Aulia Novlindah Desy Ariani Putri Rina Anggraeni

advertisement
Aulia Novlindah
Desy Ariani Putri
Rina Anggraeni
Referensi:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999. Buku bagan: Managemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS). Jakarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999. Petunjuk Teknis Pengamatan
Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Depkes RI
Mansjoer, A dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius FK-UI
Speer, Kathleen Morgan. 1999. Pediatric care planning: Now with clinical parthway.
Third edition. United States of America: Spring House.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2006. Buku ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
Manifestasi
klinis
Etiologi
Definisi
Faktor risiko
patofisiologi
DBD
derajat
Pemeriksaan
diagnostik &
penunjang
Nursing
care plan
Spektrum klinis infeksi virus Dengue
Penanganan DBD tanpa syok
D
B
D
d
g
n
H
e
m
a
t
o
k
r
i
t
>
P
e
n
a
t
a
l
a
k
s
a
n
a
a
n
2
0
%
T
a
t
a
l
a
k S
s S
a D
n
a
Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut
dengan ciri-ciri demam manifestasi perdarahan, dan bertendensi
mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian
(Mansjoer, 2000).
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)/Dengue
haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot
dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia, dan diathesis hemoragik (Suhendro, 2006).
Etiologi
Demam dengue (DD) dan DBD disebabkan oleh virus dengue,
yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae.
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4
yang semuanya dapat menyebabkan DD atau DBD. Dengue
adalah penyakit daerah tropis dan ditularkan oleh gigitan
nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus. Nyamuk ini
adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari.
Faktor risiko
Agent
* Virulensi
* Tipe
* Galur Virus
Host
* Kekebalan
* Usia
* Penyakit peserta
* Gizi
* Jenis Kelamin (wanita>rentan dr pria)
* Sosek
Lingkungan
* Tropis & Subtropis (15-30oC)
* Curah hujan tinggi (271 mm)
* Kelembaban 93%
* Vektor A. aegypty dan A. albopictus betina yg bertelur pada air bersih (pH 6,510,5), aktivitas nyamuk diurnal (07.00-10.00)
* Tempat potensial penularan adalah di sekolah.
derajat
DD/DBD Derajat*
Gejala
Demam, disertai 2 atau lebih tanda: sakit
kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, artralgia
DD
Laboratorium


Leucopenia
Trombositopenia, tidak
ditemukan bukti
kebocoran plasma
DBD
I
Gejala di atas ditambah uji bending positif
DBD
II
Gejala di atas ditambah perdarahan spontan
DBD
III
Gejala di atas ditambah kegagalan sirkulasi
(kulit dingin dan lembab serta gelisah)
Trombositopenia
(<100.000/ul)
Trombositopenia
(<100.000/ul)
DBD
IV
Syok berat disertai dengan tekanan darah
dan nadi tidak terukur
Trombositopenia
(<100.000/ul)

Trombositopenia
(<100.000/ul) bukti ada
kebocoran plasma
*DBD derajat III dan IV juga disebut sindrom syok dengue (SSD)
Manifestasi
klinis
Demam Dengue (DD), merupakan
penyakit demam akut selama 2-7
hari, ditandai dengan dua atau
lebih manifestasi klinis sebagai
berikut:
Nyeri kepala
Nyeri retro-orbital
Mialgia/artralgia
Ruam kulit
Manifestasi perdarahan (patekie
atau uji bending positif)
Leucopenia
Dan pemeriksaan serologi
dengue positif, atau ditemukan
pasien DD/DBD yang sudah
dikonfirmasi pada lokasi dan
waktu yang sama.
Berdasarkan kriteria WHO 1997, diagnosis DBD
ditegakkan bila semua hal di bawah ini dipenuhi:
Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7
hari, biasanya bifasik
Terdapat minimal satu dari manifestasi
perdarahan berikut:
a. Uji bendung positif
b. Petekie, ekimosis, atau purpura
c. Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau
perdarahan gusi), atau perdarahan dari tempat
lain.
d. Hematemesis atau melena
Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)
Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma
leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut:
a. Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan
standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin
b. Penurunan hematokrit >20% setelah
mendapatkan terapi cairan, dibandingkan
dengan nilai hematokrit sebelumnya
c. Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura,
asites, atau hipoproteinemia.
Pato
fisiologi
Infeksi virus dengue
Kecemasan (anak
dan orang tua)
Hipertermi
Demam
Muntah
Anoreksia
Virus berkembang biak dalam retikulo endotel;
limfosit B, sel kupffer, makrofag
Kekurangan
volume
cairan
Membentuk kompleks virus-antibodi
Aktifasi sistem komplemen
Aktifasi koagulasi
↓↓ faktor pembekuan
(protrombin&fibrinogen)
Zat anafilatoksin
Agregasi trombosit
Leukosit keluar dr
intravaskular ke
ekstravaskular
Kehilangan
cairan&elektrolit
(dehidrasi)
Na, Cl ↓
Destruksi & pemendekan
masa hidup trombosit
Aktifasi histamine & serotonin
Manifestasi perdarahan
↑↑ permeabilitas kapiler
Ekstravasasi/
kebocoran plasma
Protein
plasma↓
 Hemokonsentrasi (Ht >20%. N:35-49
mg/dL atau 3Hb) (Hb ↓ (< 11,2 g/dL)
 Hipoproteinemia
 Efusi pleura
 Asites
Hipovolemia
Leukopenia
(<4.500-11.000/mm3)
Trombositopenia
(<100.000 sel/mm3)
Nadi cepat, lemah, TD ↑
Kulit dingin, pucat
Gg.status mental
Syok (Sindroma Syok Dengue/SSD)
Anoksia jaringan
Perdarahan sal.cerna
Metabolisme
anaerob seluler
Meninggal
Asidosis
metabolik
Pemeriksaan diagnostik &
penunjang
Laboratorium:
 Darah: Hb, Ht, jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya
limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma baru.
 Leukosit: dapat normal atau menurun
 Trombosit: umumnya trombositopenia (kurang dari 100.000 sel/mm3) pada hari ke 3-8
 Hematokrit: kebocoran plkasma ditunjukkan dengan ditemukannya peningkatan
hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam
 Hemostasis: pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP pada keadaan yang
dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.
 Protein/albumin: dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma
 SGOT/SGPT (serum alanin aminotransperase: dapat meningkat
 Ureum, kreatinin: bila ada gangguan fungsi ginjal
 Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cairan
 Golongan darah dan cross match (uji cocok serasi): bila akan diberikan transfuse darahau
komponen darah
 Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadapo dengue
 Uji HI (hemaglutination inhibition test).: untuk kepentingan surveilans
 X-ray dada: ditemukan efusi pleura atau hipoalbuminemia yang menunjukkan adanya
kebocoran plasma.
Nursing care plan
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan,
muntah dan demam.
Tujuan : Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi
Kriteria hasil : anak akan mempertahankan keseimbangan cairan yang ditandai dengan turgor kulit
baik, haluaran urin 1-2 ml/kg/jam dan waktu pengisian kapiler 3-5 detik.
intervensi
Rasional
 Pantau asupan dan haluaran cairan secara teliti
 Rasional: pemantauan secara hati-hati akan
mendeteksi penurunan haluaran urine, yng dapat
berindikasi dehidrasi
 Rasional:
tanda
tersebut
mengindikasikan
peningkatan kebutuhan asupan cairan.
 Kaji tanda dehidrasi pada anak, termasuk
penurunan BB, pucat, turgor kulit jelek,
membrane mukosa kering, oliguria,
peningkatan frekuensi nadi, serta cekungan
pada ubun-ubun dan bola mata.
 Berikan cairan perinfus, sesuai petunjuk.
 Berikan asupan cairan per oral setiap 1-2 jam,
jika tidak ada kontraindikasi.
 Rasional: pemberian cairan perinfus diperlukan,
dengan tujuan mempertahankan hidrasi yang
adekuat pada anak.
 Rasional: Peningkatan asupan cairan membantu
untuk mencegah dehidrasi.
Nursing care plan
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
Tujuan: Hipertermi dapat teratasi
Kriteria hasil: Anak akan mempertahankan suhu tubuh kurang dari 37,8ْoC. (Nilai suhu tubuh
spesifik bergantung pada metode yang digunakan untuk mengukurnya).
Intervensi
 Pertahankan lingkungan sejuk, dengan
menggunakan piyama dan selimut yang tidak
tebal, serta pertahankan suhu ruangan antara
22ْ -24ْ C.
 Berikan antipiretik sesuai petunjuk.
 Pantau suhu tubuh anak setiap 1-2 jam,
waspadai bila ada kenaikan suhu secara tibatiba.
 Berikan kompres hangat basah dengan suhu
37ْ C untuk menurunkan demam.
Rasional
 Rasional: Lingkungan yang sejuk membantu
menurunkan suhu tubuh dengan cara radiasi
 Rasional: Antipiretik efektif menurunkan demam
dan memungkinkan anak untuk beristirahat lebih
nyaman.
 Rasional: Peningkatan suhu secara tiba-tiba akan
mengakibatkan kejang.
 Rasional: Kompres hangat basah akan
mendinginkan permukaan tubuh, akan
menyebabkan fase konstriksi pembuluh darah, dan
seluruh metabolism menjadi rendah sehingga
menyebabkan suhu tubuh menjadi lebih rendah.
Nursing care plan
Kecemasan (anak dan orang tua) berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai kondisi anak
Kriteria hasil: Kecemasan anak dan orang tua akan berkurang ditunjukkan dengan cara
mengekspresikan bahwa anak dan orang tua mengerti mengenai kondisi anak.
intervensi
 Kaji pemahaman anak dan orang tua
mengenai kondisi anak dan regimen
pengobatan yang diberikan.
 Anjurkan orang tua untuk tetap bersama
anak
 Jelaskan semua prosedur tindakan dengan
tepat
 Berikan dukungan emosi pada anak dan
orang tua selama proses hospitalisasi
Rasional
 Sebagai dasar pengkajian untk memberikan pendidikan
kesehatan kepada anak dan orang tua
 Kebersamaan dengan anak akan membantu orang tua
untuk menghasilkan dukungan dan bantuan untuk
menurunkan kecemasan pada anak dan orang tua
 Dengan menjelaskan prosedur sebelum dilakukan
tindakan selama dirawat di RS akan menurunkan
kecemasan akibat kesalahpahaman dan kurang
pengetahuan.
 Proses hospitalisasi adalah situasi yang krisis. Dengan
mendengarkan dan memperhatikan perasaan anak dan
orang tua, akan membantunya keluar dari situasi krisis
tersebut.
Download