1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan
yang semakin tajam seperti sekarang ini akan selalu dilakukan oleh perusahaan.
Upaya tersebut merupakan dilema tersendiri bagi perusahaan, karena menyangkut
pemenuhan dana yang diperlukan. Apabila kebutuhan dana sudah sedemikian
meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber internal
sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain, selain menggunakan dana
yang berasal dari luar perusahaan baik dari utang (debt financing) maupun dengan
mengeluarkan saham baru (external equity financing) dalam memenuhi kebutuhan
dananya. Pemenuhan dana tersebut berasal dari sumber internal ataupun sumber
eksternal. Karena itu, para manajer keuangan dengan tetap memperhatikan biaya
modal (cost of capital) perlu menentukan struktur modal dalam upaya menetapkan
apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri ataukah
dipenuhi dengan modal asing (Amelia, 2010:34). Masalah struktur modal
merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur
modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi
finansialnya.
Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi
manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan
mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan
1
2
(Wijaya, 2010:21). Manajer perusahaan memiliki tugas dan kewajiban untuk
membuat suatu keputusan dan kebijakan untuk pencapaian tujuan perusahaan.
Untuk memenuhi harapan investor tersebut, manajer keuangan berusaha
memaksimumkan kesejahteraan investor dengan cara membuat berbagai
keputusan dan kebijakan keuangan yaitu keputusan pendanaan (financing
decision), dan keputusan investasi (invesment decision). Kedua keputusan
keuangan
tersebut
perlu
dilakukan
karena
keputusan
tersebut
saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan dapat mempengaruhi nilai
perusahaan (Haruman, 2007:22-23).
Kebijakan pendanaan adalah kebijakan manajemen keuangan untuk
mendapatkan dana (baik pasar uang maupun pasar modal). Setelah mendapatkan
dana, pihak manajemen akan menginvestasikan dana yang diperoleh tersebut ke
dalam perusahaan. Investasi dilakukan baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang. Penggunaan dana untuk investasi jangka pendek dapat terlihat dalam
aktiva lancar seperti kas, bank, surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva
lancar lainnya, sedang untuk investasi jangka panjang dapat dilihat dari jenis-jenis
aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Sedangkan menurut Yuliati (2008:68)
kebijakan untuk menginvestasikan dana disebut dengan kebijakan investasi. Dari
hasil investasi baik dalam bentuk aktiva lancar maupun aktiva tetap diharapkan
dapat memberikan keuntungan (selisih penjualan terhadap semua biaya dan pajak
yang dikeluarkan perusahaan). Keuntungan dapat dikembalikan kepada pemilik
dana, atau sebagian ditahan perusahaan untuk menambah dana yang diperlukan
oleh perusahaan.
3
Dari kedua kebijakan yang harus diambil oleh manajemen, tidak dapat
dilakukan secara independen. Kedua kebijakan pendanaan dan kebijakan investasi
tersebut saling mempengaruhi, sehingga kebijakan manajemen keuangan
ditentukan secara simultan. Besarnya kebutuhan dana yang harus disediakan
tergantung besarnya investasi yang akan didanai. Apabila kedua keputusan
tersebut dapat dilakukan dengan tepat maka nilai perusahaan akan menjadi
maksimum.
Menurut Ningsih (2010:22), keputusan pendanaan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, apabila pendanaan didanai melalui hutang maka
peningkatan nilai perusahaan terjadi akibat efek tax deductible, yaitu perusahaan
yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi
penghasilan kena pajak, yang dapat memberikan manfaat bagi pemegang saham.
Hal ini sependapat dengan hasil penelitian Ansori dan Denica (2010:160), Setiani
(2012:9), yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Carpenter
(2011:127) menunjukkan bahwa pertumbuhan sebagian besar perusahaan kecil
dibatasi oleh keuangan intern, bersama dengan efek leverage kecil. Untuk
perusahaan-perusahaan ini, hubungan antara pertumbuhan dan keuangan internal
yang lemah, menyarankan pelonggaran kendala keuangan internal.
Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya selalu diarahkan pada
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, bagi perusahaan yang ”profit oriented”
maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal
yang dilanjutkan dengan pengembangan usaha. Keuntungan ini sangat penting
4
bagi perusahaan, karena dapat mencerminkan keberhasilan
dan menjaga
kelangsungan hidup perusahaan (Risandi, 2012:87). Laba tidak muncul secara
otomatis, melainkan diiringi dengan tanggung jawab perusahaan baik terhadap
karyawan, pelanggan maupun pemilik dan jika tidak maka kelangsungan hidup
perusahaannya akan terancam. Oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk dapat
melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien, sehingga
perusahaan dapat mendapatkan laba yang lebih baik pula (Hasibuan, 2009:56).
Salah satu tujuan dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan laba yang
maksimal.
Keuntungan
atau
laba
merupakan
sarana
penting
untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Makin tinggi laba yang
diharapkan maka perusahaan akan mampu bertahan hidup, tumbuh dan
berkembang serta tangguh menghadapi persaingan (Rahma, 2011:77). Diperlukan
manajemen dengan tingkat efektifitas yang tinggi untuk mencapai tujuan
perusahaan tersebut. Hasil penelitian Armus, Herawati dan Ethika (2013:11), dan
Wijaya, Bandi dan Anas (2010:7) yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam memilih
alternatif pendanaan untuk membiayai kegiatan perusahaan, maka yang akan
menjadi pertimbangan adalah bagaimana perusahaan dapat menciptakan
kombinasi yang menguntungkan antara penggunaan dana dari modal saham
dengan dana yang berasal dari hutang. Hal ini menyangkut masalah keberadaan
struktur modal perusahaan yang menggambarkan pengaturan komposisi modal
yang tepat antara hutang jangka panjang dengan modal saham.
Jika perusahaan akan memilih hutang jangka panjang sebagai sumber
pendanaan jangka panjangnya sebaiknya perusahaan terlebih dahulu melakukan
5
analisis terhadap keadaan keuangan perusahaannya sehingga perusahaan tidak
mengalami resiko-resiko yang cukup berat yang diakibatkan oleh penggunaan
hutang jangka dilakukan oleh perusahaan jika menggunakan hutang jangka
panjang sebagai sumber dananya adalah perusahaan harus dapat berusaha
meningkatkan laba operasi yang diperoleh perusahaan sehingga semua kewajiban
yang berasal dari hutang jangka panjangnya dapat terpenuhi dengan baik. Hasil
penelitian Padachi (2012:52) memberikan beberapa bukti baru untuk mendukung
pendekatan yang berbeda untuk modal kerja pembiayaan, yaitu digunakan lebih
banyak sumber informal seperti pinjaman pemegang saham. Namun hasil
penelitian Rakhimsyah dan Barbara (2011:4) dan Ustiani (2014:18) menunjukkan
hasil yang berbeda, dimana keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Hal ini disebabkan karena hutang merupakan salah satu sumber
pembiayaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi. Risiko tersebut
berhubungan dengan risiko pembayaran bunga yang umunya tidak dapat ditutupi
perusahaan. Sehingga risiko tersebut dapat menurunkan nilai perusahaan.
Persaingan yang makin ketat memaksa para manajer keuangan untuk
bertindak
sebagai
general
manager.
Manajer
keuangan
harus
dapat
menterjemahkan tujuan strategis ke dalam tujuan jangka pendek. Mereka dituntut
fleksibilitasnya dalam menangkap dan mengantisipasi perubahan di masa datang
untuk secara dini melakukan penyesuaian dan mengambil keputusan secara cepat
dan akurat. Manajer keuangan harus mampu mengambil ketiga keputusan
keuangan secara efektif dan efisien. Efektif dalam keputusan investasi akan
tercermin dalam pencapaian tingkat keuntungan yang optimal. Ningsih (2010:71)
mengungkapkan bahwa keputusan investasi yang diukur melalui Price Earning
Ratio (PER) menunjukkan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada
6
perusahaan manufaktur. Hal ini didukung hasil penelitian Hasnawati (2005:46-47)
yang menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Hasil penelitian Wijaya (2010:32) memberikan konfirmasi empiris bahwa
keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Denica
(2010:160) menyatakan bahwa keputusan investasi secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap nilai perusahaan di Jakarta Islamic Index. Hasil penelitian
Rohman (2012:11) menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, sehingga apabila keputusan investasi naik sebesar satu
satuan, maka nilai perusahaan juga akan naik. Adanya pengaruh keputusan
investasi terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan
memaksimumkan investasi dalam upayanya menghasilkan laba sesuai dengan
jumlah dana yang terikat.
Penelitian Rakhimsyah dan Barbara (2011:42)
menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Selanjutnya hasil penelitian Fenandar dan Raharja (2012:8) yang
menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Ini mengindikasikan bahwa pengeluaran modal perusahaan sangat
penting untuk meningkatkan nilai perusahaan karena memberikan sinyal positif
tentang pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Keputusan investasi tersebut adalah keputusan yang mencerminkan
kesempatan investasi di masa yang akan datang (investment opportunity), yaitu
melalui pengenalan produk baru atau perluasan produk lama, penggantian
peralatan atau gedung, penelitian dan pengembangan, serta eksplorasi. Implikasi
bagi perusahaan adalah perusahaan harus merencanakan untuk mengambil
7
keputusan investasi melalui pengenalan produk baru atau perluasan produk lama,
penggantian peralatan atau gedung, penelitian dan pengembangan, serta
eksplorasi. Apabila perusahaan mampu memaksimalkan kemampuannya melalui
investasi-investasi tersebut dalam menghasilkan laba sesuai dengan jumlah dana
yang terikat, maka dapat meningkatkan nilai perusahaan. Implikasi bagi investor
adalah investor akan menginvestasikan dananya pada perusahaan yang mampu
menghasilkan laba optimal melalui pengenalan produk baru atau perluasan produk
lama, penggantian peralatan atau gedung, penelitian dan pengembangan, serta
eksplorasi, karena investasi
yang dilakukan perusahaan tersebut dapat
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan di masa
yang akan datang. Sedangkan hasil penelitian Armus, Herawati dan Ethika
(2013:13) menunjukkan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Hasil penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006:77) menunjukkan
bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Jika perusahaan melakukan investasi yang memberikan nilai sekarang yang
lebih besar dari investasi, maka nilai perusahaan akan meningkat. Peningkatan
nilai perusahaan dari investasi ini akan tercermin pada meningkatnya harga
saham. Dengan kata lain, keputusan investasi harus dinilai dalam hubungannya
dengan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih besar
dari yang disyaratkan oleh pemilik modal. Nilai perusahaan yang baik dapat
menggambarkan kinerja perusahaan yang meningkat (Bukit, 2012:34). Nilai
perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum
apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan,
maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.
8
Peningkatan permintaan akan membuat jumlah transaksi atas properti yang
ditawarkan semakin meningkat. Selain itu dengan turunnya tingkat suku bunga
kredit komersil tentunya akan meringankan untuk memperoleh kredit. Selain itu
sektor properti merupakan salah satu kebutuhan primer dan
saat ini sektor
tersebut sedang berkembang. Perusahaan properti memiliki prospek yang cerah di
masa yang akan datang dengan melihat potensi jumlah penduduk yang terus
bertambah besar, bertambah banyaknya pembangunan di sektor perumahaan,
apartemen, pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran, sehingga banyak
perusahaan properti yang mengalami kenaikan hutang sebagai salah satu bentuk
pengembangan usaha sehingga membutuhkan tambahan dana dari luar serta
keputusan dalam investasi.
Pasar properti di Indonesia pada dasarnya dapat dibagi ke dalam beberapa
segmen pasar yaitu, perumahan (housing), gedung perkantoran (office building);
retail market yang meliputi swalayan dan mall; apartemen dan kondominium;
pasar kawasan industri (industrial estate market); dan pasar hotel (hotel market).
Sektor properti merupakan sektor yang berperan cukup penting bagi
perekonomian suatu negara. Dengan tumbuhnya sektor properti menandakan
adanya pertumbuhan ekonomi di masyarakat. Perkembangan sektor properti telah
tumbuh cukup pesat di Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya
perusahaan yang bergerak di bidang properti. Dengan membaiknya kondisi
perekonomian, industri properti mulai bangkit dan hingga saat ini sudah terdapat
52 perusahaan properti yang terdaftar di BEI.
9
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada
pihak manajemen dan pemegang saham akan pentingnya sumber pendanaan dan
keputusan dalam investasi, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Sumber Pendanaan dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan
Sektor Properti yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 20072013”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana sumber pendanaan internal berpengaruh pada nilai perusahaan?
2) Bagaimana sumber pendanaan eksternal berpengaruh pada nilai perusahaan?
3) Bagaimana keputusan investasi berpengaruh pada nilai perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh sumber pendanaan internal pada
nilai perusahaan
2) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh sumber pendanaan eksternal pada
nilai perusahaan
3) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh keputusan investasi pada nilai
perusahaan.
10
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan pemikiran
kepada dunia keilmuan, khususnya di bidang akuntansi sehingga dapat lebih
meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep yang diteliti, mulai dari
sumber pendanaan, keputusan investasi dan nilai perusahaan. Serta dapat
menggunakan konsep-konsep tersebut secara strategik dan komprehensif
sehingga kaitan antara dunia ilmu dan dunia praktis dapat memberikan
kontribusi yang saling memperkaya.
2. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan memberikan
kontribusi terhadap pengembangan literatur penelitian khususnya terkait nilai
perusahaan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi pihak
manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan pendanaan perusahaan
dan keputusan investasi, sehingga diharapkan dapat membantu pihak
manajemen untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sarana untuk
menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman serta mengamati secara
langsung fenomena di lapangan. Serta dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengimplementasikan teori-teori yang diperoleh selama kuliah.
Download