BAB II URAIAN TEORITIS II. 1 Komunikasi II.1.1 Pengertian dan

advertisement
BAB II
URAIAN TEORITIS
II. 1 Komunikasi
II.1.1 Pengertian dan Fungsi Komunikasi
Komunikasi adalah hubungan antara sesama manusia, baik sebagai individu
maupun dalam kehidupan berkelompok. Komunikasi adalah suatu tindakan untuk
berbagi informasi, gagasan ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi
yang ada didalamnya guna mencapai kesamaan makna. Tindakan ini dapat
dilakukan dalam berbagi konteks, yaitu dalam konteks antarpribadi, kelompok,
massa maupun dalam lingkunagn organisasi. Disadari atau tidak, tindakan
komunikasi sudah dilakukan manusia sejak dahulu. Oleh karena itu, komunikasi
sangat erat dengan kehidupan manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang
memungkinkan manusia mampu menerima dan memberikan informasi ataupun
pesan sesuai dengan yang dibutuhkan. Komunikasi adalah penghubung semua
interaksi sosial. Apabila seseorang telah menjalin hubungan secara tetap, maka
sistem komunikasi yang dilakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat
dapat mempererat, mempersatukan, mengurangi ketegangan bahkan menetralkan
suasana.
Komunikasi telah memperpendek jarak, menghemat biaya, menembus
ruang dan waktu. Komunikasi berusaha menjembatani antara pikiran, perasaan
dan kebutuhan seseorang dengan dunia luarnya. Komunikasi membangun kontak-
Universitas Sumatera Utara
kontak manusia dengan menunjukkan keberadaan dirinya dan berusaha
memahami kehendak, sikap dan perilaku orang lain. Istilah komunikasi atau
dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin communication,
bersumber dari kata commnis yang berarti sama. Jika dua orang terlibat dalam
komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan maka komunikasi akan terjadi
atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan.
Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu
menimbulkan kesamaan makna.
Sebuah defenisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang
mengkhususkan
diri
pada
studi
komunikasi
antar
manusia
(human
communication)
bahwa komunikasi adalah sebuah transaksi, proses simbolik
yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (a) membangun
hubungan antar sesama manusia (b) melalui pertukaran informasi (c) untuk
menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (d) serta berusaha mengubah sikap
dan tingkah laku itu. (Hafied, 2005).
Menurut Bernad dan Garry A. Stainer komunikasi adalah penyampaian
informasi, emosi, gagasan, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan
lambang, kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses
penyampaian dinamakan komunikasi (Effendy, 2006).
Sedangkan menurut Hovland, komunikasi adalah proses dimana seseorang
atau komunikator dapat menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya
lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah laku orang
lain (Effendy, 1992). Brent D. Ruben, 1988 (Arni), memberikan definisi
Universitas Sumatera Utara
mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut:
komunikasi manusia organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan
dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dengan orang
lain.
Scanlan dan Bernad Keys mengatakan bahwa komunikasi dapat dirumuskan
sebagai proses menyampaikan informasi dan pengertian dari seseorang kepada
orang lain. Sementara menurut Agee, Ault dan Emery (Widjaja, 1993:34),
komunikasi merupakan suatu seni menyampaikan informasi, ide-ide dan sikap
dari seseorang kepada orang lain. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa dari
proses komunikasi tersebut komunikator dapat mengirimkan suatu pesan melalui
saluran tertentu kepada komunikan dengan mengharapkan sejumlah efek tertentu.
Dari beberapa teori komunikasi diatas, disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan proses yang dapat mengubah perilaku untuk mencapai sebuah
pengertian yang sama terhadap sutu informasi melalui lambing-lambang baik
verbal maupun non verbal tertentu yang disampaikan. Komunikasi menjalankan
empat fungsi utama didalam kelompok atau organisasi: pengendalian, motivasi,
pengungkapan emosi dan informasi.
Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggota. Setiap
organisasi mempunyai hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus
dipatuhi oleh setiap sumber daya manusia di perusahaan tersebut. Namun
adakalanya komunikasi informal juga dapat mengendalikan perilaku.
Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para setiap
sumber daya manusia yang harus dilakukan, seberapa bagus kinerja mereka dan
Universitas Sumatera Utara
apa yang dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar. Bagi
banyak karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber pertama untuk
interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok itu merupakan
mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan
kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi,
perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
Fungsi terakhir
komunikasi
berhubungan dengan perannya dalam
mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang
diperlukan individu dan kelompok untuk mendapat
keputusan melalui
penyampain data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.
II.2 Komunikasi Organisasi
Organisasi dikenal sebagai wadah kerja sama. Dari sekumpulan orang
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai wadah, organisasi
dapat dipandang sebagai suatu yang bersifat lahir, material, yang ada dalam
bentuk-bentuk yang bisa dilihat dan diraba, misalya bangunan, gedung,
perkantoran/perusahaan dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat spiritual terlihat
dalam nilai dan norma yang berbentuk peraturan dan perundang-undangan yang
mengatur kerja sama tersebut.
Robbins (1991) mengatakan, organisasi adalah sebuah bentuk kerja sama
yang sistematik antara sejumlah orang untuk memenuhi kebutuhan tujuan yang
telah diterapkan. Dikatakan kerjasama karena di dalamya berbentuk jalinan,
hubungan dan komunikasi antara jumlah orang yang mempunyai tugas dan fungsi
Universitas Sumatera Utara
yang sama atau berbeda-beda (sub sistem), kemudian membentuk sebuah sistem
untuk memenuhi tujuan yang disepakati bersama.
Pentingnya komunikasi bagi interaksi manusia tidak dapat di pungkiri,
begitu juga dengan organisasi. Komunikasi yang berjalan dengan baik di dalam
suatu organisasi menentukan sukses tidak suatu organisasi. Pada dasarya proses
dasar komunikasi organisasi meliputi didalamya komunikasi antara
pribadi
maupun komunikasi kelompok. Unit mendasar komunikasi organisai adalah
seseorang dalam suatu jabatan. Menurut Bakke (1950) dan Argyris (1957), orang
tersebut disosialisasikan oleh jabatan tersebut, menciptakan suatu lingkaran yang
lebih sesuai dengan keadaan jabatan, pada saat yang sama, jabatan tersebut
dipersonalisasikan, menghasilkan suatu figur atau gambar yang sesuai dengan
keadaan orang tersebut ( Wayne Pace dan Don F. Faules, 2005).
Menurut Goldhaber (1986) memberikan defenisi komunikasi organisasi
sebagai berikut “organizational communications is the proses of grating and
exchanging message within a networt of unterdefendent relationship to cope with
environmental uncertainty”.
Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling
menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama
lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.
Defenisi tradisional komunikasi organisasi cenderung menekankan
komunikasi sebagai kegiatan penanganan pertukaran pesan yang terkandung
dalam suatu batas-batas organisasional (organizational boundry) dari sebuah
struktur organisasi. Komunikasi organisasi juga diartikan sebagai perilaku
Universitas Sumatera Utara
pengorganisasian (organizing behavior) yakni bagaimana para karyawan terlibat
dalam proses bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang terjadi.
II.2.1 Komponen Komunikasi Organisasi
Menurut Arni Muhammad (2000), komponen komunikasi organisasi
terdiri dari:
1. Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka uang dinamis yang
menciptakan dan saling tukar menukar pesan diantara anggotanya. Karena
gejala menciptakan dan saling menukar informasi ini berjalan secara terus
menerus maka dikatakan sebagai sebuah proses.
2. Pesan
Pesan berisi pikiran, ide, gagasan, perasaan yang dikirim oleh seorang
atasan kepala para bawahanya selalu dalam bentuk simbol. Simbol adalah
suatu yang digunakan untuk mewakili maksud tertentu, misalya dalam
bentuk kata-kata verbal yang diucapkan atau ditulis, atau simbol nonverbal
yang diperagakan melalui gerak-gerik tubuh/anggota tubuh, warna,
gambar, mimik wajah.
3. Jaringan
Organisasi terdiri dari jumlah orang yang tersusun dalam suatu sistem
yang masing-masing menduduki posisi atau peranan tertentu dalam
organisasi. Pertukaran pesan dari orang-orang ini terjadi melewati suatu
set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
4. Keadaan Saling Tergantung
Keadaan yang saling tergantung antara satu bagian dengan bagian lainya,
telah terjadi sifat dari satu organisasi uang merupakan sistem terbuka. Bila
suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan, maka akan berpengaruh
pada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.
5. Hubungan
Karena organisasi merupakan suatu sisten terbuka, sistem kehidupan
sosial, maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan
manusia. Dengan kata lain, jaringan mana jalannya pesan dalam suatu
organisasi dihubungkan oleh manusia.
6. Lingkungan
Lingkungan maksudnya adalah semua totalitas secara fisik dan faktor
sosial
diperhitungkan
dalam
pembuatan
keputusan
mengenai
individudalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas
lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal
dimaksudkan adalah personalia (karyawan), para staf, golongan,
fungsional dari organisasi, dan komponen organisasi lainya seperti tujuan,
produk dan sebagainya. Sedangkan lingkungan eksternal dari organisasi
adalah langganan, leveransi, saingan dan teknologi yang berada di luar
organisasi.
7. Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan
informasi yang diharapkan. Ketidakpastian dalam organisasi juga
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh terlalu banyaknya informasi yang diterima oleh organisasi
dari pada yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan mereka.
II.2.2 Tujuan Komunikasi Organisasi
Tujuan utama dari komunikasi organisasi dalam buku “Wacana
Komunikasi Organisasi” Alo Liliweri (2004) ada 3 (tiga) yaitu:
1. Sebagai tindakan koordinasi
Komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mengkoordinasikan
sebagian atau seluruh tugas dan fungsi organisasi yang telah dibagi-bagi
dalam bagian atau sub bagian yang melaksanakan visi dan misi organisasi
di bawah pimpinan atau manajer atau serta para bawahan mereka.
Organisasi tanpa koodinasi, organisasi tanpa komunikasi sama dengan
oeganisasi
yang
menampilkan
aspek
individual
dan
bukan
menggambarkan aspek kerja sama.
2. Memberi Informasi (information sharing)
Salah satu tujuan komunikasi yang penting adalah menghubungkan
seluruh aparatur organisasi dengan tujuan organisasi. Komunikasi
mengarahkan manusia dan aktivitas mereka dalam organisasi. Sebuah
informasi atau pertukaran informasi berfungsi untuk membagi kemudian
menjelaskan informasi tentang tujuan organisasi, arah dari suatu tugas,
bagaimana usaha untuk mencapai hasil , dan pengambilan keputusan.
3. Komunikasi bertujuan untuk menampilkan perasaan dan emosi
Di dalam suatu organisasi tentunya terdapat sekumpulan manusia yang
bekerja sendiri maupun kerja sama dengan orang lain. Mereka
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kebutuhan dan keinginan, perasaan dan emosi yang harus
diungkapkan kepada orang lain. Manusia dalam organisasi mempunyai
keinginan bahwa kebutuhan untuk menyatakan kegembiraan atas
pekerjaan dan prestasi yang mereka telah lakukan.
II.2.3 Fungsi Komunikasi organisasi
Dalam buku “wacana Komunikasi Organisasi” Alo Liliweri (2004), fungsi
komunikasi organisasi dibagi 2 (dua) yaitu:
II.2.3.1 Fungsi Umum Komunikasi Organisasi
1. To tell
Komunikasi berfungsi untuk menceritakan informasi terkini mengenai
sebagian atau keseluruhan hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Contoh,
apa dan bagaimana anda harus melakukan tugas dan eungsi dalam
organisasi, apa dan bagaimana anda memenuhi permintaan atau melayani
para pelanggan.
2. To sell
Komunikasi berfungsi untuk melayani apa yang akan kita kerjakan dalam
organisasi sehingga orang-orang menjadi sasaran kita mengetahui peranan
organisasi.
3. To learn
Komunikasi berfungsi untukmeningkatkan kemampuan para karyawan
agar bisa belajar tentang atau dari orang lain (internal), belajar tentang apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan orang lain tentang organisasi.
Universitas Sumatera Utara
4. To decide
Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi
membagi pekerjaan, atau siapa yang menjadi atasan dan siapa yang
menjadi bawahan, besaran kekuasaan dan kewenangan, menentukan
bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana memanfaatkan sumber
daya, mengalokasikan manusia, metode dan teknik dalam organisasi.
II.2.3.2 Fungsi Khusus Komunikasi Organisasi
Menurut Condrad (1985) terdapat 3 (tiga) fungsi komunikasi organisasi:
a. Fungsi Komando
Fungsi komando memiliki dua tipe komunikasi yaitu pengarahan
(direction) yang terlaksana melalui intruksi dan publikasi, berfungsi dalam
membentuk persuasif dan pengaruh. Serta umpan balik (feed back) yang
menunjukkan siapa yang sudah mengikuti apa yang diperintahkan.
b. Fungsi relasi
Komunikasi organisasi juga berfungsi untuk memenuhi fungsi relasional.
Tujuanya menciptakan relasi kerja bagi peningkatan produksi organisasi.
c. Fungsi mengelola suasana yang tidak pasti (ambiguitas)
Komunikasi organisasi berfungsi mendorong para pegawai untuk memilih
keputusan yang komplikatif dalam organisasi.
II.2.4 Jaringan Komunikasi Organisasi
II.2.4.1 Komunikasi Formal
Jaringan komunikasi formal terjadi bila pesan mengalir melalui
jalan resmi yang tentukan oleh fungsi pekerjaan di dalam organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir dari atas
kebawah atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara
horizontal.
Arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang di bahas dalam
penelitian ini adalah komunikasi vertikal yaitu komunikasi kepada
bawahan (downward communication), dan komunikasi kepada atasan
(upward communication). (Muhammad, 2000)
a. Downward communication, yaitu komunikasi yang menunjukkan arus
pesan yang mengalir dari para pimpinan (atasan) kapada karyawan
(bawahanya). Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan,
tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum. Menurut
Lewis (1987) komunikasi kebawah adalah untuk menyampaikan tujuan,
untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan
kecurigaan yang timbul karna salah informasi. Mencegah kesalah
pahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan (Muhammad, 2000).
Fungsi komunikasi dari atas kebawah ini adalah:
1. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja.
2. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu
dilaksanakan.
3. Penyampaian
informasi
mengenai
peraturan-peraturan
yang
berlaku.
Universitas Sumatera Utara
4. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk dapat bekerja lebih
baik.
Metode komunikasi kebawah yang biasa digunakan antara lain:
1. Metode lisan, seperti melalui rapat, ceramah, diskusi, konferensi, telepon,
interview, laporan lisan dan sebagainya
2. Metode tulisan seperti melalui surat, memo, telegram, majalah, surat
kabar, buletin, laporan tulisan dan sebagainya.
3. Metode gambar seperti melalui grafik, peta, poster, film, slide, foto dan
sebagainya.
b. Upward Communication, terjadi ketika karyawan (bawahan) mengirim
pesan
kepada
pimpinan
(atasan)
memberikan
petunjuk
tentang
keberhasilan suatu pesan yang disampaikan kepada bawahan dan dapat
memberikan stimulus kepada karyawan (bawahan) untuk berpartisipasi
dalam merumuskan pelaksanaan kebijaksanaan bagi organisasinya
(Muhammad, 2000).
Fungsi komunikasi dari bawahan kepada atasan ini adalah:
Penyampaian informasi tentang pekerjaan atau tugas yang sudah dilaksanakan.
a. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun
tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh karyawannya (bawahan).
b. Penyampaian saran-saran perbaikan dari karyawan (bawahan).
c. Penyampaian keluhan dari karyawan (bawahan) tentang dirinya sendiri
maupun pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
II.2.5 Hambatan-hambatan Komunikasi Organisasi
Hambatan atau gangguan berkomunikasi adalah pengaruh dari “
dalam” maupun dari “luar” individu atau lingkungan yang “merusak”
aliran atau isi pesan yang dikirimkan atau yang diterima.
Menurut Robins (1991) hambatan komunikasi dalam organisasi antara
lain:
1. Penyaringan informasi
Komunikator memanipulasi informasi sedemikian rupa yang membuat
penerima lebih tertarik atas informasi yang hendak dikirimkan.
2. Persepsi selektif
Komunikan sering kali bersikap tertentu kepada informasi sesuai dengan
persepsi-seleksinya atas informasi yang diterima.
3. Emosi
Dua pihak yang berkomunikasi berada dalam suasana emosi yang tidak
memungkinkan pengiriman dan penerimaan informasi, akibatnya
menyulitkan kontak dan pemberian makna atas pesan.
4. Bahasa
Dua pihak menggunakan bahasa yang berbeda, konsep atau istilah yang
berbeda, sehingga menyulitkan pemahaman atas informasi.
5. Tanda-tanda nonverbal
Perbedaan budaya antara komunikator dan komunikan membuat dua
pihak tidak dapat memahami bahasa isyarat, bahasa jarak dan ruang,
kinesik, aksesoris yang mereka gunakan sebagai pesan.
Universitas Sumatera Utara
II.2.6 Usaha Mengatasi Kendala Komunikasi Organisasi
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala
komunikasi organisasi menurut Donelly (1987) adalah :
1.
Following Up atau mengikuti terus, yaitu usaha untuk terus
menyimak
dan mendengarkan dengan seksama,
jika perlu
menanyakan kembali hal-hal yang tidak dimengerti, sehingga
maksud, tujuan atau makna dan pengertian yang dimaksud dapat
dipakai secara efektif.
2.
Utilizing Feedback atau memanfaatkan umpan balik, merupakan
pemanfaatan optimal terhadap metode komunikasi dua arah, bahwa
komunikasi pada dasarnya melibatkan tanda-tanda verbal dan
nonverbal yang perlu mendapat perhatian optimal kedua belah
pihak.
3.
Emphaty, yaitu usaha atau kemampuan komunikator menempatkan
diri secara imajiner pada posisi peran, pandangan dan emosi
komunikan, untuk lebih dapat memahami komunikan, sehingga
diharapkan komunikasi bisa lebih efektif.
4.
Simplifying Language atau penggunaan bahasa yang sederhana,
maksudnya dapat dipahami oleh semua orang, pemilihan bahasa
harus cermat, menghindari penggunaan kata teknis (jargon), yang
sulit sehingga dapat membantu keefektifan komunikasi.
5.
Utilizing verbal and Nonverbal Feedback atau meningkatkan umpan
balik verbal dan nonverbal, yaitu bahwasannya dalam proses
Universitas Sumatera Utara
komunikasi, tanda-tanda verbal dan nonverbal saling mendukung
dan mengisi, karena itu pimpinan (atasan) dan karyawan (bawahan)
harus mengoptimalkan perhatiannya tidak saja pada umpan balikan
verbal tetapi juga non verbal.
6.
Efecting Listening Skill atau meningkatkan kemampuan menyimak
yang efektif.
II.2.3 Pengertian, Fungsi dan Prinsip Human Relations
Pengertian istiah Human Relations jika diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia yang pertama hubungan manusia akan tetapi ada juga yang
menerjemahkan menjadi hubungan antar manusia. Memang secara harfiah, kedua
terjemahan tersebut tidak salah, namun keduanya tidak mengandung makna dari
human relations itu sendiri. Pengertian itu seolah hanya menunjukkan bahwa
human relations adalah ilmu tentang cara pergaulan antar manusia, hubungan
antar yang satu dengan yang lain atau bahkan sebagi teknik memperlakukan orang
lain (termasuk bawahan) untuk manfaat diri sendiri atau pimpinan organisasi
semata-mata.
Keith David dalam bukunya Human Relations At Work mengatakan bahwa,
dipandang dari sudut pimpinan yang bertanggung jawab untuk memipin suatu
kelompok, Human Relations adalah interaksi orang-orang menuju satu situasi
kerja yang memotivasi mereka untuk bekerja sama secara produktif dengan
perasaan puas, baik ekonomis, psikologis maupun sosial (Effendy, 2006 : 140).
Haloran, 1978 (liliweri, 2004:329), bahwa Human Relations adalah studi tentang
Universitas Sumatera Utara
interaksi antar manusia dalam organisasi untuk mencegah, mengurangi terjadinya
konflik dalam lingkungan bekerja.
Wursanto (1987:169), menjelaskan ada ada dua pengertian human relations
yaitu secara sempit dan luas. Dalam pengertian sempit human relations adalah
hubungan antara seseorang antara dengan orang lain dalam suatu organisasi atau
kantor, yang bertujuan memberikan kepuasan hati para karyawan sehingga
memiliki semangat kerja yang tinggi. Human relations dalam arti sempit hanya
ada dalam organisasi atau perusahaan tertentu saja. Sedangkan dalam pengertian
luas, human relations hubungan antar seseorang dengan orang lain yang terjadi
dalam segala situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk
mendapat kepuasan hati.
Secara ringkas sebenarnya studi human relations memusatkan perhatian
pada dua tema, yaitu memperbesar produktivitas dalam pekerjaan dan
memperbesar kepuasan manusia dalam organisasi. Jadi sebenarnya dalam human
relations kita berbicara tentang pola-pola perilaku dalam organisasi.
R.F Maier (Effendy, 1992 :141), dalam bukunya Principle of Human
Relations, mengatakan bahwa hubungan manusia dapat dilakukan untuk
menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian
dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia. Keberhasilan dan
kegagalan suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia. Dengan
kata lain, manusia merupakan modal berharga dan sangat menentukan bagi suatu
organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Burleight Garner dan David Moore
dalam buku Human Relations and Industry, mengemukakan bahwa kekuatan
Universitas Sumatera Utara
suatu organisasi terletak pada manusianya, bukan pada system, teknologi,
prosedur atau sumber dana (Effendy, 2006:17).
Selain itu harus disadari bahwa setiap individu memiliki perbedaan dalam
segala hal yang mungkin akan menimbulkan pertentangan organisasi. Dalam hal
ini, pimpinan bertanggung jawab menciptakan kondisi kerja yang kondusif. Dari
penegrtian diatas, dapat dipahami bahwa human relations membahas hubungan
manusia dengan kerja pada suatu organisasi yang mempunyai pengaruh
pemanfaatan timbal balik. Manusia harus berguna bagi pelaksanaan suatu kerja
dan sebaliknya kerja itu bermanfaat bagi manusia, sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai secara seimbang dengan tercapainya tujuan manusianya.
Human relations dalam penelitian berusaha mengintegrasikan para
karyawan di PT. Panca Pilar Tangguh yang terletak di Jl. Helvetia by Pass No. 16
Medan dengan lingkungan kerjanya, sehinggan baik karyawan maupun level
manajemen dapat memberikan kinerja yang terbaik untuk perusahaan tempat
mereka bekerja demi tercapainya visi dan misi perusahaan.
Adapun fungsi human relations dalam organsisasi adalah sebagi berikut:
1. Untuk meningkatkan gairah kerja suatu organsiasi.
2. Untuk meningkatkan hubungan kerja serta kerjasama diantara teman
kerja.
3. Untuk mengurangi aspek-aspek negatif dari timbulnya konflik
maupun
frustrasi.
Universitas Sumatera Utara
4. Untuk dapat mengetahui sedini mungkin kemelut-kemelut didalam
organisasi, terutama yang menyangkut kepada hubungan kerja yang
harmonis
5. Untuk
mengetahui
sejauhmana
faktor
biologis,
manajemen,
sosiologis maupun komunikasi serta ekologi mempengaruhi
hubungan kerja didalam suatu organisasi, baik pemerintah maupun
swasta.
6. Agar karyawan berprestasi lebih tinggi dan lebih produktif.
Dari uraian diatas dapat dirangkum suatu pengertian yang tepat mengenai
fungsi human relations adalah sebagai berikut:
1. Human relations hendak menciptakan upaya saling pengertian baik
untuk mewujudkan suatu kerjasama antara keseluruhan unsur
manusia dalam organisasi.
2. Human relations bertujuan untuk mempermudah tercapainya tujuan
organisasi.
3. Landasan setiap hubungan yang diciptakan atas dasar saling
menghargai, sebab manusia memiliki martabat dan harga diri.
Keith Davis (Abdurahman, 1986: 95-96) mengemukakan pendapatnya mengenai
falsafah human relations yaitu:
1. Mutual interest atau kepentingan bersama. Bahwa antara pimpinan dan
yang dipimpin harus ada “mutual interest”. Bila hal ini tidak ada, maka
usaha untuk mengumpulkan orang-orang dalam suatu wadah atau badan
untuk menciptakan kerjasama tidak akan berfaedah sama sekali. Pada
Universitas Sumatera Utara
umumnya untuk memenuhi suatu kebutuhan, seseorang akan mencari jalan
untuk menggabungkan diri kedalam suatu organisasi, klub dan sebagainya
atau seseorang bekerja pada sebuah perusahaan atau instansi biasanya
untuk memenuhi kebutuhan materi. Dengan demikian utnuk mencapai
kepentingan bersama dalam suatu perusahaan harus diadakan suatu
komunikasi dan interaksi dengan banyak orang.
2. Perbedaaan-perbedaaan individu. Setiap individu tentu berbeda dengan
individu lainnya. Perbedaan yang ada pada setiap orang merupakan hal
yang penting sekali dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, agar
pegawai merasa puas dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, maka
harus diperlakukan berdasarkan perbedaan-perbedaan tersebut.
3. Human Dignity (harga diri). Keith mengemukakan bahwa harga diri
merupakan etika dan dasar moral bagi human relations. Hasil penelitian
mengenai personal wants menunjukkan bahwa setiap manusia ingin
diperlakukan human being (manusia).
Prinsip-prinsip human relations diatas memberikan petunjuk kepada kita
bagaimana melaksanakan human relations dengan baik. Dengan prinsip-prinsip
human relations penilaian terhadap unsur manusia dalam suatu organisasi
semakin jelas, bahwa manusia harus dipandang secara utuh secara jasmani dan
rohani dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Universitas Sumatera Utara
II.2.4 Kepemimpinan
II.2.4.1 Gaya Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan behubungan dengan tugas dan pemeliharaan kelompok
cenderung diekspresikan dalam dua kepemimpinan yang berbeda. Menurut
Stoner, gaya pimpinan ini dapat dilihat sebagai berikut (2003:165):
1. Manajer yang memiliki gaya berorientasi pada tugas mengawasi karyawan
untuk secara ketat memastikan tugas dilaksankan dengan memuaskan.
2. Manajer
yang
memiliki gaya berorientasi pada karyawan lebih
menekankan pada motivasi ketimbang mengendalikan bawahan. Mereka
mencari hubungan bersahabat, saling percaya dan saling menghargai
dengan karyawan, yang sering kali diizinkan untuk berpartisipasi dalam
membuat keputusan yang mempengaruhi mereka.
Hampir sama dengan itu, gaya kepemimpinan sebagai ciri tertentu atau ciri
khas seseorang menurut Danim (2004 : 75) dapat dibedakan menjadi:
1. Pemimpin otokratik dapat diartikan sebagai pimpinan yang bertindak
sesuai dengan kemauan sendiri (otoriter). Sikapnya senatiasa mau menang
sendiri, tertutup terhadap ide dari luar dan hanya idenya dianggap akurat.
Pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pimpinan.
b. Bawahan, oleh pimpinan hanya dianggap sebagai pelaksana dan
mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.
c. Bekerja dengan sangat disiplin tinggi, bekerja keras dan tidak kenal
lelah.
Universitas Sumatera Utara
d. Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah
sifatnya hanya penawaran saja.
e. Memiliki kepercayaan rendah tehadap bawahan dan kalaupun ada,
didalm dirinya penuh dengan ketidak percayaan.
f. Komunikasi dilakukan secara tertutup satu arah.
g. Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.
2. Pimpinan demokratis, mengutamakan keterbukaan dan keinginan untuk
memposisikan pekerjaan dari, oleh dan untuk bersama. Melaksanakan
interaksi dinamis, pemimpin dengan gaya seperti ini percaya bahwa
dinamisasi dalam perusahaan akan mampu mencapai hasil yang maksimal
(Danim, 2004:75).
3. Kepemimpinan permisif, merupakan tipe atau gaya seseorang pimpinan
yang meng-ya-kan, tidak mau ambil pusing, tidak bersikap dalam makna
sikap sesungguhnya. Ciri-ciri seperti ini adalah
a. Tidak ada pegangan kuat dan kepercayaan rendah pada diri sendiri.
b. Mengyakan semua saran.
c. Lambat dalam mengambil keputusan.
d. Banyak mengambil muka kepada bawahan.
e. Ramah dan tidak menyakiti bawahan.
II.2.4.2 Perilaku Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu seni (leadership in an art), pemimpin
profesional adalah seorang seniman dalam memimpin. Semakin terampil seorang
pemimpin maka akan memudahkan dalam mencapai tujuan organisasi atau
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Robert L. Kantz seperti yang dukutip dalam Danim (2004: 77)
mengatakan
bahwa
kepemimpinan,
keterampilan
meliputi:
(1)
berhubungan
keterampilan
dengan
teknis
perilaku
(technical
dalam
skill),
(2)
keterampilan hubungan manusia (human relations skill), (3) keterampilan
konseptual (conceptual skill).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan dapat dilihat
sebagai berikut, meliputi:
a. Pendekatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin.
Aspek pertama pendekatan kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi
yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar kelompok berjalan
efektif,
sesorang
harus
menjalankan
dua
fungsi
utama
dalam
kepemimpinannya: (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task
related) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan
kelompok (group maintenance) atau sosial (Handoko, 200:299).
b. Pendekatan kedua tentang perilaku kepemimpinan memusatkanpada gaya
pemimpin dalam hubugannya dengan bawahan. (1) gaya dengan orientasi
tugas (task oriented), pimpinan mengawasi dan mengarahkan bawahan
secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas yang dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang diinginkannya; (2) orientasi karyawan (employee
oriented),
mencoba untuk lebih memotivasi karyawan dibanding
mengawasi mereka.
Universitas Sumatera Utara
II.2.4.3 Kerangka Perspektif Kepemimpinan
Arthur Jago (Liliweri, 2007 :152) mengembangkan beberapa perspektif
(sudut pandang) penting yang mengkaji konsep kepemimpinan, antara lain:
1. Perspektif berdasarkan fokus pandangan, melihat perangai dan perilaku
pimpinan, perspektif perangai selalu memandang kepemimpinan sebagi
satuan karakteristik perangai yang relatif stabil yang dimiliki seseorang
pemimpin. Diyakini seorang pempinan memiliki karakteristik-karakteristik
perangai internal tertentu yang menjadi syarat bagi dia untuk disebut
sebagai seorang pimpinan yang efektif. Perspektif perilaku, memandang
perilaku ekternal pimpinan, perilaku yang dapat diamati. Perpektif ini
lebih mementingkan tindakan eksternal seorang pemimpin sebagai
individu sekaligus menggambarkan karakteristik internal individu.
2. Dimensi pola pendekatan, hakikat kepemimpinan sebagi perspektif
universal, terletak pada pernyataan bahwa”hanya ada satu jalan terbaik”
untuk memimpin, bahwa kepemimpinan yang efektif selalu dapat berperan
pada situasi dan kondisi organisasi yang berbeda-beda. Kepemimpinan
juga sangat bergantung pada situasi dan kondisi yang memungkinkan
seorang
pemimpin
atau
sekelompok
pemimpin
tampil
dengan
kepemimpinan tertentu.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam perspektif kepemimpinan, termasuk
didalam kepemimpinan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan sebagai salah satu
distributor consumer goods situasi dan kondisi kerja sangat dimungkinkan
menjadi pertinbangan bagi para pemimpin untuk bertindak kepada karyawan
Universitas Sumatera Utara
dalam rangka mencapai pelaksanaan rencana kerja secara maksimal. Bila
dimungkinkan tindakan represif juga menjadi bagian dari tugas pimpinan dengan
wewenang yang mereka miliki. Penghargaan terhadap kepemimpinan juga
menjadi penting untuk diperhatikan dalam rangka membangun suasana kerja dan
keadaan yang stabil. Tidak hanya pimpinan yang harus memperhatikan karyawan,
akan tetapi juga berlaku sebaliknya.
II.2.5 Motivasi Kerja
Motivasi merupakan daya penggerak untuk melakukan sesuatu pekerjaan.
Yang bisa berasal dari dalam diri dan luar diri individu. Motivasi yang berasal
dari dalam (Intrinsik) adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri tanpa adanya pekasaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan
sendiri. Motivasi muncul dari dalam diri individu, karena memang individu itu
mempuanyai kesadaan untuk berbuat. Motivasi yang berasal dari luar (entrinsik)
yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
demikian seseorang mau melakukan
sesuatu. Motivasi
dari luar biasanya
dikaitikan dengan imbalan, kesehatan, kesempatan uti, dan sebagainya. Manusia
bekerja, karena semata-mata di dorong oleh adanya sesuatu yang ingin di capai.
Motivasi menurut Sudarwan Danin (2004), motivasi diartikan sebagai setiap
ketakutan yang muncul dari individu untuk mencapai tujuan atau keuntungan
tertentu di lingkungan dunia kerja atau di peralatan kehidupan pada umumnya.
Unsur-unsur motivasi yang dapat di jadikan ukuran ada tiga yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Tujuan diri dan tujuan organisasi
2. Kekuatan dari dalam diri individu
3. Keuntungan
Motivasi menurut Sedarmayanti (2000), diartikan sebagai keseluruhan
proses pemberian motif kerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka
mau bekerja dengan iklas demi tercapainya tujuan organisasi. Teori motivasi dari
George Terry menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada
diri seseorang individu yang meresangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.
Pernyataan Hasibuan (2000), teori motivasi mempunyai subvariabel yaiu : Motif,
harapan, dan intensif (Riduwan, 202 : 34).
Teori motivasi dengan ketiga subvariabel menurut Hasibuan di atas
mempunyai masing-masing indikator motivasi. Indikator motif adalah gaji,
nyaman bekerja, hormati pegawai, rsa takut dan cemas, fasilitas memadai, setia
kawan, dan pemberlakukan kerja sesuai paraturan. Indikator harapan adalah kerja
yang menyenangkan, rasa ikut memiliki, disiplin waktu kerja, pemberian
penghartgaan,
loyalitas pimpinan (atasan) kepada karyawan (bawahan),
pemahaman yang simpatik dari pimpinan atas persoalan-persolan pribadi dan
jaminan pekerjaan. Indikator intensif adalah promosi dan tunjangan.
Teori motivasi kerja menurut beberapa ahli yang juga dapat di jadikan
pegangan bagi setiap individu baik sebagai pimpinan (atasan) maupn karyawan
(bawahan) dalam mengambil keputusan atau tindakan, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Teori Patton
Menurut Patton (1961), motivasi dipengaruhi oleh dua hal, yaitu individu
itu sendiri dan situasi yang dihadapinya. Dengan kata lain, ada dua faktor yang
mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja, yaitu motivasi internal dan
motivasi eksternal. Patton berpendapat bahwa ada seperangkat motivator yang
sangat penting bagi pimpinan untuk memotivasi karyawannya,
Motivasi
dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Tuntutan akan dunia kerja
b. Posisi
c. Kepemimpinan
d. Persaingan
e. Ketakutan
f. Uang
2. Teori Frederik Herzberg
Frederik Herzberg (1966) mengemukakan bahwa terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi. Ia menemukan dua perangkat
kegiatan yang memuaskan kebutuhan manusia, yakni kebutuhan ang berkaitan
dengan kepuasan kerja (satisfier) dan kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan
kerja (Dissatisfir).
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja (satisfier) disebut
motivator yang meliputi prestasi, penghargaan, tanggung jawab,
promosi pekerjaan itu sendiri dan potensi bagi pertumbuhan pribadi
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan (Dissatisfier)
disebut faktor-faktor pemeliharaan (maintenance) atau kesehatan
(hygiene), meliputi gaji, hubungan kerja, kondisi kerja, administrasi,
kebijakan organisasi, hubungan antar pribadi dngan rekan kerja,
hubungan dnegan pimpinan (atasan) dan hubungan antar pribadi dengan
bawahan di tempat kerja.
3. Teori Maslow
Teori ini diperkenalkan oleh Abraham Maslow (1908) yang menyatakan
bahwa orang akan merasa puas kalau kebutuhan dasarnya sudah dia peroleh
(misalnya kebutuhan fisiologis) baru kemudian dia akan mengarahkan
perilakunya untuk memperoleh keputusan dari kebutuhan lain yang lebih tinggi.
Pendekatan hirarki kebutuhan manusia yaitu:
a. Kebutuhan yang hendak dipuaskan itu dapat diperoleh dengan jalan
pemberian motivasi.
b. Kebutuhan yang tidak dipenuhi akan membuat orang merasa tidak puas.
c. Manusia mempunyai kebutuhan untuk bertumbuh dan berkembang.
Teori piramida kebutuhan manusia oleh Maslow barasumsi bahwa
motivasi manusia itu tumbuh dari kebutuhan manusia, dan kebutuhan itu
mempunyai tingkat mulai dari kebutuhan paling dasar sampai dengan
kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan-kebutuhan manusia itu sebagai
basic needs yang tersusun atas kebutuhan fisikologis, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi
diri.
Universitas Sumatera Utara
Secara
umum
dikatakan
bahwa
tujuan
motivasi
adalah
untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauanya
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan
tertentu. Kerja itu merupakan aktivitas dasar, dan dijadikan bagian yang esensial
dari kehidupan manusia. Kerja memberikan status, mengikat seorang pada
individu lain serta masyarakat, yang memberikan makna pada kehidupan. Jadi,
bekerja bisa diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas dari individu yang
didalam dirinya sudah mengandung motivasi yaitu bekerja untuk memperoleh
sesuatu atau mencapai tujuan tertentu atau untuk mengekspresikan potensi diri.
Seorang pimpinan (atasan) harus memiliki motivasi diri yang baik agar
dapat memimpin karyawanya (bawahan) dengan baik. Di dalam organisasi antara
pimpinan (atasan) dan karyawan (bawahan) masing-masing memiliki motivasi
baik dari dalam diri ataupun di luar dirinya. Kompetensi karyawan (bawahan)
dapat dilihat dari motivasi kerjanya. Dia bekerja disebabkan oleh dua
kemungkinan, yaitu benar-benar terpanggil untuk berbuat atau karena diharuskan
untuk melakukan tugas-tugas itu. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi
seseorang dalam bekerja, antara lain disebabkan karena adanya kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
Download