Purbasari ........................................................... 79 Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Santoso Chandra ................................................................... 91 Pengaruh Profit After Tax, Cash Flow, Debt Equity Ratio, Past Dividend Per Share, Float, Sales Growth, Dan Firm Size Terhadap Dividend Per Share Satriyo Wibowo ....................................................................... 109 Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Setia Tjahyanti ....................................................................... 121 Pengaruh Corporate Social Responsibility, Leverage, Rating, Maturity,Dan Issue Size Terhadap Yield Spread Pada Obligasi Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Pemeringkat Efek Indonesia Stella .................................................................................. 135 Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL Kebijakan Editorial JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis dan akuntansi. JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi. Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh Editor. Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan (hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA : Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440 Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480 E-mail : [email protected] Pedoman Penulisan Artikel Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan dimuat pada JBA. A. BENTUK TULISAN Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab (heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal ( bold) dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai berikut: PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri) Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri) B. SISTIMATIKA PENULISAN Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan e mail penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian, motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian selanjutnya, serta 7) Referensi. C. ABSTRAK Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia). Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi (apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. D. FORMAT 1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata. 2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x 11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented style). 3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan gambar. 4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks. 5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. 6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor urut halaman. 7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau kuisioner. 8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun. 9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol %. 10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan rata marjin kanan. E. TABEL DAN GAMBAR 1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel. 2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas kiri tabel. 3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. 4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan teks untuk mencantumkan tabel dan gambar. 5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal hanya pada judul kolom dan akhir tabel. 6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel, gambar dan sumber kutipan. F. KUTIPAN DAN REFERENSI 1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor halaman jika dipandang perlu. Contoh: a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan nomor halaman (Jones 1987: 115) b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973) c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985) d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman 1986) e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b) f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994). 2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi b. Susunan setiap referensi: 1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit: nama penerbit. 3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul, skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). Contoh: Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision Process, Vol.53 (November). Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997). Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara Daftar Belanja. Detikcom, (http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/, 24 Juni 2008). Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York: Irwin, Mc Graw Hill Companies. Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation. Lexington: University of Kentucky. Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636. . 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate investment intentions, The Journal of the American Taxation Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19. Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial. Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 1-24 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR TIKE KARTIKA STIE Trisakti [email protected] Abstarct: The objective of this research is to examine and obtain empirical evidence of the factors that influence auditor performance. There are 6 variable used in this study, the variables of audit structure, role conflict, organizational commitment, organizational behavior, good corporate governance, auditor’s independency as the independent variables and auditor performance as the dependent variable. This research is done at DKI Jakarta in 2011. The criteria of sample is the auditor must have graduated at least from bachelor degree and has experience as an auditor at least for two years. The population in this research is all auditors working at Public Accounting Firm in DKI Jakarta based on Directory List 2011 which is published by Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Data collected using questionnaires submitted directly to auditor are listed in Public Accounting Firm. Number of questionnaires distributed are 180 copies, and 147 copies have been returned, there are 110 copies of questionnaires can be used as the research sample. Purposive sampling method is used to obtain the samples. This research is uses multiple regression analysis as the data analysis method in this research. Based on hypothesis testing, it shows that there are three variables of independent in this research audit structure, role conflict, and organizational commitment affect auditor performance. On the other hand the organizational behavior, good corporate governance, and auditor’s independency do not affect to auditor performance. Keywords: Audit Structure, Role Conflict, Organizational Commitment, Organizational Behavior, Good Corporate Governance, Auditor’s Independency, and Auditor Performance. Kedua belah pihak bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga merugikan berbagai pihak baik itu pihak eksternal dan internal perusahaan. Semakin banyaknya kasus manipulasi akuntansi seperti pengungkapan opini kewajaran suatu perusahaan dan memanipulasi PENDAHULUAN Pada era globalisasi banyak terjadinya kasus akuntansi pada perusahaan besar yang terjadi beberapa tahun silam seperti Enron dengan KAP Arthur Endersen yang sudah melanggar kode etik akuntan publik dalam melakukan tugasnya. 1 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP membuat masyarakat menjadi kurang percaya dengan kinerja auditor. Kejadian tersebut membuat kredibilitas dan kinerja auditor semakin dipertanyakan di mata masyarakat. Sehingga masyarakat mengambil kesimpulan bahwa kinerja auditor semakin lama semakin buruk. Kinerja auditor menjadi sorotan tajam di mata masyarakat berkaitan dengan hal-hal tersebut. Pandangan negatif masyarakat terhadap KAP mulai sirna semenjak Federal Amerika Serikat mengesahkan Sarbanes Oxley Act. Senator Paul Sarbanes dan anggota dewan Michael Oxley memprakasai Sarbanes Oxley Act untuk memperkuat standar audit yang telah ada bagi perusahaan dan kantor akuntan publik. Kinerja auditor memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas KAP dan sebagai patokan bagi klien maupun masyarakat dalam menilai hasil audit. Dari tahun ke tahun pertumbuhan jumlah KAP semakin meningkat, maka jasa audit atas laporan keuangan oleh KAP sangat dibutuhkan bagi seluruh perusahaan, terutama perusahaan go public untuk menarik perhartian para investor dalam berinvestasi di perusahaan mereka dan profesi auditor sangat dibutuhkan bagi perusahaan untuk menilai apakah laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Situasi ini menuntut auditor untuk bekerja dengan baik agar dapat menilai laporan keuangan perusahaan secara akurat, menjunjung tinggi kode etika profesinya dalam memberikan opini audit yang dapat 2 November 2012 dipertanggungjawabkan pada masyarakat. Menanggapi beberapa masalah-masalah yang terjadi mengenai kinerja auditor maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan kinerja auditor. Hal pertama yaitu untuk menguji sejauh mana struktur audit, konflik peran, pemahaman good governance, budaya organisasi, komitmen organisasi, dan independensi auditor mempengaruhi kinerja auditor pada KAP di DKI Jakarta. Hal kedua yaitu topik ini menarik untuk diteliti karena dalam menilai kinerja auditor dapat dilihat dari berbagai faktor baik itu faktor internal dan faktor eksternal yang terdapat pada auditor. Hal ketiga yaitu adanya penelitian– penelitian terdahulu meneliti kinerja auditor dan memberikan hasil yang kurang konsisten antara penelitian satu dengan penelitian yang lain. Hal ini memicu peneliti ingin melakukan penelitian ini dengan menggunakan para auditor di Kantor Akuntan Publik yang ada di DKI Jakarta tahun 2011 sebagai objek penelitian. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Fanani et al. (2008). Penelitian ini memiliki perbedaan dari penelitian sebelumnya sebagai berikut: Pertama, mengembangkan penelitian terdahulu dengan menambahkan variabel independen yaitu komitmen organisasi, independensi auditor, budaya organisasi, dan pemahaman good governance yang merupakan replikasi dari Yuskar dan Devisia (2011) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja ISSN: 1410 -9875 auditor. Kedua, dari segi lokasi sampel penelitian. Penelitian terdahulu melakukan penelitian terhadap kinerja auditor di Jawa Timur, dan pada penelitian ini menggunakan auditor di DKI Jakarta. Ketiga, penelitian ini menggunakan metoda purposive sampling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh struktur audit, konflik peran, independen komitmen organisasi, independensi auditor, budaya organisasi, dan pemahaman good governance yang terhadap kinerja auditor. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut, pertama pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Kedua, menjelaskan mengenai landasan teoritis, hasil penelitian terdahulu dan hipotesis penelitian. Ketiga, metoda penelitian terdiri atas pemilihan sampel, definisi operasional variabel dan pengukuran variabel. Keempat, analisis dan pembahasan mengenai hasil yang diperoleh. Terakhir, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kinerja Auditor Kinerja (prestasi kerja) auditor adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, Tike Kartika pengalaman, dan kesunguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketetapan waktu (Lawalata et al. 2011). Pengertian kinerja auditor menurut Mulyadi (1998, 11) dalam Trisnaningsih 2007 adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Struktur Audit Struktur audit adalah sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikkan oleh langkah–langkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi, dan menggunakan sekumpulan alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu auditor melakukan audit (Bowrin 1998). Penggunaan pendekatan struktur audit memiliki keuntungan yaitu dapat mendorong efektifitas dan efisiensi, mengurangi litigasi yang dihadapi KAP, mempunyai dampak positif terhadap konsekuensi sumber daya manusia, dan dapat memfasilitasi diferensiasi pelayanan atau kualitas (Ramadhan 2011). Berdasarkan hasil uraian tersebut, hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: Ha1: Struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor. 3 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Konflik Peran Konflik peran ini timbul karena mekanisme pengendalian birokrasi organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika, dan kemandirian professional (Ramadhan 2011). Konflik peran dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan dapat menurunkan motivasi kerja auditor karena mempunyai dampak terhadap perilaku individu, seperti timbulnya ketegangan kerja, banyak terjadi perpindahan pekerja, penurunan kepuasan kerja, sehingga dapat menurunkan kinerja auditor secara keseluruhan (Ramadhan 2011).Berdasarkan hasil uraian tersebut, hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: Ha2: Konflik peran berpengaruh terhadap kinerja auditor. Budaya Organisasi Menurut Yuskar dan Devisia (2011) budaya organisasi merupakan pola pemikiran, perasaan, dan tindakan dari suatu kelompok sosial yang membedakan dengan kelompok sosial lainnya. Budaya organisasi juga merupakan salah satu variabel penting bagi pemimpin, karena budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai yang diakui dan menjadi pedoman bagi pelaku anggota organisasi. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha3: Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Komitmen Organisasi Menurut Yuskar dan Devisia (2011) komitmen organisasi merupakan kondisi dimana pegawai sangat tertarik terhadap tujuan, 4 November 2012 nilai-nilai, dan sasaran organisasinya. Komitmen organisasi didefinisikan sebagai: (1) Sebuah kepercayaan pada dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilainilai organisasi, (2) Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan organisasi, (3) Sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi (Aranya et al. 1981 dalam Trisnaningsih 2004). Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha4: Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Pemahaman Good Governance Good governance merupakan prinsip pengelolaan perusahaan yang bertujuan untuk mendorong kinerja perusahaan serta memberikan nilai ekonomis bagi pemegang saham maupun masyarakat secara umum. Prinsip ini diperlukan sebagai upaya untuk meraih kembali kepercayaan investor dan kreditur, memenuhi tuntutan global, meminimalkan kerugian dan biaya pencegahan atas penyalahgunaan wewenang oleh pengelola, meminimalkan cost of capital, meningkatkan nilai saham perusahaan serta mengangkat citra perusahaan (Trisnaningsih 2007). Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha5: Pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja auditor. ISSN: 1410 -9875 Independensi Auditor Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyatakan bahwa dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor (Lawalata et al. 2011). Menurut Trisnaningsih (2007) independensi akuntan publik merupakan salah satu karakter sangat penting untuk profesi akuntan publik di dalam melaksanakan pemeriksaan akuntansi (auditing) terhadap kliennya. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha6: Independensi auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor. METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan para akuntan publik yang bekerja di KAP di wilayah DKI Jakarta sebagai responden penelitian. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode purposive sampling. Sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 110 orang responden yang melakukan pekerjaan auditing, telah memiliki pengalaman kerja selama 2 tahun atau lebih, dan memiliki pendidikan minimal S1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan secara langsung dengan mengunjungi KAP Tike Kartika dimana para akuntan publik tersebut bekerja. Adapun prosedur pemilihan sampel dijelaskan dalam tabel terlampir. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Struktur Audit Struktur audit merupakan sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikkan oleh langkahlangkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi, dan menggunakan sekumpulan alat-alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu auditor melakukan audit (Bowrin 1998). Instrumen ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama terdiri dari 2 butir pertanyaan dengan menggunakan skala likert 5 poin yaitu poin 1 (sangat tidak rinci), poin 2 (tidak rinci), poin 3 (cukup), poin 4 (rinci), dan poin 5 (sangat rinci). Sedangkan bagian kedua terdiri dari 3 butir pertanyaan dengan menggunakan skala likert 5 poin yaitu untuk poin 1 (tidak pernah), poin 2 (pernah), poin 3 (kadang-kadang), poin 4 (sering), dan poin 5 (sangat sering). Konflik Peran Konflik peran timbul karena adanya dua perintah berbeda yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan atas salah satu perintah saja akan mengakibatkan diabaikan perintah yang lain (Agustina 2009). Instrumen ini terdiri dari 8 butir pertanyaan. Masing-masing butir pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin. Poin 1 (tidak pernah), poin 2 (hampir tidak pernah), poin 5 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 3 (kadang-kadang), poin 4 (sering), dan poin 5 (selalu). Budaya Organisasi Budaya Organisasi (organization culture) merupakan nilai-nilai dominan yang disebarluaskan dalam perusahaan dan diacu sebagai filosofi kinerja karyawan. Variabel budaya organisasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Hofstede (1990) dalam Trisnaningsih (2007). Instrumen terdiri dari 4 elemen budaya organisasi yang berorientasi pada orang dan 4 elemen budaya organisasi yang berorientasi pada pekerjaan. Instrumen ini terdiri dari 8 butir pertanyaan. Masingmasing butir pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin. Poin 1 (tidak sangat setuju), poin 2 (tidak seuju), poin 3 (raguragu), poin 4 (setuju), poin 5 (sangat setuju). Komitmen organisasi Komitmen Organisasi didefisinikan sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mengidentifikasi keterlibatan dirinya ke dalam organisasi. Hal ini merefleksikan sikap individu akan tetap sebagai anggota organisasi yang ditunjukkan dengan kerja kerasnya. Variabel komitmen organisasi diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Meyer dan Allen (1984), telah direplikasi oleh Trisnaningsih (2007). Instrumen terdiri dari 7 item komitmen organisasi affective dan 5 item komitmen continuance. Instrumen ini terdiri dari 12 butir pertanyaan. Masing-masing 6 November 2012 butir pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin yaitu untuk poin 1 (sangat tidak setuju), poin 2 (tidak setuju), poin 3 (netral), poin 4 (setuju), poin 5 (sangat setuju). Pemahaman Good Governance Pemahaman good governance didefinisikan seberapa jauh pemahaman atas konsep tata kelola perusahaan yang baik oleh para auditor. Instrumen pemahaman atas good governance diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Indonesian Institute of Corporate Governance diukur dengan empat indikator variabel yaitu: prinsip keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban (Trisnaningsih 2007). Instrumen ini terdiri dari 8 butir pertanyaan. Masing-masing butir pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin yaitu untuk poin 1 (sangat tidak setuju), poin 2 (tidak setuju), poin 3 (netral), poin 4 (setuju), poin 5 (sangat setuju). Independensi Auditor Independensi auditor merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit. Variabel independensi auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan Mautz dan Sharaf (1961, 206) dalam Trisnaningsih (2007) yaitu: independensi penyusunan program, independensi investigatif, dan independensi pelaporan. Instrumen ISSN: 1410 -9875 ini terdiri dari 11 butir pertanyaan. Masing-masing butir pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin yaitu untuk poin 1 (sangat tidak setuju), poin 2 (tidak setuju), poin 3 (netral), poin 4 (setuju), poin 5 (sangat setuju). Kinerja Auditor Kinerja auditor adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya, dan menjadi salah satu tolok ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya (Kalbers dan Fogarty 1995 dalam Fanani et al. 2008). Instrumen ini terdiri dari 7 butir pertanyaan. Masing-masing butir pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin. Poin 1 (sangat tidak setuju), poin 2 (tidak setuju), poin 3 (ragu-ragu), poin 4 (setuju), poin 5 (sangat setuju). Penelitian ini menggunakan model regresi untuk menguji hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut: Y=b0+b1SA+b2KP+b3BO+b4KO+b5GG+ b6IA+℮ Dengan keterangan: Y= besarnya nilai variabel kinerja auditor, bo:besarnya nilai konstanta tetap, SA= besarnya nilai variabel struktur audit, KP= besarnya nilai variabel konflik peran, BO= besarnya nilai variabel budaya organisasi, KO= besarnya nilai variabel komitmen organisasi, GG= besarnya nilai variabel pemahaman good governance, IA= besarnya nilai variabel independensi auditor, ℮= error (variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model). Tike Kartika HASIL PENELITIAN Berikut ini merupakan hasil dari setiap uji yang dilakukan atas sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Uji Statistik deskriptif Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada lampiran. Uji Validitas Hasil uji validitas menunjukkan bahwa setiap butir pertanyaan atas variabel-variabel yang diuji, mempunyai nilai sig lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti setiap pertanyaan tersebut adalah valid. Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach's Alpha atas setiap variabel adalah diatas 0,7. Kesimpulannya adalah bahwa seluruh pertanyaan dari variabelvariabel tersebut merupakan reliabel. Uji Normalitas Residual Hasil uji normalitas adalah dalam Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai sebesar 0,660 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan variabel-variabel dalam penelitian ini berdistribusi secara normal. Uji Multikolinearitas Hasil uji multikolinearitas telah menunjukkan bahwa masingmasing variabel mempunyai nilai tolerance di atas 0,1 dan nilai untuk VIF dibawah angka 10, maka model regresi dalam penelitian ini dapat di simpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. 7 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini terindikasi masalah heteroskedastisitas, karena terdapat variabel komitmen organisasi dan independensi auditor yaitu yang memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,05). Uji F Tabel 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji t Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi menggunakan uji Bruesch-Godfrey. Nilai signifikansi residual pada penelitian ini adalah 0,016 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti terjadi autokorelasi atau terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji R dan Uji Adjusted R2 Hasil Uji R yang ditunjukkan pada tabel adalah sebesar 0.509 yang dapat diartikan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat dan positif. Nilai adjusted R2 yang terdapat dalam tabel adalah sebesar 0.216 yang artinya besarnya variasi dari variabel dependen (Kinerja Auditor) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (Struktur Audit, Konflik Peran, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Pemahaman Good Governance, dan Independensi Auditor) adalah sebesar 21,60% dan sisanya 78,40% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi ini. 8 November 2012 Nilai Sig F yaitu sebesar 0.000 lebih kecil dari nilai Alpha (0,05). Kesimpulan yang dapat diambil dari model regresi dalam penelitian ini adalah seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen dan model ini fit dengan data penelitian serta layak untuk digunakan. Variabel struktur audit memiliki nilai Sig. 0,007 yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima, yang menunjukkan bahwa struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor. Penggunaan struktur audit dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor. Variabel konfik peran memiliki nilai Sig. 0,00 yang berarti lebih kecil dibandingkan signifikansi sebesar 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha2 diterima, yang menunjukan bahwa konflik peran berpengaruh terhadap kinerja auditor. Konflik peran yang merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh auditor yang timbul karena adanya dua rangkaian tuntutan yang bertentangan sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman dalam bekerja secara potensial bisa menurunkan motivasi kerja, sehingga bisa menurunkan kinerja secara keseluruhan. Variabel budaya organisasi memiliki nilai Sig. sebesar 0,236 yang berarti lebih besar dibandingkan dengan tingkat ISSN: 1410 -9875 signifikansi sebesar 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha3 tidak dapat diterima, yang menunjukkan bahwa budaya organisasi tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini disebabkan auditor yang tidak memiliki komitmen terhadap tempat dia bekerja maka auditor tersebut sulit untuk menerapkan budaya organisasi di tempat dia bekerja. Variabel komitmen organisasi memiliki nilai Sig. sebesar 0,012 yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha4 dapat diterima, yang menunjukkan bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa seorang auditor yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi dimana dia bekerja, maka akan timbul rasa memiliki terhadap organisasi sehingga dia akan merasa senang dalam bekerja dan dia akan bekerja sebaik mungkin untuk organisasinya tersebut sehingga kinerjanya akan meningkat. Variabel pemahaman good governance memiliki nilai Sig. 0,324 yang berarti lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Oleh karena itu Ha5 tidak diterima, yang menunjukkan bahwa pemahaman good governance tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa baik atau kurangnya pemahaman auditor tentang pemahaman good governance tidak akan mempengaruhi secara langsung kinerja auditor pada KAP tersebut. Tike Kartika Variabel independensi auditor memiliki nilai Sig. 0,158 yang berarti lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha6 tidak diterima, yang menunjukkan bahwa independensi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja seorang auditor. Hal ini menunjukkan independensi auditor tidak mampu menjelaskan secara kuat keragaman yang ada pada kinerja auditor. PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa struktur audit, konflik peran, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor, sedangkan budaya organisasi, pemahaman good governance, dan independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Keterbatasan penelitian ini adalah (1) Pengisian kuesioner hanya pada responden pada jabatan junior auditor dan senior auditor. (2) Terdapat dua variabel yang tidak memenuhi uji asumsi klasik untuk uji heteroskedastisitas, yaitu komitmen organisasi dan independensi auditor serta terjadi autokorelasi. (3) variabel-variabel independen yang digunakan merupakan faktor eksternal saja Rekomendasi yang dapat penulis berikan adalah (1) Pengisian kuesioner diperluas dengan responden yang memiliki jabatan seperti manajer dan partner. (2) Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah sampel untuk menghindari 9 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 terjadinya heteroskedastisitas dan autokorelasi. (3) Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah November 2012 jumlah variabel independen yang mencakup faktor internal yang mempengaruhi kinerja auditor. REFERENSI: Agustina, Lidya. 2009. Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor (Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik yang Bemitra dengan Kantor Akuntan Publik Big Four di Wilayah DKI Jakarta). Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No.1, halaman 40-69. Amilin dan Ulfah Apriani. 2009. Analisis Pengaruh Orientasi Profesional terhadap Kinerja Auditor Konflik Peran sebagai Variabel Interverning. Jurnal Ilmiah ESAI Vol. 3, No. 2, halaman 420-427. Asih, Rike D. 2006. Pengaruh Interaksi Locus of Control Auditor dan Struktur Audit terhadap Kinerja Auditor (Studi pada KAP di Kota Surabaya dan Malang). Jurnal Ilmiah Bidang Manajemen & Akuntansi, Vol. 3, No. 2, Hlm. 121-143. Assegaf, Yasmin U,. 2005. Pengaruh Konflik Peran dan Stress Kerja terhadap Komitmen Organisasi (Studi pada Akuntan Publik dan Akuntan Pemerintah di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005). Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 5, No. 2, Hlm. 91-106. Bowrin, Anthony R. 1998. Review and Synthesis of Audit Structure Literature. Journal of Accounting Literature, Vol. 17: 40-71. Cahyono, Dwi dan Ghozali, Imam, 2002. Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasi dan Konflik Peran terhadap Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi: Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 3, Hlm. 341-364. Castellani, Justinia. 2008. Pengaruh Kompetensi dan Indepedensi Auditor pada Kualitas Audit. Trikomonika Vol.7, No. 2, halaman 123-132 Dewi, Amilin R,. 2008. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik dengan Role Stress Variabel Moderating. JAAI, Vol. 12, No. 1, Hlm. 13-24. Fanani, Zaenal, Hanif Rheny A, dan Subroto. 2008. Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 5, No 2, Hlm. 139-155. Fisher, Richard T,. 2001. Role Stress a Type of Behavior Pattern and External Auditor Job Satisfaction and Performance. Behavioral Research in Accounting, Vol. 13: 134-170. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisa Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, edisi 5. Semarang: Universitas Diponegoro. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama, Edisi Pertama. Yogyakarta:BPFE. Jogiyanto. 2011. Survei Pedoman Kuesioner: Pengembangan Kuesioner Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon, edisi 2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 10 ISSN: 1410 -9875 Tike Kartika Karsono. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja dengan Motivasi dan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Pemediasi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 8, No.2, halaman 151-164. Kawet, Lotje. 2005. Analisis tentang Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Prestasi Kerja. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 3, No. 3, halaman 197203. Khikmah, Siti Noor dan Sinung, Didik. 2008. Pengaruh Gaya kepemimpinan, Kultur Organisasi, dan Struktur Audit terhadap Komunikasi dalam Tim Audit. Jurnal bisnis dan ekonomi, Vol. 6, No. 2, Hlm. 189-196. Lawalata, Josina., Darwis Said, dan Mediaty. 2011. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kpemimpinan, dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. (Studi Empiris pada KAP di Makassar). Jurnal Ekonomi November, halaman 1-9. Meutia, Inten. 2004. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba Untuk KAP big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset akuntansi Indonesia Vol.7 No. 3, halaman 333-350. Muhamad, Rifqi. 2005. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Komunikasi dalam Tim Audit. JAAI Vol. 9 No. 2, halaman 167-187. Murtanto dan Melva Djasmin. 2005. Analisa Hubungan Tindakan Supervisi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Individual Akuntan Yunior di KAP dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 7 No. 1, halaman 84- 109. Ramadhan, Syaril. 2011. Analisa Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran dan Pemahaman Good Governance terhadap Kinerja Auditor pada KAP di Jakarta. Jurnal Ilmiah AKTIVA, Vol. 4, No. 7, Hlm. 1-26. Rozikin, Zainur. 2008. Analisa Pengaruh Karakteristik Budaya Organisasi terhadap kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 6, No.1, halaman 155-163. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo Setyabudi, Muriman Chairul., M.S Idrus, Armanu Thoyib, dan Margono. 2008. Pengaruh Budaya Organisasi dan Stres terhadap Komitmen Organisasi dan kepuasan Kerja (Studi di Kepolisian Negara RI Sektor, Kepolisian Negara RI Daerah Jawa Timur). Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 6, No.1, halaman 257-27. Trisnaningsih, Sri, 2003. Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja Auditor: Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 6, No. 2, Hlm. 199-216. Trisnaningsih, Sri, 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya 11 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X, Hlm. 1-56. Yuskar dan Devisia, Selly. 2011. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Pemahaman Good Governance, Integritas Auditor, Budaya Organisasi, dan Etos Kerja terhadap Kinerja Auditor. Symposium Nasional Akuntansi XIV Aceh, Hlm. 1-21. 12 ISSN: 1410 -9875 Tike Kartika Struktur Audit Konflik Peran Budaya Organisasi Kinerja Auditor Komitmen Organisasi Pemahaman Good Governance Independensi Auditor Gambar 1 Model Penelitian Tabel 1 Gambaran Pengumpulan Kuisioner Keterangan Kuisioner yang disebarkan Kuisioner yang kembali Kusioner yang memenuhi criteria Jumlah 180 147 110 Persentase 100% 87% 64% Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel N Valid Missing Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum SA KP GG 110 110 110 0 0 0 20,21 18,79 35,25 20,00 18,00 35,00 20 16 32(a) 2,366 5,935 3,362 14 8 28 25 32 40 BO 110 0 26,90 28,00 31 4,798 8 36 KO 110 0 39,56 40,00 36 7,767 16 56 IA KA 110 110 0 0 39,34 24,03 40,00 24,00 41 24(a) 5,509 3,352 19 11 51 31 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5 Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel Independen- Bivariate Pearson Nilai Pearson Valid / Tidak Butir Pertanyaan Nilai Asyp. Sig Correlation Valid SA1 0,710 0,00 VALID SA2 0,668 0,00 VALID SA3 0,731 0,00 VALID SA4 0,751 0,00 VALID 13 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Butir Pertanyaan SA5 KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 BO1 BO2 BO3 BO4 BO5 BO6 BO7 BO8 KO1 KO2 KO3 KO4 KO5 KO6 KO7 KO8 KO9 KO10 KO11 KO12 GG1 GG2 GG3 GG4 GG5 GG6 GG7 GG8 IA1 IA2 IA3 IA4 IA5 IA6 IA7 14 Nilai Pearson Correlation 0,740 0,569 0,714 0,742 0,717 0,734 0,563 0,652 0,719 0,806 0,893 0,768 0,682 0,814 0,484 0,696 0,778 0,697 0,692 0,721 0,720 0,775 0,429 0,568 0,742 0,807 0,792 0,727 0,716 0,726 0,737 0,710 0,801 0,783 0,787 0,788 0,382 0,709 0,685 0,758 0,541 -0,426 0,720 0,789 Nilai Asyp. Sig 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 November 2012 Valid / Tidak Valid VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID ISSN: 1410 -9875 Butir Pertanyaan IA8 IA9 IA10 IA11 KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 Tike Kartika Nilai Pearson Correlation 0,687 0,754 0,721 0,726 0,703 0,721 0,628 0,739 0,583 0,716 0,368 Nilai Asyp. Sig 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Valid / Tidak Valid VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5 Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas-Variabel Independen dan Dependen Variabel Struktur Audit Konflik peran Pemahaman Governance Budaya Organisasi Komitmen Organisasi Independensi Auditor Kinerja Auditor Good Cronbach’s Alpha 0,7683 0,8281 0,8661 Keterangan 0,8836 0,9052 0,8100 0,7421 RELIABEL RELIABEL RELIABEL RELIABEL RELIABEL RELIABEL RELIABEL Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5 Tabel 5 Hasil Uji Normalitas N Normal Parameters (a,b) Most Extreme Difference Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviasi Absolute Positive Negative Unstandardized Residual 110 0,00000000 2,88576479 0,070 0,050 -0,70 0,731 0,660 Nilai Asymp. Sig = 0,660> 0,05 maka data berdistribusi normal Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5 15 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Model Struktur Audit Konflik Peran Pemahaman Good Governance Budaya Organisasi Komitmen Organisasi Independensi Auditor November 2012 Tabel 6 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Kesimpulan Statistic Tollerance VIF 0,657 1,521 Tidak terjadi multikolinearitas 0,715 1.398 Tidak terjadi multikolinearitas 0,578 1,731 Tidak terjadi multikolinearitas 0,986 1,015 Tidak terjadi multikolinearitas 0,874 1,114 Tidak terjadi multikolinearitas 0,892 1,121 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5 Tabel 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas – Uji Glejser Model (Constant) T 1,002 Sig. 0,319 Struktur Audit 0,548 0,585 Konflik Peran -1,791 0,076 Pemahaman Good Governance Budaya Organisasi Komitmen Organisasi Independensi Auditor 0,454 0,651 -0,345 0,731 2,020 0,046 Tidak terjadi heteroskedastisitas Terjadi heteroskedastisitas -2,642 0,010 Terjadi heteroskedastisitas Variabel Dependen: Kinerja Auditor Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5 16 Kesimpulan Tidak heteroskedastisitas Tidak heteroskedastisitas Tidak heteroskedastisitas Tidak heteroskedastisitas terjadi terjadi terjadi terjadi ISSN: 1410 -9875 Tike Kartika Tabel 8 Hasil Uji Autokorelasi- Uji BrueschGodfrey Coefficients(a) Model 1 Sig. (Constant) SA_TOTAL KP_TOTAL GG_TOTAL BO_TOTAL KO_TOTAL IA_TOTAL RES_2 0,909 0,808 0,977 0,939 0,804 0,898 0,645 0,016 Variabel Dependen: Unstandardized Residual Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5 Tabel 9 Hasil Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi Model R Adjusted R Square 1 0,509(a) 0,216 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5 Tabel 10 Hasil Uji Signifikansi(Uji F) ANOVA(b) Model 1 Regresi F 5,999 Sig. 0,000(a) Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5 Tabel 11 Hasil Uji Parameter Individual (Uji t) Coefficients(a) 1 Model (Constant) SA_TOTAL KP_TOTAL GG_TOTAL BO_TOTAL KO_TOTAL IA_TOTAL B 6,796 ,409 ,208 -,110 ,071 ,101 ,078 T 1,310 2,760 3,681 -,992 1,192 2,570 1,423 Sig. 0,193 0,007 0,000 0,324 0,236 0,012 0,158 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 11.5 17 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 KUISIONER PENELITIAN “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR” IDENTITAS RESPONDEN Mohon tandai jawaban yang paling tepat untuk tiap pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada kotak yang tersedia Nama KAP Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Lama Bekerja Jabatan sekarang : : : : : 1) Pria 1) S1 1) < 2 tahun 1) 4)Junior Auditor 2)Wanita 2) S2 2) 2 tahun 2)Manajer 3) S3 3) > 2 tahun 3)SeniorAuditor Cara Pengisian Kuisioner Dimohon bagi auditor, Bapak/Ibu yang telah lulus S1 dan sudah bekerja minimal 2 tahun di KAP memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia (rentang nilai 1 sampai dengan 5) sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu. Setiap pertanyaan mengharapkan hanya satu jawaban. Bila tidak ada jawaban yang tepat menurut Bapak/Ibu maka pilihlah jawaban yang paling mendekati keadaan Bapak/Ibu yang sebenarnya pada pekerjaan saat ini. 1. Struktur Audit Petunjuk: 1 = sangat tidak rinci 2 = Tidak rinci No. 1. 2. 3 = Cukup 4 = Rinci Daftar Pertanyaan Seberapa rinci prosedur atau pelaksanaan audit yang dimiliki Seberapa rinci petunjuk atau instruksi mengenai apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan tugas audit 5 = Sangat rinci STR 1 TR 2 C 3 R 4 SR 5 1 2 3 4 5 Untuk pertanyaan berikut, Anda diminta untuk memilih: 1 = Tidak Pernah 3 = Kadang-kadang 5 = Sangat sering 2 = Pernah 4 = Sering No. 3. 4. 18 Daftar Pertanyaan Dalam melaksanakan tugas audit, seberapa sering anda harus mengikuti koordinasi kerja yang telah ditetapkan kantor akuntan publik tempat anda bekerja Dalam melaksanakan tugas audit seberapa TP 1 P 2 KK 3 S 4 SS 5 1 2 3 4 5 ISSN: 1410 -9875 5. Tike Kartika sering anda harus mengikuti keputusan yang telah ditetapkan kantor akuntan publik tempat anda bekerja Dalam melaksanakan tugas 2, seberapa sering anda menggunkan sekumpulan alatalat (media transformasi seperti komputer) dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi 1 2 3 4 5 2. Konflik Peran Petunjuk: 1 = Tidak Pernah 2 = Hampir Tidak Pernah No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 3 = Kadang-kadang 5 = Selalu 4 = Sering Daftar Pertanyaan Saya melakukan tugas-tugas yang harus dilakukan diluar kebiasaan dalam penugasan Saya perlu melanggar peraturan atau kebijakan KAP untuk bisa melaksanakan suatu penugasan Saya menerima penugasan dari dua atau lebih senior saling bertentangan secara prinsip Saya melakukan penugasan yang mungkin ditolak orang lain Saya melakukan perkejaan dalam penugasan yang sebenarnya menurut saya tidak perlu Dalam menjalankan aktifitas, saya bekerja dengan dua tim kerja atau lebih dengan cara kerja yang berbeda-beda Saya menerima penugasan tanpa didukung SDM yang memadai Saya menerima penugasan tanpa sumber daya yang cukup TP 1 HTP 2 KK 3 S 4 SL 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 3. Pemahaman Good Governance Petunjuk: 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju No. 1. Akuntan pendapat 3 = Netral 4 = Setuju Daftar Pertanyaan publik dalam memberikan mengenai kewajaran laporan 5 = Sangat setuju STS 1 TS 2 N 3 S 4 SS 5 19 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 2. 3. 4. 5. 6. 7 8 keuangan yang diperiksa, harus bersikap independen dan menegakkan keadilan terhadap kepentingan klien, pemakai laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan akuntan publik itu sendiri. Akuntan publik yang berprofesi sebagai auditor, selama melaksanakan pemeriksaan hendaknya bersikap adil dalam hal pembagian tugas antar sesama rekan kerja seprofesi Akuntan publik hendaknya berusaha untuk selalu transparansi terhadap informani laporan keuangan klien yang diaudit Akuntan publik senantiasa menjelaskan peran dan tanggungjawabnya dalam pelaksanaan pemeriksaan dan kedisiplinan dalam melengkapi pekerjaan, juga pelaporan Akuntan publik senantiasa menjelaskan peran dan tanggung jawabnya dalam pelaksanaan pemeriksaan dan kedisiplinan dalam melengkapi pekerjaan, juga pelaporan Akuntan publik dalam menjalankan tugasnya harus mempertahankan integritas, objektivitas dan independensi Akuntan publik selama menjalankan profesinya memastikan dipatuhinya prinsip akuntansi yang berlaku umum dan berpedoman pada Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) Akuntan publik dalam menjalankan profesinya sebagai auditor, harus mentaati aturan etika profesi November 2012 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 S 4 SS 5 4. Budaya organisasi Petunjuk: 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju No. 1. 20 3 = Netral 4 = Setuju Daftar Pertanyaan Organisasi di tempat saya bekerja, keputusan penting lebih sering dibuat oleh individu daripada secara kelompok 5 = Sangat setuju STS 1 TS 2 N 3 ISSN: 1410 -9875 No. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 Tike Kartika Daftar Pertanyaan Di tempat saya bekerja, saya lebih tertarik pada hasil pekerjaandibandingkan dengan orang yang mengerjakannya Organisasi di tempat saya bekerja, keputusan lebih sering dibuat oleh bawahan Para pimpinan di tempat saya bekerja, cenderung mempertahankan pegawai yang berprestasi Organisasi di tempat saya bekerja, perubahan-perubahan ditentukan berdasarkan surat keputusan pimpinan STS 1 TS 2 N 3 S 4 SS 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Organisasi di tempat saya bekerja, pimpinan memberikan petunjuk kerja yang jelas kepada pegawai baru Organisasi di tempat saya bekerja, mempunyai ikatan tertentu dengan masyarakat di sekitar perusahaan Organisasi di tempat saya bekerja, peduli terhadap masalah pribadi pegawai 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 5. Komitmen Organisasi Petunjuk: 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 3 = Netral 4 = Setuju Daftar Pertanyaan Saya merasa ikut memiliki organisasi di tempat saya bekerja Saya merasa terikat secara emosional dengan organisasi di tempat saya bekerja Organisasi di tempat saya bekerja sangat berarti bagi saya. Saya merasa menjadi bagian dari organisasi di tempat saya bekerja. Saya merasa masalah organisasi di tempat saya bekerja juga seperti masalah saya. Saya sulit terikat dengan organisasi lain seperti organisasi di tempat saya bekerja. Saya mau berusaha di atas batas normal untuk mensukseskan perusahaan di tempat saya bekerja Saat ini saya tetap tinggal di perusahaan karena komitmen terhadap organisasi. 5 = Sangat setuju STS 1 TS 2 N 3 S 4 SS 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 21 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 No. 9. 10. 11. 12. Daftar Pertanyaan Alasan utama saya tetap bekerja di perusahaan ini adalah karena loyalitas terhadap perusahaan Saya merasa tidak komitmen jika meninggalkan organisasi di tempat saya bekerja Saya merasa tidak profesional jika meninggalkan pekerjaan di tempat saya bekerja Saya merasa tidak loyalitas terhadap organisasi jika saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan saya November 2012 STS 1 TS 2 N 3 S 4 SS 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6. Independensi Auditor Petunjuk: 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju No. 1. 2. 3. 4. 5. 6 22 3 = Netral 4 = Setuju Daftar Pertanyaan Penyusunan program audit bebas dari campur tangan pimpinan untuk menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang diperiksa Penyusunan program audit bebas dari campur tangan atau suatu sikap tidak mau bekerjasama mengenai penerapan prosedur yang dipilih Penyusunan program audit bebas dari usaha-usaha pihak lain terhadap subyek pekerjaan pemeriksaan selain untuk proses pemeriksaan yang disediakan Pemeriksaan langsung dan bebas mengakses semua buku-buku, catatan-catatan, pejabat dan karyawan perusahaan, serta sumber informasi lain yang berhubungan dengan kegiatan, kewajiban-kewajiban, dan sumber-sumber bisnis Pelaksanaan pemeriksaan aktif bekerjasama dengan pribadi manajerial selama proses pemeriksaan akuntan Pemeriksaan bebas dari usaha-usaha manajerial untuk menentukan atau menunjuk kegiatan yang akan diperiksa 5 = Sangat setuju STS 1 TS 2 N 3 S 4 SS 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 ISSN: 1410 -9875 Tike Kartika atau untuk menentukan dapat diterimanya masalah pembuktian Pemeriksaan bebas dari kepentingan pribadi atau hubungan yang membatasi pemeriksaan pada kegiatan catatan, orangorang tertentu yang seharusnya tercakup dalam pemeriksaan Pelaporan bebas dari perasaan kewajiban untuk memodifikasi pengaruh fakta-fakta yang dilaporkan pada pihak tertentu Pelaporan menghindari praktek untuk meniadakan persoalan penting dari laporan formal ke laporan informal bentuk tertentu yang disenangi Pelaporan menghindari bahasa atau istilahistilah yang mendua arti secara sengaja atau tidak dalam pelaporan fakta-fakta, pendapat, rekomendasi, serta dalam penafsirannya Pelaporan bebas dari usaha tertentu untuk mengesampingkan pertimbangan akuntan pemeriksa terhadap isi laporan pemeriksaan, baik fakta maupun pendapatnya 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 7. Kinerja Auditor Petunjuk: 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju No. 1. 2. 3. 4. 5. 3 = Netral 4 = Setuju Daftar Pertanyaan Saya mampu menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam suatu periode waktu tertentu dibandingkan dengan rekan saya yang lain Saya selalu memberikan usulan konstruktif kepada supervisor mengenai bagaimana seharusnya pekerjaan audit dilakukan Hasil pekerjaan saya selalu dinilai sangat bagus Saya menemukan cara untuk meningkatkan prosedur audit Saya menilai kinerja saya paling tinggi 5 = Sangat setuju STS 1 TS 2 N 3 S 4 SS 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 23 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 No. 6. 7. Daftar Pertanyaan dibandingkan dengan auditor yang lain yang setingkat dengan saya Hasil pekerjaan saya menyebabkan saya dihargai oleh teman-teman saya Mempertahankan dan memperbaiki hubungan dengan klien merupakan bagian penting dari pekerjaan saya November 2012 STS TS N S SS 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Terima kasih atas waktu dan kesediaan Anda mengisi kuisioner ini. 24 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 25-36 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TJHAI FUNG JIN dan DICKY SUPRIATNA STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purpose of this research is to find the influence of tangibility, firm size, return on assets, profit margin on sales, depreciation to total assets, depreciation over operatimg profit, business risk, and liquidity on capital structure. The measurement of capital structure in this research is leverage. Leverage divided total liabilities to total assets. Data population of this research were all companies listed in Indonesia Stock Exchange. The data were taken from manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange for three years period. The period of this research is 2008 until 2010. The sample selection was based on purposive sampling with 76 companies with 228 data taken as sample. The research used regression for examining variables that influence firm performance. The result of this research indicate that tangibility, firm size, return on assetsand liquidity have any influence on capital structure, whileprofit margin on sales, depreciation to total assets, depreciation over operatimg profit and business riskhave no influence on capital structure. Keywords: Tangibility, Firm Size, Return on Assets, Profit Margin on Sales, Depreciation to Total Assets, Depreciation over Operatimg Profit, Business Risk, Liquidity, Capital Structure PENDAHULUAN dalam menjaga kelangsungan hidupnnya. Perusahaan berskala kecil, menengah, bahkan besar sekalipun memerlukan modal dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Perusahaan melakukan berbagai upaya dalam mencapai struktur modal yang ideal. Penarikan dana dari luar dapat menjadi alternatif untuk menambah modal yang diperlukan perusahaan Struktur modal yang optimal mencerminkan komposisi seimbang dalam pendanaan Persaingan bisnis antar perusahaan, dalam industri yang sama atau berbeda, menuntut perusahaan untuk memaksimalkan aktivitas internalnya dibidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan keuangan. Hal ini dilakukan, agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan yang dihadapi. Struktur modal merupakan salah satu bahan pertimbangan utama perusahaan 25 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 kegiatan operasional perusahaan, yang mengatur antara penggunaan hutang dan ekuitas. Keputusan pendanaan yang efisien memiliki kemampuan meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti perihal variabelvariabel yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Variabel-variabel tersebut yaitu tangibility, ukuran perusahaan, return on assets, profit margin on sales, depreciation to total assets, depreciation over operating profit, risiko bisnis, dan likuiditas. Penelitian ini menggunakan objek perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2008 sampai dengan tahun 2010. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Modigliani–Miller (MM) Inti dari teori ini adalah tidak ada rasio hutang yang optimal dan rasio hutang tidak dapat menjelaskan nilai perusahaan. Pernyataan Joni dan Lina (2010) bahwa teori ini dianggap kurang relevan karena pada kenyataanya terdapat pengurangan pajak penghasilan atas penggunaan hutang berupa beban bunga, kondisi pasar dengan asimetri informasi, serta adanya biaya kebangkrutan dalam pasar modal. Teori Trade Off Teori ini merupakan penjabaran dari Dalil MM I yang menjelaskan adanya hubungan antara pajak, risiko kebangkrutan 26 November 2012 dan penggunaan hutang yang disebabkan keputusan struktur modal yang diambil perusahaan. Teori trade-off menyatakan bahwa struktur modal optimal akan tercapai bila manfaat nilai tambah dari penggunaan hutang yang berupa penghematan pajak dapat menutupi biaya financial distress sehubungan dengan penggunaan hutang (Bradley et al., 1984) dalam Murhadi (2011). Teori Pecking Order Teori ini menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai penggunaan dana internal daripada eksternal dalam rangka membiayai pengembangan usahanya (Murhadi, 2011). Urutan penggunaan sumber pendanaan dengan mengacu pada pecking order theory adalah internal fund (dana internal), debt (hutang), dan equity (modal sendiri). Laba ditahan adalah bagian dari keuntungan perusahaan setelah dipotong pajak penghasilan, yang tidak dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Kelemahan dari laba ditahan yaitu tergantung dari jumlah laba perusahaan yang berfluktuasi dan tidak dapat diprediksikan dengan pasti. Teori Agency Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976, yang berpendapat bahwa hubungan agency yang timbul, dimana karena adanya kontrak antara pihak satu (the principal) dengan pihak lain (the agent) untuk bertindak sesuai kepentingan prinsipal (Godfrey et al. 2010, 362). ISSN: 1410 -9875 Teori Signalling Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 1999) dalam Prabansari dan Hadri (2005) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Tjhai Fung Jin dan Dicky Supriatna leverage sebagai proksi struktur modal perusahaan. Beberapa penelitian yang mendukung pendapat tersebut antara lain dilakukan oleh Utami (2009), Joni dan Lina (2010), Murhadi (2011), Yeniatie dan Destriana (2010). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Seftianne (2011), yang menunjukan adanya pengaruh negatif antara tangibility dengan leverage sebagai proksi struktur modal perusahaan. Pendapat lain menunjukan hasil sebaliknya, dimana tangibility tidak berpengaruh terhadap struktur modal, hal ini dibuktikan oleh penelitian Furi dan Saifudin (2012). Struktur Modal Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1997) dalam Utami (2009), struktur modal adalah penentuan kebijaksanaan struktur keuangan mengenai pembelanjaan perusahaan. Struktur atau komposisi modal harus diatur sedemikian rupa sehingga terjamin stabilitas finansial perusahaan. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah dan komposisi modal dari tiap-tiap perusahaan, tetapi pada dasarnya pengaturan terhadap struktur modal dalam perusahaan harus didasarkan pada tercapainya stabilitas finansial dan terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan. Rasio leverage, yaitu total hutang terhadap total aset (Teker et al., 2009) menjadi salah satu proksi struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini. Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Teker et al. (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap leverage yang merupakan proksi struktur modal. Hasil tersebut sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ramlall (2009), Joni dan Lina (2010) dan Utami (2009) yang menggunakan rasio total hutang jangka panjang terhadap total aset sebagai proksi struktur modal. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Furi dan Saifudin (2012), Murhadi (2011) dan Seftianne (2011), ukuran perusahaan dinyatakan memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Tangibility terhadap Struktur Modal Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Teker et al. (2009) menunjukan adanya pengaruh positif antara tangibility dengan Return on Assets terhadap Struktur Modal Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Teker et al. (2009) menyatakan adanya hubungan positif antara ROA dan leverage 27 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 sebagai proksi struktur modal. Sesuai dengan penelitian Seftianne (2011) bahwa semakin besar profitabilitas perusahaan, maka semakin besar struktur modal. Hasil berbeda terdapat dalam penelitian Ruslim (2009), Joni dan Lina (2010), Murhadi (2011) yang menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal. Profit Margin on Sales terhadap Struktur Modal Penelitian yang dilakukan oleh Teker et al. (2009) menyatakan adanya hubungan negatif antara profit margin on sales dan leverage sebagai proksi struktur modal. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Firnanti (2011). Sebaliknya menurut Utami (2009), Margaretha dan Ramadhan (2010), faktor profitabilitas sebagai tolak ukur atas profit on margin sales memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Furi dan Saifudin (2012) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara net profit margin sebagai proksi profitabilitas terhadap struktur modal. Depreciation to Total Assets terhadap Struktur Modal Penelitian yang dilakukan oleh Teker et al. (2009) menyatakan adanya hubungan negatif antara depreciation to total assets dan leverage sebagai proksi struktur modal, hal ini didukung oleh penelitian Huang dan Song (2002). Hubungan positif ditemukan dalam penelitian Murhadi (2011) dengan debt to equity ratio sebagai 28 November 2012 proksi struktur modal dan Datta dan Argawal (2009). Berbeda pendapat dengan penelitian Bauer (2004) dan Margaretha dan Ramadhan (2010) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara depreciation to total assets dan struktur modal. Depreciation Over Operating Profit terhadap Struktur Modal Penelitian Teker et al. (2009) menyatakan tidak adanya hubungan antara depreciation over operating profit dan leverage sebagai proksi struktur modal. Pendapat tersebut didukung penelitian yang dilakukan oleh Ramlall (2009) dan Margaretha dan Ramadhan (2010). Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan Firnanti (2011), yang menyatakan bahwa risiko bisnis tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Beberapa penelitian oleh Joni dan Lina (2010) dan Utami (2009), Seftianne (2011), serta Furi dan Saifudin (2012) menyatakan hal yang sama. Berbeda dengan penelitian Rachmawardani (2007), yang menyimpulkan bahwa risiko bisnis berpengaruh positif terhadap struktur modal. Likuiditas terhadap Struktur Modal Mengacu pada penelitian Hestuningrum (2012), terdapat pengaruh negatif antara likuiditas dan struktur modal. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Margaretha dan Ramadhan (2010) dan Ramlall (2009) menyatakan bahwa likuiditas memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Berbeda ISSN: 1410 -9875 Tjhai Fung Jin dan Dicky Supriatna pendapat dengan Furi dan Saifudin (2012) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. METODA PENELITIAN Metoda Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan objek perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Pengambilan sampel ini menggunakan metode purposive sampling. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Struktur Modal Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal, dimana diproksikan dengan pengukuran leverage. Leverage (L) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penggunaan total liabilitas terhadap pendanaan total aset mengacu pada penelitian Teker et al. (2009). Total Liabilitas L= Total Assets Tangibility Tangibility menunjukan adanya efek kolateral suatu aset yang dapat dijadikan jaminan atas pinjaman perusahaan. Pengukuran pada variabel ini menggunakan skala rasio dengan membagi aset tetap dengan total aset (Teker et al. 2009) sebagai berikut: Tangibility = Fixed Assets Total Assets Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan.. Variabel ukuran perusahaan merupakan data yang berskala. Mengacu pada penelitian Teker et al. (2009), ukuran perusahaan diukur menggunakan logaritma natural dari penjualan bersih sebagai berikut: Ukuran Perusahaan= ln (net sales) Return on Assets Return on assets mencerminkan seberapa besar kontribusi aset perusahaan dalam menghasilkan laba. Pengukuran return on assets menggunakan skala rasio dengan membandingkan variabel EAT (earning after tax) dengan total assets (Teker et al. 2009). EAT (earning after tax) adalah total laba yang didapatkan perusahaan setelah dikurangi dengan pajak, sedangkan total aset terdiri dari aset lancar dan aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Return on Assets = Earning After Tax Total Assets Profit Margin on Sales Profit margin on sales merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan setelah dikurangi dengan biaya operasi yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan . Teker et al. (2009) mengukur profit margin on sales dengan membagi operating income dengan total sales. Perhitungan ini menggunakan skala rasio, sebagai berikut: Profit margin on sales = Operating Income Total Sales 29 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Depreciation to Total Assets Depreciation to total assets merupakan proksi dari non-debt tax shields yang diukur dengan membandingkan antara biaya depresiasi dengan total aset (Teker et al. 2009). Pengukuran menggunakan skala rasio sebagai berikut: Depreciation to total assets = Depreciation Expense Total Assets Depreciation over Operating Profit Depreciation over operating profit adalah proksi lain atas nondebt tax shields. Pengukuran proksi ini menggunakan skala rasio dengan membandingkan antara biaya depresiasi terhadap laba operasi (Teker et al. 2009) sebagai berikut: November 2012 perubahan berikut: penjualan sebagai %∆EBIT Risiko Bisnis= %∆Sales Likuiditas Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam membayar hutang jangka pendek yang telah jatuh tempo dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan (Hestuningrum, 2012), likuiditas diukur menggunakan hasil bagi antara aset lancar terhadap kewajiban jangka pendek. Pengukuran ini menggunakan skala rasio, sebagai berikut: %∆EBIT Risiko Bisnis= Depreciation over operating = profit %∆Sales Depreciation Expense Operating Profit HASIL PENELITIAN Risiko Bisnis Risiko bisnis merupakan variabel yang berskala rasio. Mengacu pada penelitian Firnanti (2011) proksi risiko bisnis diukur dengan membagi persentase perubahan laba sebelum bunga dan pajak terhadap persentase Gambaran Umum Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan kriteriakriteria tertentu. Prosedur pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Kriteria Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2010 Perusahaan manufaktur yang tidak memperoleh laba Perusahaan manufaktur yang tidak 30 Jumlah Perusahaan 125 Jumlah Data 375 (26) (78) (18) (54) ISSN: 1410 -9875 Tjhai Fung Jin dan Dicky Supriatna Kriteria Jumlah Perusahaan Jumlah Data (5) (15) 76 228 menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah Jumlah sampel Hasil Penelitian Hasil pengujian statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif N DAR TANG SIZE ROA PMOS DTA DOP 228 228 228 228 228 228 228 Minimum .094303295 .0110423780 24.809568 .0006630017 -.0314449330 .0000310707 16.0854930000 RISK 228 -73.746970000 CR 228 .52494020 Sumber: Pengolahan Data SPSS Maximum Mean Std. Deviation 3.209999300 .7879993300 32.867744 .4161996000 .4741686300 .0791359000 122.228060000 0 109.555010000 11.74281700 .45589522007 .333109868857 28.01456729 .099744725427 .110879864784 .029693321606 1.474901321191 .346994630823 .1782580508240 1.622094706 .0868610528222 .0807897273575 .0154239872679 11.289356737204 1 13.659850433008 1.90997330202 Hasil Uji Normalitas Residual Uji normalitas data residual dalam penelitian menggunakan metode uji statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan 228 data. Hasil uji normalitas residual menyatakan bahwa variabel tangibility, ukuran perusahaan, return on assets, profit margin on sales, depreciation to total assets, depreciation over operating profit, risiko bisnis, dan likuiditas memiliki asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. 1.54978355264 2.4534453357 Hasil Uji Outlier Data yang digunakan dalam uji outlier ini memiliki kriteria zscore antara 3 dan -3, apabila data memiliki nilai di atas atau di bawah batas kriteria, maka data ekstrim tersebut dihilangkan dalam penelitian. Hasil uji outlier pada variabel struktur modal, tangibility, ukuran perusahaan, return on assets, profit margin on sales, depreciation to total assets, depreciation over operating profit, risiko bisnis, dan likuiditas memiliki asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak 31 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 berdistribusi normal meskipun sudah melakukan uji outlier. Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Multikolinearitas Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel independen tangibility (TANG), ukuran perusahaan (SIZE), return on assets (ROA), profit margin on sales (PMOS), depreciation to total assets (DTA), depreciation over operating profit (DOP), risiko bisnis (RISK), dan likuiditas (CR) memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari 10, sehingga tidak terjadi masalah multikolinearitas dalam penelitian. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian seperti tangibility (TANG), ukuran perusahaan (SIZE), return on assets (ROA), profit margin on sales (PMOS), depreciation to total assets (DTA), risiko bisnis (RISK), dan likuiditas (CR) memiliki nilai sig lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel-variabel tersebut. Variabel depreciation over operating profit (DOP) menunjukkan nilai sig lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas pada variabel tersebut. Hasil Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai sig Res_2 sebesar 0.814 lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian. 32 November 2012 Hasil Uji Hipotesis Hasil Analisis Koefisien Korelasi (R) Hasil uji koefisien korelasi (R) menunjukkan bahwa nilai R lebih besar dari 0.5 yaitu sebesar 0.751. Nilai R menunjukkan bahwa secara statistik hubungan antara variabel dependen leverage (DAR) dengan variabel independennya yaitu tangibility (TANG), ukuran perusahaan (SIZE), return on assets (ROA), profit margin on sales (PMOS), depreciation to total assets (DTA), depreciation over operating profit (DOP), risiko bisnis (RISK), dan likuiditas (CR) memiliki hubungan yang kuat dan positif. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R-square) Hasil uji koefisien determinasi (Adjusted R-square) dengan nilai adjusted R-square sebesar 0.546 atau 54.6%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara statistik besarnya variasi variabel dependen struktur modal dengan leverage (DAR) sebagai proksi yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam penelitian seperti, tangibility (TANG), ukuran perusahaan (SIZE), return on assets (ROA), profit margin on sales (PMOS), depreciation to total assets (DTA), depreciation over operating profit (DOP), risiko bisnis (RISK), dan likuiditas (CR) adalah sebesar 54.6%, sisanya sebesar 45.4% dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi penelitian ini. Hasil Uji F Hasil uji F menunjukkan nilai sig sebesar 0.000 < 0,05, maka ISSN: 1410 -9875 model fit atau layak digunakan dalam penelitian. Hasil Uji t Hasil uji t menunjukkan bahwa tangibility, ukuran perusahaan, return on assets dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap struktur modal (DAR), sedangkan profit margin on sales, depreciation to total assets, depreciation over operating profit, dan risiko bisnis tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal (DAR). PENUTUP Setelah melakukan penelitian mengenai pengaruh variabel tangibility, ukuran perusahaan, return on assets, profit margin on sales, depreciation to total assets, depreciation over operating profit, risiko bisnis, dan likuiditas terhadap struktur modal, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, return on assets dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap struktur modal (DAR), sedangkan profit margin on sales, depreciation to total assets, depreciation over operating profit, dan risiko bisnis tidak memiliki Tjhai Fung Jin dan Dicky Supriatna pengaruh terhadap struktur modal (DAR). Penelitian ini hanya menggunakan 3 tahun periode penelitian yaitu dari tahun 2008 hingga tahun 2010, sehingga hasilnya kurang mewakili setiap peristiwa yang terjadi sepanjang tahunnya. Penelitian ini hanya menggunakan objek penelitian dalam satu jenis industri saja yaitu perusahaan manufaktur, sehingga hasilnya kurang mewakili seluruh perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini hanya menggunakan 8 variabel independen yang mempengaruhi kinerja perusahaan, faktanya masih lebih banyak variabel independen lain yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Pada penelitian ini terdapat variabel yang mengandung heteroskedastisitas. Penelitian selanjutnya dianjurkan untuk dapat menambah periode pengamatan seperti 4 tahun pengamatan atau 5 tahun pengamatan. Penelitian selanjutnya dianjurkan untuk memasukan variabel-variabel lain yang mempengaruhi struktur modal. Penelitian selanjutnya lebih baik menambah sampel dari perusahaan nonmanufaktur, karena mungkin akan memberikan hasil yang berbeda. REFERENSI Bauer, Patrik. 2004. Determinants of Capital Structure Empirical Evidence from the Czech Republic. Czech Journal of Economics and Finance. Datta, Debabrata dan Babita Agarwal. 2009. Determinants of Capital Structure of Indian Corporate Sector inthe Period of Bull Run 2003-2007 – An Econometric Study. ICBF. 33 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 Firnanti, Friska. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 13, No 2 (Agustus). Furi, Vina Ratna dan Saifudin. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2010). JURAKSI Volume 1, No 2 (Februari). Ghozali, Imam. 2011. AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Semarang: BadanPenerbitUniversitasDiponegoro. Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutter. 2011. Principles of Managerial Finance. Edisi ke 13. Boston: Pearson Education Limited. Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton dan Scott Holmes. 2010. Accounting Theory 7th Edition. John Willey and Sons. Hestuningrum, Ratri Dian dan Darsono. 2012. Pengaruh Karateristik Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan Pemanufakturan yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia. Diponegoro Journal of Accounting Volume 1, No 1. Huang, Samuel G. H. dan Frank M. Song. 2002. The Determinants of Capital Structure: Evidence from China. School of Economics and Finance and Centre for China Financial Research (CCFR.)The University of Hong Kong. Joni dan Lina. 2010. Faktor faktor yang mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 12, No. 2 (Agustus). Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting Volume 1. IFRS Edition. United States of America: John Wiley and Sons. Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 12, No 2 (Agustus). Mowen, Maryanne M., Don R. Hansen, dan Dan L. Heitger.2011. Managerial Accounting The Cornerstone of Business Decision.Edisi ke 4. Cengage South-Western. Murhadi, Werner Ria. 2011. Determinan Struktur Modal: Studi di Asia Tenggara. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Volume 13, No 2 (September). Prabansari, Yuke dan Hadri Kusuma. 2005. Faktor faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta. SINERGI Kajian Bisnis dan Manajemen. Ramlall, Indranarain. 2009. Determinants of Capital Structure Among NonQuoted Mauritian Firms Under Specificity of Leverage: Looking for A Modified Pecking Order Theory. International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 31. Ruslim, Herman. 2009. Pengujian Struktur Modal (Teori Pecking Order): Analisis Empiris Terhadap Saham di LQ-45. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 11, No 3 (Desember). Seftianne. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 13, No 1 (April). 34 ISSN: 1410 -9875 Tjhai Fung Jin dan Dicky Supriatna Sukmantiyas, Jantu dan Salamatun Asakdiyah. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan. Teker, Dilek, Ozlem Tasseven, Ayca Tukel. 2009. Determinants of Capital Structure for Turkish Firms: A Panel Data Analysis.International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 29. Utami, Endang Sri. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur. FENOMENA Volume 7, No 1(Maret). Yeniatie dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 12, No 1 (April). 35 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Halaman ini sengaja dikosongkan 36 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 37-50 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN NON-KEUANGAN YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA RUTJI SATWIKO STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purpose of this research is to provide empirical evidence whether dividend policy, asset structure, firm growth, firm size, managerial ownership, institutional ownership, and profitability have significant influence to debt policy. Samples in this research are non-financial companies, which are listed in Indonesia Stock Exchange over the three years period from 2008 until 2010. This research uses purposive sampling method. The sample of this research consists of 87 companies that meet the criteria. This research uses multiple regresion analysis to find out the influence of all independent variables above toward debt policy. The result of the research shows that asset structure, firm size, and profitability had a significant influence on debt policy, while dividend policy, firm growth, managerial ownership, and institutional ownership had no influence. Keywords: Debt Policy, Dividend Policy, Asset Structure, Firm Growth, Firm Size, Managerial Ownership, Institutional Ownership, and Profitability. bagi perkembangan perusahaan di masa depan. Sumber dana dapat berasal dari dalam perusahaan (internal) atau luar perusahaan (eksternal). Pecking Order Hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan lebih mengutamakan penggunaan dana internal dibandingkan dana eksternal. Akan tetapi, terdapat perbedaan pendapat antara manajer perusahaan dengan para pemegang saham dalam menentukan kebijakan pendanaan yang tepat bagi perusahaan. Perbedaan pendapat inilah yang PENDAHULUAN Perusahaan dalam menjalankan usahanya mempunyai tujuan utama, yaitu mensejahterakan para pemegang saham. Tetapi, peningkatan kinerja perusahaan membutuhkan dana yang besar. Dalam memutuskan masalah pendanaan ini, perusahaan harus berhati-hati dan cermat dalam memutuskan kebijakan dana mana yang baik untuk perusahaan karena, setiap kebijakan pendanaan mempunyai risiko masing-masing yang berdampak 37 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 sering memicu konflik antara manajer perusahaan dengan para pemegang saham, yang disebut sebagai masalah keagenan (agency problem). Masalah keagenan terjadi karena manajer perusahaan dan para pemegang saham mempunyai kepentingan yang berbeda. Dimana, manajer cenderung untuk memenuhi dan melindungi kepentingan mereka terlebih dahulu dibandingkan kepentingan yang lainnya. Sedangkan, para pemegang saham menginginkan perusahaan mendapatkan laba yang besar sehingga dividen yang mereka terima juga besar. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Soesetio (2008) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, struktur aset, dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang serta beberapa penelitian lainnya sebagai bahan pendukung. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pecking Order Theory Pecking order theory dikemukakan oleh Donaldson (1961). Teori ini menjelaskan mengenai struktur pendanaan suatu perusahaan mengikuti suatu hirarki dimulai dari sumber dana termurah, dana internal hingga saham sebagai sumber terakhir (Indahningrum dan Handayani 2009). Teori ini memprediksi bahwa perusahaan lebih mengutamakan dana internal daripada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan. 38 November 2012 Trade-off Theory Trade-off theory menunjukkan adanya keseimbangan antara manfaat penghematan pajak melalui pendanaan dengan hutang dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi akibat penggunaan hutang. Trade-off theory juga menyatakan bahwa tingkat struktur modal yang optimal, yaitu tingkat penggunaan hutang yang dapat menyeimbangkan antara manfaat penghematan pajak dan biaya kebangkrutan sehingga akan dihasilkan harga saham yang maksimum yang dapat meningkatkan nilai perusahaan (Wiliandri 2011). Asymmetric Information dan Signalling Theory Asymmetric information theory merupakan suatu kondisi dimana manajer perusahaan memiliki lebih banyak informasi tentang operasi dan prospek kedepannya dari perusahaan dibandingkan dengan pihak lainnya (Gitman 2009). Adanya asimetri ini membuat manajer perusahaan lebih leluasa bertindak dalam menentukan strategi capital structure karena lebih menguasai informasi di dalam perusahaan. Signalling theory merupakan langkah-langkah manajemen dari perusahaan yang sebenarnya memberikan petunjuk secara implisit kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Pada umumnya perusahaan yang menguntungkan akan menghindari emisi saham baru dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain termasuk dengan penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. ISSN: 1410 -9875 Hal ini disebabkan karena dengan menerbitkan saham baru maka akan memberikan sinyal bahwa prospek perusahaan sedang menurun. Dampaknya akan terlihat dengan rendahnya harga saham pada waktu pertama kali dilakukan penawaran saham baru (Wiliandri 2011). Agency Theory (Teori Keagenan) Menurut teori keagenan Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi pengolahan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik kepentingan karena merupakan konsekuensi dari pemisahan fungsi tersebut. Jensen dan Meckling (1976) juga menyatakan bahwa agency problem akan terjadi bila proporsi kepemilikan manajerial atas saham perusahaan kurang dari 100%. Kondisi tersebut membuat keputusan-keputusan yang diambil manajer cenderung bertindak melindungi dan memenuhi kepentingan mereka terlebih dahulu daripada memenuhi kepentingan pemilik seperti melakukan ekspansi untuk meningkatkan status dan gaji sehingga sudah tidak lagi berdasarkan pada tujuan perusahaan (memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham). Keadaan tersebut menyebabkan perlunya suatu sistem mekanisme pengawasan yang pada akhirnya menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost. Kebijakan Hutang Murni dan Andriana (2007) menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, pemegang saham lebih Rutji Satwiko menginginkan pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang karena dengan penggunaan hutang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang. Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan tersebut dengan alasan bahwa hutang mengandung risiko yang tinggi. Manajemen perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan sebesarbesarnya dengan pihak lain. Jensen dan Meckling (1976) berpendapat bahwa dengan hutang maka perusahaan harus melakukan pembayaran periodik atas bunga dan principal. Hal ini bisa mengurangi keinginan manajer untuk menggunakan free cash flow guna membiayai kegiatan-kegiatan yang tidak optimal. Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang Kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan untuk menentukan berapa besar bagian dari laba bersih yang diperoleh untuk dibagikan sebagai dividen atau menahannya sebagai laba yang ditahan guna diinvestasikan kembali untuk kepentingan perusahaan. Kebijakan dividen yang stabil menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan sejumlah dana guna membayar jumlah dividen yang tetap tersebut sehingga, kebutuhan dana perusahaan meningkat (Yeniatie dan Destriana 2010). Perusahaan yang memiliki dividend payout ratio yang tinggi lebih menyukai pendanaan dengan modal sendiri karena pembayaran dividen akan meningkatkan kewajiban perusahaan dan pembayaran dividen umumnya dilakukan setelah 39 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 perusahaan melakukan pembayaran terhadap bunga dan cicilan hutang perusahaan. Oleh karena itu, manajer akan berhati-hati dan efisien dalam menggunakan hutang. Penelitian Masdupi (2005), Murni dan Andriana (2007), Larasati (2011), Steven dan Lina (2011) serta Susanto (2011) yang menemukan hubungan signifikan antara kebijakan dividen terhadap hutang keuangan perusahaan. Sedangkan, Yuniningsih (2002), Djabid (2007), Soesetio (2008), Indahningrum dan Handayani (2009), serta Yeniatie dan Destriana (2010) menemukan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Ha1 : Kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Struktur Aset dan Kebijakan Hutang Salah satu persyaratan mengajukan pinjaman adalah adanya aset tetap berwujud yang dapat dijaminkan sehingga semakin besar nilai aset tetap berwujud yang dimiliki, ada kecenderungan semakin besar pinjaman yang dapat diperoleh (Soesetio 2008). Studi terdahulu yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, seperti Wahidahwati (2002), Masdupi (2005), Yeniatie dan Destriana (2010), Steven dan Lina (2011), serta Susanto (2011) menemukan bahwa aset tetap berpengaruh signifikan terhadap hutang perusahaan. Sedangkan menurut Junaidi (2006), struktur aset tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Ha2 : Struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang. 40 November 2012 Pertumbuhan Perusahaan dan Kebijakan Hutang Tingkat pertumbuhan yang semakin cepat mengindikasikan bahwa perusahaan sedang mengadakan ekspansi. Pengadaan ekspansi ini akan membutuhkan dana yang besar. Untuk itu, perusahaan menggunakan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan laba ditahan, hutang, maupun saham. Penelitiang yang dilakukan oleh Yeniatie dan Destriana (2010) serta Murni dan Andriana (2007) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Sementara Susanto (2011) serta Steven dan Lina (2011) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Ha3 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Hutang Besar kecilnya perusahaan sangat berpengaruh terhadap struktur modal, terutama berkaitan dengan kemampuan memperoleh pinjaman. Perusahaan besar yang telah terdiversifikasi, lebih mudah untuk memasuki pasar modal, menerima penilaian kredit yang lebih tinggi dari bank komersial untuk hutang-hutang yang diterbitkan dan membayar tingkat bunga yang lebih rendah pada hutangnya. Hasil penelitian Wahidahwati (2002) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang, dimana hal ini konsisten ISSN: 1410 -9875 dengan teori dan penelitian sebelumnya. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Soesetio (2008) serta Steven dan Lina (2011), yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Ha4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Kepemilikan Manajerial dan Kebijakan Hutang Pihak manajerial dalam suatu perusahaan adalah pihak yang secara aktif berperan dalam mengambil keputusan untuk menjalankan perusahaan. Pihakpihak tersebut adalah mereka yang duduk di dewan komisaris dan dewan direksi perusahaan (Wahidahwati 2002). Adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaan, termasuk kebijakan menggunakan hutang. Wahidahwati (2002), Masdupi (2005), Junaidi (2006), Soesetio (2008), Diana dan Irianto (2008), Ahmed (2009) serta Susanto (2011) menemukan adanya pengaruh signifikan antara kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang perusahaan. Sedangkan, menurut Wuryaningsih (2004), Murni dan Andriana (2007), Yeniatie dan Destriana (2010), Larasati (2011), serta Steven dan Lina (2011) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Ha5 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Rutji Satwiko Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Hutang Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti bank, perusahaan asuransi, dana pensiun dan institusi lainnya (Wahidahwati 2002). Semakin tinggi kepemilikan institusional maka diharapkan semakin kuat kontrol internal terhadap perusahaan dimana akan dapat mengurangi biaya keagenan pada perusahaan, serta penggunaan hutang oleh manajer. Adanya kontrol internal ini, akan membuat manajer menggunakan hutang pada tingkat yang rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress atau risiko kebangkrutan (Djabid 2007). Penelitian Wahidahwati (2002), Masdupi (2005), Junaidi (2006), Murni dan Andriana (2007), Diana dan Irianto (2008) serta Larasati (2011) menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Sedangkan menurut Wuryaningsih (2004), Djabid (2007) serta Susanto (2011) menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Ha6 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Profitabilitas dan Kebijakan Hutang Menurut Gitman (2009), profitabilitas adalah hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dengan menggunakan aset perusahaan, baik lancar maupun tetap, dalam aktivitas produksi. Perusahaan yang memiliki 41 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 tingkat profitabilitas yang tinggi akan menggunakan hutang yang relatif kecil, karena perusahaan dapat menggunakan modal internal yang berupa laba ditahan terlebih dahulu. Apabila perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang rendah maka perusahaan dapat menggunakan hutang, karena dana yang dibutuhkan perusahaan belum tercukupi atau masih kurang (Yeniatie dan Destriana 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Soesetio (2008), Indahningrum dan Handayani (2009), Yeniatie dan Destriana (2010), Steven dan Lina (2011), serta Susanto (2011) menemukan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap kebijakan hutang. Akan tetapi, Sugiarto dan Budhijono (2007) dalam penelitiannya menemukan bahwa, profitabilitas berpengaruh dengan cara yang berbeda terhadap hutang perusahaan. Ha7 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang. METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non-keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai (1) perusahaan nonkeuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan yang secara konsisten mempublikasikan laporan keuangan setiap tanggal 31 Desember dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang 42 November 2012 rupiah selama periode penelitian berlangsung, perusahaan yang membagikan dividen kas selama periode penelitian, perusahaan yang mendapatkan laba bersih selama periode penelitian, perusahaan yang mempunyai hutang jangka panjang selama periode penelitian, dan perusahaan yang mempunyai kepemilikan institusional selama periode penelitian. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Variabel Dependen (Kebijakan Hutang) Kebijakan hutang menggambarkan total hutang jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Kebijakan hutang dapat dirumuskan sebagai berikut : DEBT = Hutang Jangka Panjang Hutang Jangka Panjang + Ekuitas Kebijakan Dividen Kebijakan dividen menggambarkan jumlah dividen per lembar saham yang dibagikan kepada para pemegang saham terhadap laba per lembar saham. Kebijakan dividen dapat dirumuskan sebagai berikut : Dividend per Share DIV = Earning per Share Struktur Aset Struktur aset merupakan komposisi jumlah aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Struktur aset dapat dirumuskan sebagai berikut : ISSN: 1410 -9875 Rutji Satwiko Net Fixed Assets STRUK = Total Assets Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan adalah tingkat perubahan total aset dari tahun ke tahun. Pertumbuhan perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut : Total Aset Akhir Tahun GROWTH = Total Aset Awal Tahun Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah kekayaan perusahaan (besar kecilnya perusahaan) yang diukur dari total aset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut : SIZE = LN (Total Assets) Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial merupakan banyaknya jumlah saham beredar perusahaan yang dimiliki oleh manajer yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan sebagai direktur dan komisaris. Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy yang diwakili dengan angka 0 dan angka 1. Nilai 0 menunjukkan perusahaan tidak memiliki kepemilikan manajerial dan nilai 1 menunjukkan perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial. Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memanfaatkan aset yang ada untuk menghasilkan pendapatan. Profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba Bersih PROF = Total Aset HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Obyek Penelitian Prosedur pemilihan sampel penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 1 Proses Pemilihan Sampel Kriteria Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI selama periode penelitian. Perusahaan yang tidak secara konsisten mempublikasikan laporan keuangan setiap tanggal 31 Desember. Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam pelaporannya. Perusahaan yang tidak membagikan dividen kas selama periode penelitian. Perusahaan yang tidak mendapatkan laba bersih selama periode penelitian. Perusahaan yang tidak mempunyai hutang jangka panjang selama periode penelitian. Perusahaan yang tidak mempunyai kepemilikan institusional selama periode penelitian. Jumlah Sampel Perusahaan Sampel 327 981 (1) (3) (11) (33) (220) (660) (7) (21) (1) (3) (0) (0) 87 261 43 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 Statistik Deskriptif Hasil pengujian statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik dari sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: VARIABEL DEBT DIV STRUK GROWTH SIZE MAN INST PROF Tabel 2 Statistik Deskriptif Standard Mean Minimum Deviation 0,198644 0,165753 0,011314 0,391499 0,386657 0,000189 0,324130 0,210717 0,020724 1,167205 0,253712 0,494147 28,557299 1,492452 25,011406 0,459770 0,499336 0,000000 0,712202 0,181011 0,123205 0,111069 0,083497 0,003292 Maximum N 0,744045 2,914927 0,921009 3,648067 32,664858 1,000000 1,000000 0,416250 261 261 261 261 261 261 261 261 Hasil uji t dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji T Unstandardized Coefficients Model t Sig. B 1 (Constant) -0,398 -2,336 0,020 DIV 0,007 0,323 0,747 STRUK 0,240 5,737 0,000 GROWTH 0,043 1,235 0,218 SIZE 0,021 3,592 0,000 MAN 0,016 0,869 0,386 INST -0,095 -1,921 0,056 PROF -0,750 -6,926 0,000 Berdasarkan hasil pengujian statistik pada tabel 3, sehingga dapat dirumuskan model penelitian dengan persamaan regresi adalah sebagai berikut : DEBT = -0,398 + 0,007 DIV + 0,240 STRUK + 0,043 GROWTH + 0,021 SIZE + 0,016 MAN – 0,095 INST - 0,750 PROF + ε Hasil uji t untuk masingmasing variabel independen adalah 44 variabel kebijakan dividen (DIV) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,747 lebih besar daripada alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel kebijakan dividen (DIV) secara signifikan terhadap variabel kebijakan hutang (DEBT) sehingga hipotesis alternatif pertama (Ha1) tidak dapat diterima. Variabel struktur aset (STRUK) memiliki nilai signifikansi ISSN: 1410 -9875 sebesar 0,000 lebih kecil daripada alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh variabel struktur aset (STRUK) secara signifikan terhadap variabel kebijakan hutang (DEBT) sehingga, hipotesis alternatif kedua (Ha2) diterima. Variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,218 lebih besar daripada alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH) secara signifikan terhadap variabel kebijakan hutang (DEBT) sehingga, hipotesis alternatif ketiga (Ha3) tidak dapat diterima. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil daripada alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh variabel ukuran perusahaan (SIZE) secara signifikan terhadap variabel kebijakan hutang (DEBT) sehingga, hipotesis alternatif keempat (Ha4) diterima. Variabel kepemilikan manajerial (MAN) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,386 lebih besar daripada alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh terdapat pengaruh variabel kepemilikan manajerial (MAN) secara signifikan terhadap variabel kebijakan hutang (DEBT) sehingga, hipotesis alternatif kelima (Ha5) tidak dapat diterima. Variabel kepemilikan institusional (INST) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,056 lebih besar daripada alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh terdapat pengaruh variabel kepemilikan institusional (INST) secara signifikan terhadap variabel kebijakan hutang (DEBT) Rutji Satwiko sehingga, hipotesis alternatif keenam (Ha6) tidak dapat diterima. Variabel profitabilitas (PROF) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil daripada alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh variabel profitabilitas (PROF) secara signifikan terhadap variabel kebijakan hutang (DEBT) sehingga, hipotesis alternatif ketujuh (Ha7) diterima. PENUTUP Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan adalah kebijakan dividen (DIV) tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang (DEBT). Dalam konteks masalah agensi, mekanisme pembayaran dividen dapat digunakan untuk menggantikan peranan hutang dalam pengawasan masalah agensi, namun hubungan tersebut tidak berjalan secara efektif (Yeniatie dan Destriana 2010). Struktur aset (STRUK) berpengaruh terhadap kebijakan hutang (DEBT). Hal ini disebabkan semakin tinggi jumlah aset tetap dalam total aset perusahaan akan mempermudah perusahaan untuk mendapatkan hutang karena aset tetap tersebut dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh hutang dari kreditur (Steven dan Lina 2011). Pertumbuhan perusahaan (GROWTH) tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang (DEBT). Tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi tidak cenderung banyak menggunakan hutang untuk memenuhi kebutuhan dana. Pertumbuhan perusahaan dengan 45 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 bertambahnya aset tidak semuanya berasal dari hutang, karena perusahaan lebih cenderung untuk menghindari risiko apabila tidak mampu melunasinya (Susanto 2011). Ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap kebijakan hutang (DEBT). Ukuran perusahaan digunakan untuk mengukur besar kecilnya suatu perusahaan dari jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan dari waktu ke waktu. Jumlah aset yang dimiliki perusahaan ini merupakan salah satu faktor dalam memberikan pinjaman, hal ini sebagai jaminan bagi debt holder atas pinjaman yang diberikan kepada perusahaan (Soesetio 2008). Kepemilikan manajerial (MAN) tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang (DEBT). Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kepemilikan saham oleh manajer dibandingkan dengan kelompok lainnya dalam perusahaan, sehingga manajer tidak bisa mengambil keputusan berdasarkan atas keinginannya sendiri (Yeniatie dan Destriana 2010). Kepemilikan institusional (INST) tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang (DEBT). Besarnya presentase saham yang dimiliki oleh pihak institusional tidak akan menyebabkan usaha pengawasan menjadi lebih efektif. Sebagian investor tidak terlalu peduli dengan penggunaan hutang sebagai sumber dana perusahaan. Investor lebih memperhatikan hasil akhir, yaitu perusahaan memiliki kinerja yang bagus yang dilihat dari laba, aliran kas masuk operasi, dan kemampuan membayar hutang (Susanto 2011). Profitabilitas (PROF) berpengaruh terhadap kebijakan 46 November 2012 hutang (DEBT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berkaitan dengan pecking order theory, semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka akan semakin banyak dana yang tersedia untuk digunakan bagi perusahaan, sehingga perusahaan akan cenderung memanfaatkan dana internalnya yang bersumber dari laba dibandingkan hutang. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan cenderung menggunakan dana internal dari laba ditahan sehingga perusahaan tidak akan terlalu membutuhkan dana yang bersumber dari hutang (Steven dan Lina 2011). Dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang mungkin bisa mempengaruhi hasil penelitian adalah periode penelitian yang diuji dalam penelitian ini hanya 3 tahun, yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, penelitian ini hanya menggunakan 7 (tujuh) variabel independen saja, yaitu kebijakan dividen (DIV), struktur aset (STRUK), pertumbuhan perusahaan (GROWTH), ukuran perusahaan (SIZE), kepemilikan manajerial (MAN), kepemilikan institusional (INST), dan profitabilitas (PROF). Sedangkan, masih banyak variabelvariabel independen lain yang mungkin dapat mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, dan dalam penelitian ini, terdapat variabel-variabel independen yang tidak memenuhi uji asumsi klasik untuk uji heteroskedastisitas, yaitu kepemilikan institusional (INST) dan profitabilitas (PROF). Adapun rekomendasi yang diberikan peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah penelitian selanjutnya diharapkan menambah ISSN: 1410 -9875 rentang waktu penelitian agar hasil penelitian lebih akurat, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel independen lain yang belum dimasukkan di penelitian ini, seperti free cash flow, risiko bisnis, Rutji Satwiko dan tax rate, dan penelitian selanjutnya diharapkan bisa mengatasi masalah heteroskedastisitas yang terjadi dengan cara menambah jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian. REFERENSI Ahmed, Huson Joher Ali. 2009. Managerial Ownership Concentration and Agency Conflict Using Logistic Regression Approach : Evidence from BursaMalaysia. Journal of Management Research, Volume 1, Number 1 : 1 - 10. Budiyanti, Maria Susilowati. 2010. Pengaruh Investasi, Kepemilikan Manajerial, dan Leverage Operasi Terhadap Hubungan Interdepensi Antara Kebijakan Dividen Dengan Kebijakan Leverage Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, April 2010, Volume 21, Nomor 1 : 17 – 29. Diana, Devi Nurvida Avri, dan Gugus Irianto. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Sebaran Kepemilikan Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Ditinjau dari Teori Keagenan. Emisi, April 2008, Volume 1, Nomor 1 : 1 – 18. Djabid, Abdullah W. 2009. Kebijakan Dividen dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Hutang : Sebuah Pespektif Agency Theory. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Mei 2009, Volume 13, Nomor 2 : 249 – 259. Fosberg, Richard H. 2008. Debt Capacity and Debt Financing. Journal of Business and Economics Research, August 2008, Volume 6, Number 8 : 21 - 26. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrence J. 2009. Principal of Managerial Finance 12th Edition. England : Addison-Wesley Publishing. Indahningrum, Rizka Putri, dan Ratih Handayani. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow, dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Desember 2009, Volume 11, Nomor 3 : 189 – 207. Jensen, Michael C. dan Willian H. Meckling. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October 1976, Volume 3, Number 4 : 305 – 360. Junaidi. 2006. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan : Sebuah Perspektif Agency Theory dengan Variabel Kontrol Dividend Payout Ratio, Ukuran Perusahaan, Assets Structure, dan Risiko Bisnis (Studi Pada Perusahaan 47 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Ilmiah Bidang Manajemen dan Akuntansi, September 2006, Volume 3, Nomor 2 : 214 – 228. Larasati, Eva. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis Tahun 16, Juli 2011, Nomor 2 : 103 – 107. Masdupi, Erni. 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan Hutang Dalam Mengontrol Konflik Keagenan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 20, Nomor 1 : 57 – 69. Myers, Stewart C. dan Nicholas S. Majluf. 1984. Corporate Financing and Investment Decisions When Firms Have Information the Investors Do Not Have. Journal of Finance Economics 13 : 187 – 221. Murni, Sri, dan Andriana. 2007. Pengaruh Insider Ownership, Institutional Investor, Dividend Payments, dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Februari 2007, Volume 7, Nomor 1 : 15 – 24. Sekaran, Uma, dan Roger Bougie, trans. 2010. Research Methods for Bussiness : A Skill Building Approach 5th Edition, John Wiley and Son. Jakarta : Salemba Empat. Singgih, Santoso. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta : PT Gramedia. Soesetio, Yuli. 2008. Kepemilikan Manajerial dan Institusional, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Profitabiltas terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Keuangan dan Perbankan, September 2008, Volume 12, Nomor 3 : 384 – 398. Steven, dan Lina. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Desember 2011, Volume 13, Nomor 3 : 163-181. Susanto, Yulius Kurnia. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Dividen, Karakteristik Perusahaan, Risiko Sistimatik, Set Peluang Investasi dan Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Desember 2011, Volume 13, Nomor 3 : 195 – 210. Tarjo. 2005. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Januari 2005, Volume 8, Nomor 1 : 82 – 104. Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan : Sebuah Perspektif Theory Agency. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Januari 2002, Volume 5, Nomor 1 : 1 – 16. Wiliandri, Ruly. 2011. Pengaruh Blackholder Ownership dan Firm Size terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, Juli 2011, Nomor 2 : 95 – 102. Yeniatie, dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, April 2010, Volume 12, Nomor 1 : 1 – 16. 48 ISSN: 1410 -9875 Rutji Satwiko Yuniningsih. 2002. Interdepensi Antara Kebijakan Dividend Payout Ratio, Financial Leverage, dan Investasi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September 2002, Volume 9, Nomor 2 : 164 – 182. 49 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Halaman ini sengaja dikosongkan 50 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 51-64 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA WILLIEM CHAHYA WIJAYA STIE Trisakti [email protected] Abstract: The objectives of this study are to obtain empirical evidence and test the factors that affect share return of a company. The factors are earnings per share, price earnings ratio, dividends per share, dividends payout ratio, dividends yield, profitability, price per book value of share and leverage. Population in this study are manufacturing and property firms which listed in Indonesia Stock Exchange during year 2007 until 2010. There are 34 per year companies selected as final sample. Hypothesis tested by using multiple regression analysis. The result of this study indicates that earnings per share, price earnings ratio, dividends per share, dividends payout ratio, dividends yield affected share return. But, other factors, profitability, price per book value of share and leverage did not affect share return. Keywords: Share return, earnings per share, price earnings ratio, dividends per share, dividends payout ratio, dividends yield. banyak yang berubah dari perseroan terbatas tertutup menjadi perseroan terbatas yang terbuka. Hal ini tentu saja berdampak pada jumlah surat berharga yang beredar di pasar modal. Banyaknya surat berharga yang beredar di pasar modal baik dalam bentuk saham maupun obligasi membuat investor semakin leluasa dalam menentukan di mana mereka akan berinvestasi. Investor tentu saja berharap jika investasi yang telah mereka lakukan mendatangkan return berupa bunga PENDAHULUAN Investasi merupakan usaha investor untuk mendapatkan return yang diharapkan dengan menanamkan modalnya ke dalam bentuk aktiva tertentu. Di Indonesia sendiri seiring perkembangan zaman, investasi mengalami pergeseran dari investasi dalam bentuk emas, tanah, atau aktiva yang bersifat riil menjadi investasi dalam bentuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun di pasar uang. Perusahaaan di Indonesia mulai 51 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 obligasi, deviden kas, ataupun selisih harga jual dan beli surat berharga. Tingkat return yang tinggi sering kali diimbangi oleh tingkat risiko yang tinggi juga. Risiko tersebut dibagi menjadi dua jenis yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko tidak sistematis menurut Sharpe (1999) dalam Pasaribu (2008) adalah risiko yang dapat dikurangi dengan cara membagi investasi ke dalam beberapa efek atau sering disebut portfolio investment sedangkan risiko sistematis adalah resiko yang unik bagi perusahaan, seperti bencana alam, pemogokan, dan hal sejenis (Fabozzi 1999 dalam Pasaribu 2008). Dalam menentukan saham perusahaan yang akan dibeli, investor terbantu dengan adanya laporan keuangan yang telah diaudit karena laporan tersebut akan memberi tingkat kepercayaan yang tinggi bagi penggunanya. Isi dalam laporan keuangan khususnya pada bagian laporan posisi keuangan perusahaan membantu investor untuk memutuskan berinvestasi atau tidak pada saham perusahaan tersebut dengan mengacuh pada rasio pasar. Menurut Saiedi (2007), rasio pasar terdiri dari earnings per share (EPS), price/earnings ratio (P/E), dividend per share (DPS), dividend payout (D/P), dan dividend yield (DY). Motivasi penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada saham perusahaan yang terdaftar pada BEI serta adanya 52 November 2012 hasil penelitian yang berbeda dengan hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham seperti return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER), dan price to book value (PBV). Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang Saeidi (2011) lakukan di mana penelitian tersebut meneliti pengaruh dari rasio pasar terhadap return saham. Rasio-rasio tersebut meliputi earning per share (EPS), price/earning ratio (P/E), dividend per share (DPS), dividend payout (D/P), dan dividend yield (DY). Penelitian tersebut mengambil sampel berupa saham perusahaan manufaktur di bursa efek Tehran, Iran pada periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2009. EPS merupakan variabel yang paling signifkan berpengaruh terhadap return saham sedangkan variabel lain berpengaruh secara berurutan dari DPS, P/E, D/P serta DP. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Saeidi (2011) adalah sebagai berikut: 1. Penelitian terdahulu mengambil sampel saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Tehran, Iran, sedangkan penelitian penulis mengambil sampel dari saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. 2. Penulis menambahkan return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER) (Pasaribu 2008), dan price to book value (PBV) (Arista 2012) sebagai variabel independen yang belum ada pada penelitian terdahulu oleh Saeidi (2011). Penulis menambah variabel tersebut agar penulis mengetahui ISSN: 1410 -9875 Williem Chahya Wijaya seberapa besar pengaruh variabel independen tersebut terhadap return saham. Organisasi penulisan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Bagian pertama adalah pendahuluan, bagian kedua membahas rerangka teoritis dan pengembangan hipotesis, bagian ketiga membahas metoda penelitian, bagian keempat membahas analisis dan pembahasan, dan bagian terakhir membahas penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi. RERANGKA TEORITIS PENGEMBANGAN HIPOTESIS DAN Return Saham Menurut Jogiyanto (2003) dalam Suharli (2005) return dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu return realisasi atau yang telah terjadi dan expected return atau return yang diharapkan oleh investor pada masa yang akan datang dari investasi yang dilakukan. Menurut Suharli (2005) return saham dibagi menjadi dua jenis yang meliputi dividen dan capital gain. Di mana dividen merupakan pembagian sebagian keuntungan yang dihasilkan perusahaan sedangkan capital gain adalah selisih antara harga beli dengan harga jual yang terbentuk akibat mekanisme permintaan dan penawaran di pasar sekunder. Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa return saham adalah tingkat pengembalian berupa laba atau rugi dari kegiatan investasi yang dapat menunjukan perubahan harga suatu jenis saham. Return on Assets Dalam penentuan nilai suatu perusahaan, investor masih mengandalkan rasio keuangan sebagai indikator untuk melihat seberapa besar tingkat pengembalian yang dapat diberikan perusahaan kepada para investor. Rasio profitabilitas digunakan para investor untuk mengukur besarnya pengembalian. Rasio profitabilitas adalah pendapatan atau keberhasilan operasi suatu perusahaan pada periode tertentu (Kieso et. al. 2011). Salah satu rasio profitabilitas yang lazim digunakan sebagai indikator tingkat pengembalian investasi adalah Return on Assets (ROA). ROA mengukur seberapa besar efektivitas manajemen dalam menghasilkan laba dengan aset yang tersedia di perusahaan (Gitman 2009). Menurut Ang (1997) dalam Arista (2012), ROA adalah salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinnya. Perusahaan selalu berupaya meningkatkan ROA yang dikarenakan semakin tinggi ROA maka semakin efektif pemanfaatan aset oleh perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak, oleh karena itu semakin meningkatnya ROA maka profitabilitas perusahaan semakin baik (Arista 2012). Pendekatan ROA dalam penelitian berguna sebagai variabel 53 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 independen yang fundamental untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya (Hardiningsih et. al. 2002 dalam Arista 2012) Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio (DER) adalah rasio utang yang berdasar pada perbandingan utang dengan ekuitas. Tingkat DER yang aman biasanya kurang dari 50 persen. Semakin kecil DER, semakin baik bagi perusahaan atau semakin aman utang yang harus diantisipasi dengan modal sendiri (Fakhruddin dan Hardianto 2001 dalam Arista 2012). Rasio ini menggambarkan struktur modal dari perbandingan total utang dengan total ekuitas perusahaan yang keduanya merupakan sumber dana perusahaan. Rasio ini juga menunjukan risiko utang yang tidak dapat dibayarkan perusahaan. Semakin besar DER maka semakin besar pula risiko perusahaan tidak dapat membayar utangnya (Natarsyah 2000 dalam Arista 2012). Menurut Ang (1997) dalam Arista (2012), DER menunjukan risiko perusahaan dalam menggunakan modalnya untuk membayar utang. Penelitian ini menggunakan DER sebagai variabel independen karena DER mempengaruhi investor dalam melakukan investasi dalam bentuk saham yang nantinya berperan dalam return saham. Earnings Per Share Earnings per share adalah perbandingan antara laba bersih 54 November 2012 setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar (Kieso, et. al. 2005). Peningkatan EPS mencerminkan peningkatan laba atau penjualan perusahaan atau dapat juga diartikan EPS sebagai indikator perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih untuk tiap lembar saham perusahaan yang beredar. Menurut Ang (1997) dalam Arista (2012), EPS adalah rasio pasar yang pada dasarnya digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran investasi. Rasio ini merupakan pengukuran paling lengkap mengenai prestasi perusahaan dan berkaitan langsung dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham. Penggunaan rasio EPS dalam penelitian ini adalah sebagai variabel independen yang mempengaruhi return saham. Price to Book Value Menurut Subramanyam dan Wild (2010) Price to book value adalah rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Menurut Arista (2012) perhitungan rasio ini dilakukan dengan membandingkan harga saham dengan nilai buku per lembar saham di mana nilai buku per lembar saham ini sering digunakan untuk mengukur shareholder equity atas setiap lembar saham. Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh ISSN: 1410 -9875 permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. Price to book value merupakan rasio yang penting sebagai salah satu indikasi perusahaan terkait upaya komitmen yang tinggi terhadap pasar. Semakin besar rasio price to book value menunjukan semakin baiknya nilai perusahaan. Perusahaan yang dapat beroperasi dengan baik, umumnya memiliki rasio price to book value di atas satu, di mana hal tersebut mencerminkan nilai pasar saham lebih tinggi dibandingkan nilai bukunya. Dengan demikian, jika harga pasar lebih tinggi dari nilai buku saham, maka investor akan tertarik membeli saham tersebut dan harga saham tersebut di pasar juga akan meningkat. Peningkatan harga saham ini akan meningkatkan return saham tersebut. Dividend Yield Menurut Hirt (2006) dalam Margaretha dan Damayanti (2008), dividend yield mengukur tingkat pada saat pemegang saham menerima dividend dengan membandingkan dividend tersebut dengan harga sahamnya. Dividend yield dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan mengenai dividend dan harga saham perusahaan tersebut. Karena pergerakan harga yang cenderung berubah-ubah maka beberapa analis menggunakan rata-rata harga dari saham sebagai dasar untuk menentukan dividend yield (Subramanyam dan Wild 2010) Dividend Payout Menurut Subramanyam dan Wild (2010) rasio dividend payout Williem Chahya Wijaya digunakan untuk mengetahui besarnya presentase pendapatan yang dibayarkan perusahaan dalam bentuk dividend. Senada dengan itu, Gitman (2009) juga berpendapat bahwa rasio dividend payout adalah besarnya proporsi dari pendapatan perusahaan yang segera dibayarkan ke pemegang saham dalam bentuk dividend. Besarnya rasio dividend payout setiap perusahaan berbeda meskipun dalam industri yang sama. Sebagian besar perusahaan yang menggunakan proporsi yang tetap untuk pembayaran dividend kecuali terjadi hal-hal tertentu yang memaksa perubahan proporsi tersebut. Peningkatan dalam rasio ini biasanya menandakan bahwa manajemen berharap pendapatan masa depan akan lebih besar. Dividend Per Share Menurut Khan dan Jain (2009) DPS merupakan dividend yang dibayarkan kepada pemegang saham dengan dasar lembar saham dengan kata lain, DPS adalah laba bersih yang terdistribusi pada pemegang saham biasa sesuai dengan jumlah saham yang beredar. Sebagai indikator, DPS lebih baik dibandingkan dengan EPS karena DPS menunjukan jumlah pasti yang dapat diterima pemegang saham. Menurut Khan dan Jain (2009) sama halnya dengan EPS, penggunaan DPS sebaiknya tidak berdasar pada nilai muka sebagaimana peningkatan DPS tidak dapat diandalkan untuk mengukur profitabilitas dikarenakan peningkatan terjadi tanpa perubahan dalam jumlah saham yang beredar. 55 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Pengaruh Earnings Per Share Terhadap Return Saham Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Saeidi dan Khandoozi (2011), EPS berpengaruh terhadap return saham. Senada dengan penelitan tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Faridl (2007), Siyami (2007), Enggraini (2006) dalam Pasaribu (2008), menunjukan hasil yang serupa bahwa EPS berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian Sasongko dan Wulandari (2006) juga menunjukan bahwa EPS berpengaruh terhadap return saham. Hal tersebut mengindikasikan semakin besar EPS semakin baik return saham yang dapat diterima investor. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Arista (2012) yang mengatakan bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini mengindikasikan bahwa besarnya EPS tidak berpengaruh terhadap return saham. Pengaruh Price Per Earnings Ratio Terhadap Return Saham Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Saeidi dan Khandoozi (2011), PER berpengaruh terhadap return saham. Hal yang sama juga ditunjukan penelitian Wijaya (2008) dan penelitian oleh Meythi dan Mathilda (2012) yang menyatakan bahwa PER berpengaruh terhadap return saham. Hal yang serupa ditunjukan oleh penelitian Margaretha dan Damayanti (2008) yang mengatakan bahwa PER berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian tersebut 56 November 2012 memberi indikasi bahwa semakin tinggi tingkat PER makan semakin besar return saham yang dapat diterima oleh investor. Kontras dengan penelitian di atas, penelitian oleh Kurniasih dan Adriana (2011) menyebutkan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat PER tidak menjamin besarnya return yang diterima investor. Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Return Saham Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Saeidi dan Khandoozi (2011), DPS berpengaruh terhadap return saham, hal serupa juga terjadi pada penelitian Hutami (2012) yang menyebutkan bahwa DPS mempengaruhi return saham. Hal tersebut memberikan indikasi bahwa besarnya DPS tidak mempengaruhi return saham. Pengaruh Dividend Payout Terhadap Return Saham Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Saeidi dan Khandoozi (2011), DP berpengaruh terhadap return saham. Hal yang sama juga ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan Gwylim et al. (2004) di mana dividend payout berpengaruh terhadap return saham. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin besar dividend dibayar perusahaan, semakin besar return yang diterima investor. ISSN: 1410 -9875 Pengaruh Dividend Yield Terhadap Return Saham Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Saeidi dan Khandoozi (2011), dividend yield berpengaruh terhadap return saham. Hal yang serupa ditunjukan oleh penelitian Margaretha dan Damayanti (2008) yang mengatakan bahwa dividend yield berpengaruh terhadap return saham. Pengaruh Return on Assets Terhadap Return Saham Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Arista (2012), ROA tidak berpengaruh terhadap return saham. Besarnya tingkat pengembalian yang diterima dari aset tidak memiliki pengaruh pada besarnya return saham. Hal serupa juga tercermin pada penelitian Sasongko dan Wulandari (2006). Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Suharli (2005), DER tidak berpengaruh terhadap return saham. Komposisi struktur modal tidak memberikan pengaruh terhadap return saham. Hal ini menarik karena menurut penelitian Arista (2012), DER berpengaruh negatif terhadap return saham. Arista (2012) berpendapat bahwa semakin besar kewajiban maka return saham semakin kecil karena perusahaan harus melunasi pokok pinjaman serta bunga. Williem Chahya Wijaya berpengaruh terhadap return saham. Menurut Arista (2012) besarnya PBV mempengaruhi return saham terutama dari sisi capital gain. Menurut Meythi dan Mathilda (2012), PBV tidak berpengaruh pada return saham. Hal ini berlawanan dengan penelitian oleh Arista (2012). Penilitian oleh Meythi dan Mathilda (2012) tidak menemukan pengaruh PBV terhadap return saham. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini, adalah sebagai berikut: Ha1 Terdapat pengaruh earnings per share terhadap return saham. Ha2 Terdapat pengaruh price per earnings Ratio terhadap return saham. Ha3 Terdapat pengaruh dividend per share terhadap return saham. Ha4 Terdapat pengaruh dividend payout terhadap return saham. Ha5 Terdapat pengaruh return on asset terhadap return saham. Ha6 Terdapat pengaruh dividend yield terhadap return saham. Ha7 Terdapat pengaruh debt to equity ratio terhadap return saham. Ha8 Terdapat pengaruh price per book value terhadap return saham. Pengaruh Price to Book Value Terhadap Return Saham Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Arista (2012), PBV 57 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 METODE PENELITIAN Metode Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data opulasi yang dijadikan obyek dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan properti yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, kecuali bank dan lembaga keuangan. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan tipe judgement sampling. Dengan metode purposive sampling, sampel dipilih berdasarkan kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria sampel yaitu sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur dan properti di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia konsisten dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. 2. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah. 3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember. 4. Perusahaan yang mempunyai laba setelah pajak dan membagikan dividen selama empat tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Pengukuran Variabel Return Saham Return Saham adalah total dari dividend ditambah dengan capital gain Earnings Per Share Earnings per share adalah perbandingan antara laba bersih 58 November 2012 setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar (Kieso et al 2012). Peningkatan EPS mencerminkan peningkatan laba atau penjualan perusahaan atau dapat juga diartikan EPS sebagai indikator perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih untuk tiap lembar saham perusahaan yang beredar. Price Per Earning Ratio Rasio ini digunakan untuk membandingkan suatu perusahaan dengan P/E Ratio rata-rata dari perusahaan dalam kelompok industri sejenis. Return on Asset Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan keefektifan operasional perusahaan dalam menghasilkan laba (profit) dengan asset yang tersedia. ROA diukur dengan membandingkan antara net income after tax dengan total assetnya. Dividend Per Share Menurut Khan dan Jain (2006) DPS merupakan dividend yang dibayarkan kepada pemegang saham dengan dasar lembar saham dengan kata lain, DPS adalah laba bersih yang terdistribusi pada pemegang saham biasa sesuai dengan jumlah saham yang beredar. Dividend Payout Ratio Menurut Subramanyam dan Wild (2010) rasio dividend payout digunakan untuk mengetahui besarnya presentase pendapatan yang dibayarkan perusahaan dalam bentuk dividend. ISSN: 1410 -9875 Dividend Yield Menurut Subramanyam dan Wild (2010) dividend yield mengukur tingkat pada saat pemegang saham menerima dividend dengan membandingkan dividend tersebut dengan harga sahamnya. Persentase Kepemilikan Pemegang Saham Lama Persentase saham yang masih ditahan pemegang saham lama yaitu besarnya saham yang masih ditahan oleh founder. Besarnya saham diukur dengan mengurangi total saham yang dimiliki perusahaan dengan besar saham yang ditawarkan kepada masyarakat dibagi dengan total saham yang dimiliki perusahaan. Price to Book Value Price to book value adalah rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Menurut Arista (2012) perhitungan rasio ini dilakukan dengan membandingkan harga saham dengan nilai buku per lembar saham di mana nilai buku per lembar saham ini sering digunakan untuk mengukur shareholder equity atas setiap lembar saham. Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio (DER) adalah rasio utang yang berdasar pada perbandingan utang dengan ekuitas. Tingkat DER yang aman biasanya kurang dari 50 persen. Semakin kecil DER, semakin baik bagi perusahaan atau semakin aman utang yang harus diantisipasi dengan modal sendiri (Fakhruddin Williem Chahya Wijaya dan Hardianto 2001 dalam Arista 2012). HASIL PENELITIAN Hasil Uji Normalitas Residual Hasil uji normalitas data diperoleh hasil Asymp. Sig (2tailed) sebesar 0. Nilai ini lebih kecil dari tingkat kesalahannya yaitu sebesar 0,05. Dalam uji normalitas apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih kecil dari tingkat kesalahannya maka data berdistribusi tidak normal. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan data dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal, sehingga perlu dilakukan uji outlier yang menunjukkan nilai asymp.sig sebesar 0,538, dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 artinya distribusi nilai residual adalah normal. Uji Multikolinearitas Suatu data dikategorikan terjadi multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10. Berdasarkan tabel 4.4, nilai tolerance dari EPS dan DPS lebih kecil dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10. Dapat disimpulkan bahwa terjadi multikolinearitas dalam model regresi. Ada korelasi antar variabel independen yaitu earnings per share dan dividends per share dalam model regresi. Uji Autokkorelasi Hasil uji autokorelas menunjukan nilai signifikansi lebih 59 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,061. Hal ini berarti hipotesis nol tidak dapat ditolak, sehingga autokorelasi tidak terjadi dalam model regresi linear. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji Heteroskedastisitas Nilai signifikansi atas masingmasing variabel independen lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis nol tidak dapat ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel independen model penelitian. Pada semua variabel terdapat kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Analisis Koefisien Korelasi Hasil uji korelasi menunjukkan korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen dalam model regresi sebesar 0,909. Dapat disimpulkan terdapat korelasi yang sangat kuat antara variabel independen, yaitu earnings per share, price earnings ratio, dividends per share, dividends payout ratio, return on assets, dividend yield, price per book value, dan debt to equity dengan variabel dependen, yaitu return saham. Analisis Koefisien Determinasi Nilai Adjusted R Square atau koefisisen determinasi adalah sebesar 0,803, yang berarti kemampuan variabel-variabel 60 November 2012 independen, yaitu earnings per share, price earnings ratio, dividends per share, dividends payout ratio, return on assets, dividend yield, price per book value, dan debt to equity untuk menjelaskan variabel dependen, yaitu return saham adalah sebesar 80,3%. Sisanya sebesar 19,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model regresi. Uji F (Anova) Hasil uji statistik F, menunjukkan nilai F sebesar 37,267 dan signifikansi sebesar 0,000. Nilai siginifikansi ini lebih kecil dari α 0,05. Dapat disimpulkan bahwa model fit untuk digunakan dalam model penelitian. Uji t Dari hasil uji t yang terlihat pada tabel 4.10, diketahui bahwa persamaan regresi dalam model penelitian ini adalah: RS = 1,258 + 0,001 (EPS) – 0,58 (PER) + 0 (DPS) – 0,658 (DPR) + 0,44 (ROA) + 1,448 (DY) – 2,621E-6 (PBV) – 0,127 (DER) + e Variabel pertumbuhan penjualan (EPS) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari nilai alpha (α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh earnings per share terhadap return saham, maka Ha1 terdukung. Adanya pengaruh earnings per share terhadap return saham karena pendapatan per lembar saham cenderung mempengaruhi jumlah dividen yang dibagikan perusahaan. Hal ini ISSN: 1410 -9875 mendukung signalling theory di mana pendapatan per lembar saham memberi sinyal kepada investor untuk melakukan investasi. Hal ini dapat mempengaruhi perubahan harga saham di masa yang akan datang. Price earnings ratio (PER) memiliki nilai koefisien beta 0,058, ini berarti price earnings ratio memiliki pengaruh negatif dengan return saham. Variabel price earning ratio memiliki nilai signifikansi sebesar 0,015. Nilai ini lebih kecil dari nilai alpha (α = 0,05), hal ini menunjukkan terdapat pengaruh negatif price earnings ratio dengan return saham. Maka, Ha2 terdukung. Pengaruh negatif ini dikarenakan semakin besar price earnings ratio semakin besar pula harga saham. Dengan semakin mahalnya saham, investor cenderung lebih berhatihati dalam melakukan investasi. Hal ini sesuai dengan signalling theory yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan investor sangat dipengaruhi informasi dalam hal ini berupa perbandingan harga saham dengan laba per lembar sahamnya. Variabel dividends per share (DPS) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh antara dividends per share dengan return saham. Maka Ha3 terdukung. Hal ini sejalan dengan signalling theory yang menyatakan bahwa informasi perusahaan memberi sinyal baik positif maupun negatif terhadap keputusan investor. Jumlah dividen per lembar saham mampu mempengaruhi keputusan investor Williem Chahya Wijaya khususnya yang ingin berinvestasi jangka panjang dengan harapan memperoleh dividen yang tinggi. Variabel dividend payout ratio (DPR) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,007. Nilai ini lebih kecil dari alpha α = 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh antara dividend payout ratio dengan return saham. Maka, Ha4 terdukung. Adanya pengaruh antara dividend payout ratio dengan return saham karena pembagian dividen mengindikasikan besaran dividen yang dapat diperoleh investor. Hal ini mendukung signalling theory. Variabel return on assets (ROA) memiliki nilai beta 0,044 dan tingkat signifikansi sebesar 0,247. Nilai ini lebih besar dari alpha (α = 0,05). Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh antara profitabilitas dengan return saham. Maka, Ha5 tidak terdukung. Trade-off theory yang mengatakan bahwa semakin besar profitabilitas akan berusaha mengurangi pajak dengan menambah hutang yang bertujuan melindungi pendapatan. Hal tersebut tidak terdukung. Variabel dividend yield (DY) memiliki nilai beta 1,448 dan signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari alpha (α = 0,05). Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh antara dividend yield dengan return saham. Maka Ha6 terdukung. Dapat disimpulkan semakin besar dividend yield semakin besar pula return saham. Hal ini mendukung signalling theory yang menyatakan bahwa keputusan investasi dipengaruhi informasi. Variabel price per book value (PBV) memiliki nilai beta -2,621E-6 dan nilai signifikansi 0,125. Nilai ini 61 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 lebih besar dari alpha (α = 0,05). Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara price per book value dengan return saham . Maka Ha7 tidak terdukung. Equity Market Timing yang mengatakan volume transaksi penawaran meningkat ketika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai buku dan sebaliknya akan menurun jika harga pasar lebih rendah dibanding nilai buku saham. Variabel leverage (DER) memiliki nilai beta sebesar -0,127 tingkat signifikansi sebesar 0,006. Nilai ini lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif antara leverage dengan return saham. Maka, Ha8 terdukung. Hal ini membuktikan trade-off theory, di mana perusahaan meningkatkan hutang untuk melindungi pendapatan dari pajak. Di lain pihak, rasio hutang yang tinggi menimbulkan informasi buruk terhadap saham perusahaan sesuai signalling theory. dividends payout ratio, dan dividend yield berpengaruh pada return saham sedangkan variabel price per book value, return on assets dan debt to equity tidak berpengaruh. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menyadari adanya keterbatasan yang mengkin berpengaruh terhadap hasil penelitian, diantaranya adalah: 1. Tahun penelitian yang dilakukan terlalu singkat yaitu selama empat tahun dari tahun 2007 sampai dengan 2010. 2. Penelitian ini hanya menggunakan variable earnings per share, price earnings ratio, dividends per share, dividends payout ratio, return on assets, dividend yield, price per book value, dan debt to equity sedangkan masih ada variabel independen lainnya yang mempengaruhi variabel dependen yang tidak digunakan dalam penelitian ini. PENUTUP Berdasarkan keterbatasan di atas yang mungkin memberikan pengaruh terhadap hasil penelitian ini maka penulis memberikan beberapa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, antara lain penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang tahun penelitian, dapat menambahkan variabel lain yang berpengaruh sehingga hasil penelitian diharapkan bisa menjadi lebih baik. Setelah melakukan analisis dan pembahasan tentang earnings per share, price earnings ratio, dividends per share, dividends payout ratio, return on assets, dividend yield, price per book value, dan debt to equity terhadap return saham maka, diambil kesimpulan bahwa variabel earnings per share, price earnings ratio, dividends per share, 62 ISSN: 1410 -9875 Williem Chahya Wijaya REFERENSI Arista, D. 2012. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Return Saham. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 3 No. 1. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, L.J. 2009. Managerial Finance. 13th edition. Pearson Education. Kieso, D. E., Paul D. K., Jerry J. W. 2011. Financial Accounting IFRS Edition. Kurniasih N. dan Susan A. 2011. Pengaruh Dividen Yield dan Price Earnings Ratio Terhadap Return Saham pada Level Investment Oppurtunity Set yang Berbeda. Jurnal Eksos, Vol. 7, No. 1, hlm. 38-45. Margaretha, F. dan Irma D. 2008. Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield dan Market to Book Ratio Terhadap Stock Return di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 3. Meythi dan Mariana M. 2012. Pengaruh Price Earnings Ratio dan Price to Book Value Terhadap Return Saham Indeks LQ 45. Jurnal Akuntansi, Vol. 4, No. 1, hlm 1-21. Pasaribu, R. B. F. 2008. Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2003-2006. Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 2, No. 2, hlm. 101-113 Saedi, P. dan Bozorgmehr K. 2011. The Investigation of Relation between Market Ratios and Market Price per Share of Accepted Companies in Tehran Stock Exchange. Global Business and Management Research: An International Journal, Vol. 3, No. 2. Sasongko, N. dan Nila W. 2006. Pengaruh EVA dan Rasio- Rasio Terhadap Harga Saham. Empirika, Vol. 19, No. 1, hlm. 64-80. Subramanyam K. R. dan John J. W. 2010. Analisis Laporan Keuangan Edisi 10. Suharli, M. 2005. Studi Empiris Terhadap Dua Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Industri Food & Beverages di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 7, No. 2, hlm. 99-116. Wijaya, D. 2008. Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 10, No. 2, hlm. 136-152. 63 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Halaman ini sengaja dikosongkan 64 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 65-78 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA WIDYAWATI LEKOK STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The research examines influencing of profitability, growth, asset structure, size, age, liquidity, and managerial ownership to capital structure. The independent variable is developed from theories of capital structure; pecking order theory and agency theory. The object of this research are manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange from period 2007 until 2010. There are seventy two companies meet the criteria and were used as samples. The samples of this research collected using purposive sampling. The resource data are taken from Indonesia Stock Exchange website. Data were analyzed using multiple regression analysis. The results of the analysis indicated that profitability, asset structure, size, liquidity, and managerial ownership have influence to capital structure. However, the growth and age have no influence to capital structure. Keywords: Profitability, Growth, Asset Stucture, Size, Age, Liquidity, Managerial Ownership, and Capital Structure. keputusan sumber pendanaan perusahaan. Keputusan ini berhubungan dengan komposisi hutang, saham preferen dan saham biasa yang digunakan perusahaan dalam membiayai kegiatan operasionalnya. Penelitian ini menggunakan tingkat hutang perusahaan untuk menggambarkan struktur modal perusahaan untuk mengetahui seberapa besar investasi perusahaan berupa aset yang dibiayai oleh hutang. Penelitian mengenai struktur modal telah dilakukan oleh beberapa peneliti untuk menciptakan struktur modal PENDAHULUAN Masalah pendanaan merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan global. Sumber pendanaan perusahaan berasal dari sumber internal dan eksternal. Pendanaan internal dapat berasal dari modal sendiri dan keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan, sedangkan pendanaan eksternal didapatkan dari hutang dan penerbitan saham. Dalam menghadapi masalah pendanaan, manajer berperan penting dalam menentukan 65 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 yang baik bagi perusahaan dengan biaya modal yang seminimal mungkin sehingga kemakmuran pemegang saham tetap terjamin. Setiap keputusan yang dipilih dari alternatif-alternatif yang ada akan menghasilkan struktur modal perusahaan yang bervariasi. Banyak studi teoritis dan empiris yang dilakukan oleh para ahli tentang variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal. Perumusan masalah dalam penelitian ini mencakup apakah profitabilitas, pertumbuhan, struktur aset, ukuran perusahaan, umur perusahaan, likuiditas dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap struktur modal? RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Pecking Order Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961 dilakukan penyesuaian oleh Myers dan Majluf pada tahun 1984. Menurut Myres (1984) perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal, yakni dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan, dan depresiasi daripada penggunaan dana eksternal. Urutan pengunaan sumber pendanaan dengan mengacu pada pecking order theory adalah: internal fund (dana internal), debt (hutang), dan equity (modal sendiri). Teori Keagenan Teori yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Godfrey et al. (2010, 362) menyebutkan bahwa manajemen merupakan agen dari pemegang 66 November 2012 saham sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak untuk kepentingan pemegang saham sehingga mereka mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan yang memadai. Struktur Modal Menurut Gitman (2009, 561) struktur modal merupakan salah satu area yang paling kompleks dalam pengambilan keputusan keuangan dikarenakan keterkaitannya dengan variabel keputusan keuangan lainnya. Struktur modal merupakan pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Wijaya dan Hadianto 2008). Menurut Prabansari dan Kusuma (2005) modal terdiri dari hutang lancar, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset, maupun modal sendiri. Semakin tinggi profit berarti semakin banyak pendapatan untuk dilindungi dari pajak. Perusahaan dengan profit yang tinggi mendapatkan insentif untuk penggunaan hutang yang lebih besar sehubungan dengan keuntungan tax deductability dari penggunaan hutang. Tingkat pertumbuhan Suatu perusahaan berada dalam industri yang yang ISSN: 1410 -9875 mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi harus menyediakan modal yang cukup untuk mendanai perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan yang bertumbuh secara lambat.. Struktur Aset Struktur aset adalah penentuan besarnya jumlah alokasi untuk setiap komponen aset baik untuk aset lancar maupun aset tetap perusahaan. Menurut Seftianne dan Handayani (2011) struktur aset menggambarkan dua komponen aset secara garis besar dalam komposisinya yaitu aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah uang kas dan aset-aset lain yang dapat direalisasikan menjadi uang atau dikonsumsi dalam suatu periode akuntansi yang normal, sedangkan aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh perusahaan dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dulu yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aset, rata-rata tigkat penjualan, dan rata-rata total aset (Seftianne dan Handayani 2011). Widyawati Lekok Umur Perusahaan Umur Perusahaan menggambarkan berapa lama perusahaan tersebut sudah didirikan. Perusahaan yang telah lama didirikan cenderung lebih dipercaya oleh pihak eksternal ketika meminjam dana, dan sebaliknya perusahaan kecil yang relatif berumur muda akan lebih sulit meminjam dana karena dianggap kurang mampu dalam memenuhi kewajibannya serta memberikan tingkat pengembalian yang kurang memadai bagi investor. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut pecking order theory, sebuah perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi cenderung untuk tidak menggunakan pembiayaan melalui hutang. Hal ini karena perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal yang besar. Menurut Setiawan (2006) perusahaan akan lebih memilih menggunakan dana internal-nya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum memutuskan untuk menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah persentase saham yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris) atau yang disebut dengan struktur kepemilikan manajerial. Beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, salah satunya dengan meningkatkan 67 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 jumlah saham perusahaan yang diberikan kepada pihak manajemen. Pengembangan Hipotesis Ha1 Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Ha2 Tingkat pertumbuhan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Ha3 Struktur aset mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Ha4 Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Ha5 Umur perusahaan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Ha6 Likuiditas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. manajerial Ha7 Kepemilikan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. METODA PENELITIAN Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007-2010. 2 Perusahaan menggunakan mata uang Rupiah dalam penyajian laporan keuangan selama periode penelitian. 68 November 2012 3. Perusahaan menyampaikan laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember. 4. Perusahaan memiliki earnings before tax yang positif selama periode penelitian. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Struktur Modal Rumus yang digunakan untuk menghitung struktur modal adalah sebagai berikut: Total Hutang Struktur modal = Total Aset Profitabilitas Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan rumus: Profit before Taxation Profitabilitas = Sales Tingkat Pertumbuhan Mengacu pada penelitian sebelumnya, Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan rumus: Sales t – Sales t-1 Tingkat Pertumbuhan = Sales t-1 Keterangan: Sales t: total sales tahun berjalan. Sales t-1: total sales tahun sebelumnya. Struktur Aset Cara mengukurnya adalah dengan perbandingan antara aset tetap dengan total aset. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan rumus: ISSN: 1410 -9875 Widyawati Lekok Aset Tetap Aset Lancar Struktur Aset = Likuiditas = Total Aset Lancar Ukuran Perusahaan Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan rumus: Ukuran Perusahaan = Log Natural dari Total Aset. Umur Perusahaan Rumus yang digunakan untuk menghitung umur perusahaan menurut Margaretha dan Ramadhan (2010) adalah sebagai berikut: AGE = Log (Tahun Penelitian – Tahun Pendirian Perusahaan) Kepemilikan Manajerial Menurut Seftianne dan Handayani (2011) karena terdapat kecenderungan data di Indonesia bersifat binomial (ada atau tidak ada) maka dalam pengukuran digunakannya dummy variabel. D1 untuk perusahaan yang terdapat kepemilikan manajerial dan D0 untuk perusahaan yang tidak ada kepemilikan manajerialnya (Seftianne dan Handayani 2011). Skala yang digunakan adalah skala nominal. Likuiditas Menurut Seftianne dan Handayani (2011) likuiditas diukur dengan skala rasio yaitu dengan rumus: HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel N Minimum DTA 267 0,114438 PROFIT 267 0,000113 GROWTH 267 -0,525226 ST_AS 267 0,005157 UK_PER 267 24,934050 AGE 267 1,079181 LIKD 267 0,583801 KEP_MANJ 267 0 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19 Uji Normalitas Data Residual Hasil yang diperoleh dari pengujian normalitas data residual Maximum 0,872213 0,360869 0,723977 0,787999 32,357143 2,029383 7,726538 1 Mean 0,436798 0,100795 0,122766 0,344062 27,902181 1,509515 2,221382 0,45 Std. Deviation 0,172472 0,077490 0,195742 0,182214 1,495813 0,174687 1,471766 0,498 dari 267 data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Keterangan Unstandardized Residual N 267 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,155 Data berdistribusi normal. Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19 69 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Berdasarkan tabel nilai asymp. sig sebesar 0,155 dimana lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Ini artinya Variabel PROFIT GROWTH ST_AS UK_PER AGE LIKD KEP_MANJ Tolerance 0,687 0,971 0,843 0,773 0,859 0,682 0,925 Hasil Uji VIF 1,456 1,030 1,187 1,294 1,164 1,466 1,081 November 2012 bahwa model regresi yang didapat adalah berdistribusi secara normal. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Tabel 3 Multikolonieritas Keterangan Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19 Berdasarkan tabel, hasil pengujian multikolonieritas menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance yang di atas 0,1. Hasil di atas menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. Uji Heteroskedastisitas Model 1 Variabel (Constant) PROFIT GROWTH ST_AS UK_PER AGE LIKD KEP_MANJ Tabel 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sig Keterangan 0,367 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,282 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,902 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,336 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,394 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,132 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,757 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,970 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19 Berdasarkan tabel, hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan 70 bahwa semua variabel independen memiliki nilai signifikansi diatas ISSN: 1410 -9875 Widyawati Lekok 0,05. Hasil di atas menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas antar variabel independen dalam model regresi. Uji Autokorelasi Variabel RES_2 Sig 0,109 Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi Keterangan Tidak terjadi autokorelasi Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19 Model regresi dikatakan bebas autokorelasi apabila nilai signifikansi res_2 lebih besar dari 0,05. Tabel menunjukkan nilai signifikansi res_2 sebesar 0,109 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan bebas dari autokorelasi. Uji Hipotesis Analisis Koefisien Korelasi (R) Model 1 Tabel 6 Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Adjusted R2 R R Square Adjusted R Std. Error of the Estimate Square 0,754 0,569 0,557 0,114798 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19 Tabel menunjukkan nilai R sebesar 0,754 dimana nilai R tersebut terletak diantara 0,5-1 artinya hubungan antar struktur modal dengan profitabilitas, tingkat pertumbuhan, struktur aset, ukuran perusahaan, umur perusahaan, likuiditas dan kepemilikan manajerial adalah kuat dan positif. Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Tabel menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,557 artinya Model 1. Regression Residual Total variasi dari variabel struktur modal perusahaan yang dapat dijelaskan oleh profitabilitas, tingkat pertumbuhan, struktur aset, ukuran perusahaan, umur perusahaan, likuiditas dan kepemilikan manajerial sebesar 55,7%, sedangkan sisanya sebesar 44,3% dijelaskan oleh variasi dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Uji Statistik Anova (F) Tabel 7 Hasil Uji F Sum of Squares Df 4,499 7 3,413 259 7,913 266 Mean Square 0,643 0,013 F 48,773 Sig. ,000(a) Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19 71 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Tabel menunjukkan nilai F sebesar 48,773 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih November 2012 kecil dari 0,05. Hal membuktikan bahwa model untuk dilakukan penelitian. ini fit Uji Statistik t Variabel (Constant) PROFIT GROWTH B 0,283 -0,601 -0,032 Tabel 8 Hasil Uji t T 1,968 -5,487 -0,875 ST_AS UK_PER AGE -0,159 0,016 0,017 -3,778 2,919 0,398 0,000 0,004 0,691 LIKD KEP_MANJ -0,076 -0,047 -13,087 -3,195 0,000 0,002 Sig 0,050 0,000 0,382 Keterangan Ha diterima Ha tidak diterima Ha diterima Ha diterima Ha tidak diterima Ha diterima Ha diterima Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19 Berdasarkan tabel di atas maka persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut: DTA = 0,283 – 0,601 PROFIT – 0,032 GROWTH – 0,159 ST_AS + 0,016 UK_PER + 0,017 AGE – 0,076 LIKD – 0,047 KEP_MANJ + ε Hasil signifikansi dari variabel profitabilitas (PROFIT) sebesar 0,000, nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan Ha1 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh variabel profitabilitas terhadap struktur modal. Variabel profitabilitas memiliki nilai B sebesar -0,601 yang berarti variabel profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal . Hasil signifikansi dari tingkat pertumbuhan (GROWTH) sebesar 0,382, nilai signifikansi tersebut lebih besar atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan Ha2 tidak diterima yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh variabel tingkat pertumbuhan terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa 72 perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi ataupun rendah, tidak mendahulukan penggunaan hutang dalam pendanaan perusahaan. Hasil signifikansi dari struktur aset (ST_AS) sebesar 0,000, nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan Ha3 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh variabel struktur aktiva terhadap struktur modal. Variabel struktur aset memiliki nilai B sebesar -0,159 yang berarti variabel struktur aset memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasil ini diduga karena adanya pasar modal yang tidak sempurna di Indonesia. Adanya ketidaksempurnaan pasar modal menyebabkan pemilik perusahaan atau pemegang saham mungkin keberatan menggunakan hutang karena akan menurunkan nilai perusahaan. Hasil signifikansi dari ukuran perusahaan (UK_PER) sebesar 0,004, nilai signifikansi tersebut lebih kecil ISSN: 1410 -9875 dari 0,05 maka dapat disimpulkan Ha4 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai B sebesar 0,016 yang berarti variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan perusahaan besar memiliki akses mudah untuk mendapatkan pinjaman dan dapat mendorong perusahaan besar untuk menggunakan hutang lebih besar dalam membiayai operasional dan investasi perusahaan. Hasil nilai signifikansi dari umur perusahaan (AGE) sebesar 0,691, nilai signifikansi tersebut lebih besar atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan Ha5 tidak diterima yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh variabel umur perusahaan terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Karena perusahaan menggunakan hutang untuk keperluan perusahaan dan tidak diukur oleh umur perusahaan. Hasil signifikansi dari likuiditas (LKD) sebesar 0,000, nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan Ha6 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh variabel likuiditas terhadap struktur modal. Variabel likuiditas memiliki nilai B sebesar -0,076 yang berarti variabel likuiditas memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal. Hal ini sejalan dengan pecking order theory yang menyebutkan bahwa sebuah perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi cenderung untuk tidak menggunakan pembiayaan melalui hutang. Hal ini karena perusahaan yang memiliki tingkat Widyawati Lekok likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal yang besar. Hasil signifikansi dari kepemilikan manajerial (KEP_MANJ) sebesar 0,002, nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan Ha7 diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh variabel kepemilikan manajerial terhadap struktur modal. Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai B sebesar -0,047 yang berarti variabel kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan semakin tinggi kepemilikan manajerial yang dimiliki perusahaan maka semakin rendah struktur modal. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh manajemen memiliki kecenderungan menerapkan kebijakan hutang yang kecil, hal tersebut dikarenakan manajemen ikut menanggung biaya modal yang ditanggung perusahaan sehingga manajemen dalam menjalankan aktivitas operasionalnya lebih menerapkan minimize cost dan maximize value. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Setiawan (2006), namun tidak konsisten dengan penelitian Zhang (2010) dan Wijaya dan Hadianto (2008) Serta dengan penelitian Khan (2010), Joni 73 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 2. 3. 4. 74 dan Lina (2010), Seftianne dan Handayani (2011), dan Furi dan Saifudin (2012). Tingkat pertumbuhan tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Rahayu dan Faisal (2005), namun tidak konsisten dengan penelitian Zhang (2010), Prabansari dan Kusuma (2005), Musyafikin (2005), Hasan (2006), Joni dan Lina (2010) dan Hestuningrum dan Darsono (2012) yang menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Struktur aset mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Musyafikin (2005) dan Hasan (2006), namun tidak konsisten dengan penelitian Zhang (2010) dan Joni dan Lina (2010) Serta tidak konsisten dengan penelitian Wijaya dan Hadianto (2008), Seftianne dan Handayani (2011), dan Furi dan Saifudin (2012). Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Zhang (2010), Furi dan Saifudin (2012), Hestuningrum dan Darsono (2012), dan Seftianne dan Handayani (2011). Namun tidak konsisten dengan penelitian Margaretha dan Ramadhan (2010), Joni dan Lina (2010), dan Khan (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. November 2012 5. Umur perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Zhang (2010) dan Margaretha dan Ramadhan (2010). Namun tidak konsisten dengan penelitian Ramlall (2009) yang menyatakan bahwa umur perusahaan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. 6. Likuiditas mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijaya dan Hadianto (2008), Margaretha dan Ramadhan (2010), dan Hestuningrum dan Darsono (2012). Namun tidak konsisten dengan penelitian Furi dan Saifudin (2012) dan Seftianne dan Handayani (2011) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. 7. Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasil penelitian tidak konsisten dengan penelitian Rahayu dan Faisal (2005) dan Bangun dan Surianty (2008) serta tidak konsisten dengan penelitian Seftianne dan Handayani (2011). Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya mengambil sampel selama empat tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. 2. Variabel bebas yang diteliti hanya terbatas pada profitabilitas, tingkat pertumbuhan, struktur aset, ISSN: 1410 -9875 3. 1. ukuran perusahaan, umur perusahaan, likuiditas, dan kepemilikan manajerial. Penelitian hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur sebagai obyek penelitiannya sehingga belum mencakup keseluruhan jenis perusahaan yang ada. Beberapa rekomendasi peneliti bagi penelitian selanjutnya: Periode penelitian ditambah agar sampel menjadi lebih banyak sehingga memberikan Widyawati Lekok 2. 3. hasil penelitian yang lebih memadai. Melakukan penambahan variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi struktur modal tapi belum dimasukkan dalam penelitian ini seperti risiko bisnis, investasi dan dividen. Memperluas populasi penelitian tidak hanya perusahaan manufaktur tapi juga perusahaan dagang, jasa keuangan, properti, transportasi, dan pertambangan. REFERENSI Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, Thomas A. Wiliams, Jeffrey D. Camm, James J. Cochran.. 2012. Statistics for Business and Economics. South Western: Cengage Learning. Bangun, Nurainun dan Vivi Surianty. 2008. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal (studi empiris terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi. Tahun. XII. No. 01. Januari. Hlm. 35-47. Furi, Vina Ratna dan Saifudin. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal(Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009 – 2010). Juraksi. Vol. 1. No. 2. Februari. Hlm. 49-62. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrence J., dan Chad J. Zutter. 2009. Principles of Managerial Finance 12th Edition. New York: Pierson Prentice Hall. Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes. 2010. Accounting Theory (7th ed.). Australia: John Wiley & Sons, Inc. Hasan, H. Mudrika Alamsyah. 2006. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal (studi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Tepak Manajerial Magister Manajemen UNRI. Vol. 6. No. 6. November. hlm. 1-21. Hestuningrum, Ratri Dian dan Darsono. 2012. Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap struktur modal perusahaan pemanufakturan yang terdaftar pada bursa efek Indonesia. Diponegoro Journal of Accounting Vol. 1. No. 1. Hlm. 1-12. Joni dan Lina. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12. No. 2. Agustus. Hlm. 81-96. 75 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 Kesuma, Ali. 2009. Analisis factor yang mempengaruhi struktur modal serta pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan real estate yang go public di Bursa Efek Indonesia Khan, Zeba Shariff. 2010. Determinants of Capital Structure: Case of Listed Paint Manufacturing Companies. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business. Vol. 2 No. 6 Hlm. 253-271 Mardiana. 2005. Analisis variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan metal yang go publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmiah Bidang Manajemen & Akuntansi. Vol. 2. No. 2. September. Hlm. 149-169. Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12. No. 2. Agustus. Hlm. 119-130. Mgudlwa, Nosipho. 2009. Size and Other Determinants of Capital Structure in South African Manufacturing Listed Companies. PhD diss., Nelson Mandela Metropolitan University. Musyafikin. 2005. Analisis pengaruh profitabilitas, leverage operasi, tingkat pertumbuhan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan industri properti yang go publik di Bursa Efek Surabaya. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Sosial. Vol. 6. No. 1. Hlm. 92-111. Prabansari, Yuke dan Hadri Kusuma. 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek Jakarta. Kajian Bisnis dan Manajemen. Hlm. 1-15. Rahayu, Dyah Sih dan Faisal. 2005. Pengaruh kepemilikan saham manajerial dan insitusional pada struktur modal perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 7. No. 2. Agustus. hlm. 190-203. Ramlall, Indranarain. 2009. Determinants of Capital Structure Among NonQuoted Mauritian Firms Under Specificity of Leverage: Looking For A Modified Pecking Order Theory. International Research Journal of Finance and Economics. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: Gramedia. Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik sektor manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 13. No. 1. April. Hlm. 39-56. Sekaran U dan R Bougie. 2010. Research Methods For Business A Skill Building Approach Fifth Edition. Setiawan, Rahmat. 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dalam perspektif pecking order theory studi pada industri makanan dan minuman di Bursa Efek Jakarta. Majalah Ekonomi. Tahun. XVI. No. 3. Desember. Wijaya, M. Sienly Veronica dan Bram Hadianto. 2008. Pengaruh struktur aktiva, ukuran, likuiditas, dan profitabilitas terhadap struktur modal emiten sektor ritel di Bursa Efek Indonesia: sebuah pengujian hipotesis pecking order. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol. 7. No. 1. Hlm. 71-84. 76 ISSN: 1410 -9875 Widyawati Lekok Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, dan Donald E. Kieso. 2010. Accounting Principles, IFRS Edition. Wiley International Edition. Zhang, Ye. 2010. The Product Category Effects on Capital Structure: Evidence from the SMEs of British Manufacturing Industry. International Journal of Business and Management. Vol. 5 No. 8 Hlm. 86-112 77 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Halaman ini sengaja dikosongkan 78 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 79-90 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA ORGANISASI Rr. Niken Purbasari STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this research was to explore the effect of organizational commitment, organizational culture, and job satisfaction on organizational performance at Gramedia Printing unit Bandung. The sample used in this study amounted to 105 people who work at Gramedia Printing unit Bandung. The method used in this research is descriptive and causal research in which variables are measured with a Likert scale. This study uses primary data and secondary data. The research methods for the data analysis is regression which are simple regression and multiple regression. The results of this study show the positive influence either partially or simultaneously variable organizational commitment, organizational culture and job satisfaction to organizational performance. based on this research it can be concluded that organizational commitment , organizational culture , and job satisfaction affect the performance of the organization . Keyword: Organizational Commitment, Organizational Satisfaction, Organizational Perfomance Culture, Job Internet Indonesia (APJII) pengguna internet di Indonesia selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2012 pengguna internet di Indonesia sekitar 63 juta jiwa, 2013 sekitar 82 juta jiwa dan sampai pada akhir 2014 diperkirakan sebanyak 107 juta jiwa, dan diperkirakan akan terus meningkat ditahun-tahun berikutnya. Pengguna internet di Indonesia mengakses internet untuk berbagai kepentingan. Mencari informasi berita merupakan salah satu tujuan para pengguna internet PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang terjadi di Indonesia sangatlah pesat. Salah satu yang paling dirasakan dari perkembangan teknologi tersebut adalah internet. Saat ini Internet sangat mudah diakses baik melalui PC atau laptop ataupun dengan menggunakan smart phone. Meningkatnya internet di Indonesia karena kemudahan dan fasilitas biaya yang murah yang ditawarkan para penyedia layanan internet. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa 79 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 di Indonesia. Menurut survei Penggunaan dan Penyerapan Sarana Komunikasi dan Teknologi Informasi (P2SKTI) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan APJII diketahui bahwa dari sisi pemanfaatan internet di Indonesia, fungsi internet untuk mencari informasi berita ada di posisi kedua dengan presentase 78,49%. Hasil ini menunjukan adanya peningkatan dari penelitian sebelumnya yaitu untuk mencari informasi berita di Indonesia yang juga berada diposisi kedua tetapi dengan presentase yang lebih rendah yaitu 68%. Meningkatnya pengguna internet untuk mencari informasi berita memberikan dampak bagi industri cetak di Indonesia. Menurut Didik Supriyanto, pemimpin redaksi merdeka.com dalam sebuah diskusi yang dilakukan oleh Aliansi Jurnalis Indipenden pada Oktober 2013 mengatakan “Penurunan oplah media cetak dan berkurangnya pemirsa televisi serta penggemar radio membuktikan bahwa media konvensional sudah mulai ditinggalkan”. Menurut survei Nielsen Media Research di sembilan kota di Indonesia konsumsi Koran dan majalah mengalami penurunan sejak tahun 2005. Gramedia Printing sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa cetak terkemuka di Indonesia juga mengalami dampak dari adanya internet. Seperti survei yang dilakukan APJII internet di Indonesia banyak digunakan untuk mencari informasi berita sehingga saat ini banyak orang Indonesia yang mencari informasi berita dari internet daripada media cetak. Dampak ini dapat terlihat dari penurunan jumlah buku yang dijual 80 November 2012 di toko buku Gramedia. Menurut Y. Priyo Utomo selaku direktur utama PT Gramedia Asri Medika dalam wawancara dengan KONTAN tidak menampik bila terjadi penurunan dalam bisnis ini (website kompas.com). Penurunan ini dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan yang hanya mencapai 13% padahal sebelumnya mencapai 29%. Weston dan Copeland dalam artikel Eko dan Falikhatun (2008) menyebutkan bahwa tingkat penjualan akan mempengaruhi struktur keuangan perusahaan, sehingga apabila dihubungkan dengan kondisi penjualan di toko buku Gramedia dapat disimpulkan apabila penjualan di toko buku Gramedia mengalami penurunan akan memberikan dampak kepada Gramedia Printing, dikarenakan sebagian besar produk yang dijual di toko buku Gramedia merupakan produk dari Gramedia Printing. Gramedia Printing didirikan pada tahun 1972 dan pada tahun 1997 dengan teknologi cetak jarak jauh yang digunakan, Gramedia Printing menjadi perusahaan percetakan pertama yang mampu mencetak koran dan tabloid nasional serta koran terbitan luar negeri seperti Wall Street Journal Asia di beberapa kota secara serentak di seluruh Indonesia. Pada tahun 2005 Gramedia Printing unit Cikarang didirikan sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk memasuki pasar "commercial Printing", dan pada tahun 2006 dengan semakin banyaknya jumlah buku yang dicetak oleh Gramedia Printing, maka didirikanlah Gramedia Printing unit Bandung.PT. Kompas Gramedia telah membuktikan dirinya sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa ISSN: 1410 -9875 cetak terkemuka di Indonesia. PT. Kompas Gramedia yang kini lebih dikenal dengan nama Gramedia Printing terus mengembangkan bisnisnya, baik di Indonesia maupun di pasar Internasional. Untuk menghadapi tantangan media internet di Indonesia para pelaku industri cetak harus mampu meningkatkan kreatifitas akan produknya sehingga kinerja organisasi tersebut memberikan hasil yang berguna dalam menghadapi tantangan tersebut. Kinerja organisasi menurut Bernardin dan Russel (2008,14) adalah sebagai catatan tentang hasil akhir atas suatu kegiatan atau tugas yang diselenggarakan pada kurun waktu tertentu. Oleh karena itu kinerja organisasi menjadi alat ukur dan evaluasi untuk menentukan sejauh mana keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan tertentu. Gramedia Printing mempunyai kekuatan dalam hal komitmen organisasi, hal ini dapat dilihat dari lama kerja pegawai Gramedia Printing. Karyawan Gramedia Printing saat ini ada sebanyak 280 karyawan dimana 195 karyawan merupakan karyawan tetap dan 85 karyawan merupakan karyawan tidak tetap, dan terdapat 97 karyawan tetap yang telah bekerja lebih dari 5 tahun atau 49,74% dari total karyawan tetap. Masa jabatan menurut Luthans (2006) merupakan salah satu faktor penentu komitmen pada. Dalam suatu perusahaan, komitmen organisasi merupakan salah satu faktor yang penting, karena komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan bersedia melaksanakan tujuan-tujuan organisasi dan ingin Rr. Niken Purbasari mempertahankan kedudukannya di dalam organisasi tersebut (Robbins dan Judge 2008,100). Keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seorang individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut. Gramedia Printing memiliki budaya organisasi yaitu sistem kekeluargaan, dimana dalam sebuah keluarga selalu saling membantu dan saling menghormati antar anggota. Gramedia Printing selalu melakukan kegiatan rutin untuk menjaga sistem kekeluargaan itu bekerja dengan baik, misalnya dengan mengadakan rekreasi bersama. Gramedia printing rutin mengadakan rekreasi bersama dimana dalam rekreasi ini tidak hanya diikuti oleh karyawan tetapi juga diikuti oleh keluarga karyawan. Budaya seperti ini rutin dilakukan untuk mempererat hubungan kekeluargaan dari karyawan. Banyaknya karyawan Gramedia Printing yang bekerja dengan lama kerja lebih dari 5 tahun menunjukan bahwa karyawan Gramedia Printing memiliki perasaan positif terhadap pekerjaannya sehingga mendorong karyawan untuk bekerja dan menjadi motivasi bagi karyawan tersebut, dengan kata lain terdapat kepuasan kerja yang positif. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dan ini nampak pada perilaku dan sikap pegawai dalam kehidupan sehari-hari, biasanya ditunjukan dalam hal tanggapan yang positif dalam bekerja. Perlu disadari bahwa kepuasan kerja merupakan faktor yang mendorong 81 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 pegawai/karyawan lebih giat bekerja dan sekaligus sebagai motivasi dalam bekerja. Menurut Robbins dan Judge (2008,107) kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya, Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006,121) kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang positif yang merupakan hasil dari evaluasi pengalaman kerja seseorang. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut pertama, pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah. Kedua, kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis memuat. Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Kinerja Organisasi. Ketiga, metode penelitian yang memuat metode pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang menguraikan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. KERANGKA TEORITIS PENGEMBANGAN HIPOTESIS DAN Komitmen Organisasi Menurut Robbins dan Judge (2008,100) komitmen organisasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan bersedia melaksanakan tujuantujuan organisasi dan ingin mempertahankan kedudukannya di dalam organisasi tersebut. Selanjutnya Luthans (2006 : 249) 82 November 2012 menyatakan komitmen organisasi merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson dalam Sopiah (2008,155) mengemukakan bahwa komitmen organisasi adalah derajat di mana karyawan percaya dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi. Ha1: Terdapat pengaruh antara Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Organisasi. Budaya Organisasi Menurut Schein (2010,18) budaya organisasi dikatakan sebagai pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, melalui adaptasi eksternal dan intgrasi internal yang telah bekerja dengan baik sehingga diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk melihat, berpikir, dan merasakan kaitannya dengan masalah-masalah yang ada. Sedangkan menurut Umar (2010,207), Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai dan keyakinan bersama yang diambil dari pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya yang kemudian berinteraksi menjadi norma-norma, dimana norma tersebut dipakai sebagai pedoman cara berpikir dan bertindak dalam upaya mencapai tujuan bersama. Sedangkan budaya organisasi menurut Dessler (2010,186) adalah karakteristik nilai, tradisi, dan perilaku perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan. ISSN: 1410 -9875 Rr. Niken Purbasari Ha2: Terdapat pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi. Kepuasan Kerja Robbins dan Judge (2008,107) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006,121), kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang positif yang merupakan hasil dari evaluasi pengalaman kerja seseorang. Menurut Luthans (2006,243), kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan yang mereka berikan dinilai penting. Sedangkan menurut Menurut Wesson et al. (2009,105), kepuasan kerja adalah suatu pernyataan emosi yang menyenangkan yang dihasilkan dari penghargaan terhadap pekerjaan seseorang dan apa yang anda pikirkan tentang pekerjaan anda. Ha3: Terdapat pengaruh antara Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Organisasi. Kinerja Organisasi Menurut Robbins dan Mary Coulter (2005,226) Kinerja organisasi adalah akumulasi hasil akhir semua proses dan kegiatan kerja organisasi. Itu merupakan konsep yang rumit tetapi penting, dan manajer perlu memahami faktor yang menyumbang ke kinerja organisasi yang tinggi. Mereka tidak ingin berhasil hanya dengan kinerja yang biasa-biasa saja. Mereka ingin organisasi , unit kerja atau kelompok kerja mereka mencapai tingkat kinerja yang tinggi, tidak peduli apa misi, strategi, atau sasaran yang sedang dikejar. Menurut Stooner dan Freeman (Imran Ali et al. 2010) kinerja organisasi adalah ukuran seberapa efisien dan efektif seorang manajer yang menunjukan seberapa baik ia menentukan dan mencapai tujuan yang tepat, serta menunjukan seberapa baik organisasi melakukan pekerjaan mereka. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja tersebut memerlukan pengukuran dan pengevaluasian untuk menentukan sejauh mana keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan tertentu. Bernardin dan Russel (2008,14) memberikan definisi kinerja organisasi sebagai catatan tentang hasil akhir atas suatu kegiatan atau tugas yang diselenggarakan pada kurun waktu tertentu. Ha4: Terdapat pengaruh antara Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Organisasi. Model Penelitian Komitmen Organisasi X1 Kepuasan Kerja X2 Budaya Organisasi X3 Kinerja Oganisasi Y Gambar 1 Model Penelitian 83 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengolahan Data Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara acak dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak (Simple Random sampling). Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut (Sugiyono 2010,118). Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini, maka peneliti menentukan jumlahnya dengan menggunakan asumsi Joseph Hair (2010, 102) yaitu, bahwa jumlah sampel yang baik menurut MLE (Maxi Likelihood Estimation) berkisar antara 100-150 orang, artinya sampel antara 100-150 orang sudah dapat mewakili suatu populasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan 105 responden. Data primer adalah informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti dari variabel spesifik yang bertujuan penelitian. (Sugiyono, 2010) dimana peneliti menyebarkan sejumlah pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada responden yaitu karyawan Gramedia Printing unit Bandung. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Komitmen Organisasi Komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan yakin dan menerima nilainilai dan tujuan-tujuan organisasi dan bersedia melaksanakannya serta berusaha atau bekerja untuk kepentingan 84 November 2012 organisasi untuk mempertahankan kedudukannya di organisasi. Budaya Organisasi Budaya organisasi nilai dan keyakinan organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, melalui adaptasi eksternal dan intgrasi internal yang telah bekerja dengan baik sehingga menjadi norma yang diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk melihat, berpikir, dan merasakan kaitannya dengan masalah-masalah yang ada dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya dinilai penting oleh perusahaan. Kinerja Organisasi Kinerja Organisasi merupakan evaluasi akhir dari suatu tugas yang dilakukan dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama sebelumnya. Skala yang digunakan dalam penelitian adalah skala Likert (Likert Scale). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah diciptakan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2010:132). ISSN: 1410 -9875 Rr. Niken Purbasari HASIL PENELITAN Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan usia, jenis kelamin, jabatan, jenjang pendidikan, bidang keahlian, dan lama kerja. Uji Normalitas Metode Grafik Uji normalitas dilakukan dengan menggunkan metode grafik dengan cara melihat pola titik-titik penyebaran data pada garis diagonal yang terdapat pada Normal P-Plot. Gambar 2 Hasil uji Normalitas P- Plot Dari gambar menjelaskan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 4.2.3.2. Metode Non Grafik Metode kedua untuk uji normalitas yaitu metode non-grafik yang dilakukan dengan cara menganalisa Skewness dan Kurtosis. Tabel 1 Perhitungan Z skewness dan Z Kurtosis Komitmen Budaya Kepuasan Kerja Organisasi Organisasi Z skewness Z kurtosis -0.992 -0.837 -0.649 -1.303 Dilihat dari hasil tabel tersebut nilai Z hitung dibandingkan dengan nilai kritisnya yaitu untuk significant level 0,05 atau 5% adalah sebesar ±1,96 di dapat dari Ztabel yaitu diantara - 0.669 -0.759 Kinerja Organisasi -0.498 -1.209 1,96 sampai +1,96. Berdasarkan data di atas nilai z hitung berada diantara nilai -1.96 dan +1.96 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 85 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilihat dari nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor apabila nilai Tolerance > 0.1 dan VIF <10, November 2012 maka data disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas dan data baik digunakan dalam model regresi. Tabel 2 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1 TTL_X1 Tolerance .586 VIF 1.707 TTL_X2 TTL_X3 .428 .533 2.335 1.877 ependent Variable: TTL_Y Uji Heteroskedastisitas Metode Grafik Uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode grafik dilakukan dengan mengamati grafik Scatter Plot. Jika data menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu y maka data tidak terjadi heteroskedastisitas dan data baik digunakan dalam model regresi. Sebaliknya data tidak menyebar diatas dan dibawah nagka 0 pada sumbu y maka data terjadi heteroskedastisitas dan data tidak baik digunakan dalam model regresi. Berikut hasil uji heteroskedastisitas dengan metode grafik. Hasil Uji Heteroskedastisitas Gambar 3 86 ISSN: 1410 -9875 Rr. Niken Purbasari 3.4.2.2. Metode Non Grafik Tabel 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Non Grafik Coefficientsa Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients Model nstant) _X1 _X2 _X3 ependent Variable: ares_1 B 4.461 Std. Error 1.838 Beta .023 .009 -.105 .054 .032 .059 .054 .042 -.237 Berdasarkan pada tabel dapat diketahui bahwa nilai sig dari variabel Komitmen Organisasi 0.674 > 0.05, nilai sig dari Budaya Organisasi 0.778 > 0.05, dan nilai sig dari Kepuasan Kerja 0.080 > 0.05, maka data disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga data baik digunakan dalam model regresi. t Sig. 2.427 .017 .422 .283 -1.771 .674 .778 .080 4.3.3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode yang satu (periode t) dengan periode sebelumnya (periode t-1). Tabel 4 Hasil uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .726a .528 .514 3.56534 1.745 redictors: (Constant), TTL_X3, TTL_X1, TTL_X2 ependent Variable: TTL_Y Uji t Hipotesis 1 Tabel 5 Coefficientsa Model 1 (Constant) TTL_X1 ependent Variable: TTL_Y Unstandardized Coefficients B 14.545 Std. Error 2.577 .517 .080 Standardized Coefficient s Beta .537 t Sig. 5.644 .000 6.465 .000 87 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 Hipotesis 2 Tabel 6 Coefficientsa 1 Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients Model (Constant) TTL_X2 ependent Variable: TTL_Y B .844 Std. Error 2.964 Beta .350 .034 .710 t Sig. .285 .776 10.241 .000 Hipotesis 3 Tabel 7 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) TTL_X3 ependent Variable: TTL_Y B Std. Error 17.860 2.861 .421 .091 Standardized Coefficients t Sig. 6.242 .000 4.645 .000 Beta .416 Uji F Model Regression 1 Residual Total Tabel 8 ANOVAa um of Squares df Mean Square 1434.086 3 478.029 1283.876 101 12.712 2717.962 F 37.606 Sig. .000b 104 ependent Variable: TTL_Y redictors: (Constant), TTL_X3, TTL_X1, TTL_X2 PENUTUP Pada pengujian hipotesis 1 mendapatkan suatu kesimpulan dimana Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, artinya terdapat pengaruh antara Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Organisasi pada Gramedia Printing unit Bandung. Pada pengujian hipotesis 2 mendapatkan suatu kesimpulan dimana Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, artinya terdapat pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi pada Gramedia Printing unit Bandung. Pada pengujian hipotesis 3 mendapatkan suatu kesimpulan 88 dimana Ho3 ditolak dan Ha3 diterima, artinya terdapat pengaruh antara Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Organisasi pada Gramedia Printing unit Bandung. Pada pengujian hipotesis 4 mendapatkan suatu kesimpulan dimana Ho4 ditolak dan Ha4 diterima, artinya terdapat pengaruh antara Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Organisasi pada Gramedia Printing unit Bandung. Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini, data yang dianalisis menggunakan data yang diperoleh dari responden sehingga ISSN: 1410 -9875 menimbulkan masalah ketika banyak responden yang tidak mengisi kuisioner sesuai dengan kriteria yang diinginkan peneliti. Pendistribusian kuisioner dilakukan oleh pihak perusahaan sehingga penulis tidak bertemu secara langsung dengan responden untuk menjelaskan maksud dari masingmasing pertanyaan. Terbatasnya variabel independen pada penelitian, dimana penelitian ini hanya menggunakan variabel komitmen organisasi, budaya organisasi, dan kepuasan kerja. Memperluas objek penelitian sehingga jumlah sampel penelitian menjadi lebih besar. Perusahaan sebaiknya meningkatkan komitmen organisasi Rr. Niken Purbasari seperti mendukung perkembangan karyawan ataupun menjamin keadilan organisasi. Penulis menyarankan halhal sebgai berikut; Perusahaan juga harus meningkatkan kepuasan kerja karyawan dengan cara seperti membuat pekerjaan menyenangkan ataupun menghindari kebosanan dan pekerjaan yang berulang-ulang. Penelitian selanjutnya sebaiknya memasukkan variabel-variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi, seperti gaya kepemimpinan, intrapreneurial behavior, proses inovasi, struktur organisasi, manajemen karir, dan lingkungan kerja. REFERENSI Ali, Imran., et al. 2010. Corporate Social Responsibility Influences, Employee Commitment and Organizational Performance. African Journal of Business Management. 4 (12). 2796-2801. October. Bernardin, H. John, & Russel, Joyce. E. A. 2008. Human Redources Management : an Experimental Approach. Singapore: MecGraw-Hill Book co. Dessler, Gary. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Indeks. Jakarta Supriyanto Eko dan Falikhatun. 2008. Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan Penjualan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Keuangan. Hair, Joseph F., et al. 2010. Multivariate Data Analysis: Global Perspective. 7th Edition. New Jersey: Pearson Education. Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi.Edisi Sepuluh. ANDI, Jogjakarta. Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi 10.Thomson South-Western. Robbins & Coulter. 2005. Manajemen. Edisi ke-7. Jilid 2. Edisi Bahasa Indonesia. PT.Indeks, Jakarta . Robinns, Stephen. P., and Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Buku1 dan 2 Edisi 12. Salemba Empat, Jakarta. Schein, Edgar H., 2010, Organizational Culture and Leadership, fourth edition, Jossey-Bass Publisher, San Fransisco. Sopiah. 2008., Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. 89 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 Umar, H. 2010. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. www.apjii.or.id www.gramediaprinting.com www.kompas.com km.kompasgramedia.com 90 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 91-108 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SANTOSO CHANDRA STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purpose of this research is to examine whether systematic risk, debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio, size, profitability, and current ratio have influence to stock return. Samples selected using purposive sampling method. From 123 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange only 69 are used as samples for this study. This research uses multiple regression method to see effect of systematic risk, debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio, size, profitability, and current ratio toward stock return.The result of this research shows that systematic risk, debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio, size, profitability, and current ratio have no influence to stock return. Keywords: Stock Return, Systematic Risk, Debt to Equity Ratio, Earnings Yield, Book to Market Ratio, Size, Profitability, and Current Ratio. Salah satu cara perusahaan untuk mendapatkan sumber dana yang mudah adalah dengan mendaftarkan dan menjual sahamnya di BEI sehingga perusahaan mendapatkan dana dari investor. BEI (Bursa Efek Indonesia) adalah tempat menjual saham secara bebas dan perantara untuk investor. BEI memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk bersaing secara sehat untuk menarik investor baik domestik maupun internasional. Pada umunya perusahaan yang terdaftar di BEI adalah perusahaan yang go public dan PENDAHULUAN Pada zaman globalisasi seperti saat ini perusahaan harus dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan usaha yang semakin berkembang dengan pesat dan dengan masih tingginya suku bunga kredit perbankan yang berjangka waktu panjang, perusahaanperusahaan yang memiliki reputasi baik berusaha untuk mendapatkan dana dipasar modal. Bagi suatu perusahaan dana sangat mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesempatan berkembang perusahaan. 91 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 investor sebelum melakukan pengamatan dan penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan yang dipilih investor. Menurut Rasmin (2007) dalam Arista (2012) menyatakan bahwa berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat diketahui kinerja perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha dan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan aktivitas usahanya secara efisien serta faktor di luar perusahaan ekonomi, politik, hasil finansial, dan lain-lain Menurut Sukirno (2000, 366) dalam Murti (2011, 2) menyatakan bahwa investasi didefinisikan sebagai kegiatan pembelanjaan untuk meningkatkan kapasitas memproduksi suatu perekonomian. Harapan dari kegiatan investor adalah return yang akan diterima di masa yang akan datang. Menurut teori Keynes investasi bisnis hanya tergantung pada dua faktor perkiraan pengembalian investasi dan tingkat suku bunga (Murti 2011, 3). Return saham merupakan kelebihan harga jual saham di atas harga belinya. Semakin tinggi harga jual saham di atas harga belinya, maka semakin tinggi pula return yang diperoleh investor. Apabila seorang investor menginginkan return yang tinggi maka ia harus bersedia menanggung risiko lebih tinggi, demikian pula sebaliknya bila menginginkan return rendah maka risiko yang akan ditanggung juga rendah (Arista 2012). Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian Adrianto (2008). Adapun perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah: (1) penelitian sebelumnya menggunakan lima variabel independen, yaitu systematic risk, 92 November 2012 debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio dan size. Sedangkan penelitian ini peneliti menambahkan dua variabel independen, yaitu profitabilitas dan current ratio. Penambahan profitabilitas sebagai variabel independen berdasarkan penelitian Anik dan Trilestari (2010) yang menyatakan bahwa profitabilitas digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan, sedangkan berdasarkan penelitian Ulupui (2007) penambahan current ratio sebagai variabel independen, karena current ratio memperlihatkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya.; (2) Periode pengambilan data dalam penelitian sebelumnya adalah tahun 1995 sampai 1999, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan data dengan cakupan periode yang terbaru, yaitu dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Tujuan penelitian untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh systematic risk, debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio, size, profitabilitas dan current ratio terhadap return saham. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Normative Theory Menurut Scott (1997) dalam Andrianto (2008) teori normatif memiliki hubungan dengan return saham menyatakan bahwa individu ingin membuat keputusan dalam menghadapi ketidakpastian sehingga memaksimalkan utilitas yang diharapkan mereka. Dalam ISSN: 1410 -9875 memahami proses pengambilan keputusan rasional dalam kondisi tidak pasti dibuat oleh investor, teori keputusan kemudian akan digunakan. Teori ini menekankan investor untuk menempatkan keprihatinan informasi yang mempertajam keyakinan subjektif mereka tentang keuntungan mereka akan mendapatkan dimasa depan merupakan konsekuensi dari keputusan yang telah mereka buat dalam teori masa lalu (Andrianto 2008). Andrianto (2008) menyatakan bahwa teori ini mengakui semua kemungkinan terjadinya tidak akan lagi menjadi objektif karena adalah kondisi normal. Prosedur ini memungkinkan investor untuk memiliki informasi tambahan untuk merevisi penilaian subjektif mereka tentang dampak dari keputusan mereka. Menurut Scott (1997) dalam Andrianto (2008) menyatakan bahwa teori keputusan sangat relevan dalam akuntansi karena informasi mendasar diperoleh dari laporan keuangan memberikan informasi tambahan berguna untuk pengambilan keputusan. Signaling Theory Signaling theory merupakan teori yang beresensikan bagaimana signal-signal yang mempengaruhi naik turunnya harga saham pada pasar modal. Asumsi dasar dari signaling theory adalah rasional, dalam artian bahwa pelaku pasar modal memiliki kemampuan melakukan penyesuaian keyakinan yang tepat sehingga tidak salah menanggapi setiap informasi atau sinyal membuat keputusan transaksi (Susilowati 2010). Santoso Chandra Menurut Morris (1987) dalam Susilowati (2010) menyatakan bahwa signaling theory menjelaskan bagaimana informasi asimetri dapat dikurangi dengan cara, salah satu pihak memberikan signal informasi kepada pihak lain. Manajer memiliki informasi lebih baik mengenai kondisi perusahaan dibandingkan pihak eksternal. Akibatnya pihak eksternal perusahaan yang tidak memiliki informasi lengkap akan memiliki persepsi yang sama tentang nilai perusahaan pandangan seperti ini akan merugikan (menguntungkan) perusahaan yang memiliki proyek investasi yang lebih baik (buruk) karena pihak eksternal akan menilai perusahaan lebih rendah (tinggi) dari yang seharusnya sehingga menimbulkan opportunity loss (opportunity gain). Return Saham Menurut Helfert (1996: 67) dalam Murti (2011, 73) menyatakan bahwa return saham yang tinggi merupakan harapan dari investor. Return saham terdiri dari dua komponen yaitu deviden dan capital gain atau loss. Deviden merupakan pendapatan yang diperoleh secara periodik dari investasi yang ditanamkan. Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pendapatan lancar adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham periode sebelumnya (Animah 2010). Menurut definisi diatas, maka dapat 93 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 ditarik kesimpulan return saham adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi atau laba yang diperoleh oleh investor pada sahamnya berdasarkan selisih perubahan harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya. . Systematic Risk Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi karena faktor ini terjadi pada seluruh ekonomi atau pasar. Risiko sistematis ini merupakan profitabilitas bahwa keuntungan perusahaan berada dibawah keuntungan yang diharapkan karena adanya faktor yang berdampak bagi seluruh perusahaan yang berada dalam suatu perekonomian (Murti 2011, 88).Menurut Jogiyanto (2000) dalam Solechan (2009) mengatakan bahwa risiko (beta) sering dihubungkan dengan penyimpangan/deviasi dari outcome yang diterima dengan diekspektasi. Risiko ada dua yaitu risiko sistematis dan risiko non sistematik. Ha1 : Systematic risk berpengaruh terhadap return saham. Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur proporsi dana dari utang. Semakin rendah debt to equity ratio dikarenakan rasio yang tinggi menunjukkan perusahaan menggunakan financial leverage yang tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan return on equity dengan cepat dan sebaliknya jika penjualan menurun, return on equity akan cepat menurun juga (Andrianto 2008). 94 Ha2 : Debt berpengaruh saham. November 2012 to equity ratio terhadap return Earnings Yield Earnings yield itu diperoleh dengan pembagian laba per saham dari harga penutupan saham, sedangkan earnings per share diperoleh dengan pembagian laba bersih setelah pajak dan saham yang beredar (Andrianto 2008). Hasanah mengatakan (2010) bahwa earnings yield menunjukkan kemampuan perusahaan. Earnings yield menunjukkan bahwa setiap unit uang yang disediakan oleh investor dapat memperoleh return saham. Ha3 : Earningas yield berpengaruh terhadap return saham. Book Market Ratio Menurut Bodie et al. (2006, 373) dalam Hasanah (2010) menyatakan bahwa book to market ratio merupakan rasio nilai buku terhadap nilai pasar. Rasio tersebut menerima return yang abnormal dalam jangka panjang, meskipun rasio tersebut telah disesuaikan dengan risiko sistematis. Menurut Jiang dan Lee (2009) dalam Prasetiono (2012) mengatakan bahwa rasio keuangan dan pendapatan dapat digunakan untuk memprediksi return saham baik jangka panjang mauppun jangka pendek. Investor aktif perlu memperhatikan rasio keuangan karena risiko yang terjadi setiap waktu. Rasio keuangan yang berkaitan untuk mengantisipasi risiko pasar antara lain book to market ratio. Book to market ratio merupakan rasio yang mencerminkan nilai pasar suatu saham. Book to market ratio yang ISSN: 1410 -9875 tinggi berarti adanya kewajiban perusahaan yang masih belum dibayarkan. Hal ini membuat risiko memiliki saham perusahaan tersebut tinggi sehingga nilai perusahaan dianggap rendah oleh investor dan sebaliknya. Ha4 : Book to market ratio berpengaruh terhadap return saham. Size Menurut Daniati dan Suhairi (2006) dalam Animah (2010) mengatakan bahwa size merupakan pencerminan besar kecilnya perusahaan yang tampak dalam nilai total aktiva, penjualan atau modal perusahaan pada neraca dan laporan rugi laba akhir tahun. Secara umum size perusahaan menunjukkan jumlah dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengidentifikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola invetasi milik stockholder untuk memberikan keuntungan kepada mereka. Ha5 : Size berpengaruh terhadap return saham. Profitabilitas Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan profit. Profitabilitas dapat diukur beberapa hal yang berbeda, namun dalam dimensi yang saling terkait. Pertama, terdapat hubungan antara profit dengan sales sehingga terjadi residual return bagi perusahaan per Rupiah penjualan. Pengukuran yang lain adalah return on investment atau disebut juga return on asset, yang berkaitan dengan profit dan investasi atau aset yang digunakan Santoso Chandra untuk menghasilkannya. Return on sales dapat berupa rasio gross margin dan profit margin. Return on investment dapat berupa rasio return on asset dan return on equity (Ulupui 2007). Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam dalam hubungan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Penggunaan profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Ha6 : Profitabilitas berpengaruh terhadap return saham. Current Ratio Menurut Ang (1997) dalam Anik dan Trilestari (2010) menyatakan bahwa current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar. Ratio ini paling sering digunakan untuk mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek, karena menunjukkan seberapa besar tuntutan kreditur jangka pendek yang dapat dipenuhi oleh aktiva yang diharapkan dapat menjadi kas dalam periode yang hampir sama dengan masa jatuh tempo tuntutan tersebut (Murti 2011, 55). Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang current ratio nya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur pada 95 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan. Ha7 : Current ratio berpengaruh terhadap return saham. METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Obyek penelitian pada penelitian ini diambil dengan metoda pengambilan sampel, yang disebut metoda purposive sampling. Metoda purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2012, 218-219). Dengan menggunakan metoda purposive sampling, maka akan muncul kriteria-kriteria dalam pemilihan sampel: 1. Perusahaan manufaktur secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2010. 2. Perusahaan yang laporan keuangannya menggunakan mata uang Rupiah. 3. Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya berakhir pada per 31 Desember. 4. Perusahaan yang mempunyai laba selama periode 2008 sampai 2010. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenisnya data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dimana berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 sampai 2011. Sumber resmi data adalah website www.idx.co.id sehingga data dapat dipertanggungjawabkan. 96 November 2012 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Return Saham Menurut Jogiyanto (2009) dalam Hasanah (2010) menyatakan bahwa return saham adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi atau laba yang diperoleh oleh investor pada sahamnya berdasarkan selisih perubahan harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya. Pengukuran yang digunakan oleh return saham adalah skala rasio, karena return saham membandingkan harga saham periode berjalan dengan harga saham periode yang lalu. Menurut Ang (1997) dalam Andrianto (2008) return saham dapat dirumuskan sebagai berikut: Return saham (Ri.t) = Keterangan: Ri : Return saham Pt : Harga saham pada akhir tahun (t) Pt-1: Harga saham pada akhir tahun ditahun sebelumnya (t-1) Systematic Risk Beta disebut juga risiko sistematik yaitu variasi pengembangan saham/ portofolio berhubungan dengan perubahan pengembangan dalam pasar secara keseluruhan yang terjadi karena kejadian-kejadian di luar kegiatan perusahaan (Solechan 2009). Variabel ini menggunakan skala rasio. Secara sistematis menurut Elton dan Gruber (1995) dalam Jogiyanto (2000) systematic risk dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Rit = αi + βiRmt + ei Keterangan: ISSN: 1410 -9875 Rit αi βi Rmt e : return saham dalam bulan t : konstanta : koefisien beta : return pasar dalam bulan t : kesalahan residu Menurut Kartikasari (2007) return saham bulanan dapat dirumuskan sebagai berikut: Return saham (Ri.t) = Keterangan: Rit : Return saham perusahaan i pada bulan t Pt : Harga saham perusahaan i pada bulan t Pt-1 : Harga saham perusahaan i pada bulan t-1 Sedangkan return pasar perbulan dapat dapat dirumuskan sebagai berikut: Rmt= Keterangan: Rmt : Return pasar dalam bulan t IHSGt : Indeks harga saham gabungan pada bulan t IHSGt-1 : Indeks harga saham gabungan pada bulan t-1 Debt Equity to Ratio Menurut Horne (1977) dalam Murti (2011, 59) menyakan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio hutang yang digambarkan dengan perbandingan antara seluruh hutang, baik hutang jangka panjang maupun jangka pendek, dengan modal sendiri perusahaan. Variabel ini menggunakan skala rasio. Menurut Andrianto (2008) debt to equity ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: DER= Santoso Chandra Earnings Yield Earnings yield berfungsi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan earnings (Hasanah 2010). Earnings yield itu diperoleh dengan pembagian laba per saham dari harga penutupan saham , sedangkan earnings per share diperoleh dengan pembagian laba bersih setelah pajak dibagi dengan saham yang beredar (Andrianto 2008). Rumus yang digunakan adalah: EY = Earnings yield menunjukkan bahwa setiap satu unit uang yang disediakan oleh investor dapat memperoleh return saham (Hasanah 2010). Variabel ini menggunakan pengukuran skala rasio. Book to Market Ratio Menurut Bodie et al. (2006) dalam Hasanah (2010) menyatakan bahwa book to Market Ratio merupakan rasio nilai buku terhadap nilai pasar. Variabel ini menggunakan skala rasio. Menurut Prasetiono (2012) book to market ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: BMR= Keterangan: Book value of equity = total aktiva – total hutang Market value of equity = jumlah saham beredar x harga penutupan saham tahunan Size Size sebagai proksi karakteristik perusahaan merupakan variabel independen. Menurut Imronudin (2005, 133) dalam Hasanah (2010) mengatakan 97 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 bahwa ukuran perusahaan didapatkan dari jumlah saham yang beredar dikalikan dengan harga saham per lembar. Variabel ini menggunakan skala rasio. Menurut Daniati dan Suhairi (2006) dalam Animah (2010) size dapat dirumuskan sebagai berikut: Size = Logaritma Natural (total aktiva) Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan juga merupakan elemen dalam dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang (Harjito dan Aryayoga 2009), sehingga pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Kita dapat menghitung rasio profitabilitas dan rumus adalah: (Anik dan Trilestari 2010) Return on Asset= Current Ratio Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang (Murti 2011, 55). 98 November 2012 Variabel ini menggunakan skala rasio. Menurut Weston dan Copeland (1992: 267) dalam Murti (2011: 55) current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: Uji Hipotesis Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yang terdiri dari uji koefisien korelasi, uji koefisien determinasi, uji signifikansi simultan, dan uji signifikan parameter individual dengan tingkat signifikan 5% (α=5%). Metode regresi berganda digunakan oleh peneliti, karena peneliti ingin mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yaitu return saham dengan persamaan sebagai berikut: RS = b0+ b1 R + b2 DER + b3 EY + b4 BMR + b5 SZ + b6 P + b7 CR + ε Keterangan: RS : Return Saham R : Risiko Sistematis DER : Debt to Equity Ratio EY : Earnings Yield BMR : Book to Market Ratio SZ : Size P : Profitabilitas CR : Current Ratio b0 : Konstanta b1- b7: Koefisien Regresi ε : Error HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Sampel (Objek Penelitian) Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ISSN: 1410 -9875 Santoso Chandra Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan metode purposive sampling dimana sampel diseleksi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Prosedur pemilihan sampel dapat dilihat padal tabel di bawah ini: Tabel 1 Hasil Seleksi Sampel Keterangan Perusahaan manufaktur yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2010. Perusahaan yang laporan keuangannya tidak menggunakan mata uang Rupiah Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya tidak berakhir pada per 31 Desember Perusahaan manufaktur yang mempunyai rugi selama periode 2008-2010 Total perusahaan dan data Data outlier Data penelitian Jumlah Perusahaan 123 Jumlah Data 369 (6) (18) (11) (33) (37) (111) 69 207 (57) 150 Sumber: Data yang dikumpulkan Tabel 1 menunjukkan jumlah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten dari tahun 2008 sampai 2010 berjumlah 123 perusahaan. Terdapat 6 perusahaan yang tidak menggunakan mata uang Rupiah dalam pelaporan keuangan, 11 perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember, 37 perusahaan yang memiliki rugi selama periode penelitian, dengan N 150 150 Return Saham Systematic Risk Debt To Equity 150 Ratio demikian total perusahaan yang memenuhi kriteria ada 69 perusahaan. Dengan periode penelitian 3 tahun maka terdapat 207 data sebelum diuji outlier dan 150 data setelah uji outlier. Analisis Statistik Deskriptif Hasil statistik deskriptif yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini: Tabel 2 Hasil Statistik Deskriptif Minimum Maximum Mean -,45946 2,81720 ,50026 -,19800 ,91000 ,40884 Std. Deviation ,62640 ,27720 ,09588 ,62026 2,88108 ,82574 99 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 N Earnings Yield 150 BookTo Market 150 Ratio Size Profitabilitas Current Ratio 150 150 150 Minimum ,00001 150,8183 1 19,71268 ,00293 ,18933 Variabel return saham dengan jumlah data 150 memiliki nilai minimum -0,45946 dan nilai maksimum 2,81720. Nilai rata-rata dari variabel return saham sebesar 0,50026 dan deviasi standar sebesar 0,62640. Variabel systematic risk dengan jumlah data 150 memiliki nilai minimum -0,19800 dan nilai maksimum 0,91000. Nilai rata-rata dari variabel systematic risk sebesar 0,40884 dan deviasi standar sebesar 0,27720. Variabel debt to equity ratio dengan jumlah data 150 memiliki nilai minimum 0,09588 dan nilai maksimum 2,88108. Nilai rata-rata dari variabel debt to equity ratio sebesar 0,82574 dan deviasi standar sebesar 0,62026. Variabel earnings yield dengan jumlah data 150 memiliki nilai minimum 0,00001 dan nilai maksimum 0,88060. Nilai rata-rata dari variabel earnings yield sebesar 0,129099 dan deviasi standar sebesar 0,14298. Variabel book to market ratio dengan jumlah data 150 November 2012 Maximum ,88060 3,81431 Mean ,129099 -,46880 Std. Deviation ,14298 13,82889 32,66486 ,42744 11,74282 27,77279 ,11647 2,57262 2,00788 ,09918 2,00874 memiliki nilai minimum -150,81831 dan nilai maksimum 3,81431. Nilai rata-rata dari variabel book to market ratio sebesar -0,46880 dan deviasi standar sebesar 13,82889. Variabel size dengan jumlah data 150 memiliki nilai minimum 19,71268 dan nilai maksimum 32,66486. Nilai rata-rata dari variabel size sebesar 27,77279 dan deviasi standar sebesar 2,00788. Variabel profitabilitas dengan jumlah data 150 memiliki nilai minimum 0,00293 dan nilai maksimum 0,42744. Nilai rata-rata dari variabel profitabilitas sebesar 0,11647 dan deviasi standar sebesar 0,09918. Variabel current ratio dengan jumlah data 150 memiliki nilai minimum 0,18933 dan nilai maksimum 11,74282. Nilai rata-rata dari variabel current ratio sebesar 2,57262 dan deviasi standar sebesar 2,00874. Hasil Uji Normalitas Residual Hasil dari uji normalitas sebelum uji outlier dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini: Tabel 3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov sebelum Uji Outlier Unstandardized Residual N 207 Asymp. Sig. (2 tailed) 0,000 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. 100 ISSN: 1410 -9875 Santoso Chandra Hasil uji normalitas digunakan dalam penelitian adalah menunjukkan bahwa asymp.sig (2-3,0 sampai dengan +3,0. Data yang tailed) dari model regresi berada tidak terletak diantara -3,0 sampai dibawah 0,05 yang berarti bahwa +3,0 dihilangkan untuk mengurangi model regresi secara residual data yang mengandung nilai ekstrim terdistribusi tidak normal. Data dalam penelitian. Setelah dilakukan tidak terdistribusi normal terjadi uji outlier, terdapat 57 data yang karena adanya nilai ekstrim. harus dihilangkan sehingga data Sebagai langkah selanjutnya, yang diobservasi hanya sebanyak peneliti melakukan uji outlier 150 sampel. Hasil dari uji untuk mencoba mengatasi masalah normalitas setelah uji outlier dapat tersebut. Nilai z-score yang dilihat dalam tabel 4 di bawah ini: Tabel 4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov sesudah Uji Outlier Unstandardized Residual N Asymp. Sig. (2-tailed) 150 0,148 a Test distribution is Normal Dari hasil uji normalitas setelah uji outlier menunjukkan bahwa asymp.sig (2-tailed) model regresi secara residual memiliki nilai lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini: Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF ,937 1Systematic Risk 1,068 Debt To Equity Ratio ,609 1,643 Earnings Yield ,851 1,175 Book To Market ,862 1,160 Ratio Size ,859 1,164 Profitabilitas ,837 1,195 Current Ratio ,606 1,651 a Dependent Variable: Rs Sumber: Output Data SPSS 11.5 Pada tabel 5 menunjukkan bahwa systematic risk, debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio, size, profitabilitas, dan current ratio memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai variance inflation factor (VIF) kurang dari 10. Hal ini berarti tidak terdapat korelasi antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya atau tidak terjadi multikolinearitas. 101 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Uji Heteroskedastisitas Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Glejser November 2012 untuk melihat gejala heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini: Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Sig. Systematic Risk ,719 Debt To Equity Ratio ,776 Earnings Yield ,571 Book To Market Ratio ,208 Size ,394 Profitabilitas ,506 Current Ratio ,728 a Dependent Variable: ARES_1 Sumber: Output Data SPSS 11.5 Pada tabel 6 menunjukkan bahwa variabel systematic risk, debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio, size, profitabilitas dan current ratio memiliki angka sig yang lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Model 1 Uji Autokorelasi Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji BrueschGodfrey untuk mendeteksi autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini: Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi Variabel RES_2 Sig. ,320 Sumber: Output Data SPSS 11.5 Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 7 yang menunjukkan nilai residualnya 0,320 lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi yang artinya tidak ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 (sebelumnya). Uji Hipotesis Analisa Koefisien Korelasi (R) Hasil dari uji koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini: 102 Tabel 8 Hasil Analisa Koefisien Korelasi Model R 1 ,200 Sumber: Output Data SPSS 11.5 Hasil uji koefisien korelasi (uji R) yang dapat dilihat pada tabel 8 adalah sebesar 0,200. Jika nilai R lebih kecil dari 0,5, maka hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen adalah lemah, sehingga dari hasil uji koefisien pada table 8 menunjukkan bahwa terdapat ISSN: 1410 -9875 Santoso Chandra hubungan yang kuat antara systematic risk, debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio, size, profitabilitas, dan current ratio dengan return saham. Analisa Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Hasil dari uji koefisien determinasi (adjusted R square) dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini: Tabel 9 Hasil Analisa Koefisien Determinasi Model R Square Adjusted R Square 1 ,040 -,007 Sumber: Output Data SPSS 11.5 Pada tabel 9 dapat dilihat adjusted R-square sebesar -0,007, sehingga menggunakan nilai R square dikarenakan nilai adjusted R-square negatif. Nilai R square menunjukkan variabel dependen return saham dapat dijelaskan oleh variabel systematic risk, debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio, size, size, profitabilitas, dan current ratio sebesar 4% sedangkan sisanya 96% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat di dalam model ini. profitabilitas, dan current ratio sebesar 4% sedangkan sisanya 96% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat di dalam model ini. Uji F Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini: Model 1 Tabel 10 Hasil Uji F F ,843 Sig. ,554 Sumber: Output Data SPSS 11.5 Pada tabel 10 terdapat nilai sig sebesar 0,554. Nilai tersebut berada diatas 0,05 sehingga menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak fit. Uji t Hasil dari uji t dapat dilihat pada tabel 11 dibawah ini: Tabel 11 Hasil Uji t Variabel (Constant) Systematic Risk Debt To Equity Ratio Earnings Yield Book To Market Ratio Size Profitabilitas Current Ratio B ,145 ,056 -,057 ,485 -,002 ,009 ,772 -,005 T ,190 ,291 -,531 1,243 -,435 ,311 1,360 -,162 Sig. ,850 ,772 ,596 ,216 ,664 ,756 ,176 ,871 a Dependent Variable: RETURN SAHAM Sumber: Output Data SPSS 11.5 103 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Berdasarkan uji t pada tabel 11 dapat disimpulkan bahwa hasil signifikansi variabel systematic risk, debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio,size, profitabilitas dan current ratio memiliki nilai lebih besar dari 0,05 sehingga tidak berpengaruh terhadap return saham. PENUTUP Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh systematic risk, debt to equity ratio, earnings yield, book to market ratio, size, profitabilitas, dan current ratio terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan: 1. Variabel systematic risk tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan Andrianto (2008) dan Solechan (2009), tetapi tidak konsisten dengan hasil penelitian Nazwar (2008). 2. Variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan Ulupui (2007), tetapi tidak konsisten dengan hasil penelitian Andrianto (2008). 3. Variabel earnings yield tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan Hasanah (2010), tetapi tidak konsisten dengan Andrianto (2008). 4. Variabel book to market ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan Krugers 104 November 2012 dan Lantemans dalam Prasetiono (2012), tetapi tidak konsisten dengan hasil penelitian Andrianto (2008). 5. Variabel size tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Andrianto (2008), Animah (2010), serta Jensen dan Mercer (2002) dalam Imronudin (2005), tetapi tidak konsisten dengan hasil penelitian Daniati dan Suhairi (2006) dalam Animah (2010). 6. Variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan Sakti (2010), Arista (2012), tetapi tidak konsisten dengan hasil penelitian Anik dan Trilestari (2010) dan Aryayoga (2009). 7. Variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan Anik dan Trilestari (2010), tetapi tidak konsisten dengan hasil penelitian Ulupui (2007) dan Prasetio (2012). Keterbatasan dalam penelitian antara lain: 1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian sehingga sampel yang dihasilkan sedikit. 2. Penelitian ini hanya menggunakan tujuh variabel independen, antara lain systematic risk, book to market ratio, size, earnings yield, debt to equity ratio, profitabilitas, dan current ratio. 3. Penelitian ini menggunakan periode yang relatif pendek. ISSN: 1410 -9875 4. Hasil uji F dari penelitian ini tidak fit. Rekomendasi yang dapat digunakan untuk penelitianpenelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Memperluas objek penelitian mencakup seluruh perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Santoso Chandra 2. Menambahkan variabel independen lain yang memiliki pengaruh terhadap return saham seperti Growth. 3. Menambah tahun penelitian menjadi 4 dan memperbanyak sampel sehingga data yang dihasilkan dapat lebih akurat. REFERENSI Andrianto, Wahyu. 2008. Stock Return in Pre and Post 1997 Financial Crisis Year Integrity, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2, No. 1, Hlm. 275292. Anik, Widyani dan Dian Indriana Trilestari. 2010. Pengaruh ROA, EPS, Current Ratio, DER, dan Inflasi Terhadap Return Saham. Solusi. Animah. 2010. Pengaruh Price Earning Ratio, Price to Book Value Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, dan Size terhadap Return Saham Pada Periode Bullish, Jurnal Akuntansi, Universitas Jember, Vol. 8, No. 1, Hlm. 50-75. Arilaha, Muhammad Asril. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 1, Hlm. 78-87. Arista, Desy. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham (Kasus pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public di BEI Periode Tahun 2005-2009), Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 3, No. 1. Berizon dan Mukhlasin. 2011. Analisisn Pengaruh Profitabilitas, Economic Value Added dan Financial Value Added Terhadap Return Saham, Telaah Manajemen, Vol. 6, No. 1. Darminto. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal dan Struktur kepemilikan Saham, Terhadap Kebijakan Dividen, Jurnal IlmuIlmu Sosial, Vol. 20, No. 2. Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 1. Hlm. 47-58. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta. Harjito, D. Agus dan Rangga Aryayoga. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia, Fenomena, Vol. 7, No. 1, Hlm. 13-21. 105 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 Hasanah, Mufidatul. 2010. Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Hubungan Beta, Size, Book to Market Ratio dan Earning Yield Dengan Return Saham Syariah, Eksbisi, Vol. 4, No. 2, Hlm. 164-182. Imronudin. 2005. Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Hubungan Model Tiga Faktor Dengan Return saham, Benefit, Vol.9, No. 2, Hlm. 129-140. Junaedi, Dedi. 2005. Dampak Tingkat Pengungkapan Informasi Perusahaan Terhadap Volume Perdagangan dan Return Saham, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2, No.2, Hlm. 1-28. Kartikasari, Lisa. 2007. Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Risiko Sistematik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 18, No. 1. Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi Pendekatan Teknikal dan Fundamental Untuk Analisis Saham, Penerbit Graha Ilmu, Jakarta. Lestari, Murti. 2005. Pengaruh Variabel Makro Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Jakarta: Pendekatan beberapa model, SNA, Vol. 8. Margaretha, Farah dan Irma Damayanti. 2008. Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield dan Market to Book Ratio Terhadap Stock Return Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 3, Hlm. 149-160. Murti, Wahyu. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham, Penerbit Cintya Press, Jakarta. Nazwar, Chairul. 2008. Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Return Saham Syariah Indonesia, Jurnal Perencanaan dan Pengembangan wilayah, Wahana Hijau, Vol. 4, No. 1. Nilawati. 2004. Analisis ROI dan EVA Terhadap Return On Shares LQ-45 di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 6, No. 2, Hlm. 151-166. Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, ROA, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen: Studi 1995-1996, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indoenesia, Vol. 2, No. 2, Hlm. 103-123. Prasetio, Wahyu Agung. 2012. Analisis Pengaruh Variabel Makro-Ekonomi dan Rasio Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham. Repository Universitas Gunadarma. Prasetiono, Dery Darusman. 2012. Analisis Pengaruh Firm Size, Book to Market Ratio, Price Earning Ratio, dan Momentum Terhadap Return Portofolio Saham. Diponegoro Journal Of Management, Vol. 1, No. 1. Saerang, David dan Winston Pontoh. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva Terhadap Harga Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing, Vol. 2, No. 2. Sakti, Tutus Alun Asoka. 2010. Pengaruh Return on Asset dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol.3. Solechan, Ahmad. 2009. Pengaruh Earning, Manajemen Laba, IOS, Beta, Size dan Rasio Hutang Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Go Public Di BEI. Jurnal AKuntansi dan Auditing, Vol.6. 106 ISSN: 1410 -9875 Santoso Chandra Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung. Suharli, Michell. 2005. Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food and Beverage di BEI. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7. Susilowati, Yeye. 2010. Konsekuensi Signal Prospektus Perusahaan Terhadap Initial Return Saham Pada Pasar Perdana Di Bursa Efek Indonesia. Dinamika Perbankan dan Ilmiah, Vol. 2, No. 1, Hlm. 23-27. Sutjipto, Edi. 2007. Pengaruh Beta, DER, dan EPS Terhadap Return Saham Pada Sektor Properti. Sistem Informasi Jurnah Ilmiah, Vol.6. Ulupui, I.G.K.A. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.3. Wijanarko, Hendro. 2011. Determinasi Faktor Fundamental Terhadap Return Saham. Value, 7.5. 107 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Halaman ini sengaja dikosongkan 108 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 109-120 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH PROFIT AFTER TAX, CASH FLOW, DEBT EQUITY RATIO, PAST DIVIDEND PER SHARE, FLOAT, SALES GROWTH, DAN FIRM SIZE TERHADAP DIVIDEND PER SHARE SATRIYO WIBOWO STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: This research analyzes the influence of profit after taxes, cash flow, debt to equity ratio, past dividend per share, float, sales growth, and firm size to dividend per share. This research developed based on the previous research by Lee Wei Sim and Santhi Appanan (2011). Sample in this research is LQ-45 index between year 2008 – 2012. Only 10 companies met the criteria and were analyzed using descriptive statistics and multiple regressions with fixed effect model for panel data to performed the hypotheses. The result of this research shows that profit after taxes, and firm size influence dividend per share while cash flow, debt to equity ratio, past dividend per share, float, and sales growth do not influence dividend per share. Simultaneously the independent variables influence dividend per share. Keywords: Dividend policy, Debt policy, Profit After Taxes, Cash Flow, Float, Sales Growth, Firm Size tahun sekali, namun ada juga perusahaan yang tidak membagikan dividennya setiap tahun. Pembagian dividen suatu perusahaan diputuskan dalam suatu rapat yang biasa disebut dengan rapat umum pemegang saham. Pembagian dividen ini dilihat dari besarnya pendapatan dan bagaimana laporan keuangan perusahaan pada tahun tersebut. PENDAHULUAN Sebuah perusahaan yang telah go public berusaha untuk mendapatkan modal dengan salah satu caranya adalah menerbitkan saham. Para pemegang saham mendapatkan keuntungan dari dibagikannya dividen dari perusahaan tersebut. Pembagian dividen ini biasanya dilakukan satu 109 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Oleh karena itu perusahaan yang membagikan dividennya tiap tahun tentunya memiliki daya tarik tersendiri bagi para investor untuk menginvestasikan modalnya dibandingkan dengan perusahaan yang tidak rutin membagikan dividennya, karena perusahaan tersebut dinilai memiliki prospek yang baik. Besarnya dividend per share yang dibagikan oleh perusahaan pada tahun tertentu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya profit after tax, cash flow, debt equity ratio, past dividend per share, float, sales growth, dan size of the firm. Adapun rumusan masalah penelitian adalah apakah terdapat pengaruh profit after tax, cash flow, debt equity ratio, past dividend per share, float, sales growth, dan size of the firm terhadap dividend per share pada perusahaan listed indeks LQ-45 pada periode 20082012. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut pertama, pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah. Kedua, kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis memuat. profit after tax, cash flow, debt equity ratio, past dividend per share, float, sales growth, dan size of the firm. Ketiga, metode penelitian yang memuat metode pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang menguraikan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan 110 November 2012 dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Dividend Per Share Menurut Gittman dan Zutter (2012, 61) dividend per share adalah, “the dollar amount of cash distributed during the period on behalf of each outstanding share of common stock.” Menurut Ross et al. (2008) dalam Appanan dan Sim (2011, 948), “dividend can defined as cash paid out from current or accumulated retained earnings rather than other sources.” Jadi dapat disimpulkan bahwa dividend per share adalah total dividen yang dibayarkan selama satu tahun penuh dibagi jumlah saham biasa yang beredar. Profit After Tax Menurut Karam dan Goyal (2007) dalam Appanan dan Sim (2011, 948) current earning adalah, “the current earning which is also known as profit after tax is representing the capacity of corporation to pay dividends and thus it has a positive relationship with dividends.” Sehingga dalam menentukan pembayaran dividen, perusahaan akan melihat besarnya profit after tax yang diperoleh pada periode bersangkutan. Ha1: Terdapat pengaruh profit after tax terhadap dividend per share. Cash Flow Pengertian operating cash flows Menurut Gitman (2012, 121), “Operating cash flow is the cash ISSN: 1410 -9875 flow a firm generates from its normal operations; producing and selling its output of goods or service. Perusahaan dengan cash flow yang rendah, menandakan akan kurangnya kemampuan untuk membayar dividen karena kurangnya jumlah uang tunai yang dimiliki. Ha2: Terdapat pengaruh Cash flow terhadap dividend per share. Debt Equity Ratio Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006, 200) rasio hutang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya hutang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Ha3: Terdapat pengaruh debt equity ratio terhadap dividend per share. Past Dividend Per Share Past dividend per share (PastDPS) adalah total dividen yang dibayarkan selama satu tahun penuh dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar pada tahun sebelumnya. Ha4 : Terdapat pengaruh past dividend per share terhadap dividend per share. Float Menurut LaPorta et al. (2000) dalam Appannan dan Sim (2011, 950), float dapat didefinisikan sebagai jumlah saham perusahaan yang beredar (outstanding shares) dan diperdagangkan kepada umum. Menurut Gitman dan Zutter (2012, 269) outstanding shares adalah, Satriyo Wibowo “issued shares of common stock held by the firm, including both private and public investors.” Ha5: Terdapat pengaruh float terhadap dividend per share. Sales Growth Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan penjualan (sales growth) yang tinggi lebih mampu membayarkan dividen per lembar yang tinggi. Hal ini tergantung bagaimana penjualan yang dilakukan tersebut dapat menghasilkan kas yang tinggi atau tidak untuk membayarkan dividen bagi para investor. Menurut Harahap (2011, 310) kenaikan penjualan menunjukkan persentasi kenaikan penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Ha6: Terdapat pengaruh sales growth terhadap dividend per share. Market to Book Value Menunjukkan bagaimana penilaian investor terhadap kinerja saham. Jika Market to Book Value tinggi, maka prospek perusahaan dianggap akan baik dimasa depan. Menurut Harahap (2011, 311) “Rasio ini menunjukkan perbandingan harga saham di pasar dengan nilai buku tersebut yang digambarkan di neraca”. Ha5: Terdapat pengaruh market to book value terhadap dividend payout ratio. Model Penelitian Berdasarkan pada pembahasan teori sebelumnya, maka model penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: 111 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 Cash flow Profit after tax Dividend per share Debt equity ratio Past dividend per share Float Sales growth Size of the firm Gambar 1 Model Penelitian METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan listed di LQ-45 dari tahun 2008–2012 yang dimuat dalam IDX (Indonesian Stock Tabel 1 Proses pemilihan sampel No 1. 2. Keterangan Perusahaan yang konsisten tercatat dalam indeks LQ-45 dari tahun 2008 – 2012 Perusahaan indeks LQ-45 yang membagikan dividend setiap tahun dari tahun 2008 - 2012 Perusahaan 18 10 Exchange). Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling. Jadi menurut Sugiyono (2012, 85) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Total perusahaan dalam penelitian Sumber: Indonesian Stock Exchange Definisi Operasional dan pengukuran Variabel Dividend Per Share Dividend per share (DPS) adalah total dividen yang dibayarkan selama satu tahun penuh dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar. Dividend per share dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Reeve et al. 2009, 783) DPS = 112 10 ISSN: 1410 -9875 Profit After Tax Profit after tax (PAT) adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi semua biaya seperti bunga, penyusutan dan pajak. Profit after taxes dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut ini (Gittman dan Zutter 2012, 121) PAT = EBIT (1 – Tax rate) Cash Flow Cash flow (CF) adalah sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktifitas perusahaan. Rumus untuk menghitung cash flow adalah sebagai berikut (Gittman dan Zutter 2012, 121) CF = Cash flow from operating activities + Cash flow from investment activities + Cash flow from financing activities Debt Equity Ratio Debt equity ratio (DER) adalah mengukur kemampuan perusahaan meminjam dan mengembalikan pinjaman, jadi dalam memberikan pinjaman kepada sebuah perusahaan biasanya bank juga akan memperhatikan besarnya debt to equity ratio. Adapun rumus untuk menghitung debt equity ratio adalah sebagai berikut (Ross et al. 2010, 51) DER = Past Dividend Per Share Satriyo Wibowo dibayarkan selama satu tahun penuh dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar pada tahun sebelumnya. Adapun rumus untuk menghitung besarnya past dividend per share adalah sebagai berikut (Pandey 2001 dalam Appanan dan Sim 2011, 950) PastDPS = Float Float dapat didefinisikan sebagai jumlah saham yang beredar dan diperdagangkan kepada umum untuk perusahaan, sehingga dapat diketahui bahwa float dapat dirumuskan sebagai berikut (Appanan dan Sim 2011, 953) Float = Number of outstanding shares Sales Growth Sales growth adalah kenaikan penjualan selama periode waktu tertentu yang menggambarkan kondisi pertumbuhan perusahaan tersebut. Variabel independen ini dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Harahap 2001, 309) Sales growth = Firm Size Firm size adalah suatu tolak ukur yang mencerminkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari total asset atau kapitalisasi pasar yang dimiliki. Ukuran perusahaan dapat dihitung dengan rumus (Sujoko dan Soebiantoro 2007, 242) Past dividend per share (PastDPS) adalah total dividen yang 113 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Size = Logarithm natural (Ln) of total asset Keterangan: Y = Dividend Per Share a = Konstanta b1 – b7 = Koefisien regresi untuk setiap variabel independen X1 = Profit After Tax X2 = Cash Flow X3 = Debt Equity Ratio X4 = Past Dividend Per Share X5 = Float = Sales Growth X6 X7 = Firm Size e = error Metode Analisa Data Berdasarkam model penelitian, metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan regresi panel data. Data akan dianalisis dengan menggunakan program Eviews 7. Model regresi berganda dalam penelitian ini yaitu: Y= November 2012 a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + e HASIL PENELITIAN Tabel 2 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PAT 50 604307 22460000 6449944,44 5494239,49 CF 50 227769 15286190 6807453,14 3763023,83 DER 50 0,18 12,07 3,19 3,85 PASDPS 50 17,44 1300 279,39 283,46 FLOAT 50 1574,75 24456,23 11279,77 8384,29 Sales_gr 50 -31,05 74,98 13,84 20,20 SIZE 50 15,62 20,27 17,93 1,43 DPS 50 17,44 1446 334,13 348,31 Sumber: pengolahan data Analisis Pemilihan Model Data Panel Tabel 3 Chi Square Test Summary Chi-Sq Statistic Cross-section random 27.383988 Chi-Sq. d.f. Prob 7 0,0003 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7 Dari hasil uji hausman didapat bahwa nilai statistik uji hausman adalah 27.383988, 114 sedangkan nilai kritis yang ada pada tabel dengan α sebesar 0,05 dan degree of freedom (d.f.) 7 adalah ISSN: 1410 -9875 Satriyo Wibowo 14,067. Dengan demikian nilai statistik > dari nilai kritis, sehinga Ho ditolak. Ini berarti bahwa model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model fixed. Uji Normalitas Tabel 4 Normalitas Skewness -0,2382 Kurtosis 3,4490 Jarque-Bera 0,8926 Probability 0,3414 Sumber: Hasil pengolahan EViews Dari tabel diatas dapat dilihat nilai Skewness -0.2382 mendekati 0 dan nilai Kurtosis 3.4490 mendekati 3. Nilai koefisien Jarque-Bera 0.8926 lebih kecil dari 2. Selain itu dapat dilihat dari nilai p-value: Ho : residual berdistribusi normal Ha : residual tidak berdistribusi normal Nilai p-value 0.3414 lebih besar dari Alpha 0.05. Kesimpulan Ho tidak dapat ditolak, maka nilai residual berdistribusi normal. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Tabel 5 Multikolinieritas PAT CF DER PASDPS FLOAT SALES_GR SIZE PAT CF DER 1,0000 0,7011 0,0916 0,2806 0,3437 -0,0051 0,5974 0,7011 1,0000 0,3260 -0,1650 0,5548 -0,1065 0,6996 0,0916 1,0000 -0,4513 0,7581 -0,0281 0,7861 PASDPS 0,2806 -0,4513 1,0000 -0,4986 0,0992 -0,2809 FLOAT 0,3437 0,0051 0,5974 0,3260 0,1650 0,5548 0,1065 0,6996 0,7581 -0,4986 1,0000 -0,2350 0,8080 -0,0281 0,0992 -0,2350 1,0000 -0,1207 0,7861 -0,2809 0,8080 -0,1207 1,0000 SALES_GR SIZE Pada Tabel menunjukkan semua korelasi antara variabel independen dibawah 0,85. Hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas pada model regresi, sehingga data baik untuk digunakan. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji White. Tabel 6 Uji White Variable C PAT^2 CF^2 Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. 65403.64 2.15E-10 -4.90E-11 76251.15 8.23E-11 1.51E-10 0.857740 2.608343 -0.325140 0.3959 0.0125 0.7467 115 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 DER^2 PASDPS^2 FLOAT^2 GROWTH^2 SIZE^2 406.3019 0.097721 -8.93E-05 5.513339 -159.9030 251.0354 0.022143 4.69E-05 5.418168 271.3957 November 2012 1.618504 4.413222 -1.902172 1.017565 -0.589188 0.1130 0.0001 0.0640 0.3147 0.5589 Sumber : Eviews Hasil dari pengujian Heteroskedastisitas menggunakan uji White dilihat dari p-value masing-masing variabel menunjukkan bahwa profit after tax (PAT) memiliki p-value sebesar 0,0125 lebih kecil dari α 0,05, sehingga Ha tidak dapat ditolak, artinya terdapat heteroskedastisitas, cash flow (CF) memiliki p-value sebesar 0,7467 lebih besar dari α 0,05, sehingga Ho tidak dapat ditolak, artinya tidak terdapat heteroskedastisitas, debt to equity ratio (DER) memiliki pvalue sebesar 0,1130 lebih besar dari α 0,05, sehingga Ho tidak dapat ditolak, artinya tidak terdapat heteroskedastisitas, past dividend per share (PASDPS) memiliki p-value sebesar 0,0001 lebih kecil dari α 0,05, sehingga Ha tidak dapat ditolak, artinya terdapat heteroskedastisitas, float (FLOAT) memiliki p-value sebesar 0,0640 lebih besar dari α 0,05, sehingga Ho tidak dapat ditolak, artinya tidak terdapat heteroskedastisitas, sales growth (GROWTH) memiliki p-value sebesar 116 0,3147 lebih besar dari α 0,05, sehingga Ho tidak dapat ditolak, artinya tidak terdapat heteroskedastisitas, firm size (SIZE) memiliki p-value sebesar 0,5589 lebih besar dari α 0,05, sehingga Ho tidak dapat ditolak, artinya tidak terdapat heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Uji Durbin-Watson dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat autokorelasi dalam model penelitian. Tabel 7 Nilai Durbin Watson Durbin-Watson 2,0045 stat Lampiran: Hasil Pengolahan EViews Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson adalah 2,0045. Dengan jumlah observasi 50 sampel dan 7 variabel independen, maka diperoleh nilai dL= 1,2461 dan dU= 1,8750. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model penelitian. ISSN: 1410 -9875 Satriyo Wibowo Uji t Tabel 8 Uji t tCoefficien Variable t Std. Error Statistic Prob. PAT CF 2.7837 1.12E-05 2.486207 0.0173 1.1025 1.54E-05 0.713970 0.4795 DER -13,14163 32,60332 0,403076 0,6891 PASDPS 0,169981 0,182049 0,933707 0,3562 FLOAT -0,003026 0,049451 0,061199 0,9515 GROWTH -1,283132 1,726069 0,743384 0,4617 SIZE 469,8086 115,3613 4,072498 0,0002 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Nilai probabilitas dari profit after tax dan firm size kurang dari nilai alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh profit after tax dan firm size terhadap dividend per share. Sementara nilai probabilitas dari cash flow, debt equity ratio, past dividend per share, float, dan sales growth lebih dari alpha 0,05. Sehingga dapat disimpulkan variabel cash flow, debt equity ratio, past dividend per share, float, dan sales growth tidak berpengaruh terhadap dividend per share. Uji F Tabel 9 Uji F Variable Coefficient Std. Error t-Statistic C PAT CF DER PASDPS FLOAT GROWTH SIZE -11811,74 1,7026 -4,2507 -9,603295 -0,245514 -0,083237 1,597590 744,1332 3474,141 1,5693 1,9120 72,46609 0,173705 0,094807 1,657501 186,5234 -3,399903 1,084954 -2,223185 -0,132521 -1,413396 -0,877962 0,963855 3,989491 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Berdasarkan Tabel, model regresinya adalah : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 +b7x7 + e 117 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 DPS = -11811,74 + 1,7026 PAT – 4,2507 CF – 9,603296 DER – 0,245514 PASDPS – 0,083237 FLOAT + 1,597590 GROWTH + 744,1332 SIZE + e Tabel 10 Nilai Statistik F F - Statistic 10,03883 Prob (F-statistic) 0,00000 Sumber : Eviews Dari tabel 4.26 diketahui bahwa nilai F statistic lebih besar dari nilai F α (10,03883 > 2,237), sehingga nilai F statistic berada di region of rejection dan dapat dikatakan bahwa Ha tidak dapat ditolak. Hal ini sejalan dengan nilai dari probabilitas yang lebih kecil dari nilai α. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel profit after tax, cash flow, debt to equity ratio, past dividend per share, float, sales growth, dan firm size secara bersama-sama terhadap dividend per share. PENUTUP Dari hasil penelitian, terlihat bahwa variabel profit after tax dan firm size berpengaruh terhadap dividend per share, sementara sisanya cash flow, debt equity ratio, past dividend per share, float, dan sales growth tidak berpengaruh terhadap dividend per share. Keterbatasan penelitian ini adalah hanya menggunakan tujuh variabel independen yaitu profit after tax, cash flow, debt to equity ratio, past dividend per share, 118 float, sales growth, dan firm size. Sehingga masih ada variabel independen lain yang dimungkinkan berpengaruh terhadap dividend per share, namun tidak diteliti dalam penelitian ini. Waktu dalam penelitian ini hanya lima tahun dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, hasilnya mungkin akan lebih akurat jika penelitian selanjutnya menggunakan periode waktu yang lebih panjang. Sampel penelitian ini hanya terbatas pada kelompok perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45 selama 2008 – 2012, sehingga hasil penelitian ini belum tentu dapat diaplikasikan pada sektor yang lain. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk peneliti berikutnya adalah Memasukkan variabelvariabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap dividend per share seperti current ratio, earning per share, total asset turn over, dan lain-lain. Menambah periode penelitian sehingga hasil penelitian selanjutnya mungkin akan lebih akurat. Menggunakan obyek penelitian lain yang lebih luas sehingga jumlah sampel penelitian menjadi lebih besar. ISSN: 1410 -9875 Satriyo Wibowo REFERENSI Adaoglu, Cahit. 2000. Instability in the Dividend Policy of the Istanbul Stock Exchange (ISE) Corporations : Evidence from an Emerging Market, Emerging Market Review, 1 (3), 252-270. Amidu, Mohammed and Abor, Joshua. 2006. Determinants of Dividend Payout Ratio: Evidence From The Kuala Lumpur Stock Exchange. Journal of Risk Finance. Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011. Statistics for Business and Economics 11th Edition. South – Western: CENGANGE Learning. Arifin, Ali. 2007. Membaca Saham : Panduan Dasar Seni Berinvestasi & Teori Permainan Saham, Kapan Sebaiknya Membeli, Kapan Sebaiknya Menjual. Edisi ketiga. Yogyakarta : ANDI CV Baker, H. K., E. T. Veit & G. E. Powell. 2001. Factors Influencing Dividend Policy Decisions of Nasdaq Firms. The Financial Review, Eastern Finance Association. Baker, H. K. and Smith, D. M. 2006. In Search of a Residual Dividend Policy. Review of Financial Economics, 15 (1), 1-18. Brigham, Eugene F., and Michael C. Enhardt. 2008. Financial Management : Theory and Practice. 12th Edition. Thomson South-Western, Ohio, United States of America. Darmadji, Tjiptono, dan Fakhruddin, Hendy M. 2006. Pasar Modal di Indonesia. Edisi kedua, Jakarta : Salemba Empat. Gibson, Charles H. 2009. Financial Reporting and Analysis. Eleventh edition. United States : South Western Cengange Learning. Gitman, L. J. and Zutter C. J. 2012. Principles of Managerial Finance. 13th Edition. New York: Pierson Prentice Hall. Gujarati, D. N., and Dawn C. P. 2009. Basic Econometrics. 5th Edition. New York: McGraw – Hill Companies, Inc. Hair, Joseph F, and William C. Black. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Perspective. 7th Edition. New Jersey: Pearson Education. Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. J. B. Chay and Jungwon Suh. 2005. Cross-Sectional Determinants of Dividend Payments: International Evidence. Sungkyungkwan University and Ewha Womans University. Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, and David F.Scott. 2005. Financial Management. New Jersey : Pearson Education, Inc. LaPorta, R., F. Lopez-de-Silanes, A. Schliefer & R. Vishny. 2000. Agency Problems and Dividend Policies Around the World. Journal of Finance, 55(1), February, 1-34. Madura, Jeff. 2006. Financial Institution and Market. Seventh Edition. Orlando, Florida : South Western. 119 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 Martati, Indah. 2010. Faktor Penentu Dividend Per Share Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia. Jurnal Eksis Vol.6 No.2 Michaelly, R., Roberts, M. 2006. Dividend Smoothing, Agency Cost and Information Asymmetry: Lessons from Dividend Policies of Private Firms. Cornell University Working paper. Newbold, Paul., Carlson, W. L., and Throne, Betty. 2007. Statistics for Business and Economics. 6th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Pal, K., & Goyal, P. (2007). Leading Determinants of Dividend Policy: A Case Study of the Indian Banking Industry. Decision (0304-0941), 34(2), 87112. Reeve, James M., Carl S. Warren, Jonathan E. Duchac dan Wanncherng Wang. 2011. Principles of Financial Accounting. Canada:IFRS. Riyanto, Bambang. 2002. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Empat. Yogyakarta: BPFE. Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, Jeffrey Jaffe, and Bradford D. Jordan. 2009. Modern Financial Management. 8th Edition. USA: Mc Graw Hill. Sarwono, Jonathan. 2005. Riset Pemasaran Dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta CV. Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan Konseptual, Problem & Studi Kasus. Edisi pertama. Bogor: Ghalia Indonesia Anggota IKAPI. Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, and Donald E. Kieso. 2011. Financial Accounting IFRS Edition. United States of America: Wiley. White, Gerald I., CFA., Ashwinpaul C. Sondhi., and Dov Fried, Ph.D. 2003. The Analysis and Use of Financial Statements. Third Edition. United States of America: Wiley. Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Edisi 3. Yogyakarta: Ekonisia. Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Edisi 3. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN. Sumber lainnya : \\Http:www.idx.co.id 120 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 121-134 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN SETIA TJAHYANTI STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The research aims to examine and analyze the influence of organization culture, leadership, and motivation toward performance of employee in PT Samudera Indonesia Ship Management. Data collected through distribution of questionnaires and respondents involved in this study as many 63 people. Analysis of data in this research using the help of SPSS 19. Data test technique is used within the research includes validity test by factor analysis, reliability test with cronbach. Classic assumption test and double linier regression analysis, to verify and to prove the research hypothesis. Analysis result demonstrates that organization culture have a positive influence toward employee performance, leadership have a positive influence toward employee performance and motivation have a positive influence toward employee performance. Keywords: Organizational Culture, Leadership, Motivation and Employee Performance. kreativitas kemampuan dalam menjalankan bisnis secara profesional untuk memenangkan kompetisi dari produk yang berasal dari Negara ASEAN diantaranya Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Laos, Myanmar, Kamboja, Brunei Darussalam dan Vietanam. Kompetisi pedagangan yang semakin ketat ini akan memberikan dampak bagi perkembangan jasa transportasi laut baik perdagangan international maupun domestik dimana banyak pemilik barang (shipper) menggunakan jasa transportasi laut, hal ini disebabkan karena jumlah barang yang akan diangkut relatif dalam jumlah besar PENDAHULUAN Perdagangan bebas Asean Free Trade Area ( AFTA ) akan diberlakukan pada tahun 2015, yang merupakan wujud kesepakatan dari Negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN, salah satu manfaat dari AFTA adalah semakin terbukanya peluang bisnis bagi para pelaku bisnis di negara ASEAN lainnya, sedangkan tantangan yang dihadapinya adalah pengusaha dituntut semakin terus menerus meningkatkan inovasi dan 121 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 serta ongkos pengangkutannya lebih murah jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, dengan demikian akan semakin banyak kebutuhan akan kru kapal dalam mengelola transportasi laut, salah satu perusahaan yang menyediakan jasa pengelola transportasi laut yaitu, PT Samudera Indonesia Ship Management (PT SISM) yang merupakan unit bisnis dari PT Samudera Indonesia Group. Didirikan pada tanggal 16 Juni 1992 yang tujuan utamanya untuk menyatukan pelayanan jasa pengelolaan kapal dan pelatihan awak kapal untuk armada milik PT Samudera Indonesia sendiri, sedangkan tujuan lainnya adalah mengembangkan organisasi yang profesional dengan didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten, bertanggung jawab dan mampu bekerjasama untuk memberikan layanan yang terkait kepada pelanggan. Menghadapi AFTA tahun 2015 menurut informasi yang didapat dari salah seorang pemimpin bahwa PT SISM mulai merencanakan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan lain di luar PT Samudera Indonesia Group dengan membatasi terlebih dahulu hanya dua pelanggan karena keterbatasan jumlah kru dan armada yang dikelolanya, dengan demikian perusahaan mulai melakukan peningkatkan dan pelatihan sumber daya manusia. Pelatihan yang diberikan untuk karyawan di laut maupun didarat sesuai dengan kebutuhan masingmasing bagian, bagi karyawan yang didarat diberikan training motivasi dan lainnya, 122 November 2012 pelaksanaan training mengikuti ketentuan yang dilaksanakan oleh korporat, sedangkan untuk karyawan yang dilaut diberikan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu sebelum kapal diberangkatkan, terutama untuk master dan KKM (kepala kamar mesin), dengan pemberian pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan, sehingga roda usaha perusahaan dapat meningkat. Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2011, 67). PT SISM dari tahun 2004 – 2008 mengalami kenaikan jumlah kapal yang dikelola dari 24-29 kapal yang dikelolanya. Namun dari annual report tahun 2011 yang dijelaskan oleh Alfida Fawazi bahwa PT Samudera Indonesia mengalami turnover dari tahun 2009 hingga 2010 dimana jumlah karyawan yang mengundurkan diri sebanyak 59 orang, masing-masing pertahunnya adalah 20 dan 39 karyawan. Dan meningkat lagi tahun 2012 sebanyak 45 karyawan yang mengundurkan diri. Hal ini berpengaruh pada kinerja karyawan di PT SISM sebagai penyedia jasa kru kapal dan pengelola kapal untuk PT Samudera Indonesia. Dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan, hal ini disebabkan karena para karyawan merasa kurangnya perhatian dari perusahaan mengenai hasil kerja mereka dan merasa tidak diberikannya penghargaan apapun dari perusahaan. Ekspektasi yang ISSN: 1410 -9875 begitu tinggi dibuat oleh karyawan tersebut membuatnya memilih pindah mencari pekerajaan lain. Meskipun PT SISM sudah mengadakan proses perekrutan yang selektif, memberikan fasilitas keamanan dan perlengkapan keselamatan kerja yang memadai, pelatihan yang menyeluruh dan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja karyawan yang berkualitas tinggi, berdasarkan Alfida Fawazi hal ini masih belum cukup jika dilihat dari naiknya tingkat turnover dari tiga tahun belakangan ini yang jika ditotal meningkat sebesar 34%. Ternyata berbagai harapan-harapan karyawan pada perusahaan menjadi permasalahan yang harus menjadi perhatian utama perusahaan. Untuk mendapat kinerja bagus bukan hal yang mudah. Sesuai penuturan dari salah satu manager PT SISM, perusahaan tidak ingin mengulangi kejadian-kejadian sebelumnya yang merupakan hasil rekrutmen tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu harapan dan tuntutan pekerja yang diinginkan oleh karyawan. Kinerja tidaklah mungkin mencapai hasil yang maksimal apabila tidak ada motivasi, karena motivasi merupakan suatu kebutuhan di dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Ayim (2012) Kinerja karyawan sangat di pengaruhi oleh bagaimana cara memotivasi karyawan, motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan membuat suatu perilaku guna mancapai tujuan kepauasan dirinya jadi, apabila organisasi menginginkan kinerja karyawan terus meningkat, motivasi mutlak diperlukan karena motivasi merupakan alat yang paling tepat Setia Tjahyanti untuk membuat karyawan semangat dalam bekerja. Setiap organisasi memiliki ciri khas yang membedakannya dengan organisasi lain, ciri khas ini menjadi identitas bagi organisasi. Budaya organisasi mengacu pada hubungan yang unik dari normanorma, nilai-nilai, kepercayaan dan cara berprilaku yang menjadi ciri bagaiman kelompok dan individu dalam menyelesaikan sesuatu. Menurut Abdullah dan Arisanti (2010) bahwa budaya organisasi adalah suatu tatanan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi, yang berdampak kepada cara bekerja dan perilaku para anggota organisasi. yang mengartikan bahwa budaya organisasi merupakan patokan atau aturan tertulis/tidak tertulis yang diyakini oleh karyawan yang membentuk cara kerja karyawan sehingga akan berdampak kepada kinerja. Budaya organisasi di dalam lingkup PT. SISM diterapkan melalui cara kebersamaan dan menciptakan kenyamanan didalam bekerja, cara ini dapat membentuk hubungan kerja harmonis yang selalu diterapkan oleh PT. SISM misalnya, dengan mengadakan rekreasi bersama dengan diikut sertakan anggota keluarga karyawan, Kepemimpinan sangat berpengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan dengan membangun kebersamaan, serta membantu menangani kondisi dan masalah yang sedang dihadapi oleh karyawan. Teori kepemimpinan membahas bahwa dengan adanya peran yang berlebihan anggota tim, komflik peran, ambiguitas dan stress kerja maka pemimpin 123 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 didalam kelompok ini akan menjadi berdampak negatif yang artinya pemimpin disini bertujuan untuk mengatur anggota kelompok agar tidak terjadi masalah dan membuat karyawan bekerja pada jalan telah menjadi tujuan organisasi (Wood & Dail Fields, 2007). Jadi kepemimpinan yang baik akan menghasilkan kinerja karyawan yang baik, begitu juga dengan sebaliknya. Pemimpin yang tegas dan jelas dalam bertindak telah menghasilkan keputusan yang jelas sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam pelaksanaannya, hal ini ditentukan dari gaya kepemimpinan yang dipilih oleh seorang pemimpin dalam memimpin suatu organisasi. Moeljono (2008, 33) menyatakan gaya kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengerti dan mendalami kemampuan dan kedewasaan bawahannya, sangat berpengaruh pada gaya yang dipilihnya dalam memimpin dan pada gilirannya akan mempengaruhi tercapainya tujuan yang dikehendaki. Berkaitan dengan uraian di atas bahwa, penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh AA Ngr Bgs Aristayudha dan I Gst Salit Ketut Netra dengan objek PT. BPD Bali Cabang Renon (2013) tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah mempunyai pengaruh antara budaya organisasi, kepemimpinan, dan motivasi terhadap kinerja karyawan dengan menggunakan objek yang berbeda yaitu PT. Samudera Indonesia Ship Management. Penelitian ini disusun dengan urutan penulis sebagai berikut 124 November 2012 pertama, pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah, kedua, kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis memuat. Budaya Organisasi, Kepemimpinan, Motivasi dan Kinerja Karyawan. Ketiga, metode penelitian yang memuat metode pemilihan sampel dan pengumpulan data, defini operasional dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang menguraikan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Budaya Organisasi Robbins and Judge (2013, 546) budaya organisasi adalah “A system of shared meaning held by members that distinguishes the organization fromother organizations”. Selanjutnya Abdullah dan Arisanti (2010) bahwa budaya organisasi adalah suatu tatanan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi, yang berdampak kepada cara bekerja dan perilaku para anggota organisasi. yang mengartikan bahwa budaya organisasi merupakan patokan atau aturan tertulis/tidak tertulis yang diyakini oleh karyawan yang membentuk cara kerja karyawan sehingga akan berdampak kepada kinerja. Sedangkan menurut Schein (2010, 18) mendefinisikan budaya organisasi sebagai: A pattern of shared basic assumptions that the group learned as it solved its problems of external adaptation and internal integration, that has worked well ISSN: 1410 -9875 enough to be considered valid and, therefore, to be taught to new members as the correct way you perceive, think, and feel in relation to those problems. Ha1 : Terdapat pengaruh variabel budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2012, 9) kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Wood & Dail Fields (2007) dengan adanya pemimpin di dalam kelompok akan berdampak negatif terhadap peran yang berlebihan anggota tim, komflik peran, ambiguitas dan stress kerja. Pemimpin disini bertujuan untuk mengatur anggota kelompok agar tidak terjadi masalah dan membuat karyawan bekerja pada jalan yang telah menjadi tujuan organisasi. Sedangkan kepemimpinan menurut Moeljono (2008, 32) Kepemimpinan akhirnya adalah sebuah style atau gaya dari pada sebuah paradigma, karena kepemimpinan adalah sesuatu yang bermakna apabila dipraktikkan dari pada diwacanakan. Moeljono (2008, 33) Gaya Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengerti dan mendalami kemampuan dan kedewasaan bawahannya, sangat berpengaruh pada gaya yang dipilihnya dalam memimpin dan pada gilirannya akan mempengaruhi tercapainya tujuan yang dikehendaki. Ha2 : Terdapat pengaruh variabel Kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Setia Tjahyanti Motivasi Menurut Hasibuan (2012: 141), Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan Richard L. Daft ( 2011, 200) menyatakan bahwa “Motivation is the power from within or outside of a person who stimulates enthusiasm and perseverance to continue to perform a particular action”. Sedangkan motivasi menurut Anyim (2012) Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan membuat suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya. Apabila organisasi menginginkan kinerja karyawan terus meningkat, motivasi mutlak diperlukan karena motivasi merupakan alat yang paling tepat untuk membuat karyawan semangat dalam bekerja. Ha3 : Terdapat pengaruh variabel motivasi terhadap kinerja karyawan. Kinerja Karyawan Menurut Wirawan (2012, 5) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Sedangkan Simanjuntak (2011, 1) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Begitu juga dengan Mangkunegara (2011, 67) menyatakan kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara 125 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Model Penelitian November 2012 Ha4 : Terdapat pengaruh variabel budaya organisasi, kepemimpinan, dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Budaya Organisasi (X1) H1 H2 H2 Kepemimpinan Kinerja Karyawan (X2) (Y) H3 Motivasi (X3) Gambar 1 Model Penelitian METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengolahan Data Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara acak dengan menggunakan teknik pengambilan sempel secara acak (Simple Random Sampling). Simple rendon sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut (Sugiyono 2009,118). Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini, maka penelitian menentukan jumlah dengan menggunakan asumsi Roscoe (Sugiyono 2009, 129) yaitu bahwa ukuran sampel yang layak dalam 126 penelitian ini adalah antara 30 sampai dengan 500 orang artinya, sampel antara 30 sampai dengan 500 orang sudah dapat mewakili suatu populasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan 63 responden. Data primer adalah informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh penelitian dari variabel spesifik yang bertujuan penelitian. (Sugiyono, 2009) dimana penelitian menyebarkan sejumlah pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada responden yaitu PT Samudera Indonesia Ship Management. ISSN: 1410 -9875 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Budaya Organisasi Budaya Organisasi adalah suatu keyakinan, nilai-nilai, norma dan sikap yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi guna untuk mewujudkan visi organisasi, dan mampu membantu menyelesaikan masalah-masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, kemampuannya dalam mengambil keputusan yang cepat dan tepat, selain itu kemampuannya dalam mengarahkan bawahannya guna untuk mencapai tujuan visi dan misi perusahaan. Motivasi Motivasi merupakan kegiatan yang menyebabkan, memberi daya dan mendorong perilaku manusia agar mereka mau melaksakan tugas-tugas dengan optimal, untuk itu pemimpin perlu memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya dalam bekerja sesuai dengan keinginan organisasi. Setia Tjahyanti Kinerja Karyawan Kinerja karyawan adalah prestasi kerja atau hasil kerja yang dicapai oleh karyawan yang sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Skala yang digunakan dalam penelitian adalah skala Likert (Likert Scale). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah diciptakan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono 2009, 132) HASIL PENELITIAN Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan lama bekerja. Uji Normalitas Metode Grafik Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode grafik dengan cara melihat pola titik-titik penyebaran data pada garis diagonal yang terdapat pada Normal P-Plot. 127 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 Gambar 2 Hasil uji Normalitas P-Plot Dari gambar menjelaskan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Metode kedua untuk uji normalitas yaitu metode non-grafik yang dilakukan dengan cara menganalisi Skewness dan Kurtosis. Metode Non Grafik Variabel Budaya Organisasi Kepemimpinan Motivasi Kinerja Karyawan z skewness -1.22 -1.11 0.37 0.22 Z kurtosis 1.75 0.44 -1.45 -1.26 Tabel 1 Perhitungan Z skewness dan Z kurtosis Dilihat dari hasil tabel tersebut nilai Z hitung dibandingkan dengan nilai kritisnya yaitu untuk significant level 0,05 atau 5% adalah sebesar ±1,96 di dapat dari Z tabel yaitu diantara -1,96 sampai 128 +1,96. Berdasarkan data di atas nilai Z hitung berada diantara nilai -1,96 dan +1,96 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. ISSN: 1410 -9875 Setia Tjahyanti Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas dilihat dari nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) apabila nilai Tolerance > 0.1 dan VIF <10, maka data disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas dan data baik digunakan dalam model regresi. Hasil Uji Multikolinieritas Tabel 2 Coefficientsa 1 Model Ttl_BO Ttl_KP Ttl_MT Collinearity Statistics Tolerance VIF 0.423 0.314 0.331 2.364 3.188 3.019 a. Dependent Variable: Ttl_KK Uji Heteroskedatisitas Metode Grafik Uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode grafik dilakukan dengan mengamati grafik Scatter Plot. Jika data menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu y maka data tidak terjadi heteroskedastisitas dan data baik digunakan dalam model regresi. Sebaliknya data tidak menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y maka data terjadi heteroskedastisitas dan data tidak baik digunakan dalam model regresi. Berikut ini uji Heteroskedastisitas dengan metode grafik. Gambar 3 Hasil uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot 129 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 November 2012 Metode Non Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Non Grafik Glejser Tabel 3 Metode Non Grafik Model 1 (Constant) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -.310 1.008 Ttl_BO Ttl_KP Ttl_MT .097 -.014 -.052 .102 .112 .095 .190 -.030 -.124 t -.308 Sig. .759 .944 -.127 -.545 .349 .899 .588 a. Dependent Variable: Ares_1 Berdasarkan pada tabel dapat Uji Autokorelasi diketahui bahwa nilai sig dari Uji autokorelasi dilakukan variabel budaya organisasi 0.349 > untuk menguji apakah dalam suatu 0.05, nilai sig dari kepemimpinan model regresi linear terdapat 0.899 > 0.05, dan nilai sig dari korelasi antara kesalahan motivasi 0.588 > 0.05, maka data pengganggu pada periode yang satu disimpulkan tidak terjadi (periode t) dengan periode heteroskedastisitas sehingga data sebelumnya (periode t-1). baik digunakan dalam model regresi. Hasil uji Autokorelasi dengan Metode Durbin- Watson. Tabel 4 DW Model Summaryb Model 1 R .865a R Square .748 Adjusted R Square .735 Std. Error of the Estimate 1.48843 Durbin-Watson 1.879 a. Predictors: (Constant), Ttl_MT, Ttl_BO, Ttl_KP b. Dependent Variable: Ttl_KK Uji t Hipotesis 1 Tabel 5 Uji t Coefficientsa Model 1 (Constant) 130 Unstandardized Coefficients B Std. Error 7.452 1.368 Ttl_BO .692 a. Dependent Variable: Ttl_KK .097 Standardized Coefficients Beta .676 t 5.448 Sig. .000 7.157 .000 ISSN: 1410 -9875 Setia Tjahyanti Hipotesis 2 Tabel 6 Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error Model 1 (Constant) Standardized Coefficients Beta 6.990 1.056 Ttl_KP .758 a. Dependent Variable: Ttl_KK .078 .781 t 6.618 Sig. .000 9.756 .000 Hipotesis 3 Tabel 7 Uji t Coefficientsa Model 1 (Constant) Unstandardized Coefficients B Std. Error Standardized Coefficients Beta 5.212 .979 Ttl_MT .707 a. Dependent Variable: Ttl_KK .057 .845 t 5.326 Sig. .000 12.347 .000 Uji F Tabel 8 Uji F ANOVAb Mode l 1 Regression Sum of Squares 388.148 Df 3 Mean Square 129.383 2.215 Residual 130.709 59 Total 518.857 62 F 58.401 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), Ttl_MT, Ttl_BO, Ttl_KP b. Dependent Variable: Ttl_KK PENUTUP pada pengujian hipotesis1 mendapatkan suatu kesimpulan dimana Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, artinya terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT Samudera Indonesia Ship Management. Pada pengujian hipotesis2 mendapatkan suatu kesimpulan dimana Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, artinya terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada PT Samudera Indonesia Ship Management. Pada pengujian Hipotesis3 mendapatkan suatu kesimpulan dimana Ho3 ditolak dan Ha3 diterima, artinya terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT Samudera 131 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Indonesia Ship Mangament. Pada pengujian hipotesis4 mendapatkan suatu kesimpulan dimana Ho4 ditolak dan Ha4 diterima, artinya terdapat pengaruh budaya organisasi, kepemimpina, dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT Samudera Indonesia Ship Management. Penelitian ini mempunyai responden penelitian yang bersifat terbatas, yaitu hanya menggunakan 63 responden, penelitian yang akan datang tentang topik ini diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak dan tidak hanya menggunakan satu objek saja tetapi bisa menambahkan dan membandingkan dua objek organisasi atau lebih untuk mendapatkan suatu pola pengembangan sumber daya manusia yang berkaitan dengan kinerja karyawan. Keterbatasannya variabel independen dalam penelitian ini yaitu Budaya organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi untuk mempengaruhi variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan. November 2012 Pada penelitian berikutnya disarankan menambahkan variabelvariabel lain yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan seperti variabel disiplin kerja, atau Komitmen kerja Menggunakan obyek penelitian lain yang lebih luas sehingga jumlah sampel penelitian menjadi lebih besar. Perusahaan sebaiknya meningkatkan motivasi karyawan dengan memberikan pengahargaan bagi setiap karyawan yang berprestasi, supaya karyawan lebih terpacu meningkatkan kualitas dan kuantitasnya dalam bekerja. Sebaikanya juga pihak perusahaan dapat lebih meningkatkan budaya organisasi dan kepemimpinan dengan menetapkan aturan-aturan yang jelas, disiplin dalam bekerja, dan memberikan tugas yang jelas kepada karyawan agar karyawan dapat memahami dan menjalankan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. REFERENSI A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Fawazi Alfida. Analisa Pengaruh Ekspektasi kerja generasi X dan Generasi Y terhadap Efektivitas Strategi Rekrutmen di PT. Samudera Indonesia. 2013. Anderson, David R., Denmis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011. Statistics for Business and Economics 11th Edition. South Western: Cengage Learning. Daft, R. L., & Lane, P. G. 2011. The leadership experience (5th ed). Mason, OH: South-Western Cengage Learning. Gujarati, Damodar N. and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics 5th Edition. New York: McGraw-Hill. 132 ISSN: 1410 -9875 Setia Tjahyanti Hair, Joseph F., William C. Black Barry J. Babin, and Rolph E Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Perspective 7th Edition. New Jersey: Pearson Education. Jurnal AA Ngr Bgs Aristayudha dan I Gst Salit Ketut Netra. Pengaruh Budaya organisasi, Kepemimpinan, dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. BPD Bali Cabang Renon, 2013. Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi (Cetakan I). Yogyakarta: AMP YKPN. Lako, Andreas. 2004. Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi Isu Teori dan Sosial. Yogyakarta : Amara Books. Malayu SP. Hasibuan. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan keenam belas, Jakarta: PT. Bumi Aksara Moeljono, Djokosantoso. 2008. Why HR Practices, hal.52. Manajemen Usahawan Indonesia, Kohesivitas Korporasi. Lembaga Manajemen FEUI, Jakarta. Robbin, Stephen and Timothy A. Judge, 2013. Organization Behavior, New Jersey. Prentice Hall. Schein, H Edgar. 2010. Organizational Culture and Leadership, Fourth Edition, San Francisco: Jossey Bass Publishers. Sekaran, Uma and Ronger Bougie. 2010. Research Methods for Business: A Skill Building Approach 5th Edition. UK: John Wiley & Sons Ltd. Simanjuntak, Payaman. J. 2011. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: Salemba Empat. Sopiah. 2008 Perilaku Organisasi, edisi pertama. Yogyakarta: andi Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Wirawan. 2012. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. www.Samudera.com 133 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 7 Halaman ini sengaja dikosongkan 134 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 7, November 2012, Hlm. 135-146 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, LEVERAGE, RATING, MATURITY,DAN ISSUE SIZE TERHADAP YIELD SPREAD PADA OBLIGASI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM PEMERINGKAT EFEK INDONESIA STELLA STIE TRISAKTI [email protected] Abstract; This research have a purpose to test and analyze the effect of Rating of Bonds, Maturity of Bonds, Leverage, Issue Size of Bond, and Corporate Social Responsibility toward Yield Spread of Bonds. Using a sample of corporate bond in PEFINDO for period 2008-2012 we compare this research with result of the previous research. The sampling technique used is the non probability purposive sampling, where require to the criteria are 10 companies which have 11 bonds were analyze using descriptive statistic and using panel data regression. The hypothesis evaluated by use F test and t test. The result of this research partially found that Rating of bond, Leverage, and Issue Size of bond does influence the Yield Spread, than Maturity of bond and Corporate Social Responsibility do not influence the Yield Spread. Furthermore, all the independent variables simultaneously influence the dependent variable, Yield Spread. Keywords: Yield Spread, Maturity, Issue Size, Rating, Leverage, Corporate Social Responsibility, Bonds. instrumen yang diperjualbelikan di pasar modal adalah obligasi. Suatu kelebihan utama dari pembiyaan dengam pinjaman adalah dampak terhadap pajak perusahaan, dimana dengan adanya kewajiban pengembalian hutang maka akan berpengaruh terhadap laporan keuangan dimana hutang akan mengurangi pajak perusahaan, sehingga perusahaan akan memiliki pajak yang lebih rendah PENDAHULUAN Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri (Husnan, 2003). Salah satu 135 dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. Suatu obligasi yang baik bagi suatu perusahaan dapat dikatakan jika obligasi tersebut memilik tingkat suku bunga yang mendekati harga pasar, dimana tidak terdapat perbedaan yang terlalu jauh antara suku bunga obligasi perusahaan dengan suku bunga pasar. Perbedaan suku bunga pasar dan suku bunga obligasi disebut dengan Yield Spread. Suatu perusahaan yang baik tercermin dari Yield Spread yang relatif rendah karena semakin mendekati suku bunga pasar, maka obligasi tersebut memiliki biaya terhadap risiko yang lebih rendah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi Yield Spread suatu obligasi, yaitu faktorfaktor keuangan dan non-keuangan. Semua faktor tersebut yang akan kemudian peneliti jadikan variabel dalam pengujian ini. Faktor nonkeuangan dalam hal ini yang akan dijadikan variabel adalah Corporate Social Responsibility, yang merupakan program bagi perusahaan dalam meningkatkan kualitas perusahaan dengan memberikan tanggungjawab kepada lingkungan sosialnya. Selain CSR, terdapat faktorfaktor keuangan dari perusahaan yang dapat mempengaruhi Yield Spread. Faktor-faktor keuangan yang dijadikan sebagai variabel independen adalah Leverage, Rating, Maturity, dan Issue Size. Setiap faktor keuangan maupun non keuangan memiliki pengaruh yang berbeda- beda bagi Yield Spread Objek penelitian yang digunakan penelitian ini adalah perusahaanperusahaan yang tercatat dalam Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Pemilihan objek ini dilatar belakangi oleh investasi dalam obligasi sedang berkembang. Investasi obligasi memberikan keuntungan bagi investor sehingga dewasa ini investasi obligasi semakin diminati. Bagi perusahaan sangatlah penting untuk mengetahui risiko yang dihadapi dan akan dihadapi oleh perusahaan dan bagaimana untuk perusahaan berhasil menyelesaikan masalah perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan. Masalah dalam penelitian adalah: (1) Apakah terdapat pengaruh Corporate Social Responsibility terhadapYield Spread?, (2) Apakah terdapat pengaruh Leverage terhadap Yield Spread?, (3) Apakah terdapat pengaruh Rating terhadap Yield Spread?, (4) Apakah terdapat pengaruh Maturity terhadap Yield Spread ?, (5) Apakah terdapat pengaruh Issue Size terhadap Yield Spread?, (6) Apakah terdapat pengaruh Corporate Social Responsibility, Leverage, Rating, Maturity, dan Issue Size terhadap Yield Spread? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Yield Spread pada Obligasi Perusahaan di Indonesia periode 2009-2012. (2) Untuk mengetahui pengaruh Leverage terhadap Yield Spread pada Obligasi Perusahaan di Indonesia periode 2009-2012. (3) Untuk mengetahui pengaruh Rating terhadap Yield Spread pada Obligasi Perusahaan di Indonesia periode 2009-2012. (4) Untuk mengetahui pengaruh Maturity terhadap Yield Spread pada Obligasi Perusahaan di Indonesia periode 2009-2012. (5) Untuk mengetahui pengaruh Issue Size terhadap Yield Spread pada Obligasi Perusahaan di Indonesia periode 2009-2012. (6) Pengaruh Corporate Social Responsibility, Leverage, Rating, Maturity, dan Issue Size terhadap Yield Spread pada Obligasi Perusahaan di Indonesia periode 2008-2012. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori trade off, dimana perusahan menyeimbangkan manfaat dari pembiayaan utang (perlakuan pajak perusahaan yang menguntungkan) terhadap suku bunga yang lebih tinggi dan biaya kebangkrutan . pada intinya, teori ini mengatakan bahwa nilai dari perusahaan yang menggunakan leverage sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak menggunakan leverage ditambah nilai efek samping, yang meliputi tax shield dan biaya yang diharapkan karena kesulitan keuangan (Brigham. 2011). Selain itu, dalam pernyataan Modigliani dan Miller menjelaskan bahwa investor dan manajer memiliki informasi yang sama tentang prospek suatu perusahaan, yang kemudian disebut dengan informasi simetris (symmetric information). Namun, dalam kenyataannya manajer memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan investor luar. Hal ini disebut sebagai informasi asimetris (asymmetric information) dan hal ini memiliki efek yang penting pada struktur modal yang optimal. Untuk melihat kenapa, ada dua situasi, yang pertama manajer perusahaan mengetahui bahwa prospektus perusahaan adalah positif dan disisi lain manajer mengetahui bahwa dikedepan waktu terlihat negative. (Brigham. 2011). Teori Pecking Order menyatakan bahwa perusahaan akan menerbitkan hutang jika pasokan dana telah habis. Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan dana yang cukup besar untuk dapat memasok kegiatan operasionalnya. Jika sumber internal telah habis maka perusahaan akan mencari pendanaan eksternal berupa penerbitan hutang. Yield Spred: the difference between the promised yields of alternative bond issues of market segments at a given time relative to yields on Treasury issues of equal. (Brown dan Reilly. 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi Yield Spread adalah Corporate Social Responsibilit, Leverage, Rating, Maturity, dan Issue Size. Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility digunakan untuk melihat apakah sebuah perusahaan melakukan tanggung jawab sosialnya atau tidak. Perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial memiliki risiko hutang yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang tidak melakukan. Semakin tinggi nilai CSR maka semakin kecil risiko hutang yang dilihat lewat nilai Yield Spread. (Ge dan Liu, 2012. H1: Corporate Social Responsibility berpengaruh negatif terhadap Yield Spread. Leverage Leverage mengukur hutang perusahaan dilihat dari asset yang ada. Perusahaan yang memiliki hutang yang banyak memiliki risiko yang lebih besar karena ada banyak ketidak-pastian yang dapat mengakibatkan perusahaan gagal bayar. Semakin tinggi nilai Leverage maka risiko akan semakin tinggi juga. (Ge dan Liu, 2012. H2: Leverage berpengaruh positif terhadap Yield Spread Rating Rating digunakan untuk mengukur peringkat perusahaan dalam Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Perusahaan yang memiliki rating 1 (nilai kecil) akan lebih baik dibandingkan perusahaan yang memiliki rating 10 (nilai besar) karena pemberian rating melihat kemampuan perusahaan dalam banyak hal berkaitan dengan kemampuan membayar hutang. Dengan demikian, semakin tinggi rating maka semakin tinggi risiko gagal bayar perusahaan. (Ge dan Liu, 2012) H3: Rating berpengaruh positif terhadap Yield Spread. Maturity Maturity mengukur jatuh tempo perusahaan dalam membayar hutang. Semakin tinggi waktu jatuh tempo maka semakin besar risiko perusahaan karena banyak kemungkinan yang dapat terjadi di masa mendatang. (Ge dan Liu, 2012) H4: Maturity berpengaruh positif terhada Yield Spread. Issue Size Issue Size mengukur jumlah hutang yang perusahaan pinjam. Semakin besar hutang, maka semakin besar juga risiko yang akan dialami. H5: Issue Size berpengaruh positif terhadap Yield Spread. Model penelitian dari faktor-faktor yang mempengaruhi dideskripsikan pada model berikut; Model Penelitian bond rating Corporate Social Responsibility Leverage Rating Maturity Issue Size Gambar 1 ModelPenelitian Yield Spread METODA PENELITIAN Penelitian ini akan mengambil data dari sampel yang diperoleh dari publikasi PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan Bursa Efek Indonesia Indonesia yaitu data seluruh perusahaan di Indonesia yang menerbitkan obligasi dengan menggunakan minimal 30 data yang akan dijadikan sebagai sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah NonProbability Sampling, dimana menurut Sugiyono (2009) teknik pengambilan sampel ini tidak memberikan peluang/ kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel Nonprobability Sampling yang No 1 2 3 4 5 6 7 8 digunakan adalah Sampling Purposive, dimana menurut Sugiyono (2009) merupakan teknik penentuan pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Perusahaan yang di jadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan obligasi yang tercatat dalan Pemeringkat Efek Indonesi dan Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 – 2012. Sampel perusahaan tersebut di pilih berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah di tentukan . Prosedur pemilihan perusahaan dapat di lihat pada tabel di bawah. Kriteria dan pertimbangan pengambilan sampel pada penelitiann ini adalah sebagai berikut; Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah Tahun yang memiliki ketersediaan data variabel independen dan dependen Perusahaan yang konsisten mendapatkan peringkat dari PEFINDO setiap tahunnya (2008-2012) Jumlah Obligasi perusahaan dari 61 perusahaan yang konsisten mendapatkan peringkat dari PEFINDO setiap tahunnya (20082012) Pengelompokkan jumlah tahun obligasi dengan jumlah terbanyak (dalam lampiran) Jumlah obligasi yang diterbitkan pada tahun 2009 dengan jatuh tempo yang berbeda Pengelompokan jumlah obligasi terbanyak yang diterbitkan pada tahun 2009 dan memiliki tanggal jatuh tempo yang sama (jatuh tempo 2014) Laporan keuangan yang di rilis dalam satuan mata uang Rupiah (2009-2012) Jumlah data yang dijadikan sampel Sumber : www.idx.com dan laporan PEFINDO Jumlah Perusahaan 5 (2008-2012) 61 125 4 (2009-2012) 22 15 11 44 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Yield Spread Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Yield Spread. Yield Spread merupakan perbedaan antara yield obligasi perusahaan yang di terbitkan dengan yield obligasi pemerintah Indonesia yang memiliki jatuh tempo yang sama. Yield spread, akan dihitung melalui pengurangan secara sederhana antara satu yield obligasi perusahaan terhadap yield obligasi pemerintah yang memiliki masa jatuh tempo yang sama, dalam bentuk persentase. (Ge dan Liu, 2012) Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility merupakan bentuk pertanggungjawaban yang seharusnya perusahaan lakukan, akibat dampat positif dan dampak negatif yang perusahaan timbulkan dari aktivitas operasionalnya, bagi anggota perusahaan maupun masyarakat yang beradi disekitar perusahaan atau yang terkena dampak dari aktivitas perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah dengan memberi skor 1 untuk perusahaan yang memiliki program CSR dan skor 0 bila tidak memiliki program CSR. (Anderson, 2011) Leverage Leverage merupakan kebijakan penggunaan dana asset (aktiva) atau dana perusahaan dengan menggunakan instrument eksternal berupa pinjaman atau hutang yang bertujuan untuk meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham. Leverage menunjukkan proporsi utang yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan. Leverage = Total Hutang Total Aset Sumber:Gitman (2012) Rating Rating adalah urutan perusahaan yang memiliki kualitas terbaik sampai kualitas terburuk, dan sebaliknya yang di hitung oleh lembaga pemeringkat yang resmi sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan. Pengukuran variabel ini menggunakan skala ordinal berdasarkan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO. Pengukuran Rating akan diukur dengan: Memberikan skala 1 untuk peringkat idAAA dan seterusnya sesuai tabel dibawah ini. Sumber: PEFINDO Tabel 2 Kategori Peringkat Obligasi SKALA SIMBOL 1 IdAAA 2 IdAA+ 3 IdAA 4 IdAA5 IdA+ SKALA 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Sumber: PEFINDO Maturity Umur Obligasi adalah tanggal dari pertama kali sebuah obligasi diterbitkan hingga obligasi tersebut jatuh tempo, dimana tanggal SIMBOL IdA IdAidBBB+ IdBBB IdBBBidBB+ IdBB IdBBidB+ IdB IdBIdCCC idD tersebut tergantung dari tiap pihak yang mengeluarkan. Umur obligasi dihitung dengan rumus sebagai berikut: Umur Obigasi = jangka waktu jatuh tempo (term toMaturity) Sumber: Ge dan Liu (2012) Issue Size Par value (Issue Size) adalah nilai yang harus penerbit bayar bunganya dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh tempo atau jumlah dana yang akan penerbit obligasi bayar kepada pemegang obligasi pada suatu saat tertentu yang telah disepakati bersama di masa yang akan datang (saat suatu obligasi jatuh tempo). Issue Size = Log Natural of Par Value Bond initially issued Sumber: Ge dan Liu (2012) Metode Analisis Data Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda yang dilakukan untuk masing- masing penelitian. Alat analisis statistik yang digunakan adalah program penelitian EViews 7 karena penelitian ini menggunakan data panel. Selain itu juga dengan menggunakan program penelitian EViews 7 karakteristik setiap perusahaan dapat terlihat. Model yang dikembangkan dalam penelitian adalah sebagai berikut: YSPD = 0 + 1 RTNG + 2 MTRY + 3 LEV + 4 ISSZ + 5 CSR +e Dimana: YSPD = Yield Spread 0 = Konstanta 1, 2, 3, 4, 5 = Slop e koefisien variabel 1-5 RTNG = Rating MTRY = Maturity LEV = Leverage ISSZ CSR e = Issue Size = Corporate Social Responsibility = Error HASIL PENELITIAN Tabel 3 Hasil Analisis Koefisien Regresi Corporate Social Responsibility Variable C CSR Coefficie nt Std. Error t-Statistic 0.017500 -0.002619 Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil t statistik lebih kecil dari t tabel 2.018, dimana titik jatuh pada daerah Ho tidak dapat ditolak . Hasil tersebut didukung oleh nilai p-value sebesar 0.8310 lebih besar 0.011913 1.469035 0.012193 -0.214801 Prob. 0.1493 0.8310 dari nilai Alpha sebesar 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Yield Spread. Tabel 4 Hasil Analisis Koefisien Regresi dari Leverage Variable C LEV Coefficie nt Std. Error t-Statistic 0.044320 -0.041986 Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil t statistik lebih kecil dari t tabel 2.018, dimana titik jatuh pada daerah Ho tidak dapat ditolak . Hasil tersebut didukung oleh nilai p-value sebesar 0.8310 lebih besar 0.009647 4.594245 0.013420 -3.128635 Prob. 0.0000 0.0032 dari nilai Alpha sebesar 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Yield Spread. Tabel 5 Hasil Analisis Koefisien Regresi Rating Variable C RTNG Coefficie nt Std. Error t-Statistic -0.004729 0.006245 0.006705 -0.705242 0.001995 3.130389 Prob. 0.4846 0.0032 Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil t statistik lebih besar dari t tabel 2.018, dimana titik jatuh pada daerah Ho ditolak . Hasil tersebut didukung oleh nilai p-value sebesar 0.0032 lebih kecil dari nilai Alpha sebesar 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Rating terhadap Yield Spread. Tabel 6 Hasil Analisis Koefisien Regresi Maturity Coefficie Variable nt Std. Error t-Statistic Prob. C MTRY 0.015000 -2.15E-17 Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil t statistik lebih besar dari t tabel 2.018, dimana titik jatuh pada daerah Ho tidak dapat ditolak . Hasil tersebut didukung oleh nilai p-value sebesar 0.009234 1.624392 0.007417 -2.90E-15 0.1118 1.0000 1.0000 lebih besar dari nilai Alpha sebesar 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh Maturity terhadap Yield Spread. Tabel 7 Hasil Analisis Koefisien Regresi Issue Size Coefficie Variable nt Std. Error t-Statistic Prob. C ISSZ 0.136790 -0.004584 Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil t statistik lebih besar dari t tabel 2.018, dimana titik jatuh pada daerah Ho ditolak . Hasil tersebut didukung oleh nilai p- 0.051279 2.667580 0.001928 -2.377635 0.0108 0.0221 value sebesar 0.0221 lebih kecil dari nilai Alpha sebesar 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Issue Size terhadap Yield Spread. Tabel 8 Hasil Koefisien Regresi H6 F-statistic 4.689708 Prob (F-statistic) Dari tabel diatas diperoleh hasil F-statistik lebih besar dari Ftabel 2.45, dimana titik jatuh pada daerah Ho ditolak. Hasil ini didukung oleh niali p-value sebesar 0.001968 yang memiliki nilai lebih kecil bila dibandingkan nilai Alpha sebesar 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel 0.001968 Corporate Social Responsibility, Leverage ,Rating, Maturity, dan Issue Size memiliki pengaruh terhadap variabel Yield Spread. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Corporate Social Responsibility tidak memiliki pengaruh terhadap Yield Spread dari hasil analisis hipotesa kelima, Ho tidak dapat ditolak. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ge et al. (2012). (2) Leverage memiliki pengaruh terhadap Yield Spread dari hasil analisis hipotesa ketiga, Ho ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ge et al. (2012). (3) Rating memiliki pengaruh terhadap Yield Spread dari hasil analisis hipotesa pertama, Ho ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ge et al. (2012). (4) Maturity tidak memiliki pengaruh terhadap Yield Spread dari hasil analisis hipotesa kedua, Ho tidak dapat ditolak. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ge et al. (2012). (5) Issue Size memiliki pengaruh terhadap Yield Spread dari hasil analisis hipotesa keempat, Ho ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ge et al. (2012). (6) Corporate Social Responsibility, Leverage, Rating, Maturity, dan Issue Size secara bersama- sama terhadap Yield Spread. Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel Rating, Leverage, dan Issue Size memiliki pengaruh terhadap Yield Spread, dan secara bersama- sama kelima variabel independen berpengaruh terhadap Yield Spread Penulis menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan yang mengakibatkan adanya kelemahan, dan faktorfaktor penyebabnya adalah : (1) Terbatasnya variabel independen pada penelitian ini, dimana penelitian ini menggunakan lima variabel independen yaitu : Rating, Maturity, Leverage, Issue Size, dan Corporate Social Responsibility. (2) Terbatasnya periode dalam penelitian yang hanya dilakukan selama empat tahun antara periode 2009 – 2012, yang kurang mencerminkan keadaan yang jangka panjang. (3) Terbatasnya jumlah obligasi perusahaan yang dijadikan objek penelitian, dimana penelitian ini hanya difokuskan pada obligasi perusahaan yang memiliki karakteristik tertentu, dan jumlah sample yang terlalu sedikit. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya agar penelitian selanjutnya mendapatkan hasil yang lebih baik jika ingin mengangkat tema serupa mengenai Yield Spread, antara lain : (1) Mengembangkan penelitian dengan cara menambahkan variabelvariabel lain yang dapat berpengaruh terhadap Yield Spread. (2) Menambahkan periode penelitian yang dapat memberikan cerminan yang kuat akan gambaran kondisi sampel pada periode tertentu . (3) Memperbanyak objek penelitian sehingga dapat menambah jumlah sampel untuk hasil yang lebih baik. REFERENSI Anderson. David R, Dennis J. Sweeney, Thomas A. Williams. 2011. Statistic For Business and Economics. China : CENGAGE Learning. Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Pasar Modal 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Pasar Modal 2011. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik. 2012. Statistik Pasar Modal 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia. Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Sepuluh, Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba Empat, Jilid I. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2011. Dasar - Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Bringham. Eugene F, Michael C. Ehrhardt. 2011. Financial Management : Theory and Practice Thirteenth Edition. USA : CENGAGE Learning. Brown, Keith C., and Frank K. Reilly. 2009. Analisys of Investments and Management of Portofolio. 9th Edition. Canada : South-Western Cengange Learning. Gabbi, Giampaolo, and Andrea Sironi. 2002. Which Factors Affect Corporate Bonds Pricing? Empirical Evidence From Eurobonds Primary Market Spreads. Newfin Research Center. Bocconi University. Ge, Wenxia and Mingzhi Liu. 2012. The Impact of Corporate Social Responsibility Disclosure and Performance on the Cost of Corporate Bonds. University of Manitoba, Canada: Social Science Research Network (SSRN). Gitman, Lawrence J., and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance. 13th Edition. United States of America: Pearson Education Limited. Grandes, Martin, and Marcel Peter. 2003. The Determinants of Corporate Bond Yield Spreads in South Africa: Firm-Specific or Driven by Sovereign Risk? OECD Development Centre Working Paper No230 (Paris OECD Development Centre). Gujarati. Damodar N, Dawn C Porter. 2009. Dasar- dasar Ekonometrika edisi 5. Jakarta : Salemba Empat. Hair. Joseph F, William C Black, Barry J Babin, Rolph E Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis. United State of America: Pearson Education. Hull, J.C. 2011. Options, Futures, and Other Derivatives Eighth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Husnan, Suad. 2004. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. IDX Fact Book 2008. 2008. Jakarta: Indonesia Stock Exchange. IDX Fact Book 2009. 2009. Jakarta: Indonesia Stock Exchange. IDX Fact Book 2010. 2010. Jakarta: Indonesia Stock Exchange. IDX Fact Book 2011. 2011. Jakarta: Indonesia Stock Exchange. IDX Fact Book 2012. 2012. Jakarta: Indonesia Stock Exchange. Kusumadewati, Adita. 2008. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Likuiditas Obligasi, Maturity, dan Peringkat Obligasi terhadap Perubahan Ilarga Obligasi perusahaan (Studi Kasus pada Obligasi perusahaan yang Listed di BEJ, dengan Altman Rating Modet yang diterapkan Bloomberg) Periode 2A04-2006. Semarang: Universitas Diponegoro. Kasmir. 2009. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: Rajawali Pers. Kaur, Kuljeet dan Rajinder Kaur. 2011. “Credit Rating in India: A Study of Rating Methodology of Rating Agencies”. Global Journal of Management and Business Research, Vol. 11, Issue 12. Kidwell, Blackwell, Whidbee, Sias. 2013. Financial Institutions, Markets, and Money. Asia: John Wiley & Sons Singapore Pte. Ltd . Kotler, Philip and Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good for Your Company and Your Cause. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. PT. Pefindo. 2012. Rating Released: Obligasi Perusahaan Selama Tahun 20082012. Sekaran, Uma & Bougie Roger. 2010. Research Methods for Business, A Skill Building Approach. USA : John Wiley & Sons. Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfa Beta. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi teori dan aplikasi, Edisi Pertama. Yogyakarta: KANISIUS. Van Horne, James C dan Wachowicz, John M. 2007. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Buku 2 Edisi 12, dialih bahasakan oleh Deni Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.Velasquez Manuel G. 2012. Business Ethics (concepts and cases). United States of America: Pearson Education, Inc. Visser Wayne, Dirk Matten, Manfred Pohl, and Nick Tolhurst. 2010. The A-Z Of Corporate Social Responsibility. Great Britain: Antony Rowe Ltd, Chippenham, Wiltshire. Widarjono. Agus. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews edisi 4. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Wrjayanti. 2008.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Yield Spread Obligasi yang Tercatat Di Bursa Efek Surabaya Periodem2001-2005. ADLN Digital Collections. Universitas Airlangga.