11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah

advertisement
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication
berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis
yang berarti sama-sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.5
Adapun berikut ini menjelaskan tentang definisi dari beberapa ahli tentang
komunikasi.
Menurut Agus M. Hardjana, komunikasi secara etimologi adalah
berasal dari kata latin cum dan unus, yaitu kata bilangan yang berarti satu.
Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam bahasa
Inggris communion dan berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan,
gabungan, pergaulan, hubungan. Dari kata itu di buat kata kerja communicare,
yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian
kepada seseorang, tukar menukar, membicarakan orang, bercakap-cakap,
bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Kata kerja communicare itu pada
akhirnya di jadikan kata kerja benda yang dalam bahasa Inggris
communication dan dalam bahasa Indonesia di serap menjadi komunikasi.6
5
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002,
hal. 9
6
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, kanisius, Yogyakarta, 2003, hal. 10
11
12
Menurut Everett M. Rogers, yang di kutip oleh Hafied Cangara,
komunikasi adalah “proses dimana suatu ide di alihkan dari sumber kepada
satu pernerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka”.7 Sedangkan menurut Carl I. Hovland yang di kutip kembali oleh
Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa komunikasi adalah “proses
mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the
behavior other individuals)”.8
Menurut Aristoteles, menyebutkan bahwa suatu proses komunikasi
memerlukan tiga unsur yang mendukungnya, diantaranya yaitu :
a.
Siapa yang berbicara (komunikator)
b.
Apa yang dibicarakan (pesan)
c.
Siapa yang mendengarkan (komunikan).9
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, dapat di tarik
kesimpulan bahwa komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian
pesan dari seseorang kepada orang lain berupa informasi, ide atau gagasan,
perasaan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan katakata, simbol, gerak, gambar dan lain-lain, yang bertujuan untuk mengubah
perilaku orang lain.
7
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hal. 20
8
Onong Uchjana Effendy, Op.cit, hal. 10
9
Hafied Cangara,Op.cit, hal. 18
13
Menurut
Suranto
Aw
mengemukakan
fungsi
komunikasi
interpersonal dianggap efektif, jika orang lain memahami pesan dengan benar,
dan memberikan respon sesuai dengan yang diinginkan. Komunikasi
interpersonal yang efektif berfungsi membantu untuk :
a. Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu.
b. Menyampaikan pengetahuan/informasi.
c. Mengubah sikap dan perilaku.
d. Pemecahan masalah hubungan antar manusia.
e. Citra diri menjadi lebih baik.
f. Jalan menuju sukses.
Dalam semua aktivitas tersebut, esensi komunikasi interpersonal yang
berhasil adalah saling berbagi (sharing) informasi yang menguntungkan kedua
belah pihak. Komunikasi interpersonal yang efektif, akan membantu
mengantarkan kepada tercapainya tujuan tertentu. Seorang guru yang ingin
mentransferkan pengetahuan dan membimbing sikap peserta didik, tidak
sekedar ditentukan oleh ilmu pengetahuan yang dia miliki, melainkan
ditentukan pula oleh bagaimana cara dia berkomunikasi.10
Disamping itu, di dalam proses komunikasi dikenal adanya lima dasar
komponen dasar komunikasi antara lain :
a.
10
Pengiriman pesan atau yang biasa disebut sebagai komunikator.
Komunikator adalah individu atau orang yang mengirim pesan.
Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011, hal. 79
14
b.
c.
d.
e.
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada penerima pesan.
Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal
dapat secara tertulis seperti surat, buku memo, atau majalah dan secara
lisan seperti percakapan tatap muka (face to face) percakapan melalui
telepon dan sebagainya. Sedanhgkan pesan nonverbal dapat berupa
isyarat, gerakan tubuh, ekspresi muka dan nada suara.
Penerima Pesan atau yang disebut dengan komunikan adalah orang
yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang
diterimanya. Penerima pesan ini dapat terdiri satu orang atau lebih.
Saluran merupakan jalan yang di lalui pesan dari komunikator kepada
komunikan. Terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai saluran.
Ada yang menilai bahwa saluran dapat bermacam-macam bentuknya,
seperti dalam komunikasi antarpribadi panca indra dianggap sebagai
media.
Feedback atau umpan balik, yakni respon yang diberikan oleh
komunikan terhadap pesan yang dikirimkan oleh komunikator.11
Dari lima komponen dasar komunikasi di atas dapat dikatakan bahwa
proses komunikasi tidak akan terjadi apabila salah satu komponennya
terabaikan, karena setiap komponen memiliki peranan penting dalam
membangun proses komunikasi. Artinya, tanpa keikutsertaan satu komponen
akan member pengaruh pada berlangsungnya proses komunikasi.
2.2
Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) merujuk pada
komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang atau lebih.
Definisi komunikasi antarpribadi menurut Agus M. Hardjana adalah
interaksi tatap muka antara dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat
11
Dr. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hal. 17-18
15
menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima
dan menanggapi secara langsung pula12.
Menurut Dani Vardiansyah menyatakan bahwa “komunikasi
antarpribadi dapat terjadi dalam konteks satu komunikator dengan satu
komunikan (komunikasi diadik : dua orang) atau satu komunikator dengan
dua komunikan (komunikan triadik : tiga orang)”.13
Sementara itu, komunikasi antarpribadi menurut Joseph A. Devito
yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy adalah :
“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau
diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa umpan balik
seketika”.14
Sedangkan menurut Deddy Mulyana, komunikasi anatarpribadi
adalah
“Komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang
memungkinkan setiap pesertanya menyingkap reaksi orang lain secara
langsung baik verbal maupun nonverbal”.15
Dari beberapa definisi tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah proses
penyampaian dan penerimaan pesan yang terjadi antara dua orang atau lebih
12
Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011, Hal. 3
13
Dani Vardiansyah,Pengantar Ilmu Komunikasi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004, hal. 30
14
Onong Uchjana Effendy, Loc.cit hal. 60
15
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 73
16
secara tatap muka, baik secara verbal maupun nonverbal serta langsung dapat
diketahui umpan baliknya.
Secara teoritis komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua
jenis menurut sifatnya, yaitu :
a. Komunikasi diadik (dyadic communication) adalah komunikasi
antarpribadi yang berlangsung antara dua orang yakni yang seorang
adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi
komunikan yang menerima pesan.
b. Komunikasi triadik (triadic commuication) adalah komunikasi
antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang
komunikator dan dua orang komunikan.16
Dari keterangan kedua jenis komunikasi antarpribadi di atas, ternyata
komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau komunikasi diadik lebih
efektif dibandingkan dengan komunikasi triadik sebab pada komunikasi
diadik, dialog yang terjadi berlangsung secara intens, komunikator dapat
sepenuhnya menguasai frame of reference (bidang pengetahuan) komunikan
serta umpan balik yang terjadi akan langsung diterima oleh kedua belah pihak
yang berkomunikasi.
Ada pun ciri-ciri komunikasi antarpribadi menurut Agus M.
Hardjana, adalah sebagai berikut :
a. Komunikasi interpersonal adalah verbal dan nonverbal. Maksudnya
komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal maupun
nonverbal.
16
Onong Uchjana EDffendy, Op.cit, hal. 62-63
17
b. Komunikasi interpersonal mencakup perilaku. Perilaku dalam komunikasi
ini meliputi perilaku verbal maupun nonverbal. Ada tiga perilaku dalam
komunikasi interpersonal, yaitu perilaku spontan, perilaku menurut
kebiasaan dan perilaku sadar.
c. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses pada
perkembangan komunikasi yang berbeda-beda tergantung dari tingkat
hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi serta pesan yang
dikomunikasikan.
d. Komunikasi interpersonal mengandung umpan balik, interaksi dan
kohersi. Maksudnya dalam komunikasi tatap muka kemungkinan umpan
baliknya besar sekali, semakin berkembang komunikasinya, semakin
intensif umpan baliknya dan interaksinya karena pihak-pihak yang terlibat
berubah pernah menjadi penerima pesan dan sebaliknya.
e. Komunikasi interpersonal adalah kegiatan aktif. Komunikasi interpersonal
bukan sekedar serangkaian proses saling penerimaan, penyerapan dan
penyampaian tanggapan yang sudah di olah masing-masing pihak.
f. Komunikasi interpersonal saling mengubah. Maksudnya melalui interaksi
dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat dapat saling memberi
inspirasi, semangat dan dorongan untuk mengubah pemikiran, perasaan
dan sikap.17
Jadi, penjelasan dari ke dua ciri-ciri atau karakteristik komunikasi
antarpribadi tersebut sangat penting dilakukan dalam hubungan antarpribadi
karena dengan menggunakan ciri-ciri komunikasi antarpribadi, hal-hal yang
menjadi hambatan dalam berkomunikasi dapat terjembatani.
Menurut Suranto Aw, ada beberapa tujuan komunikasi antarpribadi
antara lain:
a. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain
17
Agus M. Hardjana, Op.cit, hal. 86-90
18
b. Menemukan diri sendiri
c. Menemukan dunia luar
d. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis
e. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku
f. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu
g. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi
h. Memberikan bantuan (konseling)18
Di samping itu, ada beberapa faktor yang dapat menumbuhkan
hubungan antarpribadi yang baik antara lain :
a. Percaya adalah hal yang sangat penting, karena kepercayaan menentukan
efektivitas komunikasi. Secara ilmiah, “percaya” didefinisikan sebagai
mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki,
yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko.
Definisi ini menyebutkan tiga unsure percaya yaitu : Pertama,adanya
situasi yang menimbulkan resiko.19 Kedua, orang yang menaruh
kepercayaan kepada orang lain. Ketiga, orang yang yakin bahwa perilaku
orang lain akan berakibat baik bagi dirinya.
18
Suranto Aw, Ibid, Hal. 19-21
19
Ibid, hal. 129
19
b. Sikap supportif adalah “sikap yang mengurangi sikap defensif (menutup
diri) dalam komunikasi”.20 Komunikasi antarpribadi tidak akan berhasil
jika seseorang memiliki sikap defensif karena orang yang memiliki sikap
defensif akan lebih banyak melindungi dari ancaman yang ditanggapinya
dalam situasi komunikasi daripada memahami pesan orang lain.
c. Sikap terbuka, karena adanya sikap terbuka ini akan mendorong timbulnya
saling pengertian, saling menghargai dan saling mengembangkan kualitas
dalam hubungan antarpribadi.21
2.3
Efektifitas Komunikasi Antarpribadi
Dalam penelitian ini peneliti, menggunakan teori komunikasi dari
Joseph A. Devito yang dikutip oleh Suranto Awpada lima karakteristik
komunikasi antarpribadi yang efektif, antara lain :
a. Keterbukaan (operasi), yang dimaksudkan dengan keterbukaan ialah
adanya kemauan untuk membuka diri, mengatakan tentang keadaan dirinya
sendiri yang tadinya tetap disembunyikan.
b. Empati (Empathy), mungkin empati ini adalah salah satu hal yang paling
sulit diantara karakteristik yang lain.
c. Dukungan (Supportiveness), situasi keterbukaan dan empati masih belum
cukup apabila komunikasi kita berada dalam tekanan atau ketakutan.
20
Ibid, hal. 133
21
Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc., Op.cit, hal. 129-130
20
d. Rasa positif (positiveness), apabila seseorang yang berkomunikasi
mempunyai rasa negatif juga, dan orang lain akan mnerima sevara negatif.
e. Kesamaan (Equity), kesamaan adalah suatu karakteristik yang aneh.22
Dengan
adanya komunikasi antarpribadi guru dengan
siswa
diharapkan dapat membentuk konsep diri yang telah ada sebelumnya menjadi
lebih baik. Selain itu, proses komunikasi seperti ini juga dibutuhkan dalam
proses belajar mengajar, karena dalam komunikasi harus ada timbal balik
(feedback) antara komunikator deengan komunikan.
Begitu juga dengan pendidikan membutuhkan komunikasi yang baik,
sehingga apa yang disampaikan, dalam hal ini materi pelajaran, oleh
komunikator (guru) kepada komunikan (siswa) bisa dicerna oleh siswa
dengan optimal, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai bisa terwujud.
Tidak mungkin bila komunikasi dilakukan tidak baik maka hasilnya akan
bagus.
Dan dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki peranan penting
dalam proses belajar mengajar. Agar jalannya komunikasi berkualitas, maka
diperlukan suatu pendekatan komunikasi yaitu : pendekatan secara ontologis
(apa itu komunikasi), aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang
efektif), dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan).
22
Suranto Aw, Opcit, hal. 25
21
Menurut Santrock, terdapat tiga aspek utama dari komunikasi dalam
pembelajaran, yaitu keterampilan berbicara, mendengar dan komunikasi
nonverbal. Berbicara dihadapan kelas dan di hadapan siswa harus dapat
mengkomunikasikan informasi secara jelas. Kejelasan dalam berbicara
penting agar pengajaran yang dilakukan oleh guru dan proses belajar yang
diikuti siswa dapat berjalan responsive.
2.4
Motivasi Belajar dan Keberhasilan Komunikasi Efektif Antarpribadi
Motivasi belajar merupakan unsur yang penting dalam proses
pembelajaran. Ada atau tidaknya motivasi belajar akan menentukan apakah
siswa akan terlibat serta aktif dalam proses pembelajaran atau bersifat pasif
tidak tidak peduli. Kedua kondisi ini tentu saja berakibat yang sangat berbeda
dalam proses pembelajaran dan hasilnya.
Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap
keberhasilan proses maupun hasil belajar siswa. Salah satu indikator kualitas
pembelajaran adalah adanya semangat maupun motivasi belajar dari para
siswa. Motivasi memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar siswa, yaitu
motivasi mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan dalam belajar.
Motivasi belajar memegang peranan yang penting dalam memberi gairah,
semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang mempunyai
motivasi tinggi mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan kegiatan
belajar yang pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi yang lebih baik.
22
Dalam pengertian umum, motivasi merupakan daya penggerak dalam diri
seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas guna mencapai tujuan tertentu.
Bentuk komunikasi antarpribadi antara guru dengan guru, guru dengan
siswa, siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif, karena setiap orang
diberi kesempatan untuk terlibat dalam pembelajaran. Dalam menciptakan
komunikasi efektif guru memperlakukan siswa sebagai individu yang
berbeda-beda , yang memerlukan pelayanan yang berbeda pula, karena siswa
mempunyai karakteristik yang unik, memiliki kemampuan yang berbedabeda, minat yang berbeda, memerlukan kebebasan memilih sesuai dengan
dirinya dan merupakan pribadi yang aktif. Untuk itulah kemampuan
berkomunikasi guru dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan.23
Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada perencanaan
pembelajarannya. Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan
dengan permasalahan rendahnya motivasi belajar siswa usia dini, maka guru
harus mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa, diantaranya adalah :
1. Memilih
cara
dan
metode
mengajar
yang
tepat
memperhatikan kepribadian siswa.
23
Marsini Eka, Proses belajar mengajar yang efektif, Universitas Terbuka, Jakarta, hal. 38
termasuk
23
2. Menginformasikan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
3. Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya
melalui kerja kelompok.
4. Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa
mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan
dirinya.
5. Melakukan
improvisasi-improvisasi
yang
bertujuan
untuk
menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan
belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk
tangan yang meriah.
6. Menanamkan nilai positif tentang agama islam.
7. Menceritakan keberhasilan tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan
mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih
mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses seperti
tokoh dunia tersebut.
8. Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil
melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa
berupa pujian atau hadiah.24
24
Marsini Eka, Op.cit, hal. 42
24
Ada beberapa kemampuan komunikasi yang harus dimiliki oleh guru
dalam proses belajar mengajar supaya pembelajaran menjadi menyenangkan,
yaitu :
1. Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguhsungguh dalam kegiatan pembelajaran. Dengan menyampaikan
materi di kelas yang menampilkan kesan tentang penyampaian
materi yang menyenangkan. Karena sesuatu yang energik, antusias
dan bersemangat memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku
guru yang seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi
dinamis, mempertinggi komunikasi antar guru dengan siswa,
menarik perhatian siswa dan menolong penerimaan materi
pelajaran.
2. Kemampuan guru untuk mengelola interaksi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.. berhubungan dengan komunikasi antar siswa, usaha
guru dalam menangani kesulitan siswa dan siswa yang
mengganggu serta mempertahankan tingkah laku siswa yang baik.
Agar semua siswa dapat ikut serta dan berinteraksi secara optimal,
guru mengelola interaksi tidak hanya searah saja yaitu dari guru ke
siswa atau dua arah dari siswa ke guru.
3. Kemampuan guru mengondisikan kelas.
25
Jadi semua kemampuan guru diatas mengarah pada penciptaan
komunikasi komunikatif yang merupakan wahana atau sarana.
2.5
Pola Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar
Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan, disamping
memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus
mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis ini, terutama
kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi belajar mengajar. Dalam
proses pendidikan sering kita jumpai kegagalan-kegagalan, hal ini biasanya
dikarenakan lemahnya sistem komunikasi. Untuk itu, pendidik perlu
mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses belajar mengajar.
Komunikasi pendidikan adalah hubungan atau interaksi antara pendidik
dengan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung atau,
dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara pendidik dengan peserta didik.
Ada
tiga
pola
komunikasi
yang
dapat
digunakan
mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa yaitu :
G
S
1.
S
S
Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah
untuk
26
Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa
sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada
dasarnya adalah komunikasi satu arah, atau komunikasi sebagai aksi.
Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa
belajar.
G
S
S
S
2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah
Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama yaitu
pemberi aksi dan penerima aksi. Disini, sudah terlihat hubungan dua
arah, tetapi terbatas antara guru dan pelajar secara individual. Antara
pelajar dan pelajar tidak ada hubungan. Pelajar tidak dapat berdiskusi
dengan teman atau bertanya sesama temannya. Keduanya dapat saling
memberi dan menerima. Komunikasi ini lebih baik dari pada yang
pertama, sebab kegiatan guru dan kegiatan siswa relatif sama.
G
S
S
S
27
3. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi
Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi yang dinamis antara
guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis
antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Proses belajar mengajar
dengan pola komunikasi ini mengarah kepada proses pengajaran yang
mengembangkan
kegiatan
siswa
yang
optimal,
sehingga
menumbuhkan siswa belajar aktif. Diskusi dan simulasi merupakan
strategi yang dapat mengembangkan komunikasi ini.25
Dalam
kegiatan
mengajar,
siswa
memerlukan
sesuatu
yang
memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru, teman maupun
dengan lingkungan. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar terdapat
dua hal yang ikut menentukan keberhasilannya yaitu pengaturan proses
belajar mengajar dan pengajaran itu sendiri yang keduanya mempunyai
ketergantungan untuk menciptakan situasi komunikasi yang baik yang
memungkinkan siswa untuk belajar.
25
Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta, 2003. Hal. 42
Download