Sistem Perkemihan Judul : 1. Sistem Urinaria 2. Sistem Kemih Penulis : 1. Ethel Sloane 2. Lauralee Sherwood Data Publikasi : 1. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, Penerbit buku Kedokteran (2004: 318) 2. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran (2001: 461) Sistem kemih (urinaria) terdiri dari organ-organ yang memproduksi urin dan menyalurkannya keluar tubuh. Komponen dari sistem kemih terdiri dari: a. Ginjal Ginjal merupakan sepasang organ yang berbentuk seperti kacang, berwarna merah tua, terletak di belakang rongga abdomen. Satu berada di setiap sisi kolumna vertebralis dekat dengan garis pinggang dan dua pasang iga terakhir. Ginjal dipasok oleh arteri renalis dan vena renalis. Ginjal kanan terletak agak di bawah dibanding dengan ginjal kiri. Hal ini karena pada sisi kanan terdapat hati. Panjang ginjal sekitar 12,5 cm dan tebal 2,5 cm. Ginjal laki-laki memiliki berat sekitar 125175 gr dan pada perempuan sekitar 115-155 g. Fungsi spesifik dari ginjal meliputi: - Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh - Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian ion-ion penting - Memelihara volume plasma yang sesuai - Membantu memelihara keseimbangan asam-basa tubuh - Memelihara osmolaritas darah - Mengekskresikan produk-produk sisa dari metabolisme tubuh - Mengekskresikan banyak senyawa asing - Mensekresikan eritropoietin - Mensekresikan renin - Mengubah vitamin D dalam bentuk aktifnya. Struktur internal sebuah ginjal berupa: Hilum, yaitu tingkat kecekungan tepi medial ginjal Sinus ginjal, yaitu rongga berisi lemak yang terbuka pada hilus. Tempat menempelnya jalan keluar masuk ureter, vena dan arteri renalis, limfatik dan saraf. Pelvis ginjal, yaitu perluasan ujung proksimal ureter, merupakan rongga pengumpul sentral. Parenkim ginjal, yaitu jaringan ginjal yang menutupi struktur sinus ginjal. Terbagi menjadi medula dan korteks luar. Medula terdiri dari massa triangular yang disebut piramida ginjal dan ujungnya yang sempit disebut papila. Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron. Terletak di dalam antara piramida medula yang bersebelahan untuk membentuk kolumna ginjal. Lobus ginjal, yaitu bagian ginjal yang terdiri dari satu piramida ginjal, kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks yang menyelubunginya. b. Ureter Ureter adalah sebuah duktus berdinding otot polos yang keluar dari batas medial dekat pangkal arteri dan vena renalis. Terdapat dua buah ureter yang mengalirkan urin dari masing-masing ginjal ke kandung kemih. c. Kandung Kemih Kandung kemih (vesika urinaria) yaitu suatu kantung rongga yang berfungsi menyimpan urin secara temporer. Dapat direnggangkan dan volumenya disesuaikan kontraktil otot polosnya. d. Uretra Secara berkala, kandung kemih dikosongkan. Urin dikeluarkan keluar tubuh melalui uretra. Uretra wanita berbentuk pendek dan lurus langsung dari leher kandung kemih keluar tubuh. Uretra pria jauh lebih panjang dan melengkung melewati kelenjar prostat dan penis. Uretra pria mempunyai dua fungsi, yaitu sebagi saluran untuk mengeluarkan urin dan saluran untuk semen. Selain beberapa komponen di atas, ada pula satuan fungsional ginjal yang juga sangat berpengaruh dalam sistem kemih, yaitu nefron. Satu ginjal bisa terdapat 1-4 juta nefron yang disatukan oleh jaringan ikat. Nefron mempunyai satu komponen vaskular dan satu komponen tubular, terletak di dalam ginjal memebentuk dua daerah khusus. Daerah sebelah luar tampak granuler yaitu di korteks ginjal dan daerah dalam yang berupa segitiga-segitiga bergaris yaitu di piramida ginjal. Secara kolektif semua itu sebagai medula. Nefron merupakan unit terkecil pembentuk urin. Karena fungsi utama dari ginjal sendiri adalah memproduksi urin. Struktur nefron terdiri dari: Glomerulus Bagian dominan pada komponen vaskuler. Glomerulus adalah berkas kapiler berbentuk bola tempat filtrasi sebagian air dan zat yang terlarut dalam darah yang melewatinya. Kapsul Bowman Komponen tubulus berawal dari kapsul bowman. Kapsul bowman adalah suatu invaginasi berdinding rangkap yang melingkupi glomerulus. Kapsul bowman dan glomerulus bersama-sama membentuk korpuskel ginjal. Tubulus Kontortus Proksimal Tubulus ini keseluruhan terletak di dalam korteks, panjangnya mencapai 15 mm. Lengkung Henle (Ansa Henle) Tubulus kontortus proksimal yang mengarah masuk ke dalam medula membentuk lengkungan jepit dan membalik ke atas ke dalam korteks. Lengkungan yang terbenam dalam medula disebut pars desendens dan yang berjalan kembali ke korteks disebut pars asendens. Tubulus Kontortus Distal Berbentuk panjang dan berliku. Panjangnya mencapai 5 mm dan membentuk segmen terakhir nefron Tubulus dan Duktus Pengumpul Setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks. Tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar ke dalam ginjal melalui kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urin dialirkan melalui ureter menuju kandung kemih. Mengingat kembali fungsi primer ginjal merupakan penghasil urin dan mengekskresi zat sisa metabolisme tubuh, terdapat tiga proses utama pembentukan urin. Ketiga proses tersebut adalah filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus. A. Filtrasi Glomerulus Adalah perpindahan (filtrasi) cairan dan zat terlarut dari kapiler glomerular menuju kapsul bowman dengan gradien tekanan tertentu. Cairan yang difiltrasi hartus melewati tiga lapisan yang membentuk membran glomerulus yaitu dinding kapiler glomerulus, lapisan gelatinosa aseluler (membran basal), dan lapisan dalam kapsul bowman. Pada dinding kapiler glomerulus memiliki lubang-lubang dengan banyak pori-pori besar (fenestra) yang membuatya seratus kali lebih permeabel. Membran basal terdiri dari glikoprotein dan kolagen. Terselip di antara glomerulus dan kapsul bowman. Glikoprotein ini berfungsi menghambat filtrasi protein plasma kecil. Dan lapisan terakhir yaitu lapisan dalam kapsul bowman. Terdiri dari podosit (sel mirip gurita yang mengelilingi berkas glomerulus. Setiap podosit memiliki tonjolan memanjang yang saling menjalin dengan tonjolan podosit di dekatnya. Celah sempit diantara tonjolan yang berdekatan dikenal sebagai celah filtrasi, membentuk jalan bagi cairan untuk keluar dari kepiler glomerulus dan masuk ke lumen kapsul bowman. Faktor yang membantu filtrasi ini karena membran kapiler glomerular lebih permeabel dibanding kapiler lain dalam tubuh, tekanan darah dalam kapiler glomerular lebih tinggi dikarenakan diameter arteriol eferen lebih kecil dibanding diameter arteriol aferen. Filtrasi glomerulus disebabkan oleh adanya gaya-gaya fisik pasif yang serupa dengan gaya-gaya yang terdapat di kapiler tubuh lainnya. Terdapat tiga gaya fisik yang terlibat dalam filtrasi yaitu tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan osmotik koloid plasma, dan tekanan hidrostatik kapsul bowman. Tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan yang ditimbulkan oleh darah. Bergantung pada jontraksi jantung dan resistensi arteriol aferen dan eferen terhadap aliran darah. Tekanan osmotik koloid plasma yang ditimbulkan oleh distribusi protein plasma yang tidak seimbang dan tekanan hidrostatik kapsul bowman yang cenderung mendorong cairan keluar dari kapsul bowman ini melawan filtrasi. Tekanan osmotik yang melawan filtrasi rata-rata besarnya 30 mmHg. Tekanan hidrostatik kapsul bowman diperkirakan besarnya sekitar 15 mmHg. Gaya total yang mendorong filtrasi sebesar 55 mmHg, sedangkan jumlah kedua gaya yang melawan arus filtrasi sebesar 45 mmHg. Perbedaan netto yang mendorong filtrasi sebesar 10 mmHg disebut sebagai tekanan filtrasi netto. Dan pada setiap harinya, terbentuk rata-rata 180 liter (sekitar 47,5 galon) filtrat glomerulus. Komposisi filtrat dalam kapsul bowman identik dengan filtrat plasma yang berupa air dan zat terlarut dengan berat molekul rendah seperti, glukosa,natrium, klorida, kalium, urea, fosfat, asam urat, dan kreatinin. Sejumlah kecil albumin plasma dapat terfiltrasi namun sebagian besar diabsorpsi lagi. Sedangkan sel darah merah dan protein tidak difiltrasi. B. Reabsorpsi Tubulus Bahan-bahan esensial yang difiltrasi perlu dikembalikan ke darah melalui proses reabsorpsi tubulus. Reabsorpsi tubulus merupakan suatu proses yang sangat selektif. Hanya sebagian kecil, itupun kalau ada, dari filtrat yang masih bermanfaat bagi tubuh ditemukan dalam urin. Hali ini karena sebagian besar telah diabsorpsi dan dikembalikan ke darah melalui difusi pasif gradien kimia, transpor aktif, atau difusi terfasilitasi. Sekitar 85% filtrat diabsorpsi dalam tubulus kontortus proksimal, walaupun reabsorpsi berlangsung pada semua bagian nefron. Beberapa zat yang terabsorpsi yaitu: - Ion natrium Ditranspor pasif melalui difusi terfasilitasi dan ditranspor aktif dengan pompa natrium kalium. - Ion klor dan ion negatif lain Ditasnpor pasif dengan difusi. - Glukosa, froktosa, dan asam amino Melalui kotranspor. Maksimum transporuntuk glukosa adalah jumlah maksimum yang dapat ditranspor per menit, yaitu sekitar 200 mg glukosa/100 ml plasma. Jika melebihi, maka glukosa muncul di urin. - Air - Urea 50% urea diabsorpsi secara pasif dan 50% diekskresi dalam urin. - Ion organik lain Berupa kalium, kalsium, fosfat, sulfat, dan sejumlah ion lain ditranspor aktif. C. Sekresi Tubular Adalah proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah dalam kapiler peritubular melewati sel-sel tubular menuju cairan tubular untuk kemudian keluar bersama urin. Beberapa zat yang disekresikan berupa: - Ion hidrogen, kalium, amonium kreatinin, asam hipurat, serta obat-obatan tertentu aktif disekresi ke tubulus. - Ion hidrogen dan amonium diganti debgan ion natrium dalam tubulus kantortus distal dan tubulus pengumpul. Setelah serangkaian proses pembentukan urine, ada sebuah pembahan bernama konsep klirens. Konsep klirens berhubungan dengan fungsi ginjal membersihkan plasma darah dari zat sisa. Plasma klirens adalah volume darah per menit yang telah bersih dari zat. Dinyatakan dalam ml/ menit. Dapat dihitung dengan rumus= Laju ekskresi urinaria (mg/ menit) Plasma klirens (ml/ menit)= Konsentrasi plasma (mg/ ml) Volume urin yang dihasilkan tiap harinya bervariasi antara 600ml-2.500ml lebih. Jika volume urin tinggi, maka zat diekskresikan dalam larutan yang encer (hipotonik/ hipoosmotik terhadap plasma. Namun jika tubuh perlu untuk menahan air, maka urin yang dihasilkan kental dan dalam volume yang sedikit (hipertonik/ hiperosmotik terhadap plasma. Hal ini disebabkan dan diatur oleh mekanisme hormonal dan mekanisme pengkonsentrasian urine ginjal. Mekanisme hormonal dipengaruhi oleh hormon ADH (anti diuretic hormone) yang meningkatkan permeabilitas tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul dan hormon aldosteron. Hormon aldosteron adalah hormon steroid yang disekresi oleh sel-sel korteks, bekerja ada tubulus distal dan duktus pengumpul untuk meningkatkan absorpsi ion natrium dan sekresi aktif ion kalium sehingga meningkatkan retensi air dan garam. Sedangkan mekanisme pengkonsentrasian urine dengan sistem arus bolak-balik dalam ansa henle dan vase rekta. Memungkinkan terjadinya reabsorpsi osmotik air sehingga memungkinkan tubuh untuk menahan air sehingga urine yang diekskresikan lebih kental. Sedangkan karakteristik urine dapat dirinci dari berbagai segi. Pertama, komposisi urine terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut barupa nitrogen, asam hipurat, badan keton, elektrolit, hormon, berbagai toksin; pigmen; vitamin; atau enzim, konstituen abnormal. Kedua, dari segi fisik. Warna urine encer berwarna kuning pucat dan kuning pekat jika kental. Bau dari urine khas dan cenderung berbau amonia. PH urine antara 4,8-7,5 dan berat jenis urine berkisar antara 1, 001-1, 035. Refleksi - Pada proses filtrasi, normalnya albumin tidak terfiltrasi. Namun, pada kenyataannya, ada beberapa kasus yang di dalam urine seseorang terdapat albumin berlebihan (abuminuria). Hal ini disebabkan oleh gangguan muatan negatif di dalam membran glomerulus yang menyebabkan membran lebih permeabel terhadap albumin walaupun ukuran pori-pori tidak berubah. - Urine diekskresikan untuk membawa zat-zat sisa metabolisme tubuh. Warna urine akan berwarna pekat jika urine kental. Urine akan kental jika volume urine sedikit atau zat terlarut lebih banyak. Ini sangat terlihat saat kita sedang sakit dan meminum obat. Warna urine akan berbeda dengan biasanya ketika tidak meminum obat. - Seringkali kita masih dapat menahan kencing padahal sudah sangat mendesak harus dikeluarkan. Hal ini karena ada otot sfingter yang membantu menahan penutup kantong kemih sehingga tidak terjadi kebocoran.