PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP LABA OPERASIONAL (Studi Kasus Pada Perusahaan Meubel MANDIRI JAYA Tasikmalaya) ARI CHANDRA WIBAWA (083403004) Email: [email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT This research was carried out aims to know the cost of quality to produce a quality product, the amount of operating profit earned, and the effect of cost of quality to operating profit in the Furniture Company MANDIRI JAYA Cipedes Tasikmalaya District. In performing this research the writer uses descriptive method with a quantitative approach. This study uses two variables. These are dependent variable and independent variable, where to become dependent variable is operating profit while its independent variable is cost of quality. The technic analysis data uses in this research by using Correlations analysis and the hypothesis test uses two side tests with significant (α) is 0.05. based on result of the analysis toward the data, it is found that coefficient correlations its very strong between variable X and variable Y. Based on result that cost of quality have an effect on significant to operating profit. Keywords: Cost of Quality, Operating Profit. ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk megetahui besarnya biaya kualitas untuk menghasilkan produk yang berkualitas, besarnya laba operasional yang diperoleh, dan pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional pada perusahaan meubel MANDIRI JAYA di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen, dimana yang menjadi variabel dependennya adalah laba operasional dan variabel independennya adalah biaya kualitas. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis korelasi dan uji hipotesis dengan menggunakan uji dua pihak dengan taraf nyata (α) sebesar 0.05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa biaya kualitas berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Kata kunci : Biaya Kualitas, Laba Operasional. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia usaha dewasa ini, khususnya berkualitas baik atau sesuai dengan harapan dunia usaha di sektor industri berkembang konsumen. Dengan produk yang berkualitas, dengan pesat. Hal ini seiring dengan konsumen akan rela mengorbankan sebagian kemajuan teknologi yang secara langsung pendapatannya untuk memperoleh produk maupun tidak langsung turut mendorong yang dimaksud. Bahkan konsumen akan berkembangnya dunia usaha di sektor ini. secara berkesinambungan membeli produk Sehingga menyebabkan suatu perusahaan tersebut karena adanya kualitas terhadap perlu produk. mengantisipasinya dengan Hal ini akan menjadi menguntungkan menghasilkan suatu produk atau jasa yang perusahaan stabil dalam mempunyai keunggulan bersaing dari segi memperoleh laba atas volume penjualan kualitas. yang meningkat. Memperbaiki kualitas secara terus Produk yang berkualitas dapat diraih menerus merupakan sesuatu yang penting perusahaan dengan mengeluarkan biaya dalam membangun masa depan bisnis yang kualitas yang baik, sama seperti hal nya berkelanjutan. dengan Tetapi yang menjadi perusahaan meubel MANDIRI pertanyaan adalah bagaimana kualitas ini JAYA Tasikmalaya yang terus melakukan dapat diukur sehingga dapat digunakan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai alat perencanaan, pengendalian, atau terhadap produknya untuk meningkatkan bahkan pengambilan keputusan atas kualitas volume penjualan dan laba perusahaan atas dari suatu produk yang dihasilkan. Maka kepuasan konsumen terhadap produk yang untuk menjawab pertanyaan itu, harus dapat dihasilkan. Biaya diketahui berapa besarnya biaya kualitas diantaranya adalah yang biaya penilaian, biaya kegagalan internal dikeluarkan perusahaan untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan kualitas biaya tersebut pencegahaan, dan biaya kegagalan eksternal. oleh konsumen, yang diantaranya adalah Perusahaan MANDIRI JAYA adalah biaya pencegahaan, biaya penilaian, biaya perusahaan yang bergerak dibidang furniture kegagalan internal dan biaya kegagalan di Tasikmalaya. Produk tersebut merupakan eksternal. produk Kepuasan konsumen diciptakan oleh produsen dengan membuat produk yang yang masyarakat dibutuhkan tidak hanya oleh di seluruh Kota Tasikmalaya saja. Di Kota Tasikmalaya terutama di Kecamatan Cipedes terdapat IDENTIFIKASI MASALAH beberapa perusahaan sejenis, sehingga dapat Agar masalah yang akan dibahas menimbulkan paersaingan yang kompetitif memperoleh kejelasan dan pembahasannya antar perusahaan dalam memuaskan para lebih terarah, maka penulis mengidentifikasi konsumen. masalah sebagai berikut: Perusahaan MANDIRI JAYA 1. Bagaimana Biaya Kualitas pada merupakan salah satu perusahaan furniture perusahaan meubel MANDIRI JAYA yang Tasikmalaya. sangat volume berkembang penjualan terlihat barang yang dari setiap 2. Bagaimana Laba Operasional pada tahunnya mengalami peningkatan hal ini perusahaan meubel MANDIRI JAYA mencerminkan bahwa tingkat kepuasan Tasikmalaya. pelanggan terhadap produk yang dihasilkan sangat signifikan. terhadap Oleh karena itu untuk menjaga kepercayaan para pelanggannya, perusahaan meubel MANDIRI memprioritaskan melalui JAYA pada peningkatan mungkin kualitas produk kualitas dengan untuk mencegah dihasilkannya produk berkualitas rendah yang mengakibatkan timbulnya biaya reproduksi pada produk tersebut, sehingga hal ini mempengaruhi terhadap besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan meubel MANDIRI JAYA khususnya laba operasional yang Laba Operasional pada perusahaan meubel MANDIRI JAYA Tasikmalaya. senantiasa mengeluarkan biaya kualitas seefektif dan seefisien 3. Bagaimana pengaruh Biaya Kualitas merupakan pengurang laba kotor dan beban usaha. hasil TINJAUAN PUSTAKA BIAYA KUALITAS DAN LABA OPERASIONAL Biaya kualitas merupakan biaya yang berhubungan dengan pengidentifikasian, penciptaan, perbaikan, dan pencegahan kerusakan. Pengertian biaya kualitas menurut Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti (2008:321) menyatakan bahwa biaya kualitas adalah biaya yang timbul karena produk yang dihasilkan kualitasnya jelek sehingga tidak disukai oleh konsumen. Menurut Blocher et., al, yang diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani (2000:220), komponen biaya kualitas terdiri usaha (operating income) adalah pendapatan dari : dikurangi 1. Biaya Pencegahan (Prevention Costs) perusahaan. Biaya pencegahan adalah pengeluaran- biaya dari Pajak operasi normal penghasilan tidak termasuk. pengeluaran yang dikeluarkan untuk Sedangkan pengertian laba mencegah terjadi cacat kualitas. operasional menurut Soemarso (2002:227), 2. Biaya Penilaian (Appraisal Costs) adalah selisih antara laba bruto dan beban Biaya penilaian (deteksi) dikeluarkan usaha disebut laba usaha (income from dalam rangka pengukuran dan analisis operation) atau laba operasi (operating data untuk menentukan apakah produk income). Laba usaha adalah laba yang atau jasa sesuai dengan spesifikasinya. diperoleh semata-mata dari kegiatan utama 3. Biaya Kegagalan Internal (Internal perusahaan. Faillure Costs) Biaya kegagalan internal adalah biaya yang Kualitas merupakan hal yang utama dikeluarkan karena rendahnya kualitas yang ditemukan sejak penilaian awal sampai dengan pengiriman kepada 4. Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi dalam rangka meralat cacat kualitas setelah produk sampai pada dan laba yang gagal diperoleh karena hilangnya peluang sebagai akibat adanya produk atau jasa tidak atau jasa. Masalah kualitas muncul ketika fungsi atau kegunaan sebagai kebutuhan produk yang dihasilkan. Perusahaan harus Faillure Costs) konsumen, yang menyangkut suatu produk, baik barang konsumen atau pemakai tidak mendapatkan konsumen. yang KERANGKA PEMIKIRAN dapat diterima oleh konsumen. sadar bahwa (penjualan) akibat sebenarnya yang dari diperoleh penghasilan merupakan kemampuannya dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan yaitu dengan produk yang berkualitas. Dengan produk yang berkualitas, konsumen akan rela mengorbankan sebagian pendapatannya untuk memperoleh produk yang dimaksud. Bahkan konsumen akan Laba operasional menurut Hansen, secara berkesinambungan membeli produk Mowen (2005:528) yang diterjemahkan oleh tersebut karena adanya kualitas terhadap Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, laba produk. Kualitas produk adalah kecocokan bisnis yang kompetitif. Dengan adanya penggunaan produk (fitness for use) untuk kemampuan memenuhi kepuasan bagi konsumen, akan menciptakan kebutuhan dan kepuasan pelanggan. (Juran, 2001 : 15). Untuk itu produsen memberikan konsumen yang loyal terhadap produk manajemen perlu perusahaan. Sehingga akan berpengaruh memahami tentang biaya kualitas yang tehadap peningkatan volume penjualan dan peranannya pada sebagai menghasilkan penunjang produk yang dalam memberi kepuasan. biaya kualitas itu sendiri adalah peningkatan laba perusahaan khususnya laba operasional. Sedangkan pengertian laba biaya yang timbul karena produk yang operasional menurut Soemarso (2002:227), dihasilkan kualitasnya jelek sehingga tidak adalah selisih antara laba bruto dan beban disukai usaha disebut laba usaha (income from oleh konsumen (Darsono Prawinegoro dan Ari Purwanti, 2008 : 321). operation) atau laba operasional (operating Untuk dapat menghasilkan produk income). Laba usaha adalah laba yang yang berkualitas memang memerlukan biaya diperoleh semata-mata dari kegiatan utama yang tidak sedikit, tetapi lebih sedikit bila perusahaan. dibandingkan dengan biaya kerugian yang timbul akibat rendahnya kualitas. Berdasarkan uraian di atas biaya kualitas dapat menghemat biaya produksi Dengan mengeluarkan biaya yang yang tentunya akan memperbesar laba lebih besar untuk pencegahan, perusahaan perusahaan, baik efisiensi dari harga pokok semakin sedikit mengeluarkan biaya yang bahan baku, biaya operasional, dan biaya- berkaitan dengan biaya kegagalan internal biaya yang terkait dengan harga pokok dan penjualan biaya kegagalan eksternal. perusahaan sehingga akan Penghematannya sendiri bisa menjadi lebih mencapai pengorbanan yang sedikit tetapi besar sekali, pada akhirnya akan terjadinya menghasilkan keuntungan yang besar seperti penurunan yang sangat besar dalam biaya yang dikutip oleh Hansen Mowen (2005:4) kualitas dan kualitas produk akan meningkat menyatakan bahwa perbaikan kualitas dapat (Blocher Dengan meningkatkan profitabilitas dalam dua cara : demikian peningkatan kualitas merupakan (1). Melalui kenaikan permintaan pelanggan, suatu hal yang paling esensial bagi suatu dan (2). Melalui pengurangan biaya. et., al, 2000:223). perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa HIPOTESIS Berdasarkan kerangka pemikiran di pada masa sekarang dengan tujuan membuat penulis hipotesis deskripsi, gambaran atau lukisan secara sebagai berikut “biaya kualitas berpengaruh sistematis, faktual dan akurat mengenai terhadap laba operasional.” fakta-fakta, sifat serta hubungan fenomena atas, mengemukakan yang diselidiki. (Moh. Nazir, 2003 :63) METODE PENELITIAN Sedangkan pengertian studi kasus Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah biaya kualitas dan laba operasional pada perusahaan meubel MANDIRI JAYA yang belokasi di jalan adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik Kecamatan Cipedes Tasikmalaya. dari keseluruhan Variabel independen dalam penelitian ini adalah Biaya Kualitas. Biaya kualitas adalah biaya yang bersangkutan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriftif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analis khas personalitas.(M. Nazir, 2003 :66). Leuwi Anyar RT. 09 RW. 06 Kelurahaan Sukamanaah atau adalah suatu metode meneliti status kelompok, manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan produk cacat. Dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Laba Operasional yang merupakan pendapatan perusahaan atas produk yang dihasilkan. X Y ℇ1 Gambar Paradigma Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan dan Penurunan Biaya Kualitas Perusahaan Meubel MANDIRI JAYA Tasikmalaya Tahun 2006 – 2012 Biaya Kualitas 8.00E+07 7.00E+07 6.00E+07 5.00E+07 4.00E+07 3.00E+07 2.00E+07 1.00E+07 0.00E+00 Laba Operasional 3.50E+08 3.00E+08 2.50E+08 2.00E+08 1.50E+08 1.00E+08 5.00E+07 0.00E+00 Biaya Kualitas Laba Operasional Hasil dari pengolahan data terlampir pada lampiran, dengan menggunakan analisis Software Statistical Product and Service Solutions (SPSS V.16). Pada hasil pengolahan data menunjukkan bahwa biaya kualitas dengan laba operasional memiliki hubungan fungsional yang ditunjukkan dengan persamaan regresi yang diperoleh yaitu Ŷ = 2,522E7 + 3,899X. Dari persamaan ini dapat dilihat bahwa konstanta (a) adalah 2,522E7 yang merupakan intercept yang mengandung pengertian bahwa garis regresi memotong sumbu Y pada titik 2,522E7 dan merupakan nilai variabel dependen taksiran pada saat variabel independen sebesar nol. Sedangkan b sebesar 3,899 mengandung pengertian bahwa setiap perubahan Rp 1 biaya kualitas akan mengakibatkan peningkatan laba operasional sebesar Rp. 3,899. Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh nilai koefisien korelasi antara variabel X (Biaya kualitas) dan Y (Laba Operasional) sebesar r = 0,918. Nilai tersebut menyatakan bahwa derajat keeratan antara variabel X dan variabel Y termasuk ke dalam kategori sangat kuat sesuai dengan Tabel 3.2. Koefisien korelasi yang bernilai positif berarti menunjukan semakin tinggi nilai X (Biaya Kualitas) untuk meningkatkan kualitas, maka akan semakin besar pula Y (Laba Operasional). Setelah mengetahui sifat dan derajat hubungan antara biaya kualitas dan laba operasional kemudian akan dihitung seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional dengan menggunakan Koefisien Determinasi. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 84.3%. Artinya bahwa nilai rata – rata laba operasional sebesar 84,3 % ditentukan oleh biaya kualitas yang telah dikeluarkan perusahaan dalam meningkatkan kualitas untuk memperoleh peningkatan laba operasional, adapun sisanya sebesar 15.7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti misalnya biaya pemasaran, biaya distribusi dan lain-lain. Untuk menguji tingkat signifikan pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional dilakukan uji t, dari hasil perhitungan SPSS diperoleh thitung sebesar 5,183 dan ttabel sebesar 2,015, maka thitung > ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05) dan derajat kebebasan atau df = 7 – 2 = 5. Atau dapat dilihat dari nilai Sig hasil SPSS yang diperoleh 0,004, dimana nilainya lebih kecil dari nilai α = 0.05 yang artinya bahwa Biaya Kualitas berpengaruh signifikan terhadap Laba Operasional atau Hi diterima. Dengan demikian hal ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tatik Ernawati (2010) bahwa biaya kualitas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Selain itu hal ini juga searah dengan teori Hansen Mowen (2005:4) yang menyatakan bahwa perbaikan kualitas dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh biaya adalah biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan kualitas terhadap laba operasional pada biaya perusahaan meubel MANDIRI JAYA, maka peningkatan biaya kualitas yang tertinggi dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai pada tahun 2009 dikarenakan perusahaan berikut : harus mengeluarkan biaya untuk produk 1. Perusahaan Meubel MANDIRI JAYA cacat yang cukup besar, selain itu yang bergerak di bidang furniture telah perusahaan perlu menjaga kondisi pabrik melakukan peningkatan kualitas secara dan pelatannya agar tetap berada dalam terus menerus untuk mencapai produk kondisi yang baik untuk menghasilkan yang sesuai dengan harapan konsumen produk diantaranya memerlukan biaya yang besar. biaya yang dikeluarkan kegagalan yang ekternal. baik juga, Adapun sehingga 2. Laba operasional Perusahaan Perusahaan agar terus mempertahankan Meubel MANDIRI JAYA cenderung kualitas produknya melalui peningkatan naik seiring dengan naiknya biaya kualitas secara terus menerus, sehingga kualitas yang dikeluarkan perusahaan perusahaan meubel MANDIRI JAYA Tasikmalaya tingkat untuk meningkatkan kualitas produk meningkatkan laba operasional karena yang dihasilkannya. meningkatnya volume penjualan yang 3. Berdasarkan disimpulkan hasil bahwa pada penelitian, Biaya dapat meminimalisasikan kegagalan produk dan dapat dihasilkan dari kepuasan pelanggan kualitas terhadap produk yang berkualitas yang berpengaruh signifikan terhadap Laba operasional. dihasilkan perusahaan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan bermanfaat bagi Perusahaan Meubel MANDIRI JAYA Tasikmalaya maupun peneliti selajutnya, diantaranya : 1. Bagi perusahaan meubel MANDIRI JAYA Tasikmalaya Bagi yang akan melakukan penelitian selajutnya mengenai Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Laba Operasional sebaiknya dilakukan pada perusahaan yang berbeda, selain itu dapat mengganti atau menambahkan variabel yang belum diteliti sehingga memungkinkan untuk menemukan hal baru yang bermanfaat. DAFTAR PUSTAKA Adi Zulfikar. 2012. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba Operasional. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti. 2008. Akuntansi Manajemen. Edisi ke-2. Jakarta : Mitra Wacana Media. Assauri Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi.Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Eddy Herjanto. 2007. Manajemen Oprasi. Edisi Ketiga. Jakarta. PT Gramedia Widia Sarana Indonesia. Blocher, Chen, Lin. 2000. Manajemen Biaya. Buku I. A. Susty Ambarrini. Jakarta: Salemba Empat. Endah Herawati. 1999. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Harga Pokok Produksi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana. 2000. Manajemen Pemasaran Prespektif Asia. Buku kesatu. Edisi 1 dan 2. Yogyakarta. _____________________________. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta : Andi Hansen & Mowen. 2001. Management Accounting. Jakarta : Salemba Empat. ______________. 2005. Mangement Accounting. Jakarta : Salemba Empat. Henry Simamora. 2000. Akuntansi Basis Pengendalian Keputuasan Bisnis. Jilid Satu. Cetakan Pertama. Jakarta : Salemba Empat. Mohammad Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Mudrajat Kuncoro. 2001. Metoda Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : AMP YKPN. Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Aditya Media. _______. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama. Bandung : Refika Aditama. Nasiah. 2007. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Penjualan. Universitas Sumatra Utara. Nasution. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) Jakarta : Ghalia Indonesia. Smith, Jay. M & Skousen K. Fred. 1999. Akuntansi Intermediate. Jilid I, Edisi Kesembilan. Tim Penerjemah Erlangga. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. Soemarso S.R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Salemba Empat. ___________. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Salemba Empat. Sofyan Syafri Harahap. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Supriyono. 2001. Akuntansi Manajemen 3 Proses Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Taswan. 2005. Akuntansi Perbankan, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Tatik Ernawati. 2010. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Profitabilitas. Universitas Komputer Indonesia Bandung.