Silaturahim atau silaturahmi, sebuah kata yang akrab dengan

advertisement
Silaturahim
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
Silaturahim atau silaturahmi, sebuah kata yang akrab dengan kita. Tapi seringkali keakraban itu
membuat kita lalai untuk mengenalnya lebih dalam dan berinteraksi secara efektif dan efesien.
Demikian silaturahim, keakraban dengan kata ini membuat sebagian orang lupa atau bahkan
enggan untuk memahaminya secara ilmiah, sehingga makna dan nilai substantive dari kata ini
melemah dan mengaplikasikannya pun mengendur.
Kelalaian dan keengganan berinteraksi dengan terminology silaturahim selanjutnya dapat
membuat orang melupakan etika dan moralitas bersilaturahim. Bahkan dapat membuat orang
cenderung meremehkan nilai-nilai moralitas dalam aktifitas "tradisional" yang dikaitkan dengan
silaturahim.
Ambil saja contoh tradisi mudik. Orang seringkali mengaitkan pulang udik di hari raya sebagai
sarana bersilaturahim dengan keluarga. Oh ya.., sepertinya sah-sah saja hal itu dilakukan.
Tetapi karena sebagian mereka tidak mengenal silaturahim sebagai sebuah terminology
syariah yang sarat dengan nilai dan hikmah ajaran Allah ini. Maka tidak heran kalau banyak dari
mereka yang mengabaikan etika social dan bahkan moralitas agama dalam pelaksanaan
pulang kampung atau mudik tersebut.
Penyimpangan lain dari ketidakpahaman orang terhadap makna dan nilai silaturahim ini adalah
membatasi praktik silaturahim pada keluarga besar atau paguyubannya saja, tanpa peduli
dengan kehidupan tetangga rumahnya yang mestinya mendapatkan porsi ajaran silaturahim itu.
Tidak sedikit pula hubungan kekeluargaan retak bahkan mungkin runtuh hancur berantakan.
Betapa miris kita melihat hubungan suami istri retak atau putus karena
permasalahan-permasalahan rumah tangga. Setelah orangtua meninggal dunia, tidak
malu-malu anak-anaknya bersengketa dan konflik berkepanjangan dalam masalah harta waris.
Kadangkala hanya karena sebuah kata-kata yang menyinggung perasaannya, para tokoh
masyarakat berseteru dalam permasalahan umat.
Perkelahian pelajar, mahasiswa, tawuran antara kampung, bahkan antara masyarakat dengan
aparat, dan atau perseteruan antar para politisi, persaingan "tidak sehat" antar tokoh partai atau
ormas. Semua itu karena pelanggaran terhadap norma dan nilai silaturahim. Sehingga seruan
reformasi hanya akan menjadi "bumerang" bagi para penggagasnya.
1/7
Silaturahim
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
Karenanya bahasan silaturahim dalam kajian kita saat ini sangat relevan dan signifikan,
sekaligus merupakan kebutuhan mendesak untuk dicermati, direnungkan dan lebih penting lagi
untuk direalisasi dalam kehidupan bermasyarakat, baik dalam lingkup mikro ataupun makro,
dalam kehidupan berkeluarga, berbangsa atau dalam hubungan umat Islam di persada bumi
milik Allah swt, serta hubungan antar umat manusia di mana dan kapan saja mereka berada.
Silaturahim, seuntai kata indah, lebih indah lagi jika kita mengenalnya, menyayangi dan
berinteraksi bersamanya dengan ketulusan niat dan kebersihan hati.
Sungguh Mereka Merugi dan Merugikan.
Bagaimana perasaan dan apa sikap Anda jika ada seorang yang Anda yakini kecerdasannya,
kepakarannya dan pengetahuannya yang luas serta kasih sayangnya kepada Anda, ia
memberitahu kepada Anda bahwa Anda adalah orang yang merugi ?
Penulis yakin perasaan Anda resah dan Anda bisa dipastikan akan bertanya kepadanya sebab
kerugian yang ia katakana itu. Kemudian kemungkinan besar Anda tidak memcukupkan diri
dengan memperoleh jawaban sebab kerugian yang Anda derita. Saya sepakat dengan Anda
agar sebaiknya Anda segera menjauhi sesuatu yang menjadi factor penyebab dari kerugian
tersebut.
Itu baru orang, manusia yang tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Kerugian yang satu
ini diberitahu oleh Yang Maha Tahu, Maha Sempurna, Maha Kasih, Maha Cerdas dan Maha
yang lainnya. Dia memberitahu kepada kita tentang orang-orang yang merugi dalam kehidupan.
Adalah hak kita bertanya siapa mereka ???
Allah swt berfirman: "Dan tiada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, yaitu
orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh dan memutuskan
apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menyambungnya dan membuat
kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi" (QS. Al-Baqarah: 26-27).
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa diantara orang-orang merugi adalah mereka yang
memutuskan hubungan yang diperintahkanNya untuk disambung, yakni hubungan silaturahim.
2/7
Silaturahim
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
Silaturahim dengan anggota keluarga yang berasal dari satu rahim, ibu bapak saudara kandung
dst. Demikian silaturahim dengan sesame muslim, bahkan hubungan dengan sesama manusia.
Karena pada hakekatnya manusia saling membutuhkan satu sama lain, maka hendaknya
menjalin hubungan baik.
Rasulullah saw bersabda dari Abu Muhammad Jubair bin Muth'im r.a: "Tidak akan masuk
syurga orang yang memutuskan" Sufyan berkata: "yakni yang memutuskan rahim atau tali
persaudaraan" (HR Bukhari dan Muslim).
Sebaliknya orang yang merealisasi silaturahim akan memperoleh keberuntungan seperti
penjelasan Rasulullah saw dalam haditsnya: "Barangsiapa ingin diluaskan rizkinya dan
dipanjangkan umurnya, hendaknya ia bersilaturahim" (HR. Muttafaq 'Alaih).
Silaturahim & Pesan Moral Reformasi.
Sesampainya Rasulullah saw di tanah hijrah Yatsrib (al-Madinah al-Munawwarah), beliau
meninggalkan pesan-pesan yang sarat dengan nilai syariat yang menyejukkan hati dan
menentramkan jiwa.
Dalam catatan sirah nabawiyah beliau saat itu dalam kejaran dan ancaman pembunuhan yang
dilakukan para kufar sementara penduduk Madinah siap membela beliau dan kuasa
memberikan suaka politik kepada beliau yang terancam jiwa raganya, karena mereka telah
berikrar dalam bai'at al-'Aqobah. Mungkin dalam logika para politisi modern beliau meminta
suaka politik tersebut dan menuntut pembelaan militer demi keselamatan diri beliau.
Ternyata yang terjadi tidak demikian, justru beliau meminta kepada warga Madinah yang
majemuk itu agar mereka saling dekat dan komitmen dengan moralitas social, hidup bersama
secara harmonis dan penuh kasih sayang. Namun juga tidak melupakan hubungan dekat
mereka dengan Sang Pencipta Robbul 'alamin.
Abdullah bin Salam meriwayatkan: Pesan pertama kali aku dengar dari Rasulullah saw
(sesampainya di Madinah) adalah sabda beliau: "Sebarkan salam, berikan makan (kepada
yang membutuhkan), bersilaturahimlah, lakukan shalat malam hari saat orang-orang tidur
3/7
Silaturahim
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
nyenyak".
Rasulullah saw yakin bahwa silaturahim adalah kunci wujudnya persatuan dan kesatuan
masyarakat yang majemuk di Madinah. Karenanya beliau meniggalkan pesan monumental ini
kepada umatnya menuju perbaikan negara dan kesatuan bangsa.
Silaturahim Rahmah & ar-Rahman.
Silaturahim memiliki nilai dan kedudukan yang sangat tinggi dari Allah swt, seperti yang
dijelaskanNya dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan Abdur-Rahman bin auf dari
Rasulullah saw bersabda: "Allah swt berfirman: "Aku adalah Allah, Aku ar-Rahman, Aku
ciptakan ar-rahim, dari kata itu berasal salah satu namaKu. Barangsiapa yang menyambung
rahim itu (silaturahim) maka Aku akan menyambungnya, tetapi siapa yang memutuskan rahim
itu (silaturahim) maka Aku akan memutuskannya" (HR Abu Daud dan Tirmizi, hadits hasan).
Dari satu riwayat wahyu ini saja sudah cukup untuk menegaskan nilai dan kedudukan
silaturahim, karena ternyata silaturahim terambil dari salah satu asma' dan sifat Allah
ar-Rahman. Hal itu sekaligus menunujukkan bahwa silaturahim efektif dan terencana akan
memunculkan rasa kasih dan saying, yang pada gilirannya mewujudkan kesatuan hati dan
kesamaan langkah-langkah dalam perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan menuju
masyarakat dan bangsa sejahtera.
Lebih jauh lagi silaturahim sebenarnya merupakan kewajiban agama, bahkan memutuskan
hubungan silaturahim bisa jatuh kepada dosa besar, karena banyak pesan-pesan wahyu yang
bernuansa ancaman dan peringatan keras terhadap orang-orang yang memutuskan hubungan
silaturahim.
Abu Hurairah r.a meriwayatkan hadits Nabi Muhammad saw bersabda: "Sesungguhnya Allah
menciptakan makhlukNya, sampai selesai penciptaanNya itu, Rahim berdiri seraya berkata: "Ini
adalah tempat orang yang berlindung dari memutuskan (silaturahim)". Dia (Allah) berfirman:
"Ya, bukankah kau rela jika Aku menyambung orang yang menyambungmu (silaturahim), dan
Aku memutuskan orang yang memutuskanmu wahai Rahim". Rahim berkata: "Ya aku rela itu".
Allah pun berifrman lagi: "Itu adalah hakmu". Kemudian Rasulullah saw bersabda: "Jika kalian
berkehendak bacalah ayat (QS Muhammad: 22): "Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa
4/7
Silaturahim
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan silaturahim". (H.R.
Bukhari Muslim).
Kepada Siapa Silaturahim Ditujukan.
Dalam persfektif Islam terdapat 3 macam silaturahim:
1. Silaturahim Umum, yaitu silaturahim karena kesatuan agama. Silaturahim ini wajib
dilakukan dengan menunaikan hak dan kewajiban baik yang bersifat fardhu atau anjuran
(sunnah). Silaturahim ini dilakukan dengan cinta dan kasih, saling menasehati, amar makruf
nahi munkar dan lain-lain.
2. Silaturahim Khusus, yaitu silaturahim kepada kerabat, ibu bapak, saudara kandung,
kakek nenek, paman, cucu dst. Silaturahim ini dilakukan dengan memberikan perhatian kepada
mereka, membantu moril dan materil, santun dan semua sikap yang memberikan pencerahan
dan kemaslahatan mereka.
3. Silaturahim dengan kerabat non muslim, dengan cara memberikan kebajikan dan
bersikap ihsan. Suatu saat Asma binti Abu Bakar memperoleh hadiah dari ibunya Qatilah,
namun Asma menolak hadiah tersebut karena ibunya masih musyrik. Melihat kejadian ini
Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw. Kemudian turunlah ayat 8 surat al-Mumtahanah (Allah
tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil).
Lebih tegas lagi Allah menyatakan, bahwa kebaikan dan kesejukan Islam hendaknya dirasakan
oleh seluruh alam semesta, tidak hanya oleh umat Islam sendiri, tidak hanya oleh umat
manusia saja, tetapi seluruh alam semesta merasakan dan memperoleh kebaikan dan air
kesejukan Islam.
Bentuk-bentuk & Buah Silaturahim
Bentuk-bentuk silaturahim banyak sekali, yang pada intinya semua aktifitas yang membuat
hubungan kita dengan orang lain intim dan harmonis, dan juga mampu menghilangkan
kebencian dan permusuhan satu sama lain.
5/7
Silaturahim
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
Bentuk-bentuk tersebut antara lain: menyantuni, membantu, menanyakan keadaannya, saling
berkunjung, memaafkan kesalahan dan kekhilafan, mengingatkan, menerima dan memberi
nasehat, menyenangkan hati, memenuhi permintaannya, meringankan kesulitannya dll.
Bentuk-bentuk tersebut jika dilakukan secara terencana dan efektif, artinya silaturahim itu
dilakukan dengan niat dan tekad serta motivasi bersih, juga dilakukan dengan cara terprogram
dengan baik, sehingga tidak terkesan emosional. Hal ini penting karena silaturahim merupakan
syariat Islam yang mesti direalisasi dengan ihsan (baik), agar memberikan dampak dan hasil
yang baik pula.
Dengan silaturahim diharapkan perolehan keberkahan dalam rizki dan umur dalam ketaatan.
Silaturahim menumbuhkan kasih saying antar sesame, karena dengan silaturahim perkenalan
terjalin, saling tukar pikiran , tukar pengetahuan dan pengalaman, saling menasehati dan
mengingatkan, membantu saat kesulitan dst. Akhirnya silaturahim yang efektif dan kontinyu
akan melahirkan kesatuan yang dimulai dengan kesatuan hati, kesatuan pemikiran, sehingga
mewujud kesatuan sikap dan kerja-kerja konstruktif dan produktif.
Penutup.
Hati adalah panglima bagi anggota badan lainnya yang siap memposisikan sebagai prajurit
melakukan sesuai dengan perintah panglima. Hati adalah sumber gerak dan motivasi. Seperti
yang diisyaratkan Rasulullah saw dalam sabdanya: "Ketahuilah dalam jasad adalah segumpal
daging, jika ia baik maka akan baik pula seluruh anggota badan, tetapi jika segumpal daging itu
rusak maka seluruhnya akan menjadi rusak, ketahuilah segumpal daging tersebut adalah
KALBU".
Karenanya, hasil positif dari syariat silaturahim sangat tergantung pada kebersihan hati,
kejernihan kalbu, ketulusan niat para pelaku syariat ini. Karenanya pula Rasululllah saw
mengaitkan perintah silaturahim dengan kesempurnaan iman kepada Allah dan Hari Akhir
dalam sebuah haditsnya: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka
hormati tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hubungkan
silaturahim. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berkatalah yang
baik atau diam" (HR. Bukhari Muslim).
6/7
Silaturahim
Written by Admin
Senin, 07 April 2008
Yakinlah, bahwa Allah swt tidak pernah dan tidak akan menyia-nyiakan hambaNya yang
menjalankan syariatNya dengan benar dan baik serta tepat, secara ikhlas dan hanya
mengharap ridhoNya. Selamat beramal, semoga.
7/7
Download