Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler Tabel

advertisement
Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler
Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur
Tabel 4.40 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Labeller
Tabel 4.41 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Gluer
4.3.1.1 Analisa Penjelasan Masalah Dari Masing-Masing Prinsip Metode ECRS
Sebagai Usulan Perbaikan
 Eliminate, tujuannya adalah untuk menghapuskan kegiatan-kegiatan yang
benar-benar tidak perlu dilakukan.
Kegiatan-kegiatan seperti memindahkan palet, membetulkan botol yang jatuh,
menangani botol yang pecah, inspeksi hasil inkjet dan cetakan, pengecekan isi
dus, inspeksi keadaan pisau seal tape, dan inspeksi hasil seal tape, yang
secara tak sadar kegiatan ini adalah penundaan pekerjaan. Kegiatan-kegiatan
tersebut seharusnya bukan tugas operator karena seharusnya para operator
tetap fokus terhadap tugas utama mereka tanpa perlu dibebankan dengan halhal diluar tugas utama mereka untuk mencegah terjadinya kelalaian pekerjaan.
Disamping itu mendidik pekerja menjadi tidak disiplin.
Usulan perbaikan :
Kegiatan-kegiatan ini bisa dihilangkan dengan syarat harus ada komitmen
yang kuat antara pihak manajemen perusahaan dengan operator agar kejadian
serupa tak terulang kembali. Sebaiknya untuk kegiatan memindahkan palet
tidak dilakukan oleh operator sehingga perlu dilakukan penataan tempat kerja
ulang. Untuk kegiatan inspeksi hasil inkjet dan cetakan, pengecekan isi dus,
inspeksi keadaan pisau seal tape, dan inspeksi hasil seal tape seharusnya
pihak manajemen memasang alat deteksi kesalahan seperti jidohka atau poka
yoke yaitu alat anti salah sejenis perangkat tambahan yang dipasang pada
mesin yang berfungsi menghentikan mesin bila cacat produksi terpantau.
Untuk kegiatan pengecekan isi dus sebaiknya dilakukan oleh operator di
inpacker bukannya operator di gluer.
 Combine, tujuannya adalah untuk mengkombinasikan beberapa kegiatan
untuk mengurangi jarak tempuh atau waktu terhadap kegiatan yang dilakukan.
Seperti menggabungkan kegiatan mengambil peralatan bersih-bersih dengan
kegiatan mengambil pelumas mesin yang bisa dilakukan sekali jalan jadi tidak
sendiri-sendiri, sementara itu kegiatan menunggu dimanfaatkan sebagai
selingan mengambil dan mengisi checklist. Penggabungan kegiatan-kegiatan
ini agar penghematan waktu dapat tercipta sekalipun jaraknya jauh, usaha
yang dilakukan juga bisa lebih efektif.
Usulan perbaikan :
Kegiatan-kegiatan yang bisa digabungkan harus bisa dimanfaatkan serta
pintar-pintar operator dalam memanfaatkan waktu yang ada, juga pintar-pintar
dalam mengkombinasikan kegiatan selama waktu kerjanya.
 Rearrange, tujuannya adalah menemukan solusi baru untuk mengalokasikan
ulang serta merancang suatu kegiatan.
Kegiatan yang operator lakukan seperti menunggu, memindahkan palet,
membetulkan botol yang jatuh menangani botol yang pecah, inspeksi hasil
inkjet dan cetakan, mengambil seal tape, inspeksi keadaan pisau seal tape,
serta inspeksi hasil seal tape seharusnya bukan pekerjaan operator karena
mereka mempunyai pekerjaan yang utama untuk dilakukan dan biasanya
pekerjaan yang dilakukan operator seharusnya dilakukan pada operasi
sebelumnya, contohnya pada saat operator gluer menginspeksi isi kardus guna
melihat botol sudah menempati kardus dengan lengkap seharusnya tidak
dilakukan karena sudah ada banyak operator di inpacker yang harus
melakukan pekerjaan tersebut sehingga fokus di operasi gluer hanya untuk
ngelem kardus dari inpacker.
Usulan perbaikan :
Sebaiknya untuk mencegah serta meminimisasi kegiatan-kegiatan tersebut
pihak manajemen di packaging harus mengecek layout yang telah ada apakah
sudah dirasa tepat dengan timbulnya masalah adanya kegiatan-kegiatan yang
mempengaruhi produktivitas produk serta pekerjanya, pihak manajemen juga
harus mempertimbangkan solusi apakah akan merancang ulang kegiatan
ataukah merancang layout kerja dimanakah masalahnya. Sebaiknya dalam
menemukali suatu masalah dengan menggunakan pendekatan genba kaizen
yaitu 5 Gen (Genba, Genbutsu, Genjitsu, Genri, dan Gensoku) untuk melihat
akar masalahnya ada dimana, para operator serta supervisor pun harus
mengetahui metode ini. Meningkatkan kegiatan 5S di genba mempunyai arti
yang sangat penting.
 Simplify,
tujuannya
adalah
merencanakan
suatu
metode
untuk
menyederhanakan kegiatan.
Kegiatan-kegiatan seperti inspeksi keadaan berdasarkan checklist, mengambil
peralatan bersih-bersih, mengambil sparepart, mengambil dan mengisi
checklist, mengambil pelumas mesin, mengambil lem, serta mengambil seal
tape bisa disederhanakan dengan memakai suatu metode yang tepat guna dan
sasaran misalnya dengan menaruh rak khusus untuk peralatan disekitar
operasi kerja sehingga bisa menyingkat jarak serta waktu agar tidak terbuang
sia-sia.
Usulan perbaikan :
Untuk menghindari operator berjalan jauh dalam mengambil peralatan
(peralatan bersih-bersih, sparepart, dan pelumas) sebaiknya disediakan serta
diletakkan lemari penyimpanan, sebaiknya juga lemari penyimpanan
disberikan
terpisah-pisah
antar
masing-masing
area
dengan
tujuan
menghindari tertukar, hilang, serta alasan menunggu dipinjam area lain usaha
ini berguna dalam mempersingkat pekerjaan. Untuk mempersingkat kegiatan
seperti inspeksi keadaan berdasarkan checklist, mengambil dan mengisi
checklist dengan
melakukan manajemen visual dengan menerapkan
manajemen visual di genba jikalau melihat sesuatu maka diingatnya, jika
melihat sesuatu maka akan dipelajari dengan cepat, jika melihat sesuatu maka
akan dikelola, jika melihat sesuatu tidak perlu lagi membaca atau mendengar
penjelasan lebih lanjut sehingga waktu untuk membaca, mengambil checklist,
mengisi checklist mejadi lebih singkat.
4.3.1.2 Analisa Pengidentifikasian Kegiatan NVA (Non Value Added) Terkait
Dengan Jenis-jenis Pemborosan
Kegiatan-kegiatan NVA (Non Value Added) terkait dengan jenis-jenis
pemborosan setelah diidentifikasi tergolong klasifikasi pada jenis pemborosan
sebagai berikut ini :
 Pemborosan pada Gerak Kerja
Kegiatan NVA (Non Value Added) operator yang digolongkan kedalam jenis
pemborosan ini karena yang dilakukan tidak berkaitan langsung dengan nilai
tambah sehingga bisa dikatakan tidak produktif, seperti halnya berjalan
layaknya kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh operator contohnya
mengambil peralatan bersih-bersih, mengambil sparepart, mengambil
pelumas mesin, mengambil lem, dan mengambil seal tape kegiatan-kegiatan
tersebut tidak menciptakan nilai tambah sama sekali, sebaiknya ritual berjalan
operator bisa diminimisasi dengan meletakkan rak pada masing-masing
operasi kerja yang bisa menyimpan peralatan bersih-bersih, pelumas, serta
sparepart atau peralatan lainnya sesuai dengan tugas masing-masing operator
ditempat kerjanya serta harus dipisahkan antar operasi karena menghindari
peralatan yang didalam rak hilang atau tertukar.
Memindahkan palet tidak seharusnya operator dibebankan kerja fisik
seperti itu karena palet yang dipindahkan bukan hanya satu atau dua buah saja
tetapi banyak sekali ditambah pekerjaan utamanya operator di depalletizer
setiap harinya selama kerja per shift harus mengangkat krat sebanyak
mungkin pada konveyor, sebaiknya gerak kerja yang membutuhkan usaha
fisik berlebih oleh operator harus dihindari disamping sulit juga pemborosan
gerak kerja, keharusan operator mengangkat benda berat dari suatu tempat
ketempat lain dapat dihindari dengan menata kembali tempat kerja. Gerak
kerja operator dalam melakukan kegiatan juga harus diamati
pada
penggunaan tangan dan kakinya untuk menghindari boros gerak kerja serta
kalau ada yang kurang pas bisa dipikirkan penataan dari komponen serta
dikembangkan peralatan jig yang tepat guna.
 Pemborosan pada Waktu Tunggu atau Penundaan
Pemborosan pada waktu tunggu dikatakan apabila operator kedapatan tidak
mengerjakan apapun atau menganggu, kebanyakan operator di semua operasi
ada kegiatan menunggu atau menganggur
ini disebabkan bisa karena
gangguan mesin serta jalur kerja yang tidak seimbang. Sebaiknya pihak
manajemen sering-sering mengamati apa yang terjadi di genba serta
menganalisa dan mencari akar penyebab yang jelas dari adanya kegiatan
menganggur yang dilakukan oleh perusahaan.
 Pemborosan Waktu
Pemborosan-pemborosan yang yang ada pada kelompok tujuh jenis
pemborosan bisa berdampak pada pemborosan waktu, masalah yang lebih
jelasnya bisa dilihat di genba adalah ketika checklist yang harus diisi operator
kedapatan menganggur, atau setelah diisi menuggu untuk ditandatangani oleh
supervisor, juga setelah ditandatangani oleh supervisor menganggur di atasan
untuk disahkan. Hal yang dianggap sepele ini bisa berdampak kepada
pemborosan karena menciptakan stagnasi sehingga pemborosan lainnya akan
mengikuti dibelakangnya. Jadi sebaiknya checklist harus diisi secepatnya oleh
siapapun itu yang terkait, sampai pada penyelesaiannya yang terakhir
(didokumentasikan).
4.3.2 Analisa Kegiatan NVA (Non Value Added) Dengan Menggunakan
Fishbone Diagram
Diagram 4.1 Fishbone
1.
Man
Genba Kaizen
 Belum paham arti maksud dan tujuan dari genba kaizen, ini disebabkan
karena sosialisasinya yang kurang menyeluruh, yang tahu hanya para
manajer atas di kantor saja, bukannya dilapangan. Karena yang penting
untuk mengetahui genba kaizen justru orang genba sendiri bagaimana
bisa melakukan perbaikan kalau orang di genba tidak tahu menahu serta
tidak paham terhadap genba kaizen tersebut.
 Sekedar teori, karena tidak benar-benar diterapkan di lapangan dan
pelaksanaan genba kaizen hanya sekedar dokumentasi tanpa tahu
kebenarannya di lapangan.
5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke)
 Belum paham benar terhadap 5S yang justru dasar dari penataan yang
baik dalam suatu pabrik manufaktur, menciptakan lingkungan yang
menyenangkan bagi semua orang tak terkecuali siapapun itu. Ini
disebabkan karena kurangnya sosialisasi 5S ditempat kerja serta
kurangnya training terhadap 5S. Padahal 5S merupakan salah satu dari ke3 pilar prinsip dan dasar dari Genba Kaizen, bagaimana bisa efektif
penerapan Genba Kaizen seandainya dasarnya saja belum benar-benar
dilaksanakan dengan baik.
 Mempunyai pandangan yang amat sangat salah terhadap 5S yang
dimengerti sebagai kegiatan bersih-bersih saja, padahal 5S mempunyai
arti serta manfaat lebih dari itu.
Penghargaan
 Gaji rendah bisa menjadi faktor adanya kegiatan NVA (Non Value
Added) di lapangan karena menurut pekerja untuk apa pusing-pusing
melakukan segala standar pekerjaan toh gaji tetap kecil dan tak
bertambah. Sehingga membuat pekerja kurang termotivasi untuk
melakukan kegiatan perbaikan serta mempunyai kesadaran.
 Kurang memadai seperti tidak adanya bonus atau hadiah bagi karyawan
yang melakukan kegiatan perbaikan terhadap NVA (Non Value Added)
yang berarti melakukan kegiatan genba kaizen atau melakukan kegiatan
5S dengan baik.
Komitmen
 Belum adanya komitmen yang kuat antara manajemen puncak terhadap
bawahan atau pekerjanya sehingga tidak mengherankan kalau pekerjanya
merasa mau tak mau melakukan perbaikan. Dibawah ini contoh
implementasi kegiatan serta tugas masing-masing individu dalam konteks
komitmen didalam suatu manajemen perusahaan :
Tabel 4.42 Contoh Implementasi Komitmen Manajemen
 Komunikasi yang kurang merupakan salah satu indikasi kurang
terkoordinasinya manajemen dalam perusahaan pada masing-masing
individunya, seharusnya komunikasi wajib dilakukan serta digalakkan
baik manual ataupun secara elektronik dari manajemen puncak sampai
pada pekerjanya.
2.
Machine
Maintenance
 Perawatan yang kurang bisa menjadi salah satu indikasi tingginya
kegiatan NVA (Non Value Added) di lapangan karena bisa-bisa karena
kurang perawatan mesin menjadi bermasalah yang fatalnya bisa membuat
mesin berhenti sehingga pekerja banyak yang nganggur tanpa
menghasilkan nilai tambah.
 SOP yang kurang menunjang untuk melakukan pekerjaan. Kurang
menunjang maksudnya kurang lengkap, kurang jelas, dll.
Inspeksi
 Monitoring yang tidak teratur merupakan contoh kurangya kesadaran
dalam melakukan standardisasi kualitas.
5S
 Belum diterapkan di mesin karena terlalu sibuk mengerjakan urusan
masing-masing.
3.
Metode
Manajemen Visual
Kurangnya manajemen visual bisa disebabkan karena masih belum ada
kesadaran yang tinggi tentang pentingnya manajemen tersebut di lapangan,
bisa disebabkan karena penerapan 5S yang sangat sedikit sekali.
Tata Letak kerja
 Yang tidak mendukung atau menunjang untuk eliminasi serta minimisasi
dari kegiatan NVA (Non Value Added) dilapangan, sehingga memberikan
kesempatan secara tak langsung pada para pekerja untuk bekerja sesuka
hatinya.
 Pada tata letak kerja belum sepenuhnya melakukan kegiatan 5S pada
mesin hanya baru kelingkungan saja.
Genba Kaizen
 Belum adanya SOP yang menunjang kegiatan genba kaizen dilapangan.
 Keadaan pabrik yang masih buruk menggambarkan kegiatan serta
penerapan 5S yang masih buruk pula.
Standardisasi
 Adanya SOP/WI yang kurang menunjang untuk pelaksanaan dalam
minimisasi kegiatan NVA (Non Value Added) dilapangan.
4.
Material
Minimnya peralatan
Minimnya peralatan yang memadai membuat pekerja melakukan sesuatu
seadanya, selanjutnya kegiatan pinjam meminjam peralatan menjadi rutinitas
yang membuat saling tunggu berarti menambah kegiatan NVA (Non Value
Added).
Kepekaan kurang
Karena tidak terbiasa disiplin di tempat kerja sama saja melatih pekerja untuk
tidak peka terhadap keadaan, untuk membiasakan kedisplinan pada para
pekerja atau karyawan sebaiknya dirancang serta dilakukan kegiatan 5S setiap
hari secara bertahap dan berkesinambungan.
5.
Environtment
Lingkungan yang kurang mendukung
Kurang mendukung terhadap adanya kegiatan perbaikan karena sama-sama
cuek antara pekerja, pekerja dengan manajemen, serta pihak manajemen
dengan manajemen.
Pengenalan materi baru
Yang membutuhkan penyesuaian tergantung dari masing-masing skill
pekerjanya sehingga dibutuhkan kesabaran, dan tidak henti-hentinya
dilakukan pemantauan terus menerus serta diadakan training yang terjadwal.
Download