BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Personal selling Bauran pemasaran terdiri atas empat elemen yaitu: product, prices, promotion, dan place (distribution). Sedangkan, bauran promosi terdiri dari komponen : Advertising, Publicity, Personal Selling dan Sales Promotion. Personal selling sebagai bagian dalam komponen promotion menekankan pada komunikasi yang bersifat persuasif untuk dapat menggugah kemungkinan konsumen untuk melakukan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2012 : 583) personal selling adalah sebuah seni menjual yang terdiri dari dari langkah – langkah: prospecting and qualifying, preaproach, presentation and demonstration, overcoming objection, closing, follow-up and maintenance. Menurut Cron dan Decarlo (2010 : 3) personal selling adalah komunikasi langsung antara sales representatives dan prospect dalam sebuah proses agar terjadi transaksi, kepuasan konsumen, perkembangan menguntungkan. 11 penjualan, dan hubungan yang Tjiptono (2004 : 224) juga berpendapat bahwa personal selling merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap suatu produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya. Karena itu sistem kerjanya lebih fleksibel bila dibandingkan dengan media lainya. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa personal selling adalah promosi penjualan yang dilakukan dengan dua arah dan dinilai lebih efektif dalam memasarkan produk, karena tujuan akhir dalam suatu promosi adalah melakukan penjualan. Selain itu personal selling merupakan aktivitas komunikasi antara produsen yang diwakili oleh tenaga penjual dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi, serta tentu saja berhadapan langsung dengan (face to face). Oleh karena berhadapan langsung dengan konsumen potensial, personal selling mempunyai kelebihan dibandingkan dengan alat promosi lainnya. Program personal selling yang menggunakan wiraniaga (sales people) dan menekankan dydac communication (komunikasi antar dua orang atau kelompok), memungkinkan perancangan pesan secara lebih spesifik dan customized, komunikasi yang lebih 12 personal dan pengumpulan umpan balik secara langsung dari para pelanggan (Chandra, 2005:208). Oleh karena itu, cara ini merupakan satu-satunya cara promosi yang dapat menggugah hati pembeli dengan segera, serta pada tempat dan waktu itu juga diharapakan calon konsumen memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan. 2.1.1 Tujuan personal selling Tujuan personal selling sangat beragam, mulai dari sekedar membangkitkan kesadaran mengenai tersedianya suatu produk, menggairahkan minat pembeli, membandingkan harga dan syaratsyarat jual beli serta penyelesaian transaksi, menddidik para pelanggan, menyediakan produk yang berguna dan bantuan pemasaran, serta memberikan pelayanan purna jual dan dukungan kepada para pembeli. Sedangkan menurut Boyd Walker tujuan personal selling adalah: 1. Memenangkan penerimaan produk baru oleh pelanggan yang ada. 2. Memenangkan pelanggan yang baru untuk produk yang ada.Mempertahankan loyalitas pelanggan sekarang dengan memberi pelayanan yang baik. 13 3. Melengkapi fasilitas penjualan masa depan dengan memberi pelayanan teknis kepada calon pelanggan. 4. Melengkapi penjualan masa depan dengan mengkomunikasikan informasi produk. 5. Mendominasi informasi pasar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan personal selling selain untuk meningkatkan penjualan juga mempertahankan loyalitas pelanggan, memberikan pelayanan teknis dan mengkonfirmasikan informasi produk sepenuhnya berhubungan dengan sasaran pemasaran yang lebih luas yaitu mempertahankan dan meningkatkan penjualan terhadap pelanggan sekarang. 2.1.2 Kriteria Personal Selling Penjual yang ditugaskan untuk melakukan personal selling harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Salesmanship Pelaku personal selling harus mepunyai pengetahuan mengenai produk dan seni menjual, antara lain cara bagaimana mendekati pelanggan, mengatasi keberatan pelanggan, melakukan meningkatkan penjualan. 14 presentasi, ,maupun cara 2) Negotiating Pelaku personal selling diharapkan mempunyai kemampuan dalam melakukan negosiasi dengan disertai syarat-syaratnya. 3) Relationship Marketing Pelaku personal selling harus tahu cara membina dan memelihara hubungan baik dengan para pelanggan. Dalam personal selling, calon pelanggan atau pembeli diberikan suatu edukasi terhadap produk yang ditawarkan atau ditunjukan bagaimana perusahaanya dapat membantu pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari produk yang ditawarkan maupun keuntungan secara finansial dengan menjadi bagian didalamnya (menjadikan pelanggan sebagai mitra, sebagai simbiosis yang saling menguntungkan. 2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Selling Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan personal selling adalah: 1. Faktor produk a) Apabila produk ini adalah produk industri yang bersifat sangat teknis, karena penjualan harus 15 memberikan penjelasan-penjelasan teknis dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pelanggan. b) Apabila pelanggan memandang resiko pembelian suatu produk tinggi. c) Apabila produk itu tahan lama (durable goods), karena jarang dibeli dari pada produk-produk yang tidak tahan lama (nondurable goods) dan memerlukan komitmen tinggi terhadap sumbersumber. 2. Faktor Pelanggan a) Apabila sasaran yang dituju adalah pelanggan industri karena tenaga penjual dapat memberikan penjelasan-penjelasan dan jasa-jasa tertentu yang berkaitan dengan produk. b) Apabila sasaran promosi adalah perantara karena berguna bagi perusahaan untuk member informasi dan bantuan agar dapat menjual produk perusahaan yang baik. c) Apabila geografis pasar yang kecil dan penduduknya padat. 3. Faktor Anggaran Jika dana yang tersedia terbatas, maka perusahaan sebaiknya memilih personal selling. 16 2.1.4 Strategi Personal Seling Ketika suatu perusahaan harus bersaing, dengan perusahaan lain untuk mendapatkan pesanan dari pembeli, perusahaan harus mempunyai strategi yang diterapkan dalam melakukan penjualan produk yang ditawarkan dengan cara personal selling. Strategi personal selling tersebut adalah : 1. Salesman dengan pembeli adalah salesman bercakap-cakap dengan calon pembeli atau pelanggan secara pribadi. 2. Salesman dengan kelompok pembeli adalah salesman melakukan presentasi di hadapan kelompok pembeli. Tim penjual dengan kelompok pembeli adalah seorang dengan tim leader yang melakukan presentasi penjualan dihadapan kelompik pembeli. 3. Penjualan melalui konferensi adalah salesman membawa para nara sumber yang berasal dari perusahaan datang bertemu dengan seorang pembeli atau lebih untuk membahas berbagai masalah dan peluang. 4. Penjualan melalui seminar, dalam hal ini ada sebuah tim yang berasal pendidikan dari bagi perusahaan kelompok melakukan teknisi yang seminar diadakan perusahaan langganan mengenai perkembangan produk perusahaan. 17 Para wiraniaga (tenaga penjual) merupakan ujung tombak perusahaan dalam menjalin relasi dengan pelanggan. Bahkan bagi sebagian pelanggan, tenaga penjual adalah perusahaan itu sendiri. Wiraniaga juga banyak memberikan informasi umpan balik mengenai pelanggan pesaing. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan secara cermat menyangkut perancangan armada penjualanya: tujuan dan strategi, struktur (berdasarkan territorial, produk, pasar atau kombinasinya), ukuran (dengan mempertimbangkan beban kerja) dan kompensasi (straight salary, straight commision dan combination). Selanjutnya keputusan difrefleksikan dalam proses manajemen armada penjualan yang meliputi: rekruitmen dan seleksi, pelatihan, penyelesaian, pemotivasian dan evaluasi kinerja para wiraniaga, Chandra (2005 : 210). 2.1.5 Keuntungan dan Kelemahan Personal Selling Penggunaan personal selling sebagai alat promosi, tidak hanya bertujuan untuk berkomunikasi saja sehingga menghasilkan tingkat awareness dari konsumen, tetapi yang paling penting personal selling adalah untuk menciptakan penjualan. Personal seling sendiri penting dilakukan jika produk memiliki nilai tinggi, produk dibuat secara khusus, pelangganya sedikit, produk secara teknis rumit dan konsumenya terpusat. Hal ini berbeda dengan 18 periklanan atau promosi penjualan lainya yang cocok dilakukan jika produk memiliki nilai rendah, produk standar, ada banyak pelanggan, tersebar secara geografis. Adapun keuntungan promosi secara personal selling sebagai berikut: 1. Lebih mudah disesuaikan dalam cara menjualnya dengan keinginan konsumen yang diketahui dan reaksi konsumen terhadap barang yang dipromosikan. 2. Berbeda dengan cara promosi yang lain, dalam melakukan penjualan, personal selling mengadakan penjualan pada saat terjadi kontak dengan calon pembeli. 3. Dapat mendemonstrasikan kegunaan barang secara langsung kepada pembeli dan sekaligus menonjolkan lelebihan kelebihan produk tersebut. 4. Dapat memberikan jawaban atas pertanyaan calon pembeli dan memberika penjelasan atas keberatan-keberatan serta denga keahlianya dapat membuat calon pembeli yang semula tidak tertarik akan membeli barang tersebut. 5. Personal selling dapat mengunjungi pelanggan secara teratur, menanyakan pesan-pesan selanjutnya, sehingga barang dilangganan tidak kehabisan dan perusahaan dapat meningkatkan penjualan. 19 Sedangkan kelemahan promosi secara personal selling adalah sebagai berikut : 1. Biaya perkontak relatife tinggi, karena pesan yang disampaikan perusahaan tidak secara masal, tapi bersifat pribadi hanya kepada calon pembeli yang dikunjungi. Sulit mencari tenaga penjual yang benar-benar ahli dalam bidang ini. 2. Dalam pelaksanaan personal aktifitasnya, selling membutuhkan waktu yang cukup lama mulai dari mengadakan kontak awal sampai terjadinya transaksi. 3. Personal selling mempunyai keterbatasan dalam menjangkau serta menemui calon pelanggan. 2.1.6 Aspek Utama Dalam Teknik Personal Selling Telah diketahui bahwa face to face merupakan salah satu aspek dalam personal selling. Kebanyakan program pelatihan wiraniaga memandang proses penjualan pribadi (personal selling process) terdiri dari beberapa langkah yang harus dikuasai wiraniaga dalam menjual. Adapun teknik yang terdapat dalam personal selling menurut Kotler dan Keller (2012 : 583) adalah memilih calon nasabah (prospecting and 20 gualifying), mempelajari calon pelanggan (preapproach), presentasi dan demonstrasi (presentation and demonstration), mengatasi keberatan (overcoming objections), Menutup penjualan (closing), tindak lanjut setelah penjualan (follow-up and maintenance). Menurut Jaramilo dan Marshall (The International Journal of Bank Marketing 22.1 (2004): 9-25) terdapat tujuh teknik dalam personal selling yang mempengaruhi penjualan yaitu memilih calon pelanggan (prospecting), mempelajari calon pelanggan (preapproach), pendekatan (approach), presentasi (the sales presentation), mengatasi keberatan (overcoming objections), menutup penjualan (closing), tindak lanjut setelah penjualan (follow-up and service). 21 Gambar 2.1 Tujuh Langkah Personal Selling Prospecting and qualifying Preapproach Approach Presentation and demonstration Overcoming objections Closing Follow-up and maintenance Sumber : kompilasi dari Kotler dan keller (2012) dan Cron dan Decarlo (2010) 1. Memilih calon pelanggan (prospecting and qualifying) Langkah pertama dalam personal selling adalah mengindentifikasi dan memilih calon pelanggan. Beberapa perusahaan terlebih dahulu melakukan hal tersebut agar para tenaga penjual dapat menggunakan waktu mereka yang berharga untuk melakukan yang terbaik yaitu penjualan (selling). Perusahaan terlebih dahulu memilih calon pelanggan dengan menghubungi mereka dengan email atau telepon untuk mendapatkan tingkat ketertarikan dan kemampuan keuangan mereka. Untuk hot prospect akan dilimpahkan langsung ke tenaga penjual lapangan 22 sedangkan untuk warm prospect dilimpahkan ke telemarketing untuk difollow-up lagi 2. Mempelajari calon pelanggan (preaproach) Tenaga penjual perlu mempelajari semua tentang prospect (apa kebutuhanya, karakteristik pembeli, gaya pembeli). Jika prospect adalah perusahaan maka kita perlu mempelajari bagaimana proses pembelianya, bagaimana struktur pembelian, pembelianya, apakah siapa departemen pengambil pembelian keputusan bersifat centralized purchasing atau decentralizing purchasing. Tenaga penjual harus mengerti tentang ketentuan dan proses pembelian “who, when, Where, how, and why” agar bisa mengatur strategi agar bisa mendapatkan penjualan. 3. Pendekatan (approach) Yaitu proses personal selling dimana tenaga penjual bertemu dan menyapa pembeli untuk mendapatkan hubungan atau untuk memulai suatu awal yang baik. Langkah ini melibatkan penampilan wiraniaga, kata-kata pembukaan, dan penjelasan lanjut. Mc Daniel (2004) mengatakan bahwa “seringkali konsumen lebih mungkin mengingat bagaimana tenaga penjual menampilkan diri mereka dibandingkan dengan apa yang tenaga penjual katakan”. Oleh karena itu, penting bagi tenaga penjual atau 23 wiraniaga untuk memberikan kesan pertama yang baik kepada calon konsumen. 4. Presentasi dan demonstrasi (presentation and demonstration) Yaitu proses personal selling dimana wiraniaga menceritakan riwayat produk kepada pembeli, dengan menjelaskan features, advantages, benefits, and value. Features menguraikan tentang karakteristik dari product yang ditawarkan. Advantages menguraikan bagaimana features memberikan manfaat bagi konsumen. Benefits menguraikan keuntungan dari sisi ekonomi, secara teknik, pelayanan, sosial. Value menguraikan tentang segala hal yang bisa didapat dibandingkan harga yang harus di bayar. Tenaga penjual biasanya menghabiskan waktu paling lama ketika menguraikan tentang features. 5. Mengatasi Keberatan (overcoming objection) Yaitu proses personal selling dimana wiraniaga menyelidiki, mengklarifikasi dan mengatasi keberatan pelanggan untuk membeli. Selama presentasi, pelanggan hampir selalu mempunyai keberatan. Demikian juga sewaktu mereka diminta untuk menuliskan pesanan. Masalahnya bisa logis, bisa juga psikologis, dan keberatan saling tidak diungkapkan 24 keluar. Dalam mengatasi keberatan, wiraniaga harus mengunakan pendekatan positif, menggali keberatan yang tersembunyi, meminta pembeli untuk menjelaskan keberatan, menggunakan keberatan sebagai peluang untuk memberikan informasi lebih banyak, dan mengubah keberatan menjadi alasan membeli.Setiap wiraniaga membutuhkan pelatihan dalam hal-hal ketrampilan mengatasi keberatan. Langkah ini bisa berubah menjadi tahap positif dari proses penjualan karena menyediakan peluang kepada tenaga penjualan untuk menyediakan informasi-informasi tambahan dan menawarkan solusi yang unik sebagai salah satu cara untuk mengklarifikasi keberatan-kebratan yang muncul. 6. Menutup Penjualan (Closing) Yaitu proses personal selling dimana wiraniaga menanyakan apa yang hendak dipesan oleh pelanggan. Setelah mengatasi keberatan prospek, sekarang wiraniaga dapat mencoba menutup penjualan. Wiraniaga harus mengetahui tanda-tanda penutupan dari pembeli termasuk gerakan fisik, komentar dan pertanyaan. Sebagai contoh, pelanggan mungkin duduk condong ke depan dan mengangguk menyetujui atau menanyakan harga dan syarat pembayaran kredit. 25 7. Tindak lanjut setelah penjualan (follow-up and maintenance) Follow-up dan maintenance diperlukan untuk memberikan kepuasan konsumen dan bisnis yang berkelanjutan. Setelah penjualan tenaga penjual perlu memperhatikan dan memastikan tentang jadwal pengiriman, ketentuan pembelian, dan menginformasikan semua yang penting kepada konsumen. Setelah pengiriman tenaga penjual harus membuat jadwal follow-up untuk memastikan pemasangan, pemakaian, instruksi, service dan mendeteksi problem agar pembeli semakin yakin terhadap kecakapan tenaga penjual dalam memuaskan pelanggan sehingga bisa menghasilkan pembelian berulang bahkan dalam jumlah yang lebih. 2.2 Pengertian Keputusan Pembelian Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Kalau ada dua atau lebih alternatif, dan dari dua pilihan tersebut konsumen harus memilih salah satu dari alternatif yang ada tersebut tidak lain adalah proses pengambilan keputusan (decision making process). 26 Dalam bukunya Amirullah (2006 : 62), Peter dan Olson mengungkapkan bahwa yang dimaksud pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Dalam konteks perilaku konsumen, maka pengambilan keputusan konsumen (consumer decision marketing) dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan dan memilih salah satu atau lebih alternatif pertimbangan-pertimbangan yang tertentu. diperlukan Definisi berdasarkan ini ingin menegaskan bahwa suatu keputusan tidak harus memilih satu dari sejumlah alternatif, akan tetapi keputusan harus didsarkan pada relevansi antara masalah dan tujuannya. 2.2.1 Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Keputusan Pembelian Seorang pemasar harus menguasai pengaruh-pengaruh yang terjadi pada seorang pembeli dan membangun pengertian sebenarnya. Untuk itu seorang pemasar harus mengidentifikasi siapa saja yang membuat keputusan pembelian. Pihak-pihak yang terlibat dalam keputusan pembelian barang konsumen dapat dibagi menjadi : 27 1) Pencetus : seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa. 2) Pemberi Pengaruh : seseorang yang pandanganya atau saranya mempengaruhi keputusan. 3) Pengambil Keputusan : seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan pembelian, contoh: apakah membeli, tidak membeli dan dimana akan membeli. 4) Pembeli yaitu orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya. 5) Pemakaian adalah seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang bersangkutan. Peran-peran ini harus dikuasai oleh produsen karena hal ini bisa diterapkan dalam rancangan produk, penentuan pesan-pesan ilan yang akan disampaikan dan mengalokasikan anggaran promosi. 2.2.2 Faktor Keputusan Pembelian 1) Faktor internal Faktor internal dapat didefinisikan sebagai factor-faktor yang ada dalam diri individu (konsumen), dimana faktor tersebut akan dapat berubah bila ada pengaruh dari faktor luar (eksternal). Sebaliknya jika faktor internal memiliki 28 posisi yang kuat maka faktor eksternal tidak akan memiliki pengaruh yang berarti. Faktor internal terdiri dari : a) Pengalaman belajar dan memori (learning and memory) Dalam proses pemecahan masalah (pengambilan keputusan), konsumen dapat menggunakan proses belajar melalui berfikir wawasan, dimana berfikir disini meliputi manipulasi mental terhadap simbolsimbol yang tersaji dalam dunia nyata dan dalam bentuk kombinasi arti. Sementra itu memori bertindak sebagai perekam tentang yang diketahui konsumen melalui proses belajar. b) Kepribadian dan konsep diri (personality and selfconcept) Kepribadian dan konsep diri merupakan dua gagasan psikologis yang telah digunakan dalam mempelajari perilaku konsumen yang diorganisir secara menyeluruh dari tindakan konsumen. Diharapkan dengan memahami kepribadian dan konsep diri ini akan memberikan kepada kita konsistensi pokok yang cocok atau pola-pola yang tergambarkan dalam pilihan produk dan perilaku lainnya. 29 c) Motivasi dan keterlibatan (motivation and involvement) Motivasi berperan sebagai pendorong jiwa individu untuk bertindak sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh mereka dan apa yag telah dipelajari (learning). d) Sikap (attitude) Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam penawaran yang baik atau kurang baik secara konsistensi Persepsi (perception) Persepsi dapat diartikan sebagai proses di mana individu memilih, mengelola, dan menginterpretasikan stimulus ke dalam bentuk arti dan gambar. Atau dapat juga dikatakan bahwa persepsi adalah bagaimana orang memandang lingkungan di sekelilingnya. 2) Faktor Eksternal Keputusan konsumen untuk membeli suatu barang saat ini cenderung mengikuti perubahan-perubahan lingkungan luar (eksternal faktor). Perubahan lingkungan yang begitu cepat dan kompleks menyebabkan konsumen menetapkan pilihan pada sesuatu yang kadang-kadang tidak berdasarkan pada kebutuhan pribadi dan stimuli psikologis. Beberapa faktor lingkungan yang 30 mempengaruhi keputusan membeli seseorang dapat dikelompokan menjadi empat faktor utama yaitu : a) Faktor Budaya Budaya didefinisikan sebagai sejumlah nilai, kepercayaan dan kebiasaan yang digunakan untuk mennjukan perilaku konsumen langsung dari kelompok masyarakat tertentu. b) Faktor Sosial Faktor sosio-kebudayaan lain yang dapat mempengaruhi pandangan tingkah laku pembeli adalah kelas sosial. Pada pokoknya, masyarakat kita ini dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan atas, menengah dan rendah. c) Faktor Ekonomi Pada prinsipnya kekuatan yang sangat besar yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelian konsumen meliputi: pertumbuhan ekonomi, tingkat pendapatan perkapita dan inflasi. Oleh karena itu, pemasar harus jeli dalam melihat kecenderungankecenderungan kondisi ekonomi dimana mereka bersaing. d) Faktor Bauran Pemasaran 31 Bauran pemasaran (markting mix) terdiri dari: produk, harga, kegiatan promosi dan saluran distribusi. Marketing mix merupakan variabelvariabel yang dapat digunakan pemasar untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dari segmen pasar tertentu yang dituju. 2.2.3 Proses Keputusan pembelian Proses keputusan pembelian menurut Cron dan Decarlo (2010 : 112) dapat dilihat dari gambar berikut ini : Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian Recognition of Needs Evaluation of Option Purchase Decision Implementation and Evaluation Sumber : Cron dan Decarlo (2010) Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa dalam pengambilan keputusan pembelian ada beberapa tahapan yaitu : 1. Pengenalan kebutuhan (recognition of needs) Proses keputusan membeli dimulai dengan pengenalan masalah. Pembeli merasakan adanya masalah atau kebutuhan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh rangsangan internal maupun eksternal. Pada tahap ini pemasar perlu menentukan faktor atau situasi yang biasanya memicu pengenalan masalah 32 konsumen. Mereka harus meneliti konsumen untuk mengetahui jenis kebutuhan atau masalah apa yang timbul, apa yang menimbulkanya, dan bagaimana mereka bisa sampai pada produk ini. 2. Evaluasi pilihan (evaluation of option) Konsumen menggunakan informasi untuk tiba pada suatu pilihan merek akhir, tetapi pemasaran perlu mengetahui tentang evaluasi alternatif bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek. Beberapa konsep tertentu akan membantu menerangkan proses evaluasi: Pertama, kita mengasumsikan bahwa setiap konsumen berupaya memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mungkin berbeda dalam memberikan bobot pentingnya pada tiap atribut atau tip ciri. Ketiga, konsumen mungkin mengembangkan satu himpunan kepercayaan merek mengenai dimana tiap merek itu berbeda pada tiap ciri. Keempat konsumen dianggap mempunyai fungsi utilitas untuk setiap ciri. Kelima, konsumen tiba pada sikap (pertimbangan, preferensi) kearah alternatif merek melalui prosedur evaluasi. 33 3. Keputusan Pembelian (purchase decision) Keputusan untuk membeli pada hakikatnya terdiri dari sekumpulan keputusan. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor tak terduga. Sikap orang lain akan mempengaruhi satu alternatif yang disukai tergantung pada: (1) intensitas sikap negatif pihak lain terhadap pilihan alternatif konsumen, (2) motivasi konsumen tunduk pada keinginan orang lain. 4. Implementasi dan evaluasi (implementation and evaluation) Setelah membeli mengalami produk, beberapa tingkat konsumen kepuasan akan dan ketidakpuasan. Jika produk memenuhi harapan , konsumen akan merasa puas dan bila produk melebihi dari apa yang diharapkan, konsumen sangat puas dan bila produk berada dibawah apa yang diharapkan, konsumen akan merasa tidak puas. 2.3 Hubungan Personal Selling dengan Keputusan Pembelian Dalam konteks hubunganya dengan keputusan pembelian konsumen, efektifitas dari strategi pemasaran dapat ditunjukan 34 dengan kemampuanya mempengaruhi dan merubah aktivitas konsumen untuk mencapai apa yang menjadi sasaran dari strategi pemasaran. Personal selling merupakan bagian dari strategi pemasaran yang diarahkan untuk mempengaruhi perilaku konsumen terutama dalam pengambilan keputusan. Menurut Cron dan Decarlo (2010) hubungan personal selling dengan keputusan pembelian adalah bahwa ysng pertama tenaga penjual membantu konsumen dalam pengenalan masalah atau kebutuhan. Yang kedua tenaga penjual membantu mengidentifikasi pilihan alternatif dan menyediakan solusi. Yang ketiga tenaga penjual membuat proses pembelian menjadi nyaman. Yang keempat tenaga penjual memberikan support terhadap keputusan pembelian dan membangun hubungan (relationship). Assauri (2004 : 278) berpendapat bahwa “dengan personal selling terdapat pengaruh secara langsung yang timbul dalam pertemuan tatap muka antara penjual dan pembeli, dimana terdapat pengkomunikasian fakta yang diperlukan untuk mempengaruhi keputusan pembelian atau menggunakan faktor psikologis dalam rangka membujuk dan memberikan keberanian pada waktu pembuatan keputusan pembelian dengan tujuan agar terjadi transaksi penjualan”. Pada dasarnya konsumen baru akan melakukan pembelian apabila ia sudah mengetahui karakteristik produk. Pada tahap selanjutnya, bila konsumen sudah tertarik pada 35 suatu produk dan mulai mengadakan pembelian, maka perlu kiranya diingatkan akan manfaat produk yang sudah dinikmatinya sehingga konsumen melakukan pembelian secara berulang. Oleh karena itu, dengan personal selling diharapkan calon pembeli dapat mengenal lebih banyak produk yang dihasilkan perusahaan dan pada akhirnya dapat menimbulkan ketertarikan akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan, maka semakin tinggi kemungkinan produk yang dijual. Dalam hal ini kemampuan tenaga penjual juga dapat menentukan terjadinya transaksi penjualan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa personal selling mempunyai peranan yang besar untuk mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. 36 Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Perusahaan Pelatihan Produk bermutu tinggi Personal Selling 1. Pengenalan masalah 2. Evaluasi piiihan 3. Keputusan pembelian 4. Implementasi dan evaluasi Tenaga Penjual 1. Memilih calon pelanggan 2. Mempelajari calon pelanggan 3. Pendekatan 4. Presentasi dan demonstasi 5. Menangani Keberatan 6. Menutup Penjualan 7. Tindak lanjut setelah penjualan. Keputusan Pengajuan Sumber : Kompilasi dari Kotler dan Keller (2012) dan Cron dan Decarlo (2010) 37 Gambar 2.4 Model Konsep Personal Selling Keputusan Pengajuan Sumber : Kompilasi dari Kotler dan Keller (2012) dan Cron dan Decarlo (2010) 38