562 / Akuntansi LAPORAN PENELITIAN DOSEN

advertisement
Kode/Nama Rumpun Ilmu* : 562 / Akuntansi
LAPORAN PENELITIAN
DOSEN PEMBINA
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DENGAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Oleh:
Iman Pirman Hidayat, SE., M.Si., Ak, CA (NIDN 0430087202)
Irman Firmansyah, SE., M.Si., Ak., CA. (NIDN 041118602)
PENELITIAN INI DIBIAYAI OLEH DIPA UNIVERSITAS SILIWANGI No. DIPA:
SP DIPA-042.01.2.400863/2016
UNIVERSITAS SILIWANGI
OKTOBER 2016
1
2
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMBINA
Judul Penelitian
: Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance (GCG) Dan Struktur Modal Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah
Dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel
Moderasi
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 562 / Akuntansi
Ketua Peneliti:
a. Nama Lengkap
: Iman Pirman Hidayat, SE., M.Si., Ak, CA
b. NIDN
: 0430087202
c. Jabatan Fungsional
: Lektor Kepala
d. Program Studi
: Akuntansi
e. Nomor HP
: 08122365569
f. Alamat surel (e-mail)
: [email protected]
Anggota Peneliti (1)
a. Nama Lengkap
: Irman Firmansyah, SE., M.Si., Ak., CA
b. NIDN
: 0401118602
c. Perguruan Tinggi
: Universitas Siliwangi
Biaya Penelitian
: Rp. 13.000.000
Tasikmalaya, 5 Oktober 2016
Ketua Peneliti
Mengetahui,
Dekan
( H. Beben Bahren, SE., M.S. )
NIP 195403101981021001
( Iman Pirman Hidayat, M.SI., Ak., CA.
)
NIDN 0106067101
Menyetujui,
Ketua LPPM
(Prof. H. Aripin, M.Si, Ph.D)
NIP 196708161996031001
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
RINGKASAN ..................................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 6
1.1. Latar Belakang Penelitian ........................................................................................ 6
1.2. Permasalahan Penelitian .......................................................................................... 9
1.3 Tujuan Khusus Penelitian ....................................................................................... 10
1.4 Target Luaran.......................................................................................................... 10
1.5 Urgensi Penelitian................................................................................................... 10
1.6 Kegunaan Penelitian ............................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 12
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ........................................................................... 12
2.2 Kinerja Keuangan ................................................................................................... 13
2.3 Good Corporate Governance (GCG) ..................................................................... 14
2.4 Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan ........................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 20
3.1 Desain Penelitian .................................................................................................... 20
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................................... 20
3.3 Variabel Penelitian.................................................................................................. 20
3.4 Metode Analisis Data.............................................................................................. 21
3.4.1 Uji Asumsi Klasik............................................................................................ 21
3.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda dan MRA................................................... 22
3.4.3 Pengujian Hipotesis.......................................................................................... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 24
4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................................... 24
4.1.1 Gambaran Umum Sampel ................................................................................ 24
4.1.2 Statistik Deskriptif ........................................................................................... 25
4.1.3 Uji Asumsi Klasik............................................................................................ 27
4.1.4. Analisis Regresi Data Panel Perusahaan asuransi syariah di Indonesia.......... 30
4.1.5. Analisis Regresi Moderasi .............................................................................. 33
4.2. Pembahasan............................................................................................................ 35
4
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN .......................................... 38
5.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 38
5.2 Keterbatasan............................................................................................................ 38
5.3 Saran ....................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 40
Lampiran 1: Data Penelitian ............................................................................................. 42
Lampiran 2: Output SPSS................................................................................................. 44
Lampiran 3: Tabel t........................................................................................................... 49
Lampiran 4: Realisasi Pengeluaran................................................................................... 50
Lampiran 5: Sususan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas.............................. 51
Lampiran 6: Biodata Ketua dan Anggota ......................................................................... 52
5
RINGKASAN
Tujuan jangka panjang dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui manfaat atas
keberadaan dewan direksi sebagai pelaksana operasional, dewan komisaris
sebagai pengawas perusahaan, struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional terhadap keberlangsungan operasional
perusahaan asuransi syariah di Indonesia mengingat saat ini perusahaan asuransi
syariah sedang mengalami pertumbuhan yang cepat sehingga dibutuhkan
penelitian mengenai kinerja atas operasionalnya. Oleh karena itu akan diuji
keberhasilan mekanisme good corporate governance (GCG) terhadap kinerja
perusahaan. Selain itu, struktur modal yang menggambarkan sumber kekuatan
finansial perusahaan harus diketahui manfaatnya secara jangka panjang karena
jika tidak dianalisis manfaatnya akan memberikan beban besar bagi perusahaan.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mekanisme
good corporate governance dan struktur modal terhadap kinerja keuangan.
Sehingga dalam jangka waktu pendek manajemen akan mengetahui bagaimana
manfaat-manfaat yang diperoleh atas mekanisme GCG yang diterapkan dan
struktur modal yang dimiliki.
Metode yang digunakan yaitu melalui penelitian kuantitatif berbasis regresi
melalui analisis regresi berganda disertai dengan analisis MRA (Moderated
Regression Analysis). Analisis MRA digunakan untuk mengetahui peran aset
perusahaan dalam mempengaruhi hubungan antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Adapun pengumpulan data dilakukan kepada masing-masing
perusahaan melalui laporan keuangan tahunan.
Melalui Hasil Penelitian saat ini baru 70 % terlaksana, yaitu penelitian lapangan
telah selesai dilaksanakan dengan mengunjungan kantor pusat informasi data yang
dibutuhkan melalui Otoritas Jasa Keuangan Cabang Tasikmalaya, serta
pengumpulan data melalui Laporan Tahunan yang diperoleh dari masing-masing
perusahaan. Data perusahaan yang berhasil diteliti yaitu sebanyak 15 perusahaan
asuransi syariah di Indonesia dengan periode penelitian tahun 2011 sampai 2015.
Namun ada beberapa perusahaan yang tidak lengkap laporan keuangannya
sehingga data yang dapat dikumpulkan sebanyak 71 titik penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran direksi tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan asuransi syariah. Sedangkan ukuran dewan komisaris,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan struktur modal berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan asuransi syariah di Indonesia
Kata kunci: mekanisme GCG, struktur modal, kinerja
6
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Saat ini industri asuransi di Indonesia sedang meningkat pesat. Hal ini
semakin menjelaskan bahwa masyarakat mulai memahami asuransi merupakan
bagian dari manajemen risiko yang harus dipersiapkan dalam kehidupan baik
sebagai proteksi diri, usaha dan lain-lain. Dengan jumlah jumlah penduduk
Indonesia terbesar di ASEAN dan nomor 4 terbesar di dunia serta memiliki
jumlah usaha UMKM yang sangat besar sekitar 58 juta unit usaha dan terus
tumbuh tiap tahunnya, ditunjang dengan lahan pertanian dan peternakan yang
terbentang luas dari Sabang sampai Merauke, menjadi peluang yang sangat besar
bagi pertumbuhan perusahaan asuransi di Indonesia karena saat ini perlindungan
mengenai harta yang dimiliki masyarakat sangat diperlukan agar terhindar dari
resiko.
Tidak hanya perusahaan asuransi konvensional, berkembang pula asuransi
yang bergerak di sektor syariah sekaitan dengan majunya pemahaman masyarakat
mengenai ekonomi syariah. Sampai dengan akhir tahun 2014, terdapat 49
perusahaan asuransi syariah di Indonesia dari 5 jenis perusahaan.
Tabel 1: Jumlah Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia
Jenis Perusahaan Asuransi
2014
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
3
Perusahaan Asuransi Umum Syariah
2
Unit Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa
18
Unit Syariah Perusahaan Asuransi Umum
23
Unit Syariah Perusahaan Reasuransi
3
Total
49
Sumber: AASI 2015
Sampai saat ini pertumbuhan perusahaan asuransi syariah terus tumbuh
berkembang. Terbukti dari data 2 (dua) tahun terakhir berikut:
7
Perkembangan asuransi di Indonesia
25000
dalamMilyar Rp.
20000
15000
10000
5000
0
Tahun 2013
Investasi
14295
Aset
16661
Tahun 2014
19457.01
22364.35
Gambar 1: Grafik Pertumbuhan Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa baik investasi maupun
aset perusahaan asuransi syariah di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun
2013 ke 2014. Peningkatan tersebut tentunya harus memberikan dampak positif
bagi kinerja perusahaan karena semakin besar aset yang dimiliki akan
memberikan beban bagi perusahaan jika sumber kekayaan tidak dapat
dimanfaatkan dengan baik. Dengan demikian dibutuhkan penelitian mengenai
kinerja perusahaan asuransi syariah sebagai proksi dari keberhasilannya dalam
memperoleh
laba.
Untuk
menilai
kinerja
keuangan
perusahaan
dapat
menggunakan Return On Assets (ROA). ROA memfokuskan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba dilihat dari aset yang dimilikinya.
Lebih dari itu, hal lain yang lebih penting adalah bukan tingginya kinerja
keuangan yang telah diperoleh saat ini melainkan faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan naik turunnya kinerja keuangan tersebut. Hal ini dikarenakan jika
perusahaan tidak mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan naiknya kinerja
keuangan maka jika suatu saat kinerja keuangan sedang turun, maka manajemen
tidak mengetahui faktor mana saja yang menyebabkan turunnya kinerja keuangan
tersebut.
Oleh karena itu, mengingat perusahaan asuransi syariah di Indonesia
sedang mengalami peningkatan, maka sangat urgen untuk dilakukan penelitian
8
mengenai faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah di Indonesia agar tren kenaikan aset perusahaan dapat
terus terjaga.
Diantara faktor-faktor yang diprediksi mempengaruhi kinerja keuangan
yaitu mekanisme good corporate govenance (GCG) yang didasarkan pada
beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Ini disebabkan karena good
corporate governance (GCG) pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan
kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Corporate governance lebih
condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja,
pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham,
dan stakeholders. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar analisis dalam mengkaji
corporate governance di suatu negara dengan memenuhi transparansi dan
akuntabilitas dalam pengambilan keputusan yang sistematis yang dapat digunakan
sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan (Asbha,
2009). Dalam menjalankan operasional perusahaan, mekanisme GCG dapat
dilihat dari beberapa indikator yaitu: jumlah dewan direksi, jumlah dewan
komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.
Beberapa hasil penelitian berkaitan dengan pengaruh penerapan GCG
terhadap kinerja adalah penelitian yang dilakukan oleh Klapper dan Love (2002)
menemukan bahwa adanya hubungan positif antara corporate governance dengan
kinerja perusahaan yang diukur dengan Return On Assets (ROA). Begitu pun
Nuswandari (2009) yang meneliti mengenai Corporate Governance Perception
Index terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEJ pada
tahun 2001 sampai 2005. Hasil analisis model regresi menunjukkan bahwa
variabel CGPI secara positif signifikan mempengaruhi kinerja operasi. Hasil ini
didukung oleh Trinanda dan Mukodim (2010). Namun berbeda dengan Windah
dan Andono (2013) menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
Selain GCG, faktor lainnya yang diduga mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan yaitu struktur modal (leverage). Struktur modal yaitu rasio antara
hutang dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana
yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan sehingga rasio ini
9
berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
utang. Rasio ini digambarkan dengan debt to equity ratio (DER) yaitu semakin
tinggi rasio ini menunjukkan semakin tingginya risiko kegagalan yang mungkin
terjadi pada perusahaan, begitu juga sebaliknya apabila semakin rendah rasio ini
maka menunjukkan semakin rendah pula risiko kegagalan yang mungkin terjadi
pada perusahaan. Sehingga akan berdampak pada kinerja keuangan bank.
Hasil penelitian Stein (2012) menyatakan bahwa DER negatif signifikan
mempengaruhi profitabilitas. Sedangkan penelitian Usman (2003) dan Tobing
(2006) menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh positif terhadap tingkat
profitabilitas.
Selain kedua faktor di atas yang mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan, faktor lain yang harus diperhatikan yaitu ukuran perusahaan agar
dapat membedakan karakteristik perusahaan dalam memprediksi kinerja
keuangan. Perusahaan yang besar biasanya lebih fleksibel dalam memperoleh
kinerja keuangan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Namun hal ini
harus dibuktikan lebih lanjut melalui suatu penelitian khususnya pada perusahaan
asuransi syariah yang saat ini sedang berkembang di Indonesia.
Oleh karena itu, berdasarkan paparan dan beberapa hasil penelitian di atas,
penulis ingin meneliti mengenai pengaruh mekanisme Good Corporate
Governance (jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional) dan struktur modal terhadap kinerja
perusahaan asuransi syariah dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi.
1.2. Permasalahan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka terdapat beberapa
permasalahan yang harus segera diselesaikan yaitu:
1. Bagaimana pengaruh jumlah dewan direksi terhadap kinerja keuangan
2. Bagaimana pengaruh jumlah dewan komisaris terhadap kinerja keuangan
3. Bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja keuangan
4. Bagaimana pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan
5. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
10
6. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap hubungan antara jumlah
dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan
1.3 Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah dewan direksi terhadap kinerja keuangan
2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah dewan komisaris terhadap kinerja
keuangan
3. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja keuangan
4. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja
keuangan
5. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
6. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap hubungan antara
jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan
1.4 Target Luaran
Selain tujuan khusus di atas, target luaran dari penelitian ini yaitu:
1. Menjadi bahan referensi bagi para peneliti, akademisi dan praktisi melalui
penerbitan jurnal penelitian nasional khususnya jurnal terakreditasi.
2. Proseeding seminar nasional/internasional bertemakan GCG dan akuntansi
keuangan
3. Sebagai bahan kebijakan bagi perusahaan asuransi syariah di Indonesia
mengenai pentingnya penerapan mekanisme GCG serta struktur modal
1.5 Urgensi Penelitian
Urgensi penelitian didasarkan pada hal-hal di bawah ini:
1. Saat ini perusahaan asuransi syariah sedang berkembang pesat, khususnya
asuransi konvensional yang membuka unit syariah sehingga keadaan ini harus
11
dipertahankan dengan cara terus menganalisis mengenai kinerja keuangan serta
mengkaji faktor-faktor yang memepngaruhi kinerja keuangan.
2. Belum ada penelitian mengenai mekanisme GCG pada perusahaan asuransi
sektor unit syariah.
3. Struktur modal perusahaan asuransi sektor unit syariah masih didominasi oleh
hutang, bukan dari modal sendiri sehingga rasio leverage akan besar. Oleh
karena itu dibutuhkan penelitian mengenai peran struktur modal tersebut
terhadap kinerja perusahaan
1.6 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan baik bagi pengembangan
ilmu maupun bagi terapan ilmu (aspek praktis).
a. Kegunaan bagi pengembangan ilmu.
Hasil penelitian ini menjadi bahan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
mengenai penilaian kinerja keuangan perusahaan asuransi sektor syariah di
Indonesia. Juga sebagai bahan informasi bagi para akademisi mengenai kinerja
perusahaan asuransi syariah untuk dapat dibandingkan dengan perusahaan
asuransi konvensional agar dapat diketahui jenis perusahaan asuransi mana
yang lebih baik.
b. Kegunaan bagi terapan ilmu:
1. Memberikan bahan informasi bagi perusahaan asuransi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
2. Manfaat mekanisme GCG dapat diketahui dalam rangka meningkatkan
kinerja keuangan baik dari struktur jumlah dewan direksi, jumlah dewan
komisaris, kepemilikan manajerial maupun kepemilikan institusional.
3. Terkait dengan manajemen keuangan, maka struktur modal yang merupakan
bagian dari pengelolaan keuangan dapat dilihat pengaruhnya terhadap
keberhasilan kinerja perusahaan.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Dalam mengkaitkan antara struktur kepemilikan dengan kinerja bank,
terdapat satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari pencapaian sasaran organisasi
bank serta kinerjanya, yaitu manajemen atau pengurus bank. Pencapaian tujuan
dan kinerja bank tidak terlepas dari kinerja manajemen itu sendiri. Sehubungan
dengan hal tersebut, hubungan antara manajemen suatu bank dengan pemilik bank
akan dituangkan dalam suatu kontrak (performance contract). Hubungan kontrak
antara pemilik dan manajemen tersebut sejalan dengan Agency Theory (Jensen
dan Meckling, 1976).
Agency relationship didefinisikan sebagai kontrak dimana satu atau lebih
orang (disebut owners atau pemegang saham atau pemilik) menunjuk seorang
lainnya (disebut agen atau pengurus/manajemen) untuk melakukan beberapa
pekerjaan atas nama pemilik. Pekerjaan tersebut termasuk pendelegasian
wewenang untuk mengambil keputusan. Dalam hal ini manajemen diharapkan
oleh pemilik untuk mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada di bank
tersebut secara maksimal. Bila kedua pihak memaksimalkan perannya (utility
maximizers), cukup beralasan apabila manajemen tidak akan selalu bertindak
untuk kepentingan pemilik. Hal ini sangat beralasan sekali karena pada umumnya
pemilik memiliki welfare motives yang bersifat jangka panjang, sebaliknya
manajemen lebih bersifat jangka pendek sehingga terkadang mereka cenderung
memaksimalkan profit untuk jangka pendek dengan mengabaikan sustainability
keuntungan dalam jangka panjang. Untuk membatasi atau mengurangi
kemungkinan tersebut, pemilik dapat menetapkan insentif yang sesuai bagi
manajemen, yaitu dengan mengeluarkan biaya monitoring dalam bentuk gaji.
Dengan
adanya
monitoring
cost
tersebut
manajemen
akan
senantiasa
memaksimalkan kesejahteraan pemilik, walaupun keputusan manajemen dalam
praktek akan berbeda dengan keinginan pemilik (Jensen dan Meckling, 1976).
Ada tiga asumsi yang melandasi teori keagenan (Darmawati,dkk,2005) yaitu
asumsi tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi.
13
1. Asumsi sifat manusia menekankan bahwa manusia mempuyai sifat
mementingkan diri sendiri, memiliki keterbatasan rasional (bounded
rationality) dan tidak menyukai resiko
2. Asumsi keorganisasian menekankan tentang adanya konflik antara anggota
organisasi, efisiensi sebagai kriteria efektivitas, dan adanya asimetri informasi
antara principal dan agent
3. Asumsi informasi mengemukakan bahwa informasi dianggap sebagai komoditi
yang dapat dijualbelikan Corporate governance sebagai efektivitas mekanisme
yang bertujuan meminimalisasi konflik keagenan, dengan penekanan khusus pada
mekanisme legal yang mencegah dilakukannya eksproriarsi atas pemegang saham
baik mayoritas maupun minoritas.
2.2 Kinerja Keuangan
Salah satu cara yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu
perusahaan yaitu dengan melihat rasio profitabilitasnya. Profitabilitas dapat diukur
dengan return on asset (ROA). ROA merupakan perbandingan antara laba
sebelum pajak dengan total asset dalam suatu periode, rumus yang digunakan
untuk mencari ROA adalah sebagai berikut:
ROA =
୐ୟୠୟ ୗୣୠୣ୪୳୫ ୔ୟ୨ୟ୩
୘୭୲ୟ୪୅ୱୣ୲
x 100%
ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan rata-rata
total aktiva. Karena hasil operasi yang ingin diukur, maka dipergunakan laba
sebelum bunga dan pajak. Aktiva yang digunakan untuk mengukur kemampuan
memperoleh laba operasi adalah aktiva operasional. Perusahaan dengan total aset
relatif besar akan mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total
revenue yang relatif besar sebagai akibat penjualan produk yang meningkat.
Dengan meningkatnya total revenue tersebut maka akan meningkatkan laba
perusahaan sehingga kinerja keuangan akan lebih baik (Mawardi, 2005)
14
2.3 Good Corporate Governance (GCG)
Corporate Governance merupakan proses dan struktur yang digunakan
untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam
rangka meningkatkan kemakmuran bisnis akuntabilitas perusahaan dengan tujuan
utamanya adalah mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder yang lain. Kepercayaan
investor dan efisiensi pasar sangat tergantung dari pengungkapan kinerja
perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Agar bernilai di pasar modal global,
informasi tersebut harus jelas, konsisten dan dapat diperbandingkan serta
menggunakan standar akuntansi yang diterima di seluruh dunia. Dampak
transparansi adalah bahwa pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan
dapat memperhatikan dampak risiko bertransaksi dengan perusahaan.
Dengan adanya prinsip-prinsip GCG, maka laporan keuangan yang
dihasilkan dapat diungkapkan secara transparan dan akurat, sehingga dapat
membantu investor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam suatu
perusahaan untuk mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya
prinsip-prinsip GCG dalam perusahaan, maka pihak-pihak yang terkait di
perusahaan memiliki tanggung jawab yang sesuai dengan peraturan yang berlaku,
sehingga dapat mendorong pengelolaan organisasi yang lebih demokratis, lebih
accountable, lebih transparansi serta akan meningkatkan keyakinan bahwa
perusahaan dan organisasi lainnya dapat menyumbangkan manfaat tersebut dalam
jangka panjang. Dalam hal ini tentu saja kinerja keuangan perusahaan akan
meningkat karena seiring dengan berjalan baiknya kegiatan perusahaan.
Untuk melihat mekanisme GCG, maka dapat dilihat dari beberapa
indikator yaitu: jumlah dewan direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional.
1. Dewan Direksi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
ukuran dan komposisi dewan direksi dalam kegiatan perusahaan. Ukuran dan
komposisi dewan direksi dapat mempengaruhi efektif tidaknya aktivitas
monitoring. Semakin besar ukuran dan komposisi dewan direksi akan
berdampak positif terhadap kinerja dan nilai perusahaan jika komposisi
15
dewan direksi lebih banyak didominasi oleh dewan direksi yang berasal dari
luar perusahaan dan kinerja serta nilai perusahaan akan rendah jika ukuran
dan komposisi dewan direksi berasal dari dalam perusahaan. Faisal (2005)
menyatakan bahwa ukuran dewan direksi berhubungan positif dengan kinerja
perusahaan. Peningkatan ukuran dan diversitas dari dewan direksi akan
memberikan manfaat bagi perusahaan karena terciptanya network dengan
pihak luar perusahaan dan menjamin ketersediaan sumber daya. Dewan
direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan
diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun
jangka panjang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H1: Ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah
2. Dewan
Komisaris.
Berdasarkan
Pedoman
Umum
Good
Corporate
Governance Indonesia yang dikeluarkan Oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance menyatakan bahwa Dewan komisaris sebagai organ perusahaan
bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan
dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan
melaksanakan GCG. Namun demikian, dewan komisaris tidak boleh turut
serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing
anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama adalah setara. Menurut
Chtourou et al (2001), jumlah dewan yang semakin besar maka mekanisme
monitoring manajemen perusahaan akan semakin baik. Jumlah dewan yang
besar menguntungkan perusahaan dari sudut pandang resources dependence.
Maksud dari pandangan resources dependence adalah bahwa perusahaan
akan tergantung dengan dewannya untuk dapat mengelola sumber dayanya
secara lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H2: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan asuransi syariah
16
3. Kepemilikan Manajerial. Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan
saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang
dikelola. Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial
adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh
modal saham perusahaan yang beredar. Kepemilikan manajemen adalah
saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun saham yang
dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Hasil
penelitian Hermalin dan Weisbach (2003) menunjukkan bahwa semakin
tinggi persentase kepemilikan manajerial akan menurunkan keintegritasan
laporan keuangan dan berdampak pula pada menurunnya kinerja perusahaan.
Sehingga dari sifat opportunistic ini manajer cenderung akan melakukan
earning management dalam pelaporan keuangan, karena manajer sebagai
pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan
prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik
(pemegang saham). Hasil penelitian Wedari (2004), menemukan bahwa
insider ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H3: kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja
4. Kepemilikan Institusional. Menurut Siregar dan Utama (2005), kepemilikan
institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh institusi
keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan investment
banking. Kepemilikan institusional yang semakin besar akan mengakibatkan
kontrol eksternal yang lebih besar di dalam suatu perusahaan. Selain itu
kepemilikan institusional yang merupakan pemilik saham mayoritas bisa saja
mengabaikan kepentingan pemilik saham minoritas sehingga dalam
pengambilan keputusan pemegang saham mayoritas lebih dominan dan
unggul. Semakin besar kontrol eksternal akan menyebabkan kebijakan yang
diambil akan cenderung mengikuti kebijakan dari institusi eksternal. Hal ini
tentunya berdampak pada penurunan harga saham perusahaan dipasar modal
sehingga dengan kepemilikan institusional dapat menurunkan kinerja
17
perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Daniri (2005) dalam
Amyulianthy (2012) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusi
menurunkan kinerja perusahaan. Faisal (2005) juga menemukan bahwa
kepemilikan institusional belum efektif untuk memonitor manajemen dalam
mengingkatkan kinerja perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa
kepemilikan institusional gagal menjadi mekanisme meningkatkan kinerja
perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H4: kepemilikan institusional bepengaruh negatif terhadap kinerja
2.4 Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan
Rasio DER merupakan ukuran mendasar dalam keuangan perusahaan,
yang dapat menunjukkan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio ini merupakan
rasio antara ekuitas dan hutang, dimana hutang di sini mencakup kewajiban
jangka panjang, jangka pendek, dan kewajiban lancar. (Walsh, 2003:120).
Kebijakan pendanaan yang tercermin dalam debt equity ratio (DER)
sangat mempengaruhi pencapaian laba yang diperoleh perusahaan. Ang (1997)
dalam Priharyanto (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi DER akan
mempengaruhi besarnya laba (return on asset) yang dicapai oleh perusahaan. Jika
biaya hutang yang tercermin dalam biaya pinjaman lebih besar daripada biaya
modal sendiri, maka rata-rata biaya modal (weighted average cost of capital) akan
semakin besar sehingga return on asset (ROA) akan semakin kecil, demikian
sebaliknya (Brigham, 1983).
Tingginya rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan akan memiliki
masalah riil dalam jangka panjang, salah satunya adalah kemungkinan untuk
terjadinya kebangkrutan. Semakin besar hutang semakin besar pula risiko yang
ditanggung, meskipun dalam keadaan dimana perusahaan dapat dengan sangat
baik mengelola hutangnya, maka dengan adanya hutang akan memberikan
kesempatan yang baik bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan keuntungan
atau labanya.
Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar kepercayaan dari pihak
luar, hal ini sangat memungkinkan meningkatkan kinerja perusahaan, karena
18
dengan modal yang besar maka kesempatan untuk meraih tingkat keuntungan juga
besar. Dengan demikian pengaruh DER terhadap ROA adalah positif. Hal tersebut
didukung oleh pecking order theory yang menetapkan suatu urutan keputusan
pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan
laba ditahan, kemudian hutang, dan modal sendiri eksternal sebagai pilihan
terakhir (Brigham dan Houston, 2001) dalam Priharyanto (2009).
Hasil penelitian Priharyanto (2009), Usman (2003) dan Tobing (2006)
menunjukkan bahwa financial leverage yang diukur dengan rasio DER
berpengaruh positif terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. Sedangkan
penelitian Campbell (2002), Miyajima (2003) dan Stein (2012) menunjukkan
bahwa DER berpengaruh negatif terhadap ROA.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas diduga struktur modal
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, maka hipotesis yang diajukan
yaitu:
H5 :
struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah
Berdasarkan paparan di atas, maka model penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
19
Ukuran
Perusahaan
Dewan Direksi
Dewan
Komisaris
Kepemilikan
Manajerial
Kinerja
Keuangan
Kepemilikan
Institutional
Struktur
Modal
Gambar 2: Model Penelitian
20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang dilakukan untuk
menjelaskan mengenai mekanisme GCG, Financial Leverage dan kinerja
keuangan bank khususnya pada perusahaan asuransi sektor unit syariah serta
menguji apakah ukuran perusahaan memoderasi hubungan antara variabel
independen terhadap variabel dependen dan menemukan semua jawaban
mengenai hubungan antar variabel melalui analisis data dalam rangka pengujian
hipotesis.
3.2 Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan asuransi sektor syariah di
Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Dari keseluruhan populasi
tersebut digunakan metode purposive sampling untuk memilih sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan populasi yang diambil pada periode
tersebut dengan pertimbangan karena keterbatasan peneliti dalam memperoleh
data.
Perusahaan asuransi syariah yang dijadikan sampel penelitian yaitu
sebanyak 15 perusahaan terdiri dari ACA Unit Syariah, Adira Unit Syariah,
Askrida Syariah, Bringinlife Syariah, Mega Syariah, Manulife Syariah, Tokio
Marine Unit Syariah, Nasional Re Unit Syariah, CAR Syariah, Allianz Syariah,
Bumiputera Syariah, Sinarmas Syariah, Panin Syariah, Sunlife Syariah, dan
Astralife Syariah.
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan 3 jenis variabel yaitu:
1. Variabel independen
a. Mekanisme GCG. Mekanisme GCG diukur dengan jumlah dewan direksi,
jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional.
b. Struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER).
21
Rumus yang digunakan untuk menghitung Leverage atau DER (Debt to
Equity Ratio) adalah sebagai berikut:
Total Kewajiban
DER = ---------------------------- x 100%
Ekuitas
2. Variabel moderasi yang digunakan yaitu ukuran perusahaan yang diproksi
dengan total aset.
SIZE = Ln_Total Asset
3. Vaiabel Dependen. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan
adalah Return on Asset. Return on asset menggambarkan kemampuan bank
dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan sejumlah aktiva bank
(Husnan,1998).
Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak
ROA = ------------------------------- x 100%
Total aset
3.4 Metode Analisis Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
panel yang merupakan kombinasi dari data time series (runtun waktu) dan cross
section (silang tempat). Data panel dapat diolah jika memiliki kriteria (t > 1) dan
(n > 1). Sedangkan disebut unbalanced panel karena tidak semua periode
observasi mempunyai periode yang sama.
3.4.1 Uji Asumsi Klasik
Multikolonieritas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna
antara beberapa atau semua variabel independen. Uji multikolonieritas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen (Ghozali, 2006: 95). Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal
22
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen
sama dengan nol.
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau
tidak terjadi Heterokedastisitas (Ghozali, 2006: 125).
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas digunakan
untuk mengetahui suatu populasi suatu data dapat dilakukan dengan analisis
grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram dan normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari
distribusi normal (Ghozali, 2006: 147). Jika distribusi data residual normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
3.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda dan MRA
Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen
dengan satu atau lebih variabel independen untuk memprediksi nilai rata-rata
populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien regresi
untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara
memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Dalam analisis
regresi MRA, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,
juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan independen.
Adapun model dasarnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = a + β1 DIR + β2 KOM + β3 MAN+β4 INS+ β5 LEV + e ..................(1)
ROA = a + β1 DIR + β2 KOM + β3 MAN+β4 INS+ β5 LEV + β6 SIZE
+β7 (DIR *SIZE) + β8 (KOM *SIZE) + β9 (MAN*SIZE) + β10
(INS*SIZE) + e ........................................................................................(2)
23
Dimana :
ROA
: Return On Assets
DIR
: Jumlah Direksi
KOM
: Jumlah Komisaris
MAN
: persentase kepemilikan manajerial
INS
: persentase kepemilikan institutional
LEV
: leverage (struktur modal)
SIZE
: ukuran perusahaan
3.4.3 Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari nilai koefisien determinan (R2), nilai statistik F dan nilai statistik t.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya
berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak
signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima
(Ghozali, 2006).
24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
data yang berhasil dikumpulkan meliputi deskripsi sampel, pengujian asumsi
klasik, analisis data yang berupa hasil analisis regresi data panel dengan Ordinary
Least Square (OLS) mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen serta menguji variabel ukuran perusahaan dalam memoderasi hubungan
variabel independen dengan variabel dependen pada Asuransi Syariah di
Indonesia.
4.1.1 Gambaran Umum Sampel
Atas data yang berhasil dikumpulkan hasil penelitian pada perusahaan
asuransi syariah di Indonesia, maka diperoleh 15 perusahaan asuransi syariah di
Indonesia yang terdaftar di tahun 2015. Dari sejumlah perusahaan asuransi syariah
tersebut maka langkah selanjutnya yaitu megumpulkan data sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya. Tabel 4.1 adalah data perusahaan asuransi
syariah yang terdapat di Indonesia pada akhir tahun 2015.
Dari data yang ada pada tabel 4.1 tersebut ditetapkanlah sampel yang
sesuai dengan kriteria kebutuhan penelitian yaitu Perusahaan asuransi syariah
yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan dari tahun 2011 sampai 2015.
25
Tabel 4.1
Data Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia
Tahun 2015 yang Menjadi Subjek Penelitian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama Perusahaan asuransi syariah
ACA Syariah
Adira Syariah
Askrida Syariah
Bringin Life Syariah
Mega Syariah
Manulife Syariah
Toio Marine Syariah
Nasional Re Syariah
CAR Syariah
Allianz Syariah
Bumiputera Syariah
Sinarmas Syariah
Panin Syariah
Sunlife Syariah
Astra Life Syariah
4.1.2 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran
mengenai responden yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai mean
(rata-rata) dan nilai standar deviasi. Berdasarkan analisis statistik deskriptif
dengan program SPSS diperoleh gambaran perusahaan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Deskripsi Statistik Variabel Penelitian pada Perusahaan Asuransi Syariah
di Indonesia
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
71
-.8844
.2408
.028625
.1600014
KOM
71
3.00
8.00
4.1408
.94560
DIR
71
2.00
8.00
4.1127
1.39948
MANAJ
71
.0000
.3551
.031696
.0919593
INST
71
.0000
1.0000
.899641
.2548450
DER
71
6.7400
1141.6900
235.945493
248.1127039
ASET
71
9596
904910
215363.38
199679.156
Valid N (listwise)
71
Sumber: Data diolah
26
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa nilai ROA pada
Perusahaan asuransi syariah di Indonesia rata-rata sebesar 0,0286 dengan nilai
minimum sebesar -0,88 dan maksimum 0,24 dan standar deviasi sebesar 0,16.
Dengan nilai standar deviasi berada di atas rata-rata maka data ROA tergolong
berbeda-beda diantara perusahaan yang ada. Berdasarkan nilai tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah
cenderung berbeda-beda. Ada yang sudah tinggi namun ada juga yang masih
memiliki nilai minus sehingga dibutuhkan penelitian guna menemukan
penyebabnya.
Data selanjutnya yaitu jumlah komisaris pada Perusahaan asuransi syariah
di Indonesia mempunyai nilai rata-rata sebesar 4,14 dengan nilai minimum
sebanyak 3 orang dan nilai maksimum sebesar 8 orang, sedangkan nilai standar
deviasinya yaitu sebesar 0,94. Dengan nilai standar deviasi berada di bawah ratarata maka data dapat dikatakan bersifat homogen. Dengan rata-rata ini
menunjukkan bahwa Perusahaan asuransi syariah di Indonesia rata-rata memiliki
jumlah dewan komisaris yang relatif sama.
Variabel selanjutnya yaitu Direksi. Pada Perusahaan asuransi syariah di
Indonesia bahwa jumlah dewan direksi rata-rata sebanyak 4,11, sedangkan jumlah
maksimumnya sebanyak 8 orang dan minimum sebanyak 2 orang. Sedangkan
nilai standar deviasi sebesar 1,399. Dengan nilai standar deviasi berada di bawah
rata-rata maka data berjumlah sama.
Variabel
selanjutnya
yaitu
kepemilikan
manajemen.
Persentase
kepemilikan manajemen pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia
mempunyai rata-rata sebesar 3,1% dengan nilai minimum sebesar 0% dan nilai
maksimum sebesar 35,51%. Sedangkan standar deviasinya sebesar 0,09. Dengan
standar deviasi jauh berada di bawah rata-rata maka data dikatakan bahwa
mayoritas perusahaan asuransi syariah di Indonesia dimiliki oleh jajaran
manajemennya hanya sedikit, kebanyakan dimiliki oleh pihak luar.
Variabel
selanjutnya
yaitu
kepemilikan
institusional.
Persentase
kepemilikan institusional pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia
mempunyai rata-rata sebesar 89,9% dengan nilai minimum sebesar 0% dan nilai
maksimum sebesar 100%. Sedangkan standar deviasinya sebesar 0,2548. Dengan
27
standar deviasi jauh berada di bawah rata-rata maka dikatakan bahwa mayoritas
perusahaan asuransi syariah di Indonesia dimiliki oleh perusahaan institusi
lainnya.
Kemuadian variabel lainnya yaitu Debt to Equity Ratio (DER). Rasio
struktur modal yang digambarkan oleh DER pada Perusahaan asuransi syariah di
Indonesia mempunyai rata-rata sebesar 235,94% dengan nilai minimum sebesar
6,74% dan nilai maksimum sebesar 1141,69%. Sedangkan standar deviasinya
sebesar 248,11. Dengan standar deviasi berada di bawah rata-rata maka data
dikatakan bahwa mayoritas struktur modal perusahaan asuransi syariah di
Indonesia adalah sama yaitu berkisar lebih dari 100%.
Sedangkan Variabel terakhir yaitu ukuran perusahaan yang digambarkan
dengan size. Nilai aset pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia mempunyai
rata-rata sebesar 215.363 milyar dengan nilai minimum sebesar 9.596 milyar dan
nilai maksimum sebesar 904.910 milyar. Sedangkan standar deviasinya sebesar
199.679 milyar. Dengan standar deviasi berada di bawah rata-rata maka dapat
dikatakan bahwa ukuran perusahaan asuransi syariah di Indonesia adalah relatif
sama.
4.1.3 Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dikumpulkan yang diperoleh
dari Perusahaan asuransi syariah di Indonesia selama periode penelitian tahun
2011 sampai tahun 2015, maka diperoleh 15 Perusahaan asuransi syariah yang
datanya sesuai dengan yang dibutuhkan. Sebelum hipotesis diuji, maka terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat kualitas data untuk memastikan
data layak dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji
normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
4.1.3.1 Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Yang dimaksudkan untuk menguji apakah variabel independen
(terikat) dan variabel dependen (bebas) dalam model regresi mempunyai distribusi
28
normal atau tidak. Pengujian distribusi normal dilakukan dengan uji KolmogorovSmirnov. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka data
dinyatakan berdistribusi normal.
Tabel 4.3
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
0E-7
71
.0000000
.94440028
.11497436
.091
.199
.063
.190
-.091
-.199
Kolmogorov-Smirnov Z
.763
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
.606
Sumber: Output SPSS (Data diolah)
Berdasarkan output di atas, dapat kita lihat bahwa nilai Asymp. Sig (2tailed) yaitu 0,606. Nilai ini lebih besar dari 0,05 atau 5%. Maka dengan denikian
disimpulkan bahwa data dinyatakan berdistribusi normal dan dapat dikatakan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga data layak untuk
digunakan.
4.1.3.2 Uji Multikolinieritas
Pengujian kualitas data yang kedua adalah uji multikolinieritas. Uji
Multikolonieritas data dapat dilakukan dengan matriks korelasi dengan melihat
besarnya nilai VIF (variance inflation factor) dan nilai tolerance. Suatu model
regresi yang bebas dari multikolinearitas memiliki angka VIF disekitar angka 1
dan angka tolerance mendekati angka 1 atau tidak lebih dari angka 10. Hasil uji
multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.4.
29
Tabel 4.4
Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
(Constant)
KOM
.838
1.194
DIR
.705
1.419
MANAJ
.609
1.641
INST
.394
2.538
DER
.448
2.232
Ln_SIZE
.345
2.897
Sumber: Output SPSS (Data diolah)
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel
independen pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia berada di sekitar angka
1 (kurang dari angka 10). Dan nilai tolerance (TOL) yang diperoleh menunjukkan
nilai lebih besar dari 0,10. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa dalam model
regresi terbebas dari multikolinieritas antar variabel independen.
4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji kualitas data yang selanjutnya yaitu uji heteroskedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas maka digunakan Uji Glejser.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5
Uji Glejser
Model
T
Sig.
1
(Constant)
.233
.817
KOM
.549
.585
DIR
.024
.981
MANAJ
-.088
.930
INST
1.549
.126
DER
-1.717
.091
30
Sumber: Output SPSS (Data diolah)
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai sig. semua variabel
independen lebih dari besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
gejala heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.
4.1.4. Analisis Regresi Data Panel Perusahaan asuransi syariah di Indonesia
4.1.4.1. Uji F
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan analisis data
panel model Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan SPSS. Untuk
mengetahui ketepatan model (goodness of fit) pengaruh variabel independen yaitu
mekanisme GCG dan struktur modal terhadap variabel dependen yaitu kinerja
keuangan yang diukur dengan ROA maka dilakukan uji F.
Berikut adalah output SPSS hasil analisis uji F data Perusahaan asuransi
syariah di Indonesia dengan metode analisis regresi data panel:
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Uji Ketepatan Model
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.867
6
.144
Residual
.925
64
.014
Total
1.792
a. Predictors: (Constant), ROA
b. Dependent Variable: Ln_SIZE, MANAJ,
KOM, DIR, DER, INST
F
9.991
Sig.
.000b
70
Sumber: Output SPSS (Data diolah)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil bahwa nilai signifkansi sebesar
0,000 atau lebih kecil dari batas nilai signifkansi (α = 0,05). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam rangka untuk menjelaskan variabel kinerja keuangan
(ROA), maka variabel mekanisme GCG dan struktur modal dapat digunakan
secara bersama-sama karena model sudah layak digunakan.
31
4.1.4.2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Selanjutnya untuk pengujian hipotesis pertama sampai kelima yang telah
diajukan, maka dilakukan dengan menggunakan uji t. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian dengan
menggunakan alat analisis regresi data panel diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji t
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
-2.771
.403
DIR
.003
.012
KOM
.058
MANAJ
Beta
T
Sig.
-6.876
.000
.024
.220
.826
.017
.345
3.519
.001
.631
.200
.363
3.152
.002
INST
.413
.090
.658
4.602
.000
DER
-.022
.009
-.338
-2.522
.014
Ln_SIZE
.185
a. Dependent Variable: ROA
.028
1.008
6.592
.000
Sumber: Output SPSS (data diolah)
Dari tabel 4.7 di atas maka dapat dibuat persamaan regresi yaitu sebagai
berikut:
Y = -2,771 + 0,058 DIR + 0,003 KOM + 0,631 MAN + 0,413 INS -0,022 LEV +
0,185 SIZE + e
Penjelasan mengenai hasil analisis uji hipotesis parsial (uji t) masingmasing variable adalah sebagai berikut:
H1
: Ukuran dewan Direksi berpengaruh positif terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan asuransi syariah
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 di atas diperoleh nilai signifikansi
yaitu sebesar 0,826 dengan koefisien positif, atau dengan melihat nilai t hitung
32
sebesar 0,220 dimana lebih kecil dari nilai t tabel (2,000) maka Ha ditolak dan Ho
diterima. Dengan demikian jumlah dewan direksi tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh karena itu
hipotesis kedua yang menyatakan bahwa direksi berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah ditolak.
H2
: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan Perusahaan asuransi syariah
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 di atas diperoleh nilai signifikansi
yaitu sebesar 0,001 dengan koefisien positif, atau dengan melihat nilai t hitung
sebesar 3,519 dimana lebih besar dari nilai t tabel (2,000) maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian jumlah dewan komisaris berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di
Indonesia. Oleh karena itu hipotesis pertama yang menyatakan bahwa komisaris
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah
diterima.
H3
: Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan asuransi syariah
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 di atas diperoleh nilai signifikansi
yaitu sebesar 0,002 dengan koefisien positif, atau dengan melihat nilai t hitung
sebesar 3,152 dimana lebih besar dari nilai t tabel (2,000) maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian komposisi kepemilikan manajerial berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh
karena itu hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah
ditolak.
H4
: Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan asuransi syariah
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 di atas diperoleh nilai signifikansi
yaitu sebesar 0,000 dengan koefisien positif, atau dengan melihat nilai t hitung
33
sebesar 4,602 dimana lebih besar dari nilai t tabel (2,000) maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian komposisi kepemilikan institusional berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia.
Oleh karena itu hipotesis keempat yang menyatakan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi
syariah ditolak.
H4
: Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan asuransi syariah
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 di atas diperoleh nilai signifikansi
yaitu sebesar 0,014 dengan koefisien negatif, atau dengan melihat nilai t hitung
sebesar -2,522 dimana lebih besar dari nilai -t tabel (-2,000) maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Dengan demikian bahwa struktur modal berpengaruh negatif
terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Oleh
karena itu hipotesis kelima yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah ditolak.
4.1.5. Analisis Regresi Moderasi
Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
asuransi syariah, maka selanjutnya diuji pula apakah ukuran perusahaan dapat
memoderasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Pada pengaujian ini yaitu menambahkan variabel moderasi (aset/size) dengan cara
mengalikan variabel independen dengan variabel moderasi (size). Output analisis
dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
34
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Uji MRA
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
-3.664
4.132
KOM
.551
.343
DIR
.304
Beta
T
Sig.
-.887
.379
3.256
1.608
.113
.172
2.655
1.763
.083
6.536
6.695
3.757
.976
.333
INST
-1.879
3.870
-2.993
-.485
.629
DER
.564
.152
8.744
3.706
.000
Ln_SIZE
.298
.312
1.624
.955
.343
SIZE_KOM
-.042
.029
-3.057
-1.461
.149
SIZE_DIR
-.025
.014
-2.958
-1.733
.088
SIZE_MAN
AJ
-.570
.527
-3.904
-1.081
.284
SIZE_INST
.149
.287
2.856
.520
.605
SIZE_DER
-.044
a. Dependent Variable: ROA
.012
-8.883
-3.744
.000
MANAJ
Sumber: Output SPSS (data diolah
Karena pada tabel 4.7 nilai Ln_size adalah signifikan, maka keputusannya
adalah, jika signifikansi perkalian antara size dengan variabel independen adalah
signifikan, maka ukuran perusahaan adalah variabel quasi moderasi. Namun jika
perkalian antara size dengan variabel independen adalah tidak signifikan maka
ukuran perusahaan meupakan variabel independen saja.
Berdasarkan output hasil analisis pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa
ukuran perusahaan memoderasi hubungan antara jumlah direksi dengan kinerja
keuangan (pada level 10%) dan memoderasi hubungan antara struktur modal
dengan kinerja keuangan pada level (5%). Sedangkan hubungan antara jumlah
komisaris, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja
keuangan tidak dimoderasi oleh ukuran perusahaan.
35
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian serta running data yang telah dilakukan menemukan
beberapa temuan yang berbeda dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hal ini
terjadi karena lingkup penelitian saat dilakukan di jenis perusahaan yang belum
pernah dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang merupakan
pembeda dengan studi empiris.
Mengenai pengaruh ukuran dewan direksi terhadap kinerja keuangan
menghasilkan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Hal ini bertentangan dengan penelitian
Faisal (2005) menyatakan bahwa ukuran dewan direksi berhubungan positif
dengan kinerja perusahaan. Artinya bahwa semakin banyak jumlah dewan direksi
maka tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan asuransi syariah
karena kebijakan yang diambil justru akan menjadi lebih lambat. Selain itu
pemilihan jajaran dewan direksi harus ditunjang dengan sumber daya manusia
yang baik agar mampu memberikan benefit yang besar bagi perusahaan karena
perusahaan asuransi syariah sedang dalam tahap berkembang sehingga dibutuhkan
orang-orang yang berkualitas.
Lain halnya dengan jumlah jajaran dewan komisaris. Penelitian ini telah
membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan. Sehingga penelitian ini sejalan dengan Chtourou et al (2001),
yang menjelaskan bahwa jumlah dewan yang semakin besar maka mekanisme
monitoring manajemen perusahaan akan semakin baik. Dengan demikian bahwa
perusahaan asuransi syariah yang saat ini sedang berkembang membutuhkan
banyak pengawasan karena masih sangat rentan dengan kompetitor-kompetitor
lainnya. kebanyakan perusahaan asuransi syariah di Indonesia adalah berbentuk
unit usaha dari syariah sehingga modal yang dimilikiya cukup sedikit. Oleh
karena itu modal yang ada harus dimanfaatkan melalui pengawasan yang sangat
baik.
Temuan lainnya yaitu mengenai pengaruh kepemilikan manajerial. Hasil
penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan sehingga sejalan dengan penelitian Wedari (2004),
menemukan bahwa insider ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap
36
kinerja perusahaan dan bertentangan dengan penelitian Hermalin dan Weisbach
(2003) menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase kepemilikan manajerial
akan menurunkan keintegritasan laporan keuangan dan berdampak pula pada
menurunnya kinerja perusahaan. Melalui penelitian ini dapat kita temukan bahwa
tidak selamanya kepemilikan manajerial dapat menurunkan kinerja keuangan akan
tetapi harus dilihat dulu kondisi perusahaannya seperti apa. Jika perusahaan
berbentuk unit usaha, maka kepemilikan manajerial menjadi faktor yang penting
karena akan ikut memberikan kontribusi besasr untuk meningkatkan kinerja
keuangan.
Selanjutnya mengenai pengaruh kepemilikan institusional menunjukkan
bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Hal ini bertentangan dengan Faisal (2005) juga menemukan bahwa kepemilikan
institusional belum efektif untuk memonitor manajemen dalam mengingkatkan
kinerja perusahaan. ternyata hasil penelitian Faisal tersebut dapat terbantahkan
oleh hasil penelitian ini. Terbukti bahwa pada perusahaan asuransi syariah bahwa
owner dari pihak institusi telah mampu memberikan pengaruh yang baik terhadap
peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
Temuan selanjutnya yaitu mengenai pengaruh struktur modal yang diukur
dengan rasio leverage atau debt to equity ratio (DER) yang menunjukkan bahwa
struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Campbell (2002), Miyajima (2003) dan Stein (2012)
menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi
karena semakin besar rasio DER maka menunjukkan semakin besar hutang yang
dimiliki sehingga beban untuk mengembalikan hutang disertai dengan beban atas
bunga/bagi hasil pinjaman akan memberatkan perusahaan yang sedang
berkembang seperti pada perusahaan asuransi syariah di Indonesia yang saat ini
sedang berkembang.
Selain temuan-temuan di atas, pada penelitian ini juga menganalisis
mengenai apakah ukuran perusahaan mampu memperkuat atau memperlemah
terhadap hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan hanaya
mampu
memperlemah hubungan antara jumlah jajaran direksi dan struktur modal dengan
37
kinerja keuangan. Artinya semakin besar perusahaan maka jajaran direksi tidak
perlu terlalu banyak karena akan memperlambat pengambilan keputusan
manajemen. Sedangkan terkait dengan struktur modal maka semakin besar ukuran
perusahaan maka tidak perlu lagi memiliki rasio struktur modal yang besar karena
jika perusahaan sudah besar maka perusahaan sudah stabil sehingga pinjaman dari
luar dapat dikurangi.
38
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah di Indonesia
2. Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah di Indonesia
3. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah di Indonesia
4. Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah di Indonesia
5. Struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan
asuransi syariah di Indonesia
6. Ukuran perusahaan memperlemah hubungan antara ukuran dewan direksi
dan struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah
di Indonesia.
5.2 Keterbatasan
Setelah melihat hasil penelitian ini disertai dengan kelengkapan data yang
diperoleh, penulis mengaku banyak terdapat keterbatasan yang dapat mengganggu
hasil penelitian, di antaranya yaitu sampel penelitian sebanyak 15 perusahaan
asuransi syariah padahal masih banyak lagi perusahaan. hal ini terkait dengan
waktu dan biaya yang terbatas.
39
5.3 Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka saran yang disampaikan adalah sebagai berikut:
1.
Bagi Peneliti
-
Untuk menambah jumlah observasi penelitian, maka peneliti selanjutnya
dapat menambah periode penelitian agar data yang dikumpulkan menjadi
lebih banyak dan hasil penelitian akan lebih baik.
-
Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel independen lain yang
diprediksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan serta menambah
jumlah variabel yang diprediksi dapat mengganggu hubungan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
-
Penelitian selanjutnya dapat dilaksanakan dengan membandingkan kinerja
keuangan perusahaan syariah dengan bank konvensional.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan dapat memperhatikan mengenai kondisi kinerja keuangan
terutama mengenai faktor-faktor yang mampu meningkatakan dan atau
menurunkan kinerja keuangan hal ini menjadi penting karena kinerja
keuangan menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan.
40
DAFTAR PUSTAKA
Amyulianthy, Rafriny. 2012. “Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan Publik Indonesia”. Dalam Jurnal Liquidity, Volume
1. No. 2, Juli-Desember 2012, Hal. 91-98: Fakultas Ekonomi Universitas
Pancasila
Brigham, F. Eugene. 1983. Fundamentals of financial Management. The Dryden
Press: Holt-Sounders Japan,Third Edition
Chtourou, L., S. Marrachi., J. Bedard, 2001. “Corporate Governance and Earning
Managemen”. Available online at www.ssrn.com
Darmawaty, Deni. Khomsiyah dan Rika Gelar Rahayu, Hubungan Corporate
Governance dan Kinerja Perusahaan, SNA VII, Denpasar – Bali, Desember
2004
Faisal. 2005. “Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme
Corporate Governance”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 8,
No.2, Hal. 175-190
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hermalin, Benjamin E. and Michael S. Weisbach. 2003. “Boards of Directors as
an Endogenously Determined Institution: A Survey of the Economic
Literature. Economic Policy Review/ April 2003. FRBNY
Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. “Theory of the Firm : Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial
Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.
Mawardi, Wisnu, 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Keuangan Bank Umum Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum
Dengan Total Asset Kurang Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Strategi, Vol.
14, No. 1, Hal: 83-93.
Priharyanto, Budi. 2009. “Analisis Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover,
Debt To Equity Ratio, dan Size Terhadap Profitabilitas”. Tesis UNDIP
Siregar, S. V., dan S. Utama. 2005. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, ukuran
Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan
Laba (Earnings Management)”. Dalam Simposium Nasional Akuntansi
VIII. Solo, 15 – 16 September 2005
Stein, Edith Theresa. 2012. Pengaruh Struktur Modal (Debt Equity Ratio)
Terhadap Profitabilitas (Return On Equity). Skripsi, Program Strata 1
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Tobing, Tessa Silvia Mayrika. 2006. Pengaruh Struktur Modal Terhadap
Profitabilitas Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Tercatat di
Bursa Efek Jakarta. Skripsi, Program Strata 1 Manajemen, Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan
Usman, Bahtiar. 2003, ”Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan
Laba pada Bank-Bank di Indonesia”, Media Riset Bisnis & Manajemen,
Vol. 3, No. 1, April 2003
41
Wedari, L.K. 2004. “Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan
Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba”, Dalam
Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar Bali
Windah, Gabriela Cynthia dan Andono, Fidelis Arastyo, 2013. Pengaruh
Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Hasil Survey The Indonesian Institute Perception
Governance (IICG) Periode 2008-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 1.
www.aasi.co.id
42
Lampiran 1: Data Penelitian
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Nama Perusahaan
ACA sy 2015
ACA sy 2014
ACA sy 2013
ACA sy 2012
ACA sy 2011
ADIRA Sy 2015
ADIRA Sy 2014
ADIRA Sy 2013
ADIRA Sy 2012
ADIRA Sy 2011
Askrida sy 2015
Askrida sy 2014
Askrida sy 2013
Askrida sy 2012
Bringin sy 2015
Bringin sy 2014
Bringin sy 2013
Bringin sy 2012
Bringin sy 2011
MEGAsy 2014
MEGAsy 2013
MEGAsy 2012
MEGAsy 2011
Manulifesy 2015
Manulifesy 2014
Manulifesy 2013
Manulifesy 2012
Manulifesy 2011
Tokio Marine 2015
Tokio Marine 2014
Tokio Marine 2013
Tokio Marine 2012
Tokio Marine 2011
Nasional Re 2015
Nasional Re 2014
Nasional Re 2013
Nasional Re 2012
Nasional Re 2011
CAR sy 2015
CAR sy 2014
CAR sy 2013
CAR sy 2012
%
%
SIZE
Jumlah
Jumlah Kepemilikan Kepemilikan
(Juta
Komisaris Direksi Manajerial
Inst
DER
Rp)
5
4
0.33
0.51
309.33 198,474
4
4
0.36
0.51
273.89 182,687
4
4
0.36
0.51
250.52 160,823
4
4
0.36
0.51
220.05 138,912
4
4
0.36
0.51
89.05 78,952
4
4
0.10
0.90
1109.11 496,564
4
4
0.10
0.90
953.08 406,910
4
5
0.10
0.90
830.62 328,487
4
2
0.10
0.90
1141.69 380,991
4
3
0.10
0.90
206.15 97,333
4
5
0.00
1.00
135.23 174,611
4
5
0.00
1.00
159.41 151,234
4
5
0.00
1.00
146.43 118,478
4
5
0.00
1.00
123.19 97,086
3
3
0.00
1.00
92.21 142,219
3
2
0.00
1.00
72.54 129,703
3
3
0.00
1.00
39.84 107,149
3
3
0.00
1.00
195.15 122,022
3
3
0.00
1.00
179.69 104,802
4
3
0.00
1.00
233.07 137,216
4
3
0.00
1.00
238.68 114,814
4
3
0.00
1.00
161.06 80,616
4
3
0.00
1.00
64.92 45,715
6
3
0.00
1.00
260.30 222,030
6
3
0.00
1.00
196.60 158,410
6
3
0.00
1.00
111.54 101,131
6
5
0.00
1.00
47.33 59,693
6
5
0.00
1.00
20.03 42,837
4
5
0.00
1.00
10.04 43,717
4
4
0.00
1.00
8.69 38,964
4
3
0.00
1.00
6.74 39,696
4
3
0.00
1.00
18.92 65,087
4
3
0.00
1.00
22.41
9,596
3
3
0.00
1.00
47.62 393,975
3
3
0.00
1.00
55.52 378,146
3
3
0.00
1.00
345.03 218,353
3
3
0.00
1.00
254.72 164,693
3
3
0.00
1.00
183.42 120,014
4
2
0.00
1.00
271.48 136,664
3
3
0.00
1.00
295.02 136,148
5
3
0.00
1.00
232.71 109,556
5
3
0.00
1.00
160.66 84,029
ROA
0.01
0.07
0.06
0.08
0.08
0.06
0.07
0.09
0.11
0.06
0.08
0.05
0.06
0.05
0.01
0.01
0.00
0.01
0.02
0.16
0.11
0.12
0.03
0.21
0.22
0.24
0.16
0.12
-0.22
-0.22
-0.47
-0.16
-0.88
0.07
0.05
0.08
0.11
0.10
0.01
0.05
0.06
0.05
43
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
CAR sy 2011
ALLIANZ 2015
ALLIANZ 2014
ALLIANZ 2013
ALLIANZ 2012
ALLIANZ 2011
Bumiputera 2014
Bumiputera 2013
Bumiputera 2012
Bumiputera 2011
Sinarmas 2015
Sinarmas 2014
Sinarmas 2013
Sinarmas 2012
Sinarmas 2011
Paninsy 2015
Paninsy 2014
Paninsy 2013
Paninsy 2012
Paninsy 2011
Sunlife 2015
Sunlife 2014
Sunlife 2013
Sunlife 2012
Sunlife 2011
Astralife 2015
Astralife 2014
Astralife 2013
Astralife 2012
5
3
3
3
3
3
5
5
5
5
4
4
4
4
4
8
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
5
3
4
6
6
7
7
6
6
6
7
7
5
5
5
3
3
3
4
4
3
3
8
6
6
6
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
0.96
0.96
0.96
0.96
108.37
323.40
327.20
217.95
248.01
150.69
147.74
140.79
116.06
95.18
474.55
391.78
326.78
228.10
130.92
272.71
162.11
139.94
51.43
17.19
62.54
50.23
60.47
36.23
29.96
742.60
596.46
709.83
619.22
63,838
658,061
471,500
311,399
216,225
149,853
904,910
745,749
703,243
555,379
269,117
198,898
180,838
120,889
77,505
149,228
109,303
90,386
99,978
74,196
90,490
95,643
72,523
51,311
43,865
608,419
523,488
626,913
509,116
0.04
0.13
0.11
0.08
0.02
0.04
0.00
0.00
0.00
0.05
0.17
0.17
0.02
0.14
0.14
0.07
0.09
0.02
0.10
0.05
-0.18
-0.10
-0.12
-0.34
0.00
0.09
0.12
0.09
0.06
44
Lampiran 2: Output SPSS
Descriptives
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
71
-.8844
.2408
.028625
.1600014
KOM
71
3.00
8.00
4.1408
.94560
DIR
71
2.00
8.00
4.1127
1.39948
MANAJ
71
.0000
.3551
.031696
.0919593
INST
71
.0000
1.0000
.899641
.2548450
DER
71
6.7400
1141.6900
235.945493
248.1127039
Ln_ASET
71
9596
904910
215363.38
199679.156
Valid N (listwise)
71
ASUMSI KLASIK
A. Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardiz
Coefficients
ed
t
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficient
s
B
Std.
Beta
Tolerance
VIF
Error
(Constant)
1
-2.771
.403
-6.876
.000
KOM
.058
.017
.345
3.519
.001
.838
1.194
DIR
.003
.012
.024
.220
.826
.705
1.419
MANAJ
.631
.200
.363
3.152
.002
.609
1.641
INST
.413
.090
.658
4.602
.000
.394
2.538
DER
-.022
.009
-.338
-2.522
.014
.448
2.232
.185
.028
1.008
6.592
.000
.345
2.897
Ln_ASET
a. Dependent Variable: ROA
45
B. Normal
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
71
Mean
Normal Parametersa,b
0E-7
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.11497436
Absolute
.091
Positive
.063
Negative
-.091
Kolmogorov-Smirnov Z
.763
Asymp. Sig. (2-tailed)
.606
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
C. Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.017
.074
KOM
.005
.010
DIR
.000
Beta
.233
.817
.067
.549
.585
.007
.003
.024
.981
-.010
.114
-.012
-.088
.930
INST
.069
.044
.230
1.549
.126
DER
-.007
.004
-.217
-1.717
.091
1
MANAJ
a. Dependent Variable: abres
46
Moderated Regression Analysis (MRA)
Persamaan 1
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
Ln_ASET,
1
MANAJ, KOM,
. Enter
DIR, DER,
INSTb
a. Dependent Variable: ROA
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model
R
R Square
.695a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.484
.435
.1202431
a. Predictors: (Constant), Ln_ASET, MANAJ, KOM, DIR, DER, INST
ANOVAa
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.867
6
.144
Residual
.925
64
.014
1.792
70
Total
F
Sig.
9.991
.000b
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), Ln_ASET, MANAJ, KOM, DIR, DER, INST
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B
(Constant)
1
Std. Error
-2.771
.403
KOM
.058
.017
DIR
.003
MANAJ
Beta
-6.876
.000
.345
3.519
.001
.012
.024
.220
.826
.631
.200
.363
3.152
.002
INST
.413
.090
.658
4.602
.000
DER
-.022
.009
-.338
-2.522
.014
.185
.028
1.008
6.592
.000
Ln_ASET
a. Dependent Variable: ROA
47
Persamaan 2
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
ASET_DER,
INST, KOM,
MANAJ, DIR,
Ln_ASET,
1
ASET_DIR,
. Enter
ASET_KOM,
DER,
ASET_MANAJ,
ASET_INSTb
a. Dependent Variable: ROA
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model
R
R Square
.814a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.663
.600
.1011750
a. Predictors: (Constant), ASET_DER, INST, KOM, MANAJ, DIR,
Ln_ASET, ASET_DIR, ASET_KOM, DER, ASET_MANAJ, ASET_INST
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Regression
1
Residual
Total
df
Mean Square
1.188
11
.108
.604
59
.010
1.792
70
F
10.551
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), ASET_DER, INST, KOM, MANAJ, DIR, Ln_ASET, ASET_DIR,
ASET_KOM, DER, ASET_MANAJ, ASET_INST
Sig.
.000b
48
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
-3.664
4.132
KOM
.551
.343
DIR
.304
Beta
-.887
.379
3.256
1.608
.113
.172
2.655
1.763
.083
6.536
6.695
3.757
.976
.333
INST
-1.879
3.870
-2.993
-.485
.629
DER
.564
.152
8.744
3.706
.000
Ln_ASET
.298
.312
1.624
.955
.343
ASET_KOM
-.042
.029
-3.057
-1.461
.149
ASET_DIR
-.025
.014
-2.958
-1.733
.088
ASET_MANAJ
-.570
.527
-3.904
-1.081
.284
ASET_INST
.149
.287
2.856
.520
.605
ASET_DER
-.044
.012
-8.883
-3.744
.000
MANAJ
1
a. Dependent Variable: ROA
49
Lampiran 3: Tabel t
0,50
dk
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
40
60
120
∞
0,25
1,000
0,816
0,765
0,741
0,727
0,718
0,711
0,706
0,703
0,700
0,697
0,695
0,692
0,691
0,690
0,689
0,688
0,688
0,687
0,687
0,686
0,686
0,685
0,685
0,684
0,684
0,684
0,683
0,683
0,683
0,681
0,679
0,677
0,674
α untuk uji dua pihak (two tail test)
0,20
0,10
0,05
α untuk uji satu pihak (one tail test)
0,10
0,05
0,025
3,078
6,314
12,706
1,886
2,920
4,303
1,638
2,353
3,182
1,533
2,132
2,776
1,486
2,015
2,571
1,440
1,943
2,447
1,415
1,895
2,365
1,397
1,860
2,306
1,383
1,833
2,262
1,372
1,812
2,228
1,363
1,796
2,201
1,356
1,782
2,178
1,350
1,771
2,160
1,345
1,761
2,145
1,341
1,753
2,132
1,337
1,746
2,120
1,333
1,740
2,110
1,330
1,743
2,101
1,328
1,729
2,093
1,325
1,725
2,086
1,323
1,721
2,080
1,321
1,717
2,074
1,319
1,714
2,069
1,318
1,711
2,064
1,316
1,708
2,060
1,315
1,706
2,056
1,314
1,703
2,052
1,313
1,701
2,048
1,311
1,699
2,045
1,310
1,697
2,042
1,303
1,684
2,021
1,296
1,671
2,000
1,289
1,658
1,980
1,282
1,645
1,960
0,02
0,01
0,01
31,821
6,965
4,541
3,747
3,365
3,143
2,998
2,896
2,821
2,764
2,718
2,681
2,650
2,624
2,623
2,583
2,567
2,552
2,539
2,528
2,518
2,508
2,500
2,492
2,485
2,479
2,473
2,467
2,462
2,457
2,423
2,390
2,358
2,326
0,005
63,657
9,925
5,841
4,604
4,032
3,707
3,499
3,355
3,250
3,165
3,106
3,055
3,012
2,977
2,947
2,921
2,898
2,878
2,861
2,845
2,831
2,819
2,807
2,797
2,787
2,779
2,771
2,763
2,756
2,750
2,704
2,660
2,617
2,576
50
Lampiran 4: Realisasi Pengeluaran
Jenis Pengeluaran
BHP dan
Perjalanan
Peralatan
No.
Item Belanja
No. Bukti
Waktu
1
Cetak Proposal dan Penggandaan
Pembelian CD, Pulpen,
Penghapus, Kertas, Tinta
Pembelian Catride Warna
Pembelian Catride Hitam
Pembelian Flasdisk
Pembelian BBM utk penelitian I
Uang saku Penelitian lapangan 1
Konsumsi Lapangan (penc. data)
Pembelian BBM utk penelitian II
Uang saku penelitian II
Konsumsi Lapangan (penc. data)
Pembelian BBM penc. literatur
Pembelian BBM utk penelitian III
Pembelian Software Analisis
BBM untuk pembelian Software
Olah Data
Komsumsi tim teknis olah data
Analisis Hasil
BBM Konsultasi Analisis Hasil
Konsumsi selama Penelitian
Materai
Cetak Laporan dan Penggandaan
Cetak Poster Penelitian (proses)
Honor Peneliti
Jumlah
PDP/INT-16/01
20-5-2016
PDP/INT-16/02
3 -6-2016
580,000
PDP/INT-16/03
PDP/INT-16/04
PDP/INT-16/05
PDP/INT-16/06
PDP/INT-16/07
PDP/INT-16/08
PDP/INT-16/09
PDP/INT-16/10
5 -6- 2016
12 -6-2016
22 -7 2016
3 -8-16
3 -8-16
3 -8- 16
5 -8- 16
5 -8-16
5 -8- 16
8 -8- 16
10 -8- 16
12 -8- 16
12 -8- 16
23 -8- 16
23 -8- 16
29 -8- 16
10-9 -16
18-9 -16
23-9 -16
25-9 -16
28-9 -16
4 Okt 16
500,000
750,000
250,000
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
PDP/INT-16/11
PDP/INT-16/12
PDP/INT-16/13
PDP/INT-16/14
PDP/INT-16/15
PDP/INT-16/16
PDP/INT-16/17
PDP/INT-16/18
PDP/INT-16/19
PDP/INT-16/20
PDP/INT-16/21
PDP/INT-16/22
PDP/INT-16/23
PDP/INT-16/24
Honor
Lain-Lain
150,000
300,000
400,000
200,000
300,000
400,000
200,000
250,000
350,000
700,000
310,000
900,000
360,000
500,000
350,000
600,000
150,000
300,000
300,000
3.900.000
3.900.000
4,940,000
Total
1,860,000
2,300,000
13,000,000
REKAPITULASI PENGGUNAAN ANGGARAN
No.
1
2
3
4
Item Pengeluaran
Honor
Barang Habis Pakai dan Peralatan
Penunjang
Perjalanan
Lain-Lain
Jumlah
3.900.000
4.940.000
1.860.000
2.300.000
13.000.000
Mengetahui/Menyetujui
Ketua LPPM UNSIL,
Lunas dibayar,
Ketua Tim Peneliti,
Prof. Dr. Aripin, M.Si
NIP. 19670816 199603 1 001
Iman Pirman Hidayat, SE., M.Si., Ak., CA.
NIDN. 0430087202
51
Lampiran 5: Sususan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Nama / NIDN
Iman Pirman
Instansi
Asal
FE UNSIL 
Alokasi
Bidang Ilmu
Waktu
Uraian Tugas
(J/Mg)
Akuntansi
11
Ketua Tim
1. Melakukan koordinasi
Hidayat, SE.,
M.SI., Ak., CA.
pekerjaan, target dan
tujuan kegiatan.
2. Melakukan bantuan
kegiatan penelitian pada
3. Pengawasan pelaporan
dan penelitian pada tim
teknis
4. Pengajuan jurnal imiah
Irman
FE UNSIL 
Akuntansi
Firmansyah, SE.,
M.SI., Ak., CA.
11
Anggota
1. Melakukan kegiatan
bantuan penelitian pada
teknis
2. Koordinator tim teknis
3. Pembuatan laporan
bersama ketua peneliti
4. Pengajuan jurnal imiah
Lampiran 3: Biodata Ketua dan Anggota
52
Lampiran 6: Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Ketua Tim Peneliti
A. Identitas Diri
IMAN PIRMAN HIDAYAT, SE., M.Si., Ak., CA
1
2
Nama Lengkap (dengan gelar)
Jenis Kelamin
3
Jabatan Fungsional
4
NIK
5
NIDN
0430087202
6
Tempat dan Tanggal Lahir
Tasikmalaya, 30 Agustus 1972
7
E-mail
[email protected]
9
Nomor Telepon/HP
08122365569
10
Alamat Kantor
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 46115
11
Nomor Telepon/Faks
(0265) 330634
12
Lulusan yang Telah Dihasilkan
S-1 = ± 1000 orang
Laki-laki
Lektor Kepala
1. Teori Akuntansi
13. Mata Kuliah yg Diampu
2. Akuntansi Keuangan Lanjutan I dan II
3. Akuntansi Syariah
4. Manajemen Produktivitas dan Kualitas
B. RiwayatPendidikan
Nama Perguruan
Tinggi
Bidang ilmu
Tahun Masuk –
Lulus
Judul Skripsi /
Tesis / Disertasi
Nama
Pembimbing /
Promotor
S-1
Universitas Siliwangi
S-2
UNPAD Bandung
Akuntansi
1991-1995
Ekonomi Akuntansi
2000-2002
-
-
-
-
53
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5
Tahun Terakhir
No. Tahun
1
2010
2
2010
3
2013
4
2014
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber*
Jml (Juta Rp)
Pemkot
Tasikmalaya
Pemkab
Tasikmalaya
LPPM UNSIL
-
Studi Kelayakan Pendirian PT BPRS Kota
TAsikmalaya
Kajian Akuntansi dalam Proses Konsolidasi
PD BPR Milik Pemkab Tasikmalaya
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap
Pengolahan Data Keuangan Pada PD BPR
Artha Galunggung.
Peranan LKM terhadap Pengembangan
UMKM di Kabupaten Tasikmalaya
Pemkab
Tasikmalaya
-
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun
1
2010
2
2010
3
4
2011
2011
5
6
2012
2013
7
8
2014
2015
Pendanaan
Sumber*
Jml (Juta Rp)
Judul Penelitian
Tim Audit PNPM Kota dan Kabupaten
Tasikmalaya
Tim Konsolidasi PD BPR Milik Pemkab
Tasikmalaya
Pelatihan UMKM dan Koperasi se Jawa Barat
Pendampingan Desa Binaan di Manonjaya
Tasikmalaya
Penyuluhan Koperasi Di Panjalu Ciamis
Tim Pengkajian BPRS Milik Kabupaten
Tasikmalaya.
Tim Pendampingan Desa Binaan
Analytic network process pada penerapan
S.O.P Pemasangan sambungan konsumen di
pdam tirta sukapura tasikmalaya pada
segmen perumahan sebagai salah satu upaya
peningkatan kinerja
LPPM
UNSIL
10.000.000
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 TahunTerakhir
No.
1
JudulArtikelIlmiah
Pengaruh Penyaluran Kredit UMKM dan
Pendapatan Operasional
NamaJurnal
Jurnal Akuntansi, ISSN:
1907 – 9958. Jurusan
Akuntansi FE Unsil
Volume/
Nomor/Tahun
54
2
3
Penerapan Risiko Audit dan Risiko Bisnis Menuju Jurnal Akuntansi, ISSN:
Audit Yang Efektif dan Efisien
1907 – 9958. Jurusan
Akuntansi FE Unsil
Fungsi Standar Audit Dalam Mendukung
Pekerjaan Akuntan Publik
Jurnal MM
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 TahunTerakhir
No
1
2
NamaPertemuanIlmiah /
JudulArtikelIlmiah
Seminar
Fungsi Standar Audit Dalam Mendukung
Jurusan Akuntansi FE
Pekerjaan Akuntan Publik
UNSIL
Pemkab Tasikmalaya
Internal Audit Pada BPR
Waktudan
Tempat
2010
2011
3
Dst
G. KaryaBukudalam 5 TahunTerakhir
No
JudulBuku
Tahun
Jumlah
Halaman
Penerbit
1
2
3
Dst.
H. Perolehan HKI dalam 5–10 TahunTerakhir
No.
1
2
3
Dst.
Judul/Tema HKI
Tahun
Jenis
Nomor P/ID
55
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial
Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya
yang Telah Diterapkan
Tahun
Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
1
2
3
Dst.
J. Penghargaandalam 10 tahunTerakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No.
JenisPenghargaan
InstitusiPemberi
Penghargaan
Tahun
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salahsatu
persyaratan dalam pengajuan Penelitian Dosen Pembina.
Tasikmalaya, April 2016
Ketua Peneliti,
(Iman Pirman Hidayat, SE., MSi., Ak., CA)
NIDN. 0430087202
56
Data Pribadi Anggota 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama Lengkap (Dengan gelar)
Jenis Kelamin
Jabatan Fungsional
NIP/NIK/Identitas lainnya
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
E-Mail
NomorTelepon/HP
Lulusan yang Telah Dihasilkan
Mata Kuliah yg Diampu
Irman Firmansyah, SE., M.Si., Ak.
Laki-laki
411213431
0401118602
Tasikmalaya, 01 Nopember 1986
[email protected]
081223271111
120
1. Aplikasi Komputer Dalam Akuntansi
2. Pengantar Perpajakan
3. Akuntansi Keuangan Lanjutan II
Riwayat Pendidikan
NamaPerguruanTinggi
BidangIlmu
Tahun Lulus
Judul Skripsi/Tesis
S-1
Universitas Siliwangi
Akuntansi
2008
Pengaruh Biaya Bahan Baku terhadap
Harga Pokok Produksi dan
Dampaknya terhadap Harga Jual
S2
Universitas Jenderal Soedirman
Akuntansi
2013
Analisis Pengungkapan Kinerja
Sosial (Social Disclosure)
Perbankan Syariah di Indonesia dan
Malaysia dalam Perspektif Islamic
Social Reporting
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No
Tahun
JudulPenelitian
1
2010
Auditor PNPM Mandiri Kota Tasikmalaya
2
2011
Instruktur Brevet Pajak Terapan A dan B angkatan 78
IAI Wilayah Jawa Barat
3
2012
Pemateri dalam Pelatihan Administrasi dan
Keuangan ORMAWA FE UNSIL tahun 2012
4
2013 dan 2014
Juri Accounting Competition se-Jawa Barat
5
2013 dan 2014
6
2013
7
2013
8
2014
Juri Lomba Cepat Tepat Ekonomi (LCTE) antar
SMA se-Jawa Barat
Pengelola Jurnal Akuntansi Prodi Akuntansi FE
UNSIL
Tim persiapan penyusunan re-Akreditasi Prodi
Akuntansi FE UNSIL
Tim Penyusunan Grand Design Ekonomi Kota
Pendanaan
Sumber
Jumlah (jt)
PNPM
Ikatan
Akuntan
Indoensia
BEM FE
UNSIL
HIMATANSI
UNSIL
HIMA FKIP
Ekonomi
FE UNSIL
FE UNSIL
Pemda Kota
57
9
2015
10
2016
Tasikmalaya
Pembicara Seminar KKN UNSIL tema: Pentingnya
Pendidikan Tingkat Tinggi dalam Rangka
Peningkatan IPM Daerah
Diversifikasi Produk Makanan Olahan Salak
Tasikmalaya
KKN
LPPM UNSIL
7.500.000
Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No
1
2
JudulArtikelIlmiah
Pengaruh Resiko Pembiayaan (Murabahah)
terhadap Return On Asset (Studi pada Bank
Jabar Banten Syariah Cab. Tasikmalaya).
Pengaruh FDR dan BOPO Terhadap
Pembiayaan Bermasalah Pada BPRS Di
Indonesia.
3
Analisis Pembiayaan Bagi Hasil Perusahaan
asuransi syariah di Indonesia.
4
Apakah Besar Kecilnya Ukuran Bank
Mempengaruhi Hubungan antara Likuiditas
dengan Pembiayaan Bermasalah pada BPRS?
5
Sosial Disclosure Perbankan Syariah di
Indonesia dan Malaysia.
6
7
8
9
10
11
12
13
Analisis Pengaruh Profitabilitas terhadap
pengeluaran zakat pada Perusahaan asuransi
syariah di Indonesia dengan Ukuran Perusahaan
sebagai Variabel Moderasi.
Pengaruh Ukuran Bank terhadap Pembiayaan
Bermasalah pada BPRS di Indonesia dengan
Inflasi sebagai Variabel Pemoderasi.
Analisis Determinan Pertumbuhan Laba pada
Perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdapat di
BEI.
Aplikasi Analytic Network Process dalam
Mengurai Masalah Penerapan Standar Akuntansi
Keuangan ETAP pada Usaha Kecil Menengah di
Jawa Barat.
ISR Sebagai Proksi Pengungkapan CSR Bank
Muamalat Indonesia dan Mank Syariah Mandiri.
Analisis Efisiensi Perusahaan asuransi syariah di
Indonesia: Pendekatan Data Envelopment
Analysis.
Analisis Kredit Macet pada BPR di Indonesia:
Pendekatan Sobel Test dan Bootstraping.
Analisis Penyebab Minimnya Kinerja BUMD
Non-Keuangan di Jawa Barat: Pendekatan
Metode ANP.
NamaJurnal
Volume/ Nomor/Tahun
Jurnal Akuntansi
Universitas Siliwangi
Volume 6 No. 1, Juni
2011.
Jurnal Akuntansi
Universitas Siliwangi
Vol. 6 No. 2, Desember
2011
Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islami
UNPAD Bandung
Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islami
UNPAD Bandung
Jurnal Ekonomi dan
Bisnis STIE YKPN
Yogyakarta
Vol. 3, No. 2, Desember
2013
Jurnal Liquidity
STIEAD Jakarta
Vol. 2, No. 2, Desember
2013
Jurnal Magister
Manajemen UNSIL
tahun 2013
Jurnal Akuntansi
Univ. Maranatha
Bandung
Jurnal Akuntansi &
Manajemen STIE
YKPN Yogyakarta
Jurnal ESAI
Politeknik Negeri
Lampung
Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islami
UNPAD Bandung
Jurnal Akuntansi
Univ. Maranatha
Prosiding call for
paper. Sustainable
Advantage 4
UNSOED
Vol. 3, No. 1, Juni 2013
Vol. 7, No. 3, Desember
2013
Vol. 7, Mei 2014
Vol. 25, No. 1, April
2014
Vol. 8, No. 1, Januari
2014
Vol. 4, No. 1, Juni 2014
November 2014
2014
58
14
Analisis Penyebab Pembiayaan Bermasalah pada
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
15
Determinant of Non Performing Loan: The Case
of Islamic Bank in Indonesia.
16
Analisis Pengaruh CAR, NPF, DPK dan
Inflasi Terhadap Pembiayaan Mudharabah
Pada Perusahaan asuransi syariah Di
Indonesia.
17
Mengapa Efisiensi Tidak Meningkatkan
Kinerja Bank Syariah?.
18
Analisis Problem Pengelolaan Zakat Pada
Baznas Kota Tasikmalaya: Pendekatan
Metode Analytic Network Process (ANP).
Jurnal Ekonomi dan
Bisnis STIE YKPN.
Buletin Ekonomi
Moneter dan
Perbankan (BEMP),
Vol. 8, No. 2
Vol 16, No. 2. Oktober
Tahun 2014
Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islami,
UNPAD Bandung,
Vol 5, tahun 2015
Call for Paper
Forum Riset
Ekonomi dan
Keuangan Syariah
(FREKS) ke-5,
IAEI, OJK,
UNIBRAW (Best
Paper)
4th South East Asia
International
Islamic
Philantrophy
Conference. UIN
SGD Bandung:
Indonesia
2015
2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Internal Pembina 2016.
Tasikmalaya, April 2016
Pengusul,
(Irman Firmansyah, SE., M.Si., Ak. )
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN
STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI
SYARIAH DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Iman Pirman Hidayat1, Irman Firmansyah2
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi email: [email protected]
2
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi, email: [email protected]
1
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the benefits of existence of the board of directors
as the operational executor, the board as a supervisory company, ownership structure that consists
of managerial ownership and institutional ownership of the operational continuity Islamic insurance
company in Indonesia given the current Islamic insurance company is experiencing growth fast so it
takes research on performance over its operations. while the specific objective of this study was to
determine the effect mechanism of good corporate governance and capital structure to financial
performance. Thus, in the short term the management will determine how the benefits to be
obtained on corporate governance mechanisms applied and the structure of capital owned. The
method used is through regression-based quantitative research through multiple regression analysis
and MRA (Moderated Regression Analysis). The data collection is done to each of the companies
through the annual financial statements. Data company successfully researched as 15 Islamic
insurance company in Indonesia with a study period of 2011 to 2015. However, there are some
companies that do not complete their financial statements so that data can be collected as many as
71 points research. The results showed that board of directors does not affect the financial
performance of Takaful. While the board of commisioner, managerial ownership, institutional
ownership and capital structure of the positive effect on the financial performance of Takaful in
Indonesia
Keywords: GCG Mecanism, Capital structure, performance
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui manfaat atas keberadaan dewan direksi
sebagai pelaksana operasional, dewan komisaris sebagai pengawas perusahaan, struktur
kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap
keberlangsungan operasional perusahaan asuransi syariah di Indonesia mengingat saat ini
perusahaan asuransi syariah sedang mengalami pertumbuhan yang cepat sehingga dibutuhkan
penelitian mengenai kinerja atas operasionalnya. sedangkan Tujuan khusus dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance dan struktur modal
terhadap kinerja keuangan. Sehingga dalam jangka waktu pendek manajemen akan mengetahui
bagaimana manfaat-manfaat yang diperoleh atas mekanisme GCG yang diterapkan dan struktur
modal yang dimiliki. Metode yang digunakan yaitu melalui penelitian kuantitatif berbasis regresi
melalui analisis regresi berganda disertai dengan analisis MRA (Moderated Regression Analysis).
Adapun pengumpulan data dilakukan kepada masing-masing perusahaan melalui laporan keuangan
tahunan. Data perusahaan yang berhasil diteliti yaitu sebanyak 15 perusahaan asuransi syariah di
Indonesia dengan periode penelitian tahun 2011 sampai 2015. Namun ada beberapa perusahaan
yang tidak lengkap laporan keuangannya sehingga data yang dapat dikumpulkan sebanyak 71 titik
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan asuransi syariah. Sedangkan dewan komisaris, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional dan struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan asuransi syariah di
Indonesia.
Kata kunci: mekanisme GCG, struktur modal, kinerja
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Saat ini industri asuransi di Indonesia
sedang meningkat pesat. Hal ini semakin
menjelaskan bahwa masyarakat mulai
memahami asuransi merupakan bagian dari
manajemen risiko yang harus dipersiapkan
dalam kehidupan baik sebagai proteksi diri,
usaha dan lain-lain. Dengan jumlah jumlah
penduduk Indonesia terbesar di ASEAN dan
nomor 4 terbesar di dunia serta memiliki
jumlah usaha UMKM yang sangat besar
sekitar 58 juta unit usaha dan terus tumbuh
tiap tahunnya, ditunjang dengan lahan
pertanian dan peternakan yang terbentang luas
dari Sabang sampai Merauke, menjadi
peluang yang sangat besar bagi pertumbuhan
perusahaan asuransi di Indonesia karena saat
ini perlindungan mengenai harta yang dimiliki
masyarakat sangat diperlukan agar terhindar
dari resiko.
Tidak hanya perusahaan asuransi
konvensional, berkembang pula asuransi yang
bergerak di sektor syariah sekaitan dengan
majunya pemahaman masyarakat mengenai
ekonomi syariah. Di akhir tahun 2014,
terdapat 49 perusahaan asuransi syariah di
Indonesia dari 5 jenis perusahaan. Sampai
saat ini pertumbuhan perusahaan asuransi
syariah terus tumbuh berkembang. Terbukti
dari data 2 (dua) tahun terakhir berikut:
dalamMilyar Rp.
Perkembangan asuransi di
Indonesia
25000
20000
15000
10000
5000
0
Tahun 2013
Investa
si
14295
Aset
16661
Tahun 2014
19457.01
22364.35
Gambar 1: Grafik Pertumbuhan
Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia
Berdasarkan gambar di atas, dapat
dilihat bahwa baik investasi maupun aset
perusahaan asuransi syariah di Indonesia
mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke
2014. Peningkatan tersebut tentunya harus
memberikan dampak positif bagi kinerja
perusahaan karena semakin besar aset yang
dimiliki akan memberikan beban bagi
perusahaan jika sumber kekayaan tidak dapat
dimanfaatkan dengan baik. Dengan demikian
dibutuhkan penelitian mengenai kinerja
perusahaan asuransi syariah sebagai proksi
dari keberhasilannya dalam memperoleh laba.
Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
dapat menggunakan Return On Assets (ROA).
ROA memfokuskan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba dilihat dari aset yang
dimilikinya.
Lebih dari itu, hal lain yang lebih
penting adalah bukan tingginya kinerja
keuangan yang telah diperoleh saat ini
melainkan faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan naik turunnya kinerja keuangan
tersebut. Hal ini dikarenakan jika perusahaan
tidak mengetahui apa saja faktor yang
menyebabkan naiknya kinerja keuangan maka
jika suatu saat kinerja keuangan sedang turun,
maka manajemen tidak mengetahui faktor
mana saja yang menyebabkan turunnya
kinerja keuangan tersebut.
Oleh
karena
itu,
mengingat
perusahaan asuransi syariah di Indonesia
sedang mengalami peningkatan, maka sangat
urgen untuk dilakukan penelitian mengenai
faktor-faktor yang menyebabkan tinggi
rendahnya kinerja keuangan perusahaan
asuransi syariah di Indonesia agar tren
kenaikan aset perusahaan dapat terus terjaga.
Diantara faktor-faktor yang diprediksi
mempengaruhi kinerja keuangan yaitu
mekanisme good corporate govenance (GCG)
yang didasarkan pada beberapa penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya. Ini
disebabkan
karena
good
corporate
governance (GCG) pada dasarnya memiliki
tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap
kinerja
suatu
perusahaan.
Corporate
governance lebih condong pada serangkaian
pola perilaku perusahaan yang diukur melalui
kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan,
perlakuan terhadap para pemegang saham,
dan stakeholders. Sehingga dapat dijadikan
sebagai dasar analisis dalam mengkaji
corporate governance di suatu negara dengan
memenuhi transparansi dan akuntabilitas
dalam pengambilan keputusan yang sistematis
yang dapat digunakan sebagai dasar
pengukuran yang lebih akurat mengenai
kinerja perusahaan (Asbha, 2009). Dalam
menjalankan
operasional
perusahaan,
mekanisme GCG dapat dilihat dari beberapa
indikator yaitu: jumlah dewan direksi, jumlah
dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional.
Beberapa hasil penelitian berkaitan
dengan pengaruh penerapan GCG terhadap
kinerja adalah penelitian yang dilakukan oleh
Klapper dan Love (2002) menemukan bahwa
adanya hubungan positif antara corporate
governance dengan kinerja perusahaan yang
diukur dengan Return On Assets (ROA).
Begitu pun Nuswandari (2009) yang meneliti
mengenai Corporate Governance Perception
Index terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan yang terdaftar di BEJ pada tahun
2001 sampai 2005. Hasil analisis model
regresi menunjukkan bahwa variabel CGPI
secara positif signifikan mempengaruhi
kinerja operasi. Hasil ini didukung oleh
Trinanda dan Mukodim (2010). Namun
berbeda dengan Windah dan Andono (2013)
menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan.
Selain GCG, faktor lainnya yang
diduga mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan yaitu struktur modal (leverage).
Struktur modal yaitu rasio antara hutang
dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan
untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan oleh kreditor dengan pemilik
perusahaan sehingga rasio ini berfungsi untuk
mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan utang. Rasio ini
digambarkan dengan debt to equity ratio
(DER) yaitu semakin tinggi rasio ini
menunjukkan semakin tingginya risiko
kegagalan yang mungkin terjadi pada
perusahaan, begitu juga sebaliknya apabila
semakin rendah rasio ini maka menunjukkan
semakin rendah pula risiko kegagalan yang
mungkin terjadi pada perusahaan. Sehingga
akan berdampak pada kinerja keuangan bank.
Hasil
penelitian
Stein
(2012)
menyatakan bahwa DER negatif signifikan
mempengaruhi profitabilitas. Sedangkan
penelitian Usman (2003) dan Tobing (2006)
menyatakan
bahwa
rasio
leverage
berpengaruh
positif
terhadap
tingkat
profitabilitas. Selain kedua faktor di atas yang
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan,
faktor lain yang harus diperhatikan yaitu
ukuran perusahaan agar dapat membedakan
karakteristik perusahaan dalam memprediksi
kinerja keuangan. Perusahaan yang besar
biasanya lebih fleksibel dalam memperoleh
kinerja keuangan dibandingkan dengan
perusahaan yang kecil. Namun hal ini harus
dibuktikan lebih lanjut melalui suatu
penelitian khususnya pada perusahaan
asuransi syariah yang saat ini sedang
berkembang di Indonesia.
Oleh karena itu, berdasarkan paparan
dan beberapa hasil penelitian di atas, penulis
ingin meneliti mengenai pengaruh mekanisme
Good Corporate Governance (jumlah dewan
direksi, jumlah dewan komisaris, kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional) dan
struktur modal terhadap kinerja perusahaan
asuransi syariah dengan ukuran perusahaan
sebagai variabel moderasi.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Dalam mengkaitkan antara struktur
kepemilikan dengan kinerja bank, terdapat
satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari
pencapaian sasaran organisasi bank serta
kinerjanya, yaitu manajemen atau pengurus
bank. Pencapaian tujuan dan kinerja bank
tidak terlepas dari kinerja manajemen itu
sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut,
hubungan antara manajemen suatu bank
dengan pemilik bank akan dituangkan dalam
suatu kontrak (performance contract).
Hubungan kontrak antara pemilik dan
manajemen tersebut sejalan dengan Agency
Theory (Jensen dan Meckling, 1976).
Agency
relationship
didefinisikan
sebagai kontrak dimana satu atau lebih orang
(disebut owners atau pemegang saham atau
pemilik) menunjuk seorang lainnya (disebut
agen atau pengurus/manajemen) untuk
melakukan beberapa pekerjaan atas nama
pemilik.
Pekerjaan
tersebut
termasuk
pendelegasian wewenang untuk mengambil
keputusan. Dalam hal ini manajemen
diharapkan oleh pemilik untuk mampu
mengoptimalkan sumber daya yang ada di
bank tersebut secara maksimal. Bila kedua
pihak memaksimalkan perannya (utility
maximizers), cukup beralasan apabila
manajemen tidak akan selalu bertindak untuk
kepentingan pemilik. Hal ini sangat beralasan
sekali karena pada umumnya pemilik
memiliki welfare motives yang bersifat jangka
panjang, sebaliknya manajemen lebih bersifat
jangka pendek sehingga terkadang mereka
cenderung
memaksimalkan profit untuk
jangka
pendek
dengan
mengabaikan
sustainability keuntungan dalam jangka
panjang. Untuk membatasi atau mengurangi
kemungkinan
tersebut,
pemilik
dapat
menetapkan insentif yang sesuai bagi
manajemen, yaitu dengan mengeluarkan biaya
monitoring dalam bentuk gaji.
2.2 Kinerja Keuangan
Salah satu cara yang digunakan untuk
menilai kinerja keuangan suatu perusahaan
yaitu dengan melihat rasio profitabilitasnya.
Profitabilitas dapat diukur dengan return on
asset (ROA). ROA dihitung berdasarkan
perbandingan laba sebelum pajak dan ratarata total aktiva. Karena hasil operasi yang
ingin diukur, maka dipergunakan laba
sebelum bunga dan pajak. Aktiva yang
digunakan untuk mengukur kemampuan
memperoleh laba operasi adalah aktiva
operasional. Perusahaan dengan total aset
relatif besar akan mempunyai kinerja yang
lebih baik karena mempunyai total revenue
yang relatif besar sebagai akibat penjualan
produk
yang
meningkat.
Dengan
meningkatnya total revenue tersebut maka
akan meningkatkan laba perusahaan sehingga
kinerja keuangan akan lebih baik (Mawardi,
2005)
2.3 Good Corporate Governance (GCG)
Corporate Governance merupakan
proses dan struktur yang digunakan untuk
mengarahkan dan mengelola bisnis dan
urusan-urusan perusahaan dalam rangka
meningkatkan
kemakmuran
bisnis
akuntabilitas perusahaan dengan tujuan
utamanya adalah mewujudkan nilai pemegang
saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholder yang
lain. Kepercayaan investor dan efisiensi pasar
sangat tergantung dari pengungkapan kinerja
perusahaan secara akurat dan tepat waktu.
Agar bernilai di pasar modal global, informasi
tersebut harus jelas, konsisten dan dapat
diperbandingkan serta menggunakan standar
akuntansi yang diterima di seluruh dunia.
Dampak transparansi adalah bahwa pihakpihak
yang
berkepentingan
dengan
perusahaan dapat memperhatikan dampak
risiko bertransaksi dengan perusahaan.
Dengan adanya prinsip-prinsip GCG,
maka laporan keuangan yang dihasilkan dapat
diungkapkan secara transparan dan akurat,
sehingga dapat membantu investor dan pihakpihak lain yang berkepentingan dalam suatu
perusahaan untuk mengambil keputusan
sehingga dapat meningkatkan kinerja
keuangan
perusahaan.
Maka
dapat
disimpulkan bahwa dengan diterapkannya
prinsip-prinsip GCG dalam perusahaan, maka
pihak-pihak yang terkait di perusahaan
memiliki tanggung jawab yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku, sehingga dapat
mendorong pengelolaan organisasi yang lebih
demokratis,
lebih
accountable,
lebih
transparansi serta akan meningkatkan
keyakinan bahwa perusahaan dan organisasi
lainnya dapat menyumbangkan manfaat
tersebut dalam jangka panjang. Dalam hal ini
tentu saja kinerja keuangan perusahaan akan
meningkat karena seiring dengan berjalan
baiknya kegiatan perusahaan.
Untuk melihat mekanisme GCG, maka
dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu:
jumlah dewan direksi, jumlah dewan
komisaris, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional.
1. Dewan Direksi. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh ukuran
dan komposisi dewan direksi dalam
kegiatan perusahaan. Ukuran dan
komposisi
dewan
direksi
dapat
mempengaruhi efektif tidaknya aktivitas
monitoring. Semakin besar ukuran dan
komposisi dewan direksi akan berdampak
positif terhadap kinerja dan nilai
perusahaan jika komposisi dewan direksi
lebih banyak didominasi oleh dewan
direksi yang berasal dari luar perusahaan
dan kinerja serta nilai perusahaan akan
rendah jika ukuran dan komposisi dewan
direksi berasal dari dalam perusahaan.
Faisal (2005) menyatakan bahwa ukuran
dewan direksi berhubungan positif
dengan kinerja perusahaan. Peningkatan
ukuran dan diversitas dari dewan direksi
akan
memberikan
manfaat
bagi
perusahaan karena terciptanya network
dengan pihak luar perusahaan dan
menjamin ketersediaan sumber daya.
Dewan direksi dalam suatu perusahaan
akan menentukan kebijakan yang akan
diambil atau strategi perusahaan tersebut
secara jangka pendek maupun jangka
panjang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H1: Ukuran dewan direksi berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah
2. Dewan Komisaris. Berdasarkan Pedoman
Umum Good Corporate Governance
Indonesia yang dikeluarkan Oleh Komite
Nasional
Kebijakan
Governance
menyatakan bahwa Dewan komisaris
sebagai organ perusahaan bertugas dan
bertanggungjawab secara kolektif untuk
melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada direksi serta memastikan
bahwa perusahaan melaksanakan GCG.
Namun demikian, dewan komisaris tidak
boleh turut serta dalam mengambil
keputusan
operasional.
Kedudukan
masing-masing anggota dewan komisaris
termasuk komisaris utama adalah setara.
Menurut Chtourou et al (2001), jumlah
dewan yang semakin besar maka
mekanisme
monitoring
manajemen
perusahaan akan semakin baik. Jumlah
dewan yang besar menguntungkan
perusahaan dari sudut pandang resources
dependence. Maksud dari pandangan
resources dependence adalah bahwa
perusahaan akan tergantung dengan
dewannya untuk dapat mengelola sumber
dayanya secara lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka
hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H2:
Ukuran
dewan
komisaris
berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan asuransi syariah
3. Kepemilikan Manajerial. Kepemilikan
manajerial adalah jumlah kepemilikan
saham oleh pihak manajemen dari
seluruh modal saham perusahaan yang
dikelola. Indikator yang digunakan untuk
mengukur kepemilikan manajerial adalah
persentase jumlah saham yang dimiliki
pihak manajemen dari seluruh modal
saham
perusahaan
yang
beredar.
Kepemilikan manajemen adalah saham
yang dimiliki oleh manajemen secara
pribadi maupun saham yang dimiliki oleh
anak cabang perusahaan bersangkutan
beserta afiliasinya. Hasil penelitian
Hermalin
dan
Weisbach
(2003)
menunjukkan bahwa semakin tinggi
persentase kepemilikan manajerial akan
menurunkan
keintegritasan
laporan
keuangan dan berdampak pula pada
menurunnya
kinerja
perusahaan.
Sehingga dari sifat opportunistic ini
manajer cenderung akan melakukan
earning management dalam pelaporan
keuangan, karena manajer sebagai
pengelola perusahaan lebih banyak
mengetahui informasi internal dan
prospek perusahaan di masa yang akan
datang dibandingkan pemilik (pemegang
saham). Hasil penelitian Wedari (2004),
menemukan bahwa insider ownership
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H3:
kepemilikan
manajerial
berpengaruh negatif terhadap kinerja
4. Kepemilikan
Institusional.
Menurut
Siregar dan Utama (2005), kepemilikan
institusional merupakan kepemilikan
saham perusahaan oleh institusi keuangan
seperti perusahaan asuransi, bank, dana
pensiun, dan investment banking.
Kepemilikan institusional yang semakin
besar akan mengakibatkan kontrol
eksternal yang lebih besar di dalam suatu
perusahaan. Selain itu kepemilikan
institusional yang merupakan pemilik
saham mayoritas bisa saja mengabaikan
kepentingan pemilik saham minoritas
sehingga dalam pengambilan keputusan
pemegang saham mayoritas lebih
dominan dan unggul. Semakin besar
kontrol eksternal akan menyebabkan
kebijakan yang diambil akan cenderung
mengikuti kebijakan dari institusi
eksternal. Hal ini tentunya berdampak
pada penurunan harga saham perusahaan
dipasar
modal
sehingga
dengan
kepemilikan
institusional
dapat
menurunkan kinerja perusahaan. Hal ini
sejalan dengan penelitian Daniri (2005)
dalam
Amyulianthy (2012)
yang
menunjukkan
bahwa
kepemilikan
institusi menurunkan kinerja perusahaan.
Faisal (2005) juga menemukan bahwa
kepemilikan institusional belum efektif
untuk memonitor manajemen dalam
mengingkatkan kinerja perusahaan. Hal
ini mengindikasikan bahwa kepemilikan
institusional gagal menjadi mekanisme
meningkatkan kinerja perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H4:
kepemilikan
institusional
bepengaruh negatif terhadap kinerja
2.4 Pengaruh Struktur Modal terhadap
Kinerja Keuangan
Rasio DER merupakan ukuran
mendasar dalam keuangan perusahaan, yang
dapat menunjukkan kekuatan keuangan
perusahaan. Rasio ini merupakan rasio antara
ekuitas dan hutang, dimana hutang di sini
mencakup kewajiban jangka panjang, jangka
pendek, dan kewajiban lancar. (Walsh,
2003:120). Kebijakan pendanaan yang
tercermin dalam debt equity ratio (DER)
sangat mempengaruhi pencapaian laba yang
diperoleh perusahaan. Ang (1997) dalam
Priharyanto (2009) menyatakan bahwa
semakin tinggi DER akan mempengaruhi
besarnya laba (return on asset) yang dicapai
oleh perusahaan. Jika biaya hutang yang
tercermin dalam biaya pinjaman lebih besar
daripada biaya modal sendiri, maka rata-rata
biaya modal (weighted average cost of
capital) akan semakin besar sehingga return
on asset (ROA) akan semakin kecil, demikian
sebaliknya (Brigham, 1983).
Tingginya rasio ini menunjukkan
bahwa perusahaan akan memiliki masalah riil
dalam jangka panjang, salah satunya adalah
kemungkinan untuk terjadinya kebangkrutan.
Semakin besar hutang semakin besar pula
risiko yang ditanggung, meskipun dalam
keadaan dimana perusahaan dapat dengan
sangat baik mengelola hutangnya, maka
dengan adanya hutang akan memberikan
kesempatan yang baik bagi perusahaan untuk
dapat meningkatkan keuntungan atau labanya.
Semakin tinggi DER menunjukkan
semakin besar kepercayaan dari pihak luar,
hal ini sangat memungkinkan meningkatkan
kinerja perusahaan, karena dengan modal
yang besar maka kesempatan untuk meraih
tingkat keuntungan juga besar. Dengan
demikian pengaruh DER terhadap ROA
adalah positif. Hal tersebut didukung oleh
pecking order theory yang menetapkan suatu
urutan keputusan pendanaan dimana para
manajer pertama kali akan memilih untuk
menggunakan laba ditahan, kemudian hutang,
dan modal sendiri eksternal sebagai pilihan
terakhir (Brigham dan Houston, 2001) dalam
Priharyanto (2009).
Hasil penelitian Priharyanto (2009),
Usman
(2003)
dan
Tobing
(2006)
menunjukkan bahwa financial leverage yang
diukur dengan rasio DER berpengaruh positif
terhadap profitabilitas yang diukur dengan
ROA. Sedangkan penelitian Campbell (2002),
Miyajima (2003) dan Stein (2012)
menunjukkan bahwa DER berpengaruh
negatif terhadap ROA.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian
di atas diduga struktur modal berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan, maka
hipotesis yang diajukan yaitu:
H5 :
struktur modal berpengaruh positif
terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan asuransi syariah
3. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan populasi
perusahaan asuransi sektor syariah di
Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2014. Dari keseluruhan populasi
tersebut digunakan metode purposive
sampling untuk memilih sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan
populasi yang diambil pada periode tersebut
dengan pertimbangan karena keterbatasan
peneliti dalam memperoleh data.
Perusahaan asuransi syariah yang
dijadikan sampel penelitian yaitu sebanyak 15
perusahaan terdiri dari ACA Unit Syariah,
Adira Unit Syariah, Askrida Syariah,
Bringinlife Syariah, Mega Syariah, Manulife
Syariah, Tokio Marine Unit Syariah, Nasional
Re Unit Syariah, CAR Syariah, Allianz
Syariah, Bumiputera Syariah, Sinarmas
Syariah, Panin Syariah, Sunlife Syariah, dan
Astralife Syariah.
3.2 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan 3 jenis
variabel yaitu:
1. Variabel independen
a. Mekanisme GCG. Mekanisme GCG
diukur dengan jumlah dewan direksi,
jumlah dewan komisaris, kepemilikan
manajerial
dan
kepemilikan
institusional.
b. Struktur modal diukur dengan debt to
equity ratio (DER).
Rumus yang digunakan untuk
menghitung Leverage atau DER
(Debt to Equity Ratio) adalah sebagai
berikut:
Total Kewajiban
DER = -------------------------- x 100%
Ekuitas
2. Variabel moderasi yang digunakan yaitu
ukuran perusahaan yang diproksi dengan
total aset.
SIZE = Ln_Total Asset
3. Vaiabel Dependen. Dalam penelitian ini
variabel dependen yang digunakan adalah
Return on Asset. Return on asset
menggambarkan kemampuan bank dalam
menghasilkan laba bersih melalui
penggunaan sejumlah aktiva bank
(Husnan,1998).
Rumus yang digunakan untuk
menghitung ROA adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak
ROA = ----------------------------- x 100%
Total aset
3.3. Metode Analisis Data
Metode pengolahan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data
panel yang merupakan kombinasi dari data
time series (runtun waktu) dan cross section
(silang tempat). Data panel dapat diolah jika
memiliki kriteria (t > 1) dan (n > 1).
3.3.1 Uji Asumsi Klasik
Multikolonieritas adalah adanya suatu
hubungan linear yang sempurna antara
beberapa atau semua variabel independen. Uji
multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen
(Ghozali, 2006: 95). Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol.
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heterokedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang Homokedastisitas atau tidak
terjadi Heterokedastisitas (Ghozali, 2006:
125).
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui suatu populasi suatu data dapat
dilakukan dengan analisis grafik. Salah satu
cara termudah untuk melihat normalitas
residual adalah dengan melihat grafik
histogram dan normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari data
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif
dari distribusi normal (Ghozali, 2006: 147).
Jika distribusi data residual normal, maka
garis
yang
menggambarkan
data
sesungguhnya
akan
mengikuti
garis
diagonalnya.
3.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda dan
MRA
Analisis regresi adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen dengan
satu atau lebih variabel independen untuk
memprediksi nilai rata-rata populasi atau nilai
rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai
variabel independen yang diketahui. Hasil
analisis regresi adalah berupa koefisien
regresi untuk masing-masing variabel
independen. Koefisien ini diperoleh dengan
cara memprediksi nilai variabel dependen
dengan suatu persamaan. Dalam analisis
regresi MRA, selain mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih, juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel
dependen dengan independen.
Adapun model dasarnya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
ROA = a + β1 DIR + β2 KOM + β3
MAN+β4 INS+ β5 LEV + e
(1)
ROA = a + β1 DIR + β2 KOM + β3
MAN+β4 INS+ β5 LEV + β6
SIZE+β7 (DIR *SIZE) + β8 (KOM
*SIZE) + β9 (MAN*SIZE) + β10
(INS*SIZE) + e
(2)
uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
Dimana :
ROA : Return On Assets, DIR: Jumlah
Direksi, KOM : Jumlah Komisaris, MAN :
persentase kepemilikan manajerial, INS :
persentase kepemilikan institutional, LEV :
leverage (struktur modal), SIZE : ukuran
perusahaan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
3.3.3 Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam
menaksir nilai aktual dapat diukur dari nilai
koefisien determinan (R2), nilai statistik F dan
nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut
signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis
(daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya
disebut tidak signifikan bila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah dimana H0
diterima (Ghozali, 2006).
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1. Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan data hasil penelitian yang
telah dikumpulkan yang diperoleh dari
Perusahaan asuransi syariah di Indonesia
selama periode penelitian tahun 2011 sampai
tahun 2015, maka diperoleh 15 Perusahaan
asuransi syariah yang datanya sesuai dengan
yang dibutuhkan. Sebelum hipotesis diuji,
maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
klasik untuk melihat kualitas data untuk
memastikan data layak dilakukan pengujian
hipotesis. Pengujian asumsi klasik terdiri dari
4.1.2.1 Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah yang
memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Yang dimaksudkan untuk menguji
apakah variabel independen (terikat) dan
variabel dependen (bebas) dalam model
regresi mempunyai distribusi normal atau
tidak. Pengujian distribusi normal dilakukan
dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai
Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05,
maka data dinyatakan berdistribusi normal.
Tabel 1: Uji Normalitas
Standardized
Residual
N
0E-7
.11497436
.091
Absolute
Positive
.063
Negative
-.091
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
71
.0000000
.94440028
.199
.190
-.199
.763
.606
Sumber: Output SPSS (Data diolah)
Berdasarkan output di atas, dapat kita
lihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) yaitu
0,606. Nilai ini lebih besar dari 0,05 atau 5%.
Maka dengan denikian disimpulkan bahwa
data dinyatakan berdistribusi normal dan
dapat dikatakan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas sehingga data
layak untuk digunakan.
4.1.2.2 Uji Multikolinieritas
Pengujian kualitas data yang kedua
adalah
uji
multikolinieritas.
Uji
Multikolonieritas data dapat dilakukan
dengan matriks korelasi dengan melihat
besarnya nilai VIF (variance inflation factor)
dan nilai tolerance. Suatu model regresi yang
bebas dari multikolinearitas memiliki angka
VIF disekitar angka 1 dan angka tolerance
mendekati angka 1 atau tidak lebih dari angka
10. Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 3: Uji Glejser
Model
Tabel 2: Uji Multikolinieritas
Sig.
.817
Collinearity Statistics
KOM
.549
.585
Tolerance
DIR
.024
.981
MANAJ
-.088
.930
1.549
.126
Model
1
T
VIF
(Constant)
KOM
.838
1.194
INST
DIR
.705
1.419
DER
MANAJ
.609
1.641
INST
.394
2.538
DER
.448
2.232
Ln_SIZE
.345
2.897
-1.717
.091
Sumber: Output SPSS (Data
diolah)
Dari tabel tersebut dapat diketahui
bahwa nilai sig. semua variabel independen
lebih dari besar dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas pada model regresi dalam
penelitian ini.
Sumber: Output SPSS (Data diolah)
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai
VIF dari masing-masing variabel independen
pada Perusahaan asuransi syariah di Indonesia
berada di sekitar angka 1 (kurang dari angka
10). Dan nilai tolerance (TOL) yang diperoleh
menunjukkan nilai lebih besar dari 0,10. Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa dalam
model regresi terbebas dari multikolinieritas
antar variabel independen.
4.1.3. Analisis Regresi Data Panel
Perusahaan asuransi syariah di Indonesia
4.1.3.1. Uji F
Analisis data yang digunakan pada
penelitian ini yaitu dengan analisis data panel
model Ordinary Least Square (OLS) dengan
bantuan SPSS. Untuk mengetahui ketepatan
model (goodness of fit) pengaruh variabel
independen yaitu mekanisme GCG dan
struktur modal terhadap variabel dependen
yaitu kinerja keuangan yang diukur dengan
ROA maka dilakukan uji F.
Berikut adalah output SPSS hasil
analisis uji F data Perusahaan asuransi syariah
di Indonesia dengan metode analisis regresi
data panel:
4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji kualitas data yang selanjutnya
yaitu
uji
heteroskedastisitas.
Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
maka digunakan Uji Glejser. Hasilnya dapat
dilihat pada tabel 3 di bawah ini:
Tabel 4: Hasil Perhitungan Uji Ketepatan Model
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.867
6
.144
Residual
.925
64
.014
1.792
70
Total
F
9.991
Sig.
.000b
Sumber: Output SPSS (Data diolah)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh
hasil bahwa nilai signifkansi sebesar 0,000
atau lebih kecil dari batas nilai signifkansi (α
= 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa dalam rangka untuk menjelaskan
variabel kinerja keuangan (ROA), maka
variabel mekanisme GCG dan struktur modal
dapat digunakan secara bersama-sama karena
model sudah layak digunakan.
maka dilakukan dengan menggunakan uji t.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah variabel independen secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Berdasarkan hasil
pengujian dengan menggunakan alat analisis
regresi data panel diperoleh hasil sebagai
berikut:
4.1.3.2. Uji Signifikansi Parameter
Individual (Uji Statistik t)
Selanjutnya untuk pengujian hipotesis
pertama sampai kelima yang telah diajukan,
Tabel 5: Hasil Perhitungan Uji t
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
-2.771
.403
DIR
.003
.012
KOM
.058
MANAJ
T
Sig.
-6.876
.000
.024
.220
.826
.017
.345
3.519
.001
.631
.200
.363
3.152
.002
INST
.413
.090
.658
4.602
.000
DER
-.022
.009
-.338
-2.522
.014
.028
1.008
6.592
.000
Ln_SIZE
.185
Sumber: Output SPSS (data diolah)
Dari tabel 5 di atas maka dapat dibuat
persamaan regresi yaitu sebagai berikut:
Y = -2,771 + 0,058 DIR + 0,003 KOM + 0,631
MAN + 0,413 INS -0,022 LEV + 0,185 SIZE +
e
Penjelasan mengenai hasil analisis uji
hipotesis parsial (uji t) masing-masing
variable adalah sebagai berikut:
H1
:
Ukuran
dewan
Direksi
berpengaruh positif terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan asuransi syariah
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5
di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu
sebesar 0,826 dengan koefisien positif, atau
dengan melihat nilai t hitung sebesar 0,220
dimana lebih kecil dari nilai t tabel (2,000)
maka Ha ditolak dan Ho diterima. Dengan
demikian jumlah dewan direksi tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada
Perusahaan asuransi syariah di Indonesia.
Oleh karena itu hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa direksi berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan
asuransi syariah ditolak.
H2
:
Ukuran
dewan
komisaris
berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan Perusahaan asuransi syariah
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5
di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu
sebesar 0,001 dengan koefisien positif, atau
dengan melihat nilai t hitung sebesar 3,519
dimana lebih besar dari nilai t tabel (2,000)
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian
jumlah
dewan
komisaris
berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja keuangan pada Perusahaan asuransi
syariah di Indonesia. Oleh karena itu hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa komisaris
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
Perusahaan asuransi syariah diterima.
H3
:
Kepemilikan
Manajerial
berpengaruh negatif terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan asuransi syariah
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5
di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu
sebesar 0,002 dengan koefisien positif, atau
dengan melihat nilai t hitung sebesar 3,152
dimana lebih besar dari nilai t tabel (2,000)
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian komposisi kepemilikan manajerial
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
pada Perusahaan asuransi syariah di
Indonesia. Oleh karena itu hipotesis ketiga
yang menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif terhadap
kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah
ditolak.
kinerja keuangan Perusahaan asuransi syariah
ditolak.
H4
: Struktur Modal berpengaruh
positif terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan asuransi syariah
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5
di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu
sebesar 0,014 dengan koefisien negatif, atau
dengan melihat nilai t hitung sebesar -2,522
dimana lebih besar dari nilai -t tabel (-2,000)
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian bahwa struktur modal berpengaruh
negatif terhadap kinerja keuangan pada
Perusahaan asuransi syariah di Indonesia.
Oleh karena itu hipotesis kelima yang
menyatakan
bahwa
struktur
modal
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
Perusahaan asuransi syariah ditolak.
H4
:
Kepemilikan
Institusional
berpengaruh negatif terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan asuransi syariah
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5
di atas diperoleh nilai signifikansi yaitu
sebesar 0,000 dengan koefisien positif, atau
dengan melihat nilai t hitung sebesar 4,602
dimana lebih besar dari nilai t tabel (2,000)
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian komposisi kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
pada Perusahaan asuransi syariah di
Indonesia. Oleh karena itu hipotesis keempat
yang menyatakan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh negatif terhadap
4.1.4. Analisis Regresi Moderasi
Setelah mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja keuangan asuransi
syariah, maka selanjutnya diuji pula apakah
ukuran perusahaan dapat memoderasi
hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Pada pengaujian ini yaitu
menambahkan variabel moderasi (aset/size)
dengan cara mengalikan variabel independen
dengan variabel moderasi (size). Output
analisis dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
Tabel 6: Hasil Perhitungan Uji MRA
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
B
Standardized
Coefficients
Std. Error
-3.664
4.132
KOM
.551
.343
DIR
.304
Beta
T
Sig.
-.887
.379
3.256
1.608
.113
.172
2.655
1.763
.083
6.536
6.695
3.757
.976
.333
INST
-1.879
3.870
-2.993
-.485
.629
DER
.564
.152
8.744
3.706
.000
Ln_SIZE
.298
.312
1.624
.955
.343
SIZE_KOM
-.042
.029
-3.057
-1.461
.149
SIZE_DIR
-.025
.014
-2.958
-1.733
.088
SIZE_MANAJ
-.570
.527
-3.904
-1.081
.284
SIZE_INST
.149
.287
2.856
.520
.605
SIZE_DER
-.044
.012
-8.883
-3.744
.000
MANAJ
Sumber: Output SPSS (data diolah)
Karena pada tabel 5 nilai Ln_size
adalah signifikan, maka keputusannya adalah,
jika signifikansi perkalian antara size dengan
variabel independen adalah signifikan, maka
ukuran perusahaan adalah variabel quasi
moderasi. Namun jika perkalian antara size
dengan variabel independen adalah tidak
signifikan maka ukuran perusahaan meupakan
variabel independen saja.
Berdasarkan output hasil analisis pada
tabel 6 dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan
memoderasi hubungan antara jumlah direksi
dengan kinerja keuangan (pada level 10%)
dan memoderasi hubungan antara struktur
modal dengan kinerja keuangan pada level
(5%). Sedangkan hubungan antara jumlah
komisaris, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional terhadap kinerja
keuangan tidak dimoderasi oleh ukuran
perusahaan.
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian serta running data
yang telah dilakukan menemukan beberapa
temuan yang berbeda dengan hasil-hasil
penelitian sebelumnya. Hal ini terjadi karena
lingkup penelitian saat dilakukan di jenis
perusahaan yang belum pernah dilakukan
pada penelitian-penelitian sebelumnya yang
merupakan pembeda dengan studi empiris.
Mengenai pengaruh ukuran dewan
direksi
terhadap
kinerja
keuangan
menghasilkan bahwa dewan direksi tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah di Indonesia. Hal
ini bertentangan dengan penelitian Faisal
(2005) menyatakan bahwa ukuran dewan
direksi berhubungan positif dengan kinerja
perusahaan. Artinya bahwa semakin banyak
jumlah dewan direksi maka tidak memberikan
manfaat yang signifikan bagi perusahaan
asuransi syariah karena kebijakan yang
diambil justru akan menjadi lebih lambat.
Selain itu pemilihan jajaran dewan direksi
harus ditunjang dengan sumber daya manusia
yang baik agar mampu memberikan benefit
yang besar bagi perusahaan karena
perusahaan asuransi syariah sedang dalam
tahap berkembang sehingga dibutuhkan
orang-orang yang berkualitas.
Lain halnya dengan jumlah jajaran
dewan komisaris. Penelitian ini telah
membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris
berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
keuangan. Sehingga penelitian ini sejalan
dengan Chtourou et al (2001), yang
menjelaskan bahwa jumlah dewan yang
semakin besar maka mekanisme monitoring
manajemen perusahaan akan semakin baik.
Dengan demikian bahwa perusahaan asuransi
syariah yang saat ini sedang berkembang
membutuhkan banyak pengawasan karena
masih sangat rentan dengan kompetitorkompetitor lainnya. kebanyakan perusahaan
asuransi syariah di Indonesia adalah
berbentuk unit usaha dari syariah sehingga
modal yang dimilikiya cukup sedikit. Oleh
karena itu modal yang ada harus
dimanfaatkan melalui pengawasan yang
sangat baik.
Temuan lainnya yaitu mengenai
pengaruh kepemilikan manajerial. Hasil
penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan sehingga sejalan dengan
penelitian Wedari (2004), menemukan bahwa
insider ownership berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan dan
bertentangan dengan penelitian Hermalin dan
Weisbach (2003) menunjukkan bahwa
semakin tinggi persentase kepemilikan
manajerial akan menurunkan keintegritasan
laporan keuangan dan berdampak pula pada
menurunnya kinerja perusahaan. Melalui
penelitian ini dapat kita temukan bahwa tidak
selamanya kepemilikan manajerial dapat
menurunkan kinerja keuangan akan tetapi
harus dilihat dulu kondisi perusahaannya
seperti apa. Jika perusahaan berbentuk unit
usaha, maka kepemilikan manajerial menjadi
faktor yang penting karena akan ikut
memberikan
kontribusi
besasr
untuk
meningkatkan kinerja keuangan.
Selanjutnya
mengenai
pengaruh
kepemilikan
institusional
menunjukkan
bahwa kepemilikan institusional berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan. Hal ini
bertentangan dengan Faisal (2005) juga
menemukan bahwa kepemilikan institusional
belum efektif untuk memonitor manajemen
dalam mengingkatkan kinerja perusahaan.
ternyata hasil penelitian Faisal tersebut dapat
terbantahkan oleh hasil penelitian ini.
Terbukti bahwa pada perusahaan asuransi
syariah bahwa owner dari pihak institusi telah
mampu memberikan pengaruh yang baik
terhadap peningkatan kinerja keuangan
perusahaan.
Temuan selanjutnya yaitu mengenai
pengaruh struktur modal yang diukur dengan
rasio leverage atau debt to equity ratio (DER)
yang menunjukkan bahwa struktur modal
berpengaruh
negatif
terhadap
kinerja
keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Campbell (2002), Miyajima (2003)
dan Stein (2012) menunjukkan bahwa DER
berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini
terjadi karena semakin besar rasio DER maka
menunjukkan semakin besar hutang yang
dimiliki
sehingga
beban
untuk
mengembalikan hutang disertai dengan beban
atas bunga/bagi hasil pinjaman akan
memberatkan perusahaan yang sedang
berkembang seperti pada perusahaan asuransi
syariah di Indonesia yang saat ini sedang
berkembang.
Selain temuan-temuan di atas, pada
penelitian ini juga menganalisis mengenai
apakah
ukuran
perusahaan
mampu
memperkuat atau memperlemah terhadap
hubungan antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
hanaya mampu memperlemah hubungan
antara jumlah jajaran direksi dan struktur
modal dengan kinerja keuangan. Artinya
semakin besar perusahaan maka jajaran
direksi tidak perlu terlalu banyak karena akan
memperlambat
pengambilan
keputusan
manajemen. Sedangkan terkait dengan
struktur modal maka semakin besar ukuran
perusahaan maka tidak perlu lagi memiliki
rasio struktur modal yang besar karena jika
perusahaan sudah besar maka perusahaan
sudah stabil sehingga pinjaman dari luar dapat
dikurangi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan di atas, maka penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Ukuran
dewan
direksi
tidak
berpengaruh
terhadap
kinerja
keuangan perusahaan asuransi syariah
di Indonesia
2. Ukuran dewan komisaris berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah di
Indonesia
3. Kepemilikan manajerial berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah di
Indonesia
4. Kepemilikan institusional berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan asuransi syariah di
Indonesia
5. Struktur modal berpengaruh negatif
terhadap kinerja keuangan perusahaan
asuransi syariah di Indonesia
6. Ukuran perusahaan memperlemah
hubungan antara ukuran dewan direksi
dan struktur modal terhadap kinerja
keuangan perusahaan asuransi syariah
di Indonesia.
5.2 Keterbatasan
Setelah melihat hasil penelitian ini
disertai dengan kelengkapan data yang
diperoleh, penulis mengaku banyak terdapat
keterbatasan yang dapat mengganggu hasil
penelitian, di antaranya yaitu sampel
penelitian sebanyak 15 perusahaan asuransi
syariah padahal masih banyak lagi
perusahaan. hal ini terkait dengan waktu dan
biaya yang terbatas.
5.2 Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian
yang telah dijelaskan sebelumnya, maka saran
yang disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
- Untuk menambah jumlah observasi
penelitian, maka peneliti selanjutnya
dapat menambah periode penelitian
agar data yang dikumpulkan menjadi
lebih banyak dan hasil penelitian akan
lebih baik.
- Peneliti selanjutnya dapat menambah
variabel independen lain yang
diprediksi berpengaruh terhadap
kinerja keuangan serta menambah
jumlah variabel yang diprediksi dapat
mengganggu
hubungan
antara
variabel independen terhadap variabel
dependen.
- Penelitian
selanjutnya
dapat
dilaksanakan dengan membandingkan
kinerja keuangan perusahaan syariah
dengan bank konvensional.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan dapat memperhatikan
mengenai kondisi kinerja keuangan
terutama mengenai faktor-faktor yang
mampu meningkatakan dan atau
menurunkan kinerja keuangan hal ini
menjadi penting karena kinerja
keuangan
menjadi
tolak
ukur
keberhasilan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Amyulianthy, Rafriny. 2012. “Pengaruh
Struktur Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan Publik
Indonesia”. Dalam Jurnal Liquidity,
Volume 1. No. 2, Juli-Desember
2012, Hal. 91-98: Fakultas Ekonomi
Universitas Pancasila
Brigham, F. Eugene. 1983. Fundamentals of
financial Management. The Dryden
Press: Holt-Sounders Japan,Third
Edition
Chtourou, L., S. Marrachi., J. Bedard, 2001.
“Corporate Governance and Earning
Managemen”. Available online at
www.ssrn.com
Darmawaty, Deni. Khomsiyah dan Rika Gelar
Rahayu,
Hubungan
Corporate
Governance
dan
Kinerja
Perusahaan, SNA VII, Denpasar –
Bali, Desember 2004
Faisal. 2005. “Analisis Agency Cost, Struktur
Kepemilikan
dan
Mekanisme
Corporate Governance”. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Volume 8,
No.2, Hal. 175-190
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro
Hermalin, Benjamin E. and Michael S.
Weisbach.
2003.
“Boards
of
Directors as an Endogenously
Determined Institution: A Survey of
the Economic Literature. Economic
Policy Review/ April 2003. FRBNY
Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976.
“Theory of the Firm : Managerial
Behavior, Agency Costs and
Ownership Structure”. Journal of
Financial Economics, Oktober, 1976,
V. 3, No. 4, pp. 305-360.
Mawardi, Wisnu, 2005. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Keuangan Bank Umum Di Indonesia
(Studi Kasus Pada Bank Umum
Dengan Total Asset Kurang Dari 1
Triliun). Jurnal Bisnis Strategi, Vol.
14, No. 1, Hal: 83-93.
Priharyanto, Budi. 2009. “Analisis Pengaruh
Current Ratio, Inventory Turnover,
Debt To Equity Ratio, dan Size
Terhadap
Profitabilitas”.
Tesis
UNDIP
Siregar, S. V., dan S. Utama. 2005. “Pengaruh
Struktur
Kepemilikan,
ukuran
Perusahaan, dan Praktek Corporate
Governance terhadap Pengelolaan
Laba (Earnings Management)”.
Dalam
Simposium
Nasional
Akuntansi VIII. Solo, 15 – 16
September 2005
Stein, Edith Theresa. 2012. Pengaruh
Struktur Modal (Debt Equity Ratio)
Terhadap Profitabilitas (Return On
Equity). Skripsi, Program Strata 1
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Tobing, Tessa Silvia Mayrika. 2006.
Pengaruh Struktur Modal Terhadap
Profitabilitas
Pada
Industri
Makanan dan Minuman Yang
Tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Skripsi,
Program
Strata
1
Manajemen,
Fakultas
Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, Medan
Usman, Bahtiar. 2003, ”Analisis Rasio
Keuangan
dalam
Memprediksi
Perubahan Laba pada Bank-Bank di
Indonesia”, Media Riset Bisnis &
Manajemen, Vol. 3, No. 1, April
2003
Wedari, L.K. 2004. “Analisis Pengaruh
Proporsi Dewan Komisaris dan
Keberadaan Komite Audit Terhadap
Aktivitas Manajemen Laba”, Dalam
Simposium Nasional Akuntansi VII,
Denpasar Bali
Windah, Gabriela Cynthia dan Andono,
Fidelis Arastyo, 2013. Pengaruh
Penerapan
Good
Corporate
Governance
terhadap
Kinerja
Keuangan Perusahaan Hasil Survey
The Indonesian Institute Perception
Governance (IICG) Periode 20082011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 1.
www.aasi.co.id
Download