analisis dampak pelatihan terhadap prestasi kerja

advertisement
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
ANALISIS DAMPAK PELATIHAN TERHADAP
PRESTASI KERJA KARYAWAN
Yoga Kresna Permana, Ni Nyoman Yuliantini, I Wayan Bagia
Jurusan Manajemen
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: [email protected], [email protected],
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan (1) prestasi kerja karyawan sebelum diadakanya
pelatihan, (2) keuntungan yang diberikan karyawan kepada perusahaan sebelum dan sesudah
diadakanya pelatihan, (3) dampak pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan PD BPR Bank Buleleng
45 sesudah diadakanya pelatihan, (4) Return On Training Investment (ROTI) setelah diadakanya
pelatihan. Lokasi Penelitian dilaksanakan di PD BPR Bank Buleleng 45 dengan jumlah Sampel
sebanyak 50 Orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah jenis data kuantitatif dengan
sumber data sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan pencatatan dokumen. Teknik
analisis data menggunakan analisis uji beda One sampel t-test dengan bantuan program SPSS versi
21.00. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) prestasi kerja karyawan sebelum pelatihan belum
mencapai target yang ditentukan, (2) terdapat peningkatan keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan setelah pelatihan, (3) terdapat dampak pelatihan terhadap peningkatan prestasi kerja
karyawan, (4) nilai Return On Training Investment (ROTI) diperoleh sebesar 59,94%.
Kata Kunci: Dampak Pelatihan & Prestasi Kerja
ABSTRACT
This study aims to describe (1) employee performance before training, (2) the advantage provided by
the employee to the company before and after training, (3) the impact of training on employee
performance PD BPR Bank Buleleng 45 after training, (4 ) Return on Training Investment (ROTI) after
training. The location study was conducted in PD BPR Bank Buleleng 45 the number of samples as
many as 50 people. Data used in the study is a kind of quantitative data with secondary data sources.
Data collection method using a recording of the document. Data were analyzed using analysis of
different test One sample t-test with SPSS version 21.00. The results showed that (1) employee
performance before the training has not reached the specified targets, (2) there is an increasing net
profits obtained by the company after training, (3) there is the impact of training to increase employee
performance, (4) the value of Return On Training Investment (ROTI) obtained by 59.94%.
Keywords: The Impact Of Training & Work Performance
PENDAHULUAN
Pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia merupakan suatu
keharusan bagi setiap organisasi atau
instansi, sebab penempatan karyawan
secara langsung dalam pekerjaan tidak
menjamin mereka akan berhasil atau
sukses. Karyawan baru merasa tidak pasti
tentang peranan dan tanggung jawab
mereka dalam menjalankan pekerjaannya.
Permintaan pekerjaan dan kapasitas
karyawan haruslah seimbang melalui
program
orientasi
dan
pelatihan,
keduanya sangat diperlukan. Dalam hal ini
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan
pengembangan sangat penting bagi
tenaga kerja untuk bekerja lebih
menguasai dan lebih baik terhadap
pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat
kedepannya. Sekali para karyawan telah
dilatih dan telah menguasai pekerjaannya,
mereka membutuhkan pengembangan
lebih jauh untuk menyiapkan tanggung
jawab mereka di masa depan.
Training atau pelatihan sumber
daya manusia akan memungkinkan
karyawan
untuk
mengembangkan
kompetensi
kerjanya,
mengetahui
keahlian baru, mempelajari inovasi –
inovasi baru yang berhubungan dengan
pekerjaannya, meningkatkan kedisiplinan,
meningkatkan
produktifitas,
dan
meningkatkan
etos
kerja.
Dengan
demikian pelatihan SDM bisa menjadi
sarana bagi karyawan untuk mendapatkan
ilmu baru serta bermanfaat bagi
perusahaan
untuk
meningkatkan
produktifitas dan etos kerja karyawan.
Biasanya sebelum memutuskan
untuk menggelar atau mengadakan
sebuah pelatihan, perusahaan terlebih
dahulu melakukan training need analysis
atau analisis kebutuhan pelatihan. Analisis
kebutuhan pelatihan ini sangat penting
untuk mengetahui kebutuhan pelatihan
seperti apa yang dibutuhkan oleh sebuah
perusahaan. Dari data – data yang
terkumpul nantinya perusahaan akan bisa
menentukan jenis pelatihan mana yang
dibutuhkan. Selain itu analisis kebutuhan
pelatihan juga membantu perusahaan
dalam menyusun konsep pelatihan
termasuk didalamnya adalah peserta
pelatihan, dukungan, biaya, hingga materi
pelatihan yang harus disampaikan.
Pelatihan SDM bertujuan agar
setiap pekerja dapat meningkatkan
kemampuannya dalam melaksanakan
pekerjaannya,
karena
dengan
meningkatnya persaingan dan semakin
berkembangnya zaman, dituntut para
pekerja yang mampu terus bersaing dan
terus meningkatkan kemampuannya agar
tidak ketinggalan dari pesaing, dan secara
otomatis dengan meningkatnya prestasi
kerja karyawan akan berakibat baik pada
perkembangan perusahaan. Pengelolaan
SDM yang baik harus dilaksanakan
secara
berkesinambungan
melalui
rangkaian aktivitas yang terintegrasi.
Dengan pengelolaan SDM yang baik
maka dapat diciptakan SDM yang
profesional dalam jumlah memadai
berdasarkan keahlian yang dibutuhkan
sesuai tuntutan perkembangan usaha,
sehingga tercapai produktivitas SDM yang
optimal dalam mendukung keberhasilan
implementasi
strategi
yang
telah
ditetapkan.
Salah satu bank yang menerapkan
kegiatan
pelatihan
dalam
rangka
meningkatkan prestasi kerja karyawan
adalah PD BPR Bank Buleleng 45. Bank
ini merupakan bank
pasar
yang
beroperasi di Kabupaten Buleleng yang
dimilliki oleh pemerintah Kabupaten
Buleleng atau BUMD dan sebagai salah
satu sumber PAD Kabupaten Buleleng
serta PD BPR Bank Buleleng 45 adalah
perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa keuangan dengan menghimpun
simpanan
dari
masyarakat
berupa
tabungan
dan
deposito
kemudian
menyalurkannya kembali dalam bentuk
kredit
sehingga
untuk
mendukung
aktivitas tersebut maka perlu dilakukan
pelatihan.
PD BPR Bank Buleleng 45 dari
Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2013
belum pernah melakukan kegiatan
evaluasi dampak pelatihan sehingga
prestasi kerja karyawan belum diketahui
secara pasti apakah kegiatan pelatihan
yang sudah dilaksanakan memberikan
keuntungan atau tidak. Evaluasi dampak
pelatihan sangat penting dilakukan oleh
perusahaan, hal ini bertujuan untuk
mengetahui
sejauh
mana
dampak
kegiatan pelatihan melakukan penilaian
terhadap efektivitas program pelatihan
yang sudah dilakukan serta memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk
menyumbangkan prestasi kerjanya.
Berdasarkan kajian empiris juga
diperoleh bahwa sebelum melakukan
pelatihan terdapat keluhan-keluhan yang
sering disampaikan nasabah kepada
bagian SDM. Keluhan-keluhan yang
sering disampaikan seperti sikap petugas
Bank yang kurang baik, info yang
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
diberikan petugas bank kurang tepat atau
tidak lengkap, pengetahuan petugas Bank
tentang produk Bank masih kurang, cara
kerja petugas Bank ceroboh atau lambat,
petugas Bank kurang responsive atau
kurang baik dalam melayani nasabah
yang datang, kecepatan pelayanan masih
kurang sehingga menyebabkan antrian
panjang, penjelasan produk kredit tidak
jelas dan pencairan kredit yang lama.
Keluhan-keluhan
yang
disampaikan
tersebut terbatas pada customer service,
teller, dan bagian kredit. Hal ini
dikarenakan nasabah banyak melakukan
interaksi dengan bagian tersebut dimana
keluhan ini tentu saja akan berdampak
pada prestasi kerja perusahaan sehingga
perlu dilakukan pembenahan dalam
memberikan pelayanan kepada nasabah
dimana prestasi kerja karyawan sangat
berkaitan dengan pemberian pelayanan
oleh
pegawai
sehingga
akan
meminimalisir tingkat keluhan nasabah
dan mampu menarik minat nasabah untuk
melakukan transaksi dalam menggunakan
jasa Bank.
Berdasakan
keluhan
yang
disampaikan oleh nasabah berkaita
dengan kemampuan karyawan bank,
maka
kegiatan
pelatihan
mulai
dilaksanakan untuk meningkatkan prestasi
kerja karyawanya. Permitasari (2010)
menyatakan “Cara untuk meningkatkan
prestasi kerja karyawan adalah dengan
melakukan pelatihan. Dengan melakukan
pelatihan
kepada
karyawan
maka
keahlian dan keterampilan karyawan
dapat meningkat dengan baik, karyawan
juga mendapat keterampilan, keahlian,
dan pengetahuan yang baru”. Dengan
melakukan pelatihan, karyawan akan
bekerja dengan lebih baik dalam segi
kuantitas dan kualitasnya hasil kerjanya.
Lebih lanjut Samsudin (2009) menyatakan
“pelatihan
adalah
usaha
untuk
memperbaiki
penguasaan
berbagai
keterampilan kerja dalam waktu yang
relatif singkat (pendek)”.
Didasarkan
pada
kenyataan
bahwa
seorang
pegawai
akan
membutuhkan serangkaian pengetahuan,
keahlian
dan
kemampuan
yang
berkembang untuk bekerja dengan baik
dan suksesi posisi yang ditemui selama
karirnya, pengembangan sumber daya
manusia merupakan hal yang penting
dilakukan untuk merubah sumber daya
manusia yang dimiliki organisasi, dari
suatu keadaan ke keadaan lain yang lebih
baik melalui pendidikan jangka panjang
dan
pengalaman
belajar
dalam
mempersiapkan pegawai untuk tanggung
jawab di masa mendatang, (Simamora,
2004:45)
Menurut Notoatmojo (2003) bahwa
pengembangan sumber daya manusia
bertujuan untuk menghasilkan sumber
daya manusia organisasi yang handal dan
memiliki kompetensi yang sesuai dengan
kebutuhan
organisasi.
Tujuan
pengembangan sumber daya manusia
pada akhirnya adalah untuk menciptakan
pegawai yang memiliki prestasi kerja yang
baik
dengan
cara
meningkatkan
kemampuan
mereka
untuk
dapat
berprestasi kerja lebih baik. Jika prestasi
kerja pegawai sebelumnya adalah positif,
maka pengembangan yang diberikan
bertujuan untuk semakin meningkatkan
prestasi pegawai tersebut dalam proses
menapaki jenjang karir. Sedangkan bila
prestasi kerja sebelumnya negatif, maka
tujuan pengembangan sumber daya
manusia adalah untuk memperbaikinya
agar menjadi baik dan positif.
Menurut Wahyudi (2002) sebagai
tujuan umum, suatu program pelatihan
dan pengembangan yang dilaksanakan
harus diarahkan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi organisasi. Tujuan
ini dapat tercapai apabila tujuan-tujuan
yang bersifat khusus dapat diwujudkan
terlebih dahulu.
Regina
(2008)
menyatakan
“pemberian pelatihan kepada karyawan
merupakan salah satu jalan bagi
perusahaan untuk dapat meningkatkan
kemampuan dan kapabilitas karyawan.
Sudah barang tentu hasil yang diinginkan
oleh perusahaan adalah hasil yang
terbaik, dalam arti dapat memberikan
konstribusi
yang
positif
kepada
perusahaan. Satu tujuan idealnya yaitu
meningkatnya omzet perusahaan”.
Menurut Simamora (2004:343)
Pelatihan sesungguhnya adalah tanggung
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
jawab bersama antara pegawai dengan
organisasi.
Pegawai
berkewajiban
merancang dan mengikuti pelatihan
adalah
untuk
mengembangkan
kemampuannya sehingga terbuka lebar
karir yang lebih baik baginnya kedepan.
Sementara itu, organisasi jugasangat
berkepentingan
menyelenggarakan
pelatihan bagi pegawainnya, agar mereka
dapat
bekerja
dengan
profesional,
bersemangat dan berdedikasi tinggi
sehingga dapat mengoptimalisasi prestasi
kerja pegawai. Prestasi kerja pegawai
yang tinggi, akan meningkatkan prestasi
kerja organisasi. Oleh sebab itu untuk
efektifnya pelatihan maka manajemen
puncak,
manajer
Departemen
Sumberdaya Manusia, supervisor, serta
pegawai itu sendiri, haruslah duduk
bersama dan menjalankan peran masingmasing.
Mangkuprawira
(2002:134)
menyatakan bahwa, “pelatihan dan
pengembangan merupakan jantung dari
satu usaha yang dirancang secara
berkelanjutan
untuk
meningkatkan
kemampuan
serta
prestasi
kerja
organisasi. Pelatihan mempersiapkan
karyawan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan pekerjaan
mereka
saat
ini.
Pengembangan
mencakup kegiatan belajar di luar
pekerjaan saat ini dan memiliki fokus
jangka panjang”.
Sejalan
dengan
tujuan
penyelenggaraan
pelatihan
oleh
perusahaan,
maka
yang
menjadi
perhatian
adalah
dampak
yang
ditimbulkan
dari
pelatihan.
Upaya
pembentukkan dampak positif pelatihan
tentu menajdi cita-cita perusahaan, dan
tidak mengharapkan dampak negatifnya.
Inti untuk bias memberikan dampak yang
positif
yaitu
dengan
memberikan
pemahaman yang benar tentang makna
pelatihan itu sendiri, jangan dibuat seolaholah pelatihan itu mengindikasikan bahwa
karyawan tidak mampu melakukan
pekerjaannya, akan tetapi justru untuk
menunjang pekerjaannya supaya lebih
efektif dan efisien serta menambah
pengetahuan.
Inilah
yang
harus
dikedepankan, pengembangan potensi
karyawan menjadi titik tolak dalam
pemberian pelatihan. Semakin dilatih,
maka seharusnya karyawan menjadi
semakin produktif dan dihargai oleh
perusahaan.
Sebenarnya inti dari menimbulkan
dampak postif dan menghindari dampak
negatif pelatihan adalah dengan lebih
menghargai karyawan. Beri kesempatan
dan dorongan kepada karyawan untuk
bisa
mengimplementasikan
hasil
pelatihannya di perusahaan. Hal ini
penting untuk memberikan perhargaan
kepada karyawan yang telah mengikuti
pelatihan. Mungkin lebih lanjutnya adalah
tentang aktualisasi diri. Aktualisasi diri
merupakan kebutuhan naluriah untuk bisa
memberikan yang terbaik dari yang dia
bisa. Dengan hal tersebut, maka setiap
karyawan secara spontan akan mulai
menunjukkan
kapabilitas
dirinya.
Penguatan yang lebih penting dalam
proses aktualisasi diri ini yaitu membuat
karyawan merasakan sebagai "karyawan
langka yang luar biasa", sehingga dia
akan
memperlihatkan
segala
kemampuannya dengan tanpa kekeliruan.
Semakin banyak pelatihan, maka akan
semakin banyak manfaat yang akan
diraih. Apa yang bisa karyawan berikan ke
perusahaan, harusnya dibalas juga
dengan apa yang bisa perusahaan
berikan ke karyawan. Hal ini untuk
mendukung prinsip timbale-balik yang
menguntungkan antara karyawan dengan
perusahaan. Keuntungan yang diraih
bukan hanya bagi perusahaan namun
juga bagi peningkatan potensi karyawan.
Tujuan setiap perusahaan pada
umumnya adalah untuk mencapai tingkat
profitabilitas tinggi, dan diharapkan dalam
setiap proses mengalami peningkatan
sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
dapat memperoleh prestasi kerja yang
baik, maka berarti kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh para
karyawan perusahaan harus baik pula,
dan hal ini akan terjadi jika diadakan
pelatihan yang ditujukan untuk para
karyawan.
Seperti kita ketahui bahwa latihan
kerja atau pelatihan merupakan kegiatan
perusahaan dengan maksud dapat
memperbaiki dan mengembangkan sikap,
tingkah
laku,
keterampilan,
dan
pengetahuan para karyawan sesuai
keinginan
perusahaan
yang
bersangkutan. Apabila karyawan telah
dilatih maka mereka akan memiliki
kemampuan dan keterampilan lebih baik,
sehingga mereka mampu bekerja lebih
efektif dan efisien, dan akhirnya karyawan
tersebut mendapat penilaian kerja yang
baik pula. Pelatihan adalah suatu kegiatan
untuk memperbaiki kemampuan kerja
karyawan dalam memahami suatu
pengetahuan praktis dan penerapannya
guna
meningkatkan
keterampilan,
kecakapan dan sikap yang diperlukan
organisasi dalam mencapai tujuan yang
juga
disesuaikan
dengan
tuntutan
pekerjaan yang akan diemban oleh
seorang karyawan.
Pengukuran dampak pelatihan
dapat diukur dengan menggunakan
prestasi kerja yang dihasilkan oleh
karyawan sebelum dan sesudah kegiatan
pelatihan dilaksanakan. Manullang (2009)
menyatakan bahwa objek yang diilai dari
pegawai adalah benyaknya pekerjaan
yang dapat diselesaikan dari yang
ditergetkan
Menurut
Hasibuan
(2002:69)
prestasi kerja adalah suatu hasil kerja
yang
dicapai
seseorang
dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya,
yang
didasarkan
atas
kecakapan,
pengalaman,
dan
kesungguhan. Jadi pada intinya prestasi
kerja merupakan perpaduan antara
motivasi
dan
kemampuan
dalam
menyelesaikan
pekerjaannya
atau
prestasi seseorang bergantung kepada
keinginan
untuk
berprestasi
dan
kemampuan yang bersangkutan untuk
melakukannya. Apabila prestasi kerja
yang dicapai karyawan kurang mendapat
perhatian, akan dapat berakibat pada
hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
hasil kerja yang tidak maksimal.
Rivai & Basri (2004:14) juga
menyatakan bahwa “cara untuk mengukur
prestasi kerja adalah hasil kerja
seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu di dalam melaksanakan
tugas, seperti standar hasil kerja, target
atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama”.
Dampak pelatihan tidak hanya
dilihat dari hasil pelatihan yang dirasakan
bagi individu ataupun bagi organisasi.
Dampak pelatihan dipengaruhi oleh
proses
sebelum
diselenggarakannya
pelatihan,
selama
penyelenggaraan
pelatihan hingga sesudah pelatihan
dilaksanakan. Dengan demikian langkah
awal dalam proses penyelenggaraan
pelatihan, yaitu analisis kebutuhan
pelatihan, merupakan salah satu faktor
penting yang memberikan kontibusi
pertama terhadap efektivitas pelatihan
(Syarif, 2004). Berangkat dari langkah
inilah kemudian baru dapat ditentukan
metode pelatihan yang tepat, materi
pelatihan, partisipan dan sebagainya.
Pada akhirnya ketika mengevaluasi
pelatihan diketahui juga apakah tercapai
tujuan-tujuan pelatihan serta ada atau
tidak
manfaat
bagi
individu
dan
organisasi.
Adapun tujuan penelitian yang
diharapkan adalah untuk mendiskripsikan
prestasi kerja karyawan PD BPR Bank
Buleleng
45
sebelum
diadakanya
pelatihan, kedua, keuntungan yang
diberikan karyawan kepada perusahaan
sebelum
dan
sesudah
diadakanya
pelatihan, ketiga, dampak pelatihan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
terhadap prestasi kerja karyawan PD BPR
Bank Buleleng 45 sesudah diadakanya
pelatihan, keempat, Return On Training
Investment (ROTI) setelah diadakanya
pelatihan pada PD BPR Bank Buleleng
45.
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan dua manfaat, yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis. Secara
teoritis penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan
mahasiswa selama duduk di bangku
kuliah khususnya mengenai manajemen
sumber daya manusia khususnya teori
pelatihan dalam meningkatkan prestasi
kerja. Secara praktis penelitian ini
diharapkan
dapat
memberikan
pengalaman serta wawasan dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
melalui teori-teori yang telah diperoleh di
bangku kuliah dengan kenyataan di
lapangan khususnya mengenai pelatihan
dalam rangka meningkatkan prestasi kerja
serta penelitian ini untuk memenuhi
persyaratan untuk memperoleh gelar
sarjana dan dapat dipergunakan dalam
mengambil kebijaksanaan lebih lanjut
terutama dalam hal jenis pelatihan yang
nantinya akan diberikan sebagai upaya
meningkatkan prestasi kerja karyawan
pada PD BPR Bank Buleleng 45.
METODE
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen.
Metode
penelitian
eksperimen merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui
dampak pelatihan yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan dan
kemudian dilakukan evaluasi dampak
pelatihan apakah kegiatan pelatihan
dianggap berhasil atau tidak serta
membandingkan antara dampak sebelum
dan sesudah pelatihan.
Jenis data dalam penelitian ini
menggunakan jenis data kuantitatif karena
data yang digunaan berbentuk angkaangka. Sumber data data penelitian ini
adalah sumber data sekunder yang
diperoleh dari bagian keuangan berupa
tabungan yang berhasil dihimpun oleh
karyawan serta keuntungan perusahaan
sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan
yang merupakan bentuk prestasi kerja
karyawan. Metode pengumpulan data
menggunakan
metode
pencatatan
dokumen kemudian metode analisis data
menggunakan
analisis
uji
beda
berpasangan.
Subjek penelitian ini adalah
seluruh karyawan PD BPR Bank Buleleng
45 sedangkan objek penelitian ini adalah
dampak
sebelum
dan
sesudah
dilaksanakannya
pelatihan.
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan PD BPR Bank Buleleng 45 yang
berjumlah 50 orang. Jenis data dalam
penelitian
ini
menggunakan
data
kuantitatif dengan sumber data sekunder.
Metode pengumpulan data menggunakan
mete pencatatan dokumen dan analisis
data menggunakan analisis uji beda One
sampel T-Test dengan bantuan program
SPSS 21.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan hasil pengumpulan
data berupa pencatatan dokumen yang
diperoleh dari PD BPR Bank Buleleng 45
tentang penjualan kredit yang dilakukan
oleh karyawan yang merupakan prestasi
kerja karyawan
sebelum
diadakan
pelatihan kemudian keuntungan yang
diperoleh perusahaan sebelum dan
sesudah
dilaksanakannya
pelatihan
selanjutnya menghitung Return on
Training Investment (ROTI) atau tingkat
pengembalian investasi pada kegiatan
pelatihan yang dihitung dengan cara nilai
keuntungan bersih dibandingkan terhadap
biaya pelatihan yang telah dikeluarkan
serta
melakukan
uji
hipotesis
menggunakan analisis uji Beda One
sampel t-test dengan bantuan SPSS 21.0
dapat ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis Dengan Menggunakan One Sampel t-test
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
t
μ1
μ2
39,960
50,057
Df
49
49
Test Value = 0
Sig. (2Mean Difference 95% Confidence Interval of the
tailed)
Difference
Lower
Upper
,000 12418560,00000 11794037,8349 13043082,1651
,000 25824960,00000 24788208,0762 26861711,9238
Prestasi kerja karyawan sebelum
pelatihan dalam menyalurkan kredit hanya
sebesar Rp. 620.928.000,- dan prestasi
kerja
karyawan
sesudah
diadakan
pelatihan
adalah
sebesar
Rp.
1.291.248.000,-, sehingga dari data
tersebut dapat diketahui dampak pelatihan
dengan peningkatan prestasi kerja
karyawan dalam menyalurkan kredit
menjadi sebesar Rp. 670.320.000,-. Hal
ini berarti bahwa terdapat peningkatan
prestasi kerja sesudah dilaksanakan
pelatihan pada PD BPR Bank Buleleng
45. Hasil ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Sumarsono (2009:9293) Pendidikan dan pelatihan merupakan
salah satu faktor yang penting dalam
pengembangan SDM. Pendidikan dan
latihannya tidak hanya menambah
pengetahuan,
akan
tetapi
juga
meningkatkan
keterampilan
bekerja,
dengan demikian meningkatkan prestasi
kerja.
Atmodiwirio
(2002)
juga
menguraikan bahwa pelatihan merupakan
pembelajaran yang dipersiapkan agar
pelaksanaan
pekerjaan
sekarang
meningkat (prestasi kerjanya).
Pelatihan
memberikan
peningkatan
keuntungan
terhadap
perusahaan.
keuntungan
yang
disumbangkan karyawan kepada PD BPR
Bank Buleleng 45 sebelum pelatihan
adalah Rp. 124.185.600,- dan keuntungan
setelah adanya pelatihan adalah Rp.
268.128.000,- maka terdapat selisih
peningkatan sebesar Rp. 143.942.400,-.
Ini artinya pelatihan dapat memberikan
manfaat yang besar terhadap keuntungan
yang diperoleh PD BPR Bank Buleleng 45
sebesar Rp. 143.942.400,-. Hasil ini
sesuai
dengan
temuan
penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Regina
(2008) bahwa dengan adanya pemberian
pelatihan
kepada
karyawan
dapat
memberikan konstribusi yang positif
kepada
perusahaan
yang
berupa
meningkatnya omzet perusahaan dan
pada akhirnya akan meningkatkan
keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Dampak
pelatihan
diperoleh
perusahaan
adalah
sebesar
Rp.
143.942.400,- sedangkan biaya pelatihan
yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah
sebesar Rp 90.000.000,- sehingga
diperoleh kentungan bersih sebesar Rp.
53.942.400,- sehingga pada perhitungan
Return On Training Investment (ROTI)
diperoleh nilai sebesar 59,94%. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa tingkat
pengembalian investasi pelatihan berupa
keuntungan bersih yang diperoleh jauh
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
untuk
penyelenggaraan
pelatihan
tersebut. Dengan demikian, pada akhirnya
dapat simpulkan mengenai Return On
Training Investment (ROTI) bahwa
pelatihan yang diberikan PD BPR Bank
Buleleng 45 cukup berharga untuk
dilanjutkan
penyelenggaraannya
di
kemudian hari. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Prita
(2012) bahwa Setelah dilakukan perhitungan
menggunakan metode return on training
investment di dapatkan nilai ROTI yang
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
untuk pelatihan.
Pengujian hipotesis menunjukkan
hasil bahwa Ho ditolak yang berarti ada
dampak sebelum dan sesudah pelatihan
pada PD BPR Bank Buleleng 45 karena pvalue < α 0,05, kemudian nilai dampak
sebelum pelatihan (μ1) adalah sebesar
39,960 dan nilai dampak sesudah
pelatihan ( μ2) adalah sebesar 50,057
sehingga menunjukkan bahwa μ1 < μ2
yang artinya bahwa Prestasi kerja
karyawan sesudah pelatihan lebih besar
dibandingkan prestasi kerja karyawan
sebelum pelatihan. Hasil ini sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
Mangkuprawira
(2002:134)
bahwa
pelatihan dan pengembangan merupakan
jantung dari satu usaha yang dirancang
secara berkelanjutan untuk meningkatkan
kemampuan serta prestasi kerja. Hal yang
sama ditemukan pada penelitian yang
dilakukan oleh Gunawan (2009) bahwa
dengan adanya pelatihan maka terjadi
peningkatan keuntungan yang diperoleh
perusahaan.
Pembahasan
PD BPR Bank Buleleng 45 dalam
memberikan pelayanan yang baik kepada
nasabah maka diperlukan peningkatan
kompetensi pegawai sangat penting
dilaksanakan secara terus menerus. Hal
ini mendorong perusahaan memberikan
pendidikan
dan
pelatihan
untuk
meningkatkan kemampuan pegawainya.
Telah pelatihan diberikan tentunya
perusahaan
perlu
mengetahui
sejauhmana kontribusi pelatihan tersebut
terhadap perubahan atau peningkatan
prestasi
kerja
karyawan
maupun
perusahaan secara keseluruhan. Hal ini
penting karena disadari bahwa belum
tentu pelatihan yang diberikan kemudian
selalu memberikan hasil yang efektif
sesuai
dengan
yang
diharapkan perusahaan. Untuk itu, perlu
dilakukan evaluasi untuk mengukur
sejauhmana efektivitas pelatihan tersebut
terhadap tujuan yang ingin dicapai.
Berdasakan hal tersebut maka PD BPR
Bank Buleleng 45 perlu melaksanakan
evaluasi
dampak
pelatihan
untuk
mengetahui kontribusi yang diberikan
karyawan kepada perusahaan setelah
dilakukan pelatihan.
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
prestasi kerja karyawan setelah dilakukan
pelatihan oleh PD BPR Bank Buleleng 45.
Hal ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Sumarsono, (2009:9293) bahwa Pelatihan merupakan salah
satu
faktor
yang
penting
dalam
pengembangan SDM dimana pelatihan
tidak hanya menambah pengetahuan,
akan
tetapi
juga
meningkatkan
keterampilan bekerja, dengan demikian
meningkatkan prestasi kerja. Atmodiwirio
(2002) juga menguraikan bahwa pelatihan
merupakan
pembelajaran
yang
dipersiapkan agar pelaksanaan pekerjaan
sekarang meningkat (prestasi kerjanya).
Berdasarkan temuan penelitian
diketahui bahwa Pelatihan memberikan
peningkatan
keuntungan
terhadap
perusahaan. Keuntungan yang diperoleh
ini meningkat cukup signifikan apabila
dibandingkan
dengan
keuntungan
sebelum dilaksanakannya pelatihan. Hasil
ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Regina (2008) bahwa
dengan adanya pemberian pelatihan
kepada
karyawan
maka
dapat
memberikan kontribusi yang positif
kepada perusahaan yaitu meningkatnya
omzet perusahaan yang pada akhirnya
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan
Return on Training Investment (ROTI)
yang membandingkan antara keuntungan
bersih perusahaan dengan biaya yang
dikeluarkan
untuk
melaksanakan
pelatihan diperoleh nilai sebesar 59,94%.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat
pengembalian investasi pelatihan berupa
keuntungan bersih yang diperoleh jauh
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
untuk
penyelenggaraan
pelatihan
tersebut. Dengan demikian, pelatihan
yang diberikan PD BPR Bank Buleleng 45
cukup
berharga
untuk
dilanjutkan
penyelenggaraannya di kemudian hari.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Prita (2012) bahwa Setelah
dilakukan
perhitungan
menggunakan
metode return on Training investment di
dapatkan nilai ROTI yang lebih besar dari
biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan
sehingga
pelatihan yang
diberikan
perusahaan sangat tepat dan perlu
dilanjutkan pada periode selanjutnya.
Berdasakan hasil analisis uji Beda
One Sampel t-test menggunakan bantuan
SPSS 21.0 diperoleh hasil Ho ditolak yang
berarti ada dampak sebelum dan sesudah
pelatihan pada PD BPR Bank Buleleng 45
dengan nilai p-value < α 0,05 serta
menunjukkan bahwa μ1 < μ2 yang artinya
bahwa Prestasi kerja karyawan sesudah
pelatihan lebih besar dibandingkan
prestasi
kerja
karyawan
sebelum
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
pelatihan. Hasil ini didukung oleh teori
yang dikemukakan oleh Mangkuprawira
(2002:134) menyatakan pelatihan dan
pengembangan merupakan jantung dari
satu usaha yang dirancang secara
berkelanjutan
untuk
meningkatkan
kemampuan
serta
prestasi
kerja
karyawan.
Pelatihan
mempersiapkan
karyawan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan pekerjaan
mereka saat ini yang pada nantinya
mampu
meningkatkan
keuntungan
perusahaan.
Hasil
analisis
regresi
linier
sederhana menunjukkan bahwa pelatihan
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap prestasi kerja karyawan. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Gunawan (2009) bahwa dengan
adanya
pelatihan
maka
terjadi
peningkatan keuntungan perusahaan
dimana peningkatan keuntungan ini juga
diikuti dengan peningkatan pendapatan
dan kesejahteraan karyawan. Temuan
penelitian ini memiliki implikasi bahwa
untuk
meningkatkan prestasi kerja
karyawan
perusahaan
harus
tetap
mengadakan sistem pelatihan untuk
karyawan.
Dalam penelitian ini, tentunya ada
beberapa keterbatasan atau kelemahan
dari hasil penelitian ini diantaranya
adalah (a) hasil penelitian hanya dapat
digunakan pada satu instansi yaitu Pada
PD BPR Bank Buleleng 45, diharapkan
pada peneliti berikutnya untuk meneliti
perusahaan yang lebih kompleks lagi (b)
jumlah variabel operasional terbatas,
yaitu hanya dampak pelatihan, (c)
populasi penelitian masih kecil sehingga
diharapka
menggunakan
sampel
penelitian yang lebih banyak lagi.
pelatihan adalah Rp. 124.185.600,- dan
keuntungan setelah adanya pelatihan
adalah
Rp.
268.128.000,yang
menunjukkan keuntungan yang diperoleh
PD BPR Bank Buleleng 45 sebesar Rp.
143.942.400,-, (3) Dampak pelatihan
terhadap prestasi kerja karyawan dalam
menyalurkan
kredit
mengalami
peningkatan
yaitu
sebesar
Rp.
670.320.000,-, (4) Hasil perhitungan
Return On Training Investment (ROTI)
diperoleh nilai sebesar 59,94% dengan
keuntungan yang diperoleh perusahaan
setelah melaksanakan pelatihan adalah
sebesar Rp. 143.942.400,- sedangkan
biaya pelatihan yang dikeluarkan oleh
perusahaan
adalah
sebesar
Rp
90.000.000,-.
Berdasarkan simpulan yang telah
dikemukakan, maka Bagi PD BPR Bank
Buleleng 45 agar lebih mempertahankan
prestasi kerja dengan melanjutkan
pengadaan pelatihan karena berdasarkan
hasil penelitian terbukti pelatihan dapat
mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
Penerapan sistem pelatihan yang baik
akan dapat membantu perusahaan untuk
mencapai tujuan dalam memperoleh,
memelihara dan menjaga karyawan
dengan optimum.
Bagi para peneliti, khususnya yang
tertarik dan berminat untuk mendalami
tentang pelatihan terhadap prestasi kerja
karyawan
diharapkan
untuk
mengembangkan penelitian ini dengan
menambah sampel atau populasi yang
lebih luas agar dapat menguji variabel lain
yang diduga kuat dapat mempengaruhi
prestasi kerja karyawan seperti kepuasan
kerja, disiplin kerja, motivasi kerja,
semangat kerja dan insentif finansial..
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut. (1) Prestasi
kerja karyawan sebelum pelatihan dalam
menyalurkan kredit belum mencapai
target
yaitu
hanya
sebesar
Rp.
620.928.000,-, (2) Pelatihan memberikan
peningkatan keuntungan bagi PD BPR
Bank Buleleng 45. Keuntungan sebelum
DAFTAR RUJUKAN
Atmodiwirio,
S.
2002.
Manajemen
Pendidikan Indonesia. Jakarta:
Ardadizya Jaya.
Gunawan Yulianto. 2009. Evaluasi
Dampak Pelatihan Pertanian Di
Kecamatan Imogiri Kabupaten
Bantul.
Fakultas
Ekonomi.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta. Jurnal. Volume 5 No. 2.
ISSN 1858 – 1226.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia. cetakan
pertama edisi III. Yogyakarta: STIE
YPKN
Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Cetakan
Kelima. Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit Bumi.
Sugiyono.
2012.
Statistika
Penelitian.
Cetakan
Bandung: Alfabeta.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2010.
Evaluasi Prestasi kerja SDM.
Bandung: PT Revika Aditama.
Sumarsono, Sonny. 2009. Ekonomi
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia Dan Ketanagakerjaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mangkuprawira, Sjafri. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia Strategik.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2003.
Pengembangan sumber Daya
Manusia. Jakarta : Rineka Cipta.
Permitasari, Ami Vintya. 2010. Pengaruh
Dimensi
Pelatihan
Terhadap
Prestasi kerja Karyawan Pada
Badan Pusat Statistik Kabupaten
Magetan.
Skripsi.
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang.
Prita Kristantia. 2009. Evaluasi Pelatihan
Untuk
Operator
Dengan
Menggunakan Metode Return On
Training Investment Di PT. H.M.
Sampoerna Tbk. Jurnal Teknik
Pomits. Vol. 1, No. 1, hal. 1-5
Regina Detty. 2008. Evaluasi Dampak
Pelatihan “Know Your Customer &
Money Laundering” Di Bank X
Bandung. National Conference on
Management
Research
2008.
Makassar, 27 November. ISBN:
979-442-242-8.
Rivai, Veithzal Dan Basri. 2004. Manfaat
Penilaian Prestasi kerja. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Samsudin, Sadili. 2009. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Bandung:
Pustaka Setia Bandung.
Untuk
Ke-21.
Syarif, Rusli. 2004. Teknik Manajemen
Latihan Dan Pembinaan. Bandung:
Angkasa
Wahyudi. Bambang. 2002. Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
(MSDM).Cetakan
Ketiga.
Bandung: Sulita.
Download