12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan dilaksanakan pada bulan Maret sampai September 2011 di Kebun Percobaan Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB Tajur Bogor yang terletak pada ketinggian 250 m dpl. Tanaman pepaya yang digunakan untuk penelitian ditanam pada tanggal 28 Mei 2011 dengan jarak tanam 2 m x 2.5 m. Curah hujan rata-rata pada bulan Mei sampai dengan September 2011 adalah 146.3 mm dengan suhu udara rata-rata 25.7ºC dan kelembaban udara sebesar 77.8% (BMKG, 2011). Data iklim selama penelitian dapat dilihat pada Lampiran 4. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga genotipe pepaya hibrida yaitu IPB 9 x IPB 1, IPB 9 x IPB 3, dan IPB 3 x IPB 9; serta tiga genotipe tetuanya yaitu IPB 1, IPB 3, dan IPB 9; media tanam, pupuk Urea, KCl, SP 36, dan pestisida. Benih diperoleh dari Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB. Alat yang digunakan yaitu tray semai, polybag 10 cm x 15 cm, meteran/penggaris, jangka sorong, Color Chart (Exclusively for Training Program of Variety Protection Center), alat penyiraman, ember, cangkul, kored, cutter, label dan alat tulis. Metode Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karakter kuantitatif dan kualitatif dari tiga genotipe hibrida dan tiga genotipe tetua pada fase vegetatif. Percobaan menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan perlakuan enam genotipe pepaya. Ulangan dilakukan sebanyak enam kali, sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari sepuluh tanaman dan diambil lima tanaman contoh yang representatif. Model linier aditif yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Yij = µ + αi + βj + εij 13 Keterangan : Yij = nilai pengamatan pada ulangan ke-j yang memperoleh faktor ke-i µ = nilai rataan umum αi = pengaruh aditif dari taraf ke-i faktor genotipe βj = pengaruh aditif pada ulangan ke-j εij = galat percobaan i = 1, 2, 3, 4, 5, 6 (genotipe) j = 1, 2, 3, 4, 5, 6 (ulangan) Analisis Data 1. Analisis Keragaman Data dianalisis dengan uji F dan DMRT (Duncan's Multiple Range Test) pada taraf 5%. 2. Analisis Nilai Korelasi Analisis nilai korelasi dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan antar karakter terutama tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang petiol, panjang daun, lebar daun, tinggi kedudukan bunga pertama, dan waktu berbunga pertama. Analisis nilai korelasi dilakukan dengan menggunakan Software SAS 9.1.3 pada taraf nyata 5%. 3. Pendugaan Nilai Heterosis dan Heterobeltiosis Pendugaan nilai heterosis dan nilai heterobeltiosis hibrida dianalisis mengacu pada hasil penelitian Magandhi et al. (2005). Nilai heterosis dianalisis berdasarkan nilai tengah kedua tetuanya (mid parent heterosis), sedangkan nilai heterobeltiosis dianalisis berdasarkan nilai tengah tetua terbaik (best parent), sebagai berikut: Heterosis = {(µF1 – µMP)/µMP} x 100% Heterobeltiosis = {(µF1 – µBP)/µBP} x 100% Keterangan: µF1 = Nilai tengah progeni µBP = Nilai tengah tetua terbaik µMP = Nilai tengah kedua tetua {(P1+P2)/2} 14 Pelaksanaan Penelitian Kegiatan penelitian mencakup persiapan media tanam, persemaian dan pemindahan bibit ke polybag, persiapan lahan dan pemindahan bibit ke lapangan, pemeliharaan serta pengamatan. Persiapan media tanam Media tanam untuk pembibitan adalah media tanam yang digunakan untuk pembibitan pepaya yaitu campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir dengan perbandingan 2:1:1 (Sujiprihati dan Suketi, 2009). Media tanam dimasukkan ke dalam tray persemaian. Persemaian dan pemindahan bibit ke polybag Benih direndam dalam air hangat (suhu sekitar 40ºC) yang dicampur dengan Atonik dengan konsentrasi 1 cc/l selama 30 menit sebelum disemai. Atonik merupakan zat pengatur tumbuh sintetik yang dibangun dari bahan aktif Natrium senyawa fenol. Ion Na+ berfungsi sebagai karier metabolit dalam proses metabolisme dan mampu menggantikan sebagian fungsi ion K+. Benih ditanam sebanyak dua butir per lubang di dalam tray semai. Persemaian dijaga selalu dalam kondisi lembab. Bibit semaian dipindahkan beserta dengan media tanamnya ke dalam polybag ukuran 10 cm x 15 cm dilakukan pada saat daun sejati sudah muncul dua sampai tiga helai. Persiapan lahan dan pemindahan bibit ke lapangan Persiapan lahan mencakup pembersihan lahan dari gulma, pembuatan bedeng, pengajiran, dan pembuatan lubang tanam. Lahan penanaman dibuat dalam bentuk bedengan dengan panjang yang disesuaikan dengan kondisi lahan. Lebar bedengan dibuat sebesar 1.5 m dan tinggi antara 30-40 cm. Jarak antara bedengan 0.5-1 m (Sujiprihati dan Suketi, 2009). Jarak tanam yang digunakan yaitu 2 m x 2.5 m. Di atas bedengan dibuat lubang tanam berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm (Kalie, 1999). Tanah lapisan atas yang mengandung humus dan unsur hara yang lebih banyak dipisahkan dengan tanah lapisan bawah saat pembuatan lubang tanam. Pupuk kandang diberikan ± 2 minggu sebelum penanaman dengan dosis 15-25 ton/ha. Lubang tanam dibiarkan terbuka dan terpapar sinar matahari selama 2 minggu (Sujiprihati dan Suketi, 2009). 15 Pemindahan bibit ke lapangan dilakukan pada saat tanaman umur 1.5 bulan dengan tinggi tanaman ± 15-20 cm. Pemeliharaan Pemeliharaan mulai dilakukan saat bibit di persemaian dan ketika bibit sudah di lapangan. Kegiatan pemeliharaan di lapangan terdiri atas pengairan, penyiangan gulma, pengendalian hama dan penyakit, serta pemberian pupuk dasar serta pupuk susulan sesuai standar Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB. Pupuk dasar yang diberikan pada saat pindah tanam ke lapangan terdiri dari 100 g Urea/tanaman, 150 g KCl/tanaman, dan 150 g SP-36/tanaman dicampur dengan tanah lapisan atas. Kegiatan sanitasi yang dilakukan diantaranya pembumbunan, penyiangan gulma, pemupukan, dan membuang bagian tanaman yang terserang penyakit. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan gulma. Penyiangan gulma dilakukan setiap minggu secara manual. Pengamatan Penelitian dilaksanakan dengan melakukan pengamatan kondisi umum kebun dan pengamatan terhadap tanaman yang diuji. Pengamatan yang dilakukan adalah karakter kuantitatif yang dimulai saat muncul kecambah hingga saat bunga pertama muncul, peubah generatif yang dimulai dari waktu berbunga pertama hingga ekspresi seks, dan karakter kualitatif yaitu warna petiol tanaman pepaya dan penampilan daun. Karakter yang diamati antara lain: Pengamatan perkecambahan 1. Daya berkecambah. Pengamatan pertumbuhan bibit di polybag 1. Tinggi bibit. 2. Jumlah daun bibit. Pengamatan pertumbuhan bibit di lapangan 1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari permukaan tanah sampai titik tumbuh. 2. Jumlah daun yang telah sempurna. 3. Diameter batang (cm), diukur pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah. 4. Panjang petiol (cm), diukur dari pangkal hingga ujung tangkai daun. 16 5. Warna petiol, diukur dengan menggunakan Color Chart (Exclusively for Training Program of Variety Protection Center). Petiol yang diukur adalah petiol dari daun kesepuluh yang dihitung dari ujung batang. 6. Panjang daun (cm), diukur pada jari tengah tulang daun. Daun yang diukur adalah tiga daun tertua. 7. Lebar daun (cm), diukur pada bagian daun terlebar. 8. Waktu berbunga pertama. 9. Tinggi kedudukan bunga pertama (cm), diukur dari permukaan tanah. 10. Persentase ekspresi seks tanaman pepaya, dihitung dengan cara membagi jumlah tanaman jantan, betina, atau hermafrodit dalam setiap genotipe dengan jumlah total masing-masing dikalikan 100%.