Jadwal Rutin DOJCC Bali Gathering pertemuan Komunitas setiap minggu kecuali minggu ke - 4 di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita diawali makan siang bersama Sharing Group sebulan 2 x Formation Teaching sebulan sekali Celebration Meal (Makan malam bersama) Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota Tugas Koor Misa English Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00 di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll) Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30 www.DOJCC.com ANEKA KEGIATAN DOJ Maret 2014 2 Maret 2014 Rekoleksi dan Misa Persiapan Program DOJ 2014 Retret Awal, APSE dan Misi Maumere 2 Maret 2014 Rekoleksi dan Misa Persiapan Program DOJ 2014 Retret Awal, APSE dan Misi Maumere Gathering DOJ 9 Maret 2014 Gathering DOJ 16 Maret 2014 Tugas Tatib di Gereja FX Kuta Minggu 9 Maret 2014 Latihan Koor Persiapan Tugas Kamis Putih di Gereja FX Kuta Workshop Doa DOJCC Hari ke-2 Rabu 19 Maret 2014 Workshop Doa DOJCC Hari ke-2 Rabu 19 Maret 2014 Sharing Group Rabu 26 Maret 2014 Celebration Meal DOJCC Sabtu 29 Maret 2014 Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel, Yance, Pras, Iwan Setiawan, Yustina, Rita, Lia, Siska Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : www.DOJCC.com Syalom.... Jumpa lagi dalam Fresh Juice edisi April. Sebentar lagi kita akan merayakan PASKAH. Pada Malam Paskah, kita menantikan dan menyongsong Yesus Kristus Tuhan kita yang akan beralih dari kematian menuju kepada hidup. Kita memperoleh hidup baru lewat Air Sakramen Permandian atau Baptisan. Kita memperoleh pemahaman baru mengenai hidup lewat Terang Kristus melalui simbolik Lilin Paskah, dan dalam semangat hidup yang baru berkat cahaya Kristus yang kita terima, kita sambut Kristus yang akan bangkit pada Hari Minggu Paskah Semoga pekan PASKAH yang akan kita lewati semakin menguatkan dan meneguhkan hati kita untuk menjalani tugas-tugas perutusan dalam hidup kita masing-masing. Selamat Paskah Tuhan memberkati Nathasa Awal Kelumpuhan Rohani Selasa 1 April 2014 Yoh 5 : 8 Nonius Alvares Pereira Yeh. 47:1-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 5:1-16 “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah” Ada sebuah cerita tentang seorang pria paruh baya bernama Pak Thomas yang sangat sedih dan tidak bersemangat sehingga ia pergi menemui seorang Pastur. “Tidak satupun dalam hidup saya yang benar, “katanya, “Saya tidak punya alasan untuk bergembira, untuk bersyukur. Baiklah mari kita latihan sedikit untuk mengurangi kejenuhan bapak,” kata Pastur itu. Kemudian Pastur mengambil kertas dan menggambar garis vertikal ditengahnya. “ Mari kita buat daftar seluruh aset yang bapak punya, semua hal yang benar dalam kehidupan Anda. Disisi lain kita buat daftar seluruh tantangan Anda, semua hal yang mengganggu Anda.” Dan Pak Thomaspun tertawa, Saya tidak punya aset apa-apa, katanya sambil menundukan kepala. “Bagus, tapi mari kita selesaikan latihan ini, kata Pastur menambakan, Maaf, saya ikut bersedih mendengar istri Anda meninggal, “Apa yang sedang anda bicarakan? Istri saya tidak meninggal, ia masih hidup dan sehat. Pasturpun dengan tenang mengatakan,”Oh” dan kemudian menuliskan sebagai aset “Istri Sehat”. Kemudian pastur berkata lagi,” Maaf saya ikut sedih karena rumah Anda terbakar,” Apaa rumah saya tidak terbakar, kata Pak Thomas.” Lagi pastur dengan tenang mengatakan “Oh” dan menambahkan “Tempat Tinggal” dalam daftar aset. Kemudian Pastur itu melanjutkan pertanyaannya, sekali lagi maaf saya ikut sedih karena Anda dipecat dari pekerjaan Anda! Akhirnya Pak Thomas bangkit berdiri dan berkata,” Pastur darimana semua omong kosong ini Anda dapatkan?? Katanya, Saya memiliki pekerjaan baik. Pastur menuliskan aset “Pekerjaan baik”. Dan akhirnya Pak Thomas mengerti. Setelah melihat beberapa saat, ia menambahkan dua belas aset lagi yang selama ini dia remehkan patut untuk disyukuri. Kemudian Pak Thomas meninggalkan ruangan itu dengan sikap yang berbeda. Demikian dengan Injil hari ini, dimana Tuhan Yesus menyembuhkan seorang yang lumpuh selama 30 tahun. Sungguh suatu penantian yang sangat panjang dan berat menantikan kesembuhan begitu lamanya. Saat ini mungkin masalah atau persoalan yang kita hadapi tidak seberat atau selama seperti seorang yang lumpuh itu. Namun seringkali kita mengalami gejala “kelumpuhan-kelumpuhan rohani ” seperti yang dialami oleh Pak Thomas, selalu merasa depresi, putus asa, bersikap negatif, suka mengeluh dan membandingkan, hanya dengan berkat yang menurut kita”WOW” baru kita bisa bersyukur, yang kecil-kecil kita sepelekan. Namun perlu kita ingat, hal sekecil apapun akan kita hargai setelah kita kehilangan. Marilah kita ubah pola pikir dengan mengubah pada perspektif yang benar, hargailah hal-hal yang sederhana yang merupakan berkat Tuhan. Tuhan memberkati Lulu Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 7 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Memilih Percaya PadaNYA Rabu 2 April 2014 Yes. 49:10 “Mereka tidak menjadi lapar atau haus, .... sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka” Fransiskus dr Paola Yes. 49:8-15; Mzm. 145:8-9,13cd-14,17-18; Yoh. 5:17-30 Di awal 2012 saya mengalami suatu perubahan drastis dalam hidup saya. Pekerjaan utama yang selama ini membiayai hidup saya, mengalami goncangan. Setelah bekerja 9 tahun di perusahaan tsb, pada akhirnya saya mengalami konflik dengan owner dan menyebabkan saya berada di suatu pilihan paling sulit dan menakutkan. Terus bekerja di perusahaan dengan mengalah dan mentolerir sikap beliau ataukah saya harus resign dan itu berarti ‘saya makan apa?’. Kebetulan saya baru sebulan membeli mobil baru dan tabungan terkuras utk DP mobil, sedang tiap bulan harus pula mencicil mobil tsb dengan angka tidak sedikit. Sebagai manusia saya ketakutan, bagaimana harus menjalani ini semua, tiap malam saya berdoa dan menangis, apa yang harus saya lakukan Tuhan… mencari pekerjaan baru, meng-adjust salary lagi dsb. Setelah melewati minggu2 penuh pergumulan, sedikit demi sedikit saya mulai mereda. Ada 1 kisah yang terus menerus saya renungkan selama pergumulan, tentang anak kecil yang dimintain kalung imitasi pemberian ayahnya, setiap kali diminta anak tsb menjawab,’ayah, aku sayang ayah, tp aku juga sayang kalung ini’. Karena ayahnya bertanya terus selama beberapa hari, akhirnya dia menjawab ‘ayah, ayah tau aku sayang ayah dan kalung ini. Tapi kalau ayah mau, ya sudah aku berikan”. Ayahnya mengambil kalung tsb dgn tangan kiri lalu ayahnya memasukan tangan kanan ke saku kanan dan mengeluarkan kalung berbentuk sama namun emasnya asli. “Anak ku, sebetulnya kalung ini sudah ada sejak pertama kali ayah meminta kalungmu, ayah menunggu kamu memberikan sendiri kalungmu dan ayah gantikan dengan yang lebih baik dan indah..” Kisah ini meneguhkan saya, bahwa Allah Bapa adalah ayah seperti di kisah diatas. Dia menunggu dengan sabar apakah kita mau mempercayai sepenuhnya kepada kehendak Nya atau hanya mempercayai kekuatan kita sendiri. Disaat memilih percaya penuh kepada pimpinanNya dalam hidup kita maka seperti disebutkan dalam yesaya ‘Penyayang mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat sumber sumber air’, yang artinya tidak akan pernah berkekurangan. Sekarang hidup saya lebih tenang… ketakutan bahwa saya tidak mampu melunasi mobil dan bagaimana saya akan makan jika sudah resign, ternyata hanya ketakutan saja. Sisa 11x lagi cicilan mobil ini akan berakhir . Dana pun sudah tersedia utk itu. Bahkan puji Tuhan, di akhir tahun 2012 saya nekat menambah kendaraan utk disewakan ke tamu2, dan itu berarti saya mempunyai 2 tanggungan pembayaran. Setiap hari saya bisa lebih berucap syukur kepada Tuhan atas rejeki yang terus mengalir dalam hidup sehingga memampukan saya hidup sampai hari ini dan membayar cicilan 2 mobil saya. Berbeda di masa masih bekerja dan selalu menerima transferan, membuat saya lupa diri dan lupa bersyukur. Sekarang saya lebih bisa bersyukur atas setiap rupiah yang di dapat.. Semuanya tercukupkan berkat belas kasih Tuhan. Trima kasih Tuhan, mempercayaiMu adalah hal terindah dalam hidup. Rita Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 8 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Memberi Kesaksian Kel. 32:7-14; Mzm. 106:19-20,21-22,23; Yoh. 5:31-47 Kamis 3 April 2014 Yoh. 5:31 “Jika Aku memberi kesaksian tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak bernilai” Hari ini Tuhan Yesus mengajar para pengikut-Nya untuk belajar rendah-hati. Salah satu cara untuk menunjukan bahwa para pengikut-Nya memiliki kerendahan hati adalah mendengar dan melakukan kehendak Bapa di Surga. Beberapa bulan yang lalu, saya diminta oleh pimpinanku untuk mensharingkan pengalaman hidupku bersama MGL kepada sekelompok anak muda yang mengikuti penyegaran rohani di Sydney. Awalnya saya merasa takut dan dan tidak tahu apa yang akan kusharingkan kepada mereka. Sebelum memberikan sharing, saya meluangkan waktu untuk menyendiri dan berdoa mohon rahmat dari Tuhan. Permohonanku adalah semoga apa yang kusharingkan dapat memberi kesan atau pesan yang berarti serta bernilai bagi hidup dan panggilan mereka. Dengan kata lain, semoga dengan mendengar sharingku mereka dapat mendengar suara dan kehendak Tuhan serta meresponnya dengan hati yang tulus dan terbuka. Tibalah saatku untuk memberikan sharing pengalaman kepada mereka. Ketika memberikan sharing, saya secara pribadi merasa ada sesuatu yang berbeda dalam diriku. Pada saat itu saya dengan penuh percaya diri mensharingkannya. Saya sendiri tidak percaya bahwa, saat itu saya merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hatiku selama sharing berlangsung. Karena sejujurnya bahwa, saya adalah orang yang mudah untuk gugup dan juga takut salah. Selain itu,hampir semua yang mendengarkan sharingku saat itu sungguh-sungguh dengan tulus mendengarkannya. Disetiap wajah mereka terbersit secerca harapan dan semangat serta dengan bangga mengakui iman mereka dan berniat untuk menjadi saksi-saksi iman dalam hidup dan pelayanan seharihari. Tuhan Yesus melalui kata-kata atau sabda-Nya hari ini, mengatakan bahwa Ia datang ke dunia dalam nama Bapa-Ku (Yoh.5:43). Ia datang untuk mengajar saya dan anda untuk belajar rendah hati. Ia juga datang dan mengajar saya dan anda lewat orang-orang pilihan-Nya. Supaya kita mengenal utusan-utusan Allah, saya dan anda harus menjadi orang-orang yang tidak mencari pujian dari orang lain sehingga kita tidak diperbudak oleh nilai-nilai palsu. Barang siapa mencari kebenaran dan belaskasihan akan melihat suatu pernyataan Kemuliaan Allah dalam kata-kata dan tindakan-tindakan para hamba Allah yang lebih rendah hati. Doa: Ya Bapa anugerahkanlah rahmat kerendahan hati dan mau mengakui serta menghormati Putra-Mu dengan menerima-Nya sebagai Mesias yang dinubuatkan oleh para nabi. Kobarkanlah semangat dalam hati kami untuk senantiasa mencari kebenaran dan berani bersaksi kepada dunia akan kasih-Mu bagi semua orang. Fr. Anis, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 9 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Kehendak Bapa Jumat 4 April 2014 Yoh 7:29 Aku kenal Dia, sebab Isidorus Keb. 2:1a,12-22; Mzm. 34:17-18,19-20,21,23; Yoh. 7:1-2,10,25-30 Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku. Berada di sebuah persimpangan jalan dalam menjalani kehidupan ini, saya yakin Semua Orang pernah mengalaminya. Persimpangan ini seringkali membuat kita bingung karena berbagai kemungkinan konsekuensi yang ada dalam pikiran kita. Dan ternyata, Sahabat Terbaik kita yang Sungguh Allah sungguh Manusia pun mengalami hal yang sama. Yesus pernah mengalami keadaan dimana IA ingin menghindar dari keadaan yang secara manusia tidak diinginkan. Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya (Yoh 7:1). Lantas dimana letak perbedaannya?? Perbedaannya adalah Yesus tahu secara pasti kehendak BapaNya, dan Yesus berkomitmen tanpa diragukan untuk selalu melaksanakan apa yang menjadi Tugas PerutusanNya. Dalam 1 hari ini, dimasa Prapaskah ini, mari kita coba dengarkan apa yang ada jauh di kedalaman hati kita, dengan merenungkan pertanyaan ini dan mencoba mendengar jawaban apa yang “pop out” : • Sudahkah aku mengenal IA? • Sudahkah aku menyadari bahwa diriku berasal dariNYA Sang Sumber Kehidupan? • Apa tugas perutusanku di dunia ini? Tuhan Memberkati Siska Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 10 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Pertentangan Pendapat Vincensius Ferrer Yer. 11:18-20, Mzm 7:2-3,9bc-10,11-12, Yoh. 7:40-53 Sabtu 5 April 2014 Yoh. 7:51:”Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?”. Kisah injil hari ini melukiskan pengalaman orang banyak ketika bertemu dengan Yesus yang sedang mengajar. Ada banyak pendapat dan pandangan akan Yesus: Nabi, Kristus dan Pengajar hebat. Pertemuan dengan Yesus memaksa orang untuk memberikan pendapat dan penilaian, dan pada waktu yang bersamaan juga membuahkan kebingungan ketika mesti dihadapkan dengan keyakinan yang turun temurun. Orang Yahudi pada masa Yesus enggan percaya bahwa Yesus adalah Mesias karena mereka begitu yakin akan ajaran leluhur mereka bahwa Mesias mesti lahir dan tinggal di Betlehem, kota raja Daud. Padahal orang hebat yang ada di depan mereka sekarang berasal dari Nasareth. Kesulitan ini terjadi karena mereka terlalu terpaku pada tradisi turun temurun itu dan lupa bahwa jalan Allah tidak selalu sama dengan apa yang dipikirkan dan dirumuskan oleh manusia. Terbatasnya informasi yang kita miliki tentang seseorang atau sesuatu menyebabkan kita seringkali salah dalam memberikan pendapat , yang dapat menyebabkan kerugian dan penderitaan bagi orang lain. Pertentangan pendapat tentang Yesus terjadi karena masingmasing orang memunyai pendapat dan pandangan yang berbeda. Perbedaan pendapat boleh saja terjadi asal jangan mempunyai rasa benci, dendam dan ingin menang sendiri seperti para pemuka agama Yahudi, yang membenci Yesus, karena ajaranNya sering bertentangan dengan mereka, hingga pada akhirnya mencari segala cara untuk membunuh Yesus, sang Mesias yang mereka nantikan. Pertentangan dan diskusi tentang Yesus masih sering terjadi hingga sekarang, kita sendiri pun kadang-kadang mengalaminya. Iman yang rapuh kerap meragukan karya dan peranan Yesus sendiri sebagai penyelamat dalam hidup kita, namun dengan terus bertumbuhnya iman kita pun semakin kuat dalam percaya sehingga mampu untuk menghadapi segala tantangan iman kita. Pada masa puasa ini kita diajak untuk merubah cara pandang kita yang lama dan menerima dengan tangan terbuka petunjuk Allah. Petunjuk Allah seringkali tidak selalalu sama dengan apa yang kita pikirkan karena itu jangan terburu-buru dalam memutuskan suatu perkara yang belum jelas persoalannya, serahkan segala perkara dan persoalan dalam doa kepada Tuhan yang selalu memberikan jalan keluar yang terbaik bagi kita, hindarkan juga segala pikiran dan perasaan negatif yang dapat merugikan sesama dan diri sendiri. Doa: Bapa dalam surga, kami sangat mudah terpengaruh dan terombang-ambing dalam hidup ini, dan seringkali kami juga keliru dalam memilih jalan dalam meyelesaian suatu persoalan karena kami begitu terikat pada adat istiadat dan kebiasaan kami sendiri, mohon karuniakan kepada kami kebijaksanaan, kesabaran, kerendahan hati , kepasrahan dan keterbukaan hati dalam mengikuti kehendak dan keputusanMu dalam hidup kami, sehingga segalanya dapat terjadi seturut kehendakMu saja. Amin. Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 11 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Tetesan Air Mata Minggu 6 April 2014 Hari Minggu Prapaskah V Yeh. 37:12-14, Mzm 130:1-8, Rm 8:811, Yoh 11:1-45 Yoh 11:35, “Maka menangislah Yesus.” Anda pernah menangis? Saya yakin 100% Anda semua pernah menangis. Entah itu waktu Anda masih bayi atau dalam masa kanak-kanak. Menangis karena lapar atau haus, menangis karena sakit atau pengen buang air. Menginjak dewasa, Anda mungkin menangis karena sedih atau karena gembira. Bahkan ada yang tertawa terbahak-bahak sampai air mata keluar karena begitu lucunya sesuatu hal yang terjadi. Nah, yang mau saya fokuskan adalah menangis yang dikarenakan sesuatu yang menyedihkan terjadi. Kadang-kadang, para pria suka menahan rasa tangisnya karena takut dikatakan banci atau tidak jantan. Sebenarnya itu salah besar. Orang yang menangis tentu ada sebabnya. Bahkan air mata yang jatuh lewat tangisan terkadang memberikan kelegaan kepada seseorang. Terkadang tangisan membawa pertobatan dalam diri seseorang. Pada bacaan hari ini Yesus dikatakan menangis ketika melihat tangisan Maria, saudara Lazarus yang mati. Dikatakan bahwa Yesus terharu dan hatinya tersentuh oleh kesedihan Maria yang kehilangan saudaranya Lazarus. Tangisan Yesus bisa jadi mempunyai makna yang berbeda. Yesus merasa sedih karena ada keraguan di antara orang-orang yang memintanya untuk melihat Lazarus. Martha sendiri mengatakan, “Seandainya saja Tuhan ada di sini, saudaraku Lazarus tidak akan mati.”Namun pada ayat sebelumnya Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” Bisa jadi, tangisan Yesus adalah juga kebahagiaan karena Maria datang kepada Yesus dengan iman yang begitu besar karena Maria tahu bahwa Yesus mempunyai kuasa untuk berbuat mukjizat dengan membangkitkan Lazarus. Terkadang orang begitu cepat mengambil kesimpulan bahwa orang yang menangis adalah orang yang cengeng. Padahal menurut saya malahan sebaliknya. Orang bisa menangis adalah orang yang peka akan suara hatinya yang menggugah seseorang untuk mencintai lebih. Itulah yang terjadi dalam diri Yesus. Hatinya tergugah dan menangis. Satu hal yang ingin dilakukan oleh Yesus waktu itu adalah membangkitkan Lazarus. Dan mukjzatpun terjadi. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda pernah menangis sewaktu berdoa khususnya dalam masa prapaskah ini? Tanyakanlah kepada Tuhan, apakah arti tetes air mata tersebut. Amin Rm. Vincent, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 12 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Menunjuk Kesalahan Yohanes Baptista de la Salle Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-62; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Yoh. 8:1-11 Senin 7 April 2014 Yoh 8:7 “Barang siapa diantara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini” Hal yang paling gampang kita memberikan “self defence” adalah menunjuk kesalahan orang lain, saya juga sering sekali kena tegur dari status teman di facebook, kotbah Pastur, pendapat orang orang tua, dan dari media lain. Saya menyebutnya self defence karena sering saya melihat(refleksi diri juga) bahwa hal (yang buruk ini) selalu keluar secara refleks jika kita membela diri, saya pernah mengalami kejadian dimana teman saya yang menurut saya sudah lebih stabil kondisi rohaninya mendapatkan teguran atas pekerjaannya secara tidak langsung. Saya berpikir bahwa “ oh, kalo dia mah akan diam dan langsung mmperbaikinya kok”, Tetapi yang dia lakukan ternyata berbeda dengan apa yg ada dipikiran saya, yang ada Dia juga membela diri dengan berbagai alasan si A masih sibuk, si B masih kerjain hal lain, dsb. Setelah kejadian tersebut saya berpikir bahwa mungkin teman saya tersebut memang lalai akan pekerjaannya, sehingga dia memberikan perlawanan dengan menyalahkan pihak lain, karena biasanya dia tidak begitu, dia jarang sekali saya lihat membantah kalau ada teguran. Beberapa hari lalu saya membaca kitab Perjanjian Lama, yaitu kitab Kejadian. Disana saya membaca Adam dan Hawa pertama kali melawan perintah Tuhan dengan memakan buah terlarang. Pada saat itu “self defence” dari manusia pertama kali dikeluarkan yaitu : Adam menyalahkan Hawa, dan juga Hawa menyalahkan ular. Bagaimana jika saat itu Adam tidak menyalahkan Hawa? Atau Hawa tidak menyalahan ular? Tetapi langsung meminta maaf kepada Tuhan atas perbuatannya? Pasti Tuhan akan memaafkannya. Bagaimana jika mulai sekarang kita berusaha untuk tidak menyalahkan orang lain sebagai self defence kita dan merefleksikan diri kita terlebih dahulu, jika ada permasalahan yang datang? Jangan langsung tunjuk, karena si A sih, gara2 si B jadinya begini. Semoga Tuhan Yesus sendiri yang menjamah hati kita lagi untuk semakin rendah hati, dan menjauhkan kita untuk menjadi hakim hakim kecil. Prast Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 13 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Selasa 8 April 2014 Percayalah, Dia tak Tinggalkanmu Yoh 8:29 Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang Bil. 21:4-9; Mzm. 102:2-3,16-18,19-21; Yoh. 8:21-30 Jika seseorang ditanya mengenai Tahun Baru, pasti sebagian besar akan menjawab, bahwa mereka ingin punya harapan yang lebih baik di tahun yang baru tersebut. Menutup tahun 2013, ada orang yang merasa di tahun tersebut penuh dengan tantangan, cobaan, bahkan sampai penuh dengan air mata kesedihan. Kebahagiaan, rejeki, berkat, serta harapan di tahun 2013 ada yang tercapai, sehingga tidak jarang juga yang menutup tahun 2013 dengan senyum kepuasan dan kemenangan. Tahun 2013, bagi saya pribadi merupakan tahun terberat di dalam mengambil keputusan – khususnya di dalam pekerjaan dan kehidupan doa saya. Keluar dari zona nyaman, layaknya 2 sisi mata uang bagi saya. Di satu sisi, saya akhirnya berani melangkah satu langkah ke depan – di sisi lain, saya terkadang masih cemas ketika harus memulai lagi semuanya dari sebuah angka 0 (nol). Nach di masa-masa itu, saya seakan egois dengan diri saya. Semua bisa saya kerjakan sendiri, dan serasa Tuhan tuch jauh banget dari saya. Kehidupan doa saya benar-benar sampai di titik terendah (minus), di dalam beberapa bulan tersebut. Memasuki tahun 2014, ada teman mengajak saya membuat Kliping tentang mimpimimpi yang akan dicapai di tahun ini. Pertamanya, saya anggap sepele dan hanya untuk mengisi acara malam pergantian tahun saja sich. Ketika membuat kliping, mencari gambar yang sesuai impian kita, menggunting, dan menempelnya di sebuah kertas manila, dalam hati kecil ini, saya berdoa dan berharap semoga semua itu bisa tercapai. Di awal tahun 2014, dua minggu pertama Tuhan telah menjawab 3 mimpi saya tersebut. Tidak secara langsung mimpi itu akan terealisasikan sich, tetapi jalan untuk menuju ke impian tersebut Tuhan telah buka-kan. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus percaya bahwa Bapa di surga selalu menyertai-Nya, dan tidak akan pernah meninggalkan Dia. Yesus selalu berbuat sesuatu seturut dengan kehendak bapa-Nya yang di surga. Semoga saya dan anda pun dapat meneladani sikap Yesus ini, bahwa di dalam setiap impian dan harapan kita, Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita. Sama seperti seorang Bapa di surga yang sayang anak-Nya, dan selalu menyertai-Nya. Mari kita berjalan dan melakukan perbuatan yang berkenan kepada-Nya, menghilangkan segala kecemasan, dan menyertakan Dia selalu dalam setiap langkah kehidupan kita. KRIS Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 14 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Percaya Penuh Pada Allah Rabu 9 April 2014 Yoh 8 : 42 : “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku...” Dan 3 : 14-20, 24 – 25, 28 ; MT Dan 3:52, 53, 54, 55, 56 ; Yoh 8 : 31 – 42 Injil hari ini, berbicara tentang percakapan antara Yesus dan orang-orang Yahudi. Isi dari percakapan mereka cukup keras. Orang – orang Yahudi bersikeras tidak menerima Yesus padahal di satu sisi mereka mengakui bahwa mereka keturunan Abraham. Anak – anak dari Abraham. Mereka menolak keras untuk menjadi hamba bagi yang lain karena mereka hanya mengakui sebagai hamba Abraham. Hal ini bisa ditangkap sebagai hal yang menggelikan. Bagaimana mereka tidak mengakui Yesus Anak Allah, sedangkan mereka mengakui Abraham. Mungkin saja mereka tidak bisa melihat sejauh yang Yesus lihat dan maksudkan. Bukankah Abraham itu adalah orang yang taat dan setia kepada Allah, yang rela mengorbankan anak tunggalnya karena diperintahkan oleh Allah? Sedangkan Yesus sendiri adalah Anak Allah. Itu berarti kalau dilihat dari kasih Abraham menaati perintah Allah, Abraham percaya kepada Allah, sedangkan Yesus Anak Allah, bukankah mereka berdua, Abraham dan Yesus, sama-sama “berasal” dari Allah ? Tetapi kekerasan hati orang-orang Yahudi dalam percakapan itu sungguh mencengangkan. Salah satu cara untuk mempercayai dan mengasihi Tuhan Allah adalah dengan beriman kepadaNya. Bangsa Yahudi dalam Injil di atas percaya saja dengan Abraham, tetapi tidak beriman kepada Allah. Berkebalikan dengan kisah dalam Daniel 3:14-20, 2425, 28, karena percaya dan beriman kepada Allah, Sadrakh, Mesakh dan Abednego menolak menyembah patung emas dan memilih untuk dimasukkan dalam perapian walaupun perapian itu dibuat 7 kali lebih panas. Bahkan saking panasnya, ketiga orang yang mengangkat mereka ke perapian justru malah sudah hangus terbakar. Anehnya, Nebukadnezar malah melihat 4 orang dalam nyala api. Tentu saja orang keempat adalah malaikat Tuhan yang menyelamatkan mereka. Bahkan dengan iman mereka, membuat Nebukadnezar mengakui Tuhan Allah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Akankah kita pada saat sekarang ini, jika mengalami kondisi yang sama dengan Sadrakh, Mesakh dan Abednego akan mempunyai iman yang sama dengan mereka? Tetap sepenuhnya percaya pada kasih Allah dan tidak mengeluh atas apapun yang menimpa kita. Alin Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 15 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Kamis 10 April 2014 Kerendahan Hati dan Kesombongan Yoh 8:58 “Sesungguhnya, sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Kej. 17:3-9; Mzm. 105:4-5,6-7,8-9; Yoh. 8:51-59 Seorang CEO kaya dan sukses membawa istrinya hari Minggu sore untuk jalan-jalan dikota kecil di mana ia dibesarkan. Menyadari bahwa tangki bensin hampir kosong, ia berhenti. Sementara mengisi bensin, ia pergi ke kamar kecil. Dalam perjalanan kembali ke mobil, ia melihat bahwa istrinya sedang berbicara dan tertawa dengan petugas pompa bensin. Ketika mereka melaju pergi, ia bertanya pada istrinya. Sang istri mengatakan bahwa petugas itu adalah mantan pacarnya ketika ia masih di SMU. Dia mengatakan dengan bangga, “Bukankah kau beruntung bahwa saya datang? Jika kalian menikah, kamu akan menjadi istri seorang petugas pompa bensin, bukan istri seorang CEO. “” Tidak, sayangku, “kata sang istri,” jika aku tidak bertemu dan menikah denganmu, ia akan menjadi CEO dan kamu akan menjadi petugas pompa bensin. “ Kita tahu bahwa meninggikan diri kita lebih dari yang sebenarnya adalah kesombongan. Tetapi kerendahan hati itu bukanlah juga merendahkan harga diri kita. Orang orang Yahudi di perikop ini menuduh Yesus dengan kesombongan diri. Kata mereka, “…Adakah Engkau lebih besar daripada bapa kita Abraham… dengan siapakah Engkau samakan dirimu?” (Yoh 8:53). Tetapi Yesus tetap mengatakan yang sebenarnya dan tidak goyah akan identitas dirinya. Katanya: “Sesungguhnya, sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh 8:58). Kerendahan hati tidak lain adalah kebenaran. Mungkin anda tidak seperti saya. Tetapi sebagai orang Indonesia yang tinggal di negeri tetangga, kadang saya berkecil hati dengan identitas saya sebagai orang Indonesia. Tetapi saya tidaklah sendiri. Saya rasa ini diakibatkan dari banyak percakapan kita yang sering merendahkan diri kita sendiri. “Ah orang Indonesia itu jam karet…malas, jorok, suka korupsi, dll dll.” Coba berapa sering kita menjelekkan diri kita sendiri? Teman teman, lalu apa identitas kita yang paling penting? Sebagai orang Kristiani yang sudah dibaptis, Yesus dengan darahnya disalib sudah menjadikan kita semua saudarisaudaraNya. Artinya kita adalah anak angkat Allah Bapa, dan janji besar Bapa kepada nabi Nuh, Abraham, Musa, dan putraNya Tuhan Yesus adalah janjiNya untuk kita semua. Apakah kita selalu berpegang teguh dengan identitas kita yang sungguh tinggi dan mulia ini, atau kita masih mau dibohongi oleh si Iblis yang mengatakan bahwa kita tidak layak diselamatkan? Frater David Lemewu mgl Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 16 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Hal Baik dari Tuhan Stanislaus Yer. 20:10-13; Mzm. 18:2-3a,3bc-4,5-6,7; Yoh. 10:31-42 Jumat 11 April 2014 Yoh 10:32 “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?” Pada tahun 1995 terjadi kerusuhan di kota Mataram (Lombok Barat), kota yang membesarkan saya. Saya bersyukur pada waktu kejadian itu, Tuhan telah memilihkan jalan saya pindah ke Bali, walau pada saat itu barang-barang saya masih tertinggal di rumah kontrakan saya di Mataram. Satu minggu sebelum kejadian kerusuhan, yang pada waktu itu saya sendiri yang telah pindah ke Bali, sedang ibu saya masih tinggal di Mataram. Saat berdoa pagi, tiba-tiba ada sesuatu yang mendorong saya untuk segera ke Mataram dan mengajak ibu saya ke Bali segera. Benar-benar hari itu hati saya begitu bingung,hingga semua aktifitas saya batalkan dan saya meluncur ke Mataram hari itu juga. Sampai di mataram, entah kenapa tiba-tiba saya melihat ada tanda merah di pagar rumah. Dan besok pagi-pagi sekali saya mengajak ibu saya ke Bali dengan membawa barang alakadarnya. Seminggu kemudian, saya hendak kembali ke Mataram untuk mengambil sisa barangbarang. Tetapi sampai di Padangbai, saya ketemu dengan teman lama saya beserta rombongan orang-orang gereja Mataram, mereka lari hendak mengungsi ke Bali. Saya bingung, lalu ada tentara bilang ke saya, kamu jangan ke Lombok saat ini karena situasi tidak aman. Saya membatalkan berangkat ke Mataram. Teman saya terpisah dari keluarganya, dan di dalam kondisi tersebut dia begitu marah kepada Tuhan. Dia merasa semua yang dia miliki saat itu, habis dijarah dan dibakar oleh orang-orang tidak bertanggung jawab dan semua itu adalah salah Tuhan. Ya, saya tahu memang berat. Dan saya pun kehilangan banyak barang-barang yang masih tertinggal di Mataram saat itu. Suatu hari saya mengajak dia untuk ikut persatuan doa di kepundung. Pada saat penyembahan, dia teriak-teriak ke Tuhan, lalu seperti terlempar kemudian resting yang lumayan lama. Ya mungkin itulah cara Tuhan menyapa untuk menenangkan dia karena kejadian-kejadian yang dia alami. Sahabat, sering kali kita berdoa minta semua keinginan kita dikabulkan oleh Tuhan. Pada saat keinginan kita ternyata melenceng dari kenyataan atau pada saat kita minta sebuah materi dan berkat, akan tetapi yang kita terima materi kita hancur lenyap seperti teman saya tadi. Kita marah kepada Tuhan dan mulai malas untuk berdoa dan bersyukur. Dalam perikop hari ini marilah kita sama-sama belajar untuk selalu bersyukur atas pekerjaan baik yang mungkin kecil bagi kita yang diberi Tuhan kepada kita semua. Tetap selalu setia berdoa dan bersyukur atas hal-hal kecil dalam kehidupan kita itu yang terpenting. Agar Tuhan selalu memberikan rahmat yang terindah dalam kehidupan kita selalu. Amien. Rina Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 17 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Rela Mati Demi Dia Rabu 12 April 2014 Yoh. 11:50 “....lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.” Yeh. 37:21-28; MT Yer. 31:10,11-12ab,13; Yoh. 11:45-56 Maksimilian Kolbe adalah seorang Polandia. Pada 1907, Kolbe dan kakaknya Franciszek memutuskan untuk bergabung dengan Conventual Franciscan. Pada tahun 1918, St. Maksimilian Kolbe ditabiskan imam. Setelah pecahnya Perang Dunia II, Maksimilian menyediakan tempat penampungan untuk pengungsi dari Greater Poland, termasuk 2.000 orang Yahudi yang ia bersembunyi dari penganiayaan Nazi di biara di Niepokalanów. Pada Februari 1941, ia ditangkap oleh Gestapu Jerman dan dipenjarakan di Penjara Pawiak. Pada Juli 1941, seseorang dari barak Kolbe menghilang, membuat komandan camp mengambil 10 orang dari barak yang sama untuk dihukum mati kelaparan di Blok 11, dalam rangka mencegah pencobaan untuk melarikan diri. Salah satu orang yang dipilih adalah Franciszek Gajowniczek, dia berkeluh keluarganya, lalu Kolbe sukarela menggantikan tempatnya. Dia dihukum dengan suntikan asam karbolik. Doa merelakan diri mati demi orang itu, yang mempunyai istri dan anak-anak. Di dalam bacaan hari ini kita telah mendengarkan perkataan Imam Besar, Kayafas, berkata: “Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.” Imam Besar Kayafas memberikan suatu usulan bahwa Yesus harus mati demi selamat dunia. Yesus-pun merelakan diriNya mati demi bangsa-bangsa. Dia mati untuk membebaskan dosa-dosa kita. Apakah kita juga bersedia untuk merelakan diri kita demi orang lain. Kalau kita semua merenungkan hidup kita, ternyata kita masih takut untuk merelakan diri kita demi orang lain. Di dalam kehidupan kita sering terjadi kesalapahaman antara suami dan istri, antara orang tua dan anak, antara para biarawan/i. Karena kesalapahaman itu, maka sering orang memilih untuk menyendiri dan menyipan dendam, irih hati dan benci. Kita juga menemukan bahwa tidak ada pengampunan terhadap sesame, tidak saling cinta dan tidak saling mendengarkan. Halini terjadi karena kita sekalian tidak ingin merelakan diri kita demi orang lain. Hari ini lewat Injil hari ini dan ceritera St. Maksimilian, kita berusaha membuka hati kita, mata kita dan tangan kita untuk menerima satu sama lain. Kita berusahah mati dalam hal membiarkan diri kita demi orang lain. Dengan itu kita akan memperoleh upah yang istimewa dari Tuhan. Rm. Joseph, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 18 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Menggemparkan ! Hari Minggu Palma, Mengenangkan Hari Sengsara Tuhan Bacaan Perarakan Mat. 21:1-11 Yes. 50:4-7; Mzm. 22:8-9,17-18a,1920,23-24; Flp. 2:6-11; Mat. 26:14 - 27:66 Minggu 13 April 2014 Mat. 21:10 “ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: “Siapakah orang ini?“ Seperti dikisahkan di dalam Injil hari ini, peristiwa Yesus masuk ke Kota Yerusalem (apalagi sambil menunggang keledai) ternyata menggemparkan. Menggemparkan bukan hanya karena Ia dielu-elukan sebagai Raja Putera Daud, tetapi menggemparkan karena seluruh penduduk kota tahu bahwa Ia sedang dicari-cari oleh imam-imam kepala dan ahli taurat untuk dibunuh. Seharusnya Yesus tidak perlu masuk ke Yerusalem sambil menunggang keledai, seharusnya Ia masuk secara diam-diam, atau mungkin lebih baik jangan datang ke Yerusalem, itulah yang menggemparkan, itulah yang menghebohkan, itulah yang mencemaskan hati para pengikut-Nya. Pilihan Yesus untuk masuk ke Kota Yerusalem sambil menunggang keledai bukan demi kepentingan popularitas pribadi. Ini bukan peristiwa yang menyenangkan, tetapi merupakan pilihan yang sulit dan cenderung tidak masuk akal. Tindakan Yesus ini jelas-jelas memprovokasi para imam kepala dan ahli taurat yang sudah lama mencari-cari alasan untuk menghabisi Yesus. Sebenarnya Yudas tidak perlu harus menjual Yesus kepada para imam kepala dan ahli taurat, sebab Yesus sendiri seolah telah mengumumkan kepada mereka dengan cara kedatangan-Nya yang unik, inilah Aku, ambillah Aku, tetapi biarkan para pengikut-Ku hidup dalam damai. Minggu Palma adalah perayaan syukur karena dengan keputusan Yesus masuk Kota Yerusalem, kabar keselamatan tentang Allah yang menjadi manusia dan rela menderita itu bisa tersebar di seluruh bumi. Yesus menyerahkan diri-Nya agar pengikut-pengikut-Nya tidak dihabisi melainkan dibiarkan pergi agar bisa menyebarkan kabar gembira Injil, bahwa keselamatan telah datang di atas dunia, ketika Allah sendiri menghadapi, mengalami dan memenangkan ketakutan kita akan bahaya maut sebagai akhir hidup manusia. Pilihan bebas Yesus untuk masuk ke Kota Yerusalem, menjadikannya Raja atas segala yang kita takutkan, terutama sengsara atau penderitaan dan kematian. Cobalah refleksikan lebih jauh, apa tanggapan kita kalau kita takut? Kita biasanya lari, atau mencoba segala upaya untuk menghindar. Saya yakin, dalam hati mereka, muridmurid Yesus sebenarnya takut bukan main dan jengkel ketika Yesus minta seekor keledai untuk masuk ke Kota Yerusalem. Sebab hal itu hanya akan menarik perhatian pihak-pihak yang ingin membunuh Yesus. Pada akhirnya, Yudaslah yang tidak tahan, ia kemudian mulai memperhitungkan untung rugi menjadi pengikut Yesus dan memilih menjual Yesus ke tangan imam kepala dan ahli taurat. Ada Yudas di dalam diri kita masing-masing, ada kecenderungan menghitung-hitung untung rugi kalau kita menjadi murid Kristus. Ada ketakutan akan sengsara dan kematian. Padahal, Yesus sudah memenangkannya demi kita. Lalu, apa lagi alasan kita untuk takut menderita dalam hidup dan kemudian mati? Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 19 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Senin 14 April 2014 Kesempatan yang Tuhan Berikan Yes 42:3 “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya,...” Yes 42:1-7, Mzm 27:1,2,3,13-14, Yoh 12:1-11 Setiap dari kita pasti mempunyai sisi buruk dari hidup kita yang ingin kita hilangkan/ ubahkan. Bisa saja hal itu berupa sifat buruk, kekurangan diri, kebiasaan yang memalukan, kehidupan yang kacau balau, atau mungkin masa lalu yang gelap. Disaat kita ingin hidup baru/menjadi pribadi yang lebih baik, banyak tantangan yang harus kita hadapi. Selain harus “berperang” dengan diri kita sendiri, kita sering juga harus menghadapi orang lain. Tidak semua orang disekitar kita senang dengan perubahan kita. Banyak juga yang menerimanya dengan negatif. Mungkin akan ada sikap-sikap yang disertai kata-kata sinis misalnya: sok inilah, munafik, cari muka, dan sebagainya. Tentu hal itu tidak mudah untuk kita hadapi dan bisa membuat kita sedih, kecewa, mundur bahkan kehilangan keberanian untuk berubah. Tetapi haruslah kita ingat, Tuhan maha pengampun dan penuh kasih. Ketika kita sendiri merasa hancur, menyedihkan, tidak berguna, dan tidak layak, seperti buluh-buluh yang patah terkulai, Tuhan tetap tidak akan membuang kita. Bahkan ketika kita mau bertobat, mau untuk diubahkan, Tuhan akan menjadikan kita sebagai alat bagi kemuliaan nama Tuhan. Kalau Tuhan sendiri mau memberikan kesempatan bagi kita, kenapa kita tidak mengambil kesempatan tersebut untuk hidup baru dalam Tuhan. Seperti Maria pada bacaan Yoh 12:3-5, ia tidak peduli pada ucapan sinis Yudas Iskariot, tetapi tetap melayani Tuhan dengan segenap hatinya. Sekarang masihkah kita tetap fokus dengan kekurangan diri kita, kelemahan, dan ejekan orang? Ataukah kita mau mengijinkan Tuhan untuk menjadikan kita, sang buluh yang patah terkulai, untuk menjadi indah dan berharga dimata Tuhan. Jesus bless us Lia Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 20 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Tindakan Kasih Paling Sederhana Yes. 49:1-6; Mzm 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17; Yoh. 13:21-33,36-38 Selasa 15 April 2014 Yoh. 25-26a: “Tuhan, siapakah dia?”. Jawab Yesus, ‘Dia, yang kepadanya kuberikan … untuk dicelupkan rotinya…..” Bacaan-bacaan hari ini mengajarkan kepada kita akan cinta Allah yang besar kepada manusia. Bacaan I (Yes 49:1-3) Yesaya menggambarkan cinta Allah yang begitu besar kepadanya mulai dari kandungan ibu sampai ketika ia dipanggil menjadi hamba Allah. Dan Yesus menegaskan cinta Allah kepada manusia dalam Injil (Yoh.13:21-38) bahwa malam itu Ia harus memulai rencana Allah untuk penyelamatan manusia dengan dikhianati oleh rasulNya sendiri, dihina, disangkal oleh rasulNya lagi, menderita dan wafat di Kayu Salib. Dan semua hanya demi menebus dosa manusia. Dari bacaan Injil, ada sebuah tindakan cinta kasih Yesus yang paling sederhana, yang mungkin luput dari perhatian kita, yakni ketika Yesus menjawab pertanyaan salah satu muridNya yang penasaran tentang siapakah yang dimaksud Yesus, yang akan menyerahkan Dia untuk disengsarakan. Kalau mau dibilang, ‘sebetulnya malam itu Yesus sedang galau’. Kita tahu bahwa setelah perjamuan itu, Yesus berdoa di Taman Getsemani sampai berpeluhkan darah saking takutnya. Tapi malam itu, ia masih menyempatkan diri berpesan supaya para Rasul saling mengasihi dan yang paling menarik, Ia tetap menjawab pertanyaan sepele itu meski ia merasa jawabannya tetap tak dimengerti para Rasul. Sebagai pengikut Kristus, saya percaya, bahwa perhatian Yesus dalam menjawab pertanyaan, bukan hanya terjadi di jaman dulu saat Yesus masih bersama para Rasul-Nya, tetapi sampai sekarang, di jaman kita ini, Yesus masih terus memperhatikan setiap pertanyaan kita, bahkan yang paling pribadi yang kita sembunyikan jauh di dalam lubuk hati (Filipi 4:6-7). Saya percaya, pembaca Fresh juice juga sering mengalami bagaimana senang dan tenangnya hati ketika sebuah pertanyaan kita dijawab oleh Tuhan. Maka sering-seringlah bertanya pada Tuhan Yesus untuk permasalahanmu, IA pasti akan menjawabnya. Menjawab pertanyaan seseorang, adalah salah satu bentuk tindakan cinta kasih yang paling sederhana, yang keluar dari hati yang penuh perhatian pada kebutuhan orang. Orang akan merasa dihargai dan timbul rasa gembira, kalau sapaan atau pertanyaannya dijawab dengan tulus. Sudahkah kita melakukannya untuk orang-orang terdekat atau orang-orang kita temui setiap hari? Mungkin selama ini kita terlalu sibuk dengan gadget kita, sehingga kalau ada orang yang bertanya, kita hanya menjawab dengan anggukan kecil, sedangkan perhatian dan senyum kita tetap tertuju pada gadget itu. Atau terlalu sibuk memikirkan rencana-rencana besar, sehingga lupa memberikan sebuah anggukan rasa simpati, sebuah senyuman dan sapaan, menjawab pertanyaan sesorang dengan sopan. Memasuki Pekan Suci ini, marilah kita melaksanakan tindakan cinta kasih yang paling sederhana seperti di atas, untuk orang-orang di sekitar kita. Seorang pengikut Kristus, dikenal dari tindakan cinta kasihnya. (narita) Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 21 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Oleh Bilur-BilurNYA Rabu 16 April 2014 Matius 26:25…“Bukan aku, Ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya “Engkau telah mengatakannya” Yes. 50:4-9a; Mzm. 69:8-10,21bcd-22,31,33-34; Mat. 26:14-25 Kalau ada pencuri yang kita lihat sendiri mencuri dan berkata “Bukan aku ya yang mencuri”. Seorang yang terang-terang meng-fitnah berkata “Bukan aku, ya?”. Kira-kira reaksi kita seperti apa? Mungkin kita akan berdebat, mengeluarkan semua bukti dan saksi-saksi sampai dia akhirnya mengaku. Atau saking jengkelnya bisa jadi kita menamparnya tanpa ba bi bu. Dalam bacaan hari ini kita melihat Yesus menghadapi suatu situasi yang mirip, namun Yesus menyikapinya dengan tidak reaktif, tidak banyak bicara, Ia mengembalikan hal tersebut kepada Yudas, kepada hati nuraninya. Kita amati kehidupan kita sehari-hari, cara kita bereaksi terhadap orang dan peristiwa. Ketika keadaan menghimpit kita, ada dorongan natural untuk membenarkan diri seperti Yudas. Orang yang benar sudah pasti tidak mau disalahkan. Orang yang salah pun kalau bisa sedapat mungkin punya cukup alasan supaya kesalahannya bisa diterima. “Pak, proyek ini kurang berhasil bukan salah saya. Waktunya terlalu mepet, dana tidak cukup, orang-orang sulit bekerja sama?” Bahkan mungkin kita kadang menunjuk orang lain sebagai penyebab kesalahan/kegagalan tersebut. Ada nggak orang yang salah diam saat dinyatakan bersalah? Mau mengakui kesalahannya? Butuh kebesaran dan kerendahan hati untuk bisa menjadi orang seperti itu. Ada nggak orang mau disalahkan untuk kesalahan orang lain? Jarang sekali mungkin orang tua yang mau menanggung kesalahan anaknya. Ada nggak orang yang tidak bersalah sama sekali mau dinyatakan bersalah dan dihukum mati untuk kesalahan orang lain yang “bukan siapa-siapa”? Ada gak? Kalau kita sudah salah masih berusaha membenarkan diri, Yesus rela dinyatakan bersalah, dihukum mati karena cintanya pada kita. … oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh (Yes 53:7) Yustina Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 22 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Perutusan Pagi :Yes. 61:1-3a,6a,8b-9; Mzm. 89:2122,25,27; Why. 1:5-8; Luk. 4:16-21 KAMIS PUTIH Kel. 12:1-8,11-14; Mzm. 116:12-13,1516bc,17-18; 1Kor. 11:23-26; Yoh. 13:1-15 Kamis 17 April 2014 Yes. 61:1 “Roh Yahweh Tuhan ada padaku, sebab Ia telah mengurapi aku....” Nubuat Yesaya hari ini menjadi nyata dan jelas bagiku, bahwa hingga saat ini Tuhan Yesus masih dan senantiasa membutuhkan orang-orang yang mau bekerja di ladang Bapa-Nya. Nubuat di atas mengingatkan saya akan pengalaman misa perutusan ketiga Missionaries of God’s Love pada tanggal 9 Februari 2014 lalu di Canberra. Mereka diutus untuk memulai misi Gereja di Flores-Maumere yang diundang secara resmi oleh uskup setempat. Hal yang sangat mengesankan saya secara pribadi ketika moderator MGL menyerahkan ikon salib Tuhan Yesus kepada para missionaries. Saat itu saya merasa terharu dan bangga akan kesediaan jiwa dan raga mereka untuk menerima perutusan dari Kristus melalui gerejaNya. Mereka diutus untuk mewartakan tentang kabar baik Bapa di surga kepada orang miskin, yang remuk hatinya, mengumumkan kebebasan kepada orang-orang tawanan, kemerdekaan bagi orang yang meringkuk dalam penjara, untuk menghibur mereka yang berduka (Yes. 61:1-3). Situasi yang dialami oleh bangsa manusia pada zaman nabi Yesaya dan Tuhan Yesus juga dialami oleh umat manusia pada zaman ini. Pelbagai upaya manusia untuk menentramkan hati dan jiwanya melalui kemampuan akal budinya dan sarana yang diciptakannya. Namun, manusia tetap merasakan ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Di sana seolah roh atau jiwa manusia terus merasa haus dan terus mencari sesuatu yang mana tidak bisa dipuaskan oleh apapun atau siapapun di dunia ini. Satu hal yang memberikan kepuasan hati dan batin umat manusia adalah Roh Tuhan sendiri, karena ia diciptakan menurut citra-Nya sendiri. Saya dan anda pun juga dipanggil serta diutus untuk mewartakan kabar suka cita Kristus kepada setiap orang yang kita jumpai entah itu di rumah atau di tempat kerja, atau tempat belajar. Singkatnya setiap orang yang dibabtis mendapat perutusan dari Tuhan Yesus. Kita diutus untuk memanggil dan menyadarkan dunia dan manusia untuk menerima Kristus Yesus sebagai Tuhan, Raja, Penyelamat dan tujuan akhir dari hidup dan perjalanan mereka. Tak ada hal lain yang memuaskan dahaga manusia dewasa ini, kecuali sabda dan ajaran Tuhan Yesus sendiri. Karena Ia adalah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan. Doa: Marilah kita berdoa semoga Bapa di surga mengutus para pekerja untuk bekerja di kebun anggur-Nya sehingga terwujudlah doa Tuhan Yesus, supaya umat manusia menjadi satu dalam Roh Kudus untuk membangun kerajaan Bapa di bumi ini seperti di dalam surga. Amin. Fr. Anis, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 23 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Makna Jumat Agung Jumat 18 April 2014 Yoh 19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia : “Sudah selesai.” Yes. 52:13 - 53:12; Mzm. 31:2,6,12-13,15-16,17,25; Ibr. 4:14-16; 5:7-9; Yoh. 18:1-19:42 “Jumat yang agung di bukit golgota. Yesus, Sang Raja terpaku di kayu salib. Darah mengalir menetes ke bumi. Menebus dosa umat manusia. Mahkota duri melingkar di kepala. Lambung tertusuk , tangan dan kaki terpaku. Di kayu salib yang berlumur darah. Dia menderita demi umatNya” Lirik di atas secara spontan muncul, saat saya membaca bahwa saya mengisi renungan FJ untuk jumat agung. Dan ada hal yang spesial tentang Jumat Agung. Kalau boleh jujur, dari ketiga rangkaian acara Paskah, bagi saya Jumat Agung ini merupakan rangkaian yang “tidak enak”. Mengapa “tidak enak”? Karena perayaan dirayakan siang hari, dimana jam – jam tersebut cuaca biasanya panas. Dan saya biasanya mengeluh tentang kepanasan ini. Namun, disaat keluhan itu hadir, muncul kata – kata “Kamu yang merayakan di dalam gereja saja mengeluh. Itu Yesus, bukan cuma kepanasan, melainkan juga merasakan kesakitan yang luar biasa.”. Setelah itu saya terdiam. Merenung. Dan, saya membaayangkan kejadian seperti lirik di atas. Betapa besarnya derita Yesus. Dicambuk, dipasang duri di kepala, menggotong kayu yang nantinya menjadi salibnya sendiri, dan juga dipaku tangan dan kakiNya. Kepanasan yang saya alami, belum seberapa dibandingkan dengan derita Yesus. Mungkin 1%nya saja tidak ada, tetapi kenapa saya kok mengeluh? Yesus mencintai saya secara pribadi, bahkan sampai merelakan dirinya bagi saya, tetapi balasan saya kok mengeluh saat hanya memperingati wafatNya? Dari keluhan, berubah menjadi refleksi. Sudahkah saya benar – benar mencintaiNya? Dan inilah makna Jumat Agung bagi saya secara pribadi, yaitu masa dimana saya kembali bertanya ke dalam diri saya sendiri akan cinta saya kepada Yesus, disamping masa untuk mengenang cinta Tuhan secara pribadi bagi saya. Teman – teman yang terkasih, mungkin berbeda dengan apa yang Anda alami, tetapi saya yakin, Jumat Agung juga memiliki makna yang pribadi bagi Anda. Cobalah diam sejenak, dan renungkanlah “Apakah makna Jumat Agung ini bagi saya secara pribadi”? Salam Hangat, Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 24 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Penciptaan dan Penebusan Sabtu Suci: Kej. 1:1 - 2:2; Mzm.104:1-2a,5-6,10,12,1314,24,35c; kej. 22:1-18; Mzm. 16:5,8,9-10,11; Kel. 14:15 - 15:1; MT Kel. 15:16,17-18; Yes. 54:5-14; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b;Yes. 55:1-11; MT Yes. 12:23,4bcd,5-6; Bar. 3:9-15,32 - 4:4; . Mzm. 19:8,9,10,11; Yeh. 36:16-17a,18-28; Mzm. 42:3,5bcd; 43:3,4 Rm. 6:3-11; Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23; Mat. 28:1-1 Rabu 19 April 2014 Yes54:10 “tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu...” Bacaan hari ini dimulai dengan Kitab Perjanjian Lama tentang penciptaan. Allah hanya satu kali saja menciptakan alam semesta, langit, bumi beserta seluruh isinya, namun Allah tidak pernah berhenti menciptakan dan mengasihi manusia ,walau Dia tau bahwa sebagian besar manusia ciptaanNya itu akan menyakiti dan mengecewakanNya yaitu dengan tidak mentaati perintahNya, bahkan ada juga yang tidak mau mengakui keberadaanNya. Namun demikian mulai dari sejak manusia pertama diciptakan sampai sekarang manusia terus diciptakan melalui turut campur tangan Allah dalam keluarga, maka lahirlah manusia baru yang diciptakan Allah dalam rahim ibunya. Sepanjang sejarah dinyatakan bahwa Allah amat sangat mengasihi manusia yang dijadikanNya menurut gambar dan rupaNya. Berkali-kali Allah mengajak menusia untuk menjadi ciptaan baru yang bebas dari dosa, dengan cara menyampaikan amanatNya melalui para Nabi, namun demikian sebagian besar manusia mengeraskan hatinya dengan menolak Allah dan menyembah berhala buatannya sendiri. Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, hubungan dengan Allah terputus, keadaan rohani manusia sebenarnya telah mati dan perlu ditebus , agar hubungan dengan Allah dapat dipulihkan kembali. Kedatangan Yesus ke dunia seperti yang di kehendaki oleh Allah Bapa merupakan bukti terbesar dari Kasih Allah pada manusia. Bapa merelakan PutraNya untuk menebus manusia karena keselamatan manusia itu sangat penting . Allah menginginkan manusia untuk selalu berada bersamaNya selamanya. Penderitaan Kristus, wafatnya disalib serta kebangkitanNya, merupakan rencana Allah yang paling agung untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian. Dengan kematian Kristus, dosa manusia dihapuskan dan hubungan dengan Allah dipulihkan kembali, sehingga manusia bisa mendapatkan kembali haknya sebagai ahli waris anak-anak Bapa Surgawi. Rachmat keselamatan itu sampai sekarang masih terus tercurah kepada kita melalui sakramensakramen Gereja oleh kuasa Roh Kudus. Pada hari Sabtu suci ini dengan rasa syukur penuh sukacita kita merayakan Hari Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang telah mengalahkan dosa dan maut, dan dengan hati dan niat yang baru kita mau melangkah maju dalam iman, harapan dan kasih, sebab Dia yang bangkit mampu mengubah dan membentuk kita menjadi ciptaan baru yang menyenangkan hati Bapa. Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 25 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Kebangkitan Tuhan Minggu 20 April 2014 Yoh 20:1, “pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.” Kis. 10:34a,37-43; Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23; Kol. 3:1-4 atau 1Kor. 5:6b-8; Yoh. 20:1-9 Sore :Luk. 24:13-35.Yeh. 36:16-28; Rm. 6:3-11; Mat. 28:1-10.. SELAMAT HARI RAYA PASKAH! ALLELUIA! Hari raya paskah diidentikkan dengan telur paskah atau di Negara barat sering adanya telurtelur coklat atau kelinci coklat. Sebenarnya kalau diteliti ternyata memang telur dan kelinci berhubungan. Telur ada awal dari kehidupan di mana terlahirlah mahluk hidup baru seperti ayam, bebek dan lain sebagainya. Selain itu , kelinci adalah salah satu hewan yang sangat cepat berkembang biak bahkan di Australia menjadi satu hama karena terlalu banyaknya kelinci. Banyak orang hanya berhenti di barang-barang komersil seperti telur paskah ataupun coklat atau kelinci paskah. Padahal perayaan Paskah sebenarnya mau merayakan kemenangan Yesus yang mengalahkan maut dengan kebangkitanNya dari antara orang mati. Yang ada sekarang adalah HIDUP BARU dan tidak ada lagi kematian. Jadi kalau dihubungkan dengan telur paskah, kita diharapkan bisa “menetaskan” dan memulai hidup baru dengan meninggalkan hidup yang lama. Selain itu seperti kelinci, diharapkan semakin banyak orang memeluk hidup baru. Jadi “hidup baru” bisa berkembang biak. Nah, bacaan injil pada hari raya Paskah ini, dikatakan bahwa tubuh Yesus yang dibaringkan di dalam kuburan yang tertutup oleh batu, hilang. Batu yang yang berat dan besar, yang mengganjal kuburan terguling. Ini diibaratkan seperti telur yang pecah sehingga anak ayam, contohnya, bisa keluar. Tapi ini adalah TUHAN YESUS yang bangkit. Dengan kuasa Tuhan, Yesus bangkit, menggeser batu dan keluar dari kuburan. Yang mau ditekankan dalam perayaan paskah ini adalah iman kita akan Yesus yang hidup. Hidup baru di dalam Yesus pada mulanya mau mengajak kita untuk memanggul salib, mengikuti Yesus sampai mati dan akhirnya bangkit bersama Yesus. Jadi iman kita merupakan sebuah kesatuan: ikut-panggil salib-mati-bangkit. Menjadi bahan renungan kita pada hari minggu Paskah ini adalah apakah kebangkitan Kristus membawa kita ke dalam hidup yang baru dan selalu baru? Kalau kita merayakan hari Paskah tetapi tetap saja hidup di dalam kegelapan, berarti kita masih memeluk hidup yang lama. Marilah kita minta kuasa Roh Kudus, Roh Tuhan sendiri yang membangkitkan Yesus, supaya juga membangkitkan hidup kita dan penuh semangat di dalam Roh. AMIN Rm. Vincent, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 26 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Sukacita Murid Yesus Kis. 2:14,22-32; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Mat. 28:8-15 Senin 21 April 2014 Mat. 28:10 “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku…” Sungguh menarik episode yang dikisahkan St. Matius hari ini. Dua profil yang berbeda ditampilkan sebagai penerima warta kebangkitan Kristus yang pertama: para serdadu dan dua orang wanita. Sejak sehari sebelumnya para penjaga yang dikirim Pilatus (atas permintaan para imam kepala dan orang Farisi) berjaga di dekat kubur Yesus. Tidak saja mereka, Maria Magdalena dan seorang Maria yang lain juga ikut berjaga. Bersama mereka menyaksikan gempa bumi hebat yang terjadi pada hari Paskah sebelum fajar menyingsing. Tetapi di hadapan malaikat pembawa kabar kebangkitan para penjaga menjadi ‘seperti orang mati’, sedangkan para wanita, meskipun merasa takut, setelah mendengar perkataan malaikat, berlari ke Yerusalem dalam sukacita yang besar untuk mewartakan pada para murid kabar yang telah mereka terima. Sementara menempuh jarak 35 km dari Arimatea tempat Yesus dikuburkan, sebelum tiba di Yerusalem, tiba-tiba Yesus datang menyalami dan meneguhkan mereka dengan perkataan yang serupa dengan yang dikatakan oleh malaikat-Nya. Belum lagi kedua wanita utusan ini tiba di Yerusalem, para penjaga telah terlebih dulu memasuki kota dan menceritakan pada para imam kepala apa yang telah terjadi dan lalu bersekongkol untuk menyebarkan kabar yang tidak benar diantara orang Yahudi tentang Kristus dan muridmurid-Nya. Menjadi yang pertama mendengarkan warta kebangkitan tidak otomatis membuat para penjaga yang mewakili kalangan penguasa bertobat dan mengenal Allah. Tidak berbeda dengan para imam kepala yang kemudian mendengarkan kesaksian mereka. Sedangkan para wanita yang mewakili kaum sederhana dan tidak diperhitungkan menerima dengan iman dan mentaati perkataan malaikat untuk menyampaikan kabar gembira itu kepada para murid. Yesus lalu meneguhkan mereka dengan menampakkan diri dan sekali lagi mengutus mereka. Rasa takut mereka menjadi hilang tinggal sukacita yang besar memenuhi hati mereka sebagai utusan pembawa warta kebangkitan-Nya kepada para murid yang kemudian oleh para murid disebarkan ke seluruh dunia. Inilah pesan Injil hari ini: kita diundang untuk kembali mengenali identitas dan perutusan kita sebagai pewarta kebangkitan Kristus. Sukacita dan bukan rasa takut karena sabda Yesus selalu menyertai dan meneguhkan kita. Allah telah mengutus dua wanita sederhana yang meratapi kematian Yesus sebagai pembawa warta kebangkitan-Nya. Di dalam kesederhanaan dan situasi hati mereka mungkin kita temui situasi hidup iman kita saat ini. Bagi kita juga warta kebangkitan ini dinyatakan. Kristus yang telah menang atas maut tidak pernah meninggalkan para murid-Nya dalam kesedihan dan keputusasaan. Menerima dan mewartakan kabar kebangkitan-Nya berarti menerima dan mewartakan Ia yang telah mengubah ratapan menjadi sukacita, yang menyertai para murid setiap hari hingga akhir jaman (Mat. 28:20). Berilah, Ya Tuhan rahmat iman kepada setiap murid-Mu untuk menerima dengan sukacita warta kebangkitan-Mu dan mewartakannya dalam setiap aktivitas hidup kami. Amin. Sr. Benedicta, OSB Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 27 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Kerinduan Maria Magdalena Selasa 22 April 2014 Yoh 20:18 “Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” .” Kis. 2:36-41; Mzm. 33:4-5,18-19,20,22; Yoh. 20:11-18 Injil yang baru saja kita baca berkisah tentang seorang perempuan, Maria Magdalena, yang menangis, penuh kesedihan, seakan-akan kematian Yesus telah menjadi akhir dari segenap harapan yang dimilikinya (Yohanes 20:11-18). Namun, saat para murid Yesus dirundung rasa takut, Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus. Tindakannya ini ingin mengungkapkan tidak hanya rasa duka cita namun juga sebuah penantian di tengah-tengah kebingungan yang melandanya. Tindakannya ini merupakan kerinduan akan cinta. Maria Magdalena juga dipenuhi oleh rasa haus yang hadir dalam setiap hati manusia. Dengan pergi ke kubur, Maria ingin mengungkapkan rasa haus yang ia miliki dan kemudian Yesus, bangkit dari kematian, datang kepadanya. Yesus melakukannya secara tak terduga, bukan secara berlebihan melainkan secara sederhana sehingga Maria tidak dapat mengenalinya. Kemudian Yesus memanggil namanya, “Maria”, dan hal ini akan mengubah segala sesuatunya. Maria mengenal suara Yesus dalam hatinya. Dia berpaling padaNya dan dia kemudian memanggilNya, “Rabuni, Tuhan.” Sebuah hidup baru tumbuh dalam dirinya; Maria percaya bahwa Yesus berada didekatnya walaupun sekarang kehadiranNya berbeda. Kemudian Tuhan yang Bangkit mengutusnya, “Pergilah ke saudara-saudaraKu dan sampaikan kepada mereka bahwa Aku telah Bangkit!” Hidupnya mempunyai makna baru, yaitu dia harus menunaikan sebuah tugas. Ya, saya temukan kepenuhan hidup yang Kristus ingin berikan kepada kita saat kita mempersilakanNya untuk mengutus kita menyampaikan kasihNya. Kita dapat merenungkan kisah maria Magdalena ini. Karena dalam diri kita masing-masing, sebagaimana dalam diri Maria Magdalena, hadir sebuah kerinduan, pertanyaan-pertanyaan yang tak terpecahkan dan rasa haus akan kepenuhan hidup. Kadang kita merasa bahwa kerinduan ini merupakan sebuah kekurangan atau kekosongan atau bahkan sebagai sebuah penderitaan. Kita dapat mengungkapkannya melalui ratap tangis kesedihan atau tanpa kata-kata, hanya sekedar tarikan nafas. Namun dengan cara ini, keberadaan diri kita mulai terbuka bagi Tuhan. Kemudian Kristus memanggil nama kita. Dia mengenal setiap diri kita secara pribadi. Dia berkata, “Pergilah ke saudara-saudaraKu, sampaikanlah kepada mereka bahwa Aku telah Bangkit. Sampaikanlah kasihKu melalui hidupmu.” Keberanian Maria Magdalena mendorong kita. Dia, seorang diri dan seorang perempuan, berani untuk pergi menuju para rasul Yesus dan menyampaikan kepada mereka berita: “Kristus telah Bangkit dari kematian!” Dia tahu bagaimana menyampaikan kasih Tuhan melalui hidupnya. Dan para rasul akan pergi untuk menyampaikan kasih ini ke seluruh penjuru dunia. Beriman kepada Kristus, beriman bahwa Dia hadir walaupun tidak secara kasat mata, beriman bahwa melalui Roh Kudus Dia hadir dalam hati kita adalah yang ingin disampaikan oleh kisah Maria Magdalena. Beranilah untuk bersandar pada kehadiranNya ini. Kemudian kebangkitan Kristus memberikan makna baru bagi hidup kita dan menyalakan harapan bagi dunia. Yohanes Yudi Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 28 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Berpasrah PadaNYA Kis. 3:1-10; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Luk. 24:13-35 Rabu 23 April 2014 Lukas 24:26 “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk kedalam kemuliaanNya ?” Para rasul dan murid murid serta mereka yang pernah melihat mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus, punya harapan yang sangat besar, bahwa Yesus akan sanggup membebaskan mereka dari segala macam penderitaan. Karena itu banyak yang putus asa dan menjadi sangat sedih serta kehilangan harapan ketika Yesus ternyata mati di kayu salib. Demikian juga yang dialami oleh Kleopas dan temannya, dua murid Yesus yang melakukan perjalanan ke Emaus. Mereka sangat kecewa dan sedih karena merasa harapan mereka sirna seperti awan yang ditiup angin. Dan karena kehilangan harapan, mereka jadi lupa dengan apa yang telah dikatakan Yesus bahwa Anak Allah harus mati di kayu salib untuk menebus dosa dosa umat manusia. Dan pada hari ketiga Dia akan bangkit dengan segala kemuliaanNya. Rencana Allah, pikiran Allah tidak sama dengan rencana dan pikiran manusia. Banyak hal dan peristiwa yang terjadi bukan hanya pada zaman Yesus masih hidup tapi juga pada zaman sekarang, merupakan misteri bagi kita. Kita sering menyaksikan rasanya Tuhan tidak adil dalam kehidupan seseorang. Ada koruptor, orang yang jahat dimata masyarakat tapi hidupnya enak-enak saja. Sebaliknya ada orang2 yang mengalami penderitaan yang luarbiasa. Salah satu contoh adalah penderitaan yang dialami oleh pak Yohanes di Denpasar. Selama 8 tahun hanya bisa berbaring ditempat tidur karena menderita stroke. Dan yang lebih mengiris hati, isterinya yg dengan setia merawatnya dengan lengan kirinya yang agak lumpuh kena stroke juga. Sanak keluarga sudah tidak punya. Mereka tinggal di sebuah kamar kontrakan yang dindingnya lembab dan kotor. Ketika pertama kali kami mengunjungi mereka,sambil meneteskan airmata saya berdoa kepada Tuhan supaya Dia mengakhiri penderitaannya. Dan dalam hati saya bertanya apa dosa yang telah dibuat oleh keluarga ini sehingga harus mengalami penderitaan yang demikian hebat? Dalam peristiwa ini saya merasakan Tuhan tidak adil. Tapi setelah merenung lebih dalam,saya bisa memaklumi dan merasakan ada rencana Tuhan dibalik semuanya itu. Karena keadaannya yang demikian menyayat hati, banyak orang2 yang tersentuh hatinya dan membantu keluarga pak Yohanes baik dalam hal makanan, obat2an, kunjungan2 dll. Dan mungkin diantara mereka itu ada yang terlalu sibuk, hingga tidak ada waktu untuk datang kerumah Tuhan. Bukankah dengan menyatakan empati kepada orang yang menderita secara tidak langsung mereka sudah melayani Tuhan dan mungkin suatu saat nanti mereka akan rindu untuk mengenal dan menjadi pelayan2 Tuhan? Tapi apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, baik suka mapun duka adalah sangat tepat kalau kita mengambil sikap berpasrah kepadanya. Dan percaya bahwa rencana dan kehendak Tuhan adalah yang terbaik bagi kita.Amin Iwan Setiawan. Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 29 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Tuhan atau Hantu Kamis 24 April 2014 Luk 24:36-37 “…Yesus tiba tiba berdiri ditengah tengah mereka… Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.” Kis. 3:11-26; Mzm. 8:2a,5,6-7,8-9; Luk. 24:35-48 Seorang pengawas bergegas lari ke kantor bosnya. “Pak, Pak, ada hantu di lorong koridor. Apa yang harus saya lakukan dengan dia?” Tanpa mendongak bosnya berkata, “Katakan padanya aku tidak bisa melihatnya.” Hampir setiap kali saya mau menonton film Indonesia di bioskop, ada paling tidak satu film horor yang sedang ditayangkan. Saya pikir, kita orang Indonesia ini memang senang ya ditakut-takuti! Kenapa film horor selalu laku kalau tidak ada penontonnya? Mungkin seru ditonton karena buat hati degdegan sampai jantung mau copot. Atau mungkinkah kita lebih percaya akan keberadaan setan atau roh jahat daripada Roh Kudus? Daripada Tuhan sendiri? Teman teman terkasih dalam Kristus, kalau memang iman kita lemah seperti ini, kita tidaklah sendiri. Para Rasul juga berpikir bahwa mereka melihat hantu. Padahal yang muncul adalah Tuhan Yesus sendiri yang bangkit dari alam maut! Yesuspun mau memastikan bahwa dia bukanlah hanya roh saja, tetapi benar benar seorang manusia yang sudah mati dan dibangkitkan oleh Allah Bapa. Makanya dia menunjukan bekas luka-lukanya, sampai makan ikan goreng! Mungkin kalau dia di Indonesia, kita boleh suguhkan sambel goreng! Lucu juga kalau membayangkan Tuhan Yesus sampai keringatan karena kepedesan. Inilah kekayaan iman Kristiani kita. Luar biasa indahnya. Sebuah misteri yang dalamnya tidak akan pernah habis terselami! Bagaimana Tuhan yang maha segalanya menjadi manusia seperti kita, terbatas, bahkan menderita, dan rela mati untuk kita dan dosa dosa kita. Supaya kita bisa menjadi seperti Dia yang maha baik dan kudus adanya. Tuhan Yesus telah lahir dan hidup diantara kita – mati dan bangkit diantara kita – dan dengan segala kemanusiaannya – dengan luka ditangan dan kakinya, dan ikan goreng yang dimakannya – Ia sepertinya mau mengatakan bahwa kita manusia ini diciptakan sangat baik adanya – dan kita sebagai saudari –saudaraNya diajaknya untuk hidup bahagia selamaNya di surga. Maukah kita percaya padaNya dan menerima undanganNya? Selamat hari Paskah! Frater David Lemewu mgl Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 30 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Jala Ikan Kis. 4:1-12; Mzm. 118:1-2,4,22-24,25-27a; Yoh. 21:1-14 Jumat 25 April 2014 Yoh 21:11 “Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar” Shio saya Tikus, ada sesumbar yang mengatakan tikus bisa hidup di mana saja, di tempat bersih maupun di tempat paling kotor sekalipun. Begitupun juga orang ber shio tikus bisa hidup di dalam dunia mana saja, baik susah maupun senang. Malah ada mengatakan, tikus akan selalu selamat dalam hidup, setiap ada masalah, pasti ada saja yang akan membantu. Tikus adalah binatang pertama yang datang ke Budha ketika Budh memanggil binatang binatang untuk datang padanya. Kecil, lincah, gesit dan cerdik. Saya sendiri pernah mengalami hal tersebut. Ketika saya sedang tidak punya uang, bantuan bisa datang tiba2. Costumer lama yang memberi order baru atau ada teman yang membayar hutang lama. Wah rasa rasanya sangat beruntung menjadi ‘tikus’. Bacaan hari ini bercerita tentang Yesus yang menampakan diriNya pada murid murid di dalam perahu. Yesus membantu murid muridNya yang hampir putus asa karena tidak mendapat ikan. Seringkali kita berdoa sangat keras, sangat rajin dan sangat kencang ketika kita sedang dalam kesulitan. Kita menjadi orang yang sholeh, taat pada Tuhan ketika kita mengalami kesulitan. Salah? Tentu tidak. Lebih baik lari dari masalah ke Tuhan Yesus daripada lari ke narkoba dan minuman keras atau praktek perdukunan. Bacaan selanjutnya dalam injil ini, adalah bagaimana murid murid Yesus membawa tangkapan ikan yang banyak itu ke pantai. Mereka bekerja bersama sama, tapi yang anehnya, jala nelayan tidak koyak, is cukup kuat menampung tangkapan yang begitu banyak. Hal ini menyentil saya. Seringkali kita diberi jawaban atas doa kita, dan mendapat berkat yang melimpah, tapi akhirnya jala kita koyak. Lalu kita menyalahkan Tuhan karena telah merusak jala kita. Jala itu mungkin simbol iman kita. Banyak orang yang lolos ujian iman ketika ia hidup susah, tapi sulit bagi orang yang sedang berkelimpahan untuk tetap memiliki iman yang teguh, sama seperti ia susah dahulu. Jala itu tidak cukup kuat. Maka itu, banyak perumpaan dalam Alkitab tentang sulitnya orang kaya masuk kerajaan Surga. Sebagai seorang bershio Tikus, saya cukup beruntung, saya bisa hidup dimana saja. Namun bila saya selalu mendapat bantuan ketika saya mendapat kesulitan, rasanya bukan karena saya bershio tikus, tapi karena Tuhan Yesus menjaga saya. Saya juga berdoa agar Tuhan Yesus tetap menjaga jala saya ketika ikan ikan sedang melimpah nantinya. Jeff Kristianto Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 31 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Kehendak Allah pada Kita Sabtu 26 April 2014 Mrk 16:11 Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Kis. 4:13-21; Mzm. 118:1,14-15,16ab-18,19-21; Mrk. 16:9-15 Ada seorang temanku yang selalu cemas dan ragu ketika menjelaskan sesuatu persoalan kepada orang lain. Hal yang mencemaskan dia adalah daya tangkap orang lain untuk mengerti. Dengan pemikiran seperti itu, dia selalu mengulang penjelasan dan bertanya berulang-ulang, “Apakah anda mengerti?” Pertanyaan ini sering menimbulkan amarah dan kejengkelan dari orang lain. Hal ini mungkin serupa dengan ceritera penampakan Yesus. Namun kalau kita renungkan baik-baik, para murid ketika itu diliputi banyak perasaan saat menyaksikan Yesus dihukum mati. Mereka takut, cemas, bingung dan kehilangan akal. Karena itu ketika berita tentang penampakkan Yesus sampai kepada telinga mereka, mereka tidak percaya. Pertama, Yesus enampakkan diri kepada Maria Magdalena, lalu kepada dua orang dari para rasul. Mereka dengan penuh suka cita, berlari mendapatkan yang lainnya. Mereka memberitakan kabar suka cita tentang kebangkitan Yesus. Namun mereka masih diliputi perasaan-perasaan itu. Mata hati mereka masih tertutup oleh perasaan-perasaan setelah kematian Yesus. Kemudian, Yesus sekali lagi menampakkan diriNya kepada kesebelas rasul. Ketika mereka melihat Yesus, mereka menjadi percaya. Hati mereka bersuka ria melihat dan bertemu dengan Sang Penebus. Yesus menampakkan diri beberapa kali. Yesus berulang kali menampakkan diri agar para murid sungguh mengetahui, melihat dan merasakan kedekata Yesus. Dia ingin meyakinkan mereka bahwa Dia sungguh hidup. Dia tidak mati lagi, namun berada bersama mereka. Sering kali kita merasa begitu jauh dari Tuhan. Kita merasa begitu bahwa Tuhan tidak mendengarkan doa kita. Namun demikian Tuhan selalu dekat kepada kita. Dia selalu berada bersama kita. Marilah kita membuka diri untuk merasakan kedekatanNya. Semoga Injil hari ini menyentuh hati kita. Semoga kita membuka telinga kita untuk mendengarkan Berita keselamatan Allah. Semoga kita membuka mata kita untuk melihat Yesus yang hadir lewat saudara/i kita di sekeliling kita. Semoga kit membuka hati kita untuk merasakan kedekatan Tuhan di dalam hidup kita. Karena Dia selalu datang dan menjamah kita dengan RohNya yang kudus. Dia selalu menghendaki damai dan kebahagiaan manusia. Ini adalah kehendak Allah. Rm. Joseph, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 32 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Kerahiman Ilahi Kamis 27 April 2014 Yoh. 20:21 Hari Minggu Paskah II Hari Minggu Kerahiman Ilahi Kis. 2:42-47; Mzm. 118:2-4,13-15,22-24; 1Ptr. 1:3-9; Yoh. 20:19-31 “Damai sejahtera bagi kamu! Kerahiman Allah, belas kasihan Allah, kasih Allah itu sejatinya selalu sama setiap hari, selalu berlimpah, seperti samudra, selalu sangat luas dan dalam. Allah Bapa itu selalu sama kemarin, hari ini dan selama-lamanya, yang berubahubah itu kita manusia yang seringkali mengubah sejauh mana saya akan terbuka akan Kerahiman Ilahi itu. Waktu saya bertugas sebagai Diakon dan Pastor di Melbourne, tepat pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi, saya seringkali ditanya tentang besarnya indulgensi, atau potongan masa tahanan di api pencucian yang bisa kita peroleh di hari khusus ini. Saya agak terganggu dengan pertanyaan seperti ini. Kerahiman Allah itu bukan barang dagangan yang bisa dijual murah atau dapat potongan harga besar-besaran di hari-hari tertentu. Ketika Yesus mengembusi para murid-Nya dengan Roh Kudus, Ia tidak memberikan Roh Kudus setengahsetengah tapi seutuhnya. Ia memberikan nafas-Nya sendiri untuk murid-muridNya. Ia tidak mengasihi kita hanya pada hari-hari tertentu saja. Ia mengasihi kita setiap hari sama besarnya sekarang selalu dan sepanjang masa. Kita punya kecenderungan untuk untuk menilai diri sendiri dan bahkan menghakimi orang lain, tentang layak tidaknya seseorang itu menerima Kasih Allah hari ini. Bahkan kalau orang lain itu dipandang lebih beruntung terus dalam hidup atau bisnisnya lantas kita iri hati dan mulai berpikir, mungkin hari ini Allah lupa memberi kasih-Nya untuk saya. Mungkin nama saya terlewatkan dari daftar kasih, karena saya (sempat) berdosa. Kalau iman kita akan Kerahiman Ilahi itu masih dalam tahap ini, maka memang kita perlu suatu hari khusus untuk merayakan Pesta Kerahiman Ilahi, dan semoga kita selalu ingat bahwa Kerahiman Ilahi itu selalu sama kemarin, hari ini dan selama-lamanya. Amin. Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 33 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Regret, Repent & Rebirth Senin 28 April 2014 Yoh.3:3 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Petrus Chanel, Louis-Marie Grignion de Montfort, Lukhesius Kis. 4:23-31; Mzm. 2:1-3,4-6,7-9; Yoh. 3:1-8 Kalau Anda diberi pertanyaan “Seandainya Anda bisa terlahir kembali, ingin menjadi siapakah Anda?”. Mungkin bisa jadi menjadi seperti idola anda, artis, pejabat, atau apapun sesuai keinginan anda yang tidak tercapai selama menjadi diri Anda sekarang. Pertanyaan lanjutannya, apakah kita memang bisa terlahir kembali? Apakah iman Katolik mempercayai adanya reinkarnasi? Di dalam agama hindu, mereka mengenal proses reinkarnasi sebagai Punarbawa. Punarbawa berasal dari bahasa sansekerta dari kata Punar yang artinya kembali dan Bawa yang artinya lahir. Jadi Punarbawa adalah suatu kepercayaan tentang kelahiran yang berulang ulang atau suatu proses kelahiran yang biasa disebut dengan penitisan, reincarnatie atau samsara. Sedangkan dalam agama Budha, Setelah kematian, menurut agama Buddha Tibet, jiwa pergi berjalan melalui proses yang berlangsung selama empat puluh sembilan hari yang terbagi dalam tiga tahap yang disebut ” Bardo.” Di akhir bardo, orang baik masuk nirwana atau sebaliknya kembali ke bumi untuk kelahiran kembali. Nah, kalau katolik? Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci mengajarkan bahwa tidak ada reinkarnasi setelah kematian. Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1013 menuliskan sebagai berikut: Kematian adalah titik akhir penziarahan manusia di dunia, titik akhir dari masa rahmat dan belas kasihan, yang Allah berikan kepadanya, supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhir. “Apabila jalan hidup duniawi kita yang satu-satunya sudah berakhir” (Lumen Gentium 48), kita tidak kembali lagi, untuk hidup beberapa kali lagi di dunia. “Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja dan sesudah itu dihakimi” (Ibr 9:27) Sesudah kematian tidak ada “reinkarnasi”. Secara pikiran sederhana versi saya, saya mengartikan bahwa secara iman katolik, saya bisa dilahirkan kembali tapi bukan lantas seperti reinkarnasi yang mati lalu terlahir menjadi orang lain, tapi pertama - tama adalah dengan menyesali dosa saya, bertobat, dan lahir menjadi pribadi baru yang berjuang meninggalkan dosa dan mencari kerajaan Allah, tentu dengan bantuan Roh Kudus juga. Seperti lagunya Nikita “Ku telah mati dan tinggalkan cara hidupku yang lama, semuanya sia - sia dan tak berarti lagi... “ Maia Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 34 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com Dilahirkan Kembali Selasa 29 April 2014 Yoh 3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Peringatan wajib St.Katarina dr Siena Kis. 4:32-37; Mzm. 93:1ab,1c-2,5; Yoh. 3:7-15 Bacaan hari ini mengingatkan saya pada malam paskah 2009, 5 tahun yang lalu, dimana saya dibaptis menjadi Anak Allah. Pada malam itu, saya merasakan suka cita yang luar biasa. Saya merasakan diri saya terlahir kembali menjadi manusia baru. Disinilah saya merasakan peran Roh Kudus yang senantiasa bekerja dalam diri kita untuk selalu mengubah kita menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang mencerminkan Kasih Kristus dalam kehidupan kita Tuhan Yesus mengatakan “kamu harus dilahirkan kembali” (Yoh 3:7). Dilahirkan kembali oleh Roh yang diumpamakan seperti angin bertiup kemana ia mau, dimana kita bisa mendengar bunyinya tetapi kita tidak tahu darimana ia datang kemana ia pergi. Roh Kudus selalu bekerja dalam diri kita. Kita sering mendengarkan Allah berbicara kepada diri kita masing-masing melalui Roh Kudus. Tuhan punya banyak cara untuk mengajar kita hidup baru menjadi pribadi yang lebih baik. Walaupun terkadang kita sulit untuk mengerti rencana Tuhan dalam hidup kita. Menjadi pengikut Kristus berarti untuk menjalankan kehidupan seperti Yesus yang mana dalam banyak kesempatan Yesus mengajak setiap orang untuk meninggalkan kebiasaan lama dan mencoba mulai dengan suatu kebiasaan baru menjadi manusia yang baru sama sekali Tetapi kita harus percaya kepada Nya bahwa segala sesuatu yang berasal dari Tuhan adalah baik untuk kita. (Yoh 3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal). Kita sendirilah yang harus mengijinkan Roh Kudus sendiri bekerja dalam diri kita. Marilah kita berdoa Ya Tuhan Yesus, bantulah kami agar boleh mengalami rahmat kelahiran kembali dalam kuasa Roh Kudus- Mu. Amin. -Santo- Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 35 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 Bapaku yang Baik Rabu 30 April 2014 Yoh 3:16 “ Karena begitu besar kasih setia Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” Benediktus dari Urbino Kis 5:17-26; Mzm 34:2-3, 4-5, 6-7, 8-9; Yoh 3:16-21 Sepasang suami istri sangat merindukan kehadiran seorang anak, untuk melengkapi kebahagiaan keluarga mereka. Setelah 7 tahun menikah, pasangan ini belum dikaruniai anak, tapi mereka tetap tekun dalam doa karena mereka percaya bahwa semua sudah ada dalam rencana Tuhan. Setelah penantian yang cukup lama, akhirnya kabar bahagia itu datang. Pasangan ini sangat bahagia dan terus berdoa mengucap syukur, serta memohon kepada Tuhan agar anaknya kelak boleh menjadi anak yang terbaik bagi mereka. Tibalah saat yang dinantikan, kelahiran seorang bayi mungil. Kebahagiaan itu terusik setelah 3 hari kelahiran, ketika dokter memanggil sang suami. Dokter mengabarkan bahwa anaknya menderita gangguan mental yang sangat serius, sang suami menangis dan berdoa “apapun yang Engkau berikan kepada kami, kami tahu semuanya baik”. Sang suami tidak malu dan terus membanggakan anaknya kepada semua temannya. Ketika sudah remaja si anak ingin membahagiakan ayahnya. Dia bangun lebih awal dari biasanya, kemudian dia langsung ke dapur. Mengambil roti, memasukkan ke oven dan menyetelnya selama 10 menit. Tentu saja gosong. Mengolesi roti dengan selai keju kacang yang sangat banyak “harus yang banyak, supaya enak rasanya” pikirnya. Kemudian dia mengambil cangkir, memasukkan 5 sendok kopi bubuk. “Kalo 2 sendok saja sudah harum apalagi 5 sendok. Pasti ayah suka”. Kemudian mengambil telur, memanaskan panci, memecahkan telur, menuangkan isinya ke panci, dan langsung mengangkat dan menaruhnya di piring sambil berkata “kalo buatnya cepat, pasti ayah senang. Karena tidak perlu waktu lama”. Ketika sang ayah menerima sarapan dari anaknya, dia memakannya dan berdoa dalam hati “ Terimakasih Tuhan sudah mengaruniakan anak yang begitu menyayangi saya”. Terbayangkah seperti siapa ayah dan anak tersebut? Seperti itulah kita dengan Bapa kita. Seperti anak yang memberikan roti gosong, kopi pahit dan telur mentah, ayahnya menerima dengan senang hati, karena si anak memberikan dengan tujuan membahagiakan ayahnya. Ketika kita memberikan kehidupan kita pada Bapa, jangan khawatir dengan segala kekurangan kehidupan kita, karena Bapa menerima kita apa adanya. Dia menyayangi kita dengan semua yang ada dalam kita. Anak-Nya yang tunggal telah dikorbankan, untuk menebus kita dari segala dosa. Persembahkan apa yang kita miliki, untuk menyenangkanNya selalu.... Gbu Hilda Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 36 Fresh Juice ! Vol. 52 / 2014 www.DOJCC.com