9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Komponen Business Plan Berdasarkan teori Ignas G. Sidik, (2014) dalam bukunya yang berjudul Bisnis Sukses: Menyusun Rencana Bisnis Lengkap – Terpadu. Analisis dalam perencaan bisnis dirangkum menjadi beberapa komponen yang digambarkan oleh struktur piramida sebagai berikut : Gambar 2.1 Komponen Perencanaan Bisnis 9 10 2.1.1 Analisa Konsumen Tahap pertama yang harus dilakukan dalam perencanaan bisnis adalah mengenali dan menentukan terlebih dahulu siapa target audiens, pengguna atau konsumen yang hendak dijadikan sasaran dengan tujuan untuk mengetahui sebuah rencana layak dijalankan atau tidak. Ada beberapa dalam melakukan analisa konsumen yang efektif, yaitu: Dapat Diukur (Measurable) Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur dengan tingkat tertentu. Dapat Dijangkau (Accessible) Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif. Cukup Besar (Substantial) Segmentasi pasar cukup besar atau cukup memberi laba yang dapat dilayani. Suatu segmen merupakan kelompok homogen yang cukup bernilai untuk dilayani oleh progam pemasaran yang sesuai. Dapat dibedakan (Differentiable) Differentiable berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas. Dapat Dilaksanakan (actionable) Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. 11 Ada 4 dimensi utama dalam pengelompokkan jenis konsumen tersebut yaitu : 1. Demografis Pembagian konsumen berdasarkan segala penampakan fisik atau terukur kuantitatif, seperti : Usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan, dsb. 2. Geografis Pembagian konsumen berdasarkan geologis akan membagi pasar ke dalam beberapa bagian geografi yang berbeda-beda seperti negara, negara bagian, wilayah, kota dan desa. Perusahaan akan beropersi pada satu atau beberapa are geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan. 3. Psikografis Pengelompokkan konsumen berdasarkan pandangan dan alam bawah sadar mereka yang umumnya terbentuk dari pola asuh serta lingkungan. 4. Behavioral Pengelompokkan konsumen berdasarkan kebiasaan yang telah terbentuk dari minat dan metode berulang dalam mengerjakan suatu aktivitas. 2.1.2 Analisa Produk Dan Layanan Setelah menentukan target pelanggan yang dituju langkah berikutnya adalah menganalisa produk dan layanan. Kesesuaian antara apa yang ditawarkan dan apa yang didapat oleh pembeli adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan. Produk dan layanan yang ditawarkan adalah bagian terpenting dalam bisnis. Pembeli membeli sesuatu karena mereka mendapatkan manfaat yang berharga bagi mereka, yaitu sesuatu yang mempunyai nilai bagi mereka. Titik terpenting 12 pada kekuatan produk atau layanan yang akan menjadi dasar kegiatan bisnis justru terletak pada tahap penentuan konsep produk yang bersangkutan. Beberapa pendekatan mengenai sisi – sisi kualitas atau layanan yang dapat dipilih sebagai dasar pembeda produk dan layanan yang akan di tawarkan antara lain (Sidik, 2013): Keandalan Kemantapan Layanan Performa Kecepatan Menanggapi Bila ada Masalah Perluasan Layanan Empati Tampilan Reputasi Fitur Harga Kemutakhiran 2.1.3 Analisa Pasar Dan Kompetisi Pasar adalah kumpulan, orang, keluarga atau organisasi yang memerlukan sesuatu dan mau membeli produk atau layanan yang memenuhi keperluan tersebut pada harga yang pantas. Sedangkan kompetitor atau pesaing merupakan beberapa perusahaan dengan produk dan pasar yang serupa (Sidik, 2013). 13 2.1.4 Analisa Nilai Tambah Tahapan selanjutnya adalah menentukan nilai tambah dari produk atau layanan yang akan dijual dengan tujuan untuk memberikan keunggulan yang unik yang tidak dimiliki kompetitor. Pemberian nilai tambah yang ditawarkan akan mejadi solusi efektif untuk bersaing dengan kompetitor dan memenuhi kebutuhan target pelanggan yang dituju. 2.1.5 Analisa Teknologi Dan Infrastruktur Dalam sebuah perencanaan bisnis, kita perlu menentukan platform dan infrastruktur apa saja yang diperlukan dan akan digunakan untuk menjalankan bisnis yang direncanakan. Analisa ini mencakup kombinasi arsitektur dari perangkat keras, perangkat lunak, konten dan data yang digunakan untuk menyelenggarakan layanan bisnis pada pekerja, konseumen dan mitra terkait. Penentuan perangkat infrasturktur yang tepat sangat penting, hasilnya akan berimplikasi terhadap kualitas layanan yang dirasakan oleh seluruh pengguna sistem, terutama dalam hal kecepatan dan tingkat respon (Rangkuti, 2000). 2.1.6 Analisa Hubungan Pelanggan Salah satu prioritas dalam keadaan persaingan saat ini adalah dengan menciptakan customer satisfaction atau kepuasan pelanggan, hal ini diungkapkan oleh MI & Wattanasupachoke (2012), dalam jurnal yang berjudul Customer Relationship Strategies : The Study on Customer Perspective. Hal ini tentu akan membawa dampak positif terhadap perusahaan yaitu untuk mendapatkan profit yang lebih tinggi lagi. Sebagai point tambahan hubungan yang terus terjaga 14 dengan pelanggan akan meningkatkan kesadaran dan loyalitas pelanggan dan merupakan kunci menciptakan bisnis yang stabil. Hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik (Osterwakder & Pigneur, 2010). Dalam melakukan analisa hubungan pelanggan, beberapa hal yang harus ditentukan adalah: Jenis hubungan apakah yang diharapkan masing – masing segmen pelanggan? Jenis hubungan apakah yang telah dibangun? Seberapa mahal jenis hubungan itu? Bagaimana hubungan pelanggan terintegrasi dengan model bisnis kita yang lain? 2.1.7 Analisa Pemasaran Dan Distribusi 2.1.7.1 Analisa Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan perusahaan untuk menciptakan permintaan. Inti rencana pemasaran adalah bagaimana agar pasar sasaran yang dituju tertarik untuk mengenal produk atau layanan. Rencana pemasaran mencakup (Sidik, 2013) : Segmenting Melakukan segmentasi target pasar yang akan dituju. Targeting Mempertajam segmentasi pasar dan menentukan calon konsumen yang akan disasar. 15 Positioning Melakukan pemosisian produk dan layanan dipasar. Pemosisian ini akan menekankan aspek “Nilai yang ditawarkan” produk dan layanan yang diberikan. 2.1.7.2 Analisa Distribusi Rencana distribusi berkaitan dengan bagaimana produk atau layanan anda dapat mencapai pembeli ataupun calon pembeli dengan seefektif dan seefisien mungkin. Distribusi bukan sekadar logistik. Distribusi menyangkut penciptaan pemesanan dari pihak – pihak perantara diantara perusahaan dengan pembeli akhir. Dalam merencanang saluran distribusi bisnis yang direncakanan, terdapat 4 tahap yang harus dilakukan (Sidik, 2013) : 1. Tahap Pemahaman Dalam tahap ini perlu dilakukan pemahaman ciri – ciri produk atau layanan sehingga dapat memilih saluran distribusi yang tepat serta agar dapat memahami kompetensi yang ada dan yang bisa diadakan. 2. Tahap Penentuan Sasaran Sasaran penting yang perlu dicapai setiap perusahaan dalam merancang saluran distribusi adalah sasaran penjualan dan sasaran untuk menyesuaikan diri terhadap perilaku pembelian dari pasar yang dituju. 3. Tahap Implementasi Tahap ini menyangkut pemilihan titik – titik dalam jejaring distribusi, bagaimana menjual pada titik – titik distribusi, dan penyiapan kontrak atau perjanjian dengan masing – masing titik dalam jejaring distribusi. 16 4. Revisi dan Monitoring Revisi atau perbaikan sistem jalur distribusi selalu akan terjadi setelah perusahaan beroperasi. 2.1.8 Perencanaan Bisnis Terintegrasi Rencana bisnis merupakan dokumen yang memuat ringkasan keputusan – keputusan calon pebisnis, konsekuensi keuangannya, serta rencana eksekusinya. Dokumen ini memuat dan merinci hal – hal penting yang akan dilakukan dalam kata – kata dan angka di hari pertaa usaha baru dimulai hingga berjalan lancar (Sidik, 2013). Pentingnya pembuatan sebuah perencanaan bisnis juga merupakan satu hal wajib yang dilakukan dalam pembelajaran kewirausahaan (enterpreneurship). Zimmerman (2012) dalam jurnal yang berjudul American Journal of Business Education menyebutkan jika poin penting yang harus dipahami dalam penulisan perencanaan bisnis adalah proses latihan dalam mengintegrasikan (integrative exercise). Hal ini bermaksud bahwa semua pembelajaran dalam bisnis baik dari perhitungan akuntansi sampe ke pembentukan organisasi diperlukan untuk membuat suatu perencanaan yang lengkap. Zimmerman (2012) mempercayai bahwa menuliskan sebuah perencanaan bisnis yang formal sebelum memulai usaha akan memberikan kepastian pada penanam modal (Investor) apakah ide yang akan dijalankan memiliki potensi sebagai sebuah bisnis yang berkelanjutan. Inti sari dari proposal bisnis adalah untuk meilai kelayakan apakah bisnis ini sungguh layak dan dapat dijalankan? Apakah imbal baliknya pantas? Apakah 17 realistis dapat diraih? Meskipun berbeda – beda, pada umumnya sebuah proposal bisnis akan mencakup setidaknya lima bidang utama berikut secara mendetail : 1. Informasi latar belakang usaha. 2. Perencanaan pemasaran 3. Perencanaan produksi dan operasional 4. Perencanaan keuangan. 5. Diskusi mengenai kriteria pengambilan keputusan yang harus dilakukan untuk digunakan menyetujui atau menjalankan sebuah rencana keputusan. 2.2 Analisa Lima Kekuatan (Porter’s Five Forces) Model Porter 5 forces pertama kali diperkenalkan oleh Michael Porter. Porter 5 foces adalah tool yang digunakan untuk menganalisis bagaimana lingkungan yang kompetitif akan berpengaruh terhadap pemasaran suatu produk. Tool ini sederhana tetapi powerfull untuk mengerti situasi bisnis yang sedang dijalankan. Menurut Porter (2008) yaitu dengan memahami kekuatan kompetitif, serta penyebab yang mendasarinya, maka akan memperlihatkan sumber profitablitias industri saat ini sambil memberikan kerangka kerja untuk mengantisipasi dan mempengaruhi persaingan dari waktu ke waktu. 18 Gambar 2.2 Porter’s Five Forces Analisa kekuatan kompetitif Porter terdiri dari 5 kekuatan yang mendasar, yaitu : 1. Threat of New Entrants (Ancaman Pendatang Baru) Seberapa mudah atau sulit untuk pendatang baru memasuki pasar. 2. Threat of Subtitues Product of Services (Ancaman Barang Pengganti) Seberapa mudah produk dan jasa kita dapat digantikan? 3. Bargaining Power of Buyers (Daya Tawar Pembeli) Seberapa kuat daya tawar pembeli? 4. Bargaining Power of Suppliers (Daya Tawar Penyedia Barang) Seberapa kuat daya tawar penyedia barang? 5. Rivalry Among Existing Competitiors (Persaingan Industri) Apakah ada kompetisi yang kuat diindustri yang sama? 19 2.3 Mobile Teknologi Menurut Nicol (2013) mobile teknologi adalah istilah kolektif yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis teknologi komunikasi seluler. Handphone Code Division Multiple Access (CDMA) teknologi telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir. Sejak awal milenium ini, perangkat selular standar telah berubah dari tidak lebih dari dua cara sederhana pager untuk menjadi ponsel , perangkat navigasi GPS , sebuah embedded web browser dan instant messaging client, dan konsol permainan genggam . Banyak ahli berpendapat bahwa masa depan teknologi komputer terletak pada komputasi mobile dengan jaringan nirkabel. Komputasi mobile dengan cara komputer tablet menjadi lebih populer. Tablet paling populer saat ini adalah iPad, yang dibuat oleh Apple. Tablet itu sendiri tersedia pada jaringan 3G dan jaringan 4G. 2.4 Android Menurut Utami (2011) Android adalah sistem operasi berbasis kernel Linux yang pada awalnya dikembangkan oleh Android, Inc, yang didukung Google finansial dan kemudian dibeli pada tahun 2005. Android ini diresmikan pada tahun 2007 seiring dengan berdirinya Open Handset Alliance-konsorsium hardware, software, dan perusahaan telekomunikasi yang ditujukan untuk memajukan standar perangkat selular. Smartphone yang tersedia untuk publik pertama kalinya yang menjalankan Android adalah HTC Dream, yang dirilis pada 22 Oktober 2008. Android adalah sistem operasi dengan sumber terbuka, dan Google merilis kodenya di bawah Lisensi Apache. Kode dengan sumber terbuka dan lisensi 20 perizinan pada Android memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi. Selain itu, Android memiliki sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi (apps) yang memperluas fungsionalitas perangkat, umumnya ditulis dalam versi kustomisasi bahasa pemrograman Java. Pada bulan Oktober 2013, ada lebih dari satu juta aplikasi yang tersedia untuk Android, dan sekitar 50 miliar aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko aplikasi utama Android. Sebuah survei pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android adalah platform paling populer bagi para pengembang, digunakan oleh 71% pengembang aplikasi bergerak. Di Google I/O 2014, Google melaporkan terdapat lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan Android, meningkat dari 583 juta pada bulan Juni 2013. 2.5 IOS iOS (sebelumnya iPhone OS) adalah sistem operasi perangkat bergerak yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Apple Inc. Sistem operasi ini pertama diluncurkan tahun 2007 untuk iPhone dan iPod Touch, dan telah dikembangkan untuk mendukung perangkat Apple lainnya seperti iPad dan Apple TV. Tidak seperti Windows Phone (Windows CE) Microsoft dan Android Google, Apple tidak melisensikan iOS untuk diinstal di perangkat keras nonApple. Pada 12 September 2012, App Store Apple berisi lebih dari 700.000 aplikasi iOS, yang secara kolektif telah diunduh lebih dari 30 miliar kali. SO ini memiliki pangsa pasar 14,9% untuk unit sistem operasi perangkat bergerak telepon cerdas yang dijual pada kuartal ketiga 2012, terbanyak setelah Android 21 Google. Pada bulan Juni 2012, iOS mencakup 65% konsumsi data web perangkat bergerak (termasuk di iPod Touch dan iPad). Pada pertengahan 2012, terdapat 410 juta perangkat bergerak yang diaktifkan. Menurut Apple pada tanggal 12 September 2012, 400 juta perangkat bergerak iOS telah dijual sepanjang bulan Juni 2012. Antarmuka pengguna iOS didasarkan pada konsep manipulasi langsung menggunakan gerakan multisentuh. Elemen kontrol antarmukanya meliputi slider, switch, dan tombol. Interaksi dengan sistem operasi ini mencakup gerakan seperti geser, sentuh, jepit, dan jepit buka, masing-masing memiliki arti tersendiri dalam konteks sistem operasi iOS dan antarmuka multisentuhnya. Akselerometer internalnya dipakai oleh sejumlah aplikasi agar bisa merespon terhadap pengguncangan alat (misalnya membatalkan tindakan) atau memutarnya dalam tiga dimensi (misalnya beralih dari mode potret ke lanskap). iOS diturunkan dari OS X, yang memiliki fondasi Darwin dan karena itu iOS merupakan sistem operasi Unix. iOS adalah versi bergerak dari sistem operasi OS X yang dipakai di komputer-komputer Apple. Di iOS, ada empat lapisan abstraksi, yaitu Core OS, Core Services, Media, dan Cocoa Touch. 2.6 Human Resource Human Resource atau Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk mencapai tujuan 22 organisasi itu. Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang karyawan bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar HR. (Human Resources), yaitu HC. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekadar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Disini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka. Pengertian SDM dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan makro. Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkang pengertian SDM secara makro adalah penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja (Greer, 1995). Secara garis besar, pengertian Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. 2.7 CRM CRM (Customer Relationship Management) adalah sebuah strategi bisnis yang berbasis kostumer, seperti strategi bisnis lainnya tujuan akhir dari CRM adalah untuk memaksimalkan keuntungan dan pendapatan. Sedangkan tujuan utama dari CRM adalah meningkatkan kepuasan pelanggan. Beberapa teknologi yang melatarbelakangi CRM diantaranya adalah mendapatkan, menyimpan, 23 analisis terhadap kostumer, vendor, partner, dan proses informasi internal. Penulis berencana menggunakan CRM Salesforce.com yang merupakan sebuah CRM yang berbasis cloud. Beberapa submodul yang akan digunakan dalam CRM Salesforce.com ini adalah Contact Management, Customer Service, Opportunity Management, Lead Management, Mobile Application, Email Integration, Sales Forcasting, Report dan Dasboard. 2.8 SMTP SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) merupakan salah satu protokol yang umum digunakan untuk pengiriman surat elektronik di Internet. Protokol ini dipergunakan untuk mengirimkan data dari komputer pengirim surat elektronik ke server surat elektronik penerima. SMTP adalah protokol yang cukup sederhana, berbasis teks dimana protokol ini menyebutkan satu atau lebih penerima email untuk kemudian diverifikasi. Jika penerima email valid, maka email akan segera dikirim. SMTP menggunakan port 25 dan dapat dihubungi melalui program telnet. Agar dapat menggunakan SMTP server lewat nama domain, maka record DNS (Domain Name Server) pada bagian MX (Mail Exchange) digunakan. 2.9 4C Marketing Mix Sumarmi dan Soeprihanto (2010) menjelaskan, “Marketing mix adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain marketing mix adalah kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat mempengaruhi tanggapan konsumen”. Konsep 4C antara lain : 24 1. Customer Solution Pada konsep ini, Customer Solution berkaitan erat dengan produk apa yang akan ditawarkan. Produk yang akan ditawarkan ini hendaknya merupakan solusi yang dibutuhkan oleh konsumen. 2. Customer Cost Pada konsep ini, Customer Cost berkaitan erat dengan aspek penentuan harga, yakni berapa besar harga yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang tersebut dan berapa besar harga yang harus dibayarkan oleh konsumen. 3. Communication Pada konsep ini, Communication berhubungan erat dengan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Promosi dalam arti luas adalah tahap komunikasi. Hal ini penting untuk diperhatikan agar pada tahap promosi ini perusahaan dapat mengomunikasikan dengan benar tentang sebuah produk. Sehingga konsumen tidak mengarah hanya pada promosi dalam arti sempit seperti potongan harga, bonus, hadiah langsung dan lain sebagainya. 4. Convenience Pada konsep ini, ditekankan tentang pentingnya jaringan distribusi yang akan berkolerasi dengan kemudahan konsumen mendapatkan barang tersebut (ketersediaan barang). 2.10 TOWS TOWS (Threat, Opportunity, Weakness, dan Strength) adalah Analisis Perubahan,yaitu mencoba memaksimalkan analisa faktor internal dan faktor eksternal. TOWS diawali dengan analisa (TO) threat dan opportunities yang 25 merupakan faktor eksternal pada saat ini (Present) atau yang akan datang. Setelah itu baru (WS) weaknesses dan strength yang merupakan faktor internal pada saat ini. Pada Analisis TOWS Analisis diawali dari mengeksplorasi pemikiran akan hal-hal yang akan datang atau hal yang lebih dinamis yaitu dari faktor eksternal terlebih dahulu baru diikuti dengan faktor internal, cara ini diyakini akan menghasilkan analisa yang lebih bisa memanfaatkan peluang dan dapat mengantisipasi segala ancaman yang akan datang, dengan kata lain analisis TOWS lebih visioner (Rangkuti, 2000). Langkah – langkah analisis dan pilihan strategi TOWS Matrix - Tulis peluang eksternal kunci perusahaan. - Tulis ancaman eksternal kunci perusahaan. - Tulis kekuatan internal kunci perusahaan. - Tulis kelemahan internal kunci perusahaan. - Cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil strategi SO dalam sel yg di tentukan. - Cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil strategi WO dalam sel yang di tentukan. - Cocokan kekuatan internal degnan ancaman eksternal dan catat hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan. - Cocokan kelemahan Internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan. Analisa TOWS Matriks lebih memastikan kita dapat memperhitungkan dan memanfaatkan dengan baik setiap peluang di luar untuk peningkatan bisnis. Di saat bersamaan kita juga dapat mengetahui dan memanfaatkan potensi internal. 26 Dengan menganalisa eksternal tersebut (TOWS Matriks) kita juga mampu mengantisipasi tantangan dari setiap perubahan eksternal, bahkan mengubahnya (tantangan) menjadi peluang baru (Rangkuti, 2000). 2.11 Value Propotion Design (VPD) Menurut Osterwalder (Lewandowski, Co-investigator, & Lewandowski, 2015), Value Proposition Design mendeskripsikan keuntungan yang dapat diekspektasikan oleh pelanggan terhadap produk dan layanan yang dibuat. Tujuan dari pembuatan model bisnis adalah untuk mendapatkan Value Proposition untuk membuat struktur organisasi untuk memanfaatkan peluang yang ada. Value Proposition Design digunakan untuk mencari dan meningkatkan Value Propositon yang ada di perusahaan. Value Proposition Canvas (VPC) Menurut Osterwalder (Lewandowski et al., 2015), Value Proposition Canvas merupakan salah satu alat untuk membantu menggambarkan dan memetakan Value Proposition dari model bisnis perusahaan dan dapat digunakan berdasarkan Business Model Canvas yang telah dibuat. 27 Gambar 2.3 Value Proposition Canvas Di dalam Value Proposition Canvas, bagian Customer Segment dibagi menjadi 3 : 1. Customer Jobs Memetakan kegiatan kegiatan kunci apa saja yang dilakukan pelanggan untuk menyelesaikan pekerjaan yang mereka lakukan. 2. Customer Pains Memetakan kesulitan kesulitan apa saja yang di hadapi pelanggan tersebut untuk menyelesaikan pekerjaan meereka, mulai dari yang mengganggu mereka serta resiko resiko yang dihadapi para pelanggan. 3. Customer Gains Memetakan hasil hasil yang di harapkan dari para pelanggan setelah menyelesaikan tugas atau pekerjaannya, mulai dari sisi sosial, emosional atau finansial dan memetakannya sesuai dengan hubungannya dengan apra pelanggan. 28 Di dalam Value Proposition Canvas, bagian Value Proposition dibagi menjadi 3 : 1. Pain Relievers Memetakan bagaimana produk atau layanan yang diberikan perusahaan dapat mengurangi kesulitan kesulitan yang dihadapi para pelanggan bahkan menghilangkan kesulitan tersebut. 2. Gain Creators Memetakan apa dapat dihasilkan oleh produk atau layanan perusahaan yang dapat meningkatkan hasil yang didapatkan oleh para pelanggan, mulai dari penambahan fungsi, peningkatan sosial, emosi positif dan pengurangan biaya. 3. Product/Services Memetakan ide ide produk atau layanan yang dapat membantu para pelanggan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, mengurangi kesulitan kesulitan yang di hadapi dan menambahkan hasil hasil yang didapatkan oleh para pelanggan. 2.12 Business Model Canvas (BMC) Menurut Osterwalder dalam buku “Business Model Generation”, Model bisnis mendeskripsikan dan merasionalkan bagaimana sebuah perusahaan membuat, menangkap, dan memberikan nilai nilai. Business Model Canvas adalah sebuah alat untuk mendeskirpisikan, menganalisa dan mendesain sebuah model bisnis untuk sebuah perusahaan. (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pembuatan rencana bisnis saja tidak cukup karena setelah adanya interaksi antara rencana tersebut dengan pelanggan, maka akan terlihat bahwa rencana bisnis dengan kenyataan di pasar dapat berbeda jauh dengan prediksi yang ada di dalam rencana. Oleh karena itu dibutuhkan Business Model Canvas untuk memahami dan mengembangkan lebih lanjut rencana bisnis yang dibuat. 29 Di dalam tesis ini, penulis akan merancang model bisnis dari perusahaan Klinago dan akan menggunakan Business Model Canvas untuk merancang dan membuat rencana bisnis dan model bisnis untuk menjadi landasan penyusunan dan pengembangan perusahaan tersebut. Gambar 2.4 Business Model Canvas Berikut ini adalah langkah langkah membuat Business Model Canvas Customer Segments Menurut buku Osterwalder (Osterwalder & Pigneur, 2010), Customer Segment mendefinisikan grup atau organisasi yang di inginkan oleh perusahaan untuk didapatkan dan di layani. Tipe tipe customer segment: 30 • Mass Market Model bisnis yang tidak membagi segmen pelanggannya. Value proposition, distribution channel dan customer relationship yang berfokus pada sebuah grup pelanggan yang besar dengan kebutuhan dan masalah yang mirip. • Niche Market Model bisnis yang berfokus pada segmen pelanggan yang spesifik dan terspesialisasi. Value proposition, Distribution Channels dan Customer Relationship dibuat dan ubah sesuai dengan kebutuhan dari pasar spesifik tersebut. • Segmented Perusahaan dengan beberapa segmen pelanggan yang memiliki kemiripan antara satu dengan lainnya namun dengan kebutuhan dan masalah yang berbeda. Perusahaan akan membagi pelanggannya ke dalam segmen segmen tertentu dan membuat model bisnis yang cocok dan sesuai bagi masing masing segmen pelanggan tersendiri. • Diversified Perusahaan dengan beberapa segmen pelanggan yang memiliki kebutuhan yang berbeda dan tidak berhubungan satu dengan lainnya. Akan membuat dan menyiapkan model bisnis tersendiri untuk masing masing segmen pelanggan. • Multisided Platform / Multisided Market Sebuah perusahaan yang melayani dua atau lebih segmen pelanggan dengan peran yang berbeda. Perusahaan akan membuat dan menyiapkan 31 model bisnis tersendiri untuk masing masing segmen pelanggan sesuai dengan perannya terhadap perusahaan. Value Proposition Menurut Osterwalder (Osterwalder & Pigneur, 2010), value proposition menjelaskan mengenai produk dan layanan yang akan membuat sebuah nilai bagi segmen pelanggan yang telah di definisikan. Elemen elemen dari value proposition adalah: • Newness Menciptakan sebuah kebutuhan baru yang tidak dilihat oleh pelanggan sebelumnya dan melayani kebutuhan tersebut. • Performance Menciptakan sebuah nilai dalam bentuk peningkatan performa produk atau layanan sebagai nilai baru bagi segmen pelanggan. • Customization Menciptakan produk dan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari pelanggan tertentu menciptakan nilai tersendiri bagi segmen pelanggan tersebut. • “Getting the job done” Membuat sebuah produk dan layanan dengan fokus pada suatu pekerjaan spesifik untuk menbuat atau menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu akan menciptakan nilai bagi segmen pelanggan tertentu. • Design Membuat produk dan layanan dengan desain tertentu yang membuatnya tampil berbeda dan menonjol dibandingkan dengan para kompetitornya. 32 • Brand / Status Pelanggan dapat melihat sebuah nilai dari nama atau merek dari sebuah produk atau layanan. • Price Perusahaan menciptakan nilai bagi para pelanggan dengan menawarkan produk dan layanan yang sama dengan para kompetitornya namun dengan harga yang lebih murah terutama kepada segmen pelanggan yang sensitif dengan harga produk atau layanan. • Cost Reduction Menciptakan nilai dengan cara membuat produk atau layanan yang dapat mengurangi waktu atau biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan tersebut. • Risk Reduction Menciptakan nilai dengan membuat produk atau layanan yang dapat mengurangi resiko yang dimiliki oleh pelanggan tersebut. • Accessibility Menciptakan nilai dengan membuat produk atau layanan yang sama dengan kompeitiornya namun lebih mudah untuk dipakai atau di pahami. Biasanya didapatkan dengan cara melakukan inovasi atau menciptakan teknologi baru terhadap produk tersebut. • Convenience Menciptakan nilai dengan membuat produk atau layanan namun lebih nyaman untuk dipakai dibandingkan dengan para kompetitornya. 33 Channels Menurut Osterwalder (Osterwalder & Pigneur, 2010), channels mendeskripsikan bagaimana perusahaan dapat berkomunikasi dan mencapai segmen pelanggannya untuk memberikan nilai yang diinginkan. Tipe tipe channels: • Sales Force • Web Sales • Own Stores • Partner Stores • Wholesaler Customer Relationships Menurut Osterwalder (Osterwalder & Pigneur, 2010), customer relationship mendeskripsikan tipe interaksi dan hubungan antara perusahaan dengan segmen pelanggannya. Kategori kategori customer relationships: • Personal Assistance Perusahaan berinteraksi secara fisik dari sisi pelanggan dan sisi perusahaan hingga proses pembelian berhasil selesai. Hal ini terjadi melalu call center, email atau interaksi langsung dengan para pelanggannya. • Dedicated Personal Assistance Perusahaan berinteraksi dengan pelanggan dengan layanan yang bersifat personal dan menyeluruh. Interaksi ini dapat dilihat didalam perusahaan seperti bank yang melayani nasabah bernilai tinggi. 34 • Self Service Perusahaan tidak berinteraksi langsung dengan pelanggannya, perusahaan hanya menyediakan fasilitas agar para pelanggannya dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. • Automated Services Perusahaan tidak berinteraksi langsung dengan pelanggannya, sistem ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari self-service dimana proses semua proses dan interaksi dengan pelanggan sudah di otomatisasi. • Communities Interaksi perusahaan dan pelanggannya dengan cara membentuk sebuah komunitas untuk memfasilitasi hubungan perusahaan dengna pelanggannya. Ini memungkinkan antar pelanggan untuk berinteraksi dan membantu satu dengan lainnya. • Co-creation Perusahaan memfasilitasi agar para pelanggannya juga dapat membuat nilai tersendiri bagi perusahaan melalui layanan seperti review atau komentar yang dapat membantu pelanggan lain dalam membeli barang atau layanan dari perusahaan. Revenue Streams Menurut Osterwalder (Osterwalder & Pigneur, 2010), revenue streams mendekripsikan bagaimana perusahaan mendapatkan penghasilan dari masing masing segmen pelanggannya. Jenis jenis revenue streams: 35 • Asset Sale Penghasilan yang didapatkan perusahaan melalui penjualan barang barang fisik seperti menjual buku, alat alat, mobil dan lain lain. • Usage Fee Penghasilan yang didapatkan perusahaan dengan cara menjual layanan dan menerima penghasilan saat pelanggannya menggunakan layanannya tersebut. • Subscription Fees Penghasilan yang didapatkan perusahaan melalui menjual akses secara terus menerus melalui layanan berlangganan dimana para pelanggannya akan terus membayar setiap bulan untuk melanjutkan layanan yang dipakai. • Lending/Renting/Leasing Penghasilan yang didapatkan perusahaan melalui sistem peminjaman sementara barang barang atau aset perusahaan, sebagai contoh perusahaan penyewaan mobil. • Licensing Penghasilan yang didapatkan perusahaan dengan cara menjual izin kepada para pelanggannya untuk menggunakan kekayaan intelektual yang dibuat oleh perusahaan tersebut. • Brokerage Fees Penghasilan yang didapatkan oleh perusahaan melalui layanan yang dilakukan atas nama 2 pihak atau lebih. Sebagai contoh, penyedia layanan 36 kartu kredit mendapatkan penghasilan melalui presentasi kecil dari setiap transaksi menggunakan kartu kredit tersebut. • Advertising Penghasilan yang didapatkan perusahaan melalui menjual jasa untuk membuat iklan dari sebuah produk, layanan atau merek. Key Resources Menurut Osterwalder (Osterwalder & Pigneur, 2010) ,key resources mendeskripsikan asset – asset terpenting yang dibutuhkan perusahaan agar model bisnis yang dibuat dapat berjalan. Kategori kategori key resources: • Physical Dalam kategori ini, asset – asset yang dimaksud adalah aset yang berbentuk fisik dan dapat dilihat seperti fasilitas, gedung, kendaraan, mesin, sistem penjualan, jaringan distribusi dan lain lain. • Intellectual Dalam kategori ini, asset – asset yang dimaksud adalah aset yang berbentuk kekayaan intelektual seperti merek, pengetahuan, paten, hak cipta dan database pelanggan yang menjadi bagian dari perusahaan dan merupakan komponen penting dalam model bisnis. • Human Dalam kategori ini, asset – asset yang dimaksud adalah aset yang berbentuk sumber daya manusia yang dapat memberikan produk atau jasa yang dapat memberikan penghasilan bagi perusahaan, sebagai contoh para 37 peneliti yang ada di perusahaan farmasi atau dokter dokter yang ada di rumah sakit. • Financial Dalam kategori ini, aset aset yang dimaksud adalah jaminan sumber daya finansial seperti uang kas, kredit dan kemampuan untuk memperkerjakan karyawan utama. Key Activities Menurut Osterwalder (Osterwalder & Pigneur, 2010), key activities mendeskripsikan hal hal yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnis yang di rencanakan dapat bekerja. Kategori kategori key activities: • Production Kegiatan mendesain, membuat dan mengantarkan produk dengan kualitas yang kompeten atau lebih baik kepada para pelanggan. • Problem Solving Aktifitas utama yang bertujuan untuk menciptakan solusi baru kepada para pelanggan, Kegiatan ini terjadi di perusahaan perusahaan yang berfokus pada layanan solusi seperti jasa konsultan dan rumah sakit. • Platform / Network Model bisnis yang di desain dimana sumber daya utama yang di utamakan adalah yang berhubungan dengan kegiatan kegiatan yang menghubungkan antara pelanggan dengan pihak lain atau menjadi wadah untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi. 38 Key Partners Menurut Osterwalder (Osterwalder & Pigneur, 2010), key partner mendeskripsikan jaringan dari pemasok dan mitra yang membuat model bisnis yang di buat dapat bekerja. Motivasi dalam bekerja sama: • Optimization and economy of scale Kerjasama antara penjual dan pemasok untuk memaksimalkan kinerja dari sumber daya dan kegiatan yang ada. Dengan bekerja sama dengan pihak luar maka perusahaan dapat mengurangi biaya dan memaksimalkan seluruh kegiatan perusahaan. • Reduction of risk and uncertainty Dengan bekerja sama dengan pihak luar, perusahaan dapat mengurangi resiko kompetitif yang ada di pasar karena adanya ketidakpastian di dalam perusahaan. • Acquisition of particular resources and activities Perusahaan bekerja sama dengan pihak luar dengan cara mengakuisisi dan mengambil pihak tersebut untuk ikut menjadi bagian dalam perusahaan. Ini agar perusahaan dapat mengambil dan menambah sumber daya dalam perusahaan seperti pengetahuan, lisensi dan akses kepada pelanggan baru. Cost Structure Menurut Osterwalder (Osterwalder & Pigneur, 2010), cost structure mendeskripsikan semua biaya pengeluaran yang dibutuhkan untuk menjalankan model bisnis yang dibuat. 39 Kelas kelas cost structure adalah: • Cost-driven Model bisnis cost-driven berfokus pada meminimalkan biaya seefisien mungkin. Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan biaya pengeluaran sekecil mungkin dengan otomatisasi proses dan outsourcing apabila memungkinkan. • Value-driven Beberapa perusahaan tidak terlalu memperhatikan perihal biaya namun berfokus pada membuat nilai bagi para pelanggan. Proposisi nilai dengan level premium serta pelayanan yang bersifat personal mendeskripsikan karakteristik model bisnis berbasis value-driven. Karakteristik cost structure: • Fixed costs Biaya yang tetap ada tanpa memperdulikan jumlah barang atau jasa yang dilakukan. Sebagai contoh : biaya gaji karyawan dan biaya sewa gedung • Variable costs Biaya yang bervariasi sesuai dengan jumlah barang atau jasa yang di produksi. Semakin banyak barang atau jasa yang di produksi maka akan semakin besar biaya yang di keluarkan. • Economies of scales Keunggulan biaya yang di alami perusahaan karena pembesaran skala perusahaan, sebagai contoh mendapatkan harga yang lebih murah karena membeli secara langsung dengan jumlah besar. • Economies of scope 40 Keunggulan biaya yang di alami perusahan karena pembesaran bidang lingkup dari operasional perusahaan, sebagai contoh memanfaatkan jalur distribusi yang sama untuk produk produk yang berbeda. 2.13 Perencanaan Keuangan (Financial Plan) Menurut Bygrave dan Zacharis (Bygrave & Zacharakis, 2013) laporan keungan atau financial plan adalah sebuah komponen yang dapat menerjemahkan sebuah ide bisnis ke dalam bentuk hitungan dan nilai mata uang. Ada 2 jenis laporan keuangan yang wajib di dalam business plan yaitu: Laporan laba rugi (income statement) Laporan arus kas (cash flow statement) Ada juga tolak ukur keungan yang digunakan dalam perencanaan bisnis untuk melihat apakah sebuah usaha dapat dinyatakan layak (feasible) untuk dilakukan atau tidak : Net Present Value (NPV) Payback Period (PP) Return on Investment (ROI) 2.14 Laporan Laba Rugi (Income Statement) Menurut Wahlen & Bradshaw (Wahlen, Baginski, & Bradshaw, 2011) Laporan laba rugi atau income statement merupakan dokumen yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam jangka waktu tertentu. 41 2.15 Laporan Arus Kas (Cash Flow) Menurut Wahlen & Bradshaw (Wahlen et al., 2011) Laporan arus kas atau cash flow merupakan dokumen yang menampilkan alur perubahan kas yang terjadi, baik yang masuk maupun yang keluar secara bersih dalam suatu jangka waktu tertentu. Laporan arus kas akan menampilkan bagaimana perusahaan menghasilkan uang dan menggunakan kasnya. 2.16 Net Present Value (NPV) Menurut Bannister (Bannister, 2004) Net Present Value (NPV) adalah hasil hitungan nilai mata dengan menggunakan projeksi pada nilai mata uang di masa mendatang. Semakin jauh perhitungannya maka semakin banyak pengurangan yang terjadi. Rumus perhitungan NPV adalah Dimana : C1 : Net cash flow tahun berjalan K : Opportunity cost dari modal C0 : Nilai awal investasi yang digunakan N : Periode investi yang dihitung Kriteria keberhasilan yang digunakan adalah : NPV > 0 berarti proyek mendapatkan keuntungan 42 NPV < 0 berarti proyek memberikan kerugian NPV = 0 berarti proyek yang dilakukan tidak memberikan keuntungan maupun kerugian 2.17 Payback Period Menurut Bannister (Bannister, 2004) payback period adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah proyek untuk mencapai titik balik modal awal investasi. Rumus perhitungan PP adalah Dimana : Cost of project : Jumlah total investasi atau modal awal perusahaan Annual cash inflows : Jumlah arus kas masuk bersih perusahaan Payback period digunakan untuk mengetahui kapan perusahaan mencapai titik balik dan mulai mendapatkan keuntungan. Kriteria keberhasilan yang digunakan adalah : PP > periode investasi maka proyek tidak layak dijalankan PP < periode investasi maka proyek layak untuk dijalankan 2.18 Return On Investment (ROI) Menurut Bygrave dan Zacharis (Bygrave & Zacharakis, 2013) return on investment adalah jumlah pendapatan yang didapatkan dari investasi yang 43 telah dilakukan. ROI akan menampilkan efektifitas dana yang digunakan oelh perusahaan dalam investasinya. Rumus yang digunakaan adalah : ROI = Laba bersih / Total aktifa x 100 % Semakin besar ROI maka semakin baik untuk perusahaan karena menunjukan kapabilitas perusahaan dalam menafaatkan investasi yang ada. 44