14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana. Pasar modal merupakan mediator antara pihak yang kelebihan dana atau lenders dengan pihak yang membutuhkan dana atau borrowers. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan (Husnan, 2009:4). Dunia otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, mengalami perkembangan yang pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan konsumen akan produk-produk otomotif yang kemudian ditandai dengan semakin banyaknya bermunculan kendaraankendaraan pribadi maupun umum dengan jenis dan merek yang beragam. Sehingga dengan perkembangan otomotif yang semakin pesat, menyebabkan banyak perusahaan-perusahaan otomotif yang memutuskan untuk menambah modal dengan cara menawarkan sekuritasnya kepada publik. Pasar perdana merupakan tempat bagi perusahaan-perusahaan untuk pertama kalinya menjual sekuritasnya ke publik atau yang biasanya disebut dengan penawaran perdana atau Initial Public Offering (IPO). Dengan 15 menjual sekuritas tersebut, perusahaan mengharapkan memperoleh tambahan dana yang dapat dipakai untuk keperluan aktivitas perusahaan. Setelah sekuritas tersebut dijual oleh perusahaan di pasar perdana, sekuritas tersebut kemudian akan diperdagangkan oleh investor di pasar sekunder. Pasar sekunder menurut Samsul (2006:47), merupakan tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk investor melalui perantara efek. Transaksi yang dilakukan investor di pasar sekunder tidak akan memberikan tambahan dana lagi bagi emiten, karena transaksi hanya terjadi antar investor, bukan dengan emiten (Tandelilin, 2001:14). Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar sekunder adalah saham, obligasi, bukti right, dan waran. Investor yang akan berinvestasi pada saham, hendaknya melakukan analisis terlebih dahulu. Analisis pada investasi saham dilakukan untuk menilai perusahaan manakah yang memberikan return terbesar. Menurut Sunariyah (2004:168), terdapat dua pendekatan analisis yang sering digunakan dalam penilaian investasi saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental digunakan oleh investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang, yaitu dengan cara melihat datadata yang berhubungan dengan kinerja perusahaan sedangkan analisis teknikal digunakan oleh investor yang ingin berinvestasi jangka pendek. Analisis teknikal dapat dilakukan dengan cara mengamati data perubahan saham di waktu lalu (Sunariyah, 2004:168). Investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang pada umumnya akan mengharapkan untuk 16 memperoleh return berupa capital gain dan dividen. Capital gain merupakan keuntungan berupa selisih antara harga jual dengan harga beli sedangkan dividen merupakan pembagian laba yang diberikan oleh perusahaan penerbit saham atau emiten kepada investor. Dalam menilai kinerja perusahaan, investor dapat menilai dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya. Laporan keuangan merupakan catatan mengenai informasi keuangan suatu perusahaan pada periode akuntansi tertentu. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi-laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal. Dengan menggunakan informasi laporan keuangan perusahaan inilah, para investor dapat memperoleh informasi mengenai rasio lancar atau Current Ratio (CR), rentabilitas modal sendiri atau Return On Equity (ROE), dan laba bersih per lembar saham atau Earning Per Share (EPS). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif. 2. Apakah Current Ratio (CR) secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif. 3. Apakah Return On Equity (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif. 17 4. Apakah Earning Per Share (EPS) secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membahas secara simultan dan parsial pengaruh Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.4 Manfaat penelitian 1. Kontribusi Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dalam menganalisis perusahaan-perusahaan otomotif yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Kontribusi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai return saham pada perusahaan-perusahaan otomotif yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Kontribusi Kebijakan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi di masa akan datang 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas pengaruh Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham dengan menggunakan laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi-laba serta 18 data harga saham perusahaan otomotif pada tahun 2007 sampai dengan 2011 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian ini return saham yang diteliti adalah dengan menggunakan konsep capital gain atau capital loss, yaitu keuntungan atau kerugian berupa selisih antara harga jual dengan harga beli.