93 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Lebih dari separuh contoh berumur 17 tahun, tergolong pada kategori anak tengah (SMA Negeri 3) dan anak sulung (SMA Insan Kamil) serta berasal dari keluarga dengan ukuran sedang (5-6 orang). Persentase terbesar contoh dominan pada tipe kepribadian ekstrovert, memiliki orangtua dengan kategori usia dewasa madya, dan pendidikan tertinggi orangtua adalah perguruan tinggi (ayah) dan tamat SMA (ibu). Hampir seluruh contoh mempunyai rencana jangka pendek meneruskan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Proporsi terbesar contoh termasuk ke dalam kategori cukup penting cita-cita dan tujuan. Persentase terbesar ayah contoh di SMA Negeri 3 memiliki pekerjaan utama sebagai karyawan swasta, sedangkan pada SMA Insan Kamil memiliki proporsi yang sama sebagai pegawai negeri, wiraswasta, dan karyawan swasta. Proporsi terbesar pendapatan keluarga pada kedua sekolah contoh yaitu terletak pada kisaran Rp 2.5 juta – Rp 5 juta. Seluruh contoh juga disediakan fasilitas dan sarana belajar di rumah. Persentase terbesar contoh memiliki interaksi dengan ayah cukup baik. Lebih dari separuh contoh memiliki komunikasi dengan ayah cukup baik. Sebagian besar contoh memiliki keeratan dengan ayah cukup baik. Selain itu, persentase tertinggi contoh memiliki kualitas interaksi dengan ayah cukup puas. Sebagian besar ayah contoh memiliki harapan sedang terhadap masa depan contoh setelah Ujian Nasional. Sebagian besar contoh termasuk dalam kategori cukup baik berinteraksi dengan guru dan teman. Selain itu, sebagian besar contoh juga memiliki interaksi dengan sekolah cukup baik. Persentase terbesar contoh memiliki nilai kognitif dengan kategori sedang (65-80) dan ada perbedaan di kedua sekolah. Prestasi akademik berdasarkan nilai psikomotorik memiliki proporsi yang sama dengan kategori sedang dan tinggi (SMA Negeri 3) dan kategori sedang (SMA Insan Kamil). Selain itu, nilai afektif contoh tergolong kategori baik (SMA Negeri 3) dan baik sekali (SMA Insan Kamil). Persentase terbesar contoh di kedua sekolah berada dalam kategori tingkat stres sedang. Persentase contoh di SMA Negeri 3 yang mengalami tingkat stres tinggi lebih banyak dibandingkan persentase contoh di SMA Insan Kamil dalam kategori tersebut. 94 Semakin baik interaksi dengan sekolah, maka tingkat stresnya akan semakin menurun. Semakin ekstrovert, maka semakin baik interaksi dengan teman. Semakin erat interaksi contoh dengan ayah, maka semakin baik pula interaksi dengan sekolah. Semakin erat interaksi contoh dengan ayah, maka tujuan hidup dan cita-cita semakin tinggi prioritasnya. Selain itu, semakin tinggi harapan ayah terhadap contoh, maka tujuan hidup dan cita-cita akan semakin tinggi prioritasnya. Jenis kelamin, besar keluarga, kepribadian, interaksi ayah, dan umur ibu memiliki pengaruh nyata terhadap tingkat stres contoh. Tingkat stres banyak dialami oleh remaja perempuan, berasal dari keluarga dengan ukuran besar, bertipe kepribadian ekstrovert, kurangnya interaksi dengan ayah, dan umur ibu yang lebih muda. Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi contoh dengan sekolah berhubungan dengan tingkat stres. Oleh karena itu, hendaknya sekolah terutama guru dalam menghadapi Ujian Nasional sudah memberikan persiapan sedini mungkin baik psikis dan mental siswa dengan pendalaman materi dan latihan soal-soal dengan cara menarik sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Selain itu, berjalannya fungsi bimbingan konseling siswa bukan hanya memberikan informasi seputar UN melainkan motivasi dan membantu siswa tenang menghadapi UN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi dengan ayah mempengaruhi stres anak. Berdasarkan hal ini, ayah hendaknya mempunyai waktu banyak untuk bertukar pikiran, mendukung, dan mengatasi masalah anaknya terutama saat menghadapi Ujian Nasional. Walaupun ibu sebagai pengasuh utama dalam keluarga, tetapi ayah tidak boleh meninggalkan perannya sebagai pengarah perkembangan di masa depan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja perempuan rentan terhadap stres. Oleh karena itu, hendaknya ayah lebih memperhatikan remaja perempuan dengan tidak membeda-bedakan jenis kelamin. Saran untuk pengembangan ilmu keluarga yaitu adanya penelitian dengan membandingkan antara sekolah dengan kategori sekolah yang