BAB 2 KAJIAN TEORITIS 2.1. Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu topik yang sering diperbincangkan, bukan hanya dikalangan ilmuan komunikasi, melainkan juga dikalangan awam, sehingga kata komunikasi sendiri memiliki banyak arti. Sejak lahir manusia sudah membutuhkan komunikasi, hal ini membuktikan dengan tangisan anak bayi yang kehausan sebagai bentuk komunikasi yang sederhana kepada ibunya. Dari situ pula melalui komunikasi, manusia dapat menyampaikan hasrat dan keinginan yang di tunjukkan atau diekspresikan kepada orang lain . Melalui komunikasi pula, manusia dapat saling berbagi pesan serta mengungkapkan pemikirannya masing-masing. Istilah komunikasi dari bahasa Inggris yaitu communication, dari bahasa latin communicates yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama. Komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut. Selain itu komunikasi juga sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidispliner. Artinya, pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam ilmu komunikasi berasal dari dan menyangkut berbagai disiplin (bidang keilmuan) lainnya seperti linguistik, sosiologi, desain. Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling di pertukarkan adalah tujuan yang 9 10 diinginkan oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1997 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui system lambing-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku. Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli. Dari sekian banyak definisi komunikasi, berikut adalah lima definisi diantaranya : “Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa (who), mengatakan apa (what), dengan saluran apa (which channel), kepada siapa (to whom), dengan akibat apa atau hasil apa (with what effect). Lasswell, 1960” ”Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Hovland, Janis & Kelley, 1953” “Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Berelson dan Stainer, 1964” “Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Gode, 1959” “Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Reusch, 1957” 11 “Ke-lima definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai pengertian yang luas dan beragam. Masing-masing definisi mempunyai penekanannya dan konteks yang berbeda satu sama lainnya. Definisi komunikasi secara umum adalah “suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau diantara dua atau lebih dengan tujuan tertentu”. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian dan pengolahan pesan. Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan : membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah pesan. Ke-empat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain. Baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain. Pesan yang diterimanya ini akan diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka si orang tersebut kembali akan membentuk dan menyampaikan pesan baru. Demikianlah ke-empat tindakan ini akan terus-menerus terjadi secara berulang-ulang. Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan ide/gagasan, skap, perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah laku dan berbagai bentuk tanda-tanda lainnya. Komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, diantara beberapa orang atau banyak orang. Komunikasi mempunyai tujuan tertentu. 12 Artinya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan kepentingan para pelakunya. 1 1 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi : cet 9, Jakarta : Universitas Terbuka, 2004, hal 1.12 13 2.2 Komunikasi Visual Komunikasi grafis merupakan bidang profesi yang berkembang sangat pesat sejak Revolusi Industri (abad ke-19) saat mana informasi melalui media cetak makin luas digunakan dalam perdagangan (iklan, kemasan), penerbitan (koran, buku, majalah) dan informasi seni budaya. Perkembangan bidang ini erat hubungannya dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat yang dapat dipetik dari kejituan penyampaian informasi pada masyarakat. Perkembangan diatas juga dipacu oleh kesadaran yang makin tinggi pada efektifitas bahasa rupa (visual) dalam komunikasi masa kini. Bila pada awal munculnya mesin cetak abad ke-15 istilah bidang ini adalah “graphic communication” atau juga “visual communication”. Hal ini menggambarkan peranan komunikasi sebagai kunci profesi dalam bidang ini. Saat ini peranan komunikasi yang diemban makin beragam : informasi umum (information graphics, signage), pendidikan (materi pelajaran dan ilmu pengetahuan, pelajaran interaktif pendidikan khusus), persuasi (periklanan, promosi, kampanye sosial) dan pemantapan indentitas (logo, corporate, indentity, branding). Muculnya istilah “komunikasi visual” sebenarnya juga merupakan akibat dari makin meluasnya media yang dicakup dalam bidang komunikasi lewat bahasa rupa ini : percetakan/grafika, film dan video, televisi, web design dan CD interaktif. Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media : percetakan/grafika, luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, film/video, internet, dll, dua dimensi maupun tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak (time based). Sedangkan Komunikasi Grafis merupakan bagian dari Komunikasi Visual dalam lingkup statis, dua dimensi, dan umumnya berhubungan dengan percetakan/ 14 grafika. 2.3 Pengertian Audio Visual Audio berarti radio, yaitu suara. Visual berarti grafik, gambar, dapat dilihat. Dengan demikian audio visual merupakan penggabungan suara dan gambar dalam menyampaikan suatu informasi.2 2.3.1 Jenis-Jenis Audio Visual 2.3.1.1 Video Klip Video Klip (Music Video) adalah sarana bagi para produser musik untuk memasarkan produknya lewat media televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core business) mereka. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahunnya. (Heru Effendy, Membuat Fim itu Gampang).33 Heru Effendy, “Mari Membuat Film”, Konfiden, 2002, hal. 11 2.3.1.2 Iklan Televisi Iklan Televisi (TV Commercial) Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service nouncement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan `secara eksplisit', artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang suatu produk tersebut. Sedangkan iklan produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan 15 kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit.44 Heru Effendy, “Mari Membuat Film”, Konfiden, 2002, hal. 11 2.3.1.3 Program Televisi Program Televisi (TV Programme) diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita. Jenis cerita ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan kelompok non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televisi/FTV (popular lewat saluran televisi SCTV) dan film pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap reality show, TV quiz, talkshow dan liputan/berita. 2.3.1.4 Film Film pertama kali lahir diparuh kedua abad 19, dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun. Sesuai perjalanan waktu para ahli berlomba-lomba untuk menyempurnakan film agar lebih aman, lebih mudah diproduksi, dan enak ditonton. Heru Effendy, “Mari Membuat Film”, Konfiden, 2002, hal. 20 Film itu adalah beberapa kesatuan dari beberapa scene yang digabung menjadi satu. Film merupakan media komunal dan cangkokan dari berbagai teknologi dan unsur-unsur kesenian. Ia cangkokan dari perkembangan teknologi fotografi dan rekaman suara. Juga komunal berbagai kesenian baik seni rupa, teater, sastra, arsitektur hingga music. Maka kemampuan bertumbuh film sangatlah bergantung pada tradisi bagaimana unsur-unsur cangkokan teknologi 16 dan unsur seni dari film yang dalam masyarakat masing-masing berkembang pesat dicangkok dan dihimpun. Dengan demikian tidak tertinggal dan mampu bersaing dengan teknologi media dan seni lainnya. 2.3.1.4.1 Pembuatan Film Pengertian film yang disebutkan oleh undang-undang perfilman No. 6 tahun 1992, Bab I, Pasal 1, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asa sinematografi dengan direkam pada pita selluloid, pita video, piringan video dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam bentuk, jenis ukuran, melalui kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya atau tanpa suara yang dapat dipertunjukan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainnya. Film yang biasa disajikan, bentuk, cerita, dan trik-triknya tetap membutuhkan sastra sebagai bahan baku utama yang diwujudkan dalam bentuk skenario yang mempunyai nilai cerita. Cerita film boleh diambil dari novel yang bernilai sastra atau bisa juga dari cerita daerah. Wujud cerita bisa berasal dari karya rekaan (fiktif), kisah nyata, riwayat hidup, sandiwara radio, atau komik. Dalam merealisasikan cerita yang berisi fantasi akan membuat efek-efek khusus untuk mewujudkan cerita tersebut kedalam pita. Komunikasi yang tercipta melalui media film hanya berjalan satu arah kepada komunikan yaitu penonton. Untuk menyampaikan amanat film tersebut akan dibutuhkan media. Oleh karena itu dalam bahasa film terdapat 3 faktor utama yang mendasarinya, yaitu : 1. Gambar / visual 17 Film menggunakan gambar sebagai alat penyampaian. Dalam pemilihan materi dan pengungkapan cerita harus selektif dan layak sebagai tontonan film. Untuk itu, pemindahan cerita kedalam bentuk film banyak faktor yang memerlukan penyesuaian. Film sebagai media komunikasi massa yang didalamnya mengandung komponen-komponen komunikasi. Gambar dalam karya film berfungsi sebagai sarana utama oleh karena itu untuk menanamkan informasi, terlebih dahulu mengandalkan kemampuan penyampaian melalui media gambar ini. Gambar menjadi daya tarik tersendiri diluar alur cerita. Maka pemain yang bagus lebih dapat mempertajam atau menarik penonton, di samping set, property dan tata cahaya yang mempesona sebagai pendukung suasana. 2. Suara atau Audio Film dan musik mempunyai hubungan erat. Musik dapat menunjang untuk memperkuat dan mempertegas informasi serta suasana suatu adegan yang disampaikan melalui bahasa gambar yang dapat membangkitkan emosi penonton. Musik sangat mendukung kekuatan dalam film. Sound effect dan ilustrasi musik akan selalu berguna untuk menciptakan mood atau suasana kejiwaan, memperkuat informasi sekaligus menyediakan atau dapat mempertegas informasi. 17 1. Keterbatasan Waktu Faktor keterbatasan waktu ini yang meningkatkan dan membatasi kedua sarana bahasa film di atas. Oleh karena keterbatasan waktu ini, maka perlu diingat bahwa hanya informasi penting saja yang diberikan. Penonton terbiasa menganggap bahwa segala sesuatu yang diberikan atau ditampilkan pasti merupakan informasai penting. Jika ada informasi yang tidak penting, penonton menganggapnya penting sehingga akan membingungkan imajinasi. 2.3.1.4.2 Proses Produksi Film Secara umumnya dalam pembuatan sebuah film dibagi menjadi tiga. Diantaranya terdapat pra produksi, produksi dan pasca produksi. 2.3.1.4.2.1 Pra Produksi Dalam proses pra produksi memilki beberapa hal yang dikerjakan agar konsep film dapat semakin menarik dan penggarapannya semakin mudah. A. Ide Cerita Ide cerita merupakan dasar dari membuat sebuah film. Pengambilan dan pengolahan sebuah cerita dijadikan materi film yang dapat membuat karya semakin lebih baik. Ide cerita yang didapat masih perlu diberi batasan untuk bisa dikembangakan menjadi sebuah konsep yang menarik untuk divisualisasikan menjadi sebuah karya film. B. Pembuatan Script Setelah proses menetukan cerita yang akan diangkat kedalam sebuah film, kemudian langkah selanjutnya adalah menuangkannya kedalam bentuk skrip atau naskah. Skrip ini lalu dikembangkan menjadi skenario dan story board. Story 18 board merupakan visualisasi rekaan yang berbentuk sketsa gambar seperti komik atau perkiraan hasil gambar yang nantinya akan dijadikan pedoman pengambilan gambar oleh kamera. C. Mencari Lokasi Setelah penentuan lokasi atau sering disebut setting film, pencaharian lokasi yang sesuai dengan skenario agar dapat memperjelas sebuah adegan. 1 2.3.1.4.3 Produksi Pada tahap produksi ini, pengambilan gambar atau sering disebut dengan shooting yang sesuai dengan story board. Harry Suharyadi memberikan catatan penting selama shooting berlangsung bagi sutradara. 1. Pada fase ini, seorang sutradara tidak hanya dituntut pengetahuan teknik film dan kesenimannya, tetapi segi kemasyarakatannya atau sosial pun harus diandalkan. 2. Ada beberapa sutradara yang berkembang idenya sehingga membuat shotshot tambahan ketika berada dilokasi. Setelah memenuhi target konsep, hal itu sah-sah saja. 3. Apabila ada suatu kejadian yang diluar dugaan mengakibatkan shot-shot yang telah terkonsep tidak mungkin dibuat, harus sigap membuat shot baru yang pesan atau maknanya tetap serupa dengan konsep awal. (Askurifai, 2003:80). 1 M.Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S, “Bikin Sendiri Film Kamu”, Jakarta : DV.Indonesia, 2004 19 Pada proses produksi pemahaman akan sudut pandang kamera, pergerakan kamera juga komposisi framing (type of shot) sangat penting untuk membantu membangun suasana yang ingin di tampilkan. A. Camera Angle Camera angle atau sudut pandang kamera di terjemahkan sebagai teknis pengambilan gambar dari sudut pandang tertentu untuk mengekspose adegan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: 1. High Angle : Pengambilan gambar dari sudut atas obyek, sehingga obyek tampak terekspose dari bagian atas. 2. Top Angle : Pengambilan gambar tepat dari sudut atas subyek, seperti peta. 3. Bird Eye View : Teknik pengambilan gambar yang hampir mirip dengan High Angle hanya saja teknik ini terlihat lebih dramatis dan berkesan dinamis, seperti penglihatan seekor burung dari atas. 4. Low Angle : Pengambilan gambar dari sudut bawah. 5. Frog Eye Level : Pengambilan gambar dimana letak kamera kurang lebih dibawah paha manusia. 6. Eye Level : Pengambilan gambar dalam ketinggian relatif sedang, kurang lebih sejajar dengan tinggi kita. 7. Over Shoulder : Pengambilan gambar dari sudut belakang atau punggung bahu salah satu subyek sinematik. 8. Walking Shot : Pengambilan gambar yang mengikuti langkah talent saat berakting namun lebih menitik beratkan perhatian pada kakinya. 20 9. Fast Road Effect : Pengambilan gambar yang memiliki konsep yang sama dengan Walking Shot namun lebih cepat pergerakannya sehingga dapat memunculkan efek khusus pada gambar bagian belakang obyek. B. Camera Moving Pergerakan kamera adalah istilah untuk memudahkan komunikasi kepada operator kamera bagaimana menyebut arah gerak kamera yang dimaksudkan. Disebut pergerakan kamera maksudnya perangkat kamera ini berubah posisi dalam proses pengambilan gambar. Ada beberapa pergerakan antara lain : 1. Panning : Gerakan kamera secara mendatar horizontal. 2. Tilting : Gerakan kamera secara vertical. 3. Tracking : Gerakan kamera yang maju atau mundur. 4. Crane : Gerakan kamera meninggi atau merendah dari dasar pijakan obyek. 5. Following : Gerakan kamera yang secara aktif mengikuti talent bergerak. 6. Head room : Ruang jeda semu yang berada di antara kepala talent dan frame kamera. 7. Zooming-Zoom : Fasilitas kamera yang berfungsi mendapatkan obyek gambar terkesan lebih dekat ataupun jauh. 8. Blur : Hasil perekaman gambar sehingga tampak seperti tidak focus dan tampak buram. 9. Fading : Penyebutan untuk tampilan gambar yang muncul atau menghilang secara perlahan dari layar. 21 10. Framing : Pemberian batasan area setting yang masuk tertangkap lensa kamera saat perekam gambar berlangsung. 11. White Balance : Standarisasi warna akibat cahaya yang masuk. 12. Walk in-walk out : Pergerakan untuk menjauhi atau mendekati artis saat shooting berlangsung. C. Type Of Shot Komposisi Framing (Type Of Shot) adalah penjelasan tentang seberapa besar obyek mengisi komposisi ruang frame camera. Ukuran framing di bagi menjadi beberapa ukuran standart berdasarkan jauh dekatnya obyek. Diantaranya sebagai berikut : 2 1. Big Close Up atau Extreme Close Up 2. Close Up 3. Medium Close Up 4. Medium Shot 5. Medium Full Shot 6. Full Shot 7. Medium Long Shot 8. Long Shot 9. Extreme Long Shot 2 M.Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S, “Bikin Sendiri Film Kamu”, Jakarta : DV.Indonesia, 2004 22 2.3.1.5 Film Pendek (Short Films) Film pendek pengertian utamanya adalah film yang pendek, memiliki waktu yang singkat . waktu yang singkat bukan berarti tidak bagus, kecuali film itu memang kenyataan tidak bagus. Film pendek biasanya berdurasi dari 15 menit sampai 1 jam . Film pendek itu memiliki banyak genre mulai dari drama cerita, dokementer, kartun, animasi, boneka, stop motion, dan lain-lain. Banyak sekali dengan waktu yang pendek, karena waktu yang pendek mungkin membuat orang bisa bereksplorasi lebih beragam . 2.4. Kampanye Rice dan Paisley menyebutkan bahwa kampanye (campaign) adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif. Kampanye dalam ilmu public relations dalam arti sempit bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi agar tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. Sedangkan dalam arti luas dan lebih umum adalah pemberian penerangan terus-menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui 23 proses dan tehnik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif. 3 Tujuan kampanye adalah menciptakan perubahan dan perbaikan dalam masyarakat. Oleh karena itu Rice dan Paisley menyebutkan bila dalam suatu lingkungan terjadi perubahan atau perbaikan, maka kampanye telah berlangsung di lingkungan tersebut. 4 Komunikasi melalui proses kampanye tersebut merupakan penyebaran informasi, pengetahuan, gagasan, dan pengertian melalui teknik komunikasi khususnya komunikasi massa. Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan program kampanye untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan program kampanye tersebut. 5 1. Tentukan tujuan yang hendak dicapai. Dalam melaksanakan kampanye suatu program tentu saja tidak lepas dari yang dinamakan hubungan antar manusia (human relation). Tentu aja hubungan ini mempunyai tujuan yang ingin di capai, yaitu untuk memelihara harmoni, saling mempengaruhi, mengubah sikap dan perilku, dan sebagainya. 6 2. Tentukan sasaran kampanye Sasaran yang hendak dicapai adalah sebagai berikut : a. Memperoleh citra positif b. Memperoleh kepercayaan 3. Tentukan ruang lingkup kampanyenya. 3 Ruslan Rosady. 1997. Kiat & Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta. Raja Grafindo. Hal.56 4 F.Rachmadi.Public Relation dalam Teori dan Praktek.Jakarta. Gramedia.1996.Hal.134 5 Ruslan.Opcit.Hal.134 6 Ruslan.Opcit.Hal.74 24 Ruang lingkup untuk melaksanakan suatu kampanye haruslah ditentukan baik itu local, regional, nasional, atau internasional. 4. Tentukan jangka waktunya. 5. Tentukan publik sasarannya ( pemerintah, swasta, masyarakat, pelanggan atau konsumen dan lain-lain). 6. Tentukan tema, topik dan isu dari kampanye tersebut. 7. Tentukan efek yang diinginkan dalam suatu kampanye. 8. Tentukan fasilitas, perlengkapan, atau sarana yang akan menunjang suatu kampanye. 9. Pembentukan tim kerja ( team work ) yang solid dan professional. Secara umum akibat atau hasil dari komunikasi ini dapat mencakup tiga aspek sebagai berikut : a. Aspek kognitif, yaitu menyangkut kesadaran dan pengetahuan. b. Aspek efektif, yaitu menyangkup sikap atau perasaan/emosi. c. Aspek kognatif, yaitu menyangkut perilaku/tindakan.7 2.5. Wayang 2.5.1. Pengertian Wayang Wayang adalah sebuah seni pertunjukan khas Indonesia yang sudah sangat popular baik itu di dalam atau luar pulau Jawa. Wayang merupakan gambaran atau tiruan manusia yang terbuat dari kulit, kayu dan sebagainya untuk mempertunjukkan suara lakon atau cerita. Lakon tersebut diceritakan oleh seseorang yang disebut dalang. Wayang mempresentasikan manusia, hewan ataupun raksasa sesuai dengan perwatakan mereka. Pertunjukkan wayang merupakan suatu perayaan kebudayaan local yang mengandung 7 S.Djuarsa Sendjaja.Pengantar Komunikasi. Jakarta.Universitas Terbuka.1999.Hal.45 25 elemen-elemen agama, kehidupan tradisional, nilai-nilai mistik, pendidikan dan filosofi kehidupan. Wayang adalah sebuah kata bahasa Indonesia (Jawa) asli yang berarti “bayang” atau bayang-bayang yang berasal dari akar kata “yang” dengan mendapat awalan “wa” menjadi kata “Wayang”. Kata-kata dalam bahasa Jawa yang mempunyai akar kata “yang” dengan berbagai variasi vokalnya antara lain adalah “layang”, “dhoyong”, “puyeng”, “reyong”, “yang berarti : selalu bergerak, tidak tetap, samar-samar dan sayup-sayup. Kata ”Wayang”, “hamayang” pada waktu dulu berarti mempertunjukkan “bayangan” . lambat laun menjadi pertunjukkan bayang-bayang atau wayang karena yang dilihat adalah bayangan dalam kelir (tabir). 8 Disamping itu ada yang mengartikan bayangan angan-angan, yang mengambarkan perilaku nenek moyang atau orang-orang terdahulu dalam anganangan. Misalnya, orang baik, digambarkan badannya kurus, mukanya tajam, dan seterusnya, sedangkan orang jahat mulutnya lebar, dan seterusnya. Selanjutnya arti kata wayang menurut pigeaud sebagai berikut ; Boneka yang dipertunjukkan / wayang itu sendiri. Pertunjukkan yang dihidangkan dalam berbagai bentuk, terutama yang mengandung pelajaran (wejangan), yaitu wayang purwa atau wayang kulit yang diiringi dengan teratur oleh gamelan (instrument slendro). 9 Ismunandar K. Menjelaskan bahwa kata wayang berasal dari bahasa Jawa karma-ngoko (halus-kasar) yang artinya : 1. Perwajahan yang terdiri dari barang yang terkena cahaya. 8 Sri Mulyono.1979. Simbolis dan Mistikisme dalam Wayang : Sebuah tinjauan filosofis (Jakarta: PT.Gunung Agung). Hal.51 9 Effendy Z.H. 1997. Unsur Islam dalam Pewayangan (Bandung : PT. Alma’arif). Hal.21 26 2. Tiruan orang-orangan yang dibuat dari belulang, kertas dan kayu untuk membentuk sebuah cerita. 3. Cerita yang terdiri dari tiruan orang-orangan yang dihiasi dan dipakai sebagai alat pertunjukkan. 4. Orang yang bertindak hanya sebagai alat (segala gerak-gerik diatur oleh orang lain). 5. Daging yang terdapat dileher (misalnya leher sapi). 6. Nama wuku yang ke-27. 10 Menurut Sri Mulyono kata wayang dalam bahasa Jawa yang berarti bayangan, dalam bahasa Melayu disebut bayang-bayang, dalam bahasa Aceh adalah baying, dalam bahasa Bugis wayang atau baying, sedangkan dalam bahasa Bikol kata wayang berarti baying, yaitu apa yang dilihat dengan nyata. Selanjutnya disebut bahwa akar kata wayang adalah “Yang”. Akar kata ini bervariasi dengan “yung” dan “yong” yang antara lain terdapat dalam kata layang-terbang, dhoyong-miring, tidak stabil roong selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain, Poyang-payingan berjalan sempoyongan tidak tenang dan sebagainya. 11 Dengan membandingkan berbagai pengertian dari akar kata “Yang” beserta variasinya, dapatlah dikemukakan bahwa kata dasarnya berarti tidak stabil, tidak pasti, tidak tenang, terbang bergerak kian-kemari, tidak tetap, sayup-sayup (bagi subtansi baying-bayang). 10 Ismunandar K.R.M. , 1985. Wayang, asal-usul dan jenisnya, (Semarang : Dahara Prize). Hal.9 Sri Mulyono. 1978. Wayang : Asal-usul, Filsafat Dan Masa Depannya (Jakarta : Gunung Agung). Hal.19 11 27 2.5.2. Sejarah Wayang Asal usul dan perkembangan wayang tidak tercatat secara akurat seperti sejarah. Membuat asal usul kesenian wayang yang hingga dewasa ini masih merupakan suatu masalah yang belum terpecahkan secara tuntas. Namun demikian banyak para ahli mulai mencoba menelusuri sejarah perkembangan wayang dan masalah ini ternyata sangat menarik sebagai sumber atau obyek penelitian. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga kini banyak para cendekiawan dan budayawan berusaha meneliti dan menulis tentang wayang, diantaranya Hazeu dan Rassers. Dan pandangan dari pakar Indonesia, seperti K.P.A, Kusumadilaga, Ranggawarsita, Suroto, Sri Mulyono, dan lain-lain. Beberapa ahli menjabarkan konsep-konsep tentang perihal sejarah muasalnya Wayang. Sebagian ahli menyatakan bahwa Wayang berasal dari Indonesia (Jawa), dan sebagian lainnya menyatakan bahwa Wayang merupakan produk Hindu-Jawa. Untuk itu mengenai sejarah Wayang ini dibahas dengan membagi dalam konsep dan pendapat tersebut dalam dua kelompok : A. Kelompok Jawa Pada kelompok ini diwakili oleh Brandes, Hazeu, Rentse, Kats, dan Kruyt.Berikut ini adalah dua pendapat diantara keempat tokoh tersebut. Brandes berpendapat bahwa Wayang adalah asli Jawa seperti juga Gamelan, bentukbentuk metrik, batik, dan penanaman padi sawah basah. Argumentasi yang disampaikan adalah bahwa : 1. Wayang erat hubungannya dengan kehidupan sosial, kultural, dan religius bangsa Jawa. Dalam Wayang terdapat cerita-cerita Melayu kuno dan beberapa tokoh dalam Wayang seperti Semar, Gareng, Petruk dan Bagong (tokoh punakawan), barangkali berasal dari Jawa, yakni para nenek moyang yang diper-Tuhan-kan. 28 2. Bangsa Hindu memiliki bentuk Wayang yang berbeda sekali dengan Wayang Jawa. 3. Semua istilah-istilah teknis dalam wayang adalah istilah Jawa dan bukan Sanskrit. 1 Hazeu menyatakan sependapat dengan Brandes. Hazeu berpendapat bahwa : 1. Struktur lakon Wayang digubah menurut model yang sangat tua. 2. Cara bercerita dalang (tinggi rendahnya suara, bahasa dan ekspresi-ekspresinya) juga sangat tua. Desain teknis, gaya dan susunan lakon-lakon juga bersifat Jawa. 2 B. Kelompok India Pada kelompok ini diwakilkan oleh Pischel, Krom, Poesen, dan Ras. Pischel mencoba membuktikan asal usul Wayang dari India dengan argumentasi berupa kata “Rupopajivane” yang terdapat dalam Mahabarata dan kata “Rupparupakam” yang Therigatha yang keduanya berarti Teater bayangan (Wayang). 3 Sementara Krom berpendapat bahwa Wayang adalah suatu kreasi Hindu Jawa dan merupakan suatu Sinkretisme. Krom beragumentasi bahwa : 1. Wayang ada di Jawa dan di Bali, dimana dua daerah ini merupakan daerah yang mengalami pengaruh kebudayaan Hindu paling banyak. 2. Menurut Krom India telah lama mengenal teater bayangan. 3. Selain itu Wayang menggunakan bahan-bahan cerita dari India. 1 Dr.Hazim Amir. 1997. Nilai-nilai Etis dalam Wayang, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan) , Hal.26 2 Ibid,Hal,27 3 Ibid, Hal, 29 29 Krom menyatakan tidak adanya istilah-istilah India dalam Wayang tidak dapat membuktikan apa-apa. 4 2.5.3. Perkembangan Wayang di Indonesia Dalam masa perkembangan wayang dari zaman dahulu hingga sekarang didapatkan beberapa perubahan antara lain pada bentuk dan seni rupa wayang yang semula seperti relief wayang di candi menjadi imajinatif dalam arti tidak seperti bentuk manusia, seluruh anggota badan tetap lengkap atau fungsional namun tidak proporsional akan tetapi terkesan indah. Hal ini dikarenakan adanya penolakan terhadap berhala, namun tetap menghadirkan tokoh wayang sebagai gambaran manusia lengkap dengan nama dan sifatnya. Kedua, pertunjukkan yang hanya berlangsung pada malan hari dan memakan waktu 7-8 jam. Hal ini diperuntukan perjalanan kejiwaan memahami hakekat hidup, dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Semasa kerjaan Kediri, Singasari dan Majapahit, wayang mencapai puncaknya sepert tercatat pada relief di candi-candi serta di dalam karya-karya sastra yang ditulis oleh Empu Sendok, Empu Sedah, Empu Panuluh, Empu Tantular, dan lain-lain Epos Ramayana dan Mahabarata yang asli berasal dari India, telah diterima dalam pergelaran wayang Indonesia sejak zaman Hindu hingga sekarang. Wayang seolah-olah identik dengan Ramayana dan Mahabarata. Namun perlu dimengerti bahwa Ramayana dan Mahabarata Indonesia dengan India sudah 4 Ibid, Hal,19 30 berubah alur ceritanya. Ramayana dan Mahabarata versi India berbeda satu dengan lainnya sedangkan di Indonesia ceritanya menjadi satu kesatuan. Yang sangat menonjol perbedaannya adalah falsafah yang mendasari kedua cerita itu, lebih-lebih setelah masuknya agama Islam, diolah sedemikian rupa sehingga terjadi proses akulturasi dengan kebudayaan asli Indonessia. Di Indonesia walaupun cerita Ramayana dan Mahabarata sama-sama berkembang dalam pewayangan, tetapi Mahabarata digarap lebih tuntas oleh para budayawan dan pujangga kita. Berbagi lakon carangan dan sempalan, kebanyakan mengambil Mahabarata sebagai inti cerita. Masuknya agama islam ke Indonesia pada abad ke-15, membawa perubahan besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Begitu pula wayang telah mengalami masa pembaharuan baik secara bentuk dan cara pergelaran wayang urwa maupun isi dan fungsinya. Pada zaman Demak nilai-nilai yang dianut menyesuaikan dengan zamannya. Bentuk wayang purwa yang semula realistik proporsional seperti tertera dalam relief candi-candi distilir menjadi bentuk imajinatif seperti wayang sekarang. Selain itu, banyak sekali tambahan dan pembaharuan dalam peralatan seperti kelir atau layar, blencong atau lampu, debog yaitu pohon pisang untuk menancapkan wayang, dan masih banyak lagi. Wayang merupakan suatu karya bangsa yang telah dikenal sejak 1500SM dan dalam perkembangannya bersentuhan dengan unsur lain dan terus berkembang sehingga menciptakan wujud dan isinya seperti saat ini. Jadi wayang saat ini tidaklah sama dengan wayang pada masa lampau dan wayang masa depan tidaklah sama dengan wayang masa kini akan tetapi dalam setiap perubahannya 31 tidak mempengaruhi jati dirinya. Hal ini disebabkan wayang memiliki landasan yang kokoh antara lain hamot, hamong dan hamemangkat. Dengan landasan itu menyebabkan wayang memiliki daya tahan dan daya kembang sepanjang zaman. Disamping itu juga adanya kebijaksanaan pengembangan wayang yang telah digariskan dengan strategi Trikara, Pancagatra. Hamot adalah keterbukaan menerima pengaruh dan masukan dari dalam dan luar. Hamong adalah kemampuan untuk menyaring unsur yang baru dan sesuai dengan nilai yang ada selanjutnya diangkat menjadi nilai yang cocok dengan wayang sebagai bekal untuk bergerak maju sesuai dengan perkembangan masyarakat. Hamemangkat adalah suatu nilai menjadi nilai yang baru yang mana melalui proses yang panjang dan dicerna secara cermat. Sedangkan, Trikarsa adalah tekad untuk melestarikan, mengembangkan dan mengagungkan wayang. Oleh karena itu wayang dapat menunjukkan kemampuannya sejak zaman kuno, hindu dan sampai sekarang. Periodisasi perkembangan wayang bermula pada zaman kuno yaitu zaman ketika nenek moyang kita masih menganut animisme dan dinamisme. Dalam kepercayaan ini diyakini roh orang yang sudah meninggal masih tetap hidup dan semua benda adalah bernyawa dan memiliki kekuatan. Sehingga mereka tetap dipuja dan dimintai pertolongan. Jadi untuk memuja roh nenek moyang, mereka melakukan ritual tertentu dimana diwujudkan dalam bentuk gambar dan patung. Roh nenek moyang yang dipuja dikenal dengan panggilan hyang atau dahyang. Orang bisa berhubungan dengan para hyang ini melalui seorang medium yang disebut dengan syaman untuk meminta pertolongan dan perlindungan. Jadi proses ritual pemujaan nenek moyanglah asal muasalnya wayang. Hyang menjadi 32 wayang dan syaman adalah dalangnya. Sedangkan ceritanya adalah petualangan dan pengalaman nenek moyang. Dengan bahasa yang dipakai adalah bahasa Jawa asli. Wayang adalah bagian dari kegiatan religi animism menyembah hyang’, itulah inti-nya dilakukan antara lain disaat-saat panenam atau taneman dalam bentuk upacara ruwatan, tingkeban, ataupun ‘merti desa’ agar panen berhasil ataupun agar desa terhindar dari segala mala petaka. 2.5.4. Jenis-jenis Wayang di Indonesia Wayang terdiri dari banyak jenis. Tidak hanya wayang kulit atau golek yaitu wayang yang merupakan seni tradisional Indonesia, yang terutama berkembang di Jawa dan di sebelah timur semenanjung Malaysia seperti Kelantan dan Terengganu. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narrator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit dibalik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada disisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil dilayar. Selain wayang kullit atau golek, masih banyak wayang yang dikenal popular dalam masyarakat. Beberapa jenis-jenis tersebut adalah : 33 a) Wayang kulit ,Wayang golek, b) Wayang Thengul Bojonegoro, c) Wayang Krucil, d) Wayang Purwa, e) Wayang Beber, f) Wayang Orang, g) Wayang gedog, h) Wayang sasak, i) Wayang calonarang, j) Wayang wahyu, k) Wayang menak, 2.5.5. Fungsi Wayang A. Fungsi Religius Pada awalnya wayang diciptakan oleh manusia adalah sebagai alat pemenuhan kebutuhan religiusnya. Manusia zaman dahhulu, mementaskan wayang (yang bentuknya tidak seperti kita kenal sekarang) untuk memuja dan mempertemukan mereka dengan roh-roh nenek moyang. Kepercayaan yang seperti demikian disebut Animisme. Lalu untuk zaman sekarang, wayang masih dikaitkan dengan nilai-nilai religious. Masih sering kali sebelum pementasan wayang ada sesajen tertentu yang harus dibuat. Contoh yang lebih nyata lagi dengan adanya upacara ruwatan dengan tujuan membuang sial mengharuskan adanya pertunjukan wayang. B. Fungsi Pendidikan. yang 34 Wayang digunakan juga oleh masyarakat sebagai media pendidikan. Dengan wayang transformasi nilai-nilai luhur budaya dapat berlangsung secara efektif. Banyak nilai-nilai kebaikan yang bisa diambil dari cerita atau lakon yang ada dalam wayang.Trasformasi ini bersumber dari dalang yang biasanya adalah orang penting di masyarakat, kepada masyarakat baik itu kalangan atas atau bawah. Pada masa Sunan Kalijaga pun wayang dijadikan media pendidikan dan dakwah. Melaluinya, ajaran-ajaran Islam disisipkan agar lebih mudah dimengerti oleh masyarakat Jawa waktu itu. C. Fungsi Penerangan dan Kritik Sosial. Dalam pertunjukan wayang, masyarakat bisa diinformasikan tentang peristiwa apa yang penting untuk diketahui oleh para dalang. Misalnya dengan mementaskan lakon-lakon tertentu yang sesuai dengan keadaan masyarakat pada waktu itu. Lalu juga bisa dijadikan sarana kritik sosial. Masyarakat bisa mengkritik kebijakan pemimpin mereka tanpa resiko kemarahan pemimpin melalui wayang. Dengan lakon-lakon tertentu pula atau fragmen wayang “gorogoro” dalang bisa bebas mengkritik kebijakan pemimpin. D. Fungsi Hiburan. Wayang disini murni merupakan hiburan bagi masyarakat. Tidak ditujukan untuk maksud-maksud religi tertentu. Tapi hanya untuk menghibur masyarakat yang gemar akan seni pertunjukan ini. Seperti pada acara khitanan, resepsi pernikahan, acara besar desa, yang dipentaskan untuk menghibur khalayak ramai. 35 2.6 Analisis Tokoh Pandawa Dalam Wayang Dalam penceritaan wayang, terkenal kisah yang menceritakan lima orang yang sangat kuat. Mereka disebut dengan sebutan Pandawa. Masing-masing tokoh memiliki watak yang membuat kisah mereka sangat diminati. Lima tokoh tersebut akan dijabarkan sesuai urutan yang paling tua sampai yang muda. 1. Yudhistira Yudhistira merupakan Pandawa yang tertua, merupakan Raja Indraprasta dan Hastinapura. Nama lain yang disandangnya dimasa mudanya adalah Puntadewa. Yudhistira, memililki sifat yang serupa dengan Batara Darma (Dewa Kebenaran dan Keadilan, yang merupakan ayah Ydhistira yang sebenarnya) yaitu adil dan jujur. Puntadewa dianggap tokoh yag baik, berwatak putih suci, berbudi halus, sabar, berbelas kasih, setia, tidak mau mengecewakan orang lain, dan tulus ikhlas memberikan kepunyaannya kepada orang lain yang membutuhkan, bahkan istrinya sekalipun jika diminta, akan diberikan. Karena perilaku yang teramat baik itulah, Puntadewa disebut sebagai manusia sempurna berdarah putih, atau manusia Anjatasatru, artinya manusia yang tidak mempunyai musuh. Dalam pewayangan, di dunia ini hanya terdapat 3 mahkluk berdarah putih, yaitu Resi Subali, Begawan Bagaspati dan Yudhistira. Diantara ketiganya, Yudhistira dikatakan yang paling sempurna karena ia lahir sebagai manusia, sedangkan Resi Subali berwujud kera dan Begawan Bagaspati berwujud raksasa. Sesudah menjadi raja, Yudhistira tidak berpakaian serba keemasan dan hanya berpakaian sederhana. Sebagai raja Yudhistira selalu bertindak adil dan mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam pewayangan diceritakan sebagai penghargaan para dewa atas kejujuran dan keadilannya, Yudhistira dianggap 36 “tidak pantas menapak tanah”. Kalau berjalan sesungguhnya telapak kakinya terangkat sedikit, tidak menyentuh demikian pula apabila berkendaraan, roda kereta Yudhistira mengambang diatas tanah. Menurut cerita Yudhistira tidak pernah berbohong kecuali sekali, yaitu terhadap Bagawan Druna mengenai kematian Awastama. Sebetulnya Yudhistira tidak berbohong karena Yudhistira berkata kepada Druna bahwa “Gajah Tama mati” gajah dalam bahasa Sansekerta (hasta) bunyinya mirip “aswa”. Gajah bernama Tama itu sendiri sengaja dibunuh oleh Pandawa agar Yudhistira bisa mengatakan hal itu kepada Druna sehingga Druna kehilangan semangat hidup dan Kurawa bisa dikalahkan dalam perang Bharatayuda. Tetapi Yudhistira juga memiliki kelemahan, yaitu suka berjudi (bermain dadu). Karena kelemahannya ini Yudhistira terjebak perangkap Kurawa untuk bermain dadu dan mengakibatkan Pandawa kehilangan harta benda, termasuk Drupadi dan harus menderita selama 13 tahun dalam pembuangan. Yudhistira mempunyai pusaka kerajaan berwujud payung bernama Kyai Tunggulnaga dan sebuah tombak bernama Kyai Karawelang. Diatas kepala Yudhistira (sumping) memakai sepotong kertas putih. Oleh Ki Dalang diterangkan Jimat Kalimasada. Jika kertas itu dibuka ada tuilsan syahadat. Ini merupakan salah satu bentuk pengaruh Islam dalam dbentuk Wayang kulit. Keluarga Pandawa dihubungkan dengan lima kewajiban Islam, yaitu syahadat, puasa, zakat, dan haji. Yudhistira sebagai perlambang Syahadat, berikut berurutan sesuai tingkat kelahiran Pandawa. 5 5 Purwadi, 2003, Tasawuf Jawa (cet. Kedua), (Yogyakarta : Narasi), Hal.24 37 2. Bima Bima adalah Pandawa yang kedua. Ayah dewa dari Bima adalah Batara Bayu, sebagai putra Batara Bayu, Bima memiliki saudara bernama Anoman, kera putih yang dapat terbang dengan kecepatan kilat. Orang Jawa mengenal Bima sebagai satria pinandhita, religius, tapa ngrame, pekerja sufistik, dan panglima perang sekaligus guru besar. Tokoh Bima yang melambangkan daya kejiwaan karsa itu terlahir bungkus, sehingga ketika adiknya lahir yakni Arjuna sebagai lamabang kesatuan cipta dan rasa telah tumbuh dewasa, barulah Bima itu mbabar lahir. Pada bagian akhir dan Banjaran Bima atau Sena itu khalayak pandangan hidup Jawa akrab dengan aji andalan Bima yakni Aji Wungkal Bener. ,bahwa hidup di dunia ini adalah batu pangasah kebenaran. 6 Bima disebut juga Bimasena, yang berarti luarbiasa, atau Werkodara, berarti perut serigala, karena kekuatan jasmani yang dimiliki dan porsi makan Bima banyak sekalil. Badannya besar dan gagah perkasa sebagai tiang pokok keluarga Pandawa. Bima memiliki Aji Pancanaka. Ajinya selalu digenggam kuat, sebagai senjata perang. Ini berarti jika shalat itu dikerjakan dengan baik, ia mempunyai kekuatan yang tangguh. 7 3. Arjuna Arjuna adalah Pandawa ketiga dan putra bungsu dari Prabu Pandu dan Dewi Kunti. Ayah dewa Arjuna adalah Batara Indra. Dikatakan bahwa Arjuna 6 7 Ibid, Hal.100 Effendi Zakarsi, 1997, Nilai Islam dalam Pewayangan, (Jakarta :Departemen Agama), Hal.91 38 sebagai titisan Wisnu, sama halnya dengan Kresna. Kesaktian Dewa Wisnu sebagian jatuh kepada Arjuna dan sebagian lagi pada Kresna. 8 Arjuna sewaktu muda bernama Permadi yang berarti tampan karena Arjuna memang terkenal oleh ketampanannya dan kesaktiannya. Kata Arjuna berarti putih, air jernih tak membekas. Dari berbagai buku dapat dirangkumkan nama lain yang disandang Arjuna antara lain : 1. Kumbawali, yang berarti sebagai tempat rasa 2. Janaka, karena memiliki banyak istri 3. Jahnawi, berarti gesit trengias (cepat dan tangkas) 4. Parta, yang berarti berbudi sentosa (pahlawan perang) 5. Parantapa, seorang pertapa 6. Margana, yang berarti bias terbang 7. Panduputra, putra pandu 8. Ciptaning Mintaraga, berarti pendeta suci. Arjuna dikatakan berjiwa teguh dan senang bertapa (berpuasa), karena itu wajahnya rupawan. Maknanya, apabila dikaitkan dengan rukun Islam ketiga (akibat pengaruh agama Islam) adalah isyarat bahwa dengan suka berpuasa maka jiwanya akan menjadi kuat dalam menghadapi cobaan dan wajahnya akan berseri-seri 9. Arjuna berparas rupawan hampir dikatakan cantik, berbudi luhur serta sederhana. ‘Kecantikan’ Arjuna dalam bentuk bagian badan yang serba halus bentuknya sederhana tetapi indah. Karena ketampanannya ini diceritakan Pandawa sebagai lelanang ing Jagad yang berarti lelaki paling jantan didunia. Arjuna memiliki keistimewaan 8 Hardjowiyogo, 1982, Sejarah Wayang Purwa, (Jakarta : Balai Pustaka), Hal.188 9 Effendy Zarkasi, Loc cit 39 yaitu pandai membawa diri dalam menghadapi wanita. Karena itulah Arjuna memiliki banyak istri. 10 Kelemahan Arjuna adalah masih memiliki sifat sombong. Arjuna pernah menolak mengadu kepandaian dengan Karna, karena pada waktu itu merasa kedudukannya lebih tinggi. Setelah mengetahui bahwa sebenarnya Karna adalah anak tertua dari Dewi Kunti ibunya, tetapi lain ayah, Arjuna kemudian dapat tulus menghargai Karna. 4. Nakula Nakula merupakan Pandawa keempat, putra Pandu yang diperoleh dari Dewi Madrim. Nakula dilahirkan kembar bersama Sadewa. Ayah dewanya adalah Dewa Aswin (Dewa Tabib) yang diceritakan juga adalah dewa kembar. Nama lain Nakula adalah Pingten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat) dan Tripala. Nakula mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata pedang. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang diketahui karena ia mempunyai Aji Pranajawati pemberian Ditya Sapujagat, Senapati Negara Mretani. Nakula juga mempunyai cucu berisi, Banyu Panguripan / Air Kehidupan pemberian Batara Indra. Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal di kesatrian Sawowajar, wilayah Negara Amarta, Nakula mempunyai dua orang istri yaitu Dewi Sayati dan Dewi Senggranawati. Setelah selesai perang Bhatarayudha, Nakula diangkat menjadi raja negara Mandaraka sesuai amanat Prabu salya kakak ibunya, Dewi Madrim,. Dibandingkan dengan ketiga kakaknya, Nakula dan sadewa, kurang berperan dalam lakon-lakon wayang di Indonesia. Pada umumnya Nakula dan Sadewa muncul dipagelaran sebagai pendamping Yudhistira. 10 http://www.wayang-indonesia.com 40 Apabila dihubungkan dengan rukun Islam keempat (pengaruh Islam), Nakula diibaratkan orang yang senang mengeluarkan zakat karena giat bekerja. 11 5. Sadewa Sadewa merupakan Pandawa terakhir, kembaran Nakula, Putra Pandu dengan Dewi Madrim. Sewaktu kecil di panggil Tangsen (buah dari tumbuhtumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan dan di pakai obat). Nama lain yang disandangnya adalah Raden Darmagranti. Sadewa sangat mahir dalam ilmu kasdian (Jawa) / seorang mistikus. Mahir menunggang kuda dan mahir menggunakan senjata panah dan lembing. Selain sangat sakti, sadewa juga memilki Aji Purnamajanti pemberian Ditya Sapulebu, Senapati negara Mretani yang berkhasiat dapat mengerti dan mengingat dengan jelas pada semua peristiwa. Sadewa memiliki watak jujur, setia, taat, belas kasihan, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal de kesatrian Bawenatalun/Bumiretawu, wilayah Negara Amarta. Sadewa menikah dengan Dewi Srengginiwati, adik Dewi Srengginawati (Istri Nakula), putri Resi Badawanganala, kura-kura raksasa yang tinggal di sungai Wailu. Dari perkawinan tersebut Ia memperoleh seorang putra bernama Bambang Widapaksa/Sidapaksa.12 Setelah selesai perang Bhatarayudha, Sadewa menjadi patih Negara Astina mendampingi Prabu Yudhistira. 11 12 Purwadi, Opcit, Hal.27 http://www.wayang-indonesia.com 41 Apabila dihubungkan dengan rukun Islam yang ke lima, menggambarkan orang yang mampu melakukan ibadah haji, terpenuhi sandang pangan dan dermawan. 13 13 Effendy Zarkasi, Loc cit 42 2.7. Target Penonton Kampanye budaya yang akan dilakukan adalah untuk memperkenalkan seni budaya wayang yang diambil unsure-unsur ceritanya kemudian dikemas dalam bentuk film pendek. Adapun sasaran dari kampanye ini adalah remaja dengan kisaran umur 10 sampai dengan 21 tahun seperti lingkupan usia remaja. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk usia dibawah 10 atau diatas 21 untuk menikmati film ini. Dengan pertimbangan tujuan sebagai media mengkampanyekan Wayang Pandawa, membuat kampanye ini dapat diterima semua kalangan. Kecuali di bawah 10 tahun, diharapkan adanya orang dewasa yang mendampingi. Dalam hal target masyarakat, film ini dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat dengan berbagai tingkatan ekonomi. Untuk kawasan perkotaan pertimbangan yang diambil adalah karena budaya hidup di kawasan ini heterogen sehingga kebudayaan local bersaing dengan budaya luar yang datang dari para penduduknya yang beragam dan berasal dari berbagai tempat. Diharapkan pula melalui film ini, dapat menambahkan perasaan menyadari, dan memiliki yang kuat dari setiap audience. Dampak ini juga diharapkan dapat terealisasi di masyarakat desa khususnya masyarakat jawa sebagai asal kebudayaan wayang. Kemampuan menyerap informasi seorang remaja masih relative besar tetapi kebanyakan mereka mendapat tekanan dari berbagai arah antara lain dari orang tua, lingkungan sekitar, serta media informasi yang kini telah demikian mudah dan banyak beredar seperti surat kabar, majalah, televisi, bahkan internet. Dalam belajar, seorang anak mencari sosok yang dapat ditirunya, sebagai 43 contohnya seorang anak akan dengan mudah belajar bahasa dari lingkungannya tinggal atau jika dilihat lebih awal lagi seorang anak akan meniru orangtuanya dalam berpikir dan berkomunikasi. 2.7.1 Remaja Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari pemuda ke masa dewasa , jadi merupakan masa penutup dari masa pemuda. 1 Sedangkan Wirawan memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual ddengan 3 kriteria yaitu: bilogis, psikologis, sosial, ekonomi. Secara lengkap definisi yang dikemukakan Wirawan berbunyi sebagai berikut, remaja merupakan suatu masa dimana : 1. Individu berkembang dari saat pertama kali individu menunjukan tanda-tanda seksual sekunder sampai individu mencapai kematangan seksual. 2. Individu mengalami perkembangan psikologikdan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa 3. Terjadi peralihan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaanyang relative. 2 Sumartono juga memaparkan karakteristik remaja sebagai berikut (Sumartono, 2002 : 121): 1. Mulai mencari identitas diri melalui penggunaan simbol status. 2. Bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan sehingga pendiriannya tidak kuat 1 2 Sujanto, 1996, Hal. 264 Wirawan, 1997, Hal. 9 44 3. Tingginya emosi 4. Munculnya rasa takut tidak diterima teman sebaya jika tidak berpenampilan sama dengan teman-temannya 5. Memiliki sifat ingin tahu terhadap informasi yang diterima sehingga selalu ingin mencoba suatu yang baru 6. Mulai mencari idenitas diri yang ditunjukan dalam berpakaian, berbicara, dan memilih tokoh yang diidolakan 7. Mulai tahu menghias diri dengan menggunakan berbagai asesoris yang dapat menimbulkan kepercayaan diri Dari berbagai pengertian remaja yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka diperlukan adanya batasan umur yang jelas mengenai remaja. Ruth Strong (Sujanto,1996, Hal 236) membagi kisaran usia remaja menjadi 3 fase bermula sejak anak-anak dari umur 10 sampai dengan 21 tahun yaitu : 1. Pre pubertas : 10 – 15 tahun 2. Early adolesen : 15 – 18 tahun 3. Later adolesen : 18 - 21 tahun 2.8 Tipografi Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruh dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. 3 Dikenal pula seni tipografi, yaitu 3 http://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi 45 karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan. Kata begitu penting dalam pesan komunikatif dan membentuk hubungan yang vital antara maksud dari kata-kata dan kata-kata yang terlihat(tipografi). 4 Pengertian tipografi menurut buku Manuale Typographicum adalah : Typography can defined a art of selected right type printing in accordance with specific purpose ; of so arranging the letter, distributing the space and controlling the type as to aid maximum the reader's. 5 Dari pengertian diatas, memberikan penjelasan bahwa tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruangruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig, antara lain sebagai berikut : 1. Roman Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin. 2. Egyptian 4 5 Paul Martin Lester, “Visual Communication”, Thomson Wadsworth, 2003, hal. 125 Krause, Jim.(2004). Design Basic Index. HOW Design Books, Cincinnati 46 Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil. 3. Sans Serif Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien. 4. Script Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab. 5. Miscellaneous Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. 6 2.9 Suara Voice dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah suara. kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. 6 http://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi 47 Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau tekanan suara dengan pengukuran dalam desibel. 7 Batas suara yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut infrasonik. Voice ini sebenarnya sama dengan data, tetapi dengan menggunakan suatu cara, bisa diterjemahkan oleh mesin menjadi suara. 2.10 Warna Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer. 8 Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahana yang mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Permasalahan mendasar dari warna diantaranya adalah hue (spektrum warna), Saturation (nilai kepekatan), dan lightness (nilai cahaya dari gelap ke terang). Ketiga unsur tersebut memiliki nilai 0-100. Hal yang paling menentukan adalah lightness. Jika ia bernilai 0, maka 7 8 http://www.total.or.id/info.php?kk=voice/jack_febrian/pengantar_informatika http://id.wikipedia.org/wiki/Warna 48 seluruh palet warna akan menjadi hitam (gelap tanpa cahaya), sebaliknya jika lightness bernilai 100, warna akan berubah menjadi putih, alias tidak berwarna karena terlalu silau. Pada nilai 40 hingga 40, kita akan dapat melihat warna-warna dengan jelas. 9 Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer. Pengertian fungsi artistik simbolis yang dimaksud dalam penggunaan warna adalah konteks perlambangan yang digunakan oleh masyarakat tertentu. Selain barang yang dinilai itu punya nilai perlambangan, secara visual juga memiliki nilai visual yang indah menurut kaidah-kaidah estetika. 10 Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta. Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah. Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan 9 Adi Kusrianto, “Pengantar Desain Komunikasi Visual”, Yogyakarta, CV. ANDI OFFSET , 2007, hal. 31 10 Sulasmi Darmaprawira W.A., “Warna, Teori dan Kreatifitas Penggunaannya”, ITB Bandung, 2002, hal. 153 49 dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih bukanlah warna). Gambar 2.1 Color Wheel Di dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis gelombang warna. Sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen. 50 2.10.1 Pengelompokan Warna 1. Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama. 2. Warna kontras, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan menolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga. 3. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah dsb. Warna panas mengesankan jarak yang dekat. 4. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dsb. Warna sejuk mengesankan jarak yang jauh. 51 2.10.2 Istilah lain dari warna Nilai warna, ditentukan oleh tingkat kecerahan maupun kesuraman warna. Nilai ini dipengaruhi oleh penambahan putih ataupun hitam. Di dalam sistem RGB, nilai ini ditentukan oleh penambahan komponen merah, biru, dan hijau dalam komposisi yang tepat sama walaupun tidak harus penuh seratus persen. 11 2.11 Analisis SWOT SWOT adalah singkatan yang diambil dari kata Strength, Weakness, Opportunity dan Threat yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Metode analisa SWOT bisa dianggap sebagai metode analisa yang paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yang berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisa SWOT akan Membantu kita utk melihat sisi-sisi yg terlupakan atau tidak terlihat selama ini. 12 11 12 http://id.wikipedia.org/wiki/Warna http://meidii.multiply.com/journal/item/7