box 5. surplus anggaran belum tentu positif

advertisement
BOX 5.
SURPLUS ANGGARAN BELUM TENTU POSITIF
Terjadinya surplus anggaran belum tentu merupakan hal yang positif jika hal tersebut mengorbankan kegiatan
pembangunan. Perlu dilakukan analisis yang mendalam mengenai penyebab terjadinya surplus tersebut.
Dari sisi pendapatan, perlu dianalisis darimana surplus pendapatan daerah itu berasal. Apakah berasal dari
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) atau hanya mengharapkan kucuran Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Selanjutnya, apabila sumber pendapatan daerah itu bersumber
dari PAD, perlu juga dicermati apakah pendapatan tersebut merupakan hasil dari peningkatan aktivitas
perekonomian dan pembangunan atau hanya merupakan efek dari kenaikan pajak/retribusi atau adanya berbagai
jenis pungutan atau retribusi baru.
TABEL APBD PROVINSI SULAWESI TENGGARA DAN REALISASINYA UNTUK TAHUN 2006
Uraian
A. Pendapatan (Rupiah)
1. Pendapatan Asli Daerah
- Pajak daerah
- Retribusi daerah
- Hasil PMD
- Lainnya
Rencana APBD 2006
%
Realisasi
75,59%
67,76%
63,31%
57,75%
4,13%
188,73%
463.846.285.000
37.492.285.000
426.354.000.000
465.741.307.871
83.441.088.116
58.720.503.289
8.132.093.078
317.963.541
16.270.528.208
382.300.219.755
62.534.719.755
319.765.500.000
29.153.979.894
35.455.810.176
121,62%
B. Belanja (Rupiah)
1. Aparatur Daerah
- Belanja Administrasi Umum
- Belanja Operasional dan Pemeliharaan
- Belanja Modal
616.144.103.972
303.096.766.628
238.085.187.613
51.269.204.015
13.742.375.000
378.490.847.706
233.669.569.683
181.313.598.995
43.365.451.888
8.990.518.800
61,43%
77,09%
76,15%
84,58%
65,42%
2. Pelayanan Publik
- Belanja Operasional dan Pemeliharaan
- Belanja Modal
229.713.202.932
84.078.077.291
145.635.125.641
116.849.293.011
41.935.930.877
74.913.362.134
50,87%
49,88%
51,44%
-
87.250.460.165
49.977.937.600
11.481.985.012
22,97%
5.150.000.000
5.000.000.000
97,09%
28.206.196.812
11.490.000.000
40,74%
2. Dana Perimbangan
- Bagi hasil pajak/bukan pajak
- Dana Alokasi Umum
3. Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Lalu
SURPLUS (DEFISIT)
3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan
4. Belanja Tidak Terduga
5. Penyertaan Modal
616.144.103.972
123.143.839.078
92.751.083.114
14.081.620.000
7.690.000.000
8.621.135.964
Realisasi APBD 2006
(Hingga Sep-2006)
82,42%
166,79%
75,00%
KE HALAMAN SELANJUTNYA…
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI
51
…LANJUTAN
Sementara dari sisi belanja/pengeluaran, perlu dianalisis apakah surplus benar-benar terjadi karena aktivitas
penghematan atau efisiensi operasional Pemerintah Daerah yang efektif. Jika demikian, tentunya salah satu
indikator adalah dengan jumlah anggaran yang sama, output yang dihasilkan Pemerintah Daerah seharusnya lebih
besar. Salah satu output yang dapat digunakan sebagai indikator hasil pembangunan adalah pertumbuhan
ekonomi, tingkat kemiskinan dan angka pengangguran. Jika ternyata penghematan yang dilakukan tidak mampu
mengatasi berbagai permasalahan ekonomi dan sosial tersebut, berarti dapat disimpulkan bahwa penghematan
tersebut kurang efektif. Sebaliknya, apabila surplus justru terjadi karena proyek-proyek pemerintah daerah tidak
berjalan, takut dijalankan, terbengkalai atau bahkan tidak terurus, maka tentu akan berdampak pada tertutupnya
peluang membuka lapangan kerja baru dan sebagainya.
Dengan melihat realisasi anggaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana tabel diatas, kita dapat
menilai apakah pelaksanaan anggaran sepanjang tahun 2006 lalu telah optimal dan dapat secara efektif
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Secara sederhana dengan menggunakan 2 variabel, yaitu DAU dan PDRB, maka dapat diilustrasikan bahwa pada
tahun 2005 lalu pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara mencapai 7,31% dengan DAU sebesar Rp254 miliar.
Sementara data untuk tahun 2006, dengan jumlah DAU yang mencapai hampir dua kali lipat yaitu Rp426 miliar,
pertumbuhan ekonomi provinsi Sultra adalah sebesar 7,36%. Walaupun kita menyadari bahwa pertumbuhan
ekonomi bersifat lebih kompleks dan bukan hanya semata-mata dipengaruhi oleh DAU saja (komponen
pengeluaran pemerintah), namun dengan mempertimbangkan bahwa pengeluaran pemerintah menguasai sekitar
20% dari PDRB yang berarti memainkan peranan cukup penting, maka tentunya besar kecilnya realisasi
pengeluaran pemerintah yang sumber utamanya berasal dari DAU tentu akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi.
GRAFIK PERKEMBANGAN DAU DAN PERTUMBUHAN PDRB PROV. SULTRA 2005-2006
Halaman Ini Sengaja
Dikosongkan
8,00%
400
300
7,50%
200
100
0
7,00%
2005
2006
DAU
Pertumbuhan Ekonomi
###
52
KANTOR BANK INDONESIA KENDARI
Download