PENTINGNYA PENGUASAAN PSIKOLOGI BAGI PENYIDIK DALAM

advertisement
PENTINGNYA PENGUASAAN PSIKOLOGI BAGI PENYIDIK
DALAM PEMERIKSAAN TERSANGKA PADA TAHAP PENYIDIKAN
(Suatu Tinjauan Yuridis dan Psikologi)
Siska Diana Sari*
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan penguasaan beberapa ilmu
bantu dalam bidang hukum, khususnya dalam bidang psikologi bagi seorang
penyidik. Hal ini dikarenakan penyidik mempunyai kesulitan untuk mendapatkan
keterangan dari tersangak sehubungan dengan terjadinya suatu tindak pidana yang
melibatkan tersangka. Tujuannya adalah guna menghindari adanya pemaksaan
yang menyalahi hak asasi tersangka. Tujuan yang kedua adalah mendapatkan
keterangan yang sebenarnya adalah karena kurangnya kemampuan para penyidik
dalam teknik-teknik pemeriksaan tersangka. Penelitian dilakukan secara studi
kepustakaan dan mencari data elektronik melalui internet. Data yang diteliti
adalah pentingnya penguasaan ilmu psikologi bagi penyidik dalam proses
pemeriksaan tersangka dalam tahap penyidikan di tingkat kepolisian,
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa seorang penyidik dapat menerapkan salah
satu bidang ilmu bantu dalam rangka penegakkan hukum, yaitu psikologi.
Psikologi lebih berpijak pada pengetahuan tentang manusia, khusunya tentang
perilaku dan perbuatan manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Dengan dibantu psikologi, dapatlah seorang penyidik memperoleh atau
“mengorek” keterangan dari tersangka dengan mudah, oleh karena telah dapat
dilakukan pendekatan pribadi (personal approach) yang manusiawi. Dengan
demikian dapat memperlancar pelaksanaan penyidikan sebagai langkah awal
dalam proses pidana. Dalam kaitanya dengan hal tersebut yang perlu diusahakan
adalah agar supaya jumlah tenaga psikologi jangan sampai kurang oleh karena
penggunaan psikologi ini benar-benar dapat dirasakan manfaatnya. Dengan
demikian penggunaan psikologi dalam pemeriksaan tersangka merupakan satu
tahap langkah kemajuan bagi dunia penegak hukum. Jadi peranan psikologi dalam
hukum mempunyai tujuan yang positif, yakni disamping untuk menjaga harkat
dan martabat tersangka pada tingkat penyidikan, juga demi efektifitas
pemeriksaan.
Kata kunci : psikologi, penyidik, penyidikan
* Siska Diana Sari adalah Dosen Program Studi PPKn Fakultas Pendidikan Ilmu
Pendidikan Sosial IKIP PGRI Madiun
2005-2025
PENDAHULUAN
Negara
Indonesia
adalah
negara hukum, hal ini tertuang secara
jelas dalam Pasal 1 ayat (3) UUD
1945
Perubahan
Ketiga
yang
berbunyi “Negara Indonesia adalah
Negara hukum”.
Artinya
bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah Negara yang berdasar atas
hukum (Rechtsstaat), tidak berdasar
atas kekuasaan (Machtsstaat) dan
pemerintahan berdasarkan system
konstitusi (hukum dasar), bukan
absolutism (kekuasaan yang tidak
terbatas). Konsekuensi dari Pasal 1
ayat (3) Amanademen Ketiga UUD
1945 ada 3 (tiga) prinsip dasar yang
wajib dijunjung tinggi oleh setiap
warga
negara
yaitu
hukum,
kesetaraan
hukum
dan
dengan
supremasi
di
hadapan
penegakan
cara-cara
hukum
yang
tidak
bertentangan dengan hukum (UUD
1945).
Upaya
hukum
menjunjung
tersebut
terwujud
tinggi
dalam
perencanaan pembangunan di bidang
hukum
sebagaimana
dalam
Rencana
tercantum
Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJMN)
yang tertuang
dalam
Undang-Undang No.17 Tahun 2007:
Bahwa khusus mengenai
pembangunan
hukum,
diarahkan untuk mendukung
terwujudnya
pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan,
mengatur permasalahan yang
berkaitan dengan ekonomi,
terutama dunia usaha dan
dunia
industry
serta
menciptakan iklim yang
kondusif
bagi
investasi
terutama penegakan dan
perlindungan hukum. Lebih
jauh, pembangunan hukum
juga
diarahkan
untuk
menghilangkan kemungkinan
terjadinya tindak pidana
korupsi
serta
mampu
menangani
dan
menyelesaikan seara tuntas
permasalahan yang terkait
dengan kolusi, korupsi dan
nepotisme (KKN). Untuk itu
pembangunan
hukum
dilaksanakan
melalui
pembaruan materi hukum
dengan tetap memperhatikan
kemajemukan tatanan hukum
yang berlaku dan pengaruh
globalisasi sebagai upaya
untuk
meningkatkan
kepastian dan perlindungan
hukum, penegakan yang
berintikan
keadilan
dan
kebenaran, ketertiban dan
kesejahteraan dalam rangka
penyelenggaraan
Negara
yang makin tertib, teratur,
lancar serta berdaya saing
global.
Sedangkan
pembangunan
bidang
aparatur negara dilakukan
melalui reformasi birokrasi
untuk
meningkatkan
profesionalisme
aparatur
Negara untuk mewujudkan
tata pemerintahan yang baik,
di pusat dan di daerah agar
mampu
mendukung
keberhasilan
pembangunan_di_bidangbidang_lainnya.
(http://www.bappenas.go.id/n
ode/0/2518/buku-rpjmn2010-2014).
tersangka dari tingkat pendahuluan
yaitu pada tahap penyidikan sampai
dengan tingkat terdakwa yaitu pada
tahap
pelaksanaan
hakim/pengadilan
asasinya.
putusan
dijamin
Diharapkan,
hak
dengan
berlakunya KUHAP tersebut kiranya
dapat membantu seluruh lapisan
masyarakat untuk menghayati hak
Pembaharuan
Nasional
dalam
Hukum
bidang
Hukum
Acara Pidana dapat dilihat pada
pencabutan ketentuan hukum acara
pidana yang dimuat dalam Het
Herziene Inlands Reglement (HIR)
(Staatsblad tahun 1941 Nomor 44)
dihubungkan
undang
dengan
Nomor
1
Undang
Drt
–
1951
(Lembaran Negara 1951 Nomor 9,
Tambahan Lembaran Negara Nomor
81) yang diganti dengan Undang –
Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang
Hukum Hukum Acara Pidana yang
dikenal
dengan
KUHAP
(Kitab
Undang–undang
Hukum
Acara
Pidana),
telah
terjadi
perubahan
besar–besaran.
KUHAP
dan
kewajibannya
sangat
menjunjung tinggi, lebih memberi
jaminan dan penghormatan terhadap
harkat dan martabat manusia di mana
untuk
meningkatkan pembinaan sikap para
pelaksana penegak hukum sesuai
dengan fungsi dan wewenang masing
masing kea rah tegaknya hukum,
keadilan dan kepasian hukum. Di
dalam KUHAP, disamping mengatur
ketentuan tentang tata cara proses
proses pidana juga mengatur tentang
hak dan kewajiban seseorang yang
terlibat proses pidana. Proses pidana
yang dimaksud Penulis adalah tahap
pemeriksaan tersangka (interogasi)
pada
tingkat
penyidikan.
Pemeriksaan tersangka merupakan
salah satu usaha untuk pengumpulan
bahan
pembuktian,
mendapatkan
tersebut
serta
yaitu
untuk
keterangan/kejelasan
tentang terjadinya sesuatu tindak
pidana yang mungkin melibatkan
tersangka.
Pelaksanaan
interogasi
ini
dilakukan oleh penyidik. Penyidiklah
mengemban
pelaksanaan
hukum,
sehingga
penegakan
sangat
perlu
Sikap
emosional
tersangka
dengan
kemungkinan,
masalah – masalah yang tidak dapat
kemungkinan
dihindari
diperiksa
pelaksanaan
penyidik
sering timbul pada tahap interograsi
memperhitungkan akan terjadinya
dalam
penyidikan
berdasarkan KUHAP…”
yang akan berperan di garis terdepan
dalam
fungsi
beberapa
antara
lain
tersangka
bersikap
yang
lamban,
sulit
KUHAP. Hal ini dikarenakan jiwa
untuk
dimintakan
dan materi KUHAP sangat berbeda
keterangan/informasi
dengan Hukum Acara Pidana yang
diperlukan
lama (HIR), di mana telah terjadi
tindak pidana yang terjadi. Di lain
perubahan yang mendasar di dalam
pihak, kemungkinan penyidik yang
sistem peradilan pidana yang akan
bertugas kurang dapat menyelami
mempengaruhi
pula
system
tingkah
penyidikannya.
Perubahan
dalam
yang
sehubungan
laku
atau
dengan
kepribadian
tersangka sehingga akan mengalami
bidang penyidikan yang dimaksud
kesulitan
sebagai berikut ini (Departemen
keterangan
Kehakiman, 1982: 22 -23) :
Keadaan inilah yang kerap kali dapat
Diberlakukannya
KUHAP
untuk
mendapatkan
yang
diperlukan.
menghambat
kelancaran
dengan segala perubahan didalam
pemeriksaan. Terkadang kita masih
sistem penyidikan tersebut, menuntut
mendengar masih ada penyidik yang
adanya
memaksa
(Departemen
Kehakiman,
tersangka
agar
1982: 23) :
mengakui
“….peningkatan personal, peralatan,
dituduhkan
dana dan sarana – sarana lainnya
tuduhan itu tidak benar. Padahal
baik kuantitatif maupun kualitatif,
sebenarnyalah
guna kepentingan pelaksanaan tugas
melakukan
Polri
persoalannya di bawa ke penuntut
pada
pelaksanaan
umunya,
tugas
terutama
reserse
yang
kesalahan
mau
kepadanya
yang
sekalipun
penyidik
dalam
pemeriksaan,
sebelum
umum dan ke pengadilan tidak
dibenarkan memaksa tersangka agar
mau mengaku salah kalau memang
keterangan tersangka. Walau tak
tersangka merasa tidak bersalah. Hal
dapat dipungkiri, bahwasanya dalam
ini terbukti setelah persoalan sampai
penyidikan kebenaran yang mutlak
ke penuntut umumtersangka akan
100% tidak akan dapat dicapai,
mencabut
pengakuannya
karena hanya Tuhan-lah dalam hal
yang pernah di ucapkan di hadapan
ini yang mengetahuinya. Akan tetapi
penyidik dengan alasan “dipaksa”
fakta –fakta bukti dapat ditemukan
untuk mengaku. Kalau tidak mau
sebanyak – banyaknya sehingga
harus siap menerima perlakuan kasar
dapat mendekati kebenaran yang
dari pihak penyidik (R.Soesilo, 1980:
menyakinkan bahwa ada suatu tindak
21-22).
pidana tertentu telah dilakukan dan
kembali
Perlu diingat bahwa tujuan
Hukum Acara Pidana adalah untuk
mencari
dan
mendapatkan
setidak–tidaknya
siapakah orang yang telah berbuat
(R. Soesilo, 1980: 21-22).
atau
mendekati
Sejak dini KUHAP sudah
berusaha
mencegah
kebenaran materiil, ialah kebenaran
diadakannya/digunakannya
yang
kekerasan/upaya paksa, karena upaya
selengkap–lengkapnya
suatu
perkara
pidana
dari
dengan
paksa
tersebut
baru
menerapkan ketentuan hukum acara
sebagai
pidana secara jujur dan tepatdengan
dilakukan demi kepentingan umum
tujuan
untuk
mencari
yang
pelaku
yang
dapat
siapakah
tindakan
digunakan
lebih
yang
luas.
Sebagaimana
didakwakan
diketahui,
melakukan suatu pelanggaran hukum
disamping
bertugas
melalui
memeriksa
tersangka
pemeriksaan dan proses
terpaksa
seorang
penyidik
pokok
juga
peradilan. Jadi, selaras dengan tujuan
mempunyai tugas/peranan lain yang
hukum acara pidana tersebut perlu
lebih
diusahakan
yang
kepentingan nasional yang tersirat
sejujur–jujurnya
dari fungsi penyidik dalam tugas
dari tersangkatanpa adanya unsur
penyidikan. Tugas tambahan tersebut
paksaan
dapat
adalah dalam hubungannya dengan
mewarnai/menodai kebenaran dari
usaha mencegah dan memberantas
keterangan
sebenar–benarnya,
yang
penting
dipandang
dari
kejahatan–kejahatan yang mungkin
meningkatkan
timbul
disiplin hukum demi penerapan hak
dari
berbagai
kemajuan/perkembangan
teknologi
keterampilan
dan
asasi manusia.
dewasa ini.
Menyoroti peran psiklogi bila
Bentuk
pencegahan
pemberantasan
memerlukan
dan
dikaitkan
dengan
pelaksanaan
hukum
di
tingkat
khususnya
pada
itu
mungkin
penegakan
bantuan
ilmu–ilmu
penyidikan,
lainnya, baik untuk membuktikan
pemeriksaan tersangka adalah sangat
kesalahan
untk
tepat. Hal ini mengingat psikologi
pertanggungjawaban
lebih melihat latar belakang, tingkah
pelaku
permintaan
maupun
pelakunya,
misalnya
kedokteran
kehakiman,
kehakiman,
psikiatri
psikologi
dan
bantuan
laku dan perbuatan tersangka dengan
kimia
cara pendekatan kejiwaan, sehingga
forensik,
dapat
memperlancar
yang
tugas penginterogasian/pemeriksaan
menyangkut tingkah laku manusia.
tersangka tanpa adanya suatu sikap
Ini membuktikan keilmuan hukum
paksaan/penekanan.
saja khususnya hukum pidana tidak
demikian apa yang menjadi tujuan isi
memadai untuk memberantas dan
dan
mencegah kejahatan. Dalam hal ini
menjunjung
diperlukan bantuan ilmu lainnya.
martabat manusia khususnya hak
Demi
penyidikan,
sebagainya
diharapkan
kelancaran
dituntut
bagi
materi
KUHAP
tinggi
tugas
asasi
setiap
dengan baik.
penyidik agar menguasai segi-segi
Dengan
tersangka
yakni
harkat
dapat
dan
terwujud
Berdasarkan latar belakang di
teknis hukum dan ilmu-ilmu bantu
atas,
lainnya dalam acara yang meliputi
permasalahan dalam penulisan ini
antara lain psikologi, kriminologi,
adalah sebagai berikut:
antropologi, dan sebagainya. Khusus
dapat
1. Perlu penguasaan beberapa ilmu
dalam pemeriksaan tersangka sangat
bantu
diperlukan
khususnya
untuk
pemakaian
memperbaiki
psikologi
disimpulkan
dalam
bidang
dalam
hukum,
bidang
teknik-teknik
psikologi bagi seorang penyidik.
pemeriksaan, dengan tujuan untuk
Hal ini dikarenakan penyidik
mempunyai
kesulitan
mendapatkan
keterangan
tersangak
sehubungan
untuk
dari
melakukan penyidikan.
dengan
Adapun
yang
dengan
yang
tersangka.
ditetapkan dalam pasal 1 butir 2
guna
KUHAP adalah: Penyidikan adalah
melibatkan
adalah
penyidikan
dimaksud
terjadinya suatu tindak pidana
Tujuannya
menghindari adanya pemaksaan
serangkaian
yang
dalamUndang-undang
menyalahi
hak
asasi
tersangka.
unutk
keterangan
adalah
sebagaimana
tindakan
penyidik
ini
untuk
mencari serta mengumpulkan bukti
2. Kesulitan
yang
karena
mendapatkan
yang
mana
dengan
bukti
itu
sebenarnya
membuat terang tindak pidana yang
kurangnya
terjadidan
gunaa
menemukan
kemampuan para penyidik dalam
tersangkanya
teknik-teknik
1990:121-122): Berdasarkan pasal 1
pemeiksaan
tersangka.
penyidik
dalam
KUHAP diatur dalam pasal 6 ayat
(1) jo pasal 1 butir 1 KUHAP. Pasal
6 ayat (1) KUHAP berbunyi: (1).
Penyidik adalah:
ada
dua
Hamzah,
Indonesia;
badan
yang
dibebani
wewenang penyidikan, yaitu:
a. Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia;
b. Pejabat
Pejabat Polisi Negara Republik
b. Pejabat
(Andi
butir 2 jo pasal 6 ayat (1) KUHAP,
Pengertian
a.
khusus oleh Undang-undang untuk
Pegawai Negari Sipil
tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh Undang-undang.
Pegawai Negari Sipil
Disamping
tugas
penyidik,
tertentu yang diberi wewenang
Polisi juga dibebani tanggung jawab
khusus oleh Undang-undang.
sebagai penyidik. Tugas penyidikan
Pasal 1 butir 1 KUHAP
dan penyelidikan merupakan suatu
berbunyi: Penyidik adalah Pejabat
kesatuan rangakain yang tak dapat
Polisi Negara Republik Indonesia
dipisahkan dan saling menunjang,
atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil
dilihat dari pengertian penyidikan
tertentu
dengan penyelidikan sebagaimana
yang
diberi
wewenang
diatur dalam pasal 1 butir 4 jo pasal
4 KUHAP adalah: “Pejabat Polisi
(1) diatur dengan Peraturan
Negara Republik Indonesia yang
Pemerintah.
diberi
Pasal 10 KUHAP berbunyi:
wewenang
undang
ini
oleh
untuk
Undangmelakukan
penyidikan”.
Penyidik
pembantu
adalah
Pejabat Kepolisian Negara Republik
Pengertian
penyelidikan
Indonesia
yang
karena
diberi
menurut pasal 1 butir 5 KUHAP
wewenang tertentu dapat melakukan
adalah:
tugas penyidikan yang diatur dalam
Penyelidikan
adalah
serangkian tindakan penyelidik untuk
Undang-undang
mencari
suatu
penyidik pembantu tersebut diatur
peristiwa yang diduga sebagai tindak
lebih lanjut dalam Pasal 3 Peraturan
pidana guna menentukan dapat atau
Pemerintah No. 27 tahun 1983 yang
tidaknya
menentukan
dan
menemukan
dilakukan
penyidikan
ini.
Peranan
bahwa
penyidik
menurut cara yang diatur dalam
pembantu adalah: Pejabat Kepolisian
Undang-undang ini.
Negara Republik Indonesia yang
Disamping
penyidik,
dan
berpangkat Sersan dua Polisi dan
penyelidik, dikenal pula penyidik
Pejabat
pembantu, yang diatur dalam pasal 1
tertentu
dalam
butir 3 jo pasal 10 ayat(1) KUHAP:
Kepolisian
Negara
Pasal
1
butir
3
KUHAP
berbunyi:
(1)
Penyidik
Pejabat
Republik
diangkat
(2)
Pegawai
Negara
Sipil
lingkungan
atau
usul
komandan atau pimpinan kesatuan
masing-masing.
pembantu
adalah
Kepolisian
Negara
1. Polisi sebagai penyidik dan
wewenangnya
Indonesiayang
oleh
Kepala
Di dalam KUHAP, polisi
ditempatkan
sebagai
penyidik
Kepolisian Negara Republik
utama dan tunggal (pasal 6 ayat
Indonesia berdasarkan syarat
(2)
kepangkatan dalam ayat (2)
KUHAP). Ketentuan ini sangat
pasal ini;
berbeda dengan ketentuan yang
Syarat
kepangkatan
sebagaimana tersebut pada ayat
jo
diatur
pasal
dalam
284
HIR,
ayat
(2)
bahwa
disamping Polisi sebagi penyidik
juga jaksa ditentukan sebagai
peraturan
penyidik lanjutan. Tetapi bila
lainnya.
perundang-undangan
melihat pada peraturan peralihan
Penyidikan sebagai usaha
KUHAP (pasal 284 ayat (2)
pertama untuk mengumpulkan
KUHAP),
bukti guna membuat terang suatu
sebagai
maka
tugas
penuntut
jaksa
umum
dan
tindak
pidana
sepenuhnya
sebagai penyidik masih tetap dan
menjadi
sama sekali tidak dikurangi yaitu
Kepolisian Negara. Penyidikan
tugas jaksa yang diatur dalam
perlu
undang-undang
sebagai.
tertentu
yang
tanggung
jawab
kesempurnaan,
karena
Berhasil
tidaknya
mempunyai acara pidana sendiri-
penuntutan
sepenuhnya
sendiri seperti di dalam undang-
tergantung dari mutu penyidikan
undang Tindak Pidana Korupsi.
sebelumnya mulai dari tahap
Pekerjaan Polisi sebagai
pertama sebelum pelimpahan ke
penyidik dapat dikatakan berlaku
tahap penuntutan. Oleh karena
di seluruh dunia. Kekuasaan dan
itu, terhadap hasil pemeriksaan
kewenangan
sebagai
tersangka dan hasil pemeriksaan
penyidik luar biasa penting dan
tersangka dan bahan pembuktian
sangat
lainnya,
Polisi
sulit
1990:76).
(Andi
Hamzah,
sebelum
diserahkan
Menurut Pasal 14
kepada penuntut umum, penyidik
Undang-Undang Nomor 2 tahun
wajib secara obyektif menilai
2002 tentang Kepolisian Negara
bahan pembuktian tersebut atas
Republik
dasar
Indonesia
dalam
kebenaran
yang
melaksanakan tugas pokoknya
mengingat
pada
Kepolisian
Negara
manusiawi.
Tanggung
Indonesia
bertugas
melakukan
penyelidikan
penyidikan
Republik
terhadap
tindak
pidana
hukum
acara
sesuai
pidana
untuk
dan
penyidik
pada
asas-asas
jawab
tahap
penyidikandiatur dalam pasal 8
semua
jo pasal 75 KUHAP.
dengan
Pasal
dan
sejati
berbunyi:
8
KUHAP
(1) Penyidik
membuat
berita
e.
Pemasukan rumah;
acara pelaksanaan tindakan
f.
Penyitaan benda;
sebagaimana
dimaksud
g.
Pemeriksaan surat;
dalam pasal 75 dengan tidak
h.
Pemeriksaan saksi;
mengurangi ketentuan lain
i.
Pemeriksaan
dalam Undang-undang ini.
(2) Penyidik
berkas
menyerahkan
perkara
kejadian;
j.
kepada
penuntut umum.
(3) Penyerahan berkas perkara
dimaksud
tahap
Pelaksanaan
lain
tindakan
sesuai
dengan
ketentuan
dalam ayat (2) dilakukan:
a. Pada
Pelaksanaan penetapan
dan putusan pengadilan;
k.
sebagaimana
ditempat
dalam
Undang-undang ini.
pertama
(2) Berita acara dibuat oleh
penyidik
hanya
pejabat yang bersangkutan
menyerahkan
berkas
dalam melakukan tindakan
perkara;
b. Dalam
tersebut pada ayat (1) dan
hal
penyidikan
sudah dianggap selesai,
penyidik
menyerahkan
tanggung
jawab
tersangka
dan
bukti
kepada
atas
barang
penuntut
umum.
Pasal
dibuat atas kekuatan sumpah
pejabat.
(3) Berita acara tersebut selain
ditandatangani oleh pejabat
tersebut
paa
ayat
(2)
ditandatangani
pula
oleh
semua pihak yang terlibat
75
KUHAP
berbunyi:
dalam
tindakan
tersebut
pada ayat (1).
(1) Berita acara dibuat untuk
setiap tindakan tentang;
2. Ruang Lingkup Psikologi
a.
Pemeriksaan tersangka;
b.
Penangkapan;
c.
Penahanan;
ilmu
d.
Penggeledahan;
merupakan salah satu cabang
A. Pengertian Psikologi
Dibandingkan
hukum,
dengan
psikologi
ilmu pengetahuan yang muda.
dikenal
Ilmu hukum sudah dikenal
orang;
oleh manusia jauh sebelum
- Meliputi
oleh
setiap
segala
tahun Masehi, sejak manusia
pemikiran,
mulai membentuk kelompok
pengetahuan,
hidup
tanggapan,khayalan
bersama.
Psikologi
sendiri muncul sekitar abad
dan
19, tepatnya pada tahun 1879
mengenai jiwa;
pada
saat
labotarium
- Istilah
didirikanya
psikologi
spekulasi
yang
ilmu
menunjukkan kepada
pertama oleh Wilhelm Wundt
ilmu
di Leipzig, Jerman Barat.
umumnya.
Menurut asal katanya,
psikologi
berasal
dari
jiwa
b.
jiwa
pada
Psikologi:
- Merupakan
istilah
bahasaYunani:
“ilmu
-
Psyhe yang berarti jiwa,
atau “scientific”, yang
dan
dipakai
Logos yang berarti ilmu.
menunjukkan kepada
-
Secara harfiah psikologi
mempunyai arti “ilmu jiwa”.
Namun demikian, pengertian
pengetahuan”
untuk
pengetahuan ilmujiwa
yang bercorak ilmiah;
- Meliputi
ilmu
ilmu jiwa dalam psikologi
pengetahuan
berbeda dengan pengertian
mengenai jiwa yang
ilmu
sendiri.
diperoleh
secara
Perbedaannya terletak pada
sistematis
dengan
(W. A. Gerungan, 1972: 5-6):
metode-metode ilmiah
a.
yang
jiwa
itu
Ilmu jiwa:
- Merupakan
bahasa
sehari-hari
istilah
Indonesia
dan
memenuhi
syarat-syaratnya
seperti
yangdimufakati
sarjana-sarjana
psikologi pada jaman
ilmu
sekarang;
mempelajari
- Istilah
psikologi
menunjukkan
jiwa
ilmu
yang
pengetahuan
yang
tingkah
laku
manusia dalam hubungannya
dengan lingkungannya.”
Berdasarkan
ilmiah
menurut norma-norma
pengertian psokologi, dapat
ilmiah modern.
ditarik
Dengan
jelaslah
demikian
bahwa
apa
yang
kesimpulan
bahwa
dengan mempelajari tingkah
laku
manusia
kita
dapat
disebut dengan ilmu jiwa
mengenal
belum tentu termasuk pada
perbuatannya
bidang psikologi. Akan tetapi,
terbuka yaitu tingkah laku
setiap
tentang
yang segera dapat dilihat oleh
juga
orang lain, missal makan,
termasuk dalam ilmu jiwa.
minum, memukul, menangis,
Banyak orang mengartikan
berbicara
psikologi
maupun yang tertutup yaitu
berbicara
psikologi
senantiasa
dalam
pengertian.
berbagai
Psikologi
itu
seseorang
baik
dan
dari
yang
sebagainya
tingkahlaku yang hanya dapat
mengandung
diketahui
pengertian yang berbeda-beda
langsung
sesuai denganperkembangan
atau metode-metode khusus,
jaman.
missal berpikir, berkhayal,
sendiri
Berdasarkan beberapa
secara
melalui
bermimpi,
takut
tidak
alat-alat
dan
pengertian tentang psikologi,
sebagainya.
disusunlah suatu definisi atau
maksud kata lingkungannya
pengertian umum oleh Dr.
di sini adalah tempat dimana
Sarlito
manusia
Wirawan,
yang
Sedangkan
itu
hidup,
merupakan rangkuman dari
menyesuaikan
beberapa pengertian diatas,
mengembangkan diri sesuai
yaitu
dengan
(Sarlito
Wirawan,
1982:10): “psikologi adalah
dan
kemampuannya.
Definisi Dr. Sarlito Wirawan
tersebut
sesuai
dengan
langsung,
pendapat Dr. W.A. Gerungan
dekat
tentang objek psikologi, yaitu
batinnya.
maka
semakin
pula
hubungan
(W. A. Gerungan, 1972: 25):
“Objek daripada ilmu jiwa
modern ialah manusia serta
kegiatan-kegiatannya
hubungannya
B. Pembidangan dan Metode
dalam Psikologi
dalam
Seperti halnya dalam ilmu
dengan
hukum, psikologi juga dibagi
lingkungannya”.
dalam
Dalam
beberapa
bidang
kaitannya
menurut sifat dan manfaatnya.
dengan aspek-aspek psikologi
Pembidangan tersebut meliputi
tersebut, tugas dari seorang
psikologi umum dan psikologi
psikolog adalah:
khusus
a. Mengajar sesamanya;
psikologi
b. Psikhoterapi Penelitian;
psikologi
kepribadian
c. Test psikologi;
tipologi,
psikologi
d. Konsultan
badan-badan
psikologi pendidikan, psikologi
tertentu, seperi industri,
diferensial, psikologi patholgi.
pendidikan,
Di samping itu dikenal pula
penegakkan
hukum.
dalam
psikolog
melaksanakan
sehari-hari
banyak
lebih
mempelajari
dari
dan
sosial,
psikologi
psyco
patologi,
psycodiagnostik,
serta
psikologi
Dari
kriminil.
bidang-bidang tersebut, yang
paling
dalam hal ini lebih banyak
dan
berhubungan dengan orang
tugas
normal;
umumnya,
psikologi
klinis,
perusahaan,
perikelakuan manusia, dan
karena
terdiri
perkembangan,
psikologi
Seorang
tugasnya
yang
banyak
berhubungan
membantu
penegak
kelancaran
hukum
penyidik
hanya mengenal ungkapan
khususnya; adalah psikologi
semakin
orang
kepribadian
secara
psikologi sosial dan psikologi
berhubungan,
dekat
dan
tipologi,
kriminil. Psikologi kepribadian
Disamping
itu,
untuk
dan tipologi merupakan ilmu
dapat lebih mengenal manusia
yang menguraikan struktur dan
(dari
jenis-jenis
tertutup
dan
tipe-tipe
periperlakuan
dan
yang
terbuka),
kepribadian manusia sebagai
diperkenalkan
beberapa
suatu keseluruhan. Psikologi
metode dalam psikologi, yaitu
social merupakan salah satu
(Soerjono Sukamto, 1979:3):
cabang ilmu pengetahuan yang
a. Metode
ekperimental,
menyelidiki proses interaksi
bertujuan
antara umat manusia, artinya
mencari hukum-hukum saja
memeplajari
mengenai berbagai tingkah
tingkah
sejauh
laku
dipengaruhi
mana
manusia
oleh
dan
mempengaruhi tingkah laku
manusia
lain.
hanya
laku
untuk
dan
kurang
memperhatikan perbedaanperbedaan individual.
Sedangkan
b. Metode observasi alamiah,
psikologi krimnal mempunyai
bertujuan untuk melakukan
tujuan untuk meneliti bahwa
pengamatan terhadap situasi
(B.
1980:29):
yang sudah ada, situasi yang
“sebab-sebab kejahatan terletak
terjadi secara spontan, tidak
pada penyimpangan kejiwaan,
dibuat-buat sesuai dengan
meneliti
kehendak
Simanjutak,
relasi
watak
jiwa
alam.
Hasil
dengan bentukkejahatan, serta
pengamatan ini kemudian
situasi
yang
dicatat dengan teliti untuk
jahat.
kemudian
psikologi
memotiper
tindakan
diambil
Disamping itu, juga meneliti
kesimpulan-kesimpulan
aspek psikhis dari para oknum
umum
maupun
khusus.
yang
Hanya
yang
perlu
terlibat
penyidangan
(jaksa,
dalam
hakim,
diperhatikan dalam metode
panitera, terdakwa, pemeriksa)
tersebut adalah kita harus
dalam hubungannya dengan
menjauhkan
psikologi sosial”.
mungkin kepentingan dan
sebanyak
minat-minat
agar
pribadi
dapat
kita,
dibuat
- Wawancara
dengan
orang-orang lain
yang
kesimpulan yang bersifat
kenal dengan orang yang
objektif.
akan diperiksa.
c. Metode sejarah kehidupan,
d. Metode wawancara, yaitu
berdasarkan pada sejarah
suatu tanya jawab antara
kehidupan seseorang yang
pemeriksa
dapat merupakan sumber
yang
data yang penting untuk
maksud agar orang yang
lebih mengenal orang yang
diperiksa
bersangkutan.
mengemukakan isi hatinya,
sejarah
Adapun
kehidupan
dapat
dengan
orang
diperiksa
dengan
tersebut
pendapat-pendapatnya
dan
disusun melalui dua cara
lain-lain,
yaitu:
rupa
- Pembuatan buku harian;
/penyidik
- Rekonstruksi
mengenal tentang pribadi
biografi,
caranya yaitu data-data
tentang
orang
riwayat
hidup
yang
akan
diperiksa
dan
dikumpulkan
disusun
menjadi
sedemikian
sehingga
pemeriksa
dapat
lebih
orang yang diperiksa.
e. Metode/pemeriksaan
psikologis
yang
dikenel
dengan nama “psikotest”.
Tujuan
diadakannya
psikotest
biografi.
hal
adalah
untuk
Untuk mendapatkan data-
mengukur dan mengetahui
data tentang riwayat hidup
taraf
seseorang
minat,
tersebut
sebagaimana
di
atas melalui
sikap,
arah,
struktur
kepribadian seseorang.
Dari beberapa metode
beberapa cara, yaitu:
- Wawancara
kecerdasan,
dengan
yang dikemukakan di atas,
orang yang bersangkutan,
menurut pengamatan penulis
atau;
yang paling dianggap cocok
diterapkan oleh penyidik dalam
tugas
pemeriksaan/interogasi
pengadilan dengan tujuan untuk
tersangkaadalah
metode
didengar
keterangannya,
wawancara.
Dengan
sehubungan dengan tindak pidana
wawancara terhadap tersangka
yang
terjadi
pengakuan dan pelaku tindak
hubungan
langsung
dengan
secara
antara
penyidik
tersangka
terjadi
guna
mencari
pidana.
sehingga
Pasal
52
KUHAP
memudahkan atau melancarkan
menjelaskan tentang kebebasan
komunikasi
tersangka
karena
dapat
untuk
memberikan
diadakan pendekatan kejiwaan
keterangan pada penyidik. Pasal
secara bertahap.
52 tersebut mempunyai maksud
sebagaimana
penjelasan
3. Hak-hak Tersangka dalam
tersebut,
Tahap Penyidikan
hak
tersurat
pasal
52
dalam
KUHAP
“supaya
yaitu:
Pembahasan tentang hak-
pemeriksaan dapat mencapai hasil
tersangka
yang
tidak
boleh
tidak
menyimpang
dari
menyimpang dari salah satu asas
yang sebenarnya maka tersangka
di dalam hukum acara pidana
harus dijauhkan dari rasa takut.
dalam kaitannya dengan hak-hak
Oleh karena itu wajib dicegah
tersangka,
adanya
yaitu
asas
“presumption of innancence” atau
“praduga
tak
sebagaimana
ditetapkan
paksaan
atau
tekanan
terhadap tersangka.”
bersalah”
Atas
dasar
pasal
52
dalam
tersebut diatur lebih lanjut tentang
pasal 8 Undang-undang Nomor 14
hal-hal yang harus diperhatikan
tahun 1974 jo Penjelasan Umum
dalam pelaksaan tersangka, yaitu:
butir 3 KUHAP. Atas dasar asas
a.
Tersangka
didengar
ini memberi kejelasan pada kita,
keterangannya tanpa adanya
bahwa setiap orang yang diperiksa
tekanan dari siapa pun atau
pada tingkat penyidikan belumlah
dalam bentuk apa pun (pasal
dapat dianggap bersalah. Oleh
117 ayat (1));
karenanya
ia
dihadapkan
ke
b.
Keterangan apa saja yang
diberikan
oleh
tersangka
sehubungan dengan tindak
pidana yang dipersangkakan
Metode Penelitian
Penelitian
ini
dilaksanakan
kepadanya, penyidik wajib
dengan cara studi pustaka. Adapun
mencatat dalam berita acara
lokasi sebagai berikut :
pemeriksaan
sesuai
dengan
teliti
kata-kata
yang
dipergunakan oleh tersangka
sendiri.
Apabila
sudah
setujui, berita acara tersebut
ditandatangani oleh penyidik
1. Perpustakaan
IKIP
PGRI
Madiun
2. Perpustakaan Prodi PPKn IKIP
PGRI Madiun
3. Fakultas Hukum UNS
Berdasarkan
permasalahan
dan tersangka (pasal 118 ayat
yang hendak dikaji, maka metode
(1));
yang digunakan dalam penelitian ini
Dengan singkat dapat dikatakan
adalah metode
bahwa
Penelitian normatif berupa penelitian
(Hadari
Tahir:1981:3):
Djinawi
“KUHAP
telah
peraturan
yuridis
normatif.
perundang-undangan,
menempatkan manusia sebagai
yurisprudensi (Case Law), kontrak
makhluk
dan
dan nilai-nilai hukum yang hidup
bermartabat pada tempat yang
dalam masyarakat (penelitian hukum
luhur. Karena ia memberikan
empirik).
perlindungan yang lebih kokoh
digunakan adalah Statute Approach
kepada
lebih
(pendekatan peraturan perundang-
jaminan
undangan, yang mengkaji peraturan
yang
warga
berharkat
negara,
memberikan
dihormatinya
hak-hak
manusia
daripada
ketentuan
sebelumnya
asasi
ketentuanberlaku
seperti yang terdapat dalam HIR
dan
RIB”,
khusunya
Pendekatan
perundang-undangan,
teori
yang
serta
konsep-kosep hukum yang berkaitan
dengan masalaha yang diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti
yang
masih menggunakan sumber tertulis
menyangkut hak-hak tersangka
sekunder. Bahan hukum primer dapat
pada tingkat penyidikan.
berupa
peraturan
perundang-
undangan
yang
terkait
dengan
anggapan yang digunakan dalam
dibahas
dalam
hukumitu sendiri, kedua digunakan
penelitian ini. Sedangkan bahan
dalam proses hukum dan ketiga
hukum
digunakan dalam sistem hukum itu
masalah
yang
sekunder
adalah
bahan
hukum yang memberikan penjelasan
sendiri.”
terhadap bahan hokum primer seperti
Sedangkan fungsi psikologi
buku literatur, majalah/ jurnal dan
menurut Sarlito Wirawan (1982:22)
tulisan artikel para ahli.
adalah: “seperti ilmu-ilmu sosial
Pengumpulan data dilakukan
dengan
inventarisasi
peraturan
lainnya, psikologi mempunyai dua
fungsi yaitu, pertama adalah fungsi
perundang-undangan yang berkaitan
pengertian
dengan
kedua
penelitian
selanjutnya
dilakukan pula inventarisasi data
(understanding)
fungsi
dan
peramalan
(prediction)”.
yang bersumber dari buku-buku,
Penerapan psikologi dalam
lieratur, dokumen resmi, karya tulis,
hukum yang didasarkan pada fungsi
dan
yang
psikologi tersebut pada dasarnya
ini,
adalah berkaitan dengan hak-hak
teknik analisis data yang digunakan
asasi tersangka sebagai pihak yang
adalah analisis dengan penafsiran
sedang dibatasi kebebasannya.
hasil-hasil
berkaitan.
penelitian
Dalam
kualitaif
dan
penelitian
ditampilkan
dalam
uraian deskriptif analisis.
Manusia adalah subyek yang
sekaligus obyek. Menyimak definisi
psikologi menurut Sarlito Wirawan,
menjadi
Hasil Penelitian
Fungsi dan peranan psikologi
dalam
bidang
Farrington
Sarlito,
dan
hukum,
menurut
Hawkins
1982:20)
(dalam
jelas
bagi
kita
bahwa
sebenarnya manusialah yang paling
berkepentingan
Manusialah
dengan
yang
psikologi.
paling
berpendapat
membutuhkannya dalam berbagai
bahwa: “peranan psikologi dalam
segi kehidupan, baik dibidang sosial,
hukum dapat dibagi dalam tiga jenis,
ekonomi, politik, budaya dan hukum.
pertama psikologi dapat digunakan
Mengingat hukum itu sendiri juga
untuk
merupakan perilaku dipandang dari
menguji
kebenaran
pra-
segi
tertentu
perilaku,
dan
maka
standart
psikologi
dari
dapat
mengetahui
dapat
menggambarkan
diterapkan dalam penyelesaian suatu
kepribadiannya,
tindak pidana.
kelebihannya
Hal ini dapat dilihat dari
Ketika
dan
bagaimana
di
dan
mencari
mana
letak
kelemahannya.
keterangan
dari
peranan psikologi dalam hukum
tersangka seorang penyidik perlu
point kedua, yaitu dalam proses
menerapkan salah satu atau beberapa
hukum.
Yang
dimaksud
dengan
dari bidang-bidang yang terdapat
proses
hukum
disisni
menurut
dalam
Hawkins
(dalam
paling
adalah
proses
kelancaran
interogasi
penerapan
Farrington
Sarlito,
dan
1982:21)
pemeriksaan
atau
psikologi
tepat
yang
untuk
dianggap
membantu
tugasnya,
dibidang
seperti
psikologi
tersangka pada tingkat penyidikan.
kepribadian atau tipologi apabila
Peranan
melihat
psikologi
sangat
besar
tujuan
dari
psikologi
peranannya dalam proses ini, karena
kepribadian atau tipologi adalah
psikologi melihat latar belakang
untuk
tingkah laku dan perbuatan individu
kepribadian,
yang
seseorang.
diperiksa.
menguasai,
sedikit
Penyidik
minimal
psikologi,
yang
mengetahui
dapat
melihat
mempelajari
ciri-ciri,
Seseorang,
tipe-tipe
di
dalam
dengan
menentukan kehendaknya sangatlah
mudah mengenal watak, pribadi
ditentukan oleh adanya keserasian
tersangka, sehingga dapat ditentukan
antara
teknik-teknik pendekatan yang cocok
Pikiran dan perasaan ini dalam
untuk
perkembangannya
keberhasilan
pemeriksaan
pikiran
dengan
perasaan.
akan
yang berlangsung secara manusiawi.
mempengaruhi segala perbuatan dan
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
tingkah
lakunya
proses
pemeriksaan
Penerapan
di
seorang
penyidik
menggunakan
personal
tersangka
harus
menerapkan
approach.
sehari-hari.
bidang
banyak
kepribadian
dan
teknik
sebenarnya
belumlah
psikologi
tipologi
saja
sempurna,
Dengan
karenanya perlu di bantu dengan
pendekatan yang subyektif, penyidik
penerapan di bidang psikologi yang
lain
seperti
psikologi
psikologi
kriminil
sosial,
dan
lain
mengajak
tersangka
berdialog,
berdiskusi, mengajukan pertanyaan-
sebagainya. Manusia adalah subyek
pertanyaan
yang tidak lepas dari peranannya
lancar sehingga tersangka maupun
sebagai
penyidiktidak
makhluk
kaitannya
sosial.
dengan
tersangka
Jadi
pemeriksaan
dengan
penerapan
dengan
terpancing
santai
akan
emosi.
tetapi
mudah
Di
pemeriksaan,
dalam
sringkali
beberapa bidang psikologi, diharap
penyidikmemperingatkan tersangka,
penyidik
karena dinilainya tersangka berbelit-
akan
memperoleh
pengertian mengapa seseorang atau
belit
tersangka tersebut melakukan tindak
keterangannya.
pidana tertentu.
bagaimanapun penyidik harus bisa
Kelancaran dalam menarik
dalam
menahan
menyampaikan
Dalam
emosi,
keadaan
bisa
menahan
keterangan dari tersangka adalah
kesabaran. Dengan keabaran yang
tergantung dari kemampuan dan
tinggi bukan berarti mengalah, tetapi
kepandaian
dalam
justru
teknik
pendekatan oleh penyidik terhadap
menerapkan
penyidik
taktik
dan
penyidikan.
karenanya,penguasaan
bidang- bidang
disisnilah
Oleh
tersangka
terhadap
psikologi.
dalam psikologi
arti
dengan
Seorang
pentingnya
alat
bantu
penyidik
harus
tersebut di atas dilengkapi dengan
berbicara sedikit, tegas, terang tetapi
pengusaan dalam bidang wawancara,
jangan meninggalkan kesopanan dan
karena
keramahan, bersikap kekeluargaan,
metode
tersebut
ikut
memegang peranan penting dalam
ramah
kelancaran pemeriksaan tersangka.
tersangka
Dengan teknik-teknik wawancara,
takut, harus bersifat membimbing
terutama keahlian dalam menyusun
dan
pertanyaan-pertanyaan
yang
sombong, lebih baik memuji dan
diajukan, merupakan alat bantu yang
menyanjungnya. Keadaan tersebut
sangat penting. Dengan alat ini bisa
akan membuat tersangka merasa
diadakan
diperhatikan sebagai subyek yang
pendekatan
dengan
dan
menarik.
mempunyai
terhadaptersangka
Apabila
perasaan
yang
mempunyai hak dan kewajiban. Dari
1. KUHAP yang berlaku sekarang
situasi yang baik inilah, tersangka
sangat menjunjung tinggi harkat
akan
atau
dan martabat manusia, khususnya
keterangan yang sebenarnya dan
tersangka dan terdakwa. Keadaan
sejujurnya.
ini
memberikan
jawaban
Pendekata
secara
berbeda
jauh
dengan
psikologis sebagaimana di uraikan di
pemuatan hak asasi manusia
atas, tidak lepas
pendapat
sebagaimana di atur dalam HIR.
Charles R. Swansons Jr., bahwa ada
Dengan adanya perubahan dalam
dua prinsip yang dapat diterapkan
peenerapan hak asasi manusia,
agar seseorang mau mengaku dalam
memberikan pengertian bagi kita,
suatu
tindak
bahwa telah terjadi perubahan
pidana,yaitu (Chales R. Swansons,
yang sangat fundamental dalam
Jr, Criminal Investigation (Santa
proses
Monica,
California;
dalam tahap penyidikan yang
Publising
Company
dari
kejahatan
atau
Goodyear
Inc.,
1977)
peradilan,
khususnya
berkepentingan langsung dengan
halaman 170):
hak asasi tersangka. Mengingat
“…. Firs, there are those guilty
yang dihadapi langsung oleh
parties who seek some psychological
penyidik adalah pribadi yang
motive for “fetting it off their chest.”
mempunyai prisip/pendapat dan
The second category is comprised of
pemikiran
those who are not guilty but who act
sebagai subyek hukum maka
under some urge to confess….”
tersangka sebagai individu juga
“body
and
Jadi, prinsi-prinsip tersebut di
mempunyai
atas dapat berlangsung dengan lancar
diperhatikan
dikarenakan
sesuai dengan haknya dalam
adanya
pemakaian
hak
mind”
penerapan psikologi dalam taktik dan
rangka
teknik
penghormatan
penyidikannya,
seseorang
mau
sehingga
memberikan
keterangan aau mengakui.
Berdasarkan
pada
penelitian dapat disimpulkan:
dilindungi
pengeterapan
dan
harkat
dan
jamannya
lagi
martabat manusia.
2. Sudah
hasil
dan
untuk
apabila
bukan
dalam
pemeriksaan
tersangka diterapkan cara-cara
kekerasan yang tidak manusiawi.
harkat dan martabat tersangka
Keterangan tersangka memang
pada tingkat penyidikan, juga
sangat diperlukan sekali, tetapi
demi efektifitas pemeriksaan.
tidak berarti
Berdasarkan
harus diperoleh
simpulan
tersebut,
maka
hasil
dengan jalan pintas yang kasar.
penelitian
peneliti
Untuk mendapatkan keterangan
memberikan saran sebagai berikut:
yang jujur dan benar, seorang
1.
Berpangkal dari tugas Polisi
penyidik dapat menerapkan salah
yang semakin berat dikaitkan
satu bidang ilmu bantu dalam
dengan pengeterapan hak asasi
rangka penegakkan hukum, yaitu
manusia
psikologi.
tersangka
pada
tingkat
penyidikan,
masih
banyak
Psikologi
berpijak
tentang
pada
lebih
pengetahuan
manusia,
pada
pemeriksaan
kekurangan-kekurangan
khusunya
tentang perilaku dan perbuatan
harus
manusia
Bahkan Polisi sebagai penyidik
dalam
hubungannya
dipenuhi
yang
dengan lingkungannya. Dengan
tunggal
dibantu
ditingkatkan
psikologi,
dapatlah
perlu
secepatnya.
dibekali
dan
pengetahuannya,
seorang penyidik memperoleh
baik di bidang hukum maupun
atau “mengorek” keterangan dari
di bidang ilmu bantu lainnya,
tersangka dengan mudah, karena
khususnya
telah
dapat
dilakukan
kelancaran
pendekatan
pribadi
(personal
penyidik,
approach)
yang
psikologi
tugasnya
sehingga
demi
sebagai
diperoleh
manusiawi.
tenaga penyidik yang trampil
Dengan demikian penggunaan
dan qualified dalam pelaksanaan
psikologi
tugasnya.
dalam
pemeriksaan
tersangka merupakan satu tahap
2.
Bahwa
perlu
diadakan
langkah kemajuan bagi dunia
kerjasama antara aparat atau
penegak hukum. Jadi peranan
instansi
psikologi
khususnya Kepolisian Negara
dalam
hukum
penegak
Indonesia
hukum,
mempunyai tujuan yang positif,
Republik
dengan
yakni disamping untuk menjaga
pihak-pihak yang berkecimpung
dalam
psikologi,
yaitu
para
psikolog.
Soesilo,
R.
Taktik
dan
Teknik
Penyidikan Perkara Kriminil.
Bogor: Politea.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Daftar Pustaka
Andi Hamzah. 1990.
Hukum
Pengantar
Acara
Pidana
Indonesia.,
Jakarta:
Ghalia Indonesia
2002
tentang
Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1982 tentang Hukum Acara
Charles R Swansons, Jr. 1977.
Criminal Investigation. Santa
Pidana.
Undang-Undang No.17 Tahun 2007
Monica California: Goodyear
tentang
Publishing Company.
Pembangunan
Departemen
Kehakiman.
1982.
Pedoman Pelaksanaan KUHAP.
Gerungan, W.A. 1972. Psycology
Sosial. Bandung:Eresco
R.Soesilo. 1980. Taktik dan Teknik
Penyidikan
Perkara
Kriminal. Bogor: Politea.
Sarlito Wirawan. 1982. Pengantar
Psikologi.
Jakarta:
Bulan
Bintang.
. 1982. Psikologi Dalam
Hukum.
Jakarta:
Bulan
Bintang.
Soekanto, Soerjono. 1979. Beberapa
Catatan
tentang
Psikologi
Hukum. Bandung: Alumni.
Simandjuntak.
1980.
Kriminologi
dan Patologi Sosial. Jakarta:
Tarsito.
Kepolisian
Rencana
Jangka
Panjang Nasional (RPJMN)
2005-2025.
Download