Kode/Nama Rumpun Ilmu* : 562 / Akuntansi LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMBINA PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI Oleh: Iman Pirman Hidayat, SE., M.Si., Ak, CA (NIDN 0430087202) Irman Firmansyah, SE., M.Si., Ak., CA. (NIDN 041118602) PENELITIAN INI DIBIAYAI OLEH DIPA UNIVERSITAS SILIWANGI No. DIPA: SP DIPA-042.01.2.400863/2016 UNIVERSITAS SILIWANGI OKTOBER 2016 1 2 HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN DOSEN PEMBINA Judul Penelitian : Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) Dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah Dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderasi Kode/Nama Rumpun Ilmu : 562 / Akuntansi Ketua Peneliti: a. Nama Lengkap : Iman Pirman Hidayat, SE., M.Si., Ak, CA b. NIDN : 0430087202 c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala d. Program Studi : Akuntansi e. Nomor HP : 08122365569 f. Alamat surel (e-mail) : [email protected] Anggota Peneliti (1) a. Nama Lengkap : Irman Firmansyah, SE., M.Si., Ak., CA b. NIDN : 0401118602 c. Perguruan Tinggi : Universitas Siliwangi Biaya Penelitian : Rp. 13.000.000 Tasikmalaya, 5 Oktober 2016 Ketua Peneliti Mengetahui, Dekan ( H. Beben Bahren, SE., M.S. ) NIP 195403101981021001 ( Iman Pirman Hidayat, M.SI., Ak., CA. ) NIDN 0106067101 Menyetujui, Ketua LPPM (Prof. H. Aripin, M.Si, Ph.D) NIP 196708161996031001 3 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. 2 DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3 RINGKASAN ..................................................................................................................... 5 BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 6 1.1. Latar Belakang Penelitian ........................................................................................ 6 1.2. Permasalahan Penelitian .......................................................................................... 9 1.3 Tujuan Khusus Penelitian ....................................................................................... 10 1.4 Target Luaran.......................................................................................................... 10 1.5 Urgensi Penelitian................................................................................................... 10 1.6 Kegunaan Penelitian ............................................................................................... 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 12 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ........................................................................... 12 2.2 Kinerja Keuangan ................................................................................................... 13 2.3 Good Corporate Governance (GCG) ..................................................................... 14 2.4 Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan ........................................... 17 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 20 3.1 Desain Penelitian .................................................................................................... 20 3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................................... 20 3.3 Variabel Penelitian.................................................................................................. 20 3.4 Metode Analisis Data.............................................................................................. 21 3.4.1 Uji Asumsi Klasik............................................................................................ 21 3.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda dan MRA................................................... 22 3.4.3 Pengujian Hipotesis.......................................................................................... 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 24 4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................................... 24 4.1.1 Gambaran Umum Sampel ................................................................................ 24 4.1.2 Statistik Deskriptif ........................................................................................... 25 4.1.3 Uji Asumsi Klasik............................................................................................ 27 4.1.4. Analisis Regresi Data Panel Perusahaan asuransi syariah di Indonesia.......... 30 4.1.5. Analisis Regresi Moderasi .............................................................................. 33 4.2. Pembahasan............................................................................................................ 35 4 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN .......................................... 38 5.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 38 5.2 Keterbatasan............................................................................................................ 38 5.3 Saran ....................................................................................................................... 39 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 40 Lampiran 1: Data Penelitian ............................................................................................. 42 Lampiran 2: Output SPSS................................................................................................. 44 Lampiran 3: Tabel t........................................................................................................... 49 Lampiran 4: Realisasi Pengeluaran................................................................................... 50 Lampiran 5: Sususan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas.............................. 51 Lampiran 6: Biodata Ketua dan Anggota ......................................................................... 52 5 RINGKASAN Tujuan jangka panjang dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui manfaat atas keberadaan dewan direksi sebagai pelaksana operasional, dewan komisaris sebagai pengawas perusahaan, struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap keberlangsungan operasional perusahaan asuransi syariah di Indonesia mengingat saat ini perusahaan asuransi syariah sedang mengalami pertumbuhan yang cepat sehingga dibutuhkan penelitian mengenai kinerja atas operasionalnya. Oleh karena itu akan diuji keberhasilan mekanisme good corporate governance (GCG) terhadap kinerja perusahaan. Selain itu, struktur modal yang menggambarkan sumber kekuatan finansial perusahaan harus diketahui manfaatnya secara jangka panjang karena jika tidak dianalisis manfaatnya akan memberikan beban besar bagi perusahaan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance dan struktur modal terhadap kinerja keuangan. Sehingga dalam jangka waktu pendek manajemen akan mengetahui bagaimana manfaat-manfaat yang diperoleh atas mekanisme GCG yang diterapkan dan struktur modal yang dimiliki. Metode yang digunakan yaitu melalui penelitian kuantitatif berbasis regresi melalui analisis regresi berganda disertai dengan analisis MRA (Moderated Regression Analysis). Analisis MRA digunakan untuk mengetahui peran aset perusahaan dalam mempengaruhi hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun pengumpulan data dilakukan kepada masing-masing perusahaan melalui laporan keuangan tahunan. Melalui Hasil Penelitian saat ini baru 70 % terlaksana, yaitu penelitian lapangan telah selesai dilaksanakan dengan mengunjungan kantor pusat informasi data yang dibutuhkan melalui Otoritas Jasa Keuangan Cabang Tasikmalaya, serta pengumpulan data melalui Laporan Tahunan yang diperoleh dari masing-masing perusahaan. Data perusahaan yang berhasil diteliti yaitu sebanyak 15 perusahaan asuransi syariah di Indonesia dengan periode penelitian tahun 2011 sampai 2015. Namun ada beberapa perusahaan yang tidak lengkap laporan keuangannya sehingga data yang dapat dikumpulkan sebanyak 71 titik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan asuransi syariah. Sedangkan ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan asuransi syariah di Indonesia Kata kunci: mekanisme GCG, struktur modal, kinerja 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini industri asuransi di Indonesia sedang meningkat pesat. Hal ini semakin menjelaskan bahwa masyarakat mulai memahami asuransi merupakan bagian dari manajemen risiko yang harus dipersiapkan dalam kehidupan baik sebagai proteksi diri, usaha dan lain-lain. Dengan jumlah jumlah penduduk Indonesia terbesar di ASEAN dan nomor 4 terbesar di dunia serta memiliki jumlah usaha UMKM yang sangat besar sekitar 58 juta unit usaha dan terus tumbuh tiap tahunnya, ditunjang dengan lahan pertanian dan peternakan yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke, menjadi peluang yang sangat besar bagi pertumbuhan perusahaan asuransi di Indonesia karena saat ini perlindungan mengenai harta yang dimiliki masyarakat sangat diperlukan agar terhindar dari resiko. Tidak hanya perusahaan asuransi konvensional, berkembang pula asuransi yang bergerak di sektor syariah sekaitan dengan majunya pemahaman masyarakat mengenai ekonomi syariah. Sampai dengan akhir tahun 2014, terdapat 49 perusahaan asuransi syariah di Indonesia dari 5 jenis perusahaan. Tabel 1: Jumlah Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia Jenis Perusahaan Asuransi 2014 Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 3 Perusahaan Asuransi Umum Syariah 2 Unit Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa 18 Unit Syariah Perusahaan Asuransi Umum 23 Unit Syariah Perusahaan Reasuransi 3 Total 49 Sumber: AASI 2015 Sampai saat ini pertumbuhan perusahaan asuransi syariah terus tumbuh berkembang. Terbukti dari data 2 (dua) tahun terakhir berikut: 7 Perkembangan asuransi di Indonesia 25000 dalamMilyar Rp. 20000 15000 10000 5000 0 Tahun 2013 Investasi 14295 Aset 16661 Tahun 2014 19457.01 22364.35 Gambar 1: Grafik Pertumbuhan Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa baik investasi maupun aset perusahaan asuransi syariah di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke 2014. Peningkatan tersebut tentunya harus memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan karena semakin besar aset yang dimiliki akan memberikan beban bagi perusahaan jika sumber kekayaan tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Dengan demikian dibutuhkan penelitian mengenai kinerja perusahaan asuransi syariah sebagai proksi dari keberhasilannya dalam memperoleh laba. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dapat menggunakan Return On Assets (ROA). ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dilihat dari aset yang dimilikinya. Lebih dari itu, hal lain yang lebih penting adalah bukan tingginya kinerja keuangan yang telah diperoleh saat ini melainkan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan naik turunnya kinerja keuangan tersebut. Hal ini dikarenakan jika perusahaan tidak mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan naiknya kinerja keuangan maka jika suatu saat kinerja keuangan sedang turun, maka manajemen tidak mengetahui faktor mana saja yang menyebabkan turunnya kinerja keuangan tersebut. Oleh karena itu, mengingat perusahaan asuransi syariah di Indonesia sedang mengalami peningkatan, maka sangat urgen untuk dilakukan penelitian 8 mengenai faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia agar tren kenaikan aset perusahaan dapat terus terjaga. Diantara faktor-faktor yang diprediksi mempengaruhi kinerja keuangan yaitu mekanisme good corporate govenance (GCG) yang didasarkan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Ini disebabkan karena good corporate governance (GCG) pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Corporate governance lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar analisis dalam mengkaji corporate governance di suatu negara dengan memenuhi transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan yang sistematis yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan (Asbha, 2009). Dalam menjalankan operasional perusahaan, mekanisme GCG dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu: jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Beberapa hasil penelitian berkaitan dengan pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja adalah penelitian yang dilakukan oleh Klapper dan Love (2002) menemukan bahwa adanya hubungan positif antara corporate governance dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan Return On Assets (ROA). Begitu pun Nuswandari (2009) yang meneliti mengenai Corporate Governance Perception Index terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEJ pada tahun 2001 sampai 2005. Hasil analisis model regresi menunjukkan bahwa variabel CGPI secara positif signifikan mempengaruhi kinerja operasi. Hasil ini didukung oleh Trinanda dan Mukodim (2010). Namun berbeda dengan Windah dan Andono (2013) menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Selain GCG, faktor lainnya yang diduga mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yaitu struktur modal (leverage). Struktur modal yaitu rasio antara hutang dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan sehingga rasio ini 9 berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Rasio ini digambarkan dengan debt to equity ratio (DER) yaitu semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tingginya risiko kegagalan yang mungkin terjadi pada perusahaan, begitu juga sebaliknya apabila semakin rendah rasio ini maka menunjukkan semakin rendah pula risiko kegagalan yang mungkin terjadi pada perusahaan. Sehingga akan berdampak pada kinerja keuangan bank. Hasil penelitian Stein (2012) menyatakan bahwa DER negatif signifikan mempengaruhi profitabilitas. Sedangkan penelitian Usman (2003) dan Tobing (2006) menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas. Selain kedua faktor di atas yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, faktor lain yang harus diperhatikan yaitu ukuran perusahaan agar dapat membedakan karakteristik perusahaan dalam memprediksi kinerja keuangan. Perusahaan yang besar biasanya lebih fleksibel dalam memperoleh kinerja keuangan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Namun hal ini harus dibuktikan lebih lanjut melalui suatu penelitian khususnya pada perusahaan asuransi syariah yang saat ini sedang berkembang di Indonesia. Oleh karena itu, berdasarkan paparan dan beberapa hasil penelitian di atas, penulis ingin meneliti mengenai pengaruh mekanisme Good Corporate Governance (jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) dan struktur modal terhadap kinerja perusahaan asuransi syariah dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi. 1.2. Permasalahan Penelitian Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang harus segera diselesaikan yaitu: 1. Bagaimana pengaruh jumlah dewan direksi terhadap kinerja keuangan 2. Bagaimana pengaruh jumlah dewan komisaris terhadap kinerja keuangan 3. Bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja keuangan 4. Bagaimana pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan 5. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan 10 6. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap hubungan antara jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan 1.3 Tujuan Khusus Penelitian Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah dewan direksi terhadap kinerja keuangan 2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah dewan komisaris terhadap kinerja keuangan 3. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja keuangan 4. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan 5. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan 6. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap hubungan antara jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan 1.4 Target Luaran Selain tujuan khusus di atas, target luaran dari penelitian ini yaitu: 1. Menjadi bahan referensi bagi para peneliti, akademisi dan praktisi melalui penerbitan jurnal penelitian nasional khususnya jurnal terakreditasi. 2. Proseeding seminar nasional/internasional bertemakan GCG dan akuntansi keuangan 3. Sebagai bahan kebijakan bagi perusahaan asuransi syariah di Indonesia mengenai pentingnya penerapan mekanisme GCG serta struktur modal 1.5 Urgensi Penelitian Urgensi penelitian didasarkan pada hal-hal di bawah ini: 1. Saat ini perusahaan asuransi syariah sedang berkembang pesat, khususnya asuransi konvensional yang membuka unit syariah sehingga keadaan ini harus 11 dipertahankan dengan cara terus menganalisis mengenai kinerja keuangan serta mengkaji faktor-faktor yang memepngaruhi kinerja keuangan. 2. Belum ada penelitian mengenai mekanisme GCG pada perusahaan asuransi sektor unit syariah. 3. Struktur modal perusahaan asuransi sektor unit syariah masih didominasi oleh hutang, bukan dari modal sendiri sehingga rasio leverage akan besar. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian mengenai peran struktur modal tersebut terhadap kinerja perusahaan 1.6 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi terapan ilmu (aspek praktis). a. Kegunaan bagi pengembangan ilmu. Hasil penelitian ini menjadi bahan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai penilaian kinerja keuangan perusahaan asuransi sektor syariah di Indonesia. Juga sebagai bahan informasi bagi para akademisi mengenai kinerja perusahaan asuransi syariah untuk dapat dibandingkan dengan perusahaan asuransi konvensional agar dapat diketahui jenis perusahaan asuransi mana yang lebih baik. b. Kegunaan bagi terapan ilmu: 1. Memberikan bahan informasi bagi perusahaan asuransi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja keuangan 2. Manfaat mekanisme GCG dapat diketahui dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan baik dari struktur jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial maupun kepemilikan institusional. 3. Terkait dengan manajemen keuangan, maka struktur modal yang merupakan bagian dari pengelolaan keuangan dapat dilihat pengaruhnya terhadap keberhasilan kinerja perusahaan. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Dalam mengkaitkan antara struktur kepemilikan dengan kinerja bank, terdapat satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari pencapaian sasaran organisasi bank serta kinerjanya, yaitu manajemen atau pengurus bank. Pencapaian tujuan dan kinerja bank tidak terlepas dari kinerja manajemen itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, hubungan antara manajemen suatu bank dengan pemilik bank akan dituangkan dalam suatu kontrak (performance contract). Hubungan kontrak antara pemilik dan manajemen tersebut sejalan dengan Agency Theory (Jensen dan Meckling, 1976). Agency relationship didefinisikan sebagai kontrak dimana satu atau lebih orang (disebut owners atau pemegang saham atau pemilik) menunjuk seorang lainnya (disebut agen atau pengurus/manajemen) untuk melakukan beberapa pekerjaan atas nama pemilik. Pekerjaan tersebut termasuk pendelegasian wewenang untuk mengambil keputusan. Dalam hal ini manajemen diharapkan oleh pemilik untuk mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada di bank tersebut secara maksimal. Bila kedua pihak memaksimalkan perannya (utility maximizers), cukup beralasan apabila manajemen tidak akan selalu bertindak untuk kepentingan pemilik. Hal ini sangat beralasan sekali karena pada umumnya pemilik memiliki welfare motives yang bersifat jangka panjang, sebaliknya manajemen lebih bersifat jangka pendek sehingga terkadang mereka cenderung memaksimalkan profit untuk jangka pendek dengan mengabaikan sustainability keuntungan dalam jangka panjang. Untuk membatasi atau mengurangi kemungkinan tersebut, pemilik dapat menetapkan insentif yang sesuai bagi manajemen, yaitu dengan mengeluarkan biaya monitoring dalam bentuk gaji. Dengan adanya monitoring cost tersebut manajemen akan senantiasa memaksimalkan kesejahteraan pemilik, walaupun keputusan manajemen dalam praktek akan berbeda dengan keinginan pemilik (Jensen dan Meckling, 1976). Ada tiga asumsi yang melandasi teori keagenan (Darmawati,dkk,2005) yaitu asumsi tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. 13 1. Asumsi sifat manusia menekankan bahwa manusia mempuyai sifat mementingkan diri sendiri, memiliki keterbatasan rasional (bounded rationality) dan tidak menyukai resiko 2. Asumsi keorganisasian menekankan tentang adanya konflik antara anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria efektivitas, dan adanya asimetri informasi antara principal dan agent 3. Asumsi informasi mengemukakan bahwa informasi dianggap sebagai komoditi yang dapat dijualbelikan Corporate governance sebagai efektivitas mekanisme yang bertujuan meminimalisasi konflik keagenan, dengan penekanan khusus pada mekanisme legal yang mencegah dilakukannya eksproriarsi atas pemegang saham baik mayoritas maupun minoritas. 2.2 Kinerja Keuangan Salah satu cara yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan yaitu dengan melihat rasio profitabilitasnya. Profitabilitas dapat diukur dengan return on asset (ROA). ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset dalam suatu periode, rumus yang digunakan untuk mencari ROA adalah sebagai berikut: ROA = ୟୠୟ ୗୣୠୣ୪୳୫ ୟ୨ୟ୩ ୭୲ୟ୪ୱୣ୲ x 100% ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan rata-rata total aktiva. Karena hasil operasi yang ingin diukur, maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva yang digunakan untuk mengukur kemampuan memperoleh laba operasi adalah aktiva operasional. Perusahaan dengan total aset relatif besar akan mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total revenue yang relatif besar sebagai akibat penjualan produk yang meningkat. Dengan meningkatnya total revenue tersebut maka akan meningkatkan laba perusahaan sehingga kinerja keuangan akan lebih baik (Mawardi, 2005) 14 2.3 Good Corporate Governance (GCG) Corporate Governance merupakan proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utamanya adalah mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder yang lain. Kepercayaan investor dan efisiensi pasar sangat tergantung dari pengungkapan kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Agar bernilai di pasar modal global, informasi tersebut harus jelas, konsisten dan dapat diperbandingkan serta menggunakan standar akuntansi yang diterima di seluruh dunia. Dampak transparansi adalah bahwa pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat memperhatikan dampak risiko bertransaksi dengan perusahaan. Dengan adanya prinsip-prinsip GCG, maka laporan keuangan yang dihasilkan dapat diungkapkan secara transparan dan akurat, sehingga dapat membantu investor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam suatu perusahaan untuk mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya prinsip-prinsip GCG dalam perusahaan, maka pihak-pihak yang terkait di perusahaan memiliki tanggung jawab yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga dapat mendorong pengelolaan organisasi yang lebih demokratis, lebih accountable, lebih transparansi serta akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dan organisasi lainnya dapat menyumbangkan manfaat tersebut dalam jangka panjang. Dalam hal ini tentu saja kinerja keuangan perusahaan akan meningkat karena seiring dengan berjalan baiknya kegiatan perusahaan. Untuk melihat mekanisme GCG, maka dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu: jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. 1. Dewan Direksi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh ukuran dan komposisi dewan direksi dalam kegiatan perusahaan. Ukuran dan komposisi dewan direksi dapat mempengaruhi efektif tidaknya aktivitas monitoring. Semakin besar ukuran dan komposisi dewan direksi akan berdampak positif terhadap kinerja dan nilai perusahaan jika komposisi 15 dewan direksi lebih banyak didominasi oleh dewan direksi yang berasal dari luar perusahaan dan kinerja serta nilai perusahaan akan rendah jika ukuran dan komposisi dewan direksi berasal dari dalam perusahaan. Faisal (2005) menyatakan bahwa ukuran dewan direksi berhubungan positif dengan kinerja perusahaan. Peningkatan ukuran dan diversitas dari dewan direksi akan memberikan manfaat bagi perusahaan karena terciptanya network dengan pihak luar perusahaan dan menjamin ketersediaan sumber daya. Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H1: Ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah 2. Dewan Komisaris. Berdasarkan Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan Oleh Komite Nasional Kebijakan Governance menyatakan bahwa Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG. Namun demikian, dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama adalah setara. Menurut Chtourou et al (2001), jumlah dewan yang semakin besar maka mekanisme monitoring manajemen perusahaan akan semakin baik. Jumlah dewan yang besar menguntungkan perusahaan dari sudut pandang resources dependence. Maksud dari pandangan resources dependence adalah bahwa perusahaan akan tergantung dengan dewannya untuk dapat mengelola sumber dayanya secara lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H2: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah 16 3. Kepemilikan Manajerial. Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar. Kepemilikan manajemen adalah saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Hasil penelitian Hermalin dan Weisbach (2003) menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase kepemilikan manajerial akan menurunkan keintegritasan laporan keuangan dan berdampak pula pada menurunnya kinerja perusahaan. Sehingga dari sifat opportunistic ini manajer cenderung akan melakukan earning management dalam pelaporan keuangan, karena manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Hasil penelitian Wedari (2004), menemukan bahwa insider ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H3: kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja 4. Kepemilikan Institusional. Menurut Siregar dan Utama (2005), kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan investment banking. Kepemilikan institusional yang semakin besar akan mengakibatkan kontrol eksternal yang lebih besar di dalam suatu perusahaan. Selain itu kepemilikan institusional yang merupakan pemilik saham mayoritas bisa saja mengabaikan kepentingan pemilik saham minoritas sehingga dalam pengambilan keputusan pemegang saham mayoritas lebih dominan dan unggul. Semakin besar kontrol eksternal akan menyebabkan kebijakan yang diambil akan cenderung mengikuti kebijakan dari institusi eksternal. Hal ini tentunya berdampak pada penurunan harga saham perusahaan dipasar modal sehingga dengan kepemilikan institusional dapat menurunkan kinerja 17 perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Daniri (2005) dalam Amyulianthy (2012) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusi menurunkan kinerja perusahaan. Faisal (2005) juga menemukan bahwa kepemilikan institusional belum efektif untuk memonitor manajemen dalam mengingkatkan kinerja perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa kepemilikan institusional gagal menjadi mekanisme meningkatkan kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H4: kepemilikan institusional bepengaruh negatif terhadap kinerja 2.4 Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Rasio DER merupakan ukuran mendasar dalam keuangan perusahaan, yang dapat menunjukkan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio ini merupakan rasio antara ekuitas dan hutang, dimana hutang di sini mencakup kewajiban jangka panjang, jangka pendek, dan kewajiban lancar. (Walsh, 2003:120). Kebijakan pendanaan yang tercermin dalam debt equity ratio (DER) sangat mempengaruhi pencapaian laba yang diperoleh perusahaan. Ang (1997) dalam Priharyanto (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi DER akan mempengaruhi besarnya laba (return on asset) yang dicapai oleh perusahaan. Jika biaya hutang yang tercermin dalam biaya pinjaman lebih besar daripada biaya modal sendiri, maka rata-rata biaya modal (weighted average cost of capital) akan semakin besar sehingga return on asset (ROA) akan semakin kecil, demikian sebaliknya (Brigham, 1983). Tingginya rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan akan memiliki masalah riil dalam jangka panjang, salah satunya adalah kemungkinan untuk terjadinya kebangkrutan. Semakin besar hutang semakin besar pula risiko yang ditanggung, meskipun dalam keadaan dimana perusahaan dapat dengan sangat baik mengelola hutangnya, maka dengan adanya hutang akan memberikan kesempatan yang baik bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan keuntungan atau labanya. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar kepercayaan dari pihak luar, hal ini sangat memungkinkan meningkatkan kinerja perusahaan, karena 18 dengan modal yang besar maka kesempatan untuk meraih tingkat keuntungan juga besar. Dengan demikian pengaruh DER terhadap ROA adalah positif. Hal tersebut didukung oleh pecking order theory yang menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, kemudian hutang, dan modal sendiri eksternal sebagai pilihan terakhir (Brigham dan Houston, 2001) dalam Priharyanto (2009). Hasil penelitian Priharyanto (2009), Usman (2003) dan Tobing (2006) menunjukkan bahwa financial leverage yang diukur dengan rasio DER berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. Sedangkan penelitian Campbell (2002), Miyajima (2003) dan Stein (2012) menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap ROA. Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas diduga struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, maka hipotesis yang diajukan yaitu: H5 : struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah Berdasarkan paparan di atas, maka model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: 19 Ukuran Perusahaan Dewan Direksi Dewan Komisaris Kepemilikan Manajerial Kinerja Keuangan Kepemilikan Institutional Struktur Modal Gambar 2: Model Penelitian 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang dilakukan untuk menjelaskan mengenai mekanisme GCG, Financial Leverage dan kinerja keuangan bank khususnya pada perusahaan asuransi sektor unit syariah serta menguji apakah ukuran perusahaan memoderasi hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen dan menemukan semua jawaban mengenai hubungan antar variabel melalui analisis data dalam rangka pengujian hipotesis. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan asuransi sektor syariah di Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Dari keseluruhan populasi tersebut digunakan metode purposive sampling untuk memilih sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan populasi yang diambil pada periode tersebut dengan pertimbangan karena keterbatasan peneliti dalam memperoleh data. Perusahaan asuransi syariah yang dijadikan sampel penelitian yaitu sebanyak 15 perusahaan terdiri dari ACA Unit Syariah, Adira Unit Syariah, Askrida Syariah, Bringinlife Syariah, Mega Syariah, Manulife Syariah, Tokio Marine Unit Syariah, Nasional Re Unit Syariah, CAR Syariah, Allianz Syariah, Bumiputera Syariah, Sinarmas Syariah, Panin Syariah, Sunlife Syariah, dan Astralife Syariah. 3.3 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan 3 jenis variabel yaitu: 1. Variabel independen a. Mekanisme GCG. Mekanisme GCG diukur dengan jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. b. Struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER). 21 Rumus yang digunakan untuk menghitung Leverage atau DER (Debt to Equity Ratio) adalah sebagai berikut: Total Kewajiban DER = ---------------------------- x 100% Ekuitas 2. Variabel moderasi yang digunakan yaitu ukuran perusahaan yang diproksi dengan total aset. SIZE = Ln_Total Asset 3. Vaiabel Dependen. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah Return on Asset. Return on asset menggambarkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan sejumlah aktiva bank (Husnan,1998). Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut: Laba sebelum pajak ROA = ------------------------------- x 100% Total aset 3.4 Metode Analisis Data Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang merupakan kombinasi dari data time series (runtun waktu) dan cross section (silang tempat). Data panel dapat diolah jika memiliki kriteria (t > 1) dan (n > 1). Sedangkan disebut unbalanced panel karena tidak semua periode observasi mempunyai periode yang sama. 3.4.1 Uji Asumsi Klasik Multikolonieritas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2006: 95). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal 22 adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas (Ghozali, 2006: 125). Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui suatu populasi suatu data dapat dilakukan dengan analisis grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006: 147). Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. 3.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda dan MRA Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen untuk memprediksi nilai rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Dalam analisis regresi MRA, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan independen. Adapun model dasarnya dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA = a + β1 DIR + β2 KOM + β3 MAN+β4 INS+ β5 LEV + e ..................(1) ROA = a + β1 DIR + β2 KOM + β3 MAN+β4 INS+ β5 LEV + β6 SIZE +β7 (DIR *SIZE) + β8 (KOM *SIZE) + β9 (MAN*SIZE) + β10 (INS*SIZE) + e ........................................................................................(2) 23 Dimana : ROA : Return On Assets DIR : Jumlah Direksi KOM : Jumlah Komisaris MAN : persentase kepemilikan manajerial INS : persentase kepemilikan institutional LEV : leverage (struktur modal) SIZE : ukuran perusahaan 3.4.3 Pengujian Hipotesis Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari nilai koefisien determinan (R2), nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima (Ghozali, 2006). 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan data yang berhasil dikumpulkan meliputi deskripsi sampel, pengujian asumsi klasik, analisis data yang berupa hasil analisis regresi data panel dengan Ordinary Least Square (OLS) mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta menguji variabel ukuran perusahaan dalam memoderasi hubungan variabel independen dengan variabel dependen pada Asuransi Syariah di Indonesia. 4.1.1 Gambaran Umum Sampel Atas data yang berhasil dikumpulkan hasil penelitian pada perusahaan asuransi syariah di Indonesia, maka diperoleh 15 perusahaan asuransi syariah di Indonesia yang terdaftar di tahun 2015. Dari sejumlah perusahaan asuransi syariah tersebut maka langkah selanjutnya yaitu megumpulkan data sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tabel 4.1 adalah data perusahaan asuransi syariah yang terdapat di Indonesia pada akhir tahun 2015. Dari data yang ada pada tabel 4.1 tersebut ditetapkanlah sampel yang sesuai dengan kriteria kebutuhan penelitian yaitu Perusahaan asuransi syariah yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan dari tahun 2011 sampai 2015. 25 Tabel 4.1 Data Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia Tahun 2015 yang Menjadi Subjek Penelitian Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Perusahaan asuransi syariah ACA Syariah Adira Syariah Askrida Syariah Bringin Life Syariah Mega Syariah Manulife Syariah Toio Marine Syariah Nasional Re Syariah CAR Syariah Allianz Syariah Bumiputera Syariah Sinarmas Syariah Panin Syariah Sunlife Syariah Astra Life Syariah 4.1.2 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai responden yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai mean (rata-rata) dan nilai standar deviasi. Berdasarkan analisis statistik deskriptif dengan program SPSS diperoleh gambaran perusahaan sebagai berikut: Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian pada Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 71 -.8844 .2408 .028625 .1600014 KOM 71 3.00 8.00 4.1408 .94560 DIR 71 2.00 8.00 4.1127 1.39948 MANAJ 71 .0000 .3551 .031696 .0919593 INST 71 .0000 1.0000 .899641 .2548450 DER 71 6.7400 1141.6900 235.945493 248.1127039 ASET 71 9596 904910 215363.38 199679.156 Valid N (listwise) 71 Sumber: Data diolah 26 Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa nilai ROA pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia rata-rata sebesar 0,0286 dengan nilai minimum sebesar -0,88 dan maksimum 0,24 dan standar deviasi sebesar 0,16. Dengan nilai standar deviasi berada di atas rata-rata maka data ROA tergolong berbeda-beda diantara perusahaan yang ada. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah cenderung berbeda-beda. Ada yang sudah tinggi namun ada juga yang masih memiliki nilai minus sehingga dibutuhkan penelitian guna menemukan penyebabnya. Data selanjutnya yaitu jumlah komisaris pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia mempunyai nilai rata-rata sebesar 4,14 dengan nilai minimum sebanyak 3 orang dan nilai maksimum sebesar 8 orang, sedangkan nilai standar deviasinya yaitu sebesar 0,94. Dengan nilai standar deviasi berada di bawah ratarata maka data dapat dikatakan bersifat homogen. Dengan rata-rata ini menunjukkan bahwa Perusahaan asuransi syariah di Indonesia rata-rata memiliki jumlah dewan komisaris yang relatif sama. Variabel selanjutnya yaitu Direksi. Pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia bahwa jumlah dewan direksi rata-rata sebanyak 4,11, sedangkan jumlah maksimumnya sebanyak 8 orang dan minimum sebanyak 2 orang. Sedangkan nilai standar deviasi sebesar 1,399. Dengan nilai standar deviasi berada di bawah rata-rata maka data berjumlah sama. Variabel selanjutnya yaitu kepemilikan manajemen. Persentase kepemilikan manajemen pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia mempunyai rata-rata sebesar 3,1% dengan nilai minimum sebesar 0% dan nilai maksimum sebesar 35,51%. Sedangkan standar deviasinya sebesar 0,09. Dengan standar deviasi jauh berada di bawah rata-rata maka data dikatakan bahwa mayoritas perusahaan asuransi syariah di Indonesia dimiliki oleh jajaran manajemennya hanya sedikit, kebanyakan dimiliki oleh pihak luar. Variabel selanjutnya yaitu kepemilikan institusional. Persentase kepemilikan institusional pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia mempunyai rata-rata sebesar 89,9% dengan nilai minimum sebesar 0% dan nilai maksimum sebesar 100%. Sedangkan standar deviasinya sebesar 0,2548. Dengan 27 standar deviasi jauh berada di bawah rata-rata maka dikatakan bahwa mayoritas perusahaan asuransi syariah di Indonesia dimiliki oleh perusahaan institusi lainnya. Kemuadian variabel lainnya yaitu Debt to Equity Ratio (DER). Rasio struktur modal yang digambarkan oleh DER pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia mempunyai rata-rata sebesar 235,94% dengan nilai minimum sebesar 6,74% dan nilai maksimum sebesar 1141,69%. Sedangkan standar deviasinya sebesar 248,11. Dengan standar deviasi berada di bawah rata-rata maka data dikatakan bahwa mayoritas struktur modal perusahaan asuransi syariah di Indonesia adalah sama yaitu berkisar lebih dari 100%. Sedangkan Variabel terakhir yaitu ukuran perusahaan yang digambarkan dengan size. Nilai aset pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia mempunyai rata-rata sebesar 215.363 milyar dengan nilai minimum sebesar 9.596 milyar dan nilai maksimum sebesar 904.910 milyar. Sedangkan standar deviasinya sebesar 199.679 milyar. Dengan standar deviasi berada di bawah rata-rata maka dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan asuransi syariah di Indonesia adalah relatif sama. 4.1.3 Uji Asumsi Klasik Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dikumpulkan yang diperoleh dari Perusahaan asuransi syariah di Indonesia selama periode penelitian tahun 2011 sampai tahun 2015, maka diperoleh 15 Perusahaan asuransi syariah yang datanya sesuai dengan yang dibutuhkan. Sebelum hipotesis diuji, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat kualitas data untuk memastikan data layak dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. 4.1.3.1 Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Yang dimaksudkan untuk menguji apakah variabel independen (terikat) dan variabel dependen (bebas) dalam model regresi mempunyai distribusi 28 normal atau tidak. Pengujian distribusi normal dilakukan dengan uji KolmogorovSmirnov. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal. Tabel 4.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 0E-7 71 .0000000 .94440028 .11497436 .091 .199 .063 .190 -.091 -.199 Kolmogorov-Smirnov Z .763 Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. .606 Sumber: Output SPSS (Data diolah) Berdasarkan output di atas, dapat kita lihat bahwa nilai Asymp. Sig (2tailed) yaitu 0,606. Nilai ini lebih besar dari 0,05 atau 5%. Maka dengan denikian disimpulkan bahwa data dinyatakan berdistribusi normal dan dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga data layak untuk digunakan. 4.1.3.2 Uji Multikolinieritas Pengujian kualitas data yang kedua adalah uji multikolinieritas. Uji Multikolonieritas data dapat dilakukan dengan matriks korelasi dengan melihat besarnya nilai VIF (variance inflation factor) dan nilai tolerance. Suatu model regresi yang bebas dari multikolinearitas memiliki angka VIF disekitar angka 1 dan angka tolerance mendekati angka 1 atau tidak lebih dari angka 10. Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.4. 29 Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF (Constant) KOM .838 1.194 DIR .705 1.419 MANAJ .609 1.641 INST .394 2.538 DER .448 2.232 Ln_SIZE .345 2.897 Sumber: Output SPSS (Data diolah) Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel independen pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia berada di sekitar angka 1 (kurang dari angka 10). Dan nilai tolerance (TOL) yang diperoleh menunjukkan nilai lebih besar dari 0,10. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa dalam model regresi terbebas dari multikolinieritas antar variabel independen. 4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji kualitas data yang selanjutnya yaitu uji heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas maka digunakan Uji Glejser. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5 Uji Glejser Model T Sig. 1 (Constant) .233 .817 KOM .549 .585 DIR .024 .981 MANAJ -.088 .930 INST 1.549 .126 DER -1.717 .091 30 Sumber: Output SPSS (Data diolah) Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai sig. semua variabel independen lebih dari besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini. 4.1.4. Analisis Regresi Data Panel Perusahaan asuransi syariah di Indonesia 4.1.4.1. Uji F Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan analisis data panel model Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan SPSS. Untuk mengetahui ketepatan model (goodness of fit) pengaruh variabel independen yaitu mekanisme GCG dan struktur modal terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diukur dengan ROA maka dilakukan uji F. Berikut adalah output SPSS hasil analisis uji F data Perusahaan asuransi syariah di Indonesia dengan metode analisis regresi data panel: Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Ketepatan Model ANOVAb Model 1 Sum of Squares Df Mean Square Regression .867 6 .144 Residual .925 64 .014 Total 1.792 a. Predictors: (Constant), ROA b. Dependent Variable: Ln_SIZE, MANAJ, KOM, DIR, DER, INST F 9.991 Sig. .000b 70 Sumber: Output SPSS (Data diolah) Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil bahwa nilai signifkansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari batas nilai signifkansi (α = 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam rangka untuk menjelaskan variabel kinerja keuangan (ROA), maka variabel mekanisme GCG dan struktur modal dapat digunakan secara bersama-sama karena model sudah layak digunakan. 31 4.1.4.2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Selanjutnya untuk pengujian hipotesis pertama sampai kelima yang telah diajukan, maka dilakukan dengan menggunakan uji t. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan alat analisis regresi data panel diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B 1 (Constant) Standardized Coefficients Std. Error -2.771 .403 DIR .003 .012 KOM .058 MANAJ Beta T Sig. -6.876 .000 .024 .220 .826 .017 .345 3.519 .001 .631 .200 .363 3.152 .002 INST .413 .090 .658 4.602 .000 DER -.022 .009 -.338 -2.522 .014 Ln_SIZE .185 a. Dependent Variable: ROA .028 1.008 6.592 .000 Sumber: Output SPSS (data diolah) Dari tabel 4.7 di atas maka dapat dibuat persamaan regresi yaitu sebagai berikut: Y = -2,771 + 0,058 DIR + 0,003 KOM + 0,631 MAN + 0,413 INS -0,022 LEV + 0,185 SIZE + e Penjelasan mengenai hasil analisis uji hipotesis parsial (uji t) masingmasing variable adalah sebagai berikut: H1 : Ukuran dewan Direksi berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan asuransi syariah Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu sebesar 0,826 dengan koefisien positif, atau dengan melihat nilai t hitung 32 sebesar 0,220 dimana lebih kecil dari nilai t tabel (2,000) maka Ha ditolak dan Ho diterima. Dengan demikian jumlah dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh karena itu hipotesis kedua yang menyatakan bahwa direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah ditolak. H2 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu sebesar 0,001 dengan koefisien positif, atau dengan melihat nilai t hitung sebesar 3,519 dimana lebih besar dari nilai t tabel (2,000) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian jumlah dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh karena itu hipotesis pertama yang menyatakan bahwa komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah diterima. H3 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan asuransi syariah Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu sebesar 0,002 dengan koefisien positif, atau dengan melihat nilai t hitung sebesar 3,152 dimana lebih besar dari nilai t tabel (2,000) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian komposisi kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh karena itu hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah ditolak. H4 : Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan asuransi syariah Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu sebesar 0,000 dengan koefisien positif, atau dengan melihat nilai t hitung 33 sebesar 4,602 dimana lebih besar dari nilai t tabel (2,000) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian komposisi kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh karena itu hipotesis keempat yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah ditolak. H4 : Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan asuransi syariah Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu sebesar 0,014 dengan koefisien negatif, atau dengan melihat nilai t hitung sebesar -2,522 dimana lebih besar dari nilai -t tabel (-2,000) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh karena itu hipotesis kelima yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah ditolak. 4.1.5. Analisis Regresi Moderasi Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan asuransi syariah, maka selanjutnya diuji pula apakah ukuran perusahaan dapat memoderasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada pengaujian ini yaitu menambahkan variabel moderasi (aset/size) dengan cara mengalikan variabel independen dengan variabel moderasi (size). Output analisis dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut: 34 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji MRA Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Standardized Coefficients Std. Error -3.664 4.132 KOM .551 .343 DIR .304 Beta T Sig. -.887 .379 3.256 1.608 .113 .172 2.655 1.763 .083 6.536 6.695 3.757 .976 .333 INST -1.879 3.870 -2.993 -.485 .629 DER .564 .152 8.744 3.706 .000 Ln_SIZE .298 .312 1.624 .955 .343 SIZE_KOM -.042 .029 -3.057 -1.461 .149 SIZE_DIR -.025 .014 -2.958 -1.733 .088 SIZE_MAN AJ -.570 .527 -3.904 -1.081 .284 SIZE_INST .149 .287 2.856 .520 .605 SIZE_DER -.044 a. Dependent Variable: ROA .012 -8.883 -3.744 .000 MANAJ Sumber: Output SPSS (data diolah Karena pada tabel 4.7 nilai Ln_size adalah signifikan, maka keputusannya adalah, jika signifikansi perkalian antara size dengan variabel independen adalah signifikan, maka ukuran perusahaan adalah variabel quasi moderasi. Namun jika perkalian antara size dengan variabel independen adalah tidak signifikan maka ukuran perusahaan meupakan variabel independen saja. Berdasarkan output hasil analisis pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan memoderasi hubungan antara jumlah direksi dengan kinerja keuangan (pada level 10%) dan memoderasi hubungan antara struktur modal dengan kinerja keuangan pada level (5%). Sedangkan hubungan antara jumlah komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan tidak dimoderasi oleh ukuran perusahaan. 35 4.2. Pembahasan Hasil penelitian serta running data yang telah dilakukan menemukan beberapa temuan yang berbeda dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hal ini terjadi karena lingkup penelitian saat dilakukan di jenis perusahaan yang belum pernah dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang merupakan pembeda dengan studi empiris. Mengenai pengaruh ukuran dewan direksi terhadap kinerja keuangan menghasilkan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Hal ini bertentangan dengan penelitian Faisal (2005) menyatakan bahwa ukuran dewan direksi berhubungan positif dengan kinerja perusahaan. Artinya bahwa semakin banyak jumlah dewan direksi maka tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan asuransi syariah karena kebijakan yang diambil justru akan menjadi lebih lambat. Selain itu pemilihan jajaran dewan direksi harus ditunjang dengan sumber daya manusia yang baik agar mampu memberikan benefit yang besar bagi perusahaan karena perusahaan asuransi syariah sedang dalam tahap berkembang sehingga dibutuhkan orang-orang yang berkualitas. Lain halnya dengan jumlah jajaran dewan komisaris. Penelitian ini telah membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Sehingga penelitian ini sejalan dengan Chtourou et al (2001), yang menjelaskan bahwa jumlah dewan yang semakin besar maka mekanisme monitoring manajemen perusahaan akan semakin baik. Dengan demikian bahwa perusahaan asuransi syariah yang saat ini sedang berkembang membutuhkan banyak pengawasan karena masih sangat rentan dengan kompetitor-kompetitor lainnya. kebanyakan perusahaan asuransi syariah di Indonesia adalah berbentuk unit usaha dari syariah sehingga modal yang dimilikiya cukup sedikit. Oleh karena itu modal yang ada harus dimanfaatkan melalui pengawasan yang sangat baik. Temuan lainnya yaitu mengenai pengaruh kepemilikan manajerial. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan sehingga sejalan dengan penelitian Wedari (2004), menemukan bahwa insider ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap 36 kinerja perusahaan dan bertentangan dengan penelitian Hermalin dan Weisbach (2003) menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase kepemilikan manajerial akan menurunkan keintegritasan laporan keuangan dan berdampak pula pada menurunnya kinerja perusahaan. Melalui penelitian ini dapat kita temukan bahwa tidak selamanya kepemilikan manajerial dapat menurunkan kinerja keuangan akan tetapi harus dilihat dulu kondisi perusahaannya seperti apa. Jika perusahaan berbentuk unit usaha, maka kepemilikan manajerial menjadi faktor yang penting karena akan ikut memberikan kontribusi besasr untuk meningkatkan kinerja keuangan. Selanjutnya mengenai pengaruh kepemilikan institusional menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hal ini bertentangan dengan Faisal (2005) juga menemukan bahwa kepemilikan institusional belum efektif untuk memonitor manajemen dalam mengingkatkan kinerja perusahaan. ternyata hasil penelitian Faisal tersebut dapat terbantahkan oleh hasil penelitian ini. Terbukti bahwa pada perusahaan asuransi syariah bahwa owner dari pihak institusi telah mampu memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Temuan selanjutnya yaitu mengenai pengaruh struktur modal yang diukur dengan rasio leverage atau debt to equity ratio (DER) yang menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Campbell (2002), Miyajima (2003) dan Stein (2012) menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi karena semakin besar rasio DER maka menunjukkan semakin besar hutang yang dimiliki sehingga beban untuk mengembalikan hutang disertai dengan beban atas bunga/bagi hasil pinjaman akan memberatkan perusahaan yang sedang berkembang seperti pada perusahaan asuransi syariah di Indonesia yang saat ini sedang berkembang. Selain temuan-temuan di atas, pada penelitian ini juga menganalisis mengenai apakah ukuran perusahaan mampu memperkuat atau memperlemah terhadap hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan hanaya mampu memperlemah hubungan antara jumlah jajaran direksi dan struktur modal dengan 37 kinerja keuangan. Artinya semakin besar perusahaan maka jajaran direksi tidak perlu terlalu banyak karena akan memperlambat pengambilan keputusan manajemen. Sedangkan terkait dengan struktur modal maka semakin besar ukuran perusahaan maka tidak perlu lagi memiliki rasio struktur modal yang besar karena jika perusahaan sudah besar maka perusahaan sudah stabil sehingga pinjaman dari luar dapat dikurangi. 38 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia 2. Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia 3. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia 4. Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia 5. Struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia 6. Ukuran perusahaan memperlemah hubungan antara ukuran dewan direksi dan struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia. 5.2 Keterbatasan Setelah melihat hasil penelitian ini disertai dengan kelengkapan data yang diperoleh, penulis mengaku banyak terdapat keterbatasan yang dapat mengganggu hasil penelitian, di antaranya yaitu sampel penelitian sebanyak 15 perusahaan asuransi syariah padahal masih banyak lagi perusahaan. hal ini terkait dengan waktu dan biaya yang terbatas. 39 5.3 Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka saran yang disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti - Untuk menambah jumlah observasi penelitian, maka peneliti selanjutnya dapat menambah periode penelitian agar data yang dikumpulkan menjadi lebih banyak dan hasil penelitian akan lebih baik. - Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel independen lain yang diprediksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan serta menambah jumlah variabel yang diprediksi dapat mengganggu hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. - Penelitian selanjutnya dapat dilaksanakan dengan membandingkan kinerja keuangan perusahaan syariah dengan bank konvensional. 2. Bagi Perusahaan Perusahaan dapat memperhatikan mengenai kondisi kinerja keuangan terutama mengenai faktor-faktor yang mampu meningkatakan dan atau menurunkan kinerja keuangan hal ini menjadi penting karena kinerja keuangan menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan. 40 DAFTAR PUSTAKA Amyulianthy, Rafriny. 2012. “Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik Indonesia”. Dalam Jurnal Liquidity, Volume 1. No. 2, Juli-Desember 2012, Hal. 91-98: Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila Brigham, F. Eugene. 1983. Fundamentals of financial Management. The Dryden Press: Holt-Sounders Japan,Third Edition Chtourou, L., S. Marrachi., J. Bedard, 2001. “Corporate Governance and Earning Managemen”. Available online at www.ssrn.com Darmawaty, Deni. Khomsiyah dan Rika Gelar Rahayu, Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan, SNA VII, Denpasar – Bali, Desember 2004 Faisal. 2005. “Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 8, No.2, Hal. 175-190 Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hermalin, Benjamin E. and Michael S. Weisbach. 2003. “Boards of Directors as an Endogenously Determined Institution: A Survey of the Economic Literature. Economic Policy Review/ April 2003. FRBNY Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. “Theory of the Firm : Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Mawardi, Wisnu, 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, No. 1, Hal: 83-93. Priharyanto, Budi. 2009. “Analisis Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover, Debt To Equity Ratio, dan Size Terhadap Profitabilitas”. Tesis UNDIP Siregar, S. V., dan S. Utama. 2005. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management)”. Dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15 – 16 September 2005 Stein, Edith Theresa. 2012. Pengaruh Struktur Modal (Debt Equity Ratio) Terhadap Profitabilitas (Return On Equity). Skripsi, Program Strata 1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar. Tobing, Tessa Silvia Mayrika. 2006. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Skripsi, Program Strata 1 Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan Usman, Bahtiar. 2003, ”Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Bank-Bank di Indonesia”, Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 3, No. 1, April 2003 41 Wedari, L.K. 2004. “Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba”, Dalam Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar Bali Windah, Gabriela Cynthia dan Andono, Fidelis Arastyo, 2013. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil Survey The Indonesian Institute Perception Governance (IICG) Periode 2008-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 1. www.aasi.co.id 42 Lampiran 1: Data Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Nama Perusahaan ACA sy 2015 ACA sy 2014 ACA sy 2013 ACA sy 2012 ACA sy 2011 ADIRA Sy 2015 ADIRA Sy 2014 ADIRA Sy 2013 ADIRA Sy 2012 ADIRA Sy 2011 Askrida sy 2015 Askrida sy 2014 Askrida sy 2013 Askrida sy 2012 Bringin sy 2015 Bringin sy 2014 Bringin sy 2013 Bringin sy 2012 Bringin sy 2011 MEGAsy 2014 MEGAsy 2013 MEGAsy 2012 MEGAsy 2011 Manulifesy 2015 Manulifesy 2014 Manulifesy 2013 Manulifesy 2012 Manulifesy 2011 Tokio Marine 2015 Tokio Marine 2014 Tokio Marine 2013 Tokio Marine 2012 Tokio Marine 2011 Nasional Re 2015 Nasional Re 2014 Nasional Re 2013 Nasional Re 2012 Nasional Re 2011 CAR sy 2015 CAR sy 2014 CAR sy 2013 CAR sy 2012 % % SIZE Jumlah Jumlah Kepemilikan Kepemilikan (Juta Komisaris Direksi Manajerial Inst DER Rp) 5 4 0.33 0.51 309.33 198,474 4 4 0.36 0.51 273.89 182,687 4 4 0.36 0.51 250.52 160,823 4 4 0.36 0.51 220.05 138,912 4 4 0.36 0.51 89.05 78,952 4 4 0.10 0.90 1109.11 496,564 4 4 0.10 0.90 953.08 406,910 4 5 0.10 0.90 830.62 328,487 4 2 0.10 0.90 1141.69 380,991 4 3 0.10 0.90 206.15 97,333 4 5 0.00 1.00 135.23 174,611 4 5 0.00 1.00 159.41 151,234 4 5 0.00 1.00 146.43 118,478 4 5 0.00 1.00 123.19 97,086 3 3 0.00 1.00 92.21 142,219 3 2 0.00 1.00 72.54 129,703 3 3 0.00 1.00 39.84 107,149 3 3 0.00 1.00 195.15 122,022 3 3 0.00 1.00 179.69 104,802 4 3 0.00 1.00 233.07 137,216 4 3 0.00 1.00 238.68 114,814 4 3 0.00 1.00 161.06 80,616 4 3 0.00 1.00 64.92 45,715 6 3 0.00 1.00 260.30 222,030 6 3 0.00 1.00 196.60 158,410 6 3 0.00 1.00 111.54 101,131 6 5 0.00 1.00 47.33 59,693 6 5 0.00 1.00 20.03 42,837 4 5 0.00 1.00 10.04 43,717 4 4 0.00 1.00 8.69 38,964 4 3 0.00 1.00 6.74 39,696 4 3 0.00 1.00 18.92 65,087 4 3 0.00 1.00 22.41 9,596 3 3 0.00 1.00 47.62 393,975 3 3 0.00 1.00 55.52 378,146 3 3 0.00 1.00 345.03 218,353 3 3 0.00 1.00 254.72 164,693 3 3 0.00 1.00 183.42 120,014 4 2 0.00 1.00 271.48 136,664 3 3 0.00 1.00 295.02 136,148 5 3 0.00 1.00 232.71 109,556 5 3 0.00 1.00 160.66 84,029 ROA 0.01 0.07 0.06 0.08 0.08 0.06 0.07 0.09 0.11 0.06 0.08 0.05 0.06 0.05 0.01 0.01 0.00 0.01 0.02 0.16 0.11 0.12 0.03 0.21 0.22 0.24 0.16 0.12 -0.22 -0.22 -0.47 -0.16 -0.88 0.07 0.05 0.08 0.11 0.10 0.01 0.05 0.06 0.05 43 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 CAR sy 2011 ALLIANZ 2015 ALLIANZ 2014 ALLIANZ 2013 ALLIANZ 2012 ALLIANZ 2011 Bumiputera 2014 Bumiputera 2013 Bumiputera 2012 Bumiputera 2011 Sinarmas 2015 Sinarmas 2014 Sinarmas 2013 Sinarmas 2012 Sinarmas 2011 Paninsy 2015 Paninsy 2014 Paninsy 2013 Paninsy 2012 Paninsy 2011 Sunlife 2015 Sunlife 2014 Sunlife 2013 Sunlife 2012 Sunlife 2011 Astralife 2015 Astralife 2014 Astralife 2013 Astralife 2012 5 3 3 3 3 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 8 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 6 6 7 7 6 6 6 7 7 5 5 5 3 3 3 4 4 3 3 8 6 6 6 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.96 0.96 0.96 0.96 108.37 323.40 327.20 217.95 248.01 150.69 147.74 140.79 116.06 95.18 474.55 391.78 326.78 228.10 130.92 272.71 162.11 139.94 51.43 17.19 62.54 50.23 60.47 36.23 29.96 742.60 596.46 709.83 619.22 63,838 658,061 471,500 311,399 216,225 149,853 904,910 745,749 703,243 555,379 269,117 198,898 180,838 120,889 77,505 149,228 109,303 90,386 99,978 74,196 90,490 95,643 72,523 51,311 43,865 608,419 523,488 626,913 509,116 0.04 0.13 0.11 0.08 0.02 0.04 0.00 0.00 0.00 0.05 0.17 0.17 0.02 0.14 0.14 0.07 0.09 0.02 0.10 0.05 -0.18 -0.10 -0.12 -0.34 0.00 0.09 0.12 0.09 0.06 44 Lampiran 2: Output SPSS Descriptives Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 71 -.8844 .2408 .028625 .1600014 KOM 71 3.00 8.00 4.1408 .94560 DIR 71 2.00 8.00 4.1127 1.39948 MANAJ 71 .0000 .3551 .031696 .0919593 INST 71 .0000 1.0000 .899641 .2548450 DER 71 6.7400 1141.6900 235.945493 248.1127039 Ln_ASET 71 9596 904910 215363.38 199679.156 Valid N (listwise) 71 ASUMSI KLASIK A. Multikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Standardiz Coefficients ed t Sig. Collinearity Statistics Coefficient s B Std. Beta Tolerance VIF Error (Constant) 1 -2.771 .403 -6.876 .000 KOM .058 .017 .345 3.519 .001 .838 1.194 DIR .003 .012 .024 .220 .826 .705 1.419 MANAJ .631 .200 .363 3.152 .002 .609 1.641 INST .413 .090 .658 4.602 .000 .394 2.538 DER -.022 .009 -.338 -2.522 .014 .448 2.232 .185 .028 1.008 6.592 .000 .345 2.897 Ln_ASET a. Dependent Variable: ROA 45 B. Normal NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 71 Mean Normal Parametersa,b 0E-7 Std. Deviation Most Extreme Differences .11497436 Absolute .091 Positive .063 Negative -.091 Kolmogorov-Smirnov Z .763 Asymp. Sig. (2-tailed) .606 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. C. Heteroskedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Coefficients B Std. Error (Constant) .017 .074 KOM .005 .010 DIR .000 Beta .233 .817 .067 .549 .585 .007 .003 .024 .981 -.010 .114 -.012 -.088 .930 INST .069 .044 .230 1.549 .126 DER -.007 .004 -.217 -1.717 .091 1 MANAJ a. Dependent Variable: abres 46 Moderated Regression Analysis (MRA) Persamaan 1 Variables Entered/Removeda Model Variables Variables Entered Removed Method Ln_ASET, 1 MANAJ, KOM, . Enter DIR, DER, INSTb a. Dependent Variable: ROA b. All requested variables entered. Model Summary Model R R Square .695a 1 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .484 .435 .1202431 a. Predictors: (Constant), Ln_ASET, MANAJ, KOM, DIR, DER, INST ANOVAa Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression .867 6 .144 Residual .925 64 .014 1.792 70 Total F Sig. 9.991 .000b a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), Ln_ASET, MANAJ, KOM, DIR, DER, INST Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Coefficients B (Constant) 1 Std. Error -2.771 .403 KOM .058 .017 DIR .003 MANAJ Beta -6.876 .000 .345 3.519 .001 .012 .024 .220 .826 .631 .200 .363 3.152 .002 INST .413 .090 .658 4.602 .000 DER -.022 .009 -.338 -2.522 .014 .185 .028 1.008 6.592 .000 Ln_ASET a. Dependent Variable: ROA 47 Persamaan 2 Variables Entered/Removeda Model Variables Variables Entered Removed Method ASET_DER, INST, KOM, MANAJ, DIR, Ln_ASET, 1 ASET_DIR, . Enter ASET_KOM, DER, ASET_MANAJ, ASET_INSTb a. Dependent Variable: ROA b. All requested variables entered. Model Summary Model R R Square .814a 1 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .663 .600 .1011750 a. Predictors: (Constant), ASET_DER, INST, KOM, MANAJ, DIR, Ln_ASET, ASET_DIR, ASET_KOM, DER, ASET_MANAJ, ASET_INST ANOVAa Model Sum of Squares Regression 1 Residual Total df Mean Square 1.188 11 .108 .604 59 .010 1.792 70 F 10.551 a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), ASET_DER, INST, KOM, MANAJ, DIR, Ln_ASET, ASET_DIR, ASET_KOM, DER, ASET_MANAJ, ASET_INST Sig. .000b 48 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Coefficients B (Constant) Std. Error -3.664 4.132 KOM .551 .343 DIR .304 Beta -.887 .379 3.256 1.608 .113 .172 2.655 1.763 .083 6.536 6.695 3.757 .976 .333 INST -1.879 3.870 -2.993 -.485 .629 DER .564 .152 8.744 3.706 .000 Ln_ASET .298 .312 1.624 .955 .343 ASET_KOM -.042 .029 -3.057 -1.461 .149 ASET_DIR -.025 .014 -2.958 -1.733 .088 ASET_MANAJ -.570 .527 -3.904 -1.081 .284 ASET_INST .149 .287 2.856 .520 .605 ASET_DER -.044 .012 -8.883 -3.744 .000 MANAJ 1 a. Dependent Variable: ROA 49 Lampiran 3: Tabel t 0,50 dk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60 120 ∞ 0,25 1,000 0,816 0,765 0,741 0,727 0,718 0,711 0,706 0,703 0,700 0,697 0,695 0,692 0,691 0,690 0,689 0,688 0,688 0,687 0,687 0,686 0,686 0,685 0,685 0,684 0,684 0,684 0,683 0,683 0,683 0,681 0,679 0,677 0,674 α untuk uji dua pihak (two tail test) 0,20 0,10 0,05 α untuk uji satu pihak (one tail test) 0,10 0,05 0,025 3,078 6,314 12,706 1,886 2,920 4,303 1,638 2,353 3,182 1,533 2,132 2,776 1,486 2,015 2,571 1,440 1,943 2,447 1,415 1,895 2,365 1,397 1,860 2,306 1,383 1,833 2,262 1,372 1,812 2,228 1,363 1,796 2,201 1,356 1,782 2,178 1,350 1,771 2,160 1,345 1,761 2,145 1,341 1,753 2,132 1,337 1,746 2,120 1,333 1,740 2,110 1,330 1,743 2,101 1,328 1,729 2,093 1,325 1,725 2,086 1,323 1,721 2,080 1,321 1,717 2,074 1,319 1,714 2,069 1,318 1,711 2,064 1,316 1,708 2,060 1,315 1,706 2,056 1,314 1,703 2,052 1,313 1,701 2,048 1,311 1,699 2,045 1,310 1,697 2,042 1,303 1,684 2,021 1,296 1,671 2,000 1,289 1,658 1,980 1,282 1,645 1,960 0,02 0,01 0,01 31,821 6,965 4,541 3,747 3,365 3,143 2,998 2,896 2,821 2,764 2,718 2,681 2,650 2,624 2,623 2,583 2,567 2,552 2,539 2,528 2,518 2,508 2,500 2,492 2,485 2,479 2,473 2,467 2,462 2,457 2,423 2,390 2,358 2,326 0,005 63,657 9,925 5,841 4,604 4,032 3,707 3,499 3,355 3,250 3,165 3,106 3,055 3,012 2,977 2,947 2,921 2,898 2,878 2,861 2,845 2,831 2,819 2,807 2,797 2,787 2,779 2,771 2,763 2,756 2,750 2,704 2,660 2,617 2,576 50 Lampiran 4: Realisasi Pengeluaran Jenis Pengeluaran BHP dan Perjalanan Peralatan No. Item Belanja No. Bukti Waktu 1 Cetak Proposal dan Penggandaan Pembelian CD, Pulpen, Penghapus, Kertas, Tinta Pembelian Catride Warna Pembelian Catride Hitam Pembelian Flasdisk Pembelian BBM utk penelitian I Uang saku Penelitian lapangan 1 Konsumsi Lapangan (penc. data) Pembelian BBM utk penelitian II Uang saku penelitian II Konsumsi Lapangan (penc. data) Pembelian BBM penc. literatur Pembelian BBM utk penelitian III Pembelian Software Analisis BBM untuk pembelian Software Olah Data Komsumsi tim teknis olah data Analisis Hasil BBM Konsultasi Analisis Hasil Konsumsi selama Penelitian Materai Cetak Laporan dan Penggandaan Cetak Poster Penelitian (proses) Honor Peneliti Jumlah PDP/INT-16/01 20-5-2016 PDP/INT-16/02 3 -6-2016 580,000 PDP/INT-16/03 PDP/INT-16/04 PDP/INT-16/05 PDP/INT-16/06 PDP/INT-16/07 PDP/INT-16/08 PDP/INT-16/09 PDP/INT-16/10 5 -6- 2016 12 -6-2016 22 -7 2016 3 -8-16 3 -8-16 3 -8- 16 5 -8- 16 5 -8-16 5 -8- 16 8 -8- 16 10 -8- 16 12 -8- 16 12 -8- 16 23 -8- 16 23 -8- 16 29 -8- 16 10-9 -16 18-9 -16 23-9 -16 25-9 -16 28-9 -16 4 Okt 16 500,000 750,000 250,000 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 PDP/INT-16/11 PDP/INT-16/12 PDP/INT-16/13 PDP/INT-16/14 PDP/INT-16/15 PDP/INT-16/16 PDP/INT-16/17 PDP/INT-16/18 PDP/INT-16/19 PDP/INT-16/20 PDP/INT-16/21 PDP/INT-16/22 PDP/INT-16/23 PDP/INT-16/24 Honor Lain-Lain 150,000 300,000 400,000 200,000 300,000 400,000 200,000 250,000 350,000 700,000 310,000 900,000 360,000 500,000 350,000 600,000 150,000 300,000 300,000 3.900.000 3.900.000 4,940,000 Total 1,860,000 2,300,000 13,000,000 REKAPITULASI PENGGUNAAN ANGGARAN No. 1 2 3 4 Item Pengeluaran Honor Barang Habis Pakai dan Peralatan Penunjang Perjalanan Lain-Lain Jumlah 3.900.000 4.940.000 1.860.000 2.300.000 13.000.000 Mengetahui/Menyetujui Ketua LPPM UNSIL, Lunas dibayar, Ketua Tim Peneliti, Prof. Dr. Aripin, M.Si NIP. 19670816 199603 1 001 Iman Pirman Hidayat, SE., M.Si., Ak., CA. NIDN. 0430087202 51 Lampiran 5: Sususan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas Nama / NIDN Iman Pirman Instansi Asal FE UNSIL Alokasi Bidang Ilmu Waktu Uraian Tugas (J/Mg) Akuntansi 11 Ketua Tim 1. Melakukan koordinasi Hidayat, SE., M.SI., Ak., CA. pekerjaan, target dan tujuan kegiatan. 2. Melakukan bantuan kegiatan penelitian pada 3. Pengawasan pelaporan dan penelitian pada tim teknis 4. Pengajuan jurnal imiah Irman FE UNSIL Akuntansi Firmansyah, SE., M.SI., Ak., CA. 11 Anggota 1. Melakukan kegiatan bantuan penelitian pada teknis 2. Koordinator tim teknis 3. Pembuatan laporan bersama ketua peneliti 4. Pengajuan jurnal imiah Lampiran 3: Biodata Ketua dan Anggota 52 Lampiran 6: Biodata Ketua dan Anggota Biodata Ketua Tim Peneliti A. Identitas Diri IMAN PIRMAN HIDAYAT, SE., M.Si., Ak., CA 1 2 Nama Lengkap (dengan gelar) Jenis Kelamin 3 Jabatan Fungsional 4 NIK 5 NIDN 0430087202 6 Tempat dan Tanggal Lahir Tasikmalaya, 30 Agustus 1972 7 E-mail [email protected] 9 Nomor Telepon/HP 08122365569 10 Alamat Kantor Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 46115 11 Nomor Telepon/Faks (0265) 330634 12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = ± 1000 orang Laki-laki Lektor Kepala 1. Teori Akuntansi 13. Mata Kuliah yg Diampu 2. Akuntansi Keuangan Lanjutan I dan II 3. Akuntansi Syariah 4. Manajemen Produktivitas dan Kualitas B. RiwayatPendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang ilmu Tahun Masuk – Lulus Judul Skripsi / Tesis / Disertasi Nama Pembimbing / Promotor S-1 Universitas Siliwangi S-2 UNPAD Bandung Akuntansi 1991-1995 Ekonomi Akuntansi 2000-2002 - - - - 53 C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun 1 2010 2 2010 3 2013 4 2014 Judul Penelitian Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp) Pemkot Tasikmalaya Pemkab Tasikmalaya LPPM UNSIL - Studi Kelayakan Pendirian PT BPRS Kota TAsikmalaya Kajian Akuntansi dalam Proses Konsolidasi PD BPR Milik Pemkab Tasikmalaya Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Pengolahan Data Keuangan Pada PD BPR Artha Galunggung. Peranan LKM terhadap Pengembangan UMKM di Kabupaten Tasikmalaya Pemkab Tasikmalaya - D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun 1 2010 2 2010 3 4 2011 2011 5 6 2012 2013 7 8 2014 2015 Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp) Judul Penelitian Tim Audit PNPM Kota dan Kabupaten Tasikmalaya Tim Konsolidasi PD BPR Milik Pemkab Tasikmalaya Pelatihan UMKM dan Koperasi se Jawa Barat Pendampingan Desa Binaan di Manonjaya Tasikmalaya Penyuluhan Koperasi Di Panjalu Ciamis Tim Pengkajian BPRS Milik Kabupaten Tasikmalaya. Tim Pendampingan Desa Binaan Analytic network process pada penerapan S.O.P Pemasangan sambungan konsumen di pdam tirta sukapura tasikmalaya pada segmen perumahan sebagai salah satu upaya peningkatan kinerja LPPM UNSIL 10.000.000 E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 TahunTerakhir No. 1 JudulArtikelIlmiah Pengaruh Penyaluran Kredit UMKM dan Pendapatan Operasional NamaJurnal Jurnal Akuntansi, ISSN: 1907 – 9958. Jurusan Akuntansi FE Unsil Volume/ Nomor/Tahun 54 2 3 Penerapan Risiko Audit dan Risiko Bisnis Menuju Jurnal Akuntansi, ISSN: Audit Yang Efektif dan Efisien 1907 – 9958. Jurusan Akuntansi FE Unsil Fungsi Standar Audit Dalam Mendukung Pekerjaan Akuntan Publik Jurnal MM F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 TahunTerakhir No 1 2 NamaPertemuanIlmiah / JudulArtikelIlmiah Seminar Fungsi Standar Audit Dalam Mendukung Jurusan Akuntansi FE Pekerjaan Akuntan Publik UNSIL Pemkab Tasikmalaya Internal Audit Pada BPR Waktudan Tempat 2010 2011 3 Dst G. KaryaBukudalam 5 TahunTerakhir No JudulBuku Tahun Jumlah Halaman Penerbit 1 2 3 Dst. H. Perolehan HKI dalam 5–10 TahunTerakhir No. 1 2 3 Dst. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID 55 I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan Tahun Tempat Penerapan Respon Masyarakat 1 2 3 Dst. J. Penghargaandalam 10 tahunTerakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No. JenisPenghargaan InstitusiPemberi Penghargaan Tahun 1 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salahsatu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Dosen Pembina. Tasikmalaya, April 2016 Ketua Peneliti, (Iman Pirman Hidayat, SE., MSi., Ak., CA) NIDN. 0430087202 56 Data Pribadi Anggota 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Lengkap (Dengan gelar) Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir E-Mail NomorTelepon/HP Lulusan yang Telah Dihasilkan Mata Kuliah yg Diampu Irman Firmansyah, SE., M.Si., Ak. Laki-laki 411213431 0401118602 Tasikmalaya, 01 Nopember 1986 [email protected] 081223271111 120 1. Aplikasi Komputer Dalam Akuntansi 2. Pengantar Perpajakan 3. Akuntansi Keuangan Lanjutan II Riwayat Pendidikan NamaPerguruanTinggi BidangIlmu Tahun Lulus Judul Skripsi/Tesis S-1 Universitas Siliwangi Akuntansi 2008 Pengaruh Biaya Bahan Baku terhadap Harga Pokok Produksi dan Dampaknya terhadap Harga Jual S2 Universitas Jenderal Soedirman Akuntansi 2013 Analisis Pengungkapan Kinerja Sosial (Social Disclosure) Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia dalam Perspektif Islamic Social Reporting Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun JudulPenelitian 1 2010 Auditor PNPM Mandiri Kota Tasikmalaya 2 2011 Instruktur Brevet Pajak Terapan A dan B angkatan 78 IAI Wilayah Jawa Barat 3 2012 Pemateri dalam Pelatihan Administrasi dan Keuangan ORMAWA FE UNSIL tahun 2012 4 2013 dan 2014 Juri Accounting Competition se-Jawa Barat 5 2013 dan 2014 6 2013 7 2013 8 2014 Juri Lomba Cepat Tepat Ekonomi (LCTE) antar SMA se-Jawa Barat Pengelola Jurnal Akuntansi Prodi Akuntansi FE UNSIL Tim persiapan penyusunan re-Akreditasi Prodi Akuntansi FE UNSIL Tim Penyusunan Grand Design Ekonomi Kota Pendanaan Sumber Jumlah (jt) PNPM Ikatan Akuntan Indoensia BEM FE UNSIL HIMATANSI UNSIL HIMA FKIP Ekonomi FE UNSIL FE UNSIL Pemda Kota 57 9 2015 10 2016 Tasikmalaya Pembicara Seminar KKN UNSIL tema: Pentingnya Pendidikan Tingkat Tinggi dalam Rangka Peningkatan IPM Daerah Diversifikasi Produk Makanan Olahan Salak Tasikmalaya KKN LPPM UNSIL 7.500.000 Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No 1 2 JudulArtikelIlmiah Pengaruh Resiko Pembiayaan (Murabahah) terhadap Return On Asset (Studi pada Bank Jabar Banten Syariah Cab. Tasikmalaya). Pengaruh FDR dan BOPO Terhadap Pembiayaan Bermasalah Pada BPRS Di Indonesia. 3 Analisis Pembiayaan Bagi Hasil Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. 4 Apakah Besar Kecilnya Ukuran Bank Mempengaruhi Hubungan antara Likuiditas dengan Pembiayaan Bermasalah pada BPRS? 5 Sosial Disclosure Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia. 6 7 8 9 10 11 12 13 Analisis Pengaruh Profitabilitas terhadap pengeluaran zakat pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderasi. Pengaruh Ukuran Bank terhadap Pembiayaan Bermasalah pada BPRS di Indonesia dengan Inflasi sebagai Variabel Pemoderasi. Analisis Determinan Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdapat di BEI. Aplikasi Analytic Network Process dalam Mengurai Masalah Penerapan Standar Akuntansi Keuangan ETAP pada Usaha Kecil Menengah di Jawa Barat. ISR Sebagai Proksi Pengungkapan CSR Bank Muamalat Indonesia dan Mank Syariah Mandiri. Analisis Efisiensi Perusahaan asuransi syariah di Indonesia: Pendekatan Data Envelopment Analysis. Analisis Kredit Macet pada BPR di Indonesia: Pendekatan Sobel Test dan Bootstraping. Analisis Penyebab Minimnya Kinerja BUMD Non-Keuangan di Jawa Barat: Pendekatan Metode ANP. NamaJurnal Volume/ Nomor/Tahun Jurnal Akuntansi Universitas Siliwangi Volume 6 No. 1, Juni 2011. Jurnal Akuntansi Universitas Siliwangi Vol. 6 No. 2, Desember 2011 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami UNPAD Bandung Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami UNPAD Bandung Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YKPN Yogyakarta Vol. 3, No. 2, Desember 2013 Jurnal Liquidity STIEAD Jakarta Vol. 2, No. 2, Desember 2013 Jurnal Magister Manajemen UNSIL tahun 2013 Jurnal Akuntansi Univ. Maranatha Bandung Jurnal Akuntansi & Manajemen STIE YKPN Yogyakarta Jurnal ESAI Politeknik Negeri Lampung Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami UNPAD Bandung Jurnal Akuntansi Univ. Maranatha Prosiding call for paper. Sustainable Advantage 4 UNSOED Vol. 3, No. 1, Juni 2013 Vol. 7, No. 3, Desember 2013 Vol. 7, Mei 2014 Vol. 25, No. 1, April 2014 Vol. 8, No. 1, Januari 2014 Vol. 4, No. 1, Juni 2014 November 2014 2014 58 14 Analisis Penyebab Pembiayaan Bermasalah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 15 Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank in Indonesia. 16 Analisis Pengaruh CAR, NPF, DPK dan Inflasi Terhadap Pembiayaan Mudharabah Pada Perusahaan asuransi syariah Di Indonesia. 17 Mengapa Efisiensi Tidak Meningkatkan Kinerja Bank Syariah?. 18 Analisis Problem Pengelolaan Zakat Pada Baznas Kota Tasikmalaya: Pendekatan Metode Analytic Network Process (ANP). Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YKPN. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan (BEMP), Vol. 8, No. 2 Vol 16, No. 2. Oktober Tahun 2014 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami, UNPAD Bandung, Vol 5, tahun 2015 Call for Paper Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah (FREKS) ke-5, IAEI, OJK, UNIBRAW (Best Paper) 4th South East Asia International Islamic Philantrophy Conference. UIN SGD Bandung: Indonesia 2015 2016 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Internal Pembina 2016. Tasikmalaya, April 2016 Pengusul, (Irman Firmansyah, SE., M.Si., Ak. ) PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI Iman Pirman Hidayat1, Irman Firmansyah2 Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi email: [email protected] 2 Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi, email: [email protected] 1 ABSTRACT The purpose of this study is to determine the benefits of existence of the board of directors as the operational executor, the board as a supervisory company, ownership structure that consists of managerial ownership and institutional ownership of the operational continuity Islamic insurance company in Indonesia given the current Islamic insurance company is experiencing growth fast so it takes research on performance over its operations. while the specific objective of this study was to determine the effect mechanism of good corporate governance and capital structure to financial performance. Thus, in the short term the management will determine how the benefits to be obtained on corporate governance mechanisms applied and the structure of capital owned. The method used is through regression-based quantitative research through multiple regression analysis and MRA (Moderated Regression Analysis). The data collection is done to each of the companies through the annual financial statements. Data company successfully researched as 15 Islamic insurance company in Indonesia with a study period of 2011 to 2015. However, there are some companies that do not complete their financial statements so that data can be collected as many as 71 points research. The results showed that board of directors does not affect the financial performance of Takaful. While the board of commisioner, managerial ownership, institutional ownership and capital structure of the positive effect on the financial performance of Takaful in Indonesia Keywords: GCG Mecanism, Capital structure, performance Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui manfaat atas keberadaan dewan direksi sebagai pelaksana operasional, dewan komisaris sebagai pengawas perusahaan, struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap keberlangsungan operasional perusahaan asuransi syariah di Indonesia mengingat saat ini perusahaan asuransi syariah sedang mengalami pertumbuhan yang cepat sehingga dibutuhkan penelitian mengenai kinerja atas operasionalnya. sedangkan Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance dan struktur modal terhadap kinerja keuangan. Sehingga dalam jangka waktu pendek manajemen akan mengetahui bagaimana manfaat-manfaat yang diperoleh atas mekanisme GCG yang diterapkan dan struktur modal yang dimiliki. Metode yang digunakan yaitu melalui penelitian kuantitatif berbasis regresi melalui analisis regresi berganda disertai dengan analisis MRA (Moderated Regression Analysis). Adapun pengumpulan data dilakukan kepada masing-masing perusahaan melalui laporan keuangan tahunan. Data perusahaan yang berhasil diteliti yaitu sebanyak 15 perusahaan asuransi syariah di Indonesia dengan periode penelitian tahun 2011 sampai 2015. Namun ada beberapa perusahaan yang tidak lengkap laporan keuangannya sehingga data yang dapat dikumpulkan sebanyak 71 titik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan asuransi syariah. Sedangkan dewan komisaris, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan asuransi syariah di Indonesia. Kata kunci: mekanisme GCG, struktur modal, kinerja 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini industri asuransi di Indonesia sedang meningkat pesat. Hal ini semakin menjelaskan bahwa masyarakat mulai memahami asuransi merupakan bagian dari manajemen risiko yang harus dipersiapkan dalam kehidupan baik sebagai proteksi diri, usaha dan lain-lain. Dengan jumlah jumlah penduduk Indonesia terbesar di ASEAN dan nomor 4 terbesar di dunia serta memiliki jumlah usaha UMKM yang sangat besar sekitar 58 juta unit usaha dan terus tumbuh tiap tahunnya, ditunjang dengan lahan pertanian dan peternakan yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke, menjadi peluang yang sangat besar bagi pertumbuhan perusahaan asuransi di Indonesia karena saat ini perlindungan mengenai harta yang dimiliki masyarakat sangat diperlukan agar terhindar dari resiko. Tidak hanya perusahaan asuransi konvensional, berkembang pula asuransi yang bergerak di sektor syariah sekaitan dengan majunya pemahaman masyarakat mengenai ekonomi syariah. Di akhir tahun 2014, terdapat 49 perusahaan asuransi syariah di Indonesia dari 5 jenis perusahaan. Sampai saat ini pertumbuhan perusahaan asuransi syariah terus tumbuh berkembang. Terbukti dari data 2 (dua) tahun terakhir berikut: dalamMilyar Rp. Perkembangan asuransi di Indonesia 25000 20000 15000 10000 5000 0 Tahun 2013 Investa si 14295 Aset 16661 Tahun 2014 19457.01 22364.35 Gambar 1: Grafik Pertumbuhan Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa baik investasi maupun aset perusahaan asuransi syariah di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke 2014. Peningkatan tersebut tentunya harus memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan karena semakin besar aset yang dimiliki akan memberikan beban bagi perusahaan jika sumber kekayaan tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Dengan demikian dibutuhkan penelitian mengenai kinerja perusahaan asuransi syariah sebagai proksi dari keberhasilannya dalam memperoleh laba. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dapat menggunakan Return On Assets (ROA). ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dilihat dari aset yang dimilikinya. Lebih dari itu, hal lain yang lebih penting adalah bukan tingginya kinerja keuangan yang telah diperoleh saat ini melainkan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan naik turunnya kinerja keuangan tersebut. Hal ini dikarenakan jika perusahaan tidak mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan naiknya kinerja keuangan maka jika suatu saat kinerja keuangan sedang turun, maka manajemen tidak mengetahui faktor mana saja yang menyebabkan turunnya kinerja keuangan tersebut. Oleh karena itu, mengingat perusahaan asuransi syariah di Indonesia sedang mengalami peningkatan, maka sangat urgen untuk dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia agar tren kenaikan aset perusahaan dapat terus terjaga. Diantara faktor-faktor yang diprediksi mempengaruhi kinerja keuangan yaitu mekanisme good corporate govenance (GCG) yang didasarkan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Ini disebabkan karena good corporate governance (GCG) pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Corporate governance lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar analisis dalam mengkaji corporate governance di suatu negara dengan memenuhi transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan yang sistematis yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan (Asbha, 2009). Dalam menjalankan operasional perusahaan, mekanisme GCG dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu: jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Beberapa hasil penelitian berkaitan dengan pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja adalah penelitian yang dilakukan oleh Klapper dan Love (2002) menemukan bahwa adanya hubungan positif antara corporate governance dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan Return On Assets (ROA). Begitu pun Nuswandari (2009) yang meneliti mengenai Corporate Governance Perception Index terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEJ pada tahun 2001 sampai 2005. Hasil analisis model regresi menunjukkan bahwa variabel CGPI secara positif signifikan mempengaruhi kinerja operasi. Hasil ini didukung oleh Trinanda dan Mukodim (2010). Namun berbeda dengan Windah dan Andono (2013) menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Selain GCG, faktor lainnya yang diduga mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yaitu struktur modal (leverage). Struktur modal yaitu rasio antara hutang dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan sehingga rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Rasio ini digambarkan dengan debt to equity ratio (DER) yaitu semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tingginya risiko kegagalan yang mungkin terjadi pada perusahaan, begitu juga sebaliknya apabila semakin rendah rasio ini maka menunjukkan semakin rendah pula risiko kegagalan yang mungkin terjadi pada perusahaan. Sehingga akan berdampak pada kinerja keuangan bank. Hasil penelitian Stein (2012) menyatakan bahwa DER negatif signifikan mempengaruhi profitabilitas. Sedangkan penelitian Usman (2003) dan Tobing (2006) menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas. Selain kedua faktor di atas yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, faktor lain yang harus diperhatikan yaitu ukuran perusahaan agar dapat membedakan karakteristik perusahaan dalam memprediksi kinerja keuangan. Perusahaan yang besar biasanya lebih fleksibel dalam memperoleh kinerja keuangan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Namun hal ini harus dibuktikan lebih lanjut melalui suatu penelitian khususnya pada perusahaan asuransi syariah yang saat ini sedang berkembang di Indonesia. Oleh karena itu, berdasarkan paparan dan beberapa hasil penelitian di atas, penulis ingin meneliti mengenai pengaruh mekanisme Good Corporate Governance (jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) dan struktur modal terhadap kinerja perusahaan asuransi syariah dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Dalam mengkaitkan antara struktur kepemilikan dengan kinerja bank, terdapat satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari pencapaian sasaran organisasi bank serta kinerjanya, yaitu manajemen atau pengurus bank. Pencapaian tujuan dan kinerja bank tidak terlepas dari kinerja manajemen itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, hubungan antara manajemen suatu bank dengan pemilik bank akan dituangkan dalam suatu kontrak (performance contract). Hubungan kontrak antara pemilik dan manajemen tersebut sejalan dengan Agency Theory (Jensen dan Meckling, 1976). Agency relationship didefinisikan sebagai kontrak dimana satu atau lebih orang (disebut owners atau pemegang saham atau pemilik) menunjuk seorang lainnya (disebut agen atau pengurus/manajemen) untuk melakukan beberapa pekerjaan atas nama pemilik. Pekerjaan tersebut termasuk pendelegasian wewenang untuk mengambil keputusan. Dalam hal ini manajemen diharapkan oleh pemilik untuk mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada di bank tersebut secara maksimal. Bila kedua pihak memaksimalkan perannya (utility maximizers), cukup beralasan apabila manajemen tidak akan selalu bertindak untuk kepentingan pemilik. Hal ini sangat beralasan sekali karena pada umumnya pemilik memiliki welfare motives yang bersifat jangka panjang, sebaliknya manajemen lebih bersifat jangka pendek sehingga terkadang mereka cenderung memaksimalkan profit untuk jangka pendek dengan mengabaikan sustainability keuntungan dalam jangka panjang. Untuk membatasi atau mengurangi kemungkinan tersebut, pemilik dapat menetapkan insentif yang sesuai bagi manajemen, yaitu dengan mengeluarkan biaya monitoring dalam bentuk gaji. 2.2 Kinerja Keuangan Salah satu cara yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan yaitu dengan melihat rasio profitabilitasnya. Profitabilitas dapat diukur dengan return on asset (ROA). ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan ratarata total aktiva. Karena hasil operasi yang ingin diukur, maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva yang digunakan untuk mengukur kemampuan memperoleh laba operasi adalah aktiva operasional. Perusahaan dengan total aset relatif besar akan mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total revenue yang relatif besar sebagai akibat penjualan produk yang meningkat. Dengan meningkatnya total revenue tersebut maka akan meningkatkan laba perusahaan sehingga kinerja keuangan akan lebih baik (Mawardi, 2005) 2.3 Good Corporate Governance (GCG) Corporate Governance merupakan proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utamanya adalah mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder yang lain. Kepercayaan investor dan efisiensi pasar sangat tergantung dari pengungkapan kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Agar bernilai di pasar modal global, informasi tersebut harus jelas, konsisten dan dapat diperbandingkan serta menggunakan standar akuntansi yang diterima di seluruh dunia. Dampak transparansi adalah bahwa pihakpihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat memperhatikan dampak risiko bertransaksi dengan perusahaan. Dengan adanya prinsip-prinsip GCG, maka laporan keuangan yang dihasilkan dapat diungkapkan secara transparan dan akurat, sehingga dapat membantu investor dan pihakpihak lain yang berkepentingan dalam suatu perusahaan untuk mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya prinsip-prinsip GCG dalam perusahaan, maka pihak-pihak yang terkait di perusahaan memiliki tanggung jawab yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga dapat mendorong pengelolaan organisasi yang lebih demokratis, lebih accountable, lebih transparansi serta akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dan organisasi lainnya dapat menyumbangkan manfaat tersebut dalam jangka panjang. Dalam hal ini tentu saja kinerja keuangan perusahaan akan meningkat karena seiring dengan berjalan baiknya kegiatan perusahaan. Untuk melihat mekanisme GCG, maka dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu: jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. 1. Dewan Direksi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh ukuran dan komposisi dewan direksi dalam kegiatan perusahaan. Ukuran dan komposisi dewan direksi dapat mempengaruhi efektif tidaknya aktivitas monitoring. Semakin besar ukuran dan komposisi dewan direksi akan berdampak positif terhadap kinerja dan nilai perusahaan jika komposisi dewan direksi lebih banyak didominasi oleh dewan direksi yang berasal dari luar perusahaan dan kinerja serta nilai perusahaan akan rendah jika ukuran dan komposisi dewan direksi berasal dari dalam perusahaan. Faisal (2005) menyatakan bahwa ukuran dewan direksi berhubungan positif dengan kinerja perusahaan. Peningkatan ukuran dan diversitas dari dewan direksi akan memberikan manfaat bagi perusahaan karena terciptanya network dengan pihak luar perusahaan dan menjamin ketersediaan sumber daya. Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H1: Ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah 2. Dewan Komisaris. Berdasarkan Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan Oleh Komite Nasional Kebijakan Governance menyatakan bahwa Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG. Namun demikian, dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama adalah setara. Menurut Chtourou et al (2001), jumlah dewan yang semakin besar maka mekanisme monitoring manajemen perusahaan akan semakin baik. Jumlah dewan yang besar menguntungkan perusahaan dari sudut pandang resources dependence. Maksud dari pandangan resources dependence adalah bahwa perusahaan akan tergantung dengan dewannya untuk dapat mengelola sumber dayanya secara lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H2: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah 3. Kepemilikan Manajerial. Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar. Kepemilikan manajemen adalah saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Hasil penelitian Hermalin dan Weisbach (2003) menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase kepemilikan manajerial akan menurunkan keintegritasan laporan keuangan dan berdampak pula pada menurunnya kinerja perusahaan. Sehingga dari sifat opportunistic ini manajer cenderung akan melakukan earning management dalam pelaporan keuangan, karena manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Hasil penelitian Wedari (2004), menemukan bahwa insider ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H3: kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja 4. Kepemilikan Institusional. Menurut Siregar dan Utama (2005), kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan investment banking. Kepemilikan institusional yang semakin besar akan mengakibatkan kontrol eksternal yang lebih besar di dalam suatu perusahaan. Selain itu kepemilikan institusional yang merupakan pemilik saham mayoritas bisa saja mengabaikan kepentingan pemilik saham minoritas sehingga dalam pengambilan keputusan pemegang saham mayoritas lebih dominan dan unggul. Semakin besar kontrol eksternal akan menyebabkan kebijakan yang diambil akan cenderung mengikuti kebijakan dari institusi eksternal. Hal ini tentunya berdampak pada penurunan harga saham perusahaan dipasar modal sehingga dengan kepemilikan institusional dapat menurunkan kinerja perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Daniri (2005) dalam Amyulianthy (2012) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusi menurunkan kinerja perusahaan. Faisal (2005) juga menemukan bahwa kepemilikan institusional belum efektif untuk memonitor manajemen dalam mengingkatkan kinerja perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa kepemilikan institusional gagal menjadi mekanisme meningkatkan kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H4: kepemilikan institusional bepengaruh negatif terhadap kinerja 2.4 Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Rasio DER merupakan ukuran mendasar dalam keuangan perusahaan, yang dapat menunjukkan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio ini merupakan rasio antara ekuitas dan hutang, dimana hutang di sini mencakup kewajiban jangka panjang, jangka pendek, dan kewajiban lancar. (Walsh, 2003:120). Kebijakan pendanaan yang tercermin dalam debt equity ratio (DER) sangat mempengaruhi pencapaian laba yang diperoleh perusahaan. Ang (1997) dalam Priharyanto (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi DER akan mempengaruhi besarnya laba (return on asset) yang dicapai oleh perusahaan. Jika biaya hutang yang tercermin dalam biaya pinjaman lebih besar daripada biaya modal sendiri, maka rata-rata biaya modal (weighted average cost of capital) akan semakin besar sehingga return on asset (ROA) akan semakin kecil, demikian sebaliknya (Brigham, 1983). Tingginya rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan akan memiliki masalah riil dalam jangka panjang, salah satunya adalah kemungkinan untuk terjadinya kebangkrutan. Semakin besar hutang semakin besar pula risiko yang ditanggung, meskipun dalam keadaan dimana perusahaan dapat dengan sangat baik mengelola hutangnya, maka dengan adanya hutang akan memberikan kesempatan yang baik bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan keuntungan atau labanya. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar kepercayaan dari pihak luar, hal ini sangat memungkinkan meningkatkan kinerja perusahaan, karena dengan modal yang besar maka kesempatan untuk meraih tingkat keuntungan juga besar. Dengan demikian pengaruh DER terhadap ROA adalah positif. Hal tersebut didukung oleh pecking order theory yang menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, kemudian hutang, dan modal sendiri eksternal sebagai pilihan terakhir (Brigham dan Houston, 2001) dalam Priharyanto (2009). Hasil penelitian Priharyanto (2009), Usman (2003) dan Tobing (2006) menunjukkan bahwa financial leverage yang diukur dengan rasio DER berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. Sedangkan penelitian Campbell (2002), Miyajima (2003) dan Stein (2012) menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap ROA. Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas diduga struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, maka hipotesis yang diajukan yaitu: H5 : struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah 3. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan asuransi sektor syariah di Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Dari keseluruhan populasi tersebut digunakan metode purposive sampling untuk memilih sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan populasi yang diambil pada periode tersebut dengan pertimbangan karena keterbatasan peneliti dalam memperoleh data. Perusahaan asuransi syariah yang dijadikan sampel penelitian yaitu sebanyak 15 perusahaan terdiri dari ACA Unit Syariah, Adira Unit Syariah, Askrida Syariah, Bringinlife Syariah, Mega Syariah, Manulife Syariah, Tokio Marine Unit Syariah, Nasional Re Unit Syariah, CAR Syariah, Allianz Syariah, Bumiputera Syariah, Sinarmas Syariah, Panin Syariah, Sunlife Syariah, dan Astralife Syariah. 3.2 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan 3 jenis variabel yaitu: 1. Variabel independen a. Mekanisme GCG. Mekanisme GCG diukur dengan jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. b. Struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER). Rumus yang digunakan untuk menghitung Leverage atau DER (Debt to Equity Ratio) adalah sebagai berikut: Total Kewajiban DER = -------------------------- x 100% Ekuitas 2. Variabel moderasi yang digunakan yaitu ukuran perusahaan yang diproksi dengan total aset. SIZE = Ln_Total Asset 3. Vaiabel Dependen. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah Return on Asset. Return on asset menggambarkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan sejumlah aktiva bank (Husnan,1998). Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut: Laba sebelum pajak ROA = ----------------------------- x 100% Total aset 3.3. Metode Analisis Data Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang merupakan kombinasi dari data time series (runtun waktu) dan cross section (silang tempat). Data panel dapat diolah jika memiliki kriteria (t > 1) dan (n > 1). 3.3.1 Uji Asumsi Klasik Multikolonieritas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2006: 95). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas (Ghozali, 2006: 125). Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui suatu populasi suatu data dapat dilakukan dengan analisis grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006: 147). Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. 3.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda dan MRA Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen untuk memprediksi nilai rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Dalam analisis regresi MRA, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan independen. Adapun model dasarnya dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA = a + β1 DIR + β2 KOM + β3 MAN+β4 INS+ β5 LEV + e (1) ROA = a + β1 DIR + β2 KOM + β3 MAN+β4 INS+ β5 LEV + β6 SIZE+β7 (DIR *SIZE) + β8 (KOM *SIZE) + β9 (MAN*SIZE) + β10 (INS*SIZE) + e (2) uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Dimana : ROA : Return On Assets, DIR: Jumlah Direksi, KOM : Jumlah Komisaris, MAN : persentase kepemilikan manajerial, INS : persentase kepemilikan institutional, LEV : leverage (struktur modal), SIZE : ukuran perusahaan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 3.3.3 Pengujian Hipotesis Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari nilai koefisien determinan (R2), nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima (Ghozali, 2006). 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Asumsi Klasik Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dikumpulkan yang diperoleh dari Perusahaan asuransi syariah di Indonesia selama periode penelitian tahun 2011 sampai tahun 2015, maka diperoleh 15 Perusahaan asuransi syariah yang datanya sesuai dengan yang dibutuhkan. Sebelum hipotesis diuji, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat kualitas data untuk memastikan data layak dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik terdiri dari 4.1.2.1 Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Yang dimaksudkan untuk menguji apakah variabel independen (terikat) dan variabel dependen (bebas) dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian distribusi normal dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal. Tabel 1: Uji Normalitas Standardized Residual N 0E-7 .11497436 .091 Absolute Positive .063 Negative -.091 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation 71 .0000000 .94440028 .199 .190 -.199 .763 .606 Sumber: Output SPSS (Data diolah) Berdasarkan output di atas, dapat kita lihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) yaitu 0,606. Nilai ini lebih besar dari 0,05 atau 5%. Maka dengan denikian disimpulkan bahwa data dinyatakan berdistribusi normal dan dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga data layak untuk digunakan. 4.1.2.2 Uji Multikolinieritas Pengujian kualitas data yang kedua adalah uji multikolinieritas. Uji Multikolonieritas data dapat dilakukan dengan matriks korelasi dengan melihat besarnya nilai VIF (variance inflation factor) dan nilai tolerance. Suatu model regresi yang bebas dari multikolinearitas memiliki angka VIF disekitar angka 1 dan angka tolerance mendekati angka 1 atau tidak lebih dari angka 10. Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 3: Uji Glejser Model Tabel 2: Uji Multikolinieritas Sig. .817 Collinearity Statistics KOM .549 .585 Tolerance DIR .024 .981 MANAJ -.088 .930 1.549 .126 Model 1 T VIF (Constant) KOM .838 1.194 INST DIR .705 1.419 DER MANAJ .609 1.641 INST .394 2.538 DER .448 2.232 Ln_SIZE .345 2.897 -1.717 .091 Sumber: Output SPSS (Data diolah) Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai sig. semua variabel independen lebih dari besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini. Sumber: Output SPSS (Data diolah) Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel independen pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia berada di sekitar angka 1 (kurang dari angka 10). Dan nilai tolerance (TOL) yang diperoleh menunjukkan nilai lebih besar dari 0,10. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa dalam model regresi terbebas dari multikolinieritas antar variabel independen. 4.1.3. Analisis Regresi Data Panel Perusahaan asuransi syariah di Indonesia 4.1.3.1. Uji F Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan analisis data panel model Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan SPSS. Untuk mengetahui ketepatan model (goodness of fit) pengaruh variabel independen yaitu mekanisme GCG dan struktur modal terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diukur dengan ROA maka dilakukan uji F. Berikut adalah output SPSS hasil analisis uji F data Perusahaan asuransi syariah di Indonesia dengan metode analisis regresi data panel: 4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji kualitas data yang selanjutnya yaitu uji heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas maka digunakan Uji Glejser. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini: Tabel 4: Hasil Perhitungan Uji Ketepatan Model ANOVAb Model 1 Sum of Squares Df Mean Square Regression .867 6 .144 Residual .925 64 .014 1.792 70 Total F 9.991 Sig. .000b Sumber: Output SPSS (Data diolah) Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil bahwa nilai signifkansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari batas nilai signifkansi (α = 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam rangka untuk menjelaskan variabel kinerja keuangan (ROA), maka variabel mekanisme GCG dan struktur modal dapat digunakan secara bersama-sama karena model sudah layak digunakan. maka dilakukan dengan menggunakan uji t. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan alat analisis regresi data panel diperoleh hasil sebagai berikut: 4.1.3.2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Selanjutnya untuk pengujian hipotesis pertama sampai kelima yang telah diajukan, Tabel 5: Hasil Perhitungan Uji t Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Standardized Coefficients Std. Error Beta -2.771 .403 DIR .003 .012 KOM .058 MANAJ T Sig. -6.876 .000 .024 .220 .826 .017 .345 3.519 .001 .631 .200 .363 3.152 .002 INST .413 .090 .658 4.602 .000 DER -.022 .009 -.338 -2.522 .014 .028 1.008 6.592 .000 Ln_SIZE .185 Sumber: Output SPSS (data diolah) Dari tabel 5 di atas maka dapat dibuat persamaan regresi yaitu sebagai berikut: Y = -2,771 + 0,058 DIR + 0,003 KOM + 0,631 MAN + 0,413 INS -0,022 LEV + 0,185 SIZE + e Penjelasan mengenai hasil analisis uji hipotesis parsial (uji t) masing-masing variable adalah sebagai berikut: H1 : Ukuran dewan Direksi berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan asuransi syariah Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5 di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu sebesar 0,826 dengan koefisien positif, atau dengan melihat nilai t hitung sebesar 0,220 dimana lebih kecil dari nilai t tabel (2,000) maka Ha ditolak dan Ho diterima. Dengan demikian jumlah dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh karena itu hipotesis kedua yang menyatakan bahwa direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah ditolak. H2 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5 di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu sebesar 0,001 dengan koefisien positif, atau dengan melihat nilai t hitung sebesar 3,519 dimana lebih besar dari nilai t tabel (2,000) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian jumlah dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh karena itu hipotesis pertama yang menyatakan bahwa komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah diterima. H3 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan asuransi syariah Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5 di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu sebesar 0,002 dengan koefisien positif, atau dengan melihat nilai t hitung sebesar 3,152 dimana lebih besar dari nilai t tabel (2,000) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian komposisi kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh karena itu hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah ditolak. kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah ditolak. H4 : Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan asuransi syariah Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5 di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu sebesar 0,014 dengan koefisien negatif, atau dengan melihat nilai t hitung sebesar -2,522 dimana lebih besar dari nilai -t tabel (-2,000) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh karena itu hipotesis kelima yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah ditolak. H4 : Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan asuransi syariah Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5 di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu sebesar 0,000 dengan koefisien positif, atau dengan melihat nilai t hitung sebesar 4,602 dimana lebih besar dari nilai t tabel (2,000) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian komposisi kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh karena itu hipotesis keempat yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap 4.1.4. Analisis Regresi Moderasi Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan asuransi syariah, maka selanjutnya diuji pula apakah ukuran perusahaan dapat memoderasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada pengaujian ini yaitu menambahkan variabel moderasi (aset/size) dengan cara mengalikan variabel independen dengan variabel moderasi (size). Output analisis dapat dilihat pada tabel 6 berikut: Tabel 6: Hasil Perhitungan Uji MRA Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) B Standardized Coefficients Std. Error -3.664 4.132 KOM .551 .343 DIR .304 Beta T Sig. -.887 .379 3.256 1.608 .113 .172 2.655 1.763 .083 6.536 6.695 3.757 .976 .333 INST -1.879 3.870 -2.993 -.485 .629 DER .564 .152 8.744 3.706 .000 Ln_SIZE .298 .312 1.624 .955 .343 SIZE_KOM -.042 .029 -3.057 -1.461 .149 SIZE_DIR -.025 .014 -2.958 -1.733 .088 SIZE_MANAJ -.570 .527 -3.904 -1.081 .284 SIZE_INST .149 .287 2.856 .520 .605 SIZE_DER -.044 .012 -8.883 -3.744 .000 MANAJ Sumber: Output SPSS (data diolah) Karena pada tabel 5 nilai Ln_size adalah signifikan, maka keputusannya adalah, jika signifikansi perkalian antara size dengan variabel independen adalah signifikan, maka ukuran perusahaan adalah variabel quasi moderasi. Namun jika perkalian antara size dengan variabel independen adalah tidak signifikan maka ukuran perusahaan meupakan variabel independen saja. Berdasarkan output hasil analisis pada tabel 6 dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan memoderasi hubungan antara jumlah direksi dengan kinerja keuangan (pada level 10%) dan memoderasi hubungan antara struktur modal dengan kinerja keuangan pada level (5%). Sedangkan hubungan antara jumlah komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan tidak dimoderasi oleh ukuran perusahaan. 4.2. Pembahasan Hasil penelitian serta running data yang telah dilakukan menemukan beberapa temuan yang berbeda dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hal ini terjadi karena lingkup penelitian saat dilakukan di jenis perusahaan yang belum pernah dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang merupakan pembeda dengan studi empiris. Mengenai pengaruh ukuran dewan direksi terhadap kinerja keuangan menghasilkan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Hal ini bertentangan dengan penelitian Faisal (2005) menyatakan bahwa ukuran dewan direksi berhubungan positif dengan kinerja perusahaan. Artinya bahwa semakin banyak jumlah dewan direksi maka tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan asuransi syariah karena kebijakan yang diambil justru akan menjadi lebih lambat. Selain itu pemilihan jajaran dewan direksi harus ditunjang dengan sumber daya manusia yang baik agar mampu memberikan benefit yang besar bagi perusahaan karena perusahaan asuransi syariah sedang dalam tahap berkembang sehingga dibutuhkan orang-orang yang berkualitas. Lain halnya dengan jumlah jajaran dewan komisaris. Penelitian ini telah membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Sehingga penelitian ini sejalan dengan Chtourou et al (2001), yang menjelaskan bahwa jumlah dewan yang semakin besar maka mekanisme monitoring manajemen perusahaan akan semakin baik. Dengan demikian bahwa perusahaan asuransi syariah yang saat ini sedang berkembang membutuhkan banyak pengawasan karena masih sangat rentan dengan kompetitorkompetitor lainnya. kebanyakan perusahaan asuransi syariah di Indonesia adalah berbentuk unit usaha dari syariah sehingga modal yang dimilikiya cukup sedikit. Oleh karena itu modal yang ada harus dimanfaatkan melalui pengawasan yang sangat baik. Temuan lainnya yaitu mengenai pengaruh kepemilikan manajerial. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan sehingga sejalan dengan penelitian Wedari (2004), menemukan bahwa insider ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan dan bertentangan dengan penelitian Hermalin dan Weisbach (2003) menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase kepemilikan manajerial akan menurunkan keintegritasan laporan keuangan dan berdampak pula pada menurunnya kinerja perusahaan. Melalui penelitian ini dapat kita temukan bahwa tidak selamanya kepemilikan manajerial dapat menurunkan kinerja keuangan akan tetapi harus dilihat dulu kondisi perusahaannya seperti apa. Jika perusahaan berbentuk unit usaha, maka kepemilikan manajerial menjadi faktor yang penting karena akan ikut memberikan kontribusi besasr untuk meningkatkan kinerja keuangan. Selanjutnya mengenai pengaruh kepemilikan institusional menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hal ini bertentangan dengan Faisal (2005) juga menemukan bahwa kepemilikan institusional belum efektif untuk memonitor manajemen dalam mengingkatkan kinerja perusahaan. ternyata hasil penelitian Faisal tersebut dapat terbantahkan oleh hasil penelitian ini. Terbukti bahwa pada perusahaan asuransi syariah bahwa owner dari pihak institusi telah mampu memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Temuan selanjutnya yaitu mengenai pengaruh struktur modal yang diukur dengan rasio leverage atau debt to equity ratio (DER) yang menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Campbell (2002), Miyajima (2003) dan Stein (2012) menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi karena semakin besar rasio DER maka menunjukkan semakin besar hutang yang dimiliki sehingga beban untuk mengembalikan hutang disertai dengan beban atas bunga/bagi hasil pinjaman akan memberatkan perusahaan yang sedang berkembang seperti pada perusahaan asuransi syariah di Indonesia yang saat ini sedang berkembang. Selain temuan-temuan di atas, pada penelitian ini juga menganalisis mengenai apakah ukuran perusahaan mampu memperkuat atau memperlemah terhadap hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan hanaya mampu memperlemah hubungan antara jumlah jajaran direksi dan struktur modal dengan kinerja keuangan. Artinya semakin besar perusahaan maka jajaran direksi tidak perlu terlalu banyak karena akan memperlambat pengambilan keputusan manajemen. Sedangkan terkait dengan struktur modal maka semakin besar ukuran perusahaan maka tidak perlu lagi memiliki rasio struktur modal yang besar karena jika perusahaan sudah besar maka perusahaan sudah stabil sehingga pinjaman dari luar dapat dikurangi. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia 2. Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia 3. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia 4. Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia 5. Struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia 6. Ukuran perusahaan memperlemah hubungan antara ukuran dewan direksi dan struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia. 5.2 Keterbatasan Setelah melihat hasil penelitian ini disertai dengan kelengkapan data yang diperoleh, penulis mengaku banyak terdapat keterbatasan yang dapat mengganggu hasil penelitian, di antaranya yaitu sampel penelitian sebanyak 15 perusahaan asuransi syariah padahal masih banyak lagi perusahaan. hal ini terkait dengan waktu dan biaya yang terbatas. 5.2 Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka saran yang disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti - Untuk menambah jumlah observasi penelitian, maka peneliti selanjutnya dapat menambah periode penelitian agar data yang dikumpulkan menjadi lebih banyak dan hasil penelitian akan lebih baik. - Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel independen lain yang diprediksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan serta menambah jumlah variabel yang diprediksi dapat mengganggu hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. - Penelitian selanjutnya dapat dilaksanakan dengan membandingkan kinerja keuangan perusahaan syariah dengan bank konvensional. 2. Bagi Perusahaan Perusahaan dapat memperhatikan mengenai kondisi kinerja keuangan terutama mengenai faktor-faktor yang mampu meningkatakan dan atau menurunkan kinerja keuangan hal ini menjadi penting karena kinerja keuangan menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Amyulianthy, Rafriny. 2012. “Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik Indonesia”. Dalam Jurnal Liquidity, Volume 1. No. 2, Juli-Desember 2012, Hal. 91-98: Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila Brigham, F. Eugene. 1983. Fundamentals of financial Management. The Dryden Press: Holt-Sounders Japan,Third Edition Chtourou, L., S. Marrachi., J. Bedard, 2001. “Corporate Governance and Earning Managemen”. Available online at www.ssrn.com Darmawaty, Deni. Khomsiyah dan Rika Gelar Rahayu, Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan, SNA VII, Denpasar – Bali, Desember 2004 Faisal. 2005. “Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 8, No.2, Hal. 175-190 Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hermalin, Benjamin E. and Michael S. Weisbach. 2003. “Boards of Directors as an Endogenously Determined Institution: A Survey of the Economic Literature. Economic Policy Review/ April 2003. FRBNY Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. “Theory of the Firm : Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Mawardi, Wisnu, 2005. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, No. 1, Hal: 83-93. Priharyanto, Budi. 2009. “Analisis Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover, Debt To Equity Ratio, dan Size Terhadap Profitabilitas”. Tesis UNDIP Siregar, S. V., dan S. Utama. 2005. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management)”. Dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15 – 16 September 2005 Stein, Edith Theresa. 2012. Pengaruh Struktur Modal (Debt Equity Ratio) Terhadap Profitabilitas (Return On Equity). Skripsi, Program Strata 1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar. Tobing, Tessa Silvia Mayrika. 2006. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Skripsi, Program Strata 1 Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan Usman, Bahtiar. 2003, ”Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Bank-Bank di Indonesia”, Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 3, No. 1, April 2003 Wedari, L.K. 2004. “Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba”, Dalam Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar Bali Windah, Gabriela Cynthia dan Andono, Fidelis Arastyo, 2013. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil Survey The Indonesian Institute Perception Governance (IICG) Periode 20082011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 1. www.aasi.co.id