BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang hampir setiap saat dilakukan oleh
manusia. Kegiatan komunikasi dilakukan manusia dari manusia terjaga sampai
manusia tidur. Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak orang lain
untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Setiap makhluk
dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman
karena komunikasi sebagai proses pembentukan makna diantara dua orang atau
lebih.
Menurut William J Seiler (1998), ada empat prinsip dasar komunikasi,
yaitu:1
1. Komunikasi adalah suatu proses, yang merupakan suatu seri kegiatan yang
terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu
berubah-ubah.
2. Komunikasi adalah sistem, yang terdiri dari beberapa komponen dan
masing-masing komponen mempunyai tugas masing-masing.
3. Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi.
1
Arni Muhamad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2005 hal 19
8
9
4. Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja.
Dalam
bukunya
Effective
Public
relations,
Cutlip
menyatakan,
“Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk
memberi informasi, membujuk, atau memberi perintah, berdasarkan makna yang
sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para komunikator dan konteks
sosialnya.”2
Dari pernyataan Cutlip diatas, terlihat bahwa manusia dapat terhubung
dengan manusia lain dengan penyamaan persepsi makna. Terhubungnya manusia
dengan manusia lainnya dapat menjadi semacam susunan yang memberikan
bentuk organisasional.
Sedangkan Wilbur Schramm mendefinisikan komunikasi lebih rumit lagi,
yaitu:3
Komunikasi (setidaknya komunikasi manusia) adalah sesuatu yang
dilakukan orang. Komunikasi tidak punya kehidupan dalam dirinya
sendiri. tidak ada keajaiban didalamnya kecuali apa-apa yang dimasukan
orang dalam hubungan komunikasi ke dalam komunikasi itu. Tidak ada
makna dalam sebuah pesan kecuali makna yang dimasukan ke dalamnya
oleh seseorang. Karenanya, ketika seseorang mempelajari komunikasi,
maka dia juga mempelajari orang, berhubungan satu sama lain dan
berhubungan dengan kelompok, organisasi, dan masyarakat mereka, saling
mempengaruhi dan dipengaruhi, memberi informasi dan diberi informasi,
mengajar dan diajar, menghibur dan dihibur, dengan menggunakan sinyalsinyal tertentu yang eksis terpisah dari mereka. Untuk memahami proses
komunikasi, kita harus memahami bagaimana orang saling berhubungan
satu sama lain.
Dengan demikian konsep komunikasi Schramm menyaratkan model
komunikasi dua arah dimana pengirim dan penerima bertindak dalam konteks
2
3
Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 22
Ibid. hal 226
10
referensi masing-masing, dalam konteks hubungan mereka dan dalam konteks
situasi sosial masing-masing.
2.1.1 Tahapan Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi atas dua tahap, yaitu :4
1. Proses Komunikasi secara Primer
Proses komunikasi secara primer merupakan proses penyampaian pikiran
dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambangnya sebagai
media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya secara
langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada
komunikan. Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas
karena hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada
orang lain.
2. Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder merupakan proses penyampaian pesan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator
menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan
sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat,
4
Onong Uchana Effendy. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : PT remaja Rosdakarya. 2007 hal
11
11
telephone, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi
adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Proses komunikasi secara primer maupun secara sekunder merupakan cara
penyampaian pesan saja. dimana proses secara primer berarti penyampaian pesan
secara langsung, sedangkan proses secara sekunder merupakan komunikasi yang
berlangsung menggunakan media tertentu dalam penyampaiannya.
Tahapan dalam komunikasi tidak terlepas dari perencanaan tentang
bagaimana mengkomunikasikan dan apa yang dikomunikasikan. Bagaimana
mengkomunikasikan dan apa yang dikomunikasikan, sebenarnya tidak terlepas
dari tujuan yang diharapkan suatu kegiatan PR dalam praktek.
2.1.2 Manajemen Komunikasi
Manajemen komunikasi adalah salah satu dari sekian banyak lingkupan
komunikasi yang dilakukan manusia. Bagaimana pentingnya komunikasi dalam
manajemen, Lawrence D. Brennan menyatakan bahwa ”Manajemen is
Communication”dan George R. Terry mengibaratkan komunikasi sebagai
“minyak pelumas” agar proses manajemen berjalan lancar.5 Pernyataan Lawrence
dan Terry memberikan arti bahwa manajemen merupakan satu kesatuan dari
komunikasi, dimana keberhasilan suatu manajemen tidak lepas dari bagaimana
komunikasi didalamnya berjalan dan dikelola dengan baik.
5
Onong Uchjana Effendy. Human Relation & Public Relation. Bandung: CV Mandar Maju. 2009 hal 10
12
Selain itu, DR. Rex Harlow menyatakan inti dari manajemen komunikasi
yaitu, “public relations activity is management of communications between an
organization and its publics.6 (Aktivitas public relations merupakan manajemen
komunikasi antara organisasi dan publiknya).
Artinya aktivitas PR, salah satunya adalah melakukan fungsi-fungsi
“manajemen komunikasi” antara organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan
publik sebagai khalayak sasarannya. Khususnya dalam usaha untuk mendapatkan
kepercayaan, membina hubungan
yang baik dengan stakeholders atau
khalayaknya.
Manajemen komunikasi yang dilaksanakan dalam suatu aktivitas public
relations, dengan method of communication and state of being (kelembagaan),
yakni yang berkaitan erat dengan beberapa kegiatan utamanya: human relations
dan komunikasi manajemen7. Penjelasannya sebagai berikut:
1.
Human Relations
Definisi hubungan antar manusia (human relations) dalam praktik
manajemen dapat dilihat dalam arti luas dalam pengertian yang lebih sempit.
a. Human Relations dalam arti luas, ialah interaksi antara seseorang dengan
orang atau kelompok lain, yang menyangkut hubungan manusiawi,
etika/moral, aktivitas sehari-hari pada umumnya bertujuan untuk
memperoleh kepuasan bagi kedua belah pihak. Yaitu hal ini lebih
6
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010
hal 85
7
Ibid. hal 86-90
13
menyangkut aspek komunikasi sosial kemasyarakatan yang berdasarkan
etika dan moral dalam berinteraksi sesamanya.
b. Human Relations dalam arti sempit, yaitu terjadinya suatu interaksi antara
seseorang dan orang/kelompok lainnya. Hanya saja interaksi yang terjadi
disini berada dalam pengertian yang sempit, misalnya situasi dalam
hubungan pekerjaan (work organization). Tujuannya untuk penggiatan,
dan memotivasi semangat pekerja (etos kerja) dalam melaksanakan suatu
pekerjaan, untuk menciptakan kepuasan bekerja, sense of belonging (rasa
memiliki) yang dikaitkan dengan peningkatan produktivitas perusahaan
2.
Manajemen Komunikasi
Organisasi yang merupakan kerangka kerja (frame of work) dari suatu
manajemen adalah sesuatu yang menunjukan adanya pembagian tugas, wewenang
dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan dan bawahan dalam suatu sistem
manajemen modern.
Jabatan pimpinan dalam manajer PR biasanya disebut manajer public
relations dan berfungsi sebagai pemimpin sekelompok karyawan. Dia berwenang
membentuk kelompok-kelompok kecil, mengangkat ketua kelompok dan
kemudian membuat mereka bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing. Dengan demikian manajer PR sebagai pemimpin puncak (Top
Manager) cukup melakukan komunikasi dengan para penanggung jawab atau
ketua unitnya masing-masing (Middle Manager). Besarnya suatu kelompok atau
unit tergantung pada besar kecilnya suatu organisasi/perusahaan.
14
2.2 Public Relations (PR)
2.2.1 Definisi Public Relations
Definisi menurut (British) Institute of Public Relations (IPR) dalam Jefkins,
“PR adalah keseluruhan upaya
yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good
will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”8.
Lebih luas lagi Dr. Rex F. Harlow9 menyebutkan bahwa:
“Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas yang membantu
pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling
pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi dan masyarakat
yang melibatkan dalam manajemen problem atau masalah, membantu
manajemen untuk selalu mendapatkan informasi dan merespon pendapat
umum, mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam
melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan
memanfaatkan perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem
peringatan awal untuk membantu antisipasi kecenderungan, dan
menggunakan riset serta komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai
sarana utamanya”.
Definisi lain oleh Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Broom
dalam Effective Public Relations Edisi Kesembilan, “Public Relations (PR) adalah
fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik
dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan
atau kegagalan organisasi tersebut”10.
Lebih singkat, Soemirat dan Ardianto menjelaskan bahwa dalam
pelaksanaannya
8
PR
menggunakan
komunikasi
untuk
memberitahu,
Frank Jefkins. Public Relations Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. 2003 hal 9
Firsan Nova. Crisis Public Relations. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011 hal 44.
10
Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 6
9
15
mempengaruhi dan mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku publik sasarannya.
Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan PR pada intinya adalah good image (citra
baik), goodwill (itikad baik), mutual understanding (saling pengertian), mutual
confidence (saling mempercayai), mutual appreciation (saling menghargai) dan
toleransi11.
Ruslan menarik kesimpulan untuk melengkapi pengertian atau pemahaman
tentang apa dan bagaimana public relations sebagai berikut:12
“Public Relations (PR) merupakan suatu seni untuk menciptakan pengertian
publik yang lebih baik yang dapat memperdalam kepercayaan publik secara
lebih baik atau pemberdayaan lebih tinggi terhadap suatu lembaga atau
organisasi. PR adalah suatu proses yang berkesinambungan dari usaha
manajemen untuk memperoleh good will dan pengertian dari pelanggan,
konsumen, publik pada umumnya, termasuk para staf pegawainya. Ke
dalam, mengadakan perbaikan dan pembenahan melalui corporate culture
building (membangun budaya perusahaan), membentuk disiplin,
memotivasi, meningkatkan pelayanan, dan produktivitas kerja yang
diharapkan terciptanya sense of belonging terhadap perusahaannya.
Sedangkan keluar, berupaya menciptakan kepercayaan dan citra perusahaan
(corporate image) yang sekaligus memayungi serta mempertahankan citra
produknya (product and brand image).”
Berdasarkan kutipan-kutipan diatas penulis berpendapat bahwa PR
merupakan bagian dari manajemen inti yang juga menjalankan fungsi manajemen.
PR diwujudkan untuk menjembatani komunikasi antara organisasi dengan
publiknya untuk kerja sama yang baik sehingga tercipta mutual understanding
(saling pengertian) dan menghasilkan image yang positif.
11
12
9.
Soleh Soemirat dan E. Ardianto. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2008 hal 14
Rosady Ruslan. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008 hal8-
16
2.2.2 Fungsi dan Peran Public Relations
Menurut Firsan Nova, fungsi utama PR adalah menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan publiknya,
baik internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim
pendapat (opini publik) yang menguntungkan organisasi.13
Dalam konsepnya, fungsi public relations officer ketika menjalankan tugas
dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator, maupun organisator,
menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A menarik kesimpulan sebagai
berikut:14
a. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang
diwakili dengan publiknya
b. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan
saling menguntungkan dengan pihak publiknya
c. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau perusahaan
d. Membentuk corporate image, artinya peranan public relations berupaya
menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.
Cutlip, Center dan Broom mendeskripsikan sebagian besar praktik PR
dalam empat peran utama, yaitu:15
13
Firsan Nova. Crisis Public Relations. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011 hal 46.
Rosady Ruslan, op.cit., 9-10.
15
Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 46-48.
14
17
1. Expert Prescriber atau pakar/ahli. Biasanya orang lain akan menganggap
expert prescriber sebagai otoritas dalam persoalan PR dan solusinya.
Manajemen puncak menyerahkan PR di tangan para ahli dan manajemen
biasanya mengambil peran pasif. Praktisi pakar bertugas mendefinisikan
masalah, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas
implementasinya.
2. Fasilitator Pemecah Masalah. Praktisi pemecah masalah membantu manajer
lain dan organisasi untuk mengaplikasikan PR dalam proses manajemen
bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan problem organisasional
lainnya. Manajer lini memainkan peran penting dalam menganalisis situasi
masalah, karena mereka adalah pihak yang paling tau dan paling dekat dengan
kebijakan, produk, prosedur, dan tindakan organisasi. Praktisi pemecah
masalah dan manajer lini berkolaborasi dalam proses perencanaan strategis PR
untuk mencapai tujuan program. Fasilitator pemecah masalah dimasukkan ke
dalam tim manajemen karena mempunyai keahlian dan keterampilan dalam
membantu manajer lain untuk menghindari masalah atau memecahkan
masalah.
3. Teknisi Komunikasi. Teknisi komunikasi merupakan praktisi dengan keahlian
menulis dan mengedit newsletter karyawan, menulis news release dan feature,
mengembangkan isi web, dan menangani kontak media. Praktisi yang
melakukan peran ini biasanya tidak hadir saat manajemen mendefinisikan
problem dan memilih solusi. Mereka baru bergabung untuk melakukan
18
komunikasi dan mengimplementasikan program serta diberi tugas untuk
menjelaskan kepada karyawan dan pers.
4. Fasilitator Komunikasi. Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi
adalah sebagai pendengar yang peka dan broker (perantara) komunikasi yang
bertindak sebagai interpreter dan mediator antara organisasi dengan publiknya.
Fasilitator komunikasi menjaga komunikasi dua arah dan memfasilitasi
percakapan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan menjaga
agar saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah memberi informasi
yang dibutuhkan oleh manajemen maupun pubik untuk membuat keputusan
demi kepentingan bersama. Praktisi yang berperan sebagai fasilitator
komunikasi ini bertindak sebagai sumber informasi dan agen kontak resmi
antara organisasi dan publik.
Jika dilihat dari penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa peran PR
sebagai expert prescriber dan fasilitator pemecah masalah berada pada tim
manajemen. Sedangkan teknisi komunikasi dan fasilitator komunikasi hanya
sebagai pelaksana atau menempati fungsi staf. Praktisi PR di lembaga pendidikan
bisa dikatakan sebagai fasilitator komunikasi.
2.3 Corporate Communication
2.3.1 Definisi Corporate Communication
Corporate secretary biasanya dipakai pada perusahaan besar (holding
company) yang telah go public. Dibeberapa perusahaan lembaga tersebut disebut
19
pula dengan Corporate Communication yang jika disandingakan dengan
corporate secretary maka aktivitas keduanya pada institusi/organisasi berkaitan
dengan fungsi-fungsi kehumasan/PR. 16
Menurut Joep Cornelissen, “Corporate Communication is a management
functions that offers a framework and vocabulary for the effective coordinations
of all means of communications with the overall purpose of establishing and
maintaining favourable reputations with stakeholder groups upon wich the
organization is dependent.17 Dari definisi diatas dijelaskan bahwa komunikasi
perusahaan (Corporate Communication) mempunyai fungsi manajemen yang
menawarkan kerangka kerja untuk mengkoordinasikan kegiatan komunikasi
dengan tujuan akhir untuk membangun dan mempertahankan reputasi baik
perusahaan.
Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan
pendahulu dari fungsi Corporate Communication (Komunikasi Korporat) yang
tumbuh karena adanya kebutuhan. Walaupun perusahaan-perusahaan tidak
memiliki strategi spesifik untuk sistem komunikasi, mereka harus sering
merespons kepada publik internal dan eksternal. Menurut penjelasan tersebut,
Corporate Communication memiliki definisi yang sama dengan PR.
Beda Corporate Communication dengan PR adalah siapa yang menjadi
publik sasarannya. Publik atau khalayak sasaran dari Corporate Communication
bersifat lebih khusus, misalnya para investor, nasabah, kreditor dan lain
16
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010
hal 52
17
Joep Corbelissen. Corporate Communication Theory and Practice. London: Sage Publications. 2004 hal 23
20
sebagainya.18 Mereka yaitu orang-orang yang memiliki tingkat sosial, ekonomi,
dan kemampuan inelektual yang rata-rata lebih tinggi serta kritis terhadap
pelayanan dan citra positif.
Suatu organisasi harus mengomunikasikan pesan yang sama ke semua
yang
berkepentingan.
Corporate
Communication
membantu
organisasi
menjelaskan misi mereka, menggabungkan banyak visi dan nilai-nilai menjadi
sebuah pesan kohesif kepada stakeholder.
Van Riel menyatakan bahwa komunikasi perusahaan:19
Merupakan sebuah instrument manajemen yang dengan seefektif dan
seefisien mungkin mengharmonisasikan semua bentuk komunikasi internal
dan eksternal yang digunakan secara sengaja sehingga menciptakan basis
menyenangkan bagi hubungan dengan kelompok-kelompok dimana
organisasi tersebut bergantung.
Sehinggga dapat dikatakan bahwa struktur Corporate Communication
adalah sebuah sistem yang memungkinkan perusahaan untuk mengatur segala
bentuk dan jenis komunikasi secara strategis.
2.3.2 Ciri-ciri Corporate Communication
Adapun ciri-ciri dari Corporate Communication adalah sebagai berikut:20
1. Sebagai fungsi manajemen yang memuat mengenai para pelaksanaan
komunikasi untuk melihat komunikasi tersebut secara keseluruhan dan
sebagai jaringan strategi dan objek dari Corporate Communication itu
sendiri.
18
Opcit. hal 54
Keith Butterick. Pengantar Public Relation Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers. 2012 hal 180
20
Van Riel C.M.B and Fomburn. Essential of Corporate Communication. Abingdon: Routledge. 2007 hal 23
19
21
2. Sebagai rencana kerja secara manajerial untuk mengatur komunikasi yang
digunakan oleh organisasi untuk membangun reputasi dan relasi dengan
para stakeholder dalam lingkupnya.
3. Sebuah acuan untuk konsep teknis dalam memahami dan mengatur
komunikasi antara organisasi dan para stakeholder-nya.
Dari penjelasan diatas penulis melihat bahwa Corporate Communication
merupakan bagian yang mengatur fungsi manajemen dalam proses komunikasi di
suatu organisasi dengan stakeholder-nya.
2.3.3 Fungsi Corporate Communication
Oleh karena kemampuan pokoknya lebih mengarah kepada Public
Relations Manager, maka sesuai SK Bapepam No. 63/1996, secara garis besar
fungsi utama Corporate Communications adalah:21
a. Bidang legal, aspek hukum keperdataan, perjanjian, notariat dan hukum
bisnis.
b. Bidang
ekomomi,
berupa
marketing
audit/analisis
laporan
keuangan/akuntansi, serta memahami laporan keuangan secara periodik
dan manajemen perusahaan/keuangan lain sebagainya.
c. Bidang public relations, fungsinya diwujudkan dalam bentuk melakukan
publikasi melalui annual report (laporan berkala), menyebarkan profil
perusahaan (company profile) di majalah, bulletin, jurnal dan media massa
lainnya, mempublikasikan laporan keuangan dan mengeluarkan publikasi
21
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010
hal 52
22
dalam bentuk prospectus perusahaan/emiten yang ingin go public dalam
upaya menarik calon investor. Termasuk pula dalam melakukan presentasi
bisnis, laporan tertulis, siaran pers, studi kasus, mengelola public relations
dalam menangani krisis serta pengaduan pelanggan.
d. Membina hubungan dengan calon investor dan investor (investor
relations), termasuk melakukan hubungan baik dengan pihak kreditor,
perbankan, lembaga keuangan, relasi bisnis, dan lain sebagainya.
e. Fungsi compliance officer, merupakan tugas pemenuhan atau ketaatan
dalam aturan main, seperti peraturan perundang-undangan pasar modal.
Oleh karena kata Public Relations sangat umum, tidak heran kalau
organisasi/perusahaan/instansi yang berbeda menamai fungsinya secara berbeda
pula. Kata communication dan Corporate Communication sekarang sering
digunakan
untuk
menyebut
fungsi
Public
Relations
di
banyak
organisasi/perusahaan/instansi.
Public Relations Week’s menyatakan bahwa fungsi dari Corporate
Communication adalah untuk mengawasi fungsi manajemen yang meliputi:
Media Relations, Crisis Management,
Employee Relations, Marketing
Communication, Government Relations, Customer Relations, Investor Relations,
Community Relations.22 Adapun fungsi tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Media relations
22
Paul A. Argenti. Corporate Communication.NewYork: Mc Graw-Hill International Editions. 2003 hal 45
23
Media Relations merupakan kegiatan membina hubungan antara
perusahaan dengan media massa.
2. Crisis Management
Corporate Communication mempunyai peranan penting dalam menangani
masa krisis, mengingat masa krisis dapat berdampak negatif terhadap
perusahaan, sehingga dapat dikatakan Corporate Communication sebagai
fungsi manajemen yang strategis.
3. Employee Relations
Employee Relations merupakan hubungan antara perusahaan dengan
pegawai yang dimana hubungan itu tidak berorientasi pada upah dan
lingkungan kerja namun pada komunikasi yang baik antara pegawai
dengan perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Employee Relations adalah
menjalin komunikasi yang baik antar pegawai dan manajemen,
menyelesaikan permasalah komunikasi antar pegawai dan manajemen,
menyampaikan segala informasi dan kebijakan dari manajemen yang dapat
membantu pekerjaan pegawai baik itu laporan tahunan, teknologi baru,
berita mengenai pegawai, keselamatan kerja, struktur manajemen sampai
dengan keuntungan-keuntungan pegawai.
Untuk menjalin komunikasi yang baik diperlukan wadah atau media
komunikasi berupa kegiatan – kegiantan yang dilakukan bersama antara
manajemen dengan pegawai seperti employee gathering, rapat tahunan,
family gathering, maupun penerbitan media internal.
24
4. Marketing Communication
Dilihat dari fakta yang ada di dunia perekonomian dan semakin
berkembangnya peran Public Relations yang ada, maka terjadi pemisahan
antara Public Relations yang dilakukan organisasi dengan bagian
pemasaran.
5. Government Relations
Government Relations merupakan hubungan komunikasi antara Corporate
Communication dengan pemerintah. Fungsinya agar segala hal mengenai
perizinan dan hukum dapat berjalan lancar.
6. Customer Relations
Terciptanya hubungan yang baik dengan pelanggan merupakan hal yang
penting dilakukan oleh suatu organisasi. Cara yang dapat dilakukan
dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya sehingga pelanggan
merasa dihargai.
7. Investor Relations
Investor Relations merupakan hubungan Corporate Communications
dengan para investor. Fungsinya untuk mempertahankan investor tersebut
agar tetap menanamkan modalnya pada perusahaan.
8. Community Relations
Community
Relations
merupakan
hubungan
antara
Corporate
Communications dengan komunitas di masyarakat. Hubungan ini
berfungsi sebagai konsep untuk menentukan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat.
25
Dari berbagai fungsi Corporate Communication diatas, dapat dilihat
bahwa semua fungsi memiliki kegunaan masing – masing. Untuk komunikasi
internal sendiri, fungsi yang digunakan yaitu Employee Relations. Hal ini
dikarenakan Employee Relations merupakan bagian dari komunikasi internal.
Corporate Communication harus memahami dan melaksanakan fungsi Employee
Relations agar dapat menjembatani komunikasi antara manajemen dengan
karyawan. Dengan memahami fungsi Employee Relation maka Corporate
Communication akan lebih mudah membina hubungan yang baik dengan publik
internalnya yaitu karyawan.
2.4 Komunikasi Internal
Menurut Lawrence D. Brennan mendefinisikan Komunikasi internal
sebagai:23
Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau
jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan
pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical didalam perusahaan atau
jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung.
Ada banyak cara untuk berkomunikasi internal, tergantung pada kreatifitas
public relations untuk menentukan caranya. Kemajuan teknologi menjadikan
komunikasi lebih mudah dan cepat. Public Relations harus menghadapi
perkembangan teknologi yang mengubah cara komunikasi dilakukan. Komunikasi
internal dilakukan tidak hanya dengan lisan dan tulisan, tetapi juga dapat
dilakukan dengan media elektronik dan visual.
23
Onong Uchjana Effendi. Human Relation & Public Relation. Bandung: CV Mandar Maju. 2009 hal 13
26
Kegiatan komunikasi internal pada dasarnya mencakup komunikasi
vertical, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.24 Masing-masing
kegiatan tersebut mempunyai perbedaan yang sangat jelas. Berikut akan diuraikan
mengenai masing-masing dari kegiatan komunikasi internal tersebut.
a. Komunikasi Vertikal
Komunikasi Vertikal, yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward
communication) serta dari bawah ke atas (upward communication) adalah
komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan kepimpinan secara
timbal balik (two way traffic communication).
Kegiatan komunikasi yang biasa dilakukan dari atas ke bawah (downward
communication) dapat berupa bentuk perintah atau instruksi tugas, pengarahan
melalui meeting internal, penyampaian progres tugas yang dikerjakan, dan
pemberian tanggung jawab. Sedangkan kegiatan komunikasi yang biasa dilakukan
dari bawah ke atas (upward communication) berupa, permohonan bantuan dalam
pengambilan keputusan, saran dan kritikan, serta laporan presentasi kerja.
b. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal, adalah komunikasi secara mendatar, misalnya
antara sesama anggota staf, atau komunikasi yang dilakukan pada anggota yang
mempunyai jenjang kepangkatan yang sama. Tujuan komunikasi ini adalah untuk
melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian
atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.
24
Ibid hal 18-21
27
Kegiatan komunikasi yang dapat terjadi antara lain, rapat mingguan antar
karyawan divisi/departemen, dukungan dan interaksi antar karyawan demi
kepentingan perusahaan, berkoordinasi dalam upaya pemecahan masalah,
keterbukaan dan kepercayaan kepada rekan kerja dalam upaya penyelesaian
masalah pekerjaan.
c. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal, sering juga dinamakan komunikasi silang (cross
communication) adalah komunikasi dalam organisasi antara seseorang dengan
orang lain yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan bagian serta tidak
memiliki garis komando dalam melakukan kegiatan komunikasi.
Kegiatan komunikasi diagonal atau silang dapat berupa memberikan
masukan antar bagian, melakukan koordinasi tugas atau pekerjaan, serta interaksi
komunikasi dengan karyawan divisi lain dalam mengembangkan hubungan
interpersonal.
2.4.1 Khalayak Komunikasi Internal
Adapun khalayak komunikasi internal adalah orang-orang yang berada di
dalam suatu organisasi, yaitu seluruh karyawan dari staf sampai dengan karyawan
terbawah. Kalayak utama adalah pekerja disemua tingkatan, termasuk pihak
manajemen dan di semua lokasi. Kelompok khalayak komunikasi internal yaitu:
1. Karyawan
28
a. Manajemen dan Supervisor
b. Pekerja pada semua tingkatan
c. Kelompok Pensiunan
d. Pekerja sebelumnya atau mantan karyawan
2. Manajemen Perusahaan
a. Head Eksekutif
b. Divisi Manajemen
c. Communication Internal Spesialis
3. Penasihat perusahaan
a. Konsultan Perekrutan
b. Perusahaan jasa pelatihan
c. Communication Internal Spesialis
Komunikasi internal menjadi hubungan terpenting dalam organisasi yaitu
hubungan karyawan disemua level. Dapat dirumuskan bahwa idealnya, hubungan
kerja yang melibatkan komunikasi karyawan dicirikan dengan tujuh kondisi
berikut:25
1. Keyakinan dan kepercayaan antara karyawan dan atasan
25
Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 286
29
2. Informasi yang jujur dan transparan bebas mengalir ke atas, bawah,
dan samping dalam organisasi.
3. Status dan partisipasi yang memuaskan untuk setiap orang
4. Kontinuitas kerja tanpa perselesihan.
5. Lingkungan yang sehat dan aman.
6. Keberhasilan usaha.
7. Optimism tentang masa depan.
2.4.2 Pentingnya Komunikasi Internal
Adapun pelaksanaan komunikasi internal pada hakikatnya adalah untuk
menjalin hubungan baik di kalangan publik internal, diantara berbagai subsistem
yang ada dalam sebuah organisasi sehingga memungkinkan tercapainya sinergi
kerja. Arti penting komunikasi internal bagi organisasi adalah: 26
a. Komunikasi internal merupakan strategis bagi manajemen untuk
menyampaikan kebijakan organisasi
b. Melalui komunikasi internal, karyawan memperoleh kesempatan untuk
menyatakan pendapatnya kepada manajemen tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.
c. Komunikasi yang baik dengan karyawan merupakan langkah awal dari
usaha membina hubungan dengan masyarakat sekitar.
26
Suranto. Komunikasi Organisasi. Diktat. Yogyakarta: Politeknik PPKP. 2003 hal 22
30
d. Komunikasi internal yang dilakukan secara intensif akan mampu
mendorong motivasi dan semangat kerja karyawan.
e. Komunikasi internal menjadi sarana terbentuknya rasa saling percaya
antara karyawan
Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa komunikasi internal sangat
mempengaruhi kegiatan komunikasi dalam perusahaan. dengan komunikasi
internal yang baik maka akan membantu pencapaian tujuan perusahaan dan
membuat karyawan memiliki loyalias kepada perusahaan.
2.4.3 Media Komunikasi Internal
Tujuan media komunikasi internal ini pada umumnya sebagai:27
a. Menjaga karyawan tetap mendapat informasi strategi dan tujuan
organisasi.
b. Memberikan informasi yang dibutuhkan karyawan untuk menjalankan
tugas mereka dengan baik.
c. Mendorong karyawan untuk memelihara dan memperkuat standar
organisasi dan komitmen pada peningkatan kualitas, meningkatkan
efisiensi, meningkatkan pelayanan, dan tanggung jawab sosial yang lebih
besar.
d. Mengaku prestasi dan kesuksesan karyawan.
27
Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 271-272
31
e. Menciptakan peluang komunikasi dua arah dengan meminta umpan balik,
pertanyaan, dan perhatian karyawan.
Karenannya, banyak organisasi atau perusahaan memiliki beberapa media
publikasi karyawan. Fungsinya dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi
dari publik karyawan yang berbeda. Organisasi atau perusahaan sendiri biasanya
menyusun media publikasinya sebagai komunikasi dua arah dengan mengundang
pertanyaan, meminta masukan dan komentar, melakukan survei, dan kemudian
melaporkan hasilnya.
Dalam melakukan hubungan dengan karyawan banyak cara dan media
yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan, Cutlip membagi media internal
menjadi:28
a. Publikasi karyawan, merupakan publikasi organisasi yang ditujukan untuk
banyak publik, tetapi yang paling umum adalah untuk komunikasi
karyawan. Sebuah publikasi organisasional bisa berbentuk newsletter
sederhanan, Website, internet, e-mail, yang dikirim secara regular, Koran,
majalah, atau “Koran-majalah” yang mengkombinasikan format Koran
dan gaya majalah.
Semua publikasi organisasional mempunyai karakteristik yang sama yaitu,
memenuhi kebutuhan organisasional untuk mencatat pandangannya dan
mengkomunikasikan informasi yang penting bagi tujuan organisasi,
melalui publikasi organisasi bisa menyampaikan ke publik sasaran
28
Ibid. Hal 271-277
32
spesifik, dan publikasi bisa membuat organisasi berkomunikasi dengan
menggunakan gaya bahasanya sendiri tanpa interupsi atau perubahan
dengan kata lain komunikasi yang terkontrol.
b. Newsletter cetak masih merupakan alat utama komunikasi karyawan.
Newsletter adalah bentuk paling umum dari publikasi periodik. Dengan
teknologi newsletter relative mudah, murah, dan cepat untuk diproduksi.
Akibatnya kebanyakan organisasi mengandalakan newsletter untuk
mengkomunikasikan berita secara tepat waktu dan sesuai sasaran.
c. Surat, bahkan ketika e-mail mendominasi, surat tradisional masih tetap
digunakan. Surat dianggap lebih formal, langsung, personal dan lebih
mahal ketimbang e-mail, karenanya akan mendapat perhatian yang lebih
dari si penerima. Surat biasanya dialamatkan langsung ke orang yang
dituju.
d. Sisipan Lampiran, salah satu keuntungan sisipan adalah pesan akan sampai
langsung ke publik sasaran yang mungkin tertarik dengan pesan tersebut.
tingkat penerimaannya cukup tinggi. Keuntungan lainnya adalah
pengiritan.
e. Publikasi pidato, Position Paper, “Backgrounders”, mengemukakan
pandangan organisasi dan mengirimkan pidato secara elektronik melalui
website merupakan cara efektif untuk memberikan informasi kepada
publik internal. Position Paper dan
Backgrounder juga membantu
karyawan untuk mendapatkan informasi. Tetapi kelemahannya adalah
informasi ini hanya dicari oleh publik yang memang menginginkannya.
33
Karena itu hubungan internal harus juga mendorong karyawan lain untuk
selalu mengunjungi arsip publikasi di situs internet.
f. Bulletin Board dan Pengumuman Elektronik, merupakan ruang fisik yang
menampilkan pengumuman tradisional dan pengumuman elektronik.
Bulletin Board menawarkan tempat publik yang bagus untuk memberikan
informasi dengan pesan singkat dimana memberikan akses yang cepat
untuk membuat pengumuman dan melawan rumor dari sumber internal
dan eksternal. Media ini harus sering diperbahrui.
2.5 Strategi Komunikasi
2.5.1 Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi mempunyai peranan penting dalam suatu organisasi.
Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan komunikasi dipengaruhi oleh strategi
komunikasi yang digunakan dalam suatu organisasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan :
Bahwa strategi komunikasi adalah suatu cara yang dikerjakan demi
kelancaran suatu komunikasi. Dalam istilah lain strategi komunikasi
adalah metode atau langkah-langkah yang diambil untuk keberhasilan
proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara
langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media.29
29
Onong Uchiana Effendy. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2002 hal 5
34
Sedangkan Onong Uchjana Effendy menjelaskan strategi komunikasi
adalah :30
“Strategi komunikasi merupakan paduan antara perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) dapat berbeda-beda sewaktu-waktu bergantung
dari situasi dan kondisi”.
Pola strategi komunikasi dan pelaksanaan fungsi manajemen dalam suatu
organisasi dapat digambarkan sebagai berikut: (lihat bagan)31
Gambar 1: Pola Strategi Komunikasi
1.
-
Aktivitas komunikasi antara
lain:
Penyampaian informasi
pelaksanaan
-
Penyampaian
pelaksanaan
-
Penyampaian
Pelaksanaan
Melakukan
tugas
2. Substansi komunikasi
berisikan:
TOP
MIDLE
KARYAWAN/BAWAHAN
-
Kebijaksanaan umum
Instruksi penugasan
Keputusan/peraturan
perusahaan dan
Motivasi
pimpinan
Pembinaan
Pengendalian
Perubahan
Pembinaan
Pengendalian
pengawasan
SISTEM MANAJEMEN DAN METODE KOMUNIKASI
30
Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2003 hal
301
31
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010
hal 90
35
2.5.2 Komponen Strategi Komunikasi
Menurut Cutlip, strategi komunikasi yang dirancang haruslah menunggu
tindakan (action), sehingga dalam merancang strategi komunikasi harus
memperhatikan komponen-komponen pembentuknya.32 Komponen-komponen
yang dijabarkan dalam strategi komunikasi sebagai berikut:
1. Khalayak
Khalayak adalah sasaran yang dituju dalam kegiatan Public Relations.
Khalayak dalam kegiatan PR dapat disebut juga dengan stakeholders,
yakni kumpulan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan.
2. Pesan
Salah satu komponen strategi yang menentukan dalam keberhasilan
kegiatan komunikasi adalah perancangan isi pesan yang dilakukan setelah
mengenal masalah dan khalayak. Perancangan isi pesan ini dilakukan
dengan menentukan tema materi yang tepat untuk mempengaruhi
khalayak, serta membangkitkan perhatiannya dengan menerapkan teori
A-A Prosedure yaitu:
a. Content (isi pesan)
b. Clarity
c. Continuity
3. Media
32
Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 hal 406
36
Pemilihan media merupakan komponen yang harus dilakukan pada
kegiatan komunikasi. Untuk membantu komunikasi dari manajemen
kepada karyawan dibutuhkan media penyampaian imformasi yang sering
disebut juga media internal. Media ini berfungsi untuk menunjang kegiatan
komunikasi baik itu penyampaian informasi, kebijakan, bahkan programprogram yang dilakukan perusahaan. Karena komunikasi yang terjalin
dalam organisasi bisa dalam bentuk lisan maupun tulisan.
4. Metode
Dalam penyampaian informasi metode yang digunakan dapat dilihat dari
dua aspek:
1. Cara pelaksanaan komunikasi
a. Redundancy (Repetitions)
Cara untuk mempengaruhi khalayak dengan mengulang-ulang
pesan untuk mengubah cara pendang.
b. Canalizing
Penyampaian tujuan dengan cara mengenal khalayak terlebih
dahulu lalu mengubah sikapnya sedikit demi sedikit.
2. Berdasarkan bentuk dan isi pesan:
a. Informatif, digunakan untuk memberikan penerangan dalam
bentuk isi pesan tertentu.
b. Persuasif, digunakan untuk mempengaruhi khalayak dengan cara
membujuk atau sugesti.
37
c. Edukatif, mempengaruhi khalayak dengan suatu pernyataan
namun berdasarkan pendapat, fakta, pengalaman.
d. Cursive, mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa.
2.5.3 Strategi Corporate Communication
Sebagian
besar
tujuan
dari
organisasi
atau
perusahaan
adalah
menyesuaikan diri dengan publik nya. Dimana untuk dapat menyesuaikan diri dan
diterima memerlukan rencana atau strategi agar komunikasi dari perusahaan dapat
mengalir dan dipahami oleh setiap khalayaknya.
Model dari strategi komunikasi Corporate Communications terdiri
dari,fase strategic analysis, strategic intent, strategic action dan tracking and
evaluation.33 Adapun model tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Strategic Analysis (Analisis Strategis)
Tahapan ini merupakan tahapan dimana Corporate Communications
mencoba untuk memahami posisi strategis dari organisasi/perusahaan. Apa
yang telah berubah dari lingkungannya dan bagaimana efeknya terhadap
perusahaan. Apa saja sumber, nilai dan kompetensi yang dapat dijadikan
keuntungan atau kesempatan baru. Dalam fase analisis strategi terdapat
beberapa tahapan, antara lain:
a. Analisis lingkungan organisasi
33
Joep Corbelissen. Corporate Communication Theory and Practice. London: Sage Publications. 2004 hal
104-116
38
b. Analisis pasar dan kompetisi
c. Analisis stakeholders
2. Strategic Intent (Tujuan Strategis)
Proses penentuan strategi berlangsung dari perumusan visi berdasarkan
dari apa yang mungkin dilakukan dan dirumuskan, dievaluasi dan akhirnya
dipilih. Strategy intent menetapkan tujuan umum dan mendefinisikan pola
umum tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam
fase tujuan strategis terdapat beberapa tahapan antara lain:
a. Indentifikasi berdasarkan pemilihan strategi
b. Mengklasifikasikan pilihan sttrategi
c. Evaluasi dan menyeleksi pilihan strategi
3. Strategic Action (Pelaksanaan Strategis)
Strategic action merupakan pilihan strategi yang diambil dari tujuan atau
maksud strategi dan dilakukan dalam tindakan. Cara-cara atau tindakan
yang dilakukan dapat dianggap sebagai program strategis organisasi secara
menyeluruh, dan keberhasilan dari pelaksanaan strategi bergantung pada
sejauhmana berbagai komponen dari program ini bekerjasama untuk
melaksanakan program dalam mencapai tujuan. Dalam fase pelaksanaan
strategi terdapat beberapa tahapan antara lain:
a. Spesifikasi
model
komunikasi
dan
mendefinisikan
komunikasi
b. Merencanakan taktik komunikasi
c. Perencanaan yang berhubungan dengan organisasi
tujuan
39
4. Tracking and Evaluation (Pengawasan dan Evaluasi)
Komponen akhir dalam berbagai strategi komunikasi harus menghasilkan
hasil akhir yang efektif. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana program
yang dijalankan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan
komunikasi yang telah di rencanakan. Efektifitas dari program dapat
dievaluasi dan dinilai dari proses awal dan efek komunikasi yang
ditimbulkan.
Semua proses dari tracking and evaluating adalah hasil komunikasi
yang merupakan bagian politik dari organisasi yang dapat membangun
dukungan dari manajemen.
2.6 Internal Relations
Dalam suatu organisasi public relations menangani hubungan antara
organisasi dengan semua tipe publik. Begitu juga publik internal yaitu karyawan
disemua level merupakan publik paling penting bagi semua organisasi. Istilah
public internal atau pablik karyawan mengacu pada baik itu manajer maupun
orang-orang yang ada di bawahnya. Publik internal merupakan sumber daya
terbesar dari organisasi.
Menurut Alvie Smith, mantan direktur komunikasi korporat General
Motors, ada dua faktor yang mempengaruhi komunikasi internal dengan karyawan
40
dan menambah rasa hormat manajemen terhadap salah satu dari fungsi Public
Relations yaitu34:
1. Manfaat dari pemahaman, teamwork, dan komitmen karyawan dalam
mencapai hasil yang diinginkan. Aspek positif dari perilaku karyawan ini
sangat dipengaruhi oleh komunikasi interaktif yang efektif diseluruh
organisasi.
2. Kebutuhan untuk membangun jaringan komunikasi manajer yang kuat,
yang membuat setiap supervisor di semua level dapat melakukan
komunikasi secara efektif dengan karyawannya. Kebutuhan ini lebih dari
sekedar menciptakan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan tetapi
juga harus memuat informasi bisnis dan isu publik yang mempengaruhi
organisasi secara keseluruhan.
Organisasi akan kehilangan sebagian besar potensi sumber daya
manusianya karena tidak memprioritaskan komunikasi dua arah yang efektif yang
merupakan landasan untuk hubungan manajemen-karyawan dan kinerja pekerja
secara keseluruhan. Smith menyebut ini sebagai konsekuensi akibat ”kemalasan
dalam bekerja”:35
Kebenaran yang menyedihkan adalah ketidaksetiaan karyawan dan
kurangnya komitmen kepada tujuan organisasi mungkin telah merugikan
Amerika lebih dari $50 milyar setiap tahunnya…biaya akibat mangkir
kerja, keluhan buruh, keseretan produksi, mutu buruk, biaya perbaikan dan
jaminan yang mahal. Mungkin yang paling mahal dari semua itu adalah
kemalasan yang dilakukan karyawan yang tak mau meneluarkan kerja dan
ide terbaik mereka; yang hanya berusaha mencapai kinerja seadanya.
34
Alvie L. Smith dalam Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. 2011 hal 254
35
Ibid. Hal 255
41
Hubungan kerja sehari-hari melibatkan banyak kontak, tetapi komunikasi
karyawan yang efektif akan berkembang dalam iklim yang jujur dan dapat
dipercaya. Idealnya, hubungan kerja itu dicirikan setidaknya dengan tujuh
kondisi:36
1. Keyakinan dan kepercayaan antara karyawan dan atasan.
2. Informasi yang jujur dan transparan bebas mengalir ke atas, bawah, dan
samping di dalam organisasi.
3. Status dan partisipasi yang memuaskan untuk setiap orang.
4. Kontinuitas kerja tanpa perselisihan.
5. Lingkungan yang sehat dan aman.
6. Keberhasilan usaha.
7. Optimis
36
Paul Holmes dalam Scott M Cutlip, et al. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. 2011 hal 255
Download