perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 140 BAB V

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyuluhan
Kelompok
Tani
merupakan
proses
perubahan
dan
pembelajaran. Melalui perannya, petani mandiri di Desa Karangmojo belajar dan
hasil dari pembelajaran tersebut membawa perubahan yang lebih baik dalam
perkembangan usaha taninya. Peran penyuluhan kelompok tani terbagi atas peran
fasilitatif, peran edukasional, dan peran teknis.
Peran fasilitatif penyuluh pemerintah yang bertugas di Desa Karangmojo,
dalam penyuluhan kelompok tani dalam memajukan petani mandiri dilakukan
melalui pendampingan pengajuan bantuan hibah alat pertanian, pupuk, maupun
uang. Pengajuan ini melalui prosedur proposal terlebih dahulu, petani mandiri
anggota kelompok tani yang didominasi kaum tua biasanya tidak bisa menyusun
proposal. Maka dari itu dengan adanya penyuluh dapat mendampingi petani
mengajukan bantuan, dari mulai pembuatan proposal sampai pengajuanya. Peran
fasilitatif penyuluh swasta ditunjukkan dengan pemberian bantuan obat tanaman.
Peran fasilitatif berupa pemberian sampel produk kepada petani mandiri
dilakukan dengan orientasi promosi produk. Namun diluar itu, penyuluh swasta
juga menyediakan pinjaman obat pertanian kepada petani mandiri. Dengan sistem
pembayaran dibayar setelah panen. Pemberian pinjaman obat tanaman ini
dilakukan penyuluh swasta untuk menyiasati petani yang terkadang kekurangan
modal untuk merawat tanamanya.
Peran edukasional dilakukan dengan penyampaian informasi dan
sosialisasi kepada petani mandiri. Penyampaian informasi maupun sosialisasi
yang dilakukan penyuluh pemeirntah maupun penyuluh swasta di Desa
Karangmojo tidak hanya dilakukan saat pertemuan kelompok tani saja, namun
juga dilakukan saat penyuluh bertemu petani mandiri di sawah, ataupun petani
mandiri yang datang kerumah penyuluh untuk bertanya mengenai masalah
commit to user
140
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tanaman. Peran edukasional yang dilakukan penyuluh pemerintah mengacu pada
program penyuluhan dari Dinas Pertanian. Program penyuluhan dari pemerintah
mengacu pada komoditas yang ditanam petani mandiri. Komoditas yang ditanam
petani mandiri di Desa Karangmojo mayoritas padi, dan program penyuluhan
pemerintah kebanyakan ditujukan untuk tanaman padi. Program penyuluhan dari
Dinas Pertanian yang direalisasikan petani mandiri di Desa Karangmojo saat ini
adalah Program Jajar Legowo. Sebelumnya, petani mandiri di Desa Karangmojo
diberikan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk organik. Program
penyuluhan yang diberikan oleh penyuluh swasta mengacu pada produk obat
pertanian yang dipasarkan. Penyuluh swasta memberikan informasi dan sosialisasi
mengenai produk yang dipasarkan. Bagaimana produk tersebut digunakan, apa
manfaatnya, dan contoh tanaman yang berhasil disembuhkan dari penyakit dengan
menggunakan produk yang dipasarkan. Peran edukasi yang dilakukan penyuluh
swasta dengan memberikan 5 tepat penggunaan pestisida. Pestisida atau obat
tanaman jika dosisnya salah, juga tidak baik untuk tanaman. Informasi yang
diberikan penyuluh swasta mengikuti produk yang dipasarkanya. Jika ada produk
baru yang belum masuk pasaran, penyuluh swasta melakukan sosialisasi atau
pemberian informasi agar petani mengenal produknya.
Peran Teknis ini merupakan peran dimana penyuluh pertanian melakukan
kegiatan teknis di lapangan yang berhubungan dengan tanaman. Selain melakukan
pemantauan lapangan, penyuluh juga melakukan riset dalam peran teknisnya.
Peran teknis yang dilakukan penyuluh pertanian pemerintah dengan memantau
tanaman padi yang sedang digarap petani mandiri dengan sistem Jajar Legowo
dan riset melalui pengalaman pemantauan tanaman petani mandiri. Peran teknis
penyuluh pertanian pemerintah ditunjukkan dengan menghadiri enam kelompok
tani di Desa Karangmojo secara bergiliran dan memantau tanaman petani mandiri.
Pemantauan ini juga berhubungan dengan program Jajar Legowo yang sedang
dilaksanakan Kelompok Tani Makmur 1 dan 3. Penyuluh swasta juga terjun
kelapangan memantau tanaman petani mandiri. Pemantauan dilakukan bersama
petani mandiri jika petani mandiri
mengeluh
commit
to user tentang penyakit tanaman, atau
141
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyuluh swasta sendiri terjun langsung kesawah untuk menawarkan produknya.
Riset yang dilakukan penyuluh swasta mengacu pada produk obat pertanian yang
dijual kepada petani mandiri. Namun, riset yang dilakukan penyuluh swasta hanya
sebatas pengalaman pengamatan tanaman petani. Riset secara langsung, ditangani
bagian riset di kantor pusat di Jakarta.
Perubahan yang dibawa dari penyuluhan kelompok tani nampak pada
perilaku petani mandiri. Petani mandiri berdasarkan perilakunya terbagi menjadi
dua, petani mandiri rasional dan petani mandiri tradisional. Perilaku petani
mandiri rasional dan tradisional diukur melalui enam indikator. Enam indikator
tersebut adalah strategi pemecahan masalah, penerapan tekhnologi baru,
maksimalisasi
keuntungan/daya
jual
produk,
pemenuhan
kebutuhan
berbeda/investasi, keaktifan kelompok tani, dan realisasi program kegiatan
kelompok tani.
Semua petani mandiri di Desa Karangmojo mempunyai strategi
pemecahan masalah yang rasional dan semua merujuk kepada upaya-upaya teknis
yang paling efektif. Hal ini dikarenakan mau tidak mau para petani mandiri di
Desa Karangmojo harus memperjuangkan usaha pertanianya yang menopang
kesejahteraan dan kelangsungan hidup. Dan disisi lain karakter petani mandiri
sendiri yang kebanyakan militan.
Penerapan teknologi baru oleh petani mandiri di Desa Karangmojo sudah
beberapa ditemui. Penyuluhan kelompok tani membawa informasi, dan alih
teknologi yang semakin berkembang. Ditemui pada petani mandiri di Karangmojo
seperti penggunaan mesin penanam padi, dan mesin semprot tanaman. Beberapa
teknologi baru pertanian didapat petani mandiri di Desa Karangmojo melalui
bantuan dari pemerintah. Selain itu ada petani mandiri yang membeli sendiri
mesin semprot tanaman. Perilaku petani mandiri rasional dalam menggarap sawah
padinya menggunakan teknologi baru pertanian berupa mesin semprot maupun
mesin menanam padi. Perilaku petani mandiri tradisional belum menerapkan
teknologi baru pertanian. Penggarapan sawah masih menggunakan cara
commit to user
142
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tradisional dan menggunakan alat manual yang masih menggunakan tenaga
manusia.
Pemasaran hasil pertanian dengan maksimal dilakukan agar keuntungan
yang diperoleh lebih banyak. Maksimalisasi keuntungan atau daya jual produk
merupakan faktor yang berpengaruh dalam perkembangan petani mandiri dan
bergantung pada kepandaian managemen usaha tani. Perilaku petani mandiri
rasional dengan adanya masalah pemasaran dengan menjual produk pertanian padi
saat harga padi tinggi. Atau diolah terlebih dahulu menjadi padi kering
(gabah/wos) atau digilingkan menjadi padi. Upaya petani mandiri dengan menjual
hasil pertanian padi berupa padi kering atau beras dapat memaksimalkan
keuntungan, terlebih apabila dijual ketika harga dipasar tinggi karena sedikitnya
stok padi dipasaran. Perilaku petani mandiri tradisional dalam maksimalisasi
keuntungan/daya jual produk pertanian khususnya padi dilakukan dengan sistem
tebas. Tanaman padi dijual dalam bentuk tanaman, penentuan harga dilakukan
dengan tawar menawar antara petani dan tengkulak/bakul dengan menkira-kira
berapa hasil padi yang didapat, tidak dengan menimbangnya. Sistem tebas ini
dirasa kurang menguntungkan karena harga yang tidak pasti. Terlebih terkadang
petani mandiri tradisional sangat bergantung dengan tengkulak karena petani tidak
bisa menjual sendiri hasil panenya.
Perilaku petani mandiri rasional dalam menggunakan hasil pertanian
dalam indikator pemenuhan Kebutuhan Lain/Investasi lebih maju dari pada petani
mandiri tradisional. Petani mandiri rasional menggunakan hasil dari usaha
pertanian selain untuk kebutuhan sehari-hari juga digunakan untuk memberli
mesin atau alat pertanian. Petani mandiri rasional di Desa Karangmojo juga
meninvestasikan hasil pertanianya untuk menyewa lahan lebih luas lagi guna
menambah pendapatan. Selain investasi untuk menyewa lahan yang lebih luas dan
membeli alat mesin pertanian, investasi oleh petani mandiri rasional di Desa
Karangmojo juga digunakan untuk membeli ternak, seperti sapi. Secara umum
petani mandiri tradisional menggunakan hasil panenya hanya untuk kebutuhan
commit
user
sehari-hari. Padi hasil panen hanya
untuktokonsumsi
pribadi, sisanya dijual untuk
143
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggarap sawah lagi. Luasan sawah yang digarap juga hanya sedikit. Tidak ada
inisiatif untuk mengembangkan usaha pertanianya lebih luas.
Yang menjadi indikator dimana kelompok tani dikatakan aktif, dan yang
kurang aktif adalah antusiasme anggota kelompok tani dalam mengikuti kegiatan
kelompok tani. Petani mandiri sebagai anggota kelompok tani masing-masing
berbeda dalam memposisikan kelompok tani. bagi petani mandiri rasional
memposisikan kelompok tani sebagai wadah kegiatan petani, sebagai rumah bagi
petani untuk menyampaikan masalah dan memecahkanya bersama-sama. Perilaku
petani mandiri rasional untuk aktif dalam kegiatan kelompok tani terlihat dari
bagaimana seorang petani mandiri rasional memposisikan kelompok tani menjadi
kebutuhan nonteknis yang harus dipenuhi dalam usaha pertanian. Bagi petani
mandiri tradisional memposisikan kelompok tani hanya sebatas formalitas
birokrasi pemerintah maupun swasta, lebih parahnya lagi bagi beberapa petani
mandiri tradisional memposisikan kelompok tani hanya sebagai alat untuk
mengajukan bantuan hibah usaha pertanian. Perilaku petani mandiri tradisional
dalam indikator keaktifan kelompok tani ditunjukkan melalui anggapan petani
bahwa kelompok tani dan program kegiatan yang dilaksanakanya tidak
memberikan manfaat bagi usaha pertanian maupun kemampuan petani mandiri.
Sikap petani mandiri tradisional juga tidak menunjukkan kepedulian akan
kegiatan yang dilakukan kelompok tani. Selain yang lebih jelasnya lagi petani
mandiri tradisional enggan untuk mengikuti kelompok tani.
Berbeda dengan indikator Keaktifan Kelompok Tani yang terlihat dari
masing-masing petani mandiri dalam menyikapi kelompok tani, realisasi kegiatan
kelompok tani memerlukan kerjasama antar anggota untuk bagaimana program
penyuluhan dapat diwujudkan secara bersama-sama. Realisasi kegiatan kelompok
tani perlu adanya kerjasama antar anggota kelompok tani karena harus ada
koordinasi antar anggota kelompok dalam realisasi program, baik itu dari
pemerintah maupun swasta. Penyuluh pertanian maupun penyuluh swasta
bekerjasama dengan Lurah atau pun pihak kelurahan berkoordinasi dalam
commit
to user tani. Perilaku petani mandiri
pelaksanaan program atau kegiatan
kelompok
144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rasional dalam merealisasikan kegiatan kelompok tani dinilai dari orientasi dalam
menjalankan suatu program kegiatan. Orientasi petani mandiri rasional dalam
merealisasikan program kegiatan kelompok tani berdasarkan kesadaran bahwa
kegiatan kelompok tani akan memajukan usaha pertanianya. Anggapan bahwa
kegiatan kelompok tani akan memajukan usaha pertanian nampak pada tanggapan
positif dari petani mandiri akan kegiatan kelompok tani. Perilaku petani mandiri v
dalam merealisasikan kegiatan kelompok tani kurang bagus. Realisasi program
kegiatan kelompok tani memerlukan kerjasama antar anggota kelompok.
Kelompok Tani Makmur 1 yang kurang maju tentunya para anggotanya, petani
mandiri yang menjadi informan peneliti tergolong petani mandiri tradisional .
Kelompok Tani Makmur 1 kurang melembaga terhadap anggotanya, yang
menjadikan program kegiatan Kelompok Tani Makmur 1 terkesan sebatas
formalitas. Tidak hanya untuk anggota Kelompok Tani Makmur 1 saja, namun
juga untuk petani mandiri yang tergolong tradisional. Orientasi realisasi program
kegiatan kelompok tani hanya untuk mendapatkan bantuan. Pengetahuan petani
mandiri akan program kegiatan yang dilakukan kelompok tani pun kurang.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Teori tindakan sosial yang dikemukakan Max Weber dapat menjelaskan
fenomena perilaku petani mandiri sebagai tindakan sosial yang diarahkan kepada
petani mandiri lain yang hubunganya dilembagakan melalui kelompok tani.
Kemudian dari perilaku petani mandiri juga menunjukkan tindakan sosial yang
diarahkan kepada penyuluh pertanian melalui tanggapanya terhadap program
kegiatan yang diberikan penyuluh pertanian. Tindakan sosial juga mampu
mengidentifikasi beragam tindakan petani mandiri, yang dibedakan atas tindakan
rasional dengan pertimbangan sadar, tindakan berorientasi nilai budaya sebagai
petani dan nilai ekonomi yang nampak dalam orientasi pekerjaan, tindakan
afektif/tindakan yang dipengaruhi emosi yang dapat dilihat dari perilaku
hubungan dekat dengan penyuluh dan kedekatan dengan petani mandiri lain yang
commit to user
145
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempengaruhi tindakan sosial petani mandiri, dan tindakan tradisional/kebiasaan
yang ditunjukkan melalui perilaku rutinitas petani mandiri yang menjadi dasar
tindakan sosialnya.
Namun
diluar
itu semua, teori
tindakan
sosial
hanya
mampu
mengidentifikasi setiap tindakan petani mandiri dalam menjalankan usaha
pertanianya. Padahal dalam menjalankan usaha pertanian sebagai upaya
meningkatkan kesejahteraanya petani mandiri menjalani proses yang secara
berkelanjutan. Proses yang berkelanjutan inilah bentuk perilaku atau tindakan
yang utuh. Disebut utuh karena jangka waktunya panjang dan menyertakan
perubahan dalam kajianya, dan pilihan tindakan dalam beberapa indikator dapat
diambil kesimpulan sehingga dengan melihat tindakan atau perilaku dapat
menggolongkan objek kajian.
2. Implikasi Metodologis
Dengan menggunakan jenis metode penelitian kulitatif peran penyuluhan
kelompok tani terhadap kemandirian petani dapat diungkapkan dengan mendalam.
Melalui berbagai macam indikator kajian yang mendalam mengenai perilaku
petani mandiri dalam tanggapanya terhadap penyuluhan kelompok tani
merupakan metode yang tepat karena permasalahan dapat dijelaskan dengan jelas.
Infikator tersebut juga sebagai sarana peneliti untuk membangun realitas dan
mengukur perilaku petani mandiri.
Pendekatan penelitian dengan menggunakan pendekatan fenomenologi
pembahasan mengenai perilaku petani mandiri dapat memberi penjelasan
mengenai gejala-gejala yang ada pada petani mendiri sebagai wujud tindakan
yang diarahkan kepada orang lain. Gejala tersebut timbul melalui hubungan petani
mandiri dengan petani mandiri lain dan penyuluh pertanian. Menggunakan
pendekatan fenomenologi juga dapat memunculkan klasifikasi yang disebut
tipifikasi
terhadap
petani
mandiri
berdasarkan
perilakunya.
Pendekatan
fenomenoligi juga sejalan dengan prinsip teori yang digunakan, dimana tindakan
to user
sosial menganggap setiap tindakancommit
manusia
merupakan tindakan yang harus dikaji
146
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara objektif dan mengesampingkan evaluasi/nilai dari tindakan tersebut.
Begitupun dengan pendekatan fenomenologi.
3. Implikasi Empiris
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat ditemukan fakta bahwa tidak
semua petani mandiri dalam menjalankan usaha pertanianya bertindak
berdasarkan tindakan yang rasional. Terdapat beberapa alasan yang menjadi dasar
penentuan tindakan petani mandiri. Terlepas adanya beberapa alasan dan beragam
tindakan yang dilakukan petani mandiri, sifat petani mandiri yang militan
membuat tekanan yang dialami petani mandiri akan mendorong petani berfikir
lebih rasional. Selain itu kesadaran petani mandiri akan pemilihan alat untuk
mencapai tujuan usaha pertanian juga mempengaruhi tindakan petani mandiri ,
sehingga perlu membangun kesadaran petani untuk menjalankan usaha
pertanianya dengan lebih baik lagi.
Kesadaran petani mandiri dibangun melalui kegiatan penyuluhan
kelompok tani. Proses
penyuluhan dilakukan melalui
program-program
penyuluhan yang tentunya bermanfaat dan menguntungkan apabila dilakukan.
Namun petani mandiri yang kebanyakan berusia tua, dengan SDM yang dapat
dikatakan kurang, kemudian lebih parah lagi tidak banyak mempunyai modal
dalam menjalankan usaha membuat proses penyuluhan terhambat. Peran penyuluh
yang dibatasi oleh prosedur penyuluhan, baik dari pemerintah ataupun swasta
membuat penyuluh pertanian tidak bisa menjalankan peranya lebih luas.
Petani mandiri akan lebih maju apabila dapat berfikir secara rasional, yang
selain didorong melalui tekanan yang dialaminya juga dapat melalui proses
penyadaran. Proses penyadaran dilakukan melalui penyuluhan pertanian.
Hambatan yang dialami petani mandiri yang secara garis besar membuat petani
mandiri tidak mau menanggung resiko atas percobaan yang dilakukan
berdasarkan program kegiatan penyuluhan menjadi penghalang. Keduanya,
tindakan petani mandiri yang tidak rasional, dan proses penyuluhan kelompok tani
commit
to user
berbenturan dengan kenyataan bahwa
petani
mandiri-lah yang menanggung resiko
147
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atas kegagalan dalam melakukan usaha pertanianya. Penyuluh pertanian hanya
berperan dalam pemberian ilmu dan mengupayakan bantuan alat yang akan
membantu usaha pertanianya. Petani mandirilah yang menjalankan usaha
pertanianya dan menanggung resiko atas kegagalan atau keberhasilanya.
Apabila penyuluh pertanian dan petani mandiri ditautkan dalam hubungan
kerjasama
yang bersifat
ekonomis,
resiko
atas kegagalan petani
dan
ketidakefektifan proses penyuluhan dapat diatasi. Hubungan kerjasama yang
bersifat ekonomis selain membuat beban tangunggan petani mandiri atas resiko
yang diterimanya lebih ringan, juga membuat penyuluh pertanian mendapat
keuntungan lebih dari upaya penyuluhanya. Hubungan kerjasama yang bersifat
ekonomis dapat berbentuk kerjasama dagang, jaminan pemasaran, ataupun
pinjaman modal dengan pengelolaan yang jelas. Yang perlu ditekankan, dengan
hubungan kerjasama ini dapat mengoptimalkan petani dan penyuluh pertanian
dalam hubungan yang saling menguntungkan dan mendorong nilai gotong royong.
C. Saran
1. Bagi Penyuluh
Segala macam program kegiatan penyuluhan kelompok tani di Desa
Karangmojo oleh penyuluh pemerintah maupun swasta sudah dilakukan dengan
baik dan patut diapresiasi. Namun akan lebih baik apabila penyuluh melakukan
penyuluhan tidak hanya sekedar menjalankan pekerjaan, namun juga mempunyai
tanggung jawab sosial atas peningkatan kesejahteraan petani.
2. Bagi Petani
Dalam menjalankan usaha tani, petani di Desa Karangmojo sudah
melakukan yang terbaik sebagai upaya peningkatan kesejahteraan. Tetapi disisi
lain kesadaran mengenai pentingnya kelompok tani, maupun program penyuluhan
perlu ditingkatkan. Petani juga diharapkan lebih aktif dan mempunyai inisiatif
dalam mengembangkan usaha pertanianya, karena dengan bergantung kepada
commit
user mendapat keuntungan dari hasil
penyuluh pertanian bukan menjadi
solusitountuk
148
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertanian yang lebih banyak. Namun, penyuluh pertanian dalam hal ini adalah
fasilitator, pengajar, dan teknisi yang apabila dimanfaatkan dan dijalankan
ilmunya akan memberikan manfaat yang banyak.
3. Bagi Pembaca
Hasil penelitian yang didapat semoga dapat memberikan ilmu dan
pengetahuan yang selanjutnya akan dijadikan referensi untuk proses keilmuan
yang akan terus berkembang.
commit to user
149
Download