Gambar 2 Grafik Penerimaan Pajak Hotel Kota Batu Tahun

advertisement
ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL SEBAGAI PENINGKATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
(Studi Pada Penerimaan Pajak Hotel di Kota Batu)
Irma Afrina Masniari Hutagaol
Mochammad Al Musadieq
Tri Henri Sasetiadi
PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
[email protected]
ABSTRACT
Background of this study are to determine the percentage of hotel tax, hotel tax contributions, efectivenees hotel tax
and hotel tax growth rate of the original income. Researchers hope to provide benefits for the city government,
especially the Department of Revenue Batu. Based on the results of this study concludes that Contributions are
produced with an average percentage of the admission revenue is at 11.42%. Contribution resulting from the average
are classified in the ratio from 10.00 to 20.00 group of the less. Effectiveness of hotel tax revenue each year from 20102014 to PAD always increased and reached the category of very effective. The rate of growth of hotel tax revenue to
the Local Revenue five (5) consecutive years from 2010-2014 has increased very significantly.
Keyword: Increased income areas, the effectiveness, contribution of tax hotel revenue generated, and the
rate of growth.
ABSTRAK
Studi latar belakang penelitian ini dilakukan untuk menentukan persentase pajak hotel, kontribusi pajak hotel, pajak
hotel dan efectivenees tingkat pertumbuhan pajak hotel dari pendapatan asli. Para peneliti berharap dapat memberikan
manfaat bagi pemerintah kota, khususnya Dinas Pendapatan Batu. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa Kontribusi diproduksi dengan persentase rata-rata pendapatan tiket masuk di 11,42%. Kontribusi yang
dihasilkan dari rata-rata diklasifikasikan dalam rasio 10,00-20,00 termasuk dalam kriteria kurang. Efektivitas
penerimaan pajak hotel setiap tahun dari 2010-2014 untuk PAD selalu meningkat dan mencapai kategori sangat
efektif. Laju pertumbuhan penerimaan pajak hotel ke Pendapatan Daerah lima (5) tahun berturut-turut 2010-2014
mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Kata Kunci : Daerah Peningkatan pendapatan, efektivitas, kontribusi pendapatan hotel pajak yang
dihasilkan, dan tingkat pertumbuhan.
PENDAHULUAN
Negara Indonesia menyelenggarakan
pemerintah dan pembangunan nasional dalam
mencapai masyarakat yang adil, makmur. Dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara
Republik Indonesia di bagi atas provinsi,
kabupaten dan kota. Pada tiap-tiap daerah
mempunyai hak dan kewajiban dalam mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan
kepada masyarakat.
Pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan negara yang mempunyai peranan
penting dalam pembangunan dilaksanakan
secara terus-menerus dan berkesinambungan.
Ditinjau dari fungsinya pajak mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan
fungsi negara/pemerintahan, baik dalam fungsi
alokasi, destribusi, stabilisasi, regulasi maupun
kombinasi antara keempatnya. fungsi tersebut
dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya
menurut (Rosdiana & Tarigan 2005:39).
Tabel 1 Target dan Realisasi Penerimaan Asli Daerah
tahun Anggaran 2010-2014
Tahun
Target
Realisasi
Penerimaan PAD
Penerimaan PAD
2010-2014
2010-2014
(Rupiah)
(Rupiah)
30.000.000.000,00
17.735.602.953,95
2010
30.000.000.000,00
30.257.308.053,14
2011
33.200.000.000,00
38.794.059.670,38
2012
50.795.502.612,24
59.670.241.826,89
2013
72.260.056.000,00
78.288.195.526,24
2014
Sumber : Data Dinas Pendapatan Kota Batu (2015)
20000
15000
10000
5000
0
target
realisasi
Gambar 2 Grafik Penerimaan Pajak Hotel Kota
Batu Tahun Anggaran 2010-2014
Sumber : Data Dinas Pendapatan Kota Batu (2015)
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|
perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
1
Berdasarkan Grafik diatas tentang
penerimaan pajak hotel di Kota batu, di ketahui
dalam tahun 2010-2014 terjadi peningkatan
setiap tahunnya, tetapi pada tahun 2010
pencapaian
realisasi
dari
target
yang
dianggarkan tidak tercapai, realisasi yang
diperoleh pajak hotel lebih rendah dari target
yang dianggarkan pemerintah Kota Batu. Pada
tahun 2011 sampai tahun 2014 mengalami
peningkatan secara signifikan. Peningkatan
penerimaan
dari
sektor
pajak
akan
mengakibatkan bertambahnya sumber pendapatan daerah Kota Batu. Melihat perkembangan
pajak hotel belakangan ini dapat dikatakan
bahwa pajak daerah merupakan salah satu
sumber Pendapatan Asli Daerah yang potensial
untuk ditingkatkan jumlah penerima-annya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian penerimaan pajak hotel yang khususnya
dilakukan Dispenda Kota Batu sebagai sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Maka penelitian
ini mengambil judul :“ANALISIS EFEKTIVITAS
PENERIMAAN PAJAK HOTEL SEBAGAI
PENINGKATAN
PENDAPATAN
ASLI
DAERAH”.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Perpajakan
a. Pengertian Pajak
Pajak adalah “iuran rakyat pada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum” Soemitro dalam
Mardiasmo (2011: 1).
b. Fungsi Pajak
Pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur
dengan Undang-undang. (Pasal 23A UUD
1945). Hal ini memiliki arti dahwa di Indonesia
suatu pugutan harus berdasarkan Undangundang, yang lebih lanjut berarti harus
mendapatkan persetujuan lebih dahulu dari
DPR. Pajak memiliki fungsi sebagai berikut
menurut (Mardiasmo, 2008 : 1):
a.
b.
Fungsi penerimaan (butgetair)
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah
untuk
membiayai
pen-geluaranpengeluarannya.
Fungsi mengatur (regulered)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam
bidang sosial dan ekonomi, artinya pajak
dapat digunakan pemerintah sebagai alat
untuk menjalankan perannya. Peran
pemerintah dalam arti luas adalah
mengatur
kegiatan
prosedur
dan
konsumen mencapai tujuan masingmasing.
c.
Jenis Pengaplikasian Pajak
Dalam hukum pajak terdapat pengklasifikasian jenis-jenis pajak, yang dibagi menjadi
golongan-golongan besar menurut (Tachjan
2009:5).
Pengklasifikasian
pajak
yang
dibedakan berdasarkan golongan, sifat dan
lembaga pemungutan sebagai berikut:
a. Menurut Golongan
Menurut golongan pajak dibagi menjadi:
1. Pajak langsung
2. Pajak tidak langsung
b. Menurut Sifatnya
1. Pajak subjektif (bersifat perorangan)
2. Pajak objektif (besifat kebendaan)
Menurut lembaga pemungut pajak dibagi
menjadi :
1. Pajak Pusat
Pajak pusat merupakan pajak yang harus
dipungut oleh pemerintah pusat yang
menyelenggarakannya dilaksanakan oleh
Kementerian Keuangan dan hasilnya akan
digunakan untuk pembiayaan rumah
tangga negara pada umumnya.
2. Pajak daerah
Pajak daerah merupakan pajak yang
dipungut oleh pemerintah daerah seperti
provinsi, kabupaten, maupun kotamadya
berdasarkan peraturan daerah masingmasing dan hasilnya untuk pembiayaan
rumah tangga masing-masing daerah.
1.
a.
Pajak Hotel
Objek Pajak Hotel
Objek Pajak Hotel adalah pelayanan
yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk pelayanan sebagaimana di
bawah ini yang disediakan hotel dengan
pembayaran termasuk (Sunarto, 2005 : 33):
a. Fasilitas penginapan atas fasilitas
tinggal
jangka
pendek.
Dalam
pengertian
rumah
penginapan
termasuk rumah kos dengan jumlah
kamar sepuluh atau lebih yang
menyediakan fasilitas seperti rumah
penginapan. Fasilitas penginapan/fasilitas tinggal jangka pendek antara
lain : gubuk pariwisata (cottage), motel,
wisma
pariwisata,
pesanggrahan
(hostel),
losmen,
dan
rumah
penginapan menurut .
b. Fasilitas olahraga dan hiburan yang
disediakan khusus untuk tamu hotel,
bukan untuk umum. Fasilitas olahraga
dan hiburan dan antara lain pusat
kebugaran (fitness center), kolam
renang, tenis, golf karaoke, pub,
diskotik, yang disediakan atau dikelola
hotel.
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|
perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
2
b. Dasar
Pengenaan,
Tarif,
Cara
Penghitungan Pajak Hotel
Dasar Pengenaan Pajak Hotel
Menurut
(Sunarto,
2005:36)
dasar
pengenaan
Pajak
Hotel
yakni
jumlah
pembayaran yang dilakukan kepada hotel. Jika
pembayaran dipengaruhi oleh hubungan
istimewa, harga jual atau penggantian dihitung
atas dasar harga pasar wajar pada saat
pemakaian jasa hotel, baik langsung atau tidak
langsung, berada dibawah pemilik atau
penguasaan orang pribadi atau badan yang
sama.
1. Tarif Pajak Hotel
Tarif pajak Hotel menurut (Sunarto, 2005 :
b.
Data target dan realisasi penerimaan
PAD Kota Batu tahun 2011-2014.
c. Data wajib pajak hotel Kota Batu tahun
2011-2014.
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data
yang digunakan adalah metode time series.
Metode analisis data yang digunakan dalam
menganalisis
setiap
aspek-aspek
yang
dibutuhkan yaitu statistik deskriptif kuantitatif,
kontribusi, tingkat efektivitas.
1. Analisis Statistik Deskriptif Kuantitatif
2. Analisis Kontribusi
𝑃𝑠 =
𝑋𝑛
𝑌𝑛
𝑃𝑠 =
x 100%
𝑋𝑛
𝑍𝑛
x 100%
36) ditetapkan paling tinggi sebesar 10% dan
ditetapkan
dengan
peraturan
daerah
kabupaten/kota Batu dengan kondisi masingmasing
daerah
kabupaten/kota.
Dengan
demikian, setiap daerah kabupaten/kota diberi
kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif
pajak
yang
mungkin
berbeda
dengan
kabupaten/kota lainnya, asal tidak lebih dari
10%.
2.
Perhitungan Pajak Hotel
Besarnya pokok Pajak Hotel menurut
(Sunarto, 2005 : 36) yang terutang dihitung
dengan cara mengalikan tarif pajak dengan
dasar pengenaan pajak. Secara umum
perhitungan Pajak Hotel adalah sesuai dengan
rumus berikut :
Tabel 2 Rumus Penghitungan Pajak Hotel
Pajak Terutang
= Tarif Pajak x Dasar
Pengenaan Pajak
= Tarif Pajak x Jumlah
Pembayaran yang
Dilakukan Kepada Hotel
Sumber : (Sunarto, 2005 : 36).
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian yang ditetapkan, jenis
penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif.
Penelitian
deskriptif
yaitu
mendiskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku,
dimana yang didalamnya terdapat upaya
deskripsikan,
mencatat,
analisis
dan
menginterprestasikan kondisi-kondisi yang
sekarang ini terjadi atau ada (Mardalis, 2008 :26).
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data (Sugiyono, 2008:224) Teknik
yang dilakukan adalah :
1. Wawancara
2. Dokumentasi
a. Data target dan realisasi penerimaan pajak
hotel 2011-2014.
Sumber : (Halim, 2004:163).
3. Analisis Tingkat Efektifitas
Efektifitas menurut Mardiasmo (2004 :134)
adalah mengukur hubungan antar hasil
pungutan suatu pajak dengan potensi pajak itu
sendiri. Sedangkan efektivitas pajak hotel adalah
mengukur potensi yang diperoleh atau
dihasilkan pajak hotel.
Tabel 3 Efektifitas Pajak Hotel
Realisasi penerimaan pajak
hotel Efektifitas pajak hotel = target penerimaan
pajak ℎ𝑜𝑡𝑒𝑙
4. Analisis Laju Pertumbuhan
Sumber : (Mardiasmo, 2004 :134).
4. Analisis Laju Pertumbuhan
Perhitungan laju pertumbuhan penerimaan
pajak hotel dapat menggunakan rumus
sebagai berikut (Arsyad, 2004 : 17) :
GX =
𝑋𝑡 –𝑋 (𝑡 −1 )
𝑋 (𝑡−1 )
x 100%
Keterangan :
GX : Laju pertumbuhan pajak hotel pertahun
Xt : Realisasi penerimaan pajak hotel pada
tahun tertentu
X (t – 1): Realisasi penerimaan pajak hotel
pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan laju pertumbuhan penerimaan
pajak hotel dapat diketahui sejauh mana
perkembangan pajak hotel berdasarkan
presentasi yang diketahui.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyajian Data
Penerimaan Pajak Hotel Kota Batu Tahun
Anggaran 2010-2014
Tabel 4 Data Target dan Realisasi Komponen Pajak
Hotel Kota Batu Tahun Anggaran 2010-2014
Tahun
2010
2011
2012
2013
Target
Penerimaan
Pajak Hotel
(Rupiah)
4.000.000.000,00
3.000.000.000,00
4.300.000.000,00
5.359.000.000,00
Realisasi
Penerimaan
Pajak Hotel
(Rupiah)
2.674.675.976,00
3.365.076.772,00
5.244.491.392,00
6.592.700.658,00
Persen
tase
(%)
66,87
112,17
121,96
123,02
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|
perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
3
2014
9.025.000.000,00
Rata-rata
14.390.391.081,00
159,45
116,69
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Batu (2015)
Tabel 5 Laju Pertumbuhan Pajak Hotel dari
Tahun 2010-2014
2010
Realisasi
Penerimaan
Pajak Hotel
(Rupiah)
2.674.675.976,00
2011
3.365.076.772,00
690.400.796,00
25,81%
2012
5.244.491.392,00
1.879.414.620,00
55,85%
2013
6.592.700.658,00
1.348.209.266,00
25,70%
2014
14.390.391.081,00
7.797.690.423,00
118,27%
Ratarata
32.267.335.879,00
11.715.715.105,00
45,12%
Tahun
Analisis Data
Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel
Terhadap Pajak Daerah Kota Batu Tahun
Anggaran 2010-2014
Kontribusi pajak hotel terhadap pajak
daerah di Kota Batu pada tahun 2010 mencapai
28,06%. Tahun 2011 kontribusi pajak hotel
terhadap pajak daerah di Kota Batu hanya
mencapai 17,34%. Besar kontribusi pajak hotel
terhadap pajak daerah Kota Batu tahun 2012
mencapai 18,60%. Pada tahun 2013 terjadi
penurunan yang hanya mencapai 14,69% ini
dikarenakan penerimaan pajak daerah jauh lebih
tinggi dari penerimaan pajak hotel sehingga
menghasilkan kontribusi yang lebih kecil. Pada
tahun 2014 penerimaan pajak hotel mengalami
peningkatan tertinggi dalam kurun waktu 5
(lima) tahun yaitu antara tahun 2010-2014 maka
hal ini memberikan pengaruh yang cukup pada
penerimaan daerah Kota Batu yaitu mencapai
22,91%. Rata-rata realisasi penerimaan pajak
hotel terhadap realisasi penerimaan pajak daerah
memeberikan kontribusi sebesar 15,58%. 5 (lima)
tahun terakhir dari 2010-2014 dari hasil rata-rata
hanya dapat memberikan kontribusi yang
kurang .
Analisis Efektifitas Pajak Hotel Kota Batu
Tahun Anggaran 2010-2014
Tingkat persentase efektivitasnya dari
tahun 2010 kurang efektif karena masih dibawah
100%, tetapi pada tahun berikutnya 2011-2014
hasilnya sangat efektif berada diatas 100%.
Persentase tertinggi ada pada tahun 2014 dan
persentase terendah ada pada tahun 2010.
Berdasarkan rata-rata efektivitas penerimaan
pajak hotel periode tahun 2010-2014 mencapai
116,69%, besar rata-rata tingkat efektifitas
tersebut berada pada kriteria sangat efektif. Hal
ini membuktikan pemerintah Kota Batu mampu
melaksanakan pemungutan pajak hotel secara
efektif.
Analisis Laju Pertumbuhan Pajak Hotel Kota Batu
Tahun Anggaran 2010-2014
20000
15000
10000
5000
0
target
realisasi
Gambar 3 Perkembangan Penerimaan Pajak Hotel
tahun 2010-2014
Sumber : Data Diolah (2015)
Perubahan
(Rupiah)
Persenta
se
(%)
0
Sumber : Data Diolah (2015)
Laju pertumbuhan dalam kurun waktu 5
(lima) tahun ini mengalami fluktuatif. Dari tahun
2010 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan
yaitu dari persentase 0,00%, 25,81% hingga
55,85%, tetapi pada tahun 2013 mengalami
penurunan menjadi 27,70%. Hasil dari laju
pertumbuhan ini tidak mempengaruhi target
yang dianggarkan tetap tercapai. Laju
pertumbuhan yang paling tinggi yaitu dapat
dicapai pada tahun 2014 sebesar 118,27%. Dari
hasil lajur pertumbuhan pajak hotel dapat
dihasilkan rata-ratanya yaitu sebesar 45,12%.
Hasil yang diraih pajak hotel setiap tahunnya
memberikan pengaruh baik untuk membangun
bagi Kota Batu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan realisasi penerimaan pajak
hotel dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
periode 2010-2014 maka rata-rata penerimaan pajak hotel terhadap PAD adalah sebesar
Rp
5.134.927.044,20
dan
realisasi
penerimaan
PAD
sebesar
Rp
44.949.081606,00 dari hasil tersebut kontribusi yang dihasilkan dengan persentase
terhadap penerimaan PAD adalah sebesar
11,42%. Kontribusi yang dihasilkan dari
rata-rata tersebut tergolong pada rasio
10,00-20,00 masuk dalam kriteria kurang.
2. Berdasarkan rata-rata efektivitas yang
dinilai dari kriteria efektif, penerimaan
pajak hotel periode tahun 2010-2014
mencapai lebih dari 100% dengan hasil yang
diperoleh 116,69%, besar rata-rata tingkat
efektifitas tersebut berada pada kriteria
sangat efektif. Periode tahun 2010-2014
menjadi bukti bahwa Pemerintah Kota Batu
mampu melaksanakan kinerja yang sangat
baik.
3. Laju pertumbuhan dalam kurun waktu 5
(lima) tahun ini mengalami fluktuatif. Dari
tahun 2010 hingga tahun 2012 mengalami
peningkatan yaitu dari persentase 0,00%,
25,81% hingga 55,85%, tetapi pada tahun
2013 mengalami penurunan menjadi
27,70%. Hasil dari lajur pertumbuhan ini
tidak mempengaruhi target yang dianggarkan tetap tercapai. Laju pertumbuhan yang
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|
perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
4
paling tinggi yaitu dapat dicapai pada tahun
2014 sebesar 118,27%.
Saran
1. Penggalian potensi secara maksimal Bagi
Pemerintah Daerah dalam hal Dinas
Pendapatan Asli Derah (Dispenda) Kota
Batu ini harus melakukan pendataan ulang
terhadap wajib pajak dan objek pajak hotel
untuk dijadikan sebagai wajib pajak baru.
Memperketat pengenaan sanksi administrasi bagi wajib pajak yang melakukan
pelanggaran pajak, karena sanksi ini lebih
efektif untuk mengurangi tunggakan pajak
hotel. Agar dapat mengurangi masalah
ketergantungan pemerintah daerah yang
besar terhadap Dana Alokasi Umum, maka
pemerintah daerah diharapkan dapat terus
menggali sumber-sumber pendapatan dari
pajak daerah dengan terus mengoptimalkan pemberdayaan sumberdaya yang
dimiliki, untuk dapat meningkatkan pendapatan daerah, baik secara intensifikasi
maupun ekstensifikasi sehingga ketergantungan pemerintah daerah terhadap Dana
Alokasi Umum lebih kecil dan diharapkan
pemerintah daerah berkonsentrasi terhadap
pelaksanaan otonomi daerah yang akan
mewujudkan kemandirian daerah.
2. Meningkatkan kerjasama dengan instansi
lain (pihak ketiga) berguna untuk
mendapatkan data mengenai potensi wajib
pajak hotel baru. Dinas Pendapatkan dapat
melakukan kerjasama dengan Dinas
Perijinan Kota Batu, karena untuk memulai
suatu usaha perhotelan harus memiliki ijin
dari Dinas Perijinan.
3. Meningkatkan pengawasan terhadap wajib
pajak hotel dengan cara monitoringevaluasi-cek lapangan. Misalnya dengan
cara
pengecekan
pembukuan
yang
dilakukan oleh pengelola hotel agar tidak
ada manipulasi data yang dilaukan wajib
pajak.
4. Pemerintah Kota Batu perlu memberikan
dukungan berupa pemberian fasilitasfasilitas pendukung keberadaan hotel yang
ada dan memberikan pedoman jalan yang
jelas digunakan untuk mempermudah
dalam mengakses tempat penginapan.
5. Dinas Pendapatan Daerah disarankan untuk
meningkatkan
frekuensiannya
dalam
melakukan sosialisasi mengenai pajak
daerah serta perundang-undangan kepada
wajib
pajak
untuk
meningkatkan
pemahaman, kepatuhan, serta kesadaran
akan pentingnya pajak hotel, hal ini dapat
memaksimalkan penerimaan pajak hotel
ditahun-tahun berikutnya sehingga tercipta
laju pertumbuhan penerimaan pajak yang
positif.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Lincolin. 2004 . “Ekonomi Pembanguan”.
STIE YKPN. Yogyakarta.
Badan Pusat Statistika. 2015 .Luas Kecamatan
dan Jumlah Penduduk, Kota Batu.
Halim, Abdul. 2004, Manajemen Keuangan
Daerah. Edisi Revisi, UPP YKPN, Jakarta.
Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan
Proposal, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Mardiasmo. 2008, Perpajakan, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Mardiasmo. 2011, Perpajakan, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah UUD
pasal 23 A Tentang Pengertian Pajak.
Dinas Pendapatan Daerah. 2015. Peraturan Dinas
Pendapatan Daerah Kota Batu. Kota Batu.
http://www.kotabatu.go.id (diakses pada 15
oktober 2014) Dinas Pendapatan Daerah.
Rosdiana Haula dan Rasin Tarigan. 2005.
“Perpajakan Teori dan Aplikasi”, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sunarto, 2005, Pajak dan Retribusi Daerah, Amus
Yogyakarta dan Citra Pustaka, Yogyakarta.
Sugiyono. 2008, “Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D”, Alfabeta, Bandung.
Tachjan. 2009, Implementasi Kebijakan Publik, AIPI
Bandung, Bandung.
Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|
perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
5
Download