Air Traffic Control Bandara Ahmad Yani - Digilib ITS

advertisement
Analisis Beban Kerja pada Operator Air Traffic Control
untuk Mengurangi Stress Kerja
(Studi Kasus: Bandar Udara Ahmad Yani Semarang)
Oleh:
Urwatuz Zahara (2509100058)
Dosen Pembimbing:
Ir. Sritomo Wignjosoebroto, M.Sc.
Outline
Sekilas Air Traffic Control
Tugas Utama ATC
• Mencegah tabrakan antara pesawat udara yang satu dengan pesawat
udara lainnya.
• Mencegah tabrakan di daerah pergerakan antara pesawat udara
dengan rintangan di daerah tersebut.
• Memperlancar dan memelihara keteraturan lalu lintas penerbangan.
• Memberikan saran dan informasi yang berguna bagi keselamatan dan
efisiensi penerbangan.
• Memberitahu kepada organisasi terkait tentang adanya sebuah
pesawat udara yang memerlukan bantuan dan pertolongan serta
membantu organisasi tertentu bila diperlukan.
Latar Belakang Permasalahan
12000
10000
8000
Datang (Arrival)
6000
Berangkat
(Departure)
4000
2000
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012
Meningkatnya
jumlah penerbangan tiap tahun di
Bandara Ahmad Yani
Traffic yang
padat
Latar Belakang Permasalahan
Jam istirahat
tidak dapat
dimanfaatkan
Lingkungan kerja yang
tidak nyaman
Tuntutan
pekerjaan yang
berat
Latar Belakang Permasalahan
Tidak adanya
radar
Taxiway dan
runway
hanya satu
Latar Belakang Permasalahan
12000
10000
8000
Datang (Arrival)
6000
Berangkat
(Departure)
4000
2000
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Meningkatnya
jumlah penerbangan tiap tahun
Jam istirahat tidak
dapat
dimanfaatkan
Traffic yang
padat
Lingkungan kerja yang
tidak nyaman
Tidak adanya
radar
Taxiway dan
runway
hanya satu
Tuntutan
pekerjaan yang
berat
Terjadi near
miss dua kali
pada 2012
Rumusan Masalah
Bagaimana merancang perbaikan kerja pada
operator ATC Bandara Ahmad Yani Semarang
ditinjau dari analisis risiko, keandalan operator
dan analisis beban kerja sehingga dapat
mengurangi stress kerja dari operator ATC.
Tujuan Penelitian
Mengukur dan menganalisa
beban kerja mental pada air
traffic controller
Melakukan analisa risiko
untuk mengetahui potensi
bahaya kesehatan dan
keselamatan kerja untuk
mitigasi risiko bahaya yang
mungkin terjadi
Mengukur probabilitas
terjadinya human error pada
air traffic controller.
Menyusun rancangan
perbaikan sistem kerja ATC
Manfaat Penelitian
Bagi perusahaan:
•
mengetahui beban kerja yang dialami oleh air traffic controller sehingga dapat
dijadikan acuan untuk mengurangi beban kerja yang dialami oleh operator.
•
Mengetahui tingkat keandalan operator dalam bekerja.
•
Memberikan rekomendasi perbaikan pada PT Angkasa Pura I Bandara
Ahmad Yani Semarang agar dapat mengurangi stress kerja yang dialami
air traffic controller dan mengurangi resiko bahaya yang mungkin terjadi.
Manfaat Penelitian
Bagi Penulis:
•
Mengetahui aplikasi metode NASA-TLX dan HEART dalam dunia kerja.
•
Mengetahui kondisi apa saja yang berisiko menimbulkan bahaya atau
kecelakaan kerja dalam ruang lingkup Air Traffic Control
Ruang Lingkup Penelitian
Batasan
• Objek penelitian adalah Air
Traffic Controller yang
bertugas di Semarang
Approach dan Yani Tower di
Bandar Udara Ahmad Yani
Semarang.
Asumsi
• Tidak terjadi perubahan job
description dan jumlah
operator ATC selama
dilakukan penelitian.
• Tidak terjadi perubahan
SOP pada PT Angkasa Pura I
Bandara Ahmad Yani
Semarang.
Tinjauan Pustaka
Risk Analysis
Review
Penelitian
Terdahulu
Air Traffic Control
Bandara Ahmad Yani
Yani Tower (TWR)
Semarang Approach (APP)
Jam Kerja Operator ATC
Assistant Controller
3 jam
sebagai
assistant
controller
istirahat
selama 45
menit.
Shift 1 : 05.3013.30
Shift 2 : 13.0021.00
Supervisor
2 jam
sebagai
controller
Controller
istirahat
selama 45
menit.
Air Traffic Control-Yani Tower (TWR)
Air Traffic Control-Approach Control Office (APP)
Penyebab Stress Kerja pada Operator ATC
Tuntutan Pekerjaan:
Jumlah pesawat yang ditangani
Lalu lintas udara saat paling tinggi
Lalu lintas asing
Kejadian tak terduga
Lingkungan Kerja
Pencahayaan, refleksi optik
Noise atau gangguan
microclimate
Postur tubuh yang buruk
Istirahat dan fasilitas kantin
Alat Kerja
Keterbatasan dan keandalan peralatan
VDT, R/T dan kualitas telepon
Tata letak peralatan
Prosedur Operasi Kerja:
Tekanan waktu
Harus mengikuti aturan
Perasaan kehilangan kontrol
Ketakutan atas konsekuensi error
Organisasi Kerja
Ambiguitas peraturan
Hubungan antara supervisor dengan
rekan kerja
Kurangnya kontrol saat proses kerja
Gaji
Opini publik
Jam Kerja
Periode tugas tak terputus
Shift dan jam kerja malam
(Sumber: Costa, 1995)
Dampak Stress Kerja pada Operator ATC
(Sumber: Costa, 1995)
Analisa Tingkat Keandalan dengan
Metode Heart (Studi Kasus di Stasiun
Kereta Api Poncol Semarang)
(Situmeang, 2011)
Pengukuran Beban Kerja Karyawan
dengan Menggunakan Kerangka NASATLX di Departemen Organisasi dan
Prosedur
PT Petrokimia
(Erisianna, 2012)
Perbaikan Sistem Kerja untuk
Meningkatkan Produktivitas dan
Mengurangi Burnout pada Perawat UGD
(Studi Kasus : UGD Rumah Sakit Haji
Surabaya)
(Handini,2013)
A Study of Job Stress and
Turnover Tendency among
Air Traffic Controllers: The
mediating Effects of Job
Satisfaction
(Jou R.C., Kuo C.W., Tang
M.L.,2013)
Analisis Beban Kerja
pada Operator Air
Traffic Control (ATC)
untuk Mengurangi
Stress Kerja (Studi
Kasus: Bandar Udara
Ahmad Yani
Semarang)
Pengukuran keandalan operator (HEART)
Pengukuran Beban Kerja (NASA TLX) dan
Penetuan Jumlah Karyawan
Pengukuran Beban Kerja (NASA TLX) dan
Keandalan Pekerja (HEART)
Job Stress pada ATC
Analisis Beban Kerja
pada Operator Air
Traffic Control (ATC)
untuk Mengurangi
Stress Kerja (Studi
Kasus: Bandar Udara
Ahmad Yani
Semarang)
Job Stress pada ATC
Pengukuran Beban Kerja (NASA TLX) dan
Keandalan Pekerja (HEART)
Analisis Beban Kerja
pada Operator Air
Traffic Control (ATC)
untuk Mengurangi
Stress Kerja (Studi
Kasus: Bandar Udara
Ahmad Yani
Semarang)
Metodologi Penelitian
Tahap Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisis dan Pembahasan
Tahap Simpulan dan Saran
Metodologi Penelitian
Tahap Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisis dan Pembahasan
Tahap Simpulan dan Saran
Identifikasi dan Perumusan
Masalah
Penetapan Tujuan dan Manfaat
Penelitian
Studi Literatur
Observasi
Lapangan
Metodologi Penelitian
Tahap Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data
Data Primer :
• Kuisioner NASA-TLX
• Kuisioner FMEA
• Detak Jantung ATC,
Pengukuran Human
Reliability Assessment
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisis dan Pembahasan
Tahap Simpulan dan Saran
Data Sekunder:
• Job Description ATC
• Jumlah karyawan
• Data accident dan
incident di Bandara
Ahmad yani
Metodologi Penelitian
Tahap Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data
Analisa Risiko
Tahap Pengolahan Data
Perhitungan Keandalan
operator ATC dengan
Metode HEART
Tahap Analisis dan Pembahasan
Perhitungan Beban Kerja
dengan NASA TLX
Tahap Simpulan dan Saran
Metodologi Penelitian
Tahap Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data
Analisis Kondisi Eksisting
Tahap Pengolahan Data
Analisis Peta Risiko
Tahap Analisis dan Pembahasan
Analisis Pengukuran Keandalan
Pekerja
Analisis Pengukuran Beban Kerja
Tahap Simpulan dan Saran
Analisis Rekomendasi Perbaikan
Metodologi Penelitian
Tahap Pendahuluan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisis dan Pembahasan
Tahap Simpulan dan Saran
Penarikan Simpulan
Saran dan Rekomendasi
Teknik Pengambilan Data
Data
Sekunder
Expert
Pengolahan
Data
Peneliti
Pengolahan Data
Identifikasi Kondisi Bahaya
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Physical Hazard
Chemical Hazard
Mechanical Hazard
Electrical Hazard
Ergonomic Hazard
Behavioral Hazard
Environmental Hazard
Biological Hazard
Psychosocial Hazard
•
•
•
•
Ergonomic Hazard
Behavioral Hazard
Environmental Hazard
Psychosocial Hazard
Identifikasi Bahaya
Proses Kerja Jenis Bahaya
Aerodrome
Control
Tower (Yani
Tower)
Potensi Bahaya
Penyebab Bahaya
Tangga pada akses utama
Bahaya tersandung saat menuju ruang kerja kurang lebar
menaiki tangga
dan sempit
Bahaya
lingkungan Melewatkan informasi
Peletakan layar monitor yang
penerbangan dari
jauh dari pandangan
bagian BO
Bahaya
Sakit pada bagian
Posisi kerja duduk yang cukup
ergonomi tubuh tertentu
lama
Jumlah sumber daya yang
Bahaya
Kurang fokus dalam
terbatas, sehingga dalam satu
psikososial bekerja
shift kerja seringkali hanya ada
dua atau tiga operator ATC
Lama dalam
Kurang cekatan dalam memberi
memberikan instruksi
pengarahan pada pilot
pada pilot
Bahaya
Kecenderungan operator tidak
tingkah laku Memandu pilot
melakukan pergantian tugas
melebihi batas aturan
ketika jam panduannya telah
maksimal
berakhir
Identifikasi Bahaya
Proses Kerja Jenis Bahaya
Bahaya
lingkungan
Potensi Bahaya
Konsentrasi operator
terganggu ketika
memandu pesawat
Penyebab Bahaya
Lokasi kerja tidak berada dalam
restricted area sehingga sering
terdengar suara motor lalu lalang
dan suara adzan karena lokasi
yang dekat dengan masjid
Kurangnya fasilitas dalam ruang
Operator merasa jenuh
kerja karena tidak adanya
ketika bertugas
hiburan ketika istirahat
Approach
Control
Office
(Semarang
Approach)
Bahaya
ergonomi
Bahaya
psikososial
sakit pada bagian tubuh Posisi kerja duduk yang cukup
tertentu
lama
Jumlah sumber daya yang
terbatas, sehingga dalam satu
Kurang fokus dalam
shift kerja seringkali hanya ada
bekerja
dua atau tiga operator ATC
Lama dalam
memberikan instruksi
pada pilot
Bahaya
tingkah laku Memandu pilot
melebihi batas
maksimal
Kurang cekatan dalam memberi
pengarahan pada pilot
Kecenderungan operator tidak
melakukan pergantian tugas
ketika jam panduannya telah
berakhir
Kategori Penilaian Severity of Harm
Fatal
Major
Moderate
Minor
Dapat menyebabkan satu atau lebih kematian
Luka atau kerusakan serius pada kesehatan,
membutuhkan perhatian dan penanganan medis,
tidak sampai menimbulkan kematian
Kerusakan reversible pada kesehatan, membtuhkan
perawatan medis, menyebabkan hilangnya hari kerja
Membutuhkan pertolongan pertama atau tidak
menyebabkan hilangnya hari kerja
(Devi,2011)
Fatal
Major
Moderate
Minor
Dapat menyebabkan tabrakan antar pesawat
Breakdown of separation , menyebabkan hilangnya hari
kerja dan dilakukan penanganan pasca kejadian
Breakdown of communication dan menghilangnya hari
kerja
Inconvenience
Kategori Penilaian Likelihood
Very Likely
Likely
Unlikely
Highly Unlikely
Terjadi pada kebanyakan situasi,
≥ 16 kali/bulan atau hampir tiap
hari
Seringkali terjadi pada saat
tertentu, 5 ≤ X ≤ 5 kali/bulan
Jarang terjadi, 2 ≤ X ≤ 4 kali /
bulan
Sangat jarang terjadi, ≤ 1
kali/bulan
Risk Mapping
Jenis Bahaya
Bahaya tersandung saat
menaiki tangga
Melewatkan informasi
penerbangan dari bagian
Briefing Office
Bahaya
Konsentrasi operator
Lingkungan
terganggu ketika
memandu pesawat
Operator merasa jenuh
ketika bertugas
RAC
5
3
2
3
Bahaya Sakit pada bagian tubuh
Ergonomi tertentu
3
Bahaya Kurang fokus dalam
Psikososial bekerja
3
Bahaya
Tingkah
Laku
Lama dalam memberikan
instruksi pada pilot
3
Memandu pilot melebihi
batas jam maksimal
2
Kategori Bahaya
Very low /
Tidak perlu
negligible
diperhatikan
Medium /
moderate
Sedang
danger
High / serious
danger
Medium /
moderate
danger
Medium /
moderate
danger
Medium /
moderate
danger
Medium /
moderate
danger
High / serious
danger
Mengancam
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mengancam
Pengolahan Data
Task Analysis
Proses Persiapan
1
Proses persiapan pelayanan lalu lintas penerbangan
Sebelum melakukan pelayanan penerbangan, pastikan semua fasilitas dan
Plan 0
operasi penerbangan dalam kondisi siap
1.1 Operator menyiapkan formulir, strip marking, dan menyalakan mesin
1.2 Meneliti NOTAM yang berlaku yang berkaitan dengan semua fasilitas dan operasi
1.3 Meneliti semua fasilitas yang terkait operasi pelayanan lalu lintas
Task Analysis
Proses Bertugas
2
Sebelum melakukan pekerjaan pastikan semua unit yang terkait dalam
operasi penerbangan dalam kondisi siap
Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait
Memberi instruksi pada pilot untuk menyalakan mesin
Memberi instruksi pada pilot untuk memasuki taxiway
Memberi instruksi pada pilot untuk memasuki runway
Memberi instruksi pada pilot untuk holding positition
Memberi instruksi pada pilot untuk take off
Memberi instruksi pada pilot untuk mencapai ketinggian tertentu
Memberi panduan kepada pesawat dari bandara lain yang melewati Bandara
Mencatat semua hal penting terkait dengan pelayanan lalu lintas udara
Plan 1
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
Proses Bertugas
Task Analysis
Proses Transfer Tugas
3
Proses Transfer Tugas
Sebelum melanjutkan pekerjaan perhatikan catatan operasi penerbangan
pada shift sebelumnya
3.1 Operator membaca catatan operasi penerbangan pada shift sebelumnya
3.2 Operator mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
Plan 2
Task Analysis
Proses Selesai Tugas
4
Plan 3
Proses Selesai Tugas
Perhatikan unit lain yang terkait dengan layanan penerbangan
4.1 Operator merekap catatan operasi penerbangan
4.2 Operator mematikan semua mesin
Possible Error
Tasks
Stopping Rule
Operator ATC menyiapkan
formulir, strip marking, dan
menyalakan mesin
Meneliti NOTAM yang
Proses persiapan berlaku yang berkaitan dengan
pelayanan lalu semua fasilitas dan operasi
penerbangan
lintas
penerbangan
Meneliti semua fasilitas yang
terkait operasi pelayanan lalu
lintas
Possible Error
Operator ATC salah
menempatkan urutan strip
marking
Akibat Awal
Operator ATC akan kesulitan ketika
melayani penerbangan
Akibat Lanjut
Lambat dalam penanganan
ketika terjadi gangguan
Operator ATC mengabaikan
Kurangnya kesiapan dari operator ATC
NOTAM yang berkaitan
apabila terjadi suatu gangguan
dengan operasi penerbangan
Lambat dalam penanganan
ketika terjadi gangguan
Operator ATC tidak meneliti Mengganggu jalannya pemanduan
fasilitas yang terkait dengan pesawat apabila terjadi kerusakan pada
pelayanan lalu lintas udara fasilitas kerja ATC
Lambat dalam penanganan
ketika terjadi gangguan dan
mendapat banyak keluhan
dari maskapai penerbangan
Possible Error (2)
Tasks
Proses Bertugas
Stopping Rule
Possible Error
Akibat Awal
Operator ATC tidak
Melakukan koordinasi dengan
Operator ATC akan kesulitan ketika
berkoordinasi dengan semua
semua pihak yang terkait
melayani penerbangan
pihak
Akibat Lanjut
Lambat dalam penanganan
ketika terjadi gangguan
Mencatat semua hal penting
terkait dengan pelayanan lalu
lintas udara
Operator ATC tidak
Kurang antisipasi ketika terjadi suatu
mencatat hal penting terkait
masalah yang sama
dengan penerbangan
Lambat dalam penanganan
ketika terjadi gangguan
Memberi instruksi pada pilot
untuk menyalakan mesin
Operator ATC
terlambat/Terlalu cepat
memberi instruksi
menyalakan mesin pesawat
pada pilot
Mendapat banyak keluhan
dari maskapai penerbangan
Memberi instruksi pada
pilot untuk memasuki
taxiway
Memberi instruksi pada
pilot untuk memasuki
runway
Apabila terlambat akan menyebabkan
delay dan apabila terlalu cepat
menyebabkan borosnya bahan bakar
(avtur) pesawat
Apabila terlalu lama akan
Operator ATC terlalu
menyebabkan borosnya bahan bakar,
lama/cepat memberi
namun apabila terlalu cepat dapat
instruksi pada pilot untuk
mengganggu jalannya pesawat lain
memasuki taxiway
untuk menuju apron
Operator ATC salah
Menyebabkan borosnya bahan bakar
dalam menempatkan
pesawat dan mengganggu jadwal
pesawat pada posisi
penerbangan untuk pesawat berikutnya
runway
Tidak teraturnya jadwal
penerbangan sehingga
akan menimbulakan
banyak keluhan dari
maskapai penerbangan
Mendapat banyak keluhan
dari maskapai
penerbangan
Possible Error (3)
Tasks
Stopping Rule
Memberi instruksi pada
pilot untuk holding
positition
Proses Bertugas
Memberi instruksi pada
pilot untuk take off
Memberi instruksi pada
pilot untuk mencapai
ketinggian tertentu
Memberi panduan kepada
pesawat dari bandara lain
yang melewati Bandara
Ahmad Yani
Possible Error
Akibat Awal
Operator ATC terlalu
Menyebabkan borosnya bahan bakar
lama/cepat memberi
instruksi pada pilot untuk pesawat
holding positition
Apabila terlalu lama akan
Operator ATC terlalu
menyebabkan borosnya bahan bakar,
lama/cepat memberi
namun apabila terlalu cepat dapat
instruksi pada pilot untuk
mengganggu pesawat lain yang akan
take off
mendarat
Operator ATC salah
Jarak separasi antar pesawat di udara
dalam memberi instruksi
kurang dari 1000 ft
ketinggian pesawat
Operator ATC salah
dalam memberi panduan
Penerbangan akan mengalami
ketidaknyamanan
Akibat Lanjut
Mendapat banyak keluhan
dari maskapai
penerbangan
Menyebabkan tabrakan
antar pesawat
Menyebabkan tabrakan
antar pesawat
Menyebabkan tabrakan
antar pesawat
Possible Error (4)
Tasks
Stopping Rule
Possible Error
Operator ATC membaca
Operator ATC tidak
catatan operasi penerbangan membaca catatan pada
pada shift sebelumnya
shift sebelumnya
Akibat Awal
Kurangnya kesiapan dari operator
ATC apabila terjadi suatu gangguan
Proses Transfer
Tugas
Operator ATC
mempersiapkan peralatan
yang dibutuhkan
Operator ATC tidak
Operator ATC akan kesulitan ketika
mempersiapkan peralatan
melayani penerbangan
yang dibutuhkan
Akibat Lanjut
Penerbangan akan
mengalami
ketidaknyamanan dan
adanya keluhan dari
maskapai penerbangan
Lambat dalam
penanganan ketika terjadi
gangguan dan mendapat
banyak keluhan dari
maskapai penerbangan
Possible Error (5)
Tasks
Stopping Rule
Possible Error
Operator ATC tidak
Operator ATC merekap
merekap catatan operasi
Proses Selesai catatan operasi penerbangan
penerbangan
Tugas
Operator ATC mematikan
semua mesin
Operator ATC tidak
mematikan semua mesin
Akibat Awal
Akibat Lanjut
Tidak adanya rekam
penerbangan untuk memberi
rating pada operator dan
laporan penerbangan pada
maskapai penerbangan
Pemberian rating pada
operator ATC menjadi
tidak valid
Menyebabkan borosnya
konsumsi listrik
Mesin akan cepat rusak
Penilaian HEP
HEP Operator ATC salah menempatkan urutan strip marking
D. Pekerjaan sederhana yang jelas dilakukan
dengan cepat atau dengan memberikan sedikit
perhatian
Generic Task
Deskripsi Aksi Operator
Nominal Human Unreliability
Error Producing Conditions
Operator ATC mengisi dan mengurutkan strip
marking sesuai dengan urutan pemanduan,
berdasarkan data dari Briefing Office
0,09
Total HEART
Assessed
Assessed
effect
Proportion
Effect
2. Kurangnya waktu yang tersedia
11
untuk mendeteksi dan mengoreksi
kesalahan
Probability of Failure
Assessed Effect
0,1
2
0,18
= ((Total Heart Effect-1) x Assesed proportion)+1
Probability of failure = Nominal Human Unreliability x Assessed Effect(i)
No
Kegagalan Tugas
1 HEP Operator ATC salah menempatkan urutan strip marking
HEP Operator ATC mengabaikan NOTAM yang berkaitan dengan
2
operasi penerbangan
HEP Operator ATC tidak meneliti fasilitas yang terkait dengan
3
pelayanan lalu lintas udara
4 HEP Operator ATC tidak berkoordinasi dengan semua pihak
HEP Operator ATC tidak mencatat hal penting terkait dengan
5
penerbangan
HEP Operator ATC terlambat/Terlalu cepat memberi instruksi
6
menyalakan mesin pesawat pada pilot
HEP Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot
7
untuk memasuki taxiway
HEP Operator ATC salah dalam menempatkan pesawat pada posisi
8
runway
HEP Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot
9
untuk holding positition
HEP Operator ATC terlalu lama/cepat memberi instruksi pada pilot
10
untuk take off
11 HEP Operator ATC salah dalam memberi instruksi
HEP Operator ATC salah dalam memberi panduan kepada pesawat
12
yang melintasi Bandara Ahmad Yani
13 HEP Operator ATC tidak membaca catatan pada shift sebelumnya
14 HEP Operator ATC tidak mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan
15 HEP Operator ATC tidak merekap catatan operasi penerbangan
16 HEP Operator ATC tidak mematikan semua mesin
HEP
0,1800
0,0204
0,0954
0,0008
0,0012
0,1909
0,3519
0,2916
0,5568
0,5184
0,3568
0,3568
0,3168
0,3168
0,0014
0,0004
= 9,9965,E-01 x 1,0000,E+00 x
8,9964,E-01 x 1,0000,E+00
= 0,8993
Hasil Perhitungan Metode HEART
Berdasarkan hasil Perhitungan didapatkan hasil
bahwa :
= 0,8993
1
0
0,8
Sehingga dapat dikatakan operator dalam kondisi
handal ketika memandu pesawat
Hasil Pengolahan NASA TLX
Deskriptor
Kebutuhan Fisik
Kebutuhan Mental
Kebutuhan Waktu
Performansi
Tingkat Stress
Usaha
Operator ATC 1
Rating
Weight Product
40
0
0
60
5
300
30
4
120
99
2
198
60
1
60
90
3
270
WWL
948
Total Bobot
15
Rata-rata WWL
63,2
Operator ATC 2
Rating
Weight Product
80
0
0
100
2
200
80
1
80
90
5
450
60
4
240
95
3
285
WWL
1255
Total Bobot
15
Rata-rata WWL
83,6667
Tingkat Kebutuhan
Kebutuhan Fisik
Kebutuhan Mental
Kebutuhan Waktu
Performansi
Tingkat Stress
Usaha
Rata-rata
46
270
188
264
173
226
Total Product Presentase
4%
695
23%
4052
16%
2813
23%
3966
15%
2595
19%
3388
Hasil Pengolahan NASA TLX
Simpulan
• Dari hasil pengolahan kuisioner pengukuran beban kerja
dengan metode Nasa TLX didapatkan nilai rata-rata WWL
(Weighted workload) sebesar 77,8 sehingga masuk
dalam kategori agak tinggi.
• Dari hasil pengukuran dengan metode Heart diketahui
bahwa tugas yang memiliki tingkat error paling besar ada
pada pemberian instruksi untuk holding position yakni
sebesar 0,55 dan operator memberi instruksi pada pilot
untuk take off sebanyak 0,51. Sedangkan nilai keandalan
dari operator sebesar 0,89 dari batas minimun yang
ditetapkan perusahaan sebesar 0,8. Sehingga operator
ATC cukup handal dalam melakukan pekerjaannya
Simpulan
• Perbaikan yang dilakukan dari analisis risiko yaitu
memindahkan lokasi kerja APP ke tempat yang jauh dari
jangkauan masyarakat umum dan perbaikan tingkah laku,
dimana ada kecenderungan dari operator untuk memandu
pesawat lebih dari batas maksimum pemanduan pesawat.
• Perbaikan yang dilakukan berkaitan dengan fasilitas kerja,
adanya penambahan fasilitas hiburan di dekat ruang kerja
ATC. Selain itu sebaiknya operator ATC diberi pelatihan
yang berkaitan dengan keamanan penerbangan sehingga
timbul rasa tanggung jawab untuk menaati peraturan yang
telah ditentukan oleh perusahaan.
Saran
• Perlu dilakukan penentuan jumlah operator optimal
dalam satu shift kerja dengan mempertimbangkan
tingkat kepadatan lalu lintas udara pada jam-jam
tertentu.
• Adanya penentuan jumlah lini kerja untuk
perkembangan Bandara Ahmad Yani.
Referensi
Arsi, R.M. (2012). Analisis Beban Kerja untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan
Kompetensi Karyawan Berdasar pada Job Description (Studi Kasus: Jurusan Teknik Industri, ITS ,
Surabaya),Tugas Akhir Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Badan Pusat Statistik (2012), Data Penerbangan di Bandara Ahmad Yani Semarang, BPS Provinsi
Jawa Tengah, Semarang
Airways New Zealand, What is ATC?, Dipetik dari: http://www.airways.co.nz/careers/what_is_atc.asp.
Chandler, F. (2004). Using Root Cause Analysis to Understand Failures and Accident. Washington
DC.
Costa, G. (1995). Occupational stress and stress prevention in air traffic control, International
Labour Office, University of Verona, Geneva
Devi, L.M. (2011). Evaluasi Faktor Lingkungan Fisik dan K3 dengan Ergonomic Assessment pada
Pembuatan Waterwall Panel (Studi Kasus: PT Alstom Power ESI). Tugas Akhir Sarjana, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Erisianna, A. (2012). Pengukuran Beban Kerja Karyawan dengan Menggunakan Kerangka NASA-TLX
di Departemen Organisasi dan Prosedur PT Petrokimia. Tugas Akhir Sarjana, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya
Referensi
Handini, E. (2013). Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi
Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD Rumah Sakit Haji Surabaya). Tugas Akhir Sarjana,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Jou R.C., Kuo C.W., Tang M.L., (2013) .” A study of job stress and turnover tendency among air
traffic controllers: The mediating effects of job satisfaction”
Kirwan, B, (1994). A Guide to Practical Human Reliability Assessment. Taylor & Francis.
Manampiring, H, (2011). Ngobrol dengan Air Traffic Control, dipetik dari
http://manampiring17.wordpress.com/2011/08/16/ngobrol-dengan-air-traffic-controller/
Materi Workshop, (2013). Workload Analysis (Analisa Beban Kerja) FTE Methode, dipetik dari
http://materiworkshop.wordpress.com/2013/03/12/workload-analysis-analisa-beban-kerja-ftemethode/
Simanjuntak, R.A.,(2010). “Analisis Beban Kerja Mental dengan Metoda NASA TASK LOAD INDEX”,
Situmeang, C.A., (2011). Analisa Tingkat Keandalan Dengan Metode Heart (Studi Kasus di Stasiun
Kereta Api Poncol Semarang). Tugas Akhir Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang
Referensi
Susetyo, J., Simanjuntak,R.A., Wibisono, R.C.,(2012). “Pengaruh Beban Kerja Mental dengan
Menggunakan Metode Nasatask Load Iindex (TLX) terhadap Stres Kerja”, Prosiding Seminar
Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) ,Yogyakarta
Widyanti, A., Johnson, A., & Waard, D. d. (2010). “Pengukuran Beban Kerja Mental dalam Searching
Task dengan Metode Rating Scale Mental Effort (RSME)”.
Wignjosoebroto, S., & Zaini, P. (1999). “Studi Aplikasi Ergonomi Kognitif untuk Beban Kerja Mental
Pilot dalam Pelaksanaan Prosedur Pengendalian Pesawat dengan Metode “SWAT””.
Download