BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi (OP) atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undangundang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Pajak memegang peran penting bagi pemerintah Indonesia karena terbukti dari tahun ke tahun penerimaan pajak semakin meningkat dan terus mendominasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).Pajak memiliki potensi yang besar untuk ditingkatkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak (Siahaan, 2010:2). Peningkatan jumlah penerimaan pajak ternyata tidak diikuti oleh peningkatan tax ratio secara signifikan.Hal ini ditunjukkan oleh besarnya jumlah penerimaan pajak dan rasionya terhadap Pendapat Domestik Bruto (PDB) yang mengalami fluktuasi, sehingga menunjukkan bahwa tax rasio Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan Negara-negara Asia Tenggara lainnya.Rendahnya tax ratio di Indonesia menunjukkan bahwa potensi penerimaan pajak masih besar dan masih dapat ditingkatkan. Salah satu satu penyebab rendahnya tax ratio di Indonesia adalah rendahnya kepatuhan wajib pajak di Indonesia. 1 2 Tabel 1.1 Peran Penerimaan Pajak dan Rasio Pajak terhadap PDB (dalam triliun rupiah) Tahun Pajak Pajak Jumlah PDB Rasio dalam Perdagangan Penerimaan (%) Negeri Internasional Pajak 470 052 20 936 490 988 3 950 893 12,43 2007 622 359 36 342 658 701 4951356 13,30 2008 601 252 18 670 619 922 5612441 11,05 2009 694 392 28 915 723 307 6253789 11,57 2010 819 752 54 122 873 874 7 419 200 11,78 2011 930 862 49 656 980 518 8 229 400 11,91 2012 1 099 944 48 421 1 148 365 9 084 000 12,64 2013 Sumber : Data Pokok Keuangan APBN Indonesia 2007-2013 (www.kemenkeu.go.id, www.bps.go.id) Bila dibandingkan dengan tax ratio Negara-negara anggota ASEAN lainnya, maka Indonesia memiliki tax ratio yang paling kecil. Negara ASEAN lainnya seperti Filipina memiliki tax ratio sebesar 14.4%, Malaysia memiliki tax ratio sebesar 15.5% dan Thailand memiliki tax ratio sebesar 17%. Untuk Negaranegara maju memiliki tingkat tax ratio rata-rata sebesar 30%. Oleh sebab itu, pengawasan perpajakan perlu ditingkatkan, salah satunya adalah melalui petugas perpajakan.Selain melakukan tugas pengawasan perpajakan, petugas pajak atau fiskus juga melakukan tugas pelayanan kepada para wajib pajak baik perorangan maupun badan.Pelayanan dan pengawasan yang dilakukan oleh petugas fiskus diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajak. Konsep modernisasi administrasi perpajakan pada prinsipnya adalah merupakan perubahan pada sistem administrasi perpajakan yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku aparat serta tata nilai organisasi sehingga dapat menjadikan 3 Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi suatu institusi yang profesional dengan citra yang baik di masyarakat. Menurut Rahayu dan Lingga (2009), program reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dalam penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus antara lain struktur organisasi yang dirancang berdasarkan fungsitidak lagi menurut seksi-seksi berdasarkan jenis pajak, perbaikan pelayanan bagisetiap Wajib Pajak melalui pembentukan account representative dan compliant center untuk menampung keberatan Wajib Pajak. Sistem administrasi perpajakan modern juga mengikuti kemajuan teknologi dengan pelayanan yang berbasis e-system seperti e-SPT, e-Filing, ePayment, dan e-Registration yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif yang ditunjang dengan penerapan kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang mengatur perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas dan pelaksanaan good governance. Manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem modernisasi administrasi perpajakan bagi Wajib Pajak adalah simplicity, dimana alur pekerjaan Representative; certainity lebih sederhana dengan bantuan Account yaitu terdapat kepastian dalam melaksanakan peraturan perpajakan didukung bidang pelayanan dan penyuluhan di Kanwil serta seksi pelayanan di KPP. Menurut Rapina, Jerry dan Carolin (2011) terdapat beberapa kriteria dalam menilai keberhasilan penerimaan pajak, diantaranya: (1) peningkatan kepatuhan para pembayar pajak, dan (2) pelaksanakan ketentuan perpajakan secara seragam untuk mendapatkan penerimaan maksimal dengan biaya yang 4 optimal. Menurut Nasucha (2004), pengukuran efektivitas administrasi perpajakan yang lebih akurat adalah dengan mengukur berapa besarnya jurang kepatuhan (tax gap), yaitu selisih antara penerimaan yang sesungguhnya dari potensi pajak dengan tingkat kepatuhan dari masing-masing sektor perpajakan. Pada dasarnya kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance) dapat dinilai dari sikap Wajib Pajak terhadap kepatuhan dalam mendaftarkan diri, menghitung pajaknya, menyetor maupun menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), dan kepatuhan dalam pembayaran pajak. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di KPP Kebon Jeruk Jakarta Barat Tahun 2014 ”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Kebun Jeruk Jakarta Barat ? 2. Apakah terdapat pengaruh administrasi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Kebun Jeruk Jakarta Barat ? 3. Apakah secara bersama-sama kualitas pelayanan dan administrasi pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Kebun Jeruk Jakarta Barat ? 5 C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Kebon Jeruk Jakarta Barat b. Untuk mengetahui pengaruh administrasi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Kebon Jeruk Jakarta Barat c. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan administrasi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Kebon Jeruk Jakarta Barat. 2. Kontribusi Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah : a. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi lebih lanjut untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kepatuhan wajib pajak badan. b. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak badan. c. Bagi pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaporkan dan membayar pajaknya.