perkembangan ekonomi makro sampai dengan bulan september

advertisement
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001
World Economic Report, September 2001, memperkirakan pertumbuhan
ekonomi dunia tahun 2001 hanya mencapai 2,6% antara lain disebabkan
oleh menurunnya kepercayaan dunia usaha (dimulai dari AS kemudian
meluas ke Eropah) serta didorong oleh menurunnya investasi di bidang
teknologi informasi. Disamping itu juga disebabkan oleh relatif ketatnya
penyaluran kredit di beberapa negara emerging market dan meningkatnya
resiko usaha.
Nilai ekspor dalam bulan Agustus 2001 mencapai US$ 5,1 miliar atau
naik 4,4% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun dalam tahun
kalender (Jan-Agt 2001) nilai ekspor masih lebih rendah 2,7%
dibandingkan dengan kurun waktu yang sama tahun sebelumnya.
Dalam bulan September 2001, nilai tukar rupiah melemah antara lain
karena meningkatnya kebutuhan devisa untuk membayar utang luar
negeri dan isu sweeping terhadap warga negara asing. Melemahnya rupiah
dan penyesuaian tarif dasar listrik (TDL) selanjutnya mendorong
kenaikan harga di dalam negeri. Dalam kaitan itu, pemeliharaan
keamanan di dalam negeri dan pengendalian uang beredar perlu
ditingkatkan untuk mempertahankan stabilitas ekonomi yang relatif
membaik paska SI-MPR.
Pertumbuhan ekonomi dunia
tahun 2001 diperkirakan
melambat menjadi 2,6%, lebih
rendah dari tahun 2000 yang
mencapai 4,7%.
Perekonomian dunia dalam keseluruhan tahun 2001 diperkirakan
melambat. World Economic Report, IMF, September 2001
memperkirakan, pertumbuhan ekonomi dunia hanya mencapai
2,6%, jauh lebih rendah dari tahun 2000 yang mencapai 4,7%.
Perlambatan diperkirakan hampir terjadi pada semua kelompok
negara. Pertumbuhan negara industri maju (major advanced
economies) diperkirakan melambat dari 3,4% pada tahun 2000
menjadi 1,1% pada tahun 2001. Perekonomian AS dan Jepang
berturut-turut diperkirakan melambat dengan pertumbuhan
sekitar 1,3% dan −0,5%. Sedangkan Singapura sebagai salah satu
negara tujuan ekspor terbesar diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan sebesar −0,3%.
Perlambatan ekonomi dunia
mengakibatkan menurunnya
Perlambatan ekonomi dunia mengakibatkan menurunnya
perdagangan dunia. Pertumbuhan impor negara industri paling
2
perdagangan dunia.
perdagangan dunia. Pertumbuhan impor negara industri paling
maju melambat dari 11,5% pada tahun 2000 menjadi 3,6% pada
tahun 2001. Sejalan dengan itu ekspor negara berkembang
menurun dari 15,1% menjadi 5,0% dalam kurun waktu yang
sama.
Melambatnya ekonomi dunia
antara lain disebabkan oleh
menurunnya kepercayaan usaha
didorong oleh menurunnya
investasi di bidang IT,
penyaluran kredit yang ketat di
beberapa negara emerging
market, serta meningkatnya
resiko usaha.
Melambatnya perekonomian dunia tahun 2001 ini antara lain
disebabkan oleh menurunnya kepercayaan dunia usaha (dimulai
dari AS kemudian meluas ke Eropah) didorong oleh menurunnya
investasi di bidang teknologi informasi. Revolusi teknologi
umumnya mengakibatkan unsustainable financial boom karena
dorongan investasi yang berlebihan. Dengan penggunaan
teknologi informasi yang sudah sangat luas, maka penurunan
invetasinya akan memberi pengaruh bagi perekonomian dunia.
Disamping itu perlambatan ekonomi dunia juga disebabkan oleh
relatif ketatnya penyaluran kredit di beberapa negara emerging
market serta meningkatnya resiko usaha.
Tragedi WTC New York 11
September 2001 memberi
pengaruh luas pada pasar
modal di berbagai negara yang
diperkirakan akan memberi
pengaruh pada industri
penerbangan, asuransi, dan
pariwisata.
Pada tanggal 11 September 2001 terjadi serangan pada gedung
World Trade Center (WTC) di New York. Gejolak pada pasar
modal New York tersebut memberi pengaruh menjalar pada
pasar modal di berbagai negara. Pada akhir September 2001,
indeks saham di New York, Tokyo, London, Hongkong,
Singapura, dan Malaysia turun berkisar antara 9 –12%
dibandingkan dengan akhir bulan sebelumnya. Perkembangan
indeks pada beberapa bursa saham internasional dapat dilihat
pada grafik di bawah.
Tragedi WTC diperkirakan akan memberi pengaruh pada industri
penerbangan, asuransi, dan pariwisata. Beberapa industri
penerbangan terkemuka (Boeing, United Airlines, British Airways,
American Airlines, dan beberapa lainnya) merencanakan
mengurangi jumlah karyawannya sehubungan dengan
pengurangan frekuensi dan jumlah penerbangannya.
Dalam kaitan itu, Bank Sentral AS (Fed) telah menyiapkan dana
hingga US$ 50 miliar untuk menstabilkan kegiatan operasi bank di
AS. Secara bersama-sama, negara industri maju (G7) juga akan
menempuh langkah-langkah untuk memulihkan stabilitas
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
(BAPPENAS)
3
ekonomi dan pasar uang global. Termasuk diantaranya adalah
pengucuran likuiditas jangka pendek dan kemungkinan
penurunan bunga serentak untuk menghindari kelangkaan
likuiditas (credit crunch) dalam perekonomian.
Rencana serangan pemerintah
AS terhadap Afghanistan telah
mendorong reaksi yang
berlebihan di dalam negeri
antara lain dengan isyu akan
adanya sweeping terhadap
warga negara asing terutama
Amerika Serikat.
Rencana serangan pemerintah AS terhadap Afghanistan telah
mendorong reaksi yang berlebihan di dalam negeri antara lain
dengan ancaman akan adanya sweeping terhadap warga negara asing
terutama Amerika Serikat. Kekuatiran yang dapat ditimbulkannya
perlu dicermati dengan baik karena dapat mengganggu investasi
tidak saja yang berasal dari luar tetapi juga dalam negeri serta arus
wisatawan asing, yang pada gilirannya akan memperburuk citra
Indonesia di luar negeri. Padahal investasi merupakan sumber
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menggerakkan
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 nanti di saat permintaan
ekspor masih lemah.
Posisi uang primer akhir
September turun 0,4%
dibandingkan akhir bulan
sebelumnya, namun y-o-y uang
primer masih tumbuh sekitar
18,7%.
Sementara itu, posisi uang primer pada akhir September 2001
tercatat sebesar Rp 115,2 triliun atau turun sebesar 0,4%
dibandingkan dengan akhir bulan Agustus. Namun dibandingkan
dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (y-o-y), laju
pertumbuhan uang primer bulan September 2001 masih sebesar
18,7%. Meskipun lebih rendah dari pertumbuhan tahunan bulan
sebelumnya (22,4%), laju pertumbuhan uang primer tetap perlu
dikendalikan antara lain untuk mengurangi tekanan inflasi karena
pengaruh musiman menjelang Idul Fitri dan Natal pada bulan
Desember 2001.
Menguatnya rupiah dan melemahnya tekanan inflasi dalam bulan
Agustus 2001 ikut membantu menstabilkan suku bunga. Pada
akhir bulan September 2001 suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) 1 bulan tercatat 17,6% turun dari 17,7% pada bulan
Agustus 2001.
Kebutuhan devisa untuk
membayar utang luar negeri dan
isu gangguan keamanan di
dalam negeri melemahkan nilai
tukar rupiah.
Kebutuhan devisa bagi swasta dan pemerintah untuk membayar
utang luar negerinya serta meningkatnya kemungkinan gangguan
keamanan di dalam negeri antara lain menyangkut isu sweeping bagi
warga asing di Indonesia mendorong melemahnya nilai tukar
rupiah dari sekitar
Rp 8.860,- pada akhir bulan Agustus 2001
menjadi Rp 9.675,- per US$ pada akhir bulan September 2001.
Melemahnya rupiah dan
kenaikan TDL mendorong laju
inflasi menjadi sekitar 0,64%
dalam bulan September 2001.
Melemahnya nilai tukar dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL)
turut mendorong laju inflasi pada bulan September 2001 menjadi
sebesar 0,64%. Kenaikan harga terbesar terjadi kelompok
pendidikan, rekreasi dan olah raga; perumahan; serta transpor dan
komunikasi berturut-turut sebesar 2,13%; 1,68%; serta 0,75%.
Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender (Januari-September)
2001 mencapai 8,16%. Adapun selama setahun (year-on-year, yaitu
sejak Okt 2000 – Sep 2001), laju inflasi mencapai 13,01%.
Ringkasan perkembangan inflasi dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
(BAPPENAS)
4
Sept. 2001
0,64
Sept. 2000
-0,06
Sumber: BPS
RINGKASAN PERKEMBANGAN INFLASI
Jan - Sep 2001
Okt 2000 - Sept 2001 (y-o-y)
8,16
13,01
Jan - Sep 2000
Okt 1999 - Sept 2000 (y-o-y)
4,65
6,64
Nilai ekspor bulan Agustus
2001 naik 4,4% dibandingkan
bulan sebelumnya; namun
selama 8 bulan pertama (JanAgt) 2001 masih lebih rendah
2,7% dibandingkan dengan
periode yang sama tahun
sebelumnya. Menurut kelompok
komoditi, penurunan ekspor
terjadi pada kelompok komoditi
pertanian dan manufaktur.
Nilai ekspor keseluruhan dalam bulan Agustus mencapai US$
5,06 miliar atau meningkat 4,4% dibandingkan bulan sebelumnya.
Peningkatan ekspor bulan Agustus 2001 terutama disebabkan
oleh naiknya ekspor nonmigas sebesar 9,5%. Sebaliknya, ekspor
migas mengalami penurunan sebesar 13,6% dalam periode yang
sama. Penurunan ekspor migas terjadi akibat menurunnya harga
minyak mentah Indonesia di pasar dunia dari US$ 24,70 per barel
pada bulan Juli 2001 menjadi US$ 24,36 pada bulan Agustus
2001. Dengan perkembangan tersebut selama delapan bulan
pertama (Jan-Agt 2001), total nilai ekspor turun 2,7%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ekspor terbesar pada periode tersebut terutama terjadi
pada kelompok nonmigas dengan pertumbuhan sebesar -3,4%.
Perlambatan ekonomi pada
negara-negara tujuan ekspor
turut mempengaruhi kinerja
ekspor nasional.
Penurunan ekspor nonmigas dalam delapan bulan pertama tahun
2001 terutama terjadi pada kelompok komoditi pertanian dan
industri pengolahan masing-masing turun 7,5% dan 7,0%.
Sementara itu nilai ekspor komoditi pertambangan dan lainnya
mengalami kenaikan sebesar 66,9%.
Kondisi eksternal yang turut mempengaruhi kinerja ekspor
Indonesia selama delapan bulan terakhir adalah melambatnya
pertumbuhan ekonomi tiga mitra dagang terbesar (Amerika
Serikat, Jepang dan Singapura). Selama 8 bulan pertama tahun
2001, ekspor nonmigas ke AS dan Singapura berturut-turut turun
sekitar 3,2% dan 14,8%. Dari 9 negara tujuan ekspor terbesar,
hanya ekspor ke Jepang dan Korea Selatan yang mengalami
kenaikan yaitu masing-masing sebesar 1,4% dan 5,4%.
Nilai impor keseluruhan pada bulan Agustus 2001 tercatat sebesar
US$ 2,42 miliar atau turun 2,7% dibandingkan bulan sebelumnya
didorong oleh turunnya impor nonmigas sebesar 6,2%. Sementara
itu, impor migas mengalami kenaikan sebesar 12,3%. Berdasarkan
perkembangan tersebut, selama 8 bulan pertama (Jan – Agt 2001),
impor total mengalami kenaikan sebesar 15,1% dibanding periode
yang sama tahun sebelumnya. Adapun menurut golongan
penggunaan barang, selama periode tersebut impor barang
konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal berturutturut naik sekitar 1,2%, 14,8% dan 25,4%. Ringkasan ekspor dan
impor dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
(BAPPENAS)
5
RINGKASAN EKSPOR DAN IMPOR (US$ MILIAR)
Juli
Agt
PertumJan - Agt Jan - Agt
Pertum2001
2001 buhan (%)
2000
2001 buhan (%)
EKSPOR
4,85
5,06
4,4
40,32
39,25
-2,7
Migas
1,07
0,93
-13,6
9,00
8,99
-0,1
Nonmigas
3,77
4,13
9,5
31,33
30,26
-3,4
IMPOR
2,48
2,42
-2,7
19,67
22,64
15,1
Migas
0,47
0,53
12,3
3,82
3,74
-2,1
Nonmigas
2,01
1,89
-6,2
15,85
18,90
19,2
Sumber: BPS
Jakarta, 9 Oktober 2001
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
(BAPPENAS)
Download