Referat Kecil NERVUS FASIALIS

advertisement
Referat Kecil
NERVUS FASIALIS (N.VII)
Disusun oleh:
Robbitiya Syaharani
0708151242
Pembimbing:
dr. AMSAR AT, SpS
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS)
BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
2012
NERVUS FASIALIS
Perjalanan Nervus Fasialis (N VII)
Saraf fasialis mempunyai dua subdivisi yaitu murni motorik dan mempersarafi
otot-otot ekspresi dari wajah. Subdivisi tersebut merupakan saraf fasialis yang
sebenarnya, disertai oleh saraf yang jauh lebih tipis yaitu saraf Intermedius, yang
membawa saraf aferen otonom dan somatik, seperti juga serat eferen otonom.1
Nukleus motorik dari nervus fasialis terletak dibagian ventrolateral dari
tegmentum pontin dekat medulla oblongata. Sewaktu masih di tegmentum pons, akson
dari neuron pertama-tama berjalan kearah sudut pontoserebelar, dimana akson ini
muncul pada sambungan pontomedular tepat didepan saraf kranial VIII. Saraf
intermediet muncul diantara saraf fasialis dan vestibulokoklearis, kemudian ketiganya
berjalan ke lateral dalam meatus akustikus interna. Di dalam meatus, nervus fasialis dan
nervus intermediet berpisah dari nervus VIII dan berjalan ke lateral dalam kanalis
fasialis menuju ke ganglion genikulatum. Disini, kanalis fasialis membuat kelokan
tajam kearah kaudal. Diakhir kanalis, saraf fasialis keluar dari tulang tengkorak melalui
foramen stylomastoideum, kemudian serat motorik menyebar untuk mensarafi otot-otot
wajah. Otot- otot yang yang dipersarafi oleh nervus VII, melayani ekspresi fasial dan
berasal dari arkus brankialis kedua. Otot- otot orbikularis oris dan okuli, buksinator,
oksipital, frontal, stapedius, stilohioideus, digastrikus posterior dan platisma.1,2
Nukleus motorik dari saraf fasialis merupakan bagian dari beberapa arkus reflek.
Pada reflek kornea, impuls optik dari kolikulus superior dikiirimkan ke nukleus fasialis
di pons melalui traktus tektobulbar yang menyebabkan penutupan kelopak mata (reflek
berkedip). Sedangkan pada reflek stapedius, impuls akustikus dihantarkan dari nukleus
dorsalis badan trapezoid menuju nukleus fasialis dan menghasilkan relaksasi atau
kontraksi otot stapedius, tergantung dari kekuatan intensitas suara.1
2
Gambar 1. Perjalanan Nervus fasialis mensarafi otot-otot ekspresi dari wajah. 3
Nervus fasialis merupakan saraf motorik yang menginervasi otot-otot ekspresi
wajah. Selain itu saraf ini membawa serabut parasimpatis ke kelenjar ludah dan air mata
dan ke selaput mukosa rongga hidung dan mulut. Saraf ini juga menghantar berbagai
jenis sensasi yaitu sensasi eksteroseptif dari daerah gendang telinga, sensasi pengecapan
dari 2/3 bagian depan lidah, dan sensasi viseral umum dari kelenjar ludah, mukosa
hidung dan faring dan sensasi propioseptif dari otot-otot yang disarafinya.1,4
3
Serabut
General sensoris
Nukleus
Spinal Nervus Trigeminus
(afferen)
Fungsi
Membawa sensasi dari kulit
konka
aurikula,
daerah
kecil dibelakang telinga,
dan suplemen V3 yang
membawa
sensasi
dari
dinding meatus auditorius
eksternal
dan
membran
timpani eksternal
Spesial sensoris
Solitarius
Untuk sensasi rasa dari
(afferen)
Brankial motor
lidah 2/3 anterior
Motor kranial nervus VII
(efferen)
Untuk ekspresi wajah pada
otot
seperti
occipitalis,
frontalis,
orbicularis
oculi, corrugator supercilii,
procerus, nasalis, levator
labii
superiorus,
levator
labii superior alaeque nasi,
zygomaticus
major
dan
minor, levator anguli ris,
buccinator, orbicularis oris,
risorius
dan
sebagai
tambahan
mensuplai
platisma),
juga
stapedius,
stylohyoid.
Viseral motor
Salivator superior
(parasimpatik efferen)
Stimulasi
submandibular,
lakrimal,
dan
kelenjar sublingual serta
palatum durum dan mole.
Tabel 1. Serabut nervus fasialis dan fungsi
4
Lesi Pada Nervus Fasialis
Persarafan supranuklear dari otot-otot dahi mendapat inervasi dari kedua
hemisfer serebri, sedangkan otot ekspresi wajah sisanya mendapat persarafan secara
unilateral yaitu hanya dari girus presentralis kontralateral. Pada lesi sentral, jika terjadi
kerusakan supranuklear akibat suatu lesi, misalnya infak serebral, maka persarafan otototot dahi masih tetap bagus, masih bisa mengangkat alis dan memejamkan mata dengan
kuat. Sedangkan jika terjadi lesi saraf VII perifer, maka semua otot fasialis sesisi akan
mengalami kelumpuhan.1
Gambar 2. Persarafan Nervus Fasialis1
5
Gambar 3. Perbandingan Penampilan klinis pasien dengan lesi sentral (a) dan
perifer (b).1
Nukleus fasialis juga menerima impuls dari diencephalon yang mengarahkan
gerakan ekspresi emosional pada otot-otot wajah. Input lebih lanjut diperoleh dari
ganglia basalis. Kelainan pada ganglia basalis (penyakit Parkinson), mungkin terdapat
penurunan atau hilangnya ekspresi wajah (hipomimia atau amimia) seperti pada
penyakit Parkinson atau terdapatnya sindrom diskinesia seperti spasme hemifasial,
diskinesia fasial dan blefarospasme. 1
Jenis Kerusakan Saraf VII Yang Sering Terjadi
1. Paralisis Perifer
Paralisis perifer biasanya disebabkan oleh infeksi virus sepanjang perjalanan
saraf melalui kanalis fasialis. Penyebab paralisis fasialis lainnya termasuk
infeksi telinga tengah (otitis media), herpes zoster, Bell’s palsy, trauma.
Hasilnya adalah paralisis flaksid perifer dari semua otot yang melayani ekspresi
wajah, mencakup otot-otot dahi.
6
Gambar 4. Gambar komponen N VII dan deficit khas yangh disebabkan oleh lesi
pada berbagai tempat di sepanjang perjalanannya1
2. Paralisis Nuklear
Nukleus dapat mengalami kerusakan akibat penyakit degeneratif, sirkulatorius
dan proses peradangan. Karena hubungan topografi yang erat antara nukleus
7
fasialis atau serabut saraf abdusen, tidak jarang suatu penyakit tunggal
menyebabkan kerusakan kedua saraf tersebut.
3. Paralisis Supranuklear
Jaras supra nuklear dapat terganggu dimana saja. Satu penyebab yang mungkin
adalah infark yang disebabkan oleh obstruksi arteri karotis interna, arteri serebri
media, perdarahan massif atau perubahan vaskuler seperti hipertensi, tumor.
Kelumpuhan fasial supranuklear dapat terjadi akibat lesi kortikal kecil pada
bagian girus presentralis yang mewakili wajah.
PEMERIKSAAN N VII
A. Pada saat diam perhatikan :4,5
 Asimetris muka (lipatan nasolabial)
Bila asimetris (dari) muka jelas, maka hal ini disebabkan oleh kelumpuhan
jenis perifer. Dalam hal ini kerutan dahi menghilang, mata kurang dipejamkan, plika
nasolabialis mendatar dan sudut mulut menjadi lebih rendah. Pada kelumpuhan jenis
sentral (supranuklir) muka dapat simetris waktu istirahat, kelumpuhan baru nyata
bila penderita disuruh melakukan gerakan misalnya ; menyeringai.
 Gerakan-gerakan abnormal (tic fasialis, grimacing).
B. Atas perintah
1. Mengangkat alis, bandingkan kanan dan kiri
2. Menutup mata sekuatnya (perhatikan asimetris), kemudian pemeriksa mencoba
membuka kedua mata tersebut (bandingkan kekuatan kanan dan kiri)
Bila lumpuhnya berat, maka penderita tidak dapat memejamkan mata; bila
lumpuhnya ringan, maka tenaga pejaman kurang kuat. Hal ini dapat dinilai dengan jalan
mengangkat kelopak mata dengan tangan pemeriksa, sedangkan pasien disuruh tetap
memejamkan mata. Suruh pula pasien memejamkan matanya satu persatu. Hal ini
merupakan pemeriksaan yang baik bagi parese ringan. Bila terdapat parase, penderita
tidak dapat memejamkan matanya pada sisi yang lumpuh. Perlu diingat bahwa ada juga
orang normal yang tidak dapat memejamkan matanya satu persatu.
3. Memperlihatkan gigi atau menyeringai (asimetris)
4. Bersiul dan mencucur (asimetris/deviasi ujung bibir)
8
Perhatikan apakah hal ini dapat dilakukan dan apakah ada asimetris. Perhatikan
sudut mulutnya. Suruh penderita bersiul. Penderita yang tadinya dapat bersiul menjadi
tidak mampu lagi setelah adanya kelumpuhan. Pada penderita yang tidak kooperatif atau
yang menurun kesadarannya, dan tidak dapat disuruh menyeringai, dapat dibuat
menyeringai, bila kepadanya diberi rangsangan nyeri.
5. Meniup sekuatnya/menggembungkan pipi (bandingkan kekuatan udara dari pipi
masing-masing)
C. Sensorik Khusus (Pengecapan 2/3 depan lidah)
Kerusakan nervus VII, sebelum percabangan khorda timpani, dapat menyebabkan
ageusi (hilangnya pengecapan) pada 2/3 lidah bagian depan. Untuk memeriksanya
penderita disuruh menjulurkan lidah, kemudian kita taruh pada lidahnya bubuk gula,
kina, asam sitrat atau garam (hal ini dilakukan secara bergiliran dan diselingi istirahat).
Bila bubuk ditaruh, penderita tidak boleh menarik lidahnya kedalam mulut, sebab bila
lidah ditarik kedalam mulut, bubuk akan tersebar melalui ludah ke bagian lainya, yaitu
kesisi lidah lainnya atau kebagian belakang lidah yang persarafannya diurus oleh saraf
lain. Penderita disuruh menyatakan pengecapan yang dirasakan dengan isyarat,
misalnya 1 untuk rasa manis, 2 untuk rasa pahit, 3 untuk rasa asin dan 4 untuk rasa
asam. Pasien juga dapat menunjukkan rasa yang ia rasakan dengan teks yang telah
disiapkan pemeriksa.3
Kerusakan pada atau diatas nervus petrosus major dapat menyebabkan kurangnya
produksi air mata, dan lesi khorda timpani dapat menyebabkan kurangnya produksi
ludah.
9
D. Produksi kelenjar ludah
Dengan anamnesis (mengunyah makanan di rongga mulut yang sehat) atau palpasi
dengan jari (selaput lendir rongga mulut yang terlibat gangguan akan terasa lebih
kering/ sedikit dari pada yang sehat).
E. Hiperakusis
Dapat diperiksa dengan pemeriksa berdiri dibelakang pasien, kemudian pemeriksa
menepukkan tangan ke telinga sebelah kiri selanjutnya ke telinga sebelah kanan.
Tanyakan pada pasien apakah ada perbedaan kekerasan suara pada kedua telinga.
Suara-suara yang diterima oleh telinga pasien menjadi lebih keras intensitasnya (akibat
kelumpuhan N. Stapedius yang melayani otot stapedius)3
F. Refleks-refleks
1. Stapedial refleks
Pemeriksa menempatkan ujung kedua stetoskop masing-masing pada telinga kanan
dan kiri, kemudian dengan perlahan-lahan diafragma stetoskop diketuk dengan ujung
jari. Bila ada kelumpuhan otot stapedius, maka penderita akan berusaha dengan cepat
untuk melepaskan ujung stetoskop pada telinga yang terganggu (karena mendengar
suara yang keras sekali).
2. Refleks glabella
Pukulan singkat pada glabela mengakibatkan kontraksi singkat kedua otot
orbikularis okuli. Pada lesi perifer nervus fasialis, reflek ini berkurang atau negatif.
G. Gejala Chvostek 4,5
Gejala Chvostek dibangkitkan dengan jalan mengetok N. VII. Ketokan dilakukan
dibagian depan telinga. Bila positif, ketokan ini menyebabkan kontraksi otot yang
disarafinya. Pada tetani didapatkan gelaja Chvostek positif, tetapi ia dapat juga positif
pada orang normal. Dasar gejala Chvostek ialah bertambah pekanya nervus fasialis
terhadap rangsang mekanik.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Duus P. Topical Diagnosis in Neurology: Anatomy, Physiology, Sign, Simptom. 4 th
Edition. Stuttgart-Newyork: Thieme. 2005; 167-174.
2. Ropper, Brown. Adams and Victor’s Principles of Neurology. Edisi 8. New York:
Mc-Graw Hill companies. 2005; 167-175.
3. Pauwels,WL, Elizabeth JA, Patricia AS, Sian DC. Cranial Nerves in Health and
Disease.Canada.2002;116-138
4.
Lumbantobing SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. FKUI;
Jakarta. 2006. Hal 55-60.
5. Campbell WW. Dejongs The Neurologic Examination. Philadelphia. Lippincott
Williams & Wilkins. 2005.
11
Download