standard ratio

advertisement
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Angka pembanding “standard ratio” untuk Indonesia belum dapat
dilaksanakan karena belum ada lembaga atau badan yang menyusun rasio
industri atau standard ratio tersebut (Munawir 2010, p.102). Sehingga
penentuan membaik dan memburuknya kinerja keuangan dilihat dari
grafik serta faktor-faktor lainnya.
4.1.2
Rasio Likuiditas
Berdasarkan hasil dari pembahasan, terlihat bahwa current ratio
acid test ratio, dan cash ratio mengalami penurunan pada tahun 2010
sampai dengan tahun 2012. Rata-rata penurunan current ratio yang terjadi
pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 sebesar 9,15%, acid test ratio
sebesar 5,0% serta cash ratio sebesar 2,1%. Dari penurunan tersebut
memberikan kesimpulan bahwa kemampuan PT Unilever Indonesia Tbk
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya menurun. Tetapi tidak pada
tahun 2013 dan tahun 2014, current ratio, acid test ratio, dan cash ratio
mengalami peningkatan. Current ratio mengalami peningkatan sebesar
4,4%, acid test ratio sebesar 4,9%, dan cash ratio sebesar 6,3%.
Peningkatan ini berarti bahwa kemampuan PT Unilever Indonesia Tbk
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya meningkat. Meningkatnya
rasio likuiditas tidak memberi kesimpulan bahwa kondisi perusahaan
24
sedang baik. Rasio likuiditas yang dimiliki oleh PT Unilever Indonesia
Tbk belum mencapai angka 1 atau 100%, yang berarti hutang lancar belum
tertutup oleh aset lancar.
4.1.3
Rasio Solvabilitas
Berdasarkan hasil dari pembahasan, terlihat bahwa debt ratio dan
debt to equity ratio mengalami kenaikan pada tahun 2010 sampai dengan
tahun 2012 dan tahun 2014. Rata-rata kenaikan debt ratio pada tahun 2010
sampai dengan tahun 2012 sebesar 4,9%, dan debt to equity ratio sebesar
33,0%. Hal tersebut memberikan kesimpulan bahwa total hutang yang
dimiliki PT Unilever Indonesia Tbk semakin besar, dan itu berarti
memburuk, karena risiko kegagalan perusahaan mengembalikan hutang
juga semakin tinggi. Pada tahun 2013 debt ratio dan debt to equity ratio
mengalami penurunan. Debt ratio mengalami penurunan sebesar 0,4% dan
debt to equity ratio sebesar 3,4%. Penurunan ini berarti bahwa modal dan
aset yang dimiliki oleh PT Unilever Indonesia Tbk semakin meningkat.
Meningkatnya rasio solvabilitas menunjukkan bahwa perusahaan dibiayai
oleh hutang, dan menurun atau semakin kecilnya rasio solvabilitas
menunjukkan bahwa perusahaan dibiayai oleh modal.
4.1.4
Rasio Profitabilitas
Berdasarkan hasil dari pembahasan, terlihat bahwa profit margin
return on asset, dan return on equity pada tahun 2010 sampai dengan
tahun 2013 mengalami peningkatan. Rara-rata kenaikan profit margin
pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 sebesar 0,5%, return on asset
25
sebesar 2,7%, dan return on equity sebesar 17,1%. Hal tersebut
memberikan kesimpulan bahwa kemampuan PT Unilever Indonesia Tbk
dalam meningkatkan laba dengan penjualan, aset dan modal meningkat.
Tetapi tidak pada tahun 2014, profit margin return on asset, dan return on
equity mengalami penurunan. Profit margin menurun sebesar 3,1%, return on
asset sebesar 10,3%, dan return on equity sebesar 18,5%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa
kemampuan PT Unilever Indonesia Tbk dalam
memperoleh laba dengan penjualan, aset dan modal menurun.
4.1.5
Hubungan Antar Rasio
Berdasarkan hasil dari pembahasan, rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio profitabilitas saling berhubungan. Faktor yang
mempengaruhi hubungan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio
solvabilitas adalah hutang dan modal yang dimiliki oleh PT Unilever
Indonesia Tbk. Dengan meningkat atau menurunnya hutang dan modal
akan berpengaruh kepada kemampuan perusahaan dalam membayar
hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendeknya, kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba, dan pembiayaan perusahaan.
4.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Dalam menjaga likuiditas PT Unilever Indonesia Tbk memerlukan
kehati-hatian dalam melakukan aktivitas dan kegiatan perusahaan
26
seperti dalam melakukan pinjaman jangka pendek supaya perusahaan
dapat memperhatikan nilai aktiva yang dimiliki sebagai pertimbangan
atas kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka
pendeknya, serta dengan cara meningkatkan penjualan.
2. PT Unilever Indonesia Tbk diharapkan dapat memperbaiki rasio
solvabilitas perusahaan, sehingga perusahaan mampu memperkecil
risiko kegagalan dalam membayar kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjangnya, baik dilakukan dengan mengurangi
jumlah hutang atau meningkatkan aset dan modal sendiri.
PT Unilever Indonesia Tbk diharapkan dapat memperbaiki rasio profitabilitas
perusahaan, dengan cara memaksimalkan aset, modal dan penjualan guna
memperoleh laba yang maksimal.
27
Download