Output file

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1
Latar Belakang Masalah
Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana
komunikasi yang paling efektif, karena film dalam menyampaikan pesannya yang
begitu kuat sehingga dapat mempengaruhi seseorang. Film banyak memberikan
gambaran–gambaran hidup dan pelajaran penting bagi penontonnya. Film juga
sudah menjadi salah satu media komunikasi yang sangat jitu karena kualitas audio
dan visual yang disuguhkan, film menjadi terpaan yang ampuh bagi pola pikir
kognitif masyarakat.
Film memilki nilai – nilai yang direpresentasikan, disebarkan melalui
sebuah karya film. Film merupakan media komunikasi massa di mana film
mengirimkan pesan atau isyarat yang disebut simbol. Komunikasi simbol dapat
berupa gambar yang ada di film dan menunjukkan kekuatan gambar dalam
menyampaikan maksud dan pesan kepada orang lain. Dalam penelitian ini penulis
akan membahas tentang film. 1
1
Elvinaro Ardianto , Lukita Komala , Siti Karlimah . Komunikasi Massa Suatu Pengantar edisi
revisi .Bandung :Simbiosa Rekatama Media , 2007 hal: 103 -143
1
2
Film mempunyai beberapa genre contohnya, action, drama, dan comedy.
Dari beberapa genre tersebut sudah banyak tercipta film yang sudah menjadi
media hiburan yang menjadi representasi penikmatnya.Walaupun pada dasarnya
film bukanlah salah satu media hiburan yang paling favorit namun banyak cerita
yang bisa diambil dari film tersebut untuk dijadikan inspirasi di kehidupan nyata
sebagai pengaplikasian moral dan tindakan aktifitas sehari-hari.
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada audiens (Effendy, 1986:1342). Pesan film pada
komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut.
Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu
pesan pendidikan, hiburan dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan
mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan,
suara, perkataan, percakapan dan sebagainya.
Hubungan antara adegan dan dialog dalam film membentuk suatu
keutuhan yang salingterkait dan memberikan pemahaman tertentu kepada
penontonnya. Keutuhan film sebagai wacana tersebut dapat memberikan
gambaran mengenai garis besar cerita yang ingin disampaikan bahkan sampai
detail terkecil dari film tersebut. Adegan- adegan yang ada dalam film
menggambarkan perjalanan alur dan konflik yang dihadapi tokoh. Dialog–dialog
mencoba menyuarakan apa yang sedang dialami atau dipikirkan oleh tokoh
tersebut. Sinematografi yang apik dalam memperlihatkan keindahan estetika gerak
tubuh, alam, maupun ekspresi. Penggabungan unsur – unsur tersebut dalam film,
2
Effendy, 1986:134
3
diharapkan dapat menyampaikan pesan dari pembuat film tersebut. Selain unsur –
unsur tersebut dalam film juga terdapat unsur lain, antara lain efek suara, teknik
editing, dan angle kamera yang ikut membantu menyampaikan pesan tersebut
dalam wacana film.
Film juga sangat bergantung pada kekuatan dialog dan adegan untuk
mengalirkan ritme penceritaannya yang jelas dan membutuhkan performa yang
kuat dari para jajaran pemeran sekaligus penulisan naskahnya. Keduanya sama–
sama mempunyai kekuatan yang besar dalam mengeksplorasi sebuah film
sehingga penonton akan dapat merasakan kedekatan hubungan yang secara
perlahan dan mulai terbentuk memorable ( layak untuk diingat / mengesankan )
dalam film tersebut.
Film Taken yang akan dibahas dalam penelitian ini merupakan film yang
bercerita tentang mantan seorang agen CIA California yang sedang berupaya
membebaskan warga Negara California yang diculik oleh segerombolan penculik
berkebangsaan Albania di kota paris, Perancis. Warga Negara California yang
diculik terdiri dari dua gadis, dimana salah satunya adalah putrinya sendiri.
Namun Bryan Mills tidak semata-mata berupaya menyelamatkan putrinya saja
namun juga berupaya menyelamatkan teman putrinya dan gadis-gadis lainnya
yang diculik dan dijadikan PSK (Pekerja Seks Komersial) serta memberantas
penculik yang mempunyai bisnis jual beli manusia yang dilakukan oleh
segerombolan penculik dari Albania agar tidak ada lagi korban seperti putrinya.
Menurut peneliti film ini sangat menarik untuk mencoba mengangkat dan
menggambarkan tindakan heroik yang dilakukan seorang mantan agen CIA untuk
4
memberantas para penculik yang mempunyai bisnis jual beli manusia dalam film
Taken ini. Walaupun sang agen mengorbankan nyawanya sendiri tanpa bantuan
orang lain untuk menyelamatkan anaknya dan korban penculikan lainnya serta
untuk memberantas para penculik agar tidak ada lagi korban dengan menunjukan
rasa tanggung jawab yang sangat besar. Peneliti mencoba menggambarkan
semuanya itu melalui dialog dan adegan yang ada pada film tersebut melalui
pesan yang dikomunikasikan secara verbal dan non verbal.
Kekuatan adegan dan dialog dalam film Taken tidaklah lepas dari sebuah
pemeran (aktor) dan dikemas dengan senimatografi yang baik dan hasilnya film
ini sukses mendapatkan penghargaan film dengan terobosan terbaik di Academy
of Science Fiction, Fantasy & Horror Films USA 2010, Nominasi Saturn Award
dan BMI Film & TV Awards 2009 yang diselenggarakan di Amerika.
Di dalam film ini, peneliti ingin menggambarkan tentang sisi heroisme
seorang mantan agen CIA yang bernama Bryan Mills.Bagaimana dia ingin
menyelamatkan korban penculikan dan memberantas penculik agar tidak ada lagi
korban walau bagaimanapun caranya bahkan sampai harus mempertaruhkan
nyawanya sendiri.
Tindakan Heroisme adalah seseorang yang bersedia mengorbankan
kebutuhan sendiri atas nama orang lain, orang sering berpikir bahwa pahlawan
adalah orang yang kuat atau berani, tapi anggapan ini hanyalah sekunder.
Berkorban lebih mengena jika dijadikan sebagai tanda seorang pahlawan sejati.
Pengorbanan adalah kemauan pahlawan menyerahkan sesuatu yang bernilai,
5
bahkan mungkin hidupnya sendiri, atas nama keluarga atau kelompok atau atas
nama pengabdian pada Tuhan.
Penelitian ini difokuskan untuk menganalisa tindakan heroisme melalui
metode semiotika. Berbicara mengenai simbol dan tanda maka tepat kiranya jika
semiotika dijadikan metode untuk meneliti lebih jauh tentang film Taken ini.
Pemilihan analisis semiotika sendiri bukan tanpa alasan. Penulis memilih
semiotika karena kemampuan pendekatan ini memilih dan memilah setiap tanda
dalam film baik berupa audio ( dialog ) maupun visual ( adegan ), verbal dan non
verbal.
Selain itu semiotika berkaitan erat dengan ideologi, semiotika sering
ditunjuk sebagai model awal dari analisis yang mampu menampilkan bekerjanya
idelogi dalam teks. Terdapat banyak varian mengenai ideologi meski secara
singkat dapat dimengerti sebagai serangkaian ide tertentu.
Semiotika sebagai sebuah cabang keilmuan memperlihatkan pengaruh
yang semakin luas dan kuat dalam berbagai bidang. Semiotika mempunyai
pengaruh pada bidang seni rupa, seni film, desain produk, desain komunikasi
visual, sosiologi,politik dan kajian keagamaan3.
Penulis memilih semiotika menurut Charles Sanders Pierce, karena
mendefinisikan semiotika sebagai “a relationship among sign, an object, and a
meaning“ (suatu hubungan diantara tanda, objek, dan makna). Penalaran manusia
senantiasa dilakukan lewat tanda4.
3
Indiwan Seto Wahyu Wibowo ,Semiotika Komunikasi . Jakarta : Mitra Wacana Media . 2011 Hal
:5
4
Alex Sobur ,Semiotika Komunikasi . Bandung : PT Remaja Rosdakarya .2006 hal :16
6
Dalam Film Taken ini diharapkan penggambaran tentang tindakan
heroisme dapat dikupas secara detail dengan teori semiotika. Dengan
pertimbangan itulah penulis ingin mengangkat sebuah film sebagai objek
penelitian dan semiotika sebagai metode bedahnya. Karena unsur heroisme di film
ini sangatlah kuat dan sangat berkarakter pada si tokoh tersebut sehingga para
penonton bisa menyimpulkan tayangan yang mereka tonton.
Film Taken secara singkat menceritakan tentang Bryan Mills yang
merupakan mantan agen CIA berusaha menyelamatkan putrinya, teman putrinya
serta gadis-gadis lainnya dari penculikan dan juga memberantas penculik tersebut
agar tidak ada lagi korban yang terjadi ketika sang anak pergi ke Perancis. Dalam
film ini, penculikan tersebut digembongi oleh komplotan penjahat berwarga
negara Albania yang mempunyai bisnis jual beli manusia.
Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas
membuat
para
ahli
berpendapat
bahwa
film
memiliki
potensi
untuk
mempengaruhi khalayaknya. Dalam banyak penelitian tentang dampak film
terhadap masyarakat, hubungan antara film dan masyarakat selalu dipahami
secara linear. Artinya film mempengaruhi dan membentuk masyarakat
berdasarkan muatan pesan dibaliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya.
Kritik yang muncul terhadap perspektif ini didasarkan argumen bahwa
film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film selalu merekam
realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan memproyeksikannya
ke atas layar 5.
5
Opcit hal :127
7
Di Indonesia pun sudah tidak heran, kita selalu di suguhkan berita dengan
banyaknya kasus penculikan anak yang marak terjadi. Banyak sindikat-sindikat
penculikan anak yang bermaksud untuk menjual anak-anak tersebut untuk
dijadikan tenaga kerja sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial).
Peneliti memilih film Taken karena adanya tindakan heroisme yang
dilakukan oleh Bryan Mills seorang mantan agen CIA California yang berupaya
menyelamatkan putrinya, teman putrinya dan gadis-gadis lainnya yang diculik dan
dijadikan PSK (Pekerja Seks Komersial) serta memberantas segerombolan
penculik dari Albania tersebut yang mempunyai bisnis jual beli manusia agar
tidak ada lagi korban seperti putrinya. Oleh karena itu latar belakang tersebut
menjadi alasan utama peneliti untuk meneliti Representasi Tindakan Heroisme
Melalui Aspek Dialog Dan Adegan Di Dalam Film Taken.
1.2
Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka fokus penelitian dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk tindakan-tindakan heroisme yang
direpresentasikan dalam film Taken?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk Pemaknaan
heroisme yang di representasikan film taken dengan menggunakan analisis
semiotika tokoh Charles Sanders Pierce dengan melihat tanda-tanda, simbolsimbol, dan ikon-ikon yang ada pada tayangan film tersebut.
8
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademis
dan praktis.
1.4.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan makna tentang
Heroisme dalam bentuk tanda, simbol, dan ikon pada sebuah film Taken, serta
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi pada umumnya dan
bidang kajian analisis semiotika pada tokoh semiotika Charles Sanders Pierce
khususnya.Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
mahasiswa yang mengadakan penelitian serupa dimana yang akan datang.
1.4.2 Manfaat Praktis
Melalui Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
masyarakat penikmat film, dalam menangkap pesan dan menyikapi tentang
Pemaknaan Heroisme yang ada pada film Taken.
Download