PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN SAHAM (Sensus Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012) NISSA GUSSELA (093403052) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi no. 24 Tasikmalaya 46115 Telp. (0265) 323537 E-mail: [email protected] ABSTRAKS Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) return on equity, debt to equity ratio, dan return saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2) pengaruh return on equity secara parsial terhadap return saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (3) pengaruh debt to equity ratio secara parsial terhadap return saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (4) pengaruh return on equity dan debt to equity ratio secara simultan terhadap return saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan penelitian sensus. Pengujian statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, korelasi pearson, determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 16 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) return on equity, debt to equity ratio, dan return saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 bisa dikatakan cukup baik. ; (2) terdapat pengaruh tidak signifikan return on equity secara parsial terhadap return saham ; (3) terdapat pengaruh tidak signifikan debt to equity ratio secara parsial terhadap return saham ; (4) terdapat pengaruh tidak signifikan return on equity dan debt to equity ratio secara simultan terhadap return saham. Kata Kunci: Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Return Saham 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemilihan saham yang potensial harus dilakukan dengan cermat. Saham yang dipilih harus dapat memberikan return yang optimal dengan tingkat resiko yang rendah. Dan saat ini banyak masyarakat yang memutuskan untuk menginvestasikan modalnya di industri properti dan real estate dikarenakan harga tanah yang cenderung naik. Ini disebabkan oleh supply tanah yang bersifat tetap sedangkan permintaan akan selalu besar seiring dengan pertambahan penduduk. Selain itu, harga tanah bersifat rigid, artinya penentu harga bukanlah pasar tetapi orang yang menguasai tanah. Dalam melakukan penelitian suatu saham melalui analisis fundamental dapat digunakan informasi akuntansi dengan teknik analisis rasio keuangan. Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur dan menganalisis kinerja keuangan sebuah perusahaan terbagi ke dalam lima kelompok yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Rasio profitabilitas menjadi ukuran sentral untuk melihat kinerja sebuah perusahaan. Melalui informasi dari rasio profitabilitas, para pengguna informasi laporan keuangan perusahaan dapat melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Salah satu analisis yang dapat digunakan oleh para investor untuk menghitung besarnya return yang akan diperoleh dari rasio profitabilitas adalah menghitung rasio yang membandingkan antara laba yang diperoleh perusahaan dengan besarnya investasi dalam bentuk modal sendiri atau dalam bentuk saham. Rasio tersebut dikenal dengan istilah Return On Equity (ROE). Selain rasio profitabilitas, rasio leverage merupakan rasio yang penting untuk diketahui oleh para pengguna informasi keuangan. Didalam rasio leverage ini para pengguna informasi keuangan dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam menjamin jumlah utang perusahaan baik itu jangka panjang maupun jangka pendek. Adapun rasio leverage yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi investor adalah rasio yang membandingkan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total modal sendiri yang ditanamkan oleh pemilik saham yang dikenal dengan istilah Debt to Equity Ratio (DER). Penelitian terdahulu mengenai variabel Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return saham telah banyak dilakukan, diantaranya dilakukan oleh Utami tahun 2008, dengan judul “Pengaruh Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Biasa Pada Perusahaan yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Study Kasus Saham Sektor Properti Tahun 2006)”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ROE dan DER tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian lainnya dilakukan oleh Prihantini tahun 2009 yang berjudul “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER, dan CR Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham industri Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006)”. Dengan hasil penelitian bahwa variabel inflasi, nilai tukar, dan DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan ROA dan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada industri real estate and property. Penelitian oleh Ginting tahun 2011 yang berjudul “Analisis Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Return Saham Perusahaan Consumer Goods Industry yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini dilakukan terhadap 20 sampel perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di BEI dimana memiliki laporan keuangan lengkap selama empat tahun terhitung mulai tahun 2006 sampai tahun 2009. Variabel yang diteliti meliputi Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Dividend Payout Rasio (DPR). Hasil dari penelitian ini adalah DER, EPS, ROA, ROE dan DPR berpengaruh secara simultan maupun secara parsial terhadap return saham perusahaan Consumer Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dan penelitian yang dilakukan oleh Mellyawati tahun 2011 yang berjudul “Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return On Equity Terhadap return Saham Pada PT. Telekomunikasi, Tbk. Periode 2003-2009”. Hasil dari penelitian ini adalah DER, ROE, dan return mengalami fluktuasi. Perkembangan DER dan ROE cenderung menurun, sedangkan perkembangan return cenderung meningkat. Pengaruh DER dan ROE terhadap return saham secara keseluruhan termasuk dalam kriteria sedang, namun indikator ROE menunjukkan pada kriteria yang sangat rendah. Sedangkan untuk variabel DER termasuk dalam kriteria sedang. DER ini berdampak positif dan tidak signifikan. Artinya variabel yang paling mempengaruhi return saham adalah variabel DER. Kemudian dampak secara simultan lebih kecil dibandingkan secara parsial. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) untuk memprediksi tingkat pengembalian saham (return) untuk saham biasa pada sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia". Identifikasi masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut: a. Bagaimanakah Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return Saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia; b. Bagaimanakah pengaruh Return On Equity secara parsial terhadap return saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia; c. Bagaimanakah pengaruh Debt to Equity Ratio secara parsial terhadap return saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia; d. Bagaimanakah pengaruh Return On Equity dan Debt to Equity Ratio secara simultan terhadap return saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka Return On Equity (ROE) Menurut pendapat Sawir (2003) bahwa rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (new worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Semakin besar rasio ini maka akan menunjukkan kemampuan perusahaan yang semakin baik dan pemegang saham sangat menyukai hal ini, karena ini akan memberikan informasi yang baik. Semakin baik kondisi keuangan perusahaan dalam memperoleh laba maka akan baik pula pengembalian investasi yang telah ditanamkan oleh investor. Rasio ROE ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (1) Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan kelompok dalam rasio leverage. Menurut Sawir (2003) menjelaskan bahwa DER adalah rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Jadi rasio ini dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu hutang. Debt to Equity Ratio (DER) juga menunjukkan tingkat hutang perusahaan, perusahaan dengan hutang yang besar mempunyai biaya hutang yang besar pula. Hal tersebut menjadi beban bagi perusahaan yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor. Para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara absolut maka akan menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan, yang selanjutnya akan berdampak dengan menurunnya nilai return perusahaan. Untuk menghitung nilai Debt to Equity Ratio (DER) ini menggunakan rumus sebagai berikut: (2) Return Saham Menurut Jogiyanto (2000) bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Sedangkan menurut Ajie (2003) bahwa return saham adalah keuntungan yang diterima dari investasi saham selama periode pengamatan. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan bahwa return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya yang akan diterima investor dimasa yang akan dating. Menurut Jogiyanto (2000) bahwa return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa yang akan dating. Dan konsep return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi (actual return) yang dapat berupa capital gain maupun capital loss. Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil/keuntungan yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya, maka return dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (3) Keterangan: Ri = Return saham/tingkat keuntungan saham i pada periode t Pt = Harga penutup saham i pada periode t (periode akhir) Pt-1 = Harga penutupan saham i pada periode t-1 (periode sebelumnya) 2.2 Hipotesis a. Return On Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap return saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia; b. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara parsial terhadap return saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia; c. Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara simultan terhadap return saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. 3. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Return On Equity (ROE) sebagai variabel X1 (bebas), Debt to Equity Ratio (DER) sebagai X2 (bebas) dan return saham sebagai variabel Y (terikat). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Operasionalisasi Variabel a. Return On Equity (ROE) sebagai variabel independen (X1); b. Debt to Equity Ratio (DER) sebagai variabel independen (X2); c. Return saham sebagai variabel dependen (Y). Teknik Pengumpulan Data a. Metode dokumentasi; b. Penelitian perpustakaan (Library Research); c. Penelitian internet (Internet Research). Jenis Data a. Data laporan keuangan tahunan perusahaan properti tahun 2012 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia; b. Data harga saham penutupan tahun 2011 dan 2012. Populasi Sasaran Menurut Sugiyono (2012) bahwa dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan uraian tersebut populasi adalah keseluruhan obyek penelitian dan populasi juga dapat diartikan sebagai totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian sensus. Jadi setiap anggota yang ada didalam populasi dikenai penelitian. Karena ada 2 perusahaan yang delisting maka populasi dalam penelitian ini berjumlah 44 perusahaan properti dan real estate. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Nilai ROE perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dapat dikatakan cukup baik walaupun ada 4 perusahaan yang memiliki nilai ROE negatif ini dikarenakan mengalami saldo rugi dalam jumlah yang signifikan terutama disebabkan dari beban pinjaman, tetapi tidak demikian dengan 40 perusahaan properti lainnya yang memiliki nilai ROE positif menunjukkan kemampuan perusahaan-perusahaan tersebut dalam memperoleh laba cukup baik. Bisa dilihat dari nilai rata-rata ROE sebesar 0,097 menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 ekuitas perusahaan properti akan mendapatkan laba bersih sebesar Rp. 0,097. Selanjutnya dilihat dari nilai rata-rata DER perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 sebesar 0,706 menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 ekuitas perusahaan properti akan menjamin total hutang sebesar Rp. 0,706. Kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan properti dan real estate dalam membayar kewajiban panjangnya yang baik. Walaupun ada 11 perusahaan yang memiliki nilai return saham negatif dikarenakan penurunan harga saham dari periode sebelumnya, tetapi perusahaan properti dan real estate yang lainnya dapat memberikan return saham yang cukup baik. Ini dibuktikan dengan nilai rata-rata return saham dari perusahaan properti dan real estate pada tahun 2012 bernilai positif yaitu sebesar Rp. 0,334. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa return on equity, debt to equity ratio, dan return saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 bisa dikatakan cukup baik. 4.2 Pengaruh Return On Equity Secara Parsial Terhadap Return Saham Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Untuk pengujian secara parsial antara return on equity dengan return saham dapat dilihat dari perhitungan manual maupun perhitungan SPSS 16.0 koefisien beta (β1) = 0,302 menunjukkan koefisien regresi variabel ROE arah regresi positif, dimana setiap kenaikan 1% pada nilai X 1 (ROE) maka akan diikuti dengan kenaikan nilai Y (return saham) sebesar 0,302%. Pada tabel statistik SPSS 16.0 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas pengaruh ROE terhadap return saham sebesar 0,724. Angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) 0,724 > 0,05, maka model regresi ini layak digunakan untuk memprediksi ROE terhadap return saham pada perusahaan properti dan real estate. Nilai korelasi untuk pengaruh ROE terhadap return saham berdasarkan hasil perhitungan baik manual dan output dari pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 adalah 0,055 artinya hubungan variabel ROE terhadap return saham sangat rendah. Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut searah, artinya jika ROE tinggi maka return saham akan meningkat. Dan berdasarkan hasil dari tabel statistik SPSS 16.0, korelasi tersebut tidak signifikan karena nilai probabilitas pengaruh ROE terhadap return saham lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi (0,724 > 0,05). Selanjutnya dari hasil perhitungan secara manual koefisien determinasi parsial pengaruh ROE terhadap return saham sebesar 0,177% artinya pengaruh ROE terhadap return saham perusahaan properti dan real estate termasuk dalam kategori sangat rendah. Untuk pengujian hipotesis secara parsial dari variabel ROE dilakukan uji t, dengan kriteria penolakan H 0 jika thitung < ttabel atau thitung > ttabel. Dengan cara nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. thitung berdasarkan perhitungan manual ataupun menggunakan SPSS 16.0 sebesar 0,356. ttabel diperoleh dari : tingkat kepercayaan dengan taraf nyata (α) = 0,05, dimana derajat penyebut (df) = n – k – 1 dan derajat kebebasan pembilang (k), dan t(α ; n – k – 1), maka tabel distribusi t dengan α = 0,05 dan df = n – k – 1 = 44 – 2 – 1 = 41. Maka t(0,05;41) = 2,020. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui thitung < ttabel (0,356 < 2,020). Artinya H0 berada di daerah penerimaan dan H1 berada di daerah penolakan dan dengan diterimanya H0 menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% ROE secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham. Hubungan yang tidak signifikan, ditunjukkan dengan angka probabilitas (sig) dalam perhitungan SPSS 16.0 sebesar 0,724. Dikatakan tidak signifikan karena angka 0,724 lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on equity berpengaruh terhadap return saham tetapi pengaruhnya tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan. Bisa dilihat pada perusahaan Laguna Cipta Karya Tbk, walaupun memiliki nilai ROE negatif (-0,004) tetapi dapat memberikan return saham sebesar Rp 1,542 ini disebabkan kenaikan harga saham sebesar 254,24% dari tahun sebelumnya (Rp 59 menjadi Rp 150). Ada beberapa faktor penyebab naiknya harga saham, yaitu kinerja fundamental perusahaaan terutama kinerja keuangan, corporate action atau aktivitas perusahaan yang akan meningkatkan kinerja dalam jangka waktu panjang, sentimen positif sektor industri usaha perusahaan, kenaikan pendapatan per kapita masyarakat juga akan menaikkan daya beli masyarakat. Dan penyebab turunnya harga saham, yaitu ketika sentimen pasar memburuk, kinerja keuangan emiten tersebut mengalami penurunan, ada beberapa peristiwa yang berpotensi menurunkan kinerja fundamental emiten dalam jangka panjang yang dapat juga berakibat pada penurunan harga saham, sektor usaha mengalami kondisi yang kurang baik misalnya karena suku bunga melambung sangat tinggi, bisa terjadi karena digerakkan oleh kelompok tertentu (para spekulan). Dan hubungan kedua variabel ini searah artinya jika return on equity mengalami kenaikan atau penambahan maka akan diikuti dengan kenaikkan atau penambahan return saham. Hal ini sesuai dengan teori Harahap (2007) yang menyatakan bahwa ketika perusahaan memberikan jumlah ROE yang besar, hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan memiliki prosfek yang baik dan hal ini akan mendorong kenaikan harga saham tersebut di pasar yang pada akhirnya akan memicu kenaikan jumlah return bagi para investor baik return dalam bentuk capital gain maupun deviden di akhir tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mellyawati (2011) bahwa pengaruh ROE sangat rendah, searah dan tidak signifikan terhadap return saham. 4.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio Secara Parsial Terhadap Return Saham Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Untuk pengujian secara parsial antara debt to equity ratio dengan return saham dapat dilihat dari perhitungan manual maupun perhitungan SPSS 16.0 koefisien beta (β2) = -0,076 menunjukkan koefisien regresi variabel DER arah regresi negatif, dimana setiap kenaikan 1% pada nilai X 2 (DER) maka akan diikuti dengan penurunan nilai Y (return saham) sebesar 0,076%. Pada tabel statistik SPSS 16.0 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas pengaruh DER terhadap return saham sebesar 0,659. Angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) 0,659 > 0,05, maka model regresi ini layak digunakan untuk memprediksi DER terhadap return saham pada perusahaan properti dan real estate. Nilai korelasi untuk pengaruh DER terhadap return saham berdasarkan hasil perhitungan baik manual dan output dari pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 adalah -0,069 artinya hubungan variabel DER terhadap return saham sangat rendah. Korelasi negatif menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut berlawanan, artinya jika DER tinggi maka return saham akan menurun. Dan berdasarkan hasil dari tabel statistik SPSS 16.0, korelasi tersebut tidak signifikan karena nilai probabilitas pengaruh DER terhadap return saham lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi (0,659 > 0,05). Selanjutnya dari hasil perhitungan secara manual koefisien determinasi parsial pengaruh DER terhadap return saham sebesar 0,385% artinya pengaruh DER terhadap return saham perusahaan properti dan real estate termasuk dalam kategori sangat rendah. Tetapi DER menjadi variabel yang paling berpengaruh terhadap return saham dibandingkan dengan ROE yang hanya memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 0,177%. Untuk pengujian hipotesis secara parsial dari variabel DER dilakukan uji t, dengan kriteria penolakan H 0 jika thitung < ttabel atau thitung > ttabel. Dengan cara nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. thitung berdasarkan perhitungan manual ataupun menggunakan SPSS 16.0 sebesar -0,444. ttabel diperoleh dari : tingkat kepercayaan dengan taraf nyata (α) = 0,05, dimana derajat penyebut (df) = n – k – 1 dan derajat kebebasan pembilang (k), dan t(α ; n – k – 1), maka tabel distribusi t dengan α = 0,05 dan df = n – k – 1 = 44 – 2 – 1 = 41. Maka t(0,05;41) = 2,020. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui thitung < ttabel (-0,444 < 2,020). Artinya H0 berada di daerah penolakan dan H1 berada di daerah penerimaan dan dengan ditolaknya H0 menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% DER secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Hubungan yang tidak signifikan, ditunjukkan dengan angka probabilitas (sig) dalam perhitungan SPSS 16.0 sebesar 0,659. Dikatakan tidak signifikan karena angka 0,659 lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap return saham tetapi pengaruhnya tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan. Bisa dilihat pada Jaya Real Property Tbk dimana memiliki nilai DER yang tinggi (1,250) tetapi dapat menghasilkan return saham yang baik yaitu sebesar Rp. 0,318 ini disebabkan karena kenaikan harga saham dari periode sebelumnya (Rp. 2.200 menjadi Rp. 2.900). Ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat menaikkan harga saham yang telah dibahas sebelumnya seperti corporate action atau aktivitas perusahaan yang akan meningkatkan kinerja dalam jangka waktu panjang walaupun nilai DER tinggi dimana berarti struktur modal perusahaan lebih banyak memanfaatkan hutang-hutangnya. Namun hutang ini dapat menjadi pengurang pajak, penggunaan hutang akan mengurangi kewajiban pajak dan menyisakan laba operasi yang lebih besar bagi investor perusahaan. Dan hubungan kedua variabel ini berlawanan artinya jika debt to equity ratio mengalami kenaikan atau penambahan maka akan diikuti dengan penurunan return saham. Hal ini sesuai dengan teori Indra (2005) bahwa DER yang semakin besar akan mengakibatkan risiko finansial perusahaan yang semakin tinggi, dengan penggunaan hutang yang semakin besar akan mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar hutang dan investor biasanya selalu menghindari risiko maka semakin tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari investor sehingga harga saham akan semakin rendah. Dan dengan rendahnya harga saham maka return saham yang akan diterima pun akan menurun. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2011) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap return saham. 4.4 Pengaruh Return On Equity dan Debt to Equity Ratio Secara Simultan Terhadap Return Saham Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Persamaan regresi linier berganda dari hasil perhitungan baik manual (lampiran 90 hal 222) dan output SPSS 16.0 yaitu: . Dari persamaan itu berarti return saham (Y) akan naik, bila ROE (X1) ditingkatkan, dan akan turun bila DER (X2) ditingkatkan. Tetapi koefisien regresi untuk ROE (0,302) lebih besar daripada koefisien regresi untuk DER (0,076). Jadi bila ROE ditingkatkan menjadi 10, dan juga DER ditingkatkan menjadi 10, maka return saham diperkirakan akan bernilai 2,619. Dari kedua hasil perhitungan baik manual dan output dari pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0, maka didapat hasil nilai korelasi untuk pengaruh ROE dan DER terhadap return saham adalah 0,075 artinya hubungan variabel ROE dan DER terhadap return saham sangat rendah. Korelasi positif menunjukkan bahwa antara ketiga variabel tersebut searah, artinya jika ROE dan DER tinggi maka return saham akan meningkat. Selanjutnya koefisien determinasi diperoleh dari perhitungan manual dan output SPSS 16.0 sebesar 0,006. Ini berarti bahwa ROE dan DER mempengaruhi return saham secara simultan selama tahun 2012 adalah sebesar 0,6% sedangkan sisanya 99,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti menurunnya kinerja keuangan yang menekan harga saham sehingga return saham menurun, imbas kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan batas minimum down payment (uang muka/DP) kredit pemilikan rumah (KPR) dari 20% menjadi 30%, kesulitan mendapatkan dana tambahan, dan bertambahnya beban usaha perusahaan yang tidak diimbangi dengan pendapatan. Untuk pengujian hipotesis secara simultan dilakukan uji F, dengan cara nilai F hitung dibandingkan dengan nilai Ftabel. Fhitung berdasarkan perhitungan manual ataupun menggunakan SPSS 16.0 sebesar 0,115. Ftabel diperoleh dari : tingkat kepercayaan dengan taraf nyata (α) = 0,05, dimana derajat penyebut (df) = n – k – 1 dan derajat kebebasan pembilang (k), dan t(α ; n – k – 1), maka tabel distribusi F dengan α = 0,05 dan df = n – k – 1 = 44 – 2 – 1 = 41. Maka F(0,05;41) = 3,226. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui Fhitung < Ftabel (0,115 < 3,226). Artinya H 0 berada di daerah penerimaan dan H1 berada di daerah penolakan dan dengan diterimanya H 1 menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% ROE dan DER secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Hubungan yang tidak signifikan, ditunjukkan dengan angka probabilitas (sig) dalam perhitungan SPSS 16.0 sebesar 0,891. Dikatakan tidak signifikan karena angka 0,891 lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on equity dan debt to equity ratio berpengaruh terhadap return saham tetapi pengaruhnya tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan. Karena seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada perusahaan properti dan real estate tahun 2012 ada perusahaan yang walaupun nilai ROE negatif tetapi masih dapat memberikan return saham, dan juga perusahaan yang memiliki nilai DER yang tinggi tetapi masih dapat memberikan return saham dengan baik, ini dikarenakan kenaikan harga saham yang signifikan dari tahun 2011. Kenaikan harga saham dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti corporate action atau aktivitas perusahaan yang akan meningkatkan kinerja dalam jangka waktu panjang, bisa dipicu oleh sentimen positif sektor industri usaha perusahaan, kenaikan pendapatan per kapita masyarakat juga akan menaikkan daya beli masyarakat, dan lain-lain. Jadi pengaruh ROE dan DER terhadap return saham yang dihasilkan sangatlah kecil, apabila ingin melihat pengaruh yang cukup signifikan maka harus melakukan analisis secara menyeluruh dimulai dari analisis pengaruh ekonomi secara regional, analisis industri, baru kemudian analisis kinerja perusahaan. Dan hubungan retrun on equity dan debt to equity ratio terhadap return saham searah artinya jika return on equity dan debt to equity ratio mengalami kenaikan atau penambahan maka akan diikuti dengan kenaikkan atau penambahan return saham. Hal ini sesuai dengan teori Husnan (2009) apabila ROE perusahaan meningkat dan leverage perusahaan (DER) tersebut konstan berarti proporsi modal pinjaman tidak berubah, hal ini berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati pemegang saham. Dengan peningkatan profitabilitas tersebut maka akan berpengaruh pula pada return yang akan diterima oleh pemegang saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Utami (2008) yang menyatakan bahwa ROE dan DER memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap return saham. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan a. Return on equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return Saham pada perusahaan properti dan real estate pada tahun 2012 cukup baik; b. Secara korelasi parsial hasil nilai korelasi untuk pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Return Saham sangat rendah dan searah. Adapun pengaruhnya tidak signifikan; c. Secara korelasi parsial hasil nilai korelasi untuk pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham sangat rendah dan berlawanan. Adapun pengaruhnya tidak signifikan; d. Secara simultan korelasi hasil nilai korelasi untuk pengaruh Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham sangat rendah, searah dan tidak signifikan. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti menurunnya kinerja keuangan yang menekan harga saham sehingga return saham menurun, kesulitan mendapatkan dana tambahan, dan bertambahnya beban usaha perusahaan yang tidak diimbangi dengan pendapatan. Maka dapat disimpulkan ROE dan DER secara simultan terhadap Return Saham pada perusahaan properti dan real estate tahun 2012 berpengaruh tidak signifikan dan termasuk dalam kategori sangat rendah. 5.2 Saran Berdasarkan hasil dari penelitian dan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan saran kepada para investor mengenai Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return Saham, yaitu sebagai berikut: a. Analisis fundamental yang dilakukan sebaiknya menggunakan pendekatan top down. Dimulai dari analisis pengaruh ekonomi secara regional, analisis industri, baru kemudian terhadap kondisi kinerja perusahaan, sehingga akan terlihat pengaruh yang cukup signifikan terhadap perolehan return; b. Lihat analisis faktor fundamental yang lain misalnya analisis rasio pasar, rasio aktivitas, rasio pertumbuhan, dan rasio-rasio lain yang mempengaruhi penilaian kinerja sebuah perusahaan. Terutama rasio yang berhubungan langsung dengan analisis investasi. Dan saran kepada para emiten sebagai bahan pertimbangan perusahaan maupun untuk pihak lainnya mengenai Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return Saham, yaitu sebagai berikut: a. Perusahaan properti dan real estate agar selalu berupaya dalam meningkatkan profitabilitas (ROE). Upaya yang dapatdilakukan adalah perusahaan sebaiknya lebih efisien dalam memanfaatkan modal sendiri untuk terus meningkatkan perolehan laba setiap tahunnya. Dan juga harus mampu bersaing dengan pendatang-pendatang baru agar bisa mempertahankan konsistensi di dunia properti dan real estate; b. Perusahaan harus menjaga struktur permodalan usaha dengan cara tidak banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Karena struktur modal yang baik akan berdampak baik juga pada rasio hutang (DER); c. Manajemen perusahaan khususnya dibagian keuangan harus mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dalam meningkatkan laba atau profitabilitas dan menjaga rasio hutang dengan baik dan efisien agar perusahaan mampu memperoleh return saham yang maksimal. PUSTAKA Sawir. (2003). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Melani. (2012). http://www.inilah.com/read/detail/1842257/aturan-dp-30-tak-pengaruhi-saham-properti. 17 Maret 2013. Veno. (2003). Kandungan Informasi Pelaporan Kerugian & Hubungannya dengan Pergerakan Return Saham di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 169-185. Brigham & Houston. (2010). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga. Home, James C. Van, and John M. Wachowietz. (2005). Financial Management Principal. Heru Sutojo. Jakarta: Salemba Empat. IDX Statistik. (2012). http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/statistik.aspx. 17 Maret 2013. Ghozali. (2006). Aplikasi Analisisi Multivariate dengan SPSS. Semarang: Universitas Dipenogoro. Fahmi. (2006). Analisis Investasi dalam Perspektif Ekonomi dan Politik. Bandung: PT Refika Aditama. Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Dua. Yogyakarta: BPFE. Masyhuri & Zainuddin. (2008). Metode Penelitian. Bandung: PT Reflika Aditama. Suharli. (2005). Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food & Beverage Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Keuangan, 99-116. Munawir. (2002). Analisis Informasi Keuangan.Yogyakarta: Liberty. _______. (2007). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Prihantini. (2009). Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap Return Saham. Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Ginting. (2011). Analisis Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Return Saham Perusahaan Consumer Goods Industry yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Tesis Magister Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Soemarso. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Jakarta: Salemba 4. Harahap. (2007). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Husnan. (2009). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. _______. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. _______. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. WBP. (2012). http://www.beritasatu.com/bursa/73559-saham-properti-prospektif .html. 17 Maret 2013. Indra. (2005). Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang Mempengaruhi Resiko Saham. Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol 4 No 4. 239-256.