11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama-sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.5 Adapun berikut ini menjelaskan tentang definisi dari beberapa ahli tentang komunikasi. Menurut Agus M. Hardjana, komunikasi secara etimologi adalah berasal dari kata latin cum dan unus, yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam bahasa Inggris communion dan berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Dari kata itu di buat kata kerja communicare, yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang, tukar menukar, membicarakan orang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya di jadikan kata kerja benda yang dalam bahasa Inggris communication dan dalam bahasa Indonesia di serap menjadi komunikasi.6 5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 9 6 Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, kanisius, Yogyakarta, 2003, hal. 10 11 12 Menurut Everett M. Rogers, yang di kutip oleh Hafied Cangara, komunikasi adalah “proses dimana suatu ide di alihkan dari sumber kepada satu pernerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.7 Sedangkan menurut Carl I. Hovland yang di kutip kembali oleh Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa komunikasi adalah “proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior other individuals)”.8 Menurut Aristoteles, menyebutkan bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukungnya, diantaranya yaitu : a. Siapa yang berbicara (komunikator) b. Apa yang dibicarakan (pesan) c. Siapa yang mendengarkan (komunikan).9 Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain berupa informasi, ide atau gagasan, perasaan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan katakata, simbol, gerak, gambar dan lain-lain, yang bertujuan untuk mengubah perilaku orang lain. 7 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hal. 20 8 Onong Uchjana Effendy, Op.cit, hal. 10 9 Hafied Cangara,Op.cit, hal. 18 13 Menurut Suranto Aw mengemukakan fungsi komunikasi interpersonal dianggap efektif, jika orang lain memahami pesan dengan benar, dan memberikan respon sesuai dengan yang diinginkan. Komunikasi interpersonal yang efektif berfungsi membantu untuk : a. Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu. b. Menyampaikan pengetahuan/informasi. c. Mengubah sikap dan perilaku. d. Pemecahan masalah hubungan antar manusia. e. Citra diri menjadi lebih baik. f. Jalan menuju sukses. Dalam semua aktivitas tersebut, esensi komunikasi interpersonal yang berhasil adalah saling berbagi (sharing) informasi yang menguntungkan kedua belah pihak. Komunikasi interpersonal yang efektif, akan membantu mengantarkan kepada tercapainya tujuan tertentu. Seorang guru yang ingin mentransferkan pengetahuan dan membimbing sikap peserta didik, tidak sekedar ditentukan oleh ilmu pengetahuan yang dia miliki, melainkan ditentukan pula oleh bagaimana cara dia berkomunikasi.10 Disamping itu, di dalam proses komunikasi dikenal adanya lima dasar komponen dasar komunikasi antara lain : a. 10 Pengiriman pesan atau yang biasa disebut sebagai komunikator. Komunikator adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011, hal. 79 14 b. c. d. e. Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada penerima pesan. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku memo, atau majalah dan secara lisan seperti percakapan tatap muka (face to face) percakapan melalui telepon dan sebagainya. Sedanhgkan pesan nonverbal dapat berupa isyarat, gerakan tubuh, ekspresi muka dan nada suara. Penerima Pesan atau yang disebut dengan komunikan adalah orang yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya. Penerima pesan ini dapat terdiri satu orang atau lebih. Saluran merupakan jalan yang di lalui pesan dari komunikator kepada komunikan. Terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai saluran. Ada yang menilai bahwa saluran dapat bermacam-macam bentuknya, seperti dalam komunikasi antarpribadi panca indra dianggap sebagai media. Feedback atau umpan balik, yakni respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang dikirimkan oleh komunikator.11 Dari lima komponen dasar komunikasi di atas dapat dikatakan bahwa proses komunikasi tidak akan terjadi apabila salah satu komponennya terabaikan, karena setiap komponen memiliki peranan penting dalam membangun proses komunikasi. Artinya, tanpa keikutsertaan satu komponen akan member pengaruh pada berlangsungnya proses komunikasi. 2.2 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) merujuk pada komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang atau lebih. Definisi komunikasi antarpribadi menurut Agus M. Hardjana adalah interaksi tatap muka antara dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat 11 Dr. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hal. 17-18 15 menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula12. Menurut Dani Vardiansyah menyatakan bahwa “komunikasi antarpribadi dapat terjadi dalam konteks satu komunikator dengan satu komunikan (komunikasi diadik : dua orang) atau satu komunikator dengan dua komunikan (komunikan triadik : tiga orang)”.13 Sementara itu, komunikasi antarpribadi menurut Joseph A. Devito yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy adalah : “Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa umpan balik seketika”.14 Sedangkan menurut Deddy Mulyana, komunikasi anatarpribadi adalah “Komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menyingkap reaksi orang lain secara langsung baik verbal maupun nonverbal”.15 Dari beberapa definisi tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan yang terjadi antara dua orang atau lebih 12 Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011, Hal. 3 13 Dani Vardiansyah,Pengantar Ilmu Komunikasi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004, hal. 30 14 Onong Uchjana Effendy, Loc.cit hal. 60 15 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 73 16 secara tatap muka, baik secara verbal maupun nonverbal serta langsung dapat diketahui umpan baliknya. Secara teoritis komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya, yaitu : a. Komunikasi diadik (dyadic communication) adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan yang menerima pesan. b. Komunikasi triadik (triadic commuication) adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan.16 Dari keterangan kedua jenis komunikasi antarpribadi di atas, ternyata komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau komunikasi diadik lebih efektif dibandingkan dengan komunikasi triadik sebab pada komunikasi diadik, dialog yang terjadi berlangsung secara intens, komunikator dapat sepenuhnya menguasai frame of reference (bidang pengetahuan) komunikan serta umpan balik yang terjadi akan langsung diterima oleh kedua belah pihak yang berkomunikasi. Ada pun ciri-ciri komunikasi antarpribadi menurut Agus M. Hardjana, adalah sebagai berikut : a. Komunikasi interpersonal adalah verbal dan nonverbal. Maksudnya komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal maupun nonverbal. 16 Onong Uchjana EDffendy, Op.cit, hal. 62-63 17 b. Komunikasi interpersonal mencakup perilaku. Perilaku dalam komunikasi ini meliputi perilaku verbal maupun nonverbal. Ada tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal, yaitu perilaku spontan, perilaku menurut kebiasaan dan perilaku sadar. c. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses pada perkembangan komunikasi yang berbeda-beda tergantung dari tingkat hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi serta pesan yang dikomunikasikan. d. Komunikasi interpersonal mengandung umpan balik, interaksi dan kohersi. Maksudnya dalam komunikasi tatap muka kemungkinan umpan baliknya besar sekali, semakin berkembang komunikasinya, semakin intensif umpan baliknya dan interaksinya karena pihak-pihak yang terlibat berubah pernah menjadi penerima pesan dan sebaliknya. e. Komunikasi interpersonal adalah kegiatan aktif. Komunikasi interpersonal bukan sekedar serangkaian proses saling penerimaan, penyerapan dan penyampaian tanggapan yang sudah di olah masing-masing pihak. f. Komunikasi interpersonal saling mengubah. Maksudnya melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat dapat saling memberi inspirasi, semangat dan dorongan untuk mengubah pemikiran, perasaan dan sikap.17 Jadi, penjelasan dari ke dua ciri-ciri atau karakteristik komunikasi antarpribadi tersebut sangat penting dilakukan dalam hubungan antarpribadi karena dengan menggunakan ciri-ciri komunikasi antarpribadi, hal-hal yang menjadi hambatan dalam berkomunikasi dapat terjembatani. Menurut Suranto Aw, ada beberapa tujuan komunikasi antarpribadi antara lain: a. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain 17 Agus M. Hardjana, Op.cit, hal. 86-90 18 b. Menemukan diri sendiri c. Menemukan dunia luar d. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis e. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku f. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu g. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi h. Memberikan bantuan (konseling)18 Di samping itu, ada beberapa faktor yang dapat menumbuhkan hubungan antarpribadi yang baik antara lain : a. Percaya adalah hal yang sangat penting, karena kepercayaan menentukan efektivitas komunikasi. Secara ilmiah, “percaya” didefinisikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko. Definisi ini menyebutkan tiga unsure percaya yaitu : Pertama,adanya situasi yang menimbulkan resiko.19 Kedua, orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain. Ketiga, orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik bagi dirinya. 18 Suranto Aw, Ibid, Hal. 19-21 19 Ibid, hal. 129 19 b. Sikap supportif adalah “sikap yang mengurangi sikap defensif (menutup diri) dalam komunikasi”.20 Komunikasi antarpribadi tidak akan berhasil jika seseorang memiliki sikap defensif karena orang yang memiliki sikap defensif akan lebih banyak melindungi dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi daripada memahami pesan orang lain. c. Sikap terbuka, karena adanya sikap terbuka ini akan mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai dan saling mengembangkan kualitas dalam hubungan antarpribadi.21 2.3 Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dalam penelitian ini peneliti, menggunakan teori komunikasi dari Joseph A. Devito yang dikutip oleh Suranto Awpada lima karakteristik komunikasi antarpribadi yang efektif, antara lain : a. Keterbukaan (operasi), yang dimaksudkan dengan keterbukaan ialah adanya kemauan untuk membuka diri, mengatakan tentang keadaan dirinya sendiri yang tadinya tetap disembunyikan. b. Empati (Empathy), mungkin empati ini adalah salah satu hal yang paling sulit diantara karakteristik yang lain. c. Dukungan (Supportiveness), situasi keterbukaan dan empati masih belum cukup apabila komunikasi kita berada dalam tekanan atau ketakutan. 20 Ibid, hal. 133 21 Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc., Op.cit, hal. 129-130 20 d. Rasa positif (positiveness), apabila seseorang yang berkomunikasi mempunyai rasa negatif juga, dan orang lain akan mnerima sevara negatif. e. Kesamaan (Equity), kesamaan adalah suatu karakteristik yang aneh.22 Dengan adanya komunikasi antarpribadi guru dengan siswa diharapkan dapat membentuk konsep diri yang telah ada sebelumnya menjadi lebih baik. Selain itu, proses komunikasi seperti ini juga dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, karena dalam komunikasi harus ada timbal balik (feedback) antara komunikator deengan komunikan. Begitu juga dengan pendidikan membutuhkan komunikasi yang baik, sehingga apa yang disampaikan, dalam hal ini materi pelajaran, oleh komunikator (guru) kepada komunikan (siswa) bisa dicerna oleh siswa dengan optimal, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai bisa terwujud. Tidak mungkin bila komunikasi dilakukan tidak baik maka hasilnya akan bagus. Dan dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Agar jalannya komunikasi berkualitas, maka diperlukan suatu pendekatan komunikasi yaitu : pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif), dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan). 22 Suranto Aw, Opcit, hal. 25 21 Menurut Santrock, terdapat tiga aspek utama dari komunikasi dalam pembelajaran, yaitu keterampilan berbicara, mendengar dan komunikasi nonverbal. Berbicara dihadapan kelas dan di hadapan siswa harus dapat mengkomunikasikan informasi secara jelas. Kejelasan dalam berbicara penting agar pengajaran yang dilakukan oleh guru dan proses belajar yang diikuti siswa dapat berjalan responsive. 2.4 Motivasi Belajar dan Keberhasilan Komunikasi Efektif Antarpribadi Motivasi belajar merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Ada atau tidaknya motivasi belajar akan menentukan apakah siswa akan terlibat serta aktif dalam proses pembelajaran atau bersifat pasif tidak tidak peduli. Kedua kondisi ini tentu saja berakibat yang sangat berbeda dalam proses pembelajaran dan hasilnya. Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap keberhasilan proses maupun hasil belajar siswa. Salah satu indikator kualitas pembelajaran adalah adanya semangat maupun motivasi belajar dari para siswa. Motivasi memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar siswa, yaitu motivasi mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan dalam belajar. Motivasi belajar memegang peranan yang penting dalam memberi gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar yang pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi yang lebih baik. 22 Dalam pengertian umum, motivasi merupakan daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas guna mencapai tujuan tertentu. Bentuk komunikasi antarpribadi antara guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif, karena setiap orang diberi kesempatan untuk terlibat dalam pembelajaran. Dalam menciptakan komunikasi efektif guru memperlakukan siswa sebagai individu yang berbeda-beda , yang memerlukan pelayanan yang berbeda pula, karena siswa mempunyai karakteristik yang unik, memiliki kemampuan yang berbedabeda, minat yang berbeda, memerlukan kebebasan memilih sesuai dengan dirinya dan merupakan pribadi yang aktif. Untuk itulah kemampuan berkomunikasi guru dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan.23 Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada perencanaan pembelajarannya. Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan permasalahan rendahnya motivasi belajar siswa usia dini, maka guru harus mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah : 1. Memilih cara dan metode mengajar yang tepat memperhatikan kepribadian siswa. 23 Marsini Eka, Proses belajar mengajar yang efektif, Universitas Terbuka, Jakarta, hal. 38 termasuk 23 2. Menginformasikan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok. 4. Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya. 5. Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah. 6. Menanamkan nilai positif tentang agama islam. 7. Menceritakan keberhasilan tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses seperti tokoh dunia tersebut. 8. Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian atau hadiah.24 24 Marsini Eka, Op.cit, hal. 42 24 Ada beberapa kemampuan komunikasi yang harus dimiliki oleh guru dalam proses belajar mengajar supaya pembelajaran menjadi menyenangkan, yaitu : 1. Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguhsungguh dalam kegiatan pembelajaran. Dengan menyampaikan materi di kelas yang menampilkan kesan tentang penyampaian materi yang menyenangkan. Karena sesuatu yang energik, antusias dan bersemangat memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru yang seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis, mempertinggi komunikasi antar guru dengan siswa, menarik perhatian siswa dan menolong penerimaan materi pelajaran. 2. Kemampuan guru untuk mengelola interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran.. berhubungan dengan komunikasi antar siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan siswa dan siswa yang mengganggu serta mempertahankan tingkah laku siswa yang baik. Agar semua siswa dapat ikut serta dan berinteraksi secara optimal, guru mengelola interaksi tidak hanya searah saja yaitu dari guru ke siswa atau dua arah dari siswa ke guru. 3. Kemampuan guru mengondisikan kelas. 25 Jadi semua kemampuan guru diatas mengarah pada penciptaan komunikasi komunikatif yang merupakan wahana atau sarana. 2.5 Pola Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan, disamping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis ini, terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi belajar mengajar. Dalam proses pendidikan sering kita jumpai kegagalan-kegagalan, hal ini biasanya dikarenakan lemahnya sistem komunikasi. Untuk itu, pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses belajar mengajar. Komunikasi pendidikan adalah hubungan atau interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung atau, dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara pendidik dengan peserta didik. Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa yaitu : G S 1. S S Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah untuk 26 Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah, atau komunikasi sebagai aksi. Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar. G S S S 2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama yaitu pemberi aksi dan penerima aksi. Disini, sudah terlihat hubungan dua arah, tetapi terbatas antara guru dan pelajar secara individual. Antara pelajar dan pelajar tidak ada hubungan. Pelajar tidak dapat berdiskusi dengan teman atau bertanya sesama temannya. Keduanya dapat saling memberi dan menerima. Komunikasi ini lebih baik dari pada yang pertama, sebab kegiatan guru dan kegiatan siswa relatif sama. G S S S 27 3. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi yang dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi ini mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal, sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Diskusi dan simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan komunikasi ini.25 Dalam kegiatan mengajar, siswa memerlukan sesuatu yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru, teman maupun dengan lingkungan. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilannya yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan pengajaran itu sendiri yang keduanya mempunyai ketergantungan untuk menciptakan situasi komunikasi yang baik yang memungkinkan siswa untuk belajar. 25 Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta, 2003. Hal. 42