uji aktivitas hepatoprotektif teh hijau kombucha pada

advertisement
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 2 Tahun 2012
UJI AKTIVITAS HEPATOPROTEKTIF TEH HIJAU KOMBUCHA
PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
1
M.Thesa Ghozali *, Puguh Novi Arsito
1,2
2
Department of Pharmacy, Faculty of Medicine and Health Science,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
*e-mail: [email protected]
ABSTRAK
ABSTRACT
Parasetamol adalah obat analgesikantipiretik
yang
mempunyai
efek
hepatotoksik ketika digunakan pada dosis
yang tinggi. Toksisitas parasetamol ini
disebabkan karena pembentukan senyawa
racun dari beberapa bagian obat yang
dimetabolisme
oleh
sitokrom
P450.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
aktivitas hepatoprotektif teh hijau kombucha
pada tikus albino galur wistar. Gangguan hati
akut dilakukan dengan cara menginduksi
parasetamol dengan dosis 740mg/kg BB.
Teh hijau kombucha diberikan dengan 0,5,
1,0, dan 1,5 ml peroral diberikan selama 7
hari. Parameter biokimia hati (kadar SGOT,
SGPT)
diukur
dengan
menggunakan
spektrofotometer, dan kemudian dicatat
berat hati tikus (bobot per 100 gram). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa teh hijau
kombucha dengan dosis yang sudah
ditentukan dapat mencegah peningkatan
bobot hati tikus secara signifikan dengan
nilai p <0,05 ketika dibandingkan dengan
kelompok hewan uji yang diinduksi
parasetamol. Teh hijau kombucha dengan
dosis 1,0 ml lebih efektif dari dosis laim 0,5
dan 1,5 ml. Teh hijau kombucha memberikan
efek hepatoprotektif secara signifikan
dengan nilai p<0,05 dengan menurunkan
aktitivas enzim serum seperti SGOT dan
SGPT. Teh hijau kombucha dengan dosis
1,0 ml juga efektif menurunkan kadar SGOT
dan SGPT. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah teh hijau kombucha mempunyai
aktivitas hepatoprotektif yang baik.
Paracetamol is an analgesicantipyretic drug that has hepatotoxic effect
when taken in high doses. Paracetamol
toxicity is due to the formation of toxic
metabolites when a part of it is metabolized
by cytochrome P450. This study was
designed to evaluate the hepatoprotective
activity of green kombucha tea (GKT) in
wistar albino rats. Acute liver injury was
induced by paracetamol (750mg/kg, b.w).
GKT at the dose of 0.5, 1.0, and 1.5 ml, p.o
was administered for 7 days. The
biochemical parameters of liver such as
serum glutamate oxaloacetate transaminase
(SGOT), glutamate pyruvate transaminase
(SGPT) levels were measured using
spectrophotometer. Finally, the liver weight
(Wt/100g b.w) of rats were recorded. GKT in
all doses prevented the increase of liver
weight significantly (p<0.05) when compared
with paracetamol treated rats. The dose 1.0
ml of GKT was found to be the most effective
than the other dose (0.5 and 1.5 ml). GKT
produced hepatoprotective effect significantly
(p<0.05) by decreasing the activity of serum
enzyme such us SGOT and SGPT. The 1.0
ml dose of GKT also found to be the most
effective dose to decrease the levels of
SGOT and SGPT. It is concluded that the
Green kombucha tea possesses good
hepatoprotective activity.
Kata
kunci:
efek
hepatoprotektor,
parasetamol, teh hijau kombucha
PENDAHULUAN
Keywords:
green
kombucha
hepatoprotective effect, paracetamol
Kecenderungan
tea,
meningkatnya
prevalensi penderita hepatitis memerlukan
penanganan yang baik, karena sebagian
Uji Aktivitas Hepatoprotektif
besar hepatitis dapat menjadi kronis yang
20-30
akan berlanjut menjadi sirosis dan kanker
Farmakologi dan Toksikologi Prodi Farmasi
hati, serta berakhir dengan kematian akibat
Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan
kegagalan fungsi hati (Anonim, 2004).
Universitas
Salah satu obat tradisional yang
diduga
memiliki
sifat
sebagai
g
(diperoleh
dari
Muhammadiyah
Laboratorium
Yogyakarta).
Bahan dan alat yang digunakan pada
penelitian
ini
adalah
kombucha
tea
hepatoprotektor adalah kombucha tea atau
berstandar,
lebih dikenal dengan nama jamur teh atau
diperoleh
jamur dipo (Anonim, 2006). Kombucha tea
parasetamol yang dibeli di Brataco, kit SGOT
sudah banyak dilaporkan khasiatnya dalam
& SGPT merek Dyasis (Jerman), dan pakan
hal medis seperti sebagai anti diabetes, anti
tikus yang menggunakan BR-2.
hipertensi, dan anti inflamasi (Frank, 1995).
sebagai
dari
hasil
obyek
uji,
pembiakan
yang
sendiri,
Alat-alat yang digunakan adalah
Kombucha tea merupakan cairan
peralatan bedah (gunting, pinset), alat-alat
teh hasil fermentasi dibawah kondisi aerobik
gelas yang lazim digunakan (gelas beker,
bakteri
ragi
gelas ukur, labu takar, dan gelas arloji),
masa
cawan porselen, pipet, mortir dan stamper,
zoogela serupa nata yang disebut “nata de
jarum suntik oral volume 3 ml (terumo
tea” atau biasa dikenal sebagai kombucha
syiringe), ependroff, sentrifus mikrolab 300
colony (Frank, 1995). Kultur kombucha
(Merk, Germany), tabung reaksi, timbangan
tumbuh di dalam medium teh manis yang
elektrik, dan timbangan tikus.
acetobacter
saccharomyces
xylinum
sereviceae
dan
dalam
berbagai
Dosis Parasetamol dan kombucha
macam metabolit yang sangat berguna bagi
tea ditetapkan berdasarkan hasil orientasi
kesehatan,
asam
(percobaan pendahuluan) 750 mg/kgBB.
oksalat, beberapa macam asam amino, dan
Pengambilan darah dilakukan dari sinus
terutama asam glukoronat (Frank, 1995).
orbitalis mata. Serum tikus digunakan dalam
kemudian
akan
menghasilkan
seperti
asam
malat,
Asam glukoronat sendiri merupakan
senyawa
endogen
yang
bekerja
pada
mengukur aktivitas SGOT & SGPT secara
spektrofotometri
menggunakan
metabolisme fase dua yang berkonjugasi
kinetik
dengan senyawa-senyawa toksik (Katzung,
dilakukan menggunakan hati tikus yang
1998).
disimpan dalam larutan formalin 10% untuk
Berdasarkan
kandungan
asam
glukoronat tersebut, maka penelitian ini
GPT-alat.
Analisis
metode
histopatologi
pembuatan preparat histopatologi sel hati.
kemudian dilakukan untuk mengetahui efek
Tikus secara acak dibagi menjadi 5
hepatoprotektif Kombucha tea secara in vivo
kelompok. Kelompok I untuk kontrol positif
terinduksi Parasetamol dengan parameter
diberikan parasetamol dengan dosis 750
kadar SGOT & SGPT.
mg/kg BB. Kelompok ll untuk kontrol negatif
tidak diberi perlakuan apapun. Kelompok lll V untuk uji aktivitas hepatoprotektif diberi
METODE PENELITIAN
parasetamol dengan dosis 750 mg/kg BB
Subyek uji yang digunakan adalah
yang
sebelumnya
sudah
diberi
teh
tikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan
kombucha dengan variasi dosis sebesar 1,5
umur 40-60 hari, dengan berat badan sekitar
ml, 1 ml, dan 0,5 ml secara oral dua kali
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 2 Tahun 2012
Uji Aktivitas Hepatoprotektif
sehari selama enam hari berturut-turut dan
Kemudian di centrifuge dengan kecepatan
kemudian diberi. Serum dibuat dengan cara
3500 rpm selama 10 menit. Supernatan yang
menampung darah tikus dalam ependroff
terbentuk merupakan serum darah.
yang
telah
diberi
heparin
secukupnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1. Kadar SGPT Minggu I
Keterangan: nilai SGPT (U/l) disajikan dalam bentuk rata-rata ±
SEM (n = 4). (*) menunjukkan adanya perbedaan bermakna
secara statistik (p < 0,05) nilai SGPT kontrol positif dibanding
semua perlakuan, setelah diuji dengan anova satu jalan,
dilanjutkan dengan Tukey pada taraf kepercayaan 95 %.
Gambar 2. Kadar SGOT Minggu I
Keterangan: nilai SGPT disajikan dalam bentuk rata-rata ±
SEM (n = 4). menunjukkan tidak adanya perbedaan
bermakna secara statistik (p<0,05) terhadap nilai SGOT
kontrol Nol, setelah diuji dengan anova satu jalan,
dilanjutkan dengan Tukey pada taraf kepercayaan 95 %.
Gambar 3. Kadar SGPT Minggu 2
Keterangan: nilai SGPT disajikan dalam bentuk rata-rata ± SEM
(n = 4). (*dan**) menunjukkan adanya perbedaan bermakna
secara statistik (p<0,05) terhadap nilai SGOT kontrol Nol, setelah
diuji dengan anova satu jalan, dilanjutkan dengan Tukey pada
taraf kepercayaan 95 %.
Gambar 4. Kadar SGOT Minggu 2
Keterangan: nilai SGOT (U/l)) disajikan dalam bentuk ratarata ± SEM (n = 4). (*) menunjukkan adanya perbedaan
bermakna secara statistik (p<0,05) terhadap nilai SGOT
kontrol Nol, setelah diuji dengan anova satu jalan,
dilanjutkan dengan Tukey pada taraf kepercayaan 95 %.
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 2 Tahun 2012
Uji Aktivitas Hepatoprotektif
Gambar 5. % bobot hepar per kgBB
Keterangan: % Bobot hepar disajikan dalam bentuk rata-rata ±
SEM (n = 4). (*) menunjukkan adanya perbedaan bermakna
secara statistik (p<0,05) terhadap nilai % bobot hepar kontrol Nol,
setelah diuji dengan anova satu jalan, dilanjutkan dengan Tukey
pada taraf kepercayaan 95 %.
Penelitian ini menggunakan teh hijau
sebagai
hijau
berkhasiat sebagai hepatoprotektor. Dari
seberat 20 g diseduh terlebih dahulu dengan
hasil optimasi diketahui waktu kultur optimal
menggunakan
liter.
adalah 7 hari. Pada hari ke-7 ini diketahui
Penggunaan teh hijau memiliki beberapa
rata-rata pH larutan kombucha adalah 3.
keuntungan apabila dibandingkan dengan
Larutan kombucha dipersiapkan berbeda
teh hitam. Teh hijau memiliki kapasitas
kultur tiap harinya, sehingga kualitas larutan
antioksidan yang lebih tinggi dibanding teh
yang
hitam.
kandungan
seragam tiap harinya. Apabila digunakan
Epigalo catechin gallat (EGCG) yang lebih
kultur yang sama pada kurun waktu tertentu,
tinggi pada teh hijau. Apabila menggunakan
maka pH larutan turun terlalu rendah,
teh hitam maka kandungan EGCG akan
sehingga kualitasnya tidak sama.
rendah
sumber
Hal
kombucha.
air
ini
(Frank,
mineral
dikarenakan
1995).
Teh
pembentukan asam glukoronat yang diduga
1
Penggunaan
air
diberikan
Hewan
uji
ke
hewan
yang
uji
bersifat
digunakan
pada
mineral dikarenakan dalam pertumbuhan
penelitian ini adalah tikus putih galur wistar
jamur kombucha juga diperlukan mineral.
dengan
Apabila digunakan aquadest maka suplai
Pemeriksaan sederhana dan rutin yang
mineral tidak dapat terpenuhi (Frank, 1995).
dilakukan untuk pemeriksaan fungsi hepar
Sumber karbohidrat yang digunakan pada
adalah pemeriksaan SGPT dan SGOT.
kultur berasal dari sukrosa sebanyak 20 g.
Enzim SGPT terikat dalam sitoplasma sel
Sukrosa
hepar sedangkan enzim SGOT terikat dalam
ini
merupakan
precursor
dari
berat
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 2 Tahun 2012
badan
rata-rata
200
g.
Uji Aktivitas Hepatoprotektif
organel
sel
mengalami
hepar.
Apabila
nekrosis
maka
sel
hepar
periode pertama kadar SGPT hewan uji
akan
terjadi
normal. Pada periode 2 (setelah pemberian
kenaikan kadar kedua enzim ini dalam
hepatotoksin)
serum. Walaupun SGPT dan SGOT sering
perbedaan kadar SGPT. Untuk kadar SGPT
dianggap
sebagai
kontrol
tingginya
konsentrasi
enzim
diketahui
karena
keduanya
dalam
116,15 U/l. Apabila kadar SGPT mencapai
hepatosit, namun hanya SGPT yang spesifik
kadar ini diketahui bahwa sudah terjadi
terhadap hepar jika dibandingkan dengan
kondisi
SGOT mengingat SGOT juga terdapat pada
kelompok perlakuan lain, diketahui kadar
otot jantung, otot tubuh, ginjal dan pankreas
SGPT nya masih normal. Kadar SGPT
(Joyce,
tersebut diketahui berbeda signifikan dengan
Sebelum
dilakukan
terlihat
diketahui
hepar
2007).
negatif
sudah
hepatotoksik.
Sedangkan
selama 1 minggu. Selama 1 minggu ini tikus
terendah dicapai oleh kelompok dosis 0,5 ml,
hanya diberikan pakan saja. Setelah kondisi
yaitu
tikus
interpretasi
maka
dilanjutkan
dengan
U/l.
Selain
data
kadar
Kadar
pada
kontrol
48,96
(p<0,05).
kadar
percobaan, tikus dikondisikan terlebih dahulu
stabil,
negatif
mencapai
itu
SGPT
dari
SGPT
hasil
antar
pemberian larutan kombucha selama 1
kelompok perlakuan kombucha (0,5 ml, 1 ml,
minggu. Setelah 1 minggu pemberian larutan
1,5
kombucha, dilakukan pengambilan sampel
meningkatnya pemberian dosis kombucha
darah
periode
tidak berkorelasi dengan semakin turunnya
pertama ini belum dilakukan pemberian
kadar SGPT sehingga diketahui penurunan
hepatotoksin.
periode
pertama.
Pada
Setelah
ml)
diketahui
dengan
semakin
pengukuran
kadar SGPT tersebut tidak bergantung pada
SGPT/SGOT periode 1 dilakukan, maka
dosis (non dose dependent). Pada dosis k
langkah
(0) diketahui juga terjadi penurunan kadar
selanjutnya
hepatotoksin
adalah
bersama
pemberian
dengan
larutan
SGPT.
kombucha selama 1 minggu. Setelah 1
Pada
periode
1
(sebelum
minggu kadar SGPT/SGOT kembali diukur.
pemberian hepatotoksin) diketahui kadar
Berikut adalah data kadar SGOT dan SGPT
SGOT antar kelompok tidak berbeda secara
tikus pada periode pertama dan kedua.
statistik
Pada
periode
atau
minggu
1
(p
keseluruhan
<
0,05)
sehingga
disimpulkan
secara
bahwa
pada
(sebelum pemberian hepatotoksin) diketahui
periode pertama kadar SGOT hewan uji
kadar SGPT antar kelompok adalah sama.
normal. Pada periode 2 (setelah pemberian
Perbedaan hanya terjadi pada kadar SGPT
hepatotoksin)
kelompok
kontrol
Meskipun
perbedaan kadar baik SGOT. Untuk kadar
perbedaan
tersebut
secara
SGOT kontrol negatif terlihat mencapai
statistik (p < 0,05), namun diketahui kadar
kadar 111,80 U/l. Apabila kadar SGOT
SGPT tersebut masih normal (75,95 U/l).
mencapai kadar ini diketahui bahwa sudah
Kadar SGPT dikatakan tinggi apabila telah
terjadi
mencapai 2x40 U/l. Variasi tersebut terjadi
pada kelompok perlakuan lain, diketahui
kemungkinan
kondisi
kadar SGOT nya masih normal. Kadar
fisiologis hewan uji saja sehingga secara
SGOT tersebut diketahui berbeda signifikan
keseluruhan
dengan
karena
negatif.
bermakna
fluktuasi
disimpulkan
bahwa
pada
diketahui
kondisi
kontrol
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 2 Tahun 2012
sudah
hepatotoksik.
negatif
diketahui
Sedangkan
(p<0,05).
Kadar
Uji Aktivitas Hepatoprotektif
SGOT terendah dicapai oleh kelompok dosis
kgBB).
1 ml, yaitu 36,26 U/l. Selain itu, dari hasil
terjadinya tanda-tanda hepatotoksisitas pada
interpretasi
antar
hepar. Perbedaan tersebut berbeda secara
kelompok perlakuan kombucha (0,5 ml, 1 ml,
statistik dengan semua kelompok perlakuan
1,5
(p<0,05).
data
ml)
kadar
diketahui
SGOT
dengan
semakin
Hal
ini
mengindikasikan
Pada
saat
pembedahan
terlihat
tidak berkorelasi dengan semakin turunnya
Steatosis
kadar SGOT sehingga diketahui penurunan
akumulasi
kadar SGOT tersebut tidak bergantung pada
biasanya memetabolisme lemak. Hal ini
dosis (non dose dependent).
diakibatkan karena kerja hati yang berat
lemak
hepar.
penimbunan
dalam
sel-sel
atau
yang
akibat gangguan hepatotoksin. Transfer lipid
mampu
keluar dari hepar menjadi terhambat dan
menurunkan kadar SGOT/SGPT pada tikus
terakumulasi dalam hati. Degenerasi ini bisa
yang
terjadi
teh
hijau
teinduksi
hepatotoksik.
kombucha
paracetamol
Salah
parasetamol
ini
merupakan
pada
diketahui
bahwa
percobaan
steatosis
juga
meningkatnya pemberian dosis kombucha
Pada
adanya
telah
adalah
satu
karena
dosis
secara
mikrovasikuler
maupun
toksisitas
makrovasikuler. Sel-sel yang mengalami
obat
degenerasi
ini
ini
perubahannya
bersifat
dimetabolisme oleh enzim CYP450 menjadi
reversibel. Apabila dibiarkan lebih lanjut
produk antara yang sangat reaktif yaitu
kondisi ini bisa berkembang kearah sirosis
NAPQI
atau
(N-Acetyl-P-Benzoquinone
Imine)
nekrosis.
Apabila
dilakukan
(Katzung, 1998). Secara alamiah tubuh
perbandingan % bobot hepar kelompok
mampu membuang senyawa ini dengan
perlakuan kombucha (0,5, 1, dan 1,5 ml)
jalan
dengan
mengkonjugasikannya
metabolit
merkapturat
membentuk
dengan
bantuan
k(0)
diketahui
tidak
terjadi
perbedaan yang signifikan secara statistik
enzim GSH (Glutathion). NAPQI sebenarnya
(p<0,05)
hanya diproduksi dalam jumlah kecil, namun
hepatotoksik tidak terjadi pada kelompok ini.
tipe ikatannya dengan sel hepatosit bersifat
Selain itu dari hasil interpretasi data % bobot
kovalen. Ikatan kovalen diketahui bersifat
hepar antar kelompok perlakuan kombucha
kuat sehingga dapat memicu kerusakan sel
(0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml) diketahui dengan
hepatosit.
semakin
Apabila
kondisi
hepatotoksik
sehingga
diketahui
meningkatnya
kondisi
pemberian
dosis
berlangsung lama, maka akan mengarah ke
kombucha tidak berkorelasi dengan semakin
nekrosis (kematian) sel hepatosit.
turunnya % bobot hepar. Sehingga diketahui
Salah satu manifestasi kerusakan
hepar
adalah
pembengkakan
terjadinya
dan
perlemakan
penurunan % bobot hepar tersebut tidak
kondisi
bergantung
hepar
dependent).
(Frances, 1992). Kondisi ini dapat diamati
pada
Hasil
dosis
penelitian
ini
secara
keseluruhan
pasca uji periode 2 sehingga pada penelitian
kombucha
ini juga dibandingkan bobot hepar pasca uji
pada tikus yang terinduksi parasetamol dosis
periode 2.
hepatotoksik.
memiliki
bahwa
dose
dengan mengukur perbedaan bobot hepar
Dari data tersebut diketahui
diketahui
(non
efek
Mekanisme
teh
hijau
hepatoprotektif
hepatoprotektor
bahwa terjadi peningkatan bobot hepar yang
secara umum dapat terjadi melalui beberapa
tinggi pada kelompok kontrol negatif (4,51%
cara yaitu:
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 2 Tahun 2012
Uji Aktivitas Hepatoprotektif
1.
Meningkatkan
aktivitas
produksi
enzim
GSH.
dan
kombucha
Dengan
yang
tinggi
diduga
berkontribusi pada tahap ini.
mekanisme ini akan mempercepat
terjadinya pembuangan metabolitmetabolit
dengan
toksik
parasetamol
bentuk
merkapturat.
Mekanisme ini belum terungkap
melalui penelitian ini.
2.
Meningkatkan
aktivitas
KESIMPULAN
Pemberian
teh
hijau
kombucha
dapat menurunkan kadar SGOT/SGPT tikus
yang
terinduksi
parasetamol
dosis
hepatotoksik. Penurunan kadar SGOT/SGPT
produksi
enzim
dan
glukoronil
tikus yang terinduksi parasetamol bersifat
tidak tergantung pada seberapa besar dosis
transferase. Dengan mekanisme ini
teh hijau kombucha yang diberikan (non
juga akan mempercepat terjadinya
dose dependent).
pembuangan
metabolit-metabolit
toksik parasetamol dengan bentuk
glukoronat. Mekanisme ini belum
terungkap melalui penelitian ini.
3.
Meningkatkan
ketersersediaan
substrat glukoronat. Mekanisme ini
diduga
kerja
merupakan
yang
kombucha.
mekanisme
dimiliki
Seperti
oleh
yang
teh
sudah
diketahui
sebelumnya
kombucha
memiliki
kandungan
glukoronat
Berperan
sebagai
antioksidan.
Metabolit reaktif (radikal bebas)
yang
dapat
memicu
terjadinya
hepatotoksik akan ditangkap oleh
antioksidan
Anonim, 2004, Litbang Kesehatan. Tersedia
(online).
Anonim, 2006, Kombucha Tea. Tersedia
(online)
Frank, G. W., 1995, Kombucha – Healthy
Beverage and Natural Remedy
th
From Teh Far East. 9 edition. W.
Ennstahler, A-4402 steyr, Austria
Joyce
yang potensial
4.
DAFTAR PUSTAKA
(radical
scavengers)
LeFever Kee. 2007. Pedoman
Pemeriksaan
Laboratorium
&
Diagnostik, EGC, Jakarta
Katzung, B. G. .1998. Farmakologi Dasar
dan Klinik. Edisi IV. Alih Bahasa :
Staf dosen Farmakologi Fakultas
Kedokteran UNSRI. Penerbit Buku
Kedokteran : Jakarta
sehingga tidak terjadi hepatotoksik.
Kandungan antioksidan dari teh
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 2 Tahun 2012
Download