BAB II URAIAN TEORITIS II. 1 Komunikasi II.1.1 Pengertian dan Fungsi Komunikasi Komunikasi adalah hubungan antara sesama manusia, baik sebagai individu maupun dalam kehidupan berkelompok. Komunikasi adalah suatu tindakan untuk berbagi informasi, gagasan ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang ada didalamnya guna mencapai kesamaan makna. Tindakan ini dapat dilakukan dalam berbagi konteks, yaitu dalam konteks antarpribadi, kelompok, massa maupun dalam lingkunagn organisasi. Disadari atau tidak, tindakan komunikasi sudah dilakukan manusia sejak dahulu. Oleh karena itu, komunikasi sangat erat dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan manusia mampu menerima dan memberikan informasi ataupun pesan sesuai dengan yang dibutuhkan. Komunikasi adalah penghubung semua interaksi sosial. Apabila seseorang telah menjalin hubungan secara tetap, maka sistem komunikasi yang dilakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat dapat mempererat, mempersatukan, mengurangi ketegangan bahkan menetralkan suasana. Komunikasi telah memperpendek jarak, menghemat biaya, menembus ruang dan waktu. Komunikasi berusaha menjembatani antara pikiran, perasaan dan kebutuhan seseorang dengan dunia luarnya. Komunikasi membangun kontak- Universitas Sumatera Utara kontak manusia dengan menunjukkan keberadaan dirinya dan berusaha memahami kehendak, sikap dan perilaku orang lain. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin communication, bersumber dari kata commnis yang berarti sama. Jika dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Sebuah defenisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa komunikasi adalah sebuah transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (a) membangun hubungan antar sesama manusia (b) melalui pertukaran informasi (c) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (d) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. (Hafied, 2005). Menurut Bernad dan Garry A. Stainer komunikasi adalah penyampaian informasi, emosi, gagasan, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang, kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian dinamakan komunikasi (Effendy, 2006). Sedangkan menurut Hovland, komunikasi adalah proses dimana seseorang atau komunikator dapat menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah laku orang lain (Effendy, 1992). Brent D. Ruben, 1988 (Arni), memberikan definisi Universitas Sumatera Utara mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut: komunikasi manusia organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dengan orang lain. Scanlan dan Bernad Keys mengatakan bahwa komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses menyampaikan informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Sementara menurut Agee, Ault dan Emery (Widjaja, 1993:34), komunikasi merupakan suatu seni menyampaikan informasi, ide-ide dan sikap dari seseorang kepada orang lain. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa dari proses komunikasi tersebut komunikator dapat mengirimkan suatu pesan melalui saluran tertentu kepada komunikan dengan mengharapkan sejumlah efek tertentu. Dari beberapa teori komunikasi diatas, disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses yang dapat mengubah perilaku untuk mencapai sebuah pengertian yang sama terhadap sutu informasi melalui lambing-lambang baik verbal maupun non verbal tertentu yang disampaikan. Komunikasi menjalankan empat fungsi utama didalam kelompok atau organisasi: pengendalian, motivasi, pengungkapan emosi dan informasi. Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggota. Setiap organisasi mempunyai hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh setiap sumber daya manusia di perusahaan tersebut. Namun adakalanya komunikasi informal juga dapat mengendalikan perilaku. Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para setiap sumber daya manusia yang harus dilakukan, seberapa bagus kinerja mereka dan Universitas Sumatera Utara apa yang dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi, perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mendapat keputusan melalui penyampain data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif. II.2 Komunikasi Organisasi Organisasi dikenal sebagai wadah kerja sama. Dari sekumpulan orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai wadah, organisasi dapat dipandang sebagai suatu yang bersifat lahir, material, yang ada dalam bentuk-bentuk yang bisa dilihat dan diraba, misalya bangunan, gedung, perkantoran/perusahaan dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat spiritual terlihat dalam nilai dan norma yang berbentuk peraturan dan perundang-undangan yang mengatur kerja sama tersebut. Robbins (1991) mengatakan, organisasi adalah sebuah bentuk kerja sama yang sistematik antara sejumlah orang untuk memenuhi kebutuhan tujuan yang telah diterapkan. Dikatakan kerjasama karena di dalamya berbentuk jalinan, hubungan dan komunikasi antara jumlah orang yang mempunyai tugas dan fungsi Universitas Sumatera Utara yang sama atau berbeda-beda (sub sistem), kemudian membentuk sebuah sistem untuk memenuhi tujuan yang disepakati bersama. Pentingnya komunikasi bagi interaksi manusia tidak dapat di pungkiri, begitu juga dengan organisasi. Komunikasi yang berjalan dengan baik di dalam suatu organisasi menentukan sukses tidak suatu organisasi. Pada dasarya proses dasar komunikasi organisasi meliputi didalamya komunikasi antara pribadi maupun komunikasi kelompok. Unit mendasar komunikasi organisai adalah seseorang dalam suatu jabatan. Menurut Bakke (1950) dan Argyris (1957), orang tersebut disosialisasikan oleh jabatan tersebut, menciptakan suatu lingkaran yang lebih sesuai dengan keadaan jabatan, pada saat yang sama, jabatan tersebut dipersonalisasikan, menghasilkan suatu figur atau gambar yang sesuai dengan keadaan orang tersebut ( Wayne Pace dan Don F. Faules, 2005). Menurut Goldhaber (1986) memberikan defenisi komunikasi organisasi sebagai berikut “organizational communications is the proses of grating and exchanging message within a networt of unterdefendent relationship to cope with environmental uncertainty”. Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Defenisi tradisional komunikasi organisasi cenderung menekankan komunikasi sebagai kegiatan penanganan pertukaran pesan yang terkandung dalam suatu batas-batas organisasional (organizational boundry) dari sebuah struktur organisasi. Komunikasi organisasi juga diartikan sebagai perilaku Universitas Sumatera Utara pengorganisasian (organizing behavior) yakni bagaimana para karyawan terlibat dalam proses bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang terjadi. II.2.1 Komponen Komunikasi Organisasi Menurut Arni Muhammad (2000), komponen komunikasi organisasi terdiri dari: 1. Proses Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka uang dinamis yang menciptakan dan saling tukar menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan saling menukar informasi ini berjalan secara terus menerus maka dikatakan sebagai sebuah proses. 2. Pesan Pesan berisi pikiran, ide, gagasan, perasaan yang dikirim oleh seorang atasan kepala para bawahanya selalu dalam bentuk simbol. Simbol adalah suatu yang digunakan untuk mewakili maksud tertentu, misalya dalam bentuk kata-kata verbal yang diucapkan atau ditulis, atau simbol nonverbal yang diperagakan melalui gerak-gerik tubuh/anggota tubuh, warna, gambar, mimik wajah. 3. Jaringan Organisasi terdiri dari jumlah orang yang tersusun dalam suatu sistem yang masing-masing menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Pertukaran pesan dari orang-orang ini terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Universitas Sumatera Utara 4. Keadaan Saling Tergantung Keadaan yang saling tergantung antara satu bagian dengan bagian lainya, telah terjadi sifat dari satu organisasi uang merupakan sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan, maka akan berpengaruh pada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. 5. Hubungan Karena organisasi merupakan suatu sisten terbuka, sistem kehidupan sosial, maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain, jaringan mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia. 6. Lingkungan Lingkungan maksudnya adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individudalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal dimaksudkan adalah personalia (karyawan), para staf, golongan, fungsional dari organisasi, dan komponen organisasi lainya seperti tujuan, produk dan sebagainya. Sedangkan lingkungan eksternal dari organisasi adalah langganan, leveransi, saingan dan teknologi yang berada di luar organisasi. 7. Ketidakpastian Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Ketidakpastian dalam organisasi juga Universitas Sumatera Utara disebabkan oleh terlalu banyaknya informasi yang diterima oleh organisasi dari pada yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan mereka. II.2.2 Tujuan Komunikasi Organisasi Tujuan utama dari komunikasi organisasi dalam buku “Wacana Komunikasi Organisasi” Alo Liliweri (2004) ada 3 (tiga) yaitu: 1. Sebagai tindakan koordinasi Komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mengkoordinasikan sebagian atau seluruh tugas dan fungsi organisasi yang telah dibagi-bagi dalam bagian atau sub bagian yang melaksanakan visi dan misi organisasi di bawah pimpinan atau manajer atau serta para bawahan mereka. Organisasi tanpa koodinasi, organisasi tanpa komunikasi sama dengan oeganisasi yang menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan aspek kerja sama. 2. Memberi Informasi (information sharing) Salah satu tujuan komunikasi yang penting adalah menghubungkan seluruh aparatur organisasi dengan tujuan organisasi. Komunikasi mengarahkan manusia dan aktivitas mereka dalam organisasi. Sebuah informasi atau pertukaran informasi berfungsi untuk membagi kemudian menjelaskan informasi tentang tujuan organisasi, arah dari suatu tugas, bagaimana usaha untuk mencapai hasil , dan pengambilan keputusan. 3. Komunikasi bertujuan untuk menampilkan perasaan dan emosi Di dalam suatu organisasi tentunya terdapat sekumpulan manusia yang bekerja sendiri maupun kerja sama dengan orang lain. Mereka Universitas Sumatera Utara mempunyai kebutuhan dan keinginan, perasaan dan emosi yang harus diungkapkan kepada orang lain. Manusia dalam organisasi mempunyai keinginan bahwa kebutuhan untuk menyatakan kegembiraan atas pekerjaan dan prestasi yang mereka telah lakukan. II.2.3 Fungsi Komunikasi organisasi Dalam buku “wacana Komunikasi Organisasi” Alo Liliweri (2004), fungsi komunikasi organisasi dibagi 2 (dua) yaitu: II.2.3.1 Fungsi Umum Komunikasi Organisasi 1. To tell Komunikasi berfungsi untuk menceritakan informasi terkini mengenai sebagian atau keseluruhan hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Contoh, apa dan bagaimana anda harus melakukan tugas dan eungsi dalam organisasi, apa dan bagaimana anda memenuhi permintaan atau melayani para pelanggan. 2. To sell Komunikasi berfungsi untuk melayani apa yang akan kita kerjakan dalam organisasi sehingga orang-orang menjadi sasaran kita mengetahui peranan organisasi. 3. To learn Komunikasi berfungsi untukmeningkatkan kemampuan para karyawan agar bisa belajar tentang atau dari orang lain (internal), belajar tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan orang lain tentang organisasi. Universitas Sumatera Utara 4. To decide Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi membagi pekerjaan, atau siapa yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan, besaran kekuasaan dan kewenangan, menentukan bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana memanfaatkan sumber daya, mengalokasikan manusia, metode dan teknik dalam organisasi. II.2.3.2 Fungsi Khusus Komunikasi Organisasi Menurut Condrad (1985) terdapat 3 (tiga) fungsi komunikasi organisasi: a. Fungsi Komando Fungsi komando memiliki dua tipe komunikasi yaitu pengarahan (direction) yang terlaksana melalui intruksi dan publikasi, berfungsi dalam membentuk persuasif dan pengaruh. Serta umpan balik (feed back) yang menunjukkan siapa yang sudah mengikuti apa yang diperintahkan. b. Fungsi relasi Komunikasi organisasi juga berfungsi untuk memenuhi fungsi relasional. Tujuanya menciptakan relasi kerja bagi peningkatan produksi organisasi. c. Fungsi mengelola suasana yang tidak pasti (ambiguitas) Komunikasi organisasi berfungsi mendorong para pegawai untuk memilih keputusan yang komplikatif dalam organisasi. II.2.4 Jaringan Komunikasi Organisasi II.2.4.1 Komunikasi Formal Jaringan komunikasi formal terjadi bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang tentukan oleh fungsi pekerjaan di dalam organisasi. Universitas Sumatera Utara Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir dari atas kebawah atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal. Arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang di bahas dalam penelitian ini adalah komunikasi vertikal yaitu komunikasi kepada bawahan (downward communication), dan komunikasi kepada atasan (upward communication). (Muhammad, 2000) a. Downward communication, yaitu komunikasi yang menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para pimpinan (atasan) kapada karyawan (bawahanya). Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum. Menurut Lewis (1987) komunikasi kebawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karna salah informasi. Mencegah kesalah pahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan (Muhammad, 2000). Fungsi komunikasi dari atas kebawah ini adalah: 1. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja. 2. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu dilaksanakan. 3. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara 4. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk dapat bekerja lebih baik. Metode komunikasi kebawah yang biasa digunakan antara lain: 1. Metode lisan, seperti melalui rapat, ceramah, diskusi, konferensi, telepon, interview, laporan lisan dan sebagainya 2. Metode tulisan seperti melalui surat, memo, telegram, majalah, surat kabar, buletin, laporan tulisan dan sebagainya. 3. Metode gambar seperti melalui grafik, peta, poster, film, slide, foto dan sebagainya. b. Upward Communication, terjadi ketika karyawan (bawahan) mengirim pesan kepada pimpinan (atasan) memberikan petunjuk tentang keberhasilan suatu pesan yang disampaikan kepada bawahan dan dapat memberikan stimulus kepada karyawan (bawahan) untuk berpartisipasi dalam merumuskan pelaksanaan kebijaksanaan bagi organisasinya (Muhammad, 2000). Fungsi komunikasi dari bawahan kepada atasan ini adalah: Penyampaian informasi tentang pekerjaan atau tugas yang sudah dilaksanakan. a. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh karyawannya (bawahan). b. Penyampaian saran-saran perbaikan dari karyawan (bawahan). c. Penyampaian keluhan dari karyawan (bawahan) tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya. Universitas Sumatera Utara II.2.5 Hambatan-hambatan Komunikasi Organisasi Hambatan atau gangguan berkomunikasi adalah pengaruh dari “ dalam” maupun dari “luar” individu atau lingkungan yang “merusak” aliran atau isi pesan yang dikirimkan atau yang diterima. Menurut Robins (1991) hambatan komunikasi dalam organisasi antara lain: 1. Penyaringan informasi Komunikator memanipulasi informasi sedemikian rupa yang membuat penerima lebih tertarik atas informasi yang hendak dikirimkan. 2. Persepsi selektif Komunikan sering kali bersikap tertentu kepada informasi sesuai dengan persepsi-seleksinya atas informasi yang diterima. 3. Emosi Dua pihak yang berkomunikasi berada dalam suasana emosi yang tidak memungkinkan pengiriman dan penerimaan informasi, akibatnya menyulitkan kontak dan pemberian makna atas pesan. 4. Bahasa Dua pihak menggunakan bahasa yang berbeda, konsep atau istilah yang berbeda, sehingga menyulitkan pemahaman atas informasi. 5. Tanda-tanda nonverbal Perbedaan budaya antara komunikator dan komunikan membuat dua pihak tidak dapat memahami bahasa isyarat, bahasa jarak dan ruang, kinesik, aksesoris yang mereka gunakan sebagai pesan. Universitas Sumatera Utara II.2.6 Usaha Mengatasi Kendala Komunikasi Organisasi Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala komunikasi organisasi menurut Donelly (1987) adalah : 1. Following Up atau mengikuti terus, yaitu usaha untuk terus menyimak dan mendengarkan dengan seksama, jika perlu menanyakan kembali hal-hal yang tidak dimengerti, sehingga maksud, tujuan atau makna dan pengertian yang dimaksud dapat dipakai secara efektif. 2. Utilizing Feedback atau memanfaatkan umpan balik, merupakan pemanfaatan optimal terhadap metode komunikasi dua arah, bahwa komunikasi pada dasarnya melibatkan tanda-tanda verbal dan nonverbal yang perlu mendapat perhatian optimal kedua belah pihak. 3. Emphaty, yaitu usaha atau kemampuan komunikator menempatkan diri secara imajiner pada posisi peran, pandangan dan emosi komunikan, untuk lebih dapat memahami komunikan, sehingga diharapkan komunikasi bisa lebih efektif. 4. Simplifying Language atau penggunaan bahasa yang sederhana, maksudnya dapat dipahami oleh semua orang, pemilihan bahasa harus cermat, menghindari penggunaan kata teknis (jargon), yang sulit sehingga dapat membantu keefektifan komunikasi. 5. Utilizing verbal and Nonverbal Feedback atau meningkatkan umpan balik verbal dan nonverbal, yaitu bahwasannya dalam proses Universitas Sumatera Utara komunikasi, tanda-tanda verbal dan nonverbal saling mendukung dan mengisi, karena itu pimpinan (atasan) dan karyawan (bawahan) harus mengoptimalkan perhatiannya tidak saja pada umpan balikan verbal tetapi juga non verbal. 6. Efecting Listening Skill atau meningkatkan kemampuan menyimak yang efektif. II.2.3 Pengertian, Fungsi dan Prinsip Human Relations Pengertian istiah Human Relations jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yang pertama hubungan manusia akan tetapi ada juga yang menerjemahkan menjadi hubungan antar manusia. Memang secara harfiah, kedua terjemahan tersebut tidak salah, namun keduanya tidak mengandung makna dari human relations itu sendiri. Pengertian itu seolah hanya menunjukkan bahwa human relations adalah ilmu tentang cara pergaulan antar manusia, hubungan antar yang satu dengan yang lain atau bahkan sebagi teknik memperlakukan orang lain (termasuk bawahan) untuk manfaat diri sendiri atau pimpinan organisasi semata-mata. Keith David dalam bukunya Human Relations At Work mengatakan bahwa, dipandang dari sudut pimpinan yang bertanggung jawab untuk memipin suatu kelompok, Human Relations adalah interaksi orang-orang menuju satu situasi kerja yang memotivasi mereka untuk bekerja sama secara produktif dengan perasaan puas, baik ekonomis, psikologis maupun sosial (Effendy, 2006 : 140). Haloran, 1978 (liliweri, 2004:329), bahwa Human Relations adalah studi tentang Universitas Sumatera Utara interaksi antar manusia dalam organisasi untuk mencegah, mengurangi terjadinya konflik dalam lingkungan bekerja. Wursanto (1987:169), menjelaskan ada ada dua pengertian human relations yaitu secara sempit dan luas. Dalam pengertian sempit human relations adalah hubungan antara seseorang antara dengan orang lain dalam suatu organisasi atau kantor, yang bertujuan memberikan kepuasan hati para karyawan sehingga memiliki semangat kerja yang tinggi. Human relations dalam arti sempit hanya ada dalam organisasi atau perusahaan tertentu saja. Sedangkan dalam pengertian luas, human relations hubungan antar seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam segala situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapat kepuasan hati. Secara ringkas sebenarnya studi human relations memusatkan perhatian pada dua tema, yaitu memperbesar produktivitas dalam pekerjaan dan memperbesar kepuasan manusia dalam organisasi. Jadi sebenarnya dalam human relations kita berbicara tentang pola-pola perilaku dalam organisasi. R.F Maier (Effendy, 1992 :141), dalam bukunya Principle of Human Relations, mengatakan bahwa hubungan manusia dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia. Keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia. Dengan kata lain, manusia merupakan modal berharga dan sangat menentukan bagi suatu organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Burleight Garner dan David Moore dalam buku Human Relations and Industry, mengemukakan bahwa kekuatan Universitas Sumatera Utara suatu organisasi terletak pada manusianya, bukan pada system, teknologi, prosedur atau sumber dana (Effendy, 2006:17). Selain itu harus disadari bahwa setiap individu memiliki perbedaan dalam segala hal yang mungkin akan menimbulkan pertentangan organisasi. Dalam hal ini, pimpinan bertanggung jawab menciptakan kondisi kerja yang kondusif. Dari penegrtian diatas, dapat dipahami bahwa human relations membahas hubungan manusia dengan kerja pada suatu organisasi yang mempunyai pengaruh pemanfaatan timbal balik. Manusia harus berguna bagi pelaksanaan suatu kerja dan sebaliknya kerja itu bermanfaat bagi manusia, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara seimbang dengan tercapainya tujuan manusianya. Human relations dalam penelitian berusaha mengintegrasikan para karyawan di PT. Panca Pilar Tangguh yang terletak di Jl. Helvetia by Pass No. 16 Medan dengan lingkungan kerjanya, sehinggan baik karyawan maupun level manajemen dapat memberikan kinerja yang terbaik untuk perusahaan tempat mereka bekerja demi tercapainya visi dan misi perusahaan. Adapun fungsi human relations dalam organsisasi adalah sebagi berikut: 1. Untuk meningkatkan gairah kerja suatu organsiasi. 2. Untuk meningkatkan hubungan kerja serta kerjasama diantara teman kerja. 3. Untuk mengurangi aspek-aspek negatif dari timbulnya konflik maupun frustrasi. Universitas Sumatera Utara 4. Untuk dapat mengetahui sedini mungkin kemelut-kemelut didalam organisasi, terutama yang menyangkut kepada hubungan kerja yang harmonis 5. Untuk mengetahui sejauhmana faktor biologis, manajemen, sosiologis maupun komunikasi serta ekologi mempengaruhi hubungan kerja didalam suatu organisasi, baik pemerintah maupun swasta. 6. Agar karyawan berprestasi lebih tinggi dan lebih produktif. Dari uraian diatas dapat dirangkum suatu pengertian yang tepat mengenai fungsi human relations adalah sebagai berikut: 1. Human relations hendak menciptakan upaya saling pengertian baik untuk mewujudkan suatu kerjasama antara keseluruhan unsur manusia dalam organisasi. 2. Human relations bertujuan untuk mempermudah tercapainya tujuan organisasi. 3. Landasan setiap hubungan yang diciptakan atas dasar saling menghargai, sebab manusia memiliki martabat dan harga diri. Keith Davis (Abdurahman, 1986: 95-96) mengemukakan pendapatnya mengenai falsafah human relations yaitu: 1. Mutual interest atau kepentingan bersama. Bahwa antara pimpinan dan yang dipimpin harus ada “mutual interest”. Bila hal ini tidak ada, maka usaha untuk mengumpulkan orang-orang dalam suatu wadah atau badan untuk menciptakan kerjasama tidak akan berfaedah sama sekali. Pada Universitas Sumatera Utara umumnya untuk memenuhi suatu kebutuhan, seseorang akan mencari jalan untuk menggabungkan diri kedalam suatu organisasi, klub dan sebagainya atau seseorang bekerja pada sebuah perusahaan atau instansi biasanya untuk memenuhi kebutuhan materi. Dengan demikian utnuk mencapai kepentingan bersama dalam suatu perusahaan harus diadakan suatu komunikasi dan interaksi dengan banyak orang. 2. Perbedaaan-perbedaaan individu. Setiap individu tentu berbeda dengan individu lainnya. Perbedaan yang ada pada setiap orang merupakan hal yang penting sekali dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, agar pegawai merasa puas dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, maka harus diperlakukan berdasarkan perbedaan-perbedaan tersebut. 3. Human Dignity (harga diri). Keith mengemukakan bahwa harga diri merupakan etika dan dasar moral bagi human relations. Hasil penelitian mengenai personal wants menunjukkan bahwa setiap manusia ingin diperlakukan human being (manusia). Prinsip-prinsip human relations diatas memberikan petunjuk kepada kita bagaimana melaksanakan human relations dengan baik. Dengan prinsip-prinsip human relations penilaian terhadap unsur manusia dalam suatu organisasi semakin jelas, bahwa manusia harus dipandang secara utuh secara jasmani dan rohani dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Universitas Sumatera Utara II.2.4 Kepemimpinan II.2.4.1 Gaya Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan behubungan dengan tugas dan pemeliharaan kelompok cenderung diekspresikan dalam dua kepemimpinan yang berbeda. Menurut Stoner, gaya pimpinan ini dapat dilihat sebagai berikut (2003:165): 1. Manajer yang memiliki gaya berorientasi pada tugas mengawasi karyawan untuk secara ketat memastikan tugas dilaksankan dengan memuaskan. 2. Manajer yang memiliki gaya berorientasi pada karyawan lebih menekankan pada motivasi ketimbang mengendalikan bawahan. Mereka mencari hubungan bersahabat, saling percaya dan saling menghargai dengan karyawan, yang sering kali diizinkan untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi mereka. Hampir sama dengan itu, gaya kepemimpinan sebagai ciri tertentu atau ciri khas seseorang menurut Danim (2004 : 75) dapat dibedakan menjadi: 1. Pemimpin otokratik dapat diartikan sebagai pimpinan yang bertindak sesuai dengan kemauan sendiri (otoriter). Sikapnya senatiasa mau menang sendiri, tertutup terhadap ide dari luar dan hanya idenya dianggap akurat. Pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain: a. Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pimpinan. b. Bawahan, oleh pimpinan hanya dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru. c. Bekerja dengan sangat disiplin tinggi, bekerja keras dan tidak kenal lelah. Universitas Sumatera Utara d. Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya penawaran saja. e. Memiliki kepercayaan rendah tehadap bawahan dan kalaupun ada, didalm dirinya penuh dengan ketidak percayaan. f. Komunikasi dilakukan secara tertutup satu arah. g. Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang. 2. Pimpinan demokratis, mengutamakan keterbukaan dan keinginan untuk memposisikan pekerjaan dari, oleh dan untuk bersama. Melaksanakan interaksi dinamis, pemimpin dengan gaya seperti ini percaya bahwa dinamisasi dalam perusahaan akan mampu mencapai hasil yang maksimal (Danim, 2004:75). 3. Kepemimpinan permisif, merupakan tipe atau gaya seseorang pimpinan yang meng-ya-kan, tidak mau ambil pusing, tidak bersikap dalam makna sikap sesungguhnya. Ciri-ciri seperti ini adalah a. Tidak ada pegangan kuat dan kepercayaan rendah pada diri sendiri. b. Mengyakan semua saran. c. Lambat dalam mengambil keputusan. d. Banyak mengambil muka kepada bawahan. e. Ramah dan tidak menyakiti bawahan. II.2.4.2 Perilaku Kepemimpinan Kepemimpinan adalah suatu seni (leadership in an art), pemimpin profesional adalah seorang seniman dalam memimpin. Semakin terampil seorang pemimpin maka akan memudahkan dalam mencapai tujuan organisasi atau Universitas Sumatera Utara perusahaan. Robert L. Kantz seperti yang dukutip dalam Danim (2004: 77) mengatakan bahwa kepemimpinan, keterampilan meliputi: (1) berhubungan keterampilan dengan teknis perilaku (technical dalam skill), (2) keterampilan hubungan manusia (human relations skill), (3) keterampilan konseptual (conceptual skill). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan dapat dilihat sebagai berikut, meliputi: a. Pendekatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin. Aspek pertama pendekatan kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar kelompok berjalan efektif, sesorang harus menjalankan dua fungsi utama dalam kepemimpinannya: (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance) atau sosial (Handoko, 200:299). b. Pendekatan kedua tentang perilaku kepemimpinan memusatkanpada gaya pemimpin dalam hubugannya dengan bawahan. (1) gaya dengan orientasi tugas (task oriented), pimpinan mengawasi dan mengarahkan bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diinginkannya; (2) orientasi karyawan (employee oriented), mencoba untuk lebih memotivasi karyawan dibanding mengawasi mereka. Universitas Sumatera Utara II.2.4.3 Kerangka Perspektif Kepemimpinan Arthur Jago (Liliweri, 2007 :152) mengembangkan beberapa perspektif (sudut pandang) penting yang mengkaji konsep kepemimpinan, antara lain: 1. Perspektif berdasarkan fokus pandangan, melihat perangai dan perilaku pimpinan, perspektif perangai selalu memandang kepemimpinan sebagi satuan karakteristik perangai yang relatif stabil yang dimiliki seseorang pemimpin. Diyakini seorang pempinan memiliki karakteristik-karakteristik perangai internal tertentu yang menjadi syarat bagi dia untuk disebut sebagai seorang pimpinan yang efektif. Perspektif perilaku, memandang perilaku ekternal pimpinan, perilaku yang dapat diamati. Perpektif ini lebih mementingkan tindakan eksternal seorang pemimpin sebagai individu sekaligus menggambarkan karakteristik internal individu. 2. Dimensi pola pendekatan, hakikat kepemimpinan sebagi perspektif universal, terletak pada pernyataan bahwa”hanya ada satu jalan terbaik” untuk memimpin, bahwa kepemimpinan yang efektif selalu dapat berperan pada situasi dan kondisi organisasi yang berbeda-beda. Kepemimpinan juga sangat bergantung pada situasi dan kondisi yang memungkinkan seorang pemimpin atau sekelompok pemimpin tampil dengan kepemimpinan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa dalam perspektif kepemimpinan, termasuk didalam kepemimpinan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan sebagai salah satu distributor consumer goods situasi dan kondisi kerja sangat dimungkinkan menjadi pertinbangan bagi para pemimpin untuk bertindak kepada karyawan Universitas Sumatera Utara dalam rangka mencapai pelaksanaan rencana kerja secara maksimal. Bila dimungkinkan tindakan represif juga menjadi bagian dari tugas pimpinan dengan wewenang yang mereka miliki. Penghargaan terhadap kepemimpinan juga menjadi penting untuk diperhatikan dalam rangka membangun suasana kerja dan keadaan yang stabil. Tidak hanya pimpinan yang harus memperhatikan karyawan, akan tetapi juga berlaku sebaliknya. II.2.5 Motivasi Kerja Motivasi merupakan daya penggerak untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Yang bisa berasal dari dalam diri dan luar diri individu. Motivasi yang berasal dari dalam (Intrinsik) adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri tanpa adanya pekasaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi muncul dari dalam diri individu, karena memang individu itu mempuanyai kesadaan untuk berbuat. Motivasi yang berasal dari luar (entrinsik) yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Motivasi dari luar biasanya dikaitikan dengan imbalan, kesehatan, kesempatan uti, dan sebagainya. Manusia bekerja, karena semata-mata di dorong oleh adanya sesuatu yang ingin di capai. Motivasi menurut Sudarwan Danin (2004), motivasi diartikan sebagai setiap ketakutan yang muncul dari individu untuk mencapai tujuan atau keuntungan tertentu di lingkungan dunia kerja atau di peralatan kehidupan pada umumnya. Unsur-unsur motivasi yang dapat di jadikan ukuran ada tiga yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Tujuan diri dan tujuan organisasi 2. Kekuatan dari dalam diri individu 3. Keuntungan Motivasi menurut Sedarmayanti (2000), diartikan sebagai keseluruhan proses pemberian motif kerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan iklas demi tercapainya tujuan organisasi. Teori motivasi dari George Terry menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang meresangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Pernyataan Hasibuan (2000), teori motivasi mempunyai subvariabel yaiu : Motif, harapan, dan intensif (Riduwan, 202 : 34). Teori motivasi dengan ketiga subvariabel menurut Hasibuan di atas mempunyai masing-masing indikator motivasi. Indikator motif adalah gaji, nyaman bekerja, hormati pegawai, rsa takut dan cemas, fasilitas memadai, setia kawan, dan pemberlakukan kerja sesuai paraturan. Indikator harapan adalah kerja yang menyenangkan, rasa ikut memiliki, disiplin waktu kerja, pemberian penghartgaan, loyalitas pimpinan (atasan) kepada karyawan (bawahan), pemahaman yang simpatik dari pimpinan atas persoalan-persolan pribadi dan jaminan pekerjaan. Indikator intensif adalah promosi dan tunjangan. Teori motivasi kerja menurut beberapa ahli yang juga dapat di jadikan pegangan bagi setiap individu baik sebagai pimpinan (atasan) maupn karyawan (bawahan) dalam mengambil keputusan atau tindakan, antara lain: Universitas Sumatera Utara 1. Teori Patton Menurut Patton (1961), motivasi dipengaruhi oleh dua hal, yaitu individu itu sendiri dan situasi yang dihadapinya. Dengan kata lain, ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Patton berpendapat bahwa ada seperangkat motivator yang sangat penting bagi pimpinan untuk memotivasi karyawannya, Motivasi dimaksud adalah sebagai berikut : a. Tuntutan akan dunia kerja b. Posisi c. Kepemimpinan d. Persaingan e. Ketakutan f. Uang 2. Teori Frederik Herzberg Frederik Herzberg (1966) mengemukakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi. Ia menemukan dua perangkat kegiatan yang memuaskan kebutuhan manusia, yakni kebutuhan ang berkaitan dengan kepuasan kerja (satisfier) dan kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan kerja (Dissatisfir). a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja (satisfier) disebut motivator yang meliputi prestasi, penghargaan, tanggung jawab, promosi pekerjaan itu sendiri dan potensi bagi pertumbuhan pribadi Universitas Sumatera Utara b. Faktor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan (Dissatisfier) disebut faktor-faktor pemeliharaan (maintenance) atau kesehatan (hygiene), meliputi gaji, hubungan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, hubungan antar pribadi dngan rekan kerja, hubungan dnegan pimpinan (atasan) dan hubungan antar pribadi dengan bawahan di tempat kerja. 3. Teori Maslow Teori ini diperkenalkan oleh Abraham Maslow (1908) yang menyatakan bahwa orang akan merasa puas kalau kebutuhan dasarnya sudah dia peroleh (misalnya kebutuhan fisiologis) baru kemudian dia akan mengarahkan perilakunya untuk memperoleh keputusan dari kebutuhan lain yang lebih tinggi. Pendekatan hirarki kebutuhan manusia yaitu: a. Kebutuhan yang hendak dipuaskan itu dapat diperoleh dengan jalan pemberian motivasi. b. Kebutuhan yang tidak dipenuhi akan membuat orang merasa tidak puas. c. Manusia mempunyai kebutuhan untuk bertumbuh dan berkembang. Teori piramida kebutuhan manusia oleh Maslow barasumsi bahwa motivasi manusia itu tumbuh dari kebutuhan manusia, dan kebutuhan itu mempunyai tingkat mulai dari kebutuhan paling dasar sampai dengan kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan-kebutuhan manusia itu sebagai basic needs yang tersusun atas kebutuhan fisikologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Universitas Sumatera Utara Secara umum dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauanya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Kerja itu merupakan aktivitas dasar, dan dijadikan bagian yang esensial dari kehidupan manusia. Kerja memberikan status, mengikat seorang pada individu lain serta masyarakat, yang memberikan makna pada kehidupan. Jadi, bekerja bisa diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas dari individu yang didalam dirinya sudah mengandung motivasi yaitu bekerja untuk memperoleh sesuatu atau mencapai tujuan tertentu atau untuk mengekspresikan potensi diri. Seorang pimpinan (atasan) harus memiliki motivasi diri yang baik agar dapat memimpin karyawanya (bawahan) dengan baik. Di dalam organisasi antara pimpinan (atasan) dan karyawan (bawahan) masing-masing memiliki motivasi baik dari dalam diri ataupun di luar dirinya. Kompetensi karyawan (bawahan) dapat dilihat dari motivasi kerjanya. Dia bekerja disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu benar-benar terpanggil untuk berbuat atau karena diharuskan untuk melakukan tugas-tugas itu. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja, antara lain disebabkan karena adanya kebutuhan. Universitas Sumatera Utara