Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Pengenalan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Pengenalan dan Pengembangan Manajemen Kinerja POKOK BAHASAN Pengertian pengembangan kinerja Pendekatan dalam pengembangan manajemen kinerja Pengembangan system manajemen kinerja Pengembangan Kinerja l l l l Pengembangan karyawan merupakan bagian dari perencan aan sumber daya manusia di dalam suatu organisasi Pengembangan karyawan penting dilakukan dengan terencana dan berkesinambungan Pengembangan karyawan merupakan suatu investasi bagi perusahaan tentunya program pengembangan karyawan disusun dengan mekani sme yang ada di dalam organisasi dengan orientasi jangka lama Pengembangan karyawan lebih terfokuskan pada pemahaman konsep dan pengembangan kemampuan serta kapasitas terhadap tuntutan-tuntutan yang akan di hadapi dengan perubahan yang cepat dan dinamis Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Hasan (1997:77), “pengembangan sering diartikan dengan usahausaha untuk meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum bagi karyawan agar pelaksanaan pencapaian tujuan lebih efisien” Malayu S.P. Hasibuan (2006 : 69 ) “Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan ” Tujuan Pengembangan Kinerja 1. Memperbaiki kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan 2. Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. pelatih memastikan bahwa karyawan dapat megaplikasikan teknologi baru secara efektif. 3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten dalam pekerjaan. Seorang karywan baru acap kali tidak menguasai keahlian dan kemampuan yang dibutukan untuk menjadi ”job comotent” yaitu mencapai output dan standar mutu yang diharapkan 4. Membantu memecahkan masalah orperasional. Para manejer harus mencapai tujuan mereka dengan kelangkaan dan kelimpahan suber daya: finansial, teknologis manusia dan masalah keuangan, manusia dan teknologi 5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi satu cara untuk menarik, menahan, dan memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan karir yang sistematis. 6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, karena alasan inilah, beberapa penyelenggara orientasi melakukan upaya bersama dengan tujuan mengorientasikan para karyawan baru terhadap organisasi dan bekerja secara benar. 7. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi. Misalnya sebagian besar manejer adalah berorientasi pencapaian dan membutuhkan tantangan baru dipekerjaannya Metode-Metode Pelatihan dan Pengembangan Metode – Metode Latihan dan Pengembangan Pada umumnya karyawan dikembangkan dengan konsep ‘on the job’ dan ‘off the job’. Metoda ‘on the job’ : 1.Coaching (atasan memberi arahan pada bawahan dalam pekerjaan rutin mereka) 2.Planned progression (pemindahan karyawan dalam saluran yang ditentukan melalui tingkatan organisasi yang berbeda) 3.Rotasi jabatan ( pemindahan karyawan melalui jabatan – jabatan yang bervariasi) 4.Penugasan sementara (bawahan ditetapkan pada posisi manajemen tertentu dengan jangka waktu yang ditetapkan) 5. Sistem penilaian prestasi formal Pengembangan ‘off the job’ dilakukan dengan cara: 1.Program – program pengembangan ekslusif (para manajer berpartisipasi dalam program yang dibuka untuk umum melalui penggunaan analisa kasus, simulasi dan metode pengajaran lainnya) 2.Latihan laboratorium (seseorang belajar menjadi lebih sensitive terhadap orang lain, lingkungan, dsb.) 3.Pengembangan organisasi (mengutamakan tentang perubahan, pertumbuhan dan pengembangan total organisasi) Proses Manajemen Kinerja Proses manajemen kinerja lebih berhasil lagi dijalankan jika dijalankan secara terintegrasi. Dengan meyakinkan pekerja untuk : 1. Tanggap dengan apa yang diharapkan dan kontribusi mereka 2. Terlibat dalam menentukan tujuan yang perlu mereka capai 3. Menerima dukungan yang tepat dan pelatihan berkala 4. Paham mengapa kinerja mereka diukur dan dapat berjalan dengan baik 5. Diberi tantangan, maka mereka merasa lebih penting 6. Diberi pengenalan yang tepat dan dihargai atas prestasi mereka Langkah Manajemen Kinerja Efektif Langkah pertaman (Menata Proses) adalah menjelaskan mengapa menginginkan proses. Kenapa ingin mencapainya? Beberapa studi organisasi mengenai susunan manajemen kinerja mengungkapkan bahwa ada beberapa alasan mengenalkan proses, seperti : Tujuan Presentasi Organisasi - Meningkatkan keefektifan perusahaan 85 - Memotivasi karyawan 57 - Meningkatkan pelatihan & pengembangan 54 - Mengubah budaya 54 - Meningkatkan produktifitas 50 - Menjadi ahli dibidangnya 45 - Mendukung manajemen secara keseluruhan 36 - Menghargai perkembangan keahlian 16 - Menangani Gaji 14 Langkah kedua adalah merancang proses yang sejalan dengan tujuan beberapa pekerjaan mudah yang diukur lewat hasil mereka, pekerjaan lainnya diukur lewat akusisi atau demonstrasi perilaku atau kompetisi yang lain merupakan kombinasi keduanya Langkah ketiga memberi latihan kepada semua karyawan yang terlibat dalam proses Ada dua sasaran tahap pelatihan, pertama mengembangkan keahlian yang tepat yang mendukung proses manajemen kinerja dan kedua mengembangkan perasaan memiliki komitmen sebagai seorang manajer Langkah keempat mengaudit secara berkesinambungan mengenai pengaruh diri dari proses itu. Apakah proses itu memenuhi tujuannya? Dapatkah ia berlkembang tahun depan? Apakah cocok untuk segala situasi dan kerja? Perlukah itu modifikasi? Manajemen proses adalah proses belajar. Tidak akan langsung benar dalam tahun pertama atau kedua. Rencana Pengembangan Kinerja 1. Kaitan yang erat dengan strategi bisnis Organisasi semakin bertumbuh, penggunaan yang jelas dari proses kinerja manajemen adalah untuk mengkomunikasikan dan menguatkan seluruh strategi dan budaya, seperti fokus pada kualitas perbaikan atau pelayanan konsumen. Proses kinerja manajemen menyelesaikan tujuan dengan meyakinkan pertanggungjawaban karyawan dan tujuan yang berhubungan langsung dengan strategi organisasi. Rencana organisasi adalah adanya hubungan yang mengalir dalam organisasi melalui jenjang manajer Rencana Pengembangan Kinerja Lanjutan... 2. Proses Integrasi yang Berkesinambungan Kunci pengembangan lainnya adalah memperluas manajemen kinerja. Pihak perusahaan tetap memperhatikan jumlah hari kerja dalam setahun saat kinerja manajemen yang berhubungan dengan atasan dan bawahan. Rencana Pengembangan Kinerja Lanjutan... 3. Pengembangan dan keahlian dan kompetensi Ada kecenderungan praktik manajemen kinerja di masa lalu mengabaikan aspek pengembangan seperti pengembangan individual dan merancang bagaiaman kebutuhan dapat dipenuhi. Perkembangan keahlian dan kompetensi dapat difasilitasi dengan tata krama yang memungkinkan individu menilai seberapa besar keahlian kompetensi/prilaku yang diperlukan telah mereka perlihatkan untuk meningkatkan kinerja, manajer sebagai pelatih bekerja sama dengan karyawan membayangkan gambaran kinerja yang lebih baik Ada 6 nilai utama untuk memfokuskan seluruh karyawan − − − − − − Komitmen terhadap lingkungan yang aman dan sehat Komitmen pada kepuasan pelanggan Menghormati individu Promosi kerja sama Komitmen terhadap kesinambungan komitmen Penghargaan dan hadiah atas prestasi Rencana Pengembangan Kinerja Lanjutan... Bauran Model Manajemen Kinerja Kecenderungan yang dominan dari pelaksanaan manajemen adalah dengan membayar pelaksanaan tersebut, meskipun secara luas dirasakan seperti sebuah rencana yang sulit untuk dilaksanakan dan jarang berhasil dalam mempertemukan tujuan mereka. Adanya keraguan dalam system pembayaran pelaksanaan murni karena timbulnya keraguan atas keefektifan dan kemampuan mengubah secara drastic lingkungan bisnis yg berorientasi tim di masa yg akan datang. seimbang antara pembayaran pelaksanaan dengan pembayaran kompetensi (dapat dipercaya, stabil dan praktis) Rencana Pengembangan Kinerja Lanjutan... Pelaksanaan Manajemen Kinerja Total Semakin bertambah pekerjaan sebagai orgnaisasi yang berpengalaman dan kinerja manajemen, ini dikenal sebagai sebuah proses peringkasan dari organisasi untuk memperbaiki kinerjanya dan individu untuk memperbailki kinerja mereka. Menggabungkan kedua hal tersebut , dalam hal hubungan karyawan adalah inti dari total pelaksanaan manajemen Kerangka Kerja Pengembangan Manajemen Kinerja − Perjanjian kinerja - Struktur − Konteks - Konten − Budaya - Prosedur − Gaya manajemen - Umpan balik − Dokumentasi - Konseling − Proses - Pedoman − Tujuan pengaturan − Mengelola seluruh kinerja tahun PROGRAM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KINERJA Tahap 1: Tentukan kasus bisnis untuk memperkenalkan kinerja manajemen Ø Tahap 2: Tentukan tujuan dan prinsipprinsip untuk manajemen kinerja Ø Tahap 3: Dapatkan komitmen dan partisipasi aktif dari top manajemen dan manajer lini Ø PROGRAM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KINERJA lanjutan… Ø Ø Tahap 4: Buatlah prinsip-prinsip tentang bagaimana kinerja manajemen harus bekerja Tahap 5: Menetapkan proses manajemen kinerja dan dokumentasi Ø Tahap 6: pilot-test Ø Tahap 7: Berkomunikasi Ø Tahap 8: Rencana pengaturan untuk pelatihan dalam kinerja manajemen Tahap 9: Menerapkan Ø Tahap 10: Mengevaluasi Ø Sumber Daya Manusia Profesional karakteristik dari sikap professional sebagai berikut: Dalam pemecahan masalah, sebagai seorang yang profesioanl melakukan pendekatan secara ilmiah, yakni objektif – logik, sistematik, metodik dan dapat dibuktikan (meskipun dilakukan pembuktian secara berulang-ulang akan menghasilkan hasil yang sama). Karena konsep yang dilakukan adalah konsep ilmiah/ilmu, maka profesi maupun sikap profesional dapat dipelajari. Di balik kemampuan profesi tadi, pelaku lebih banyak memanfaatkan hasil ”pembelajaran” dari pada ketrampilan tangan. Dibalik penguasaan kemampuan profesi tadi ada teori ilmiah yang melatarbelakanginya Lanjutan Karakteristik dari sikap profesional Dengan sikap profesional mengembangkan bagaimana seseorang dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pekerjaanya, dengan menggunakan pendekatan, perumusan masalah, mencari latar belakang teoritis dari permasalahan yang dihadapinya, meneliti faktor eksternal/internal yang mempengaruhi/ dipengaruhi oleh masalah yang timbul Sikap Profesional dapat dikatakan apabila sudah memenuhi syarat sebagai berikut : Memiliki ”knowledge” yang diperlukan oleh profesi itu − Memiliki “skill” yang diperlukan − Senantiasa bersikap profesional selalu − Untuk membangun budaya profesionalisme tentu melalui proses edukasi yang harus diperhatikan sebagai berikut ; l Pemahaman (bisa melalui kampanye, penataran, dll) l Pendekatan sistem (secara bertingkat) dalam proses pemahaman l Pengembangan etika profesionalisme yang perlu disosialisasikan sedini mungkin. l Didukung oleh policy pemerintah dalam sistem pendidikan yang akan dikembangkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia dalam menghadapai persaingan global. l Keteladanan dalam setiap usaha membangun sistem nilai menjadi suatu rule of conduct