BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya dapat memanfaatkan sumber daya yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban pihak manajemen terkait pemanfaatan dan kondisi berbagai sumber daya serta penggambaran kinerja perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), baik itu pihak internal maupun eksternal, dapat menggunakan informasi yang tersedia di dalam laporan keuangan tersebut untuk pengambilan keputusan di masa mendatang. Terdapatnya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dan pemakai laporan keuangan ini menyebabkan perlu adanya pihak ketiga, dalam hal ini auditor eksternal, yang dianggap independen untuk menjembatani kedua pihak tesebut. Auditor eksternal bertugas untuk memberikan keyakinan yang memadai terkait kewajaran penyajian laporan keuangan yang disesuaikan dengan standar akuntansi yang berlaku. Independensi merupakan hal yang sangat penting bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya karena independensi dapat mempengaruhi kualitas audit. Menurut DeAngelo (1981a), kualitas audit merupakan probabilitas bagi seorang auditor untuk dapat menemukan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien dan melaporkan pelanggaran tersebut. Probabilitas temuan pelanggaran ini tergantung pada kemampuan teknis auditor, prosedur audit yang digunakan, dan sampel yang 1 digunakan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa probabilitas penemuan pelanggaran klien dipengaruhi oleh kompetensi auditor. Sementara probabilitas untuk melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi tergantung pada independensi auditor kepada kliennya. Auditor yang tidak independen dapat saja tidak melaporkan penyimpangan akuntansi yang dilakukan oleh klienya dalam pelaporan keuangan sehingga mempengaruhi kualitas audit. Menurut studi literatur Lin dan Tepalagul (2015), independensi auditor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu client importance, pemberian jasa selain jasa audit, masa kerja auditor (auditor tenure), dan afiliasi klien dengan Kantor Akuntan Publik (KAP). Terjadinya skandal akuntansi yang menimpa Enron dan Wordlcom yang diikuti oleh runtuhnya KAP Arthur Andersen memberikan dampak yang besar terhadap dunia akuntansi dan profesi akuntan publik. Kasus ini membuat publik mempertanyakan independensi KAP dan mengisyaratkan bahwa nama besar sebuah KAP belum tentu akan menjadi jaminan adanya kualitas audit yang baik. Beberapa pihak berpendapat bahwa hal ini dapat diakibatkan karena adanya hubungan kerja yang panjang sehingga auditor menganggap klien tersebut adalah klien yang penting yang dapat menjadi sumber pendapatan yang pada akhirnya mempengaruhi independensi auditor (Atik, 2014). Auditor dalam melaksanakan tugasnya menerima bayaran dari kliennya. Menurut Kerler dan Brandon (2010) client importance merupakan kepentingan keuangan relatif dari klien kepada auditor. Jumlah bayaran yang besar dapat menyebabkan ketergantungan auditor terhadap klienya. Hal ini akan mempererat 2 hubungan ekonomis auditor dengan klienya sehingga dapat mengurangi independensi auditor (DeAngelo, 1981a). Dampak dariclient importance terhadap kualitas audit telah banyak menarik perhatian para peneliti. Namun sampai saat ini hasil penelitian terkait belum konklusif karena memberikan hasil yang berbeda. Chung dan Kalapur (2003) tidak menemukan pengaruh yang signifikan antara client importance dan kualitas audit dengan proksi abnormal accruals. Hasil penelitian Craswell et al. (2002) seperti dikutip oleh Sharma et al. (2011) tidak memenukan hubungan client importance terkait kecendrungan auditor dalam menerbitkan qualified audit report. Sementara itu hasil penelitian Hossain et al.(2016) menemukan bahwa kualitas audit tergolong rendah jika terdapat keterikatan (interlocks) antara anggota komite audit yang menjadi anggota di dua perusahaan berbeda dengan auditor yang mengaudit dua perusahaan tersebut. Auditor dapat bias dalam menerbitkan opini going concern dan memberi kelonggaran pada klien terkait manajemen laba. Penelitian terkait client importance di Indonesia masih tergolong sedikit. Penelitian yang dilakukan oleh Atik (2014) dan Dianti (2016) menunjukan bahwa client importance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Sementara Febria dkk (2014) tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas terkait hasil empiris client importance terhadap kualitas audit yang belum konklusif, maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh Client Importance Terhadap Kualitas Audit”. Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan objek penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. 3 1.2 Rumusan Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku melalui serangkaian proses yang panjang sehingga menjadi barang jadi untuk dipasarkan. Proses ini membutuhkan tenaga kerja dan berbagai peralatan dalam jumlah yang relatif besar sehingga membutuhkan sumber dana yang besar pula. Perusahaan manufaktur sebagai sektor yang jumlahnya paling banyak terdaftar di BEI telah memberikan manfaat yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Misalnya pada tahun 2014 dan 2015, perusahaan manufaktur tercatat memberikan kontribusi masing-masing 17,85 dan 18,1% terhadap PDB nasional (Kemenprin, 2016). Berdasarkan peran perusahaan manufaktur ini, maka tentu saja menarik perhatian berbagai investor untuk menyalurkan dananya. Peran auditor dalam melakukan audit yang berkualitas sangatlah diperlukan untuk pemgambilan keputusan investor. Independensi auditor dalam melakukan audit dapat saja terpengaruh jika auditor menganggap klienya sebagai klien yang tergolong penting yang dapat dilihat misalnya dari total aset klien atau fee audit yang diperoleh. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh client importance terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 4 2013-2015? Penelitian ini juga akan melihat pengaruh tersebut dengan menambahkan variabel kontrol seperti leverage dan KAP Big-4. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris tentang pengaruh client importance terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2015. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Menjadi bahan diskusi dan mendorong dilakukan penelitian selanjutnya terkait pengaruh client importance pada kualitas audit yang masih tergolong sedikit di Indonesia. b. Menjadi masukan bagi profesi akuntan publik dan regulator dalam meningkatkan pemberian jasa audit yang berkualitas. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut BAB 1 Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang dilakukanya penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang landasan teori yang menjadi dasar dilakukanya penelitian, ringkasan penelitian terdahulu yang mendukung terbentuknya kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Bab 3 Metoda Penelitian Bab ini menjelaskan desain penelitian, sampel yang digunakan, kriteria yang ditetapkan dalam pemilihan sampel, variabel yang diteliti dan cara pengukuranya serta teknik analisis. Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi tentang jumlah data akhir yang diteliti, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Bab 5 Penutup Bab ini berisi tentang jawaban atas tujuan penelitian serta keterbatasan penelitian dan saran bagi kemungkinan dilakukannya penelitian di masa mendatang. 6