BAB 5 Wisuda

advertisement
BAB 5
Penutup
5.1 Kesimpulan
Hidup bersama membutuhkan membutuhkan modus operandi agar
setiap individu di dalamnya dapat berdampingan meskipun memiliki identitas
dan kepentingan berbeda. Perbedaan tidak selalu berbentuk dan terformat di
dalam ciri-ciri yang termanifes seperti warna kulit, identitas keagamaan
beserta ritualnya, atau bahwa ras dan jenis kelamin. Perbedaan dalam bentuk
yang paling laten seperti kepentingan, cara pandang, tafsir juga menjadi
faktor penting yang menjadi ciri pembeda. Perbedaan yang bersifat laten
meski tidak nampak tetapi mempengaruhi pola relasi antar individu di dalam
sebuah relasi sosial di masyarakat.
Ketika perbedaan menjadi sebuah kenyataan sosial di dalam hidup
bersama, maka dibutuhkan sebuah jembatan agar diantara individu dengan
perbedaan dapat saling bekerjasama. Jembatan tersebut sering disebut sebagai
toleransi. Toleransi yang ditentukan oleh motif ekonomi dilakukan oleh satu
individu atau kelompok untuk bertahan hidup. Sikap toleran dan kemampuan
seorang individu atau kelompok untuk taat secara sosial terhadap berbagai
aturan yang berbeda menjadi salah satu modal utama agar bisnis yang
dijalankan memperoleh profit dan bisa terus berjalan. Toleransi membangun
jembatan bagi setiap individu atau kelompok untuk bertukar sumber daya
bagi kelangsungan hidup mereka. Sementara itu motif agama yang terdapat
1
dalam toleransi memiliki pandangan bahwa agama apapun yang dianut oleh
seorang individu, mereka memiliki hak yang sama sebagai warga negara.
Sebagai penganut agama seorang individu atau kelompok menafsirkan ajaran
agamanya secara terbuka karena setiap pemeluk agama akan bertemu
pemeluk agama lain yang berbeda. Motif politik dari toleransi muncul dalam
bentuk usaha untuk mencari dukungan bagi dirinya dari kelompok yang lain.
Dalam film ”?” dukungan politik ditunjukkan dengan usaha untuk
menggalang massa, sehingga ia mendapatkan pengakuan politik dari pihak
yang lain yang berbeda. Toleransi sebagai nilai hidup bersama bertujuan agar
individu yang saling berinteraksi dapat menjaga harmoni dalam perbedaan,
yang merupakan fakta yang tidak terhindarkan.
Toleransi bukan hanya persoalan mempraktikkan nilai (agama dan
sosial) namun dengan sengaja menjadi strategi suatu kelompok atau orang
dengan kelompok lain ketika mereka berada dalam masyarakat yang plural.
Ketika kelompok atau individu hidup dalam perbedaan tiap kelompok
berusaha untuk dapat mempertahankan identitasnya dan bertahan dalam
perbedaan. Toleransi menjadi cara tiap orang atau kelompok untuk
bernegoisasi dengan kelompok yang lain. Relasi antar kelompok dengan
demikian merupakan relasi saling menyesuaikan. Dengan kata lain relasi
yang terjadi adalah relasi tawar-menawar antar dua entitas yang berbeda.
Berpijak dari pendapat tersebut, toleransi tidak hanya didasarkan
pada sebuah pengelolaan keberagaman semata tetapi juga penting untuk
memahami relasi-relasi diantara individu dalam sebuah masyarakat. Hal
2
tersebut memberikan kemungkinan bahwa toleransi dapat berbentuk secara
alami di dalam masyarakat ketika terdapat kepentingan ekonomi dan sosial
ekonomi.
Aspek univeralisme dalam indentitas seringkali tidak mampu
menjadi jawaban atas perbedaan. Mencari ciri identitas ataupun aspek moral
bersama seringkali gagal karena setiap individu berpijak pada pencarian
ataupun penemuan egonya. Sehingga toleransi tidak lain dan tidak bukan
adalah sebuah hidup bersama dalam perbedaan yang didasarkan pada
kebutuhan untuk bersama. Pertukaran sumber daya baik ekonomi atau politik
menjadi sebuah alat sederhana yang memaksa setiap individu untuk berjumpa
dengan lainnya dan bekerjasama.
Paksaan untuk mengelola sumber daya memaksa manusia tidak lagi
melihat perbedaan tetapi malahan melihat tujuan (kepentingan) bersama.
Toleransi terjadi dan hanya dapat terjadi jika aspek-aspek yang melahirkan
perbedaan ditinggalkan. Senyatanya identitas yang bersifat manifes seperti
agama dan etnisitas tidak layak untuk diperdebatkan dan diributkan baik di
tataran praktik ataupun ideologi.
Seharusnya keduanya dapat hidup berdampingan. Namun apabila
tidak bisa berdampingan maka paksaan dari kepentingan ekonomi dan politik
memberikan peluang toleransi dan ikatan diantara individu tersebut terjadi.
Konsepsi inilah yang mungkin terlihat pada ide sekularisme. Konsepsi
sekularisme berbicara bahwa agama dan etnisitas serta berbagai hiruk pikuk
terkait di dalamnya dibiarkan di dalam sudut ruang pribadi. Sedangkan di
3
dalam hidup bersama berbicara tentang tujuan dan kepentingan bersama.
Dengan kalimat yang lebih sederhana, kepentingan tersebut adalah sebuah
pertukaran sumber daya politik dan ekonomi antar individu.
Metode CDA Fairclough masih cukup mumpuni digunakan untuk
melihat berbagai fenomena di dalam penelitian ini. Namun, tanpa ada
pendekatan pengetahuan dari Berger agaknya secara metodologi CDA tidak
mampu menemukan esensi dari relasi sosial yang terjadi antara tokoh. Dan
makna tersebut menjadi penting untuk melihat sejauh mana ide toleransi
dikenalkan, diperjuangkan, dan dipraktikkan melalui pertukaran sumber daya.
Kelangkaan sumber daya di dalam individu baik sumber daya
ekonomi ataupun politik merupakan paksaan agar toleransi dapat terjadi.
Toleransi memberikan kemungkinan bagi setiap individu untuk dapat
berjumpa dengan individu lainnya untuk melakukan pertukaran. Ketiadaan
monopoli dan ruang publik yang terbuka memungkinkan toleransi terjadi.
5.2 Rekomendasi
Kehadiran negara dalam mengelola keberagaman tidak semata-mata
memberikan kebijakan yang melindungi hak-hak setiap identitas individu
berbeda semata. Perbedaan harus dikelola dengan pemerataan sumber daya
sehingga memberikan kemungkinan setiap individu yang berbeda dapat
berjumpa di dalam suatu ruang. Perjumpaan tersebut membutuhkan sikap
toleransi dan juga adanya saling membutuhkan satu dengan yang lain.
4
Peran negara dalam menyikapi perbedaan tidak hanya berkutat pada
perbedaan identitas semata tetapi juga melihat permasalahan ketimpangan
sosial ekonomi di dalamnya. Konsentrasi sumber daya kepada salah satu
etnisitas dan agama memungkinkan konflik tersebut terjadi. Agar toleransi
terjadi ketimpangan tersebut harus dihilangkan agar memungkinkan
terbentuknya ruang sebagai ruang hidup bersama di dalam perbedaan.
5
Download