BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pembangunan ekonomi daerah bisa ditingkatkan dengan cara menggali potensi ekonomi daerahyang dimiliki oleh daerah tersebut. Potensi ekonomi daerah merupakan kemampuan ekonomi yang ada di daerah yang mungkin dan layak dikembangkan sehingga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat setempat bahkan dapat mendorong perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang. Potensi ekonomi daerah dapat dikembangkan dengan menggali produk-produk unggulan yang ada di daerah. Produk unggulan adalah suatu produk yang memiliki ciri khas atau keunikan sendiri dari daerah yang memiliki daya saing sehingga mampu untuk menangkal produk pesaing di pasar domestik dan menembus pasar ekspor. Untuk itu Produk-produk unggulan yang ada di daerah tersebut harus memiliki pengaruh yang signifikan atau positif terahadap tingkat kesehjateraan masyarakat yang dinilai dari meningkatnya pendapatan masyarakat. 2.1.1. Potensi Ekonomi Daerah Dalam rangka upaya pembangunan ekonomi daerah, inventarisasi potensi wilayah/masyarakat/daerah mutlak diperlukan agar dapat ditetapkan kebijakan pola pengembangan baik secara sektoral maupun secara multisektoral. Salah satu identifikasi dari potensi ekonomi daerah yaitu dengan mengidentifikasi produkproduk potensial, andalan dan unggulan daerah pada tiap-tiap sub sektor. Universitas Sumatera Utara Potensi ekonomi daerah adalah kemampuan ekonomi yang ada di daerah yang mungkin dan layak dikembangkan sehingga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat setempat bahkan dapat mendorong perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan. Potensi ekonomi daerah dapat dikembangkan melalui produkproduk unggulan yang dimiliki oleh daerah. Sumihardjo (2008, h.114) menjelaskan bahwa pengembangan sektor unggulan yang dimiliki daerah tercermin pada visi dan misi daerah yang tertuang di dalam rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) dan rencana jangka menengah daerah (RPJMD). Di dalam bidang RPJPD dan RPJMD tampak bidang-bidang prioritas pada setiap program daerah Kabupaten/Kota dalam memperkokoh pengembangan produk unggulan. Selain itu APBD harus mencerminkan program-program dan tujuan-tujuan pembangunan karena suatu rencana akan bersifat operasionil apabila anggarannya tersedia. Hal tersebut merupakan upaya pemerintah dalam pengembangan potensi daerah yang tertuang dalam perencanaan pembangunan. Penyelenggaraan pemerintah dibidang pembangunan pada dasarnya adalah kunci keberhasilan pengembangan potensi ekonomi lokal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pendekatan yang umum dalam pengembangan potensi daerah dengan cara menelaah komponen produk Domestik Regional Bruto (PDRB), komponen sumber daya manusia basis dan potensi, teknologi, dan sistem kelembagaan. Dalam menelaah PDRB dilakukan untuk mengetahui potensi non basis. Suatu daerah yang memiliki keunggulan memberikan kekhasan tersendiri Universitas Sumatera Utara yang tidak ada pada daerah lain, Sehingga produk unggulan tadi dapat dikatakan sebagai kegiatan basis (Triyuwono dan Yustia, 2003, h.93). 2.1.2. Produk Unggulan Daerah Pengembangan produk unggulan daerah adalah kemampuan suatu daerah untuk menghasilkan produk, menciptakan nilai, memanfaatkan sumber daya secara nyata, memberi kesempatan kerja, mendatangkan pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah, memiliki prospek untuk meningkatkan produktivitas dan investasinya, serta mampu memasarkan produk baik di pasar domestik maupun pasar ekspor. Hal ini bertujuan agar produk unggulan daerah lebih dikenal oleh masyarakat luas dan tidak hanya dikenal oleh masyarakat lokal. Sebuah produk dikatakan unggul jika memiliki daya saing sehingga mampu untuk menangkal produk pesaing di pasar domestik dan menembus pasar ekspor (Sudarsono,2001). Produk unggulan daerah adalahsuatu produk yang potensial atau produk yang memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri untuk dikembangkan disuatu daerah dengan memanfaatkan sumber daya setempat, serta dapat mendatangkan keuntungan bagi masyarakat dan pemerintah (Arifin,2006). Produk-produklokal mempunyai nilai jual yang tinggi, dengan keunikan atau ciri khas yang terdapat pada produk tersebut yang dimiliki suatu daerah sehingga bisa berdaya saing. Dalam identifikasi sektor unggulan perlu memperhatikan enam hal yaitu : 1) keterkaitan tingkat pembangunan, 2) keterkaitan antar sektor, 3) kontribusi Universitas Sumatera Utara terhadap sektor atau struktur ekonomi, 4) penyerapan tenaga kerja, 5) daya dukung SDM dan teknologi, 6) pertimbangan strategi non ekonomi. Keenam kriteria dari produk unggulan antara lain sebagai berikut : 1. Sektor unggulan memiliki keterkaitan dengan tingkatan pembangunan daerah terutama pembangunan ekonomi, struktur ekonomi yang terbagi menjadi dari sektor primer, sekunder, dan tersier. Jenis sektor unggulan akan menjadi bagian penting dalam sektor-sektor ekonomi tersebut. 2. Sektor unggulan dapat kemungkinan memiliki keterkaitan dengan sektor lainnya. Keterkaitan ini dapat ke belakang yaitu sektor penyedia input (backward linkage) atau ke depan yaitu sektor yang menggunakan input (fordward linkage). 3. Sektor unggulan dapat memberikan kontribusi yang besar dan dapat diandalkan bagi perekonomian daerah. Perkembangan sektor unggulan dapat meningkatkan atau mengubah struktur ekonomi tertentu yang memiliki sektor unggulan di daerahnya. 4. Peningkatan sektor unggulan dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Berarti terjadi peningkatan kegiatan ekonomi sehingga pada pada gilirannya akan meningkatkan permintaan tenaga kerja. Peningkatan permintaan tenaga kerja akan menambah penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan dalam perekonomian daerah. 5. Pengembangan sektor unggulan harus memperhatikan daya dukung SDM dan teknologi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Sektor unggulan yang menjadi andalan atau tulang punggung penting bagi perekonomian Universitas Sumatera Utara daerah membutuhkan SDM dan teknologi yang memadai untuk mengelolanya. 6. Pertimbangan Strategis non ekonomi perlu juga diperhatikan terkait pengembangan sektor unggulan. 2.1.3. Pendapatan Masyarakat Menurut Reksoprayitno (2004:79), pendapatan (revenue) adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan. Masalah pendapatan tidak hanya dilihat dari jumlahnya saja, tetapi bagaimana distribusi pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Menurut Boediono (2002:150), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi arah gejala distribusi pendapatan disuatu daerah, antara lain sebagai berikut : 1. Perolehan faktor-faktor produksi seperti modal, tanah, tenaga kerja, dan kewirausahaan didalam menghasilkan sebuah produk. 2. Perolehan pekerjaan bagi mereka yang tidak mempunyai faktor produksi yang cukup untuk memperoleh kesempatan kerja penuh didalam mengahsilkan sebuah produk. 3. Laju produksi daerah, dalam hal yang menyangkut produksi pengolahan dari hasil pertanian yanga ada di daerah dalam menghasilkan suatu produk. Menurut Reksoprayitno (2004:79),pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan digunakan untuk memenuhi Universitas Sumatera Utara kebutuhan sehari-hari. Pendapatan masyarakat pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan real per kapita. Menurut Sumardi (1982:83), pendapatan per kapita dapat diartikan sebagai penerimaan yang diperoleh rumah tangga yang dapat mereka belanjakan untuk konsumsi yaitu yang dikeluarkan untuk pembelian barang konsumtif dan jasa-jasa, yang dibutuhkan rumah tangga bagi pemenuhan kebutuhan mereka. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat, yaitu dengan cara menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai, menggalakkan program kerja berencana dan yang terakhir transfer pemerintah kepada golongan-golongan masyarakat yang berpendapatan rendah, yaitu dengan menggunakan pajak. Menurut Soekartawi (2002:132), tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan sutu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan dari konsumsi maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah untuk berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga mempengaruhi pada tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula. Tinggi rendahnya pengeluaran sangat bergantung kepada kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya. Selain itu pengalaman berusaha juga mempengaruhi pendapatan. Karena seseorang atau kelompok Universitas Sumatera Utara memiliki kelebihan keterampilan dalam meningkatkan aktivitas sehingga pendapatan turut meningkat. Usaha meningkatkan penadapatan masyarakat dapat dilakukan dengan pemberantasan kemiskinan yaitu membina kelompok masyarakat dapat diwujudkan dengan pemenuhan modal kerja, ketepatan dalam penggunaan modal kerja yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan usaha sesuai dengan yang diharapkan sehingga upaya peningkatan pendapatan masyarakat dapat terwujud dengan optimal. Pendapatan masyarakat dapat meningkat, khususnya pendapatan masyarakat yang dan mengelola sumber daya yang ada di daerah yaitu sebagai suatu potensi ekonomi lokal yang dilihat dari kemapuan suatu daerah untuk menghasilkan produk-produk unggulan daerah yang memiliki daya saing baik itu di pasar domestik maupun di pasar lokal. Pengembangan produk-produk unggulan daerah diharapakan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan terwujudnya kesejahteraan masyarakat. 2.2. Penelitian Terdahulu Damayanti, Afifuddin, dan Rahmanta (2013) menganalisis pengaruh komoditi jagung terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Dairi. Hasil penelitian ini dengan menggunakan Kuosion Lokasi (LQ) dan analisis regresi berganda. Dari hasil perhitungan LQ menunjukkan bahwa hanya sektor pertanian yang mempunyai nilai LQ > 1 setiap tahun, hal ini berarti komoditi jagung memilki peranan penting dalam pengembangan wilayah. Sedangkan dari hasil regresi berganda meunjukkan bahwa komoditi jagung berpengaruh positif atau signifikan terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Universitas Sumatera Utara Dairi. Hasil analisis menujukkan nilai koefisien determinasi (R 2) sebesar 0,859 yang berarti bahwa perubahan mendorong pengembangan usaha pertanian di Kecamatan Tanah Pinem. Farikin, Saparto, dan Suharyono (2016) menganalisis usahatani kedelai varietas grobongan di Desa Pandanharum Kabupaten Grobogan. Hasil penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, untuk menganalisis seberapa besar pengaruh usahatani kedelai terhadap peningkatan pendapatan petani kedelai dilihat dari faktor-faktor produksi yang digunakan. Adanya pengaruh yang positif dari usaha kedelai terhadap pendapatan petani kedelai jika dilihat dari faktorfaktor produksi yang digunakan. Husna, Noor, dan Rozikin (2009), menganalisis pengembangan potensi ekonomi lokal untuk menguatkan daya saing daerah di Kabupaten Gresik. Hasil penelitian ini menggunakan analisis Kuosion Lokasi (LQ) dan analisis Shift Share. Berdasarkan hasil LQ diketahui tiga sektor yang paling potensial untuk dikembangkan adalah sektor industri pengolahan dengan nilai LQ 1,99; kemudian disusul oleh sektor listrik, gas, dan air bersih dengan nilai LQ 1,42; dan posisi ketiga adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai LQ sebesar 1,36. Selain itu analisis shift share juga menganalisis terdapat tiga sektor yang paling potensial yaitu industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta listrik, gas, dan air bersih merupakan sektor unggulan yang memiliki daya saing untuk dikembangkan di daerah Kabupaten Gresik. Universitas Sumatera Utara 2.3. Kerangka Konseptual Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah kesejahteraan masyarakat yang dipengaruhi oleh adanya tiga faktor produk-produk unggulan, antara lain sapu ijuk, opak, dan gula aren. Kemudian variabel tersebut sebagai variabel independen dan variabel dependennya yaitu pendapatan masyarakat yang diukur dengan alat analisis regresi untuk mendapatkan tingkat signifikansinya. Setelah itu mendapatkan hasil regresi tersebut diharapkan mendapatkan tingkat signifikansi setiap variabel independen (produk-produk unggulan) dalam mempengaruhi pendapatan masyarakat sekitar yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Kemudian tingkat signifikansi setiap variabel independen mampu memberikan gambaran kepada pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan pihak yang terkait mengenai pengaruh pengembangan produk-produk unggulan terhadap kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari besarnya jumlah pendapatan. Sapu Ijuk ProdukProduk Unggulan Opak Pendapatan Masyarakat Kesejahteraan Masyarakat Gula Aren Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Universitas Sumatera Utara Berdasarkan delapan produk unggulan seperti keripik ubi aneka rasa, opak, sapu ijuk, keramik gerabah, gula aren, tenun tradisional, jagung marning, dan sulaman bordir yang ada di Kabupaten Deli Serdang yang diterbitkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, penulis sepakat hanya mengambil tiga produk unggulan yang ada di Kabupaten Deli Serdang antara lain : sapu ijuk, opak, dan gula aren. Jagung Sulaman Marning Bordir 11% 5% Keripik Ubi Aneka Rasa 5% Tenun Tradisional 4% Gual Aren 21% Opak 24% Keramik Gerabah 5% Sapu Ijuk 25% Gambar 2.2 Jumlah tenaga kerja pada setiap produk unggulan Kriteria pemilihan dalam pengambilan keputusan untuk memilih tiga produk tersebut berdasarkan banyaknya jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan tiga produk unggulan tersebut jika dibandingkan dengan produk unggulan lainnya yang ada di Kabupaten Deli Serdang, contohnya seperti produk sapu ijuk dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 410 orang, produk opak denga jumlah tnaga kerja sebanyak 396 orang, dan produk gula aren dengan Universitas Sumatera Utara jumlah tenaga kerja sebanyak 350 orang. Diharapkan dari pemilihan tiga produk unggulan (sapu ijuk, opak, dan gula aren) dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar yang bekerja pada tiga produk unggulan tersebut. Hal ini dikarenakan kriteria di dalam pemilihan tiga produk unggulan tersebut berdasarkan banyaknya jumlah tenaga kerja yang digunakan khususnya masyarakat sekitar yang bekerja pada produk unggulan tersebut. 2.4. Hipotesis Penelitian Menurut Sugiono (2008:93), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengupulan data. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara produk-produk unggulan (sapu ijuk, opak, dan gula aren) terhadap kesejahteraan masyarakat. H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara produk-produk unggulan (sapu ijuk, opak,dan gula aren) terhadap kesejahteraan masyarakat. Universitas Sumatera Utara