7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya ( State of the Art )
Tabel 2.1. Judul – judul Penelitian Sebelumnya
Judul
Teori
Metodologi
-The Mathematical
Kualitatif,
Theory of
wawancara
Reality TV: Remaking
Communication or
mendalam
Television Culture
(Susan Murray &
Laurie Ouellette :
2004)
Shannon and Weaver
Model
-Television production
-reality show concept
“The
Only
Place
Where
''Success''
Comes before ''Work''
Is
in
the
Dictionary...?':
Conceptualising Fame
in Reality TV."
-The Mathematical
Kualitatif,
Theory of
wawancara
Communication or
mendalam
Shannon and Weaver
observasi
(Susan Holmes : 2004)
-Television production
dan
Model
-reality show concept
-framing theory
PROSES PRODUKSI
PROGRAM TALK
SHOW “REDAKSI 8”
PADA TELEVISI
LOKAL TEPIAN TV
SAMARINDA
(Dina Febriyana,
2013)
- The Mathematical
-Metodologi
Theory of
kualitatif
Communication or
- Teknik
Shannon and Weaver
pengumpulan data
Model
sendiri melalui
- Jenis-Jenis Program
library research
Talk Show dan Syarat
(penelitian
Pengemasannya
kepustakaan) dan
- Proses Produksi
field work
Program Talk Show di
research
7
8
Televisi
- narasumber atau
key informan
adalah Pimpinan
Redaksi program
talk
show “Redaksi 8”
yaitu Jahruni
PRODUKSI
PROGRAM
TELEVISI Sebuah
proses kreatif
menuju industri
kreatif
(Candra N.R.A.
:2009 )
Rancang Bangun
Sistem Audio
Nirkabel
Menggunakan
Gelombang Radio
FM
(Isser H. Palendeng,
Janny O. Wuwung,
Ellia K. Allo, Benny
S. Narasiang: 2013)
2.2
-Televisi sebagai media Metodologi
massa
kualitatif
-Proses produksi
-pengelolaan produksi
-Sistem audio
Metodologi
-operatioanal amplifier
kualitatif
-Gelombang radio
Teori Umum
2.2.1 Teori Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak.
Komunikasi mengandung makna bersama – sama (common). Istilah
komunikasi
atau
communication
berasal
dari
bahasa
latin,
yaitu
communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya
communis, yang bermakna umum atau bersama. Para ahli mendefinisikan
9
komunikasi menurut sudut pandang mereka masing – masing. Ingat bahwa
sejarah ilmu komunikasi, ia dikembangkan dari ilmuwan yang berasal dari
berbagai disiplin ilmu. Trenholm dan Jensen mendefinisikan komunikasi
demikian: “A process by which a source transmits a message to a receiver
through some channel.”(Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber
mentransmisika pesan kepada
penerima
melalui beragam saluran). (Wiryanto,
2008:5)
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat
dilancarkan secara efektif, bahwa para peminat komunikasi sering kali
mengutip paradigm yang dikemukakan oleh Lasswell dalam karyanya, The
Structure and Fungtion of Cummonicatin in society. Lasswell mengatakan
bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan
menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What in Which Channel
To Whom With What Effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa
kepada siapa dengan efek bagaimana?) (Wiryanto, 2008:7) Jadi berdasarkan
paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah
pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya
melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan
efek tertentu.
2.2.1.1
Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan
informasi sampai dipahami oleh komunikan. Komunikasi adalah sebuah
proses, sebuah kegiatan yang berlangsung kontinu. Wiryanto (2008)
mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Hal tersebut dimaksudkan
bahwa komunikasi merupakan suatu proses, dimana komponen – komponen
saling terkait. Bahwa para pelaku komunikasi beraksi dan beraksi sebagai
suatu kesatuan dan keseluruhan.
Dalam setiap transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan
elemen yang lain, artinya elemen – elemen komunikasi saling bergantung,
tidak pernah independen, masing – masing komponen saling mengait dengan
komponen yang lain. Dalam aplikasinya, langkah – langkah dalam proses
komunikasi adalah sebagai berikut : (Suprapto, 2011:7-8)
10
IDE
ENCODING
PENGIRIMANG
DECODING
BALIKAN
Gambar 2.1 Proses Komunikasi
1. Langkah pertama, ide / gagasan diciptakan oleh sumber /
komunikator.
2. Langkah
kedua,
ide
yang
diciptakan
tersebut
kemudian
dialihbentukkan menjadi lambang- lambang komunikasi yang
mempunyai makna dan pengiriman.
3. Langkah ketiga, pesan yang telah di – encoding tersebut selanjutnya
dikirimkan melalui saluran / media yang sesuai dengan karakteristik
lambang – lambang komunikasi ditunjukkan kepada komunikan.
4. Langkah keempat, penafsiran isi pesan sesuai dengan persepsinya
untuk mengartikan maksud pesan tersebut disebut dengan decoding.
5. Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di – decoding.
2.2.1.2
Karakteristik Komunikasi
Rogers dalam Wiryanto (2008 : 22) membedakan karakteristik
komunikasi berdasarkan pada faktor – faktor arus informasi, segmentasi
khalayak, derajat interakti dan control terhadap arus inormasi, sebagai
berikut:
-
Komunikasi antarpribadi
-
Komunikasi interaktif
-
Komunikasi media massa
11
Komunikasi interaktif adalah bentuk komunikasi melalui media massa
yang memiliki arus informasi bersifat dua arah dan segmentasi khalayaknya
bersifat demassifikasi (tinggi). Demassifikasi berarti arus informasi yang
diterima oleh khalayak bersifat pribadi. Asynchronicity diartikan sebagai
proses komunikasi terus berlangsung, meskipun pihak penerima tidak berada
di tempat, seperti pengirim e-mail, SMS, atau pemakaian answering machine
pada peswat telpon. (Wiryanto, 2008:22)
Tabel 2.2 Karakteristik Komunikasi
Sifat Saluran
Komunikasi
Komunikasi
Komunikasi
Komunikasi
Antarpribadi
Interaktif
Media Massa
Arus Informasi
One to few
Many to many
One to many
Sumber
induvidu
Peserta
Organisasi
komunikasi
media
Khalayak
interaktif
Segmentasi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Khalayak
(demassifikasi)
(demassifikasi)
(massifikasi)
Target
Tinggi
Tinggi
Rendah
Cepat
Bisa cepat, bisa Cepat / tunda
Interaktif
Arus Balik
tunda
Asynchronicity
Rendah
Tinggi
untuk Rendah / tinggi
media baru
Emosi Sosial vs
Tinggi
Task – Related
emosional sosial
Rendah
Rendah
Content
Non – Verbal
Sulit
Bisa
media baru
untuk Media
bisa,
audio bisa
visual
media
12
Kontrol Arus
Oleh
peserta Peserta
Konrol
Informasi
komunikasi
komunikasi
khalayak kecil
Kebebasan
Rendah
Biasanya rendah
Tinggi
Pribadi
2.2.2 Komunikasi Massa
Kemampuan untuk menjangkau ribuan, atau bahkan jutaan orang
merupakan ciri dari komunikasi massa, yang dilakukan melalui medium
massa seperti televisi atau koran. Komunikasi massa dapat didefinisikan
sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim pesan
kepada audiens yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, atau
membujuk. (Vivian, 2008:450).
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja
komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass
communication. Media massa atau saluran.
Menurut Ardianto dan Erdiyana (2004) mengenai kajian teori
komunikasi massa yang menarik “ sebuah dunia yang cukup sederhana untuk
dikenal secara utuh akan menjadi terlalu sederhana bagi para pengamat yang
sadar
dan
mungkin
telah
mengenalnya.
Ketika
sebuah
organisasi
menggunakan teknologi sebagai sebuah media untuk berkomunikasi dengan
khalayak yang besar, maka akan terjadi komunikasi massa dan biasanya
sebuah organisasi menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan
khalayak yang besar.
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
komunikasi massa (mass commnuication) adalah komunikasi melalui media
massa, jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa (mass
media) dari pemabahasan ini dapat dilihat pengertian komunikasi massa pada
13
komunikasi dengan menggunakan media massa baik media cetak maupun
media elektronik.
Menurut Prof. Onong Uchajana Effendy (2003), komunikasi massa
adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar
yang mempunyai sirkulasi luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan
kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
massa selalu bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada banyak orang,
menggunakan semua media yang ada. Dan komunikasi massa selalu
mengikuti perkembangan zaman yang ada dalam penyampaiannya.
Jika di zaman dulu menggunakan cara-cara konvensional, yang
kemudian berkembang menggunakan media cetak dan elektronik, sekarang
sudah bertambah dengan menggunakan internet. Tak bisa dipungkiri bahwa
komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Bahkan, hingga menjadi suatu usaha bisnis yang menjanjikan. Maka, sebagai
makhluk yang mau tidak mau harus berkomunikasi, penting bagi kita untuk
bisa menguasai teknik komunikasi dengan baik dan benar.
2.2.2.1
Ciri – Ciri Komunikasi Massa
Adapun ciri-ciri komunikasi massa tersebut, dijabarkan oleh Nurudin
sebagai berikut: (Nurudin, 2011:19)
1) Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan
orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama
lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai
sebuah sistem. Sebagaimana yang kita ketahui sistem itu adalah “sekelompok
orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah,
menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan
dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling
14
pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber
informasi. Dalam sistem sebagai sebuah lembaga dalam komunikasi massa
ada beberapa unsur yang membentuk sesuatu yang akhirnya disebut sebagai
lembaga. Suatu unsur saling bekerja sama, berkaitan satu dengan yang lain
dan juga saling melengkapi.
2) Komunikan dalam Komunikasi Massa bersifat Heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya,
penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan
yang tidak sama. Namun mereka adalah komunikan televisi.
3) Pesannya Bersifat Umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau
satu kelompok masyarakat tertentu. Kita bisa melihat televisi, misalnya.
Karena televisi ditujukan untuk dinikmati oleh orang banyak, pesannya harus
bersifat umum. Misalnya dalam pemilihan kata-katanya sebisa mungkin
memakai kata-kata populer bukan kata-kata ilmiah. Sebab kata ilmiah
merupakan monopoli kelompok tertentu.
4) Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
Dalam media cetak seperti koran, hanya berlangsung satu arah. Kita tidak
bisa langsung memberikan respons kepada komunikatornya (media massa
yang bersangkutan). Kalaupun bisa sifatnya tertunda. Misalnya, kita
mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubrik surat pembaca.
Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi
umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed
feedback).
5) Komunikasi Massa menimbulkan Keserempakan
Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut
hampir bersamaan. Bersamaan tentu juga bersifat relatif. Contohnya majalah
atau media. Komunikator dalam media massa berupaya menyiarkan
15
informasinya secara serentak, walaupun ada wilayah jangkauannya yang
berbed, yang memungkinkan terjadi perbedaan penerimaan.
6) Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada
khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis
yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau
elektronik). Peralatan teknis merupakan sebuah sarana yang sangat
dibutuhkan media massa, dikarenakan agar proses pemancaran atau
penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak kepada khalayak tersebar.
7) Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/penjaga gawang,
adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui
media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah
atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang
disebarkan lebih mudah dipahami. Tidak semua data atau bahan-bahan yang
akan disampaikan oleh media bisa disiarkan begitu saja, oleh karena itu perlu
ada pemilihan dan penyesuaian dengan media yang bersangkutan.
Gatekeeper berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis,
menambah data, dan mengurangi psean – pesan lainnya. Intinya Gatekeeper
merupakan pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari
media massa. Semakin kompleks sistem yang dimiliki, semakin banyak pula
Gatekeeping yang dilakukan. Gatekeeper sangat menentukan berkualitas
tidaknya informasi yang akan disebarkan. Baik buruknya dampak pesan yang
disebarkannya pun tergantung pada fungsi penapisan informasi tersebut.
2.2.2.2
Fungsi Komunikasi Massa
Banyak ahli yang mengemukakan sejumlah fungsi komunikasi massa
kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Karlinah
mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum sebagai berikut
(Ardianto & Erdinayah, 2004: 19)
16
1. Fungsi Informasi
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah
penyebar informasi bagi pembaca, pendengat atau pemirsa. Berbagai
informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai
dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia social akan selalu
merasa haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah atau tempat bekerja melainkan
dari media.
2. Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass
education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya
mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah
melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada
pemirsa atau pembaca.
3. Fungsi Mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada
tajuk/editorial, features, iklan, artikel dan sebagainya. Fungsi mempengaruhi
ini dapat dilihat antara lain dalam ruang atau kolom khusus, iklan atau artikel
yag disusun sedemikian rupa sehingga tidak terlihat sebagai suatu artikel
yang isinya mempromosikan suatu produk. Artikel tersebut biasanya memuat
tulisan tentang suatu analisis produk tertentu. Khalayak terpengaruh oleh
pesan-pesan dalam tulisan tersebut sehingga tanpa sadar khalayak melakukan
tindakan sesuai dengan yang diinginkan oleh media tersebut.
4. Fungsi Proses Pengembangan Mental
Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi dengan
orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah pengetahuannya
dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman
pribadinya dan dari orang lain. Pengalaman dapat membantu manusia untuk
memahami betapa besar ketergantungan manusia kepada komunikasi, karena
komunikasi dapat membantu manusia dalam perkembangan mentalnya.
17
5. Fungsi Adaptasi Lingkungan
Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk
dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu menusia dalam proses
penyesuaian tersebut. Proses pengiriman pesan oleh komunikator dan
penerimaan pesan oleh komunikan dapat membantu kita dalam berhubungan
dengan orang lain, saling menyesuaikan diri, sehingga menimbulkan
kesamaan di antara komunikator dan komunikan.
6. Fungsi Memanipulasi Lingkungan
Manipulasi di sini bukanlah diartikan sebagai sesuatu yang negatif.
Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap
orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang
berada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikan digunakan
sebagai kontrol utama dan pengatur lingkungan.
2.2.3 Media Massa
2.2.3.1
Definisi Media Massa
Peran media dalam konteks komunikasi dapat diartikan sebagai
perantara pesan dari komunikator ke komunikan yang terjadi dalam proses
linier. Perantara yang dimaksud haruslah dilihat sebagai satu kesatuan bentuk
yang dipakai sebagai alat penyampaian/pengiriman pesan. Berbagai metafora
telah diciptakan untuk mengartikan aspek-aspek media. Denis McQuail
(Mass Communication,2010:52-53) mengacu pada delapan metafora: media
merupakan jendela (windows) yang memungkinkan kita untuk melihat
lingkungan kita lebih jauh, penafsir (interpreters) yang membantu kita
memahami
pengalaman,
landasan
(platforms)
atau
pembawa
yang
menyampaikan informasi, komunikasi interaktif (interactive communication)
yang meliputi opini audiens, penanda (signposts) yang memberi kita instruksi
dan petunjuk, penyaring (filters) yang membagi pengalaman dan fokus pada
orang lain, cermin (mirrors) yang merefleksikan diri kita, dan penghalang
(barriers) yang menutupi kebenaran.
Istilah ‘media
massa’ memberikan gambaran mengenai alat
komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas
18
hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dimasyarakat, dengan skala
yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah media massa
mengacu kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang
lalu dan tetap dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film,
radio, televisi, internet dan lain-lain.
Dalam kehidupan dewasa ini, informasi tentang kejadian disekeliling
tidak lagi menjadi pintu rapat yang sulit untuk diketahui oleh banyak orang di
luar sana. Hal ini terwujud dengan adanya media massa yang menjadi saluran
komunikasi secara massa yang dapat menjangkau banyak orang dimanapun
tanpa terbatas ruang gerak dan waktu. Media massa secara umum mempunyai
definisi sebagai alat penyebarluasan.
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa
sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis, seperti surat kabar, film, radio dan televisi.
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa
menyebarkanpesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan
heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain
adalah bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa
mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas.
(Nurudin,2011:9)
Seiring perkembangannya media massa kini terbagi dalam beberapa
jenis, yaitu media massa cetak, media massa elektronik dan media massa
online. Media massa cetak merupakan media massa yang dicetak dalam
lembaran kertas, contohnya seperti surat kabar, majalah, tabloid, baliho,
buku dan lain sebagainya, sedangkan media massa elektronik adalah jenis
media massa yang disebarluaskan melalui audio atau audio visual, seperti
televisi, radio, dan film. Dan media massa online adalah media massa yang
kita bisa temukan di internet. Dan Dennis McQuail (2010) memaparkan
beberapa peran media massa dalam masyarakat, yaitu:
19
1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan
lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait.
Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan
norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan
institusi sosial lainnya. Dipihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat.
2. Media massa merupakan sumber kekuatan- alat kontrol, manajemen, dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya lainnya
3. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik baik yang
bertaraf nasional maupun internasional.
4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan,
bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi
juga dalam pengertian penggambaran tata cara, mode, gaya hidup, dan
norma-norma.
5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu ubtuk
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat
dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan
penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
Sedangkan menurut UU No. 40/1999 tentang Pers fungsi media massa
adalah:
1. Mengiformasikan (to inform)
2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
4. Pengawasan Sosial (Social Control) – pengawas perilaku publik dan
pengusaha.
Media massa dapat menumbuhkan bermacam – macam rangsangan
atau stimulus sehingga tanggapan audience yang dihasilkan juga akan
berbeda- beda. Hal ini dapat diuraikan ke dalam empat perumusan khusus
yang merupakan ringkasan pemikiran kontemporer tentang pengaruh media
massa. Seperti yang dikatakan oleh Fleur dalam Suprapto (2011: 21), yaitu :
20
-
Teori perbedaan induvidu
-
Teori kategori sosial
-
Teori hubungan social
-
Teori norma – norma budaya
2.2.4 Televisi
Kehadiran televisi sebagai media massa diawali setelah bapak televisi
Paul Nipkow pada tahun 1884 menemukan sebuah alat yang bernama Jantra
Nipkow atau Nipkow Disc atau Nipkowsheibe. Dia lah yang melahirkan
televisi mekanis yang waktu itu bernama Electriche Teleskop. Perkembangan
selanjutnya tahun 1927, Philo Fransworth berhasil mentransmisikan gambar
bergerak melalui tabung vakum yang disebut image dissector. Namun RCA
mengklaim bahwa Vladimir Zworykin telah menemukan sebuah tabung,
yakni iconoscope, dan dia lebih pantas dianggap sebagai penemu televisi.
Akan tetapi dalam pengadilan paten diketahui bahwa Zworykin telah
membajak hasil temuan Fransworth sehingga RCA harus membayar lisensi
kepada Fransworth agar bisa menggunakan alat temuannya. Televisi set
dibuat untuk umum pada tahun 1939 dipelopori oleh Allen B. Du Month.
Terdapat beberapa definisi televisi, dari sisi leksikal, istilah maupun
teknis, diantaranya:
1. Tele berarti jauh dan Visi berasal dari kata vision berarti penglihatan. Televisi
adalah sistem yang mengirim dan menerima gambar dan suara (visual audio)
melalui gelombang radio.
2. Televisi juga merupakan media pandang dengar (audio-visual) yang ternyata
mampu menjadi jendela dunia yang besar bagi seseorang untuk memenuhi
rasa keingintahuannya dari sebuah cerminan realita sehari-hari.
3. Television is a piece of electrical equipment consisting of a box with a glass
screen on it on which you can watch programme with pictures and sound.
4. Television is a business or industry concerned with making programmes and
broadcasting them on television. Definisi ini mengacu pada program yang
dapat di tonton pemirsa
21
Istilah televisi terdiri dari kata tele dan visi. Tele berarti jauh dan Visi
berarti penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip.
Sedang segi penglihatannya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera
sehingga menjadi gambar, baik dalam gambar bergerak atau gambar diam.
Televisi
merupakan
media
massa
elektronik
yang
memiliki
keunggulan tersendiri dari segi penampilannya. Televisi dapat menampilkan
gambar bergerak serta audio secara bersamaan. Karna merupakan media
elektronik, maka dalam menyajikan pesan-pesannya televisi sangat
bergantung kepada energi listrik, artinya tanpa listrik tidak akan dapat
menyampaikan pesan. (Morissan, 2013).
Sedangkan definisi yang lebih teknis dikemukakan oleh Bernard
Grob,
Television means “to see at a distance.” In our practical television
system, the visual information in the scene is converted to an electric
video signal for transmission to the receiver. Then the image is
reassembled on the fluorescent screen of the picture tube. “ Televisi
artinya “melihat sesuatu dari kejauhan”. Dalam sistem pertelevisian
kita, informasi visual di lapangan diubah menjadi sinyal video elektrik
untuk kemudian ditransmisikan ke penerima. Lalu gambar tersebut
disusun kembali di dalam layar pijar dari tabung gambar. ”
Ada 3 media transmisi yang dipakai pada TV broadcasting yaitu:
1. Transmisi Cable fibre optic, dipakai untuk TV Cable seperti Cable Vision.
2. Transmisi Satellite dipakai untuk DHT (Direct To Home) atau DBS (Direct
Broadcasting Satellite) seperti Indovision.
3. Transmisi Terrestrial memancarkan Program TV melalui Pemancar TV di
darat seperti Stasiun Pemancar TV.
Gambar-gambar di televisi adalah gambar hidup, bergerak dan
sinkron, dimana seorang pemirsa dapat menikmati, mengikuti sebagaimana
adanya, seperti kejadian sesungguhnya. Informasi dari indera mata sebagian
besar merupakan informasi yang kongkret yang cukup jelas, baik warna,
22
bentuk serta ukurannya, karena itu media audio visual sangat bermanfaat
untuk mengkomunikasikan suatu gagasan.
2.2.4.1
Karakteristik Televisi
Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak
penonton apa yang disebut dengan simulated experience, yaitu pengalaman
yang didapat ketika melihat sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Secara
rinci
karakteristik
media
televisi
adalah
sebagai
berikut
(Morissan,2013):
1. Media televisi adalah media elektronik.
2. Media televisi adalah media audio visual gerak.
3. Media televisi adalah media transitory, artinya hanya meneruskan isi pesan,
yang hanya didengar atau dilihat sekilas.
4. Serentak dan global meniadakan jarak dan waktu.
5. Informasi
disampaikan
kepada
komunikan
melalui
proses
pemancar/transmisi.
6. Dapat
menyajikan
peristiwa/pendapat
yang
sedang
terjadi
secara
langsung/orisinil.
7. Tujuan akhir dari penyampaian pesan adalah untuk menghibur, mendidik,
kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai bahan informasi.
Selain itu karakteristik lain yang menonjol dari media televisi adalah:
1. Audiovisual, dapat didengar sekaligus dapat dilihat.
2. Berpikir dalam gambar, melalui tahap visualisasi, yaitu menerjemahkan katakata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual dan
penggambaran (picturization), yaitu kegiatan merangkai gambar-gambar
individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna
tertentu.
3. Pengopersian lebih kompleks, banyak melibatkan orang dan peralatan.
2.2.5 Program Televisi
Kata Program merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris yang
berasal dari kata programme atau program yang berarti acara atau rencana.
Di Indonesia sendiri, dalam Undang-Undang Penyiaran Indonesia, kata
23
program tidak digunakan dalam istilah penyiaran, dan diganti dengan kata
“siaran” yang berarti pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam
berbagai bentuk. Di Indonesia kata program lebih sering digunakan dalam
dunia penyiaran untuk mengacu kepada pengertian acara
Program merupakan sebuah tolak ukur bagi stasiun televisi untuk
bersaing melalui statistik rating dan share. Dan menurut Morrisan dalam
bukunya Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Televisi dan
Radio (2013), program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran
untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Ditelevisi, masyarakat akan memiliki
loyalitas kepada sebuah program, bukan kepada sebuah stasiun Maka dari itu,
setiap stasiun televisi harus berlomba-lomba untuk menyajikan program
televisi dengan kualitas terbaik bagi pemirsanya. Dan dengan program yang
disajikan akan menjadi faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti
siaran lain yang dipancarkan stasiun penyiaran.
Standar nilai atau kualitas program sendiri tidak terlalu bisa
diungkapkan kedalam sebuah literatur. Namun, Nippon Hoso Kyoku (NHK)
menciptakan 10 (sepuluh) kriteria untuk mengukur kualitas sebuah program:
1. Kesatuan antara gagasan dan kebenaran
2. Kesatuan antara kemampuan daya cipta dan kemampuan teknis
3. Relevan untuk setiap masa
4. Memiliki tujuan yang jelas dan luhur
5. Mendorong kemauan belajar dan mengetahui
6. Mereduksi nafsu dan kekerasan
7. Keaslian (originalitas)
8. Menyajikan nilai-nilai universal
9. Menampilkan sesuatu yang baru dalam gagasan, format dan sajian
10. Memiliki kekuatan mendorong perubahan yang positif.
Kesepuluh kriteria diatas memiliki bobot yang
sama. Perbedaan
kualitas ditentukan oleh berapa banyak sebuah program memenuhi kesepuluh
kriteria diatas. Makin banyak kriteria yang dipenuhi, makin tinggi bobot
kualitas program tersebut.
24
2.2.5.1
Jenis Program Acara
Stasiun Televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program
yang jumlahnya sangat banyak serta beragam jenisnya. Pada dasarnya apa
saja yang dapat dijadikan suatu program acara untuk dapat ditayangkan di
televisi, selama program itu mampu menarik perhatian penonton serta tidak
bertentangan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Dalam praktiknya, program televisi dikategorikan menjadi dua bagian
besar, yaitu Program Jurnalistik dan Program Artistik. Program Jurnalistik
sendiri merupakan jenis program yang meliputi program berita baik berita
keras (hard news / straight news) ataupun berita lunak (soft news). Hard
News merupakan berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan
kepentingan
atau
amat
penting
segera
diketahui
pembaca.
Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.
Sedangkan Soft News nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih
merupakan berita pendukung.
Sedangkan
program
Artistik
adalah
program-program
yang
mengedepankan unsur seni (art) yang menghibur sebagai daya tariknya.
Dalam program Artistik ini terdapat beberapa bagian lagi didalamnya, yaitu
program drama dan non drama. Program drama seperti sinetron, sedangkan
program non drama seperti reality show, talkshow, variety show, acara musik,
acara penghargaan, kuis, game show, dan lain sebagainya.
2.2.5.2
Tayangan Program
1. Penyiar atau Presenter (Host)
Penyiar merupakan seorang atau lebih yang membawakan atau
menyajikan suatu acara non berita. Menurut arti katanya, penyiar adalah
seorang yang menghantar suatu sajian (Wibowo, 2007:122).
25
2. Naskah
Naskah merupakan bentuk tertulis dari suatu bentuk gagasan atau
pemikiran orang/kelompok yang telah disistematiskan dan dimaksudkan
untuk menjadi tujuan penyelenggara siaran radio ataupun televisi.
3. Lokasi
Lokasi cukup mempunyai suatu peranan yang penting dalam
penyajian suatu acara. Lokasi dapat di dalam studio (Indoor) ataupun di
luar studio.
4. Gimmick atau keunikan
Dalam bahasa pemasaran, gimmick merupakan unik atau khusus yang
membuat sesuatu menjadi menonjol dari pesaing. Namun gimmick
biasanya berpikir untuk menjadi sedikit yang digunakan.
5. Grafik
Grafik terdiri dari berbagai judul, foto, huruf, ilustrasi, dan diagram
yang muncul dalam hampir setiap program televisi yang diproduksi.
6. Lighting
Pilihan atas lampu yang menyangkut tayangan program adalah : jenis
lampu, warna yang dipilih, dan tingkat terang atau tidaknya lampu yang
dipilih, baik di luar maupun di dalam studio (Zettl,2009:199-200)
7. Audio
Pilihan atau suara yang menyangkut tayangan program adalah
keperluan untuk memasukkan audio asli atau natural termasuk atmosfer,
memasukkan backsound (ilustrasi), dan segala macam bentuk audio
lainnya (Zettl, 2009:181-182).
8. Angle Camera
Pilihan atas angle camera yang menyangkut tayangan program adalah
bagaimana cara mengambil suatu objek dengan memperhatikan
keserasian antara objek atau gambar di sekitarnya.
9. Editing
Menyatukan gambar, suara, grafis, dan efek menjaid satu kesatuan,
yang simulian dan dapat dinikmati. Untuk mengedit, editor harus
memahami naskah yang ada (Zettl, 2009:287).
26
2.2.6
Teori Produksi Televisi
Tahapan produksi sebuah program di televisi pada umumnya terdiri
atas tiga tahap yaitu pra-produksi, produksi, dan paska produksi. Tahap praproduksi merupakan segala perencanaan yang dirumuskan sebelum
dilakukannya proses produksi. Tahap produksi singkatmya adalah proses
shooting itu endiri, sedangkan tahap paska produksi adalah segala kegiatan
yang dilakukan setelah proses shooting selesai.
Pra produksi adalah proses yang mencakup segala persiapan dan
aktifitas sebelum kita benar-benar masuk dalam studio atau lapangan untuk
produksi. Terdiri dari dua tahap yaitu :
Tahap 1 berisi segala aktifitas yang dibutuhkan untuk mengubah ide
dasar ke dalam konsep kerja atau naskah.
Tahap 2 berisi segala detail produksi yang dibutuhkan seperti lokasi,
kru, dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk produksi single camera dan
multi camera. (Zettl, 2009: 4)
Untuk lebih memperjelas penjabaran dari tahapan produksi yang ada,
berikut ini dijelaskan pendapat dari Gerald Millerson mengenai tahapan
produksi televisi, yaitu: (Fachruddin, 2012:10-16).
1. Pra Produksi
Merupakan tahap yang paling penting dalam sebuah proses produksi
televisi, yaitu semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai.
A. Development
a. Ide
Mengnalisa khalayak: dalam proses ini tim menganalisis
khalayak (lokal atau nasional, jenis kelamin, usia) dari
program yang akan dibuat. Analisis khalayak ini
digunakan sebagai tolak ukur factor keberhasilan dalam
keputusan mengembangkan program
Mencari ide program: terdiri dari bagaimana naskahnya,
apa saja property yang dibutuhkan, serta siapa talentnya.
27
Menentukan tipe produksi : indoor atau outdoor, live atau
tapping.
Menyiapkan budger program
b. Target audiensi
Menentukan target audiensi harus dipikirkan sejak awal.
Terget penonton berdasarkan jenis kelamin, usia, dan SES
(Socio Economy Status).
c. Pengembangan scenario
Merumuskan ide,
Riset,
Penulisan Outline,
Sinopsis,
Penulisan Treatment,
Penulisan naskah Draft
Review naskah.
d. Membangun Karakter
Pada tahap ini tim –baik Director dan creative mulai mencari
pemain.
e. Membangun Scene
f. Membangun Script Outline
B. Comissioning.
a. Budget
Sebelum menulis perkiran biaya yang dibutuhkan, seorang
produser harus melakukan penyesuaian harga yang berlaku saat
produksi akan dilaksanakan. Dengan perencanaan biaya yang
akurat dan baik, pada saat mempresentasikan proposal, pihak
client ataupun manajer program tentu akan mempertanyakan dan
mengkritik seluruh argumentasi yang dijelaskan. Hal tersebut
harus dipertimbangkan dengan lapang dada, karena dari sudut
pandang yang berbeda bisa saja terdapat sesuatu yang tidak
diperhitungkan dalam menyusun budget oleh produser.
28
b. Presenting the proposal
Proposal dipresentasika kepada client
jika berkaitan dengan
sponsorship. Jika di stasiun televisi maka dipresentasikan kepada
Executive Producer atau manajer program yang bersangkutan.
Presentasi yang baik kemungkinan besar akan menghasilkan
disetujuinya program untuk dieksekusi.
c. Casting
Memutuskan atau mencari seseorang yang akan menjadi pengisi
acara / talent / pemain pada program tersebut.
d. Set design
Membangun set design berarti menerjemahkan ide/gagasan tim
kreatif, membuat sketsa desain, membuat set desain, membuat
maket,
hingga
membangun
set
itu
sendiri.
Perhitungan
matematika, fisika, dan estetika harus menyatu agar sebuah set
bisa menghasilkan komposisi, warna, backdrop, ornamen, dan
properti yang kontras dan megah.
2. Produksi
Tahap produksi adalah tahapan ketika berada di studio untuk latihan atau
sesi perekaman gambar, atau memuat kamera video kedalam mobil
barang (van) untuk pengambilan gambar di lapangan. Produksi mencakup
perlengkapan dan kru yang mengoperasikan perlengkapan tersebut.
Produksi adalah segala aktifitas diseputaran perekaman gambar (Zettl,
2009: 4). Menurut Zettl, beberapa hal didalam tahap produksi adalah :
Peralatan kamera, audio, pencahayaan (lighting), rekaman video, properti,
talent (artis), make up dan kostum, persiapan dan pengarahan director.
29
A. Rehearsal
Produksi non-berita membutuhkan persiapan yang sangat detail
beberapa jam sebelum produksi. Pre-rehearsal dimulai dengan rapat
(briefing)
seluruh kru hingga pengisi acara yang terlibat yang
dipimpin langsung oleh sutradara. Pada saat briefing, sutradara
mengarahkan pengisi acara, blocking, dan pengadegan sesuai dengan
treatment yang dibuat.
B. Studio Rehearsal
Dilaksanakan apabila seluruh persiapan studio sudah selesai.
Pengecekan dimulai dari set design, memastikan tata pencahayaan,
tata suara, beserta penempatan peralatan pendukungnya harus sudah
pada posisi yang benar. Proses studio rehearsal dipimpin oleh
sutradara. Secara umum persiapan itu antara lain: dry run/
walkthrough, camera blocking, pre-dress run through, dress
rehearsal, video tapping.
C. Recording
3. Paska Produksi
Paska produksi adalah segala aktivitas yang menyangkut dengan editing
video dan audio. Aktivitas editing ini seperti, mengatur komposisi dan
warna pada setiap video, memilih background musik yang sesuai, dan
membuat efek special untuk audio (Zettl, 2009: 4).
A. Capturing
Proses capture gambar terjadi pada editing nonlinier, yaitu
mentransfer audio visual dari kaset digital ke dalam, hard disk
komputer. Sehingga materi editing sudah dalam bentuk file. Apabila
menggunakan editing linier langsung proses logging gambar.
30
B. Logging
Merupakan pembuatan susunan daftar gambar dari kaset hasil
shooting secara detail, disertai dengan mencatat time code –nya serta
di kaset berapa atau nama file apa gambar itu berada.
C. Editing Pictures
Pada tahap ini semua Footage telah dikumpulkan selama produksi,
selanjutnya disusun dan dirangkai menjadi produk final.
D. Editing Sound
Editing suara disinkronkan dengan gambar, serta menghidupkan
suasana melalui ilustrasi musik.
E. Final Cut
2.3
Teori Khusus
2.3.1 Teori Peran
2.3.1.1
Definisi Peran
Banton – Katz & Kahn – dalam Bauer (2003:54) mengatakan teori
peran (role theory) mendefinisikan “peran” atau “role” sebagai “the
boundaries and sets of expectations applied to role incumbents of a
particular position, which are determined by the role incumbent and the role
senders within and beyond the organization’s boundaries” (batas-batas dan
rangkaian harapan diterapkan untuk kewajiban peran pada posisi tertentu,
yang ditentukan oleh kewajiban peran dan pengirim peran dalam dan di luar
batas-batas organisasi).
Selain itu, Robbins (2001: 227) mendefinisikan peran sebagai “a set
of expected behavior patterns attributed to someone occupying a given
position in a social unit” (satu set pola perilaku yang diharapkan dikaitkan
dengan seseorang menduduki posisi tertentu dalam suatu unit sosial).
31
Ketika istilah peran digunakan dalam lingkungan pekerjaan, maka
seseorang yang diberi (atau mendapatkan) sesuatu posisi, juga diharapkan
menjalankan perannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan
tersebut. Karena itulah ada yang disebut dengan role expectation. Harapan
mengenai peran seseorang dalam posisinya, dapat dibedakan atas harapan
dari si pemberi tugas dan harapan dari orang yang menerima manfaat dari
pekerjaan/posisi tersebut.
Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu
yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma
yang dikembangkan
dengan
posisi
atau
tempat
seseorang
dalam
masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturanperaturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan
(Soekanto, 1982 : 238).
Menurut Biddle dan Thomas, peran adalah serangkaian rumusan yang
membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan
tertentu.Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan
bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sangsi dan lain-lain.
Menurut Kozier Barbara peran adalah seperangkat tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam,
suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari sesesorang pada situasi sosial tertentu. Peran adalah deskripsi
sosial tentang siapa kita dan kita siapa. Peran menjadi bermakna ketika
dikaitkan dengan orang lain, komunitas sosial atau politik. Peran adalah
kombinasi adalah posisi dan pengaruh.
Menurut Horton dan Hunt (1993:129-130), peran (role) adalah
perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Dalam
kerangka besar, organisasi masyarakat, atau yang disebut sebagai struktur
sosial, ditentukan oleh hakekat (nature) dari peran-peran ini, hubungan antara
peran-peran tersebut, serta distribusi sumberdaya yang langka di antara
orang-orang yang memainkannya. Masyarakat yang berbeda merumuskan,
32
mengorganisasikan, dan memberi imbalan (reward) terhadap aktivitasaktivitas mereka dengan cara yang berbeda, sehingga setiap masyarakat
memiliki struktur sosial yang berbeda pula. Bila yang diartikan dengan peran
adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam suatu status tertentu,
maka perilaku peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang
melakukan peran tersebut.Perilaku peran mungkin berbeda dari perilaku yang
diharapkan karena beberapa alasan.
Sedangkan, Abu Ahmadi (1982:50) mendefinisikan peran sebagai
suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus
bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi
sosialnya.
2.3.1.2
Teori Peran
Teori peran adalah perspektif dalam sosiologi dan psikologi sosial
yang menganggap sebagian besar kegiatan sehari-hari menjadi pemeran
dalam
kategori
sosial
(misalnya
ibu,
manajer,
guru). Setiap peran
sosial adalah seperangkat hak, kewajiban, harapan, norma dan perilaku
seseorang untuk menghadapi dan memenuhi. Model ini didasarkan pada
pengamatan bahwa orang berperilaku dengan cara yang dapat diprediksi, dan
bahwa perilaku individu adalah konteks tertentu, berdasarkan posisi sosial
dan faktor lainnya.
2.3.1.3
Ketidakberhasilan Peran
Dalam kaitannya dengan peran yang harus dilakukan, tidak semuanya
mampu untuk menjalankan peran yang melekat dalam dirinya. Oleh karena
itu, tidak jarang terjadi kekurangberhasilan dalam menjalankan perannya.
Dalam
ilmu
sosial,
ketidakberhasilan
ini
terwujud
dalam role
conflict dan role strain.
1. Role Conflict
Setiap orang memainkan sejumlah peran yang berbeda, dan kadang-kadang
peran-peran tersebut membawa harapan-harapan yang bertentangan. Menurut
Hendropuspito (1989:105-107), konflik peran (role conflict) sering terjadi
33
pada orang yang memegang sejumlah peran yang berbeda macamnya, kalau
peran-peran itu mempunyai pola kelakuan yang saling berlawanan meski
subjek atau sasaran yang dituju sama. Dengan kata lain, bentrokan peranan
terjadi kalau untuk menaati suatu pola, seseorang harus melanggar pola lain.
Setidaknya ada dua macam konflik peran. Yakni, konflik antara berbagai
peran yang berbeda, dan konflik dalam satu peran tunggal. Pertama, satu atau
lebih peran (apakah itu peran independen atau bagian-bagian dari seperangkat
peran) mungkin menimbulkan kewajiban-kewajiban yang bertentangan bagi
seseorang. Kedua, dalam peran tunggal mungkin ada konflik inheren.
2. Role Strain
Adanya harapan-harapan yang bertentangan dalam satu peran yang sama ini
dinamakan role strain. Satu hal yang menyebabkan terjadinya role strain
adalah karena peran apapun sering menuntut adanya interaksi dengan
berbagai status lain yang berbeda. Sampai tingkatan tertentu, masing-masing
interaksi ini merumuskan peran yang berbeda, karena membawa harapanharapan yang berbeda pula. Maka, apa yang tampak sebagai satu peran
tunggal mungkin dalam sejumlah aspek sebenarnya adalah beberapa peran.
Misalnya, status sebagai karyawan bagian pemasaran (sales) eceran di sebuah
perusahaan, dalam arti tertentu sebenarnya membawa beberapa peran:
sebagai bawahan (terhadap atasan di perusahaan itu), sebagai sesama pekerja
(terhadap karyawan-karyawan lain di perusahaan itu), dan sebagai penjual
(terhadap konsumen dan masyarakat yang ditawari produk perusahaan
tersebut).
Stres Peran
Posisi dimasyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena
struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, atau tuntutan posisi yang tidak
mungkin dilaksanakan. Stres peran terdiri dari :
a. Konflik peran, dialami jika peran yang diminta konflik dengan sistem
individu atau dua peran yang konflik satu sama yang lain.
b. Peran yang tidak jelas, terjadi jika individu yang diberi peran yang
tidak jelas dalam hal perilaku dan penampilan yang diharapkan.
34
c. Peran yang tidak sesuai, terjadi jika individu dalam proses transisi
merubah nilai dan sikap. Misalnya, seseorang yang masuk dalam satu
profesi, dimana terdapat konflik antara nilai individu dan profesi.
d. Peran berlebih, terjadi jika individu menerima banyak peran misalnya,
sebagai istri, mahasiswa, perawat, ibu. Individu dituntut melakukan
banyak hal tetapi tidak tersedia waktu untuk menyelesaikannya.
(Keliat:1992)
2.3.1.4
Faktor-faktor Penyesuaian Peran
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan
peran yang harus dilakukan, yaitu :
a. Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran
b. Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan
c. Kesesuaian dan keseimbangan antar peran yang diemban
d. Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran
e. Pemisahan perilaku yang akan menciptakan ketidaksesuaian perilaku
peran
f. Proses yang umum untuk memperkecil ketegangan peran dan
melindungi diri dari rasa bersalah.
Menurut Horton dan Hunt (1993), seseorang mungkin tidak
memandang suatu peran dengan cara yang sama sebagaimana orang lain
memandangnya. Sifat kepribadian seseorang mempengaruhi bagaimana orang
itu merasakan peran tersebut. Tidak semua orang yang mengisi suatu peran
merasa sama terikatnya kepada peran tersebut, karena hal ini dapat
bertentangan dengan peran lainnya. Semua faktor ini terpadu sedemikian
rupa, sehingga tidak ada dua individu yang memerankan satu peran tertentu
dengan cara yang benar-benar sama.
Ada beberapa proses yang umum untuk memperkecil ketegangan
peran dan melindungi diri dari rasa bersalah, yaitu antara lain:
35
1.Rasionalisasi
Rasionalisasi yakni suatu proses defensif untuk mendefinisikan
kembali suatu situasi yang menyakitkan dengan istilah-istilah yang
secara sosial dan pribadi dapat diterima.
Rasionalisasi menutupi kenyataan konflik peran, yang mencegah
kesadaran bahwa ada konflik. Misalnya, orang yang percaya bahwa
“semua manusia sederajat” tapi tetap merasa tidak berdosa memiliki
budak, dengan dalih bahwa budak bukanlah “manusia” tetapi “benda
milik.”
2.Pengkotakan (Compartmentalization)
Pengkotakan (Compartmentalization) yakni memperkecil ketegangan
peran dengan memagari peran seseorang dalam kotak-kotak
kehidupan yang terpisah, sehingga seseorang hanya menanggapi
seperangkat tuntutan peran pada satu waktu tertentu. Misalnya,
seorang politisi yang di acara seminar bicara berapi-api tentang
pembelaan kepentingan rakyat, tapi di kantornya sendiri ia terus
melakukan korupsi dan merugikan kepentingan rakyat.
3.Ajudikasi (Adjudication)
Ajusikasi yakni prosedur yang resmi untuk mengalihkan penyelesaian
konflik peran yang sulit kepada pihak ketiga, sehingga seseorang
merasa bebas dari tanggung jawab dan dosa.
4.Kedirian (Self)
Kadang-kadang orang membuat pemisahan secara sadar antara
peranan dan “kedirian” (self), sehingga konflik antara peran dan
kedirian dapat muncul sebagai satu bentuk dari konflik peran. Bila
orang menampilkan peran yang tidak disukai, mereka kadang-kadang
mengatakan bahwa mereka hanya menjalankan apa yang harus
mereka perbuat. Sehingga secara tak langsung mereka mengatakan,
karakter mereka yang sesungguhnya tidak dapat disamakan dengan
tindakan-tindakan mereka itu.
36
Konflik-konflik nyata antara peran dan kedirian itu dapat dianalisis
dengan konsep jarak peran (role distance) yang dikembangkan Erving
Goffman. “Jarak peran” diartikan sebagai suatu kesan yang ditonjolkan oleh
individu bahwa ia tidak terlibat sepenuhnya atau tidak menerima definisi
situasi yang tercermin dalam penampilan perannya. Ia melakukan
komunikasi-komunikasi yang tidak sesuai dengan sifat dari peranannya untuk
menunjukkan bahwa ia lebih dari sekadar peran yang dimainkannya. Seperti,
pelayan toko yang mengusulkan pembeli untuk pergi ke toko lain karena
mungkin bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Ini merupakan tindakan
mengambil jarak dari peran yang mereka lakukan dalam suatu situasi.
Penampilan “jarak peran” menunjukkan adanya perasaan kurang
terikat terhadap peranan. Pada sisi lain, “penyatuan diri” dengan peranan
secara total merupakan kebalikan dari “jarak peran”. Penyatuan diri terhadap
peran tidak dilihat dari sikap seseorang terhadap perannya, tetapi dari
tindakan nyata yang dilakukannya. Seorang individu menyatu dengan
perannya bila ia menunjukkan semua kemampuan yang diperlukan dan secara
penuh melibatkan diri dalam penampilan peran tersebut.
2.3.2 Teori Semiotika
Teori semiotika, bersumber dari buku Teknik Praktis Riset
Komunikasi (Kriyantono, 2006), menurut Saussure, suatu “tanda” atau “sign”
dapat terdiri dari :
1. Bunyi-bunyi dan gambar (Sound and Image), yang disebut juga
“signifier”
2. Konsep-konsep dari Bunyi dan gambar (The Concepts of Sounds
and Images) yang disebut juga “Signified” berasal dari
kesepakatan.
Maksudnya adalah, Tanda (Sign) adalah sesuatu yang berbentuk fisik,
suara, atau gambar apapun, yang dapat dilihat dan didengar yang biasanya
merujuk kepada sebuah objek atau aspek dari realitas yang ingin
dikomunikasikan (refrent/ external reality). Dalam berkomunikasi seseorang
mengirim tanda untuk mengirim makna tentang suatu objek dan akan
37
diinterpretasikan oleh orang lain. Sistem komunikasi akan lancar dengan
syarat komunikator dan komunikan memiliki bahasa atau pengetahuan yang
sama terhadap system tanda tersebut.
Tujuan Analisis Semiotik
Analisis Semiotik berupaya mennemukan makna tanda termasuk halhal yang tersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Karena
sistem tanda sifatnya amat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda
tersebut. Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai
konstruksi sosial di mana pengguna tanda tersebut berada.
Yang dimaksud “tanda” ini sangat luas. Kriyantono (2006)
membedakan tanda atas lambang(symbol), ikon (icon), dan indeks (index).
Dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Lambang : Suatu tanda di mana hubungan antara tanda dan acuannya
merupakan hubungan yang sudah terbentuk secara konvensional.
Lambang ini adalah tanda yang dibentuk karena adanya consensis dari
para pengguna tanda. Warna merah bagi masyarakat Indonesia adalah
lambang berani, mungkin di Amerika bukan.
2. Ikon : suatu tanda di mana hubungan antara tanda dan acuannya berupa
hubungan berupa kemiripan. Jadi, ikon adalah bentuk tanda yang dalam
berbagai bentuk menyerupai objek dari tanda tersebut. Patung kuda
adalah ikon dari seekor kuda.
3. Indeks : suatu tanda di mana hubungan antara tanda dan acuannya timbul
karena ada kedekatan eksistensi. Jadi indeks adalah suatu tanda yang
mempunyai hubungan langsung dengan objeknya. Suara kuda merupakan
indeks adanya kuda.
2.3.3 Sound Theory
Dennis Baxter (2007) dalam bukunya yang berjudul “A Practical
Guide to Television Sound Engineer” menuliskan bahwa Suara (Sounds)
adalah bunyi yang dihasilkan ketika molekul di udara berubah oleh suatu
38
gerakan yang ditimbulkan sebuah objek yang menghasilkan sebuah getaran.
Objek ini bisa berupa senar gitar, vocal manusia, atau sebuah kaleng yang
bergerak ketika ada energi yang menggetarkannya. Seperti pada saat memetik
senar gitar, senar tersebut akan bergerak maju dan mundur dengan jumlah
getaran tertentu. Jumlah gerakan ini disebut sebagai frekuensi dari getaran
tersebut. Satu kali gerakan maju dan mundur tersebut disebut cycle (putaran).
Maka satuan untuk frekuensi adalah cycle per second, atau cps. Satuan ini
biasa dikenal dengan sebutan Hertz (Hz). Menurut teori, agar sebuah suara
dapat didengar oleh manusia, frekuensi minimal dari gerakan suara adalah 20
Hz dan frekuensi tertingginya adalah 20 kHz. Pada kenyataan manusia dapat
menangkap frekuensi tinggi yang mendekati antara 15 kHz dan 17 Khz.
2.3.3.1
Sistem Suara (Sound System)
Sound system merupakan perangkat elektronik yang memiliki satu
konsep
yang
sama,
yaitu
untuk
mengambil
gelombang
suara,
mengkonversinya menjadi arus listrik dan memanipulasi mereka sesuai yang
diinginkan, kemudian mengubahnya kembali menjadi gelombang suara.
Sound system secara sederhana terdiri dari 2 jenis komponen:
1. Transducer
: Perangkat yang mengubah energy akustik menjadi
energi elektrik atau sebaliknya. Dua jenis Transducer yang sering kita
gunakan adalah Mikrofon ( mengubah energi akustik menjadi energi
listrik) dan Speaker (mengubah energi listrik menjadi energi akustik).
2. Amplifier
: Perangkat yang menerima sinyal dan meningkatkan
kekuatannya. Proses kerja amplifier adalah :
a. Proses bermula dari sumber suara (seperti suara manusia, instrument
musik, dan lain lain), yang menciptakan gelombang suara (akustik
energi).
b. Gelombang
ini
dideteksi
oleh
Transducer
(mikrofon),
yang
merubahnya menjadi energi listrik.
c. Sinyal listrik dari mikrofon sangat lemah, jadi harus diberikan
penguatan.
39
d. Loud Speaker mengubah sinyal listrik kembali ke gelombang suara,
sehingga dapat didengar oleh telinga manusia.
2.3.3.2
Tiga Bagian Model Audio
Salah satu cara sederhana untuk memvisualisasikan system audio
adalah dengan membaginya menjadi tiga bagian yaitu sumber, prosesor, dan
output dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Sumber adalah tempat sinyal audio elektronik yang diterima. Sumber
dapat berasal dari sumber live seperti mikrofon dan alat music elektrik,
juga dapat berasal dari sumber playback seperti tape deck dan cd.
2. Bagian pengolahan adalah tempat dimana sinyal dimanipulasi. Sebagai
contoh: Graphic Equalizer, Left/right Stereo Balance, dan Amplifiers.
3. Bagian output adalah tempat dimana sinyal diubah menjadi gelombang
suara (oleh pengeras suara), sehingga dapat didengar oleh manusia.
Contohnya adalah: Headphone atau Loud Speaker.
2.3.3.3
Recording and Mixing Theory
Recording merupakan kegiatan merekam dengan menggunakan sound
system dan software. Di sini gelombang suara yang dihasilkan oleh instrumen
dipantau dan direkam. Bersumber dari situs markasstudio.com, mixing
merupakan tahap lanjutan dari proses recording. Dalam tahap ini hasil
recording dikoreksi, dikelola, ataupun ditambahkan efek hingga memilih
sound yang diinginkan. Sebagai contoh: membuat suara vokal menjadi
berbeda dari aslinya, meletakkan backsound disatu sisi, dan penyesuaian
konsep yang diinginkan si perekam.
Proses mixing secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Balancing
Menyeimbangkan volume/ level masing-masing track. Contohnya adalah
vokal besar dari gitar, snare dan vokal sama levelnya, kickdrum sama
dengan level gitar, bass sama dengan level vokal.
40
2. Panning
Penempatan kiri-kanan/ panorama. Contoh: cymbal melebar kiri dan
kanan, vokal, bass, snare, dan kickdrum di tengah.
3. Staging
Penempatan masing- masing instrumen di dalam ’ruangan atau panggung
buatan’. Di posisi depan atau di tengah atau di belakang panggung/
ruangan dengan menambahkan reverb dan delay dengan perhitungan
tertentu, instrumen dapat ditempatkan sesuai panggung buatan tersebut.
4. Efek Insert
Penggunaan efek misalnya adalah gitar diberi flanger, vokal diberi chorus
dan lain lain. Equalizer berfungsi memberi separasi tiap track dan
menempatkan instrumen pada jangkuan frekuensinya masing-masing,
contoh vokal lebih bright, bass tebal, snare lebih bright dari gitar dan lain
lain.
5. Auto Dynamic
(Compress,limit)/ manual dynamic (automation): Contoh drumplayer
kadang memukul snare tidak rata, ada yang terdengar keras, ada juga
yang lirih, snare akan dicompress hingga dynamic nya terdengar rata.
Begitu juga di track lainnya termasuk vokal. Setelah tiap track ter
compress, aransemen lagu dilakukan mengikuti dynamic lagu tersebut,
contoh ketika reff biasanya player memainkan instrumennya lebih
kencang maka tiap track yang sudah di compress tadi akan diatur level
dynamicnya sesuai kebutuhan lagu tersebut.
6. Final Touch Up
Sound Engineer biasanya akan mendengar ulang hasil mixing esok
harinya atau beberapa waktu setelah mixing untuk checking, dan
membenahi beberapa sentuhan yang luput dari pendengaran.
7. Capture / Rendering
Hasil mixing yang sudah bagus, akan dibounce / render ke file tersendiri
di dalam harddisk. Atau bisa juga direkam dari output converter ke
recorder lain.
41
Teori tersebut dikaitkan dengan skripsi ini dengan karena pentingnya
menciptakan sound yang berkualitas dengan cara melakukan recording, serta
meminimalisasi gangguan yang ada dengan editing dalam proses mixing dan
mastering, yang secara keseluruhan terkait dengan profesi seorang sound
Engineer pada umumnya.
42
2.4
Kerangka Pemikirian
Sound
Peran Sound
engineer
Produksi
Pra
Rasionalisasi
Pengkotakan
Ajudikasi
Paska
Kedirian
Program Junior
Master Chef
Indonesia
Audience
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran (Horton dan Hunt,19933)
Download