P. Martin Harun, OFM, Jakarta 12 Mei 2004

advertisement
Sabda Tuhan
dalam hidup sehari-hari
September 2012
Angela Merici Biblical Center © Sr. Emma G. osu [email protected]
http://ambcosu.wordpress.com
Nihil Obstat: P. Martin Harun, OFM, Jakarta 12 Mei 2004
Imprimatur: Rm. Yohanes Subagyo, Pr. Vikjen KAJ, Jakarta 25 Mei 2004
1. Sabtu. 1Kor 1:26-31; Mat 25:14-30. Barangsiapa yang bermegah,
hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan. Banyak orang suka membanggakan entah rupanya, miliknya atau jasanya. Jarang terpikir
bahwa segalanya adalah pemberian cuma-cuma dari Allah Pencipta
dan pemberi hidup. Tidak ada di antara kita yang memilih orangtuanya, bangsanya, tempat atau waktu ia dilahirkan. Daya berpikir,
tenaga untuk bekerja, segala modal jasmani dan rohani pun pemberian. Pantaslah mensyukuri segala pemberian atau talenta itu. Ada
yang menerima banyak, ada yang sedikit. Itu tidak penting. Talenta
diberi untuk dipakai dengan kreatif demi kepentingan bersama. Maka
talenta itu akan berkembang, bertambah banyak dan menyenangkan
Allah, pemberinya. Contohnya Pak Adi, yang hanya tamat SD. Tapi ia
mengembangkan daya kreasinya sehingga menemukan cara-cara
sederhana dan alami untuk memupuk tanah dan memerangi hama
tikus. Dari jauh dosen-dosen dan mahasiswa datang berguru padanya. Adakah talenta-talentaku yang masih terpendam dan perlu digali
serta dikembangkan?
2. Minggu Biasa XXII. Minggu Kitab Suci Nasional. Ul 4:1-2,6-8; Yak
1:17-18,21b-22,27; Mrk 7:1-8,14-15. Bangsa manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat padanya seperti Tuhan Allah kita
setiap kali kita memanggil kepada-Nya? Hari ini kita bersyukur atas
pemberian diri Allah dalam sabda-sabda-Nya yang terukir dalam Kitab
Suci. Kitab itu mengundang kita untuk membacanya sebagai sapaan
Tuhan dan berdialog dengan Dia dalam relasi pribadi yang akrab
mesra. “Ambillah dan bacalah!” Perlu sikap iman dan hati yang
terbuka pernuh kerinduan untuk berjumpa dengan Dia. Hanya Tuhan
yang mampu mengisi dan memberi arti kepada hidup kita. Segala
yang lain adalah hampa dan semu. Ambillah dan bacalah!
September 2012
3. Senin. Pw S. Gregorius Agung. 1Kor 2:1-5; Luk 4:16-30. Aku telah
datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan
gentar. Mungkin kita berpikir Paulus itu pembicara yang hebat, berapiapi dan penuh percaya diri. Padahal ia pengkhotbah yang menghadapi orang-orang dengan takut dan gentar. Soalnya yang ia
wartakan ialah Yesus yang dihukum mati di salib! Dia yang ditolak
oleh saudara-saudara-Nya sendiri dan menjadi batu sandungan bagi
orang Yahudi! Terbukti bahwa kabar tentang keselamatan oleh Yesus
dengan kematian-Nya di salib telah tersebar ke segala penjuru bumi
dan diterima oleh banyak orang. Itu terjadi karena kekuatan Roh
Kudus. Apakah saya ikut menyebarkannya?
4. Selasa. 1Kor 2:10b-16; Luk 4:31-37. Kita menerima roh yang berasal
dari Allah supaya kita tahu apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.
Bila kita tahu, kita akan selalu hidup dalam syukur. Pertama-tama
syukur atas anugerah iman, sehingga kita mampu menerima Yesus
sebagai Juruselamat. Iman membuat kita melihat dan menempatkan
segalanya dalam proporsi yang benar. Kita bisa memilah-milah mana
yang baik dan lebih baik, mana yang berharga dan paling berharga.
Kita tidak membuang waktu dengan hal-hal yang tidak berguna. Iman
memberi kita kuasa untuk menolak yang jahat, mengatakan “tidak”
kepada segala tipu dayanya. Ya Tuhan, berilah aku Roh-Mu untuk
mengenal karunia-Mu.
5. Rabu. 1Kor 3:1-9; Luk 4:38-44. Yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Kita adalah pekerja-pekerja di ladang Tuhan. Tuhan bukan hanya
pemilik, tetapi juga Pencipta segalanya. Tugas kita sekedar menanam benih yang tersedia, memelihara dan menyiramnya. Daya tumbuh misterius dalam segala yang hidup berasal dari Dia. Betapa indah
dan berharga kehidupan itu! Betapa kita harus menjaga dan memeliharanya dengan hati-hati. Betapa luhur tugas kita melestarikan dan
membela kehidupan di bumi. Ada banyak yang memusuhi kehidupan.
Musuh utama adalah setan. Mereka mengenal tapi tidak menyembah
Allah. Jadi mengenal Allah saja tidak cukup; perlu menyembah-Nya.
6. Kamis. 1Kor 3:18-23; Luk 5:1-11. Kamu adalah milik Kristus, dan Kristus adalah milik Allah. Kita adalah milik Kristus karena telah ditebus
oleh-Nya dengan harga mahal, yaitu darah-Nya sendiri! Kalau kita
menyerahkan diri kepada Kristus, kita tidak rugi sedikit pun. Ia tidak
mengambil apa-apa dari kita. Ia tidak mengambil kebebasan kita, milik
yang sangat berharga. Kita malah dibebaskan oleh-Nya dari segala
yang memperbudak hidup ini: keserakahan dan segala nafsu jahat
dan kotor. Lihat para rasul. Dengan segera dan kerelaan besar
mereka meninggalkan segalanya demi Dia. Di dalam Dia mereka
menemukan harta sejati. Apakah saya sudah menemukannya?
September 2012
7. Jumat. 1Kor 4:1-5; Luk 5:33-39. Yang menghakimi aku ialah Tuhan.
Kita sangat takut dinilai dan diadili. Pandangan dan penilaian orang
tentang diri kita sangat terbatas. Apalagi ia sangat dipengaruhi oleh
suka dan tidak suka. Orang yang disukai, dinilai sangat positif. Sebaliknya orang yang tidak disukai hanya dilihat sifat-sifat buruknya. Apa
pun yang dilakukan orang itu, hanya menjadi bahan kritikan dan
celaan. Begitulah orang Farisi dan ahli Taurat memandang Yesus dan
murid-murid-Nya. Mereka selalu mencari cacat cela untuk dijadikan
batu sandungan. Manusia sering menghakimi dengan tidak adil.
Syukurlah ada Hakim tertinggi yang tahu segalanya. Tidak ada yang
tersembunyi bagi-Nya. Dan dia menghakimi dengan belaskasih!
8. Sabtu. Pesta Kelahiran SP Maria. Mi 5:1-4a atau Rm 8:28-30; Mat
1:1-16,18-23 (Mat 1:18-23). Dia menjadi damai sejahtera. Hari ini kita
bergembira bersama seluruh gereja merayakan HUT Bunda kita. Tak
jadi soal tanggal berapa dan bulan mana ia lahir. Ia pernah lahir dan
hari inilah yang dipilih Gereja untuk merayakannya. Hadiah apakah
yang akan kita berikan kepada Bunda kita? Dia disebut Ratu Damai
yang melahirkan Raja Damai. Mari kita ciptakan damai di keluarga
dan lingkungan kita baik kecil maupun besar, biar jadi damai di
seluruh dunia. Kunci damai adalah kasih. Tak ada damai tanpa kasih.
Mengasihi berarti mau mengalah. Kalau semua mau menang, apalagi
menang sendiri, jadilah perang. Selamat Ulang Tahun, Bunda!
9. Minggu Biasa XXIII. Yes 35:4-7a; Yak 2:1-5; Mrk 7:31-37. Pada waktu
itu mata orang buta akan dicelikkan dan telinga orang tuli akan dibuka.
Ada kebutaan dan ketulian fisik sebagai cacat badan. Itu bisa diatasi.
Mereka bisa diajar dan dilatih berkomunikasi. Bahkan Helen Keller
yang menyandang cacat buta dan tuli, bisa keluar dari dunianya yang
gelap dan sunyi. Lebih parah adalah kebutaan dan ketulian rohani.
Bila hati buta dan tuli, terang dan suara Tuhan tidak bisa tembus.
Orang itu hidup terisolasi dari sumber kehidupan. Ia ada di jurang
maut abadi yang sangat mengerikan. Yesus yang membuat orang
buta melihat dan orang tuli mendengar, juga bisa menyembuhkan kita
dari kebutaan dan ketulian rohani. Asal kita mau disembuhkan.
10. Senin. 1Kor 5:1-8; Luk 6:6-11. Buanglah ragi yang lama agar kamu
menjadi adonan baru. Ragi yang lama melambangkan gaya hidup
lama yang diwarnai dosa dan kebiasaan-kebiasaan buruk. Hidup
kristiani merupakan proses pembaharuan terus menerus. Menjadi
manusia baru yang sehati dan sepikir dengan Kristus tidak terjadi
dalam waktu satu malam. Perlu perjuangan tiada henti untuk membuang benci, dendam, prasangka buruk, iri hati, sikap tak peduli,
malas. Menjadi adonan baru dengan bergembira atas kebaikan yang
dilakukan oleh siapa pun, memuji, bersyukur, memberi dorongan dan
semangat, bersikap manis dalam perkataan dan perbuatan.
September 2012
11. Selasa. 1Kor 6:1-11; Luk 6:12-19. Mengapa kamu tidak lebih suka
menderita ketidakadilan? Mengapa kamu tidak lebih suka dirugikan?
Kita perlu berlaku adil dan membela orang yang diperlakukan tidak
adil. Bagaimana kalau kita sendiri diperlakukan tidak adil? Santo
Paulus menasihati kita untuk menerima perlakuan tidak adil dan rela
dirugikan. Memang tidak enak. Teladan kita adalah Yesus. Ia manusia
yang diperlakukan paling tidak adil. Ia tidak mencari keadilan pada
Bapa. Anak Domba yang tanpa dosa memikul dosa-dosa dunia
membiarkan diri dibelenggu, didera, digantung di kayu salib. Maka
Bapa sendiri yang memberi keadilan kepada-Nya. Ia yang tunduk
pada maut, bisa mengalahkan maut dan bangkit dengan jaya.
12. Rabu. 1Kor 7:25-31; Luk 6:20-26. Dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu. Mungkin kita termasuk orang yang bertanya-tanya
mengapa orang miskin disebut bahagia oleh Yesus. Kemiskinan
seperti apa yang Ia maksud? S. Paulus membuat kita mengerti. Orang
miskin adalah orang yang melihat bahwa di dunia ini semuanya
berlalu, maka tidak terpikat olehnya. Ia mencari sesuatu yang lebih,
yang kekal, dan menemukannya dalam Tuhan. Itulah yang menjadikan dia bahagia di dunia ini dan di akhirat. Sebaliknya orang kaya
melekatkan hatinya pada barang-barang yang fana. Di saat ajalnya
pun ia tidak rela melepaskannya, padahal tak ada yang bisa
dibawanya serta. Apa yang menjadi pautan hatiku?
13. Kamis. Pw S. Yohanes Krisostomus. 1Kor 8:1b-7,11-13; Luk 6:27-38.
Pengetahuan membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun. Bapak Kim menguasai segala masakan mancanegara dan
hafal semua namanya. Rumahnya penuh dengan piala yang dia
menangkan dalam lomba masak internasional. Ia menunjukkannya
kepada siapa saja yang datang ke rumahnya. Ibu Atik hanya tahu
nama sayur asem, lodeh, bobor, soto. Waktu gempa di Yogya ia
membuka dapur umum bersama teman-temannya. Banyak orang,
baik tua, muda maupun bayi, kawan dan lawan, berhasil diselamatkan. Berkat makanan itu mereka kuat bekerja membangun kembali masyarakat rukun yang saling membantu dalam kasih.
14. Jumat. Pesta Salib Suci. Bil 21:4-9 atau Flp 2:6-11; Yoh 3:13-17. Kami
telah berdosa sebab kami telah berkata-kata melawan Tuhan dan
melawan engkau. Manakah kata-kata paling tepat untuk diucapkan
pada Yesus di salib? Ia tidak membutuhkan kasihan. Ia disalibkan
karena dosa kita. Bila kita berdosa, Ia disalibkan kembali dalam
korban-korban dosa kita. Pantaslah kita berucap: “Kami telah berdosa
terhadap Engkau dan terhadap para utusan-Mu, serta orang-orang
kecil, miskin dan hina yang menjadi wakil-wakil-Mu di dunia ini.
Kehadiran kami di dunia ini menjadikannya lebih kacau dan menderita. Ampunilah kami, Tuhan, jadikan kami manusia baru.”
September 2012
15. Sabtu. Pw SP Maria Berdukacita. 1Kor 10:14-22 atau Ibr 5:7-9; Yoh
19:25-27 atau Luk 2:33-35. Karena roti adalah satu, maka kita,
sekalipun banyak, adalah satu tubuh. Maria pantas disebut wanita
yang bersukacita karena telah mendengarkan dan melaksanakan
sabda Tuhan. Tapi ia digelari Bunda yang Berdukacita. Sebagai ibu
Yesus, ia menanggung penderitaan yang tak terkira melihat Anaknya
ditolak, dibantah, dihina, dipergunjingkan, dikhianati, dihakimi, dijatuhi
hukuman mati, didera, disalibkan, dimakamkan. Semua itu ia persatukan dengan sengsara Yesus Putranya, menjadi penderitaan yang
membawa rahmat penebusan bagi banyak orang. Bunda mengajar
kita menanggung penderitaan dengan tabah.
16. Minggu Biasa XXIV. Yes 50:5-9a; Yak 2:14-18; Mrk 8:27-35. Sebab itu
aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu. Yesus tahu
segala nubuat para nabi mengenai diri-Nya. Ia tahu apa konsekuensi
dari inkarnasi: menjadi bagian dari manusia berdosa. Ia tahu apa
akibat menjadi terang dalam kegelapan, menjadi saksi kebenaran
dalam dunia penuh kebohongan, menempuh jalan kekudusan di
tengah orang-orang yang busuk kelakuannya. Tetapi semua itu
tanggung-Nya demi mereka yang mau menerima Dia dan diselamatkan. Sungguh teramat besar kasih Bapa yang merelakan Putra-Nya.
Kita telah ditebus dengan harga yang sangat mahal. Masakan kita
menyia-nyiakan hidup ini?
17. Senin. 1Kor 11:17-26; Luk 7:1-10. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan
bagi kamu. Itulah inti setiap Perayaan Ekaristi. Yesus menyerahkan
Tubuh-Nya untuk kita sampai wafat di salib. Kita boleh menerimanya
setiap minggu, bahkan setiap hari bila kita tahu menghargainya.
Bersama sang perwira yang dikisahkan dalam Injil kita mengakui:
“Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang kepadaku. Katakanlah
sepatah kata saja, maka aku akan sembuh. Sembuh dari kebutaan
rohaniku yang tak mampu melihat kasih-Mu, sembuh dari ketulianku
yang menghambat aku mendengar sapaan-Mu, sembuh dari kelumpuhanku untuk mencari Engkau. Ya, aku percaya sepatah kata-Mu
cukup untuk menyembuhkan aku.”
18. Selasa. 1Kor 12:12-14,27-31a; Luk 7:11-17. Kamu semua adalah
tubuh Kristus, dan kamu masing-masing adalah anggotanya. S. Paulus memberi gambaran yang indah tentang Gereja. Kita bersama
adalah Tubuh Kristus. Jadi kita adalah bagian satu dari yang lain.
Mana ada anggota tubuh yang saling memusuhi! Kalau satu bagian
sakit, semua ikut menderita. Ada belaskasihan, seperti Yesus ketika
melihat janda yang kematian anak tunggalnya. Ada tindakan, perbuatan konkret untuk meringankan penderitaan itu. Anggota tubuh
berbeda-beda, dan kita menghargai perbedaan itu karena berguna
bagi keseluruhan. Aku menjadi bagian apa dalam tubuh Kristus?
September 2012
19. Rabu. 1Kor 12:31 – 13:13; Luk 7:31-35. Jika aku tidak memiliki kasih,
aku sama sekali tidak berguna. Apa pun yang kita lakukan, jika tanpa
kasih, tidak ada nilainya untuk diri sendiri dan orang lain. Contohnya,
di pasar ada kios yang ramai dan ada yang sepi pembeli. Ternyata di
kios yang ramai penjualnya ramah, mau kenal, melayani dengan
kasih. Dia melakukan tugasnya dengan senang dan pulang dengan
hati yang puas. Penjual yang bermuka masam, bicaranya ketus dan
kikir, kiosnya sepi pengunjung. Kasih membuat segala pekerjaan kita
berkenan dan diterima oleh Tuhan. Tuhan tidak minta hal-hal yang
sempurna dan besar dari kita. Ibu Teresa dari Kalkuta berkata:
Lakukanlah hal-hal kecil dengan cinta yang besar. Itu kita semua bisa!
20. Kamis. Pw S. Andreas Kim Taegon dan Paulus Chong Hasang dkk.
1Kor 15:1-11; Luk 7:36-50. Karena kasih karunia Allah, aku adalah
sebagaimana aku ada sekarang. S. Paulus tidak berkata karena kerja
kerasnya atau usahanya yang gigih atau karena mencapai gelar ini
atau itu. Ia mengakui apa yang berhasil ia capai adalah karena kasih
karunia Allah, karena pemberian cuma-cuma dari Allah. Yang sama
berlaku untuk kita, hanya saja, kita tidak selalu menyadarinya. Perlu
iman untuk melihat kehadiran dan karya Tuhan dalam hidup kita. Juga
kesediaan untuk dibentuk menjadi bejana yang indah dan berguna.
Yang membangun kepribadian kita mungkin terlebih pengalaman
yang pahit dan menyakitkan ketimbang yang enak.
21. Jumat. Pesta S. Matius. Ef 4:1-7,11-13; Mat 9:9-13. Tunjukkanlah
kasihmu dalam hal saling membantu. Seorang suami mengeluh
kepada istrinya: “Mengapa tak pernah berkata ‘I love you’? Apakah
kau tidak cinta padaku?” Istrinya menjawab ketus: “Apa? Aku mesti
bilang ‘I love you’? Tiap hari aku masak untukmu: pagi, siang, malam.
Aku menjahit, mencuci dan menyetrika bajumu, meyediakan obatmu,
mengantarmu ke dokter kapan saja perlu. Apakah itu bukan tanda ‘I
love you?’” Benar. Kasih harus ditunjukkan dengan perbuatan, tapi
perlu juga dinyatakan dengan perkataan: “Pak, aku sayang pada-mu.
Kau suami yang hebat. Aku bangga padamu.” Begitu juga Bapak
terhadap istrinya. Perkataan dilengkapi perbuatan jadi sempurna
22. Sabtu. 1Kor 15:35-37,42-49; Luk 8:4-15. Kebangkitan orang mati: Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Orang mati
yang kita kuburkan harus dipikul, karena tidak berdaya sama sekali.
Namun kita percaya tubuh yang lemah, rusak dan hancur ini akan
bangkit dalam kekuatan. Itulah pokok iman kita. Sama seperti biji yang
jatuh ke tanah seakan mati, tapi kemudian bertunas dan menjadi
pohon. Begitulah kita menanti kebangkitan badan kita, hanya waktunya lebih lama, pada saat yang hanya Tuhan tahu. Sementara ini kita
menjalani hidup ini dengan penuh harapan akan janji Tuhan yang
pasti dipenuhi, sebab kesetiaan-Nya tetap selamanya.
September 2012
23. Minggu Biasa XXV. Keb 2:12,17-20; Yak 3:16-4:3; Mrk 9:30-37. Coba
kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang terjadi waktu
ia berpulang. Begitulah orang jahat merencanakan kebinasaan orang
baik. Memang Yesus akan mati di tangan orang jahat. Hanya sampai
di situ kekuasaan mereka. Tapi kematian Yesus justru mengungkapkan identitas-Nya. Kepala pasukan yang melihat mati-Nya demikian
bersaksi: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah.” Tidak sampai di situ
saja. Seperti dinubuatkan Yesus sendiri, tiga hari kemudian Ia bangkit.
Maut tidak berkuasa menahannya. Kegelapan tak mampu memadamkan cahaya-Nya yang cemerlang. Percayakah saya bahwa akhirnya
kebaikan akan menang atas kejahatan?
24. Senin. Ams 3:27-34; Luk 8:16-18. Jangan merencanakan kejahatan
terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersamasama dengan engkau. Di dunia yang penuh kebohongan ini, siapakah
yang bisa dipercaya? Sebaliknya, adakah orang yang menaruh
kepercayaan pada kita? Kalau ada, bukankah itu sangat berharga,
dan merupakan awal persahabatan? Biasanya kita jaga dengan hatihati, jangan sampai mengecewakan dia. Jadi betapa keji membuat
rencana jahat terhadap orang yang mau bersahabat dengan kita,
bahkan tinggal pada kita tanpa curiga. Inilah ajakan supaya kita tulus
hati. Jangan cuma bermulut manis, tetapi hati pun manis pula sebagai
pancaran kehadiran Roh Kudus.
25. Selasa. Ams 21:1-6,1013; Luk 8:19-21. Melakukan kebenaran dan
keadilan lebih dikenan kepada Tuhan daripada kurban. Orang Israel
suka mempersembahkan banyak kurban bakaran. Sangka mereka
itulah yang berkenan kepada Allah. Ternyata mereka keliru sama
sekali. Melalui nabi Amos, Allah menyatakan apa yang benar-benar
menyenangkan hati-Nya, yaitu bila umat-Nya melakukan kebenaran
dan keadilan. Allah menempatkan kita di dunia ini untuk hidup
bersama orang lain dalam kebenaran dan keadilan sebagai ungkapan
kasih dan hormat. Kurban dan doa-doa yang diucapkan sama sekali
tak ada nilainya kalau tidak disertai kasih dan penghargaan kepada
sesama sebagai ciptaan Allah yang Ia kasihi tanpa batas.
26. Rabu. Ams 30:5-9; Luk 9:1-6. Jangan berikan kepadaku kemiskinan
atau kekayaan. Biarlah aku menikmati makanan yang menjadi
bagianku. Sebuah doa sederhana, senada dengan “Berilah kami
rezeki pada hari ini.” Yang diminta secukupnya saja, tidak berlebihan.
Bukan kekayaan, supaya jangan lupa Tuhan. Bukan juga kekurangan
atau kemelaratan, agar dalam keadaan lapar kita jangan sampai
menghujat Allah. Yesus berpesan kepada murid-murid yang diutus
supaya jangan membawa apa-apa. Suksesnya misi mereka tidak
tergantung dari banyaknya bekal, tapi sejauh mana mereka dari hari
ke hari mempercayakan diri kepada Tuhan sumber kehidupan.
September 2012
27. Kamis. Pw S. Vinsensius a Paulo. Pkh 1:2-11; Luk 9:7-9. Segala
sesuatu adalah sia-sia. Apa gunanya manusia berusaha dengan jerih
payah di bawah matahari. Banyak yang diusahakan manusia untuk
menambah kekayaan, kekuasaan dan ketenarannya. Para petinju
berjuang mati-matian untuk menjadi juara dunia. Mereka rela dipukul
sampai babak belur dan menderita cacat hanya demi medali dan uang
yang diperoleh. Benar kata si Pengkhotbah: Semua itu adalah sia-sia.
Usaha Herodes untuk melihat Yesus pun sia-sia, sebab ia hanya ingin
memuaskan rasa ingin tahunya, bukan untuk bertobat dan dirobah
hatinya. Adakah yang tidak sia-sia? Banyak, semua yang punya nilai
kekal: kasih, persahabatan, kebaikan dan segala kebajikan.
28. Jumat. Pkh 3:1-11; Luk 9:18-22. Allah membuat segala sesuatu indah
pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.
Yesus berkali-kali menubuatkan bahwa Ia harus menderita dan mati,
tapi akan dibangkitkan pada hari yang ketiga. Ia melalui derita dan
maut untuk sampai kepada kebangkitan. Itulah jalan Yesus. Itulah
juga jalan kita. Tapi kita sering menolak penderitaan dan maut, dan
ingin langsung mulia. Padahal kita mengenal pepatah: Berakit-rakit ke
hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenangsenang kemudian. Percayakah kita bahwa Allah menjadikan semuanya indah pada waktunya? Bukan pada waktu yang kita inginkan, tapi
waktu yang berkenan kepada Tuhan.
29. Sabtu. Pesta S. Mikhael, Gabriel dan Rafael. Dan 7:9-10,13-14 atau
Why 12:7-12a; Yoh 1:47-51. Seribu kali beribu-ribu melayani Dia.
Berjuta-juta malaikat melayani Tuhan. Ia tidak membutuhkan pelayanan kita. Jadi sungguh menggelikan jika kita baru melayani sedikit saja,
sudah merasa begitu hebat. Lebih lagi, kita jual mahal tenaga dan
waktu untuk melayani. Sesungguhnya adalah suatu kehormatan bila
kita boleh melayani Tuhan, boleh melakukan bagian kita di bumi ini
bersama para malaikat. Adalah juga tugas mereka membantu kita
hidup di bumi seperti malaikat: dengan mata selalu terarah kepada
Tuhan untuk dengan sigap melakukan kehendak-Nya setiap waktu,
hidup dengan kudus dan murni, penuh kebaikan.
30. Minggu Biasa XXVI. Bil 11:25-29; Yak 5:1-6; Mrk 9:38-43,45,47-48.
Ah, kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi, oleh karena Tuhan
memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka. Allah murah hati tiada
batasnya. Musa mengerti itu. Ia rela bukan dirinya saja menjadi nabi
Allah, melainkan seluruh umat dipenuhi Roh Allah. Yesus juga tidak
membatasi anugerah-Nya kepada kalangan terbatas murid-murid-Nya
saja. Biar mereka semua dipenuhi Roh Allah, melakukan kebaikan,
dan mengusir kejahatan. Sapa saja boleh ikut mega proyek membangun Kerajaan Allah, dunia yang penuh kasih, keadilan dan damai.
Itulah tugas setiap orang yang berkehendak baik.
September 2012
September 2012
Download