1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mutu pelayanan merupakan hal yang penting bagi instansi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit. Indikator mutu pelayanan yang baik bagi rumah
sakit dapat dilihat dari tingkat efektivitas dan efisiensi sistem dalam melayani
pasien. Rumah sakit dituntut untuk senantiasa meningkatkan perbaikan sistem
secara nyata dan berkesinambungan.
Pelayanan farmasi merupakan pelayanan yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dewasa ini pelayanan farmasi rumah
sakit dituntuk membangun paradigma sebagai pelayanan yang berorientasi kepada
pasien sesuai mutu pelayanan farmasi.
Mutu pelayanan farmasi rumah sakit
sesuai dengan Kepmenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004
adalah pelayanan
farmasi yang menunjuk pada kesempurnaan pelayanan dalam mencapai kepuasan
pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata – rata masyarakat, serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standar pelayanan profesi yang ditetapkan
dengan kode etik proses farmasi. Hal ini diperjelas oleh SK Menteri Kesehatan
Nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999 bahwa pelayanan farmasi harus berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan
farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Hal ini yang
mendorong pelayanan farmasi rumah sakit untuk senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan dalam rangka mencapai kepuasan pasien.
Salah satu indikator yang menjadi perhatian utama dalam mutu pelayanan
farmasi yaitu waktu tunggu pasien. Wensing et al. (2002) memaparkan bahwa
mengurangi waktu tunggu dapat meningkatkan kepuasan pasien. Pasien lebih
memilih pelayanan farmasi dengan tingkat pelayanan yang tinggi, oleh karena itu
pelayanan yang memiliki waktu tunggu yang lebih lama cenderung dihindari
(Stanford et al., 2013). Hal ini dikarenakan waktu tunggu yang lama
mengakibatkan banyak kerugian yang dialami oleh pasien. Bahadori et al. (2013)
1
2
memaparkan dampak dari waktu tunggu yang terlalu lama dapat meningkatkan
resiko kesakitan pasien dan menimbulkan socio-economic cost. Alofabi et al.
(2005) dan Piero et al. (2008) lebih lanjut mengemukakan bahwa waktu tunggu
yang lama mempengaruhi efisiensi farmasi dan menyebabkan ketidakpuasan
pasien.
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta memiliki kebijakan mutu
untuk
memberikan layanan yang cepat, tepat, komunikatif dan terpadu sesuai dengan
standar mutu sehingga menghasilkan pelanggan yang puas dan setia. Oleh karena
itu Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta berkomitmen untuk senantiasa
melaksanakan dan meningkatkan keefektifan sistem mutu. Salah satu mutu yang
ingin dicapai Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yaitu dalam meminimalkan
waktu tunggu pasien pada Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 standar
pelayanan minimal untuk waktu tunggu pelayanan obat paten yaitu  30 menit
dan waktu tunggu pelayanan dari obat racikan yaitu  60 menit. Pada studi
pendahuluan waktu tunggu pelayanan obat paten di Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yaitu rata – rata lebih dari 30 menit, sedangkan
waktu tunggu pelayanan obat racikan rata – rata lebih dari 60 menit. Penelitian
terkait waktu tunggu pasien di Instalasi Farmasi Rawat Jalan perlu dilakukan
untuk mencapai standar minimal pelayanan yang telah ditentukan.
Waktu tunggu pasien di instalasi farmasi dipengaruhi oleh waktu proses
pelayanan farmasi. Waktu proses pelayanan farmasi yang paling berpengaruh
pada tingginya waktu tunggu pasien yaitu waktu proses dispensing obat, oleh
karena itu diperlukan suatu solusi yang dapat menekan waktu proses dispensing
obat. Di sisi lain menekan waktu proses dispensing obat dapat meningkatkan
resiko error dalam proses pendistribusian obat kepada pasien, resiko lain yang
ditimbulkan yaitu meningkatkan kesalahan dalam penakaran dosis obat .
Dalam upaya peningkatan sistem pelayanan, Rumah Sakit Bethesda
memiliki kebijakan untuk menggunakan automated drug dispensing machine
(ADDM) yang berfungsi untuk melakukan proses dispensing obat paten secara
3
otomatis, dimana sebelumnya proses dispensing obat paten dilakukan secara
manual oleh asisten apoteker. Penggunaan ADDM ini diharapkan dapat
mempercepat proses pelayanan kepada pasien sehingga dapat mereduksi waktu
tunggu pasien di instalasi farmasi tanpa meningkatkan resiko error dalam
pendistribusian dan penakaran dosis obat. Penggunaan ADDM ini menggantikan
tugas dari asisten apoteker, sehingga hal ini menjadi pertimbangan bagi pihak
Rumah Sakit Betheda Yogyakarta untuk melakukan re-alokasi asisten apoteker.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka diperlukan suatu penelitian yang
bertujuan melakukan simulasi pada sistem pelayanan instalasi farmasi Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta dengan tujuan meminimasi waktu tunggu pasien
melalui penggunaan ADDM dan re-alokasi asisten apoteker ke klinik. Teknik
simulasi dipilih karena dapat menyelesaikan masalah – masalah kompleks pada
rumah sakit seperti masalah yang sering dihadapi instalasi farmasi. Teknik
simulasi menjadi solusi untuk memecahkan permasalahan yang tidak bisa
diselesaikan melalui teknik analitik biasa. Selain itu melalui teknik simulasi
peneliti dapat melakukan perubahan konfigurasi untuk mendapatkan berbagai
alternatif yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem.
Penelitian ini menggunakan salah satu teknik simulasi yaitu discrete event
simulation untuk menganalisis aliran pasien dari klinik ke instalasi farmasi rawat
jalan guna mendapatkan rancangan model yang sesuai, sehingga dapat ditentukan
keputusan yang paling tepat untuk meminimasi waktu tunggu pasien.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang ada maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu: melakukan analisis aliran pasien dari klinik ke Instalasi
Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta menggunakan metode
simulasi dengan tujuan meminimasi waktu tunggu pasien melalui penggunaan
automated drug dispensing machine dan re-alokasi asisten apoteker.
4
1.3
Asumsi Dan Batasan Masalah
Peneliti menetapkan batasan penelitian supaya fokus pada permasalahan
yang dikaji dan mendapatkan penyelesaian yang tepat dan sesuai. Batasan dalam
penelitian ini antara lain:
1.
Objek penelitian adalah klinik dan sistem Instalasi Farmasi Rawat Jalan
di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
2.
Penelitian ini tidak menggunakan pertimbangan faktor biaya dalam
menentukan keputusan.
3.
Penelitian hanya terbatas pada hari kerja Senin - Sabtu yaitu dari pukul
07.00 sampai dengan pukul 14.00.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan simulasi pada sistem
pelayanan Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
dengan tujuan meminimasi waktu tunggu pasien melalui penggunaan automated
drug dispensing machine dan re-alokasi asisten apoteker.
1.5
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil sebagai bahan acuan
bagi rumah sakit khususnya di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta dalam meningkatkan sistem pelayanan kepada pasien.
Download