BAB V KESIMPULAN Pariwisata dikenal oleh masyarakat sebagai suatu bentuk perjalanan yang dilakukan manusia yang bersifat konsumtif karena selama melakukan perjalanan dan persinggahan, manusia mengeluarkan biaya untuk memenuhi berbagai kebutuhan tanpa mendapatkan penghasilan dari tempat-tempat yang dikunjungi atau disinggahi. Wisatawan sebagai pelaku perjalanan wisata memiliki rencana perjalanan dan anggaran yang pasti sehingga kegiatan wisata yang umum dikenal oleh masyarakat dengan backpacking memiliki perbedaan meskipun masih terkait satu dengan yang lain. Backpacker sebagai salah satu tipe pelaku wisata meskipun terlihat sebagai sebuah kelompok yang homogen, namun juga memiliki variasi. Tipologi backpacker dibagi berdasarkan destinasi wisata, jumlah pelaku, dan pengelolaan anggaran. Backpacker berdasarkan destinasi wisata yaitu destinasi wisata gunung, laut, daerah terpencil, dan kota atau kuliner masing-masing membutuhkan perlengkapan yang berbeda. Backpacker bedasarkan jumlah pelaku dapat mempengaruhi pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan setelah backpacking. Backpacker berdasarkan pengelolaan anggaran dibagi menjadi dua, yaitu pengelolaan anggaran secara mandiri dan pengelolaan anggaran secara share cost atau berbagi biaya. Backpacker yang sebelumnya telah melakukan kegiatan wisata pada pemilihan tindakannya memperhitungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan 102 yang baru. Jenis-jenis tindakan yang diambil oleh backpacker dalam melakukan tindakan backpacking antara lain pemilihan perlengkapan backpacking, pemilihan waktu, perhitungan anggaran, pemilihan destinasi wisata, dan pemilihan sarana transportasi. Motivasi merupakan trigger dari proses perjalanan wisata, walaupun motivasi acapkali tidak disadari secara penuh oleh wisatawan itu sendiri. Motivasi bagi wisatawan satu dengan yang lain berbeda dan bisa berubah dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dinamis sesuai dengan keadaan sosial budaya masyarakat. Hal tersebut dipengaruhi oleh kuatnya faktor-faktor pendorong (push factors) dan faktor-faktor penarik (pull factors). Faktor-faktor yang mendorong mahasiswa backpacker dalam melakukan tindakan backpacking antara lain dorongan keinginan, keluarga, teman bermain, dan media massa. Faktor-faktor tersebut menciptakan adanya kolaborasi pengetahuan bagi mahasiswa backpacker dalam memilih dan memaknai tindakan backpackingnya. Tindakan backpacking bagi backpacker antara lain sebagai penambah pengetahuan, sebagai rekreasi, sebagai pembangun relasi sosial, dan sebagai pencarian jati diri. Backpacking secara keseluruhan adalah tindakan yang dipilih backpacker sebagai cara untuk menunjukkan eksistensinya dengan membagi dokumentasi dan pengalaman melalui media sosial yang kini marak digunakan oleh masyarakat. Backpacker akan memiliki kepuasan yang lebih ketika pengalaman backpackingnya dapat diketahui dan dikomentari oleh orang lain. Hal ini yang kemudian memotivasi backpacker untuk mengulang kembali tindakan backpacking dengan destinasi wisata maupun cara yang berbeda. 103