BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri, oleh sebab itu semua wilayah menetapkan target laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebagai salah satu tujuan pembangunan wilayahnya. Kinerja perekonomian dikatakan mengalami suatu kemajuan apabila tingkat pertumbuhan ekonomi pada saat ini lebih tinggi daripada yang dicapai pada masa sebelumnya. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi maka suatu wilayah dapat mencapai kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi. Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi menggambarkan bahwa semakin meningkat pula produktifitas dan kesejahteraan masyarakat, ini akan membuat masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan cepat. Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat (Sukirno,1994). Salah satu Indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB akan memberi suatu 1 gambaran bagaimana kemampuan daerah dalam mengelola serta memanfaatkan sumber daya yang ada. PDRB merupakan refleksi seberapa jauh program pembangunan pemerintah telah berhasil membuat masyarakatnya sejahtera. Berikut ini disajikan gambar pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Tengah tahun 2015: Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah tahun 2015 Sumber :BPS, Boyolali Dalam Angka, 2016 2 Berdasarkan gambar 1.1 diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah di setiap Kabupaten/Kota pada tahun 2015 berbeda-beda. Angka pertumbuhan ekonomi ini bisa dibilang cukup merata dengan rentangan nilai 3% sampai dengan 7%, ketimpangan tidak berdasarkan nilai PDRB. Namun, jika dilihat dari nilai PDRB per kabupaten/Kota sangatlah tidak merata. Kota Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah memiliki nilai Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yaitu 6,48%, namun angka ini masih kalah tinggi dengan Kabupaten Banyumas yang angka pertumbuhan ekonominya mencapai angka 7,10%. Angka pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2015 yang terendah terjadi di Kabupaten Wonosobo dengan angka 3,87%. Menurut menyebabkan (Arsyad, 2010) salah pertumbuhan ekonomi satu faktor utama yang adalah adanya pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk dalam pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan masalah yang mendasar, karena pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembangunan ekonomi yaitu kesejahteraan rakyat. Pakar pembangunan telah membangun sebuah konsensus yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak hanya berdampak buruk terhadap supply bahan pangan, namun juga semakin membuat kendala bagi pengembangan tabungan, cadangan devisa, dan sumberdaya manusia (Maier dalam Mudrajad Kuncoro,1997). Dan 3 berdasarkan gambar 1.2 bahwa jumlah penduduk Jawa Tengah dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Gambar 1.2 Jumlah Penduduk Di Jawa Tengah Tahun 2011-2015 (Jiwa) Jumlah Penduduk 33800000 33600000 33400000 33200000 33000000 32800000 32600000 32400000 32200000 32000000 31800000 33522663 33264339 32998692 32725378 32443886 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber :BPS, Boyolali Dalam Angka, 2016 Faktor lain penyebab terjadinya pertumbuhan ekonomi adalah kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tinggi rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tinggi atau rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) akan berakibat pada rendahnya produktivitas kerja dari penduduk. Produktivitas yang rendah berakibat pada rendahnya perolehan pendapatan. Semakin tinggi IPM maka akan semakin tinggi pula tingkat produktivitas penduduk yang kemudian mendorong tingkat pendapatan menjadi semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah IPM maka tingkat 4 produktivitas penduduk juga akan semakin rendah kemudian produktivitas yang rendah dapat berpengaruh pada rendahnya pendapatan suatu daerah. Gambar 1.3 Persentase IPM di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2015 70.00% 69.00% 68.00% 67.00% 66.00% 65.00% 68.02% 66.64% 2011 68.78% 69.49% 67.21% 2012 2013 2014 2015 Sumber :BPS, Boyolali Dalam Angka, 2016 Berbicara tentang pertumbuhan ekonomi suatu daerah tidak lepas dari inflasi, pada dasarnya inflasi atau kenaikan harga ini tidak semuanya berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi, misal inflasi ringan jika inflasi tersebut dibawah sepuluh persen, justru ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, hal ini dikarenakan inflasi mampu memberi semangat pada para pengusaha, karena dengan kenaikan harga yang ringan para pengusaha mendapat lebih banyak keuntungan sehingga secara otomatis para pengusaha akan lebih meningkatkan produksinya, peningkatan produksi tersebut akan berdampak positif dengan tersedianya lapangan kerja baru, sehingga kesejahteraan masyarakat akan mudah tercapai. Inflasi akan berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi apabila 5 inflasi tersebut melebihi sepuluh persen, berikut adalah data Inflasi provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015: Gambar 1.4 Perkembangan Inflasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2015 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 7.99 8.22 4.24 2.73 2.68 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber :BPS, Boyolali Dalam Angka, 2016 Berdasarkan Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa angka inflasi di Provinsi Jawa Tengah mengalami fluktuasi, angka inflasi terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 2,68 persen, dan angka inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 8,22 persen, terjadi penurunan drastis pada tahun berikutnya menjadi 2,73 persen. Cepatnya pertumbuhan ekonomi belum tentu akan menjadikan pembangunan suatu daerah tersebut berhasil. Justru pertumbuhan ekonomi yang cepat akan berdampak terhadap ketimpangan antar daerah, karena pada dasarnya pertumbuhan ekonomi tidak selalu diikuti dengan pemerataan. Para pemerintah pertumbuhan ekonomi, tapi ada memang sudah menetapkan target beberapa daerah yang mengalami 6 pertumbuhan ekonomi yang cepat, ada juga yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat. Sumberdaya setiap daerah yang berbeda juga akan mengakibatkan pembangunan yang tidak merata. Dari latar belakang masalah tersebut maka penulisan skripsi ini penulis memilih judul “Analisis Data Panel Ketimpangan Pendapatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya“. 1.2 Rumusan Masalah Ketimpangan pendapatan merupakan masalah serius yang selalu muncul dalam pembangunan suatu daerah. Begitu juga dengan pembangunan di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan gambaran latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan: 1. Seberapa besar tingkat ketimpangan pendapatan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011-2015 ? 2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap ketimpangan pendapatan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011-2015 ? 3. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap ketimpangan pendapatan antar daerah di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 20112015 ? 4. Bagaimana pengaruh indeks pembangunan manusia terhadap ketimpangan pendapatan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011-2015? 7 5. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap ketimpangan pendapatan di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011-2015 ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Mengetahui besarnya tingkat ketimpangan perekonomian di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015. 2. Mengetahui pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Jawa Tengah tahun 20112015 3. Mengetahui pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015 4. Mengetahui pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Jawa Tengah tahun 20112015 5. Mengetahui besarnya pengaruh inflasi terhadap Ketimpangan Pendapatan di provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi instansi Pemerintahan Provinsi dan Kabupaten/Kota Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan, dan diharapkan mampu memberikan informasi mengenai faktor-faktor 8 yang mempengaruhi tingkat ketimpangan pendapatan antar daerah, sehingga dapat memahami lebih jauh dalam pengambilan kebijakan selanjutnya untuk menyelesaikan permasalahan ini. 2. Bagi Penulis Penelitian ini untuk mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama berada di perguruan tinggi, dan juga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3. Sebagai salah satu bahan refrensi atau informasi untuk penelitian selanjutnya. 9