Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017 ISSN: 2339-210X IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PENJUALAN SKINCARE SARIAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PT. SAI INDONESIA) Yeshika Novryanti Br Mangunsong Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika STMIK BUDIDARMA Medan JL. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan ABSTRAK Jaringan syaraf tiruan merupakan program computer yang dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik. Implementasi jaringan syaraf tiruan banyak dipandang sebagai cara penyimpanan pengetuhan pada bidang tertentu dalam program computer sehingga keputusan dapat diberikan secara cerdas. Salah satu implementasi yang diterapkan jaringan syaraf tiruan untuk melakukan prediksi jumlah penjualan skincare sariayu. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik sedikit rumit sekalipun tanpa bantuan para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman. Aplikasi yang dikembangkan ini bertujuan untuk memprediksi keterjumlah penjualan dengan hanya menganalisa data tersebut. Dengan menggunakan metode Backpropagation, maka akan diketahui prediksi jumlah penjualan skincare sariayu tersebut. Metode Backpropagation sangat bermanfaat untuk Jaringan syaraf tiruan memprediksi jumlah penjualan skincare sariayu. Kata Kunci : Jaringan Syaraf Tiruan, Prediksi, Backpropagation. Matlab 6.1 mempersingkat waktu, lebih mudah dan pekerjaanya lebih cepat. Berdasarkan penulisan diatas maka penulis memilih judul “Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Penjualan Skincare Sariayu Dengan Menggunakan Metode Backpropagation”(Studi Kasus: PT. SAI Indonesia)”. 1. Latar Belakang Masalah Jaringan saraf tiruan merupakan sistem yang memproses informasi yang mencoba meniru kinerja otak manusia. Jaringan saraf tiruan mampu melakukan pengenalan kegiatan berbasis data masa lalu. Data masa lalu akan dipelajari oleh jaringan saraf tiruan sehingga mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan terhadap data yang belum pernah dipelajari dan merupakan alat untuk memecahkan masalah. Jaringan saraf tiruan yang berupa susunan sel-sel saraf tiruan(neuron) dibangun berdasarkan prinsip-prinsip organisasi otak manusia. PT. SAI INDONESIA adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, dimana bergelut dibidang kosmetik. Dimana pada perusahaan ini mengalami masalah dalam proses pengorderan. Sehingga barang yang diorder tidak sesuai dengan permintaan, yang mengakibatkan pengosongan barang dan penjualan menurun akibat kekosongan barang tersebut. Dalam usaha peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan data-data dari suatu proses transaksi atau penjualan maka diperlukan sebuah sistem basis data yang mampu mengintegrasikan data-data yang ada dalam sebuah sistem yang akan memudahkan pengolahan datadata tersebut. Maka proses perolehan data dan penjualan yang telah ada dapat digunakan dengan menggunakan matlab 6.1, yang dapat 1.2 Perumusan Masalah Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses yang dilakukan untuk menentukan jumlah penjualan dan perkiraan penjualan di PT. SAI Indonesia? 2. Bagaimana menerapkan metode backpropagation untuk memprediksi jumlah penjualan skincare Sariayu? 3. Bagaimana memprediksi jumlah penjualan skincare Sariayu dari januari 2013 sampai juni 2016 dengan menggunakan aplikasi matlab 6.1? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penulisan skripsi ini diperlukan agar penulisan skripsi ini lebih terarah agar pembahasan tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai maka diberi batasan sebagi berikut : 1. Hanya mencakup item Kosmetik rangkaian skincare sariayu. 120 121 Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017 ISSN: 2339-210X 2. Data yang diambil mulai dari januari 2013 sampai juni 2016. 3. Tools yang digunakan untuk mengimplementasikan aplikasi adalah Matlab 6.1. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisa proses prediksi penjualan barang di PT. SAI Indonesia melalui riset dari januari 2013 sampai juni 2016. 2. Menerapkan metode Backpropagation dalam penentuan jumlah penjualan skincare Sariayu. 3. Menganalisa hasil perolehan data dengan menggunakan matlab 6.1 untuk penjualan skincare sariayu di PT. SAI Indonesia. Ada tiga tujuan kecerdasan buatan, yaitu: membuat komputer lebih cerdes, mengerti tentang kecerdasan, dan membuat mesin lebih berguna. Yang dimaksud kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar atau mengerti dari pengalaman, memahani pesan yang kontradiktif dan ambigu, menggunakan penalaran dalam memecahkan masalah serta menyelesaikan dengan efektif. Kecerdasan buatan berbeda dengan program konvensional. Beberapa bidang penelitian dalam keceerdasan buatan di antaranya : 1. Formal tasks (matematika, games) 2. Mundane task (perception, robotics, natural language, common sense, reasoning) 3. Expert tasks (financial analysis, medical diagnotict, engineering, scientific analysis). 2. Landasan Teori 2.1 Pengertian Implementasi Implementasi adalah suatu aktivitas yang dilakukan karena adanya kebijaksanaan yang telah disusun sebelumnya, yang meliputi kebutuhan apa saja yang diperlukan, siapa pelaksana implementasi tersebut, kapan pelaksanaan implementasi tersebut, serta kapan target selesainya implementasi tersebut, semua sedah direncanakan di awal . 2.2.1 Konsep Kecerdasan Buatan Ada beberapa konsep yang harus dipahami dalam kecerdasan buatan, diantaranya : 1. Turing Test- Metode Pengujian Kecerdasan Turing Test merupakan sebuah metode pengujian kecerdasan yang dibuat oleh alan turing. Proses uji ini melibatkan seorang penanya (manusia) dan dua obyek yang ditanyai. Yang satu adalah seorang manusia dan satunya adalah seorang manusia dan satunya adalah sebuah mesin yang akan diuji. Penanya tidak dapat melihat langsung kepada obyek yang ditanyai. Penanya diminta untuk membedakan mana jawaban komputer dan mana jawaban manusia maka turing berpendapat bahwa mesin yang diuji tersebut dapat diasumsikan CERDAS. 2. Pemrosesan Simbolik Komputer semula didesain untuk memproses bilangan atau angka-angka (pemrosesan numerik). Sementara manusia dalam berfikir dan menyelesaikan masalah lebih bersifat simbolik. 2.2 Pengertian Artificial Intelegence Kecerdasan buatan atau Artificial Inteligen merupakan salah satu bagian ilmu pengetahuan yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia (Kusumadewi, 2003). Kecerdasan buatan memiliki beberapa kelebihan, antara lain: 1. Kecerdasan buatan lebih permanen, sedangkan kecerdasan alami dapat mengalami perubahan, ini dikarenakan faktor sifat manusia yang mudah lupa. 2. Kecerdasan buatan lebih mudah untuk diduplikasikan dan disebarkan. 3. Kecerdasan buatan lebih konsisten. 4. Kecerdasan buatan lebih murah daripada kecerdasan alami. 2.2.2 Perbedaan Kecerdasan Buatan Dan Kecerdasan Alami Kelebihan kecerdasan buatan antara lain: 1. Lebih bersifat permanen. Kecerdasan alami bisa berubah karena sifat manusia pelupa. Kecerdasan buatan tidak berubah selama sistem komputer dan program tidak mengubahnya. 2. Lebih mudah diduplikasi dan disebarkan. Mentransfer pengetahuan manusia dari 1 orang ke orang lain membutuhkan proses yang sangat lama dan keahlian tidak akan pernah dapat diduplikasi dengan lengkap. Jadi jika pengetahuan terletak pada suatu sistem komputer, pengetahuan tersebut dapat disalin dari komputer tersebut dan dapat dipindahkan dengan lebih mudah kekomputer lain. 1.4.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat diantaranya: 1. Untuk memprediksi penjualan skincare sariayu sehingga tidak terjadi penumpukan stock di gudang. 2. Dapat menentukan jumlah penjualan skincare sariayu sehingga tidak terjadi kekosongan barang pada PT. SAI Indonesia 3. Mendapatkan ilmu pengetahuan terhadap keunggulan product skincare sariayu pada PT. SAI Indonesia. 122 Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017 ISSN: 2339-210X 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. Lebih mudah menyediakan layanan komputer akan lebih mudah dan murah dibandingkan mendatangkan seseorang untuk mengerjakan sejumlah pekerjaan dalam jangka waktu yang sangat lama . bersifat konsisten nkarena kecerdasan buatan adalah bagian dari komputer. Dapat didokumentasi keputusan yang dibuat komputer dapat didokumentasi dengan mudah dengan cara melacak setiap aktivitas dari sistem tersebut. Cara kerja Lebih cepat Hasil lebih baik Kelebihan kecerdasan alami yaitu: Kreatif : manusia memiliki kemampuan untuk menambah pengetahuan sedangkan keceerdasan buatan untuk menambah pengetahuan harus dilakukan melalui sistem yang dibangun Memungkinkan orang untuk menggunakan pengalaman secara langsung, sedangkan pada kecerdasan buatan harus bekerja dengan inputinput simbolik Pemikiran manusia dapat digunakan secara luas, sedangkan kecerdasan buatan sangat terbatas, (Kecerdasan Buatan, Saintikom, Vol v, Edisi 2, 2008). 2.2 Pengertian Jaringan Saraf Tiruan Ada beberapa tipe jaringan syaraf tiruan, namun demikian, hampir semuanya memiliki komponen-komponen yang sama. Seperti halnya otak manusia, jaringan syaraf tiruan juga terdiri dari beberapa neuron-neuron dan terdapat hubungan antar neuron-neuron tersebut. Neuronneuron tersebut akan mentransformasikan informasi yang diterima melalui sambungan keluarnya menuju ke neuron-neuron yang lain. Gambar 3.1 Susunan Neuron Jaringan Saraf Tiruan Sumber : Kusumadewi, (2003) Pada gambar 3.1 menunjukkan struktur neuron pada jaringan syaraf pada jaringan syaraf, neuron-neuron akan dikumpulkan dalam lapisanlapisan (layer) yang disebut dengan lapisan neuron (neuronlayers). 2.2.1 Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Menurut Diyahpuspitaningrum, (2006), lapisan penyusun jaringan syaraf tiruan dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Lapisan input Node - node didalam lapisan input disebut unit – unit input. Unit – unit input menerima input dari dunia luar. Input yang dimasukkan merupakan gambaran dari suatu masalah. 2. Lapisan tersembunyiNode – node dalam lapisan tersembunyi disebut unit – unit tersembunyi. Output dari lapisan ini tidak secara langsung dapat teramati. 3. lapisan output Node – node pada lapisan output disebut unit – unit output. Keluaran atau output dari lapisan ini merupakan jaringan saraf tiruan terhadap suatu permasalahan. Pembangunan sistem AI yang didasarkan pada pendekatan jaringan syaraf tiruan secara umum meliputi langkah-langkah berikut: 1. Memilih model jaringan syaraf tiruan yang sesuai didasarkan pada sifat dasar permasalahan. 2. Membangun jaringan syaraf tiruan yang sesuai dengan karakteristik domain aplikasinya 3. Melatih jaringan syaraf tiruan sesuai dengan prosedur pembelajaran dari model yang dipilih. 4. Menggunakan jaringan yang telah dilatih sebagai pembuatan inferensi atau pemecahan masalah. Jika hasilnya memuasakan maka kembali kelangkah berikutnya. 3.3.2 Asitektur Jaringan Skema Jaringan Syaraf Tiruan dengan menggunakan algoritma galat mundur memiliki 3 lapisan yaitu sebagai berikut (Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Mengukur Tingkat Korelasi Antara NEM dengan IPK Kelulusan Mahasiswa, Telkomnika 1693-6930, Vol vii, Edisi 3, 2009): 1. Satu lapisan masukan yang terdiri atas 3 unit sel 2. Satu Lapisan tersembunyi dengan jumlah unit sel yang ditentukan secara acak. 3. Satu lapisan keluaran berjumlah 1 unit sel sebagai target. 3.3.3 Istilah –istilah Jaringan Saraf Tiruan Berikut ini beberapa jaringan syaraf tiruan yang sering ditemui Diyah Puspitaningrum, (2006). 1. Neuron atau Nod atau Unit Sel saraf tiruan yang merupakan elemen pengolahan jaringan saraf tiruan. Setiap neuron menerima data input, memproses input tersebut (melakukan sejumlah perkalian dengan melibatkan summation function dan fungsi aktivasi). 2. Jaringan 123 Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017 ISSN: 2339-210X Kumpulan neuron yang saling terhubung dan membentuk lapisan 3. Input atau Masukan Berkorespon dengan sebuah atribut tunggal dari sebuah pola atau data lain dari dunia luar. Sinyal-sinyal input ini kemudian diteruskan ke lapisan selanjutnya. 4. Output atau Keluaran Solusi atau hasil pemahaman jaringan terhadap data input. Tujuan pembangunan jaringan saraf tiruan sendiri adalah untuk mengetahui nilai output. 5. Lapisan Tersembunyi( Hidden layer) Lapisan yang tidak secara langsung berinteraksi dengan dunia luar. Lapisan ini memperluas kemampuan jaringan saraf tiruan dalam menghadapi masalah-masalah yang komples. 6. Bobot Bobor dalam jaringan saraf tiruan merupakan nilai matematis dari koneksi yang mentransfer data dari satu lapisan kelapisan lainnya. Bobot ini digunakan untuk mengatur jaringan sehingga jaringan saraf tiruan bisa menghasilkan output yang diinginkan sekaligus bertujuan membuat jaringan tersebut belajar. 7. Summation Function Fungsi yang digunakan untuk mencari ratarata bobot dari semua elemen input. Yang sederhana adalah dengan mengalihkan setiap nilai input. Yang sederhana adalah dengan mengalihkan setiap nilai input (Xj) dengan bobotnya (Wij). 8. Fungsi Aktivasi atau Fungsi Transfer Fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat aktivasi internal (summation function) yang mungkin berbentuk aktivasi internal. 9. Paradigma Pembelajaran Cara berlangsungnya atau pelatihan jaringan saraf tiruan , apakah terawasi atau tidal terawasi. 10. Aturan Pembelajaran Aturan kerja umum dari teknik atau algoritma jaringan saraf tiruan 3.3.4 Penelitian Dengan Bantuan Jaringan Saraf Tiruan Berikut ini dibahas penelitian yang menggunakan jaringan saraf tiruan Diyah Puspitaningrum, (2006). 1. Hypernet : Penerapan Jaringan Saraf Tiruansistem pakar untuk pendiagnosisan dan perawatan tekanan darah tinggi. 2. Pengenalan pola tulisan tangan: menggunakan jaringan saraf tiruan dan logika samar 3. Mesin ketik suara (neural phonetic typewrite) yang menerjemahkan suara kedalam bentuk tulisan. 3.4 Pengertian Backpropagation Metode bacpropagation (propagasi balik) merupakan metode pembelajaran lanjut yang dikembangkan dari aturan perceptron hal yang ditiru dari perceptrona adalah tahapan dalam algoritma jaringan. Metode backpropagation ini digunakan untuk menginput data secara manual dan yang akan diteruskan dengan menggunakan metode matlab agar data dan penginputannya cepat dan akurat dengan bantuan matlab. Sebagian besar pelatihan untuk jaringan feedfoward.(umpan maju) menggunakan gradient dari fungsi aktivasi untuk menentukan bagaimana mengatur bobot-bobot dalam rangka meminimumkan kinerja. Gradient ini ditentukan dengan menggunakan suatu teknik yang disebut backpropagation. Pada dasarnya, algoritma pelatihan standar backpropagation akan menggerakkan bobot dengan arah gradient negatif. Prinsip dasar dari algoritma backpropagation Gambar 3.3 Arsitektur Backpropagation Sumber : Siang, (2009) 3.4.1 Fungsi Aktivasi Menurut Siang, (2009) dalam backpropagation, fungsi aktivasi yang dipakai harus memenuhi beberapa syarat yaitu: kontinu, terdiferensial dengan mudah dan merupakan fungsi yang tidak turun. Ada beberapa fungsi aktivasi yang sering digunakan Fungsi Aktivasi yang digunakan pada Backpropagation antara lain : 1. Fungsi sigmoid biner 2. Fungsi sigmoid bipolar 1. Fungsi sigmoid biner Dalam backpropagation, fungsi aktivasi yang dipakai harus memenuhi beberapa syarat yaitu : kontinu, terdiferensial dengan mudah dan merupakan fungsi yang tidak turun. fungsi ini bisa juga digunakan oleh jaringan syaraf yang nilai output nya 0 atau 1 . Fungsi sigmoid biner dirumuskan sebagai : y f x 1 1 ex 124 Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017 ISSN: 2339-210X Znet 1 = V10 + Rumus normalisasi data sebagai berikut : X’ = 0. 8(x-a) b-a dengan : + 0,1 2. Fase Propagasi Balik 𝑝 Ynetk = wk 0+ 𝑗 =1 Zjwkj 𝑝 Ynet k= wk 0+ 𝑗 =1 Zjwkj =Z1.W1 + Z2.W2 3. Fase Perubahan Bobot Umumnya kondisi penghentian yang sering dipakai adalah jumlah iterasi atau kesalahan. Langkah Algoritma pelatihan untuk jaringan dengan satu layar tersembunyi sebagai berikut : 1. Inisialisasi bobot dengan bilangan acak kecil 2. Lanjut kepropagasi maju 3. Tiap unit masukan menerima sinyal dan meneruskannya keunit tersembunyi di atasnya 4. Hitung semua keluaran di unit tersembunyi zj Znetj = Vj0 + 𝑛𝑖=1 xivji Zj = f (Znet j) = 1 1 + e– z_netj f ' x f x 1 f x Gambar 3.4. Fungsi Aktivasi Sigmoid Biner Sumber : Siang, (2009) 2. Fungsi sigmoid bipolar Fungsi sigmoid bipolar hampir sama dengan fungsi sigmoid biner, hanya saja output dari fungsi ini memiliki range antara 1 sampai -1. Fungsi sigmoid bipolar dirumuskan sebagai : y f x dengan: f ' x 2 1 e x 1 e x 1 f x 1 f x Gambar 3.5. Fungsi Aktivasi Sigmoid Bipolar Sumber : Siang, (2009) 3.4.2 Pelatihan Standart Backpropagation Pelatihan backpropagation meliputi 3 fase, fase pertama adalah fase maju. 1. Fase propagasi Maju Penghitungan untuk keluaran tersembunyi: Znetj = Vj0 + 𝑛𝑖=1 xivji Zj = f (Znet j) = 1 1 + e– z_netj 𝑛 𝑖=1 xivji 5. Hitung semua keluaran jaringan di unit yk 𝑝 Ynetk = wk 0+ 𝑗 =1 Zjwkj 𝑝 Ynet k= wk 0+ 𝑗 =1 Zjwkj =Z1.W1 + Z2.W2 6. Hitung faktor unit keluaran keluaran berdasarkan kesalahan disetiap unit keluaran yk Besar nya α = 0.1 ϑ k= (tk –yk) f’ (y_netk) = (tk-yk) yk(1yk) ϑ1 =(t1 –y1) f’ (y_net1) = (t1-y1) y1(1y1) 7. Hitung faktor ϑ unit tersembunyi berdasarkan kesalahan disetiap unit tersembunyi zj.(J=1,2,3……m) ϑnetj = 𝑚 𝑘 =1 ϑ𝑘 wkj ϑnet1 = ϑ1 * w11 8. Perubahan bobot garis yang menuju unit keluaran. Wkj(baru) =wkj(lama) ∆wkj W11 (baru) =w11(lama) +∆w11 W12(baru_= w12(lama)+ ∆w12 3.4.3 Aplikasi Backpropagation Dalam Peramalan Salah satu bidang dimana backpropagation dapat diaplikasikan dengan baik adalah bidang peramalan (forecasting). Peramalan yang sering kita dengar adalah peramalan besarnya penjualan, nilai tukar valuta asing, prediksi besarnya aliran air sungai, dll. Sebagai contoh , dalam penjualan barang, diketahui record data penjualan suatu produk pada beberapa bulan atau tahun terakhir. Masalahnya adalah memperkirakan berapa 125 Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017 ISSN: 2339-210X perkiraan produk yang terjual dalam bulan atau tahun yang akan datang, Siang, (2009). 3.5 Pengertian Matlab Menurut Agus Naba, (2009) MATLAB adalah bahasa pemograman tingkat tinggi dimana arti perintah dan fungsinya bisa dimengerti dengan mudah, meskipun untuk seorang pemula. Matlab menyediakan fungsi-fungsi khusus untuk menyelesaikan model jaringan saraf tiruan. Pemakai tinggal memasukan vector masukan, target, model dan parameter yang diinginkan Siang, (2009) Gambar 3.7 Tampilan Utama Matlab Sumber : Mohammad Yazdi, (2015) 4. Analisa dan Pembahasan 4.1 Analisa Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah membuat suatu sistem yang dapat memprediksi jumlah penjualan skincare sariayu berdasarkan data yang dilatihkan yaitu data yang diambil dari PT. SAI Indonesia. Penerapan jaringan saraf tiruan dalam permasalahan prediksi jumlah penjualan skincare sariayu meliputi penentuan komponen-komponen jaringan saraf tiruan yang digunakan dan mengimplementasikan dalam permasalahannya. Untuk memprediksi jumlah penjualan skincare sariayu ini diterapkan algoritma backpropagation. 4.1.1 Penentuan Jumlah Pemesanan Produk di Pt. Sai Indonesia Dalam proses pemesanan produk dilakukan pengorderan melalui sistem dengan melihat data yang ada, apakah memang barangnya sudah kosong atau masih ada. Jika sudah kosong maka didalam sistem terlihat items yang sudah kosong tersebut dan produk tersebut akan diorder. Terkadang pengorderan sudah dilakukan tetapi barang digudang kosong sehingga barang yang diorder tersebut tidak bisa dicukupi, dan berangsurangsur barangnya mengalami kekosongan yang lama. 4.2 Pembahasan Data Prediksi Dengan Metode Bacpropagation Pemisalan untuk product : A. facial foam langsat P. Penyegar kenangan 150ml B. facial Foam acne Q. Penyegar mawar C. minyak zaitun 150ml D. PL moisturizer R. Penyegar jeruk E. pelembab mawar S. Lotion jerawat F. pelembab jeruk T. Tolak jerawat G. Pembersih kenanga U. Lotion jerawat 150ml new H. Pembersih mawar V. Masker beras I. Pembersih jeruk putih 150ml W. Masker beras J. Penyegar merah kenangan 150ml X. Masker kacang K. Penyegar mawar hijau 150ml Y. Masker ketam L. Penyegar jeruk hitam 150ml M. Pembersih kenangan 100ml N. Pembersi mawar 100ml O. Penyegar jeruk 100ml 4.2.2 Normalisasi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan database jumlah penjualan pada tahun 2013 dimulai dari bulan januari sampai juni tahun 2016. Data disusun dan dipilih variabel faktorfaktor dengan record data yang memiliki informasi paling lengkap. Data tersebut kemudian dibagi menjadi 2 bagian yaitu, data pelatihan (training), data pengujian (testing). X’ = 0. 8(x-a) + 0,1 b-a Dimana X’ = hasil normalilasi x= data awal a= nilai minimal awal b= nilai maximal awal Tabel 4.5 Data Normalisasi Ta hu n 20 13 A B C D NAMA PRODUCT E F G H I J K L M 0 . 8 0 . 5 0 . 6 0 . 6 0 . 8 0 . 2 0 . 8 0 . 5 0 . 7 0 . 2 0 . 8 0 . 3 0 . 8 0 . 2 0 . 7 0 . 5 0 . 8 0 . 4 0 . 5 0 . 4 0 . 8 0 . 6 0 . 7 0 . 5 0 . 8 0 . 6 0 . 4 0 . 8 0 . 3 0 . 8 0 . 4 0 . 0 0 . 0 3 0 . 0 0 . 0 0 . 0 0 . 0 0 . 0 0 . 1 0 . 0 0 . 8 0 . 4 3 0 . 4 6 0 . 0 0 . 0 0 . 1 20 15 0 . 2 0 . 8 0 . 0 6 0 . 7 20 16 0 . 1 0 . 6 20 14 126 Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017 ISSN: 2339-210X 2 3 1 3 1 1 2 2 1 .2*0.8+0.4*0.8+0.1*0.8+0.3*0.3+1.2*0.04+0. 4*0.01+0.2*0.4+0.4*0.2 = Tabel 4.5 Data Normalisasi lanjutan Ta hu n 20 13 N O P NAMA PRODUCT Q R S T U V 0 . 5 0 . 4 0 . 4 0 . 5 0 . 8 0 . 8 0 . 8 0 . 3 20 14 0 . 8 0 . 8 0 . 8 0 . 8 0 . 6 0 . 5 20 15 0 . 1 0 . 4 0 . 4 0 . 4 20 16 0 . 0 4 0 . 0 3 0 . 0 5 0 . 1 0 . 0 4 0 . 0 4 0 . 0 6 0 . 0 6 0 . 0 6 W X Y 0 . 0 1 0 . 8 0 . 4 0 . 2 0 . 8 0 . 0 4 0 . 7 0 . 8 0 . 8 0 . 7 0 . 3 0 . 8 0 . 2 0 . 4 0 . 0 3 0 . 0 1 0 . 0 4 0 . 0 8 0 . 1 0 . 0 1 0 . 6 = 0.96+0.32+0.06+0.08+0.08+0.07+0.24 +0.08+0.14+0.96-0.32+0.050.08+0.05+0.04+0.12+0.05+0.16+0.32+0.08+ 0.09+0.048+0.0004+0.08+0.08 3.75 Z1 = f (Znet 1) = Tabel 4.5 merupakan data jumlah product selama 4 tahun terakhir yang sudah ditransformasikan. untuk itu akan dibuat pola pelatihan untuk pencapaian target . Znet 1 = X1. V11 + X2 . V12 + X3 . V13 + X4 .V14 + X5. V15 + X6.V16+ X7. V17+ X8 .V18 + X9. V19 + X10.V20+ X11. V21 + X12 . V22 + X13 . V23 + X14 .V24 + X15. V25 + X16.V26+ X17. V27+ X18 .V28 + X19. V29 + X20.V30+ X21. V31 + X22 . V32 + X23 . V33 + X24 .V34 + X25. V35 = 0.4*0.8+0.3*0.8+0.2*0.6+0.1*0.8+0.2*0.8+0.4 *0.7+0.1*0.8+1.4*0.8+0.3*0.7+0.4*0.8+0.3*0. 8+0.2*0.5+(0.1)*0.8+0.2*0.5+0.4*0.4+0.1*0.4+1.4*0.5+0.3 *0.8+0.3*0.8+0.1*0.8+0.4*0.3+(-0.1)*0.04+(0.1)*0.01+0.3*0.4+0.3*0.2 =0.32+0.24+0.12+0.08+0.16+0.28+0.08+1.12+0.21 +0.32+0.24+0.10.08+0.1+0.16+0.04+0.7+0.24+0.24+0.08+0.12 -0.004-0.001+0.12+0.06 = 4.99 Znet 2 = X1. V36 + X2 . V37+ X3 . V38 + X4 .V39 + X5. V40 + X6.V41+ X7. V42+ X8 .V43+ X9. V44 + X10.V45+ X11. V46 + X12 . V47 + X13 . V48 + X14 .V49+ X15. V50 + X16.V51+ X17. V52+ X18 .V53+ X19. V54 + X20.V55+ X21. V56 + X22 . V57 + X23 . V58 + X24 .V59 + X25. V60 = 1.2*0.8+0.4*0.8+0.1*0.6+0.1*0.8+0.1*0.8+0. 1*0.7+0.3*0.8+0.1*0.8+0.2*0.7+1.2*0.8+(0.4)*0.8+0.1*0.5+(0.1)*0.8+0.1*0.5+0.1*0.4+0.3*0.4+0.1*0.5+0 1 1 + e– 4.99 = -0.006 Z2 f (Znet 2) = 1 1 + e -3.75 = -0.022 6. Langkah 5 Hitung semua jaringan di unit keluaran (yk). Fase 2 Perambatan Balik : 𝑝 Ynetk = wk 0+ 𝑗 =1 Zjwkj 𝑝 Ynet k= wk 0+ 𝑗 =1 Zjwkj =Z1.W1 + Z2.W2 = 0.2 *(-0.006) + 1.3 * (-0.022) =(-0.0012) + (-0.0286) =(-0.049) Y1=f(Y-netk) = 1 1+ e –ynetk = 1 1 + e 0.049 = 0.487 7 . Langkah 6 Besar nya α = 0.1 ϑ k= (tk –yk) f’ (y_netk) = (tk-yk) yk(1-yk) ϑ1 =(t1 –y1) f’ (y_net1) = (t1-y1) y1(1-y1) =(0-0.451) * (0.451) * (1- 0.451) = (- 0.654) ∆wkj = α ϑk zj ∆ w11 = α ϑk z1 0.1 (-0.645) *( -0.010) = 0.00064 ∆ w12 = α ϑk z2 0.1 (-0.645) * (-0.0135) = 0.00087 ( ketentuan untuk ∆v12) 8. Langkah 7 Hitung faktor ϑ unit tersembunyi berdasarkan kesalahan disetiap unit tersembunyi zj.(J=1,2,3……m) ϑnetj = 𝑚 𝑘 =1 ϑ𝑘 wkj ϑnet1 = ϑ1 * w11 =- 0.654 * 0.2 = -1.241 ϑnet2 = ϑ1 * w12 =- 0.654* 1.3 = -0.980 Faktor kesalahan ϑ unit tersembunyi ϑ j= ϑnetj f’ (z_netj) = ϑnet zj(1-zj) ϑ1= ϑnet1 z1 (1-z1) = -0.654 *(-0.010)*(1-(-0.010) = 0.0066 ϑ1= ϑnet2 z2 (1-z2) = -0.654 *(-0.0135) * (1-(-0.0135)) 127 Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017 ISSN: 2339-210X = 0.0089 ∆vij =α ϑ1 xi ∆v10 = α ϑ1 =0.1 *(0.0066) * 1 =0.00066 ( ini ketentuan ∆v11) ∆v20 = α ϑ1 =0.1 *(0.0089) * 1 = 0.00089 9. Langkah 8 Perubahan bobot garis yang menuju unit keluaran. Wkj(baru) =wkj(lama) ∆wkj W11 (baru) =w11(lama) +∆w11 = 0.2 +0.0064 = 0.206 W12(baru_= w12(lama)+ ∆w12 =1.3 + 0.0087 =1.308 Tes nilai tertentu untuk berhenti belum terpenuhi karena nilai error dari Output belum kecil dari 0,01. Keterangan : Xi = jumlah tahun Penjualan kosmetik skincare sariayu 2013-2016 Y = hasil output jaringan -0.049 Xmin = data dengan nilai minimum 0.0950 Xmax =data dengan nilai maximum 0.1343 Kesimpulan dari perhitungan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa, ditahun 2013 sampai dengan tahun 2016 jumlah skincare sariayu yang akan terjual lebih banyak adalah item pelembab jeruk, pembersih jeruk 150ml penyegar jeruk 150ml, dan masker beras putih dengan hasil Output 0.1343 Untuk itu pemimpin perusahaan PT.SAI Indonesia dapat memperbanyak produk tersebut untuk penjualan ditahun 2017 diawal tahun, dan jika ingin melakukan prediksi ditahun berikutnya seperti tahun 2018 maka dapat menginput data ditahun sebelumnya . 4.2 Algoritma Algoritma merupakan suatu urutan langkah sistematis dan logis, yang bertujuan untuk memecahkan masalah. 4.2.2 Algoritma Prediksi Jumlah Penjualan Skincare Sari Ayu Adapun algoritma untuk memprediksi jumlah penjualan Skincare dapat dilihat dibawah ini. Input : X0 Tahun X1 Jumlah penjualan Facial foam langsat X2 Jumlah Penjualan Facial Acne X3 Jumlah Penjualan Masker Ketan Hitam X4 Jumlah Penjualan PL Moisturizer X5 Jumlah Penjualan Pelembab Mawar X6 Jumlah Penjualan Pelembab Jeruk X7 Jumlah Penjualan Pembersih Kenangan 150 ML X8 Pembersih Mawar Jumlah Penjualan X9 Pembersih Jeruk 150 ML Jumlah Penjualan X10 Jumlah Penjualan Penyegar Kenangan 150ML X11 Jumlah Penjualan Pembersih penyegar mawar X12 Jumlah Penjualan Pembersih Penyegar Jeruk 150 ML X13 Jumlah Penjualan Pembersi Kenangan 100ML X14 Pembersih mawar 100ML Jumlah Penjualan X15 Pembersih Jeruk 100ml Jumlah Penjualan X16 Jumlah Penjualan Penyegar Kenangan 100ML X17 Penyegar Mawar Jumlah Penjualan X18 Penyegar jeruk 100ML Jumlah Penjualan X19 Jerawat Jumlah Penjualan Lotion X20 Tolak Jerawat Jumlah Penjualan X21 Penjualan Lotion Jerawat new Jumlah X22 Penjualan Masker Beras Putih Jumlah X23 Penjualan Masker Beras Merah Jumlah X24 Penjualan Masker Kacang Hijau Jumlah X25 Penjualan Masker Ketan hitam Jumlah 128 Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017 ISSN: 2339-210X Xi Prediksi Nilai Akhir Znet pengeluaran Hitung Semua Process : Hasil akan ditambah dengan (+) 0.1 Vj0 + 𝑛 𝑖=1 xivji If Kondisi penghentian terpenuhi then Lakukan Langkah berikutnya Hitung Prediksi , rumus xi=y (Xmax-Xmin) +Xmin If Jumlah Penjualan Skincare Sariayu 3 tahun Kedepan akan mengalami penurunan. 4.3 Pelatihan dan Pengujian Data Dengan Matlab Dalam melakukan pelatihan dan pengujian hasil dari prediksi Penjualan Skincare Sariayu di PT. SAI INDONESIA Medan, maka pengolahan data tersebut juga akan diujikan ke dalam sistem komputerisasi. Software yang akan digunakan dalam pengujian prediksi jumlah Penjualan Skincare Sariayu tersebut yaitu dengan memanfaatkan software Matlab 6.1. Dengan sampel data penjualan skincare sariayu Adapun data perbandingan dari masingmasing model dapat di lihat sebagai berikut : Tabel 5.18 Perbandingan MSE dari tiga pola yang Diuji MSE 25-3-1 25-2-1 0.0730838 0.0731354 Setiap tahun dalam kurun waktu 4 tahun yang di ubah menjadi pola pelatihan sebanyak 37 testing dan 38 training, maka penulis menyimpulkan bahwa model terbaik adalah model 25--1 dengan proses perulangan (epoch) pada saat pelatihan dengan epoch= 5000 dan pencapaian MSE pada saat pelatihan dengan jumlah penjualan skincare sariayu = 0.0730838 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian terhadap prediksi jumlah penjualan kosmetik skincare sariayu dengan menggunakan algoritma backpropagation adalah : 1. Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma Backpropagation mampu menentukan atau memprediksi jumlah penjualan kosmetik skincare sariayu. 2. Jaringan Syaraf Tiruan menggunakan algoritma pelatihan backpropagation untuk memprediksi jumlah penjualan kosmetik skincare sariayu. 3. Proses implementasi jaringan syaraf tiruan menggunakan metode aplikasi matlab dengan 75 data , di mana data akan dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama digunakan untuk data pengujian (testing) dan bagian kedua untuk data pelatihan (Training). 5.2 Saran Dari hasil penelitian Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Dengan Menggunakan Algoritma Backpropagation untuk meprediksi jumlah penjualan kosmetik skincare sariayu disarankan hal-hal berikut : 1. Untuk lebih memudahkan pengguna, maka perlu dibuat suatu interface seperti Graphical User Interface ( GUI ). 2. Diharapkan dalam meprediksi jumlah penjualan kosmetik skincare sariayu, bukan hanya untuk PT. SAI INDONESIA tapi untuk perusahaan umum lainnya. 3. Prediksi jumlah penjualan kosmetik skincare sariayu untuk tahun berikutnya sebaiknya dilakukan setelah mendapat laporan jumlah penjualan kosmetik skincare sariayu di tahunTahun Sebelumnya. Daftar Pustaka 1. Indonesia Jurnal on computer science speed, FTI UNSA, Vol 9 No 3, Desember 2012) 2. Kecerdasan buatan (Kusrini, 2006:4). 3. Kecerdasan buatan (Kusrini, 2006:6). 4. Diyah Puspitaningrum (2006). Jaringan saraf tiruan(1), Yogyakarta 5. Diyah Puspitaningrum (2006). Jaringan saraf tiruan(3), Yogyakarta 6. Diyah Puspitaningrum (2006). Jaringan saraf tiruan(9), Yogyakarta 7. Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Mengukur Tingkat Korelasi Antara NEM dengan IPK Kelulusan Mahasiswa, , Vol vii, Edisi 3, 2009 8. Diyah Puspitaningrum (2006). Jaringan saraf tiruan (13), Yogyakarta 9. mohammad yazdi pusadan S.kom, M.eng (2015). Pemograman Matlab pada Sistem Pakar Fuzzy 10. Jong Jek Siang (2009), Penggunaan Matriks Matlab, Yogyakarta, Penerbit Andi. 11. Kusumadewi (2003), Kecerdasan Buatan.