BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan bisnis waralaba dengan format pasar modern berupa
supermarket, minimarket dan convienence store di Indonesia semakin tumbuh dan
berkembang hingga ke pelosok-pelosok perkampungan, terutama di pulau Jawa.
Pergeseran perilaku berbelanja masyarakat Indonesia dari pasar tradisional ke
pasar modern bisa menjadi salah satu faktor berkembangnya minimarket di
Indonesia. Selain karena kebutuhan dan keinginan, kebanyakan konsumen di
Indonesia yang belanja di gerai atau toko modern seperti supermarket dan
minimarket cenderung lebih berorientasi pada rekreasi. Kelebihan toko modern
adalah dalam hal penataan barang, kebersihan dan ruangan yang berpending udara
atau air conditioner (AC). Hal-hal tersebut kiranya yang memberikan perbedaan
antara toko modern dengan toko biasa.
Perkembangan bisnis waralaba atau franchise berupa minimarket telah
memanjakan masyarakat dengan cara mendekatkan diri hingga ke tengah
pemukiman, tren itulah yang terjadi dewasa ini. Minimarket yang sedang
berkembang saat ini adalah Alfamart. Minimarket yang berada di bawah naungan
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Persero), membuktikan kualitasnya dengan
meraih ISO 9001:2000 sebagai bukti pengakuan atas standarisasi pelayanan
Alfamart, melengkapi keunggulannya dalam hal pengembangan jaringan
minimarket Alfamart. Perolehan sertifikasi tersebut juga menjadikan Alfamart
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
membukukan rekor MURI untuk kategori jaringan minimarket pertama di
Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2000. Berbagai penghargaan
lainnya didapat seiring kinerja perseroan dan penerimaan dari masyarakat.
Minimarket Alfamart Pasir Randu terletak di Kp. Pasir Randu RT 05 RW
03 Desa Kadu Kec. Curug Kabupaten Tangerang. Berdiri pada bulan Juni tahun
2013 Lokasinya berada di pinggir Jalan Raya Pasir Randu, yang merupakan
penghubung Kecamatan Jatiuwung dengan Kecamatan Curug. Jarak minimarket
Alfamart Pasir Randu dengan minimarket yang sama dan pesaing rata-rata 500
meter, yang terdekat minimarket Indomaret. Kinerja toko salah satunya di lihat
dari penjualan harian. Pada minimarket Alfamart Pasir Randu ini terjadi
permasalahan mengenai tingkat penjualan. Dari data yang didapatkan, rata-rata
penjualan harian toko cenderung tidak stabil dan jarang sekali mencapai target
yang diberikan oleh korporasi. Berikut disajikan tabel dan grafik data rata-rata
penjualan harian Alfamart Pasir Randu Tangerang dalam 6 bulan terakhir.
Tabel 1.1 Data Penjualan Harian Alfamart Pasir Randu Tangerang
Periode Mei –Oktober 2015
No
Bulan
1
Mei
2
Juni
3
4
5
Juli
Agustus
6
September
Oktober
Pencapaian Target Penjualan Harian
(%)
Tidak
Tanggal
Tercapai
Tercapai
Tercapai
1,3,10,23,24
0,23
0,77
,29,30
1,6,7,14,19,
0,23
0,77
20,27
0,03
0,13
0,03
0,19
Rata-Rata
Penjualan
Per hari
(Rp)
Rata-rata
Struk
Keluar
perhari
Rata-rata
Belanja
Konsumen/
Hari (Rp)
5.916.489
223
26.531
6.262.524
239
26.203
0,97
0,87
0,97
10
7.296.649
275
26.533
1,29,30,31
5.993.017
225
26.636
1
5.734.081
214
26.795
0,81
2,3,8,16,30,
31
6.206.835
223
27.833
Sumber : Data primer diolah, 2015
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ilustrasi lebih jelas mengenai gambaran tingkat ketercapaian target
penjualan per hari Alfamart Pasir Randu Tangerang dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
Gambar 1.1 Grafik Pencapaian Target Penjualan
Alfamart Pasir Randu
Periode Mei – Oktober 2015
1,20
1,00
0,80
0,60
Tercapai
0,40
Tidak Tercapai
0,20
0,00
Sumber : Data primer diolah, 2015
Target penjualan per hari dalam satu bulan yang berikan korporasi kepada
Alfamart Pasir Randu adalah > Rp 7 Juta, kecuali bulan Juli 2015 sebesar > Rp10
Juta. Berdasarkan tabel dan grafik didapat bahwa ketercapaian target penjualan
harian toko periode Mei – Oktober 2015 rata-rata kurang dari 30 %, bahkan pada
bulan Juli yang merupakan bulan puasa dan hari raya Idul Fitri 1436 yang
semestinya ada peningkatan signifikan, hanya membubuhkan ketercapaian target
penjualan harian sebesar 0,03%. Dibulan agustus 2015 pencapaian target
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penjualan harian sebesar 13%. Terjadi penurunan kembali di bulan September,
ketercapaian target penjualan harian hampir sama dengan bulan Juli yaitu sebesar
0,03%. Terjadi peningkatan kembali di bulan Oktober sebesar 19 %. Dari data
juga diperoleh bahwa rutinitas belanja konsumen Alfamart Pasir randu lebih
terfokus pada awal dan akhir bulan. Kemudian didapat pula bahwa uang yang
dibelanjakan setiap konsumen rata-rata relatif sama yaitu pada kisaran antara ±
Rp26.000 s/d Rp27.000 per hari.
Berdasarkan data diatas, banyak sekali sumber-sumber yang menjadi
acuan dalam keputusan pembelian dalam konteks perilaku konsumen dalam
berbelanja di Alfamart Pasir Randu. Ma’ruf (2006) menjelaskan bahwa perilaku
konsumen pada akhirnya terlihat pada saat seseorang memilih produk atau merk,
namun tidak saja terhadap produk dan merk, seseorang juga memilih gerai atau
toko mana yang mereka kunjungi, kapan mereka berbelanja dan berapa besar
belanja mereka. Menurut Kotler dan Keller (2007) untuk memahami bagaimana
konsumen sesungguhnya mengambil keputusan pembelian, pemasar harus
mengidentifikasi siapa yang membuat dan melakukan input ke dalam keputusan
pembelian. Orang-orang itu bisa saja adalah pemrakarsa, pemberi pengaruh,
pengambil keputusan, pembeli atau pengguna. Mungkin kampanye pemasaran
akan berbeda yang ditargetkan untuk setiap jenis orang.
Faktor sosial berupa kelompok acuan memiliki pengaruh langsung dan
tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang dalam keputusan pembelian.
Keluarga, teman, tetangga, rekan kerja merupakan kelompok primer yang
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan bersifat informal. Ada
juga kelompok lain yang tidak secara rutin dan bersifat formal mempengaruhi
dalam keputusan pembelian seperti kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi
lainnya. Kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok
sehingga dapat mempengaruhi seseorang akan produk atau kebiasaan mereka
berbelanja.
Pemilihan membeli suatu produk pada suatu gerai atau minimarket juga
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dengan indikator penghasilan yang didapat
seseorang dari pekerjaannya, berupa seberapa banyak uang yang disisihkan untuk
belanja, kestabilan penghasilan itu sendiri serta pola waktu dalam berbelanja. Hal
lain yang berkaitan dengan situasi ekonomi yang berkaitan dengan keputusan
pembelian konsumen ialah tabungan, kekayaan, utang, kemampuan untuk
meminjam serta sikap terhadap kegiatan berbelanja atau menabung. Kottler dan
Keller (2007) menjelaskan bahwa jika indikator ekonomi menandakan adanya
penurunan, para pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang
ulang, melakukan penempatan ulang dan menetapkan kembali harga produk
mereka sehingga dapat terus menawarkan nilai kepada para pelanggan.
Motivasi seseorang dalam membeli tidak terlepas dari kebutuhan dan
keinginan. Kebutuhan bersifat sempit dan spesifik, sedangkan keinginan bersifat
luas, sehingga adakalanya setiap pembelian konsumen tercipta karena adanya
kedua hal tersebut. Sifat motivasi juga terjadi dalam perilaku berbelanja di tempat
belanja, seperti toko modern atau minimarket. Ma’ruf (2006) menjelaskan bahwa
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sifat rasional yang kuat menyebabkan konsumen berorientasi bahwa belanja
adalah belanja, maksudnya belanja adalah mencari barang yang dibutuhkan atau
diinginkan sehingga aspek fungsional pusat perbelanjaan lebih diutamakan dari
pada yang memikat hati. Kemudian ada juga perilaku belanja konsumen yang
berorientasi pada rekreasi, yaitu konsumen beranggapan bahwa kenapa tidak
sambil belanja ditempat yang menyenangkan dan itu lebih baik.
Menurut Kotler dan Keller (2007) studi mengenai perilaku konsumen
memberikan petunjuk untuk memperbaiki, dan memperkenalkan produk atau jasa,
menetapkan harga, merencanakan saluran, penyusun pesan, dan mengembangkan
kegitan pemasaran lain. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti
memfokuskan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Budaya,
Faktor Sosial, Faktor Pribadi dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan
Berbelanja Pada Alfamart Pasir Randu Tangerang ”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengaruh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor
psikologis secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Alfamart
Pasir Randu Tangerang?
2. Apakah pengaruh faktor budaya terhadap keputusan pembelian pada
Alfamart Pasir Randu Tangerang?
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Apakah pengaruh faktor sosial terhadap keputusan pembelian pada
Alfamart Pasir Randu Tangerang?
4. Apakah pengaruh faktor pribadi keputusan pembelian pada Alfamart Pasir
Randu Tangerang?
5. Apakah pengaruh faktor psikologis terhadap keputusan pembelian pada
Alfamart Pasir Randu Tangerang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi
dan faktor psikologis secara simultan terhadap keputusan pembelian pada
Alfamart Pasir Randu Tangerang?
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor budaya terhadap keputusan pembelian
pada Alfamart Pasir Randu Tangerang?
3. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial terhadap keputusan pembelian
pada Alfamart Pasir Randu Tangerang?
4. Untuk mengetahui pengaruh faktor pribadi keputusan pembelian pada
Alfamart Pasir Randu Tangerang?
5. Untuk mengetahui pengaruh faktor psikologis terhadap keputusan
pembelian pada Alfamart Pasir Randu Tangerang?
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Memberikan informasi dan gambaran mengenai hal-hal yang diteliti
sehingga bermanfaat untuk membuat kebijakan-kebijakan yang bisa
diambil dalam hal strategi bauran pemasaran.
2. Bagi Peneliti
Memberikan gambaran mengenai pengelolaan toko modern secara umum.
3. Bagi Lembaga
Sebagai bahan acuan dan referensi bagi peneliti berikutnya.
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download