Gathering pertemuan Komunitas

advertisement
Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering
pertemuan Komunitas
setiap minggu kecuali minggu ke - 4
di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita
diawali makan siang bersama
Sharing Group sebulan 2 x
Formation Teaching sebulan sekali
Celebration Meal
(Makan malam bersama)
Setiap Sabtu terakhir dalam bulan
pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00
di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta
Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali
DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll)
Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30
www.DOJCC.com
ANEKA KEGIATAN DOJ
Maret 2014
2 Maret 2014
Rekoleksi dan Misa Persiapan Program DOJ 2014
Retret Awal, APSE dan Misi Maumere
2 Maret 2014
Rekoleksi dan Misa Persiapan Program DOJ 2014
Retret Awal, APSE dan Misi Maumere
Gathering DOJ 9 Maret 2014
Gathering DOJ 16 Maret 2014
Tugas Tatib di Gereja FX Kuta
Minggu 9 Maret 2014
Latihan Koor Persiapan Tugas
Kamis Putih di Gereja FX Kuta
Workshop Doa DOJCC
Hari ke-2
Rabu 19 Maret 2014
Workshop Doa DOJCC Hari ke-2
Rabu 19 Maret 2014
Sharing Group
Rabu 26 Maret 2014
Celebration Meal
DOJCC
Sabtu 29 Maret 2014
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Joseph MGL, Rm Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi,
Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel,
Yance, Pras, Iwan Setiawan,
Yustina, Rita, Lia, Siska
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA
No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by : www.DOJCC.com
Syalom....
Jumpa lagi dalam Fresh Juice edisi
April.
Sebentar lagi kita akan merayakan
PASKAH.
Pada Malam Paskah, kita menantikan
dan menyongsong Yesus Kristus Tuhan
kita yang akan beralih dari kematian
menuju kepada hidup.
Kita memperoleh hidup baru lewat Air
Sakramen Permandian atau Baptisan.
Kita memperoleh pemahaman baru
mengenai hidup lewat Terang Kristus
melalui simbolik Lilin Paskah, dan
dalam semangat hidup yang baru
berkat cahaya Kristus yang kita terima,
kita sambut Kristus yang akan bangkit
pada Hari Minggu Paskah
Semoga pekan PASKAH yang akan
kita lewati semakin menguatkan dan
meneguhkan hati kita untuk menjalani
tugas-tugas perutusan dalam hidup
kita masing-masing.
Selamat Paskah
Tuhan memberkati
Nathasa
Awal Kelumpuhan Rohani
Selasa 1 April 2014
Yoh 5 : 8
Nonius Alvares Pereira
Yeh. 47:1-9,12;
Mzm. 46:2-3,5-6,8-9;
Yoh. 5:1-16
“Bangunlah, angkatlah tilammu
dan berjalanlah”
Ada sebuah cerita tentang seorang pria paruh baya bernama Pak Thomas yang sangat
sedih dan tidak bersemangat sehingga ia pergi menemui seorang Pastur. “Tidak satupun
dalam hidup saya yang benar, “katanya, “Saya tidak punya alasan untuk bergembira, untuk
bersyukur. Baiklah mari kita latihan sedikit untuk mengurangi kejenuhan bapak,” kata Pastur
itu. Kemudian Pastur mengambil kertas dan menggambar garis vertikal ditengahnya. “ Mari
kita buat daftar seluruh aset yang bapak punya, semua hal yang benar dalam kehidupan
Anda. Disisi lain kita buat daftar seluruh tantangan Anda, semua hal yang mengganggu
Anda.” Dan Pak Thomaspun tertawa, Saya tidak punya aset apa-apa, katanya sambil
menundukan kepala.
“Bagus, tapi mari kita selesaikan latihan ini, kata Pastur menambakan, Maaf, saya ikut
bersedih mendengar istri Anda meninggal, “Apa yang sedang anda bicarakan? Istri saya
tidak meninggal, ia masih hidup dan sehat. Pasturpun dengan tenang mengatakan,”Oh”
dan kemudian menuliskan sebagai aset “Istri Sehat”. Kemudian pastur berkata lagi,” Maaf
saya ikut sedih karena rumah Anda terbakar,” Apaa rumah saya tidak terbakar, kata Pak
Thomas.” Lagi pastur dengan tenang mengatakan “Oh” dan menambahkan “Tempat
Tinggal” dalam daftar aset. Kemudian Pastur itu melanjutkan pertanyaannya, sekali lagi maaf
saya ikut sedih karena Anda dipecat dari pekerjaan Anda! Akhirnya Pak Thomas bangkit
berdiri dan berkata,” Pastur darimana semua omong kosong ini Anda dapatkan?? Katanya,
Saya memiliki pekerjaan baik. Pastur menuliskan aset “Pekerjaan baik”. Dan akhirnya Pak
Thomas mengerti. Setelah melihat beberapa saat, ia menambahkan dua belas aset lagi
yang selama ini dia remehkan patut untuk disyukuri. Kemudian Pak Thomas meninggalkan
ruangan itu dengan sikap yang berbeda.
Demikian dengan Injil hari ini, dimana Tuhan Yesus menyembuhkan seorang yang lumpuh
selama 30 tahun. Sungguh suatu penantian yang sangat panjang dan berat menantikan
kesembuhan begitu lamanya. Saat ini mungkin masalah atau persoalan yang kita
hadapi tidak seberat atau selama seperti seorang yang lumpuh itu. Namun seringkali kita
mengalami gejala “kelumpuhan-kelumpuhan rohani ” seperti yang dialami oleh Pak Thomas,
selalu merasa depresi, putus asa, bersikap negatif, suka mengeluh dan membandingkan,
hanya dengan berkat yang menurut kita”WOW” baru kita bisa bersyukur, yang kecil-kecil
kita sepelekan. Namun perlu kita ingat, hal sekecil apapun akan kita hargai setelah kita
kehilangan. Marilah kita ubah pola pikir dengan mengubah pada perspektif yang benar,
hargailah hal-hal yang sederhana yang merupakan berkat Tuhan. Tuhan memberkati
Lulu
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
7
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Memilih Percaya PadaNYA
Rabu 2 April 2014
Yes. 49:10 “Mereka tidak
menjadi lapar atau haus, ....
sebab Penyayang mereka akan
memimpin mereka”
Fransiskus dr Paola
Yes. 49:8-15;
Mzm. 145:8-9,13cd-14,17-18;
Yoh. 5:17-30
Di awal 2012 saya mengalami suatu perubahan drastis dalam hidup saya. Pekerjaan utama
yang selama ini membiayai hidup saya, mengalami goncangan. Setelah bekerja 9 tahun di
perusahaan tsb, pada akhirnya saya mengalami konflik dengan owner dan menyebabkan
saya berada di suatu pilihan paling sulit dan menakutkan. Terus bekerja di perusahaan
dengan mengalah dan mentolerir sikap beliau ataukah saya harus resign dan itu berarti
‘saya makan apa?’. Kebetulan saya baru sebulan membeli mobil baru dan tabungan
terkuras utk DP mobil, sedang tiap bulan harus pula mencicil mobil tsb dengan angka tidak
sedikit. Sebagai manusia saya ketakutan, bagaimana harus menjalani ini semua, tiap malam
saya berdoa dan menangis, apa yang harus saya lakukan Tuhan… mencari pekerjaan
baru, meng-adjust salary lagi dsb. Setelah melewati minggu2 penuh pergumulan, sedikit
demi sedikit saya mulai mereda. Ada 1 kisah yang terus menerus saya renungkan selama
pergumulan, tentang anak kecil yang dimintain kalung imitasi pemberian ayahnya, setiap
kali diminta anak tsb menjawab,’ayah, aku sayang ayah, tp aku juga sayang kalung ini’.
Karena ayahnya bertanya terus selama beberapa hari, akhirnya dia menjawab ‘ayah, ayah
tau aku sayang ayah dan kalung ini. Tapi kalau ayah mau, ya sudah aku berikan”. Ayahnya
mengambil kalung tsb dgn tangan kiri lalu ayahnya memasukan tangan kanan ke saku
kanan dan mengeluarkan kalung berbentuk sama namun emasnya asli. “Anak ku, sebetulnya
kalung ini sudah ada sejak pertama kali ayah meminta kalungmu, ayah menunggu kamu
memberikan sendiri kalungmu dan ayah gantikan dengan yang lebih baik dan indah..”
Kisah ini meneguhkan saya, bahwa Allah Bapa adalah ayah seperti di kisah diatas. Dia
menunggu dengan sabar apakah kita mau mempercayai sepenuhnya kepada kehendak
Nya atau hanya mempercayai kekuatan kita sendiri. Disaat memilih percaya penuh kepada
pimpinanNya dalam hidup kita maka seperti disebutkan dalam yesaya ‘Penyayang mereka
akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat sumber sumber air’, yang
artinya tidak akan pernah berkekurangan.
Sekarang hidup saya lebih tenang… ketakutan bahwa saya tidak mampu melunasi mobil
dan bagaimana saya akan makan jika sudah resign, ternyata hanya ketakutan saja. Sisa 11x
lagi cicilan mobil ini akan berakhir . Dana pun sudah tersedia utk itu. Bahkan puji Tuhan, di
akhir tahun 2012 saya nekat menambah kendaraan utk disewakan ke tamu2, dan itu berarti
saya mempunyai 2 tanggungan pembayaran. Setiap hari saya bisa lebih berucap syukur
kepada Tuhan atas rejeki yang terus mengalir dalam hidup sehingga memampukan saya
hidup sampai hari ini dan membayar cicilan 2 mobil saya. Berbeda di masa masih bekerja
dan selalu menerima transferan, membuat saya lupa diri dan lupa bersyukur. Sekarang saya
lebih bisa bersyukur atas setiap rupiah yang di dapat.. Semuanya tercukupkan berkat belas
kasih Tuhan. Trima kasih Tuhan, mempercayaiMu adalah hal terindah dalam hidup.
Rita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
8
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Memberi Kesaksian
Kel. 32:7-14;
Mzm. 106:19-20,21-22,23;
Yoh. 5:31-47
Kamis 3 April 2014
Yoh. 5:31 “Jika Aku memberi kesaksian
tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku
itu tidak bernilai”
Hari ini Tuhan Yesus mengajar para pengikut-Nya untuk belajar rendah-hati. Salah satu
cara untuk menunjukan bahwa para pengikut-Nya memiliki kerendahan hati adalah
mendengar dan melakukan kehendak Bapa di Surga. Beberapa bulan yang lalu, saya
diminta oleh pimpinanku untuk mensharingkan pengalaman hidupku bersama MGL
kepada sekelompok anak muda yang mengikuti penyegaran rohani di Sydney. Awalnya
saya merasa takut dan dan tidak tahu apa yang akan kusharingkan kepada mereka.
Sebelum memberikan sharing, saya meluangkan waktu untuk menyendiri dan berdoa
mohon rahmat dari Tuhan. Permohonanku adalah semoga apa yang kusharingkan dapat
memberi kesan atau pesan yang berarti serta bernilai bagi hidup dan panggilan mereka.
Dengan kata lain, semoga dengan mendengar sharingku mereka dapat mendengar suara
dan kehendak Tuhan serta meresponnya dengan hati yang tulus dan terbuka. Tibalah
saatku untuk memberikan sharing pengalaman kepada mereka.
Ketika memberikan sharing, saya secara pribadi merasa ada sesuatu yang berbeda
dalam diriku. Pada saat itu saya dengan penuh percaya diri mensharingkannya. Saya
sendiri tidak percaya bahwa, saat itu saya merasakan kedamaian dan ketenangan dalam
hatiku selama sharing berlangsung. Karena sejujurnya bahwa, saya adalah orang yang
mudah untuk gugup dan juga takut salah. Selain itu,hampir semua yang mendengarkan
sharingku saat itu sungguh-sungguh dengan tulus mendengarkannya. Disetiap wajah
mereka terbersit secerca harapan dan semangat serta dengan bangga mengakui iman
mereka dan berniat untuk menjadi saksi-saksi iman dalam hidup dan pelayanan seharihari.
Tuhan Yesus melalui kata-kata atau sabda-Nya hari ini, mengatakan bahwa Ia datang ke
dunia dalam nama Bapa-Ku (Yoh.5:43). Ia datang untuk mengajar saya dan anda untuk
belajar rendah hati. Ia juga datang dan mengajar saya dan anda lewat orang-orang
pilihan-Nya. Supaya kita mengenal utusan-utusan Allah, saya dan anda harus menjadi
orang-orang yang tidak mencari pujian dari orang lain sehingga kita tidak diperbudak
oleh nilai-nilai palsu. Barang siapa mencari kebenaran dan belaskasihan akan melihat
suatu pernyataan Kemuliaan Allah dalam kata-kata dan tindakan-tindakan para hamba
Allah yang lebih rendah hati.
Doa: Ya Bapa anugerahkanlah rahmat kerendahan hati dan mau mengakui serta
menghormati Putra-Mu dengan menerima-Nya sebagai Mesias yang dinubuatkan oleh
para nabi. Kobarkanlah semangat dalam hati kami untuk senantiasa mencari kebenaran
dan berani bersaksi kepada dunia akan kasih-Mu bagi semua orang.
Fr. Anis, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
9
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Kehendak Bapa
Jumat 4 April 2014
Yoh 7:29 Aku kenal Dia, sebab
Isidorus
Keb. 2:1a,12-22;
Mzm. 34:17-18,19-20,21,23;
Yoh. 7:1-2,10,25-30
Aku datang dari Dia dan Dialah
yang mengutus Aku.
Berada di sebuah persimpangan jalan dalam menjalani kehidupan ini, saya
yakin Semua Orang pernah mengalaminya. Persimpangan ini seringkali
membuat kita bingung karena berbagai kemungkinan konsekuensi yang ada
dalam pikiran kita. Dan ternyata, Sahabat Terbaik kita yang Sungguh Allah
sungguh Manusia pun mengalami hal yang sama. Yesus pernah mengalami
keadaan dimana IA ingin menghindar dari keadaan yang secara manusia
tidak diinginkan.
Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di
Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya
(Yoh 7:1).
Lantas dimana letak perbedaannya??
Perbedaannya adalah Yesus tahu secara pasti kehendak BapaNya, dan Yesus
berkomitmen tanpa diragukan untuk selalu melaksanakan apa yang menjadi
Tugas PerutusanNya.
Dalam 1 hari ini, dimasa Prapaskah ini, mari kita coba dengarkan apa yang
ada jauh di kedalaman hati kita, dengan merenungkan pertanyaan ini dan
mencoba mendengar jawaban apa yang “pop out” :
• Sudahkah aku mengenal IA?
• Sudahkah aku menyadari bahwa diriku berasal dariNYA Sang Sumber
Kehidupan?
• Apa tugas perutusanku di dunia ini?
Tuhan Memberkati
Siska
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
10
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Pertentangan Pendapat
Vincensius Ferrer
Yer. 11:18-20,
Mzm 7:2-3,9bc-10,11-12,
Yoh. 7:40-53
Sabtu 5 April 2014
Yoh. 7:51:”Apakah hukum Taurat kita
menghukum
seseorang,
sebelum
ia
didengar dan sebelum orang mengetahui
apa yang telah dibuat-Nya?”.
Kisah injil hari ini melukiskan pengalaman orang banyak ketika bertemu dengan Yesus yang
sedang mengajar. Ada banyak pendapat dan pandangan akan Yesus: Nabi, Kristus dan
Pengajar hebat. Pertemuan dengan Yesus memaksa orang untuk memberikan pendapat
dan penilaian, dan pada waktu yang bersamaan juga membuahkan kebingungan ketika
mesti dihadapkan dengan keyakinan yang turun temurun.
Orang Yahudi pada masa Yesus enggan percaya bahwa Yesus adalah Mesias karena
mereka begitu yakin akan ajaran leluhur mereka bahwa Mesias mesti lahir dan tinggal di
Betlehem, kota raja Daud. Padahal orang hebat yang ada di depan mereka sekarang
berasal dari Nasareth. Kesulitan ini terjadi karena mereka terlalu terpaku pada tradisi turun
temurun itu dan lupa bahwa jalan Allah tidak selalu sama dengan apa yang dipikirkan dan
dirumuskan oleh manusia.
Terbatasnya informasi yang kita miliki tentang seseorang atau sesuatu menyebabkan kita
seringkali salah dalam memberikan pendapat , yang dapat menyebabkan kerugian dan
penderitaan bagi orang lain. Pertentangan pendapat tentang Yesus terjadi karena masingmasing orang memunyai pendapat dan pandangan yang berbeda. Perbedaan pendapat
boleh saja terjadi asal jangan mempunyai rasa benci, dendam dan ingin menang
sendiri seperti para pemuka agama Yahudi, yang membenci Yesus, karena ajaranNya
sering bertentangan dengan mereka, hingga pada akhirnya mencari segala cara untuk
membunuh Yesus, sang Mesias yang mereka nantikan.
Pertentangan dan diskusi tentang Yesus masih sering terjadi hingga sekarang, kita sendiri pun
kadang-kadang mengalaminya. Iman yang rapuh kerap meragukan karya dan peranan
Yesus sendiri sebagai penyelamat dalam hidup kita, namun dengan terus bertumbuhnya
iman kita pun semakin kuat dalam percaya sehingga mampu untuk menghadapi segala
tantangan iman kita.
Pada masa puasa ini kita diajak untuk merubah cara pandang kita yang lama dan menerima
dengan tangan terbuka petunjuk Allah. Petunjuk Allah seringkali tidak selalalu sama dengan
apa yang kita pikirkan karena itu jangan terburu-buru dalam memutuskan suatu perkara
yang belum jelas persoalannya, serahkan segala perkara dan persoalan dalam doa kepada
Tuhan yang selalu memberikan jalan keluar yang terbaik bagi kita, hindarkan juga segala
pikiran dan perasaan negatif yang dapat merugikan sesama dan diri sendiri.
Doa: Bapa dalam surga, kami sangat mudah terpengaruh dan terombang-ambing dalam
hidup ini, dan seringkali kami juga keliru dalam memilih jalan dalam meyelesaian suatu
persoalan karena kami begitu terikat pada adat istiadat dan kebiasaan kami sendiri, mohon
karuniakan kepada kami kebijaksanaan, kesabaran, kerendahan hati , kepasrahan dan
keterbukaan hati dalam mengikuti kehendak dan keputusanMu dalam hidup kami, sehingga
segalanya dapat terjadi seturut kehendakMu saja. Amin.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
11
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Tetesan Air Mata
Minggu 6 April 2014
Hari Minggu Prapaskah V
Yeh. 37:12-14, Mzm 130:1-8, Rm 8:811, Yoh 11:1-45
Yoh 11:35,
“Maka menangislah Yesus.”
Anda pernah menangis? Saya yakin 100% Anda semua pernah menangis. Entah itu waktu
Anda masih bayi atau dalam masa kanak-kanak. Menangis karena lapar atau haus,
menangis karena sakit atau pengen buang air. Menginjak dewasa, Anda mungkin menangis
karena sedih atau karena gembira. Bahkan ada yang tertawa terbahak-bahak sampai air
mata keluar karena begitu lucunya sesuatu hal yang terjadi.
Nah, yang mau saya fokuskan adalah menangis yang dikarenakan sesuatu yang
menyedihkan terjadi. Kadang-kadang, para pria suka menahan rasa tangisnya karena takut
dikatakan banci atau tidak jantan. Sebenarnya itu salah besar. Orang yang menangis tentu
ada sebabnya. Bahkan air mata yang jatuh lewat tangisan terkadang memberikan kelegaan
kepada seseorang. Terkadang tangisan membawa pertobatan dalam diri seseorang.
Pada bacaan hari ini Yesus dikatakan menangis ketika melihat tangisan Maria, saudara
Lazarus yang mati. Dikatakan bahwa Yesus terharu dan hatinya tersentuh oleh kesedihan
Maria yang kehilangan saudaranya Lazarus. Tangisan Yesus bisa jadi mempunyai makna
yang berbeda.
Yesus merasa sedih karena ada keraguan di antara orang-orang yang memintanya untuk
melihat Lazarus. Martha sendiri mengatakan, “Seandainya saja Tuhan ada di sini, saudaraku
Lazarus tidak akan mati.”Namun pada ayat sebelumnya Yesus berkata, “Akulah kebangkitan
dan hidup; barang siapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.”
Bisa jadi, tangisan Yesus adalah juga kebahagiaan karena Maria datang kepada Yesus
dengan iman yang begitu besar karena Maria tahu bahwa Yesus mempunyai kuasa untuk
berbuat mukjizat dengan membangkitkan Lazarus.
Terkadang orang begitu cepat mengambil kesimpulan bahwa orang yang menangis adalah
orang yang cengeng. Padahal menurut saya malahan sebaliknya. Orang bisa menangis
adalah orang yang peka akan suara hatinya yang menggugah seseorang untuk mencintai
lebih. Itulah yang terjadi dalam diri Yesus. Hatinya tergugah dan menangis. Satu hal yang
ingin dilakukan oleh Yesus waktu itu adalah membangkitkan Lazarus. Dan mukjzatpun terjadi.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda pernah menangis sewaktu berdoa khususnya
dalam masa prapaskah ini? Tanyakanlah kepada Tuhan, apakah arti tetes air mata tersebut.
Amin
Rm. Vincent, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
12
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Menunjuk Kesalahan
Yohanes Baptista de la Salle
Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-62; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Yoh. 8:1-11
Senin 7 April 2014
Yoh 8:7
“Barang siapa diantara
kamu tidak berdosa, hendaklah ia
yang pertama melemparkan batu
kepada perempuan ini”
Hal yang paling gampang kita memberikan “self defence” adalah menunjuk kesalahan
orang lain, saya juga sering sekali kena tegur dari status teman di facebook, kotbah
Pastur, pendapat orang orang tua, dan dari media lain.
Saya menyebutnya self defence karena sering saya melihat(refleksi diri juga) bahwa
hal (yang buruk ini) selalu keluar secara refleks jika kita membela diri, saya pernah
mengalami kejadian dimana teman saya yang menurut saya sudah lebih stabil kondisi
rohaninya mendapatkan teguran atas pekerjaannya secara tidak langsung.
Saya berpikir bahwa “ oh, kalo dia mah akan diam dan langsung mmperbaikinya kok”,
Tetapi yang dia lakukan ternyata berbeda dengan apa yg ada dipikiran saya, yang
ada Dia juga membela diri dengan berbagai alasan si A masih sibuk, si B masih kerjain
hal lain, dsb.
Setelah kejadian tersebut saya berpikir bahwa mungkin teman saya tersebut memang
lalai akan pekerjaannya, sehingga dia memberikan perlawanan dengan menyalahkan
pihak lain, karena biasanya dia tidak begitu, dia jarang sekali saya lihat membantah
kalau ada teguran.
Beberapa hari lalu saya membaca kitab Perjanjian Lama, yaitu kitab Kejadian. Disana
saya membaca Adam dan Hawa pertama kali melawan perintah Tuhan dengan
memakan buah terlarang. Pada saat itu “self defence” dari manusia pertama kali
dikeluarkan yaitu : Adam menyalahkan Hawa, dan juga Hawa menyalahkan ular.
Bagaimana jika saat itu Adam tidak menyalahkan Hawa? Atau Hawa tidak menyalahan
ular? Tetapi langsung meminta maaf kepada Tuhan atas perbuatannya? Pasti Tuhan
akan memaafkannya.
Bagaimana jika mulai sekarang kita berusaha untuk tidak menyalahkan orang
lain sebagai self defence kita dan merefleksikan diri kita terlebih dahulu, jika ada
permasalahan yang datang? Jangan langsung tunjuk, karena si A sih, gara2 si B jadinya
begini.
Semoga Tuhan Yesus sendiri yang menjamah hati kita lagi untuk semakin rendah hati,
dan menjauhkan kita untuk menjadi hakim hakim kecil.
Prast
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
13
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Selasa 8 April 2014
Percayalah, Dia tak Tinggalkanmu
Yoh 8:29 Dan Ia, yang telah
mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia
tidak membiarkan Aku sendiri, sebab
Aku senantiasa berbuat apa yang
Bil. 21:4-9;
Mzm. 102:2-3,16-18,19-21;
Yoh. 8:21-30
Jika seseorang ditanya mengenai Tahun Baru, pasti sebagian besar akan menjawab,
bahwa mereka ingin punya harapan yang lebih baik di tahun yang baru tersebut.
Menutup tahun 2013, ada orang yang merasa di tahun tersebut penuh dengan
tantangan, cobaan, bahkan sampai penuh dengan air mata kesedihan. Kebahagiaan,
rejeki, berkat, serta harapan di tahun 2013 ada yang tercapai, sehingga tidak jarang
juga yang menutup tahun 2013 dengan senyum kepuasan dan kemenangan. Tahun
2013, bagi saya pribadi merupakan tahun terberat di dalam mengambil keputusan –
khususnya di dalam pekerjaan dan kehidupan doa saya. Keluar dari zona nyaman,
layaknya 2 sisi mata uang bagi saya. Di satu sisi, saya akhirnya berani melangkah satu
langkah ke depan – di sisi lain, saya terkadang masih cemas ketika harus memulai
lagi semuanya dari sebuah angka 0 (nol). Nach di masa-masa itu, saya seakan egois
dengan diri saya. Semua bisa saya kerjakan sendiri, dan serasa Tuhan tuch jauh banget
dari saya. Kehidupan doa saya benar-benar sampai di titik terendah (minus), di dalam
beberapa bulan tersebut.
Memasuki tahun 2014, ada teman mengajak saya membuat Kliping tentang mimpimimpi yang akan dicapai di tahun ini. Pertamanya, saya anggap sepele dan hanya
untuk mengisi acara malam pergantian tahun saja sich. Ketika membuat kliping,
mencari gambar yang sesuai impian kita, menggunting, dan menempelnya di sebuah
kertas manila, dalam hati kecil ini, saya berdoa dan berharap semoga semua itu bisa
tercapai.
Di awal tahun 2014, dua minggu pertama Tuhan telah menjawab 3 mimpi saya tersebut.
Tidak secara langsung mimpi itu akan terealisasikan sich, tetapi jalan untuk menuju ke
impian tersebut Tuhan telah buka-kan. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus percaya bahwa
Bapa di surga selalu menyertai-Nya, dan tidak akan pernah meninggalkan Dia. Yesus
selalu berbuat sesuatu seturut dengan kehendak bapa-Nya yang di surga. Semoga
saya dan anda pun dapat meneladani sikap Yesus ini, bahwa di dalam setiap impian
dan harapan kita, Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita. Sama seperti seorang
Bapa di surga yang sayang anak-Nya, dan selalu menyertai-Nya. Mari kita berjalan
dan melakukan perbuatan yang berkenan kepada-Nya, menghilangkan segala
kecemasan, dan menyertakan Dia selalu dalam setiap langkah kehidupan kita.
KRIS
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
14
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Percaya Penuh Pada Allah
Rabu 9 April 2014
Yoh 8 : 42 :
“Jikalau Allah adalah Bapamu,
kamu akan mengasihi Aku...”
Dan 3 : 14-20, 24 – 25, 28 ;
MT Dan 3:52, 53, 54, 55, 56 ;
Yoh 8 : 31 – 42
Injil hari ini, berbicara tentang percakapan antara Yesus dan orang-orang Yahudi. Isi
dari percakapan mereka cukup keras. Orang – orang Yahudi bersikeras tidak menerima
Yesus padahal di satu sisi mereka mengakui bahwa mereka keturunan Abraham. Anak
– anak dari Abraham. Mereka menolak keras untuk menjadi hamba bagi yang lain
karena mereka hanya mengakui sebagai hamba Abraham. Hal ini bisa ditangkap
sebagai hal yang menggelikan. Bagaimana mereka tidak mengakui Yesus Anak Allah,
sedangkan mereka mengakui Abraham. Mungkin saja mereka tidak bisa melihat sejauh
yang Yesus lihat dan maksudkan.
Bukankah Abraham itu adalah orang yang taat dan setia kepada Allah, yang rela
mengorbankan anak tunggalnya karena diperintahkan oleh Allah? Sedangkan Yesus
sendiri adalah Anak Allah. Itu berarti kalau dilihat dari kasih Abraham menaati perintah
Allah, Abraham percaya kepada Allah, sedangkan Yesus Anak Allah, bukankah mereka
berdua, Abraham dan Yesus, sama-sama “berasal” dari Allah ? Tetapi kekerasan hati
orang-orang Yahudi dalam percakapan itu sungguh mencengangkan.
Salah satu cara untuk mempercayai dan mengasihi Tuhan Allah adalah dengan beriman
kepadaNya. Bangsa Yahudi dalam Injil di atas percaya saja dengan Abraham, tetapi
tidak beriman kepada Allah. Berkebalikan dengan kisah dalam Daniel 3:14-20, 2425, 28, karena percaya dan beriman kepada Allah, Sadrakh, Mesakh dan Abednego
menolak menyembah patung emas dan memilih untuk dimasukkan dalam perapian
walaupun perapian itu dibuat 7 kali lebih panas. Bahkan saking panasnya, ketiga orang
yang mengangkat mereka ke perapian justru malah sudah hangus terbakar. Anehnya,
Nebukadnezar malah melihat 4 orang dalam nyala api. Tentu saja orang keempat
adalah malaikat Tuhan yang menyelamatkan mereka. Bahkan dengan iman mereka,
membuat Nebukadnezar mengakui Tuhan Allah Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Akankah kita pada saat sekarang ini, jika mengalami kondisi yang sama dengan
Sadrakh, Mesakh dan Abednego akan mempunyai iman yang sama dengan mereka?
Tetap sepenuhnya percaya pada kasih Allah dan tidak mengeluh atas apapun yang
menimpa kita.
Alin
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
15
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Kamis 10 April 2014
Kerendahan Hati dan Kesombongan
Yoh 8:58
“Sesungguhnya, sebelum Abraham
jadi, Aku telah ada.”
Kej. 17:3-9;
Mzm. 105:4-5,6-7,8-9;
Yoh. 8:51-59
Seorang CEO kaya dan sukses membawa istrinya hari Minggu sore untuk jalan-jalan dikota
kecil di mana ia dibesarkan. Menyadari bahwa tangki bensin hampir kosong, ia berhenti.
Sementara mengisi bensin, ia pergi ke kamar kecil. Dalam perjalanan kembali ke mobil,
ia melihat bahwa istrinya sedang berbicara dan tertawa dengan petugas pompa bensin.
Ketika mereka melaju pergi, ia bertanya pada istrinya. Sang istri mengatakan bahwa petugas
itu adalah mantan pacarnya ketika ia masih di SMU. Dia mengatakan dengan bangga,
“Bukankah kau beruntung bahwa saya datang? Jika kalian menikah, kamu akan menjadi
istri seorang petugas pompa bensin, bukan istri seorang CEO. “” Tidak, sayangku, “kata sang
istri,” jika aku tidak bertemu dan menikah denganmu, ia akan menjadi CEO dan kamu akan
menjadi petugas pompa bensin. “
Kita tahu bahwa meninggikan diri kita lebih dari yang sebenarnya adalah kesombongan.
Tetapi kerendahan hati itu bukanlah juga merendahkan harga diri kita. Orang orang Yahudi
di perikop ini menuduh Yesus dengan kesombongan diri. Kata mereka, “…Adakah Engkau
lebih besar daripada bapa kita Abraham… dengan siapakah Engkau samakan dirimu?”
(Yoh 8:53). Tetapi Yesus tetap mengatakan yang sebenarnya dan tidak goyah akan identitas
dirinya. Katanya: “Sesungguhnya, sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh 8:58).
Kerendahan hati tidak lain adalah kebenaran.
Mungkin anda tidak seperti saya. Tetapi sebagai orang Indonesia yang tinggal di negeri
tetangga, kadang saya berkecil hati dengan identitas saya sebagai orang Indonesia. Tetapi
saya tidaklah sendiri. Saya rasa ini diakibatkan dari banyak percakapan kita yang sering
merendahkan diri kita sendiri. “Ah orang Indonesia itu jam karet…malas, jorok, suka korupsi,
dll dll.” Coba berapa sering kita menjelekkan diri kita sendiri?
Teman teman, lalu apa identitas kita yang paling penting? Sebagai orang Kristiani yang
sudah dibaptis, Yesus dengan darahnya disalib sudah menjadikan kita semua saudarisaudaraNya. Artinya kita adalah anak angkat Allah Bapa, dan janji besar Bapa kepada
nabi Nuh, Abraham, Musa, dan putraNya Tuhan Yesus adalah janjiNya untuk kita semua.
Apakah kita selalu berpegang teguh dengan identitas kita yang sungguh tinggi dan mulia
ini, atau kita masih mau dibohongi oleh si Iblis yang mengatakan bahwa kita tidak layak
diselamatkan?
Frater David Lemewu mgl
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
16
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Hal Baik dari Tuhan
Stanislaus
Yer. 20:10-13;
Mzm. 18:2-3a,3bc-4,5-6,7;
Yoh. 10:31-42
Jumat 11 April 2014
Yoh 10:32
“Banyak pekerjaan baik yang
berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan
kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya
yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?”
Pada tahun 1995 terjadi kerusuhan di kota Mataram (Lombok Barat), kota yang
membesarkan saya. Saya bersyukur pada waktu kejadian itu, Tuhan telah memilihkan
jalan saya pindah ke Bali, walau pada saat itu barang-barang saya masih tertinggal
di rumah kontrakan saya di Mataram. Satu minggu sebelum kejadian kerusuhan, yang
pada waktu itu saya sendiri yang telah pindah ke Bali, sedang ibu saya masih tinggal di
Mataram. Saat berdoa pagi, tiba-tiba ada sesuatu yang mendorong saya untuk segera
ke Mataram dan mengajak ibu saya ke Bali segera. Benar-benar hari itu hati saya begitu
bingung,hingga semua aktifitas saya batalkan dan saya meluncur ke Mataram hari itu
juga. Sampai di mataram, entah kenapa tiba-tiba saya melihat ada tanda merah di
pagar rumah. Dan besok pagi-pagi sekali saya mengajak ibu saya ke Bali dengan
membawa barang alakadarnya.
Seminggu kemudian, saya hendak kembali ke Mataram untuk mengambil sisa barangbarang. Tetapi sampai di Padangbai, saya ketemu dengan teman lama saya beserta
rombongan orang-orang gereja Mataram, mereka lari hendak mengungsi ke Bali. Saya
bingung, lalu ada tentara bilang ke saya, kamu jangan ke Lombok saat ini karena
situasi tidak aman. Saya membatalkan berangkat ke Mataram. Teman saya terpisah
dari keluarganya, dan di dalam kondisi tersebut dia begitu marah kepada Tuhan. Dia
merasa semua yang dia miliki saat itu, habis dijarah dan dibakar oleh orang-orang
tidak bertanggung jawab dan semua itu adalah salah Tuhan.
Ya, saya tahu memang berat. Dan saya pun kehilangan banyak barang-barang
yang masih tertinggal di Mataram saat itu. Suatu hari saya mengajak dia untuk ikut
persatuan doa di kepundung. Pada saat penyembahan, dia teriak-teriak ke Tuhan, lalu
seperti terlempar kemudian resting yang lumayan lama. Ya mungkin itulah cara Tuhan
menyapa untuk menenangkan dia karena kejadian-kejadian yang dia alami.
Sahabat, sering kali kita berdoa minta semua keinginan kita dikabulkan oleh Tuhan.
Pada saat keinginan kita ternyata melenceng dari kenyataan atau pada saat kita
minta sebuah materi dan berkat, akan tetapi yang kita terima materi kita hancur lenyap
seperti teman saya tadi. Kita marah kepada Tuhan dan mulai malas untuk berdoa dan
bersyukur.
Dalam perikop hari ini marilah kita sama-sama belajar untuk selalu bersyukur atas
pekerjaan baik yang mungkin kecil bagi kita yang diberi Tuhan kepada kita semua.
Tetap selalu setia berdoa dan bersyukur atas hal-hal kecil dalam kehidupan kita itu yang
terpenting. Agar Tuhan selalu memberikan rahmat yang terindah dalam kehidupan kita
selalu. Amien.
Rina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
17
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Rela Mati Demi Dia
Rabu 12 April 2014
Yoh. 11:50
“....lebih berguna bagimu,
jika satu orang mati untuk bangsa kita dari
pada seluruh bangsa kita ini binasa.”
Yeh. 37:21-28;
MT Yer. 31:10,11-12ab,13;
Yoh. 11:45-56
Maksimilian Kolbe adalah seorang Polandia. Pada 1907, Kolbe dan kakaknya Franciszek
memutuskan untuk bergabung dengan Conventual Franciscan. Pada tahun 1918, St.
Maksimilian Kolbe ditabiskan imam.
Setelah pecahnya Perang Dunia II, Maksimilian menyediakan tempat penampungan
untuk pengungsi dari Greater Poland, termasuk 2.000 orang Yahudi yang ia bersembunyi
dari penganiayaan Nazi di biara di Niepokalanów. Pada Februari 1941, ia ditangkap
oleh Gestapu Jerman dan dipenjarakan di Penjara Pawiak. Pada Juli 1941, seseorang
dari barak Kolbe menghilang, membuat komandan camp mengambil 10 orang dari
barak yang sama untuk dihukum mati kelaparan di Blok 11, dalam rangka mencegah
pencobaan untuk melarikan diri. Salah satu orang yang dipilih adalah Franciszek
Gajowniczek, dia berkeluh keluarganya, lalu Kolbe sukarela menggantikan tempatnya.
Dia dihukum dengan suntikan asam karbolik. Doa merelakan diri mati demi orang itu,
yang mempunyai istri dan anak-anak.
Di dalam bacaan hari ini kita telah mendengarkan perkataan Imam Besar, Kayafas,
berkata: “Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu,
jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.” Imam
Besar Kayafas memberikan suatu usulan bahwa Yesus harus mati demi selamat dunia.
Yesus-pun merelakan diriNya mati demi bangsa-bangsa. Dia mati untuk membebaskan
dosa-dosa kita.
Apakah kita juga bersedia untuk merelakan diri kita demi orang lain. Kalau kita semua
merenungkan hidup kita, ternyata kita masih takut untuk merelakan diri kita demi orang
lain. Di dalam kehidupan kita sering terjadi kesalapahaman antara suami dan istri,
antara orang tua dan anak, antara para biarawan/i. Karena kesalapahaman itu, maka
sering orang memilih untuk menyendiri dan menyipan dendam, irih hati dan benci. Kita
juga menemukan bahwa tidak ada pengampunan terhadap sesame, tidak saling cinta
dan tidak saling mendengarkan. Halini terjadi karena kita sekalian tidak ingin merelakan
diri kita demi orang lain.
Hari ini lewat Injil hari ini dan ceritera St. Maksimilian, kita berusaha membuka hati kita,
mata kita dan tangan kita untuk menerima satu sama lain. Kita berusahah mati dalam
hal membiarkan diri kita demi orang lain. Dengan itu kita akan memperoleh upah yang
istimewa dari Tuhan.
Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
18
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Menggemparkan !
Hari Minggu Palma,
Mengenangkan Hari Sengsara Tuhan
Bacaan Perarakan Mat. 21:1-11
Yes. 50:4-7; Mzm. 22:8-9,17-18a,1920,23-24; Flp. 2:6-11;
Mat. 26:14 - 27:66
Minggu 13 April 2014
Mat. 21:10 “ketika Ia masuk ke
Yerusalem, gemparlah seluruh kota
itu dan orang berkata: “Siapakah
orang ini?“
Seperti dikisahkan di dalam Injil hari ini, peristiwa Yesus masuk ke Kota Yerusalem (apalagi
sambil menunggang keledai) ternyata menggemparkan. Menggemparkan bukan hanya
karena Ia dielu-elukan sebagai Raja Putera Daud, tetapi menggemparkan karena seluruh
penduduk kota tahu bahwa Ia sedang dicari-cari oleh imam-imam kepala dan ahli taurat
untuk dibunuh. Seharusnya Yesus tidak perlu masuk ke Yerusalem sambil menunggang
keledai, seharusnya Ia masuk secara diam-diam, atau mungkin lebih baik jangan datang
ke Yerusalem, itulah yang menggemparkan, itulah yang menghebohkan, itulah yang
mencemaskan hati para pengikut-Nya. Pilihan Yesus untuk masuk ke Kota Yerusalem sambil
menunggang keledai bukan demi kepentingan popularitas pribadi. Ini bukan peristiwa
yang menyenangkan, tetapi merupakan pilihan yang sulit dan cenderung tidak masuk
akal. Tindakan Yesus ini jelas-jelas memprovokasi para imam kepala dan ahli taurat yang
sudah lama mencari-cari alasan untuk menghabisi Yesus. Sebenarnya Yudas tidak perlu
harus menjual Yesus kepada para imam kepala dan ahli taurat, sebab Yesus sendiri seolah
telah mengumumkan kepada mereka dengan cara kedatangan-Nya yang unik, inilah Aku,
ambillah Aku, tetapi biarkan para pengikut-Ku hidup dalam damai.
Minggu Palma adalah perayaan syukur karena dengan keputusan Yesus masuk Kota
Yerusalem, kabar keselamatan tentang Allah yang menjadi manusia dan rela menderita
itu bisa tersebar di seluruh bumi. Yesus menyerahkan diri-Nya agar pengikut-pengikut-Nya
tidak dihabisi melainkan dibiarkan pergi agar bisa menyebarkan kabar gembira Injil, bahwa
keselamatan telah datang di atas dunia, ketika Allah sendiri menghadapi, mengalami dan
memenangkan ketakutan kita akan bahaya maut sebagai akhir hidup manusia. Pilihan
bebas Yesus untuk masuk ke Kota Yerusalem, menjadikannya Raja atas segala yang kita
takutkan, terutama sengsara atau penderitaan dan kematian.
Cobalah refleksikan lebih jauh, apa tanggapan kita kalau kita takut? Kita biasanya lari,
atau mencoba segala upaya untuk menghindar. Saya yakin, dalam hati mereka, muridmurid Yesus sebenarnya takut bukan main dan jengkel ketika Yesus minta seekor keledai
untuk masuk ke Kota Yerusalem. Sebab hal itu hanya akan menarik perhatian pihak-pihak
yang ingin membunuh Yesus. Pada akhirnya, Yudaslah yang tidak tahan, ia kemudian mulai
memperhitungkan untung rugi menjadi pengikut Yesus dan memilih menjual Yesus ke tangan
imam kepala dan ahli taurat.
Ada Yudas di dalam diri kita masing-masing, ada kecenderungan menghitung-hitung untung
rugi kalau kita menjadi murid Kristus. Ada ketakutan akan sengsara dan kematian. Padahal,
Yesus sudah memenangkannya demi kita. Lalu, apa lagi alasan kita untuk takut menderita
dalam hidup dan kemudian mati?
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
19
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Senin 14 April 2014
Kesempatan yang Tuhan Berikan
Yes 42:3 “Buluh yang patah terkulai
tidak akan diputuskan dan sumbu
yang pudar nyalanya tidak akan
dipadamkannya,...”
Yes 42:1-7,
Mzm 27:1,2,3,13-14,
Yoh 12:1-11
Setiap dari kita pasti mempunyai sisi buruk dari hidup kita yang ingin kita hilangkan/
ubahkan. Bisa saja hal itu berupa sifat buruk, kekurangan diri, kebiasaan yang
memalukan, kehidupan yang kacau balau, atau mungkin masa lalu yang gelap.
Disaat kita ingin hidup baru/menjadi pribadi yang lebih baik, banyak tantangan yang
harus kita hadapi. Selain harus “berperang” dengan diri kita sendiri, kita sering juga harus
menghadapi orang lain. Tidak semua orang disekitar kita senang dengan perubahan
kita. Banyak juga yang menerimanya dengan negatif. Mungkin akan ada sikap-sikap
yang disertai kata-kata sinis misalnya: sok inilah, munafik, cari muka, dan sebagainya.
Tentu hal itu tidak mudah untuk kita hadapi dan bisa membuat kita sedih, kecewa,
mundur bahkan kehilangan keberanian untuk berubah.
Tetapi haruslah kita ingat, Tuhan maha pengampun dan penuh kasih. Ketika kita sendiri
merasa hancur, menyedihkan, tidak berguna, dan tidak layak, seperti buluh-buluh yang
patah terkulai, Tuhan tetap tidak akan membuang kita. Bahkan ketika kita mau bertobat,
mau untuk diubahkan, Tuhan akan menjadikan kita sebagai alat bagi kemuliaan nama
Tuhan. Kalau Tuhan sendiri mau memberikan kesempatan bagi kita, kenapa kita tidak
mengambil kesempatan tersebut untuk hidup baru dalam Tuhan.
Seperti Maria pada bacaan Yoh 12:3-5, ia tidak peduli pada ucapan sinis Yudas Iskariot,
tetapi tetap melayani Tuhan dengan segenap hatinya.
Sekarang masihkah kita tetap fokus dengan kekurangan diri kita, kelemahan, dan
ejekan orang? Ataukah kita mau mengijinkan Tuhan untuk menjadikan kita, sang buluh
yang patah terkulai, untuk menjadi indah dan berharga dimata Tuhan.
Jesus bless us
Lia
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
20
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Tindakan Kasih Paling Sederhana
Yes. 49:1-6;
Mzm 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17;
Yoh. 13:21-33,36-38
Selasa 15 April 2014
Yoh. 25-26a: “Tuhan, siapakah dia?”.
Jawab Yesus, ‘Dia, yang kepadanya
kuberikan … untuk dicelupkan rotinya…..”
Bacaan-bacaan hari ini mengajarkan kepada kita akan cinta Allah yang besar kepada
manusia. Bacaan I (Yes 49:1-3) Yesaya menggambarkan cinta Allah yang begitu besar
kepadanya mulai dari kandungan ibu sampai ketika ia dipanggil menjadi hamba Allah. Dan
Yesus menegaskan cinta Allah kepada manusia dalam Injil (Yoh.13:21-38) bahwa malam
itu Ia harus memulai rencana Allah untuk penyelamatan manusia dengan dikhianati oleh
rasulNya sendiri, dihina, disangkal oleh rasulNya lagi, menderita dan wafat di Kayu Salib.
Dan semua hanya demi menebus dosa manusia. Dari bacaan Injil, ada sebuah tindakan
cinta kasih Yesus yang paling sederhana, yang mungkin luput dari perhatian kita, yakni ketika
Yesus menjawab pertanyaan salah satu muridNya yang penasaran tentang siapakah yang
dimaksud Yesus, yang akan menyerahkan Dia untuk disengsarakan.
Kalau mau dibilang, ‘sebetulnya malam itu Yesus sedang galau’. Kita tahu bahwa setelah
perjamuan itu, Yesus berdoa di Taman Getsemani sampai berpeluhkan darah saking
takutnya. Tapi malam itu, ia masih menyempatkan diri berpesan supaya para Rasul saling
mengasihi dan yang paling menarik, Ia tetap menjawab pertanyaan sepele itu meski ia
merasa jawabannya tetap tak dimengerti para Rasul. Sebagai pengikut Kristus, saya
percaya, bahwa perhatian Yesus dalam menjawab pertanyaan, bukan hanya terjadi di
jaman dulu saat Yesus masih bersama para Rasul-Nya, tetapi sampai sekarang, di jaman kita
ini, Yesus masih terus memperhatikan setiap pertanyaan kita, bahkan yang paling pribadi
yang kita sembunyikan jauh di dalam lubuk hati (Filipi 4:6-7). Saya percaya, pembaca
Fresh juice juga sering mengalami bagaimana senang dan tenangnya hati ketika sebuah
pertanyaan kita dijawab oleh Tuhan. Maka sering-seringlah bertanya pada Tuhan Yesus untuk
permasalahanmu, IA pasti akan menjawabnya.
Menjawab pertanyaan seseorang, adalah salah satu bentuk tindakan cinta kasih yang paling
sederhana, yang keluar dari hati yang penuh perhatian pada kebutuhan orang. Orang
akan merasa dihargai dan timbul rasa gembira, kalau sapaan atau pertanyaannya dijawab
dengan tulus. Sudahkah kita melakukannya untuk orang-orang terdekat atau orang-orang
kita temui setiap hari? Mungkin selama ini kita terlalu sibuk dengan gadget kita, sehingga
kalau ada orang yang bertanya, kita hanya menjawab dengan anggukan kecil, sedangkan
perhatian dan senyum kita tetap tertuju pada gadget itu. Atau terlalu sibuk memikirkan
rencana-rencana besar, sehingga lupa memberikan sebuah anggukan rasa simpati, sebuah
senyuman dan sapaan, menjawab pertanyaan sesorang dengan sopan.
Memasuki Pekan Suci ini, marilah kita melaksanakan tindakan cinta kasih yang paling
sederhana seperti di atas, untuk orang-orang di sekitar kita. Seorang pengikut Kristus, dikenal
dari tindakan cinta kasihnya.
(narita)
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
21
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Oleh Bilur-BilurNYA
Rabu 16 April 2014
Matius
26:25…“Bukan
aku,
Ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya
“Engkau telah mengatakannya”
Yes. 50:4-9a;
Mzm. 69:8-10,21bcd-22,31,33-34;
Mat. 26:14-25
Kalau ada pencuri yang kita lihat sendiri mencuri dan berkata “Bukan aku ya yang mencuri”.
Seorang yang terang-terang meng-fitnah berkata “Bukan aku, ya?”. Kira-kira reaksi kita
seperti apa? Mungkin kita akan berdebat, mengeluarkan semua bukti dan saksi-saksi sampai
dia akhirnya mengaku. Atau saking jengkelnya bisa jadi kita menamparnya tanpa ba bi bu.
Dalam bacaan hari ini kita melihat Yesus menghadapi suatu situasi yang mirip, namun Yesus
menyikapinya dengan tidak reaktif, tidak banyak bicara, Ia mengembalikan hal tersebut
kepada Yudas, kepada hati nuraninya.
Kita amati kehidupan kita sehari-hari, cara kita bereaksi terhadap orang dan peristiwa. Ketika
keadaan menghimpit kita, ada dorongan natural untuk membenarkan diri seperti Yudas.
Orang yang benar sudah pasti tidak mau disalahkan. Orang yang salah pun kalau bisa
sedapat mungkin punya cukup alasan supaya kesalahannya bisa diterima. “Pak, proyek ini
kurang berhasil bukan salah saya. Waktunya terlalu mepet, dana tidak cukup, orang-orang
sulit bekerja sama?” Bahkan mungkin kita kadang menunjuk orang lain sebagai penyebab
kesalahan/kegagalan tersebut.
Ada nggak orang yang salah diam saat dinyatakan bersalah? Mau mengakui kesalahannya?
Butuh kebesaran dan kerendahan hati untuk bisa menjadi orang seperti itu.
Ada nggak orang mau disalahkan untuk kesalahan orang lain? Jarang sekali mungkin orang
tua yang mau menanggung kesalahan anaknya.
Ada nggak orang yang tidak bersalah sama sekali mau dinyatakan bersalah dan dihukum
mati untuk kesalahan orang lain yang “bukan siapa-siapa”? Ada gak?
Kalau kita sudah salah masih berusaha membenarkan diri, Yesus rela dinyatakan bersalah,
dihukum mati karena cintanya pada kita. … oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh (Yes
53:7)
Yustina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
22
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Perutusan
Pagi :Yes. 61:1-3a,6a,8b-9; Mzm. 89:2122,25,27; Why. 1:5-8; Luk. 4:16-21
KAMIS PUTIH Kel. 12:1-8,11-14; Mzm. 116:12-13,1516bc,17-18; 1Kor. 11:23-26; Yoh. 13:1-15
Kamis 17 April 2014
Yes. 61:1
“Roh Yahweh Tuhan ada padaku,
sebab Ia telah mengurapi aku....”
Nubuat Yesaya hari ini menjadi nyata dan jelas bagiku, bahwa hingga saat ini Tuhan Yesus
masih dan senantiasa membutuhkan orang-orang yang mau bekerja di ladang Bapa-Nya.
Nubuat di atas mengingatkan saya akan pengalaman misa perutusan ketiga Missionaries
of God’s Love pada tanggal 9 Februari 2014 lalu di Canberra. Mereka diutus untuk memulai
misi Gereja di Flores-Maumere yang diundang secara resmi oleh uskup setempat. Hal yang
sangat mengesankan saya secara pribadi ketika moderator MGL menyerahkan ikon salib
Tuhan Yesus kepada para missionaries. Saat itu saya merasa terharu dan bangga akan
kesediaan jiwa dan raga mereka untuk menerima perutusan dari Kristus melalui gerejaNya. Mereka diutus untuk mewartakan tentang kabar baik Bapa di surga kepada orang
miskin, yang remuk hatinya, mengumumkan kebebasan kepada orang-orang tawanan,
kemerdekaan bagi orang yang meringkuk dalam penjara, untuk menghibur mereka yang
berduka (Yes. 61:1-3).
Situasi yang dialami oleh bangsa manusia pada zaman nabi Yesaya dan Tuhan Yesus juga
dialami oleh umat manusia pada zaman ini. Pelbagai upaya manusia untuk menentramkan
hati dan jiwanya melalui kemampuan akal budinya dan sarana yang diciptakannya.
Namun, manusia tetap merasakan ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Di sana
seolah roh atau jiwa manusia terus merasa haus dan terus mencari sesuatu yang mana
tidak bisa dipuaskan oleh apapun atau siapapun di dunia ini. Satu hal yang memberikan
kepuasan hati dan batin umat manusia adalah Roh Tuhan sendiri, karena ia diciptakan
menurut citra-Nya sendiri.
Saya dan anda pun juga dipanggil serta diutus untuk mewartakan kabar suka cita Kristus
kepada setiap orang yang kita jumpai entah itu di rumah atau di tempat kerja, atau tempat
belajar. Singkatnya setiap orang yang dibabtis mendapat perutusan dari Tuhan Yesus. Kita
diutus untuk memanggil dan menyadarkan dunia dan manusia untuk menerima Kristus
Yesus sebagai Tuhan, Raja, Penyelamat dan tujuan akhir dari hidup dan perjalanan mereka.
Tak ada hal lain yang memuaskan dahaga manusia dewasa ini, kecuali sabda dan ajaran
Tuhan Yesus sendiri. Karena Ia adalah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan.
Doa: Marilah kita berdoa semoga Bapa di surga mengutus para pekerja untuk bekerja di
kebun anggur-Nya sehingga terwujudlah doa Tuhan Yesus, supaya umat manusia menjadi
satu dalam Roh Kudus untuk membangun kerajaan Bapa di bumi ini seperti di dalam surga.
Amin.
Fr. Anis, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
23
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Makna Jumat Agung
Jumat 18 April 2014
Yoh 19:30 Sesudah Yesus meminum
anggur asam itu, berkatalah Ia :
“Sudah selesai.”
Yes. 52:13 - 53:12;
Mzm. 31:2,6,12-13,15-16,17,25;
Ibr. 4:14-16; 5:7-9;
Yoh. 18:1-19:42
“Jumat yang agung di bukit golgota. Yesus, Sang Raja terpaku di kayu salib.
Darah mengalir menetes ke bumi. Menebus dosa umat manusia.
Mahkota duri melingkar di kepala. Lambung tertusuk , tangan dan kaki terpaku.
Di kayu salib yang berlumur darah. Dia menderita demi umatNya”
Lirik di atas secara spontan muncul, saat saya membaca bahwa saya mengisi renungan
FJ untuk jumat agung. Dan ada hal yang spesial tentang Jumat Agung.
Kalau boleh jujur, dari ketiga rangkaian acara Paskah, bagi saya Jumat Agung ini
merupakan rangkaian yang “tidak enak”. Mengapa “tidak enak”? Karena perayaan
dirayakan siang hari, dimana jam – jam tersebut cuaca biasanya panas. Dan saya
biasanya mengeluh tentang kepanasan ini. Namun, disaat keluhan itu hadir, muncul kata
– kata “Kamu yang merayakan di dalam gereja saja mengeluh. Itu Yesus, bukan cuma
kepanasan, melainkan juga merasakan kesakitan yang luar biasa.”. Setelah itu saya
terdiam. Merenung. Dan, saya membaayangkan kejadian seperti lirik di atas.
Betapa besarnya derita Yesus. Dicambuk, dipasang duri di kepala, menggotong kayu
yang nantinya menjadi salibnya sendiri, dan juga dipaku tangan dan kakiNya.
Kepanasan yang saya alami, belum seberapa dibandingkan dengan derita Yesus.
Mungkin 1%nya saja tidak ada, tetapi kenapa saya kok mengeluh? Yesus mencintai saya
secara pribadi, bahkan sampai merelakan dirinya bagi saya, tetapi balasan saya kok
mengeluh saat hanya memperingati wafatNya? Dari keluhan, berubah menjadi refleksi.
Sudahkah saya benar – benar mencintaiNya? Dan inilah makna Jumat Agung bagi saya
secara pribadi, yaitu masa dimana saya kembali bertanya ke dalam diri saya sendiri
akan cinta saya kepada Yesus, disamping masa untuk mengenang cinta Tuhan secara
pribadi bagi saya.
Teman – teman yang terkasih, mungkin berbeda dengan apa yang Anda alami, tetapi
saya yakin, Jumat Agung juga memiliki makna yang pribadi bagi Anda.
Cobalah diam sejenak, dan renungkanlah “Apakah makna Jumat Agung ini bagi saya
secara pribadi”?
Salam Hangat,
Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
24
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Penciptaan dan Penebusan
Sabtu Suci: Kej. 1:1 - 2:2; Mzm.104:1-2a,5-6,10,12,1314,24,35c; kej. 22:1-18;
Mzm. 16:5,8,9-10,11; Kel. 14:15 - 15:1; MT Kel. 15:16,17-18; Yes. 54:5-14;
Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b;Yes. 55:1-11; MT Yes. 12:23,4bcd,5-6; Bar. 3:9-15,32 - 4:4;
. Mzm. 19:8,9,10,11; Yeh. 36:16-17a,18-28; Mzm.
42:3,5bcd; 43:3,4 Rm. 6:3-11;
Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23; Mat. 28:1-1
Rabu 19 April 2014
Yes54:10 “tetapi kasih
setia-Ku
tidak
akan
beranjak dari padamu...”
Bacaan hari ini dimulai dengan Kitab Perjanjian Lama tentang penciptaan. Allah hanya
satu kali saja menciptakan alam semesta, langit, bumi beserta seluruh isinya, namun Allah
tidak pernah berhenti menciptakan dan mengasihi manusia ,walau Dia tau bahwa sebagian
besar manusia ciptaanNya itu akan menyakiti dan mengecewakanNya yaitu dengan tidak
mentaati perintahNya, bahkan ada juga yang tidak mau mengakui keberadaanNya.
Namun demikian mulai dari sejak manusia pertama diciptakan sampai sekarang manusia
terus diciptakan melalui turut campur tangan Allah dalam keluarga, maka lahirlah manusia
baru yang diciptakan Allah dalam rahim ibunya. Sepanjang sejarah dinyatakan bahwa
Allah amat sangat mengasihi manusia yang dijadikanNya menurut gambar dan rupaNya.
Berkali-kali Allah mengajak menusia untuk menjadi ciptaan baru yang bebas dari dosa,
dengan cara menyampaikan amanatNya melalui para Nabi, namun demikian sebagian
besar manusia mengeraskan hatinya dengan menolak Allah dan menyembah berhala
buatannya sendiri.
Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, hubungan dengan Allah terputus, keadaan
rohani manusia sebenarnya telah mati dan perlu ditebus , agar hubungan dengan Allah
dapat dipulihkan kembali. Kedatangan Yesus ke dunia seperti yang di kehendaki oleh
Allah Bapa merupakan bukti terbesar dari Kasih Allah pada manusia. Bapa merelakan
PutraNya untuk menebus manusia karena keselamatan manusia itu sangat penting . Allah
menginginkan manusia untuk selalu berada bersamaNya selamanya. Penderitaan Kristus,
wafatnya disalib serta kebangkitanNya, merupakan rencana Allah yang paling agung
untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian. Dengan kematian Kristus, dosa
manusia dihapuskan dan hubungan dengan Allah dipulihkan kembali, sehingga manusia
bisa mendapatkan kembali haknya sebagai ahli waris anak-anak Bapa Surgawi. Rachmat
keselamatan itu sampai sekarang masih terus tercurah kepada kita melalui sakramensakramen Gereja oleh kuasa Roh Kudus.
Pada hari Sabtu suci ini dengan rasa syukur penuh sukacita kita merayakan Hari Kebangkitan
Tuhan Yesus Kristus yang telah mengalahkan dosa dan maut, dan dengan hati dan niat yang
baru kita mau melangkah maju dalam iman, harapan dan kasih, sebab Dia yang bangkit
mampu mengubah dan membentuk kita menjadi ciptaan baru yang menyenangkan hati
Bapa.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
25
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Kebangkitan Tuhan
Minggu 20 April 2014
Yoh
20:1,
“pergilah Maria
Magdalena ke kubur itu dan ia
melihat bahwa batu telah diambil
dari kubur.”
Kis. 10:34a,37-43;
Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23;
Kol. 3:1-4 atau 1Kor. 5:6b-8;
Yoh. 20:1-9
Sore :Luk. 24:13-35.Yeh. 36:16-28; Rm.
6:3-11; Mat. 28:1-10..
SELAMAT HARI RAYA PASKAH! ALLELUIA!
Hari raya paskah diidentikkan dengan telur paskah atau di Negara barat sering adanya telurtelur coklat atau kelinci coklat. Sebenarnya kalau diteliti ternyata memang telur dan kelinci
berhubungan. Telur ada awal dari kehidupan di mana terlahirlah mahluk hidup baru seperti
ayam, bebek dan lain sebagainya. Selain itu , kelinci adalah salah satu hewan yang sangat
cepat berkembang biak bahkan di Australia menjadi satu hama karena terlalu banyaknya
kelinci.
Banyak orang hanya berhenti di barang-barang komersil seperti telur paskah ataupun coklat
atau kelinci paskah. Padahal perayaan Paskah sebenarnya mau merayakan kemenangan
Yesus yang mengalahkan maut dengan kebangkitanNya dari antara orang mati. Yang ada
sekarang adalah HIDUP BARU dan tidak ada lagi kematian.
Jadi kalau dihubungkan dengan telur paskah, kita diharapkan bisa “menetaskan” dan
memulai hidup baru dengan meninggalkan hidup yang lama. Selain itu seperti kelinci,
diharapkan semakin banyak orang memeluk hidup baru. Jadi “hidup baru” bisa berkembang
biak.
Nah, bacaan injil pada hari raya Paskah ini, dikatakan bahwa tubuh Yesus yang dibaringkan
di dalam kuburan yang tertutup oleh batu, hilang. Batu yang yang berat dan besar, yang
mengganjal kuburan terguling. Ini diibaratkan seperti telur yang pecah sehingga anak
ayam, contohnya, bisa keluar. Tapi ini adalah TUHAN YESUS yang bangkit. Dengan kuasa
Tuhan, Yesus bangkit, menggeser batu dan keluar dari kuburan.
Yang mau ditekankan dalam perayaan paskah ini adalah iman kita akan Yesus yang hidup.
Hidup baru di dalam Yesus pada mulanya mau mengajak kita untuk memanggul salib,
mengikuti Yesus sampai mati dan akhirnya bangkit bersama Yesus. Jadi iman kita merupakan
sebuah kesatuan: ikut-panggil salib-mati-bangkit.
Menjadi bahan renungan kita pada hari minggu Paskah ini adalah apakah kebangkitan
Kristus membawa kita ke dalam hidup yang baru dan selalu baru? Kalau kita merayakan hari
Paskah tetapi tetap saja hidup di dalam kegelapan, berarti kita masih memeluk hidup yang
lama. Marilah kita minta kuasa Roh Kudus, Roh Tuhan sendiri yang membangkitkan Yesus,
supaya juga membangkitkan hidup kita dan penuh semangat di dalam Roh. AMIN
Rm. Vincent, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
26
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Sukacita Murid Yesus
Kis. 2:14,22-32;
Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11;
Mat. 28:8-15
Senin 21 April 2014
Mat. 28:10 “Jangan takut. Pergi
dan katakanlah kepada
saudara-saudara-Ku…”
Sungguh menarik episode yang dikisahkan St. Matius hari ini. Dua profil yang berbeda
ditampilkan sebagai penerima warta kebangkitan Kristus yang pertama: para serdadu dan
dua orang wanita. Sejak sehari sebelumnya para penjaga yang dikirim Pilatus (atas permintaan
para imam kepala dan orang Farisi) berjaga di dekat kubur Yesus. Tidak saja mereka, Maria
Magdalena dan seorang Maria yang lain juga ikut berjaga. Bersama mereka menyaksikan
gempa bumi hebat yang terjadi pada hari Paskah sebelum fajar menyingsing. Tetapi di
hadapan malaikat pembawa kabar kebangkitan para penjaga menjadi ‘seperti orang mati’,
sedangkan para wanita, meskipun merasa takut, setelah mendengar perkataan malaikat,
berlari ke Yerusalem dalam sukacita yang besar untuk mewartakan pada para murid kabar
yang telah mereka terima. Sementara menempuh jarak 35 km dari Arimatea tempat Yesus
dikuburkan, sebelum tiba di Yerusalem, tiba-tiba Yesus datang menyalami dan meneguhkan
mereka dengan perkataan yang serupa dengan yang dikatakan oleh malaikat-Nya. Belum
lagi kedua wanita utusan ini tiba di Yerusalem, para penjaga telah terlebih dulu memasuki
kota dan menceritakan pada para imam kepala apa yang telah terjadi dan lalu bersekongkol
untuk menyebarkan kabar yang tidak benar diantara orang Yahudi tentang Kristus dan muridmurid-Nya.
Menjadi yang pertama mendengarkan warta kebangkitan tidak otomatis membuat para
penjaga yang mewakili kalangan penguasa bertobat dan mengenal Allah. Tidak berbeda
dengan para imam kepala yang kemudian mendengarkan kesaksian mereka. Sedangkan
para wanita yang mewakili kaum sederhana dan tidak diperhitungkan menerima dengan
iman dan mentaati perkataan malaikat untuk menyampaikan kabar gembira itu kepada para
murid. Yesus lalu meneguhkan mereka dengan menampakkan diri dan sekali lagi mengutus
mereka. Rasa takut mereka menjadi hilang tinggal sukacita yang besar memenuhi hati mereka
sebagai utusan pembawa warta kebangkitan-Nya kepada para murid yang kemudian oleh
para murid disebarkan ke seluruh dunia.
Inilah pesan Injil hari ini: kita diundang untuk kembali mengenali identitas dan perutusan kita
sebagai pewarta kebangkitan Kristus. Sukacita dan bukan rasa takut karena sabda Yesus selalu
menyertai dan meneguhkan kita. Allah telah mengutus dua wanita sederhana yang meratapi
kematian Yesus sebagai pembawa warta kebangkitan-Nya. Di dalam kesederhanaan dan
situasi hati mereka mungkin kita temui situasi hidup iman kita saat ini. Bagi kita juga warta
kebangkitan ini dinyatakan. Kristus yang telah menang atas maut tidak pernah meninggalkan
para murid-Nya dalam kesedihan dan keputusasaan. Menerima dan mewartakan kabar
kebangkitan-Nya berarti menerima dan mewartakan Ia yang telah mengubah ratapan
menjadi sukacita, yang menyertai para murid setiap hari hingga akhir jaman (Mat. 28:20).
Berilah, Ya Tuhan rahmat iman kepada setiap murid-Mu untuk menerima dengan sukacita
warta kebangkitan-Mu dan mewartakannya dalam setiap aktivitas hidup kami. Amin.
Sr. Benedicta, OSB
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
27
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Kerinduan Maria Magdalena
Selasa 22 April 2014
Yoh 20:18
“Maria Magdalena pergi dan berkata
kepada murid-murid: “Aku telah melihat
Tuhan!” .”
Kis. 2:36-41;
Mzm. 33:4-5,18-19,20,22;
Yoh. 20:11-18
Injil yang baru saja kita baca berkisah tentang seorang perempuan, Maria Magdalena, yang
menangis, penuh kesedihan, seakan-akan kematian Yesus telah menjadi akhir dari segenap
harapan yang dimilikinya (Yohanes 20:11-18). Namun, saat para murid Yesus dirundung rasa
takut, Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus. Tindakannya ini ingin mengungkapkan tidak
hanya rasa duka cita namun juga sebuah penantian di tengah-tengah kebingungan yang
melandanya. Tindakannya ini merupakan kerinduan akan cinta. Maria Magdalena juga
dipenuhi oleh rasa haus yang hadir dalam setiap hati manusia. Dengan pergi ke kubur, Maria
ingin mengungkapkan rasa haus yang ia miliki dan kemudian Yesus, bangkit dari kematian,
datang kepadanya. Yesus melakukannya secara tak terduga, bukan secara berlebihan
melainkan secara sederhana sehingga Maria tidak dapat mengenalinya. Kemudian
Yesus memanggil namanya, “Maria”, dan hal ini akan mengubah segala sesuatunya.
Maria mengenal suara Yesus dalam hatinya. Dia berpaling padaNya dan dia kemudian
memanggilNya, “Rabuni, Tuhan.” Sebuah hidup baru tumbuh dalam dirinya; Maria percaya
bahwa Yesus berada didekatnya walaupun sekarang kehadiranNya berbeda. Kemudian
Tuhan yang Bangkit mengutusnya, “Pergilah ke saudara-saudaraKu dan sampaikan kepada
mereka bahwa Aku telah Bangkit!” Hidupnya mempunyai makna baru, yaitu dia harus
menunaikan sebuah tugas.
Ya, saya temukan kepenuhan hidup yang Kristus ingin berikan kepada kita saat kita
mempersilakanNya untuk mengutus kita menyampaikan kasihNya. Kita dapat merenungkan
kisah maria Magdalena ini. Karena dalam diri kita masing-masing, sebagaimana dalam diri
Maria Magdalena, hadir sebuah kerinduan, pertanyaan-pertanyaan yang tak terpecahkan
dan rasa haus akan kepenuhan hidup. Kadang kita merasa bahwa kerinduan ini merupakan
sebuah kekurangan atau kekosongan atau bahkan sebagai sebuah penderitaan. Kita dapat
mengungkapkannya melalui ratap tangis kesedihan atau tanpa kata-kata, hanya sekedar
tarikan nafas. Namun dengan cara ini, keberadaan diri kita mulai terbuka bagi Tuhan.
Kemudian Kristus memanggil nama kita. Dia mengenal setiap diri kita secara pribadi. Dia
berkata, “Pergilah ke saudara-saudaraKu, sampaikanlah kepada mereka bahwa Aku telah
Bangkit. Sampaikanlah kasihKu melalui hidupmu.” Keberanian Maria Magdalena mendorong
kita. Dia, seorang diri dan seorang perempuan, berani untuk pergi menuju para rasul Yesus
dan menyampaikan kepada mereka berita: “Kristus telah Bangkit dari kematian!” Dia tahu
bagaimana menyampaikan kasih Tuhan melalui hidupnya. Dan para rasul akan pergi untuk
menyampaikan kasih ini ke seluruh penjuru dunia.
Beriman kepada Kristus, beriman bahwa Dia hadir walaupun tidak secara kasat mata,
beriman bahwa melalui Roh Kudus Dia hadir dalam hati kita adalah yang ingin disampaikan
oleh kisah Maria Magdalena. Beranilah untuk bersandar pada kehadiranNya ini. Kemudian
kebangkitan Kristus memberikan makna baru bagi hidup kita dan menyalakan harapan bagi
dunia.
Yohanes Yudi
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
28
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Berpasrah PadaNYA
Kis. 3:1-10;
Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9;
Luk. 24:13-35
Rabu 23 April 2014
Lukas 24:26 “Bukankah Mesias harus
menderita semuanya itu untuk masuk
kedalam kemuliaanNya ?”
Para rasul dan murid murid serta mereka yang pernah melihat mujizat-mujizat yang dilakukan
Yesus, punya harapan yang sangat besar, bahwa Yesus akan sanggup membebaskan
mereka dari segala macam penderitaan. Karena itu banyak yang putus asa dan menjadi
sangat sedih serta kehilangan harapan ketika Yesus ternyata mati di kayu salib. Demikian
juga yang dialami oleh Kleopas dan temannya, dua murid Yesus yang melakukan perjalanan
ke Emaus. Mereka sangat kecewa dan sedih karena merasa harapan mereka sirna seperti
awan yang ditiup angin. Dan karena kehilangan harapan, mereka jadi lupa dengan apa
yang telah dikatakan Yesus bahwa Anak Allah harus mati di kayu salib untuk menebus dosa
dosa umat manusia. Dan pada hari ketiga Dia akan bangkit dengan segala kemuliaanNya.
Rencana Allah, pikiran Allah tidak sama dengan rencana dan pikiran manusia. Banyak hal
dan peristiwa yang terjadi bukan hanya pada zaman Yesus masih hidup tapi juga pada
zaman sekarang, merupakan misteri bagi kita. Kita sering menyaksikan rasanya Tuhan tidak
adil dalam kehidupan seseorang. Ada koruptor, orang yang jahat dimata masyarakat
tapi hidupnya enak-enak saja. Sebaliknya ada orang2 yang mengalami penderitaan
yang luarbiasa. Salah satu contoh adalah penderitaan yang dialami oleh pak Yohanes di
Denpasar. Selama 8 tahun hanya bisa berbaring ditempat tidur karena menderita stroke.
Dan yang lebih mengiris hati, isterinya yg dengan setia merawatnya dengan lengan kirinya
yang agak lumpuh kena stroke juga. Sanak keluarga sudah tidak punya. Mereka tinggal
di sebuah kamar kontrakan yang dindingnya lembab dan kotor. Ketika pertama kali kami
mengunjungi mereka,sambil meneteskan airmata saya berdoa kepada Tuhan supaya Dia
mengakhiri penderitaannya. Dan dalam hati saya bertanya apa dosa yang telah dibuat
oleh keluarga ini sehingga harus mengalami penderitaan yang demikian hebat? Dalam
peristiwa ini saya merasakan Tuhan tidak adil.
Tapi setelah merenung lebih dalam,saya bisa memaklumi dan merasakan ada rencana
Tuhan dibalik semuanya itu. Karena keadaannya yang demikian menyayat hati, banyak
orang2 yang tersentuh hatinya dan membantu keluarga pak Yohanes baik dalam hal
makanan, obat2an, kunjungan2 dll. Dan mungkin diantara mereka itu ada yang terlalu
sibuk, hingga tidak ada waktu untuk datang kerumah Tuhan. Bukankah dengan menyatakan
empati kepada orang yang menderita secara tidak langsung mereka sudah melayani Tuhan
dan mungkin suatu saat nanti mereka akan rindu untuk mengenal dan menjadi pelayan2
Tuhan?
Tapi apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, baik suka mapun duka adalah sangat
tepat kalau kita mengambil sikap berpasrah kepadanya. Dan percaya bahwa rencana dan
kehendak Tuhan adalah yang terbaik bagi kita.Amin
Iwan Setiawan.
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
29
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Tuhan atau Hantu
Kamis 24 April 2014
Luk 24:36-37 “…Yesus tiba tiba berdiri
ditengah tengah mereka… Mereka
terkejut dan takut dan menyangka
bahwa mereka melihat hantu.”
Kis. 3:11-26;
Mzm. 8:2a,5,6-7,8-9;
Luk. 24:35-48
Seorang pengawas bergegas lari ke kantor bosnya. “Pak, Pak, ada hantu di lorong
koridor. Apa yang harus saya lakukan dengan dia?” Tanpa mendongak bosnya berkata,
“Katakan padanya aku tidak bisa melihatnya.”
Hampir setiap kali saya mau menonton film Indonesia di bioskop, ada paling tidak
satu film horor yang sedang ditayangkan. Saya pikir, kita orang Indonesia ini memang
senang ya ditakut-takuti! Kenapa film horor selalu laku kalau tidak ada penontonnya?
Mungkin seru ditonton karena buat hati degdegan sampai jantung mau copot. Atau
mungkinkah kita lebih percaya akan keberadaan setan atau roh jahat daripada Roh
Kudus? Daripada Tuhan sendiri?
Teman teman terkasih dalam Kristus, kalau memang iman kita lemah seperti ini, kita
tidaklah sendiri. Para Rasul juga berpikir bahwa mereka melihat hantu. Padahal yang
muncul adalah Tuhan Yesus sendiri yang bangkit dari alam maut! Yesuspun mau
memastikan bahwa dia bukanlah hanya roh saja, tetapi benar benar seorang manusia
yang sudah mati dan dibangkitkan oleh Allah Bapa. Makanya dia menunjukan bekas
luka-lukanya, sampai makan ikan goreng! Mungkin kalau dia di Indonesia, kita boleh
suguhkan sambel goreng! Lucu juga kalau membayangkan Tuhan Yesus sampai
keringatan karena kepedesan.
Inilah kekayaan iman Kristiani kita. Luar biasa indahnya. Sebuah misteri yang dalamnya
tidak akan pernah habis terselami! Bagaimana Tuhan yang maha segalanya menjadi
manusia seperti kita, terbatas, bahkan menderita, dan rela mati untuk kita dan dosa dosa
kita. Supaya kita bisa menjadi seperti Dia yang maha baik dan kudus adanya. Tuhan
Yesus telah lahir dan hidup diantara kita – mati dan bangkit diantara kita – dan dengan
segala kemanusiaannya – dengan luka ditangan dan kakinya, dan ikan goreng yang
dimakannya – Ia sepertinya mau mengatakan bahwa kita manusia ini diciptakan sangat
baik adanya – dan kita sebagai saudari –saudaraNya diajaknya untuk hidup bahagia
selamaNya di surga. Maukah kita percaya padaNya dan menerima undanganNya?
Selamat hari Paskah!
Frater David Lemewu mgl
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
30
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Jala Ikan
Kis. 4:1-12; Mzm. 118:1-2,4,22-24,25-27a; Yoh. 21:1-14
Jumat 25 April 2014
Yoh 21:11 “Simon Petrus naik ke
perahu lalu menghela jala itu ke
darat, penuh ikan-ikan besar”
Shio saya Tikus, ada sesumbar yang mengatakan tikus bisa hidup di mana saja, di
tempat bersih maupun di tempat paling kotor sekalipun. Begitupun juga orang ber shio
tikus bisa hidup di dalam dunia mana saja, baik susah maupun senang. Malah ada
mengatakan, tikus akan selalu selamat dalam hidup, setiap ada masalah, pasti ada
saja yang akan membantu. Tikus adalah binatang pertama yang datang ke Budha
ketika Budh memanggil binatang binatang untuk datang padanya. Kecil, lincah, gesit
dan cerdik. Saya sendiri pernah mengalami hal tersebut. Ketika saya sedang tidak
punya uang, bantuan bisa datang tiba2. Costumer lama yang memberi order baru
atau ada teman yang membayar hutang lama. Wah rasa rasanya sangat beruntung
menjadi ‘tikus’.
Bacaan hari ini bercerita tentang Yesus yang menampakan diriNya pada murid murid
di dalam perahu. Yesus membantu murid muridNya yang hampir putus asa karena tidak
mendapat ikan. Seringkali kita berdoa sangat keras, sangat rajin dan sangat kencang
ketika kita sedang dalam kesulitan. Kita menjadi orang yang sholeh, taat pada Tuhan
ketika kita mengalami kesulitan. Salah? Tentu tidak. Lebih baik lari dari masalah ke Tuhan
Yesus daripada lari ke narkoba dan minuman keras atau praktek perdukunan.
Bacaan selanjutnya dalam injil ini, adalah bagaimana murid murid Yesus membawa
tangkapan ikan yang banyak itu ke pantai. Mereka bekerja bersama sama, tapi
yang anehnya, jala nelayan tidak koyak, is cukup kuat menampung tangkapan yang
begitu banyak. Hal ini menyentil saya. Seringkali kita diberi jawaban atas doa kita, dan
mendapat berkat yang melimpah, tapi akhirnya jala kita koyak. Lalu kita menyalahkan
Tuhan karena telah merusak jala kita. Jala itu mungkin simbol iman kita. Banyak
orang yang lolos ujian iman ketika ia hidup susah, tapi sulit bagi orang yang sedang
berkelimpahan untuk tetap memiliki iman yang teguh, sama seperti ia susah dahulu.
Jala itu tidak cukup kuat. Maka itu, banyak perumpaan dalam Alkitab tentang sulitnya
orang kaya masuk kerajaan Surga.
Sebagai seorang bershio Tikus, saya cukup beruntung, saya bisa hidup dimana saja.
Namun bila saya selalu mendapat bantuan ketika saya mendapat kesulitan, rasanya
bukan karena saya bershio tikus, tapi karena Tuhan Yesus menjaga saya. Saya juga
berdoa agar Tuhan Yesus tetap menjaga jala saya ketika ikan ikan sedang melimpah
nantinya.
Jeff Kristianto
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
31
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Kehendak Allah pada Kita
Sabtu 26 April 2014
Mrk 16:11
Tetapi ketika mereka
mendengar, bahwa Yesus hidup dan
telah dilihat olehnya, mereka tidak
percaya.
Kis. 4:13-21;
Mzm. 118:1,14-15,16ab-18,19-21;
Mrk. 16:9-15
Ada seorang temanku yang selalu cemas dan ragu ketika menjelaskan sesuatu persoalan
kepada orang lain. Hal yang mencemaskan dia adalah daya tangkap orang lain untuk
mengerti. Dengan pemikiran seperti itu, dia selalu mengulang penjelasan dan bertanya
berulang-ulang, “Apakah anda mengerti?” Pertanyaan ini sering menimbulkan amarah dan
kejengkelan dari orang lain.
Hal ini mungkin serupa dengan ceritera penampakan Yesus. Namun kalau kita renungkan
baik-baik, para murid ketika itu diliputi banyak perasaan saat menyaksikan Yesus dihukum
mati. Mereka takut, cemas, bingung dan kehilangan akal. Karena itu ketika berita tentang
penampakkan Yesus sampai kepada telinga mereka, mereka tidak percaya. Pertama, Yesus
enampakkan diri kepada Maria Magdalena, lalu kepada dua orang dari para rasul. Mereka
dengan penuh suka cita, berlari mendapatkan yang lainnya. Mereka memberitakan kabar
suka cita tentang kebangkitan Yesus. Namun mereka masih diliputi perasaan-perasaan itu.
Mata hati mereka masih tertutup oleh perasaan-perasaan setelah kematian Yesus. Kemudian,
Yesus sekali lagi menampakkan diriNya kepada kesebelas rasul. Ketika mereka melihat
Yesus, mereka menjadi percaya. Hati mereka bersuka ria melihat dan bertemu dengan Sang
Penebus.
Yesus menampakkan diri beberapa kali. Yesus berulang kali menampakkan diri agar para
murid sungguh mengetahui, melihat dan merasakan kedekata Yesus. Dia ingin meyakinkan
mereka bahwa Dia sungguh hidup. Dia tidak mati lagi, namun berada bersama mereka.
Sering kali kita merasa begitu jauh dari Tuhan. Kita merasa begitu bahwa Tuhan tidak
mendengarkan doa kita. Namun demikian Tuhan selalu dekat kepada kita. Dia selalu berada
bersama kita. Marilah kita membuka diri untuk merasakan kedekatanNya.
Semoga Injil hari ini menyentuh hati kita. Semoga kita membuka telinga kita untuk
mendengarkan Berita keselamatan Allah. Semoga kita membuka mata kita untuk melihat
Yesus yang hadir lewat saudara/i kita di sekeliling kita. Semoga kit membuka hati kita untuk
merasakan kedekatan Tuhan di dalam hidup kita. Karena Dia selalu datang dan menjamah
kita dengan RohNya yang kudus. Dia selalu menghendaki damai dan kebahagiaan manusia.
Ini adalah kehendak Allah.
Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
32
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Kerahiman Ilahi
Kamis 27 April 2014
Yoh. 20:21
Hari Minggu Paskah II
Hari Minggu Kerahiman Ilahi
Kis. 2:42-47; Mzm. 118:2-4,13-15,22-24;
1Ptr. 1:3-9; Yoh. 20:19-31
“Damai sejahtera
bagi kamu!
Kerahiman Allah, belas kasihan Allah, kasih Allah itu sejatinya selalu sama setiap
hari, selalu berlimpah, seperti samudra, selalu sangat luas dan dalam. Allah
Bapa itu selalu sama kemarin, hari ini dan selama-lamanya, yang berubahubah itu kita manusia yang seringkali mengubah sejauh mana saya akan
terbuka akan Kerahiman Ilahi itu.
Waktu saya bertugas sebagai Diakon dan Pastor di Melbourne, tepat pada Hari
Minggu Kerahiman Ilahi, saya seringkali ditanya tentang besarnya indulgensi,
atau potongan masa tahanan di api pencucian yang bisa kita peroleh di hari
khusus ini. Saya agak terganggu dengan pertanyaan seperti ini. Kerahiman
Allah itu bukan barang dagangan yang bisa dijual murah atau dapat
potongan harga besar-besaran di hari-hari tertentu. Ketika Yesus mengembusi
para murid-Nya dengan Roh Kudus, Ia tidak memberikan Roh Kudus setengahsetengah tapi seutuhnya. Ia memberikan nafas-Nya sendiri untuk murid-muridNya. Ia tidak mengasihi kita hanya pada hari-hari tertentu saja. Ia mengasihi
kita setiap hari sama besarnya sekarang selalu dan sepanjang masa.
Kita punya kecenderungan untuk untuk menilai diri sendiri dan bahkan
menghakimi orang lain, tentang layak tidaknya seseorang itu menerima Kasih
Allah hari ini. Bahkan kalau orang lain itu dipandang lebih beruntung terus
dalam hidup atau bisnisnya lantas kita iri hati dan mulai berpikir, mungkin hari ini
Allah lupa memberi kasih-Nya untuk saya. Mungkin nama saya terlewatkan dari
daftar kasih, karena saya (sempat) berdosa. Kalau iman kita akan Kerahiman
Ilahi itu masih dalam tahap ini, maka memang kita perlu suatu hari khusus
untuk merayakan Pesta Kerahiman Ilahi, dan semoga kita selalu ingat bahwa
Kerahiman Ilahi itu selalu sama kemarin, hari ini dan selama-lamanya. Amin.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
33
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Regret, Repent & Rebirth
Senin 28 April 2014
Yoh.3:3
“Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya
jika
seorang
tidak
dilahirkan kembali, ia tidak dapat
melihat Kerajaan Allah.”
Petrus Chanel, Louis-Marie
Grignion de Montfort, Lukhesius
Kis. 4:23-31; Mzm. 2:1-3,4-6,7-9;
Yoh. 3:1-8
Kalau Anda diberi pertanyaan “Seandainya Anda bisa terlahir kembali, ingin menjadi
siapakah Anda?”. Mungkin bisa jadi menjadi seperti idola anda, artis, pejabat, atau
apapun sesuai keinginan anda yang tidak tercapai selama menjadi diri Anda sekarang.
Pertanyaan lanjutannya, apakah kita memang bisa terlahir kembali? Apakah iman
Katolik mempercayai adanya reinkarnasi? Di dalam agama hindu, mereka mengenal
proses reinkarnasi sebagai Punarbawa. Punarbawa berasal dari bahasa sansekerta dari
kata Punar yang artinya kembali dan Bawa yang artinya lahir. Jadi Punarbawa adalah
suatu kepercayaan tentang kelahiran yang berulang ulang atau suatu proses kelahiran
yang biasa disebut dengan penitisan, reincarnatie atau samsara. Sedangkan dalam
agama Budha, Setelah kematian, menurut agama Buddha Tibet, jiwa pergi berjalan
melalui proses yang berlangsung selama empat puluh sembilan hari yang terbagi
dalam tiga tahap yang disebut ” Bardo.” Di akhir bardo, orang baik masuk nirwana atau
sebaliknya kembali ke bumi untuk kelahiran kembali. Nah, kalau katolik?
Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci mengajarkan bahwa tidak ada reinkarnasi
setelah kematian. Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1013 menuliskan sebagai berikut:
Kematian adalah titik akhir penziarahan manusia di dunia, titik akhir dari masa rahmat
dan belas kasihan, yang Allah berikan kepadanya, supaya melewati kehidupan dunia
ini sesuai dengan rencana Allah dan dengan demikian menentukan nasibnya yang
terakhir. “Apabila jalan hidup duniawi kita yang satu-satunya sudah berakhir” (Lumen
Gentium 48), kita tidak kembali lagi, untuk hidup beberapa kali lagi di dunia. “Manusia
ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja dan sesudah itu dihakimi” (Ibr 9:27) Sesudah
kematian tidak ada “reinkarnasi”.
Secara pikiran sederhana versi saya, saya mengartikan bahwa secara iman katolik,
saya bisa dilahirkan kembali tapi bukan lantas seperti reinkarnasi yang mati lalu
terlahir menjadi orang lain, tapi pertama - tama adalah dengan menyesali dosa saya,
bertobat, dan lahir menjadi pribadi baru yang berjuang meninggalkan dosa dan
mencari kerajaan Allah, tentu dengan bantuan Roh Kudus juga. Seperti lagunya Nikita
“Ku telah mati dan tinggalkan cara hidupku yang lama, semuanya sia - sia dan tak
berarti lagi... “
Maia
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
34
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Dilahirkan Kembali
Selasa 29 April 2014
Yoh 3:7
Janganlah engkau heran,
karena Aku berkata kepadamu: Kamu
harus dilahirkan kembali.
Peringatan wajib
St.Katarina dr Siena
Kis. 4:32-37; Mzm.
93:1ab,1c-2,5; Yoh. 3:7-15
Bacaan hari ini mengingatkan saya pada malam paskah 2009, 5 tahun yang
lalu, dimana saya dibaptis menjadi Anak Allah. Pada malam itu, saya merasakan
suka cita yang luar biasa. Saya merasakan diri saya terlahir kembali menjadi
manusia baru. Disinilah saya merasakan peran Roh Kudus yang senantiasa
bekerja dalam diri kita untuk selalu mengubah kita menjadi pribadi yang lebih
baik. Pribadi yang mencerminkan Kasih Kristus dalam kehidupan kita
Tuhan Yesus mengatakan “kamu harus dilahirkan kembali” (Yoh 3:7). Dilahirkan
kembali oleh Roh yang diumpamakan seperti angin bertiup kemana ia mau,
dimana kita bisa mendengar bunyinya tetapi kita tidak tahu darimana ia
datang kemana ia pergi. Roh Kudus selalu bekerja dalam diri kita. Kita sering
mendengarkan Allah berbicara kepada diri kita masing-masing melalui Roh
Kudus. Tuhan punya banyak cara untuk mengajar kita hidup baru menjadi
pribadi yang lebih baik. Walaupun terkadang kita sulit untuk mengerti rencana
Tuhan dalam hidup kita. Menjadi pengikut Kristus berarti untuk menjalankan
kehidupan seperti Yesus yang mana dalam banyak kesempatan Yesus
mengajak setiap orang untuk meninggalkan kebiasaan lama dan mencoba
mulai dengan suatu kebiasaan baru menjadi manusia yang baru sama sekali
Tetapi kita harus percaya kepada Nya bahwa segala sesuatu yang berasal
dari Tuhan adalah baik untuk kita. (Yoh 3:15 supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya beroleh hidup yang kekal). Kita sendirilah yang harus mengijinkan
Roh Kudus sendiri bekerja dalam diri kita. Marilah kita berdoa Ya Tuhan Yesus,
bantulah kami agar boleh mengalami rahmat kelahiran kembali dalam kuasa
Roh Kudus- Mu. Amin.
-Santo-
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
35
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
Bapaku yang Baik
Rabu 30 April 2014
Yoh 3:16 “ Karena begitu besar kasih setia Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal”
Benediktus dari Urbino
Kis 5:17-26;
Mzm 34:2-3, 4-5, 6-7, 8-9;
Yoh 3:16-21
Sepasang suami istri sangat merindukan kehadiran seorang anak, untuk melengkapi
kebahagiaan keluarga mereka. Setelah 7 tahun menikah, pasangan ini belum dikaruniai
anak, tapi mereka tetap tekun dalam doa karena mereka percaya bahwa semua sudah
ada dalam rencana Tuhan. Setelah penantian yang cukup lama, akhirnya kabar bahagia itu
datang. Pasangan ini sangat bahagia dan terus berdoa mengucap syukur, serta memohon
kepada Tuhan agar anaknya kelak boleh menjadi anak yang terbaik bagi mereka. Tibalah
saat yang dinantikan, kelahiran seorang bayi mungil. Kebahagiaan itu terusik setelah 3 hari
kelahiran, ketika dokter memanggil sang suami. Dokter mengabarkan bahwa anaknya
menderita gangguan mental yang sangat serius, sang suami menangis dan berdoa “apapun
yang Engkau berikan kepada kami, kami tahu semuanya baik”. Sang suami tidak malu dan
terus membanggakan anaknya kepada semua temannya.
Ketika sudah remaja si anak ingin membahagiakan ayahnya. Dia bangun lebih awal dari
biasanya, kemudian dia langsung ke dapur. Mengambil roti, memasukkan ke oven dan
menyetelnya selama 10 menit. Tentu saja gosong. Mengolesi roti dengan selai keju kacang
yang sangat banyak “harus yang banyak, supaya enak rasanya” pikirnya. Kemudian
dia mengambil cangkir, memasukkan 5 sendok kopi bubuk. “Kalo 2 sendok saja sudah
harum apalagi 5 sendok. Pasti ayah suka”. Kemudian mengambil telur, memanaskan
panci, memecahkan telur, menuangkan isinya ke panci, dan langsung mengangkat dan
menaruhnya di piring sambil berkata “kalo buatnya cepat, pasti ayah senang. Karena tidak
perlu waktu lama”. Ketika sang ayah menerima sarapan dari anaknya, dia memakannya
dan berdoa dalam hati “ Terimakasih Tuhan sudah mengaruniakan anak yang begitu
menyayangi saya”.
Terbayangkah seperti siapa ayah dan anak tersebut? Seperti itulah kita dengan Bapa kita.
Seperti anak yang memberikan roti gosong, kopi pahit dan telur mentah, ayahnya menerima
dengan senang hati, karena si anak memberikan dengan tujuan membahagiakan ayahnya.
Ketika kita memberikan kehidupan kita pada Bapa, jangan khawatir dengan segala
kekurangan kehidupan kita, karena Bapa menerima kita apa adanya. Dia menyayangi
kita dengan semua yang ada dalam kita. Anak-Nya yang tunggal telah dikorbankan, untuk
menebus kita dari segala dosa. Persembahkan apa yang kita miliki, untuk menyenangkanNya
selalu.... Gbu
Hilda
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
36
Fresh Juice !
Vol. 52 / 2014
www.DOJCC.com
Download