Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan. Kata pneumatik berasal bahasa Yunani “ pneuma “ yang berarti “napas” atau “udara”. Jadi pneumatik berarti terisi udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik merupakan cabang teori aliran atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran, yang terdiri atas pipa-pipa, selangselang, gawai dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara yang dimampatkan. Pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara atmosfir) dengan adanya gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika).Pneumatik dalam industri merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanik dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Jadi pneumatik meliputi semua komponen mesin atau peralatan, di mana terjadi proses-proses pneumatik. Komponen pneumatik beroperasi pada tekanan 8 s.d. 10 bar, tetapi dalam praktik dianjurkan beroperasi pada tekanan 5 s.d. 6 bar untuk penggunaan yang ekonomis. Beberapa bidang aplikasi di industri yang menggunakan media pneumatik dalam hal penangan material adalah sebagai berikut : 1. Digunakan untuk pencekaman benda kerja 2. Digunakan untuk pergeseran benda kerja 3. Digunakan untuk pengaturan posisi benda kerja 4. Digunakan untuk pengaturan arah benda kerja Penerapan sistem pneumatic secara umum : 1. Pengemasan (packaging) 2. Pemakanan (feeding) 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik 3. Pengukuran (metering) 4. Pengaturan buka dan tutup (door or cute control) 5. Pemindahan material (transfer of material) 6. Pemutaran dan pembalikan benda kerja (turning dan inverting of parts) 7. Pemilahan bahan (sorting of parts) 8. Penyusunan benda kerja(stacking of components) 9. Pencetakan benda kerja (stamping and embossing of components) Susunan sistem pneumatic adalah sebagai berikut : 1. Catu daya (energy supply) 2. Energy masukan (sensor) 3. Energy pengolah (processor) 4. Elemen kerja (actuator) Keuntungan pemakaian pneumatik 1. Merupakan media kerja yang mudah didapat dan mudah diangkut 2. Mudah disimpan 3. Bersih dan kering 4. Tidak peka terhadap perubahan suhu 5. Aman terhadap kebakaran dan ledakan 6. Tidak diperlukan pendingin fluida kerja 7. Menguntungkan karena udara bisa digunakan secara gratis 8. Mudah dalam hal perawatan dan pemiliharanan Kerugian/keterbatasan pemakain pneumatik 1. Ketermampatan udara Udara dapat dimampatkan. Oleh sebab itu adalah tidak mungkin untuk mewujudkan kecepatan-kecepatan piston dan pengisian yang perlahan-lahan dan tetap, tergantung dari bebannya. 2. Gangguan suara Udara yang ditiup ke luar menyebabkan kebisingan (desisan) mengalir ke luar, terutama dalam ruang-ruang kerja sangat mengganggu. 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik Pemecahan : dengan memberi peredam suara (silinder) 3. Kelembaban udara Kelembaban udara dalam udara bertekanan pada waktu suhu menurun dan tekanan meningkat dipisahkan sebagai tetesan air (air embun). Pemecahan : penggunaan filter-filter untuk pemisahan air embun (dan juga untuk penyaring kotoran-kotoran). 4. Bahaya pembekuan Pada waktu pemuaian tiba-tiba (dibelakang pemakai udara bertekanan) dan penurunan suhu yang bertalian dengan pemuaian tiba-tiba ini, dapat terjadi pembentukan es. Pemecahan : batasi pemuaian udara bertekanan dalam perkakasperkakas pneumatik, biarkan udara memuai sepenuhnya pada saat diadakan peniupan ke luar. 5. Pelumasan udara bertekanan Oleh karena tidak adanya sistem pelumasan untuk bagian-bagian yang bergerak, maka bahan pelumas ini dimasukkan bersamaan dengan udara yang mengalir, untuk itu bahan pelumas harus dikabutkan dalam udara bertekanan. Perhatikan gambar dibawah ini. BAB II Gambar komponen – komponen pneumatic 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik Berdasarkan paparan diatas, penulis mendesain sebuah alat automatisasi pengepakan barang berbasis pneumatik. Adapun penjelasan tentang alat dan cara kerjanya dapat dilihat pada bab pembahasan. 1.2 Tujuan Desain Alat Seorang pembuat alat tentu saja memiliki tujuan terhadap alat yang didesainya. Adapun tujuan saya mendesain alat ini adalah : 1. Agar mampu memahami sistem kerja pneumatik 2. Agar mampu memahami kegunaan sistem pneumatic 3. Agar mampu membuat alat berbasis pneumatic 4. Sebagai salah satu tugas mata kuliah pneumatic 1.3 Kegunaan Alat Alat ini dapat digunakan untuk melakukan pengepakan barang secara otomatis sehingga mempermudah dan mempercepat pekerjaan yang umumnya dilakukan secara manual. 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik BAB II DESAIN DAN ALGORITMA ALAT 2.1 Gambar desain alat Desain alat ini saya gambar dengan menggunakan aplikasi paint yang merupakan salah satu aplikasi bawaan dari sistem operasi windows. Untuk menjalankan aplikasi paint tersebut pertama anda klik start program accessories All Paint. Perhatikan gambar desain alat dibawah ini. Start Stop Gambar Desain Alat 2.2 Alat Pemroses Alat pemroses dapat menggunakan sistem mikroprokontroller maupun PLC (Programable Logic Controll) 15 Pneumatik, Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik 2.3 Blok diagram alat START ON SENSOR 1 ON, SILINDER A MAJU DAN LANGSUNG MUNDUR KONVEYER BERGERAK 5 DETIK SENSOR 2 ON, KONVEYER OFF, SILINDER B MAJU KEMUDIAN MUNDUR KONVEYER BERGERAK 3 DETIK SENSOR 3 ON, KONVEYER OFF, SILINDER C MAJU KEMUDIAN MUNDUR 2.4 Rangkaian Gambar Skema rangkaian sensor Gambar Layout dan tata letak sensor 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik + 12 VOLT DC RELAY IN 4007 M 220 Ohm BD 139 Gambar rangkaian penggerak motor konveyer Gambar rangkaian pneumatik 2.5 Algoritma Kerja Alat 15 220 VAC Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik 2.6 Deskripsi cara kerja alat 1. Bila tombol start ditekan maka sistem akan standby. 2. Ketika barang dideteksi oleh sensor 1, maka silinder A akan maju mendorong barang kemudian silinder akan mundur kembali bersamaan dengan konveyer on. Konveyer akan on selama 5 detik. 3. Kemudian pada saat sensor 2 mendeteksi keberadaan barang, maka konveyer akan off dan silinder B akan bergerak maju mengepak barang kemudian kembali mundur bersamaan dengan konveyer on. Konveyer on selama 3 detik. 4. Selanjutnya, pada saat sensor 3 mendeteksi keberadaan barang, maka konveyer akan tetap on selama 1 detik setelah sensor 3 on dan setelah 1 detik on konveyer akan off. 5. Pada saat konveyer off, silinder C akan bergerak maju dan mendorong barang agar masuk ke tempat penampungan kemudian silinder akan mundur kembali. 6. Ketika tombol stop ditekan sistem akan off. 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik BAB III HASIL SIMULASI RANGKAIAN DENGAN FLUID SIM 3.1 Prinsip kerja rangkaian pneumatik 1) Kondisi awal rangkaian 2) Ketika tombol start ditekan, maka tegangan 24 volt akan mengaktifkan relay (RL1). Kondisi RL1 aktif mengakibatkan saklar RL1 akan berubah kondisi menjadi NC sehingga tegangan akan mengalir melalui RL1 dan mengaktikan SV1. Silinder A akan bergerak maju karena SV1 aktif. Silinder bergerak secara perlahan karena di berikan one way flow control sebesar 40 %. 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik 3) Kemudian, pada saat silinder A mencapai kondisi maksimal (A+) aktif, maka saklar A+ akan berubah kondisi menjadi NC sehingga tegangan 24 volt akan mengaktifkan relay (RL2). Kondisi relay (RL2) yang aktif mengakibatkan saklar RL2 akan berubah kondisi menjadi kondisi NC, sehingga tegangan 24 volt akan mengaktifkan timer1 selama (T1) selama 5 detik. Dan pada saat yang bersamaan dengan aktifnya timer, kondisi SV1 akan non aktif karena saklar RL2 yang dipasang diatas SV1 berubah kondisi menjadi NO sehingga silinder A akan bergerak masuk secara otomatis karena pada solenoid valve 5/2 diberikan spring. 4) Selanjutnya pada saat timer (T1) berhenti menghitung, maka saklar T1 akan berubah kondisi menjadi NC sehingga tegangan 24 volt akan mengalir dan mengaktifkan SV2. Kondisi SV2 yang aktif akan menyebabkan silinder B akan bergerak keluar sampai mencapai kondisi maksimal (B+) aktif. Pergerakan silinder akan pelan karena dipasang one way flow control. 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik 5) Ketika silinder B mencapai kondisi maksimal (B+) aktif, maka saklar B+ akan berubah kondisi menjadi NC sehingga tegangan 24 volt akan mengalir melalui saklar B+ dan mengaktifkan relay (RL3). Kondisi relay RL3 yang aktif akan mengakibatkan saklar RL3 berubah menjadi NC dan timer2 (T2) akan aktif dan menghitung selama 3 detik. Bersamaan denga itu juga kondisi RL3 yang terpasang diatas timer1 akan berubah kondisi menjadi NO sehingga SV2 tidak aktif. Kondisi SV2 yang tidak aktif mengakibatkan silinder B akan bergerak masuk karena pada solenoid 5/2 valve diberikan spring. 6) Selanjutnya pada saat timer2 (T2) berhenti menghitung, maka saklar T2 akan berubah kondisi menjadi NC sehingga tegangan 24 volt akan mengalir dan mengaktifkan SV3. Kondisi SV3 yang aktif akan menyebabkan silinder C akan bergerak keluar sampai mencapai kondisi maksimal (C+) aktif. Kondisi C+ aktif akan menyebabkan RL4 juga aktif. Pergerakan silinder akan pelan karena dipasang one way flow control. 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik 7) Selanjutnya, ketika sensor C- aktif maka saklar C- akan berubah kondisi menjadi NC sehingga RL5 akan aktif. Kondisi RL5 yang aktif akan mengakibatkan saklar RL5 pada line 3 akan berubah kondisi menjadi NO sehingga semua silinder dalam kondisi mundur. Karena RL1 dibuat interlock maka rangkian akan secara otomatis mengulang siklus kerja dan akan mengaktifkan SV1 aktif kembali sehingga silinder A akan bergerak keluar. 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Pneumatik adalah sebuah sistem maupun alat yang memanfaatkan udara sebagai bahan energi untuk dapat bekerja sesuai dengan yang ditentukan. Beberapa tahun terakhir penggunaan pneumatik sangat popular dikalangan industri, selain bahannya yang mudah didapatkan juga penggunaan pneumatik sangat mudah dan aman digunakan. Kemudian keuntungan lain yang didapatkan dengan menggunakan sistem pneumatik adalah bersih dan kering, tidak mudah terbakar karena memanfaatkan udara, alatnya ringan, aman dari bahaya kebakaran dan ledakan, tidak peka terhadap perubahan suhu, mudah dalam hal pemiliharaan serta awet dan tahan lama. Dengan berbagai keuntungan – keuntungan yang didapat dengan menggunakan sistem pneumatik, tentu saja terhadap hal –hal yang merugikan, karena pada dasarnya sebuah sistem tidak ada yang sempurna. Adapun beberapa kerugian menggunakan sistem pneumatik diantaranya menimbulkan suara bising, bahaya terjadinya kelembaban udara, bahaya pembekuan udara dan lain sebagainya. Untuk mengurangi dan meminimalisir kerugian tersebut adapun beberapa solusi yang perlu diterapkan yakni penggunaan bahan kedap suara untuk mengurangi kebisingan, pemakain filter udara agar tidak terjadi kelembaban dan pembekuan udara. Salah satu aplikasi pneumatik adalah automatisasi alat pengepak barang. Alat ini adalah alat yang cara kerjanya cukup sederhana yakni Bila tombol start ditekan maka sistem akan standby. Ketika barang dideteksi oleh sensor 1, maka silinder A akan maju mendorong barang kemudian silinder akan mundur kembali bersamaan dengan konveyer on. Konveyer akan on selama 5 detik. Kemudian pada saat sensor 2 mendeteksi keberadaan barang, maka konveyer akan off dan silinder B akan bergerak maju mengepak barang kemudian kembali mundur 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik bersamaan dengan konveyer on. Konveyer on selama 3 detik. Selanjutnya, pada saat sensor 3 mendeteksi keberadaan barang, maka konveyer akan tetap on selama 1 detik setelah sensor 3 on dan setelah 1 detik on konveyer akan off. Pada saat konveyer off, silinder C akan bergerak maju dan mendorong barang agar masuk ke tempat penampungan kemudian silinder akan mundur kembali. Ketika tombol stop ditekan sistem akan off. Setelah rangkaian ini disimulasikan melalui aplikasi fluid sim, rangkaian ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, semua komponen dapat beroperasi dengan baik sesuai dengan rangkaian dan siklus kerja yang dibuat. 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik DAFTAR PUSTAKA 1. http://diditnote.blogspot.com/catatan-didit-aplikasi-pneumatik 2. http://hanstoe.wordpress.com/aplikasi-pneumatik/ 3. http://margionoabdil.blogspot.com/cara-kerja-komponen-komponenpneumatik 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Pujian serta rasa syukur saya panjatkan pada Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-NYA lah saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Alat Pengepak Barang Otomatis Berbasis Pneumatik ”. tugas ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah pneumatik yang merupakan salah satu mata kuliah yang diminati di program studi pendidikan teknik elektronika universitas negeri Jakarta. Pujian dan rasa terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah meluangkan pikirannya untuk memberikan ide-ide dan gagasan-gagasan yang menunjang dan membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini. Mudah – mudahan apa yang saya kerjakan ini benar dan mendapat nilai yang terbaik dari dosen pengampu mata kuliah pneumatik. 15 Tugas Pneumatik Desain alat/aplikasi automatisasi dengan elektrik dan pneumatik DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................. KATA PENGANTAR .......................................................................... DAFTAR ISI ....................................................................................... Hal i ii iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................ 1 1.2 Tujuan Desain Alat.......................................................... 4 1.3 Kegunaan Alat ................................................................ 4 BAB II DESAIN DAN ALGORITMA LAT ........................................... 5 2.1 Gambar Desain Alat ........................................................ 5 2.2 Alat Pemroses................................................................. 5 2.3 Blok Diagram Alat ........................................................... 6 2.4 Rangkaian ....................................................................... 6 2.5 Algoritma Kerja Alat ........................................................ 7 2.6 Deskripsi Kerja Alat......................................................... 8 BAB III HASIL SIMULASI RANGKAIAN DENGAN FLUID SIM .......... 9 3.1 Prinsip kerja rangkaian pneumatik .................................. 9 BAB IV PENUTUP ............................................................................. 13 4.1 Kesimpulan ..................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 15 15