ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN AKUNTANSI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN VARIABEL MODERATOR KOMITMEN ORGANISASI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi oleh: Novi Nurul Fatimah 106082002546 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M ANALISIS PENGARUHMOTIVASI DAN SEMANGATKERJA TERHADAP KINEzuA KARYAWAN AKI]NTANSI DAN KEPUASANKERJADENGAN VARI,ABEL MODERATORKOMITMEN ORGANISASI Skripsi DiajukanKepadaFakultasEkonomidanBisnis Untuk MemenuhiSyarat-syaratdalamMeraih Gelar SarjanaEkonomi Oleh Novi Nurul Fatimah NIM: 106082002546 Di Bawah Bimbingan Pembimbing II Pembimbing I ur's YessiFitri. SE.,Ak.. M.Si MM NIP. 197609242006042 042 200112 NrP.19690203 JURUSANAKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITASISLAM NEGERISYAzuFHIDAYATULLAH JAKARTA r43t H|2010M (. telah dilakukan ujian Hari Jumat, Tanggal 14 Bulan Mei Tahun Dua Ribu sepuluh denganiudul Skripsi Komprehensif atasnamaNovi Nurul Fatimah,NIM: 106082002546 *ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN SEMANGAT KEzuA TERHADAP KINERIA KARYAwAN AKI]NTANsI DAN KEPUASA]'T KERJA DENGA}-I VARI,ABEL kemampuan keilmuan MODERATOR KOMITMEN ORGAIIISAST',. Memperhatikan dapatditerima sebagai mahasiswatersebutseramaujian berlangsung,maka skripsi ini sudah padaJurusanAkuntansiFakultas salahsatusyafat untuk memperolehgelm SarjanaEkonomi Ekonomi dan Bisnis universitas IslanrNegeri syarif HidayatullahJakal.ta Jakart4 14Mei 2010 Tim PengujiUjian KomPrehensif A 6&4V / *"r.u""It- */, ^o. Sckretaris Ketua / / / ,/ rrpt [r. AmnqJep;s' MSA Pengnii Ahli Hari ini Jumat Tanggal SebelasBulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telatr dilalnrkanUjian Skripsi atas nama Novi Nurul Fatimah NIM: 106082002546 denganjudul Skripsi*ANALISIS PENGARUHMOTMSI KERIA TERHADAP KINERIA KARYAWAN DAN SEMANGAT AKUNTANSI DAN KEPUASAN KERIA DENGAN VARIABEL MODERATOR KOMITMEN ORGANISASI". Memperhatikanpenampilanmatrasiswatersebut selama ujian berlangsung,makaskripsi ini sudahdapatditerima sebagaisalahsatusyaratuntuk memperolehgelar SarjanaEkonomi pada JunrsanAkuntansi Fakultas Ekonomi danBisnis UniversitasIslam Negeri Syarif HidayatullahJakarta Jakarta,ll Juni 2010 Tim PengujiUjian Slaipsi {26 Prof. Dr. Ahmad Rodonl MM Yessi Fitri" SE.. AliL. M.Si PembimbingI Pembimbingll {nL n*nL/.dr...nn.si Fenguji ahli I Penguji ahli II lil ANALYZE THE INFLUENCE OF MOTIVATION AND PASSION OF WORKING ON THE ACCOUNTING PERFORMANCE AND JOB SATISFACTION WITH THE ORGANIZATIONAL COMMITMENT AS MODERATING VARIABLE By: Novi Nurul Fatimah ABSTRACT The purpose of this research are to get evidence influence motivation and passion of working and the influence of motivation and passion of working on the accounting performance and job satisfaction with the organizational commitment as moderating variable. Primary data used in this research is obtain from perception accounting staff of manufacturing companies in Jakarta and Bekasi. Data were collected questioners. Sampling methods was using clustered sampling. The respondents of this research are the employees of accounting division in the manufacturing company at Jakarta and Bekasi. Analyzing methods were consisting of test quality data, descriptive statistic, classic assumption test, and hypothesis test with linear regression and interaction test. The result of this research showed, there were motivation have influence significantly toward accounting performance, motivation have influence significantly toward job satisfaction, passion of working have influence significantly toward accounting performance, passion of working have influence significantly toward job satisfaction, organizational commitment as moderating variable be able to increase the influence of motivation toward accounting performance, organizational commitment as moderating variable be able to increase the influence of motivation toward job satisfaction, organizational commitment as moderating variable be able to increase the influence of passion of working toward accounting performance, organizational commitment as moderating variable be able to increase the influence of passion of working toward job satisfaction. Keyword: Motivation, Passion of Working, Organizational Commitment, Accounting Performance, and Job Satisfaction. v ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN AKUNTANSI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN VARIABEL MODERATOR KOMITMEN ORGANISASI Oleh : Novi Nurul Fatimah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh motivasi dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan akuntansi dan kepuasan kerja serta pengaruh motivasi dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan akuntansi dan kepuasan kerja dengan menggunakan variabel moderator komitmen organisasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari persepsi para karyawan bagian akuntansi perusahaan manufaktur di Jakarta dan Bekasi. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah clustered sampling. Responden pada penelitian ini adalah karyawan bagian akuntansi pada perusahaan manufaktur di Jakarta dan Bekasi. Metode analisis data yang digunakan terdiri dari uji kualitas data, statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis dengan regresi linear dan uji interaksi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, menyatakan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, semangat kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, semangat kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan, variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja, variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh semangat kerja terhadap kinerja karyawan, variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh semangat kerja terhadap kepuasan kerja. Kata Kunci: Motivasi, Semangat Kerja, Komitmen Organisasi, Kinerja Karyawan Akuntansi, Kepuasan Kerja vi KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu Syukur Alhamdulillah senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul: “Analisis Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Karyawan Akuntansi dan Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi”. Salawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan cahaya benderang dalam perkembangan islam. Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Orang tua ku: Yusuf Supriadi dan Yeti Sumiati yang telah memberikan dorongan moril dan materi serta doa, nasehat dan kasih sayangnya dengan segala jerih payah tanpa mengenal lelah. 2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi. 3. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si, selaku dosen pembimbing II dan juda selaku sekretaris jurusan yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi. 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi. vii 6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan. 7. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya bagian akademik yang telah membantu dalam kegiatan administrasi peneliti. 8. Keluarga ku tercinta: Iwan Setiawan (kakak), Suryani (kakak ipar), Bi Nia, Mang Hendra, Ina Widaningsih terimakasih atas segala dukungannya. 9. Pendamping hidupku yang selalu setia menemaniku: Asep Sandra Hendrawan, terimakasih yang tak terhingga karena tak pernah bosan untuk selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi, masukan, serta meluangkan waktu untuk membantu penulis selama proses pembuatan skripsi. 10. Sahabat-sahabat setiaku d’purples community: Florida, Ryna, Yasinta, Santi, Rachmat, Fajar terimakasih untuk doa serta dukungan yang telah kalian berikan. 11. Sahabat-sahabatku dikampus, d’russaks: Adis, Tyas, Achie, Gilang, Dita, Erra serta d’katro: Fandi, Eqi, Bams, Alimar, Rama, Bryan, terimakasih atas bantuan dan persahabatan yang telah terjalin selama ini. 12. Seluruh rekan-rekan di Fakultas Ekonomi khususnya kelas A angkatan 2006, terimakasih atas bantuan dan persahabatan yang telah terjalin selama ini. 13. Teman-teman yang ada di Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Siti, Ka Apri, Rey Prima, Wenny, Ceuceu, Lita, Jamhur terimakasih untuk semangat serta masukan yang kalian berikan. 14. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuannya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan dan kemampuan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini selalu terbuka. Akhir kata semoga Allah SWT, membalas kebaikan mereka yang telah membimbing viii penulis dalam penulisan skripsi ini dan semoga skripsi ini berguna bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, Juni 2010 (Novi Nurul Fatimah) ix DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... i LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF .................................................................................. ii LEMBAR UJIAN SKRIPSI .................................................................................................. iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... iv ABSTRACT ........................................................................................................................... v ABSTRAK ............................................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 13 A. Teori yang Digunakan .............................................................................. 13 1. Motivasi ................................................................................................ 13 2. Semangat Kerja ..................................................................................... 22 3. Komitmen Organisasi ........................................................................... 23 4. Kinerja Karyawan ................................................................................. 30 5. Kepuasan Kerja ..................................................................................... 33 B. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 38 C. Hipotesis ................................................................................................... 39 D. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 46 x B. Metode Penentuan Sampel ....................................................................... 46 C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 46 D. Metode Analisa ......................................................................................... 46 1. Uji Kualitas Data ................................................................................... 47 a. Uji Validitas ...................................................................................... 47 b. Uji Reliabilitas Data .......................................................................... 47 2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 48 a. Uji Multikolonieritas ........................................................................ 48 b. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 48 c. Uji Normalitas .................................................................................. 49 3. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 50 a. Uji Koefisien Determinasi (R²) ....................................................... 50 b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ...................................... 51 c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .................... 51 d. Uji Analisis Regresi Linear Berganda ............................................. 51 E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 53 1. Variabel Independen ............................................................................. 56 a. Variabel Motivasi ............................................................................. 56 b. Variabel Semangat Kerja ................................................................. 57 2. Variabel Moderator ............................................................................... 57 3. Variabel Dependen ................................................................................ 58 a. Kinerja Karyawan ............................................................................. 58 b. Kepuasan Kerja ................................................................................ 59 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 60 A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 60 1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 60 2. Tingkat Pengembalian Kuesioner ......................................................... 60 B. Penemuan dan Pembahasan ...................................................................... 61 1. Statistik Deskriptif ................................................................................ 61 a. Deskriptif Demografi Responden .................................................... 61 2. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................................ 62 xi a. Uji Validitas ..................................................................................... 62 b. Uji Reliabilitas ................................................................................. 65 3. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 66 a. Multikolonieritas ............................................................................. 66 b. Heterokedastisitas ............................................................................ 72 c. Normalitas ........................................................................................ 74 4. Hasil Analisis Regresi ........................................................................... 78 a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 78 b. Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F) ................................................... 80 c. Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) ................................ 82 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................................... 91 A. Kesimpulan ............................................................................................... 91 B. Implikasi ................................................................................................... 92 DAFTAR PUSTAKA xii DAFTAR TABEL 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................................. 53 3.1 Operasional Variabel penelitian Motivasi .................................................................. 50 3.2 Operasional Variabel Penelitian Semangat Kerja ...................................................... 54 3.3 Operasional Variabel Penelitian Komitmen Organisasi ............................................. 54 3.4 Operasional Variabel Penelitian Kinerja Karyawan .................................................. 55 3.5 Operasional Variabel Penelitian Kepuasan Kerja ...................................................... 55 4.1 Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ....................................................... 61 4.2 Data Responden .......................................................................................................... 62 4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi ..................................................................... 63 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Semangat Kerja .......................................................... 63 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja ........................................................................ 64 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Kepuasan Kerja .......................................................... 64 4.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Komitmen Organisasi ................................................. 65 4.8 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................................. 65 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Karyawan ........................................................................................ 66 4.10 Hasil Uji Multikolonieritas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja ........................................................................................... 67 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Variabel Moderator Komitmen organisasi ................................................................................................................... 68 4.12 Hasil Uji Multikolonieritas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen organisasi ................................................................................................................... 68 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Karyawan .............................................................................. 78 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja .................................................................................. 78 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengaruh Motivasi dan Semangat xiii Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Variabel Moderator Komitmen organisasi ................................................................................................. 79 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen organisasi ............................................................................... 80 4.17 Hasil Uji t Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Karyawan ..................................................................................................... 81 4.18 Hasil Uji t Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja ......................................................................................................... 82 4.19 Hasil Uji t Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Variabel Moderator Komitmen organisasi ..................... 83 4.20 Hasil Uji t Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen organisasi ......................... 85 4.21 Hasil Uji F Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Variabel Moderator Komitmen organisasi ..................... 87 4.22 Hasil Uji F Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen organisasi ........................ 88 xiv DAFTAR GAMBAR 2.1 Initial Commitment .................................................................................................... 27 2.2 Commitment During Early Employment ................................................................... 28 2.3 Commitment During Later Career ............................................................................. 28 2.4 Kerangka Pemikiran .................................................................................................. 38 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja .............................................................................. 70 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja ................................................................. 71 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi ............................................................................... 72 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi ................................................................ 73 4.5 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja .............................................................................. 74 4.6 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja ................................................................. 75 4.7 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi ............................................................................... 76 4.8 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi ................................................................ 77 xv DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan Halaman 1 Kuesioner Penelitian 99 2 Jawaban kuesioner 106 3 Hasil Uji Validitas 115 4 Hasil Uji Reliabilitas 120 xvi DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Novi Nurul Fatimah 2. Tempat & Tanggal Lahir : Ciamis, 16 November 1987 3. Alamat : Perumahan Harapan Baru Taman Bunga Jalan Bunga 1 Blok B1 No. 14 RT 07/007, Cimanggis – Depok 16954 4. Telepon : 0813 874 04 004 II. PENDIDIKAN 1. SD : SDN Sukatani I Depok 2. SMP : SLTPN 147 Jakarta Timur 3. SMA : SMAN 39 Jakarta Timur 4. S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. BEM : Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007-2010 2. Koperasi Mahasiswa : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2006-2010 3. KNPI : Kabupaten Tangerang 2009-sekarang IV. PENGALAMAN KERJA 1. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia memiliki jumlah penduduk sangat besar begitu pula wilayahnya yang sangat luas. Kondisi demikian merupakan keuntungan tersendiri untuk berkembangnya suatu negara. Karena, secara teoritis kondisi tersebut merupakan aset sumber daya yang sangat penting untuk membangun ekonomi. Krisis ekonomi yang berdampak pada lesunya iklim dunia usaha mengakibatkan banyak perusahaan harus melakukan upaya perampingan atau konsolidasi internal lainnya sebagai upaya penghematan keuangan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup (survive) dan mencapai pertumbuhan (growth) melalui kinerja yang efektif dan efisien. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari keberhasilan dalam mengelola keuangan yang berdasarkan pada kekuatan modal atau uang semata, tetapi juga ditentukan dari keberhasilannya mengelola sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah bahwa perusahaan harus mampu untuk menyatukan persepsi atau cara pandang karyawan dan pimpinan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan antara lain melalui pembentukan mental bekerja yang baik dengan dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya, memberikan motivasi kerja, bimbingan, pengarahan dan koordinasi yang baik dalam bekerja oleh seorang pemimpin kepada bawahannya. 1 Menghadapi dunia bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan yang ingin bertahan harus membangun daya saing secara berkelanjutan. Daya saing organisasi lahir dari keunggulan dalam efisiensi, keunggulan dalam mutu, keunggulan dalam inovasi (proses dan produk), serta keunggulan dalam pelayanan konsumen (Hill & Jones, 1998) dalam Riady (2009). Keunggulan kompetitif sebuah organisasi dapat diraih bila pelaku bisnis memiliki kompetensi dalam organisasi, yang didalamnya terdapat peningkatan kinerja. Hal tersebut mencakup pula didalamnya peningkatan kinerja sumber daya manusia (Lado.et al: 1997) dalam Widodo (2009). Peluang untuk menciptakan nilai keunggulan kini bergeser dari pengelolaan aset berwujud (tangible assets) ke pengelolaan strategi berbasis pengetahuan yang menampilkan aset tidak berwujud (intangible assets) organisasi seperti: hubungan pelanggan, produk dan layanan inovatif, proses operasi yang bermutu tinggi dan responsif, teknologi informasi dan database, kapabilitas, keterampilan dan motivasi karyawan (Kaplan & Norton, 2001) dalam Riady (2009). Bagi perusahaan, peranan sumber daya manusia oleh setiap usaha merupakan faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, faktor tenaga kerja harus diolah sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan bagi seluruh karyawan perusahaan. Dalam hal ini, karyawan tidak hanya berperan sebagai tenaga kerja diperusahaan tetapi juga berperan sebagai konsumen dari produk perusahaan. Disamping itu organisasi harus berperan untuk mempertahankan 2 sumber daya manusia yang potensial agar tidak berdampak pada perpindahan karyawan (turnover). Tingkat turnover yang tinggi akan menimbulkan dampak negatif bagi organisasi, seperti menciptakan ketidakstabilan terhadap kondisi tenaga kerja dan peningkatan biaya sumber daya manusia. Individu yang merasa terpuaskan dengan pekerjaannya cenderung lebih bersemangat dalam bekerja. Adapun individu yang merasa kurang terpuaskan dengan pekerjaannya, semangat kerjanya cenderung menurun. Oleh karena itu, kepuasan kerja yang dirasakan dapat mempengaruhi semangat kerja seseorang dalam bekerja. Karyawan merupakan unsur terpenting dan paling menentukan bagi kelancaran perusahaan, maka hal-hal yang berhubungan dengan motivasi perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari setiap pimpinan guna keberhasilan perusahaan. Menurut Flippo (1994: 177) dalam Purnomowati, bahwa: “motivasi adalah suatu keterampilan dalam memadukan kepentingan karyawan dan kepentingan organisasi, sehingga keinginan karyawan dipuaskan bersamaan dengan tercapainya sasaran organisasi”. Menurut Chandra (2001: 30) dalam Pradiatiningtyas (2007), “motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang untuk menunjukkan perilaku yang diarahkan kepada tujuan tertentu”. Menurut teori motivasi prestasi atau Achievement Motivation Theory yang dikemukakan oleh David Mc. Clelland dalam Robbins (2006), faktorfaktor motivasi kerja karyawan pada suatu organisasi meliputi: kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan afiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan, dimana 3 pemenuhan kebutuhan para karyawan tersebut akan menimbulkan motivasi kerja yang tinggi, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap kinerja dan kepuasan kerja karyawan yang tinggi pula. Menciptakan kepuasan kerja karyawan adalah tidak mudah karena kepuasan kerja dapat tercipta jika variabel-variabel yang mempengaruhinya antara lain motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya organisasi/perusahaan dapat diakomodasikan dengan baik dan diterima oleh semua karyawan didalam suatu organisasi/perusahaan. Kepuasan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja. Meskipun pekerjaan itu beresiko atau mempunyai tingkat tekanan yang tinggi, jika seseorang sudah merasa puas berada di suatu perusahaan, maka segala sesuatu yang dikerjakan pasti membuahkan hasil yang maksimal. Pekerjaan dapat lebih cepat dan tepat diselesaikan tanpa mengurangi kedisiplinan yang ada jika didukung oleh peran serta seorang pimpinan. Dalam hal ini direktur harus selalu memberikan arahan, membina dan memotivasi bawahan dalam menyelasaikan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut selalu diupayakan oleh pimpinan dengan memberikan motivasi dan keseimbangan upah atas hasil pekerjaan karyawan. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001:67). 4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah: pertama, efektivitas dan efisiensi. Menurut Prawirosentono (1999: 27) dalam Listianto (2007) bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan mempunyai nilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif dinamakan tidak efisien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efisien. Kedua, otoritas (wewenang). Arti otoritas menurut Barnard (dalam Prawirosentono, 1999: 27) dalam Listianto (2007) adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki (diterima) oleh seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya (sumbangan tenaganya) Perintah tersebut menyatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam organisasi tersebut. Ketiga, disiplin. Menurut Pramirosentono (1999: 30) dalam Listianto (2007) disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja. Keempat, inisiatif yaitu yang berkaitan dengan daya pikir dan kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Jadi, inisiatif adalah daya dorong kemajuan yang bertujuan untuk mempengaruhi kinerja organisasi. 5 Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah pengalaman kerja. Teori Agency (Schmid, 1988) dalam Widodo (2009) menjelaskan bahwa pengalaman pada suatu variasi (jenis) dalam bidang kerja yang dapat meningkatkan kinerja organisasi, bukan pengalaman umum. Intensitas pengaruh tersebut paling tinggi pengalaman 2 sampai 5 tahun. Jika terdapat perbedaan yang lama antar karyawan tinggi, misal karyawan baru 1 tahun dan karyawan lain 10 tahun, maka pengalaman kerja ini akan menurunkan kinerja sumber daya manusia. Kegiatan pengukuran dalam proses manajemen adalah sangat penting, seperti tercermin dalam kalimat yang diungkapkan Susilo (2002: 28) dalam Listianto (2007): ”anda tidak bisa mengendalikan apa yang tidak bisa anda ukur. Pengukuran kinerja adalah suatu proses mengkuantifikasikan secara akurat dan valid tingkat efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan yang telah terealisasi dan membandingkannya dengan tingkat prestasi yang direncanakan.” Untuk itu seorang atasan perlu mempunyai ukuran kinerja para karyawan supaya tidak timbul suatu masalah. Informasi tentang kinerja karyawan juga diperlukan bila suatu saat atasan ingin mengubah sistem yang ada. Kita sering terjebak untuk menilai seseorang berkinerja buruk, padahal sistem atau peralatan yang digunakan yang tidak memenuhi syarat. Bila kinerja individu baik, maka diharapkan kinerja perusahaan akan baik pula. Bernaders dan Russel (1993: 379) dalam Kristanti (2006) menyatakan kinerja sebagai “performance is defined as record of outcomes 6 produced on specified job function or activity during a specified time period”, artinya: “kinerja dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan/tertentu atau hasil dari suatu aktivitas selama periode waktu tertentu”. Pada akhirnya ada hubungan antara motivasi dengan kinerja karyawan. Menurut Munandar (2001: 87) dalam Brahmasari (2008): “kinerja adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities) dan peluang (oppurtunities)”. Selanjutnya menurut Munandar (2001: 104) dalam Brahmasari (2008) menyatakan “ada hubungan positif antara motivasi dan kinerja dengan pencapaian prestasi, artinya manajer yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, cenderung mempunyai kinerja tinggi, sebaliknya mereka yang mempunyai kinerja rendah, dimungkinkan karena motivasinya rendah”. Bernard (dalam Effendi, 1993: 1) dalam Listianto (2007) menyatakan bahwa organisasi adalah sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama. Sejalan dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab (Schein dalam Mangkunegara, 2005: 23). Pernyataan Schein itu menggambarkan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yang struktur dan tujuannya saling berhubungan serta tergantung pada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Hal ini dapat dikatakan bahwa organisasi mempunyai tujuan agar dapat memenuhi 7 kebutuhan hidupnya sehingga memperoleh kepuasan. Oleh sebab itu, organisasi menghadapkan para pegawai dapat berprestasi dan mampu menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif sehingga pegawai tidak akan mengalami kejenuhan, kebosanan dan malas bekerja yang mengakibatkan semangat kerja menjadi menurun. Hal ini disebabkan apabila semangat kerja menurun dapat mengakibatkan kinerja pegawai juga mengalami penurunan. Kinerja pegawai yang menurun akan mengakibatkan kerugian pada organisasi. Dengan adanya motivasi menyebabkan karyawan mempunyai komitmen terhadap organisasi. Menurut Robbins (2006: 420) bahwa “organizational commitment represents an employee’s orientation to the organization in term of his or her loyalty to identification with an involvement in the organization”, artinya: komitmen pada organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuantujuannya serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut. Nguyen (2003) dalam Purnomowati (2006) mengatakan bahwa: “motivasi kebutuhan mempunyai pengaruh signifikan terhadap komitmen”. Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja dapat dicapai dengan kenaikan produktivitas diikuti dengan kenaikan gaji secara adil. Hal ini dijelaskan oleh Crech (1996: 393-446) dalam Toegijono (2007) yang meneliti tentang pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan dalam manajemen kualitas total (TQM). 8 Luthans (1998: 126) dalam Pradiatiningtyas (2007) merumuskan kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosi seseorang yang positif maupun menyenangkan yang dihasilkan dan penilaian suatu pekerjaan atau pengalaman kerja. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Setiap karyawan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan aspek-aspek diri individu, maka ada kecenderungan semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya. Kepuasan kerja dapat mengakibatkan pengaruh terhadap tingkat turnover dan tingkat absensi terhadap kesehatan fisik dan mental karyawan serta tingkat kelambanan. Robbins (2006: 107) menyatakan: “kepuasan kerja berkorelasi negatif dengan pengunduran diri”. Hal ini berarti bila kepuasan kerja karyawan meningkat maka pengunduran diri menjadi rendah atau komitmen terhadap perusahaan. Jadi ada hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen. Menurut Herzberg dalam buku Robbins (2006: 212) bahwa “motivasi mempunyai hubungan yang kuat dengan kepuasan kerja”. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi produk atau barang jadi dan kemudian menjual produk tersebut. Dalam perusahaan ini karyawan juga mempunyai andil dalam keberhasilan organisasi. Untuk itu dibutuhkan karyawan yang mempunyai sifat dan sikap 9 yang membangun dan aktif seperti daya tangkap yang tinggi, inisiatif dan kreatif serta kepekaan beradaptasi. Semua itu digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena sektor manufaktur memiliki jumlah perusahaan yang paling besar dibanding sektor lain. Penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan menguji dan menganalisis pengaruh motivasi dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan akuntansi dan kepuasan kerja dengan variabel moderator komitmen organisasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1) Penelitian sebelumnya menggunakan objek penelitian yaitu karyawan secara keseluruhan pada perusahaan garmen di Surabaya yang diklasifikasikan berdasarkan usia, pendidikan, status perkawinan dan masa kerja, sedangkan pada penelitian ini menggunakan objek penelitian karyawan bagian akuntansi pada perusahaan manufaktur di Jakarta dan Bekasi. 2) Pada penelitian ini, peneliti menambahkan variabel independen yaitu semangat kerja, sedangkan pada penelitian sebelumnya tidak ada. Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan variabel independen semangat kerja, karena terdapat beberapa penelitian yang menyatakan adanya keterkaitan antara semangat kerja karyawan terhadap kinerja karyawan dan kepuasan k 10 B. Rumusan Masalah Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan akuntansi? 2. Apakah semangat kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan akuntansi? 3. Apakah variabel moderator komitmen meningkatkan pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan akuntansi pada perusahaan manufaktur? 4. Apakah variabel moderator komitmen meningkatkan pengaruh semangat kerja terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan akuntansi pada perusahaan manufaktur? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti atas hal-hal berikut: 1. Menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja dan kepuasan kerja. 2. Menganalisis pengaruh semangat kerja terhadap kinerja dan kepuasan kerja. 3. Menganalisis pengaruh komitmen karyawan dalam memoderasi antara motivasi dengan kepuasan kerja dan kinerja karyawan akuntansi. 11 4. Menganalisis pengaruh komitmen karyawan dalam memoderasi antara semangat kerja dengan kepuasan kerja dan kinerja karyawan akuntansi. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, diantaranya: 1. Bagi Perusahaan Manufaktur Memberikan suatu pandangan praktis dalam meningkatkan kinerja dan kepuasan individu, kaitannya dengan adanya motivasi dan semangat kerja dengan variabel komitmen karyawan 2. Pihak lain (Umum) Memberikan informasi pada pengembangan teori terutama yang berkaitan dengan akuntansi manajemen dan keprilakuan 3. Penulis Dapat menyadari tedapat hubungan antara motivasi dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja dengan variabel komitmen karyawan. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori yang digunakan 1. Motivasi Kerja Istilah motivasi diambil dari istilah Latin movore, yang berarti “pindah”. Dalam konteks sekarang motivasi didefinisikan sebagai proses psikologis meminta, mengarahkan dan menetapkan tindakan yang secara sukarela dan berorientasi tujuan (Kreitner & Kinicki 2005: 248) dalam Pradiatiningtyas (2007). Motivasi didefinisikan oleh Fillmore H. Stanford (1969:173) yang dikutip oleh Mangkunegara (2005: 93) bahwa ”motivation as an energizing condition of the organism that serves to direct that organism toward the goal of a certain class” (motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu). Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal). Menurut Robbins (2006: 166) motivasi didefinisikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuantujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Sementara motivasi umum bersangkutan dengan upaya kearah setiap tujuan. Unsur kunci yang digunakan adalah upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan, sedangkan Kreitner & Kinicki (2005: 249) dalam Pradiatiningtyas (2007) mengungkapkan bahwa motivasi melibatkan suatu proses psikologis untuk 13 mencapai puncak keinginan dan maksud seorang individu untuk berperilaku dengan cara tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang dapat membangkitkan dorongan dalam diri dan menggerakkan manusia untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan tertentu, dimana kemampuan upaya tersebut ditujukan untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Beberapa teori mengenai motivasi kerja yang dijelaskan dalam buku perilaku organisasi karya Robbins (2006: 214) diantaranya adalah teori kebutuhan, teori ERG, teori evaluasi kognitif, teori penetapan sasaran, teori penguatan, teori hanyut (flow) dan motivasi intrinsik, teori kesetaraan dan teori pengharapan. Berikut ini adalah penjelasan dari teori-teori yang berkenaan dengan motivasi: a. Teori Kebutuhan Teori kebutuhan yang paling terkenal dikemukakan oleh Abraham Maslow dalam Robbins (2006: 214). Hipotesisnya mengatakan bahwa di dalam diri semua manusia bersemayam lima jenjang kebutuhan, yaitu sebagai berikut: 1) Faali (fisiologis) Antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks dan kebutuhan ragawi lainnya 14 2) Keamanan Antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. 3) Sosial Mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik dan persahabatan. 4) Penghargaan Mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi dan prestasi serta faktor penghormatan dari luar seperti misalnya status, pengakuan dan perhatian. 5) Aktualisasi-diri Dorongan untuk menjadi seseorang/sesuatu sesuai ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi dan pemenuhan kebutuhan diri. Penelitian ini menggunakan teori motivasi prestasi dari McClelland. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan yaitu: a. Kebutuhan akan Prestasi (Need for Achievement) Dorongan untuk mengungguli berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar dan berusaha keras untuk sukses. b. Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power) Menurut Davis (2008: 88) dalam Robbins (2006: 216) adalah “dukungan untuk mempengaruhi orang-orang dan mengubah situasi”. 15 c. Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Affiliation) Dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas dasar sosial. Menurut McClelland (1987) yang dikutip Robbins (2006: 218) mengemukakan bahwa orang yang motivasi berafiliasi tinggi mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Menginginkan persahabatan yang baik b. Memilih pekerjaan yang dapat dilakukan bersama dengan orang lain c. Suka memaafkan d. Ingin diterima dan disukai orang lain e. Menginginkan hubungan yang dekat dengan orang lain. McClelland yang dikutip Robbins (2006: 218) mengemukakan bahwa orang yang motivasi akan kekuasaannya tinggi mempunyai karakteristik-karakteristik sebagai berikut: a. Selalu memiliki keinginan yang kuat untuk menguasai b. Mengatur dan mengendalikan orang lain c. Selalu berusaha mengurangi pengaruh orang lain dalam organisasi dengan membatasi kebebasan orang lain dalam mengungkapkan pendapat d. Menyukai situasi yang dapat meningkatkan status e. Merasa puas bila pengaruhnya bertambah f. Lebih memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan prestasi dan statusnya. 16 b. Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) dari Alderfer Teori ERG merupakan refleksi dari nama tiga dasar kebutuhan, yaitu: 1) Existence needs Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi pegawai seperti makan, minum, pakaian, bernafas, gaji, keamanan kondisi kerja, fringe benefits. 2) Relatedness needs Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan kerja. 3) Growth needs Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan pegawai. c. Teori Evaluasi Kognitif Teori ini berargumen bahwa bila imbalan ekstrinsik digunakan oleh organisasi sebagai hadiah atas kinerja yang unggul, imbalan intrinsik yang berasal dari individu-individu yang melakukan apa yang mereka sukai, akan berkurang. Dengan kata lain, bila imbalan ekstrinsik diberikan ke seseorang untuk menjalankan tugas yang menarik, imbalan itu menyebabkan minat intrinsik terhadap tugas itu sendiri merosot. 17 d. Teori Penetapan Sasaran Locke (1960) dalam Robbins (2006: 227) mengemukakan bahwa niat-niat untuk bekerja menuju sasaran merupakan sumber utama dari motivasi kerja. Artinya, sasaran memberitahu karyawan apa yang perlu dikerjakan dan berapa banyak upaya akan harus dilakukan. Ada beberapa faktor di dalam teori ini yang akan mempengaruhi hubungan sasarankinerja yaitu: 1) Umpan balik Orang akan melakukan dengan lebih baik bila mereka memperoleh umpan balik mengenai betapa mereka maju kearah tujuan karena umpan balik membantu mengidentifikasi penyimpangan antara apa yang telah mereka kerjakan dan apa yang ingin mereka kerjakan. 2) Komitmen Sasaran Bertekad untuk tidak menurunkan atau tidak meninggalkan sasaran 3) Keefektifan-diri (self-efficacy) Merujuk ke keyakinan individu bahwa ia mampu menyelesaikan tugas tertentu. 4) Budaya Nasional Teori ini disesuaikan dengan budaya dari negara-negara tempat diterapkannya teori ini. Misalnya budaya pada suatu negara yang memakai sistem jarak kekuasaan yang tidak terlalu tinggi. Secara wewenang, bawahan akan merasa lebih diperhatikan oleh adanya 18 penerapan sistem ini. Jarak kekuasaan yang tidak terlalu tinggi membuat karyawan lebih merasa dekat dengan atasannya. Tentu saja hal ini harus didasari bahwa kinerja dianggap penting oleh keduanya. e. Teori Penguatan Dalam teori penguatan, kita mempunyai pendekatan perilaku (behavioristik), yang berargumen bahwa penguatanlah yang mengkondisikan perilaku. Lebih lanjut dijelaskan bahwa faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku. f. Teori Hanyut (Flow) dan Motivasi Intrinsik Kegiatan yang dilakukan manusia ketika mereka mencapai perasaan yang tidak dibatasi waktu (timelesness) itu berasal dari proses aktivitas itu sendiri dan bukannya upaya untuk mencapai sasaran. Dengan demikian ketika seseorang mengalami perasaan hanyut (flow), dia benar-benar termotivasi secara intrinsik. Model Thomas dalam Robbins (2006: 233) mengemukakan bahwa motivasi intrinsik dicapai ketika orang mengalami perasaanperasaan adanya pilihan, kompetensi, penuh arti dan kemajuan. Dia menetapkan komponen-komponen ini sebagai berikut: 1) Pilihan Peluang untuk mampu menyeleksi kegiatan-kegiatan tugas yang masuk akal dan melaksanakannya dengan cara yang memadai. 19 2) Kompetensi Pencapaian yang dirasakan saat melakukan kegiatan pilihan dengan cara yang amat terampil. 3) Penuh arti Peluang untuk mengejar sasaran tugas yang bernilai, sasaran yang terjadi dalam skema yang lebih besar. 4) Kemajuan Perasaan membuat langkah maju yang berarti dalam mencapai sasaran tugas. g. Teori Kesetaran Menurut Robbins (2006: 234) individu membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan masukan/keluaran orang lain dan kemudian berespons untuk menghapuskan setiap ketidaksetaraan. Secara khusus, teori ini menegakkan empat dalil yang berkaitan dengan upah yang tidak setara: 1) Jika upah berdasarkan jam kerja, karyawan yang diganjar terlalu tinggi memberikan hasil lebih banyak daripada karyawan yang dibayar dengan gaji yang rata-rata setara. 2) Jika upah berdasarkan kuantitas produksi, karyawan yang diganjar lebih tinggi menghasilkan lebih sedikit satuan, tetapi dengan kualitas lebih tinggi, daripada karyawan yang dibayar rata-rata setara. 20 3) Jika upah berdasarkan jam kerja, karyawan yang dibayar lebih sedikit akan menghasilkan keluaran (output) dengan kualitas yang kurang atau lebih buruk. 4) Jika upah berdasarkan kuantitas produksi, karyawan dengan gaji kecil menghasilkan banyak satuan dengan kualitas rendah dibandingkan dengan karyawan yang digaji dengan upah rata-rata setara. h. Teori Pengharapan Kuatnya kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh keluaran tertentu dan pada daya tarik keluaran tersebut bagi individu itu. Teori ini memfokuskan pada tiga hubungan yaitu: 1) Hubungan upaya-kerja Probabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong kinerja. 2) Hubungan kinerja-imbalan Sampai sejauh mana individu itu meyakini bahwa berkinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya output yang diinginkan. 3) Hubungan imbalan-sasaran pribadi Sampai sejauh mana imbalan-imbalan organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi individu serta potensi daya tarik imbalan tersebut bagi individu tersebut. 21 2. Semangat Kerja Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Adapun kegairahan kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan. Meskipun semangat kerja tidak mesti disebabkan oleh kegairahan kerja, tetapi kegairahan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap semangat kerja (Prasetyohadi, 2004). Pada dasarnya semangat kerja adalah suatu keadaan yang mencerminkan kondisi rohaniah/pelaku individu-individu yang menimbulkan suasana yang menyenangkan dan mendorong setiap individu untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik serta lebih antusias didalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Semangat kerja merupakan dorongan yang berasal dari dalam individu (Prasetyohadi, 2004). Mobley (1999) dalam Sopiah (2008: 140) menyatakan bahwa dari banyak literatur mengindikasikan instrumen penting semangat kerja yaitu: a. Sifat pekerjaan berat dan suasana kerja yang menyenangkan b. Kesempatan mengembangkan karier c. Fasilitas dan sarana kerja kurang mendukung d. Hubungan dengan atasan, teman sekerja dan lingkungan. 22 3. Komitmen Organisasi Mathis dan Jackson (2000) dalam Sopiah (2008: 155) memberikan definisi, ”organizational commitment is the degree to which employees believe in and accept organizational goals and desire to remain with the organization”. (Komitmen organisasional adalah derajat yang mana karyawan percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi). Komitmen organisasi didefinisikan sebagai keadaan dimana karyawan mengaitkan dirinya ke organisasi tertentu dan sasaran-sasarannya, serta berharap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi itu. Sehingga, keterlibatan kerja yang tinggi berarti mengaitkan diri ke pekerjaan khusus seseorang, sedangkan komitmen pada organisasi yang tinggi berarti mengaitkan diri ke organisasi yang mempekerjakannya (Robbins, 2006: 94). Pengertian komitmen menurut Luthans (1995: 130) dalam Toegijono (2007) adalah: a. Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tertentu b. Kesediaan untuk berusaha meningkatkan kemampuan dan atas nama organisasi c. Keyakinan yang pasti dan penerimaan nilai-nilai dan tujuan dari organisasi. 23 Komitmen organisasi menurut Gibson et al. (2000) dalam Ismuhadjar (2007) dapat diartikan sebagai identifikasi, loyalitas, dan keterlibatan yang dinyatakan oleh karyawan untuk organisasi atau unit dari suatu organisasi. Komitmen untuk organisasi mencakup tiga sikap, yaitu: a. Identik dengan tujuan-tujuan organisasi b. Suatu perasaan keterlibatan dalam tugas-tugas organisasi c. Suatu perasaan loyalitas untuk organisasi. Mowday et al. (1982) dalam Irianto (2006) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai derajat seberapa jauh karyawan mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi dan keterlibatannya dalam organisasi tertentu. Dengan kata lain komitmen organisasional merupakan sikap mengenai loyalitas karyawan terhadap organisasi dan merupakan proses yang berkelanjutan dari anggota organisasi untuk mengungkapkan perhatiannya pada organisasi dan hal tersebut berlanjut pada kesuksesan dan kesejahteraan (Luthan, 1995) dalam Toegijono (2007). Sedangkan Mobley et al. (1979) dalam Irianto (2006), mendefinisikan komitmen organisasional sebagai tingkat kekerapan identifikasi dan tingkat keterikatan individu pada organisasi tertentu yang dicerminkan dengan karakteristik: a. Adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan atas nilai dan tujuan organisasi b. Adanya keinginan yang pasti untuk mempertahankan keikutsertaan dalam organisasi. 24 Spector (1997) dalam Sopiah (2008: 157) menyebutkan dua perbedaan konsepsi tentang komitmen organisasional, yaitu sebagai berikut: a. Pendekatan pertukaran (exchange approach) Komitmen pada organisasi sangat ditentukan oleh pertukaran kontribusi yang dapat diberikan perusahaan terhadap anggota dan anggota terhadap organisasi, sehingga semakin besar kesesuaian pertukaran yang didasari pandangan anggota maka semakin besar pula komitmen mereka pada organisasi. b. Pendekatan psikologis Pendekatan ini lebih menekankan orientasi yang bersifat aktif dan positif dari anggota taerhadap organisasi, yakni sikap atau pandangan terhadap organisasi tempat kerja yang akan menghubungkan dan mengaitkan keadaan seseorang dengan organisasi. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasional adalah suatu ikatan psikologis karyawan pada organisasi yang ditandai dengan adanya: a. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi b. Kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi c. Keinginan yang kuat untuk mempertahankan kedudukan sebagai anggota organisasi. 25 Meyer, Allen, dan Smith dalam Spector (1998) dalam Sopiah (2008: 160) mengemukakan bahwa ada tiga komponen komitmen organisasional, yaitu: 1. Affective commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional. 2. Continuance commitment, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain, atau karena karyawan tersebut tidak menemukan pekerjaan lain. 3. Normative commitment, timbul dari nilai-nilai dalam diri karyawan. Karyawan bertahan menjadi anggota organisasi karena adanya kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan hal yang seharusnya dilakukan. 26 Minner (1997) dalam Sopiah (2008, 162) secara rinci menjelaskan proses terjadinya komitmen organisasional, yaitu sebagai berikut: 1. Initial Commitment Personal Characteristics - Values Espectation about Level of initial job Commitment Organizational Characteristics of job choice - Volition - Irrevocability - Sacrifice - Insufficient Gambar 2.1 Initial commitment 27 2. Commitment During Early Employment Initial work experiences - Job - Supervision - Work group - Pay - Organizational Initial Commitment Commitment during early Employement Felt Responsibility Availability of Alternative Gambar 2.2 Commitment During Early Employment 3. Commitment During Later Career - Investment - Social Length of Involements Service -Job mobility Acommitment in later career - Sacrifices Gambar 2.3 Commitment During Later Career Gambar diatas menjelaskan bahwa proses terjadinya komitmen karyawan pada organisasi berbeda. Pada fase awal (initial commitment), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada organisasi adalah: 28 a. Karakteristik individu b. Harapan-harapan karyawan pada organisasi c. Karakteristik pekerjaan. Fase kedua disebut sebagai commitment during early employment. Pada fase ini karyawan sudah bekerja beberapa tahun. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada organisasi adalah pengalaman kerja yang ia rasakan pada tahap awal dia bekerja, bagaimana pekerjaannya, bagaimana sistem penggajiannya, bagaimana gaya supervisinya, bagaimana hubungan dia dengan teman sejawat atau hubungan dia dengan pimpinannya. Semua faktor ini akan membentuk komitmen awal dan tanggung jawab karyawan pada organisasi yang pada akhirnya akan bermuara pada komitmen karyawan pada awal memasuki dunia kerja. Tahap yang ketiga yang diberi nama commitment during later career. Faktor yang berpengaruh terhadap komitmen pada fase ini berkaitan dengan investasi, mobilitas kerja, hubungan sosial yang tercipta di organisasi dan pengalaman-pengalaman selama ia bekerja. David (dalam Minner, 1997) dalam Ismuhadjar (2007) mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu: 29 a. Faktor personal Misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, kepribadian, dll. b. Karakteristik pekerjaan Misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik peran dalam pekerjaan, tingkat kesulitan dalam pekerjaan, dll. c. Karakteristik struktur Misalnya besar/kecilnya organisasi, bentuk organisasi seperti sentralisasi atau desentralisasi, kehadiran serikat pekerja dan tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan. d. Pengalaman kerja Pengalaman kerja sangat berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi. Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat komitmen yang berlainan. 4. Kinerja Karyawan Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005: 67). Walker (1992: 260) dalam Murtanto 30 (2005), kinerja didefinisikan sebagai pencapaian tugas atau tujuan. Kinerja merupakan fungsi dari usaha (Effort) dan kecakapan (Competence). Menurut Gomes (2000: 142) dalam Facharunnisa (2004) mengemukakan bahwa tipe kriteria kinerja karyawan sebagai berikut: a. Quantity of work, yaitu jumlah hasil kerja yang didapat dalam suatu periode waktu yang ditentukan b. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dari kesiapannya c. Job knowledge, luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya d. Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul e. Cooperative, yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain f. Dependability, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja g. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya h. Personal qualities, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal keramahtamahan. Penilaian kinerja (performance appraisal) memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan motivasi ditempat kerja. Karyawan menginginkan dan memerlukan penghargaan berkenaan dengan prestasi 31 mereka dan penilaian menyediakan kesempatan untuk memberikan kompensasi kepada karyawan. Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan karyawan dan menyusun rencana peningkatan kinerja. Penilaian kinerja merupakan upaya membandingkan prestasi aktual karyawan dengan prestasi kerja dengan apa yang diharapkan darinya (Dessler, 1997) dalam Kristanti (2006). Menurut Gibson (1996) dalam Fachrunnisa (2004), kinerja ditentukan oleh faktor motivasi dan kemampuan, disamping itu ada variabel lain yang mempengaruhi meliputi usaha, kemampuan, pengalaman, naluri, dan tingkat aspirasi, juga faktor pribadi seperti usia, pendidikan, dan latar belakang keluarga. Menurut Bernadin dan Russel (1998) dalam Ismuhadjar (2007) penilaian kinerja telah menjadi sebuah alat peningkatan organisasi, untuk mengukur kinerja karyawan, membuat kecukupan waktu, pengambilan keputusan yang akurat, dan meningkatkan jasa dan mutu produk perusahaan. Menurut Scholtes (2001) dalam Irianto (2006) karakteristik dari penilaian kinerja meliputi: a. Fokus pada individual b. Ada harapan dan standar dari kinerja c. Biasanya melibatkan dua bagian antara karyawan dengan penilai, yang satu mewujudkan standar dan lainnya mereview kinerja 32 d. Penilai biasanya seseorang yang memiliki wewenang manajemen lini atas seorang penilai e. Sisi penilaian memberikan kesimpulan tertulis berkenaan dengan kinerja seseorang yang direview f. Konsekuensi dari penilaian bahwa organisasi secara langsung menetapkan kompensasi berdasarkan kinerja (pay for performance) dan banyak perusahaan menggunakan appraisal sebagai dasar untuk mempromosikan karyawan. 5. Kepuasan Kerja Menurut Lock (Luthans, 1995) dalam Sopiah (2008: 170) mengemukakan: “job satisfaction is a pleasurable or positive emotional state resulting from the appraisal of one’s job or job experience.” (Kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja). Kepuasan adalah suatu efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini berarti bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal. Sebaliknya seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek yang lainnya (Kreitner & Kinicki, 2005: 271) dalam Murtanto (2005). 33 Handoko (1995: 193) dalam Pradiatiningtyas (2007) mengatakan: “kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana karyawan memandang pekerjaan mereka. Menurut Porter (Luthans, 1995) dalam Sihombing (2007) menambahkan, “job satisfaction is difference between how much of something there should be and how much there is now.” (Kepuasan kerja adalah perbedaan antara seberapa banyak sesuatu yang seharusnya diterima dengan seberapa banyak sesuatu yang sebenarnya dia terima). Luthans (1995) dalam Sopiah (2008: 170) menyatakan bahwa enam faktor utama yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yaitu: a. Pekerjaan itu sendiri (work itself) Robbins (2006: 149) menyatakan bahwa: “karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas.” b. Gaji Menurut Mangkunegara (2005: 85) bahwa: ”gaji merupakan uang yang dibayar kepada pegawai atas pelayanannya yang diberikan secara bulanan.” Robbins (2006: 85) bahwa karyawan menginginkan sistem upah yang dipersepsikan secara adil, sesuai dengan pengharapan mereka. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tingkat ketrampilan individu dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. 34 c. Promosi Nitisemito (1996: 81) menginginkan bahwa promosi adalah proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan yang lain yang lebih tinggi. Robbins (2006: 150), “karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktek promosi yang adil. Individu yang mempersiapkan bahwa keputusan promosi dibuat dengan cara yang adil, akan merasakan kepuasan dengan pekerjaan mereka. d. Pengawasan Menurut Siagian (1995: 34) dalam Sihombing (2007) beberapa pedoman yang perlu diperhatikan antara lain adalah objektivitas dalam melakukan pengawasan. Pengawasan hanya dapat dipertahankan, bila standar prosedur kerja dan kriteria yang jelas diketahui oleh yang diawasi dan yang mengawasi. e. Kelompok kerja Luthans (1998: 146) dalam Murtanto (2005) mengatakan bahwa “kondisi kerja (lingkungan bersih dan menarik) akan membuat pekerjaan dengan mudah dapat ditangani dan akan meningkatkan kepuasan kerja.” Beberapa teori mengenai kepuasan kerja yang dijelaskan dalam buku perilaku organisasional karya Sopiah (2008: 172) diantaranya adalah discrepancy theory, equity theory, opponent-process theory dan teori dua faktor dari Herzberg. Berikut ini adalah penjelasan dari teori-teori yang berkenaan dengan kepuasan kerja: 35 a. Discrepancy Theory Teori ini dikembangkan oleh Porter (1961) yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan selisih atau perbandingan antara harapan dengan kenyataan. Locke, 1969 (dalam Gibson, 1996), menambahkan bahwa seorang karyawan akan merasa puas bila kondisi yang aktual (sesungguhnya) sesuai dengan harapan atau yang diinginkannya. Semakin sesuai antara harapan seseorang dengan kenyataan yang ia hadapi maka orang tersebut akan semakin puas. b. Equity Theory Teori ini dikemukakan oleh Adam (1963) dalam Gibson (1996) yang mengatakan bahwa karyawan atau individu akan merasa puas terhadap aspek-aspek khusus dari pekerjaan mereka. Aspek-aspek pekerjaan yang dimaksud, misalnya gaji/upah, rekan kerja dan supervisi. Individu atau karyawan akan merasa puas bila jumlah aspek yang sebenarnya atau sesungguhnya dia terima sesuai dengan yang seharusnya dia terima. c. Opponent-Process Theory Teori ini dikemukakan oleh Landy (1978) dalam Gibson (1996) yang menekankan pada upaya seseorang dalam mempertahankan keseimbangan emosionalnya. Maksudnya, perasaan puas atau tidak puas merupakan masalah emosional. Rasa puas atau tidak puas seseorang atau individu sangat ditentukan oleh sejauh mana penghayatan emosional 36 orang tersebut terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi. Bila situasi dan kondisi yang dihadapi dapat memberikan keseimbangan emosional maka orang tersebut akan merasa puas. sebaliknya bila situasi dan kondisi yang dihadapi menimbulkan ketidakstabilan emosi maka orang tersebut akan merasa tidak puas. d. Teori Dua Faktor dari Herzberg Frederick Herzberg mengembangkan teori dua faktor (dalam Gibson, 1996). Teori ini memandang kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsic dan bahwa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidak-adaan faktor-faktor ekstrinsik. Kesimpulan hasil penelitian Herzberg adalah sebagai berikut: 1) Ada sekelompok kondisi ekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi: gaji atau upah, keamanan kerja, kondisi pekerjaan, status, kebijakan organisasi, supervisi dan hubungan interpersonal. Apabila faktor ini tidak ada maka karyawan akan merasa tidak puas. 2) Ada sekelompok kondisi intrinsik yang meliputi prestasi kerja, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan pertumbuhan. Apabila kondisi intrinsik ini dipenuhi organisasi atau perusahaan maka karyawan akan puas. 37 B. Kerangka Pemikiran Gambar berikut ini menunjukkan kerangka pemikiran dalam model penelitian mengenai pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja dengan variabel moderator komitmen. Komimen Organisasi (X ) Kinerja Karyawan Motivasi Akuntansi (X ) (Y ) Kepuasan Semangat Kerja Kerja (X ) (Y ) Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran 38 C. Hipotesis Berdasarkan uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha : Motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Ha : Motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja Ha3: Semangat kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Ha4: Semangat kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja Ha5: Variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Ha6: Variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja Ha7: Variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh semangat kerja terhadap kinerja karyawan Ha8: Variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh semangat kerja terhadap kepuasan kerja 39 D. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini diambil referensi dari beberapa penelitian terdahulu yang dipulikasikan melalui jurnal-jurnal penelitian sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO PENELITI 1 JUDUL Purnomowati Analisis (2006) VARIABEL 1. Motivasi Pengaruh 2. Komitmen Motivasi organisasi terhadap Kinerja Karyawan dan Kepuasan 3. Kinerja karyawan 4. Kepuasan kerja METODOLOGI 1. Uji validitas dan TEMUAN 1. Secara reliabilitas bersama-sama kuesioner dan secara 2. Analisis regresi parsial faktor- linear berganda dua faktor motivasi tahap berpengaruh signifikan Kerja dengan terhadap Variabel kinerja Moderator karyawan Komitmen 2. Dengan pada menggunakan Perusahaan variabel Garmen di moderator Surabaya komitmen secara bersama-sama 40 Lanjutan Tabel 2.1 NO PENELITI JUDUL VARIABEL METODOLOGI TEMUAN dan secara parsial faktor-faktor motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja 2 Sukarno Analisis (2004) Pengaruh 1. Kepuasan kerja 1. Teknik analisis 1. Kepuasan menggunakan kerja karyawan Kepuasan 2. Komitmen model persamaan berpengaruh Kerja dan organisasi struktural (SEM) positif Komitmen Organisasi terhadap Semangat Kerja Karyawan 3. Semangat kerja 2. Uji realibilitas dan terhadap uji validitas komitmen instrumen kuesioner organisasi 3. Struktural equation modelling 2. Kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan 41 Lanjutan Tabel 2.1 NO PENELITI JUDUL VARIABEL METODOLOGI TEMUAN 3. Komitmen organisasi tidak berpengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan 3 Listianto Pengaruh 1. Motivasi dan Setiaji Motivasi, 2. Kepuasan (2007) Kepuasan dan kerja 1. Teknik analisis 1. Ketiga variabel menggunakan independen regresi OLS yakni motivasi, Disiplin Kerja 3. Disiplin kerja (Ordinary Least kepuasan terhadap 4. Kinerja square) kerja, dan Kinerja Karyawan karyawan 2. Uji statistik variabel meliputi uji disiplin kerrja koefisien regresi kedalam model parsial atau sudah tepat individu, uji 2. Berdasarkan ketepatan model hasil analisis dan uji ketepatan regresi linear perkiraan berganda 42 Lanjutan Tabel 2.1 NO PENELITI JUDUL VARIABEL METODOLOGI 3. Uji asumsi klasik TEMUAN variabel motivasi, meliputi uji kepuasan normalitas, uji kerja, dan autokorelasi, uji variabel heterokedastisitas disiplin kerja dan terbukti multikolinearitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan 4 Riady (2009) Meningkatkan Komitmen 1. Kompensasi finansial 1. Teknik analisis Upaya menggunakan perusahaan untuk Karyawan atas 2. Peluang regresi OLS memenangkan Organisasi (Ordinary Least tantangan square) merebut EOC melalui Pengelolaan untuk maju 3. Lingkungan kerja “Quality Work 4. Nilai-nilai of Life” 2. Uji statistik dapat dilakukan meliputi uji dengan koefisien regresi menciptakan 5. Karakteristik parsial atau QWL. QWL pekerjaan individu, uji memperlakukan ketepatan model karyawan secara organisasi 6. EOC 43 Lanjutan Tabel 2.1 NO PENELITI JUDUL VARIABEL (Employee Organization Comitment) METODOLOGI dan uji ketepatan perkiraan 3. Uji asumsi klasik TEMUAN fair dan supportif, membuka saluran komunikasi di meliputi uji semua aras, normalitas, uji menawarkan autokorelasi, uji karyawan heterokedastisitas kesempatan dan berpartisipasi multikolinearitas dalam keputusan yang mempengaruhi mereka dan memberdayakan mereka untuk menangani tugas 5 Lipinskiene (2008) The Examination of 1. Komitmen 1. Pengumpulan data Berdasarkan hasil organisasi (sample selection) analisis terlihat 2. Kepuasan 2. Koefisien pearson bahwa semakin Relationship kerja besar kepuasan between karyawan kerja karyawan Organizational maka komitmen 44 Lanjutan Tabel 2.1 NO 6 PENELITI JUDUL VARIABEL METODOLOGI TEMUAN Commitment organisasinya pun and Job akan semakin Satisfaction besar. Burney & K Strategic 1. SPMS Widiner Performance 2. Job relevant (sample selection) (2007) Measurement information 2. Modarated model System Job Relevant Information & 3. Manajerial performance 1. Pengumpulan data (analisis ekslorasi) 3. Variabel measures (variable ukuran) 1. Dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja dapat mempengaruhi Manajerial jumlah Behavior manajer yang Responses merasa stress Role and Performance 2. Terdapat pengaruh antara SPMS, JRI terhadap kinerja manajerial. 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini unit analisis yang digunakan adalah karyawan bagian akuntansi yang bekerja di Perusahaan Manufaktur di Jakarta dan Bekasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausalitas, karena masalah penelitian ini berupa hubungan sebab akibat antara variabelvariabelnya. B. Metode Penentuan Sampel Pengambilan sampel dengan menggunakan clustered sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kelompok. Hal ini dilakukan karena penelitian dilakukan pada kelompok karyawan bagian akuntansi di perusahaan manufaktur di Jakarta dan Bekasi. C. Metode Pengumpulan Data Penelitian menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada responden penelitian yaitu karyawan bagian akuntansi. D. Metode Analisa Untuk pengujian dan analisis yang dilakukan, digunakan program SPSS (Statistical Program for Social Science) for Windows. Dan untuk itu dilakukan: 45 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2005: 135). Kriteria valid atau tidak adalah jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi skor masing-maing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Santoso, 2001). b. Uji Reliabilitas Data Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan ini diakatakan reliable jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh masing-masing pernyataan mengukur hal yang 46 sama. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nunnanly, 1969 dalam Ghozali, 2005). 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2005: 91). Deteksi terhadap ada tidaknya multikolonieritas yaitu dengan menganalisis matriks korelasi variabelvariabel bebas, dapat juga dengan melihat nilai tolerance serta nilai variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF > 10. Nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat kolonieritas 0.95, dengan kata lain tingkat kolonieritas tidak boleh melebihi 0.95 atau 95%. b. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model 47 regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 105). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized, dengan dasar analisis bahwa jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 105). c. Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal atau layak, yaitu distribusi data tersebut tidak melenceng kekiri atau kekanan (Santoso, 2000: 35). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan normal probability plot, yaitu dengan menggunakan grafik. Apabila titik-titik berada disekitar garis uji normalitas, maka data tersebut adalah normal. Sebaliknya jika titik-titik tersebut menjauh dari sekitar garis uji normalitas, maka data tersebut tidak normal. 48 3. Pengujian Hipotesis a. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya R Square (R²) untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu motivasi dan semangat kerja menjelaskan variabel dependen yaitu kinerja karyawan akuntansi dan kepuasan kerja. Nilai R² mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0≤ R²≤1). Jika nilai R² bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen, sedangkan jika R² bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2005: 83). Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari besarnya Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar penggunaan R² adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. tidak seperti R², nilai Adjusted R-Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2005: 83). oleh karena itu digunakanlah Adjusted RSquare pada saat mengevaluasi model regresi linear berganda. 49 b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F digunakan untuk melihat pengaruh variabelvariabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan yaitu dengan melihat nilai F hitung lebih besar dari 4 pada probabilitas α = 0,05, maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005: 84). c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t- statistik) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel bebas secara individual dapat menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam melakukan uji t yaitu jika probabilitas signifikansi dibawah 0,05 maka variabel bebas secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima. Sebaliknya jika probabilitas signifikansi diatas 0,05 maka variabel bebas secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak (Ghozali, 2005: 55). d. Uji Analisis Regresi Linear Berganda Analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dua tahap yaitu: 1) Melihat pengaruh antara motivasi (X ) dan semangat kerja (X ) terhadap kinerja karyawan (Y ) dan kepuasan kerja (Y ), 50 2) Melihat pengaruh antara motivasi (X ) dan semangat kerja (X ) terhadap kinerja karyawan (Y ) dan kepuasan kerja (Y ) dengan variabel komitmen organisasi (X ) sebagai variabel moderator. Pengujian hipotesis untuk menganalisa pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja dengan variabel moderator komitmen dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: Y =α+β X +β X +e Y =α+β X +β X +β X + β x *X + β x *X + β X *X + β X *X +e Y =α+β X +β X +e Y =α+β X +β X +β X +e (Jogiyanto, 2005: 146). Keterangan: Y = Kinerja Karyawan Y = Kepuasan Kerja α = Konstanta β = Koefisien Regresi X = Motivasi X = Semangat kerja X = Variabel Moderator Komitmen Karyawan e = Error 51 E. Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Ada lima item yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu motivasi dan semangat kerja sebagai variabel independen, komitmen karyawan sebagai variabel moderating, serta kinerja karyawan dan kepuasan kerja sebagai variabel dependen. Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian VARIABEL INDIKATOR SKALA • Kerja keras • Kemampuan mengatasi rintangan • Kreatif dan optimis • Menginginkan persahabatan Motivasi Purnomowati (2006) yang baik • Ingin diterima dan disukai INTERVAL orang lain • Mengatur orang lain • Menyukai situasi yang dapat menaikkan status • Merasa puas bila pengaruhnya bertambah 52 Lanjutan Tabel 3.1 VARIABEL INDIKATOR SKALA • Suasana kerja yang menyenangkan Semangat Kerja Prasetyohadi (2004) • Kesempatan • mengembangkan karier INTERVAL • Fasilitas dan sarana kerja • Hubungan dengan atasan dan teman sekerja • Kesediaan membantu organisasi agar berhasil mencapai tujuan perusahaan • Kesediaan menceritakan kepada teman-teman mereka Komitmen bahwa organisasi adalah Organisasi tempat yang hebat Toegijono (2007) • Sikap loyal terhadap INTERVAL organisasi • Kesediaan menerima setiap tugas yang diberikan oleh organisasi • Adanya kesamaan pandangan 53 Lanjutan Tabel 3.1 VARIABEL INDIKATOR SKALA dengan organisasi • Organisasi memberikan inspirasi kepada karyawan dalam bekerja Komitmen Organisasi Toegijono (2007) • Perasaan senang telah memilih organisasi sebagai INTERVAL tempat kerja saat ini • Banyak yang dapat diperoleh yang membawa perubahan pada diri pekerja selama mereka bekerja pada organisasi • Penilaian hasil kerja melalui kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan • Penilaian kualitas kerja yang Kinerja Karyawan Listianto (2007) dicapai berdasarkan syarat- INTERVAL syarat kesesuaian • Pengetahuan dan keterampilan • Tindakan-tindakan untuk 54 Lanjutan Tabel 3.1 VARIABEL INDIKATOR SKALA • menyelesaikan persoalan sulit • Kesediaan untuk bekerjasama Kinerja Karyawan Listianto (2007) • Kesadaran dalam hal kehadiran INTERVAL • Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru • Keramahtamahan • Variasi pekerjaan • Kesesuaian antara gaji dengan tingkat pendidikan dan tingkat kemampuan • Kesesuaian antara gaji dengan tanggungjawab Kepuasan Kerja Pradiatiningtyas (2007) pekerjaan INTERVAL • Kebijakan promosi di perusahaan • Objektivitas pengawasan • Kesediaan karyawan untuk bekerjasama 55 • Fasilitas kantor 1. Variabel Independen (X) a. Variabel motivasi (X ) Penelitian ini menggunakan teori motivasi dari McClelland. Teori ini berfokus pada 3 jenis motivasi yaitu: 1) Motivasi berprestasi Adalah persepsi karyawan tentang dorongan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik yang dikerjakan sebelumnya dan berusaha mengungguli hasil yang dicapai orang lain, serta lebih berorientasi pada pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai sukses. 2) Motivasi berafiliasi Adalah persepsi karyawan tentang kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. 3) Motivasi akan kekuasaan Prestise yang ingin dicapai namun bukan menunjukkan pada perilaku kediktatoran. Motivasi yang diukur telah dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian yang berisi 8 pertanyaan mengenai pengukuran motivasi kerja yaitu mengenai kerja keras dan tanggung jawab, kemampuan untuk mengatasi rintangan, kreativitas, hubungan dengan orang lain, keinginan untuk mengatur dan mengendalikan orang lain. Instrumen diukur dengan menggunakan Likert Scale dengan 56 menggunakan skala 1 sampai dengan 5 yaitu: (1) Sangat Tidak setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Kurang Setuju, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju. b. Variabel Semangat Kerja (X ) Adalah suatu keadaan yang mencerminkan kondisi rohaniah/pelaku individu-individu yang menimbulkan suasana yang menyenangkan dan mendorong setiap individu untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik serta lebih antusias didalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Semangat kerja diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti yang berisi 8 pertanyaan pengukuran semangat kerja yaitu mengenai sifat pekerjaan yang berat, Suasana kerja yang menyenangkan, kesempatan mengembangkan karier, Fasilitas dan sarana kerja, hubungan dengan pimpinan dan teman sekerja. Instrumen diukur dengan menggunakan Likert Scale dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 yaitu: (1) Sangat Tidak setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Kurang Setuju, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju. 2. Variabel Moderator (X ) Adalah komitmen karyawan yakni persepsi karyawan tentang keinginan untuk keterlibatan dalam organisasi dan seberapa kuat keterikatan emosional karyawan pada perusahaan yang diukur berdasarkan organizational commitment questionnaires dari Bearden, Netemeyer dan Mobley (1993: 290) dalam Toegijono (2007). Komitmen organisasi diukur 57 dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti yang berisi 8 pertanyaan pengukuran komitmen organisasi yaitu kesediaan untuk membantu organisasi, kesediaan karyawan untuk menerima tugas yang diberikan oleh organisasi, kesamaan pandangan antara karyawan dengan organisasi, perasaan senang terhadap organisasi, loyalitas karyawan. Instrumen diukur dengan menggunakan Likert Scale dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 yaitu: (1) Sangat Tidak setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Kurang Setuju, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju. 3. Variabel Dependen (Y) a. Variabel kinerja karyawan (Y ) Yaitu menunjukkan hasil penilaian atasan langsung terhadap kinerja kayawan yang dapat dicapai setiap karyawan pada periode tertentu. Kinerja karyawan diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti yang berisi 8 pertanyaan pengukuran kinerja karyawan yaitu kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan, kualitas kerja, ketrampilan dan pengetahuan mengenai pekerjaan, tindakan untuk menyelesaikan persoalan sulit, kesediaan untuk bekerjasama, kehadiran dan penyelesaian kerja, semangat dan tanggungjawab untuk menyelesaikan tugas-tugas baru, keramahtamahan. Instrumen diukur dengan menggunakan Likert Scale dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 yaitu: (1) Sangat Tidak 58 setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Kurang Setuju, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju. b. Variabel kepuasan kerja (Y ) Yaitu serangkaian perasaan senang atau tidak senang seseorang berkenan dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti yang berisi 8 pertanyaan pengukuran kepuasan kerja yaitu kesesuaian gaji dengan tingkat pendidikan dan kemampuan, kesesuaian gaji dengan tanggung jawab pekerjaan, kebijakan promosi perusahaan, objektivitas pengawasan, kesediaan untuk bekerjasama, kebersihan lingkungan, variasi pekerjaan. Instrumen diukur dengan menggunakan Likert Scale dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 yaitu: (1) Sangat Tidak setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Kurang Setuju, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju. 59 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil objek para karyawan bagian akuntansi yang berada dalam perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Jakarta dan Bekasi. Pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung dengan mendatangi HRD guna mendapatkan ijin penelitian menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu para karyawan bagian akuntansi. Penyebaran kuesioner dimulai tanggal 15 Maret 2010 sampai dengan tanggal 6 April 2010, sedangkan waktu pengembalian kuesioner dari responden dimulai dari tanggal 24 Maret 2010 sampai dengan 23 April 2010. 2. Tingkat Pengembalian Kuesioner Total kuesioner yang dikirim ke perusahaan manufaktur tersebut berjumlah 80 lembar eksemplar. Total kuesioner yang direspon sebanyak 70 eksemplar atau dengan tingkat pengembalian 87,5%. Setelah diseleksi terdapat 3 kuesioner (3,75%) yang tidak dapat diolah akibat pengisian yang kurang lengkap, sehingga kuesioner yang memenuhi syarat dan dapat diolah sebanyak 67 buah dengan tingkat persentase 83,5% dari total kuesioner yang diterima. Menurut Gay (1987) dalam Anggoro (2007) dalam Efferin (2001: 139) persyaratan sampel untuk sebuah penelitian korelasional minimal sebanyak 30 buah subjek dari populasi. Dengan demikian jumlah 60 data yang dapat diolah dalam penelitian ini telah memenuhi syarat minimal dalam penelitian korelasional. Tabel 4.1 Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner Keterangan Jumlah Persentase (%) Kuesioner yang dikirim 80 100% Kuesioner yang tidak kembali 10 12,5% Kuesioner yang kembali 70 87,5% Kuesioner yang tidak dapat diolah 3 3,75% Kuesioner yang dapat diolah 67 83,5% Sumber: Data primer yang diolah B. Penemuan dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif a. Deskriptif Demografi Responden Deskriptif demografi responden memberikan gambaran mengenai karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan presentase jenis kelamin, umur, pendidikan, lamanya bekerja pada jabatan saat ini, dan perusahaan tempat responden bekerja. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel 4.2. 61 Tabel 4.2 Data Responden No 1 Keterangan Usia: a. 20 tahun - 30 tahun b. Diatas 30 tahun c. Tidak mengisi 2 Jenis kelamin: a. Pria b. Wanita c. Tidak mengisi 3 Pendidikan terakhir: a. Diploma b. Sarjana c. Pasca Sarjana d. Tidak mengisi 4 Lama bekerja: a. < 1 tahun b. 1 - 3 tahun c. 3 - 5 tahun d. > 5 tahun e. Tidak mengisi Sumber: Data primer yang diolah Jumlah % 25 39 3 37,31% 58,21% 4,48% 32 35 0 47,76% 52,24% 0 11 46 10 0 16,42% 68,66% 14,92% 0 9 15 31 12 0 13,43% 22,39% 46,27% 17,91% 0 2. Hasil Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlations. Pedoman suatu model dikatakan valid jika probabilitas signifikansinya dibawah 0,05. Hasil aktual atas pengujian validitas terhadap 67 responden sampel penelitian disajikan pada tabel 4.3. 62 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Item Sig (2Pearson Pertanyaan tailed) Correlation M1 .000 .835** M2 .000 .755** M3 .000 .459** M4 .000 .624** M5 .000 .700** M6 .000 .799** M7 .000 .877** M8 .000 .795** Sumber: Data primer yang diolah Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa semua pertanyaan dari setiap variabel dapat dikatakan valid karena memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Semangat Kerja Item Sig (2Pearson Pertanyaan tailed) Correlation SM1 .000 .669** SM2 .000 .818** SM3 .000 .816** SM4 .000 .720** SM5 .000 .712** SM6 .000 .617** SM7 .000 .609** SM8 .013 .303* Sumber: Data primer yang diolah Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa semua pertanyaan dari setiap variabel dapat dikatakan valid karena memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. 63 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja Item Sig (2Pearson Pertanyaan tailed) Correlation K1 .000 .508** K2 .000 .685** K3 .000 .610** K4 .000 .614** K5 .000 .706** K6 .000 .697** K7 .000 .703** K8 .000 .569** Sumber: Data primer yang diolah Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa semua pertanyaan dari setiap variabel dapat dikatakan valid karena memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Kepuasan Kerja Item Sig (2Pearson Pertanyaan tailed) Correlation KK1 .000 .664** KK2 .000 .622** KK3 .000 .699** KK4 .000 .432** KK5 .000 .588** KK6 .000 .658** KK7 .000 .570** KK8 .000 .630** Sumber: Data primer yang diolah Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa semua pertanyaan dari setiap variabel dapat dikatakan valid karena memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. 64 Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Komitmen Organisasi Item Sig (2Pearson Pertanyaan tailed) Correlation KO1 .000 .501** KO2 .000 .487** KO3 .000 .534** KO4 .000 .768** KO5 .000 .750** KO6 .000 .731** KO7 .000 .738** KO8 .000 .667** Sumber: Data primer yang diolah Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa semua pertanyaan dari setiap variabel dapat dikatakan valid karena memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. b. Uji Reliabilitas Pedoman alat pengukur dikatakan reliable adalah jika nilai koefisien Cronbach’s Alpha dari masing-masing variabel diatas 0,60. Hasil dari pengujian reliabilitas disajikan pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach's Alpha Motivasi .880 Semangat Kerja .819 Kinerja .792 Kepuasan Kerja .756 Komitmen Organisasi .800 Sumber: Data primer yang diolah Status Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa masing-masing variabel yaitu motivasi, semangat kerja, kinerja, kepuasan kerja dan komitmen 65 organisasi dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik Pengolahan data dengan menggunakan metode pengujian regresi berganda terlebih dahulu harus dilakukan beberapa tahapan pengujian untuk mencari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Data yang akan diuji terlebih dahulu harus memenuhi syarat uji asumsi klasik. a. Multikolonieritas Uji multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk menguji ada tidaknya korelasi antara variabel bebas digunakan metode Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Karyawan Coefficients a Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF (Constant) Motivasi .436 2.291 SemangatKerja .436 2.291 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Data primer yang diolah 66 Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa setiap variabel mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan hasil perhitungan nilai VIF dari masing-masing variabel menunjukkan nilai disekitar angka 2 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi sehingga dapat digunakan sebagai alat analisis lebih lanjut. Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolonieritas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja Coefficients a Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF (Constant) Motivasi .436 2.291 SemangatKerja .436 2.291 a. Dependent Variable: KepuasanKerja Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa setiap variabel mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan hasil perhitungan nilai VIF dari masing-masing variabel menunjukkan nilai disekitar angka 2 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi 67 problem multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi sehingga dapat digunakan sebagai alat analisis lebih lanjut. Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Coefficients a Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF (Constant) Motivasi .008 1.523 SemangatKerja .012 1.563 KomitmenOrganisasi .083 2.106 MKO .004 3.404 SMKO .005 2.527 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.11 diatas, dapat diketahui bahwa setiap variabel mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan hasil perhitungan nilai VIF dari masing-masing variabel menunjukkan nilai disekitar angka 1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi sehingga dapat digunakan sebagai alat analisis lebih lanjut. Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolonieritas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Coefficients a 68 Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1(Constant) Motivasi .008 1.523 SemangatKerja .012 1.563 KomitmenOrganisasi .083 2.106 MKO .004 3.404 SMKO .005 2.527 a. Dependent Variable: KepuasanKerja Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dapat diketahui bahwa setiap variabel mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan hasil perhitungan nilai VIF dari masing-masing variabel menunjukkan nilai disekitar angka 1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi sehingga dapat digunakan sebagai alat analisis lebih lanjut. b. Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk menguji terjadi atau tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat penyebaran titik-titik data pada Scatterplot. Hasil uji heterokedastisitas disajikan pada gambar 4.1 sampai gambar 4.4. 69 Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Gambar 4.1 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan berdasarkan masukan variabel independen motivasi dan semangat kerja. 70 Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kepuasan kerja berdasarkan masukan variabel independen motivasi dan semangat kerja. 71 Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan berdasarkan masukan variabel independen motivasi dan semangat kerja dengan variabel moderator komitmen organisasi. 72 Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Gambar 4.4 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi problem heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kepuasan kerja berdasarkan masukan variabel independen motivasi dan semangat kerja dengan variabel moderator komitmen organisasi. 73 c. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal. Untuk menguji terjadi atau tidaknya normalitas dideteksi dengan melihat normal probability plot. Hasil uji normalitas disajikan pada gambar 4.5 sampai gambar 4.8. Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja 74 Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.5 terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.6 terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 75 Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.7 terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 76 Gambar 4.8 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Berdasarkan hasil tampilan output pada gambar 4.8 terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 77 4. Hasil Analisis Regresi a. Hasil Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja b Model Summary Model 1 Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate .890a .791 .785 2.368 DurbinWatson 1.997 a. Predictors: (Constant), Semangat Kerja, Motivasi b. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R²) yang dihasilkan oleh variabel motivasi dan semangat kerja adalah sebesar 0,791, artinya 79,10% variasi yang terjadi terhadap tinggi atau rendahnya kinerja disebabkan variasi motivasi dan semangat kerja sedangkan sisanya (100% - 79,10% = 20,90%) disebabkan oleh variabel lain diluar variabel independen yang digunakan. Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja b Model Summary Model 1 Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate .860a .740 .732 2.734 DurbinWatson 1.708 a. Predictors: (Constant), Semangat Kerja, Motivasi b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Sumber: Data primer yang diolah 78 Berdasarkan tabel 4.14, dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R²) yang dihasilkan oleh variabel motivasi sebesar 0,740, artinya 74% variasi yang terjadi terhadap tinggi atau rendahnya kepuasan kerja disebabkan variasi motivasi dan semangat kerja sedangkan sisanya (100% - 74% = 26%) disebabkan oleh variabel lain diluar variabel independen yang digunakan. Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi b Model Summary Model 1 R R Square a .917 .840 Adjusted Std. Error of R Square the Estimate .827 2.122 DurbinWatson 2.104 a. Predictors: (Constant), SKKO, Motivasi, Komitmen Organisasi, Semangat Kerja, MKO b. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan hasil output pada tabel 4.15 dapat diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0,840. Artinya kemampuan variabel motivasi, semangat kerja, komitmen organisasi, interaksi motivasi dan komitmen organisasi (MKO) serta interaksi semangat kerja dan komitmen organisasi (SKKO) dalam menjelaskan variabel kinerja karyawan adalah sebesar 84% sedangkan sisanya (100% - 84% = 16%) dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian. 79 Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi b Model Summary Model 1 R R Square .902a .814 Adjusted Std. Error of R Square the Estimate .799 2.370 DurbinWatson 1.645 a. Predictors: (Constant), SKKO, Motivasi, Komitmen Organisasi, Semangat Kerja, MKO b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan hasil output pada tabel 4.16 dapat diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0,814. Artinya kemampuan variabel motivasi, semangat kerja, komitmen organisasi, interaksi motivasi dan komitmen organisasi (MKO) serta interaksi semangat kerja dan komitmen organisasi (SKKO) dalam menjelaskan variabel kepuasan kerja adalah sebesar 81,40% sedangkan sisanya (100% - 81,40% = 18,60%) dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian. b. Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F) Pengujian signifikan simultan (uji F) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel motivasi, semangat kerja dan komitmen organisasi secara simultan terhadap variabel kinerja dan kepuasan kerja. Hasil pengujian statistik F disajikan pada tabel 4.17 dan tabel 4.18. 80 Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik F Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 1445.381 274.649 1720.030 df 5 61 66 Mean Square 289.076 4.502 F 64.204 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), SKKO, Motivasi, Komitmen Organisasi, Semangat Kerja, MKO b. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.17 menunjukkan nilai F hitung sebesar 64,204 dengan tingkat signifikansi 0,000. karena probabilitas signifikansinya jauh lebih kecil dari 0,05, maka regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja karyawan atau dapat dikatakan bahwa motivasi, semangat kerja, komitmen organisasi, interaksi variabel motivasi dan komitmen organsisasi (MKO) serta interaksi semangat kerja dan komitmen organisasi (SKKO) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 81 Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik F Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 1498.129 342.617 1840.746 df 5 61 66 Mean Square 299.626 5.617 F 53.346 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), SKKO, Motivasi, Komitmen Organisasi, Semangat Kerja, MKO b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.18 menunjukkan nilai F hitung sebesar 53,346 dengan tingkat signifikansi 0,000. karena probabilitas signifikansinya jauh lebih kecil dari 0,05, maka regresi dapat digunakan untuk memprediksi kepuasan kerja atau dapat dikatakan bahwa motivasi, semangat kerja, komitmen organisasi, interaksi variabel motivasi dan komitmen organsisasi (MKO) serta interaksi semangat kerja dan komitmen organisasi (SKKO) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja. c. Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil pengujian statistik t disajikan pada tabel 4.19 sampai tabel 4.22. 82 Tabel 4.19 Hasil Uji t Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Coefficients Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) a Std. Error 6.710 1.770 Motivasi .572 .070 SemangatKerja .228 .085 Beta t Sig. 3.791 .000 .703 8.133 .000 .231 2.673 .010 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Data primer yang diolah Hasil uji t variabel motivasi menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 8,133 pada probabilitas signifikansi 0,000 berada di bawah α = 0,05. Hal ini berarti secara individual variabel motivasi berpengaruh terhadap variabel kinerja karena mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis satu (Ha ) yang menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi karyawan, maka kinerja karyawan akan semakin tinggi. Menurut McCormick and Tiffin (1994) dalam Widodo (2009) terdapat dua variabel yang dapat mempengaruhi kinerja: pertama variabel individu, yang terdiri dari pengalaman, pendidikan, jenis kelamin, umur, motivasi, keadaan fisik, kepribadian dan sikap. Kedua 83 adalah variabel situasional, yakni menyangkut faktor fisik dan pekerjaan yang meliputi metode kerja, pengaturan dan kondisi, perlengkapan kerja, pengaturan ruang kerja, kebisingan, penyinaran dan temperatur. Kreitner dan Kinicki (2001), yang dipertegas oleh James Williams (Kisdarto, 2001) dalam Ismuhadjar (2007) menyatakan bahwa dari berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja, motivasi merupakan faktor yang berpengaruh paling dominan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Listianto (2007) yang menyatakan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismuhadjar (2007) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja terhadap kinerja. Hasil uji t variabel semangat kerja menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2,673 pada probabilitas signifikansi 0,010 berada di bawah α = 0,05. Hal ini berarti secara individual variabel semangat kerja berpengaruh terhadap variabel kinerja karena mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga (Ha3) yang menyatakan bahwa semangat kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi semangat kerja karyawan, maka 84 kinerja karyawan akan semakin tinggi. Toegijono (2007) mengatakan semangat kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan. Tabel 4.20 Hasil Uji t Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model B Coefficients Std. Error 1 (Constant) 6.601 2.044 Motivasi .547 .081 SemangatKerja .263 .098 Beta t Sig. 3.230 .002 .649 6.732 .000 .258 2.676 .009 a. Dependent Variable: KepuasanKerja Sumber: Data primer yang diolah Hasil uji t variabel motivasi menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 6,732 pada probabilitas signifikansi 0,000 berada di bawah α = 0,05. Hal ini berarti secara individual variabel motivasi berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja karena mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua (Ha ) yang menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi karyawan, maka kepuasan kerja akan semakin tinggi. Faktor motivasi sangat menentukan dalam kepuasan kerja. Faktor ini terdiri dari kesempatan promosi, kesempatan pengembangan 85 personal, pengakuan, tanggung jawab dan prestasi kerja (Suratman, 2003). Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1996) dalam Sylvana (2002) dalam Brahmasari (2008) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan bagian dari proses motivasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Brahmasari (2008) yang menyatakan bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan Suratman (2003) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja. Hasil uji t variabel semangat kerja menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2,676 pada probabilitas signifikansi 0,009 berada di bawah α = 0,05. Hal ini berarti secara individual variabel semangat kerja berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja karena mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis ke empat (Ha4) yang menyatakan bahwa semangat kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi semangat kerja karyawan, maka kepuasan kerja akan semakin tinggi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Prasetyohadi (2004) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja 86 berpengaruh positif terhadap semangat kerja, terbukti dan dapat diterima. Tabel 4.21 Hasil Uji t Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Coefficients Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) .189 4.973 Motivasi .413 .478 SemangatKerja a Standardized Coefficients Beta t Sig. .038 .970 .508 .865 .390 1.170 .453 1.187 2.586 .012 KomitmenOrganisasi .474 .181 .467 2.621 .011 MKO .028 .014 1.674 2.017 .048 SMKO .035 .014 1.837 2.522 .014 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Data primer yang diolah Koefisien regresi interaksi nilai absolut variabel motivasi dan komitmen organisasi (MKO) sebesar 0,028 menunjukkan bahwa setiap penambahan interaksi motivasi dengan komitmen organisasi sebesar 1% akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,028. Nilai t hitung 2,017 pada tingkat signifikansi 0,048 yang berarti signifikan karena berada dibawah nilai α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi berfungsi sebagai variabel moderating. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis kelima (Ha5) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan. 87 Koefisien regresi interaksi nilai absolut variabel semangat kerja dan komitmen organisasi (SKKO) sebesar 0,035 menunjukkan bahwa setiap penambahan interaksi semangat kerja dengan komitmen organisasi sebesar 1% akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,035. Nilai t hitung 2,522 pada tingkat signifikansi 0,014 yang berarti signifikan karena berada dibawah nilai α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi berfungsi sebagai variabel moderating. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketujuh (Ha7) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh semangat kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnomowati (2006) yang menyatakan bahwa dengan menggunakan variabel moderator komitmen, secara bersama-sama faktor motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Tabel 4.22 Hasil Uji t Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1(Constant) B a Standardized Coefficients Std. Error 1.941 5.554 Motivasi 1.224 .534 SemangatKerja 1.865 .506 KomitmenOrganisasi .444 MKO SMKO Beta t Sig. .349 .728 1.453 2.294 .025 1.829 3.688 .000 .202 .422 2.198 .032 .051 .016 2.943 3.283 .002 .056 .016 2.810 3.575 .001 a. Dependent Variable: KepuasanKerja Sumber: Data primer yang diolah 88 Koefisien regresi interaksi nilai absolut variabel motivasi dan komitmen organisasi (MKO) sebesar 0,051 menunjukkan bahwa setiap penambahan interaksi motivasi dengan komitmen organisasi sebesar 1% akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 0,051. Nilai t hitung 3,283 pada tingkat signifikansi 0,002 yang berarti signifikan karena berada dibawah nilai α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi berfungsi sebagai variabel moderating. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis keenam (Ha6) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja. Koefisien regresi semangat kerja sebesar 1,865 menyatakan bahwa setiap penambahan semangat kerja sebesar 1% akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 1,865. Nilai t hitung sebesar 3,688 pada tingkat signifikansi 0,000 yang berarti signifikan karena lebih kecil dari 0,05. Sehingga dari hasil uji t dapat dikatakan bahwa semangat kerja secara individual berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Koefisien regresi interaksi nilai absolut variabel semangat kerja dan komitmen organisasi (SKKO) sebesar 0,056 menunjukkan bahwa setiap penambahan interaksi semangat kerja dengan komitmen organisasi sebesar 1% akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 89 0,056. Nilai t hitung 3,575 pada tingkat signifikansi 0,001 yang berarti signifikan karena berada dibawah nilai α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi berfungsi sebagai variabel moderating. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedelapan (Ha8) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh semangat kerja terhadap kepuasan kerja. Menurut Vikram Sethivikram (2000) dalam Ismuhadjar (2007) manfaat komitmen organisasi bagi organisasi antara lain dalam bentuk rendahnya perputaran karyawan (labour turnover), meningkatnya produktivitas, meningkatnya kepuasan kerja, meningkatnya harga diri dan berkurangnya gejolak karyawan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnomowati (2006) yang menyatakan bahwa dengan menggunakan variabel moderator komitmen, secara bersama-sama faktor motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. 90 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja dengan variabel moderator komitmen organisasi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 67 responden yang merupakan karyawan bagian akuntansi yang berada dalam perusahaan manufaktur yang terdapat diwilayah Jakarta dan Bekasi. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan regresi linear sederhana dan regresi linear berganda dengan uji interaksi. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis terhadap data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Listianto (2007) yang menyatakan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1996) dalam Sylvana (2002) dalam Brahmasari (2008) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan bagian dari proses motivasi. 2. Semangat kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan akuntansi. Toegijono (2007) mengatakan semangat kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Prasetyohadi (2004) yang 91 menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap semangat kerja, terbukti dan dapat diterima. 3. Variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnomowati (2006) yang menyatakan bahwa dengan menggunakan variabel moderator komitmen, secara bersama-sama faktor motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 4. Variabel moderator komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh semangat kerja terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan akuntansi. B. Impikasi Berdasarkan kesimpulan diatas maka implikasi yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah motivasi dan semangat kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan akuntansi dan kepuasan kerja. Komitmen organisasi dapat memoderasi hubungan antara motivasi dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja. Penelitian ini minimal dapat memotivasi penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan kinerja karyawan akuntasi dan kepuasan kerja sehingga dapat merekomendasi bagi dunia praktek organisasi pada umumnya yang berkaitan dengan penerapan motivasi dan semangat kerja. Faktor komitmen organisasi kemungkinan menjadi faktor kondisional yang harus 92 dipertimbangkan dalam rangka peningkatan efektivitas organisasi melalui motivasi dan semangat kerja. Bagaimanapun tingkat kesesuaian faktor komitmen organisasi terhadap motivasi dan semangat kerja, masih perlu diuji kembali untuk menguji konsistensi hasil penelitian ini dengan penelitian-penelitian berikutnya, dengan mempertimbangkan pengaruh variabel kontijensi lainnya. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan pengembangan atas penelitian yang berhubungan dengan akuntansi manajemen serta dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya berkaitan dengan motivasi, semangat kerja, komitmen organisasi, kinerja karyawan dan kepuasan kerja. Kepuasan kerja karyawan dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan variabel yang berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan dalam melaksanakan tugas. Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat hubungan positif antara motivasi dan semangat kerja terhadap kinerja dan kepuasan kerja baik dengan variabel moderator komitmen organisasi maupun tidak. Upaya peningkatan motivasi dan semangat kerja bagi karyawan, dalam rangka peningkatan kinerja karyawan dan kepuasan kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagai berikut: 1. Karyawan akan merasa senang dan bangga apabila memperoleh pengakuan akan hasil yang telah dicapainya. Di dalam melaksanakan tugas, seseorang akan senang dan berusaha lebih baik lagi apabila merasa menjadi panutan 93 bagi teman-teman lainnya, dan memperoleh posisi satu langkah didepan teman-teman lain didalam organisasi. Seorang karyawan merasa reputasinya akan meningkat apabila penyelia menceritakan kepada atasan dan rekan sejawat mengenai keberhasilan dalam melaksanakan tugas, memperoleh pujian dalam bentuk rekomendasi, plakat, trofi, medali atau pita. Memperoleh imbalan lainnya dalam artikel di buletin perusahaan, pengumuman yang ditempel, atau ditampilkan dalam seremoni dan ritual khusus. Singkatnya, bentuk pengakuan terhadap suatu keberhasilan akan meningkatkan motivasi kerja karyawan. 2. Mengingat kemajuan dan perkembangan organisasi atau perusahaan tergantung pada keberhasilan dan meningkatnya kinerja karyawan, maka perlu diciptakan semangat kerja dari para anggota atau karyawannya. Persaingan akan memacu seseorang untuk bekerja sebaik-baiknya. Persaingan di antara para karyawan secara positif akan menghasilkan suatu keluaran kerja yang optimal. Persaingan juga erat hubungannya dengan insentif (hadiah), disamping adanya sifat dasar manusia yang mempunyai keinginan untuk menampilkan atau menghasilkan suatu kerja yang baik atau melebihi dari orang lain. Oleh karena itu, perusahaan atau organisasi harus dapat memacu semangat kerja para karyawannya untuk menciptakan hasil kerja yang optimal. 3. Memberikan kebebasan dalam menentukan sasaran tugas yang membutuhkan kreativitas dan inovasi. Hal ini terkait dengan kemampuan 94 dirinya terhadap pekerjaan yang akan dikerjakan dan masalah-masalah yang akan diselesaikan serta tujuan-tujuan yang akan dicapainya. Bagi karyawan, kebebasan berinovasi dan berkreativitas akan sangat mendukung di dalam menyelesaikan masalah-masalah rumit. Dengan cara ini maka karyawan dapat meningkatkan komitmennya terhadap organisasi yang menaunginya. 4. Karyawan juga akan menyenangi tugasnya, apabila tersedia situasi keterbukaan yang mempermudah interaksi sosial antara bawahan dengan atasan. Salah satu cara mempermudah interaksi sosial yang menyenangkan adalah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan sosial secara periodik seperti sarapan pagi, makan siang, makan malam atau pesta. Berbagai jenis kegiatan bersama yang dapat mempermudah interaksi sosial adalah kegiatan olahraga bersama, membentuk tim olahraga dari unit kerja, arisan, piknik bersama, employee gathering dan sebagainya. Di kesempatan tersebut tidak dianjurkan mengadakan pembicaraan tentang pekerjaan sehingga kelancaran komunikasi diantara mereka berlangsung tidak formal. 95 DAFTAR PUSTAKA Brahmasari, dkk. ”Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan(Studi Kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia) ”, Universitas 17 Agustus Surabaya, 2008. Efferin, dkk. ”Metode Penelitian untuk akuntansi”, Ubaya, 2001. Fachrunnisa, Olivia. ”Peningkatan Motivasi dan Kinerja Karyawan melalui Evaluasi Kinerja 360 Derajat”, Fokus Ekonomi Vol. 3 No. 3, Desember 2004. Ghozali, Imam. ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Gibson, J.I. Ivanevihch, J.M. dan Donelly, J.H. “Organisasi Perilaku: Struktur Proses”. Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1990. Gomes, Faustino Cardoso. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Andi Offset, Jogjakarta, 2000. Hamid, A. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS UIN, Jakarta, 2007. Hartono, Kartini. ”Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994. Irianto, Jusuf. ”Peran Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasional dalam Upaya Pencapaian Kinerja Optimal”, Jurnal Ekonomi Vol. XVI No. 2, September 2006. Ismuhadjar. ”Pengaruh Motivasi kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Pejabat Struktural dan Dosen Tetap(Studi Kasus di Empat PTS Kopertis Wilayah III, Jakarta)”, Jurnal Ekonomi Teleskop STIE Y.A.I Vol.6 Edisi 12, Juni 2007. Jogiyanto. “Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman”, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2004. Kreitner, R dan Kinicki A. “Perilaku Organisasi”. Salemba Empat, Jakarta, 2005. Kristanti, Putriana. “Pengukuran Kinerja dan Perannya dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan”, Kajian Bisnis Vol. 14 No.2, Mei-Agustus 2006. LipinskienÄ—. Diana, “The Examination of Relationship between Organizational Commitment and Job Satisfaction of Employees”, Ekonomika ir vadyba: aktualijos ir perspektyvos, 2008. 96 Listianto, T dan Bambang S. “Pengaruh Motivasi, Kepuasan, dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan”, program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2007. Mangkunegara, Anwar. “Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan”, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005. Munandar, Sunyoto. “Psikologi Industri dan Organisasi”, UI-Press, Jakarta, 2001. Murtanto. “Analisa Hubungan Tindakan Supervisi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Individual Akuntan Yunior di Kantor Akuntan Publik dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 7 No. 1, April 2005. Nitisemito, Alexs.”Manajemen Personalia”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1996. Pradiatiningtyas, Diah. ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja pada Pekerja Berketerampilan Rendah atau Terbatas”, Media Riset Bisnis dan Manajemen Vol. 7 No.2, Agustus 2007. Purnomowati, E. “Analisis Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan dan Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen pada Perusahaan Garmen di Surabaya”, Majalah Ekonomi No.3, Desember 2006. Riady, Hanes. “Meningkatkan Komitmen Karyawan atas Organisasi Melalui Pengelolaan Quality Work of Life”, Journal of Human Capital Vol.1 No.2, Februari 2009. Rivai, H. “Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasional, dan Kompetensi terhadap Kinerja Individual”, Kajian Bisnis Vol.13 No.3, SeptemberDesember 2005. Robbins, Stephen. “Perilaku Organisasi”, PT. Indeks, Jakarta, 2006. Sihombing, dkk. “Hubungan Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Sumber Kreasi Fumiko Jakarta”, Jurnal Ekonomi Vol. XVII No. 2, September 2007. Sopiah. “Perilaku Organisasional”, Penerbit CV Andi Offset, Jogjakarta, 2008. Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”, CV Alfabeta, Bandung, 1999. Prasetyohadi. “Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Semangat Kerja Karyawan”, Ventura Vol.7 No.3, Desember 2004. Suratman, Adji. ”Studi Korelasional antara Motivasi Kerja, Program Pelatihan, dan Persepsi tentang Pengembangan Karir dengan Kepuasan Kerja Karyawan”, Ventura Vol.6 No.2, Agustus 2003. Timpe, Dale. ”Kinerja”, Alex Media Komputindo, Jakarta, 1992. 97 Toegijono. ”Komitmen Organisasional(Suatu Penerbangan)”, Sutisning Vol.1, Mei 2007. Survey di Perusahaan Widodo. ”Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Pengalaman dan Pemahaman Prosedur”, Journal of Human Capital Vol.1 No.2, Februari 2009. 98 Lampiran 1: Kuesioner Penelitian Kuesioner “Analisis Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Karyawan Akuntansi dan Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderating Komitmen Organisasi” Hal: Permohonan untuk menjadi responden Kepada Yth, Bapak/Ibu Dengan hormat, Nama saya Novi Nurul Fatimah, mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta program Strata 1 (S1) Ilmu Akuntansi. Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir. Adapun judul penelitian yang saya lakukan yaitu “Analisis Pengaruh Motivasi dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Karyawan Akuntansi dan Kepuasan Kerja dengan Variabel Moderator Komitmen Organisasi”. Responden dalam penelitian ini karyawan bagian akuntansi pada perusahaan manufaktur. Bersama dengan surat permohonan ini, saya bermaksud untuk meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden yang akan memberikan informasi yang saya butuhkan dengan cara mengisi kuesioner yang dilampirkan dalam surat ini. Data yang diperoleh melalui kuesioner ini akan dianalisa, disusun dan disajikan dalam bentuk laporan penelitian tugas akhir guna mendapatkan gelar Sarjana. Untuk itu, dimohon Bapak/Ibu membaca setiap pernyataan yang tidak dijawab, kuesioner ini dianggap tidak berlaku. Sebagai informasi, saya akan menjaga kerahasiaan jawaban yang Bapak/Ibu berikan sesuai dengan etika penelitian. 99 Saya menyadari kegiatan Bapak/Ibu akan sedikit terganggu, namun penelitian ini tidak akan berarti tanpa partisipasi Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi semua pernyataan dalam penelitian ini saya ucapkan terimakasih. Dosen Pembimbing I Hormat Saya Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Novi Nurul Fatimah NIP. 19690203 200112 1 003 NIM: 106082002546 100 DATA DIRI RESPONDEN Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i menjawab pertanyaan berikut ini: Nama : …………………………………………. (boleh tidak diisi) Nama Perusahaan : …………………………………………. Berilah tanda ( ) sesuai dengan jawaban yang menurut anda benar. 1. Usia : ……………… tahun 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. Pendidikan Terakhir : DIII 4. Jabatan Saat ini : ………………………………………………. 5. Lama Bekerja : < 1 tahun Perempuan S-1 S-2 Lain-lain 1-3 tahun 3-5 tahun > 5 tahun 6. Departemen / Bagian : ………………………………………………. 101 1. Motivasi Ket: STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), KS (Kurang Setuju), S (Setuju), SS (Sangat Setuju) NO PERTANYAAN 1 Saya selalu bekerja keras dalam mencapai tanggungjawab 2 Saya memiliki kemampuan untuk mengatasi rintangan 3 Saya memiliki sifat yang kreatif, optimis dan yakin akan sukses 4 Saya menginginkan persahabatan yang baik 5 Saya ingin diterima dan disukai orang lain 6 Saya senang mengatur dan mengendalikan orang lain 7 Saya menyukai situasi yang dapat menaikan status 8 Saya merasa puas bila pengaruh yang saya berikan bertambah STS TS KS S SS 2. Semangat Kerja Ket: STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), KS (Kurang Setuju), S (Setuju), SS (Sangat Setuju) NO PERTANYAAN 1 Sifat pekerjaan yang berat mempengaruhi semangat kerja 2 Suasana kerja yang menyenagkan dapat meningkatkan semangat kerja 3 Perusahaan memberikan kesempatan kepada saya untuk berkreasi dan mengembangkan karier 4 Fasilitas dan sarana kerja merupakan salah satu faktor pendukung semangat kerja 5 Memiliki pimpinan yang baik, bijaksana dan kekeluargaan akan memberikan suasana positif untuk berkreasi STS TS KS S SS 102 6 Memiliki hubungan yang baik dengan teman sekerja dapat mempengaruhi semangat kerja 7 Perusahaan menyelenggarakan Employee Gathering (acara temu kekeluargaan seluruh karyawan) setiap 3 bulan sekali 8 Pemberian gelar Best Employee dengan tambahan bonus akan menambah semangat kerja karyawan 3. Kinerja Karyawan Ket: STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), KS (Kurang Setuju), S (Setuju), SS (Sangat Setuju) NO PERTANYAAN 1 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat 2 Kualitas kerja saya sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan 3 Saya memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang luas mengenai pekerjaan saya 4 Saya mampu mengambil tindakan untuk menyelesaikan persoalan yang sulit 5 Saya bersedia untuk bekerjasama dengan orang lain 6 Saya memiliki kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja 7 Saya memiliki semangat dan tanggungjawab untuk melaksanakan tugas-tugas baru 8 Saya selalu bersikap ramah ketika bekerja STS TS KS S SS 103 4. Kepuasan Kerja Ket: STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), KS (Kurang Setuju), S (Setuju), SS (Sangat Setuju) NO PERTANYAAN STS 1 Gaji yang saya terima sesuai dengan tingkat pendidikan dan tingkat kemampuan yang dimiliki 2 Gaji yang saya terima sesuai dengan tanggungjawab atas pekerjaan yang dilakukan 3 Kebijakan promosi seperti kenaikan gaji dan posisi akan memacu kinerja karyawan 4 Pengawasan yang dilakukan perusahaan bersifat objektif 5 Saya bersedia untuk bekerjasama dengan rekan sekerja dalam mencapai tujuan bersama 6 Terjaganya kebersihan lingkungan kerja dapat menciptakan kepuasan kerja 7 Keadaan penerangan yang baik diruang kerja dapat menciptakan kepuasan kerja 8 Variasi pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat menciptakan kepuasan kerja TS KS S SS 104 5. Komitmen Organisasi Ket: STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), KS (Kurang Setuju), S (Setuju), SS (Sangat Setuju) NO PERTANYAAN STS 1 Saya bersedia untuk membantu organisasi agar berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan 2 Saya bersedia untuk menceritakan kepada teman-teman bahwa organisasi adalah tempat yang hebat untuk bekerja 3 Saya merasa terikat secara emosional dengan organisasi tempat saya bekerja 4 Saya merasa senang menjadi bagian dari perusahaan tempat saya bekerja 5 6 Perusahaan tempat saya bekerja sangat berarti bagi saya Saya merasa masalah perusahaan juga merupakan masalah saya 7 Saya merasa memiliki pandangan yang sama dengan organisasi 8 Banyak hal yang saya peroleh yang membawa perubahan pada diri saya selama bekerja pada perusahaan TS KS S SS 105 1. Jawaban Kuesioner Motivasi M1 5 5 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 2 2 3 2 5 3 4 4 3 M2 4 5 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 3 2 4 2 4 4 3 4 4 M3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 M4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 2 5 5 5 4 5 5 5 3 5 3 4 5 3 M5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 1 4 3 4 5 3 M6 4 5 4 5 3 5 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 2 5 2 4 4 2 5 4 3 5 4 M7 5 5 4 5 3 5 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 4 5 5 2 5 3 4 4 1 5 3 3 5 4 M8 5 5 1 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 1 5 5 1 5 2 4 3 1 5 3 4 5 3 106 Lanjutan Jawaban Kuesioner Motivasi 4 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 5 5 5 5 2 2 2 3 3 3 2 3 5 4 2 4 3 4 4 5 5 5 2 5 5 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 3 4 5 4 5 4 3 2 4 3 2 4 5 4 4 2 2 4 4 3 2 1 2 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 1 2 4 2 4 1 2 4 2 4 3 4 4 3 3 5 5 4 5 1 4 3 4 4 3 5 4 3 3 3 4 3 3 5 3 5 4 4 3 3 3 2 4 3 3 5 5 4 3 3 4 1 1 2 1 3 3 1 1 4 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 5 4 4 3 4 5 1 3 2 1 3 3 1 1 4 1 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 2 1 4 4 1 1 3 5 4 5 4 SM6 5 4 3 4 4 4 4 4 SM7 4 4 4 5 4 5 4 4 SM8 5 4 4 3 4 4 5 5 2. Jawaban Kuesioner Semangat Kerja SM1 3 4 4 4 4 4 4 3 SM2 3 4 5 3 3 4 4 4 SM3 4 3 4 4 4 3 4 4 SM4 4 5 4 4 4 4 4 4 SM5 4 5 4 5 4 5 4 4 107 Lanjutan Jawaban Kuesioner Semangat Kerja 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 2 4 4 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 2 4 1 5 4 4 5 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 2 4 3 4 5 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 3 5 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 4 4 1 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 1 4 3 4 5 3 4 2 4 4 4 3 2 3 2 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 5 4 5 5 5 5 4 4 1 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 1 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 5 3 4 1 4 5 4 4 4 4 5 2 5 3 5 3 2 1 4 2 5 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 1 4 4 4 5 3 3 4 2 2 3 2 4 4 4 4 5 108 Lanjutan Jawaban Kuesioner Semangat Kerja 4 4 4 5 4 3 4 2 2 3 4 2 1 3 5 4 4 4 4 4 5 3 4 2 3 5 2 3 3 1 1 4 1 4 5 4 4 4 3 4 4 2 4 5 2 4 3 2 1 4 2 5 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 5 4 3 3 4 1 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2 2 2 3 3 4 4 3 1 3 3 3 4 5 3 5 5 2 4 4 2 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 2 2 5 5 2 5 3 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 K6 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 K7 5 5 4 5 2 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 K8 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3. Jawaban Kuesioner Kinerja Karyawan K1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 1 4 5 4 3 4 4 3 4 K2 4 5 5 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 K3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 5 5 5 K4 4 5 1 5 3 5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 K5 5 4 1 5 3 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 109 Lanjutan Jawaban Kuesioner Kinerja Karyawan 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 5 3 4 4 5 4 5 4 5 1 4 4 5 4 5 4 5 2 5 5 5 4 3 3 3 2 5 5 4 5 3 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 1 4 4 5 5 5 5 5 2 5 5 2 5 5 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 4 5 4 4 4 2 4 5 4 5 3 4 2 4 4 4 3 2 3 2 5 5 3 4 4 3 4 5 5 5 2 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 2 4 4 2 4 4 5 3 3 5 4 4 4 4 4 4 2 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 1 1 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 2 2 4 1 5 4 4 5 3 4 3 4 4 3 3 5 3 2 3 5 4 4 5 3 4 1 3 5 2 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 3 4 1 4 3 4 5 3 4 3 4 4 4 4 5 2 5 3 5 4 4 3 4 4 2 4 5 2 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 1 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 4 3 2 4 5 4 4 2 5 2 2 4 4 110 Lanjutan Jawaban Kuesioner Kinerja Karyawan 4 4 4 4 4 5 5 2 2 3 5 4 5 5 3 3 4 3 4 4 5 4 4 3 2 3 3 5 2 4 3 2 4 4 4 1 4 4 5 2 5 2 2 1 4 5 5 2 2 4 5 4 2 2 2 2 KK6 5 5 2 5 4 5 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 2 KK7 5 5 2 5 3 5 4 4 5 4 5 2 5 5 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5 2 2 2 KK8 5 5 4 5 3 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 4. Jawaban Kuesioner Kepuasan Kerja KK1 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 KK2 5 5 4 5 3 5 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 2 5 2 KK3 5 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4 5 KK4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 5 KK5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 2 4 5 2 4 4 111 Lanjutan Jawaban Kuesioner Kepuasan Kerja 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1 2 1 1 1 4 5 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 2 3 4 4 4 5 4 5 5 4 5 2 4 4 5 5 4 4 4 2 5 4 3 4 5 5 4 3 4 3 5 3 3 4 5 5 2 2 4 3 4 3 4 2 2 2 2 4 3 4 5 5 3 3 4 4 4 4 5 4 5 3 5 3 4 2 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 3 3 5 4 4 4 4 5 2 4 2 1 2 4 2 2 1 5 5 5 2 2 4 3 5 2 1 2 4 1 3 3 3 5 4 3 3 3 3 4 4 1 3 5 4 4 1 2 4 5 3 4 2 4 4 1 1 2 5 4 3 3 4 4 2 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 1 3 5 5 2 3 3 2 5 4 4 3 5 3 2 5 5 2 4 4 4 4 5 5 5 1 3 5 2 4 5 5 3 3 5 4 5 1 5 4 5 5 2 5 4 5 3 3 3 5 2 3 3 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 1 5 4 5 3 2 5 3 4 1 4 3 4 3 3 4 3 5 4 4 2 5 2 5 3 5 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 3 2 1 4 5 5 4 5 112 5. Jawaban Kuesioner Komitmen Organisasi KO1 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 4 4 4 2 4 3 KO2 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 1 4 3 4 5 3 4 KO3 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 5 4 5 3 2 5 4 4 1 4 4 4 5 5 5 KO4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 3 4 2 4 3 4 5 3 4 KO5 4 5 4 5 5 5 3 4 3 3 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 2 4 5 4 2 4 4 KO6 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 3 5 3 5 4 3 5 3 5 4 5 4 2 4 2 4 5 4 5 3 4 KO7 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 5 5 5 5 3 5 3 4 4 2 5 4 3 5 4 5 KO8 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 3 5 5 5 3 5 4 5 5 3 5 3 4 4 3 5 3 3 5 4 4 113 Lanjutan Jawaban Kuesioner Komitmen Organisasi 3 3 3 3 3 4 3 5 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 1 5 4 3 3 4 1 4 4 3 2 3 3 4 3 5 2 2 5 5 3 4 4 5 4 2 2 2 5 3 3 4 4 3 5 3 3 3 4 5 5 5 5 4 2 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 4 2 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 1 2 3 2 4 4 3 4 4 2 4 5 2 4 3 5 1 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 2 2 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 5 4 5 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 2 2 2 5 5 3 4 4 3 4 2 5 2 1 3 3 5 4 3 5 3 5 5 5 4 3 3 5 2 4 4 3 5 5 4 3 3 4 4 5 5 1 3 3 5 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 2 4 5 4 5 4 4 3 4 5 4 5 5 1 3 3 5 5 4 5 5 5 5 114 Lampiran 2: Hasil Uji Validitas Motivasi Correlations M1 M1 Pearson Correlation M2 1 Sig. (2-tailed) N M2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N M3 M7 Pearson Correlation N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N T 67 67 67 67 67 67 67 67 67 ** 1 .746 .000 67 67 * ** Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .517 .367 ** .367 .377 ** .377 67 67 67 67 67 67 67 1 * ** .109 .223 * .277 .047 .003 .381 .070 .023 .000 67 67 67 67 67 67 1 * ** ** ** .243 .243 67 67 ** ** * .352 .289 .352 .289 .331 .000 .000 67 67 67 67 67 1 ** ** * .309 .700** .643 .018 67 67 67 67 ** .109 .000 .000 .381 .006 .000 67 67 67 67 67 67 ** ** .223 ** ** ** .000 .000 .070 .000 .000 .000 67 67 67 67 67 67 ** ** * ** * ** .785 .546 .277 .473 .571 ** .624 .000 .003 ** .571 .006 .001 .331 .473 ** .459 .018 .001 .544 ** .755 .000 67 .594 ** .000 ** .471 .546 .000 67 ** ** .000 .047 .544 .544 .001 .002 .407 ** .471 .002 .000 .387 ** .407 .002 * Sig. (2-tailed) M8 .000 67 N ** .835 .000 ** Sig. (2-tailed) .785 .000 67 Pearson Correlation .594 T ** .000 ** N .544 M8 ** .001 67 Sig. (2-tailed) .387 M7 ** .000 .002 Pearson Correlation .517 M6 ** .010 .010 Pearson Correlation M5 ** .000 Sig. (2-tailed) N M6 .313 .313 Sig. (2-tailed) M5 .746 M4 * Pearson Correlation N M4 M3 ** .695 .000 .000 .011 .000 67 67 67 67 67 ** 1 .643 .695 .309 .895 .522 .895 ** .522 ** ** .799 .000 .000 .000 67 67 67 1 ** .603 ** .877 .000 .000 67 67 67 ** 1 .603 ** .795 .000 .000 .023 .000 .011 .000 .000 67 67 67 67 67 67 67 67 67 ** ** ** ** ** ** ** ** 1 .835 .755 .459 .624 .700 .799 .877 .000 .795 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 67 67 67 67 67 67 67 67 67 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 115 Semangat Kerja Correlations SM1 SM1 Pearson Correlation SM2 SM2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N SM3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N SM4 .389** -.037 .669** .000 .000 .044 .002 .002 .001 .766 .000 67 67 67 67 67 67 67 67 67 .539** 1 .813** .566** .550** .356** .295* .145 .818** .000 .000 .000 .003 .015 .242 .000 67 67 67 67 67 67 67 1 ** ** ** ** .038 ** .636 .813 .000 .000 67 67 67 * ** ** .759 .000 67 67 67 67 67 67 1 ** * ** .222 .720** ** Pearson Correlation .644 .002 .000 .000 .000 67 67 67 67 ** ** .356 ** .444 ** .816 .005 67 .372 .337 .000 ** .503 .444 .000 67 .550 .501 .503 .000 ** .367 .566 .501 67 * .644 .266 .339 .000 .030 .005 .071 .000 67 67 67 67 67 1 * .282 .238 .136 .712** .021 .052 .272 .000 67 67 67 67 67 * 1 ** .066 .000 .594 .000 .266 .282 .486 ** .617 .002 .003 .000 .030 .021 67 67 67 67 67 67 67 67 67 ** * ** ** .238 ** 1 .127 .609** .305 .000 .389 .295 .337 .339 .486 .001 .015 .005 .005 .052 .000 67 67 67 67 67 67 67 67 67 Pearson Correlation -.037 .145 .038 .222 .136 .066 .127 1 .303* Sig. (2-tailed) .766 .242 .759 .071 .272 .594 .305 67 67 67 67 67 67 67 N N T 67 ** ** Sig. (2-tailed) SM8 67 67 N SM7 .000 .000 Sig. (2-tailed) T .372** .000 Pearson Correlation SM8 .367** .044 N SM7 .247* Sig. (2-tailed) Pearson Correlation SM6 .636** .247 Sig. (2-tailed) SM6 SM5 Pearson Correlation N SM5 SM4 .539** 1 Sig. (2-tailed) N SM3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N ** .669 ** .818 ** .816 ** .720 ** .712 ** .617 ** .609 .013 67 67 * 1 .303 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .013 67 67 67 67 67 67 67 67 67 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 116 Komitmen Organisasi Correlations KO1 KO1 Pearson Correlation KO2 1 Sig. (2-tailed) N KO2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KO3 .002 .468 67 1 .002 .213 .175 .175 .000 .429 .083 .156 .000 67 67 67 67 67 67 67 .081 .293 * * .244 * .291 .074 .093 .487** .513 .016 .047 .017 .553 .454 .000 67 67 67 67 67 67 ** .303 ** .282 Sig. (2-tailed) .468 .513 67 67 Pearson Correlation .168 .293 Sig. (2-tailed) .175 .016 .001 67 67 67 ** .244 * .303 .000 .047 .013 .000 67 67 67 67 67 Pearson Correlation .098 * .291 ** ** ** Sig. (2-tailed) .429 .017 .002 .000 .000 67 67 67 67 67 67 ** ** ** ** Pearson Correlation .449 T .098 1 * KO8 ** .449 .081 .384 * .368 ** .316 * .501 .534 ** ** .001 .013 .002 .009 .021 .000 67 67 67 67 67 67 67 ** 1 .384 * .368 .316 ** .606 .508 ** .542 ** ** .438 .768 ** .000 .000 .000 .000 .000 67 67 67 67 67 67 ** 1 ** .299 .606 .508 .542 .531 ** .427 * ** .000 .014 .000 67 67 67 67 1 ** ** .731** .000 .000 .000 67 67 67 1 ** .738** .000 .000 67 .518 .518 .453 .074 Sig. (2-tailed) .083 .553 .009 .000 .000 .000 67 67 67 67 67 67 67 67 * ** * ** ** 1 .093 .282 Sig. (2-tailed) .156 .454 .021 .000 .014 .000 .000 67 67 67 67 67 67 67 67 67 ** ** ** ** ** ** ** ** 1 Sig. (2-tailed) N .501 .487 .534 .768 .750 .731 .793 .738 .667 ** .175 Pearson Correlation .453 .793 Pearson Correlation N .299 .750 .000 .213 .438 .427 .531 Pearson Correlation N T .168 .090 N KO8 .090 KO7 Pearson Correlation N KO7 ** .364 KO6 67 Sig. (2-tailed) KO6 KO5 67 N KO5 .364 ** KO4 67 N KO4 67 KO3 .000 .667 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 67 67 67 67 67 67 67 67 67 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 117 Kinerja Karyawan Akuntansi Correlations K1 K1 Pearson Correlation K2 1 Sig. (2-tailed) N K2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N K3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) .206 .175 .085 67 67 67 67 67 67 67 67 1 ** * * ** ** .229 .343 .268 .294 .530 .530 .685 ** .004 .029 .016 .000 .000 .062 .000 67 67 67 67 67 67 67 67 ** 1 ** .242 * .215 .214 .343 .448 ** .346 .610 ** .000 .004 .048 .081 .082 .000 67 67 67 67 67 67 67 .268* .448** 1 .423** .246* .214 .247* .614** .023 .029 .000 .000 .044 .082 .044 .000 67 67 67 67 67 67 67 67 67 * * ** ** 1 ** ** ** .242 .294 Sig. (2-tailed) .048 .016 .004 .000 67 67 67 67 ** .242 * .246 .423 * .336 .452 .000 67 67 67 67 67 ** 1 .048 .044 .005 67 67 67 67 67 67 Pearson Correlation .175 ** .215 .214 ** ** Sig. (2-tailed) .156 .000 .081 .082 .000 .000 67 67 67 67 67 67 Pearson Correlation .085 .229 .214 .247 ** .311 Sig. (2-tailed) .493 .062 .082 .044 .000 .009 .010 67 67 67 67 67 67 67 .685 ** .610 ** .614 ** .336 .452 .458 .706 ** ** .608 .318 .697 ** .608 ** .000 ** ** .000 .094 * .706 .000 Sig. (2-tailed) .530 .458 .005 .206 .508 .530 .346 Pearson Correlation N ** .000 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) .508 .493 Sig. (2-tailed) Pearson Correlation T .156 .278* N T K8 .094 Pearson Correlation N K8 .242 K7 .048 67 N K7 ** .401 .278 K6 * .023 .007 67 .401 K5 * .001 67 N K6 .325 K4 ** .007 .004 N K5 ** .325 .001 N K4 67 K3 ** .318 ** .697 ** .000 .009 .000 67 67 67 1 * .311 .703 ** .010 .000 67 67 67 * 1 .703 ** .569 ** .000 67 67 ** 1 .569 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 67 67 67 67 67 67 67 67 67 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 118 Kepuasan Kerja Correlations KK1 KK1 Pearson Correlation KK2 KK2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KK3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) .000 .000 .203 67 67 67 ** 1 KK5 .175 .000 67 67 67 67 67 67 ** .018 .158 .147 .222 .000 .886 .200 .237 .072 .009 .000 67 67 67 67 67 67 67 67 ** 1 .244 * .128 .450 .450 ** .365 .018 Sig. (2-tailed) .203 .886 .002 67 67 67 67 ** ** ** .427 .349 .301 .009 .000 67 67 67 67 67 67 67 ** 1 ** .138 .053 .106 .000 .265 .668 .394 .000 67 67 67 67 67 1 ** .145 .123 .000 .241 .323 .000 67 67 67 67 1 ** ** .365 Sig. (2-tailed) .086 .200 .000 .000 67 .427 .427 .427 .434 67 67 67 67 ** .147 * .244 .138 ** .004 .237 .047 .265 .000 67 67 67 67 67 67 ** .434 67 67 67 1 ** .053 .145 Sig. (2-tailed) .209 .072 .301 .668 .241 .001 67 67 67 67 67 67 Pearson Correlation .168 ** ** .106 .123 ** Sig. (2-tailed) .175 .009 .009 .394 .323 .000 .000 67 67 67 67 67 67 67 Sig. (2-tailed) N ** .664 ** .622 ** .699 ** .432 ** .588 ** .658 ** .658 .000 .128 Pearson Correlation ** .588 .000 .222 .436 .436 ** .432 .001 .155 .318 .408 .408 Pearson Correlation N ** .699 .047 .158 .319 ** .318 ** .622 .000 .211 .349 ** .319 ** .664 .002 Pearson Correlation N T .209 .158 N KK8 .004 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) KK7 .086 67 Pearson Correlation T .168 67 N KK6 ** .550 KK8 .155 .000 67 KK7 ** .550 .000 N KK6 .211 .637 .000 N KK4 KK5 .158 .637 ** KK4 ** 1 Sig. (2-tailed) N KK3 .557 ** .570 .000 .000 67 67 67 ** 1 .557 ** .570 ** .630 .000 67 67 ** 1 .630 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 67 67 67 67 67 67 67 67 67 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 119 Lampiran 3: Hasil Uji Reliabilitas Reliabilitas Motivasi Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items .880 N of Items .876 8 Reliabilitas Semangat Kerja Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items .819 N of Items .813 8 Reliabilitas Komitmen Organisasi Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items .800 N of Items .802 8 120 Reliabilitas Kinerja Karyawan Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items .792 N of Items .791 8 Reliabilitas Kepuasan Kerja Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items .756 N of Items .757 8 121