Working Paper

advertisement
Working Paper
STRATEGI PROGRAMMING DISKO DANGDUT DI RADIO CBB BANDAR
DANGDUT JAKARTA 105,4 FM DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF MUSIK
DANGDUT
Nike Apriyani Gunawan
Jurusan Marketing Communication
Bina Nusantara University
Jl. K.H. Syahdan No.9, Palmerah Jakarta 11480, Indonesia
(021) 534-5830, 535-0660
[email protected]
Nama: Nike Apriyani Gunawan
Dosen Pembimbing: D4455-Wira Respati.S.S.,M.SI
ABSTRAK
TUJUAN PENELITIAN, untuk mengetahui Strategi Programming Disko Dangdut di radio
CBB Bandar Dangdut Jakarta 105,4FM dalam membangun citra positif musik dangdut.
METODE kualitatif, dibantu dengan melakukan observasi, wawancara, dan mengumpulkan
data pendukung. ANALISIS deskriptif dengan bentuk kata-kata dan bahasa, menjelaskan
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia secara menyeluruh dan mendalam.
HASIL YANG DICAPAI mengetahui peranan seorang penyiar yang berhasil memberikan
citra positif music dangdut. KESIMPULAN Program Disko Dangdut ini dalam memberikan
citra positif, dengan cara memberikan sajian yang tidak mengandung unsur SARA , dan
selektif dalam memilih lagu yang akan diputar pada saat siaran di langsungkan.
Kata Kunci: Tujuan Penelitian, Metode, Analisis, Hasil yang dicapai, Kesimpulan
PENDAHULUAN
Radio mempunyai cara sendiri yang disebut dengan gaya radio yang meliputi
kata-kata lisan, musik / lagu dan efek suara yang menjadi kunci utama identitas dalam
sebuah stasiun radio dalam menyajikan programnya untuk menarik minat para
pendengarnya. (Trianto,2010:132). Radio yang akan diteliti disini adalah radio CBB
Bandar Dangdut Jakarta, dengan nama perusahaan yaitu PT. Radio Cakti Budhi Bakti
yang berdiri dari tahun 1971 dengan menempati frekuensi saluran 105.4 FM, dan
memiliki sapaan bagi pendengar “Neng Manis Abang Sayang”.
Radio CBB Bandar Dangdut Jakarta merupakan radio yang bergendre dangdut
yang merupakan musik asli Indonesia, lagu dangdut memiliki banyak aliran seperti
India, Melayu, Arab, patrol, rockdut, pop dut, campur sari, koplo, house
musicdut.Yang memiliki unsur budaya Melayu, dan Jawa. Musik Dangdut merupakan
musik yang asli berasal dari Indonesia, bentuk music ini berakar awal dari Qasidah
yang terbawa oleh agama Islam yang masuk Nusantara pada tahun 635-1600. Sejak
tahun 1970an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang
konteporer. Penyebutan nama dangdut merupakan onomatope dari suara permainan
tabla. (Muryadi, 2009) Seiring dengan berjalannya waktu, dangdut sebagai budaya
kontemporer, pedangdut Rhoma Irama menjadikan dangdut sebagai alat berdakwah
dalam lirik-lirik lagu ciptaannya.
Strategi program yang ada pada radio CBB Bandar Dangdut Jakarta ini
diantaranya adalah seleksi program, radio CBB dalam menyeleksi program dengan
cara memilih program yang belum pernah ada di radio CBB Bandar Dangdut Jakarta,
yaitu program Disko Dangdut. Program yang sedang diteliti oleh peneliti bernama
“Disko Dangdut” yang di bawakan oleh Govin Gio, dimana segmen ini memutarkan
lagu dangdut koplo hits pilihan, dan memberikan informasi lalu lintas. Govin Gio
yang bertugas sebagai penyiar yang memberikan salam-salam dan memutarkan lagulagu pilihan sesuai dengan request dari pendengar. Segmen program dari usia 26-40
tahun, dan memiliki target pendengar menengah kebawah, seperti pekerja konveksi,
pabrik, dan rumah tangga. Salah satu program siaran terpopuler di seluruh dunia
bahkan di Indonesia adalah program musik (Masduki 2004:39)
KAJIAN PUSTAKA
Strategi Program
Menurut (Effendy, 2008:29) strategi pada hekikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.Strategi adalah hal
menerapkan arah kepada “manajemen” dalam arti tentang sumber daya di dalam
bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasi kondisi yang memberikan
keuntungan terbaik untuk memenangkan persaingan dalam pasar.
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun
waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,
memiliki tema, mengidentifikasi factor pendukung yang sesuai dengan perinsipprinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan
memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Program siaran radio terdiri dari program reguler atau harian (daily
program) dan program khusus atau mingguan (special program, weekly
program).Program reguler disiarkan setiap hari sedangkan program khusus
disiarkan seminggu sekali.Umumnya dijadwalkan pada malam hari dan akhir
pekan. (Romli 2009:74)
Sejarah Dangdut
Dangdut merupakan salah satu genre seni musik yang berkembang di
Indonesia, berakar dari musik Melayu pada tahun 1940an yang masih memiliki
aliran India – Melayu, dan masih memiliki budaya Melayu, Arab (pada
cengkok dan harmonisasi) dan India (terutama dari penggunaan alat musik
tabla). Nama dangdut ini berawal dari kiasan suara musik tabla yang berirama
“dang” dan “dut” dari situlah nama dangdut berasal. (Weintraub, 2013, 160).
Bentuk musik dangdut ini berakar awal dari Qadisah yang terbawa oleh
agama Islam yang masuk Nusantara pada tahun 635-1600. Sejak tahun 1970an
dangdut boleh dikatakan dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik
yang populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh musik lain, mulai dari
keroncong, langgam, dengung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Pada era 1990an seiring dengan kejenuhan musik dangdut yang banyak
dipengaruhi musik tradisional irama gamelan yaitu kesenian musik asli budaya
Jawa, dangdut mulai berasimilasi dengan seni gamelan yang memunculkan seni
musik baru yaitu campur sari, atau dangdut campur sari.
Pada tahun 2000an seiring dengan kejenuhan musik dangdut yang asli,
maka di awal era inimusisi di Jawa Timur mengembangkan jenis musik
dangdut baru yang disebut dengan dangdut koplo. Dangdut koplo merupakan
mutasi dari musik dangdut setelah era campur sari. Dangdut Koplo ini memiliki
tekno cepat yang dipadukan dengan aliran house music. (Weintraub, 2013, 169)
Teori Programming
Strategi programming adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan
menata atau mengatur elemen/materi siaran (termasuk acara) sedemikian rupa
untuk mendapatkan dan mengembangkan pendengar. (Harley & Rustam, 2013,
22) Dalam penyiarannya, tentu saja setiap program radio berusaha agar acaranya
memiliki banyak pendengar untuk meningkatkan rating. Dalam usaha untuk
menaikkan rating pada radio, para pembuat program acara di radio kerap
melakukan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan strategi
programming. Programming dapat merujuk kepada hasil atau sebuah proses
(Eastman dan Ferguson, 2009:4) mengatakan bahwa “The processes of selecting,
scheduling, promoting, and evaluating programs define the work of a
programmer.” Artinya, tugas seorang programmer adalah memilih,
menjadwalkan, mempromosikan dan mengevaluasi. Dari sini terlihat, dalam
strategi programming terdapat keempat tahapan tersebut.
Yang terpenting dalam programming adalah mengetahui apa yang
diinginkan oleh audience, Dengan memahami audience, pembuat program dapat
mengetahui materi apa saja yang audience inginkan untuk ada dalam acara,
penjadwalan acara yang efektif juga memperhatikan demografis audience,
dengan memperhatikan program saingan dan pasar yaitu dengan cara membuat
iklan yang dapat menarik pendengar untuk menarik untuk mendengarkan
program acara yang ada di dalam radio tsb. (Eastman dan Ferguson, 2009:4)
Menurut Tyler dan Ferguson bahwa programming adalah proses dari:
1. Selecting
Yaitu proses dalam perencanaan penyeleksian program. Dalam hal ini stasiun
televisi komersial, pengelola akan mengarahkan programnya untuk menarik
perhatian audien spesifik di antara sejumlah besar audien umum.
2. Scheduling
Yaitu merencanakan atau mengelola program stasiun televisi harus mengarahkan
programnya kepada segmen audien tertentu yang tersedia pada waktu siaran
tertentu.
3. Promoting
Yaitu dalam merencanakan dan memilih program, maka bagian program
memperhatikan aspek pemasaran/promo.Hal ini mutlak dilakukan karena bagian
media promo yang bertugas mempromosikan program bersangkutan kepada
pemasang iklan.
4. Evaluating
Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu dan
departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya
dengan kinerja apa yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak sama,
maka diperlukan langkah-langkah perbaikan (Eastman, Ferguson, 2009: 2).
Analisis Pembentukan Air personality Penyiar
Profesi sebagai seorang penyiar dalam hal program Disko Dangdut ini
merupakan profesi yang mudah dan enjoy, karena penyiar hanya sesekali
berbicara pada saat siaran berlangsung, tetapi juga harus memiliki wawasan yang
luas dalam membawakan suatu program acara, dan teliti dalam memilih lagu yang
akan di putar. Air personality pun sangat melekat pada diri seorang penyiar, agar
seorang penyiar dapat memprestasikan pembawaannya dalam menyiarkan
program disco dangdut. Sebuah radio dapat dilihat dari ratting, entah ratting itu
turun atau naik, Seseorang dapat menjadi penyiar Radio melalui pertimbangan
bahwa kualitas suara yang sesuai dengan tone yang di inginkan, serta announcing
skill.
Sedangkan faktor pendukung pembentukan air personality penyiar:
a. Pengetahuan
Sebagai seorang penyiar haruslah seorang komunikator karena
mempunyai komunikan masyarakat pendengar yang heterogen dari latar
belakang keinginan, pendidikan, ekonomi dan sosial. Secara otomatis
keterampilan mengolah kata harus di imbangi dengan pengetahuan yang
mendalam tentang berbagai hal. Tanpa pengetahuan yang cukup sudah tentu
seorang penyiar seperti sebuah senapan tanpa amunisi yang cukup. Dengan
pengetahuan yang cukup seorang penyiar akan menunjukkan kualitas dalam
siarannya sehingga lebih berbobot dan akan dihormati oleh pendengar.
b. Adlibbing/ berbicara tanpa teks
Adlibbing adalah kemampuan berbicara tanpa teks dengan kalimat
yang jelas, runtut, dan mudah dimengerti. Seorang penyiar harus mempunyai
kemampuan adlibbing yang baik karena gaya penyampaian dari komunikator
kepada komunikan sangatlah penting, karena hal itu akan menjadikan
kekuatan untuk menarik pendengar. Dan perlu diketahui untuk mendukung
suksesnya proses adlibbing ini seorang penyiar harus memperhatikan kosa
kata, pemahaman materi, dan teknik berbicara yang baik. Dengan perpaduan
3 (tiga) unsur pendukung suksesnya pemunculan air personality tersebut
seorang penyiar akan bisa menarik perhatian khalayak pendengar.
c. Ide-ide Baru
Seorang penyiar haruslah selalu memiliki dan menemukan ide-ide
baru untuk memperkaya kualitas siarannya. Tanpa adanya ide-ide baru yang
muncul, seorang penyiar hanya akanmenampilkan suatu yang monoton dan
membosankan dalamsiarannya. Maka dari itu, seorang penyiar harus memiliki
wawasan yang luas, dan mampu memberikan ide-ide baru, untuk memberikan
kualitas kinerjanya.
d. Kemampuan Mengolah Individu
Seorang penyiar harus selaluberusaha untuk berkreasi dan mengasah
kemampuannya dan menampilkan yang terbaik dalam setiap performent yang
dilakukannya, agar penyiar tersebut memiliki kualitas dan keterampilan
sendiri.
e. Kemampuan Berbahasa
Seperti yang sudah kita ketahui, tugas dari seorang penyiar adalah
menyampaikan suatu informasi dan berkomunikasi dengan pendengar dengan
kemampuan berbicara yang dimilikinya. Tanpa dapat berbahasa yang baik
seorang penyiar tidak akan menjadi seorang penyiar yang baik, maka dari itu
sudah seharusnya penyiar menambah kosa kata dan mempelajari lebih
mendalam mengenai kemampuan berbahasa ini.
f. Performa On Air
Jika kita membahas mengenai air personality sudah tentu kita harus
membahas mengenai performa yang di tampilkan pada saat on air, ketika
penyiar tersebut sedang mengudara, dan oleh sebab itu penyiar haruslah
memiliki performa diri yang baik, agar pada saat.
METODE PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Penelitian
Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan metode pengambilan
data berbentuk observasi untuk menyelesaikan proses penulisan skripsinya.
Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunak satu unit observasi untuk
menyelesaikan skripsi peneliti. Unit observasi yang akan diteliti oleh peneliti
adalah orang-orang yang terlibat langsung dengan program Disko Dangdut
itu sendiri yang memang menentukan mengenai karakteristik air personality
dari penyiar program Disko Dangdut. Selama tiga bulan peneliti melakukan
observasi secara langsung dalam melakukan metode pengumpulan data
penulisan skripsi ini. Observasi secara langsung dapat di gambarkan dengan
cara peneliti mengunjungi PT. Radio Cakti Budhi Bakti untuk meneliti salah
satu program di Radio CBB, dimana peneliti turut serta atau terjun langsung
masuk ke dalam program Disko Dangdut.
Metode pengumpulan data observasi yang peneliti lakukan adalah
observasi non-partisipan. Dikarenakan peneliti hanya ingin melihat,
mengamati obyek yang diteliti dan bukan berperan langsung sebagai obyek
yang diteliti. Uji kreadibilitas dilakukan dengan: perpanjangan pengamatan,
meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat,
membercheck, dan analisis khasus negative (Sugiyono 2013 : 294)
2. Wawancara
Pada penelitian kali ini peneliti tidak hanya menggunakan metode
pengambilan data berbentuk observasi saja namun juga bentuk depth interview
atau wawancara mendalam kepada beberapa narasumber yang ada pada tempat
dilakukannya penelitian untuk menyelesaikan proses penulisan skripsinya.
Unit observasi yang akan di wawancarai dan diteliti oleh peneliti adalah orangorang yang terlibat langsung dengan program Disko Dangdut itu sendiri yang
memang menentukan mengenai karakteristik air personality dari penyiar
program Disko dangdut.
Dari hasil in depth interview yang dilakukan oleh peneliti maka peneliti
dapat mengetahui gambaran mengenai ciri khas atau air personality seperti
apa yang diinginkan oleh Radio CBB tersebut. Data dalam penelitian
kualitatif tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa narasi,
deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar dan foto) ataupun
bentuk non angka lainnya. Analisis dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan suatu proses pengubahan data menjadi suatu penemuan.
Teknik Analisis Data
Pemilihan teknik dan alat pengumpulan data perlu mendapat perhatian
yang cermat. Alat atau instrumen pengumpulan data yang baik akan
menghasilkan data yang berkualitas. Kualitas data menentukan kualitas
penelitian. (Mustari 2012 : 55-69). Berikut adalah metode pengumpulan data
yang dipakai oleh peneliti :
1. Wawancara (Interview)
Ini adalah salah satu cara untuk mengumpulkan informasi yang utama
dalam kajian pengamatan. Ada dua sifat wawancara, yaitu langsung dan
tidak langsung. Wawancara langsung ditujukan langsung kepada ornag
yang diperlukan keterangan atau datanya dalam penelitian. Sedangkan
wawancara tidak langsung adalah wawancara yang ditujukan kepada
orang-orang lain yang dinilai dapat memberikan keterangan mengenai
keadaan orang yang diperlukan datanya.
2. Pengamatan (Observasi)
Observasi dapat membantu menegaskan atau menolak dan juga melihat
kembali tentang apa saja yang telah ditemukan lewat wawancara. Melalui
observasi ini peneliti dapat membandingkan apakah data wawancara sesuai
dengan kenyataan di lapangan. Peneliti menggunakan jenis observasi
penyertaan, yaitu peneliti menjadi salah seorang peserta yang terlibat
langsung dengan peristiwa yang dikaji. Peneliti melakukan kerja praktek di
Radio CBB sehingga peneliti dapat mendalami penelitian yang dilakukan.
Teknik Keabsahan Data
Uji kreadibilitas dilakukan dengan: perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, membercheck, dan
analisis khasus negative (Sugiyono 2013 : 294). Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan analisa data yang terdiri dari koding (coding) dan kategorisasi
(categorizing). Koding dilakukan terlebih dahulu pada awal riset. Fungsi
koding adalah untuk mengubah bentuk data, dan menguranginya untuk
membangun kategori; seiring dengan munculnya kategori utama, maka teori
akan berkembang. Selama analisa berlangsung, terjadi perbandingan konstan
(constant comparison), yaitu masing-masing data dibandingkan dengan bagian
lain ketika pencarian persamaan, perbedaan, dan koneksi atau hubunganhubungan. Seluruh data dikode dan dikategorikan hingga mengarah pada
pembentukan konsep utama. Tujuannya adalah untuk mencari tema-tema yang
mengaitkan gagasan untuk menemukan alur riset. Langkah-langkah proses
koding :
1. Koding terbuka atau open coding (memilah-milah data)
2. Koding aksial atau axial coding (memunculkan kembali data dalam bentuk
baru)
3. Koding selektif atau selective coding (pemilihan kategori inti dan
menghubungkannya dengan kategori lain) (Daymon & Holloway, 2008: 189-190)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Observasi
1. Seleksi Program (Programming)
Merupakan proses mencari perencanaan ide, konsep, tema
programyang paling krusial dari program apapun, khususnya di radio. Proses
ini akan menentukan masa depan dari program tersebut. Banyak orang berkata
tidak ada yang baru di muka bumi ini, banyak orang merasa buntu dalam
berpikir untuk kreatif dengan alasan kehabisan ide.Pada poin ini program
Disko Dangdut di Radio CBB ber-platform pada keunikan bahwa acara yang
dibuat harus berbeda dngan acara-acara lain bahkan di radio atau media
manapun. Maka dari itu Radio CBB menghadirkan program Disko Dangdut
dengan format yang berbeda dari program lain, radio CBB dalam menyeleksi
program Disko Dangdut dengan cara membuat program siaran yang berbeda
dari program yang ada di radio dangdut lain, seperti pembahasan yang di
lakukan pada seleksi koding yaitu pada saat wawancara yang di lakukan oleh
peneliti kepada narasumber yang menjelaskan tentang seleksi program yang
ada di radio CBB
2. Seleksi Penjadwalan (Scheduling)
Penentuan jam tayang sangat berpengaruh dalam banyak atau tidaknya
pendengar dari sebuah program radio. Dalam hal ini Disko Dangdut
mengambil jam 2 siang dikarena rata-rata orang pada rentang jam tersebut
membutuhkan teman di tengah kepenatan. Hal ini berlaku bagi mereka yang
masih di kantor, di pabrik, bahkan di perjalan. Radio CBB Bandar dangdut
Jakarta dalam menentukan jadwal siaran pada program disko dangdut ini di
tunjukan pada saat wawancara berlangsung yang di lakukan peneliti kepada
narasumber.
3. Seleksi Promosi (Promoting)
Konsep efektifitas dalam merencanakan promosi sebuah program yang
telah dijabarkan adalah tingkat seberapa kemeriahan dalam mem-promosikan
sebuah program clutter, letak atau spot promosi dimana di sela program
tayangan atau spot iklan (location) . Identitas promosi sebuah program
(frequency).
4. Seleksi Evaluasi (Evaluating)
Evaluasi program sangat penting dilakuakan untuk sebuah program
radio. Evaluasi yang dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat
mempertahankan tingkat kualitas program, dan dari sanalah sebuah radio
dapat melakuakn revisi dan memodifikasi sebuah program sebelum
dipromosikan kembali. Evaluasi sangatlah penting dalam sebuah program
karena dari evaluasi tersebut dapat terlihat apakah program ini berjalan dengan
baik atau tidak, apakah para pendengarannya sudah cukup puas dengan
content yang disajikan. Program Disko Dangdut memiliki cara tersendiri
dalam meng-evaluasinya, dengan cara memiliki fans club sendiri, dan selalu
selalu memberikan keceriaan sendiri bagi para pendengarnya.
5. Analisis Pembentukan Air Personality
Profesi sebagai seorang penyiar dalam hal program Disko dangdut ini
merupakan profesi yang mudah dan enjoy, karena penyiar hanya sesekali
berbicara pada saat siaran berlangsung, tetapi juga harus memiliki wawasan
yang luas dalam membawakan suatu program acara, dan teliti dalam memilih
lagu yang akan di putar seorang penyiar harus memiliki perbedaan karakter
antara satu penyiar dengan penyiar yang lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
Strategi programming yang ada pada Radio CBB Bandar Dangdut Jakarta
khususnya pada program Disko Dangdut dalam membangun citra positif musik
dangdut direspon sangat baik oleh masyarakat, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
sms dan request lagu ataupun sekedar salam-salam yang masuk untuk di putarkan
request lagu yang diminta ataupun dibacakannya salam yang telah di sampaikan.
Strategi programming yang di program Disko Dangdut diantaranya Seleksi program,
dimana adanya penyeleksian jam tayang dengan meyesuaikan target pendengar yang
ada, promosi program dengan mengenalkan program acara Disko Dangdut di sela-sela
iklan pada program lain, agar masyarakat bisa mengetahui format acara di program
Disko Dangdut, selain itu promosi program juga menjual iklan masyarakat pada
segmen Disko Dangdut yang memiliki banyak pendengar dengan banyaknya investor
yang mau memasang iklan produk, single album, atau iklan masyarakat pada segmen
ini.
Air personality yang dimiliki pun sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh
Radio CBB juga sudah berhasil memberikan gambaran mengenai program disko
dangdut itu sendiri, pada penelitian kali ini terlihat bahwa Govin merupakan penyiar
yang memiliki kualitas dan bisa bertanggung jawab atas pekerjaannya sebagai penyiar
dan selain bekerja di Radio CBB, Govin memang sudah menggeluti bidang intertainer
dengan membuka EO, menyanyi, MC, dan Govin juga bergabung dengan salah satu
Production House. Kepribadian atau air personality yang diinginkan oleh perusahaan
Cakti Budhi Bakti sendiri juga sudah berhasil diasampaikan setiap dia melakukan
siaran program Disko Dangdut dimana, seorang penyiar harus smart, berwawasan
luas, ramah kepada pendengar, berwibawa dan terkesan muda juga dekat kepada
pendengar, untuk membentuk air personality yang ada di dalam seorang penyiar.
SARAN
Peneliti memberikan beberapa saran yang didasarkan pada hasil penelitian yang
didapat, yaitu sebagai berikut :
- Dalam mempromosikan program Disko Dangdut, maka radio CBB seharusnya
tidak hanya mengandalkan social media, tetapi juga dapat mempromosikan
program ini melalui media lainnya, seperti: billboard, iklan berjalan, spanduk,
dsb.
- Untuk menjalin hubungan baik dengan pendengar, ada baiknya mengundang
salah satu pendengar / Fans club untuk ikut berpartisipasi dengan cara siaran
di program Disko dangdut bersama artis dangdut atau bintang tamu
kesukaanya agar lebih menstimulasi pendengar untuk terus mendengar
program Disko Dangdut.
Dafar Pustaka:
A. Sumber Buku :
Astuti, Santi Indra, 2008, Jurnalisme Radio : Teori dan Praktik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Deddy
Mulyana,
2005,
Ilmu
Komunikasi
Rosdakarya, Bandung, Remaja Kosda Karya.
Suatu
Pengantar,
PT.
Remaja.
Eastman, S, T dan Ferguson, D, A. (2009). Media Programming: Strategies and Practices. Belmont,
Ca. Wadsworth
Effendy, O. U. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.CITRA ADITYA BAKTI.
Harley, H, Prayudha dan Rustam A, Munaf. (2013) Radio is Sound Only : Pengantar & Prinsip
Penyiaran Radio di Era Digital. Jakarta: Broadcastmagz Publisher
Lexy J. Moleong 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 330
Masduki. (2004). Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS.
Morissan. 2011. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta:
Kencana
Mulyana
Deddy
2004.
Metode
Penelitian
Kualitatif:
Paradigma
Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Muryadi, Muhammad 2009. Industri Musik Indonesia, Suatu Sejarah. Bekasi : Koperasi Ilmu Sosial.
Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Rangkuti, Freddy.(2006). Measuring Customer satisfaction. PT. GramediaPustakaUtama, Jakarta.
Ruslan 2004. Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Romli, A. S. (2009). Dasar-Dasar Siaran Radio: Basic Announcing. Bandung: Nuansa.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)
Bandung: Alfabeta.
Suprapto, Tommy. 2009, Pengantar teori dan manajemen komunikasi. Jakarta: Med Press.
Triartanto, Ius. 2010. Broadcasting Radio Panduan Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Triartanto, Ius. Y. (2010). Broadcasting Radio Panduan Teori dan Praktek. Jakarta: Pustaka Book
Publisher
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Weintraub, Andrew N. (2013) Asian Music, Dangdut Stories.
Wiryanto. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.
B. Jurnal:
Eunike, Laura C.S. (2013). Kepuasan Pendengar Terhadap Program Sonora News di Radio
Sonora Surabaya. Ilmu Komunikasi : E – Jurnal Komunikasi. 1 (1): 1-11
Hastjarjo, Sri. (2007). Teknologi Digital dan Dunia Penyiaran. Ilmu Komunikasi: Jurnal Komunikasi
Massa. 1 (1): 35 - 41.
Johnston, Jesse A. (2011). Music Library Association. Dangdut Stories: A Social and
Musical History of Indonesia’s Most Popular Music. 68 (1): 81-83
C. Web:
Dokumen Radio CBB Bandar Dangdut Jakarta.
http://Radioclinic.com/2008/07/11/memaksimalkan-peran-produser/
http://www.rdifm.co.id/mobile/program
htpp://infosprcial.net/2795/10-lagu-dangdut-berbau-porno-dicekal/
RIWAYAT PENULIS
Nama
: Nike Apriyani Gunawan
Tempat, TanggalLahir : Semarang, 27 April 1991
Formal Education
: Bina Nusantara University, Jakarta
Bechelor (S1) Marketing Communication
Download