BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penyajian dan analisis data diatas tentang Korelasi Antara Motivasi Belajar Dengan Keaktifan Bertanya Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Mnengah Pertama Negeri 35 Pekanbaru dapat ditarik kesimpulan bahwa : Ada korelasi positif yang signifikan Korelasi Antara Motivasi Belajar Dengan Keaktifan Bertanya Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Mnengah Pertama Negeri 35 Pekanbaru. Tingkat korelasi antara kedua variabel berada pada kategori tinggi yaitu 0,592. Sedangkan koefisien determinasi (R Square) adalah 0,350. korelasi antara motivasi belajar dengan keaktifan bertanya siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam di sekolah mnengah pertama negeri 35 Pekanbaru adalah sebesar 35% selebihnya ditentukan oleh variabel lain. Semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka semakin tinggi keaktifan bertanya siswa di sekolah menengah pertama negeri 35 Pekanbaru. Dan sebaliknya semakin rendah motivasi belajar siswa, maka semakin rendah pula keaktifan bertanya siswa di sekolah menengah pertama negeri 35 Pekanbaru. Keaktifan bertanya diantara siswa tidaklah sama, ada beberapa factor yang menyebabkan keaktifan bertanya siswa, diantaranya: Faktor-faktor penghambat keaktifan bertanya siswa 1. Siswa bersifat pemalu atau bertkarakter tertutup Sifat pemalu dan berkarakter tertutup akan tampak lebih jelas diatas usia 3 tahunan. Siswa seperti ini biasanya menemui masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini pula yang membuat anak jarang bertanya. 2. Pernah mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan Siswa pernah mengalami situasi yang membuat nya tidak nyaman. Contoh: ketika siswa banyak bertanya, guru malah menyuruhnya jangan Tanya-tanya atau siswa diminta diam. Jadi, reson lingkungan yang seperti itu akhirnya mematikan keinginan anak untuk bertanya dan tahu banyak hal. 3. Kurang stimulasi Guru kurang memberikan kesempatan bertanya pada siswa atau kurang memberikan apresiasi kepada siswa yang bertanya 4. Ada hambatan kognitif Hambatan kognitif atau bermasalah dengan intelegensi akan berpengaruh terhadap penyerapan informasi yang diterima siswa. Dampaknya anak akan terlihat pasif, kurang inisiatif. 5. Kemampuan bernahasa yang terhambat Pada siswa yang mengalami keterbatasan perbendaharaan kosa kata, tentu tak mudah baginya untuk melontarkan banyak pertanyaan. Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan keaktifan bertanya siswa adalah: 1. Guru bertanya dalam bentuk permainan (compliance question) bertujuan siswa kembali bertanya. Misalnya: ketika siswa rebut, maka guru mengajukan suatu pertanyaan dalam bentuk permintaan agar siswa diam 2. Guru memberikan bentuk pertanyaan dalam bentuk menggali atau membimbing (probing) siswa dalam menjawab. Pertanyaan ini maksudnya untuk menggali jawaban siswa yang telah diungkapkan agar lebih jelas 3. Guru memberikan penguatan pada siswa. Penguatan ini diberikan agar siswa memiliki semangat dan tidak takut dalam menyampaikan ide yang ada dalam pikirannya 4. Guru memberikan reward bagi siswa yang bertanya. Reward atau hadiah merupakan salah satu alat yang dapat digunakan guru dalam menarik perhatian siswa dalam bertanya. B. SARAN Adapun saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan pengamatan dan hasil analisis adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam hendaknya berusaha untuk selalu memotivasi para siswa agar siswa memiliki keaktifan bertanya dalam belajar. 2. Bagi peserta didik juga hendaknya mengikuti langkah-langkah yang dilaksanakan oleh guru.