BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

advertisement
11
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1
Pengertian Komunikasi
“Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari
kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common)”. 1
Menurut Rogers dan Kincaid, komunikasi adalah “Suatu proses dimana dua orang
atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”. 2
Makna dari kata di atas yaitu, komunikasi akan terjadi jika ada dua orang atau
lebih yang melakukan pertukaran informasi satu sama lainnya.
Menurut Hartley, ada berbagai jenis komunikasi, yaitu antara individu dan
individu, antara individu dan massa (misalnya dalam pidato atau kuliah), dan
antara kelompok denggan massa (misalnya, antara para penyuluh pertanian yang
mewakili pemerintah dan para petani) yang masing-masing dapat berlangsung
secara tatap muka, atau dengan bantuan alat atau teknologi (telepon, radio, tv,
film, dan sebagainya). 3
1
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi (Suatu Pengantar). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011
hal.46
2
Lukiati Komala. Ilmu Komunikasi (Perspektif,Proses dan Konteks). Bandung: Widya Padjajaran.
2009 hal.73
3
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Sosial (Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial). Jakarta.:
Balai Pustaka. 2002 hal. 193.
11
12
Maksudnya adalah suatu proses komunikasi dapat terjadi tidak hanya
karena ada tatap muka atau bertemu langsung dengan komunikatornya, akan tetapi
komunikasi tetap akan bisa dilakukan karena di bantu oleh alat bantu seperti
telepon, handphone, maupun internet.
Proses komunikasi juga dapat di gambarkan dalam suatu model
komunikasi yang dapat memperlihatkan kaitan antara satu sama lain komponen
komunikasinya. Salah satu fungsi dari model komunikasi adalah untuk membantu
mempermudah memahami proses komunikasi komponen yang terlibat di dalam
komunikasi tersebut.
2.1.2
Jenis-Jenis Komunikasi
Terdapat beberapa jenis komunikasi yang disepakati oleh pakar, antara lain 4 :
1. Komunikasi Intrapribadi (Intrepersonal Communication)
Komunikasi Intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita
sadari atau tidak.
2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi Antarpribadi adalah komunikasi antar muka orang-orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang
lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal.
3. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama, interaktif satu sama lainnya untuk mencapai tujuan bersama.
4
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi (Suatu Pengantar). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004
hal. 72 – 75
13
4. Komunikasi Publik (Public Communication)
Komunikasi Publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan
sejumlah besar orang yang tidak bisa dikenal satu persatu.
5. Komunikasi Organisasi (Organizational Communication)
Komunikasi Organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan
juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan.
6. Komunikasi Massa (Mass Communication)
Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik
cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,televisi), yang dikelola
oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada
sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen.
Berdasarkan jenis-jenis komunikasi diatas, yang berkaitan dengan
penelitian peneliti ialah Komunikasi antarpribadi.
2.2 Pola Komunikasi
Menurut Fowler dan Couslum, pola atau pattern adalah suatu model,
desain, rancangan dari sesuatu yang dibuat. hubungannya dengan komunikasi
tergambar dari proses komunikasi itu sendiri yang selalu mengikuti alur atau
kaidah tertentu. kaidah ini juga mengatur gaya komunikasi dalam konteks sosial.
seseorang akan mengubah gaya komunikasi ketika ia berbicara dengan siapa
14
dihadapannya. hubungan bentuk dan fungsi komunikasi inilah yang kemudian
yang membentuk suatu pola komunikasi 5
Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola diartikan
sebagai bentuk (struktur) yng tetap. sedangkan komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau informasi antara dua orang atau lebih dengan cara yang
tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak. dengan
demikian, pola komunikasi ialah pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam
pengiriman dan penerimaan pesan atau informasi dengan cara yang tepat sehingga
pesan atau informasi yang dimaksud dapat dipahami. 6 pola komunikasi juga
dapat diartikan sebagai sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang
berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan .
Pola komunikasi terdiri dari berbagai macam: 7
1.
Pola komunikasi satu arah, yaitu proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan baik menggunakan media maupun tanpa media, tanpa ada
umpan balik (feedback) dari komunikan.
2.
Pola komunikasi dua arah atau timbal balik (two way traffic communication)
yaitu komunikator dan komunikan menjadi saling tukar fungsi. komunikator
pada tahap pertama menjadi komunikan kemudian pada tahap selanjutnya
saling bergantian fungsi. pada hakekatnya dalam memulai suatu percakapan
5
Hartini dan Kartasaputra dalam puspita. skripsi : komunikasi waria didesa (studi fenomenologi
eksistensi waria di desa talang bunut kecamatan lebong). Bandung : Universitas Padjajaran. 2009
Hal. 32
6
Syaiful Bahri Djamarah. Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Keluarga. Bandung:
Rineka Cipta. 2004 hal : 1
7
Syaiful Rohim. Teori Komunikasi : Perspektif, ragam, dan Aplikasi. Bandung: PT Rineka Cipta.
2008 Hal : 14
15
komunikator utama yang berfungsi, komunikator utama memiliki tujuan
tertentu melalui proses komunikasi tersebut, prosesnya dianalogi, serta
diumpan balik terjadi secara langsung.
3.
Pola komunikasi multi arah yaitu proses komunikasi terjadi dalam satu
kelompok yang lebih banyak dimana komunikator dan komunikan akan
saling bertukar pikiran secara dialogis dan terus menerus.
2.2.1
Macam-macam Struktur Pola Komunikasi
Pola komunikasi dibutuhkan dalam suatu kelompok formal maupun
informal untuk terciptanya keselarasan penyaluran informasi pada setiap individu
yang menjadi bagian dari sebuah kelompok. Hal ini agar dapat memaksimalkan
hasil dan meminimalisir hambatan untuk mencapai tujuan. terdapat beberapa
struktur pola komunikasi berdasarkan buku Komunikasi Antarmanusia karangan
Joseph A. Devito, diantaranya : 8
1.
Struktur lingkaran, struktur ini tidak memiliki pemimpin, semua anggota
memiliki posisi yang sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang
sama untuk mempengaruhi kelompok. setiap anggota bisa berkomunikasi
dengan dua anggota lain disisinya. berikut bagan dari struktur lingakaran :
8
Joseph A. Devito. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Profesional Books. 2009. Hal : 345
16
Gambar 2.1 Pola Struktur Lingkaran
2.
Struktur Roda, struktur ini memiliki pemimpin yang jelas, yaitu posisi yang
berada di pusat. orang ini sebagi satu-satunya yang dapat mengirim dan
menerima pesan dari semua anggota. oleh karena itu jika seorang anggota
ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan
melalui pemimpin. Berikut bagan struktur roda :
Gambar 2.2 Pola Struktur Roda
3.
Struktur Y, struktur ini relative kurang tersentralisasi dibanding dengan
struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. pada
struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas, tetapi satu anggota lain
berperan sebagai pemimpin kedua. anggota ini dapat mengirimkan dan
menerima
pesan
dari
dua
orang
lainnya.
ketiga
anggota
17
lainnyakomunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya. Berikut
bagan struktur Y :
Gambar 2.3 Pola Struktur Y
4.
Struktur Rantai, sama dengan struktur lingkaran. namun para anggota yang
paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. keadaan
terpusat juga terdapat disini. orang yang berada diposisi tengah lebih berperan
sebagai pemimpin daripada mereka yang berada diposisi lain. Berikut bagan
struktur rantai :
Gambar 2.4 Pola Striktir Rantai
5.
Struktur Semua Saluran, atau pola bintang. hampir sama dengan struktur
lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki
kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. akan tetapi, dalam
18
struktur semua saluran setiap anggotanya bisa berkomunikasi dengan setiap
anggota lainnya, pola anggota ini memungkinkan adanya partisipasi secara
optimum. Berikut bagan struktur bintang :
Gambar 2.5 Pola Struktur Bintang
2.3 Komunikasi Antarpribadi
Berdasarkan konsep dalam perumusan masalah yang mengacu pada
komunikasi antar pribadi, maka komunikasi antar pribadi ini merupakan landasan
seseorang dalam melakukan suatu interaksi atau melakukan hubungan dengan
komunitas atau masyarakat luas. Berikut pemaparan peneliti mengenai
komunikasi antar pribadi itu sendiri,
2.3.1
Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi adalah proses penyampaian dan penerimaan
pesan antara pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara
langsung maupun tidak langsung. 9 Pada hakikatnya komunikasi antarpribadi
adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan komunikan. Jenis
9
Suranto Aw. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2001. hal. 5
19
komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau
perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis. 10
2.3.2 Tujuan Komunikasi Antarpribadi
Joseph A. Devito mengemukakan bahwa yang menjadi tujuan terjadinya
komunikasi antarpribadi yaitu :
1. To Learn, artinya untuk membantu mempelajari banyak hal.
2. To Relate, artinya untuk membantu menemukan suatu hubungan mulai dari
persahabatan sampai kepada percintaan.
3. To Play, artinya untuk suatu pembicaraan mengenai kesenangan satu sama
lain.
4. To Help, artinya untuk membantu banyak hal dalam suatu interaksi. 11
Berdasarkan uraian Joseph A Devito diatas, maka dapat disimpulkan
penulis sesuai dengan penelitian yang akan diteliti bahwa komunikasi antarpribadi
akan membangun sebuah hubungan yang efektif, dimana dalam upayanya
komunikasi ini memberikan peluang terhadap komunikator maupun komunikan
untuk saling berbicara.
Dari tujuan tersebut terdapat poin-poin yang menunjukan bahwa
komunikasi antarpribadi ini akan mengubah perilaku dan sikap seseorang.
Komunikasi antarpribadi juga dapat memberikan keseimbangan pada aktivitas
seseorang, baik pada saat melakukan kegiatan yang bersifat formal maupun
informal.
10
Dasrun Hidayat. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012. hal 42
Josep A. Devito. The Interpersonal Communication Book. Thirteenth Edition. New York: by
Pearson Education, Inc. 2013 hlm. 19-20
11
20
Dari uraian yang di jelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
dari komunikasi antarpribadi memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
proses pembentukan diri seseorang dan solidaritas anggota suatu kelompok.
2.3.3
Karakteristik Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi memiliki karakteristik, Judy C. Pearson (S.
Djuarsa Sendjaja, 2002: 2.1) menyebutkan enam karakteristik komunikasi
interpersonal 12, yaitu :
1. Komunikasi interpersonal dimulai dengan diri sendiri (self). Artinya bahwa
segala bentuk proses penafsiran pesan maupun penilaian mengenai orang lain,
berangkat dari diri sendiri.
2. Komunikasi interpersonal bersifat transaksional. Ciri komunikasi seperti ini
terlihat dari kenyataan bahwa komunikasi interpersonal bersifat dinamis,
merupakan pertukaran pesan secara timbal balik dan berkelanjutan.
3. Komunikasi interpersonal menyangkut aspek isi pesan dan hubungan
antarpribadi. Maksudnya bahwa efektivitas komunikasi interpersonal tidak
hanya ditentukan oleh kualitas pesan, melainkan juga ditentukan kadar
hubungan antara individu.
4. Komunikasi interpesonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihakpihak yang berkomunikasi. Dengan kata lain, komunikasi interpersonal akan
lebih efektif manakala antara pihak-pihak yang berkomunikasi itu saling
bertatap muka.
12
Suranto Aw. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2001 hal. 16
21
5. Komunikasi
interpersonal
menempatkan
kedua
belah
pihak
yang
berkomunikasi saling tergantung satu dengan lainnya (interdependensi). Hal
ini mengindikasikan bahwa komunikasi interpersonal melibatkan ranah
emosi, sehingga terdapat saling ketergantungan emosional diantara pihakpihak yang berkomunikasi.
6. Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang. Artinya, ketika
seseorang sudah terlanjur mengucapkan sesuatu kepada orang lain, maka
ucapan itu sudah tidak dapat diubah atau diulang, karena sudah terlanjur
diterima oleh komunikan. Memang kalau seseorang terlanjur melakukan salah
ucap, orang tersebut dapat meminta maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak
berarti menghapus apa yang pernah diucapkan.
2.3.4 Model Komunikasi Antarpribadi
Banyak bentuk komunikasi antarpribadi, namun pada dasarnya komunikasi
antarpribadi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.6 Pola Komunikasi Antarpribadi
Pesan
Pesan
Komunikator
Media
Feed Back
Komunikan
22
Kominikasi antarpribadi memiliki komponen dasar seperti komunikator, pesan,
media, komunikan dan feedback atau umpan balik. Dalam proses komunikasi
antarpribadi terdapat komponen-komponen komunikasi yang secara integrafis
saling berperan sesuai dengan karakteristik komponen itu sendiri sebagai berikut 13
:
1. Komunikator
Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi,
dalam konteks komunikasi antarpribadi komunikator adalah individu yang
menciptakan, memformulasikan, dan menyampaikan pesan.
2. Pesan
seperangkat simbol-simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan
keduanya, yang mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan
kepada pihak lain. Dalam konteks komunikasi, pesan berperan sangat
penting.
3. Media
merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum.
dalam konteks komunikasi antarpribadi, penggunaan media semata-mata
karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan dilakukan komunikasi
secara tatap muka.
13
ibid hal.7
23
4. komunikan
Merupakan orang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi
pesan. Dalam proses komunikasi antarpribadi, penerima bersifat aktif,
selain menerima pesan melakukan pula proses interpretasi dan
memberikan umpan balik atau feedback.
5. feedback
Apa yang telah diputuskan oleh penerima atau komunikan untuk dijadikan
sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon dapat bersifat positif,
netral ataupun negatif. Pada hakikatnya respon merupakan informasi bagi
sumber sehingga ia dapat menilai efektivitas komunikasi untuk selanjutnya
menyesuaikan diri dengan situasi yang ada.
Komunikasi antarpribadi dalam pola diatas dapat dilakukan secara lisan (oral
communication) ataupun tertulis (written communication).
2.3.5
Tahap-tahap dan Efektifitas Komunikasi Antarpribadi
Menurut De Vito dalam bukunya “Komunikasi Antar Manusia” tahap-
tahap hubungan antarpribadi, 14 diantaranya :
1. Kontak
Pada tahap pertama kita membuat kontak. Ada beberapa macam persepsi alat
indra. Anda melihat, mendengar dan membuai seseorang. Menurut beberapa
periset, selama tahap inilah dalam empat menit pertamainteraksi awal anda
memutuskan apakah anda ingin melanjutkan hubungan ini atau tidak.
14
Sasa Djuarsa Sendjaya. Teori Komunikasi. Pusat Penerbitan Terbuka. 2003 hal.239
24
2. Keterlibatan
Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih jauh, ketika kita
mengikatkan diri kita untuk lebih mengenal orang lain dan juga
mengungkapkan diri kita.
3. Keakraban
Pada tahap keakraban, anda mengikat diri anda lebih jauh pada orang lain.
Tahap ini hanya disediakan untuk sedikit orang saja kadang-kadang hanya
satu, kadang-kadang hanya dua, tiga atau empat orang saja. Jarang sekali
orang mempunyai lebih dari empat orang sahabat akrab kecuali tentu dalam
keluarga.
4. Perusakan
Dua tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan ketika ikatan
diantaranya kedua pihak melemah.
5. Pemutusan
Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang melibatkan kedua pihak.
Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung dengan efektif dan juga tidak
efektif. Banyak yang beranggapan bahwa semakin sering kita melakukan
komunikasi antarpribadi, maka semakin baik pula hubungan diantara keduanya.
Hal ini tidak selamanya benar, karena yang menjadi masalah ialah bagaimana kita
melakukan komunikasi tersebut. Komunikasi antarpribadi dapat dikatakan efektif,
apabila memenuhi tiga persyaratan utama, 15 yaitu :
15
Suranto Aw. Op Cit, hal. 77
25
1.
Pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana
dimaksud oleh komunikator.
2.
Ditindak-lanjuti dengan perbuatan secara suka rela.
3.
Meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi.
Komunikasi antarpribadi juga komunikasi yang paling efektif untuk
mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang. Terdapat beberapa macam
efektifitas komunikasi antarpribadi, antara lain 16 :
1.
Keterbukaan (openess), yaitu kemauan menanggapi dengan senang hati
informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi.
Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan
komunikasi antarpribadi yang efektif. Keterbukaan adalah pengungkapan
reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta
memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan
tanggapan kita dimasa kini tersebut.
2.
Empati (Empathy), yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung kondusif apabila komunikator
(pengirim pesan) menunjukkan rasa empati pada komunikan (penerima
pesan). Apabila empati tersebut tumbuh dalam proses komunikasi
antarpribadi, maka suasana hubungan komunikasi akan dapat berkembang
dan tumbuh sikap saling pengertian dan penerimaan.
16
Joseph A. Devito. Komunikasi antar Manusia edisi kelima. Jakarta : Profesional Books. 1997
hal. 259-263
26
3.
Dukungan (Supportiveness), yaitu situasi yang terbuka untuk mendukung
komunikasi
berlangsung
efektif.
Dalam
komunikasi
antarpribadi
diperlukan sikap memberi dukungan dari pihak kommunikator agar
komunikan mau berpatisipasi dalam komunikasi. Hal ini senada
dikemukan Sugiyo (2005:6) dalam komunikasi antarpribadi perlu adanya
suasana yang mendukung atau memotivasi, lebih-lebih dari komunikator.
4.
Rasa positif (Positiveness), yaitu seseorang harus memiliki perasaan dan
sikap positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif
berpatisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi
yang efektif.
5.
Kesetaraan atau kesamaan (Equality), yaitu pengakuan secara diam-diam
bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu
yang penting untuk disumbangkan.
2.3.5
Hubungan Komunikasi Antarpribadi
Seseorang menjalin hubungan dengan orang lain bukanlah sekedar ingin
membangun relasi atau hubungan saja, hubungan interpersonal bukan keadaan
yang pasif , melainkan suatu aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu. Oleh sebab itu dalam komunikasi interpesonal harus adanya
pengembangan hubungan, agar hubungan interpersonal sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai.
Terdapat empat alasan umum dalam pengembangan suatu hubungan, yaitu :
27
1. Mengurangi kesepian
Kontak dengan sesama manusia mengurangi kesepian. Adakalanya kita
mengalami kesepian karena secara fisik kita sendirian.
2. Mendapatkan rangsangan (stimulasi)
Manusia membutuhkan stimulasi. Jika kita tidak meneriam stimulasi, kita
mengalami kemunduran dan bisa mati. Kontak antarmanusia merupakan salah
satu cara terbaik untuk mendapatkan stimulasi ini.
3. Mendapatkan pengetahuan – diri
Sebagian besar melalui kontak dengan sesama manusia kita belajar mengenai
diri kita sendiri. Dalam diskusi tentang kesadaran – diri telah dijelaskan
bahwa kita melihat diri sendiri sebagian melalui mata orang lain.
4. Memaksimalkan kesenangan, meminimalkan penderitaan
Alasan paling umum untuk membina hubungan, dan alasan yang dapat
mencakup semua alasan lainnya, adalah bahwa kita berusaha berhubungan
dengan
manusia
lain
untuk
memaksimalkan
kesenangan
kita
dan
meminimalkan penderitaan kita. 17
2.4 Komunitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia komunitas adalah sebuah
kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya
memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Komunitas berasal dari bahasa latin
17
Joseph A. DeVito. Komunikasi Antar Manusia Edisi kelima. Jakarta: professional books. 1997
hal.245 - 246
28
communitas yang berarti “Kesamaan” kemudian dapat diturunkan dari
“communis” yang berarti “sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”. 18
Komunitas yang berarti kumpulan orang lebih dari 3 orang yang
mempunyai kesamaan hobi (minat dan bakat) untuk mengembangkan potensi
yang terdapat pada setiap individu. Komunitas tidak bersifat mengikat (bebas)
dalam mengekspresikan diri, sementara itu orientasi keberadaan komunitas adalah
tergantung dari untuk apa suatu komunitas itu dibentuk. 19
Pengertian lain komunitas ialah sekelompok orang yang saling peduli satu
sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi
relasi pribadi yang erat antara para anggota komunitas tersebut karena adanya
kesamaan interest atau values. 20
2.5 Seks, Seksual dan Seksualitas
Seks merupakan penamaan fungsi biologis (alat kelamin dan fungsi
reproduksi), sehingga seks hanyalah sebuah penyebutan bagi alat kelamin maupun
fungsi reproduksi tanpa ada hubungannya dengan norma. Seksual merupakan
aktifitas seks yang juga melibatkan organ tubuh lain baik fisik maupun non fisik. 21
Seksualitas sendiri merupakan ungkapan yang muncul pertama kali pada abad ke19. Kata tersebut muncul dalam istilah teknis ilmu biologi dan ilmu hewan pada
permulaan tahun 1800. Pada akhir abad ke-19 kata seksualitas mulai digunakan
18
Hermaway Kertajaya. Karakteristik Entrepreneur. Jakarta : PT. Gramedia Pusaka Utama. 2008
Hal. 21
19
Ilham Akbar. “Pola Komunikasi Antarpribadi Kaum Homoseksual terhadap Komunitasnya di
Kota Serang”. 2011 Hal. 5
20
Hermaway Kertajaya. Op.cit. hal. 20
21
www.iac.or.id, diakses pada tanggal 10 Oktober 2013
29
secara luas dalam sebuah pemaknaan. 22 Seksualitas menyangkut berbagai dimensi
yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, psikologis, dan kultural.
Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat
kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara
optimal organ reproduksi dan dorongan seksual. Seksualitas dari dimensi
psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk
seksual, identitas peran atau jenis, serta bagaimana dinamika aspek-aspek
psikologis (kognisi, emosi, motivasi, perilaku) terhadap seksualitas itu sendiri
Dari dimensi sosial, seksualitas dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam
hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk
pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seksual.
Dimensi kultural menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang
ada di masyarakat Dalam arti lain seksualitas merupakan aspek-aspek terhadap
kehidupan manusia terkait faktor biologis, sosial, politik dan budaya, terkait
dengan seks dan aktifitas seksual yang mempengaruhi individu dalam
masyarakat. 23
22
Anthony Giddens. Transformation of Intimacy : Seksualitas, cinta dan erotisme dalam
masyarakat modern. Jakarta : Fresh Book. 2004 hal. 13
23
www.iac.or.id, diakses pada tanggal 10 Oktober 2013
30
2.6 Homoseksual
Homoseksual telah ada sejak zaman nabi Luth, namun akibat dari gaya
hidup liberal dan sekuler jumlah mereka semakin banyak. Pada tahun 1973,
homoseksualitas oleh Amerika akhirnya dianggap sebagai gaya hidup alternatif
dan bukan sebagai gangguan patologis. 24
2.6.1
Pengertian Homoseksual
Menurut kamus besar bahasa indonesia, homoseksual berarti keadaan
tertarik terhadap orang dari jenis kelamin yang sama. Pengertian homoseksualitas
dapat mengacu pada: 25
1. Orientasi seksual yang ditandai dengan kesukaan seseorang dengan orang lain
yang mempunyai kelamin sejenis secara biologis atau identitas gender yang
sama.
2. Perilaku seksual dengan seseorang dengan gender yang sama tidak peduli
orientasi seksual atau identitas gender.
3. Identitas seksual atau identifikasi diri, yang mungkin dapat mengacu kepada
perilaku homoseksual atau orientasi homoseksual (Wikipedia, 2007).
Dengan demikian, pengertian homoseksual mengacu pada orang-orang
yang memiliki dorongan impuls, preferensi, perilaku seksual dan ketertarikan
secara fisik, emosi dan seksual dengan orang lain yang memiliki jenis kelamin
sama serta orang-orang yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai
homoseksual. Untuk seorang dengan seks laki-laki dinamakan gay sementara
untuk seorang dengan seks perempuan maka dinamakan lesbi.
24
Hasan El-Qusdy. Ketika Anak Bertanya tentang Seks. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. 2012 Hal. 159
25
http://www.psychologymania.com/, diakses pada tanggal 10 Oktober 2013
31
2.6.1.1 Pengertian Gay
Istilah 'Gay' kerap digunakan sebagai penyebutan homoseksual, namun
pada dasarnya 'gay' merupakan jenis gender dalam homoseksual tersebut. Seorang
dengan seks atau gender laki-laki dan menyukai seorang dengan seks atau gender
laki-laki maka ia dinamakan sebagai 'gay'.
2.6.1.2 Pengertian Lesbi
Lesbi merupakan istilah dalam penyebutan pada wanita yang memiliki
orientasi dan perilaku seksual homoseksual. Lesbi merupakan penamaan untuk
kaum homoseksual dengan seks atau gender wanita dengan wanita.
2.6.2
Jenis-jenis Homoseksual
Menurut
Coleman,
dkk
(1980)
dalam
Supraptiknya
(1990)
menggolongkan homoseksualitas ke dalam beberapa jenis yakni: 26
1. Homoseksual tulen yaitu gambaran streotiptik popular tentang laki-laki yang
keperempuan-perempuanan atau sebaliknya perempuan yang kelelaki-lakian.
2. Homoseksual malu-malu yaitu kaum lelaki yang suka mendatangi kamar
mandi yang tidak mampu dan tidak berani menjalin hubungan antarpersonal.
3. Homoseksual tersembunyi yaitu kelompok ini biasanya berasal dari kelas
menengah dan memiliki status sosial yang mereka rasa perlu dengan
menyembunyikan homoseksualitas mereka.
26
http://www.psychologymania.com/, diakses pada tanggal 11 Oktober 2013
32
4. Homoseksual situasional yaitu kelompok yang dapat mendorong orang
mempraktikkan
homoseksualitasnya
tanpa
disertai
komitmen
yang
mendalam.
5. Biseksual yaitu orang yang mempraktikkan baik homoseksualitas maupun
heteroseksualitas sekaligus.
6. Homoseksual
mapan
yaitu
kaum
homoseksual
yang
menerima
homoseksualitas mereka, memenuhi aneka peran kemasyarakatan secara
bertanggung jawab dan mengikatkan diri dengan komunitas homoseksual
setempat.
2.7 Solidaritas
Pengertian solidaritas sosial menurut Paul Johnson, (1986:181) ialah :
solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan/atau
kelompok didasarkan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat
oleh pengalaman emosional bersama. 27
Kemudian pengertian lain dikemukan oleh Emil Durkhaim yang dikutip
oleh Robbert M.Z Lawang (1985:63) bahwa solidaritas adalah keadaan saling
percaya antara para anggota dalam suatu kelompok atau komunitas. Jika
seseorang saling percaya mereka akan satu atau persahabatan, menjadi saling
hormat menghormati, terdorong untuk bertanggung jawab dan memperhatikan
kepentingan sesamanya. 28
27
28
Elisabeth Koes Soedijati. “Solidaritas dan Masalah Sosial Kelompok Waria”. 1995 hal. 8
Ibid
33
Sedangkan Soerjono Soekanto (1987:68-69) mengatakan : “solidaritas
sosial merupakan kohesi yang ada antara anggota suatu asosiasi, kelompok, kelas
sosial, atau kasta, dan diantara perlbagai pribadi, kelompok, maupun kelas-kelas
membentuk masyarakat atau bagian-bagiannya.” Solidaritas ini menghasilkan
persamaan, saling ketergantungan, dan pengalaman yang sama, merupakan unsur
pengikat bagi unit-unit kolektif seperti keluarga, kelompok dan komunitas
tertentu. 29
2.8.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Solidaritas
Faktor sosial yang mempengaruhi solidaritas adalah taraf proses dan
kuatnya pengaruh dari :
1. Lingkungan
2. Okupasi
3. Bentuk-bentuk asosiasi
4. Mobilitas, taraf perubahan sosial
5. Komposisi etnis
6. Latar belakang kebudayaan populasi
Sorokin, zimerman, dan Galpin , dalam Soerjono Soekanto (1987: 72-73)
menekankan bahwa suatu kelompok sosial yang sebenarnya hanya ada apabila
hidup dan berfungsi sebagai suatu kesatuan. Kesatuan itu timbul bila anggotanya
29
Ibid, hlm 9
34
terikat oleh unsur kebersamaan tertentu yang mengakibatkan
adanya saling
ketergantungan, rasa bersatu, solidaritas dan adanya kepentingan bersama. 30
2.8.2
Jenis-jenis Solidaritas
Soerjono soekanto (1987:69-70) menyebutkan ada 2 tipe solidaritas sosial
yang mendasar, yaitu :
1. Dilandaskan pada persamaan
Kohesi yang timbul karena persamaan ras, kerabat, bahasa, tempat tinggal,
kepercayaan, politik, agama, pengalaman, dan ciri-ciri timbul secara serta
merta.tipe solidaritas ini dinamakan solidaritas mekanis, dimana tipe
solidaritas ini sangat penting bagi kelompok kecil yang terisolasi, homogen
dan statis.
2. Didasarkan pada perbedaan sebagai kurang mandirinya berbagai bagian dari
masyarakat
Solidaritas ini dinamakan solidaritas organik, yang didasarkan pada
perbedaan.
Pembedaan antara solidaritas mekanik dan organik merupakan salah stau
sumbangan Durkheim yang paling terkenal. Durkheim membedakan solidaritas
menjadi dua, yaitu :
30
Ibid, hlm. 10
35
1. Solidaritas organik
Sebaliknya, solidaritas organis dibentuk karena semakin banyak dan
beragamnya pembagian kerja. Sehingga pembagian kerja tersebut membuat
spesialisasi pekerjaan di dalam masyarakat yang menyebabkan kesadaran
kolektif
menjadi
menurun.
Semua
kegiatan
berspesialisasi
mereka
berhubungan dan saling tergantung satu sama lain, sehingga sistem tersebut
membentuk solidaritas menyeluruh yang berfungsi didasarkan pada saling
ketergantungan.
2. Solidaritas mekanik
Solidaritas mekanis dibentuk oleh masyarkat yang masih memiliki
kesadaran kolektif yang sangat tinggi, kepercayaan yang sama, cita-cita dan
komitmen moral. Masyarakat yang menggunakan solidaritas mekanis, mereka
melakukan aktifitas yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama.
perbedaan antara solidaritas mekanik dan organik menurut Durkheim dapat dilihat
pada tabel 2.1 berikut :
36
Tabel 2.1 Perbedaan Solidaritas Mekanik dan Organik
Solidaritas mekanik:
Solidaritas organik:
•
Pembagian kerja rendah
•
Pembagian kerja tinggi
•
Kesadaran kolektif kuat
•
Kesadaran kolektif lemah
•
Hukum represif dominan
•
Hukum restitutif dominan
•
Individualitas rendah
•
Individualitas tinggi
•
Konsensus
•
Konsensus pada nilai-nilai abstrak dan
terhadap
pola-pola
normatif itu penting
•
Keterlibatan
komunitas
umum itu penting
dalam
•
menghukum orang yang menyimpang
•
Secara relatif saling ketergantungan
Bersifat primitif atau pedesaan
kontrol
sosial
yang
menghukum orang yang menyimpang
•
itu rendah
•
Badan-badan
Secara relatif saling ketergantungan
itu tinggi
•
Bersifat industrial atau perkotaan
Dalam mastarakat mekanik pembagian kerja hampir tidak terjadi, seluruh
kehidupan dipusatkan pada sosok kepala suku.pengelolaan kepentingan kehidupan
sosial bersifat personal, keterikatan sosial terjadi karena kepatuhan terhadap nilainilai tradisional yang dianut oleh masyarakat.
Kesadaran kolektif yang dipraktekkan masyarakat dalam bentuk
kepercayaan dan sentimen total diantara para warga masyarakat sangat kuat.
individu dalam masyarakat seperti ini cenderung homogen dalam banyak hal,
keseragaman tersebut berlangsung dalam seluruh aspek kehidupan.
37
Durkheim menghubungkan jenis solidaritas pada suatu masyarakat
tertentu dengan dominasi dari suatu sistem hukum. Ia menemukan bahwa
masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hukum seringkali bersifat represif:
pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan terkena hukuman, dan hal
itu akan membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh kejahatan itu; hukuman
itu bertindak lebih untuk mempertahankan keutuhan kesadaran. hukum-hukum ini
mendefinisikan setiap perilaku penyimpangan sebagai sesuatu yang jahat, yang
mengancam kesadaran kolektif masyarakat. sanksi dalam masyarakat dengan
solidaritas mekanik tidak dimaksudkan sebagai suatu proses yang rasional. sanksi
atau hukuman yang dikenakan kepada orang yang menyimpang dari keteraturan,
tidak lain merupakan bentuk atau wujud kemarahan kolektif masyarakat terhadap
tindakan individu tersebut.
Individu meleburkan diri dalam kebersamaan, individu melibatkan diri
secara penuh dalam kebersamaan pada masyarakat hingga tidak terbayang bahwa
hidup mereka masih berarti atau dapat berlangsung, apabila salah satu aspek
kehidupan diceraikan dari kebersamaan.
Konsensus terhadap nilai-nilai normatif yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat setempat, normatif ini sebagai peraturan yang biasa dianut.
Dalam menghukum orang menyimpang, setiap individu berperan dalam
ikut serta pemberian sanksi terhadap orang yang memiliki kesalahan atau
penyimpangan terhadap normatif maupun kesadaran kolektif tersebut.
38
Tidak bergantung pada orang lain berarti setiap individu akan bersikap
mandiri, dapat mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan pembagian kerja tanpa
harus ada yang membantu setiap saat.
Bersifat primitif atau pedesaan yang berarti hubungan antar individu lebih
mendalam atau kekeluargaannya tinggi.
Download