PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan penduduk terhadap hasil pertanian akan semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk. Seiring dengan perkembangan jaman telah terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman dan perkotaan yang menyebabkan lahan untuk pertanian menjadi berkurang. Sehingga pemenuhan kebutuhan pangan penduduk menjadi terbatas pula. Istilah urban farming atau yang dikenal dengan berkebun di kota merupakan suatu sistem pertanian di perkotaan yang memanfaatkan lahan sempit. Urban farming dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Teknik budidaya ini diharapkan dapat memperoleh produktivitas yang tinggi dengan lahan terbatas. Selain dapat memenuhi kebutuhan pangan dapat juga memberikan nilai estetika dan kebersihan lingkungan hidup diperkotaan. Salah satu sistem ini adalah dengan hidroponik. Hidroponik merupakan salah satu sistem budidaya pertanian yang digunakan untuk memperbaiki kualitas sayuran yang dihasilkan. Hidroponik dapat didefinisikan sebagai sistem budidaya tanaman dengan menggunakan media selain tanah, tetapi mengunakan media bersifat inert media yang tidak memiliki kandungan unsur hara di dalamnya seperti kerikil, pasir, gambut, vermikulit, batu apung atau serbuk gergaji dan ditambahkan larutan hara yang berisi seluruh unsur yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. Budidaya hidoponik memiliki beberapa keuntungan, yaitu: pertumbuhan tanaman terkontrol, hasil produksi tanaman dengan kualitas dan Universitas Sumatera Utara kuantitas yang tinggi dan tanaman jarang terserang hama penyakit karena lingkungan lebih terkendali (Resh 2004). Suplai kebutuhan nutrisi untuk tanaman dalam sistem hidroponik sangat penting untuk diperhatikan. Setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas, membutuhkan keseimbangan jumlah dan komposisi larutan nutrisi yang berbeda. Tidak ada satu jenis formula larutan nutrisi yang berlaku untuk semua komoditas. Dari beberapa pustaka banyak dijumpai berbagai macam formula larutan nutrisi untuk kultur hidroponik, seperti larutan Hoagland, larutan Schippers, larutan Marvel dan sebagainya (Rosliani dan Sumarni, 2005). Budidaya sayuran daun secara hidroponik umumnya menggunakan larutan hara berupa larutan hidroponik standar (AB mix). AB mix merupakan larutan hara yang terdiri dari larutan hara stok A yang berisi hara makro dan stok B yang berisi hara mikro. Permasalahannya pada saat ini adalah penggunaan larutan hara AB mix memerlukan biaya yang relatif tinggi. Masyarakat umum memandang bahwa teknologi secara hidroponik memiliki nilai ekonomi yang cukup besar dalam hal perawatan dan harga pupuk (Nugraha, 2014). Upaya yang dapat dilakukan untuk alternatif penggunaan nutrisi AB mix yaitu dengan menggunakan formulasi nutrisi racikan sendiri. Hasil Penelitian Yusuf dan Mas’ud pada tahun (2007) pada komoditi sawi menunjukkan bahwa pertumbuhan sawi akan lebih baik jika sistem hidroponik yang digunakan mengunakan pasir dengan nutrisi AB mix atau nutrisi buatan sendiri. Dalam budidaya hidroponik dibutuhkan perawatan yang teratur. Salah satunya adalah perawatan air nutrisi. Oleh karena itu, untuk mempermudahnya dapat Universitas Sumatera Utara digunakan timer untuk mengatur waktu kerja pompa yang diharapkan juga dapat menekan biaya listrik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hidroponik tanaman sayur dengan formulasi nutrisi AB mix dan formulasi nutrisi racikan sendiri. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan hasil produksi hidroponik tanaman sayuran sawi (Brassica juncea) yang berbeda varietas dengan nutrisi AB Mix dan nutrisi racikan sendiri. Hipotesis Penelitian - Adanya pengaruh varietas terhadap pertumbuhan tanaman sawi - Adanya pengaruh larutan nutrisi terhadap pertumbuhan tanaman - Adanya pengaruh timer terhadap pertumbuhan tanaman - Adanya pengaruh interaksi antara varietas, larutan nutrisi dan timer terhadap pertumbuhan tanaman. Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan diharapkan dapat berguna untuk pihak-pihak yang membutuhkan. Universitas Sumatera Utara