bab 2 kajian teoritis - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB 2
KAJIAN TEORITIS
2.1. Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu topik yang sering diperbincangkan, bukan
hanya
dikalangan
ilmuan komunikasi, melainkan juga dikalangan awam,
sehingga kata komunikasi sendiri memiliki banyak arti. Sejak lahir manusia sudah
membutuhkan komunikasi, hal ini membuktikan dengan tangisan anak bayi yang
kehausan sebagai bentuk komunikasi yang sederhana kepada ibunya. Dari situ
pula melalui komunikasi, manusia dapat menyampaikan hasrat dan keinginan
yang di tunjukkan atau diekspresikan kepada orang lain . Melalui komunikasi
pula, manusia dapat saling berbagi pesan serta mengungkapkan pemikirannya
masing-masing.
Istilah komunikasi dari bahasa Inggris yaitu communication, dari bahasa latin
communicates yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama. Komunikasi
diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas
komunikasi tersebut. Selain itu komunikasi juga sebagai ilmu pengetahuan sosial yang
bersifat multidispliner. Artinya, pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam ilmu
komunikasi berasal dari dan menyangkut berbagai disiplin (bidang keilmuan) lainnya
seperti linguistik, sosiologi, desain.
Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang
bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka
pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling di pertukarkan adalah tujuan yang
9
10
diinginkan oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1997 antara
lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara
individu melalui system lambing-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126
buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli. Dari sekian banyak
definisi komunikasi, berikut adalah lima definisi diantaranya :
“Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa
(who), mengatakan apa (what), dengan saluran apa (which channel), kepada siapa (to
whom), dengan akibat apa atau hasil apa (with what effect).
Lasswell, 1960”
”Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah
atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
Hovland, Janis & Kelley, 1953”
“Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian
dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,
angka-angka dan lain-lain.
Berelson dan Stainer, 1964”
“Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula
dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau
lebih.
Gode, 1959”
“Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan
bagian lainnya dalam kehidupan.
Reusch, 1957”
11
“Ke-lima definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai
pengertian yang luas dan beragam. Masing-masing definisi mempunyai penekanannya
dan konteks yang berbeda satu sama lainnya. Definisi komunikasi secara umum adalah
“suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi
di dalam diri seseorang dan atau diantara dua atau lebih dengan tujuan tertentu”. Definisi
tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses
mengenai pembentukan, penyampaian dan pengolahan pesan.
Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan :
membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah pesan. Ke-empat tindakan tersebut
lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu ide
atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf.
Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain. Baik secara
langsung ataupun tidak langsung.
Bentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang
disampaikan oleh orang lain. Pesan yang diterimanya ini akan diolah melalui sistem
syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan
tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka si orang tersebut
kembali akan membentuk dan menyampaikan pesan baru. Demikianlah ke-empat
tindakan ini akan terus-menerus terjadi secara berulang-ulang. Pesan adalah produk
utama komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan ide/gagasan, skap,
perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar,
angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah laku dan berbagai bentuk tanda-tanda
lainnya.
Komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, diantara
beberapa orang atau banyak orang. Komunikasi mempunyai tujuan tertentu.
12
Artinya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan kepentingan
para pelakunya. 1
1
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi : cet 9, Jakarta : Universitas Terbuka, 2004,
hal 1.12
13
2.2 Komunikasi Visual
Komunikasi grafis merupakan bidang profesi yang berkembang sangat
pesat sejak Revolusi Industri (abad ke-19) saat mana informasi melalui media
cetak makin luas digunakan dalam perdagangan (iklan, kemasan), penerbitan
(koran, buku, majalah) dan informasi seni budaya. Perkembangan bidang ini erat
hubungannya dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat yang dapat dipetik
dari kejituan penyampaian informasi pada masyarakat. Perkembangan diatas juga
dipacu oleh kesadaran yang makin tinggi pada efektifitas bahasa rupa (visual)
dalam komunikasi masa kini. Bila pada awal munculnya mesin cetak abad ke-15
istilah bidang ini adalah “graphic communication” atau juga “visual
communication”.
Hal ini menggambarkan peranan komunikasi sebagai kunci profesi dalam
bidang ini. Saat ini peranan komunikasi yang diemban makin beragam : informasi
umum (information graphics, signage), pendidikan (materi pelajaran dan ilmu
pengetahuan, pelajaran interaktif pendidikan khusus), persuasi (periklanan,
promosi, kampanye sosial) dan pemantapan indentitas (logo, corporate, indentity,
branding). Muculnya istilah “komunikasi visual” sebenarnya juga merupakan
akibat dari makin meluasnya media yang dicakup dalam bidang komunikasi lewat
bahasa rupa ini : percetakan/grafika, film dan video, televisi, web design dan CD
interaktif.
Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi
yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media : percetakan/grafika,
luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, film/video, internet, dll, dua
dimensi maupun tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak (time based).
Sedangkan Komunikasi Grafis merupakan bagian dari Komunikasi Visual dalam
lingkup statis, dua dimensi, dan umumnya berhubungan dengan percetakan/
14
grafika.
2.3 Pengertian Audio Visual
Audio berarti radio, yaitu suara. Visual berarti grafik, gambar, dapat
dilihat. Dengan demikian audio visual merupakan penggabungan suara dan
gambar dalam menyampaikan suatu informasi.2
2.3.1 Jenis-Jenis Audio Visual
2.3.1.1 Video Klip
Video Klip (Music Video) adalah sarana bagi para produser musik untuk
memasarkan produknya lewat media televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat
saluran televisi MTV 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian
berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan seiring dengan pertumbuhan
televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri tersendiri.
Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core
business) mereka. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap
tahunnya. (Heru Effendy, Membuat Fim itu Gampang).33 Heru Effendy, “Mari
Membuat Film”, Konfiden, 2002, hal. 11
2.3.1.2 Iklan Televisi
Iklan Televisi (TV Commercial) Film ini diproduksi untuk kepentingan
penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun layanan
masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service nouncement/PSA).
Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan `secara eksplisit',
artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang suatu produk tersebut.
Sedangkan iklan produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik
iklan
tersebut.
Sedangkan
iklan
layanan
masyarakat
menginformasikan
15
kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat
sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan layanan masyarakat
umumnya menampilkan produk secara implisit.44 Heru Effendy, “Mari Membuat Film”,
Konfiden, 2002, hal. 11
2.3.1.3 Program Televisi
Program Televisi (TV Programme) diproduksi untuk konsumsi pemirsa
televisi. Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan
non cerita. Jenis cerita ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi
dan kelompok non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series),
film televisi/FTV (popular lewat saluran televisi SCTV) dan film pendidikan, film
dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita
sendiri menggarap reality show, TV quiz, talkshow dan liputan/berita.
2.3.1.4 Film
Film pertama kali lahir diparuh kedua abad 19, dibuat dengan bahan dasar
seluloid yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun.
Sesuai perjalanan waktu para ahli berlomba-lomba untuk menyempurnakan film
agar lebih aman, lebih mudah diproduksi, dan enak ditonton. Heru Effendy, “Mari
Membuat Film”, Konfiden, 2002, hal. 20
Film itu adalah beberapa kesatuan dari beberapa scene yang digabung
menjadi satu. Film merupakan media komunal dan cangkokan dari berbagai
teknologi dan unsur-unsur kesenian. Ia cangkokan dari perkembangan teknologi
fotografi dan rekaman suara. Juga komunal berbagai kesenian baik seni rupa,
teater, sastra, arsitektur hingga music. Maka kemampuan bertumbuh film
sangatlah bergantung pada tradisi bagaimana unsur-unsur cangkokan teknologi
16
dan unsur seni dari film yang dalam masyarakat masing-masing berkembang
pesat dicangkok dan dihimpun. Dengan demikian tidak tertinggal dan mampu
bersaing dengan teknologi media dan seni lainnya.
2.3.1.4.1 Pembuatan Film
Pengertian film yang disebutkan oleh undang-undang perfilman No. 6
tahun 1992, Bab I, Pasal 1, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan film
adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa
pandang dengar yang dibuat berdasarkan asa sinematografi dengan direkam pada
pita selluloid, pita video, piringan video dan atau bahan hasil penemuan teknologi
lainnya dalam bentuk, jenis ukuran, melalui kimiawi, proses elektronik atau
proses lainnya atau tanpa suara yang dapat dipertunjukan dan atau ditayangkan
dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainnya.
Film yang biasa disajikan, bentuk, cerita, dan trik-triknya tetap
membutuhkan sastra sebagai bahan baku utama yang diwujudkan dalam bentuk
skenario yang mempunyai nilai cerita. Cerita film boleh diambil dari novel yang
bernilai sastra atau bisa juga dari cerita daerah. Wujud cerita bisa berasal dari
karya rekaan (fiktif), kisah nyata, riwayat hidup, sandiwara radio, atau komik.
Dalam merealisasikan cerita yang berisi fantasi akan membuat efek-efek khusus
untuk mewujudkan cerita tersebut kedalam pita.
Komunikasi yang tercipta melalui media film hanya berjalan satu arah
kepada komunikan yaitu penonton. Untuk menyampaikan amanat film tersebut
akan dibutuhkan media. Oleh karena itu dalam bahasa film terdapat 3 faktor
utama yang mendasarinya, yaitu :
1. Gambar / visual
17
Film menggunakan gambar sebagai alat penyampaian. Dalam pemilihan
materi dan pengungkapan cerita harus selektif dan layak sebagai tontonan film.
Untuk itu, pemindahan cerita kedalam bentuk film banyak faktor yang
memerlukan penyesuaian. Film sebagai media komunikasi massa yang
didalamnya mengandung komponen-komponen komunikasi.
Gambar dalam karya film berfungsi sebagai sarana utama oleh karena itu
untuk menanamkan informasi, terlebih dahulu mengandalkan kemampuan
penyampaian melalui media gambar ini. Gambar menjadi daya tarik tersendiri
diluar alur cerita. Maka pemain yang bagus lebih dapat mempertajam atau
menarik penonton, di samping set, property dan tata cahaya yang mempesona
sebagai pendukung suasana.
2. Suara atau Audio
Film dan musik mempunyai hubungan erat. Musik dapat menunjang untuk
memperkuat dan mempertegas informasi serta suasana suatu adegan yang
disampaikan melalui bahasa gambar yang dapat membangkitkan emosi penonton.
Musik sangat mendukung kekuatan dalam film.
Sound effect dan ilustrasi musik akan selalu berguna untuk menciptakan
mood atau suasana kejiwaan, memperkuat informasi sekaligus menyediakan atau
dapat mempertegas informasi.
17
1. Keterbatasan Waktu
Faktor keterbatasan waktu ini yang meningkatkan dan membatasi kedua
sarana bahasa film di atas. Oleh karena keterbatasan waktu ini, maka perlu diingat
bahwa hanya informasi penting saja yang diberikan. Penonton terbiasa
menganggap bahwa segala sesuatu yang diberikan atau ditampilkan pasti
merupakan informasai penting. Jika ada informasi yang tidak penting, penonton
menganggapnya penting sehingga akan membingungkan imajinasi.
2.3.1.4.2 Proses Produksi Film
Secara umumnya dalam pembuatan sebuah film dibagi menjadi tiga.
Diantaranya terdapat pra produksi, produksi dan pasca produksi.
2.3.1.4.2.1 Pra Produksi
Dalam proses pra produksi memilki beberapa hal yang dikerjakan agar
konsep film dapat semakin menarik dan penggarapannya semakin mudah.
A. Ide Cerita
Ide cerita merupakan dasar dari membuat sebuah film. Pengambilan dan
pengolahan sebuah cerita dijadikan materi film yang dapat membuat karya
semakin lebih baik. Ide cerita yang didapat masih perlu diberi batasan untuk bisa
dikembangakan menjadi sebuah konsep yang menarik untuk divisualisasikan
menjadi sebuah karya film.
B. Pembuatan Script
Setelah proses menetukan cerita yang akan diangkat kedalam sebuah film,
kemudian langkah selanjutnya adalah menuangkannya kedalam bentuk skrip atau
naskah. Skrip ini lalu dikembangkan menjadi skenario dan story board. Story
18
board merupakan visualisasi rekaan yang berbentuk sketsa gambar seperti komik
atau perkiraan hasil gambar yang nantinya akan dijadikan pedoman pengambilan
gambar oleh kamera.
C. Mencari Lokasi
Setelah penentuan lokasi atau sering disebut setting film, pencaharian
lokasi yang sesuai dengan skenario agar dapat memperjelas sebuah adegan. 1
2.3.1.4.3 Produksi
Pada tahap produksi ini, pengambilan gambar atau sering disebut dengan
shooting yang sesuai dengan story board. Harry Suharyadi memberikan catatan
penting selama shooting berlangsung bagi sutradara.
1. Pada fase ini, seorang sutradara tidak hanya dituntut pengetahuan teknik
film dan kesenimannya, tetapi segi kemasyarakatannya atau sosial pun
harus diandalkan.
2. Ada beberapa sutradara yang berkembang idenya sehingga membuat shotshot tambahan ketika berada dilokasi. Setelah memenuhi target konsep, hal
itu sah-sah saja.
3. Apabila ada suatu kejadian yang diluar dugaan mengakibatkan shot-shot
yang telah terkonsep tidak mungkin dibuat, harus sigap membuat shot baru
yang pesan atau maknanya tetap serupa dengan konsep awal. (Askurifai,
2003:80).
1
M.Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S, “Bikin Sendiri Film Kamu”, Jakarta : DV.Indonesia,
2004
19
Pada proses produksi pemahaman akan sudut pandang kamera, pergerakan
kamera juga komposisi framing (type of shot) sangat penting untuk membantu
membangun suasana yang ingin di tampilkan.
A. Camera Angle
Camera angle atau sudut pandang kamera di terjemahkan sebagai teknis
pengambilan gambar dari sudut pandang tertentu untuk mengekspose
adegan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
High Angle
: Pengambilan gambar dari sudut atas obyek,
sehingga obyek tampak terekspose dari bagian atas.
2.
Top Angle
: Pengambilan gambar tepat dari sudut atas
subyek, seperti peta.
3.
Bird Eye View
: Teknik pengambilan gambar yang hampir mirip
dengan High Angle hanya saja teknik ini terlihat lebih dramatis dan
berkesan dinamis, seperti penglihatan seekor burung dari atas.
4.
Low Angle : Pengambilan gambar dari sudut bawah.
5.
Frog Eye Level : Pengambilan gambar dimana letak kamera kurang
lebih dibawah paha manusia.
6.
Eye Level : Pengambilan gambar dalam ketinggian relatif sedang,
kurang lebih sejajar dengan tinggi kita.
7.
Over Shoulder
: Pengambilan gambar dari sudut belakang atau
punggung bahu salah satu subyek sinematik.
8.
Walking Shot
: Pengambilan gambar yang mengikuti langkah
talent saat berakting namun lebih menitik beratkan perhatian pada
kakinya.
20
9.
Fast Road Effect : Pengambilan gambar yang memiliki konsep yang
sama dengan Walking Shot namun lebih cepat pergerakannya
sehingga dapat memunculkan efek khusus pada gambar bagian
belakang obyek.
B.
Camera Moving
Pergerakan kamera adalah istilah untuk memudahkan komunikasi kepada
operator kamera bagaimana menyebut arah gerak kamera yang
dimaksudkan. Disebut pergerakan kamera maksudnya perangkat kamera
ini berubah posisi dalam proses pengambilan gambar. Ada beberapa
pergerakan antara lain :
1.
Panning
: Gerakan kamera secara mendatar horizontal.
2.
Tilting
: Gerakan kamera secara vertical.
3.
Tracking
: Gerakan kamera yang maju atau mundur.
4.
Crane
: Gerakan kamera meninggi atau merendah dari
dasar pijakan obyek.
5.
Following
: Gerakan kamera yang secara aktif mengikuti
talent bergerak.
6.
Head room : Ruang jeda semu yang berada di antara kepala talent
dan frame kamera.
7.
Zooming-Zoom
: Fasilitas kamera yang berfungsi mendapatkan
obyek gambar terkesan lebih dekat ataupun jauh.
8.
Blur
: Hasil perekaman gambar sehingga tampak
seperti tidak focus dan tampak buram.
9.
Fading
: Penyebutan untuk tampilan gambar yang
muncul atau menghilang secara perlahan dari layar.
21
10. Framing
: Pemberian batasan area setting yang masuk
tertangkap lensa kamera saat perekam gambar berlangsung.
11. White Balance
: Standarisasi warna akibat cahaya yang masuk.
12. Walk in-walk out : Pergerakan untuk menjauhi atau mendekati artis
saat shooting berlangsung.
C. Type Of Shot
Komposisi Framing (Type Of Shot) adalah penjelasan tentang seberapa
besar obyek mengisi komposisi ruang frame camera. Ukuran framing di
bagi menjadi beberapa ukuran standart berdasarkan jauh dekatnya obyek.
Diantaranya sebagai berikut :
2
1.
Big Close Up atau Extreme Close Up
2.
Close Up
3.
Medium Close Up
4.
Medium Shot
5.
Medium Full Shot
6.
Full Shot
7.
Medium Long Shot
8.
Long Shot
9.
Extreme Long Shot 2
M.Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S, “Bikin Sendiri Film Kamu”, Jakarta : DV.Indonesia,
2004
22
2.3.1.5 Film Pendek (Short Films)
Film pendek pengertian utamanya adalah film yang pendek, memiliki
waktu yang singkat . waktu yang singkat bukan berarti tidak bagus, kecuali film
itu memang kenyataan tidak bagus. Film pendek biasanya berdurasi dari 15 menit
sampai 1 jam .
Film pendek itu memiliki banyak genre mulai dari drama cerita,
dokementer, kartun, animasi, boneka, stop motion, dan lain-lain. Banyak sekali
dengan waktu yang pendek, karena waktu yang pendek mungkin membuat orang
bisa bereksplorasi lebih beragam .
2.4. Kampanye
Rice dan Paisley menyebutkan bahwa kampanye (campaign) adalah
keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang
lain dengan daya tarik yang komunikatif.
Kampanye dalam ilmu public relations dalam arti sempit bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak untuk merebut perhatian serta
menumbuhkan persepsi atau opini terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga
atau organisasi agar tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari
masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi
dan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. Sedangkan dalam arti luas dan
lebih umum adalah pemberian penerangan terus-menerus serta pengertian dan
memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui
23
proses dan tehnik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk
mencapai publisitas dan citra yang positif. 3
Tujuan kampanye adalah menciptakan perubahan dan perbaikan dalam
masyarakat. Oleh karena itu Rice dan Paisley menyebutkan bila dalam suatu
lingkungan terjadi perubahan atau perbaikan, maka kampanye telah berlangsung
di lingkungan tersebut. 4
Komunikasi melalui proses kampanye tersebut merupakan penyebaran
informasi, pengetahuan, gagasan, dan pengertian melalui teknik komunikasi
khususnya komunikasi massa. Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
program kampanye untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan
program kampanye tersebut. 5
1. Tentukan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam melaksanakan kampanye suatu program tentu saja tidak lepas dari yang
dinamakan hubungan antar manusia (human relation). Tentu aja hubungan ini
mempunyai tujuan yang ingin di capai, yaitu untuk memelihara harmoni, saling
mempengaruhi, mengubah sikap dan perilku, dan sebagainya. 6
2. Tentukan sasaran kampanye
Sasaran yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
a. Memperoleh citra positif
b. Memperoleh kepercayaan
3. Tentukan ruang lingkup kampanyenya.
3
Ruslan Rosady. 1997. Kiat & Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta. Raja Grafindo.
Hal.56
4
F.Rachmadi.Public Relation dalam Teori dan Praktek.Jakarta. Gramedia.1996.Hal.134
5
Ruslan.Opcit.Hal.134
6
Ruslan.Opcit.Hal.74
24
Ruang lingkup untuk melaksanakan suatu kampanye haruslah ditentukan baik itu
local, regional, nasional, atau internasional.
4. Tentukan jangka waktunya.
5. Tentukan publik sasarannya ( pemerintah, swasta, masyarakat, pelanggan atau
konsumen dan lain-lain).
6. Tentukan tema, topik dan isu dari kampanye tersebut.
7. Tentukan efek yang diinginkan dalam suatu kampanye.
8. Tentukan fasilitas, perlengkapan, atau sarana yang akan menunjang suatu
kampanye.
9. Pembentukan tim kerja ( team work ) yang solid dan professional.
Secara umum akibat atau hasil dari komunikasi ini dapat mencakup tiga aspek sebagai
berikut :
a. Aspek kognitif, yaitu menyangkut kesadaran dan pengetahuan.
b. Aspek efektif, yaitu menyangkup sikap atau perasaan/emosi.
c. Aspek kognatif, yaitu menyangkut perilaku/tindakan.7
2.5. Wayang
2.5.1. Pengertian Wayang
Wayang adalah sebuah seni pertunjukan khas Indonesia yang sudah sangat
popular baik itu di dalam atau luar pulau Jawa. Wayang merupakan gambaran atau tiruan
manusia yang terbuat dari kulit, kayu dan sebagainya untuk mempertunjukkan suara
lakon atau cerita. Lakon tersebut diceritakan oleh seseorang yang disebut dalang. Wayang
mempresentasikan manusia, hewan ataupun raksasa sesuai dengan perwatakan mereka.
Pertunjukkan wayang merupakan suatu perayaan kebudayaan local yang mengandung
7
S.Djuarsa Sendjaja.Pengantar Komunikasi. Jakarta.Universitas Terbuka.1999.Hal.45
25
elemen-elemen agama, kehidupan tradisional, nilai-nilai mistik, pendidikan dan filosofi
kehidupan.
Wayang adalah sebuah kata bahasa Indonesia (Jawa) asli yang berarti
“bayang” atau bayang-bayang yang berasal dari akar kata “yang” dengan
mendapat awalan “wa” menjadi kata “Wayang”. Kata-kata dalam bahasa Jawa
yang mempunyai akar kata “yang” dengan berbagai variasi vokalnya antara lain
adalah “layang”, “dhoyong”, “puyeng”, “reyong”, “yang berarti : selalu
bergerak,
tidak
tetap,
samar-samar dan
sayup-sayup.
Kata
”Wayang”,
“hamayang” pada waktu dulu berarti mempertunjukkan “bayangan” . lambat laun
menjadi pertunjukkan bayang-bayang atau wayang karena yang dilihat adalah
bayangan dalam kelir (tabir). 8
Disamping itu ada yang mengartikan bayangan angan-angan, yang
mengambarkan perilaku nenek moyang atau orang-orang terdahulu dalam anganangan. Misalnya, orang baik, digambarkan badannya kurus, mukanya tajam, dan
seterusnya, sedangkan orang jahat mulutnya lebar, dan seterusnya. Selanjutnya
arti kata wayang menurut pigeaud sebagai berikut ; Boneka yang dipertunjukkan /
wayang itu sendiri. Pertunjukkan yang dihidangkan dalam berbagai bentuk,
terutama yang mengandung pelajaran (wejangan), yaitu wayang purwa atau
wayang kulit yang diiringi dengan teratur oleh gamelan (instrument slendro). 9
Ismunandar K. Menjelaskan bahwa kata wayang berasal dari bahasa Jawa
karma-ngoko (halus-kasar) yang artinya :
1. Perwajahan yang terdiri dari barang yang terkena cahaya.
8
Sri Mulyono.1979. Simbolis dan Mistikisme dalam Wayang : Sebuah tinjauan filosofis (Jakarta:
PT.Gunung Agung). Hal.51
9
Effendy Z.H. 1997. Unsur Islam dalam Pewayangan (Bandung : PT. Alma’arif). Hal.21
26
2. Tiruan orang-orangan yang dibuat dari belulang, kertas dan kayu untuk
membentuk sebuah cerita.
3. Cerita yang terdiri dari tiruan orang-orangan yang dihiasi dan dipakai
sebagai alat pertunjukkan.
4. Orang yang bertindak hanya sebagai alat (segala gerak-gerik diatur oleh
orang lain).
5. Daging yang terdapat dileher (misalnya leher sapi).
6. Nama wuku yang ke-27. 10
Menurut Sri Mulyono kata wayang dalam bahasa Jawa yang berarti bayangan,
dalam bahasa Melayu disebut bayang-bayang, dalam bahasa Aceh adalah baying, dalam
bahasa Bugis wayang atau baying, sedangkan dalam bahasa Bikol kata wayang berarti
baying, yaitu apa yang dilihat dengan nyata. Selanjutnya disebut bahwa akar kata wayang
adalah “Yang”. Akar kata ini bervariasi dengan “yung” dan “yong” yang antara lain
terdapat dalam kata layang-terbang, dhoyong-miring, tidak stabil roong selalu bergerak
dari satu tempat ke tempat lain, Poyang-payingan berjalan sempoyongan tidak tenang dan
sebagainya. 11 Dengan membandingkan berbagai pengertian dari akar kata “Yang” beserta
variasinya, dapatlah dikemukakan bahwa kata dasarnya berarti tidak stabil, tidak pasti,
tidak tenang, terbang bergerak kian-kemari, tidak tetap, sayup-sayup (bagi subtansi
baying-bayang).
10
Ismunandar K.R.M. , 1985. Wayang, asal-usul dan jenisnya, (Semarang : Dahara Prize). Hal.9
Sri Mulyono. 1978. Wayang : Asal-usul, Filsafat Dan Masa Depannya (Jakarta : Gunung
Agung). Hal.19
11
27
2.5.2. Sejarah Wayang
Asal usul dan perkembangan wayang tidak tercatat secara akurat seperti sejarah.
Membuat asal usul kesenian wayang yang hingga dewasa ini masih merupakan suatu
masalah yang belum terpecahkan secara tuntas. Namun demikian banyak para ahli mulai
mencoba menelusuri sejarah perkembangan wayang dan masalah ini ternyata sangat
menarik sebagai sumber atau obyek penelitian. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga
kini banyak para cendekiawan dan budayawan berusaha meneliti dan menulis tentang
wayang, diantaranya Hazeu dan Rassers. Dan pandangan dari pakar Indonesia, seperti
K.P.A, Kusumadilaga, Ranggawarsita, Suroto, Sri Mulyono, dan lain-lain.
Beberapa ahli menjabarkan konsep-konsep tentang perihal sejarah muasalnya
Wayang. Sebagian ahli menyatakan bahwa Wayang berasal dari Indonesia (Jawa), dan
sebagian lainnya menyatakan bahwa Wayang merupakan produk Hindu-Jawa. Untuk itu
mengenai sejarah Wayang ini dibahas dengan membagi dalam konsep dan pendapat
tersebut dalam dua kelompok :
A. Kelompok Jawa
Pada kelompok ini diwakili oleh Brandes, Hazeu, Rentse, Kats, dan
Kruyt.Berikut ini adalah dua pendapat diantara keempat tokoh tersebut.
Brandes berpendapat bahwa Wayang adalah asli Jawa seperti juga Gamelan, bentukbentuk metrik, batik, dan penanaman padi sawah basah. Argumentasi yang
disampaikan adalah bahwa :
1. Wayang erat hubungannya dengan kehidupan sosial, kultural, dan religius
bangsa Jawa. Dalam Wayang terdapat cerita-cerita Melayu kuno dan beberapa
tokoh dalam Wayang seperti Semar, Gareng, Petruk dan Bagong (tokoh
punakawan), barangkali berasal dari Jawa, yakni para nenek moyang yang
diper-Tuhan-kan.
28
2. Bangsa Hindu memiliki bentuk Wayang yang berbeda sekali dengan Wayang
Jawa.
3. Semua istilah-istilah teknis dalam wayang adalah istilah Jawa dan bukan
Sanskrit. 1
Hazeu menyatakan sependapat dengan Brandes. Hazeu berpendapat
bahwa :
1. Struktur lakon Wayang digubah menurut model yang sangat tua.
2. Cara bercerita dalang (tinggi rendahnya suara, bahasa dan ekspresi-ekspresinya)
juga sangat tua.
Desain teknis, gaya dan susunan lakon-lakon juga bersifat Jawa. 2
B. Kelompok India
Pada kelompok ini diwakilkan oleh Pischel, Krom, Poesen, dan Ras.
Pischel mencoba membuktikan asal usul Wayang dari India dengan
argumentasi
berupa
kata
“Rupopajivane”
yang
terdapat
dalam
Mahabarata dan kata “Rupparupakam” yang Therigatha yang keduanya
berarti Teater bayangan (Wayang). 3
Sementara Krom berpendapat bahwa Wayang adalah suatu kreasi Hindu Jawa dan
merupakan suatu Sinkretisme. Krom beragumentasi bahwa :
1. Wayang ada di Jawa dan di Bali, dimana dua daerah ini merupakan daerah yang
mengalami pengaruh kebudayaan Hindu paling banyak.
2. Menurut Krom India telah lama mengenal teater bayangan.
3. Selain itu Wayang menggunakan bahan-bahan cerita dari India.
1
Dr.Hazim Amir. 1997. Nilai-nilai Etis dalam Wayang, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan) ,
Hal.26
2
Ibid,Hal,27
3
Ibid, Hal, 29
29
Krom menyatakan tidak adanya istilah-istilah India dalam Wayang tidak
dapat membuktikan apa-apa. 4
2.5.3. Perkembangan Wayang di Indonesia
Dalam masa perkembangan wayang dari zaman dahulu hingga sekarang
didapatkan beberapa perubahan antara lain pada bentuk dan seni rupa wayang
yang semula seperti relief wayang di candi menjadi imajinatif dalam arti tidak
seperti bentuk manusia, seluruh anggota badan tetap lengkap atau fungsional
namun tidak proporsional akan tetapi terkesan indah.
Hal ini dikarenakan adanya penolakan terhadap berhala, namun tetap
menghadirkan tokoh wayang sebagai gambaran manusia lengkap dengan nama
dan sifatnya. Kedua, pertunjukkan yang hanya berlangsung pada malan hari dan
memakan waktu 7-8 jam. Hal ini diperuntukan perjalanan kejiwaan memahami
hakekat hidup, dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.
Semasa kerjaan Kediri, Singasari dan Majapahit, wayang mencapai
puncaknya sepert tercatat pada relief di candi-candi serta di dalam karya-karya
sastra yang ditulis oleh Empu Sendok, Empu Sedah, Empu Panuluh, Empu
Tantular, dan lain-lain Epos Ramayana dan Mahabarata yang asli berasal dari
India, telah diterima dalam pergelaran wayang Indonesia sejak zaman Hindu
hingga sekarang.
Wayang seolah-olah identik dengan Ramayana dan Mahabarata. Namun
perlu dimengerti bahwa Ramayana dan Mahabarata Indonesia dengan India sudah
4
Ibid, Hal,19
30
berubah alur ceritanya. Ramayana dan Mahabarata versi India berbeda satu
dengan lainnya sedangkan di Indonesia ceritanya menjadi satu kesatuan. Yang
sangat menonjol perbedaannya adalah falsafah yang mendasari kedua cerita itu,
lebih-lebih setelah masuknya agama Islam, diolah sedemikian rupa sehingga
terjadi proses akulturasi dengan kebudayaan asli Indonessia.
Di Indonesia walaupun cerita Ramayana dan Mahabarata sama-sama
berkembang dalam pewayangan, tetapi Mahabarata digarap lebih tuntas oleh para
budayawan dan pujangga kita. Berbagi lakon carangan dan sempalan, kebanyakan
mengambil Mahabarata sebagai inti cerita.
Masuknya agama islam ke Indonesia pada abad ke-15, membawa
perubahan besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Begitu pula wayang
telah mengalami masa pembaharuan baik secara bentuk dan cara pergelaran
wayang urwa maupun isi dan fungsinya. Pada zaman Demak nilai-nilai yang
dianut menyesuaikan dengan zamannya. Bentuk wayang purwa yang semula
realistik proporsional seperti tertera dalam relief candi-candi distilir menjadi
bentuk imajinatif seperti wayang sekarang. Selain itu, banyak sekali tambahan dan
pembaharuan dalam peralatan seperti kelir atau layar, blencong atau lampu, debog
yaitu pohon pisang untuk menancapkan wayang, dan masih banyak lagi.
Wayang merupakan suatu karya bangsa yang telah dikenal sejak 1500SM
dan dalam perkembangannya bersentuhan dengan unsur lain dan terus
berkembang sehingga menciptakan wujud dan isinya seperti saat ini. Jadi wayang
saat ini tidaklah sama dengan wayang pada masa lampau dan wayang masa depan
tidaklah sama dengan wayang masa kini akan tetapi dalam setiap perubahannya
31
tidak mempengaruhi jati dirinya. Hal ini disebabkan wayang memiliki landasan
yang kokoh antara lain hamot, hamong dan hamemangkat. Dengan landasan itu
menyebabkan wayang memiliki daya tahan dan daya kembang sepanjang zaman.
Disamping itu juga adanya kebijaksanaan pengembangan wayang yang
telah digariskan dengan strategi Trikara, Pancagatra. Hamot adalah keterbukaan
menerima pengaruh dan masukan dari dalam dan luar. Hamong adalah
kemampuan untuk menyaring unsur yang baru dan sesuai dengan nilai yang ada
selanjutnya diangkat menjadi nilai yang cocok dengan wayang sebagai bekal
untuk bergerak maju sesuai dengan perkembangan masyarakat. Hamemangkat
adalah suatu nilai menjadi nilai yang baru yang mana melalui proses yang panjang
dan dicerna secara cermat. Sedangkan, Trikarsa adalah tekad untuk melestarikan,
mengembangkan dan mengagungkan wayang. Oleh karena itu wayang dapat
menunjukkan kemampuannya sejak zaman kuno, hindu dan sampai sekarang.
Periodisasi perkembangan wayang bermula pada zaman kuno yaitu zaman
ketika nenek moyang kita masih menganut animisme dan dinamisme. Dalam
kepercayaan ini diyakini roh orang yang sudah meninggal masih tetap hidup dan
semua benda adalah bernyawa dan memiliki kekuatan. Sehingga mereka tetap
dipuja dan dimintai pertolongan. Jadi untuk memuja roh nenek moyang, mereka
melakukan ritual tertentu dimana diwujudkan dalam bentuk gambar dan patung.
Roh nenek moyang yang dipuja dikenal dengan panggilan hyang atau
dahyang. Orang bisa berhubungan dengan para hyang ini melalui seorang medium
yang disebut dengan syaman untuk meminta pertolongan dan perlindungan. Jadi
proses ritual pemujaan nenek moyanglah asal muasalnya wayang. Hyang menjadi
32
wayang dan syaman adalah dalangnya. Sedangkan ceritanya adalah petualangan
dan pengalaman nenek moyang. Dengan bahasa yang dipakai adalah bahasa Jawa
asli.
Wayang adalah bagian dari kegiatan religi animism menyembah hyang’,
itulah inti-nya dilakukan antara lain disaat-saat panenam atau taneman dalam
bentuk upacara ruwatan, tingkeban, ataupun ‘merti desa’ agar panen berhasil
ataupun agar desa terhindar dari segala mala petaka.
2.5.4. Jenis-jenis Wayang di Indonesia
Wayang terdiri dari banyak jenis. Tidak hanya wayang kulit atau golek
yaitu wayang yang merupakan seni tradisional Indonesia, yang terutama
berkembang di Jawa dan di sebelah timur semenanjung Malaysia seperti Kelantan
dan Terengganu. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi
narrator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang
dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para
pesinden. Dalang memainkan wayang kulit dibalik kelir, yaitu layar yang terbuat
dari kain putih, sementara di belakangnnya disorotkan lampu listrik atau lampu
minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada disisi lain dari layar
dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami
cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh
wayang yang bayangannya tampil dilayar.
Selain wayang kullit atau golek, masih banyak wayang yang dikenal
popular dalam masyarakat. Beberapa jenis-jenis tersebut adalah :
33
a) Wayang kulit ,Wayang golek,
b) Wayang Thengul Bojonegoro,
c) Wayang Krucil,
d) Wayang Purwa,
e) Wayang Beber,
f) Wayang Orang,
g) Wayang gedog,
h) Wayang sasak,
i) Wayang calonarang,
j) Wayang wahyu,
k) Wayang menak,
2.5.5. Fungsi Wayang
A. Fungsi Religius
Pada awalnya wayang diciptakan oleh manusia adalah sebagai alat
pemenuhan kebutuhan religiusnya. Manusia zaman dahhulu, mementaskan
wayang (yang bentuknya tidak seperti kita kenal sekarang) untuk memuja dan
mempertemukan mereka dengan roh-roh nenek moyang. Kepercayaan yang
seperti demikian disebut Animisme. Lalu untuk zaman sekarang, wayang masih
dikaitkan dengan nilai-nilai religious. Masih sering kali sebelum pementasan
wayang ada sesajen tertentu yang harus dibuat. Contoh yang lebih nyata lagi
dengan adanya upacara ruwatan dengan tujuan membuang sial
mengharuskan adanya pertunjukan wayang.
B. Fungsi Pendidikan.
yang
34
Wayang digunakan juga oleh masyarakat sebagai media pendidikan. Dengan
wayang transformasi nilai-nilai luhur budaya dapat berlangsung secara efektif.
Banyak nilai-nilai kebaikan yang bisa diambil dari cerita atau lakon yang ada
dalam wayang.Trasformasi ini bersumber dari dalang yang biasanya adalah orang
penting di masyarakat, kepada masyarakat baik itu kalangan atas atau bawah.
Pada masa Sunan Kalijaga pun wayang dijadikan media pendidikan dan dakwah.
Melaluinya, ajaran-ajaran Islam disisipkan agar lebih mudah dimengerti
oleh masyarakat Jawa waktu itu.
C. Fungsi Penerangan dan Kritik Sosial.
Dalam pertunjukan wayang, masyarakat bisa diinformasikan tentang
peristiwa apa yang penting untuk diketahui oleh para dalang. Misalnya dengan
mementaskan lakon-lakon tertentu yang sesuai dengan keadaan masyarakat pada
waktu itu. Lalu juga bisa dijadikan sarana kritik sosial. Masyarakat bisa
mengkritik kebijakan pemimpin mereka tanpa resiko kemarahan pemimpin
melalui wayang. Dengan lakon-lakon tertentu pula atau fragmen wayang “gorogoro” dalang bisa bebas mengkritik kebijakan pemimpin.
D. Fungsi Hiburan.
Wayang disini murni merupakan hiburan bagi masyarakat. Tidak ditujukan
untuk maksud-maksud religi tertentu. Tapi hanya untuk menghibur masyarakat
yang gemar akan seni pertunjukan ini. Seperti pada acara khitanan, resepsi
pernikahan, acara besar desa, yang dipentaskan untuk menghibur khalayak ramai.
35
2.6 Analisis Tokoh Pandawa Dalam Wayang
Dalam penceritaan wayang, terkenal kisah yang menceritakan lima orang yang
sangat kuat. Mereka disebut dengan sebutan Pandawa. Masing-masing tokoh memiliki
watak yang membuat kisah mereka sangat diminati. Lima tokoh tersebut akan
dijabarkan sesuai urutan yang paling tua sampai yang muda.
1.
Yudhistira
Yudhistira merupakan Pandawa yang tertua, merupakan Raja Indraprasta
dan Hastinapura. Nama lain yang disandangnya dimasa mudanya adalah
Puntadewa. Yudhistira, memililki sifat yang serupa dengan Batara Darma (Dewa
Kebenaran dan Keadilan, yang merupakan ayah Ydhistira yang sebenarnya) yaitu
adil dan jujur. Puntadewa dianggap tokoh yag baik, berwatak putih suci, berbudi
halus, sabar, berbelas kasih, setia, tidak mau mengecewakan orang lain, dan tulus
ikhlas memberikan kepunyaannya kepada orang lain yang membutuhkan, bahkan
istrinya sekalipun jika diminta, akan diberikan. Karena perilaku yang teramat baik
itulah, Puntadewa disebut sebagai manusia sempurna berdarah putih, atau manusia
Anjatasatru, artinya manusia yang tidak mempunyai musuh.
Dalam pewayangan, di dunia ini hanya terdapat 3 mahkluk berdarah putih,
yaitu Resi Subali, Begawan Bagaspati dan Yudhistira. Diantara ketiganya,
Yudhistira dikatakan yang paling sempurna karena ia lahir sebagai manusia,
sedangkan Resi Subali berwujud kera dan Begawan Bagaspati berwujud raksasa.
Sesudah menjadi raja, Yudhistira tidak berpakaian serba keemasan dan
hanya berpakaian sederhana. Sebagai raja Yudhistira selalu bertindak adil dan
mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam pewayangan diceritakan sebagai
penghargaan para dewa atas kejujuran dan keadilannya, Yudhistira dianggap
36
“tidak pantas menapak tanah”. Kalau berjalan sesungguhnya telapak kakinya
terangkat sedikit, tidak menyentuh demikian pula apabila berkendaraan, roda
kereta Yudhistira mengambang diatas tanah.
Menurut cerita Yudhistira tidak pernah berbohong kecuali sekali, yaitu
terhadap Bagawan Druna mengenai kematian Awastama. Sebetulnya Yudhistira
tidak berbohong karena Yudhistira berkata kepada Druna bahwa “Gajah Tama
mati” gajah dalam bahasa Sansekerta (hasta) bunyinya mirip “aswa”. Gajah
bernama Tama itu sendiri sengaja dibunuh oleh Pandawa agar Yudhistira bisa
mengatakan hal itu kepada Druna sehingga Druna kehilangan semangat hidup dan
Kurawa bisa dikalahkan dalam perang Bharatayuda.
Tetapi Yudhistira juga memiliki kelemahan, yaitu suka berjudi (bermain
dadu). Karena kelemahannya ini Yudhistira terjebak perangkap Kurawa untuk
bermain dadu dan mengakibatkan Pandawa kehilangan harta benda, termasuk
Drupadi dan harus menderita selama 13 tahun dalam pembuangan.
Yudhistira mempunyai pusaka kerajaan berwujud payung bernama Kyai
Tunggulnaga dan sebuah tombak bernama Kyai Karawelang. Diatas kepala
Yudhistira (sumping) memakai sepotong kertas putih. Oleh Ki Dalang diterangkan
Jimat Kalimasada. Jika kertas itu dibuka ada tuilsan syahadat. Ini merupakan
salah satu bentuk pengaruh Islam dalam dbentuk Wayang kulit.
Keluarga Pandawa dihubungkan dengan lima kewajiban Islam, yaitu
syahadat, puasa, zakat, dan haji. Yudhistira sebagai perlambang Syahadat, berikut
berurutan sesuai tingkat kelahiran Pandawa. 5
5
Purwadi, 2003, Tasawuf Jawa (cet. Kedua), (Yogyakarta : Narasi), Hal.24
37
2. Bima
Bima adalah Pandawa yang kedua. Ayah dewa dari Bima adalah Batara
Bayu, sebagai putra Batara Bayu, Bima memiliki saudara bernama Anoman, kera
putih yang dapat terbang dengan kecepatan kilat.
Orang Jawa mengenal Bima sebagai satria pinandhita, religius, tapa
ngrame, pekerja sufistik, dan panglima perang sekaligus guru besar. Tokoh Bima
yang melambangkan daya kejiwaan karsa itu terlahir bungkus, sehingga ketika
adiknya lahir yakni Arjuna sebagai lamabang kesatuan cipta dan rasa telah
tumbuh dewasa, barulah Bima itu mbabar lahir. Pada bagian akhir dan Banjaran
Bima atau Sena itu khalayak pandangan hidup Jawa akrab dengan aji andalan
Bima yakni Aji Wungkal Bener. ,bahwa hidup di dunia ini adalah batu pangasah
kebenaran. 6
Bima disebut juga Bimasena, yang berarti luarbiasa, atau Werkodara,
berarti perut serigala, karena kekuatan jasmani yang dimiliki dan porsi makan
Bima banyak sekalil. Badannya besar dan gagah perkasa sebagai tiang pokok
keluarga Pandawa.
Bima memiliki Aji Pancanaka. Ajinya selalu digenggam kuat, sebagai
senjata perang. Ini berarti jika shalat itu dikerjakan dengan baik, ia mempunyai
kekuatan yang tangguh. 7
3. Arjuna
Arjuna adalah Pandawa ketiga dan putra bungsu dari Prabu Pandu dan
Dewi Kunti. Ayah dewa Arjuna adalah Batara Indra. Dikatakan bahwa Arjuna
6
7
Ibid, Hal.100
Effendi Zakarsi, 1997, Nilai Islam dalam Pewayangan, (Jakarta :Departemen Agama), Hal.91
38
sebagai titisan Wisnu, sama halnya dengan Kresna. Kesaktian Dewa Wisnu
sebagian jatuh kepada Arjuna dan sebagian lagi pada Kresna. 8
Arjuna sewaktu muda bernama Permadi yang berarti tampan karena
Arjuna memang terkenal oleh ketampanannya dan kesaktiannya. Kata Arjuna
berarti putih, air jernih tak membekas. Dari berbagai buku dapat dirangkumkan
nama lain yang disandang Arjuna antara lain :
1. Kumbawali, yang berarti sebagai tempat rasa
2. Janaka, karena memiliki banyak istri
3. Jahnawi, berarti gesit trengias (cepat dan tangkas)
4. Parta, yang berarti berbudi sentosa (pahlawan perang)
5. Parantapa, seorang pertapa
6. Margana, yang berarti bias terbang
7. Panduputra, putra pandu
8. Ciptaning Mintaraga, berarti pendeta suci.
Arjuna dikatakan berjiwa teguh dan senang bertapa (berpuasa), karena itu
wajahnya rupawan. Maknanya, apabila dikaitkan dengan rukun Islam ketiga (akibat
pengaruh agama Islam) adalah isyarat bahwa dengan suka berpuasa maka jiwanya akan
menjadi kuat dalam menghadapi cobaan dan wajahnya akan berseri-seri 9. Arjuna berparas
rupawan hampir dikatakan cantik, berbudi luhur serta sederhana. ‘Kecantikan’ Arjuna
dalam bentuk bagian badan yang serba halus bentuknya sederhana tetapi indah.
Karena ketampanannya ini diceritakan Pandawa sebagai lelanang ing
Jagad yang berarti lelaki paling jantan didunia. Arjuna memiliki keistimewaan
8
Hardjowiyogo, 1982, Sejarah Wayang Purwa, (Jakarta : Balai Pustaka), Hal.188
9
Effendy Zarkasi, Loc cit
39
yaitu pandai membawa diri dalam menghadapi wanita. Karena itulah Arjuna
memiliki banyak istri. 10
Kelemahan Arjuna adalah masih memiliki sifat sombong. Arjuna pernah menolak
mengadu kepandaian dengan Karna, karena pada waktu itu merasa kedudukannya lebih
tinggi. Setelah mengetahui bahwa sebenarnya Karna adalah anak tertua dari Dewi Kunti
ibunya, tetapi lain ayah, Arjuna kemudian dapat tulus menghargai Karna.
4.
Nakula
Nakula merupakan Pandawa keempat, putra Pandu yang diperoleh dari Dewi
Madrim. Nakula dilahirkan kembar bersama Sadewa. Ayah dewanya adalah Dewa Aswin
(Dewa Tabib) yang diceritakan juga adalah dewa kembar.
Nama lain Nakula adalah Pingten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat
dipergunakan sebagai obat) dan Tripala. Nakula mahir menunggang kuda dan pandai
mempergunakan senjata pedang. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang
diketahui karena ia mempunyai Aji Pranajawati pemberian Ditya Sapujagat, Senapati
Negara Mretani. Nakula juga mempunyai cucu berisi, Banyu Panguripan / Air Kehidupan
pemberian Batara Indra.
Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan
dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal di kesatrian Sawowajar, wilayah Negara Amarta,
Nakula mempunyai dua orang istri yaitu Dewi Sayati dan Dewi Senggranawati.
Setelah selesai perang Bhatarayudha, Nakula diangkat menjadi raja negara
Mandaraka sesuai amanat Prabu salya kakak ibunya, Dewi Madrim,. Dibandingkan
dengan ketiga kakaknya, Nakula dan sadewa, kurang berperan dalam lakon-lakon wayang
di Indonesia. Pada umumnya Nakula dan Sadewa muncul dipagelaran sebagai
pendamping Yudhistira.
10
http://www.wayang-indonesia.com
40
Apabila dihubungkan dengan rukun Islam keempat (pengaruh Islam),
Nakula diibaratkan orang yang senang mengeluarkan zakat karena giat bekerja. 11
5.
Sadewa
Sadewa merupakan Pandawa terakhir, kembaran Nakula, Putra Pandu
dengan Dewi Madrim. Sewaktu kecil di panggil Tangsen (buah dari tumbuhtumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan dan di pakai obat). Nama lain yang
disandangnya adalah Raden Darmagranti. Sadewa sangat mahir dalam ilmu
kasdian (Jawa) / seorang mistikus. Mahir menunggang kuda dan mahir
menggunakan senjata panah dan lembing. Selain sangat sakti, sadewa juga
memilki Aji Purnamajanti pemberian Ditya Sapulebu, Senapati negara Mretani
yang berkhasiat dapat mengerti dan mengingat dengan jelas pada semua peristiwa.
Sadewa memiliki watak jujur, setia, taat, belas kasihan, tahu membalas
guna
dan
dapat
menyimpan
rahasia.
Ia
tinggal
de
kesatrian
Bawenatalun/Bumiretawu, wilayah Negara Amarta. Sadewa menikah dengan
Dewi Srengginiwati, adik Dewi Srengginawati (Istri Nakula), putri Resi
Badawanganala, kura-kura raksasa yang tinggal di sungai Wailu. Dari perkawinan
tersebut Ia memperoleh seorang putra bernama Bambang Widapaksa/Sidapaksa.12
Setelah selesai perang Bhatarayudha, Sadewa menjadi patih Negara Astina
mendampingi Prabu Yudhistira.
11
12
Purwadi, Opcit, Hal.27
http://www.wayang-indonesia.com
41
Apabila dihubungkan dengan rukun Islam yang ke lima, menggambarkan
orang yang mampu melakukan ibadah haji, terpenuhi sandang pangan dan
dermawan. 13
13
Effendy Zarkasi, Loc cit
42
2.7. Target Penonton
Kampanye budaya yang akan dilakukan adalah untuk memperkenalkan
seni budaya wayang yang diambil unsure-unsur ceritanya kemudian dikemas
dalam bentuk film pendek. Adapun sasaran dari kampanye ini adalah remaja
dengan kisaran umur 10 sampai dengan 21 tahun seperti lingkupan usia remaja.
Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk usia dibawah 10 atau diatas 21 untuk
menikmati
film
ini.
Dengan
pertimbangan
tujuan
sebagai
media
mengkampanyekan Wayang Pandawa, membuat kampanye ini dapat diterima
semua kalangan.
Kecuali di bawah 10 tahun, diharapkan adanya orang dewasa yang
mendampingi. Dalam hal target masyarakat, film ini dapat diterima oleh semua
lapisan masyarakat dengan berbagai tingkatan ekonomi. Untuk kawasan perkotaan
pertimbangan yang diambil adalah karena budaya hidup di kawasan ini heterogen
sehingga kebudayaan local bersaing dengan budaya luar yang datang dari para
penduduknya yang beragam dan berasal dari berbagai tempat. Diharapkan pula
melalui film ini, dapat menambahkan perasaan menyadari, dan memiliki yang
kuat dari setiap audience. Dampak ini juga diharapkan dapat terealisasi di
masyarakat desa khususnya masyarakat jawa sebagai asal kebudayaan wayang.
Kemampuan menyerap informasi seorang remaja masih relative besar
tetapi kebanyakan mereka mendapat tekanan dari berbagai arah antara lain dari
orang tua, lingkungan sekitar, serta media informasi yang kini telah demikian
mudah dan banyak beredar seperti surat kabar, majalah, televisi, bahkan internet.
Dalam belajar, seorang anak mencari sosok yang dapat ditirunya, sebagai
43
contohnya seorang anak akan dengan mudah belajar bahasa dari lingkungannya
tinggal atau jika dilihat lebih awal lagi seorang anak akan meniru orangtuanya
dalam berpikir dan berkomunikasi.
2.7.1 Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari pemuda ke masa dewasa
, jadi merupakan masa penutup dari masa pemuda. 1 Sedangkan Wirawan
memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual ddengan 3
kriteria yaitu: bilogis, psikologis, sosial, ekonomi. Secara lengkap definisi yang
dikemukakan Wirawan berbunyi sebagai berikut, remaja merupakan suatu masa
dimana :
1. Individu berkembang dari saat pertama kali individu menunjukan
tanda-tanda seksual sekunder sampai individu mencapai kematangan
seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologikdan pola identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa
3. Terjadi peralihan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh
kepada keadaanyang relative. 2
Sumartono juga memaparkan karakteristik remaja sebagai berikut (Sumartono,
2002 : 121):
1. Mulai mencari identitas diri melalui penggunaan simbol status.
2. Bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan sehingga pendiriannya tidak kuat
1
2
Sujanto, 1996, Hal. 264
Wirawan, 1997, Hal. 9
44
3. Tingginya emosi
4. Munculnya rasa takut tidak diterima teman sebaya jika tidak berpenampilan sama
dengan teman-temannya
5. Memiliki sifat ingin tahu terhadap informasi yang diterima sehingga selalu ingin
mencoba suatu yang baru
6. Mulai mencari idenitas diri yang ditunjukan dalam berpakaian, berbicara, dan
memilih tokoh yang diidolakan
7. Mulai tahu menghias diri dengan menggunakan berbagai asesoris yang dapat
menimbulkan kepercayaan diri
Dari berbagai pengertian remaja yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka
diperlukan adanya batasan umur yang jelas mengenai remaja. Ruth Strong
(Sujanto,1996, Hal 236) membagi kisaran usia remaja menjadi 3 fase bermula
sejak anak-anak dari umur 10 sampai dengan 21 tahun yaitu :
1. Pre pubertas
: 10 – 15 tahun
2. Early adolesen
: 15 – 18 tahun
3. Later adolesen
: 18 - 21 tahun
2.8 Tipografi
Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruh dengan
pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan
kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan
kenyamanan membaca semaksimal mungkin. 3 Dikenal pula seni tipografi, yaitu
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi
45
karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama.
Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan.
Kata begitu penting dalam pesan komunikatif dan membentuk hubungan
yang vital antara maksud dari kata-kata dan kata-kata yang terlihat(tipografi). 4
Pengertian tipografi menurut buku Manuale Typographicum adalah :
Typography can defined a art of selected right type printing in accordance with
specific purpose ; of so arranging the letter, distributing the space and controlling
the type as to aid maximum the reader's. 5
Dari pengertian diatas, memberikan penjelasan bahwa tipografi merupakan
seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruangruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong
pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig,
antara lain sebagai berikut :
1. Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk
lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan
yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah
klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.
2. Egyptian
4
5
Paul Martin Lester, “Visual Communication”, Thomson Wadsworth, 2003, hal. 125
Krause, Jim.(2004). Design Basic Index. HOW Design Books, Cincinnati
46
Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang
berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir
sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.
3. Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini
tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf
yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini
adalah modern, kontemporer dan efisien.
4. Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan
pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang
ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.
5. Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang
sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif.
Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. 6
2.9 Suara
Voice dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah suara. kompresi
mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium.
6
http://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi
47
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara
murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi
yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau tekanan suara dengan
pengukuran dalam desibel. 7
Batas suara yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz
sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva
responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut
infrasonik. Voice ini sebenarnya sama dengan data, tetapi dengan menggunakan
suatu cara, bisa diterjemahkan oleh mesin menjadi suara.
2.10 Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya
sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang
cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460
nanometer. 8
Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahana yang
mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang diterima
oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Permasalahan mendasar dari warna
diantaranya adalah hue (spektrum warna), Saturation (nilai kepekatan), dan
lightness (nilai cahaya dari gelap ke terang). Ketiga unsur tersebut memiliki nilai
0-100. Hal yang paling menentukan adalah lightness. Jika ia bernilai 0, maka
7
8
http://www.total.or.id/info.php?kk=voice/jack_febrian/pengantar_informatika
http://id.wikipedia.org/wiki/Warna
48
seluruh palet warna akan menjadi hitam (gelap tanpa cahaya), sebaliknya jika
lightness bernilai 100, warna akan berubah menjadi putih, alias tidak berwarna
karena terlalu silau. Pada nilai 40 hingga 40, kita akan dapat melihat warna-warna
dengan jelas. 9 Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata
manusia berkisar antara 380-780 nanometer.
Pengertian fungsi artistik simbolis yang dimaksud dalam penggunaan
warna adalah konteks perlambangan yang digunakan oleh masyarakat tertentu.
Selain barang yang dinilai
itu punya nilai perlambangan, secara visual juga
memiliki nilai visual yang indah menurut kaidah-kaidah estetika. 10
Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap
campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam
komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100%
biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta.
Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang
dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya
pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya
putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah.
Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai
kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan
9
Adi Kusrianto, “Pengantar Desain Komunikasi Visual”, Yogyakarta, CV. ANDI OFFSET ,
2007, hal. 31
10
Sulasmi Darmaprawira W.A., “Warna, Teori dan Kreatifitas Penggunaannya”, ITB Bandung,
2002, hal. 153
49
dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan
negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan
karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih
bukanlah warna).
Gambar 2.1 Color Wheel
Di dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh
jenis gelombang warna. Sementara putih dianggap sebagai representasi
kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara
ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk
pigmen.
50
2.10.1 Pengelompokan Warna
1. Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki
kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna
primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga
komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat
sama.
2. Warna kontras, adalah warna yang berkesan berlawanan satu
dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang
berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna
primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan
pula membentuk kontras warna dengan menolah nilai ataupun
kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan
hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.
3. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah
lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga
kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah dsb.
Warna panas mengesankan jarak yang dekat.
4. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah
lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu.
Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dsb.
Warna sejuk mengesankan jarak yang jauh.
51
2.10.2 Istilah lain dari warna
Nilai warna, ditentukan oleh tingkat kecerahan maupun kesuraman warna.
Nilai ini dipengaruhi oleh penambahan putih ataupun hitam. Di dalam sistem
RGB, nilai ini ditentukan oleh penambahan komponen merah, biru, dan hijau
dalam komposisi yang tepat sama walaupun tidak harus penuh seratus persen. 11
2.11 Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan yang diambil dari kata Strength, Weakness,
Opportunity dan Threat yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Metode analisa SWOT bisa dianggap sebagai metode analisa yang paling dasar,
yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yang
berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan atau rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada,
sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan
benar, analisa SWOT akan Membantu kita utk melihat sisi-sisi yg terlupakan atau
tidak terlihat selama ini. 12
11
12
http://id.wikipedia.org/wiki/Warna
http://meidii.multiply.com/journal/item/7
Download