BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi merupakan hal yang hampir setiap saat dilakukan oleh manusia. Kegiatan komunikasi dilakukan manusia dari manusia terjaga sampai manusia tidur. Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman karena komunikasi sebagai proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih. Menurut William J Seiler (1998), ada empat prinsip dasar komunikasi, yaitu:1 1. Komunikasi adalah suatu proses, yang merupakan suatu seri kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah. 2. Komunikasi adalah sistem, yang terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing komponen mempunyai tugas masing-masing. 3. Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi. 1 Arni Muhamad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2005 hal 19 8 9 4. Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja. Dalam bukunya Effective Public relations, Cutlip menyatakan, “Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk, atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para komunikator dan konteks sosialnya.”2 Dari pernyataan Cutlip diatas, terlihat bahwa manusia dapat terhubung dengan manusia lain dengan penyamaan persepsi makna. Terhubungnya manusia dengan manusia lainnya dapat menjadi semacam susunan yang memberikan bentuk organisasional. Sedangkan Wilbur Schramm mendefinisikan komunikasi lebih rumit lagi, yaitu:3 Komunikasi (setidaknya komunikasi manusia) adalah sesuatu yang dilakukan orang. Komunikasi tidak punya kehidupan dalam dirinya sendiri. tidak ada keajaiban didalamnya kecuali apa-apa yang dimasukan orang dalam hubungan komunikasi ke dalam komunikasi itu. Tidak ada makna dalam sebuah pesan kecuali makna yang dimasukan ke dalamnya oleh seseorang. Karenanya, ketika seseorang mempelajari komunikasi, maka dia juga mempelajari orang, berhubungan satu sama lain dan berhubungan dengan kelompok, organisasi, dan masyarakat mereka, saling mempengaruhi dan dipengaruhi, memberi informasi dan diberi informasi, mengajar dan diajar, menghibur dan dihibur, dengan menggunakan sinyalsinyal tertentu yang eksis terpisah dari mereka. Untuk memahami proses komunikasi, kita harus memahami bagaimana orang saling berhubungan satu sama lain. Dengan demikian konsep komunikasi Schramm menyaratkan model komunikasi dua arah dimana pengirim dan penerima bertindak dalam konteks 2 3 Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 22 Ibid. hal 226 10 referensi masing-masing, dalam konteks hubungan mereka dan dalam konteks situasi sosial masing-masing. 2.1.1 Tahapan Proses Komunikasi Proses komunikasi terbagi atas dua tahap, yaitu :4 1. Proses Komunikasi secara Primer Proses komunikasi secara primer merupakan proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambangnya sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain. 2. Proses Komunikasi secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder merupakan proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, 4 Onong Uchana Effendy. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : PT remaja Rosdakarya. 2007 hal 11 11 telephone, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara primer maupun secara sekunder merupakan cara penyampaian pesan saja. dimana proses secara primer berarti penyampaian pesan secara langsung, sedangkan proses secara sekunder merupakan komunikasi yang berlangsung menggunakan media tertentu dalam penyampaiannya. Tahapan dalam komunikasi tidak terlepas dari perencanaan tentang bagaimana mengkomunikasikan dan apa yang dikomunikasikan. Bagaimana mengkomunikasikan dan apa yang dikomunikasikan, sebenarnya tidak terlepas dari tujuan yang diharapkan suatu kegiatan PR dalam praktek. 2.1.2 Manajemen Komunikasi Manajemen komunikasi adalah salah satu dari sekian banyak lingkupan komunikasi yang dilakukan manusia. Bagaimana pentingnya komunikasi dalam manajemen, Lawrence D. Brennan menyatakan bahwa ”Manajemen is Communication”dan George R. Terry mengibaratkan komunikasi sebagai “minyak pelumas” agar proses manajemen berjalan lancar.5 Pernyataan Lawrence dan Terry memberikan arti bahwa manajemen merupakan satu kesatuan dari komunikasi, dimana keberhasilan suatu manajemen tidak lepas dari bagaimana komunikasi didalamnya berjalan dan dikelola dengan baik. 5 Onong Uchjana Effendy. Human Relation & Public Relation. Bandung: CV Mandar Maju. 2009 hal 10 12 Selain itu, DR. Rex Harlow menyatakan inti dari manajemen komunikasi yaitu, “public relations activity is management of communications between an organization and its publics.6 (Aktivitas public relations merupakan manajemen komunikasi antara organisasi dan publiknya). Artinya aktivitas PR, salah satunya adalah melakukan fungsi-fungsi “manajemen komunikasi” antara organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publik sebagai khalayak sasarannya. Khususnya dalam usaha untuk mendapatkan kepercayaan, membina hubungan yang baik dengan stakeholders atau khalayaknya. Manajemen komunikasi yang dilaksanakan dalam suatu aktivitas public relations, dengan method of communication and state of being (kelembagaan), yakni yang berkaitan erat dengan beberapa kegiatan utamanya: human relations dan komunikasi manajemen7. Penjelasannya sebagai berikut: 1. Human Relations Definisi hubungan antar manusia (human relations) dalam praktik manajemen dapat dilihat dalam arti luas dalam pengertian yang lebih sempit. a. Human Relations dalam arti luas, ialah interaksi antara seseorang dengan orang atau kelompok lain, yang menyangkut hubungan manusiawi, etika/moral, aktivitas sehari-hari pada umumnya bertujuan untuk memperoleh kepuasan bagi kedua belah pihak. Yaitu hal ini lebih 6 Rosady Ruslan. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010 hal 85 7 Ibid. hal 86-90 13 menyangkut aspek komunikasi sosial kemasyarakatan yang berdasarkan etika dan moral dalam berinteraksi sesamanya. b. Human Relations dalam arti sempit, yaitu terjadinya suatu interaksi antara seseorang dan orang/kelompok lainnya. Hanya saja interaksi yang terjadi disini berada dalam pengertian yang sempit, misalnya situasi dalam hubungan pekerjaan (work organization). Tujuannya untuk penggiatan, dan memotivasi semangat pekerja (etos kerja) dalam melaksanakan suatu pekerjaan, untuk menciptakan kepuasan bekerja, sense of belonging (rasa memiliki) yang dikaitkan dengan peningkatan produktivitas perusahaan 2. Manajemen Komunikasi Organisasi yang merupakan kerangka kerja (frame of work) dari suatu manajemen adalah sesuatu yang menunjukan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan dan bawahan dalam suatu sistem manajemen modern. Jabatan pimpinan dalam manajer PR biasanya disebut manajer public relations dan berfungsi sebagai pemimpin sekelompok karyawan. Dia berwenang membentuk kelompok-kelompok kecil, mengangkat ketua kelompok dan kemudian membuat mereka bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dengan demikian manajer PR sebagai pemimpin puncak (Top Manager) cukup melakukan komunikasi dengan para penanggung jawab atau ketua unitnya masing-masing (Middle Manager). Besarnya suatu kelompok atau unit tergantung pada besar kecilnya suatu organisasi/perusahaan. 14 2.2 Public Relations (PR) 2.2.1 Definisi Public Relations Definisi menurut (British) Institute of Public Relations (IPR) dalam Jefkins, “PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”8. Lebih luas lagi Dr. Rex F. Harlow9 menyebutkan bahwa: “Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi dan masyarakat yang melibatkan dalam manajemen problem atau masalah, membantu manajemen untuk selalu mendapatkan informasi dan merespon pendapat umum, mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan awal untuk membantu antisipasi kecenderungan, dan menggunakan riset serta komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai sarana utamanya”. Definisi lain oleh Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Broom dalam Effective Public Relations Edisi Kesembilan, “Public Relations (PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut”10. Lebih singkat, Soemirat dan Ardianto menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya 8 PR menggunakan komunikasi untuk memberitahu, Frank Jefkins. Public Relations Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. 2003 hal 9 Firsan Nova. Crisis Public Relations. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011 hal 44. 10 Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 6 9 15 mempengaruhi dan mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku publik sasarannya. Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan PR pada intinya adalah good image (citra baik), goodwill (itikad baik), mutual understanding (saling pengertian), mutual confidence (saling mempercayai), mutual appreciation (saling menghargai) dan toleransi11. Ruslan menarik kesimpulan untuk melengkapi pengertian atau pemahaman tentang apa dan bagaimana public relations sebagai berikut:12 “Public Relations (PR) merupakan suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik yang dapat memperdalam kepercayaan publik secara lebih baik atau pemberdayaan lebih tinggi terhadap suatu lembaga atau organisasi. PR adalah suatu proses yang berkesinambungan dari usaha manajemen untuk memperoleh good will dan pengertian dari pelanggan, konsumen, publik pada umumnya, termasuk para staf pegawainya. Ke dalam, mengadakan perbaikan dan pembenahan melalui corporate culture building (membangun budaya perusahaan), membentuk disiplin, memotivasi, meningkatkan pelayanan, dan produktivitas kerja yang diharapkan terciptanya sense of belonging terhadap perusahaannya. Sedangkan keluar, berupaya menciptakan kepercayaan dan citra perusahaan (corporate image) yang sekaligus memayungi serta mempertahankan citra produknya (product and brand image).” Berdasarkan kutipan-kutipan diatas penulis berpendapat bahwa PR merupakan bagian dari manajemen inti yang juga menjalankan fungsi manajemen. PR diwujudkan untuk menjembatani komunikasi antara organisasi dengan publiknya untuk kerja sama yang baik sehingga tercipta mutual understanding (saling pengertian) dan menghasilkan image yang positif. 11 12 9. Soleh Soemirat dan E. Ardianto. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2008 hal 14 Rosady Ruslan. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008 hal8- 16 2.2.2 Fungsi dan Peran Public Relations Menurut Firsan Nova, fungsi utama PR adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan publiknya, baik internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan organisasi.13 Dalam konsepnya, fungsi public relations officer ketika menjalankan tugas dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator, maupun organisator, menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A menarik kesimpulan sebagai berikut:14 a. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya b. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya c. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan d. Membentuk corporate image, artinya peranan public relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. Cutlip, Center dan Broom mendeskripsikan sebagian besar praktik PR dalam empat peran utama, yaitu:15 13 Firsan Nova. Crisis Public Relations. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011 hal 46. Rosady Ruslan, op.cit., 9-10. 15 Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 46-48. 14 17 1. Expert Prescriber atau pakar/ahli. Biasanya orang lain akan menganggap expert prescriber sebagai otoritas dalam persoalan PR dan solusinya. Manajemen puncak menyerahkan PR di tangan para ahli dan manajemen biasanya mengambil peran pasif. Praktisi pakar bertugas mendefinisikan masalah, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya. 2. Fasilitator Pemecah Masalah. Praktisi pemecah masalah membantu manajer lain dan organisasi untuk mengaplikasikan PR dalam proses manajemen bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan problem organisasional lainnya. Manajer lini memainkan peran penting dalam menganalisis situasi masalah, karena mereka adalah pihak yang paling tau dan paling dekat dengan kebijakan, produk, prosedur, dan tindakan organisasi. Praktisi pemecah masalah dan manajer lini berkolaborasi dalam proses perencanaan strategis PR untuk mencapai tujuan program. Fasilitator pemecah masalah dimasukkan ke dalam tim manajemen karena mempunyai keahlian dan keterampilan dalam membantu manajer lain untuk menghindari masalah atau memecahkan masalah. 3. Teknisi Komunikasi. Teknisi komunikasi merupakan praktisi dengan keahlian menulis dan mengedit newsletter karyawan, menulis news release dan feature, mengembangkan isi web, dan menangani kontak media. Praktisi yang melakukan peran ini biasanya tidak hadir saat manajemen mendefinisikan problem dan memilih solusi. Mereka baru bergabung untuk melakukan 18 komunikasi dan mengimplementasikan program serta diberi tugas untuk menjelaskan kepada karyawan dan pers. 4. Fasilitator Komunikasi. Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah sebagai pendengar yang peka dan broker (perantara) komunikasi yang bertindak sebagai interpreter dan mediator antara organisasi dengan publiknya. Fasilitator komunikasi menjaga komunikasi dua arah dan memfasilitasi percakapan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan menjaga agar saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah memberi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen maupun pubik untuk membuat keputusan demi kepentingan bersama. Praktisi yang berperan sebagai fasilitator komunikasi ini bertindak sebagai sumber informasi dan agen kontak resmi antara organisasi dan publik. Jika dilihat dari penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa peran PR sebagai expert prescriber dan fasilitator pemecah masalah berada pada tim manajemen. Sedangkan teknisi komunikasi dan fasilitator komunikasi hanya sebagai pelaksana atau menempati fungsi staf. Praktisi PR di lembaga pendidikan bisa dikatakan sebagai fasilitator komunikasi. 2.3 Corporate Communication 2.3.1 Definisi Corporate Communication Corporate secretary biasanya dipakai pada perusahaan besar (holding company) yang telah go public. Dibeberapa perusahaan lembaga tersebut disebut 19 pula dengan Corporate Communication yang jika disandingakan dengan corporate secretary maka aktivitas keduanya pada institusi/organisasi berkaitan dengan fungsi-fungsi kehumasan/PR. 16 Menurut Joep Cornelissen, “Corporate Communication is a management functions that offers a framework and vocabulary for the effective coordinations of all means of communications with the overall purpose of establishing and maintaining favourable reputations with stakeholder groups upon wich the organization is dependent.17 Dari definisi diatas dijelaskan bahwa komunikasi perusahaan (Corporate Communication) mempunyai fungsi manajemen yang menawarkan kerangka kerja untuk mengkoordinasikan kegiatan komunikasi dengan tujuan akhir untuk membangun dan mempertahankan reputasi baik perusahaan. Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan pendahulu dari fungsi Corporate Communication (Komunikasi Korporat) yang tumbuh karena adanya kebutuhan. Walaupun perusahaan-perusahaan tidak memiliki strategi spesifik untuk sistem komunikasi, mereka harus sering merespons kepada publik internal dan eksternal. Menurut penjelasan tersebut, Corporate Communication memiliki definisi yang sama dengan PR. Beda Corporate Communication dengan PR adalah siapa yang menjadi publik sasarannya. Publik atau khalayak sasaran dari Corporate Communication bersifat lebih khusus, misalnya para investor, nasabah, kreditor dan lain 16 Rosady Ruslan. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010 hal 52 17 Joep Corbelissen. Corporate Communication Theory and Practice. London: Sage Publications. 2004 hal 23 20 sebagainya.18 Mereka yaitu orang-orang yang memiliki tingkat sosial, ekonomi, dan kemampuan inelektual yang rata-rata lebih tinggi serta kritis terhadap pelayanan dan citra positif. Suatu organisasi harus mengomunikasikan pesan yang sama ke semua yang berkepentingan. Corporate Communication membantu organisasi menjelaskan misi mereka, menggabungkan banyak visi dan nilai-nilai menjadi sebuah pesan kohesif kepada stakeholder. Van Riel menyatakan bahwa komunikasi perusahaan:19 Merupakan sebuah instrument manajemen yang dengan seefektif dan seefisien mungkin mengharmonisasikan semua bentuk komunikasi internal dan eksternal yang digunakan secara sengaja sehingga menciptakan basis menyenangkan bagi hubungan dengan kelompok-kelompok dimana organisasi tersebut bergantung. Sehinggga dapat dikatakan bahwa struktur Corporate Communication adalah sebuah sistem yang memungkinkan perusahaan untuk mengatur segala bentuk dan jenis komunikasi secara strategis. 2.3.2 Ciri-ciri Corporate Communication Adapun ciri-ciri dari Corporate Communication adalah sebagai berikut:20 1. Sebagai fungsi manajemen yang memuat mengenai para pelaksanaan komunikasi untuk melihat komunikasi tersebut secara keseluruhan dan sebagai jaringan strategi dan objek dari Corporate Communication itu sendiri. 18 Opcit. hal 54 Keith Butterick. Pengantar Public Relation Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers. 2012 hal 180 20 Van Riel C.M.B and Fomburn. Essential of Corporate Communication. Abingdon: Routledge. 2007 hal 23 19 21 2. Sebagai rencana kerja secara manajerial untuk mengatur komunikasi yang digunakan oleh organisasi untuk membangun reputasi dan relasi dengan para stakeholder dalam lingkupnya. 3. Sebuah acuan untuk konsep teknis dalam memahami dan mengatur komunikasi antara organisasi dan para stakeholder-nya. Dari penjelasan diatas penulis melihat bahwa Corporate Communication merupakan bagian yang mengatur fungsi manajemen dalam proses komunikasi di suatu organisasi dengan stakeholder-nya. 2.3.3 Fungsi Corporate Communication Oleh karena kemampuan pokoknya lebih mengarah kepada Public Relations Manager, maka sesuai SK Bapepam No. 63/1996, secara garis besar fungsi utama Corporate Communications adalah:21 a. Bidang legal, aspek hukum keperdataan, perjanjian, notariat dan hukum bisnis. b. Bidang ekomomi, berupa marketing audit/analisis laporan keuangan/akuntansi, serta memahami laporan keuangan secara periodik dan manajemen perusahaan/keuangan lain sebagainya. c. Bidang public relations, fungsinya diwujudkan dalam bentuk melakukan publikasi melalui annual report (laporan berkala), menyebarkan profil perusahaan (company profile) di majalah, bulletin, jurnal dan media massa lainnya, mempublikasikan laporan keuangan dan mengeluarkan publikasi 21 Rosady Ruslan. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010 hal 52 22 dalam bentuk prospectus perusahaan/emiten yang ingin go public dalam upaya menarik calon investor. Termasuk pula dalam melakukan presentasi bisnis, laporan tertulis, siaran pers, studi kasus, mengelola public relations dalam menangani krisis serta pengaduan pelanggan. d. Membina hubungan dengan calon investor dan investor (investor relations), termasuk melakukan hubungan baik dengan pihak kreditor, perbankan, lembaga keuangan, relasi bisnis, dan lain sebagainya. e. Fungsi compliance officer, merupakan tugas pemenuhan atau ketaatan dalam aturan main, seperti peraturan perundang-undangan pasar modal. Oleh karena kata Public Relations sangat umum, tidak heran kalau organisasi/perusahaan/instansi yang berbeda menamai fungsinya secara berbeda pula. Kata communication dan Corporate Communication sekarang sering digunakan untuk menyebut fungsi Public Relations di banyak organisasi/perusahaan/instansi. Public Relations Week’s menyatakan bahwa fungsi dari Corporate Communication adalah untuk mengawasi fungsi manajemen yang meliputi: Media Relations, Crisis Management, Employee Relations, Marketing Communication, Government Relations, Customer Relations, Investor Relations, Community Relations.22 Adapun fungsi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Media relations 22 Paul A. Argenti. Corporate Communication.NewYork: Mc Graw-Hill International Editions. 2003 hal 45 23 Media Relations merupakan kegiatan membina hubungan antara perusahaan dengan media massa. 2. Crisis Management Corporate Communication mempunyai peranan penting dalam menangani masa krisis, mengingat masa krisis dapat berdampak negatif terhadap perusahaan, sehingga dapat dikatakan Corporate Communication sebagai fungsi manajemen yang strategis. 3. Employee Relations Employee Relations merupakan hubungan antara perusahaan dengan pegawai yang dimana hubungan itu tidak berorientasi pada upah dan lingkungan kerja namun pada komunikasi yang baik antara pegawai dengan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Employee Relations adalah menjalin komunikasi yang baik antar pegawai dan manajemen, menyelesaikan permasalah komunikasi antar pegawai dan manajemen, menyampaikan segala informasi dan kebijakan dari manajemen yang dapat membantu pekerjaan pegawai baik itu laporan tahunan, teknologi baru, berita mengenai pegawai, keselamatan kerja, struktur manajemen sampai dengan keuntungan-keuntungan pegawai. Untuk menjalin komunikasi yang baik diperlukan wadah atau media komunikasi berupa kegiatan – kegiantan yang dilakukan bersama antara manajemen dengan pegawai seperti employee gathering, rapat tahunan, family gathering, maupun penerbitan media internal. 24 4. Marketing Communication Dilihat dari fakta yang ada di dunia perekonomian dan semakin berkembangnya peran Public Relations yang ada, maka terjadi pemisahan antara Public Relations yang dilakukan organisasi dengan bagian pemasaran. 5. Government Relations Government Relations merupakan hubungan komunikasi antara Corporate Communication dengan pemerintah. Fungsinya agar segala hal mengenai perizinan dan hukum dapat berjalan lancar. 6. Customer Relations Terciptanya hubungan yang baik dengan pelanggan merupakan hal yang penting dilakukan oleh suatu organisasi. Cara yang dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya sehingga pelanggan merasa dihargai. 7. Investor Relations Investor Relations merupakan hubungan Corporate Communications dengan para investor. Fungsinya untuk mempertahankan investor tersebut agar tetap menanamkan modalnya pada perusahaan. 8. Community Relations Community Relations merupakan hubungan antara Corporate Communications dengan komunitas di masyarakat. Hubungan ini berfungsi sebagai konsep untuk menentukan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat. 25 Dari berbagai fungsi Corporate Communication diatas, dapat dilihat bahwa semua fungsi memiliki kegunaan masing – masing. Untuk komunikasi internal sendiri, fungsi yang digunakan yaitu Employee Relations. Hal ini dikarenakan Employee Relations merupakan bagian dari komunikasi internal. Corporate Communication harus memahami dan melaksanakan fungsi Employee Relations agar dapat menjembatani komunikasi antara manajemen dengan karyawan. Dengan memahami fungsi Employee Relation maka Corporate Communication akan lebih mudah membina hubungan yang baik dengan publik internalnya yaitu karyawan. 2.4 Komunikasi Internal Menurut Lawrence D. Brennan mendefinisikan Komunikasi internal sebagai:23 Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical didalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung. Ada banyak cara untuk berkomunikasi internal, tergantung pada kreatifitas public relations untuk menentukan caranya. Kemajuan teknologi menjadikan komunikasi lebih mudah dan cepat. Public Relations harus menghadapi perkembangan teknologi yang mengubah cara komunikasi dilakukan. Komunikasi internal dilakukan tidak hanya dengan lisan dan tulisan, tetapi juga dapat dilakukan dengan media elektronik dan visual. 23 Onong Uchjana Effendi. Human Relation & Public Relation. Bandung: CV Mandar Maju. 2009 hal 13 26 Kegiatan komunikasi internal pada dasarnya mencakup komunikasi vertical, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.24 Masing-masing kegiatan tersebut mempunyai perbedaan yang sangat jelas. Berikut akan diuraikan mengenai masing-masing dari kegiatan komunikasi internal tersebut. a. Komunikasi Vertikal Komunikasi Vertikal, yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) serta dari bawah ke atas (upward communication) adalah komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan kepimpinan secara timbal balik (two way traffic communication). Kegiatan komunikasi yang biasa dilakukan dari atas ke bawah (downward communication) dapat berupa bentuk perintah atau instruksi tugas, pengarahan melalui meeting internal, penyampaian progres tugas yang dikerjakan, dan pemberian tanggung jawab. Sedangkan kegiatan komunikasi yang biasa dilakukan dari bawah ke atas (upward communication) berupa, permohonan bantuan dalam pengambilan keputusan, saran dan kritikan, serta laporan presentasi kerja. b. Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal, adalah komunikasi secara mendatar, misalnya antara sesama anggota staf, atau komunikasi yang dilakukan pada anggota yang mempunyai jenjang kepangkatan yang sama. Tujuan komunikasi ini adalah untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar. 24 Ibid hal 18-21 27 Kegiatan komunikasi yang dapat terjadi antara lain, rapat mingguan antar karyawan divisi/departemen, dukungan dan interaksi antar karyawan demi kepentingan perusahaan, berkoordinasi dalam upaya pemecahan masalah, keterbukaan dan kepercayaan kepada rekan kerja dalam upaya penyelesaian masalah pekerjaan. c. Komunikasi Diagonal Komunikasi diagonal, sering juga dinamakan komunikasi silang (cross communication) adalah komunikasi dalam organisasi antara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan bagian serta tidak memiliki garis komando dalam melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi diagonal atau silang dapat berupa memberikan masukan antar bagian, melakukan koordinasi tugas atau pekerjaan, serta interaksi komunikasi dengan karyawan divisi lain dalam mengembangkan hubungan interpersonal. 2.4.1 Khalayak Komunikasi Internal Adapun khalayak komunikasi internal adalah orang-orang yang berada di dalam suatu organisasi, yaitu seluruh karyawan dari staf sampai dengan karyawan terbawah. Kalayak utama adalah pekerja disemua tingkatan, termasuk pihak manajemen dan di semua lokasi. Kelompok khalayak komunikasi internal yaitu: 1. Karyawan 28 a. Manajemen dan Supervisor b. Pekerja pada semua tingkatan c. Kelompok Pensiunan d. Pekerja sebelumnya atau mantan karyawan 2. Manajemen Perusahaan a. Head Eksekutif b. Divisi Manajemen c. Communication Internal Spesialis 3. Penasihat perusahaan a. Konsultan Perekrutan b. Perusahaan jasa pelatihan c. Communication Internal Spesialis Komunikasi internal menjadi hubungan terpenting dalam organisasi yaitu hubungan karyawan disemua level. Dapat dirumuskan bahwa idealnya, hubungan kerja yang melibatkan komunikasi karyawan dicirikan dengan tujuh kondisi berikut:25 1. Keyakinan dan kepercayaan antara karyawan dan atasan 25 Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 286 29 2. Informasi yang jujur dan transparan bebas mengalir ke atas, bawah, dan samping dalam organisasi. 3. Status dan partisipasi yang memuaskan untuk setiap orang 4. Kontinuitas kerja tanpa perselesihan. 5. Lingkungan yang sehat dan aman. 6. Keberhasilan usaha. 7. Optimism tentang masa depan. 2.4.2 Pentingnya Komunikasi Internal Adapun pelaksanaan komunikasi internal pada hakikatnya adalah untuk menjalin hubungan baik di kalangan publik internal, diantara berbagai subsistem yang ada dalam sebuah organisasi sehingga memungkinkan tercapainya sinergi kerja. Arti penting komunikasi internal bagi organisasi adalah: 26 a. Komunikasi internal merupakan strategis bagi manajemen untuk menyampaikan kebijakan organisasi b. Melalui komunikasi internal, karyawan memperoleh kesempatan untuk menyatakan pendapatnya kepada manajemen tentang berbagai hal yang berhubungan dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya. c. Komunikasi yang baik dengan karyawan merupakan langkah awal dari usaha membina hubungan dengan masyarakat sekitar. 26 Suranto. Komunikasi Organisasi. Diktat. Yogyakarta: Politeknik PPKP. 2003 hal 22 30 d. Komunikasi internal yang dilakukan secara intensif akan mampu mendorong motivasi dan semangat kerja karyawan. e. Komunikasi internal menjadi sarana terbentuknya rasa saling percaya antara karyawan Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa komunikasi internal sangat mempengaruhi kegiatan komunikasi dalam perusahaan. dengan komunikasi internal yang baik maka akan membantu pencapaian tujuan perusahaan dan membuat karyawan memiliki loyalias kepada perusahaan. 2.4.3 Media Komunikasi Internal Tujuan media komunikasi internal ini pada umumnya sebagai:27 a. Menjaga karyawan tetap mendapat informasi strategi dan tujuan organisasi. b. Memberikan informasi yang dibutuhkan karyawan untuk menjalankan tugas mereka dengan baik. c. Mendorong karyawan untuk memelihara dan memperkuat standar organisasi dan komitmen pada peningkatan kualitas, meningkatkan efisiensi, meningkatkan pelayanan, dan tanggung jawab sosial yang lebih besar. d. Mengaku prestasi dan kesuksesan karyawan. 27 Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 271-272 31 e. Menciptakan peluang komunikasi dua arah dengan meminta umpan balik, pertanyaan, dan perhatian karyawan. Karenannya, banyak organisasi atau perusahaan memiliki beberapa media publikasi karyawan. Fungsinya dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari publik karyawan yang berbeda. Organisasi atau perusahaan sendiri biasanya menyusun media publikasinya sebagai komunikasi dua arah dengan mengundang pertanyaan, meminta masukan dan komentar, melakukan survei, dan kemudian melaporkan hasilnya. Dalam melakukan hubungan dengan karyawan banyak cara dan media yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan, Cutlip membagi media internal menjadi:28 a. Publikasi karyawan, merupakan publikasi organisasi yang ditujukan untuk banyak publik, tetapi yang paling umum adalah untuk komunikasi karyawan. Sebuah publikasi organisasional bisa berbentuk newsletter sederhanan, Website, internet, e-mail, yang dikirim secara regular, Koran, majalah, atau “Koran-majalah” yang mengkombinasikan format Koran dan gaya majalah. Semua publikasi organisasional mempunyai karakteristik yang sama yaitu, memenuhi kebutuhan organisasional untuk mencatat pandangannya dan mengkomunikasikan informasi yang penting bagi tujuan organisasi, melalui publikasi organisasi bisa menyampaikan ke publik sasaran 28 Ibid. Hal 271-277 32 spesifik, dan publikasi bisa membuat organisasi berkomunikasi dengan menggunakan gaya bahasanya sendiri tanpa interupsi atau perubahan dengan kata lain komunikasi yang terkontrol. b. Newsletter cetak masih merupakan alat utama komunikasi karyawan. Newsletter adalah bentuk paling umum dari publikasi periodik. Dengan teknologi newsletter relative mudah, murah, dan cepat untuk diproduksi. Akibatnya kebanyakan organisasi mengandalakan newsletter untuk mengkomunikasikan berita secara tepat waktu dan sesuai sasaran. c. Surat, bahkan ketika e-mail mendominasi, surat tradisional masih tetap digunakan. Surat dianggap lebih formal, langsung, personal dan lebih mahal ketimbang e-mail, karenanya akan mendapat perhatian yang lebih dari si penerima. Surat biasanya dialamatkan langsung ke orang yang dituju. d. Sisipan Lampiran, salah satu keuntungan sisipan adalah pesan akan sampai langsung ke publik sasaran yang mungkin tertarik dengan pesan tersebut. tingkat penerimaannya cukup tinggi. Keuntungan lainnya adalah pengiritan. e. Publikasi pidato, Position Paper, “Backgrounders”, mengemukakan pandangan organisasi dan mengirimkan pidato secara elektronik melalui website merupakan cara efektif untuk memberikan informasi kepada publik internal. Position Paper dan Backgrounder juga membantu karyawan untuk mendapatkan informasi. Tetapi kelemahannya adalah informasi ini hanya dicari oleh publik yang memang menginginkannya. 33 Karena itu hubungan internal harus juga mendorong karyawan lain untuk selalu mengunjungi arsip publikasi di situs internet. f. Bulletin Board dan Pengumuman Elektronik, merupakan ruang fisik yang menampilkan pengumuman tradisional dan pengumuman elektronik. Bulletin Board menawarkan tempat publik yang bagus untuk memberikan informasi dengan pesan singkat dimana memberikan akses yang cepat untuk membuat pengumuman dan melawan rumor dari sumber internal dan eksternal. Media ini harus sering diperbahrui. 2.5 Strategi Komunikasi 2.5.1 Pengertian Strategi Komunikasi Strategi komunikasi mempunyai peranan penting dalam suatu organisasi. Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan komunikasi dipengaruhi oleh strategi komunikasi yang digunakan dalam suatu organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan : Bahwa strategi komunikasi adalah suatu cara yang dikerjakan demi kelancaran suatu komunikasi. Dalam istilah lain strategi komunikasi adalah metode atau langkah-langkah yang diambil untuk keberhasilan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media.29 29 Onong Uchiana Effendy. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2002 hal 5 34 Sedangkan Onong Uchjana Effendy menjelaskan strategi komunikasi adalah :30 “Strategi komunikasi merupakan paduan antara perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) dapat berbeda-beda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi”. Pola strategi komunikasi dan pelaksanaan fungsi manajemen dalam suatu organisasi dapat digambarkan sebagai berikut: (lihat bagan)31 Gambar 1: Pola Strategi Komunikasi 1. - Aktivitas komunikasi antara lain: Penyampaian informasi pelaksanaan - Penyampaian pelaksanaan - Penyampaian Pelaksanaan Melakukan tugas 2. Substansi komunikasi berisikan: TOP MIDLE KARYAWAN/BAWAHAN - Kebijaksanaan umum Instruksi penugasan Keputusan/peraturan perusahaan dan Motivasi pimpinan Pembinaan Pengendalian Perubahan Pembinaan Pengendalian pengawasan SISTEM MANAJEMEN DAN METODE KOMUNIKASI 30 Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2003 hal 301 31 Rosady Ruslan. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010 hal 90 35 2.5.2 Komponen Strategi Komunikasi Menurut Cutlip, strategi komunikasi yang dirancang haruslah menunggu tindakan (action), sehingga dalam merancang strategi komunikasi harus memperhatikan komponen-komponen pembentuknya.32 Komponen-komponen yang dijabarkan dalam strategi komunikasi sebagai berikut: 1. Khalayak Khalayak adalah sasaran yang dituju dalam kegiatan Public Relations. Khalayak dalam kegiatan PR dapat disebut juga dengan stakeholders, yakni kumpulan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. 2. Pesan Salah satu komponen strategi yang menentukan dalam keberhasilan kegiatan komunikasi adalah perancangan isi pesan yang dilakukan setelah mengenal masalah dan khalayak. Perancangan isi pesan ini dilakukan dengan menentukan tema materi yang tepat untuk mempengaruhi khalayak, serta membangkitkan perhatiannya dengan menerapkan teori A-A Prosedure yaitu: a. Content (isi pesan) b. Clarity c. Continuity 3. Media 32 Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 406 36 Pemilihan media merupakan komponen yang harus dilakukan pada kegiatan komunikasi. Untuk membantu komunikasi dari manajemen kepada karyawan dibutuhkan media penyampaian imformasi yang sering disebut juga media internal. Media ini berfungsi untuk menunjang kegiatan komunikasi baik itu penyampaian informasi, kebijakan, bahkan programprogram yang dilakukan perusahaan. Karena komunikasi yang terjalin dalam organisasi bisa dalam bentuk lisan maupun tulisan. 4. Metode Dalam penyampaian informasi metode yang digunakan dapat dilihat dari dua aspek: 1. Cara pelaksanaan komunikasi a. Redundancy (Repetitions) Cara untuk mempengaruhi khalayak dengan mengulang-ulang pesan untuk mengubah cara pendang. b. Canalizing Penyampaian tujuan dengan cara mengenal khalayak terlebih dahulu lalu mengubah sikapnya sedikit demi sedikit. 2. Berdasarkan bentuk dan isi pesan: a. Informatif, digunakan untuk memberikan penerangan dalam bentuk isi pesan tertentu. b. Persuasif, digunakan untuk mempengaruhi khalayak dengan cara membujuk atau sugesti. 37 c. Edukatif, mempengaruhi khalayak dengan suatu pernyataan namun berdasarkan pendapat, fakta, pengalaman. d. Cursive, mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa. 2.5.3 Strategi Corporate Communication Sebagian besar tujuan dari organisasi atau perusahaan adalah menyesuaikan diri dengan publik nya. Dimana untuk dapat menyesuaikan diri dan diterima memerlukan rencana atau strategi agar komunikasi dari perusahaan dapat mengalir dan dipahami oleh setiap khalayaknya. Model dari strategi komunikasi Corporate Communications terdiri dari,fase strategic analysis, strategic intent, strategic action dan tracking and evaluation.33 Adapun model tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Strategic Analysis (Analisis Strategis) Tahapan ini merupakan tahapan dimana Corporate Communications mencoba untuk memahami posisi strategis dari organisasi/perusahaan. Apa yang telah berubah dari lingkungannya dan bagaimana efeknya terhadap perusahaan. Apa saja sumber, nilai dan kompetensi yang dapat dijadikan keuntungan atau kesempatan baru. Dalam fase analisis strategi terdapat beberapa tahapan, antara lain: a. Analisis lingkungan organisasi 33 Joep Corbelissen. Corporate Communication Theory and Practice. London: Sage Publications. 2004 hal 104-116 38 b. Analisis pasar dan kompetisi c. Analisis stakeholders 2. Strategic Intent (Tujuan Strategis) Proses penentuan strategi berlangsung dari perumusan visi berdasarkan dari apa yang mungkin dilakukan dan dirumuskan, dievaluasi dan akhirnya dipilih. Strategy intent menetapkan tujuan umum dan mendefinisikan pola umum tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam fase tujuan strategis terdapat beberapa tahapan antara lain: a. Indentifikasi berdasarkan pemilihan strategi b. Mengklasifikasikan pilihan sttrategi c. Evaluasi dan menyeleksi pilihan strategi 3. Strategic Action (Pelaksanaan Strategis) Strategic action merupakan pilihan strategi yang diambil dari tujuan atau maksud strategi dan dilakukan dalam tindakan. Cara-cara atau tindakan yang dilakukan dapat dianggap sebagai program strategis organisasi secara menyeluruh, dan keberhasilan dari pelaksanaan strategi bergantung pada sejauhmana berbagai komponen dari program ini bekerjasama untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan. Dalam fase pelaksanaan strategi terdapat beberapa tahapan antara lain: a. Spesifikasi model komunikasi dan mendefinisikan komunikasi b. Merencanakan taktik komunikasi c. Perencanaan yang berhubungan dengan organisasi tujuan 39 4. Tracking and Evaluation (Pengawasan dan Evaluasi) Komponen akhir dalam berbagai strategi komunikasi harus menghasilkan hasil akhir yang efektif. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana program yang dijalankan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan komunikasi yang telah di rencanakan. Efektifitas dari program dapat dievaluasi dan dinilai dari proses awal dan efek komunikasi yang ditimbulkan. Semua proses dari tracking and evaluating adalah hasil komunikasi yang merupakan bagian politik dari organisasi yang dapat membangun dukungan dari manajemen. 2.6 Internal Relations Dalam suatu organisasi public relations menangani hubungan antara organisasi dengan semua tipe publik. Begitu juga publik internal yaitu karyawan disemua level merupakan publik paling penting bagi semua organisasi. Istilah public internal atau pablik karyawan mengacu pada baik itu manajer maupun orang-orang yang ada di bawahnya. Publik internal merupakan sumber daya terbesar dari organisasi. Menurut Alvie Smith, mantan direktur komunikasi korporat General Motors, ada dua faktor yang mempengaruhi komunikasi internal dengan karyawan 40 dan menambah rasa hormat manajemen terhadap salah satu dari fungsi Public Relations yaitu34: 1. Manfaat dari pemahaman, teamwork, dan komitmen karyawan dalam mencapai hasil yang diinginkan. Aspek positif dari perilaku karyawan ini sangat dipengaruhi oleh komunikasi interaktif yang efektif diseluruh organisasi. 2. Kebutuhan untuk membangun jaringan komunikasi manajer yang kuat, yang membuat setiap supervisor di semua level dapat melakukan komunikasi secara efektif dengan karyawannya. Kebutuhan ini lebih dari sekedar menciptakan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan tetapi juga harus memuat informasi bisnis dan isu publik yang mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Organisasi akan kehilangan sebagian besar potensi sumber daya manusianya karena tidak memprioritaskan komunikasi dua arah yang efektif yang merupakan landasan untuk hubungan manajemen-karyawan dan kinerja pekerja secara keseluruhan. Smith menyebut ini sebagai konsekuensi akibat ”kemalasan dalam bekerja”:35 Kebenaran yang menyedihkan adalah ketidaksetiaan karyawan dan kurangnya komitmen kepada tujuan organisasi mungkin telah merugikan Amerika lebih dari $50 milyar setiap tahunnya…biaya akibat mangkir kerja, keluhan buruh, keseretan produksi, mutu buruk, biaya perbaikan dan jaminan yang mahal. Mungkin yang paling mahal dari semua itu adalah kemalasan yang dilakukan karyawan yang tak mau meneluarkan kerja dan ide terbaik mereka; yang hanya berusaha mencapai kinerja seadanya. 34 Alvie L. Smith dalam Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 254 35 Ibid. Hal 255 41 Hubungan kerja sehari-hari melibatkan banyak kontak, tetapi komunikasi karyawan yang efektif akan berkembang dalam iklim yang jujur dan dapat dipercaya. Idealnya, hubungan kerja itu dicirikan setidaknya dengan tujuh kondisi:36 1. Keyakinan dan kepercayaan antara karyawan dan atasan. 2. Informasi yang jujur dan transparan bebas mengalir ke atas, bawah, dan samping di dalam organisasi. 3. Status dan partisipasi yang memuaskan untuk setiap orang. 4. Kontinuitas kerja tanpa perselisihan. 5. Lingkungan yang sehat dan aman. 6. Keberhasilan usaha. 7. Optimis 36 Paul Holmes dalam Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 255