PENTINGNYA PENGUASAAN PSIKOLOGI BAGI PENYIDIK DALAM PEMERIKSAAN TERSANGKA PADA TAHAP PENYIDIKAN (Suatu Tinjauan Yuridis dan Psikologi) Siska Diana Sari* ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan penguasaan beberapa ilmu bantu dalam bidang hukum, khususnya dalam bidang psikologi bagi seorang penyidik. Hal ini dikarenakan penyidik mempunyai kesulitan untuk mendapatkan keterangan dari tersangak sehubungan dengan terjadinya suatu tindak pidana yang melibatkan tersangka. Tujuannya adalah guna menghindari adanya pemaksaan yang menyalahi hak asasi tersangka. Tujuan yang kedua adalah mendapatkan keterangan yang sebenarnya adalah karena kurangnya kemampuan para penyidik dalam teknik-teknik pemeriksaan tersangka. Penelitian dilakukan secara studi kepustakaan dan mencari data elektronik melalui internet. Data yang diteliti adalah pentingnya penguasaan ilmu psikologi bagi penyidik dalam proses pemeriksaan tersangka dalam tahap penyidikan di tingkat kepolisian, Hasil penelitian memperlihatkan bahwa seorang penyidik dapat menerapkan salah satu bidang ilmu bantu dalam rangka penegakkan hukum, yaitu psikologi. Psikologi lebih berpijak pada pengetahuan tentang manusia, khusunya tentang perilaku dan perbuatan manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Dengan dibantu psikologi, dapatlah seorang penyidik memperoleh atau “mengorek” keterangan dari tersangka dengan mudah, oleh karena telah dapat dilakukan pendekatan pribadi (personal approach) yang manusiawi. Dengan demikian dapat memperlancar pelaksanaan penyidikan sebagai langkah awal dalam proses pidana. Dalam kaitanya dengan hal tersebut yang perlu diusahakan adalah agar supaya jumlah tenaga psikologi jangan sampai kurang oleh karena penggunaan psikologi ini benar-benar dapat dirasakan manfaatnya. Dengan demikian penggunaan psikologi dalam pemeriksaan tersangka merupakan satu tahap langkah kemajuan bagi dunia penegak hukum. Jadi peranan psikologi dalam hukum mempunyai tujuan yang positif, yakni disamping untuk menjaga harkat dan martabat tersangka pada tingkat penyidikan, juga demi efektifitas pemeriksaan. Kata kunci : psikologi, penyidik, penyidikan * Siska Diana Sari adalah Dosen Program Studi PPKn Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial IKIP PGRI Madiun 2005-2025 PENDAHULUAN Negara Indonesia adalah negara hukum, hal ini tertuang secara jelas dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Perubahan Ketiga yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara hukum”. Artinya bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan (Machtsstaat) dan pemerintahan berdasarkan system konstitusi (hukum dasar), bukan absolutism (kekuasaan yang tidak terbatas). Konsekuensi dari Pasal 1 ayat (3) Amanademen Ketiga UUD 1945 ada 3 (tiga) prinsip dasar yang wajib dijunjung tinggi oleh setiap warga negara yaitu hukum, kesetaraan hukum dan dengan supremasi di hadapan penegakan cara-cara hukum yang tidak bertentangan dengan hukum (UUD 1945). Upaya hukum menjunjung tersebut terwujud tinggi dalam perencanaan pembangunan di bidang hukum sebagaimana dalam Rencana tercantum Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) yang tertuang dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2007: Bahwa khusus mengenai pembangunan hukum, diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, mengatur permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi, terutama dunia usaha dan dunia industry serta menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi terutama penegakan dan perlindungan hukum. Lebih jauh, pembangunan hukum juga diarahkan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya tindak pidana korupsi serta mampu menangani dan menyelesaikan seara tuntas permasalahan yang terkait dengan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Untuk itu pembangunan hukum dilaksanakan melalui pembaruan materi hukum dengan tetap memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh globalisasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian dan perlindungan hukum, penegakan yang berintikan keadilan dan kebenaran, ketertiban dan kesejahteraan dalam rangka penyelenggaraan Negara yang makin tertib, teratur, lancar serta berdaya saing global. Sedangkan pembangunan bidang aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur Negara untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, di pusat dan di daerah agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan_di_bidangbidang_lainnya. (http://www.bappenas.go.id/n ode/0/2518/buku-rpjmn2010-2014). tersangka dari tingkat pendahuluan yaitu pada tahap penyidikan sampai dengan tingkat terdakwa yaitu pada tahap pelaksanaan hakim/pengadilan asasinya. putusan dijamin Diharapkan, hak dengan berlakunya KUHAP tersebut kiranya dapat membantu seluruh lapisan masyarakat untuk menghayati hak Pembaharuan Nasional dalam Hukum bidang Hukum Acara Pidana dapat dilihat pada pencabutan ketentuan hukum acara pidana yang dimuat dalam Het Herziene Inlands Reglement (HIR) (Staatsblad tahun 1941 Nomor 44) dihubungkan undang dengan Nomor 1 Undang Drt – 1951 (Lembaran Negara 1951 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 81) yang diganti dengan Undang – Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Hukum Acara Pidana yang dikenal dengan KUHAP (Kitab Undang–undang Hukum Acara Pidana), telah terjadi perubahan besar–besaran. KUHAP dan kewajibannya sangat menjunjung tinggi, lebih memberi jaminan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia di mana untuk meningkatkan pembinaan sikap para pelaksana penegak hukum sesuai dengan fungsi dan wewenang masing masing kea rah tegaknya hukum, keadilan dan kepasian hukum. Di dalam KUHAP, disamping mengatur ketentuan tentang tata cara proses proses pidana juga mengatur tentang hak dan kewajiban seseorang yang terlibat proses pidana. Proses pidana yang dimaksud Penulis adalah tahap pemeriksaan tersangka (interogasi) pada tingkat penyidikan. Pemeriksaan tersangka merupakan salah satu usaha untuk pengumpulan bahan pembuktian, mendapatkan tersebut serta yaitu untuk keterangan/kejelasan tentang terjadinya sesuatu tindak pidana yang mungkin melibatkan tersangka. Pelaksanaan interogasi ini dilakukan oleh penyidik. Penyidiklah mengemban pelaksanaan hukum, sehingga penegakan sangat perlu Sikap emosional tersangka dengan kemungkinan, masalah – masalah yang tidak dapat kemungkinan dihindari diperiksa pelaksanaan penyidik sering timbul pada tahap interograsi memperhitungkan akan terjadinya dalam penyidikan berdasarkan KUHAP…” yang akan berperan di garis terdepan dalam fungsi beberapa antara lain tersangka bersikap yang lamban, sulit KUHAP. Hal ini dikarenakan jiwa untuk dimintakan dan materi KUHAP sangat berbeda keterangan/informasi dengan Hukum Acara Pidana yang diperlukan lama (HIR), di mana telah terjadi tindak pidana yang terjadi. Di lain perubahan yang mendasar di dalam pihak, kemungkinan penyidik yang sistem peradilan pidana yang akan bertugas kurang dapat menyelami mempengaruhi pula system tingkah penyidikannya. Perubahan dalam yang sehubungan laku atau dengan kepribadian tersangka sehingga akan mengalami bidang penyidikan yang dimaksud kesulitan sebagai berikut ini (Departemen keterangan Kehakiman, 1982: 22 -23) : Keadaan inilah yang kerap kali dapat Diberlakukannya KUHAP untuk mendapatkan yang diperlukan. menghambat kelancaran dengan segala perubahan didalam pemeriksaan. Terkadang kita masih sistem penyidikan tersebut, menuntut mendengar masih ada penyidik yang adanya memaksa (Departemen Kehakiman, tersangka agar 1982: 23) : mengakui “….peningkatan personal, peralatan, dituduhkan dana dan sarana – sarana lainnya tuduhan itu tidak benar. Padahal baik kuantitatif maupun kualitatif, sebenarnyalah guna kepentingan pelaksanaan tugas melakukan Polri persoalannya di bawa ke penuntut pada pelaksanaan umunya, tugas terutama reserse yang kesalahan mau kepadanya yang sekalipun penyidik dalam pemeriksaan, sebelum umum dan ke pengadilan tidak dibenarkan memaksa tersangka agar mau mengaku salah kalau memang keterangan tersangka. Walau tak tersangka merasa tidak bersalah. Hal dapat dipungkiri, bahwasanya dalam ini terbukti setelah persoalan sampai penyidikan kebenaran yang mutlak ke penuntut umumtersangka akan 100% tidak akan dapat dicapai, mencabut pengakuannya karena hanya Tuhan-lah dalam hal yang pernah di ucapkan di hadapan ini yang mengetahuinya. Akan tetapi penyidik dengan alasan “dipaksa” fakta –fakta bukti dapat ditemukan untuk mengaku. Kalau tidak mau sebanyak – banyaknya sehingga harus siap menerima perlakuan kasar dapat mendekati kebenaran yang dari pihak penyidik (R.Soesilo, 1980: menyakinkan bahwa ada suatu tindak 21-22). pidana tertentu telah dilakukan dan kembali Perlu diingat bahwa tujuan Hukum Acara Pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan setidak–tidaknya siapakah orang yang telah berbuat (R. Soesilo, 1980: 21-22). atau mendekati Sejak dini KUHAP sudah berusaha mencegah kebenaran materiil, ialah kebenaran diadakannya/digunakannya yang kekerasan/upaya paksa, karena upaya selengkap–lengkapnya suatu perkara pidana dari dengan paksa tersebut baru menerapkan ketentuan hukum acara sebagai pidana secara jujur dan tepatdengan dilakukan demi kepentingan umum tujuan untuk mencari yang pelaku yang dapat siapakah tindakan digunakan lebih yang luas. Sebagaimana didakwakan diketahui, melakukan suatu pelanggaran hukum disamping bertugas melalui memeriksa tersangka pemeriksaan dan proses terpaksa seorang penyidik pokok juga peradilan. Jadi, selaras dengan tujuan mempunyai tugas/peranan lain yang hukum acara pidana tersebut perlu lebih diusahakan yang kepentingan nasional yang tersirat sejujur–jujurnya dari fungsi penyidik dalam tugas dari tersangkatanpa adanya unsur penyidikan. Tugas tambahan tersebut paksaan dapat adalah dalam hubungannya dengan mewarnai/menodai kebenaran dari usaha mencegah dan memberantas keterangan sebenar–benarnya, yang penting dipandang dari kejahatan–kejahatan yang mungkin meningkatkan timbul disiplin hukum demi penerapan hak dari berbagai kemajuan/perkembangan teknologi keterampilan dan asasi manusia. dewasa ini. Menyoroti peran psiklogi bila Bentuk pencegahan pemberantasan memerlukan dan dikaitkan dengan pelaksanaan hukum di tingkat khususnya pada itu mungkin penegakan bantuan ilmu–ilmu penyidikan, lainnya, baik untuk membuktikan pemeriksaan tersangka adalah sangat kesalahan untk tepat. Hal ini mengingat psikologi pertanggungjawaban lebih melihat latar belakang, tingkah pelaku permintaan maupun pelakunya, misalnya kedokteran kehakiman, kehakiman, psikiatri psikologi dan bantuan laku dan perbuatan tersangka dengan kimia cara pendekatan kejiwaan, sehingga forensik, dapat memperlancar yang tugas penginterogasian/pemeriksaan menyangkut tingkah laku manusia. tersangka tanpa adanya suatu sikap Ini membuktikan keilmuan hukum paksaan/penekanan. saja khususnya hukum pidana tidak demikian apa yang menjadi tujuan isi memadai untuk memberantas dan dan mencegah kejahatan. Dalam hal ini menjunjung diperlukan bantuan ilmu lainnya. martabat manusia khususnya hak Demi penyidikan, sebagainya diharapkan kelancaran dituntut bagi materi KUHAP tinggi tugas asasi setiap dengan baik. penyidik agar menguasai segi-segi Dengan tersangka yakni harkat dapat dan terwujud Berdasarkan latar belakang di teknis hukum dan ilmu-ilmu bantu atas, lainnya dalam acara yang meliputi permasalahan dalam penulisan ini antara lain psikologi, kriminologi, adalah sebagai berikut: antropologi, dan sebagainya. Khusus dapat 1. Perlu penguasaan beberapa ilmu dalam pemeriksaan tersangka sangat bantu diperlukan khususnya untuk pemakaian memperbaiki psikologi disimpulkan dalam bidang dalam hukum, bidang teknik-teknik psikologi bagi seorang penyidik. pemeriksaan, dengan tujuan untuk Hal ini dikarenakan penyidik mempunyai kesulitan mendapatkan keterangan tersangak sehubungan untuk dari melakukan penyidikan. dengan Adapun yang dengan yang tersangka. ditetapkan dalam pasal 1 butir 2 guna KUHAP adalah: Penyidikan adalah melibatkan adalah penyidikan dimaksud terjadinya suatu tindak pidana Tujuannya menghindari adanya pemaksaan serangkaian yang dalamUndang-undang menyalahi hak asasi tersangka. unutk keterangan adalah sebagaimana tindakan penyidik ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti 2. Kesulitan yang karena mendapatkan yang mana dengan bukti itu sebenarnya membuat terang tindak pidana yang kurangnya terjadidan gunaa menemukan kemampuan para penyidik dalam tersangkanya teknik-teknik 1990:121-122): Berdasarkan pasal 1 pemeiksaan tersangka. penyidik dalam KUHAP diatur dalam pasal 6 ayat (1) jo pasal 1 butir 1 KUHAP. Pasal 6 ayat (1) KUHAP berbunyi: (1). Penyidik adalah: ada dua Hamzah, Indonesia; badan yang dibebani wewenang penyidikan, yaitu: a. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia; b. Pejabat Pejabat Polisi Negara Republik b. Pejabat (Andi butir 2 jo pasal 6 ayat (1) KUHAP, Pengertian a. khusus oleh Undang-undang untuk Pegawai Negari Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang. Pegawai Negari Sipil Disamping tugas penyidik, tertentu yang diberi wewenang Polisi juga dibebani tanggung jawab khusus oleh Undang-undang. sebagai penyidik. Tugas penyidikan Pasal 1 butir 1 KUHAP dan penyelidikan merupakan suatu berbunyi: Penyidik adalah Pejabat kesatuan rangakain yang tak dapat Polisi Negara Republik Indonesia dipisahkan dan saling menunjang, atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil dilihat dari pengertian penyidikan tertentu dengan penyelidikan sebagaimana yang diberi wewenang diatur dalam pasal 1 butir 4 jo pasal 4 KUHAP adalah: “Pejabat Polisi (1) diatur dengan Peraturan Negara Republik Indonesia yang Pemerintah. diberi Pasal 10 KUHAP berbunyi: wewenang undang ini oleh untuk Undangmelakukan penyidikan”. Penyidik pembantu adalah Pejabat Kepolisian Negara Republik Pengertian penyelidikan Indonesia yang karena diberi menurut pasal 1 butir 5 KUHAP wewenang tertentu dapat melakukan adalah: tugas penyidikan yang diatur dalam Penyelidikan adalah serangkian tindakan penyelidik untuk Undang-undang mencari suatu penyidik pembantu tersebut diatur peristiwa yang diduga sebagai tindak lebih lanjut dalam Pasal 3 Peraturan pidana guna menentukan dapat atau Pemerintah No. 27 tahun 1983 yang tidaknya menentukan dan menemukan dilakukan penyidikan ini. Peranan bahwa penyidik menurut cara yang diatur dalam pembantu adalah: Pejabat Kepolisian Undang-undang ini. Negara Republik Indonesia yang Disamping penyidik, dan berpangkat Sersan dua Polisi dan penyelidik, dikenal pula penyidik Pejabat pembantu, yang diatur dalam pasal 1 tertentu dalam butir 3 jo pasal 10 ayat(1) KUHAP: Kepolisian Negara Pasal 1 butir 3 KUHAP berbunyi: (1) Penyidik Pejabat Republik diangkat (2) Pegawai Negara Sipil lingkungan atau usul komandan atau pimpinan kesatuan masing-masing. pembantu adalah Kepolisian Negara 1. Polisi sebagai penyidik dan wewenangnya Indonesiayang oleh Kepala Di dalam KUHAP, polisi ditempatkan sebagai penyidik Kepolisian Negara Republik utama dan tunggal (pasal 6 ayat Indonesia berdasarkan syarat (2) kepangkatan dalam ayat (2) KUHAP). Ketentuan ini sangat pasal ini; berbeda dengan ketentuan yang Syarat kepangkatan sebagaimana tersebut pada ayat jo diatur pasal dalam 284 HIR, ayat (2) bahwa disamping Polisi sebagi penyidik juga jaksa ditentukan sebagai peraturan penyidik lanjutan. Tetapi bila lainnya. perundang-undangan melihat pada peraturan peralihan Penyidikan sebagai usaha KUHAP (pasal 284 ayat (2) pertama untuk mengumpulkan KUHAP), bukti guna membuat terang suatu sebagai maka tugas penuntut jaksa umum dan tindak pidana sepenuhnya sebagai penyidik masih tetap dan menjadi sama sekali tidak dikurangi yaitu Kepolisian Negara. Penyidikan tugas jaksa yang diatur dalam perlu undang-undang sebagai. tertentu yang tanggung jawab kesempurnaan, karena Berhasil tidaknya mempunyai acara pidana sendiri- penuntutan sepenuhnya sendiri seperti di dalam undang- tergantung dari mutu penyidikan undang Tindak Pidana Korupsi. sebelumnya mulai dari tahap Pekerjaan Polisi sebagai pertama sebelum pelimpahan ke penyidik dapat dikatakan berlaku tahap penuntutan. Oleh karena di seluruh dunia. Kekuasaan dan itu, terhadap hasil pemeriksaan kewenangan sebagai tersangka dan hasil pemeriksaan penyidik luar biasa penting dan tersangka dan bahan pembuktian sangat lainnya, Polisi sulit 1990:76). (Andi Hamzah, sebelum diserahkan Menurut Pasal 14 kepada penuntut umum, penyidik Undang-Undang Nomor 2 tahun wajib secara obyektif menilai 2002 tentang Kepolisian Negara bahan pembuktian tersebut atas Republik dasar Indonesia dalam kebenaran yang melaksanakan tugas pokoknya mengingat pada Kepolisian Negara manusiawi. Tanggung Indonesia bertugas melakukan penyelidikan penyidikan Republik terhadap tindak pidana hukum acara sesuai pidana untuk dan penyidik pada asas-asas jawab tahap penyidikandiatur dalam pasal 8 semua jo pasal 75 KUHAP. dengan Pasal dan sejati berbunyi: 8 KUHAP (1) Penyidik membuat berita e. Pemasukan rumah; acara pelaksanaan tindakan f. Penyitaan benda; sebagaimana dimaksud g. Pemeriksaan surat; dalam pasal 75 dengan tidak h. Pemeriksaan saksi; mengurangi ketentuan lain i. Pemeriksaan dalam Undang-undang ini. (2) Penyidik berkas menyerahkan perkara kejadian; j. kepada penuntut umum. (3) Penyerahan berkas perkara dimaksud tahap Pelaksanaan lain tindakan sesuai dengan ketentuan dalam ayat (2) dilakukan: a. Pada Pelaksanaan penetapan dan putusan pengadilan; k. sebagaimana ditempat dalam Undang-undang ini. pertama (2) Berita acara dibuat oleh penyidik hanya pejabat yang bersangkutan menyerahkan berkas dalam melakukan tindakan perkara; b. Dalam tersebut pada ayat (1) dan hal penyidikan sudah dianggap selesai, penyidik menyerahkan tanggung jawab tersangka dan bukti kepada atas barang penuntut umum. Pasal dibuat atas kekuatan sumpah pejabat. (3) Berita acara tersebut selain ditandatangani oleh pejabat tersebut paa ayat (2) ditandatangani pula oleh semua pihak yang terlibat 75 KUHAP berbunyi: dalam tindakan tersebut pada ayat (1). (1) Berita acara dibuat untuk setiap tindakan tentang; 2. Ruang Lingkup Psikologi a. Pemeriksaan tersangka; b. Penangkapan; c. Penahanan; ilmu d. Penggeledahan; merupakan salah satu cabang A. Pengertian Psikologi Dibandingkan hukum, dengan psikologi ilmu pengetahuan yang muda. dikenal Ilmu hukum sudah dikenal orang; oleh manusia jauh sebelum - Meliputi oleh setiap segala tahun Masehi, sejak manusia pemikiran, mulai membentuk kelompok pengetahuan, hidup tanggapan,khayalan bersama. Psikologi sendiri muncul sekitar abad dan 19, tepatnya pada tahun 1879 mengenai jiwa; pada saat labotarium - Istilah didirikanya psikologi spekulasi yang ilmu menunjukkan kepada pertama oleh Wilhelm Wundt ilmu di Leipzig, Jerman Barat. umumnya. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari jiwa b. jiwa pada Psikologi: - Merupakan istilah bahasaYunani: “ilmu - Psyhe yang berarti jiwa, atau “scientific”, yang dan dipakai Logos yang berarti ilmu. menunjukkan kepada - Secara harfiah psikologi mempunyai arti “ilmu jiwa”. Namun demikian, pengertian pengetahuan” untuk pengetahuan ilmujiwa yang bercorak ilmiah; - Meliputi ilmu ilmu jiwa dalam psikologi pengetahuan berbeda dengan pengertian mengenai jiwa yang ilmu sendiri. diperoleh secara Perbedaannya terletak pada sistematis dengan (W. A. Gerungan, 1972: 5-6): metode-metode ilmiah a. yang jiwa itu Ilmu jiwa: - Merupakan bahasa sehari-hari istilah Indonesia dan memenuhi syarat-syaratnya seperti yangdimufakati sarjana-sarjana psikologi pada jaman ilmu sekarang; mempelajari - Istilah psikologi menunjukkan jiwa ilmu yang pengetahuan yang tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.” Berdasarkan ilmiah menurut norma-norma pengertian psokologi, dapat ilmiah modern. ditarik Dengan jelaslah demikian bahwa apa yang kesimpulan bahwa dengan mempelajari tingkah laku manusia kita dapat disebut dengan ilmu jiwa mengenal belum tentu termasuk pada perbuatannya bidang psikologi. Akan tetapi, terbuka yaitu tingkah laku setiap tentang yang segera dapat dilihat oleh juga orang lain, missal makan, termasuk dalam ilmu jiwa. minum, memukul, menangis, Banyak orang mengartikan berbicara psikologi maupun yang tertutup yaitu berbicara psikologi senantiasa dalam pengertian. berbagai Psikologi itu seseorang baik dan dari yang sebagainya tingkahlaku yang hanya dapat mengandung diketahui pengertian yang berbeda-beda langsung sesuai denganperkembangan atau metode-metode khusus, jaman. missal berpikir, berkhayal, sendiri Berdasarkan beberapa secara melalui bermimpi, takut tidak alat-alat dan pengertian tentang psikologi, sebagainya. disusunlah suatu definisi atau maksud kata lingkungannya pengertian umum oleh Dr. di sini adalah tempat dimana Sarlito manusia Wirawan, yang Sedangkan itu hidup, merupakan rangkuman dari menyesuaikan beberapa pengertian diatas, mengembangkan diri sesuai yaitu dengan (Sarlito Wirawan, 1982:10): “psikologi adalah dan kemampuannya. Definisi Dr. Sarlito Wirawan tersebut sesuai dengan langsung, pendapat Dr. W.A. Gerungan dekat tentang objek psikologi, yaitu batinnya. maka semakin pula hubungan (W. A. Gerungan, 1972: 25): “Objek daripada ilmu jiwa modern ialah manusia serta kegiatan-kegiatannya hubungannya B. Pembidangan dan Metode dalam Psikologi dalam Seperti halnya dalam ilmu dengan hukum, psikologi juga dibagi lingkungannya”. dalam Dalam beberapa bidang kaitannya menurut sifat dan manfaatnya. dengan aspek-aspek psikologi Pembidangan tersebut meliputi tersebut, tugas dari seorang psikologi umum dan psikologi psikolog adalah: khusus a. Mengajar sesamanya; psikologi b. Psikhoterapi Penelitian; psikologi kepribadian c. Test psikologi; tipologi, psikologi d. Konsultan badan-badan psikologi pendidikan, psikologi tertentu, seperi industri, diferensial, psikologi patholgi. pendidikan, Di samping itu dikenal pula penegakkan hukum. dalam psikolog melaksanakan sehari-hari banyak lebih mempelajari dari dan sosial, psikologi psyco patologi, psycodiagnostik, serta psikologi Dari kriminil. bidang-bidang tersebut, yang paling dalam hal ini lebih banyak dan berhubungan dengan orang tugas normal; umumnya, psikologi klinis, perusahaan, perikelakuan manusia, dan karena terdiri perkembangan, psikologi Seorang tugasnya yang banyak berhubungan membantu penegak kelancaran hukum penyidik hanya mengenal ungkapan khususnya; adalah psikologi semakin orang kepribadian secara psikologi sosial dan psikologi berhubungan, dekat dan tipologi, kriminil. Psikologi kepribadian Disamping itu, untuk dan tipologi merupakan ilmu dapat lebih mengenal manusia yang menguraikan struktur dan (dari jenis-jenis tertutup dan tipe-tipe periperlakuan dan yang terbuka), kepribadian manusia sebagai diperkenalkan beberapa suatu keseluruhan. Psikologi metode dalam psikologi, yaitu social merupakan salah satu (Soerjono Sukamto, 1979:3): cabang ilmu pengetahuan yang a. Metode ekperimental, menyelidiki proses interaksi bertujuan antara umat manusia, artinya mencari hukum-hukum saja memeplajari mengenai berbagai tingkah tingkah sejauh laku dipengaruhi mana manusia oleh dan mempengaruhi tingkah laku manusia lain. hanya laku untuk dan kurang memperhatikan perbedaanperbedaan individual. Sedangkan b. Metode observasi alamiah, psikologi krimnal mempunyai bertujuan untuk melakukan tujuan untuk meneliti bahwa pengamatan terhadap situasi (B. 1980:29): yang sudah ada, situasi yang “sebab-sebab kejahatan terletak terjadi secara spontan, tidak pada penyimpangan kejiwaan, dibuat-buat sesuai dengan meneliti kehendak Simanjutak, relasi watak jiwa alam. Hasil dengan bentukkejahatan, serta pengamatan ini kemudian situasi yang dicatat dengan teliti untuk jahat. kemudian psikologi memotiper tindakan diambil Disamping itu, juga meneliti kesimpulan-kesimpulan aspek psikhis dari para oknum umum maupun khusus. yang Hanya yang perlu terlibat penyidangan (jaksa, dalam hakim, diperhatikan dalam metode panitera, terdakwa, pemeriksa) tersebut adalah kita harus dalam hubungannya dengan menjauhkan psikologi sosial”. mungkin kepentingan dan sebanyak minat-minat agar pribadi dapat kita, dibuat - Wawancara dengan orang-orang lain yang kesimpulan yang bersifat kenal dengan orang yang objektif. akan diperiksa. c. Metode sejarah kehidupan, d. Metode wawancara, yaitu berdasarkan pada sejarah suatu tanya jawab antara kehidupan seseorang yang pemeriksa dapat merupakan sumber yang data yang penting untuk maksud agar orang yang lebih mengenal orang yang diperiksa bersangkutan. mengemukakan isi hatinya, sejarah Adapun kehidupan dapat dengan orang diperiksa dengan tersebut pendapat-pendapatnya dan disusun melalui dua cara lain-lain, yaitu: rupa - Pembuatan buku harian; /penyidik - Rekonstruksi mengenal tentang pribadi biografi, caranya yaitu data-data tentang orang riwayat hidup yang akan diperiksa dan dikumpulkan disusun menjadi sedemikian sehingga pemeriksa dapat lebih orang yang diperiksa. e. Metode/pemeriksaan psikologis yang dikenel dengan nama “psikotest”. Tujuan diadakannya psikotest biografi. hal adalah untuk Untuk mendapatkan data- mengukur dan mengetahui data tentang riwayat hidup taraf seseorang minat, tersebut sebagaimana di atas melalui sikap, arah, struktur kepribadian seseorang. Dari beberapa metode beberapa cara, yaitu: - Wawancara kecerdasan, dengan yang dikemukakan di atas, orang yang bersangkutan, menurut pengamatan penulis atau; yang paling dianggap cocok diterapkan oleh penyidik dalam tugas pemeriksaan/interogasi pengadilan dengan tujuan untuk tersangkaadalah metode didengar keterangannya, wawancara. Dengan sehubungan dengan tindak pidana wawancara terhadap tersangka yang terjadi pengakuan dan pelaku tindak hubungan langsung dengan secara antara penyidik tersangka terjadi guna mencari pidana. sehingga Pasal 52 KUHAP memudahkan atau melancarkan menjelaskan tentang kebebasan komunikasi tersangka karena dapat untuk memberikan diadakan pendekatan kejiwaan keterangan pada penyidik. Pasal secara bertahap. 52 tersebut mempunyai maksud sebagaimana penjelasan 3. Hak-hak Tersangka dalam tersebut, Tahap Penyidikan hak tersurat pasal 52 dalam KUHAP “supaya yaitu: Pembahasan tentang hak- pemeriksaan dapat mencapai hasil tersangka yang tidak boleh tidak menyimpang dari menyimpang dari salah satu asas yang sebenarnya maka tersangka di dalam hukum acara pidana harus dijauhkan dari rasa takut. dalam kaitannya dengan hak-hak Oleh karena itu wajib dicegah tersangka, adanya yaitu asas “presumption of innancence” atau “praduga tak sebagaimana ditetapkan paksaan atau tekanan terhadap tersangka.” bersalah” Atas dasar pasal 52 dalam tersebut diatur lebih lanjut tentang pasal 8 Undang-undang Nomor 14 hal-hal yang harus diperhatikan tahun 1974 jo Penjelasan Umum dalam pelaksaan tersangka, yaitu: butir 3 KUHAP. Atas dasar asas a. Tersangka didengar ini memberi kejelasan pada kita, keterangannya tanpa adanya bahwa setiap orang yang diperiksa tekanan dari siapa pun atau pada tingkat penyidikan belumlah dalam bentuk apa pun (pasal dapat dianggap bersalah. Oleh 117 ayat (1)); karenanya ia dihadapkan ke b. Keterangan apa saja yang diberikan oleh tersangka sehubungan dengan tindak pidana yang dipersangkakan Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan kepadanya, penyidik wajib dengan cara studi pustaka. Adapun mencatat dalam berita acara lokasi sebagai berikut : pemeriksaan sesuai dengan teliti kata-kata yang dipergunakan oleh tersangka sendiri. Apabila sudah setujui, berita acara tersebut ditandatangani oleh penyidik 1. Perpustakaan IKIP PGRI Madiun 2. Perpustakaan Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun 3. Fakultas Hukum UNS Berdasarkan permasalahan dan tersangka (pasal 118 ayat yang hendak dikaji, maka metode (1)); yang digunakan dalam penelitian ini Dengan singkat dapat dikatakan adalah metode bahwa Penelitian normatif berupa penelitian (Hadari Tahir:1981:3): Djinawi “KUHAP telah peraturan yuridis normatif. perundang-undangan, menempatkan manusia sebagai yurisprudensi (Case Law), kontrak makhluk dan dan nilai-nilai hukum yang hidup bermartabat pada tempat yang dalam masyarakat (penelitian hukum luhur. Karena ia memberikan empirik). perlindungan yang lebih kokoh digunakan adalah Statute Approach kepada lebih (pendekatan peraturan perundang- jaminan undangan, yang mengkaji peraturan yang warga berharkat negara, memberikan dihormatinya hak-hak manusia daripada ketentuan sebelumnya asasi ketentuanberlaku seperti yang terdapat dalam HIR dan RIB”, khusunya Pendekatan perundang-undangan, teori yang serta konsep-kosep hukum yang berkaitan dengan masalaha yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti yang masih menggunakan sumber tertulis menyangkut hak-hak tersangka sekunder. Bahan hukum primer dapat pada tingkat penyidikan. berupa peraturan perundang- undangan yang terkait dengan anggapan yang digunakan dalam dibahas dalam hukumitu sendiri, kedua digunakan penelitian ini. Sedangkan bahan dalam proses hukum dan ketiga hukum digunakan dalam sistem hukum itu masalah yang sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan sendiri.” terhadap bahan hokum primer seperti Sedangkan fungsi psikologi buku literatur, majalah/ jurnal dan menurut Sarlito Wirawan (1982:22) tulisan artikel para ahli. adalah: “seperti ilmu-ilmu sosial Pengumpulan data dilakukan dengan inventarisasi peraturan lainnya, psikologi mempunyai dua fungsi yaitu, pertama adalah fungsi perundang-undangan yang berkaitan pengertian dengan kedua penelitian selanjutnya dilakukan pula inventarisasi data (understanding) fungsi dan peramalan (prediction)”. yang bersumber dari buku-buku, Penerapan psikologi dalam lieratur, dokumen resmi, karya tulis, hukum yang didasarkan pada fungsi dan yang psikologi tersebut pada dasarnya ini, adalah berkaitan dengan hak-hak teknik analisis data yang digunakan asasi tersangka sebagai pihak yang adalah analisis dengan penafsiran sedang dibatasi kebebasannya. hasil-hasil berkaitan. penelitian Dalam kualitaif dan penelitian ditampilkan dalam uraian deskriptif analisis. Manusia adalah subyek yang sekaligus obyek. Menyimak definisi psikologi menurut Sarlito Wirawan, menjadi Hasil Penelitian Fungsi dan peranan psikologi dalam bidang Farrington Sarlito, dan hukum, menurut Hawkins 1982:20) (dalam jelas bagi kita bahwa sebenarnya manusialah yang paling berkepentingan Manusialah dengan yang psikologi. paling berpendapat membutuhkannya dalam berbagai bahwa: “peranan psikologi dalam segi kehidupan, baik dibidang sosial, hukum dapat dibagi dalam tiga jenis, ekonomi, politik, budaya dan hukum. pertama psikologi dapat digunakan Mengingat hukum itu sendiri juga untuk merupakan perilaku dipandang dari menguji kebenaran pra- segi tertentu perilaku, dan maka standart psikologi dari dapat mengetahui dapat menggambarkan diterapkan dalam penyelesaian suatu kepribadiannya, tindak pidana. kelebihannya Hal ini dapat dilihat dari Ketika dan bagaimana di dan mencari mana letak kelemahannya. keterangan dari peranan psikologi dalam hukum tersangka seorang penyidik perlu point kedua, yaitu dalam proses menerapkan salah satu atau beberapa hukum. Yang dimaksud dengan dari bidang-bidang yang terdapat proses hukum disisni menurut dalam Hawkins (dalam paling adalah proses kelancaran interogasi penerapan Farrington Sarlito, dan 1982:21) pemeriksaan atau psikologi tepat yang untuk dianggap membantu tugasnya, dibidang seperti psikologi tersangka pada tingkat penyidikan. kepribadian atau tipologi apabila Peranan melihat psikologi sangat besar tujuan dari psikologi peranannya dalam proses ini, karena kepribadian atau tipologi adalah psikologi melihat latar belakang untuk tingkah laku dan perbuatan individu kepribadian, yang seseorang. diperiksa. menguasai, sedikit Penyidik minimal psikologi, yang mengetahui dapat melihat mempelajari ciri-ciri, Seseorang, tipe-tipe di dalam dengan menentukan kehendaknya sangatlah mudah mengenal watak, pribadi ditentukan oleh adanya keserasian tersangka, sehingga dapat ditentukan antara teknik-teknik pendekatan yang cocok Pikiran dan perasaan ini dalam untuk perkembangannya keberhasilan pemeriksaan pikiran dengan perasaan. akan yang berlangsung secara manusiawi. mempengaruhi segala perbuatan dan Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam tingkah lakunya proses pemeriksaan Penerapan di seorang penyidik menggunakan personal tersangka harus menerapkan approach. sehari-hari. bidang banyak kepribadian dan teknik sebenarnya belumlah psikologi tipologi saja sempurna, Dengan karenanya perlu di bantu dengan pendekatan yang subyektif, penyidik penerapan di bidang psikologi yang lain seperti psikologi psikologi kriminil sosial, dan lain mengajak tersangka berdialog, berdiskusi, mengajukan pertanyaan- sebagainya. Manusia adalah subyek pertanyaan yang tidak lepas dari peranannya lancar sehingga tersangka maupun sebagai penyidiktidak makhluk kaitannya sosial. dengan tersangka Jadi pemeriksaan dengan penerapan dengan terpancing santai akan emosi. tetapi mudah Di pemeriksaan, dalam sringkali beberapa bidang psikologi, diharap penyidikmemperingatkan tersangka, penyidik karena dinilainya tersangka berbelit- akan memperoleh pengertian mengapa seseorang atau belit tersangka tersebut melakukan tindak keterangannya. pidana tertentu. bagaimanapun penyidik harus bisa Kelancaran dalam menarik dalam menahan menyampaikan Dalam emosi, keadaan bisa menahan keterangan dari tersangka adalah kesabaran. Dengan keabaran yang tergantung dari kemampuan dan tinggi bukan berarti mengalah, tetapi kepandaian dalam justru teknik pendekatan oleh penyidik terhadap menerapkan penyidik taktik dan penyidikan. karenanya,penguasaan bidang- bidang disisnilah Oleh tersangka terhadap psikologi. dalam psikologi arti dengan Seorang pentingnya alat bantu penyidik harus tersebut di atas dilengkapi dengan berbicara sedikit, tegas, terang tetapi pengusaan dalam bidang wawancara, jangan meninggalkan kesopanan dan karena keramahan, bersikap kekeluargaan, metode tersebut ikut memegang peranan penting dalam ramah kelancaran pemeriksaan tersangka. tersangka Dengan teknik-teknik wawancara, takut, harus bersifat membimbing terutama keahlian dalam menyusun dan pertanyaan-pertanyaan yang sombong, lebih baik memuji dan diajukan, merupakan alat bantu yang menyanjungnya. Keadaan tersebut sangat penting. Dengan alat ini bisa akan membuat tersangka merasa diadakan diperhatikan sebagai subyek yang pendekatan dengan dan menarik. mempunyai terhadaptersangka Apabila perasaan yang mempunyai hak dan kewajiban. Dari 1. KUHAP yang berlaku sekarang situasi yang baik inilah, tersangka sangat menjunjung tinggi harkat akan atau dan martabat manusia, khususnya keterangan yang sebenarnya dan tersangka dan terdakwa. Keadaan sejujurnya. ini memberikan jawaban Pendekata secara berbeda jauh dengan psikologis sebagaimana di uraikan di pemuatan hak asasi manusia atas, tidak lepas pendapat sebagaimana di atur dalam HIR. Charles R. Swansons Jr., bahwa ada Dengan adanya perubahan dalam dua prinsip yang dapat diterapkan peenerapan hak asasi manusia, agar seseorang mau mengaku dalam memberikan pengertian bagi kita, suatu tindak bahwa telah terjadi perubahan pidana,yaitu (Chales R. Swansons, yang sangat fundamental dalam Jr, Criminal Investigation (Santa proses Monica, California; dalam tahap penyidikan yang Publising Company dari kejahatan atau Goodyear Inc., 1977) peradilan, khususnya berkepentingan langsung dengan halaman 170): hak asasi tersangka. Mengingat “…. Firs, there are those guilty yang dihadapi langsung oleh parties who seek some psychological penyidik adalah pribadi yang motive for “fetting it off their chest.” mempunyai prisip/pendapat dan The second category is comprised of pemikiran those who are not guilty but who act sebagai subyek hukum maka under some urge to confess….” tersangka sebagai individu juga “body and Jadi, prinsi-prinsip tersebut di mempunyai atas dapat berlangsung dengan lancar diperhatikan dikarenakan sesuai dengan haknya dalam adanya pemakaian hak mind” penerapan psikologi dalam taktik dan rangka teknik penghormatan penyidikannya, seseorang mau sehingga memberikan keterangan aau mengakui. Berdasarkan pada penelitian dapat disimpulkan: dilindungi pengeterapan dan harkat dan jamannya lagi martabat manusia. 2. Sudah hasil dan untuk apabila bukan dalam pemeriksaan tersangka diterapkan cara-cara kekerasan yang tidak manusiawi. harkat dan martabat tersangka Keterangan tersangka memang pada tingkat penyidikan, juga sangat diperlukan sekali, tetapi demi efektifitas pemeriksaan. tidak berarti Berdasarkan harus diperoleh simpulan tersebut, maka hasil dengan jalan pintas yang kasar. penelitian peneliti Untuk mendapatkan keterangan memberikan saran sebagai berikut: yang jujur dan benar, seorang 1. Berpangkal dari tugas Polisi penyidik dapat menerapkan salah yang semakin berat dikaitkan satu bidang ilmu bantu dalam dengan pengeterapan hak asasi rangka penegakkan hukum, yaitu manusia psikologi. tersangka pada tingkat penyidikan, masih banyak Psikologi berpijak tentang pada lebih pengetahuan manusia, pada pemeriksaan kekurangan-kekurangan khusunya tentang perilaku dan perbuatan harus manusia Bahkan Polisi sebagai penyidik dalam hubungannya dipenuhi yang dengan lingkungannya. Dengan tunggal dibantu ditingkatkan psikologi, dapatlah perlu secepatnya. dibekali dan pengetahuannya, seorang penyidik memperoleh baik di bidang hukum maupun atau “mengorek” keterangan dari di bidang ilmu bantu lainnya, tersangka dengan mudah, karena khususnya telah dapat dilakukan kelancaran pendekatan pribadi (personal penyidik, approach) yang psikologi tugasnya sehingga demi sebagai diperoleh manusiawi. tenaga penyidik yang trampil Dengan demikian penggunaan dan qualified dalam pelaksanaan psikologi tugasnya. dalam pemeriksaan tersangka merupakan satu tahap 2. Bahwa perlu diadakan langkah kemajuan bagi dunia kerjasama antara aparat atau penegak hukum. Jadi peranan instansi psikologi khususnya Kepolisian Negara dalam hukum penegak Indonesia hukum, mempunyai tujuan yang positif, Republik dengan yakni disamping untuk menjaga pihak-pihak yang berkecimpung dalam psikologi, yaitu para psikolog. Soesilo, R. Taktik dan Teknik Penyidikan Perkara Kriminil. Bogor: Politea. Undang-Undang Nomor 2 Tahun Daftar Pustaka Andi Hamzah. 1990. Hukum Pengantar Acara Pidana Indonesia., Jakarta: Ghalia Indonesia 2002 tentang Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hukum Acara Charles R Swansons, Jr. 1977. Criminal Investigation. Santa Pidana. Undang-Undang No.17 Tahun 2007 Monica California: Goodyear tentang Publishing Company. Pembangunan Departemen Kehakiman. 1982. Pedoman Pelaksanaan KUHAP. Gerungan, W.A. 1972. Psycology Sosial. Bandung:Eresco R.Soesilo. 1980. Taktik dan Teknik Penyidikan Perkara Kriminal. Bogor: Politea. Sarlito Wirawan. 1982. Pengantar Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. . 1982. Psikologi Dalam Hukum. Jakarta: Bulan Bintang. Soekanto, Soerjono. 1979. Beberapa Catatan tentang Psikologi Hukum. Bandung: Alumni. Simandjuntak. 1980. Kriminologi dan Patologi Sosial. Jakarta: Tarsito. Kepolisian Rencana Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2005-2025.