1.1. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan.
Angka kematian di seluruh dunia akibat penyakit kardiovaskuler adalah 30%, dari
semua penyebab kematian (laporan WHO tahun 2004). Terjadi satu kematian akibat
penyakit kardiovaskular setiap dua detik, serangan jantung setiap lima detik dan
akibat stroke setiap enam detik. Bisa dibayangkan berapa banyak orang yang
meninggal saat kita sedang menghabiskan waktu kita selama 10 menit menyantap
makan siang. Setiap tahunnya diperkirakan 17 juta orang meninggal akibat penyakit
kardiovaskular dengan angka yang terus menaik. Pada tahun 2005, angka kematian
akibat penyakit kardiovaskular mencapai 17,5 juta. Sekitar 7,6 juta diantaranya
terjadi karena penyakit jantung koroner dan 5,7 juta karena stroke. Diperkirakan
kematian global akibat penyakit kardiovaskular mencapai sekitar 25 juta pada tahun
2020. Ini merupakan angka yang cukup menghebohkan, meskipun di tahun-tahun
berikutnya bisa lebih menghebohkan lagi.
Sementara dari sekitar 10 juta orang di dunia yang selamat dari stroke setiap
tahunnya, lebih dari 5 juta diantaranya mengalami cacat permanen. Hal ini
disebabkan penyakit stroke membuat darah muncrat keluar dari pembuluh darah
yang pecah di sekitar otak dan menghancurkan sel-sel otak yang seharusnya
terlindungi dari gangguan apapun. Mereka yang mengalami kecacatan akibat
penyakit stroke cenderung tidak bisa bekerja dan produktif lagi seperti orang dewasa
yang sehat sehingga menjadi beban tersendiri bagi keluarga dan masyarakat. Pada
tahun 2020, penyakit kardiovaskular diperkirakan menempati posisi yang lebih tinggi
di atas penyakit menular sebagai penyebab kecacatan terbesar di seluruh dunia.
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian yang utama di seluruh
dunia. Penyakit ini menyerang penduduk di negara-negara maju maupun negara
berkembang di dunia. Penyakit ini merupakan penyakit yang umumnya terbatas
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
1
pada orang dewasa dan orang tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas, karena
usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit kardiovaskuler, namun
hal yang mengkhawatirkan adalah kecenderungan terdapat semakin banyaknya
orang-orang usia muda yang menderita penyakit ini di seluruh dunia. Hal ini bisa
terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan
modern. Kemajuan di bidang pariwisata, komunikasi, informasi, dan cara berpikir
justru menjadi pedang bermata dua yang dapat digunakan oleh manusia untuk
memajukan kepentingannya atau justru menghancurkan diri sendiri.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh,
negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap
cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap
saji (fast food), makanan berkadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman
beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya
hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut
merupakan faktor-faktor penyebab penyakit kardiovaskuler. Masyarakat hanya ingin
menikmati pemuasan perutnya saja, tanpa berpikir bahwa apa yang dia makan dan
kerjakan saat ini mungkin saja merupakan faktor penentu kelangsungan hidupnya
kelak. Orang tidak akan berpikir untuk berhenti ketika menikmati makanan cepat saji
karena rasa yang dihidangkan. Akan tetapi jika saja mereka memahami dengan baik
bahwa makanan cepat saji yang beredar adalah makanan yang tidak memiliki gizi
dan merupakan salah satu faktor pembunuh jantung, mereka mungkin akan
langsung berhenti makan dan membuangnya. Hal ini berlaku juga untuk kebiasaan
merokok, minum minuman beralkohol, kurang berolahraga, dan lain-lain.
Pengobatan penyakit kardiovaskuler dimulai dari usaha mengubah gaya hidup
dalam hal jenis makanan, kebiasaan olah raga dan mengurangi faktro resiko yang
dikenal seperti minum alkohol dan merokok. Hal-hal ini kemudian dipadukan
dengan obat-obatan yang dapat menjadi pilihan pengobatan jangka panjang bagi
pasien.
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
2
1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimana Pengertian Obat Kardiovaskuler ?
 Bagaimana Sintesa Obat Bradiaritmia “ Atropin Sulfat” dan Mekanisme
Kerjanya ?
 Bagaimana Identifikasi “ Atropin Sulfat” ?
 Apa saja contoh obat “ Atropin Sulfat “ ?
1.3 Tujuan




Untuk Mengetahui Bagaimana Pengertian Obat Kardiovaskuler
Untuk Mengetahui Bagaimana Sintesa Obat Bradiaritmia “ Atropin Sulfat”
Untuk Mengetahui Bagaimana Identifikasi “ Atropin Sulfat ”
Untuk Mengetahui Apa Saja Contoh Obat “ Atropin Sulfat “
1.4 Manfaat




Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Pengertian Obat Kardiovaskuler
Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Sintesa Obat Bradiaritmia “ Atropin Sulfat ”
Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Reaksi Identifikasi “ Atropin Sulfat ”
Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Apa saja contoh obat “ Atropin Sulfat
BAB II
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
3
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Obat Kardiovaskuler
Obat kardiovaskular adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah atau
mengobati penyakit kardiovaskular (buluh jantung). Penyakit ini menempati ururtan
pertama sebagai penyebab kematian di banyak Negara. Di Amerika sekitar 51%
kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Untuk pengobatan penyakit
buluh jantung dapat digunakan kardiotonik, obat antiaritmia, obat antihipertensi atau
diuretika.Untuk pengobatan beberapa penyakit buluh darah dapat dilakukan dengan
cara pembedahan dan diberikan vasodilator, obat antihipertensi, obat untuk
aterosklerosis atau antilipemik, obat antiangina dan antikoagulan.Berdasarkan efek
farmakologisnya obat kardiovaskular dibagi menjadi enam kelompok, yaitu
kardiotonik, obat antiaritmia, obat antihipertensi, obat antiangina, vasodilator dan
obat antilipemik.
Kardiotonik adalah obat yang dapat meningkatkan
kekuatan kontraksi
jantung & menunjukanj efek penting pada eksitabilitas (mudah dirangsang),
automatisitas & kecepatan konduksi jantung kardiotonik terutama di gunakan di
gunakan untuk pengobatan payah jantung kongestif, fibrilasi & denyut atrial serta
pengobatan takikardia atrial paroksismal. Pada pengobatan takiaritmia atau
kegagalan ventrikular akut, sebagai pilihan adalah Ouabain & deslanatosid C karena
mempunyai awal kerja cepat dan dapat diberikan secara intravena untuk keadaan
yang kurang akut atau kronik diberikan daun digitalis atau digitoksin secara oral
karena mempunyai masa kerja yg panjang.
Digitoksin mempunyai awal kerja & masa kerja yang cukup (moderat) Indeks
terapetik obat kardiotonik relatif sama, mempunyai
batas keamanan yg sempit,
dosis pengobatan 50-60% dosis toksik penggunaan jangka panjang glkosida jantung
menimbulkan intoksikasi digitalis dgn gejala awal penurunan nafsu makan, salivasi,
mual, muntah & diare. Efek samping umum adalah timbulnya hipokalemi.
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
4
Mekanisme kerja glikosida jantung masih belum sepenuhnya diketahui. Ada 3
hipotesis tentang mekanisme kerja glikosida Jantung yaitu:

Mempengaruhi pergerakan ion Na dan K dalam melewati membrane

miokardial sehingga sel kehilangan ion K
bekerja secara langsung pada protein kontraktil, yaitu pada aktin & miosin

dari miokardial
meningkatkan kadar ion Ca dalam sel dengan melepaskan kation tersebut
dari tempat ikatannya dan meningkatkan pemasukan ion melalui membran
sel.
Obat Antiaritmia adalah senyawa yang digunakan untuk memperbaiki atau
memodifikasi irama jantung sehingga menjadi normal. Aritmia jantung disebabkan
oleh
kelainan
pembentukan
rangsangan
elektrik
dan
gangguan
konduksi
rangsangan melalui miokardium. Kerja Obat antiaritmia adalah dengan memodifikasi
secara langsung atau tidak langsung makromolekul yang mengontrol aliran ion
transmembran miokardial. Obat antiaritmia menurunkan otomatisitas pacu jantung
ektropik lebih daripada nodus sinoatrial. Hal ini terutama dicapai dengan
menghambat secara selektif saluran natrium atau saluran kalsium daripada sel yang
didepolarisasi.
Obat penghambat saluran yang berguna untuk pengobatan mempunyai
afinitas tinggi untuk saluran aktif (yaitu selama fase 0) atau saluran inaktif (selama
fase 2) tetapi afinitasnya sangat rendah untuk saluran lainnya.Karena itu, obat ini
menghambat aktifitas listrik apabila ada takikardia yang cepat (banyak saluran aktif
dan tidak aktif per satuan waktu) atau ada potensial istirahat hilang secara bermakna
(banyak saluran tidak aktif selama istirahat).Kerja tersebut sering digambarkan
sebagai “ use dependent atau state dependent “ yaitu saluran yang sering digunakan
atau dalam status inaktif,yang lebuh mudah dihambat. Saluran dalam sel normal
yang dihambat oleh obat selama siklus normal aktif atau tidak aktif akan segera
melepaskan obat dari reseptor selama bagian siklus istirahat. Saluran dalam otot
jantung yang didepolarisasi secara kronis (yaitu mempunyai potensial istirahat lebih
positif dari pada -75mV ) akan pulih dari hambatan secara sangat lambat . Pada
aritmia reentry, yang tergantung pada hantaran yang tertekan secara kritis,
kebanyakan obat antiaritmia memperlambat hantaran lebih lanjut melalui satu atu
kedua mekanisme.
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
5

Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
Peradangan jantung, misalnya demam rematik, peradangan miokard (miokarditis

karena infeksi).
Gangguan sirkulasi koroner (arterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),

misalnya iskemia miokard, infark miokard.
Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti


aritmia lainnya.
Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).
Gangguan pada pengaturan susunan saraf otonom yang mempengaruhi kerja




dan irama jantung
Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis).
Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung.
Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung).

Macam – Macam Aritmia
Sinus Takikardi
Meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG adalah :
laju gelombang lebih dari 100 X per menit, irama teratur dan ada gelombang P tegak
disandapan I,II dan aVF.

Sinus bradikardi
Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang terpenting pada ECG adalah
laju kurang dari 60 permenit, irama teratur, gelombang p tgak disandapan I,II dan
aVF.

Komplek atrium premature
Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus menyebabkan
kompleks atrium prematur, timbulnya sebelu denyut sinus berikutnya. Gambaran
ECG menunjukan irama tidak teratur, terlihat gelombang P yang berbeda bentuknya
dengan gelombang P berikutnya.

Takikardi Atrium
Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu kompleks atrium
prematur sehingga terjadi reentri pada tingkat nodus AV.

Fluter atrium.
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
6
Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cept dan
teratur, dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan atau aVF seperti
gambaran gigi gergaji.

Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah reentri
multipel. Aktifitas atrium sangat cepat.sindrom sinus sakit.



Komplek jungsional premature
Irama jungsional
Takikardi ventrikuler
2.2
Sintesa Obat “ ATROPIN SULFAT” dan Mekanisme Kerjanya
Rumus Bangun
Atropin adalah salah satu jenis alkaloid
yang banyak di temukan pada famili solanaceae
salah satunya adalah kecubung (datura metel
linn).Kecubung (Datura metel linn) merupakan
tumbuhan C3. Pada Datura metel, fiksasi karbon
awal terjadi melalui rubisco, enzim siklus Calvin
yang
menambahkan
CO2
pada
ribulosa
bisfosfat. Disebut tumbuhan C3 karena produk
fiksasi karbon organik pertama adalah senyawa
berkarbon tiga, 3-fosfogliserat. Pada tanaman ini banyak mengandung alkaloid salah
satunya adalah atropin. Atropin yang di peroleh pada tanaman kecubung (datura
metel,linn) termasuk dalam metabolit sekunder jenis alkaloid. Alkaloid adalah
senyawa basa nitrogen organik yang terdapat dalam tumbuhan. Kebanyakan
alkaloid menunjukkan aktivitas fisiologis tertentu sehingga metabolit sekunder ini
banyak di gunakan sebagai obat.
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
7
Pada umumnya alkaloid mengandung satu atom nitrogen, akan tetapi
beberapa alkaloid (misalnya ergometrin,fisostigmin,kafein) mempunyai lebih dari
satu nitrogen dalam molekulnya. Atom nitrogen dapat sebagai amin primer
(RNH₂),amin sekunder (R₂NH),amin tersier (R3N),senyawa amonium kuartener
(R4N⁺X⁻).
Atropin merupakan senyawa yang berbentuk kristal putih,rasa sangat
pahit,titik lebur 115° dan terdiri dari amine antimuscarinic tersier. Atropin merupakan
antagonis reseptor kolinergik yang diisolasi dari Atropa belladona L, Datura
stramonium L dan tanaman lain dari family Solanaceae. Atropin merupakan agen
preanestesi yang digolongkan sebagai antikolinergik atau parasimpatolitik. Atropin
sebagai prototip antimuskarinik mempunyai kerja menghambat efek asetilkolin pada
syaraf postganglionik kolinergik dan otot polos. Hambatan ini bersifat reversible dan
dapat diatasi dengan pemberian asetilkolin dalam jumlah berlebihan atau pemberian
antikolinesterase.
Atropin dapat menimbulkan beberapa efek, misalnya pada susunan syaraf
pusat, merangsang medulla oblongata dan pusat lain di otak, menghilangkan tremor,
perangsang respirasi akibat dilatasi bronkus, pada dosis yang besar menyebabkan
depresi nafas, eksitasi, halusinasi dan lebih lanjut dapat menimbulkan depresi dan
paralisa medulla oblongata. Efek atropin pada mata menyebabkan midriasis dan
siklopegia. Pada saluran nafas, atropin dapat mengurangi sekresi hidung, mulut dan
bronkus. Efek atropin pada sistem kardiovaskuler (jantung) bersifat bifasik yaitu
atropin tidak mempengaruhi pembuluh darah maupun tekanan darah secara
langsung dan menghambat vasodilatasi oleh asetilkolin. Pada saluran pencernaan,
atropin sebagai antispasmodik yaitu menghambat peristaltik usus dan lambung,
sedangkan pada otot polos atropin mendilatasi pada saluran perkencingan sehingga
menyebabkan retensi urin.
Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam
amino yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin
yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan alkaloid
indol. Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi
mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder, dan suatu
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
8
senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi rangkap
oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat juga ditemukan
dalam biosintesis alkaloid. Sedangkan biosintesis dari atropin adalah ornithine
disatukan secara stereospesifik membentuk cincin pyrrolidine. Sisa 3 atom C
diperoleh dr asetat menghasilkan separuh piperidine. Metilasi via transmetilasi Sadenosilmetionin menyempurnakan inti tropin. Fenilalanin merupakan prekursor
tropic acid. Rantai samping fenilalanin mengalami penataan ulang intramolekuler
selama proses konversi. Esterifikasi tropic acid dengan tropine menghasilkan atropin
dan hyoscyamine.
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja Atropine memblok aksi kolinomimetik pada reseptor
muskarinik secara reversible (tergantung jumlahnya) yaitu, hambatan oleh atropine
dalam dosis kecil dapat diatasi oleh asetilkolin atau agonis muskarinik yang setara
dalam dosis besar. Hal ini menunjukan adanya kompetisi untuk memperebutkan
tempat ikatan. Hasil ikatan pada reseptor muskarinik adalah mencegah aksi seperti
pelepasan IP3 dan hambatan adenilil siklase yang di akibatkan oleh asetilkolin atau
antagonis muskarinik lainnya. Efek atropin pada sistem kardiovaskuler (jantung)
bersifat bifasik yaitu atropin tidak mempengaruhi pembuluh darah maupun tekanan
darah secara langsung dan menghambat vasodilatasi oleh asetilkolin.
Taksonomi Tumbuhan
Senyawa atropin ini dihasilkan dari tanaman kecubung (datura metel,linn.)
yang mempunyai taksonomi tanaman sebagai
berikut :
Kingdom
: Plantae
Filum
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Solanales
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
9
Familia
: Solanaceae
Genus
: Datura
Spesies
: Datura metel
Sinonim
: Datura fastuosa, Linn. D. alba, Ness. D. fastuosa, Linn. Var
alba
C.B.Clarke.
sauveolens,
Daturae
Datura
folium,
stramonium,
Hindu
datura,
Hyoscyamus
Datura
niger,Black
Henbane, Devil's Trumpet, Metel, Downy Thorn-Apple.
Nama Lokal
: Kecubung (Jawa, Sunda), Kacobhung (Madura), Bemebe
(Madura), Bulutube (Gorontalo), Taruapalo (Seram), Tampongtampong
(Bugis),
Kecubu
(Halmahera,
Ternate),
Padura
(Tidore), Karontungan, Tahuntungan (Minahasa).
Nama Melayu
: Kechubung, Terung pengar, Terung pungak.
Ciri – ciri dari tanaman ini adalah sebagai berikut :
Cabang
: Cabangnya banyak dan mengembang ke kanan dan ke kiri
sehingga membentuk ruang yang lebar. Tinggi dari tumbuhan
kecubung 0,5-2 m.
Daun
: Berbentuk bulat telur, tunggal, tipis, dan pada bagian tepinya
berlekuk lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Serta
ujung dan pangkal meruncing dan pertulangannya menyirip.
Daun Kecubung berwarna hijau.
Bunga
: Bunga Kecubung tunggal menyerupai terompet dan berwarna
putih atau lembayung. Mahkotanya berwarna ungu. Panjang
bunga lebih kurang 12-18 cm. Bunga bergerigi 5-6 dan pendek.
Tangkai bunga sekitar 1-3 cm. Kelopak bunga bertaju 5 dengan
taju runcing. Tabung mahkota berbentuk corong, rusuk kuat, dan
tepian bertaju 5. Taju dimahkotai oleh suatu runcingan. Benang
sari tertancap pada ujung dari tabung mahkota dan sebagai
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
10
bingkai berambut mengecil ke bawah. Bunga mekar di malam
hari. Bunga membuka menjelang matahari tenggelam dan
menutup sore berikutnya.
Buah
: Buah Kecubung hampir bulat yang salah satu ujungnya
didukung oleh tangkai tandan yang pendek dan melekat kuat.
Buah Kecubung bagian luarnya dihiasi duri-duri pendek dan
dalamnya berisi biji-biji kecil warna kuning kecoklatan. Diameter
buah ini sekitar 4-5 cm. Buah yang masih muda berwarna hijau,
sedangkan yang sudah tua berwarna hijau tua. Bakal buah
dalam paroan bawah beruang 4 dan pada puncak beruang 2.
Buah duduk pada dasar bunga yang menebal dan melebar
ditambah sisa-sisa dari kelopak. Buah berbentuk bola, dinding
pada waktu masak terpecah kecil-kecil dan tidak teratur.
Biji
: Berwarna kuning cokelat, gepeng berbentuk telinga, berbintik
atau bersaluran (tidak terang).
Akar
: Akar Kecubung adalah sistem perakaran tunggang.
Salah satu genus dari famili solanaceae yaitu datura yang juga dikenal
dengan kecubung merupakan salah satu genus yang tersebar luas di Indonesia,
terutama di daerah yang beriklim kering, biasanya sebagai tumbuhan liar di tempat
terbuka pada tanah berpasir yang tidak begitu lembab, dari dataran rendah sampai
800 m di atas permukaan laut.Tumbuhan ini sangat berpotensi untuk dikembangkan,
karena tumbuhan ini menghasilkan berbagai jenis senyawa kimia yang memiliki
aktivitas biologi di antaranya adalah Mengandung 0,3-0,43% alkaloid,
± 85%
saopolamine, dan 15% hyosciamine dan atropin, tergantung dari varietas, lokasi dan
musim. Isolasi dari alkaloidnya terdapat senyawa metil kristalin yang mempunyai
efek relaksan pada otot lurik (otot gerak). Perbanyakan tanaman ini dengan melalui
biji dan stek.
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
11
2.3 Identifikasi “ATROPINE SULFAT”
Atropine sulfate mengandung tidak kurang dari 98,0 % C 34H46N2O6. H2SO4. Di
hitung terhadap zat yang telah di keringkan.
Pemerian
: Hablur tidak berwarna, atau serbuk putih, tidak berbau, sangat
pahit, sangat beracun.
Identifikasi A
: campur 1 mg dengan 5 tetes Asam Nitrat (HNO3(p)) uapkan di atas
tangas air hingga kering. Pada sisa yang telah dingin tambahkan 2 ml
aseton, kemudian 3 atau 4 tetes larutan kalium hidroksida 3 % dalam
methanol  warna violet tua
2.4
Contoh Obat ” Atropin Sulfat ”
Nama Generik
: Atropine Sulfat
Dosis
:Pengobatan bradikardia, pulseless electrical activity (PEA)
dalam serangan jantung. Dosis untuk bradiasystolic adalah 0,51 mg IV push setiap tiga sampai lima menit, sampai dosis
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
12
maksimum 0,04 mg / kg. Untuk bradikardia gejala, dosis biasa
adalah 0,5-1,0 mg IV push, dapat mengulang setiap 3 sampai 5
menit sampai dosis maksimum 3,0 mg
Indikasi
: - Meringankan gejala gangguan pada gastrointestinal yang
ditandai dengan spasme otot polos (antispasmodic).
Kontra Indikasi
-
Mydriasis dan cyclopedia pada mata
Premedikasi untuk mengeringkan sekret bronchus dan saliva
-
yang bertambah pada intubasi dan anestesia inhalasi
Mengembalikan bradikardi yang berlebihan
Bersama dengan neostigmin untuk mengembalikan
-
penghambatan non-depolarising neuromuscular
Antidotum untuk keracunan organophosphor
Resusitas Kardio-Pumober (Cardiopulmonary resuscitation).
: Antimuscarinic kontraindikasi pada angle-closure glaucoma
(glaukoma sudut sempit), myasthenia gravis ( tetapi dapat
digunakan untuk menurunkan efek samping muskarinik dari
antikolinesterase), paralytic ileus, pyloric stenosis, pembesaran
prostat
Interaksi Obat
: - Meningkatkan efek/toksisitas : Antihistamin, fenotiazin, TCAs
dan
obat
lain
dengan
aktivitas
antikolinergik
dapat
meningkatkan efek antikolinergik dari atropin jika digunakan
secara bersamaan.
-
Amine
sympathomimetic
dapat
menyebabkan
-
tachyrrhytmias; hindari penggunaan secara bersamaan.
Menurunkan efek: Efek antagonis terjadi dengan obat
phenothiazine.Efek levodopa dapat diturunkan(data klinik
tervalidasi terbatas).
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
13
-
Obat-obat dengan mekanisme cholinergic (metochlopramide,
cisapride,
bethanecol)
menurunkan
efek
antikolinergik
atropin.
Efek Samping
: Efek samping antimuskarinik termasuk kontipasi, transient
(sementara) bradycardia (diikuti dengan takikardi, palpitasi, dan
aritmia), penurunan sekret bronkial, retensi urin, dilatasi pupil
dengan kehilangan akomodasi , fotophobia, mulut kering; kulit
kering dan kemerahan. Efek samping yang terjadi kadangkadang : kebingungan (biasanya pada usia lanjut) , mual,
muntah dan pusing.
BAB III
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
14
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat kardiovaskular adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah atau
mengobati penyakit kardiovaskular (buluh jantung). Penyakit ini menempati ururtan
pertama sebagai penyebab kematian di banyak Negara. Di Amerika sekitar 51%
kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Untuk pengobatan penyakit
buluh jantung dapat digunakan kardiotonik, obat antiaritmia, obat antihipertensi atau
diuretika.Untuk pengobatan beberapa penyakit buluh darah dapat dilakukan dengan
cara pembedahan dan diberikan vasodilator, obat antihipertensi, obat untuk
aterosklerosis atau antilipemik, obat antiangina dan antikoagulan.Berdasarkan efek
farmakologisnya obat kardiovaskular dibagi menjadi enam kelompok, yaitu
kardiotonik, obat antiaritmia, obat antihipertensi, obat antiangina, vasodilator dan
obat antilipemik.
Kardiotonik adalah obat yang dapat meningkatkan
kekuatan kontraksi
jantung & menunjukanj efek penting pada eksitabilitas (mudah dirangsang),
automatisitas & kecepatan konduksi jantung kardiotonik terutama di gunakan di
gunakan untuk pengobatan payah jantung kongestif, fibrilasi & denyut atrial serta
pengobatan takikardia atrial paroksismal. Pada pengobatan takiaritmia atau
kegagalan ventrikular akut, sebagai pilihan adalah Ouabain & deslanatosid C karena
mempunyai awal kerja cepat dan dapat diberikan secara intravena untuk keadaan
yang kurang akut atau kronik diberikan daun digitalis atau digitoksin secara oral
karena mempunyai masa kerja yg panjang.
Obat Antiaritmia adalah senyawa yang digunakan untuk memperbaiki atau
memodifikasi irama jantung sehingga menjadi normal. Aritmia jantung disebabkan
oleh
kelainan
pembentukan
rangsangan
elektrik
dan
gangguan
konduksi
rangsangan melalui miokardium. Kerja Obat antiaritmia adalah dengan memodifikasi
secara langsung atau tidak langsung makromolekul yang mengontrol aliran ion
transmembran miokardial.
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
15
Efek atropin pada sistem kardiovaskuler (jantung) bersifat bifasik yaitu atropin
tidak mempengaruhi pembuluh darah maupun tekanan darah secara langsung dan
menghambat vasodilatasi oleh asetilkolin
3.2 Saran
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian yang utama di seluruh
dunia. Penyakit ini menyerang penduduk di negara-negara maju maupun negara
berkembang di dunia. Penyakit ini merupakan penyakit yang umumnya terbatas
pada orang dewasa dan orang tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas, karena
usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit kardiovaskuler, namun
hal yang mengkhawatirkan adalah kecenderungan terdapat semakin banyaknya
orang-orang usia muda yang menderita penyakit ini di seluruh dunia. Hal ini bisa
terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan
modern. Kemajuan di bidang pariwisata, komunikasi, informasi, dan cara berpikir
justru menjadi pedang bermata dua yang dapat digunakan oleh manusia untuk
memajukan kepentingannya atau justru menghancurkan diri sendiri.
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI. Jakarta
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.
Bina Aksara. Jakarta.
Vogel, 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro, edisi ke
5. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta
Rogers MF, Wink M. (1998). Alkaloid: biokimia, ekologi, dan obat-obatan aplikasi.
Plenum Press. Plenum Press. pp. 2–3
Underwood, A. L, 2002. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta :Erlangga
AKADEMI FARMASI JAMBI |KIMIA FARMASI II [OBAT
BRADIARITMIA”ATROPIN SULFAT”]
17
Download