Prof. Iip: BBM Terbarukan Untuk Masa Depan

advertisement
Prof. Iip: BBM Terbarukan Untuk Masa Depan
Kamis, 28 Maret 2013 WIB, Oleh: Agung
Secara umum solusi tepat untuk mengatasi kebutuhan energi masa depan adalah dengan
memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan berasal dari sumber energi angin, sinar matahari,
gelombang laut, potensial air, biomassa, minyak nabati dan lain-lain. Sayang energi yang dihasilkan
dari angin, sinar matahari, gelombang laut, potensial air, termasuk panas bumi yang melimpah di
Indonesia memiliki kelemahan.
Prof. Dr. Iip Izul Falah menilai energi-energi tersebut pada umumnya mudah dikonversi menjadi
energi listrik, namun sulit dimanfaatkan secara langsung oleh kendaraan bergerak, seperti truk, bis,
mobil, sepeda motor, kapal laut, pesawat terbang karena jalan yang dilalui selalu berubah. Karena
itu, guna mengatasi persoalan tersebut sudah dilakukan proses mengubah energi listrik yang
dihasilkan menjadi energi kimia yang tersimpan dalam battery.
“Meski hanya bisa untuk menempuh jarak yang relatif dekat, baterry inilah yang kemudian
dimanfaatkan oleh kendaraan bergerak. Dan kemungkinan cara lain dengan mengubah energi listrik
menjadi energi kimia dalam bentuk gas hidrogen melalui proses elektrolis,”katanya di ruang Balai
Senat, Kamis (28/3) saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Fakultas FMIPA UGM.
Menurut Iip Izul Falah, energi kimia yang tersimpan dalam battery dan dalam bentuk gas hidrogen
merupakan energi ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan gas yang mencemari udara. Dalam
memanfaatkan energi ini, tantangan yang dihadapi para ahli adalah bagaimana membuat kontainer
yang ringan, yang dapat menyimpan gas hidrogen cukup banyak dengan tekanan keseimbangan
yang cukup rendah. “Misalnya dengan memanfaatkan adsorben gas hidrogen yang cukup kuat,
sehingga dapat digunakan oleh kendaraan dengan jarak tempuh cukup jauh,”paparnya saat
mengucap pidato pengukuhan “Bioalkana Hasil Perengkahan Katalik Minyak Nabati dan
Biomassa Sebagai Bahan Bakar Terbarukan”.
Dibagian akhir pidatonya, dikatakan bahan kimia yang selama ini dianggap berbahaya oleh
masyarakat, sesungguhnya aman jika pemakaiannya tepat dan tidak berlebihan. Sebaliknya bahan
yang mungkin dianggap aman seperti nasi,sesungguhnya berbahaya jika pemakaiannya berlebihan.
“Semua itu, jika digunakan sesuai takaran akan aman,”paparnya.
Bahan Bakar Minyak (BBM), dalam pandangan Iip Izul Falah, perlu terus melakukan kajian ulang
bagaimana menghasilkannya dari bahan baku terbarukan. Minyak goreng, misalnya tidak boleh
dipergunakan secara terus menerus dipergunakan, karena mengandung minyak trans yang
kadarnya cenderung meningkat dan menjadi sumber penyakit. Sementara minyak goreng yang
sudah dipergunakan dalam jumlah dan jam tertentu bisa dijadikan bahan baku BBM terbarukan.
Iip menambahkan selain minyak nabati, biomassa merupakan bahan baku terbarukan yang sangat
melimpah di Indonesia. Bahan ini dapat diproses menjadi BBM melalui tahapan pirolisis dilanjutkan
dengan perengkahan. “Kita optimis saja, dapat menemukan formula katalis mesoporus, misalnya
berbasis A1MCM-41 yang tepat untuk digunakan sebagai katalis dalam perengkahan biomassa dan
minyak nabati untuk menghasilkan BBM, sehingga perkiraan krisis energi di masa depan tidak akan
terjadi,”imbuhnya. (Humas UGM/ Agung; foto : Budi Harjana)
Berita Terkait
●
●
●
●
●
BPH Migas : Pemanfaatan Energi Terbarukan Belum Optimal
FT UGM dan Toyota Kerjasama Penelitian Energi Baru dan Terbarukan
Prof. Iip: BBM Terbarukan Untuk Masa Depan
Porsi Penggunaan Energi Terbarukan Perlu Ditingkatkan
Pengembangan EBT Hadapi Kendala Regulasi
Download